BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER...

42
20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) Perang termasuk didalamnya operasi militer, kemunculannya tidak bisa lepas dari peran politik dibelakangnya. Seperti ungkapan seorang pakar strategi klasik dari Barat yaitu Carl von Clausewitz bahwa, “…. (W)ar is not merely an act of policy but a true political instrument, a continuation of political intercourse, carried on with other means. The political object is the goal, war is the means of reaching it, and means can never be considered in isolation from their purpose”. 1 Ungkapan tersebut menunjukan bahwa perang merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan politis dan pelaksanaannya hanya bisa ditentukan oleh keputusan politis para pemimpin negara, bukan para komandan militer. Perang dan politik mempunyai keterkaitan yang sangat erat dan bahkan tidak bisa dipisahkan. Mengutip pengertian politik kaitannya dengan masalah konflik menurut Andrew Heywood, dijelaskan oleh Prof. Miriam Budiardjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Politik: “Politics is the activity through which a people make, preserve and amend the general rules under which they live and as sych is inextricably linked to the phenomen of conflict and cooperation (Politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang 1 Carl von Clausewitz, On War, Michael Howard and Peter Paret (ed), (London: David Campbell Publishers, 1993), hlm. 99.

Transcript of BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER...

Page 1: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

20

BAB IILATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT

TAHUN 1961-1963

A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi Meja Bundar(KMB)

Perang termasuk didalamnya operasi militer, kemunculannya tidak bisa

lepas dari peran politik dibelakangnya. Seperti ungkapan seorang pakar strategi

klasik dari Barat yaitu Carl von Clausewitz bahwa, “…. (W)ar is not merely an

act of policy but a true political instrument, a continuation of political

intercourse, carried on with other means. The political object is the goal, war is

the means of reaching it, and means can never be considered in isolation from

their purpose”.1 Ungkapan tersebut menunjukan bahwa perang merupakan salah

satu sarana untuk mencapai tujuan politis dan pelaksanaannya hanya bisa

ditentukan oleh keputusan politis para pemimpin negara, bukan para komandan

militer. Perang dan politik mempunyai keterkaitan yang sangat erat dan bahkan

tidak bisa dipisahkan. Mengutip pengertian politik kaitannya dengan masalah

konflik menurut Andrew Heywood, dijelaskan oleh Prof. Miriam Budiardjo dalam

bukunya Dasar-dasar Ilmu Politik: “Politics is the activity through which a people

make, preserve and amend the general rules under which they live and as sych is

inextricably linked to the phenomen of conflict and cooperation (Politik adalah

kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan dan

mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang

1 Carl von Clausewitz, On War, Michael Howard and Peter Paret (ed),(London: David Campbell Publishers, 1993), hlm. 99.

Page 2: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

21

berarti tidak dapat lepas dari gejala konflik dan kerjasama)”.2 Operasi militer di

Irian Barat lahir dari keadaan politik yang tidak menguntungkan bagi Indonesia

pasca persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB).

Pengakuan Pemerintah Kerajaan Belanda atas kedaulatan Pemerintah

Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) tidak serta merta menyelesaikan

masalah. Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dengan semua wilayahnya

kecuali Irian Barat. Belanda bersikeras dengan segala cara mempertahankan Irian

Barat, Pemerintah Indonesia juga bersikap dengan segala upayanya

mempertahankan wilayah Indonesia yang mencakup Irian Barat. Belanda melalui

Van Maarseveen (Menteri Seberang Lautan Kerajaan Belanda) mengemukakan

bahwa secara moral Indonesia tidak mempunyai hak atas wilayah ini, Irian Barat

memungkinkan berkembang kearah yang menguntungkan jika berada dalam

asuhan Belanda daripada Indonesia. Selain itu, Irian Barat bisa menjadi solusi dari

masalah kepadatan penduduk Belanda sebagai tempat emigrasi.3 Belanda juga

beranggapan bahwa sampai saat ini belum terdengar adanya penggabungan antara

rakyat asli Nieuw Guinea dengan rakyat Indonesia dan memang kebanyakan

rakyat Nieuw Guinea dan rakyat Indonesia tidak ada perhubungan. Atas dasar

itulah, Pemerintah Belanda memandang tuntutan dari Pemerintah Indonesia

2 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama, 2008), hlm. 16.

3 P.B.R. De Gues. De Nieuw-Guinea Kwestie: Aspecten van buitelandsbeleid en militaire macht (Leiden: Martinus Nijhoff, 1984, diterjemahkan olehYayasan Jayawijaya, 2003), hlm. 44-45.

Page 3: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

22

tentang Nieuw Guinea bukan suatu manifestasi dari perasaan nasional yang

dalam.4

Presiden Soekarno dalam pidatonya mengemukakan alasan kenapa

Indonesia mempertahankan Irian Barat sebagai berikut :

… Nah. Apakah gerangan sebabnya kita begitu mati-matian membebaskanIrian Barat? ta’lain dan ta’bukan, oleh karena kita adalah satu bangsajang mempunjai dasar-djiwa, satu bangsa jang mempunjai prinsipe, satukewadjiban-sutji daripada djiwa Indonesia, - luas atau tidakkah IrianBarat itu, kaja atau tidakkah Irian Barat itu, berpenduduk banjak atausedikitkah Irian Barat itu, perdjoeangan membebaskan Irian Baratmerupakan satu dasar fundamental daripada Nationbuilding kita, bahkanjuga satu dasar fundamental daripada character building Indonesia.5

1. Konferensi Meja Bundar (KMB) dan Pengakuan Kedaulatan Belandaatas Indonesia

Konferensi Meja Bundar (KMB) lahir dari Persetujuan Roem-Royen yang

disepakati pada tanggal 7 Mei 1949 yang menyebutkan bahwa Republik

Indonesia, Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) dan Belanda sepakat

mengadakan Konferensi Meja Bundar (KMB). Konferensi Meja Bundar (KMB)

dilaksanakan dan dibuka secara resmi pada tanggal 23 Agustus 1949 dan berakhir

pada tanggal 2 November 1949. Hasil konferensi setelah dapat diterima oleh

masing-masing parlemen baik dari pihak Indonesia dan Belanda kemudian

disahkan. Pada tanggal 27 Desember 1949 secara resmi berlangsung penyerahan

kedaulatan Belanda ke Indonesia di Istana Op de Dam, Amsterdam, Belanda.

4 Oral Note Delegasi Indonesia ke-1 Konferensi Urusan Irian (NieuwGuinea) di Treveszaal,‘s-Gravenhage, tanggal 8 Desember 1950. (DelegasiIndonesia No. 1505). Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia.

5 Soekarno, Dibawah Bendera Revolusi Jilid II, 1965, hlm. 498.

Page 4: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

23

Penyerahan kedaulatan yang dilaksanakan di Amsterdam, yang kemudian juga

diikuti di Jakarta. Penyerahan Pemerintahan Jakarta dari tangan Belanda kepada

Indonesia dilaksanakan di Istana Rijswijk (sekarang Istana Merdeka). Penyerahan

ini, dari pihak Belanda diwakili oleh wakil tinggi mahkota Belanda (nama lain

dari gubernur jenderal Belanda) yang terakhir di Indonesia, yaitu H.V.K. Lovink,

sedang dari Indonesia diwakili Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Penyerahan

tersebut menandai berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia.

2. Status Irian Barat dalam Perjanjian KMB

Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diadakan di Den Haag pada tahun

1949 telah menghasilkan dua point penting yang tercantum dalam Pasal 1 dan 2.

Pada Pasal 1 dalam “Piagam Penyerahan Kedaulatan” dalam perjanjian

Konferensi Meja Bundar (KMB), berisi pengakuan Pemerintah Kerajaan Belanda

atas kedaulatan dan kemerdekaan Pemerintah Indonesia. Sedang dalam Pasal 2

berisi mengenai status Irian Barat yang dalam waktu satu tahun harus ditentukan

dan diselesaikan lebih lanjut melalui perundingan.

Isi Pasal 1 dalam “Piagam Penyerahan Kedaulatan” pasal 1 berbunyi:

a. Kerajaan Nederland menyerahkan kedaulatan atas Indonesia yangsepenuhnya kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersyaratlagi dengan tidak dapat dicabut dan karena itu mengakui RepublikIndonesia Serikat sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat.

b. Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasarketentuan-ketentuan pada konstitusi, rencana konstitusi itu telahdipermaklumkan kepada Kerajaan Nederland.

c. Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal 30Desember 1949.

Page 5: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

24

Pasal 2, Perihal Keresidenan Irian yang berbunyi:

Tentang Kresidenan Irian Barat (Nieuw Guinea) telah tercapai persetujuansebagai berikut:a. Disebabkan hal persesuaian antara pendirian masing-masing pihak

tentang Irian belum tercapai, sehingga soal itu masih menjadi pokokpertikaian.

b. Disebabkan keharusan Konferensi Meja Bundar (KMB) diakhiri denganberhasil pada tanggal 2 November 1949.

c. Mengingat faktor-faktor penting yang harus diperhatikan padapemecahan masalah Irian itu.

d. Mengingat singkatnya penyelidikan yang telah dapat diadakan dandiselesaikan prihal soal-soal yang bersangkutan dengan masalah Irianitu.

e. Mengingat sukarnya tugas kewajiban yang akan dihadapi dengan segeraoleh peserta Uni.

f. Mengingat kebulatan hati pihak-pihak yang bersangkutan hendakmempertahankan azas, supaya semua perselisihan yang mungkinternyata kelak atau timbul diselesaikan dengan jalan patuh dan rukun,maka status quo Keresidenan Irian (Nieuw Guinea) tetap berlaku serayaditentukan bahwa dalam waktu setahun sesudah tanggal penyerahankedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat masalah kedudukankenegaraan Irian Barat akan diselesaikan dengan jalan perundinganantara Republik Indonesia Serikat dengan Kerajaan Nederland.6

Berdasarkan perjanjian-perjanjian yang disepakati dalam KMB, status

Irian Barat dalam waktu satu tahun harus ditentukan lebih lanjut melalui

perundingan. Masalah ini menjadi perhatian pemerintah Indonesia, baik masa

pemerintahan RIS hingga masa pemerintahan sesudahnya. Seperti dalam program

kerja pemerintahan RIS yang terus berupaya menyelesaiakan masalah Irian Barat

dalam setahun dengan jalan damai. Bahkan setelah RIS berubah menjadi Negara

Kesatuan Republik Indonesia, tiap-tiap kabinet (dari tahun 1950-1959) selalu

memasukan masalah Irian Barat dalam program kabinetnya karena pembebasan

Irian Barat merupakan tuntutan nasional secara multak.

6 Dinas Sejarah TNI AD., Sejarah TNI-AD 1945-1973 Jilid 3, (Jakarta,1985), hlm. 108. Keterangan lihat juga, Taufik Abdullah, Indonesia Dalam ArusSejarah Jilid: VII, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 2012), hlm. 414-415.

Page 6: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

25

3. Pro Kontra Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB)

Hasil KMB mendapat tanggapan yang pro dan kontra dari berbagai

kalangan. Tanggapan pro muncul dari Organisasi masyarakat Nahdlatul’ Ulama

(NU) yang mengeluarkan Pedoman Umat Islam prihal perundingan internasional

antara RI dengan Belanda. Masyumi juga mengeluarkan pernyataannya mengenai

hasil perudingan Indonesia dengan Belanda. Statement Masyumi tersebut

dikeluarkan di Yogyakarta tanggal 6 Oktober 1949. Hasil KMB juga diterima oleh

Parkindo dalam Konferensi Pengurus Besar Dewan Partai dan Cabang di

Yogyakarta. Konferensi tersebut berpendapat terbentuknya RIS adalah suatu cara

untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan

program selanjutnya memasukan Irian kedalam RIS.7 Selain Parkindo, DPR

sementara Negara Sumatera Timur juga menerima dengan suara bulat hasil

KMB.8 Parlemen Jawa Timur juga menerima hasil KMB dan juga akan

mengirimkan 22 delegasinya untuk meghadiri KNP Pleno yang terdiri dari 5 PNI,

8 Masyumi, 3 PBI, 2 golongan Arab, 1 Masyarakat Pelajar, 1 Sulawesi, 1 BTI dan

1 DKRI.9

Tanggapan kontra muncul dari PSI (Partai Sosialis Indonesia) melalui

pemimpin fraksi partai, Subadio menerangkan bahwa partainya tidak dapat

7 Berita Antara, 01 Desember 1949. Koleksi Arsip Nasional RepublikIndonesia.

8 Berita Antara, 01 Desember 1949. Koleksi Arsip Nasional RepublikIndonesia.

9 Berita Antara, 02 Desember 1949. Koleksi Arsip Nasional RepublikIndonesia.

Page 7: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

26

menyetujui KMB, bahkan jika akan dilakukan pemungutan suara dalam sidang

KNP tentang KMB, PSI hanya akan memberikan suara kosong.10 Front Nasional

Sumatera Timur juga mengambil sikap belum puas dengan hasil KMB walau

disisi lain KMB dianggapnya sebagai kemajuan selangkah dalam perjuangan

kemerdekaan Indonesia.11 Penolakan juga muncul dari PKI. Statement CC. PKI

yang dimuat dalam surat kabar mingguan Pesat tanggal 10 Januari 1951, berisi

ajakan kepada seluruh rakyat, partai dan organisasi yang anti-imprealisme dan

demokratis untuk melaksanakan politik nasional yaitu membatalkan KMB.

Pembatalan hasil KMB menurut PKI tidak membawa kerugian bagi rakyat

Indonesia, namun jelas keuntungannya. Keuntungan yang didapat antara lain

dapat menentukan politik dalam dan luar negeri, politik kemiliteran, dan juga

politik ekonomi. PKI menyebutkan juga bahwa untuk kepentingan kas negara bisa

diperoleh dari nasionalisasi perusahaan-perusahaan penting, penyitaan perusahaan

musuh dan mengadakan proteksi terhadap perusahaan-perusahaan nasional.12

Penolakan juga dilakukan oleh PSII dalam sidangnya pada tanggal 2 Januari. PSII

menuntut penghapusan perjanjian KMB dan Uni Indonesia-Belanda karena

dianggap secara nyata digunakan Belanda untuk melanjutkan penjajahan di

Indonesia. PSII juga memerintahkan kepada semua anggota untuk bekerjasama

10 Berita Antara, 03 Desember 1949. Koleksi Arsip Nasional RepublikIndonesia.

11 Berita Antara, 02 Desember 1949. Koleksi Arsip Nasional RepublikIndonesia.

12 “Seluruh Rakyat Anti KMB”, Bintang Merah 01 Februari 1951. TahunVIII. No. 3, hlm. 55-56.

Page 8: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

27

dengan golongan dan organisasi rakyat untuk melaksanakan putusan ini baik

dengan cara parlementer maupun secara massal-legal.13

B. Usaha-usaha Penyelesaian Masalah Irian Barat

1. Penyelesaian Masalah Irian Barat Melalui Jalan Diplomasi.

a. Perundingan Bilateral Uni Indonesia-Belanda

Pasca perjanjian KMB sebagai langkah pertama dalam rangka

menyelesaikan masalah Irian Barat, pada tanggal 25 Maret - 1 April 1950

diselenggarakan konferensi pertama dari Uni Indonesia-Belanda di Jakarta.

Konferensi pertama ini menghasilkan suatu kesepakatan untuk membentuk

Komisi Gabungan yang bertugas mengumpulkan fakta tentang Irian Barat dan

melaporkannya kepada Uni setelah tiga bulan. Namun tiap-tiap komisi membuat

laporan sendiri dan terpisah sehingga mempunyai tafsiran yang berbeda. Dari

pihak Indonesia berpendapat bahwa Indonesia berhak atas Irian Barat, sedang

kekuasaan Belanda atas Irian Barat merupakan kekuasaan kolonial. Sebaliknya

dari pihak Belanda berpendapat bahwa penyerahan Irian Barat kepada Indonesia

dianggap bertentangan dengan kepentingan penduduk aslinya. Klaim-klaim yang

diajukan masing-masing pihak membuat konferensi tidak menghasilkan

kesepakatan.

Pemerintah Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik

Indonesia No. 57 Tahun 1950, kembali membentuk delegasi yang nantinya

13 Surat Kabar Mingguan Pesat 10 Januari 1951. Tahun VII. No. 2, hlm.23.

Page 9: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

28

kembali membahas masalah Irian Barat pada konferensi lanjutan di Den Haag.

Perundingan yang dilakukan pada tanggal 4 Desember 1950 tersebut, masing-

masing pihak tetap pada penafsiran yang berbeda. Delegasi Belanda menolak

anggapan mengenai pemerintah Belanda di Nieuw Guinea sebagai bentuk

kolonialisasi, karena bentuk pemerintahan yang ada di Nieuw Guinea menurutnya

telah diakui PBB. Konferensi tersebut kembali menemui kebuntuan walau sudah

coba ditembus oleh delegasi Republik Indonesia dengan mengajukan usul-usul

baru serta pemberian konsesi-konsesi (kelonggaran) pada tanggal 11 Desember

1950.14

Pemerintah Indonesia kembali mengirimkan 17 delegasi dengan dipimpin

oleh Prof. Dr. Soepomo pada bulan Desember 1951 ke Den Haag untuk

mengadakan perundingan tentang pembatalan Uni dan masuknya wilayah Irian

Barat ke Indonesia. Perundingan yang berjalan hingga bulan Januari 1952 kembali

menemui jalan buntu karena adanya peristiwa penangkapan pihak Indonesia

terhadap kapal “Blitar” dan kapal “Talisse” dari Rotterdamsche Lloyd di Tanjung

Priok yang membawa senjata dan mesiu untuk Irian Barat.15 Peristiwa tersebut

menyulitkan perundingan uni dan oleh Belanda masalah Irian Barat sudah tidak

ada kompromi lagi.

14 Pokok-pokok konsesi (kelonggaran) yang diajukan oleh MohammadRoem selaku pimpinan delegasi dari Indonesia terdiri dari 7 pasal seperti yang dimuat dalam Surat Kabar Mingguan Pesat 10 Januari 1951. Tahun VII. No. 2, hlm.14.

15 Sajoeti Melik., “Dua Masalah Penting”. Mimbar Indonesia. No.2. TahunVI. Tanggal 12 Januari 1952, hlm. 3.

Page 10: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

29

b. Perjuangan Diplomasi dalam Forum Internasional

…Setelah selama tiga tahun perundingan langsung dengan Belandamengenai sengketa Irian Barat ternjata gagal, maka ditjoba dengan djalanlain. Untuk memenuhi aspirasi nasional ini masih dipakai tjara berunding,tetapi diusahakan lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Diharapkan melaluiforum ini Pemerintah Belanda akan dapat diinsafkan atas sikapnja jangtidak wadjar selama ini, untuk mentaati perdjandjian dengan mengadakanperundingan lagi dengan Indonesia.16

Pemerintah Indonesia setelah mengalami kegagalan dalam perundingan

Uni Indonesia-Belanda memasuki tahun 1954 merubah cara diplomasinya.

Perjuangan diplomasi dari yang sebelumnya melalui Uni Indonesia-Belanda

beralih melalui Forum Internasional. Presiden Soekarno secara resmi dalam pidato

kenegaraannya pada hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,

menyatakan bahwa Indonesia akan menyerahkan tuntutan atas Irian Barat kepada

PBB. Sebagai bentuk kelanjutan dari pernyataan Presiden Soekarno tersebut,

melalui Kabinet Ali Sastroamijoyo, S.H ke-I, Pemerintah Indonesia memutuskan

membawa masalah Irian Barat ke forum internasional. Hasilnya permohonan

masalah “Irian Barat/Nieuw Guinea Barat” disetujui suara mayoritas dan untuk

pertama kalinya diperdebatkan dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) ke-IX pada tahun 1954. Sidang Umum Majelis Umum PBB tersebut

mengalami kegagalan karena tuntutan Pemerintah mengenai pembebasan Irian

Barat ditolak oleh Belanda. Indonesia kembali mengajukan resolusi masalah Irian

Barat kepada Panitia Politik PBB. Resolusi tersebut diterima dalam Sidang Panitia

Politik PBB dengan perbandingan suara 34 setuju, 21 menolak, dan 5 abstain.

Namun dalam Sidang Majelis Umum tanggal 10 Desember 1954, terjadi

16 Soekarno., op.cit., hlm. 212-213.

Page 11: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

30

perubahan perbandingan suara yang berujung pada kegagalan. Kegagalan tersebut

karena dalam Majelis Umum, keputusan mengenai masalah-masalah penting

seperti perdamaian dan keamanan membutuhkan mayoritas suara dua pertiga.17

Pemerintah Indonesia sadar perlunya perjuangan diplomasi yang aktif dan

efektif juga pentingnya dukungan dari negara-negara sahabat. Atas dasar

pemikiran tersebut, Pemerintah Indonesia mengadakan Konferensi Asia-Afrika

pada tanggal 18-24 April 1955 di Bandung. Konferensi Asia-Afrika yang dihadiri

29 negara menuai hasil nyata, menjelang Sidang Majelis Umum PBB ke-X pada

bulan September 1955, masalah Irian Barat dicantumkan dalam agenda sidang

Dewan Keamanan berkat dukungan negara-negara Asia-Afrika. Namun usaha

tersebut kembali mengalami deadlock, melalui nota politiknya delegasi Belanda

mengatakan bahwa Irian Barat tetap merupakan sengketa.

Sidang Umum PBB ke-XI kembali diajukan dengan rancangan resolusi

oleh 15 negara Asia-Afrika. Rancangan resolusi ini kembali mengalami kegagalan

karena tidak dapat mencapai dua-pertiga suara anggota PBB. Sidang Umum PBB

ke-XII PBB kembali dilakukan pada pertengahan bulan Agustus 1957. Masalah

Irian Barat kembali diajukan lagi sebagai acara sidang umum yang diikuti oleh 21

negara anggotanya. Perhitungan suara mayoritas dua-pertiga telah memihak

Indonesia, namun dalam pemungutan suara resmi, rancangan resolusi yang

diajukan Indonesia tidak mencapai dua-pertiga jumlah suara. Hasil itu

menunjukan bahwa Sidang Umum ke-XII kembali menemui kegagalan.

17 Perserikatan Bangsa-Bangsa., Pengetahuan Dasar MengenaiPerserikatan Bangsa-Bangsa, (Jakarta: UNIC (Kantor Penerangan PerserikatanBangsa-Bangsa)), hlm. 10.

Page 12: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

31

Kegagalan juga berlanjut dalam Sidang Umum ke-IX hingga Sidang Umum XII

dalam Majelis Umum PBB. Kegagalan dalam Forum Internasional membuat

Pemerintah Indonesia meragukan peran PBB, dan beranggapan bahwa PBB bukan

tempat yang tepat untuk memecahkan masalah. Soekarno selaku Presiden

Republik Indonesia mengambil tindakan tegas dengan membatalkan hubungan

Uni Indonesia-Belanda berdasarkan Perjanjian KMB. Pembatalan tersebut

dilakukan secara sepihak oleh Indonesia dengan Undang-Undang No.13 Tahun

1956.18

Hubungan yang tegang antara Indonesia-Belanda mencapai puncaknya,

Belanda melakukan upaya provokasi dengan mengambil tindakan mendatangkan

Kapal Induk Hr.Ms. Karel Doorman bersama skuadron pesawat Seahawk.

Bertolak dari pangkalannya di Den Helder pada tanggal 31 Mei 1960, perjalanan

Hr.Ms. Karel Doorman disertai pemburu kapal selam Groningen dan Limburg,

juga disertai kapal tanker pemasok bahan bakar untuk berunjuk kekuatan ke

Timur Jauh dengan misi khusus memperkuat pangkalan militer mereka di Irian

Barat. Tindakan tersebut ditanggapai Pemerintah Indonesia dengan secara resmi

memutus hubungan diplomatik Indonesia dengan Pemerintahan Kerajaan Belanda

pada tanggal 17 Agustus 1960. Upaya ini diambil dengan konsekwensi

konfrontasi terbuka setelah sebelumnya usaha perebutan Irian Barat yang

dititikberatkan kepada jalan diplomasi tidak berhasil.

18 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI., 30 Tahun IndonesiaMerdeka. (Jakarta : PT Citra Lamtoro Gung Persada, 1986), hlm. 99.

Page 13: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

32

Gambar. 1Presiden Soekarno sedang mengucapkan pidato “Membangun Dunia

Kembali” dimuka Sidang Umum PBB tanggal 30 September 1960.Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka.

Presiden Soekarno dalam pidatonya di muka Sidang Majelis Umum PBB

pada bulan September 1960 mengatakan, “Kami telah berusaha untuk

menyelesaikan masalah Irian Barat. Kami telah berusaha dengan sungguh-

sungguh, dengan kesabaran, penuh toleransi dan penuh harapan. Kami telah

berusaha untuk mengadakan perundingan-perundingan bilateral… Harapan

lenyap, kesabaran hilang; toleransi pun mencapai batasnya. Semuanya itu kini

telah habis dan Belanda tidak memberikan alternative lainnya kecuali

memperkeras sikap kami”.19 Pidato ini menunjukan bagaimana Indonesia telah

bersiap menggunakan metode konfrontasi karena metode diplomasi tidak berjalan

sesuai apa yang diinginkan.

19 Taufik Abdullah., op.cit., hlm. 421.

Page 14: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

33

2. Peran Militer Indonesia dalam Usaha Penyelesaian Masalah Irian Barat

a. Penanganan Nasionalisasi Perusahaan Belanda

Kegagalan rancangan resolusi tentang Irian Barat dalam Sidang Umum ke

XII PBB tahun 1957 menjadi landasan Pemerintah Indonesia bertindak semakin

konfrontatif. Tindakan yang semakin radikal terjadi pada tanggal 2 Desember

1957, semua perusahaan Belanda dinasionalisasikan dibawah pengawasan KSAD

(Komando Strategi Angkatan Darat) selaku Penguasa Perang Pusat (Peperpu)

yang disahkan dengan Undang-Undang No. 86 tahun 1958. Undang-Undang

tersebut isinya mengatur hak ganti rugi bagi pemilik perusahaan-perusahaan

Belanda.

Gambar. 2

Perusahaan Belanda Nederlandsche Handel Maatschappij N.V dan BankEscompto diambil alih oleh rakyat pada tanggal 9 Desember 1957 untuk

dinasionalisasi.Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka

Page 15: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

34

Tercatat perusahaan Belanda yang dinasionalisasi berjumlah kisaran 700

buah dengan nilai kisaran 1.500 juta dollar. Banyaknya perusahaan yang

dinasionalisasikan menjadikan para pengusaha Belanda mengirimkan surat kepada

pemerintahannya mengenai kegelisahannya berhubungan dengan masalah Irian

Barat. Kegelisahaan tersebut bukan tanpa alasan, kepentingan Belanda yang

tertanam di Indonesia bernilai ribuan juta gulden, lebih berharga dibanding

mempertahan Irian Barat. Pernyataan tersebut dikeluarkan sendiri oleh perusahaan

Van der Werf dan Hubrecht yang berbasis di Amsterdam, Belanda.20

Tabel. 1Perusahaan Belanda yang dinasionalisasi

Sumber: Lembaran Negara Republik Indonesia No. 6, tahun 1960. PeraturanPemerintah No. 3, tahun 1960. Tentang Nasionalisasi PerusahaanAsuransi Milik Belanda. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran NegaraNo. 1928). Koleksi Arsip Daerah Kota Surabaya.

20 A.H. Nasution., Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 5: Kenangan MasaOrde Lama. (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1985), hlm. 282.

No Nama Perusahaan Tempat1. Firma Bekouw & Mijnssen Jakarta2. Firma Blom & van Der Aa Jakarta3. Firma Sluyters Jakarta4. N.V. Assurantie Maatschappij Jakarta Jakarta5. N.V. Assurantie Kantor langveldt -Schroder Jakarta6. N.V. Zee-en Brandassurantie Maatschappij van 1851 c.s Jakarta7. N.V. Javasche Verzekerings Agenturen Maatschappij Jakarta8. N.V. Nederlandsche LIoyd Jakarta9. N.V. Maskapai Asuransi dan Administrasi Umum Nusantara

LIoydJakarta

10. N.V. Assurantie Kantor O.W.J Schlenceker Jakarta11. N.V. Kantor Asuransi “Kali Besar” Jakarta12. Jakarta Assurantie & Administratie Jakarta13. Yayasan Onderlinge Landmolestverzekerings Fonds (O.L.F) Jakarta14. P.T. Maskapai Asuransi Arah Baru (Arba) Jakarta

Page 16: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

35

b. Misi Pembelian Senjata, Jajak Pendapat dan “Diplomasi TNI”

Pemerintah Indonesia untuk mengimbangi kekuatan militer Belanda yang

sudah dulu ada di Irian Barat melakukan pembelian persenjataan ke Uni Soviet.

Hal tersebut karena negara-negara komunis bersedia menyerahkan persenjataan

yang diminta Indonesia. Tercatat masa Kabinet Ali Sastroamijoyo II telah

diproses kontrak-kontrak secara resmi pada tanggal 6 April 1958 dengan Polandia,

Cekoslawakia dan Yugoslavia sebesar US $ 60 Juta untuk kapal-kapal perang dan

pesawat udara.21 Pemerintah Indonesia selain membeli dari Uni Soviet juga

melakukan pembelian alutsista (alat utama sistem pertahanan) ke Amerika Serikat

dan Eropa. Pembelian persenjataan ke Amerika Serikat dan Eropa, Pemerintah

Indonesia mengutus Laksamana Udara Suryadarma yang terbang ke Amerika

Serikat untuk mengurus pembelian 10 buah Pesawat Hercules C-130.22

Penandatanganan kontrak pembelian senjata juga dilakukan dengan Pemerintah

Inggris yang diwakili Kolonel Ahmad Yani di Kedubes RI, London pada tanggal

15 Mei 1959.

21 A.H. Nasution., op.cit., hlm. 50-51.

22 Departemen Pertahanan-Keamanan Pusat Sejarah ABRI., 30 TahunAngkatan Bersenjata Republik Indonesia, (Jakarta: Dinas Sejarah ABRI, 1976),hlm. 253.

Page 17: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

36

Gambar. 3

Kolonel Ahmad Yani sedang menandatangani kontrak pembelian senjatadengan pemerintah Inggris di Kedutaan Besar RI, London tanggal 15 Mei 1959.

Sumber: 30 Tahun ABRI

Pada akhir bulan Desember 1960, Pemerintah Indonesia secara resmi

mengumumkan telah mengirimkan suatu delegasi dengan misi pembelian senjata

ke Moskowa. Misi tersebut dipimpin oleh Menteri Keamanan Nasional/Kepala

Staf Angkatan Darat Jenderal A.H. Nasution, Kepala Staf Angkatan Udara

Laksamana Udara Suryadarma dan staf Angkatan Darat, Angkatan Udara dan

Angkatan Laut. Misi pembelian alutsista (alat utama sistem pertahanan) tersebut

berhasil mencapai suatu kesepakatan pembelian senjata atas dasar kredit jangka

panjang sebesar 475 juta dollar dan 510 juta dollar dalam wujud bantuan ekonomi

yang telah disepakati antara Pemerintah Indonesia dengan Uni Soviet.23

Kesepakatan bantuan kredit jangka panjang atas pembelian senjata dan bantuan

23 Baskara T Wardaya, Sj., Indonesia Melawan Amerika – Konflik PerangDingin 1953-1963, (Jakarta: Galang Press), hlm. 266.

Page 18: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

37

ekonomi tersebut baru ditanda-tangani pada tanggal 6 Januari 1961. Sekembalinya

dari Uni Soviet, Jenderal A.H. Nasution mengutus Jenderal Hidayat untuk

meneliti kembali kontrak-kontrak yang telah disepakati dan mengecek kembali

kebutuhan-kebutuhan Angkatan Laut dan Angkatan Udara yang memerlukan

penambahan-penambahan agar lebih lengkap. Selain meneliti kontrak-kontrak

perjanjian Jenderal Hidayat juga mempersiapkan kunjungan Jenderal A.H.

Nasution dalam bulan Juni 1961 guna mensepakati kontrak untuk yang kedua

kalinya. Kontrak kedua ini membahas mengenai kelengkapan pertahanan udara

nasional. Selain Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Angkatan Darat turut

melengkapkan daftar kebutuhannya sehingga disiapkan kontrak baru mengenai

pembelian kapal-kapal selam, pesawat MiG, roket, radar, tank dan lain-lain.

Gambar. 4

Rombongan Menteri Keamanan Nasional/KSAD Jenderal A.H. Nasutiontiba Moskwo, Januari 1961 untuk menandatangani kontrak pembelian senjata.

Sumber: 30 Tahun ABRI

Page 19: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

38

Jenderal A.H. Nasution dalam misinya ke luar negeri, selain mengurus

pembelian senjata juga melakukan jajak pendapat. Jajak pendapat dilakukan

kepada negara-negara yang dikunjunginya berkaitan jika nantinya Indonesia dan

Belanda pecah perang. Negara-negara tersebut antara lain Mesir, Pakistan,

Prancis, Jerman dan Inggris. Jenderal A.H. Nasution dalam kunjungannya ke

Mesir meminta untuk menutup Terusan Suez bagi Belanda jika nanti terjadi

perang, permintaan tersebut oleh Presiden Nasser tidak mudah untuk dijalankan

karena Mesir terikat perjanjian internasional mengenai jaminan lalu lintas

internasional di Terusan Suez namun bisa melalui jalan lain yaitu dengan kaum

buruh untuk memboikot kapal Belanda. Selain Mesir, Jenderal A.H Nasution juga

meminta agar Pakistan melarang pesawat-pesawat Belanda lewat di atas Pakistan

jika terjadi perang.

Jenderal A.H. Nasution juga melakukan diplomasi kepada kubu-kubu

dunia Barat, seperti di Wanshington, Paris, Bonn dan London. Jenderal A.H.

Nasution menjelaskan bahwa soal Irian Barat tidak lepas dari Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia dan TNI tidak akan menjadi antek komunis. Jenderal

A.H. Nasution juga mengemukakan bagaimana jika masalah Irian Barat berlarut-

larut maka hal itu akan menguntungkan Komunis di Indonesia dan di dunia

internasional.

Page 20: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

39

3. Penyelesaian Masalah Irian Barat Melalui Jalan Konfrontasi.

a. Kampaye Trikora (Tri Komando Rakyat)

Gambar. 5

Pidato Presiden Soekarno dimuka rapat raksasa yang dikenal dengan TriKomando Rakyat (Trikora) di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember

1961.Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka

Saya tidak mengucapkan kehendak saya saja, tetapi tiap-tiap perkataanyang saya ucapkan ini didukung sepenuhnya oleh segenap rakyatIndonesia. Dan jikalau saya memberikan komando, sebenarnya bukankomando dari Soekarno kepada rakyat Indonesia, sebenarnya bukankomando dari Presiden Republik Indonesia kepada rakyat Indonesia,bukan komando dari pada Panglima Besar Pembebasan Irian Baratkepada rakyat Indonesia. Tidak!! Tapi sebenarnya adalah komando darirakyat Indonesia kepada rakyat Indonesia sendiri. Tidaklah benar jikasaya katakana bahwa inilah kehendakmu sendiri, saudara-saudara rakyatIndonesia?Maka oleh karena itu, hai segenap rakyat Indonesia. Mari sebagai tadisaya katakana, gagalkan ini usaha fihak Belanda untuk mendirikan“Negara Papua”, kibarkan bendera Sang Merah Putih! Siap sedia didalam waktu singkat pada komando untuk membebaskan sama sekali IrianBarat itu dari pada cengkraman imprealisme Belanda.24

24 Majalah Angkasa. Kisah Heroik Pertempuran Laut Trikora. EdisiKoleksi No 82. (Jakarta: PT. Gramedia. 2013), hlm. 3.

Page 21: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

40

Pidato Presiden Soekarno yang kemudian dikenal dengan Tri Komando

Rakyat atau TRIKORA pada tanggal 19 Desember 1961 di Alun-alun Yogyakarta,

secara resmi telah membuka genderang perang terhadap Belanda dalam rangka

perjuangan pembebasan Irian Barat. Dihadiri lebih dari 1 juta orang, perintah ini

bisa dimaknai bagi militer dan rakyat Indonesia yang memenuhi syarat untuk turut

serta dalam Operasi Pembebasan Irian Barat. Sesuai dengan isi Trikora,

pemerintah berupaya melakukan pemanggilan dan pengerahan semua warga-

negara dalam rangka mobilisasi umum untuk kepentingan keamanan dan

pertahanan Negara. Maka untuk mewujudkan penggalangan dan pengerahan

segala potensi nasional, perlunya mempersiapkan mobilisasi umum yang

mengatur tentang pengerahan, penggalangan dan penggunaan potensi yang

diperlukan. Rakyat dituntut untuk secara spontanitet guna menyiapkan diri secara

sukarela dan turut aktif dalam usaha pembebasan Irian Barat dan usaha

pemeliharaan keamanan-pertahanan negara.

Pemanggilan dan penggerahan dalam rangka mobilisasi umum ditujukan

kepada setiap warga negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan.

Sukarelawan yang ikut harus berumur antara 18 - 40 tahun. Sukarelawan nantinya

akan diberikan latihan dasar-dasar keprajuritan yang meliputi latihan fisik dan

mental, dasar-dasar infantri juga latihan-latihan khusus sesuai dengan pembagian

regu-regu penugasan pertahanan sipil. Pendidikan latihan dipergunakan pelatih-

pelatih dan alat kelengkapan latihan dari lingkungan angkatan perang atau

angkatan darat. Penyelenggaraan latihan ini dilaksanakan dan dikoordinasi oleh

Penguasa Perang Daerah/Penguasa Darurat Militer Daerah/Penguasa Darurat Sipil

Page 22: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

41

Daerah/Gubernur Kepala Daerah ditiap-tiap daerah di Indonesia. Pelaksanaan

pelatiha sukarelawan tidak dipungut biaya, karena pemerintah membebankan

peraturan ini kepada anggaran belanja khusus.25

Warga negara yang memenuhi syarat dapat diwajibkan menjalankan

kewajiban-kewajiban membantu kesatuan-kesatuan Angkatan Perang dan

Angkatan Bersenjata dalam melakukan pertempuran-pertempuran, baik dalam

bentuk perlawan rakyat aktif maupun bentuk cadangan umum yang terlatih dan

teratur berikut segala kewajiban guna mengikuti segala latihan-latihan yang

diperlukan. Kewajiban-kewajiban tersebut dituntut tidak mengurangi kewajiban

belajar, merugikan mata pencaharian atau merugikan vitalita suatu perusahaan

atau badan.26 Setiap sukarelawan yang lolos diharapkan mampu melakukan

tindakan-tindakan atau usaha-usaha untuk menangkis, mengatasi dan

memperkecil akibat-akibat dari serangan-serangan pihak lawan. Sukarelawan

nantinya juga ditugaskan dalam perlawanan-perlawanan aktif yang berupa gerilya,

infiltrasi, sabotase, bantuan secara langsung terhadap tugas-tugas tempur kepada

kesatuan-kesatuan Angkatan Perang dan Angkatan Bersenjata.

25 Undang-Undang No 1, 1962. BAB V, Pasal 10, ayat 2. PeraturanPemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 tahun 1962 tentang pemanggilandan penggerahan semua warga negara dalam rangka mobilisasi umum untukkepentingan keamanan dan pertahanan negara. Lembaran Negara RepublikIndonesia, No. 8. Tahun 1962. Koleksi Arsip Daerah Kota Surabaya.

26 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 tahun 1962tentang pemanggilan dan penggerahan semua warga negara dalam rangkamobilisasi umum untuk kepentingan keamanan dan pertahanan negara.(Lembaran Negara Republik Indonesia, No. 8. Tahun 1962.) Jakarta, tanggal 6Februari 1962. Koleksi Arsip Daerah Kota Surabaya.

Page 23: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

42

b. Peristiwa Arafuru dan Jalan Menuju Konfrontasi Terbuka

Pasca pemutusan hubungan diplomatik Indonesia-Belanda, Pemerintah

Belanda meresponnya dengan membentuk Dewan Papua pada tanggal 5 April

1961 dengan dilengkapi bendera dan lagu kebangsaan. Sikap ini oleh Pemerintah

Indonesia diartikan sebagai penempatan kedaulatan Irian Barat diluar Republik

Indonesia. Tindakan Belanda tersebut dijawab Pemerintah Indonesia dengan

membentuk Dewan Pertahanan Nasional (Depertan) pada tanggal 11 Desember

1961. Dewan Pertahanan Nasional (Depertan) bertugas merumuskan cara

bagaimana untuk mengintegrasikan seluruh potensi nasional guna membebaskan

Irian Barat.

Dewan Pertahanan Nasional (Depertan), melalui sidang pada tanggal 14

Desember 1961 kemudian membentuk Komando Tertinggi (Koti) Pembebasan

Irian Barat (Pemibar). Koti Pemibar tersebut dipimpin sendiri oleh Presiden

Soekarno sebagai Panglima Besar, Jenderal Abdul Haris Nasution sebagai Wakil

Panglima Besar, dan Kolonel Achmad Yani sebagai Kepala Staf. Sesudah

pembentukan Komando Tertinggi (Koti) Pembebasan Irian Barat (Pemibar),

diadakan sebuah rapat yang dihadiri oleh Menteri/Panglima Angkatan Laut,

Laksamana Raden Eddy Martadinata.

Rapat yang dilaksanakan dengan jajaran Angkatan Darat tersebut

menghasilkan sebuah perintah operasi infiltarasi dan pendaratan pasukan ke

wilayah Irian Barat melalui laut. Angkatan Darat melalui Kolonel Achmad Yani

yang juga menjabat Deputi 1 KSAD langsung memerintahkan SUAD I/Intelijen

Angkatan Darat, Mayor Roedijto untuk memimpin pasukan relawan yang berasal

Page 24: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

43

dari putra asli Irian Barat. Operasi ini terbilang sangat rahasia, hal itu bisa dilihat

bagaimana Wakil KSAD Jenderal Gatot Soebroto sendiri tidak mengetahui prihal

operasi ini. Operasi infiltrasi yang bernama Operasi Lintas ini hanya diketahui

oleh Asisten 1/Intelijen Kol. Magenda, Asisten 2/Operasi Kol. Moersjid dan

Mayor Roedjito.27

Berdasarkan perintah dari Koti Pemibar, operasi infiltasi ini akan

dilakukan pada tanggal 15 Januari 1962 pukul 24.00, dengan sasaran wilayah di

area selatan Kaimana, yaitu Vlake Hoek. Maka ditunjuklah Kolonel Sudomo,

Kepala Direktorat Operasi dan Latihan Markas Besar Angkatan Laut untuk

mempersiapkan operasi tersebut. Keberadaan 8 Kapal Motor Boat Terpedo

(MTB) yang baru didatangkan dari Jerman Barat menjadi alternatif Kolonel

Sudomo untuk merealisasikan operasi tersebut. Dipilihlah 4 dari 8 kapal tersebut

dengan pertimbangan bahwa kapal MTB yang dibeli dari Jerman Barat

merupakan kapal baru dan mempunyai kemampuan melaju hingga 42 knot

sehingga cocok untuk misi infiltarasi. Kapal-kapal MTB tersebut sudah dilengkapi

empat peluncur terpedo, senapan mesin 12,7 mm dan penangkis serangan udara

40 mm. Tetapi, kapal-kapal MTB yang dibeli dari Jerman Barat tersebut tidak

dipersenjatai terpedo sebagai senjata utama. Hal ini karena Jerman yang kalah

dalam PD II mendapat pembatasan produksi alutisita termasuk torpedo oleh

Sekutu yang menang dalam PD II. Rencananya Indonesia hendak membeli

torpedo dari Inggris, namun karena semakin memanasnya konflik Irian Barat,

27 Majalah Angkasa. Kisah Heroik Pertempuran Laut Trikora., op.cit.,hlm. 98.

Page 25: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

44

Inggris melarang pengiriman senjata strategis tersebut ke Indonesia.28 Kapal-kapal

yang dilibatkan dalam Operasi Lintas I tersebut antara lain: RI-Macan Tutul, RI-

Macan Kumbang, RI-Harimau serta RI-Singa.

Letkol Sudomo kemudian membentuk Satuan Tugas Chusus (STC)-9 dan

memimpin sendiri satuan tersebut karena dari Mayor sampai Letkol Angkatan

Laut yang ada tidak ada yang berani mengajukan diri menjadi pemimpin STC-9.

Hal itu disebabkan karena Operasi Lintas I yang diemban oleh STC-9 sulit

dipertanggungjawabkan dan tidak memenuhi standar operasi militer. Alasan itu

bisa dilihat dari keadaan 4 kapal MTB yang harus menempuh jarak 2.000 mil

dengan tanpa terpedo dan juga operasi ini tanpa perlindungan udara (air cover).

Dalam doktirn operasi militer terutama mengenai operasi pendaratan pasukan dari

laut, perlindungan udara merupakan sebuah syarat mutlak.29

Tiga dari empat MTB yang berangkat dalam operasi tersebut bertugas

membawa satu pleton Pasukan Tugas Istimewa (Tugis) yang dipimpin Capa

Muhadi. Pasukan Tugas Istimewa (Tugis) yang ada kemudian dipecah lagi

menjadi empat regu kecil untuk membantu pendaratan dan penyusupan pasukan

sukarelawan. Tiap-tiap regu dibekali sebuah perahu karet dam motor tempel

berkekuatan 25 PK. Tiga MTB yang membawa pasukan infiltrasi yaitu RI-Macan

Tutul membawa regu-1, RI-Singa membawa regu-2, dan RI-Macan Kumbang

membawa regu-3, sedang regu-4 berangkat dengan menggunakan 3 pesawat

28 Julius Poor. Laksamana Sudomo: Mengatasi Gelombang Kehidupan.(Jakarta: PT. Gramedia. 1997), hlm. 90.

29 Majalah Angkasa. Kisah Heroik Pertempuran Laut Trikora., loc.cit.

Page 26: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

45

Hercules C-130 milik AURI dari Pangkalan Halim Perdanakusuma. RI-Harimau

sengaja tidak membawa Pasukan Tugas Istimewa (Tugis) karena bertugas khusus

membawa Komando Operasional Kolonel Sudomo dan beberapa perwira

menengah Angkatan Laut.30

Satuan Tugas Chusus (STC)-9 diberangkatkan dari Tanjung Priok pada

tanggal 9 Januari 1962 malam. STC-9 dalam mencapai daerah operasi harus

menempuh jarak 2.000 mil dengan 3 titik kumpul (rendezvous/RV) untuk

pengisian bahan bakar, yang keseluruhannya dilakukan di tengah laut guna

menjaga faktor kerahasiaan operasi. Tiga titik kumpul tersebut terletak antara

Jakarta sampai Maluku. RV-I terletak di Pulau Gili Genteng, Selat Madura,

dengan RI-Pati Unus sebagai supplier bahan bakar, RV-II terletak Teluk Hading,

Flores, dengan RI-Rakata sebagai supplier bahan bakar dan RV-III terletak

didekat Pulau Udjir, Kepulauan Kai, Maluku. Di lokasi RV-III, sebagai supplier

bahan bakar adalah RI-Multatuli. Selama pelayaran, RI-Macan Kumbang

mengalami gangguan mesin sehingga terlambat mencapai RV-III. Sementara RI-

Singa, tidak bisa melanjutkan operasi karena mengalami kerusakan dan kehabisan

bahan bakar sebelum mencapai RV-III, dengan demikian hanya ada tiga MTB

yang bisa mencapai Pulau Udjir.31

Pasukan infiltrasi diangkut dengan pesawat Hercules C-130 pada tanggal

14 Januari 1962, untuk didaratkan di Pulau Langgur dan kemudian diangkut oleh

kapal RI-Multatuli ke Pulau Udjir untuk berkumpul dengan pasukan infiltrant

30 Ibid., hlm. 100.

31 Ibid., hlm. 94.

Page 27: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

46

yang lain. Tepat pada tanggal 15 Januari, setelah semua pasukan berkumpul di

RV-III, Sudomo selaku Komando STC-9 memberikan berifing tentang rencana

operasi. Berifing yang diadakan diatas RI-Multatuli dihadiri lengkap ketiga KTC

(Komando Tugas Chusus) dan juga Deputi Operasi KSAL Komodor Yos

Soedarso, Asisten Operasi KSAD Kolonel Moersjid dan Letnan Kolonel Roedjito.

Rencana operasi yang disampaikan dalam berifing tersebut menetapkan bahwa

pasukan akan berangkat meninggalkan RV-III tepat pada pukul 18.00 WITA.

Kecepatan rata-rata kapal ditentukan 20 mil/perjam dengan jarak antar kapal

masing-masing 1,75 km, kondisi kapal total black out dan berlayar dengan

formasi 18 (Kiellinie/bergerak secara berurutan). Kapal yang berada dalam posisi

depan adalah RI-Harimau, RI-Macan Tutul ditengah dan RI-Macan Kumbang

paling belakang.32

Ketiga MTB dengan haluan 000 derajat dan formasi 18 serentak

meninggalkan RV-III tepat pukul 24.00. RI-Macan Tutul yang berada posisi

belakang bertugas sebagai KJO (Kapal Jaga Operasi). Komando Sudomo melalu

walky talky mengarahkan iring-iringan konvoi menuju 059 derajat, dengan tujuan

memotong jalur agar dapat mencapai Vlakke Hoek secara cepat. Konvoi STC-9

saat memasuki Laut Arafuru tidak menyadari sejak pukul 20.25 WIT telah

terdeteksi dari udara oleh Letnan H. Moekardanoe yang sedang berpatroli dengan

pesawat Neptune. Letnan H. Maoekardanoe merupakan keturunan Indonesia

kemudian menjadi warga negara Belanda dan masuk dalam dinas militer

32 Ibid. keterangan lihat juga majalah Angkasa. The Deadliest Fast AttackCraft–Kapal-kapal Cepat nan Mematikan, Edisi Koleksi no XLIII. (Jakarta: PT.Gramedia, 2007), hlm 51.

Page 28: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

47

Koninklijke Marine (KM), Angkatan Laut Belanda.33 Mengetahui adanya

pergerakan musuh diperairan yang dikuasai Belanda, Letnan H. Maoekardanoe

melapor kepada dua kapal fregat Hr. Ms. Eversteen dan destroyer (Province

Class) Hr. Ms. Kortenaer yang sedang berpatroli di perairan setempat.

Kedatangan kapal Belanda kelas fregat dan destroyer jelas bukan tandingan

kapal-kapal MBT Indonesia. Kapal fregat dan destroyer Belanda telah

dipersenjatai 4 meriam kaliber 4,7 inci (12 cm), 4 meriam kaliber 40 mm

keduanya untuk sasaran laut sedang untuk udara 6 meriam anti udara kaliber 12,7

mm dan 8 laras terpedo, sedangkan MBT Indonesia hanya memiliki meriam

kaliber 40 mm dan 12,7 mm untuk menangkis udara.

Gambar. 6

Peta Pertempuran Laut Arafuru versi Kapten Sidhoparomo, Komandankapal RI Macan Kumbang.

Sumber: Laksamana Sudomo, Mengatasi Gelombang Kehidupan

33 Julius Poor., op.cit., hlm. 96.

Page 29: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

48

Berikut rincian kronologi pertempuran RI-Macan Tutul, RI-Macan

Kumbang dan RI-Harimau di Laut Arafuru :

a. Pukul 21.45 WIT : Terjadi serangan udara pertama yang dilakukan pesawat

Neptune Belanda kepada STC-9. Serangan udara pertama ini gagal karena

peluru flare (roket suar) yang ditembakan tidak menyala, sehingga roket tidak

jadi ditembakkan karena keadaan yang gelap. Pada waktu yang sama, RI-

Macan Kumbang melaporkan bahwa radar RI-Macan Kumbang mendeteksi

adanya 2 echo pada baringan 070 derajat, dalam jarak sekitar 9 mil.

b. Pukul 21.50 WIT : Komando STC-9, Sudomo memerintahkan misi dibatalkan

dan kepada ketiga MBT untuk putar haluan menuju kearah 239 derajat dan

segera menghindar dari kejaran kapal-kapal Belanda. RI-Harimau dengan

kecepatan tinggi melampaui RI-Macan Kumbang dari lambung sebelah kiri,

sedang RI-Macan Tutul mengambil haluan 329 derajat dengan mengarah ke

posisi Hr. Ms. Eversten.

c. Pukul 22.02 WIT : Pesawat Neptune Belanda kembali melakukan penembakan

untuk kedua kalinya. Peluru suar berhasil menerangi posisi ketiga MBT

Indonesia, namun tembakan roket yang diarahkan gagal mengenai sasaran.

d. Pukul 22.05 WIT : RI-Macan Kumbang membalas serangan udara pesawat

Neptune dengan menggunakan dua senjata penangkis udara 40 mm dan dua

senapan mesin 12,7 mm.

e. Pukul 22.07 WIT : Hs. Mr. Eversten pertama kalinya melakukan penembakan

dengan meriam kaliber 12 cm kearah RI-Macan Tutul karena diduga hendak

Page 30: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

49

menembakan serangan terpedo kearahnya, namun tembakan Hs. Mr. Eversten

tersebut belum mengenai sasaran.

f. Pukul 22.08 WIT : RI-Macan Tutul membalas serangan Hs. Mr. Eversten

dengan senjata penangkis udara 40 mm dan senapan mesin 12,7 mm.

Komodor Yos Sudarso melalui radio mengirimkan pesan tempur dengan

seruan ”Kobarkan semangat pertempuran”.

g. Pukul 22.10 WIT : Tembakan Hs. Mr. Eversten berhasil mengenai buritan RI-

Macan Tutul. RI-Macan Tutul setelah mengalami tembakan memutar haluan

kearah 239 derajat. Manuver RI-Macan Tutul tersebut diikuti Hs. Mr.

Eversten dengan tembakan-tembakan dari meriam kaliber 12 cm. Bersamaan

dengan itu, Hr. Ms. Kortenaer melakukan pengejaran kepada RI-Macan

Kumbang diiringi dengan tembakan peluru meriam kaliber 12 cm. Pengejaran

dilakukan hingga pukul 23.45 WIT. RI-Macan Kumbang berhasil meloloskan

diri dari kejaran Hr. Ms. Kortenaer.

h. Pukul 22.30 WIT : Kedua kalinya RI-Macan Tutul terkena tembakan tepat

ditengah kapal dari meriam utama 12 cm milik Hs. Mr. Eversten. Tembakan

tersebut belum sepenuhnya menghentikan laju RI-Macan Tutul.

i. Pukul 22.35 WIT : Tembakan Hs. Mr. Eversten berhasil mengenai anjungan

RI-Macan Tutul. Tembakan tersebut berhasil menghentikan laju kapal.

j. Pukul 22.50 WIT : RI-Macan Tutul tenggelam setelah tiga kali mendapat

tembakan dari Hs. Mr. Eversten. Tercatat dari 75 awak kapal RI-Macan Tutul,

yang gugur berjumlah 25 orang (termasuk didalamnya Laksamanan Muda Yos

Sudarso), sedang yang selamat berjumlah 45 orang.

Page 31: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

50

k. Pukul 22.45 WIT : Hs. Mr. Eversten melakukan pengejaran diiringi

penembakan kearah RI-Harimau hinggal Pukul 23.45 WIT. RI-Harimau

Berhasil lolos.34

Tenggelamnya RI-Macan Tutul, menimbulkan dampak besar di dunia

internasional. Schuurman, Kepala Misi tetap pemerintah Belanda di PBB, pasca

insiden Arafuru mencoba mengambil keuntungan politis dari kejadian tersebut

dengan langsung menyampaikan kepada pejabat Sekretaris Jenderal PBB U

Thant, dengan laporan ”The MTB’s then opened fire on the aeroplane where upon

HMS Eversten answered the fire at 10.15. HMS Kortenaer joined the firing...”.

Tidak cukup sampai disitu, Belanda juga melengkapi dengan ”tuduhan” bahwa

ketiga MTB Indonesia telah melanggar teritorial laut mereka, ”.... at 10.08 PM, a

visual obeservation from the aeropalne indicated 3 MTB’s at distance of 12 miles

from the coast close to Vlakke Hoek.”35 Tertangkapnya awak kapal RI-Macan

Tutul dengan jumlah dua kali lebih besar dari jumlah normal awak kapal MTB

(jumlah normal awak kapal MTB adalah 20-30 orang) namun kenyataannya MTB

Indonesia mengangkut 70-90 orang, hal itu dipandang Belanda sebagai usaha

Indonesia melakukan pendaratan ke Irian Barat.

Letnan Kolonel Sudomo membantah tuduhan tersebut, menurutnya

Belanda pukul 21.45 telah menjatuhkan flare meskipun tidak menyala. Serangan

diulangi kembali pada pukul 22.02 dengan menembakan flare untuk kedua

kalinya diiringi tembakan senapan mesin dan roket. Letnan kolonel Sudomo

34 Ibid., hlm. 96-99.

35 Ibid., hlm. 101.

Page 32: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

51

menyimpulkan bahwa Belanda sendiri yang telah melanggar dan memasuki

perairan Indonesia karena bergerak diluar batas 12 mil perairan teritorial mereka.

Sejalan dengan teori militer mengenai operasi amfibi dan infiltrasi yang

berbunyi:

Amphibious Warfare: military operations characterized by attackslaunched from sea by naval and landing forces against hostile shores. Theprincipal form is the amphibious assault, which may be conducted for anyof several purposes: as a prelude to further combat operations ashore, toseize a site required as an advanced naval or air base, or to deny the useof the site or arena to the enemy. (Micropaedia Britannica, 15th Edition,1990).36

Teori militer tersebut menjelaskan mengenai bagaimana dalam operasi

amfibi dan infiltrasi, bantuan udara dalam bentuk penerbangan pengintaian

(reconnaisson) dan bantuan tembakan udara menjadi unsur yang harus

dipertimbangkan sebagai upaya memasuki daerah musuh melalui pantai.

Keberadaan pesawat khusus untuk maritime patrol seperti pesawat Neptune-

Belanda bagi AURI diharapkan sebagai penyeimbang dalam pertempuran udara

ketika diadakan operasi infiltrasi seperti misi yang di emban STC-I sehingga

kejadian di laut Arafuru dapat dicegah. Peristiwa Arafuru secara misi awal gagal

mendaratkan infiltran di wilayah Irian Barat, namun disisi lain berhasil memicu

proses operasi militer. Hal itu menunjukan bagaimana peristiwa Arafuru menjadi

jalan menuju kearah konfrontasi terbuka antara Indonesia dengan Belanda. Proses

operasi militer tersebut melahirkan sebuah Komando Mandala yang bertugas

khusus membebaskan Irian Barat.

36 Majalah Angkasa. Operasi Amfibi–Seluk Beluk Pendaratan Ke PantaiMusuh. Edisi Koleksi no XXVIII. (Jakarta: PT. Gramedia), hlm. 7.

Page 33: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

52

C. Unsur-unsur Militer dan Dasar-dasar Pertahanan Belanda di IrianBarat

Pemerintah Belanda dengan Pemerintah Indonesia setelah kegagalannya

dalam diplomasi membuat penyelesaian masalah Irian Barat menuju kearah

confrontation. Pemerintah Belanda kemudian mengambil inisiatif memperkuat

armada militernya di Irian Barat. Unsur-unsur militer Belanda mengalami

peningkatan dan perkembangan sejalan dengan sikap pemerintah Indonesia yang

terus berupaya membebaskan Irian Barat. Memasuki tahun 1950, unsur-unsur

pertahanan Belanda di Irian Barat seluruhnya terdiri dari: Koninklijke Marine

(KM), Corps Mariniers (CM) dan Militaire Luchtvaart Dienst (MLD).

Pemerintah Belanda berangsur-angsur kembali memperbesar kekuatan

armada militernya pasca Indonesia mengambil tindakan-tindakan confrontation

seperti dengan sepihak membatalkan hubungan Uni Indonesia-Belanda kemudian

pembentukan Propinsi Irian Barat pada tanggal 17 Agustus 1956 dan sikap

Presiden Soekarno yang mengeluarkan Undang-Undang No.86 Tahun 1958

tentang nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia. Kekuatan militer Belanda

yang dikirim untuk memperkuat Irian Barat terdiri dari kesatuan-kesatuan

Koninklijke Landmacht (KL-Angkatan Darat Belanda) dan Militaire Luchtvaart

(ML-Angkatan Udara Belanda).37

Komando Tertinggi seluruh Angkatan Perang Belanda yang berada di Irian

Barat sebelumnya dijabat oleh Laksamana Muda P.J. Platerink kemudian

37 Dinas Sejarah TNI AD., Sejarah TNI-AD 1945-1973 Jilid 3, (Jakarta,1985), hlm. 116.

Page 34: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

53

diserahkanterimakan kepada Laksamana Muda L.E. Reesers pada bulan Agustus

1961. Komando tertinggi ini membawahi satuan-satuan Komando Angkatan Darat

dan Angkatan Luat Belanda yang berada di Irian Barat. Sedangkan satuan

Komando Angkatan Udara dipegang langsung oleh Komando Tertinggi, Markas

Besar Umum (Algemene Hoofdkwartier) Angkatan Perang Belanda di Irian yang

berbasis di Hollandia sebagai pusat pemerintahan. Markas Besar Operasionil

(Operationeel Hoofdkrawtier) berbasis di Biak yang juga menjadi tempat

kedudukan Komando dari ketiga Angkatan Perang.38

Gambar. 7

Parade Marinir Belanda untuk menunjukan kesiapan tempur. Tampakpasukan Marinir Belanda (memegang UZI) dan Korps Papua (memegang Mauser

Jerman) yang terdiri dari penduduk asli Irian Barat.Sumber: Angkasa Edisi Koleksi

38 Ibid.

Page 35: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

54

1. Unsur-unsur Kekuatan Militer Belanda di Irian Barat

a. Kekuatan Angkatan Bersenjata Belanda

Kekuatan Angkatan Bersenjata Belanda pada akhir tahun 1961, menurut

GKS (Gabungan Komando Staf) Indonesia sesuai instruksi Panglima Tertinggi

(ABRI diperkirakan sebagai berikut:

1) Angkatan Darat Belanda- Koninklijke Landmacht (KL) terdiri :

- 1 Berigade Infanteri berasal dari Resimen Infanteri “Oranje”

Gelderland dengan 3 batalyon.

- 1 Detasemen Penangkis Serangan Udara kurang lebih 500 orang.

- Brigade Papua yang diperkirakan sampai akhir tahun 1961 baru

terbentuk 1 batalyon.

2) Angkatan Laut Belanda- Koninklijke Marine (KM) terdiri:

- Kekuatan Maritim berupa: 1 kapal perusak, 3 kapal perusak, 10

LST (Landing Ship Tank), 2 kapal survey yang dipersiapkan untuk

pertahanan umum.

- Corps Mariniers (CM) berupa: 1 brigade terdiri dari 3 batalyon

- Militaire Luchtvaart Dienst (MLD) yan berupa: 1 skwadron

pesawat penempur buru Firelly, 1 Flight dari 3 pesawat Catalina

(Amfibi), ½ skwadron pesawat intai Martin Mariner, 1 unit dari 2

pesawat pembom anti kapal selam Neptune (yang kemudian akan

ditambah 6 buah).

Page 36: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

55

3) Angkatan Udara Belanda-Militaire Luchtvaart (ML) terdiri dari:

- 1 skwadron pesawat buru sergap Hawker Hunter MK VI dengan 6

pesawat yang sudah siap tugas operasi.

- 1 flight pesawat helikopter intai.

- ½ skwadron pesawat angkut Dakota.

4) Kepolisian Belanda terdiri dari :

- Algemene Politie, jumlah kekuatannya diperkirakan sebanyak

1.700 orang. Pos-pos detasemennya terdapat di tempat-tempat

tingkat kecamatan (onderdistrict).

- Mobiele Politie, dibentuk dalam regu-regu dengan susunan tempur

infanteri. Tugasnya di daerah-daerah yang tidak atau belum aman

seperti di daerah Vogelkop, kepulauan Raja Ampat dan di pantai

selatan.39

2. Dasar-dasar Pertahanan Belanda di Irian Barat

a. Kondisi Geografis Irian Barat Bagi Pertahanan Belanda

Belanda dalam mempertahankan wilayah teritorial kekuasaannya di Irian

Barat menggunakan sistem pertahanan yang dikenal dengan strongpoint.

Strongpoint adalah sebuah titik-titik yang menjadi pusat pertahanan yang tersebar

disepanjang pantai Irian Barat. Strategi tersebut digunakan kerena melihat

keadaan medan di Irian Barat yang sulit dan hampir tidak dapat dilewati melalui

39 Ibid., hlm. 116-117. Keterangan lihat juga A.H. Nasution., op.cit., hlm.75.

Page 37: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

56

jalur darat untuk menghubungkan basis-basis kedudukan pertahanan antara satu

dengan yang lain. Masing-masing strongpoint mempunyai tugas pendengaran dan

pengintaian dalam jarak radius tertentu bagi pusat pertahanan yang berada di

belakang. Selain itu, strongpoint bertugas menahan serangan musuh dalam

beberapa waktu agar dapat memberikan waktu yang cukup bagi pengiriman

logistic dan bantuan dari daerah belakang. Bantuan tersebut bisa berupa pasukan

pemukul berupa pasukan dari Angkatan Darat Belanda (KL-Koninklijke

Landmacht) atau Pasukan Korps Komando (CM-Corps Mariniers). Patroli darat

juga didasarkan kepada sistem di atas, sedang mengenai daerah-daerah yang tidak

dikuasai pasukan darat, patroli dilaksanakan melalui laut dan udara.40

Gambar. 8

Peta rute patroli pesawat Dakota (Kaimana-Biak) dan Kapal Hr. Ms.Eversten (Biak-Sorong-Kaimana) untuk mencegah infiltrasi pasukan Indonesia.

Sumber: Angkasa Edisi Koleksi

40 Ibid., hlm. 292.

Page 38: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

57

Angkutan bantuan Belanda dilakukan melalui darat, laut dan udara dengan

mempergunakan saluran-saluran dan fasilitas yang ada. Unsur udara dan lapangan

terbang menjadi matarantai distribusi bantuan yang paling penting, hal itu karena

pengangkutan logistic yang paling cepat ialah melalui udara. Di beberapa tempat

disiapkan tempat-tempat pendaratan air, laut dan sungai untuk pesawat-pesawat

amfibi dan kapal-kapal pendarat air. Jaringan jalan darat hanya terdapat di sekitar

Holandia (Jayapura), Biak, Manokwari, Sorong, Kaimana dan Merauke. Jaringan

tersebut terbatas hanya untuk menghubungkan kepentingan-kepentingan

pemerintah setempat dan obyek-obyek ekonomis yang seluruhnya terhitung

kurang lebih 350 km.

b. Pembagian Daerah Pertahanan Belanda di Irian Barat

Meningkatnya aktifitas militer Indonesia didaerah Indonesia Timur,

terutama di daerah Sulawesi dan Kepulauan Maluku membuat Belanda

mempersiapkan kemungkinan penyerangan Indonesia. Belanda memperkirakan

bahwa Indonesia akan melakukan serangan dari arah Barat Daya. Untuk

menghadapi upaya tersebut, Belanda membagi daerah pertahanannya menjadi tiga

bagian, antara lain:

1) Garis Pertahanan Pertama

Wilayahnya meliputi sebelah selatan pegunungan yang membujur

sepanjang Irian Barat, termasuk kepulauan yang berada di pantai selatan. Daerah

pertahanan ini berada di bawah tanggung jawab Angkatan Darat Belanda (KL-

Koninklijke Landmacht) yang mempunyai nilai tempur defensive cukup baik.

Page 39: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

58

Koninklijke Landmacht dalam pendidikannya dititikberatkan pada pertempuran

melawan pasukan-pasukan pendarat. Teritorial pertahanannya meliputi daerah

Sorong hingga Merauke dengan strongpoint di Sorang, Fak-fak, Kaimana,

Merauke, Tanah Merah dan Misool.

2) Garis Pertahanan kedua

Wilayahnya meliputi daerah sebelah Utara pegunungan dengan kepulauan

yang berada di sekitarnya, tidak termasuk Kepulauan Biak. Strongpoint terdapat

di kota-kota Manokwari, Middelburg dan Holandia. Pasukan Korps Komando

(CM-Corps Mariniers) yang mulai ditarik dari tugas penjagaan pantai selatan

mulai akhir tahun 1960, bertanggung jawab atas daerah pertahanan ini. Mulai saat

itulah secara berangsur-angsur tanggung jawab pertahanan darat diserahkan

kepada Angkatan Darat Belanda (KL-Koninklijke Landmacht). Dengan demikian

Pasukan Korps Komando (CM-Corps Mariniers) berfungsi sebagai pasukan

cadangan strategis.

3) Garis Pertahanan ketiga

Wilayahnya meliputi daerah kepulauan Biak. Daerah ini merupakan pusat

pertahanan dan logistic Belanda di Irian Barat yang mengatur penyaluran bantuan

untuk daerah-daerah strongpoint yang membutuhkan. Daerah pertahanan terakhir

ini juga menjadi tanggungjawab Pasukan Korps Komando (CM-Corps

Mariniers). Mereka (CM) merupakan kesatuan militer Belanda yang telah

memenuhi syarat-syarat yang diperlukan bagi suatu kesatuan modern dengan unit

Page 40: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

59

kapal-kapal perangnya. Peralatan dan perlengkapannya telah disesuaikan dengan

tugas-tugas operasi di Eropa dalam hubungan NATO.41

Pembagian tiga daerah pertahanan tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat

dari keseluruhan kekuatan pertahanan Belanda termasuk cadangan strategisnya

semua berada di Biak. Namun, komando pertahanan keseluruhannya dikendalikan

dari Holandia yang dipegang langsung oleh Angkatan Laut Belanda- Koninklijke

Marine (KM), mengingat menonjolnya aspek maritim. Berdasarkan informasi

yang ada dalam GKS (Gabungan Komando Staf) menunjukan bahwa Belanda

melakukan penempatan warning system yang diatur dengan formasi pembagian

kerja sebagai berikut:

a) Pesawat terbang Neptune (P2V7) bertugas mengadakan patroli di

sepanjang pantai dengan berpangkalan di Sorong, Kaimana dan Biak.

b) Kapal-kapal fregat, perusak dan kapal selam bertugas diperairan pantai

utara dengan pangkalannya di Biak agar sewaktu-waktu dapat

membantu patroli pesawat Neptune.

c) Kapal fregat, perusak dan kapal selam bertugas di perairan pantai barat

dan selatan, berpangkalan di Sorong atau Kaimana. Sewaktu-waktu

membantu pesawat Neptune berpatroli.

d) Pesawat terbang jenis Hawker Hunter berkedudukan di Biak sebagai

kesatuan buru-sergap.

e) Penempatan stasiun-stasiun radar di berbagai tempat (salah satunya

Pulau Noomfoor) yang dilalui oleh kapal-kapal atau pesawat-pesawat

41 Ibid., hlm. 292-293.

Page 41: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

60

udara. Jarak radar dari daratan diperpanjang dengan radar patroli

pesawat Neptune, kapal fregat dan kapal perusak.42 Lapangan

pencarian sasaran ditujukan ke pulau-pulau Morotai dan Jailolo di

Halmahera Utara yang oleh Belanda diperkirakan sebagai pangkalan

Indonesia.

Sistem jaringan logistic Belanda meliputi daerah Holandia, Sorong dan

Biak yang merupakan suplai depot utama penyaluran logistic. Selain itu, Biak dan

Sorong juga menjadi pangkalan-pangkalan operasi Angkatan Laut Belanda-

Koninklijke Marine (KM) dan Angkatan Udara Belanda-Militaire Luchtvaart

(ML). Sedangkan Manokwari dijadikan pangkalan untuk reparasi kapal-kapal

Angkatan Laut Belanda-Koninklijke Marine (KM) Belanda. Pendistribusian

perlengkapan militer yang didatangkan dari Negeri Belanda menjadi masalah

tersendiri bagi pemerintah militer Belanda di Irian Barat. Garis logistic antara

negeri Belanda ke Irian Barat memerlukan waktu 1 bulan perjalanan laut karena

Belanda melalui Tanjung Harapan tidak melalui terusan Suez, Mesir karena

negara-negara Timur-Tengah memiliki hubungan baik dengan Indonesia. Selain

itu, perbandingan volume angkut yang dibutuhkan dengan ruangan yang tersedia

pada transport laut maupun udara yang terbatas menjadi kelemahan militer

Belanda, namun tidak menutup kemungkinan Belanda akan meminjam kepulauan

Cocos; Christmas, Singapura dan fasilitas-fasilitas penerbangan di Kalimantan

Utara serta Philipina (Pangkalan Amerika) untuk keperluang perbekalan dan

perawatan alat-alat perangnya dalam kegiatan penyerangan ke wilayah pusat

42 Ibid., hlm. 294.

Page 42: BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT … · 20 BAB II LATARBELAKANG OPERASI MILITER DI IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 A. Pertentangan Masalah Irian Barat dalam Konferensi

61

pertahanan Indonesia. Campur tangan beberapa negara yang menyokong Belanda

dengan kemungkinan pengiriman korps sukarela dari Australia dan keberadaan

posisi armada ke-VII Amerika Serikat menjadi keunggulan Belanda jika terlibat

perang terbuka dengan Indonesia.