PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI (STUDI KASUS PETANI ......1 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Indonesia...
Transcript of PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI (STUDI KASUS PETANI ......1 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Indonesia...
i
i
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI (STUDI KASUS PETANI RUMPUT
LAUT DESA LAMPUARA KECAMATAN
PONRANG SELATAN KABUPATEN LUWU)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
EMA
105381114716
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
iii
iv
iv
v
v
vi
ABSTRAK
EMA, 2021. Perubahan Sosial Ekonomi Petani Rumput Laut Masyarakat Desa Lampuara
Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu (Kajian Sosiologis). Skripsi. Jurusan
Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Makassar Dibimbing oleh Jamaluddin Arifin dan Nur Riswandy Marsuki.
Penelitian ini tentang mengkaji tentang bagaimana perubahan sosial ekonomi
masyarakat petani rumpu laut yang merupakan titik fokus dalam penelitian dengan rumusan
masalah tentang bagaimana perubahan sosial dan perubahan ekonomi masyarakat petani
rumput laut di desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perubahan sosial ekonomi,
petani rumput laut di Desa Lampuara Kabupaten Luwu. Dalam penelitian ini data yang
diperoleh di lapangan menggunakan tekhnik angket, dokumentasi dan wawancara.
Metode peneitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan Fenemonologi dengan metode pengumpulan data melalui dua yaitu data
primer dan data sekunder, data primer dengan wawancara dan data sekunder dengan
pengumpulan dari jurnal, skripsi, buku, blok, dan lain-lain. Dengan menggunakan teori
Struktural Fungsional sebagai pisau mendapatkan data yang lebih akurat.
Hasil penelitian pada masyarakat petani Desa Lampuara menunjukkan bahwa
perubahan sosial ekonomi yang terjadi adalah sebelum membudidayakan rumput laut petani
di Desa Lampuara membudidayakan laut dengan sebagai nelayan yang mencari ikan di laut,
dan para nelayan mencari ikan di laut mengambil tindakan untuk mengubah pola mata
pencaharian sebagai petani rumput laut dan mereka dapat meningkatkan tarap hidup yang
dulunya belum bisa mencukupi kebutuhan hidup pada akhirnya dengan sebagai petani
rumput laut dapat mencukupi kebutuhan hidup dan kebutuhan lain dan bahkan petani sudah
menabung dan memiliki modal dan mampu diinvestasikan, dan dapat membantu
kelangjutan pendidikan anaknya kejenjang lebih tinggi.
Kata Kunci : Perubahan, Sosial, Ekonomi, Petani, rumput laut.
vi
vii
ABSTRACT
EMA, 2021. Socio-Economic Change of Seaweed Farmers in the Village of
Lampuara, Ponrang Selatan District, Luwu Regency (Sociological Study). Essay.
Department of Sociology Education, Faculty of Teacher Training and Education,
Muhammadiyah University of Makassar Supervised by Jamaluddin Arifin and Nur
Riswandy Marsuki.
This research is about examining how the socio-economic changes of the
marine rumpu farming community which are the focal point in the research with the
formulation of the problem of how social changes and economic changes in the
seaweed farming community in Lampuara village, Ponrang Selatan District, Luwu
Regency.
The purpose of this research is to find out how the socio-economic changes
of seaweed farmers in Lampuara Village, Luwu Regency. In this study, the data
obtained in the field using questionnaire techniques, documentation and interviews.
The research method used in this research is qualitative research with a
Phenemonology approach with data collection methods through two, namely primary
data and secondary data, primary data by interview and secondary data by collecting
from journals, theses, books, blocks, and others. By using the theory of Structural
Functional as a knife get more accurate data.
The results of research on the farming community of Lampuara Village
show that the socio-economic changes that occur are before cultivating seaweed,
farmers in Lampuara Village cultivate the sea as fishermen who look for fish in the
sea, and fishermen looking for fish in the sea take action to change their livelihood
patterns as farmers. seaweed and they can increase their living conditions that were
not yet able to meet the necessities of life in the end by being seaweed farmers they
can fulfill their daily needs and other needs and even farmers have saved and have
capital and are able to invest, and can help their children continue their education to a
higher level.
Keywords: Change, Social, Economy, Seaweed Farmers.
vii
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Ketika Telah Melakukan yang Terbaik yang Kita Bisa
Tapi Jadikanlah Pelajaran atau Motivasi Diri”
PERSEMBAHAN
“Kedua Orang Tua Sebagai Inspirasi dalam Hidupku untuk berjuang dan selalu maju
untuk menggapai keinginan masa depan.
“Saudara-saudaraku dan keluarga yang selalu memberikan Motivasi dukungan serta
do’a.”
viii
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “Perubahan Sosial Ekonomi (Studi Kasus Petani Rumput Laut desa
Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu)”. Diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat ujian skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar
Salah satu dari sekian banyak pertolongan-Nya yang penulis rasakan adalah uluran
tangan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, suatu kewajiban penulis untuk
menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung, dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Banyak Terima kasih Kepada Kedua almarhum Orang tua yang telah
melahirkan dan membesarkan. Dan terima kasih kepada kaka saya Risna, Riska, Asri,
selalu mendukung selama menempuh pendidikan dan trima kasih banyak kepada
adiku Via atas segala motivasi dan do’anya
Penulis mengucapkan terimakasih pula yang setinggi-tingginya kepada pihak
universitas yaitu: kepada Bapak Prof Dr. Ambo Asse, M.Si. selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Ak ib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku
Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar beserta Stafnya, Dr. Jamaluddin
Arifin, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Nur Riswandy Marzuky selaku Dosen
ix
x
Pembimbing II, dalam hal ini yang paling utama pada penulisan penyusunan skripsi
ini. Dengan rasa hormat dan kerendahan hati, Dr. H. Nurdin, M. Si Ketua Jurusan
Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Para Dosen jurusan Sosiologi FKIP Unismuh yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis hingga sampai pada tahap penyusunan skripsi
ini.
Kepada pihak desa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis waktu
dan ruang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian di Lampuara Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepadaseluruh masyarakat Desa Lampuara yang
memberikan waktu dan kesempatannya sehingga penulis dapat merampungkan
penelitian tepat pada waktunya.
Makassar, Februari 2021
Penulis
x
xi
xi
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Indonesia merupakan kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas
sekitar 18.000 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau tersebut terbentang dari timur ke
barat sejauh 6.400 km2. Garis terluar yang mengelilingi wilayah Indonesia adalah
sepanjang kurang lebih 81.000 km2 dan sekitar 80% dari wilayah ini adalah laut.
Dengan bentang geografis tersebut diatas, Indonesia memiliki wilayah yang sangat
luas yaitu 1,937 juta km2daratan, dan 3,1 juta km
2 teritorial laut, serta luas laut
ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta km2. Hal ini yang menyebabkan wilayah
pesisir dan lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan
keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia. Keanekaragaman
yang dimiliki berupa ekosistem pesisir seperti mangrove, terumbu karang (coral
reefs) dan padang lamun (seagrass beds).
Perbandingan luas wilayah laut Indonesia yang lebih besar daripada luas
wilayah darat, tentunya berdampak terhadap potensi sumber daya alam yang
dihasilkan. Dengan luas wilayah laut yang begitu besar menyebabkan Indonesia
memiliki potensi sumber daya alam hasil kelautan yang cukup besar pula. Saat ini
pembangunan ekonomi di Indonesia lebih memanfaatkan potensi sumber daya
daratan dari pada potensi sumber daya perairan laut.
1
2
Adapun garis pantai Indonesia sepanjang 99.093 km2.Luas
daratannyamencapai sekitar 2,012juta km2dan laut sekitar 5,8 juta km
2(75,7%), 2,7
juta kilometer persegi diantaranya termasuk dalam Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).
Laut Indonesia yang luasnya 2,5 kali lipatdari wilayah daratan pastinya memiliki
potensi yang sangat besar, baik dari segi kekayaan alam maupun jasa lingkungan
yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan ekonomi pada tingkat
lokal, regional dan nasional.
Pemberdayaan masyarakat petani rumput laut, pengembangan sumber daya
manusia menjadi salah satu program prioritas pemerintah kelautan dan perikanan
sekaligus merupakan mandat dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan
perikanan yang bertanggung jawab, sebagaimana pasal 57 undang-undang No. 31
tahun 2004 tentang perikanan yang diubah dengan undang-undang No. 45 tahun
2009. Dalam mendukung dalam terwujudnya visi kementrian kelautan dan
perikanan yaitu “Indonesia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar
2015”. Hal ini di dukung pula oleh dinas kelautan dan perikanan Kabupaten Luwu
dirimuskan visi yaitu terwujudnya pemanfaatan sumber daya kelautandan
perikanan secara berkesinambungan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui kemandirian lokal yag berlandasan ekonomi kerakyatan serta bernafaskan
keagamaan.
Keadaan ini merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan
perubahan yang seimbang dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.petani
rumput laut merupakan peranan penting dalam usaha memenuhi kebutuhan pangan
3
dan gizi, serta memenuhi kebutuhan pasar baik dalam maupun luar negeri,
memperluas kesempatan kerja, meningatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
rumput laut serta menjaga kelesatarian sumber hayatiperairan.
Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut di Desa Lampuara
Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu yang potensial untuk
dikembangkan.Rumput laut yang tersebar di Desa Lampuara tersebut
dimanfaatkan oleh sebagai mata pencaharian pokok/primer, karena pengambilan
rumput laut tersebut tergantung pada kondisi alam saja yaitu pada saat pantai/laut
dalam keadaan surut.
Melihat potensi yang dimiliki Desa Lampuara, maka pemerintah melalui
Dinas Perikanan dan Kelautan mengembangkan Program Budidaya Rumput Laut
di desa tersebut.Tujuan diadakannya program tersebut adalah untuk memperbesar
produksi rumput laut yang dari tahun ke tahun selalu memiliki permintaan yang
banyak, juga untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar Desa
Lampuara.Dalam program budidaya ini pemerintah dan juga masyarakat Desa
Lampuara membangun berbagai lembaga untuk kebutuhan berjalannya program.
Dalam perkembangannya, program ini memiliki berbagai kendala dalam
pelaksanaannya sehingga hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Namun, dalam penelitian penulis selama program tersebut berjalan telah
membantu kehidupan masyarakat khususnya para petani rumput laut.
Kebutuhan pokok dari setiap keluarga petani rumput laut dapat terpenuhi
dengan melakukan usaha petani rumput laut, meskipun perubahan tersebut belum
4
dirasakan signifikan oleh masyarakat.Selain dalam bidang sosial maupun ekonomi,
perubahan sosial pun dirasakan dengan dilaksanakannya Program Budidaya
Rumput Laut di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu
Provinsi Sulawesi selatan.
Para petani rumput laut memiliki pengetahuan baru mengenai usaha
budidaya rumput laut, mereka belajar berorganisasi dalam lembaga yang dibentuk
untuk kebutuhan program seperti KUD dan pada kelompok tani.Dalam kelompok
tani tersebut mereka belajar untuk saling memberikan informasi dan memecahkan
masalah yang timbul dalam usaha budidaya tersebut, sehingga terjalin hubungan
silaturahmi yang baik antara mereka.
Dalam meningatkan perubahan sosial ekonomi masyarakat Desa Lampuara
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tema “Perubahan Sosial Ekonomi
(Studi Kasus Petani Rumput Laut Masyarakat Desa Lampuara Kecamatan
Ponrang Selatan Kabupaten Luwu).
5
B. RumusanMasalah
Dari hasil kesimpulan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebuah
masalah yang dapat dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
merupakan;
1. Apa faktor perubahan sosial ekonomi pada petani rumput laut Desa Lampuara
Ponrang Selatan Kabupaten Luwu?
2. Bagaimanadampak perubahan sosial ekonomipada petani rumput laut Desa
Lampuara Ponrang Selatan Kabupaten Luwu?
C. TujuanPenelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat mengambil sebuah tujuan dalam
penlitian ini adalah sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui apa faktor sosial ekonomi yang terjadi pada petani rumput
laut Desa Lampuara Ponrang Selatan Kabupaten Luwu!
2. Untuk mengetahui dampak perubahan sosial yang terjadi pada petani rumput
laut Desa Lampuara Ponrang Selatan Kabupaten Luwu!
D. ManfaatPenelitian
Adapun Manfaat penelitian tentang Perubahan Sosial Ekonomi (Studi Kasus
Petani Rumput Laut Masyarakat Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan
Kabupaten Luwu adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis, hasil penelitian yang merupakan kajian ilmiah dan aplikasi ilmu
pengetahuan diharapkan dapat menjadi sebuah acuan wacana bagi penelitian
6
selanjutnya.
2. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan menjadi sebuah masukan bagi
pemerintahan daerah Kabupaten Luwu, khususnya di Desa Lampuara dalam
melaksanakan beberapa program-program yang terkait dan berorientasi pada
perubahan sosial ekonomi petani rumput laut.
3. Untuk menambah ilmu/wawasan pengetahuan, utamanya mengenai bagaimana
perubahan sosial ekonomi petani rumput laut Desa Lampuara Kecamatan
Ponrang Selatan Kabupaten Luwu.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. KajianPustaka
1. Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah hal yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan
bermasyarakat. Karena manusia merupakan makhluk sosial, berbudi, dan selalu
merasa tidak puas, perubahan dalam bermasyarakat akan terus terjadi. Meski
demikian, kadang ditemukan pula masyarakat statis yang perubahan di
lingkungannya berjalan lebih lambat.
Dalam kajian sosiologi, perubahan sosial dipahami sebagai perubahan
kehidupan masyarakat yang berlangsung tanpa henti. Ini akan terjadi sepanjang
masa. Hakikat perubahan ini adalah keinginan setiap orang untuk selalu berubah
agar keadaan menjadi lebih baik sesuai dengan kebutuhan.
Sosiolog Selo Soemarjan merumuskan, pengertian perubahan sosial adalah
perubahan di lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang
memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat tersebut.
Cakupan perubahan sosial dapat sangat luas. Oleh sebab itu, jika ingin
melihat perubahan sosial di suatu masyarakat, perlu melakukan pengamatan secara
cermat. Hasil pengamatan dibandingkan dengan keadaan masyarakat di masa lalu
untuk mendapatkan gambaran perubahan sosial yang terjadi.Meski begitu,
perubahan sosial memiliki ciri tersendiri yang khas. Setidaknya ada 4 ciri
7
8
perubahan sosial yang paling umum diketahui.
a. Setiap masyarakat merasakan adanya perubahan sosial dalam lingkungannya,
baik itu berjalan lambat atau cepat. Perubahan ini terus-menerus tanpa henti.
b. Saat perubahan dialami oleh lembaga kemasyarakatan maka akan terjadi
perubahan pula di lembaga-lembaga sosial lain.
c. Disorganisasi dapat terjadi jika perubahan sosial berlangsung sangat cepat
dalam suatu kelompok masyarakat. Namun sifat disorganisasi ini hanya
sementara.
d. Perubahan dapat terjadi di bidang kebendaan (materi) maupun spiritual. Kedua
bidang ini memiliki kaitan timbal-balik.
2. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat terjadi jika dipicu oleh faktor-faktor tertentu. Jika
dikelompokkan, sejumlah faktor itu bisa dibagi dalam dua jenis, yakni faktor
internal dan eksternal. Faktor internal penyebab perubahan sosial setidaknya ada
empat. Adapun faktor eskternal sedikitnya ada tiga.
a. Faktor Internal Pemicu Perubahan Sosial:
1) Bertambah dan berkurangnya penduduk Contohnya, ketika penduduk Pulau
Jawa bertambah begitu cepat, maka terjadi perubahan dalam struktur
masyarakat terutama lembaga kemasyarakatan dalam wujud aturan atau
norma. Sebaliknya, di wilayah yang kekurangan penduduk juga terjadi
kekosongan pembagian kerja dan stratifikasi sosial yang memengaruhi
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
9
2) Adanya penemuan-penemuan baru Penemuan baru sangat memengaruhi
perubahan di masyarakat. Misalnya penemuan ponsel pintar, membuat
masyarakat memiliki pola baru dalam berkomunikasi di antara individu dan
kelompok.
3) Konflik di antara kelompok dalam suatu masyarakat juga bisa jadi penyebab
perubahan sosial. Ini contohnya, pertentangan antara generasi tua dan muda.
Pertentangan bisa terjadi karena generasi muda lebih cepat menerima
kebudayaan modern
4) Terjadi pemberontakan atau revolusi di suatu Negara adanya gerakan
revolusi maupun pemberontakan besar juga bisa memicu perubahan besar
dalam kehidupan masyarakat di suatu negara.
b. Faktor Eksternal Pemicu Perubahan Sosial:
1) Perubahan lingkungan alam fisik Perubahan lingkungan bisa terjadi akibat
bencana banjir, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya. Termasuk di
dalamnya perubahan alam karena dirusak oleh manusia sendiri. Kondisi ini
membuat manusia akan berpindah ke tempat lain untuk tetap bertahan hidup.
Di tempat yang baru, muncul perubahan sosial dari berbagai sisi.
2) Peperangan yang dimenangkan oleh pihak lawan bisa menyebabkan
masyarakat di suatu kawasan harus menerima kebijakan-kebijakan baru dari
pemerintahan pemenang perang. Banyaknya hal baru yang diberlakukan
pemenang perang di daerah talukannya bisa memicu perubahan sosial.
10
3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain Masuknya pengaruh asing lewat
proses pertukaran budaya atau media massa sering memengaruhi masyarakat
lokal. Proses ini bisa pula memicu perubahan sosial di dalam masyarakat
terjadi.
3. Mekanisme Perubahan
Dalam mekanisme ini berbicara tentang teori-teori perubahan sosial pada
galibnya setiap selain bermaksud menelusuri penyebab perubahan sosial, juga
menjelaskan bagaimana mekanisme perubahan sosial, di depan telah di jelaskan
bagaimana perubahan sosial itu terjadi, yakni mekanisme konflik, adanya elite
kreatif, faktor kekuatan ekternal dan penyebab-penyebab lainya. Masalahnya kini
adalah bagaimana mekanisme terjadinya perubahan sosial, secara implisit
mekanisme perubahan bisa di telusuri melalui teori-teori antara lain yang telah di
paparkan di depan untuk menjelaskan mekanisme perubahan dengan baik, paling
baik, paling tidak harus memerhatikan tiga presfektif penting antara lain yaitu;
(1) presfektif material, Presfektif materialis menempatkan budaya material (baca;
teknologi) sebagai pendorong utama mekanisme perubahan.
(2) Persfektif idealis, berlawanan dengan presfektif material menempatkan
ideologi dalam menaknisme perubahan dan
(3) Presfektif mekanisme internasional.meyakini bahwa mekanisme perubahan
oleh kekuatan material dan ideologi, tetapi bersumber dalam proses sosial itu
sendiri.
11
4. Sosial Ekonomi
Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian
sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial
dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada
departemen sosial menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang
lingkup pekerjaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai
asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan
(seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan) (KBBI,1996:251). Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara
lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.Pemenuhan
kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun
material. Kebutuhan pokok dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat
penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham Maslow mengungkapkan
kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa
aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan
mengaktualisasikan diri.
12
Sosiologi ekonomi didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang
diterapkan pada fenomena ekonomi.Dari definisi ini terdapat dua hal yang harus
dijelaskan, yaitu pendekatan sosiologis dan fenomena ekonomi. Adapun yang
dimaksud dengan pendekatan sosiologis konsep-konsep, variabel-variabel, teori-
teori dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami kenyataan
sosial, termasuk didalamnya komplesitas aktifitas yang berkaitan dengan ekonomi
seperti produksi, konsumsi, distribusi dan lainnya.
5. Klasifikasi Sosial Ekonomi
Menurut Coleman & Cressey dalam Sumardi (2004) adalah:
a. Sosial ekonomiatas
Sosial ekonomi atas adalah kelas sosial yang berada paling atas dari
tingkatan sosial yang terdiri dari orang-orang yang sangat kaya, yang sering
menempati posisi teratas dari kekuasaan.Sedangkan Sitorus (2000)
mendefenisikan sosial ekonomi atas adalah atau kedudukan seseorang di
masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut harta kekayaan,
di mana harta kekayaan yang dimiliki di atas rata-rata masyarakat pada
umumnya dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik.
Havinghurst dan Taba dalam Wijaksana (1992) mengemukakan
masyarakat dengan sosial yaitu sekelompok keluarga dalam masyarakat yang
jumlahnya relatif sedikit dan tinggal di kawasan elitperkotaan.
13
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya sosial ekonomi atas adalah sosial atau kedudukan seseorang di
masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut kekayaan,
dimana harta yang dimiliki di atas rata-rata masyarakat padaumumnya dan
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik.
b. Sosial bawah
Menurut Sitorus (2000) sosial ekonomi bawah adalah kedudukan
seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut
kekayaan, dimana harta kekayaan yang dimiliki termasuk kurang jika
dibandingkan dengan rata-rata masyarakat pada umumnya serta tidak mampu
dalam memenuhi kebutuhan hidupsehari-hari.
Menurut Havinghurst dan Taba dalam Wijaksana (1992) mengemukakan
masyarakat dengan sosial ekonomi bawah adalah masyarakat dalam jumlah
keluarga yang cukup besar dan juga pada umumnya cenderung selalu konflik
dengan aparat hukum.
6. Faktor-faktor Sosial Ekonomi
Lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang
berlaku dan diterima secara luas dalan mendalam oleh masyarakat Di sekitar kita
ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan walikota dan
jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf
sekolah.Di RT atau RW kita ada orang kaya,orang biasa saja dan ada orang
14
miskin.
Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial
saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain.
Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur,
kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan
manusia yang satu dengan yang lain. Keberhasilan suatu kegiatan belajar yang
dilakukan oleh setiap individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
dianggap cukup berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di
sekolah adalah faktor sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, jumlah tanggungan dalam keluarga.
a. Pekerjaan
Pekerjaan akan menentukan sosial ekonomi karena dari bekerja segala
kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai
ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan
imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya.
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu
bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja
mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhanhidup.
Dalam kaitan ini Sukanto (2003) memberikan difinisi mengenai pekerjaan
sebagai berikut: Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa
bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau
tidak. Selanjutnya Sumardi (2004) menjelaskan mengenai pekerjaan sebagai
15
berikut: “Dengan bekerja orang akan memperoleh pendapatan. Pendapatan ini
memberikan kepadanya dan keluarganya untuk mengkonsumsi barang dan jasa
hasil pembangunan dengan demikian menjadi lebih jelas, barang siapa yang
mempunyai produktif, maka ia telah nyata berpartisipasi secara nyata dan aktif
dalampembangunan.
Ditinjau dari aspek ekonomis Gunawan (2000) menyatakan bahwa
bekerja adalah melakukan pekerjaan untuk menghasilkan atau membantu
menghasilkan barang dan jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan
baik berupa uang atau barang dalam kurun waktu tertentu.
b. Pendidikan
Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan
bermasyarakat,dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan
mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang
menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain
yangmembutuhkannya.
Pendidikan menurut Soekanto (2003): “Pendidikan merupakan suatu alat
yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional
maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu
sebaik-baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak
pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat
tanggap terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi”.
16
Sedangkan menurut Kartono dalam Sardiman (2002) “Pendidikan adalah
segala perbuatan yang etis, kreatif, sistematis dan intensional dibantu oleh
metode dan teknik ilmiah diarahkan pada pencapaian tujuan
pendidikantertentu”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendidikan adalah upaya untuk mengarah pada
tercapainyaperkembangan yang dapat merangsang suatu cara berfikir yang
rasional, kreatif dan sistematis. Dengan pendidikan dapat memperluas
keilmuan, meningkatkan kemampuan dan potensi serta membuat seseorang
lebih peka terhadap setiap gejala-gejala sosial yang muncul.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diulas beberapa fungsi dari
pendidikan yang antara lain adalah sebagai berikut:
1) Membina dan membentuk sikap mentalseseorang
2) Menambah pengetahuanseseorang
3) Merangsang seseorang untuk berfikir logis, praktis dan sistematis dengan
menggunakan metode-metode dan teknik-teknikilmiah.
Pendidikan merupakan proses aktualisasi diri terhadap potensi
kemampuan manusia untuk diwujudkan kedalam tujuan yang diinginkannya,
serta pendidikan diarahkan kepada usaha-usaha pembangunan kepribadian
bangsa, modernisasi terhadap lingkungan serta peningkatan terhadap
kemampuan berfikir. Pendidikan merupakan suatu proses pembangunan
individu dan kepribadian seseorang, dilaksanakan dengan sadar dan penuh
17
tanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap serta
nilai-nilai yang bersifat normatif sehingga mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, juga dapat meningkatkan kesempatan berfikir baik secara
teoritis maupun praktis untuk melanjutkan hidup dan kehidupan dalam
lingkungan yang selalu berubah dan menuntut adanya perubahan pendidikan
yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan sedini mungkin, merupakan
tanggung jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Oleh
karena itu peran aktif masyarakat dalam semua jalur, jenis dan jenjang
pendidikan perlu didorong dan ditingkatkan.(Sujana, 1994).
c. Pendapatan
Pendapatan akan mempengaruhi sosial seseorang, terutama akan ditemui
dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai sosial
ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Christopher dalam Sumardi (2004)
mendefinisikan pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang
diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain
sebagainya.
Biro Pusat statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut:
1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang
sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi,
sumbernya berasal dari:
a. Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja
lembur dan kerjakadang-kadang.
18
b. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi,
penjualan dari kerajinanrumah.
c. Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.
Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik.
2) Pendapatan yang berupa barang yaitu : Pembayaran upah dan gaji yang
ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dankreasi.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas Pitono dalam wijaksana (1992)
mendefinisikan pendapatan adalah sebagai “Seluruh penerimaan baik berupa
uang ataupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri, dengan
jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku saat ini”.
d. Jenis TempatTinggal
Menurut Kaare Svalastoga dalam Sumardi (2004) untuk mengukur
tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari :
1) Rumah yang ditempati, bias rumah sendiri, rumah dinas, menyewa,
menumpang pada saudara atau ikut oranglain.
2) Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu danbambu.
3) Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi, pada umumnya
menempati rumah permanent, sedangkan keluarga yang keadaan sosial
ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak
permanen.
4) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada
19
umumnya semakin tinggi tingkat sosialekonominya.
Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi keluarga yang
menempati.Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal ukuran kualitas
rumah.Rumah yang dengan ukuran besar, permanen dan milik pribadidapat
menunjukkan bahwa kondisi sosila ekonominya tinggi berbeda dengan rumah
yang kecil, semi permanen dan menyewa menunjukkan bahwa kondisi sosial
ekonominya rendah.
7. Kajian Petani Rumput Laut
a. Konsep Petani RumputLaut
Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah
pertanian. Definisi petani menurut Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa
petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau
memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatanitu.
Pengertian petani yang dikemukakan tersebut di atas tidak terlepas dari
pengertian pertanian. Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa pertanian adalah
kegiatan manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil
tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam.
Bertolak dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa antara petani dan
pertanian tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu
perbedaannya hanya terletak pada obyek saja.
20
Menurut Slamet (2000 18-19), petani asli adalah petani yang memiliki tanah
sendiri, bukan penyakap maupun penyewa. Petani asli misalnya ya, saya punya
lahan sendiri,dikerjakan sendiri. Kalau yang palsu kita cuma ketengan.Paling kita
beli satu tahun, gitu.Sewa.Soalnya, bukan tanah sendiri. Misalnya itu, sudah satu
tahu kan sudah habis. Kalau sudah nggak bisa bayar lagi ya orang lain.
Istilah petani asli dapat ditafsirkan sebagai konstruksi masyarakat desa
paling tidak konstruksinya tentang sosok petani yang”sebenarnya”(the real
peasant). Penambahan kata”asli”dalam kata”petani”menunjukkan, bahwa petani
yang memiliki tanah sendiri adalah gambaran ideal sosok petani yang hidup dalam
konstruksi persepsi masyarakat. Di sini kita tidak bisa mendikotomikan ”asli” dan
”palsu“, melainkan”citra ideal” dan ”kenyataan empiri”. Ideal dalam konteks ini
tidak berarti hanya hidup dalam dunia ide dan harapan, karena bisa juga lahir dari
sebuah kenyataan yang pernah ada.Itu artinya, persepsi tersebut lahir dari sebuah
pandangan historis tentang petani yang pernah dikenal masyarakat di waktu
lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata”asli” dalam kata”petani”
menandakan bahwa secara historis apa yang disebut petani itu adalah orang yang
menggarap dan mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani
secara genuine adalah orang yang memiliki dan menggarap tanah miliknya sendiri
(Slamet, 2000 :20) Konseptualisasi petani asli menunjukkan, bahwa tanah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan petani. Poin pentingnya
bukan hanya terlletak pada soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani,
melainkan bahwa alat produksi itu mutlak dimiliki petani. Implikasinya, petani
21
yang tidak memiliki tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli.
Implikasi politisnya, petani mutlak dan mempertahankan dan menjaga hak
kepemilikannya atas tanah. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep
petani asli memiliki kaitan sosial-budaya-politik. (Sadikin M, 2001:31)
b. Rumput laut
Tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuhan melekat pada
substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun dun sejati; tetapi hanya
menyerupai batang yang disebut thallus.Rumput laut tumbh dialam dengan
melekatkan dirinya pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnya.
Seain benda mati, rumput lautpun dapat melekat pada tumbuhan lain secara
epifitik.
Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli yang memberikan
gambarang teng rumput laut, antara lain sebagaiberikut:
Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau
ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan
tumbuhan berklorofil.Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis
mikroskopik dan makroskopik.Jenis makroskopik inilah yang sehari-hari kita
kenal sebagai rumput laut (Taurino-Poncomulyo,2006).
Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh
melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati,
tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus.Bentuk thallus ini beragam,
ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, atau ada juga
22
yang seperti rambut.
Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan diri pada karang, lumpur,
pasir, batu dan benda keras lainnya. Selain benda mati, rumput lautpun dapat
melekat pada tumbuhan lain secara epifitik (Jana-Anggadiredjo, 2006).
Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber
pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan langsung sebagai
bahan makanan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, carrageenan
dan alginat merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri.Indonesia di
samping mengekspor rumput laut juga mengimpor hasil-hasil olahannya yang dari
tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya.Sampai saat ini industri pengolahan
di Indonesia yaitu agar-agar masih secara tradisional dan semi industri, sedangkan
untuk carrageenan dan alganit belum diolah di dalam negeri.
B. Landasan Teori
1. Teori Perubahan Struktural
Teori perubahan struktur ekonomi menitik beratkan pada mekanisme
transformasi ekonomi yang di alami oleh negara maupun pada daerah sedang
berkembang yang semula bersifat subsisten dan menitik beratkan pada sektor
pertanian menuju ke struktur ekonomi yang modern di dominasi oleh sektor
industri dan jasa (Todaro, 1999).
Menurut Kuznet dalam Jhingan (1992: 420), perubahan struktur ekonomi
atau disebut juga tranformasi struktural sebagai suatu rangkaian perubahan
yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam komposisi dari permintaan
23
agregat, perdagangan luar negri (ekspor dan impor), penawaran agregat
(produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi, seperti penggunaan tanaga
kerja dan modal) yang disebabkan dengan adanya proses pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Perekonomian pada suatu daerah
dalam jangka panjang akan mengalami perubahan strukturperekonomian yang
semula mengandalkan sektor pertanian akan menuju sektor industri atau
jasa.Pada sisi tenaga kerja akan menyebabkan terjadinya perpindahan
penggunaan tenaga kerja dari sektor pertanian desa menuju ke sektor industri
kota, sehingga kontribusi pertanian menurun.
2. Teori Perubahan Sosial
a. Teori Klasik Perubahan Sosial Pemikiran para tokoh klasik tentang
perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, perubahan
sosial pola linear, perubahan sosial pola siklus, dan perubahan sosial
gabungan beberapa pola.
1) Pola Linear Perubahan sosial mengikuti pola linear seperti dikemukakan
oleh Auguste Comte. Dia mengatakan bahwa kemajuan progresif
peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang alami, pasti, sama, dan
tak terelakkan. Perubahan selalu berubah dari yang sederhana ke arah
yang lebih kompleks, selalu berubah menuju ke arah kemajuan.Comte
mengemukakan hukum tiga tahap, yaitu bahwa suatu masyarakat
mengikuti perkembangan perubahan dengan pola seperti berikut:
24
(a). Tahap Teologis dan Militer, yaitu suatu tahapan dimana hubungan
sosial bersifat militer, masyarakat senantiasa bertujuan untuk
menundukkan masyarakat lain. Pemikiranpemikiran masyarakat
dalam tahap ini ditandai oleh kuatnya pemikiran yang bersifat
adikodrati, yaitu dikuasai oleh suatu kekuatan yang berasal dari luar
diri manusia, kuatnya pemikiran magis regius, pemikiran yang
bersifat rasional dan berdasar pada penelitian tidak dibenarkan.
(b) Tahap Metafisik dan Religius, yaitu suatu tahapan dimana dalam
masyarakat sudah terjadi adanya suatu hubungan atau jembatan
pemikiran yang menghubungkan masyarakat militer dan masyarakat
industri. Pengamatan atau penelitian masih dikuasai oleh imajinasi
tetapi lambat laun semakin merubahnya dan menjadi dasar bagi suatu
penelitian.
(c) Tahap Ilmu Pengetahuan dan Industri, yaitu suatu tahapan dimana
industri mendominasi hubungan sosial dan produksi menjadi tujuan
utama masyarakat.
2). Pola Siklus Menurut pola siklus, masyarakat berkembang laksana sebuah
roda. Pada suatu saat ada di atas, saat lain ada di bawah. Masyarakat
mengalami kemajuan dalam peradabannya, namun suatu saat akan
mengalami kemunduran bahkan mungkin mengalami suatu
kemusnahan. Perjalanan peradaban manusia laksana sebuah perjalanan
gelombang, bisa muncul tiba-tiba, berkembang, kemudian lenyap. Bisa
25
juga diibaratkan sepertiperkembangan seorang mansuia mengalami
masa muda, masa dewasa, masa tua dan kemudia punah.
3). Gabungan Beberapa Pola Teori ini menggabungkan pola linear dan pola
siklus. Perubahan sosial dalam masyarakat bisa berbentuk pola siklus
dan linear. Contoh perubahan linear, dicontohkan oleh pemikiran Marx,
Menurut Marx, masyarakat berubah dari masyarakat komunis
tradisional ke arah komunis modern. Menurutnya perkembangan pesat
kapitalisme akan memicu konflik antar buruh dengan kaum borjuis yang
akan dimenangkan oleh kaum buruh kemudian akan membentuk
masyarakat komunis. Pemikiran siklis Marx terlihat dari pandangannya
bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan terus menerus antara
kelas-kelas dalam masyarakat. Setelah satu kelas menguasai kelas
lainnya siklus akan berulang lagi. Max Weber, salah satu tokoh yang
menggabungkan pola siklus dan linear dalam melihat perubahan sosial.
Pandangan siklisnya terlihat dalam mengkaji jenis wewenang yang ada
dalam masyarakat.
Menurutnya, di dalam masyarakat terdapat tiga jenis wewenang, yaitu
wewenang kharismatis, rasional-legal, dan tradisional. Wewenang yang ada
dalam masyarakt akan beralih-alih: wewenang kharismatis akan mengalami
rutinisasi sehingga berubah menjadi wewenang tradisional atau rasional legal,
kemudian akan muncul wewenang kharismatis kembali, dan itu akan berulang
lagi.
26
Sedangkan pandangan linearnya terlihat dari cara memandang masyarakat,
bahwa perubahan masyarakat akan menuju kearah peningkatan yaitu
masyarakat yang rasional (rasionalitas).
a. Teori Teori Modern Perubahan Sosial Pada umumnya para penganut teori
modern perubahan sosial melihat perubahan sosial pada negara-negara
berkembang berjalan secara linear (bergerak dari tradisional ke modernitas)
dan evolusioner (berjalan lambat). Di lain pihak, ada pandangan penganut
teori konflik, yaitu mereka yang melihat bahwa sebenarnya perubahan itu
tidak membawa dampak kemajuan
b. bagi negara-negara berkembang. Yang terjadi sebaliknya, negara-negara
berkembang menjadi negara yang terbelakang dan menciptakan
ketergantungan negara berkembang kepada negara-negara industri maju di
Barat.
Berikut ini adalah beberapa pandangan teori modern perubahan sosial.
1. Teori Modernisasi.
Teori ini berpandangan bahwa negara-negara terbelakang akan
meniru seperti apa yang telah dilakukan oleh negara-negara industri maju.
Dengan meniru negara-negara maju mereka akan menjadi negara
berkembang melalui proses modernisasi. Negara-negara terbelakang
dipandang perlu untuk merubah keadaan tradisionalnya ke arah yang
lebih modern dengan memperbaiki sejumlah kekurangannya. Sejumlah
perbaikan itu menyangkut : menurunnya angka kematian dan kelahiran,
27
menurunnya ukuran dan pengaruh keluarga, terbukanya sistem
stratifikasi, perubahan sistem feodal ke birokrasi, menurunnya pengaruh
agama, beralihnya sistem pendidikan dari keluarga dan komunitas ke
sistem pendidikan formal, munculnya kebudayaan massa, dan munculnya
perekonomian pasar dan industrialisasi. (Kamanto Sunarto dikutip dari
Etzioni, 1973:177)
2. Teori Ketergantungan (Dependencia) Teori ini berpandangan bahwa
berdasarkan pengalaman kepada negara-negara Amerika Latin telah
terjadi perkembangan dunia yang tidak merata. Di satu pihak negara
negara maju mengalami perkembangan, di lain pihak secara bersamaan
negara-negara dunia ketiga mengalami kolonialisme dan neo-
kolonialisme bahkan justru menjadi semakin terbelakang, dunia ketiga
tidak megalami tahap tinggal landas. Keadaan ini menciptakan negara
dunia ketiga yang ekonominya berbasis kepada sumber daya alam selalu
tergantung pada negara industri maju.
3. Toeri Sistem Dunia Toeri ini berpandangan, seperti dicetuskan oleh
pendirinya Immanuel Wallerstein, bahwa perekonomian kapitalis dunia
terbagi atas tiga jenjang, yaitu: negara-negara inti, negara-negera semi
periferi, dan negara-negara periferi. Negera-negara inti adalah adalah
negara-negara industri di Eropa Barat yang telah mengalami
industrialisasi sejak abad ke-16 dan sekarang telah berkembang pesat.
Negara-negara semi periferi adalah negara-negara di Eropa Selatan yang
28
secara ekonomi berhubungan dengan inti namun tidak berkembang.
Sedangkan negara-negara periferi adalah negara-negara Asia dan Afrika.
Pada saat ini, negara-negara inti (termasuk Amerika Serikat dan Jepang)
menguasai sistem dunia sehingga mampu menguasai sumber daya alam
negara lain untuk kepentingan mereka sendiri. Sedangkan negara-negara
semi dan periferi sudah tidak mungkin lagi mengejar ketertinggalan yang
semakin jauh dengan negara-negara inti.
3. Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parson
Teori dari penelitian ini menggunakan teori Fungsionalisme Structural
Talcott Parsons, karena pembahasannya lebih kompleks dalam menganalisis
tentang bagaimana perubahan sosial ekonomi petani rumput laut masyarakat
desa Lampuara Kecamatan ponrang Selatan Kabupaten Luwu yang merupakan
suatu fenomena yang terjadi di lapangan tentang bagaimana kita dapat
mengetahui perubahan sosial dan perubahan ekonomi yang terjadi ruang
lingkup masyarakat petani rumput laut di desa lampuara kecamatan ponrang
kabupaten Luwu.
Menurut George Ritzer, asumsi dasar teori fungsionalisme struktural
adalah “setiap struktur dalam sistem sosial, juga berlaku fungsional terhadap
yang lainnya. Sebaliknya, kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak
akanada atau hilang dengan sendirinya.
Terdapat tiga paradigma dalam sosiologi yaitu, definisi sosial, fakta sosial
dan perilaku sosial sedangkan untuk menganalisis dinamika sosial ekonomi
29
petani rumput laut masyarakat desa Lampuara Kecamatan ponrang Selatan
Kabupaten Luwu peneliti menggunakan paradigma fakta sosial dengan
perspektif teori fungsionalisme structural Talcott Parsons.
Parsons percaya bahwa ada empat imperative fungsional yang diperlukan
atau menjadi ciri suatu sistem adaptasi (Adaption), pencapaian tujuan (Goal
Attainment), integrasi (Integration), latensi (Latency) pemeliharaan pola. Secara
bersama-sama keempat imperative funsional tersebut sebagai skema AGIL agar
bertahan hidup, system harus menjalankan keempat fungsi tersebut, yaitu:
1. Adaptasi (Adaption);
System harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar. Ia
harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan
kebutuhan-kebutuhannya. Dalam penelitian ini, petani rumput laut harus
mampu beradaptasi dengan perubahan lebih kreatif dan produktif .
2. Pencapaian tujuan (Goal Attainment);
System harus mendefinisikan dan mencapai tujuan-tujuan utamanya. Dalam
penelitian ini, setelah sistem zonasi mampu berdaptasi dengan lingkungan
sekolah. Petani rumput laut harus mampu mencapai tujuan-tujuan yang di
inginkan.
3. Integrasi (Integration);
Sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menajdi komponen-
komponenya. Ia pun harus mengatur hubungan antar ketiga imperatine
fungsional tersebut (A.G.L). dalam penelitian ini, petani rumput laut harus
30
mampu mengatur bagian-bagian yang menjadi komponenya untuk mencapai
suatu tujuan.
4. Latensi (Latency)
Pemeliharaan pola. System harus melengkapi, memelihara, dan
memperbarui motivasi individu dan pola-pola budaya yang menciptakan dan
mempertahankan motivasi tersebut. Dalakm penelitian ini, petani rumput
laut mencapai tujuan yang dinginkan dan sekaligus mampu
mempertahankannya.
C. Kerangka Pikir
Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut di Desa Lampuara
Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu yang potensial untuk
dikembangkan. Rumput laut yang tersebar di Desa Lampuara tersebut
dimanfaatkan oleh sebagai mata pencaharian pokok/primer.
Melihat potensi yang dimiliki Desa Lampuara, maka pemerintah melalui
Dinas Perikanan dan Kelautan mengembangkan Program Budidaya Rumput Laut
di desa tersebut.Tujuan diadakannya program tersebut adalah untuk memperbesar
produksi rumput laut yang dari tahun ke tahun selalu memiliki permintaan yang
banyak, juga untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar Desa Lampuara
Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu.
Terdapat perubahan sosial ekonomi petani rumput laut yang ada diLuwu
khususnya di Desa Lampuara disebabkan beberapa fator antara lain : Pendidikan,
31
Pekerjaan, Pendapatan, Jenis tempat tinggal. Pendapatan dalam hal ini akan
mempengaruhi sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang
materialis dan tradisional yang menghargai sosial ekonomi yang tinggi terhadap
kekayaan, Meningkatnya taraf kehidupan dalam perubahan sosial dan ekonomi
akibat peningkatan pendapatan petani rumput laut tersebut,
Kebutuhan rumah tangga yang beraneka ragam, sama halnya dengan
peningkatan taraf kehidupan ini juga akibat dari peningkatan pendapatan petani.
Perubahan sosial ekonomi berdampak pada kesejahteraan sosial masyarakat Desa
Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu, Tingkat perubahan yang
terjadi di desa Lampuara meningkatkan taraf penghasilan , karna dulu sulit untuk
mendapatkan uang perhari dan sekarang bahkan ibu sudah mendapatkan
penghasilan akibat adanya budidaya rumput laut.
Adapun dari beberapa argument dapat di buat skema Berdasarkan hasil
penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka kerangka yang akan di
terapkansesuai pemikiran sesuai yang akan ditulis oleh penulis untuk berpikir
dalam penulis ini dapat di gambarkan pada 2.1 dalam skema konseptual di bawah
ini sebagai berikut;
32
Gambar II.1 Skema Kerangka Pikir
D. Hasil Penelitian Relevan
Untuk mendukung pembahasan dan penelitian yang akan dilakukan
sebelumnya penulis telah melakukan kajian terhadap beberapa pustaka atau pun
karya-karya yang bersinggungan dengan topik yang di angkat dalam penelitian ini.
Penulis menemukan beberapa karya ilmia yang membahas tentang perubahan
sosial ekonomi petani rumput laut yang relavan dengan topik penulisan karya
ilmia ini sebagai bahan perbandingan maupun rujukan, antara lain sebagai berikit :
1. Penelitian yang dilakukan oleh “ Khalila” skripsi yang bejudul upaya
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat oleh kelompok tani “suka
maju; didusun Gerincang Kec. Batang batang Kabupaten Sumenep Madura.
Fokus kajiannya yaitumemberdayakan masyarakat dengan usaha pertanian
padi dan peternakan kambing etawa dilalaui dengan melakukan sumber daya
alam pengembangan alat pertanian padi, pendampingan para petani.
Desa Lampuara Kecamatan
Ponrang Selatan
Faktor
Perubahan
Sosial
Dampak
Perubahan
Sosial
Hasil Capaian
Perubahan
Petani Rumput Laut
33
2. Rani dkk (2015) dalam penelitian berkelanjutan budidaya rumput laut
appaphycus Alvarezii (Doty) Doty di kecematan Binamu Kabupaten
Jeneponto menemukan kegiatan budidaya rumput laut di pesisir Kecamatan
Binamu Kabupaten Jeneponto berkembang dengan pesat seiring menurunnya
hasil tangkapan dan budidaya yang mudah dengan biaya rendah.
3. Amin dkk (2011) dalam penelitian yang berjudul kontribusu usaha budidaya
rumput laut (eucheuma cottonii) terhadap pendapatan keluarga (studi kasus
desa arungkeke, kecamatan arungkeke, kabupaten jeneponto) menemukan
bahwa satu tahun ( 4 kali produksi rumput laut) anak-anak dalam suatu
rumah tangga rata-rata meningkat sebanyak 5 bentangan dengan upah rata-
rata Rp. 3.000 dengan pendapatan Rp. 15. 409.
Dalam penelitian Khalila menggambarkan bagaimana upaya-upaya yang
telah dilakukan adalah pertanian pada dan usaha kambing etawa. Dalam
pertanian terdapat hal dilakukan yaitu pengambangan sumber daya alam,
pengembangan alat pertanian padi, pendamping para petaani. Disisi lain juga
terdapat beberapa hal khusus untuk padi yang telah dilakukan di antaranya
pemilihan benih, pengolahan tanah, penanaman, dan pemeliharaan sampai
panen. Dalam peternakan kambing etawa, usaha yang dilakukan adalah
meningkatkan permodalan dan meningkatkan jumlah ternak dengan
menempuh berbagai cara.
Sedangkan yang penelitian lakukan, meskipun masih dalam ruang
lingkup kesejahteraan ekonomi melalui budidaya rumput laut. Tetapi dalam
34
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya,
penelitian ini lebih menitik beratkan pada upaya peningkatan kesejahteraan
sosial ekonomi masyarakat Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan
Kabupaten Luwu dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi, serta hasil
dalam menjalankan budidaya rumput laut.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif
dengan pendekatanStudi kasus, Penelitian Studi kasus dapat dimulai dengan
memperhatikan dan menelaah fokus studi kasus yang mendalam dalam gambaran
yang hendak diteliti, yang melihat berbagai aspek subjektif dari perilaku objek.
Kemudian, peneliti melakukan penggalian data berupa bagaimana pemaknaan
objek dalam memberikan arti terhadap Studi kasus yang terkait. Penggalian data
ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada objek atau
informan dalam penelitian, juga dengan melakukan observasi langsung mengenai
bagaimana objek peneltiian menginterpretasikan pengalamannya kepada orang
lain dan hasil dokuementasi di lapangan tentang bagaimana petani rumput laut di
desa lampuara kecamatan ponrang selatan kabupaten Luwu.
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang terjadi.Pendekatan yang di maksud untuk mengetahui
perubahan sosial ekonomi petani rumput laut Desa Lampuara Kecamatan Ponrang
Selatan Kabupaten Luwu.
Maleong (2002; 6) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah penilitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.
35
36
Selanjutnya penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis, yang
dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala
atau fenomena.
Sebagaimana diketahui bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang mengacu pada landasan filosofis fenomenologis, unsur pemahaman
mendalam dari sudut objek yang diteliti merupakan hal yang utama, maka desain
yang disusunpun harus memungkinkan teraplikasinya landasan tersebut.Pada
peneltian ini pengumpulan data yang kami gunakan adalah menggunakan teknik
pengumpulan wawancara, observasi, dan angket.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November sampai
Desember 2020, dengan lokasi penelitian di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang
Selatan Kabupaten Luwu. Desa Lampuaraini merupakan desa yang paling
mayoritas masyarakatnya sebagai petani rumput laut. Rumput laut adalah suatu
komoditas utama yang dihasilkan oleh Desa Lampuara hal ini dapat dilihat dari
banyaknya kawasan pertanian budi daya rumput laut yang ada di Desa Lampuara,
Tirowali, Buntu Kamiri, Salolo, Loa Bassiang, Ujung Bassiang, desa lare-lare,
sampai pada kecamataan ponrang dan kecamatan Bua yang terletak di Kabupaten
luwu.yangmerupakan kawasan di pesisir pantai, akan tetapi titik fokus penelitian
yang akan di lasaksanakan oleh penliti ada pada desa Lampuara kecamatan
ponrang selatan.
37
Skema dalam pelaksanaan kegiatan penelitian direncanakan dengan jadwal
dibawah ini;
No Jenis kegiatan Bulan Ke
Ket
1
Nov
2
Des
3
Jan
4
Feb
5
Mrt
6
April
1 Penyusunan proposal penelitian
2 Konsultasi proposal penelitian
3 Seminar
4 Melaksanakan penelitian
5 Interpretasi dan analisis data
6 Penulisan laporan hasil penelitian
7 Bimbingan dan konsultasi
8 Penyajian ujian SKRIPSI
C. Informan Penelitian
1. Kriteria Informan
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang lebih akurat. Tidak
semua masyarakat Ponrang Selatan dimintai informasi.Namun harus memiliki
kriteria-kriteria yang sudah layak untuk dimintai informasi.
Kriteria-kriteria yang di maksud disini adalah di lihat dari usia,
pekerjaan, penduduk asli, jenis kelamin, serta mereka paham betul tentang
keadaan sosial ekonomi petani rumput laut masyarakat Desa Lampuara
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.
38
2. Jumlah Informan
Dari ±1.115 jiwa yang merupakan jumlah penduduk di Desa Lampuara,
kecamatan ponrang selatan kabupaten luwu hanya 10 orang yang menjadi
informan dalam penelitian ini, ke-10 informan tersebut adalah 7 dari kalangan
masyarakat desa lampuara sebagai informan inti dan 3 dari tokoh adat dalam
penelitian ini sebagai informan pendukung.
D. Instrument Penelitian
Pada penelitian ini didasari oleh adanya potensi manusia yang memiliki sifat
dinamis dan kemampuan untuk mengamati, menilai, memutuskan dan
menyimpulkan secara objektif, untuk memperoleh hasil penelitian yang cermat
dan valid serta memudahkan penelitian maka perluh menggunakan alat bantu atau
instrument penelitian berupa pedoman wawancara atau interview yaitu, sejumlah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden secara lisan dan dijawab
secara lisan pula dengan menggunakan alat perekam suara untuk mengumpukan
data dari responden, pedoman observasi, angket atau koesioner yaitu, usaha
mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis,
untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden, serta alat pemotret.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
39
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan sistematis dari
fenomena-fenomena yang diselidiki (Agustang, 2011: 131). Teknik ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat delikuensi remaja di Desa
Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu.
Hadari nawawi (2005:94) mengemukakan bahwa observasi langsung
adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan
pencatatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang
pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau
situasi sedang terjadi. Peristiwa, keadaan atau situasi itu dapat pula yang
sebenarnya.Sedang pengamatan dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan
alat.
2. Wawancara (interview)
Wawancara atau interview dapat diartikan yaitu sebagai metode
pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab sepihak, dikerjakan
secera sitematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan (Agustang,
2011: 113). Tujuan dari wawancara ini untuk mengumpulkan data atau
informasi penting baik itu mengenai pendapat, keadaan, serta keterangan dari
suatu pihak tertentu.
Hadari Nawawi (2005:111) interview adalah usaha mengumpulkan
informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab
secara lisan pula.Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan
tatap muka (face to face relationship) antara si pencari informasi (interviewer
40
atau information hunter) dengan sumber informasi (interviewee).
3. Dokumentasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dokumentasi didefinisikan sebagai
sesuatu yang tertulis, tercetak dan terekam yang diipakai sebagai bukti dan
keterangan.
Dokumentasi juga dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau
sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu objek.Dokumentasi dapat
berisi tentang deskripsi-deskripsi, penjelasan-penjelasan, bagan alur, daftar-
daftar, cetakan hasil computer dan contoh-contoh objek dari sitem informasi.
4. Partisipatif
Partisipatif adalah suatu keterlibatan seseorang berupa mental, emosi
serta fisik terhadap pelaksanaan kegiatan baik dalam proses mengajar,
penelitian dan kegiatan lainnya. Khusus dalam penelitian ini kegiatan
partisipatif di ambil untuk mendapatkan data yang lebih akurat.Karna dalam
kegiatan partisipatif peneliti terlibat dalam aktifitas masyarakat Desa
Lampuara.Sehingga peneliti mampu memahami karakter, kondisi serta
perubahan sosial yang ada di masyarakat Desa Lampuara Kecamatan Ponrang
Selatan Kabupaten Luwu.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menganalisis,
mempelajari serta mengolah data tertentu. Sehingga dapat diambil kesimpulan
41
yang konkret tentang persoalan yang diteliti. Penelitian yang akan dilakukan
adalah tergolong tipe penelitian deskriptif kualitatif. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Analisis
data kualitatif (Moleong, 2007: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelolah, mensitesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam penelitian ini setelah memperoleh data dari observasi, dan
wawancara, maka peneliti memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelolah. Kemudian peneliti mengelompokkannya sesuai dengan masalah
yang diteliti dan menyajikannya dengan kata-kata yang dapat diceritakan
kepada orang lain sebagai hasilpenelitian.
Teknik analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis
kualitatif, dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahappersiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan antara lain mengecek
nama dan kelengkapan identitas responden, memeriksa instrumen pengisian
data dan mengecek data.
2. Tahap tabulasikegiatan
Kegiatan mengelompokan data kedalam table untuk lebih
42
mempermudah dalam menganalisis data.
3. Tahap menganalisisdata
Pada ditabulasi akan Analisis deskriptif kualitatif. Artinya data yang
diperoleh dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis secara
kualitatif dengan berpedoman kerangka pikiran telah disajikan guna
memberikan gambaran yang jelas dari fenomena yangditeliti.
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu
1. Profil Wilayah Penelitian
Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan kabupaten luwu merupakan
salah satu desa dari 12 desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Ponrang
Selatan Kabupaten Luwu. Desa Lampuara berjarak sekitar 15 km dari Kota
Belopa nama wilayah pusat pemerintahan Kabupaen Luwu. atau sekitar 20 km
dari Kota Palopo. Luas Desa Lampuara adalah ± 10,9 ha dimana wilayah
berbentuk datar. Karena wilayha yang datar sehingga lahan yang ada di Desa
Lampuara digunakan oleh warga untuk bercocok tanam dengan memanfaatkan
perkebunan dan sawah, serta wilayah datar yang dekat dengan pantai dijadikan
sebahagian adalah empang, sawah dan tempat pengeringan rumput laut.Sehingga
di Desa Lampuara sebahagian rata-rata penduduk disana mengais rezeki melalui
cocok tanam dan membudidayakan rumputlaut.
2. Keadaan Demografi
Keadaan demografi adalah keadaan penduduk yang bermukim di suatu
wilayah termasuk diantaranya usia, jenis kelamin, dsb, yang bertempat tinggal di
wilayah tersebut. Adapun usia penduduk Desa Lampuara tentu sangat beragam
mulai dari usia 0 – 50 tahun keatas. Untuk lebih mengetahui penduduk yang
berjenis kelamin perempuan dan laki-laki yang usia 0 – 50 tahun keatas dengan
43
44
interval 1-4 tahun.
3. Data Penduduk Desa Lampuara
a. Jumlah Penduduk Desa Lampuara
Data jumlah penduduk Desa Lampuara dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah
ini:
Jumlah Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Penduduk 3.182 3.473
Persentase 0,478% 0,521%
Sumber: Kantor Desa Lampuara tahun 2020
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk yang ada di
Desa Lampuara sebanyak 6.654 jiwa yang terdiri dari laki-laki 3.182 jiwa dan
perempuan 3.473 jiwa.
b. Etnis Desa Lampuara
Etnis adalah kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang
mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa,
dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan
dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik yang digunakan ataupun tidak),
sistem nilai serta adat-istiadat dan tradisi. Dalam suatu wilayah biasanya dihuni
ada beberapa etnis tidak terkecuali di Desa Lampuara akibat adanya proses
transmigrasi sehingga penduduk asli bercampur baur dengan masyarakat
45
pendatang. Dari hasil penelitian etnis yang terdapat di Desa Lampuara adalah
etnis makassar sebagai etnis asli sedangkang etnis jawa sebagai etnis pendatang.
c. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Lampuara
Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan memiliki Tingkat pendidikan
akan berkaitan dengan pola pikir petani. Namun demikian untuk kegiatan
pengelolaan rumput laut tidak berdampak sangat signifikan, hal ini berkaitan baik
yang sifatnya langsung maupun tidak langsung terhadap jenis pengelolaan rumput
laut yang mereka lakukan karena bisa bekerja.Tingkat pendidikan sendiri baru
akan terlihat pada sistem manajemen pengolahan rumput laut untuk mampu
menghasilkan rumput laut baik secara jumlah maupun mutu yang mereka lakukan
diikuti dengan pengalaman pengelolaan rumput laut yang akan mereka dapatkan.
B. Profil Karakteristik Responden
1. Usia Petani Rumput Laut
Pada umumnya usia petani rumput laut akan bersentuhan langsung
dengan kemampuan fisik seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau
usaha. Dengan demikian semakin bertambah usia seseorang pada waktu
tertentu akan mengalami penurunan waktu produktifitas terbaiknya. Usia petani
rumput laut dapat di lihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
46
No
Jenis
Kelamin Responden
Nama Responden
(Nama Inisial)
Usia
Responden
(tahun)
Keterangan
L P
1. Andi Ashar 30
2. Sulaiman 32
3. Addi 42
4. Rahul 38
5. Dirga 46
6. Hamrun 33
7. Habil 37
8. Adam Nasrum 38
9. Suliati 25
10 Kamaruddin 47
Jumlah 10 orang
Sumber: Data Pribadi Tahun 2020
Dari tabel 4.6 usia petani rumput laut sebagai responden sengaja di
ambil antara usia 25 sampai dengan usia 59 tahun karena untuk mendapatkan
data yang lebih valid karena rentang usia 25 tahun ke atas wawasan tentang
masalah kehidupan sosial masyarakat Desa Lampuara khususnya petani
rumput laut lebih mendalam di bandingkan dengan usia 25 tahun ke bawah.
2. Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja menunjukkan rata-rata pekerja yang sudah menjalani
profesi hidupnya sebagai petani rumput laut dalam jangka waktu tertentu yang
diukur dalam satuan tahun.Para Petani rumput di Desa Lampuara rata-rata
mempunyai pengalaman kerja selama 5 – 10 tahun dimana memiliki jumlah
responden sebanyak 10 orang.
47
3. Penghasilan Responden
penghasilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penghasilan
responden yang berprosesi sebagai petani rumput laut di Desa Lampuara dalam
sekali panen. Dari data yang kami peroleh dalam penelitian ini
menggambarkan bahwa penghasilan tiap responden itu berbeda-beda dari
penghasilan responden tersebut turut mewakili penghasilan seluruh masyarakat
petani rumput laut yang ada di Desa Lampuara. Setelah kami mengadakan
proses wawancara kami mendapat data bahwa penghasilan masyarakat petani
di Desa Lampuara tidaklah beragam ini dikarenakan beberapa faktor antara
lain: modal, kualitas bibit rumput laut, cuaca, luas lahan pembudidayaan dan
teknik pengikatan rumput laut.
4. Luas Lahan Gerak Responden
Lahan dapat diartikan sebagai tempat khusus yang digunakan oleh
masyarakat untuk membudididayakan komuditas tertentu, termasuk di dalamya
adalah rumput laut.Pembudidayaan rumput laut lahan merupakan suatu yang
substansial yang harus di sediakan oleh petani.karena, ditempat inilah
digunakan untuk proses pertumbuhan hingga masa panen rumput laut tiba.
Satu hal yang membedakan lahan budidaya rumput laut dengan budidaya
tumbuhan lainnya, yaitu terletak dari tempat lahan itu sendiri, jika tanaman
padi tempat pembudidayaannya menggunakan media tanah dan air tawar untuk
selama masa pertumbuhan, rumput laut menggunakan media tali dan air asin
48
untuk proses pertumbuhan. Sehingga jelas perbedaan lahan yang digunakan
oleh tanaman padi dengan lahan yang digunakan oleh tanaman rumput laut.
Kepemilikan luas lahan, tentu sangat berbeda antara satu petani dengan
petani lainnya.Perbedaan ini bisa di sebabkan karena faktor modal untuk
penyediaan lahan, ketersediaan lahan produktif, dan luas daerah
pembudidayaan.Semakin luas lahan maka peluang untuk memanen jauh lebih
besar begitupun sebaliknya, sehingga luas lahan bukan hanya sebagi hal yang
substan sial bagi petani namun luas lahan juga berpengaruh terhadap produksi
petani rumput laut.
49
BAB V
HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengumpulan data atau mengumpulkan informasi dengan cara melakukan
tanya jawab kepada informan atau responden yang dilakukan dengan kontak
langsung atau bertatapan muka pada responden untuk mendapatkan data atau
informasi yang lebih akurat. Tujuan dari wawancara ini untuk mengumpulkan
beberapa data atau informasi penting baik itu mengenai pendapat, keadaan, serta
keterangan dari suatu pihak tertentu. Untuk mendapatkan data yang valid dalam
proses wawancara peneliti mendatangi responden dengan menggunakan tekhnik
triangulasi, yang dimaksud triangulasi di sini adalah tekhnik wawancara yang
beroreantasi pada tiga aspek sumber data,waktu dantempat.
Sumber data, data yang kami peroleh dari penelitian ini berasal dari hasil
wawancara masyarakat yang berprofesi sebagai petani rumput laut yang ada di
Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu sebanyak 10 orang
atau biasa disebut responden.Responden yang kami pilih sebagai sumber data
merupakan warga asli Desa Lampuara.Sehingga keakuratan data penelitian ini
betul-betul terjaga.Tempat, aspek tempat dalam penelitian ini merupakan hal yang
sangat penting untuk menjaga ke validtan data.Agar data yang di hasilkan betul-
betul valid.Tempat yang kami jadikan sebagai objek penelitian adalah penduduk
yang bermukim di pesisir pantai dan memiliki aktifitas sebagai petani rumput laut
49
50
di Desa Lampuara.
Waktu, aspek waktu dalam penelitian ini sangat berpengaruh terhadap ke
absahan data karena kondisi responden pada kesempatan pertama wawancara
responden di pagi hari sedang melakukan pembersihan bentang dari bekas-bekas
rumput laut, pada saat mewawancarai responden data yang di peroleh belum
akurat karena responden di sini harus kembali lagi bekerja untuk mempersiapkan
bentangya untuk di bawah ke laut. Dan pada kesempatan kedua wawancara
responden di siang hari data yang di berikan sudah cukup jelas karena responden
sudah tidak terlalu sibuk sehingga responden meluangkan waktunya untuk di
wawancarai kembali.Dan ini di lakukan terhadap ke sembilang responden
lainnya.Berikut hasil wawancara petani rumput laut di Desa Lampuara Kecamatan
Ponrang Selatan Kabupaten Luwu.
1. Faktor Perubahan Sosial Petani Rumput Laut di Desa Lampuara
KecamatanPonrang Selatan Kabupaten Luwu
Setiap masyarakat manusia selama hidupnya, pasti mengalami perubahan-
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut bagi masyarakat yang bersangkutan
maupun bagi orang-orang luar yang menelaahnya, dapat berupa perubahan-
perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok, ada pula perubahan
yang pengaruhnya terbatas maupun luas, serta ada pula perubahan-perubahan
yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-
perubahan tersebut hanya akan ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti
susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu
51
waktudanmembandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut
dalam masa lampau.
Perubahan-perubahan pada masyarakat di dunia dewasa ini merupakan
gejala yang normal, yang pengaruhnya menjalar dengan cepat ke bagian-bagian
dunia lainnya, antara lain berkat adanya komunikasi yang modern. Penemuan-
penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat dengan cepat
dapat diketahui oleh masyarakat-masyarakat lain yang jauh dari tempattersebut.
Perubahan-perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman
dahulu, namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat
cepatnya, sehingga seolah-olah membingungkan manusia yang
menghadapinya.Sehingga di dalam masyarakat-masyarakat di dunia kita lihat
sering terjadinya perubahan-perubahan atau suatu keadaan di mana perubahan-
perubahan tersebut berjalan secara konstan. Perubahan-perubahan tersebut
memang terikat oleh waktu dan tempat, akan tetapi karena sifatnya yang berantai,
maka keadaan tersebut berlangsung terus walaupun kadang-kadang di selingi
keadaan di mana masyarakat yang bersangkutan mengadakan reorganisasi unsur-
unsur struktur masysrakat yang terkena oleh proses perubahan tadi.
Oleh karena luasnya bidang di mana mungkin terjadi perubahan- perubahan
sosial maka dalam penelitian ini di fokuskan pada perubahan sosial bidang
ekonomi masyarakat petani rumput laut di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang
Selatan Kabupaten Luwu adapun perubahan sosial ekonomi yang terjadi di Desa
Lampuara dapat dilihat dari hasil wawancara dengan responden, adapun hasil
52
wawancaranya adalah sebagai berikut:
AA (30 tahun) mengatakan:
“Dulu sebagai nelayan pencari ikan, terus pada waktu itu ada rekan
yang datang ke saya.Dia bilang begini coba kamu pelihara rumput laut
karena untungya lumayan. Dari ajakan dia saya mencoba-cobami
akhirnya pada saat panen keuntungan yang di peroleh dari petani
rumput laut meningkat di bandingkan pada saat saya masih sebagai
nelayan”.
Dari hasil wawancara di atas perubahan sosial yang terjadi adalah bahwa
pada mulanya dia seorang nelayan mencari ikan dilaut lalu dia beralih ke petani
rumput laut karena dia melihat bahwa keuntungan yang di dapatkan saat budidaya
rumput laut sangatlah besar di bandingkan saat dia menjadi nelayan.
Perubuhan sosial ekonomi selanjutnya adalah menyangkut masalah modal
sebagaimana yang di kemukakan oleh :
SLM (32 thn) mengatakan:
“Pertama kali modal saya berasal dari hasil penjualan pelaharan.Dari
hasil penjualan, kupakemi beli tali (bentang), botol-botol bekas, dan
bibit rumput laut (agara’).Selanjutnya dari hasil panen rumput laut ada
yang kami tabung, ada yang di jadikan modal, dan ada yang di
pergunakan untuk keperluan sehari-hari.”
Dari hasil wawancara di atas dimana sebelum terjun menjadi petani
keperluan-keperluan apa yang harus di gunakan untuk awal mula melakukan
budidaya rumput laut. Yang di mana keperluan itu yang harus di sediakan
adalah tali (bentang), botol-botol bekas dan bibit rumput laut. Perubahan sosial
ekonomi selanjutnya adalah terletak pada perlakuan rumput laut dan penjualan
rumput laut, perlakuan dan pemasaran rumput laut dapat di lihat dari hasil
53
wawancara sebagai berikut:
AD (42 thn) mengatakan:
“Dulu kami menimbang rumput laut dalam keadaan masih basah
karena informasi mengenai pengelolaan rumput laut masih
sangat minim.Namun, sekarang kami menjemurnya sebelum di
timbang ke pengumpul rumput laut.Karena kami dapat
informasi harga rumput laut kering jauh lebih mahal di
bandingkan dengan rumput laut basah.).
Apa yang di katakan oleh AD (42 thn) senada juga yang di katakan oleh
RHL (38 thn) mengatakan:
“Dulu kami menimbang basah rumput laut sekarang kami
timbang keringmi karena beda harganya kalau di timbang kering
dengan di timbang basah”.
Dari hasil wawancara AD (42 thn) dan RHL (38 thn) menyatakan bahwa
dulu petani rumput laut di Desa Lampuara menjual rumput lautnya dalam
keadaan basah, ini di sebabkan karena petani rumput laut di Desa Lampuara
belum mengetahui perlakuan yang di berikan rumput laut agar bernilai tinggi
di pasaran. Sehingga, walaupun petani rumput laut mampu memanen sampai
berton-ton tetap tidak terjadi peningkatan ekonomi karena nilai jualnya rendah.
Setelah petani rumput laut di Desa Lampuara mendapatkan informasi
bahwa rumput laut yang kering jauh lebih mahal, maka mereka meninggalkan
kebiasaan selama ini yang mereka lakukan.Petani rumput laut tidak lagi
menjual hasil panennya dalam keadaan basah.Namun, petani menjual dalam
keadaan kering.
54
Perubahan yang terjadi selanjutnya adalah dari segi
penjualan/pemasaran.Pemasaran/penjualan sangat erat kaitannya menyangkut
penentuan harga jual.Penentuan harga jual rumput oleh petani di Desa
Lampuara sangat diperhitungkan sehingga petani tidak mengalami kerugian.
Berikut penentuan harga jual rumput laut sebagaimana yang dipaparkan oleh:
DRG (46 thn) mengatakan:
“Dalam masa panen saya selalu memperhatikan harga- harga
rumput laut yang ada di pasaran, kemudian saya mencari
pembeli rumput laut saya yang memberikan harga yang bagus,
hal ini saya lakukan agar harga jual panen rumput laut saya
menberikan nilai tinggi untuk memberikan kebutuhan keluarga”.
Dari hasil paparan wawancara dari DRG (46 thn) perubahan sosial
ekonomi yang terjadi pada masyarakat petani rumput laut Desa
Lampuaraadalah mengenai harga rumput laut.Sebelum dijual petani mencari
informasiharga rumput laut dari berbagai sumber, karena antara pembeli satu
dengan pembeli lainnya memiliki harga yang berbeda-beda.Agar tidak merugi
mereka menjual rumputnya pada orang dianggap cocok dalam kesepakatan
harga.
2. Dampak Perubahan sosial Petani Rumput Laut Desa Lampuara
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.
Dampak Perubahan sosial petani rumput laut di desa lampuara
merupakan perubahan yang begitu cepat dalam proses yang awalnya sebagai
nelayan mencari ikan, sawah, dan dan akhirnya berinisiatif sebagai pertani
rumput laut,karna sebagian besar petani rumput laut dapat meningkatkan
55
perokonomia keluarga dan membantu biaya yang serupa dalam kebutuhan
hidup rumah tangga dan kebutuhan sekolah anak-anaknya. Seperti yang di
kemukakan oleh salah satu informaan dalam wawancara ini adalah,
Menurut HRN (33 Tahun) mengatakan bahwa
“Pada awalnya saya sebagai nelayan mencari ikan di laut dengan
ini berinsiatif menggarap sebagai petani rumput laut dengan
akhirnya sudah bisa mencukupi kebutuhan hidup dalam sehari-hari,
dan allhamdulillah segala sesuatu terpenuhi seperti pendidikan
anak-anak juga bisa terpenuhi, melaikan kebutuhan hidup lain juga
sudah bisa terpenuhi”.
Begitu pula yang di katakan oleh HBL adalah
“Saya juga disini nak dengan adanya lahan perikanan rumput laut
Alhamdulillah, Cuma ada kekuranganya jika terjadi hal yang
terjadi pada tali dan rumpunya meleleh, akan tetapi masih bisa di
panen Cuma kerugianya tidak begitu banyak berbanding dengan
sebagai nelayan mencari ikan di laut”.
Dari hasil Wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa, dengan
adanyaPetani rumput laut, yang dulunya dengan mata pencaharian sebagai
nelayan mencari ikan di laut dan akhirnya nelayan beralih mejadi petani
rumput laut, dengan hasil rumput laut memiliki peningkatan dalam perubahan
sosial dan ekonomi dengan demi terpenuhnya kebutuhan hidup sehari-hari, dan
kebutuhan hidup lainya, seperti kebutuhan pendidikan anak-anaknya dalam
menjenjenag pendidikan tinggi.
Di daerah pesisir Desa Lampuara setelah adanya budidaya rumput laut
memberikan peluang pekerjaan bagi laki-laki dan perempuan warga pesisir,
peranan laki-laki sangat besar yakni dengan mencari ikan dilaut dan
56
hasilnyadijual untuk memenuhi dan menafkahi keluarganya. Laki-laki sebagai
kepala keluarga memegang peranan dan tanggung jawab yang cukup besar,
oleh karena itu laki-laki yang dahulu hanya mencari ikan sekarang mempunyai
usaha baru dengan adanya budidaya rumput laut. Budidaya rumput laut di
daerah pesisir Desa Lampuara dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi
laki-laki, karena budidaya ini membutuhkan tenaga kerja laki-laki untuk
menanam rumput laut,memanen rumput lautdan menjemur rumput laut.
Sedangkan warga pesisir Desa lampuara yang tidak memiliki lahan
rumput laut akan bekerja sebagai buruh untuk mendapatkan penghasilan guna
memenuhi kebutuhan hidup.Sebagai tenaga kerjabudidaya rumput laut,mereka
diberi upah harian oleh pemilik lahan rumput laut berkisar Rp. 60.000,-
sampaiRp. 100.000,-atau sesuai dengan banyaknya pekerjaan yang dilakukan.
Hubungan kerja yang dilakukan merupakan interaksi yang dilakukan
antara pemilik rumput laut sebagai patron yang membutuhkan tenaga kerja
untuk membantu penanaman maupun pada saat memanen rumput laut,
kemudian pekerja sebagai klien membutuhkan pekerjaan dari petani rumput
laut untuk mendapatkan penghasilan.Hubungan kerja yang terjadi antara
pemilik lahan rumput laut dengan pekerja atau tenaga buruhdi daerah pesisir
Desa Lampuara, karena adanya saling membutuhkan diantara kedua belah
pihak.
Kaum perempuan sejak dahulu memegang peranan penting yakni
berperan sebagai domestic worker, artinya mereka hanya bekerja pada urusan
57
rumah tangga saja. Urusan rumah tangga tersebut meliputi segala macam
pekerjaan rumah seperti menyapu, memasak, dan mengasuh anak.Setiap
perempuanmenginginkan yang terbaik untuk orang-orang yang dicintainya,
termasuk keluarganya, begitu juga para perempuan pesisir Desa Lampuara.
Perempuan -perempuan pesisir Desa Lampuara bekerja sebagai tenaga
pengikat rumput laut,hal ini karena perempuan lebih cekatan dan teliti. Dalam
situasi ini terjadi pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki, sesuai
dengansistem pembagian kerja di atas sehinggakaum perempuan
pesisirmempunyai keinginanuntuk terlibat dalam kegiatan di luar rumah.Selain
itu dengan bekerja menjadi tenaga pengikat bibit rumput laut mereka dapat
berkumpul dan bersosialisasi dan dengan perempuan lainnya, tidak seperti
halnya apabila di rumah saja mereka tidak mempunyai teman mengobrol dan
tidak ada pekerjaan lain setelah mengurus rumah.
Keikutsertaan perempuan yang bekerja di desa ini sudah dilakukan sejak
sebelum adanya rumput laut seperti bekerja menjadi buruh di sawah apabila
dibutuhkan oleh orang lain yang membutuhkan tenaganya, begitu juga setelah
setelah adanya rumput laut, yang bertujuan untuk membantu ekonomi
keluarga. Hal ini disebabkan karena kegiatan budidaya rumput laut tidak selalu
lancar karena juga terdapat kendala seperti angin dan penyakit yang dapat
mengganggu rumput laut.Oleh karena itu perempuan pesisir Desa Lampuara
membantumencari nafkah untuk keluarga yang hasilnya ditabung sebagai
antisipasi apabilasuami mereka tidak memperoleh penghasilan.
58
Peran tersebut tidak hanya menguatkan kedudukan kaum perempuan
dalam kehidupan rumah tangganya, tetapi juga meningkatkan kontribusi
perempuan terhadap pengembangan ekonomi keluarga.139Upah yang
diberikan untuk buruh pengikat rumput laut dihitung per tali, satu tali rumput
laut di bayar Rp.5000,-, jadi semakin banyak hasil mengikat rumput laut maka
semikin banyak pula upah yang didapatkan. Dengan adanya budidaya rumput
laut memberikan peluang-peluang ekonomi dan memberi keberuntungan
kepada perempuan pesisir desa ini.contoh halnyaSuliati
mendapatkanupahsetiap harinya berkisar sampai Rp. 25.000,-dari hasil bekerja
menjadi tenaga pengikat rumput laut dapat digunakan untuk
membelikebutuhan pokok sehari-hari, seperti beras, gula, minyak dan lain-lain
tanpa harus meminta kepada suami.
“Saya bekerja menjadi mengikat rumput laut, agar saya bisa
mencari uang sendiri dan sedikit-sedikit dapat membantu suami
saya. Meskipun hasil yang saya dapatkan tidak begitu banyak,
namum dapat saya gunakan untuk membeli keperluan dapur dan
untuk membeli lauk dan lain-lainnya”.
59
Gambar 5.1 Aktivitas Perempuan Desa Lampuara Kecamatan
Ponrang Kabupaten Ponrang Selatan
Berdasarkan hasil wawancara dan Gambar 5.1 diatas merupakan salah
satu aktivitas atau kegiatan perempuan di daerah pesisir Desa Lampuara,
yangsedang mengikat rumputlaut. Kegiatanini berlangsung setiap hari, kalau
ada aktivitas yang menanam rumput laut. Dengan adanya kegiatan mengikat
rumput laut ini perempuan didaerah pesisir. Desa Lampuara memiliki
pekerjaanyang memberikan keuntunganselain menjadi ibu rumahtangga.
Desa Lampuara yang beradadi daerah pesisir warga yang dahulu
pekerjaannya hanya mencari ikan, namun setelah melakukan budidaya rumput
laut mereka mengalami perubahan secara ekonomi. Pada saat masih menjadi
nelayan pencari ikan untuk membeli motor sulit, kemudian setelah budidaya
rumput laut berkembang dan berhasil rata-rata masyarakat mampu untuk
membeli motor baru bahkan ada yang mampu membeli dua buah motor.
60
Seperti pernyataan Andi Ashar:
“Setelah saya membudidayakan rumput laut, membawa perubahan
baik terhadap kehidupan ekonomi saya. Sehingga saya bisa
membeli barang elektronik dan membeli kendaraan bermotor baru
dan saya bahkan sudah bisa membeli motor baru lagi”.
Keberadaan budidaya rumput laut didaerah pesisir Desa Lampuara yang
mampu memberikan pendapatan lebih telah merubah kehidupan masyarakat
yang sebelumnya sederhanamenjadi lebihbaik danmodern. Meningkatnya
pendapatan warga pesisir Desa Lmpuara terutama yang membudidayakan
rumput laut, berakibat pada meningkatnya taraf hidup atau kesejahteraan
mereka. Meningkatnya taraf hidup warga pesisir Desa Lampuara ini
berpengaruh pada tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan masyarakat di Desa
Sumber kencono dan di daerah pesisir.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Faktor Perubahan Sosial Petani Rumput Laut di Desa Lampuara
Asal mula beralihnya masyarakat dari nelayan ke petani rumput laut
hanya berupa percobaan yang dilakukan oleh tiga orang, yakni Sulaiman. Addi
dan Dirga. Mereka menyatakan bahwa bibit rumput laut pertama kali mereka
ambil lalu dibudidayakan itu berasal dari tetangga kampung, tepatnya dari
lingkungan Desa Tirowali Kecamatan Ponrang. Ketiga orang tersebut yang
memulai membudidayakan hingga meningkatkan penghasilan rumput laut.
Ketika masyarakat setempat melihat hasil membudidayakan rumput laut
yang dilakukan oleh pak Sulaiman berhasil dan meningkat maka masyarakat
61
setempat mulai tertarik dan mereka belajar dari Addi tentang proses
pembudidayaan rumput laut tersebut. Lama kelamaan semakin banyak orang
yang tertarik membudidayakan rumput laut sehingga pekerjaan sebagai nelayan
kurang diperhatikan lagi dan lebih berkonsentrasi terhadap pembudidayaan
rumput laut. Bahkan, sebagian nelayan sudah tidak pernah lagi mencari ikan di
laut, mereka hanya berkonsentrasi terhadap pembudidayaan rumput lautnya.
Membahas tentang perubahan sosial yang ada di masyarakat serasa tidak akan
pernah ada habisnya, sebab perubahan sosial dapat melekat erat pada diri
manusia.
Sehingga selama manusia tidak punah di dunia maka perubahan sosial
akan tetap terjadi. Walaupun proses terjadinya perubahan sosial pada
masyarakat sangat beragam, ada yang membutuhkan waktu yang sangat lama
dan ada pula yang membutuhkan waktu yang singkat. Perubahanyang terjadi
secara cepat sedangkan perubahan yang membutuhkan waktu yang cukup lama.
Perubahan sosial yang terjadi pada manusia bukan hanya pada nilia-nilai,
lembaga sosial, norma-norma sosial tetapi menyangkut keseleruhan yang
bersangkutan dengan manusia. Tidak terkecuali apa yang dipaparkan
sebelumnya bahwa perubahan sosial juga merambat pada aspek ekonomi
masyarakat. Ya yang namanya perubahan sosial secara sederhana dapat
diasumsikan ini terjadi karena manusia ingin selalu bergerak kerah yang lebih
baik, dari keterbelakangan menuju kerah yang lebih maju. Salah satu contoh.
62
Ahmad yang tinggal didaerah pedesaan disekeliling dia tinggal rata-rata anak
sebaya mereka hanya mengenyam pendidikan sampai di SMA sehingga mereka
tidak lebih dari orang tua mereka sebelumnya yang hanya lulusan SMA setelah
lulus mereka mengikuti jejak ayahnya sebagai pekerja kasar. Saiful tidak ingin
seperti mereka, sehingga Ahmad berfikir bagaimana hidupnya lebih baik dari
teman-temannya tadi maka saiful memutuskan setelah tamat SMA mereka
harus melanjutkan sekolahnya keperguruan tinggi.Apa yang dilakukan oleh
saiful secara tidak sadar mereka mengadakan perubahan pada dirinya dia ingin
hidup lebih baik dari teman- temannya dikampung.
Contoh diatas menjadi salah satu bukti bahwa selama manusia ada dan
selama keinginan manusia ingin berubah maka selama itupula perubahan akan
tetap ada tinggal aspek mana manusia itu berubah, ilustrasi diatas juga dapat
dikatergorikan kepada perubahan sosial yang mereka sengaja karena
merekasengaja merubah keadaan sosialnya ingin tampil berbeda dengan orang
lain yang ada di sekeliling dimana dia tinggal.
Selain defenisi secara umum tentang perubahan sosial ekonomi masih
banyak lagi tentang defenisi-defenisi lain yang menyangkut perubahan sosial
ekonomi, salah satunya adalah perubahan sosial ekonomimenyangkut
perubahan budaya. Perubahan yang berkaitan dengan kebudayaan melibatkan
semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, organisasi
masyarakat dan lainya. Dilain sisi ada perubahan sosial adalah suatu variasi
cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik perubahan kondisi-
63
kondisi geografi, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun
disfungsi yang lain karena adanya penemuanbaru
Telah disebutkan sebelumnya bahwa perubahan sosial itu jangkauannya
luas dan menyangkut semua aspek yang ada dalam kehidupan manusia maka
kami sebagai peneliti hanya menitikberatkan perubahan sosial yang pada aspek
ekonomi petani rumput laut yang ada di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang
Selatan Kabupaten Luwu. masyatakat yang ada di Desa Lampuara sama halnya
dengan masyarakat pada umumnya mereka juga memiliki keinginan untuk
melakukan perubahan yang menyangkut dengan aspkek kehidupannya, ingin
hidup lebih baik dari hari kemarin, ingin hidup berbeda dari yang kemarin atas
keinginan itu mereka melakukan suatu sutatu perubahan. Perubahan yang
dilakukan pada penelitian ini adalah menyangkut aspek ekonomi, mereka
beranggapan bahwa kehidupan semakin hari semakin berat salah satu contoh
kata mereka harga kebutuhan kebutuhan pokok saja kian hari kian meningkat,
sehingga untuk menyambung hidup harus diimbangi antara pemasukan dengan
pengeluaran agar kelangsungan hidup keluarga kami tetap terjaga. Bukan hanya
kebutuhan pokok namun masih banyak lagi yang kami sangat butuhkan
termasuk membeli seragam sekolah anak, mengeluahkannya, memperbaiki
rumah, ingin punya tabungan untuk masa depan, dan masih banyak laiinya. Ini
semua tidak akan terwujud jika pemasukan tidak ada perubahan tiap hari.
Ada perubahan dari yang kemarin sehingga apa yang kami sebutkan tadi
dapat terwujud khususnya memiliki tabungan sendiri untuk modal investasi
64
untuk anak cucu kami kedepannya dan untuk memenuhi apa yang menjadi
kebutuhan kami. Sehingga kami sepakat untuk memulai bertani rumput
laut.Karena kami melihat potensi di Desa Lampuara untuk budidaya rumput
laut sangat mendukung apalagi dekat dengan bibir pantai.
2. Dampak Perubahan Sosail petani rumput laut desa Lampuara Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu
Dari hasil penelitian dampak perubahan-perubahan sosial ekonomi yang
terjadi pada petani rumput laut di Desa Lampuara adalah:
a. Peralihan Pekerjaan
Salah satu perubahan sosial ekonomi yang ada pada petani rumput laut
adalah peralihan pekerjaan. Petani rumput laut sebelumnya memiliki pekerjaan
sebagai petani jangung. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada AA (30
tahun) dia menuturkan bahwa
“Dulu saya sebagai petani yang berprofesi sebagai petani Nelayan,
kemudian pindah menjadi petani rumput laut.Alasan saya beralih
profesi karena mencari ikan agak sulitmenangkap ikan, maka dari
itu saya beralih menjadi petani rumput laut”.
Adapun wawancara diatas di benarkn lagi
SLM (32 tahun) mengatakan bahwa;
“Setelah saya membudidayakan rumput laut saya tidak perlu lagi
melakukan aktivitas sebelumnya sebagai nelayan mencari ikan
ditengah untukmasalah modal rumput laut yang saya rasakan itu
hanya pada waktu pemula karena harus membeli tali pengait botol
dan bibit rumput laut namun selanjutnya tidak lagi kecuali kalau
ada tali yang rusak tapi itu tidak seberapa”.
65
Dari hasil wawancara diatas bahwa antara dengan Nelayan penangkap
ikan dengan petani rumput laut, lebih dominan sebagai petani rumput llaut
kaeran hanya mengeluarkan modal awal .dan akhinya tekun dalam
mememelihara rumput laut, karna rumput laut tidak banyak meribetkan
masalah dana yang hanya menjadi persoalan adalah jika tali yang di gunakan
mengalami keruskan dan kehilangan botol plastik yang terpasang pada saat
bibit ada di laut.
b. Petani Rumput Laut sudah mampu Menabung
Perubahan sosial ekonomi yang kedua pada petani rumput laut Desa
Lampuara adalah mereka sudah mampu menabung dan melakukan investasi
atas hasil usahanya sebagai petani rumput laut.
AD (42 tahun) mengatakan bahwa’
“Dari hasil penjualan rumput laut ada yang ku tabung, ku jadikan
modal, dan selebihnya untuk keperluan sehari-hari termasuk untuk
kebutuhan makan danminum”.
Dari penuturan YT (35 tahun) diatas telah terjadi perubahan ekonomi
semenjak dia membudidayakan tanaman rumput laut. sudah mampu menabung
dan menginvestasiakn hasil dari penjualan rumpu laut, yang sebelumnya dia
tidak memiliki tabungan dan modal untuk investasi.Dari investasi isi YT
mampu memberikan pemasukan tambahan untuk kebutuhan hidupnya karena
dia memiliki pemasukan dari panen rumput laut plus pemasukan dari modal
yang dia investasikan, dan menambahkan tali untuk menambahkan lebih hasil
yang akan dipanen di kemudia hari, sehingga lebih mencukupi lagi kebutuhan
66
hidup istri, anak-anak dan kebutuhan sangan dan pangan, dan bahkan
kebutuhan lain demi kelangsungan hidup rumah tangga yang sakinah dan
mawadah sebagai rukun rumah tangga.
Dampak yang terjadi dalam perubahan sosial ini sangat berarti dalam
kehidupan dan kebutuhan sosial petani rumput laut dan masyarakat desa
lampuara kecamatan ponrang kabupaten luwu. Dalam penelitian ini tentang
bagaimana dampak perubahan sosial yang terjadi pada petani rumput laut,
seperti yang dikatakan oleh salah satu informan dalam penelitian ini yang
mengatakan bahwa;
“seperti yang terjadi pada saat ini, yang dulu agak sulit dalam
meghidupi kebutuhan keluarga dan dengan budidaya rumput laut
akhirnya kebutuhan yang terjaadi dalam keluarga sudah mencukipi
kebutuhan hidup sehari dan biaya lainya”
Seperti hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa para petani
rumput laut yang awalnya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan pada
akhirnya dengan adanya budi daya rumput laut para keluuaarga akhirnya dapat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga, dan bahkan lebih lagi
keebutuhan perkiran yang sifatnya ekternal maupun dalam internal keluarga,
perubahan ini sangat mengembangkan kemajuan ekonomi keluarga maupun
masyarakat lainya di desa lampuara, karna dari beberapa wawancara diatas
para ibu rumah tangga bahkan perempuan lainya yang masih dalam usia di
bawah umur bahkan ikut serta dalam membantu kebutuhan hidup keluarga dan
kebutuhan pokok sehari-harinya.
67
Dalam penelitian ini sesuai yang terjadi di lapangan bahwa sangat
berpontensi sebagai petani rumput laut ini demi meningkatkan taraf kemajuan
sosial ekonomi keluarga, petani rumput laut sudah memiliki taraf sosial
ekonomi yang maju dan bahkan meningkat, dampak kemajuan sosial demi
kelangsungan hidup keluarga petani rumput laut.
68
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpualan
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah perairan yang lebih luas
dibandingkan dengan wilayah daratan, sehingga menjadikan masyarakat yang tinggal
di daerah pesisir banyak yang bekerja di sektor perikanan, seperti menjadi nelayan
yang telah menjadikan pekerjaan mereka sejak jaman nenek moyang mereka. Di Desa
Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu, menyebabkan sebagian
warga yang tinggal di daerah pesisir bekerja menjadi nelayan yang setiap harinya
mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang tergolong lemah, karena mereka hanya menggantungkan
penghasilannya dari hasil melaut yang tidak menentu. Hal ini disebabkan
keberadaanikan sifatnya musiman kadang-kadang banyak, namun kadang-kadang
sedikit bahkan pernah tidak mendapatkan hasil sama sekali, ketika musim paceklik.
Faktor ini menyebabkan masyarakat mangalami kesulitan dalam bidang sosial,
sehingga menimbulkan berbagai masalah, karena mereka tidak mempunyai pekerjaan
lain selain menjadi nelayan. Sebelum adanya budidaya rumput laut, nelayan di daerah
pesisir Desa Lampuara sebagian bekerja mencari ikan hias menggunakan potasium,
namun hal ini dilarang oleh Pemerintah Kabupaten Luwu, karena termasuk tindakan
kriminal.
68
69
Dari hasil pembahasan diatas maka kami dapat mengambil kesimpulan dari
perubahan sosial ekonomi petani rumput laut di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang
Selatan Kabupaten Luwu adalah Perubahan sosial ekonomi yang cepat.
Dalam penelitian ini sangat bermanfaat bagi petani rumput demi kebutuhan
hidup keluarga dengan perubahan ini sangat menjamin kebutuhan hidup keluarga dan
sangat berdampak penyebab perubahan sosial petani rumput laut, karna dapat
meningkatkan kemajuan ekonomi keluarga dalam mencapai tujuan dalam keluarga,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
B. Saran
Adapun saran dari penelitian ini adalah kami sebagai penulis tujukan kepada
pemerintah dan kepada petani rumput laut yang ada di Desa Lampuara Kecamatan
Ponrang Selatan adalah sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah dan swasta diharapkan semakin meningkatkan pelatihan maupun
sosialisasi pertanian serta menerapkan teknologi dalam hal meningkatkan kualitas
produksi rumput laut.
2. Bagi petani rumput laut perlunya ada penambahan pengalaman kerja dalam proses
produksi guna meningkatkan produksi rumput laut di Desa Lampuara.
3. Bagi perguruan tingggi dengan adanya penelitian ini di desa lampuara semoga
kedepannya menjadi acuan bagi penelitia lain dan bermanfaat untuk kepetingan
instansi.
70
4. Bagi masyarakat/petani, dengan petani rumpu laut bagi perempuan jangan
merasakan lemah untuk mencari sesuap nasi tetap bangkit karna di budidaya
rumput laut ada penghasilan yang di dapatkan seperti mengikat rumput laut ke tali
yang akan di bawa ke tempatnya.
71
DAFTAR PUSTAKA
Agustang, Andi. 2011. Filosofi Research ( Dalam Upaya Pengembangan
Ilmu).Makassar.
Anwar dan Adang. 2013. Sosiologi untuk Universitas. Bandung. Refika Aditama.
Damsar dan Indrayani. 2011. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta. Prenada Media
Group.
Gunawan, Ary.2000. Sosiologi Pendidikan suatu Analisis Sosiologi tentang berbagai
Problem Pendidikan.Jakarta.Rineka Cipta.
Hermanto. 1995.Pengelolaan Hasil-hasil Pertanian. Jakarta. Intimedia.
Istini, Sri. A.Zatnika dan Suhaimi.1985.Manfaat Rumput Laut dan
Pengolahannya.Bandar lampung.Seafarming workshop report.
Jana-Anggadiredjo, 2006.Rumput Laut. Jakarta. Penebar Swadaya.
Kuntowijoyo. 2002. Radikalisasi Petani. Yogyakarta.Bentang.
Linda, Febi Oktarina Soraya, 2011. Analisis Perubahan Sosial Ekonomi dan Budaya
Peserta Hutan Kemasyarakatan di Desa Gudang Garam Kabupaten Serdang
Bedagai. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Sumatra Utara: Medan.
Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. 13. Bandung.
Remaja Rosdakarya.
. 2007. MetodePenelitian Kualitatif. Bandung.Remaja Rosdakarya.
Malo Manase. 1989. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. Karunika.
Marzali, A. xxxx. Konsep Peisan dan Kajian Masyarakat Pedesaan Di
Indonesia.Diterbitkan oleh Journal Antropologi No. 54.
Mosher, 1995.Pertanian (Agrikultur) Cetakan Kelima.Jakarta. Bina Aksara. Nawawi,
H. Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta. Gajah
72
Mada University Perss.
Pantjar Simatupang, 2003.Petani dan Permasalahan Petani.Jakarta. Rajawali Press.
Poerwadarminta, 1986.Kesejateraan dan Kemakmuran Kelima.Jakarta. Bina Aksara.
Robert Redfield. 1985. MasyarakatPetanidan Kebudayaan. Edisi Kedua. Jakarta.
CV. Rajawali.
Sadikin M, 2001.Pengembangan Sektor Pertanian (Penanganan Komoditi
Unggul).Jakarta. UGM Press.
Sardiman, S. A. dkk. 2002.Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatan.Jakarta. PT. Raja Grasindo Persada.
Scott, John. 2012. Teori Sosial Masalah-Masalah Pokok dalam Sosiologi.
Yogyakarta.pustaka pelajar.
Siagian, 1992.Pembangunan Ekonomi Masyarakat Indonesia.Jakarta.BinaAksara.
Simanjuntak, 1999.Kesejahteraan dan Kesempatan Kerja di Indonesia. Jakarta.
Press.
Sitorus, M. 2000. Sosiologi.Bandung.Cahaya Budi. Slamet, 2000.Agrikultur.Bogor.
LPN-IPB.
Soerjono Soekanto, 1982. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta.Rajawali.
Sujana, YE. 1994.Jurnal Psikologi.Yogyakarta. Uiversitas Gajah Mada. Sumardi, M.
2004. Kemiskinan dan kebutuhan pokok.Jakarta. Rajawali.
T Sumarno nugroho, 1987.Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial. Cetakan Kedua.
Yogyakarta. PT. Hanindita.
Taurino, Poncomulyo. 2006. Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut.Jakarta. Agro Media Pustaka.
Usman, Sunyoto. 2003. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Edisi
kedua.Yogyakarta.Pustaka pelajar.
Wijaksana, Adi. 1992. Minat Remaja dalam Pemilihan Bidang Karir pada Status
73
Sosial Ekonomi Keluarga Tingkat Atas Menengah dan Bawah.Jakarta.Sekripsi
Fakultas Psikologi UniversitasIndonesia,
Wolf, E.R. 1985. Petani Suatu Tinjauan Antropologis. Jakarta.CV. Rajawali.
Zakiah A, Idznan. 2015. Pemberdayaan Komunitas Petani (Studi Kemiskinan pada
Masyarakat Petani Dusun Punagayya Kabupaten Ponrang Selatan). Skripsi
Tidak Diterbitkan. UNISMUH: Makassar
Sutomo,B.2006.Manfaat Rumput Laut, Cegah Kanker dan
Antioksidan.www.ebookpangan. com. akses10 April 2015
Soewando, M. R. N, danSoerasno,( Kedudukan Perempuan Indonesia Dalam Hukum
dan Masyarakat), Jakarta
Sumber Lain;
https://tirto.id/pengertian-perubahan-sosial-ciri-ciri-dan-faktor-penyebabnya-f8pX
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/72535/110110301023.pdf?se
quence=1&isAllowed=y
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85