PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian...

32
PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN

Transcript of PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian...

Page 1: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN

Page 2: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang
Page 3: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

BAB XIII

PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN

A. PENDAHULUAN

Sebagai salah satu bagian dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang telah direncanakan untuk kurun waktu Repelita IV, dalam tahun 1987/88 pembangunan perumahan dan pemukiman terus ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara 1983 yang antara lain mene-tapkan bahwa:

a. Pembangunan perumahan perlu makin ditingkatkan, khusus-nya perumahan dengan harga yang dapat dijangkau oleh golongan masyarakat yang mempunyai penghasilan rendah.

b. Pembangunan perumahan dan pemukiman perlu dikembangkan secara lebih terarah dan terpadu.

c. Pelaksanaan pembangunan perumahan dan pemukiman, baik di kota maupun di desa, perlu lebih banyak melibatkan par-tisipasi dari swasta, koperasi, dan masyarakat pada umumnya.

d. Lembaga-lembaga pembiayaan yang melayani pembangunan perumahan perlu lebih ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat mendorong terhimpunnya modal yang memung-kinkan pembiayaan pembangunan perumahan dalam jumlah yang besar dengan harga yang dapat dijangkau oleh rakyat banyak.

XIII/3

Page 4: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

e. Produksi dan penyediaan bahan-bahan bangunan murah yang memenuhi syarat teknis dan kesehatan, dan terbuat dari bahan-bahan yang terdapat di dalam negeri perlu makin ditingkatkan.

f. Lingkungan pemukiman yang bersih dan sehat perlu makin ditingkatkan.

g. Penyediaan air bersih, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan perlu makin ditingkatkan untuk memenuhi kebutu-han yang makin meningkat, sekaligus disempurnakan cara pengolahannya.

Dalam pelaksanaan arah kebijaksanaan tersebut di atas, kegiatan-kegiatan pembangunan sektor perumahan dan pemukiman dilakukan melalui 3 program utama, yaitu: (1) Program Perumah-an Rakyat yang meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan perumah-an rakyat, perbaikan kampung atau perbaikan lingkungan peru-mahan kota, dan pemugaran perumahan desa; (2) Program Penye-diaan Air Bersih yang meliputi kegiatan-kegiatan penyediaan air bersih untuk kota-kota besar, sedang, kecil, serta dae-rah-daerah pedesaan; dan (3) Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman yang meliputi kegiatan-kegiatan pembangunan dan perbaikan sistem saluran air hujan dan air kotor/limbah serta penanganan persampahan di daerah-daerah perkotaan.

Pelaksanaan ketiga program utama tersebut sampai dengan tahun keempat Repelita IV telah banyak menghaailkan hal-hal yang positif di bidang perumahan dan pemukiman, sebagai bagian dari upaya menyusun kerangka tinggal landas untuk lebih dimantapkan dalam masa Repelita V mendatang.

B. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Berlandaskan kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan pokok seperti yang telah ditetapkan GBHN 1983, selama empat tahun pertama Repelita IV telah ditempuh berbagai kebijaksanaan beserta langkah-langkah nyata yang diperlukan untuk memper-lancar pelaksanaan pembangunan perumahan dan pemukiman.

Pada dasarnya pengadaan perumahan merupakan tanggung-jawab sepenuhnya dari maayarakat. Peranan pokok Pemerintah adalah memberikan dorongan dan bimbingan bagi usaha swasta dan masyarakat guna meningkatkan peranserta mereka dalam pem-bangunan perumahan dan pemukiman.

Untuk itu berbagai kemudahan telah diberikan, antara

XIII/4

Page 5: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

lain berupa penyederhanaan prosedur pemberian izin membangun rumah/bangunan, pemberian keringanan dalam membayar angsuran kredit pemilikan rumah (KPR), dan pemberian dorongan kepada lembaga-lembaga keuangan lain selain Bank Tabungan Negara untuk juga berperanserta dalam menyalurkan KPR kepada masya-rakat.

Mengingat bahwa untuk usaha mengembangkan dan meningkat-kan pembangunan perumahan secara terarah dan terpadu diperlu-kan kerjasama yang erat antara instansi yang berkaitan, maka melalui keputusan Presiden No. 8 Tahun 1985 telah dibentuk Badan Kebijaksanaan Perumahan Nasional (BKPN) yang diketuai oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat yang beranggotakan semua pimpinan Departemen/lembaga Pemerintah Non Departemen yang terlibat, termasuk Gubernur Bank Indonesia. Tugas utama BKPN adalah memecahkan persoalan yang timbul di bidang perumahan dan membantu merumuskan kebijaksanaan Pemerintah secara lebih terarah dan terpadu.

Dalam rangka memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk dapat memiliki rumah susun, pada tahun 1985 telah diterbitkan Undang-undang No. 16/1985 tentang Rumah Susun. Selanjutnya untuk lebih meningkatkan keterpaduan dalam hal menangani kegiatan pemugaran perumahan desa, melalui Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 05/KPTS/1984, telah dikeluarkan pedoman keterpaduan yang dinamakan Pedoman Penanganan Pemuga-ran Perumahan dan Lingkungan Desa Secara Terpadu (P2LDT). Dengan adanya pedoman ini, pelaksanaan kegiatan pemugaran perumahan desa tidak lagi dilakukan secara sendiri-sendiri oleh masing-masing instansi yang berkepentingan, tetapi.di-lakukan secara terpadu di daerah/desa yang sama, dengan pembagian tugas dan wewenang yang lebih jelas.

Dalam tahun 1987/88 telah diterbitkan 3 kebijaksanaan penting dalam menangani pembangunan perumahan dan pemukiman, khususnya pembangunan perkotaan. Pertama, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas Perumahan kepada Pemerintah Daerah. Kedua, Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Di Bidang Pekerjaan Umum Kepada Daerah. Dan ketiga, pembentukan suatu tim koordinasi di tingkat Pusat yang diberi nama Tim Koordinasi Pembangunan Perkotaan (TKPP) yang tugas utamanya adalah melakukan koordinasi, pengendalian dan pemantapan pelaksanaan program terpadu pembangunan perkotaan, melakukan pemantauan permasalahan dengan mengusahakan cara pemecahannya

XIII/5

Page 6: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

sebagai hasil kesepakatan antara instansi yang bersangkutan.

Sementara itu telah dikembangkan pula berbagai usaha kearah terciptanya sistem pembiayaan perumahan, baik untuk sektor formal maupun informal, yang disertai dengan peman-tapan kelembagaan yang menunjang pembangunan perumahan dan pemukiman.

Harus diakui bahwa berbagai kebijaksanaan dan langkah-langkah seperti diuraikan di atas belum dapat mengatasi seca-ra memuaskan semua masalah yang dihadapi dalam pembangunan perumahan dan pemukiman. Masalah utama adalah besarnya perbe-daan antara jumlah permintaan dan kemampuan masyarakat dan Pemerintah untuk menyediakan perumahan dan prasarana kota yang diperlukan. Namun dengan peningkatan upaya dan partisi-pasi yang sungguh-sungguh dari semua pihak, diharapkan masa-lah tersebut secara bertahap akan dapat diatasi aecara lebih memuaskan.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

1. Program Perumahan Rakyat

Perumahan yang dapat terjangkau oleh daya beli rakyat berpenghasilan rendah dan lingkungan pemukiman yang sehat merupakan prioritas utama program pembangunan perumahan rak-yat. Pelaksanaan program tersebut meliputi kegiatan perbaikan lingkungan perumahan atau lebih dikenal dengan perbaikan kampung, pengadaan perumahan rakyat dan kegiatan pembinaan pembangunan perumahan berupa pemberian informasi dan latihan teknis pembangunan perumahan rakyat melalui Pusat Informasi Teknik Bangunan (PITB) yang telah tersebar diberbagai Daerah Tingkat I.

a. Perbaikan Kampung

Prioritas utama pelaksanaan kegiatan perbaikan kampung adalah daerah-daerah perkampungan atau lingkungan perumahan kota yang kumuh, termasuk kawasan pasar. Kegiatan ini melipu-ti usaha-usaha perbaikan mutu jalan-jalan lingkungan, perbai-kan sistem pembuangan sampah, perbaikan saluran pembuangan air hujan dan air kotor/limbah, pengadaan sarana "Mandi Cuci Kakus" (MCK), dan peningkatan pelayanan air bersih. Selain itu, dengan keterkaitan kerjasama dengan sektor-sektor lain-

XIII/6

Page 7: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

nya, juga diusahakan peningkatan berbagai sarana lingkungan lainnya, antara lain berupa pembangunan gedung Sekolah Dasar, Puskesmas, kegiatan pengembangan kesejahteraan keluarga (PKK), dan kegiatan industri rumah tangga.

Dalam tahun 1987/88, usaha perbaikan kampung telah ber-hasil dilaksanakan secara lebih terpadu, meliputi areal se-luas sekitar 4.815 ha yang memberi manfaat kepada sekitar 1.350.000 penduduk (Tabel XIII-1). Dalam angka perbaikan kampung tersebut termasuk upaya penanggulangan darurat areal seluas 20 ha yang mencakup kurang lebih 5.000 orang penduduk, dan penanganan kawasan pasar di 13 propinsi dengan luas seki-tar 185 ha.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sebagaimana tampak dalam Tabel XIII-1 hasil pelaksanaan perbaikan kam-pung/lingkungan perumahan kota tahun 1987/88 ini mencapai hasil yang paling tinggi. Dibandingkan dengan tahun terakhir Repelita III, hasil pelaksanaan tahun keempat Repelita IV ini adalah 30% lebih tinggi.

b. Pemugaran Perumahan Desa

Perumahan dan lingkungan pedesaan yang kumuh atau yang tidak memenuhi syarat untuk dihuni terus diusahakan perbai-kannya melalui kegiatan penyuluhan, pembuatan rumah-rumah contoh, perbaikan rumah-rumah penduduk secara gotong royong, perbaikan jalan lingkungan, pengadaan sarana "Mandi Cuci Kakus" (MCK), dan pengadaan sarana air beraih. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara bergilir. Bagi keluarga atau pemilik rumah yang terpilih pada tahun bersangkutan diberikan stimulan atau perangsang berupa bahan-bahan bangunan yang diperlukan untuk dapat digunakan memperbaiki rumah mereka sesuai dengan persyaratan teknis dan kesehatan. Pada waktunya stimulan ini akan dikembalikan oleh keluarga bersangkutan melalui Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) untuk dite-ruskan dan dimanfaatkan oleh keluarga lain di desa bersangku-tan. Dengan cara seperti ini diharapkan jumlah rumah yang dapat dipugar di dalam suatu desa akan semakin bertambah dari tahun ke tahun.

Dalam tahun 1987/88 kegiatan pemugaran perumahan desa ini telah dilaksanakan di lebih dari 1.200 desa (Tabel XIII-2) yang tersebar di 26 Daerah Tingkat I. Dibandingkan dengan haail pelaksanaan tahun sebehtmnya maka hasil pelaksa naan tahun 1987/88 ini lebih tinggi 33%. Kegiatan tersebut di

XIII/7

Page 8: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

TABEL XIII – 1

PELAKSANAAN PERBAIKAN KAMPUNG/LINGKUNGAN PERUMAHAN DESAMENURUT DAERAH TINGKAT I,

1983/84 – 1987/88

1) Angka tahunan2) Termasuk penanggulangan darurat 1983/84 sekitar 200 ha mencakup 62.500 orang penduduk;

1984/85 sekitar 90 ha mencakup 28.080 orang penduduk; 1985/86 sekitar 90 ha mencakup 28.080 orang penduduk; serta penanganan kawasan pasar di jawa Tengah dan jawa timur; dan 1986/87 sekitar 30 ha mencakup 7.500 orang penduduk; 1987/88 sekitar 20 ha mencakup 5.000 orang penduduk; serta penanganan kawasan pasar di 13 propinsi 185 ha.

XIII/8

Page 9: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

TABEL XIII – 2

PELAKSANAAN PEMUGARAN PERUMAHAN DESAMENURUT DAERAH TINGKAT I,1983/84 - 1987/88 1)

(Desa)

1) Angka tahunan2) Termasuk penanggulangan khusus: Tahun 1983/84 : 120 desa

Tahun 1984/85 : 50 desa Tahun 1985/86 : 45 desa Tahun 1986/87 : 40 desa Tahun 1987/88 : 98 desa

XIII/9

Page 10: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

atas termasuk pelaksanaan perbaikan rumah penduduk yang ter-kena bencana alam, seperti gempa bumi, banjir dan tanah longsor.

Selain itu, juga dalam tahun yang sama dilaksanakan per-siapan pelaksanaan untuk tahun berikutnya, yaitu perencanaan sekitar 1.100 desa yang tersebar diberbagai desa di seluruh Daerah Tingkat I kecuali DKI Jakarta. Perencanaan ini meli-puti kegiatan-kegiatan antara lain, evaluasi pelaksanaan ke-giatan tahun sebelumnya, penentuan calon-calon lokasi desa tahun mendatang berdasar usulan Pemda, perkiraan dana yang tersedia dan cara-cara pelaksanaan yang lebih efisien dan efektif.

c. Pengadaan Perumahan Rakyat

Dengan makin meningkatnya jumlah penduduk kota yang mem-butuhkan perumahan, peningkatan usaha pengadaan perumahan rakyat terus dilanjutkan melalui kegiatan Perum Perumnas dan developer swasta, bekerjasama dengan Bank Tabungan Negara. Kerjasama diperlukan dalam rangka pemberian fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada masyarakat, khususnya mereka yang termasuk golongan masyarakat berpenghasilan rendah.

Sasaran pengadaan perumahan rakyat yang ditetapkan dalam Repelita IV adalah sebanyak 300.000 unit rumah, terdiri atas 140.000 unit yang dibangun oleh Perum Perumnas, dan sisanya sebanyak 160.000 unit dibangun oleh para developer swasta dengan dukungan fasilitas KPR-BTN.

Jenis rumah yang dibangun dengan fasilitas KPR-BTN/Perum Perumnas disesuaikan dengan kemampuan daya beli masyarakat bersangkutan. Jenis tersebut adalah jenis rumah inti dengan luas bangunan 15 - 21 m2 yang dapat dikembangkan oleh peng-huni sendiri, rumah sederhana dengan luas bangunan 36 - 70 m2 dan rumah susun (flat) dengan ukuran 36 - 54 m2. Untuk dapat lebih menjangkau lapisan masyarakat berpenghasilan rendah, sejak tahun 1986/87 ditentukan bahwa ratio pembangunan rumah tipe kecil (36 m2 ke bawah) dan tipe relatif besar (di atas 36 m2 sampai dengan 70 m2) adalah 70 : 30. Dengan demikian pembangunan rumah tipe kecil lebih banyak.

Dalam tahun 1987/88 Perum Perumnas telah berhasil mem-bangun rumah siap huni sebanyak 21.865 unit, terdiri dari 7.505 rumah sederhana dan 14.360 rumah inti. Dengan demikian selama empat tahun pertama Repelita IV (1984/85 - 1987/88)

XIII/10

Page 11: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

jumlah keseluruhan rumah siap huni yang telah berhasil di-bangun oleh Perum Perumnas adalah sebanyak 60.339 unit rumah, terdiri dari 18.248 unit rumah sederhana, 36.755 unit rumah inti dan 5.336 unit rumah susun yang tersebar di 24 Daerah Tingkat I (Tabel XIII-3).

Sementara itu Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai lembaga pemerintah penyalur kredit perumahan, pada tahun 1987/88 telah menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang dibangun oleh developer swasta. Dengan demikian, selama empat tahun pertama Repelita IV, jumlah KPR-BPN yang telah berhasil disa lurkan adalah sebanyak 229.555 KPR, dengan perincian sebanyak 60.678 KPR untuk rumah yang dibangun oleh Perum Perumnas, dan 168.877 KPR untuk rumah-rumah yang dibangun oleh para develo-per swasta (Tabel XIII-4).

Khusus bagi kelompok masyarakat berpenghasilan menengah, PT Papan Sejahtera sebagai lembaga keuangan milik pemerintah, juga menyalurkan KPR, walaupun jumlahnya belum begitu besar. Dalam tahun 1987/88 lembaga ini berhasil menyalurkan KPR untuk 4.195 debitur; ini jauh lebih besar dari jumlah tahun sebelumnya. Pada tahun 1986/87 lembaga ini hanya menyalurkan sebanyak 535 debitur. Sampai dengan tahun 1987/88, jumlah debitur PT Papan Sejahtera seluruhnya adalah 8.481 debitur, dengan jumlah kredit sebanyak Rp 129.281.000.000,-.

Akhir-akhir ini beberapa bank swasta juga diikutsertakan dalam menyalurkan KPR, tetapi masih terbatas pada masyarakat berpenghasilan menengah ke atas.

Selain dari rumah-rumah yang dibangun untuk disalurkan melalui KPR, khususnya bagi golongan masyarakat berpengha-silan tidak tetap seperti buruh lepas/musiman, pedagang kecil dan sebagainya, telah dilaksanakan perintisan pem-bangunan rumah sewa dalam bentuk rumah susun ("walk-up flat") yang disewakan kepada mereka yang membutuhkannya dengan tarif sewa yang terjangkau. Dari tahun 1984/85 sampai dengan 1987/88, telah berhasil dibangun sebanyak 3.650 unit rumah sewa yang tersebar di berbagai kota, dengan perincian sebanyak 702 unit dibangun oleh Pemerintah sebagai perintisan dan sebanyak 2.948 unit oleh pihak swasta dan prakarsa masyarakat sendiri. Jumlah tersebut masih belum memadai. Dalam tahun-tahun mendatang pembangunan rumah sewa jenis tersebut diharapkan dapat ditingkatkan dan dilakukan oleh Pemerintah Daerah, para developer swasta, dan oleh prakarsa masyarakat sendiri.

XIII/11

Page 12: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

TABEL XIII – 3

PENGADAAN PERUMAHAN RAKYAT OLEH PERUM PERUMNASMENURUT DAERAH TINGKAT I,

1983/84 – 1987/88 1)(unit rumah)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki kecuali untuk Daerah Tingkat I: DKI Jakarta, Yogyakarta, Timor Timur

Kalimantan Barat, Kalimantan selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku

XIII/12

Page 13: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

TABEL XIII – 4

PELAKSANAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH OLEH BANK TABUNGAN NEGARAMENURUT DAERAH TINGKAT I,

1983/84 – 1987/88 1),(unit rumah/debitur)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki kecuali untuk Daerah Tingkat I: Yogyakarta, Timor Timur

Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku

XIII/13

Page 14: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

d. Penunjang Program Perumahan Rakyat

Usaha untuk mempercepat dan membantu pencapaian keselu-ruhan sasaran pembangunan perumahan rakyat dilakukan melalui kegiatan penunjang program perumahan rakyat. Kegiatan ini mencakup usaha pembinaan umum pembangunan perumahan rakyat, peningkatan keterampilan, penelitian perumahan rakyat dan perintisan pengadaan produksi bahan bangunan setempat.

Untuk meningkatkan kesadaran dan motivasi, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan aparat Pemerintah dan masyara-kat dalam melaksanakan pembangunan perumahan rakyat, telah didirikan Pusat Informasi Teknik Bangunan (PITB). Hingga tahun keempat Repelita IV telah didirikan PITB di 25 ibu kota propinai.

Pengembangan pemukiman juga dilaksanakan melalui penyu-sunan dan penyempurnaan buku pedoman mengenai pembangunan perumahan rakyat dan teknik perencanaan pembangunan rumah susun. Sementara itu telah pula diadakan beberapa studi ten-tang pembangunan perumahan rakyat, termasuk studi mengenai sistem perumahan sewa dan sistem pembangunan perumahan di daerah perkotaan dengan cara swakarya. Di samping itu telah dilaksanakan pula pengembangan berbagai perangkat lunak lain yang berkaitan dengan pembangunan perumahan rakyat.

Dalam rangka meningkatkan peranan koperasi dalam pem-bangunan perumahan, telah dikeluarkan pedoman yang berkaitan dengan berbagai aspek kegiatan pembangunan perumahan melalui koperasi. Pedoman tersebut dapat digunakan oleh berbagai koperasi perumahan seperti koperasi perumahan karyawan, kope-rasi mahasiawa, koperasi jasa perumahan dan sebagainya.

Selain itu juga dilakukan usaha pembinaan pembangunan perumahan khusus di daerah perkotaan melalui peningkatan pemanfaatan tanah di kawasan pemukiman yang tidak terjang-kau oleh usaha perbaikan kampung melalui program perema-jaan kota. Sedangkan di daerah pedesaan diusahakan pembinaan perumahan khuaus di desa nelayan, kawasan tranamigrasi, dae-rah pemukiman kembali dan desa kritis atau terbelakang.

Dalam tahun 1987/88 telah dilaksanakan penyuaunan renca-na teknik untuk peremajaan perumahan kota, perumahan sewa dan perumahan nelayan. Telah dilaksanakan pula penyusunan rencana teknik untuk pemanfaatan kawasan bekas pelabuhan udara Kema-yoran serta penyusunan pola umum pemindahan pemukiman.

XIII/14

Page 15: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

2. Program Penyediaan Air Bersih

Usaha meningkatkan penyediaan air bersih dilakukan mela-lui kegiatan peningkatan kapasitas produksi, peningkatan dan perluasan pelayanan, dan peningkatan pembinaan pengelolaan badan usaha air bersih, baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan.

Pembangunan prasarana air bersih pada tingkat pelayanan di bawah tingkat kebutuhan dasar (60 liter/orang/hari) dilak-sanakan oleh Pemerintah Pusat. Pengelolaan dilaksanakan oleh Badan Pengelola Air Minum. Untuk kebutuhan air di atas 60 liter/orang/hari, pembangunan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Pengelolaan dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kebijaksaan tersebut telah dilaksanakan sejak tahun pertama Repelita IV.

a. Peningkatan Kapasitas Produksi Air Bersih

Dalam tahun 1987/88 di daerah perkotaan terjadi pe-ningkatan kapasitas produkai air bersih sebanyak 3.626,5 liter per detik. Peningkatan itu juga disertai dengan penam-bahan sambungan rumah sebanyak 146.008 buah dan hidran umum. sebanyak 1.378 buah. Penambahan kapasitas dan jaringan dis-tribusi ini telah memperbesar kemampuan pelayanan kebutuhan air bersih sehingga dapat memenuhi kebutuhan untuk sebanyak 1.735.680 orang (Tabel XIII-5). Dengan demikian sampai dengan tahun keempat Repelita IV (1987/88), jumlah kapasitas produk-si air bersih terpasang untuk daerah perkotaan secara kumula-tif telah meningkat dari 36.071,0 liter per detik pada tahun terakhir Repelita III (1983/84) menjadi 45.352,0 liter per detik pada tahun 1987/88. Hal itu berarti selama empat tahun pertama Repelita IV telah terjadi suatu kenaikan sebesar 9.281,0 liter per detik atau kurang lebih 25,7% dalam jangka waktu empat tahun.

b. Peningkatan Pelayanan Air Bersih

Sejalan dengan meningkatnya kapasitas produksi, pembe-rian pelayanan air bersih kepada penduduk, baik yang tinggal di daerah perkotaan maupun pedesaan, terus ditingkatkan.

Dengan pemanfaatan jumlah kapasitas produksi terpasang dan usaha-usaha perluasan dan perbaikan terhadap jaringan-ja-ringan distribusi yang sudah ada, jumlah penduduk kota yang sudah terlayani kebutuhan air bersihnya meningkat dari kurang

XIII/15

Page 16: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

TABEL XIII - 5

PENAMBAHAN PELAYANAN AIR BERSIH KOTA MENURUT DAERAH TINGKAT I,

1983/84 - 1987/88 1)

Catatan :1/d = liter per detik 1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki

XIII/16

Page 17: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

lebih 14 juta orang pada tahun 1983/84 menjadi kurang lebih 19 juta orang pada tahun 1987/88.

Jangkauan pelayanan air bersih untuk daerah perkotaan ditingkatkan sampai ke ibukota-ibukota kecamatan (IKK), se-hingga hasil yang diperoleh dapat dirasakan sampai di kota-kota yang kecil dan tidak terpusat di kota besar saja. IKK yang sudah berhasil ditangani sampai tahun 1988 berjumlah 836 kota.

Selain itu pada tahun 1987/88 telah berhasil dibuat perencanaan teknis pembuatan air bersih untuk 206 kota, ter-diri dari 12 kota baru dan 194 kota lanjutan.

c. Pembinaan

Sejalan dengan usaha peningkatan kapasitas dan per-luasan jangkauan pelayanan air bersih telah diusahakan pula peningkatan efisiensi pengelolaan pengusahaan air minum baik yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun yang dilakukan oleh Badan Pengelola Air Minum (BPAM). PDAM umumnya terdapat di kota-kota besar atau sedang, sedangkan BPAM terdapat di tingkat kabupaten dan dapat mencakup lebih dari satu kota, termasuk kota-kota kecil dan ibukota kecamat-an. Unit pengelola BPAM bersifat sementara atau merupakan peralihan sebelum PDAM dapat dibentuk.

Sampai dengan tahun 1987/88 sudah terdapat 114 PDAM dan 157 BPAM. Sebagian dari BPAM ini sudah berada dalam taraf siap untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah yang bersang-kutan untuk dijadikan atau digabungkan dengan PDAM yang sudah ada. Dari PDAM yang sudah ada, sekitar 40 buah diantaranya telah mampu menguaahakan pembiayaan untuk pembangunan ataupun perluasan ataupun prasarana air bersihnya.

Dalam rangka usaha meningkatkan efisiensi kedua unit pengelola air bersih tersebut di atas, selama empat tahun pertama Repelita IV telah dilaksanakan latihan-latihan kete-rampilan bagi para pengelola PDAM dan BPAM terutama mengenai bidang-bidang teknis, manajemen dan keuangan.

Sejalan dengan penyediaan air bersih di daerah perkota-an, penyediaan air bersih untuk daerah-daerah pedesaan terus ditingkatkan, terutama di daerah-daerah pemukiman yang banyak terdapat penyakit menular, khususnya diare/kholera dan penyakit lainnya. Usaha tersebut dilaksanakan melalui program

XIII/17

Page 18: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

INPRES Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan, yang antara lain berupa penyediaan pompa tangan, sistem perpipaan sederhana, penampungan air hujan dan sumur gali.

3. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman

Peningkatan program penyehatan lingkungan pemukiman di-laksanakan terutama melalui usaha perbaikan drainase, pe-nanganan persampahan dan air limbah serta peningkatan kesela-matan bangunan umum.

a. Perbaikan Drainase, Penanganan Persampahan dan Air Limbah

Perbaikan sistem saluran air hujan dimaksudkan untuk mengatasi masalah genangan air hujan yang dapat mengakibatkan banjir setempat atau rusaknya jalan atau prasarana lingkungan lainnya yang telah dibangun. Dalam tahun 1987/88 telah dilaksanakan perbaikan saluran air hujan di 44 kota, dan perbaikan sistem pembuangan dan pengelolaan air kotor/limbah di 18 kota. Selain itu telah banyak usaha penanganan dan pengelolaan air limbah di berbagai kota yang langsung dita-ngani oleh Pemerintah Daerah. Jumlah kota yang telah dibangun sistem penanganan air limbahnya pada tahun 1987/88 menunjuk-kan kenaikan lebih dari 100% bila'dibandingkan dengan tahun 1986/87. Di samping itu, pada tahun 1987/88 juga telah dibuat perencanaan teknis drainase untuk 29 kota.

Selain pembuatan saluran, telah ditingkatkan pula ke-giatan penanganan persampahan di daerah perkotaan, dengan kerjasama, antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota setem-pat disertai partisipasi masyarakat. Pada tahun 1987/88 telah berhasil dibangun fasilitas persampahan di 61 kota. Untuk lebih mendayagunakan pengelolaan sampah, sejak tahun 1984/85 telah diperkenalkan suatu pola baru dengan menggunakan sis-tem modul. Dalam sistem tersebut pengelolaan sampah dilakukan bersama oleh pihak RW/RT dan atau LKMD. Sedangkan pengangkut-an sampah dari rumah ke tempat pembuangan (depo) dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Sistem modul yang diterapkan pada setiap kota merupakan bentuk penanganan masalah sampah yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat di lingkungan setempat. Peralatan yang dipakai disesuaikan dengan kebutuhan dan dana yang tersedia. Perencanaan teknis persampahan telah dibuat untuk 34 kota, dan diharapkan pelaksanaannya dapat ditingkat-kan pada tahun-tahun mendatang.

XIII/18

Page 19: PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN - … · Web view... (KPR) kepada 61.160 debitur, dengan perincian 4.674 debitur untuk rumah-rumah Perumnas, dan 56.486 debitur untuk rumah-rumah yang

b. Keselamatan Bangunan Umum

Langkah-langkah peningkatan keselamatan bangunan umum diutamakan pada usaha untuk menciptakan tertib pembangunan dan keselamatan bangunan umum serta menjaga manfaat bangun-an, baik terhadap kerusakan maupun terhadap bahaya kebakar-an. Kegiatan tersebut dilakukan antara lain dengan penyu-sunan beberapa perangkat lunak berupa pedoman pengendalian yang terdiri atas peraturan bangunan, pedoman pembangunan dan standarisasi pembangunan.

Sampai dengan tahun 1987/88 telah dihasilkan pula ran-cangan peraturan-peraturan bangunan nasional, bangunan setem-pat dan bangunan kawasan khusus untuk kawasan industri dan pariwisata. Di samping itu telah disusun rancangan pedoman operasional pelaksanaan bangunan gedung negara, pedoman kon-servasi energi untuk bangunan Pemerintah, pencegahan bahaya rayap, standar-standar surat perjanjian, standar ruang bangun-an kantor, standar harga untuk pembangunan gedung negara di seluruh daerah tingkat II, dan model teknis serta ekonomis pembangunan gedung negara.

XIII/19