Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Penangkapan Ikan Tongkol

8
 Perubahan Iklim dan Pengaruhnya terhadap Penangkapan I  kan Tongko l Sumber: Berita Iptek Topik: Biologi Tags: Fase El Nino, Fase La Nina, Fase Negatif , Fase  Normal , Fase Positif , Ikan Tongkol, Iklim regional , penangkapan ikan, perairan Indonesia, Perubahan Iklim, sumber daya ikan  Ikan tongkol merupakan salah satu komoditas utama ekspor I ndonesia. Akan tetapi akibat  pengelolaan yang kurang baik di beberapa perairan Indonesia, terutama disebabkan minimnya informasi waktu musim tangkap, daerah penangkapan ikan, disamping kendala teknologi tangkapnya itu sendiri, tingkat pe manfaat sumber daya ikan menjadi sangat rendah. Tulisan ini merupakan hasil penelitian untuk mengetahui variabili tas puncak musim tangkap tongkol terhadap perubahan iklim regional: EL Nino, La Nina dan Indian Ocean Dipole dengan tujuan dapat meningkatkan op timalisasi pemanfaatan ikan ini. Pendahuluan Ikan tongkol merupakan salah satu komoditas utama ekspor I ndonesia. Akan tetapi akibat  pengelolaan yang kurang baik di beberapa perairan Indonesia, terutama disebabkan minimnya informasi waktu musim tangkap, daerah penangkapan ikan, disamping kendala teknologi tangkapnya itu sendiri, tingkat pe manfaat sumber daya ikan menjadi sangat rendah. Data hasil kajian Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang (2002) menunjukkan  potensi lestari (MSY=Maximum Sustainable Yield) di perairan Kabupaten Pandeg lang pada tahun 2001 adalah 92.917,7 ton, produksi perikanan laut 29.592,3 ton dan potensi yang belum dimanfaatkan 63.325,4 ton. Hal itu menunjukkan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di  perairan Pandeglang menjadi hanya sebesar 31,85%. Data ini mengindikasikan masih terbukanya  peluang peningkatan pemanfaatan sumberdaya ikan yang cukup besar sampai pada batas  pemanfaatan secara optimal dan lestari . Tulisan ini merupakan hasil penelitian untuk mengetahui variabili tas puncak musim tangkap tongkol terhadap perubahan iklim regional: EL Nino, La Nina dan Indian Ocean Dipole dengan tujuan dapat meningkatkan op timalisasi pemanfaatan ikan ini. Metoda Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan melihat korelasi langsung hasil tangkapan tongkol selama tahun 1997 s/d 2001 (5 tahun) dengan perubahan iklim regional yang terjadi dalam kurun waktu t ersebut, yaitu: El Nino dan Fase positif Indian Ocean Dipole (April 1997 s/d Juni 1998); La Nina (Juli 1998 s/d Juni 2000); Fase negat if Indian Ocean Dipole (Oktober 2000 s/d Maret 2001), Normal (April 2001 s/d Maret 2002), dan El Nino t anpa Indian Ocean Dipole (April 2002 s/d Mei 2003).

Transcript of Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Penangkapan Ikan Tongkol

5/9/2018 Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Penangkapan Ikan Tongkol - slidepdf...

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-iklim-dan-pengaruhnya-terhadap-penangkapan-ikan-ton

Perubahan Iklim dan Pengaruhnya terhadap

Penangkapan Ikan Tongkol

Sumber: Berita Iptek Topik: Biologi Tags: Fase El Nino, Fase La Nina, Fase Negatif , Fase Normal, Fase Positif , Ikan Tongkol, Iklim regional, penangkapan ikan, perairan Indonesia,Perubahan Iklim, sumber daya ikan 

Ikan tongkol merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia. Akan tetapi akibat

 pengelolaan yang kurang baik di beberapa perairan Indonesia, terutama disebabkan minimnyainformasi waktu musim tangkap, daerah penangkapan ikan, disamping kendala teknologi

tangkapnya itu sendiri, tingkat pemanfaat sumber daya ikan menjadi sangat rendah.

Tulisan ini merupakan hasil penelitian untuk mengetahui variabilitas puncak musim tangkap

tongkol terhadap perubahan iklim regional: EL Nino, La Nina dan Indian Ocean Dipole dengan

tujuan dapat meningkatkan optimalisasi pemanfaatan ikan ini.

Pendahuluan

Ikan tongkol merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia. Akan tetapi akibat

 pengelolaan yang kurang baik di beberapa perairan Indonesia, terutama disebabkan minimnyainformasi waktu musim tangkap, daerah penangkapan ikan, disamping kendala teknologi

tangkapnya itu sendiri, tingkat pemanfaat sumber daya ikan menjadi sangat rendah.

Data hasil kajian Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang (2002) menunjukkan

 potensi lestari (MSY=Maximum Sustainable Yield) di perairan Kabupaten Pandeglang pada

tahun 2001 adalah 92.917,7 ton, produksi perikanan laut 29.592,3 ton dan potensi yang belumdimanfaatkan 63.325,4 ton. Hal itu menunjukkan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan Pandeglang menjadi hanya sebesar 31,85%. Data ini mengindikasikan masih terbukanya

 peluang peningkatan pemanfaatan sumberdaya ikan yang cukup besar sampai pada batas pemanfaatan secara optimal dan lestari.

Tulisan ini merupakan hasil penelitian untuk mengetahui variabilitas puncak musim tangkap

tongkol terhadap perubahan iklim regional: EL Nino, La Nina dan Indian Ocean Dipole dengantujuan dapat meningkatkan optimalisasi pemanfaatan ikan ini.

Metoda

Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan melihat korelasi langsung hasiltangkapan tongkol selama tahun 1997 s/d 2001 (5 tahun) dengan perubahan iklim regional yang

terjadi dalam kurun waktu tersebut, yaitu: El Nino dan Fase positif Indian Ocean Dipole (April1997 s/d Juni 1998); La Nina (Juli 1998 s/d Juni 2000); Fase negatif Indian Ocean Dipole

(Oktober 2000 s/d Maret 2001), Normal (April 2001 s/d Maret 2002), dan El Nino tanpa IndianOcean Dipole (April 2002 s/d Mei 2003).

5/9/2018 Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Penangkapan Ikan Tongkol - slidepdf...

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-iklim-dan-pengaruhnya-terhadap-penangkapan-ikan-ton

Tujuan penelitian ini ingin mengetahui sensitivitas perairan Selat Sunda terhadap perubahaniklim regional yang berdampak pada variabilitas bulanan hasil tangkapan tongkol. Informasi ini

 penting diketahui masyarakat nelayan secara dini, agar mereka dapat mengarahkan kegiatanmelautnya dengan lebih baik dan efisien.

Korelasi Hasil Tangkapan Tongkol di Selat Sunda dan Perubahan Iklim Regional

Hasil penelitian menggunakan data citra Suhu Permukaan Laut (SPL) satelit NOAA-12

menunjukkan bahwa puncak musim tangkap tongkol di Selat Sunda terjadi selama Musim Timur (April-Agustus) (Syamsudin dkk. 2003, Syamsudin 2003). Kesimpulan tersebut telah

membuktikan hipotesis yang berkembang di masyarakat nelayan pesisir Selat Sunda padaumumnya, yang meyakini Musim Timur adalah waktu terbaik untuk menangkap ikan di perairan

Selat Sunda dan sekitarnya. Gambar 1 adalah grafik hasil tangkapan tongkol di Selat Sundadalam kurun waktu 1997 s/d 2001.

Gambar 1. Variabilitas Hasil Tangkapan Tongkol Selama Tahun 1997-2001, di TPI II, Labuan.Satuan unit dalam kg. (Sumber: TPI II, Labuan, Banten)

Analisis korelasi hasil tangkapan tongkol terhadap perubahan iklim regional sebagai berikut:

1. Fase El Nino Dan Positif Indian Ocean Dipole

Pada bulan April 1997 s/d Juni 1998: El Nino dan fase positif Indian Ocean Dipole datang secara bersamaan dan menyebabkan iklim regional mengalami musim kering yang berkepanjangan dan

tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah.

El Nino dengan intensitas sedang mulai dirasakan pada bulan April 1997, ketika kolam panas

ekuator Pasifik Barat berpindah dari barat menuju Pasifik Tengah. Hal ini menyebabkan perairaninternal Indonesia mendapat suplai massa air yang relatif lebih dingin dari Arus Lintas Indonesia

(Arlindo) yang mengalir dari samudera Pasifik bagian barat. Kondisi ini terus berkembang

5/9/2018 Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Penangkapan Ikan Tongkol - slidepdf...

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-iklim-dan-pengaruhnya-terhadap-penangkapan-ikan-ton

dengan semakin menguatnya sinyal El Nino yang menjadi ekstrem pada bulan Oktober 1997 dankembali pada kondisi normal bulan Juni 1998.

Pada saat yang bersamaan di Samudera Hindia mulai terbentuk konsentrasi massa air dingin di

 perairan selatan Lombok dan mulai bergerak ke barat menyusuri pantai selatan P. Jawa dan

Sumatera pada bulan Mei 1997.

Pembentukan massa air dingin di sepanjang pantai selatan P. Jawa dan Sumatra semakin intensif 

 pada saat Indian Ocean Dipole dengan fase positif, (ditandai dengan dominasi anomali negatif Suhu Permukaan Laut (SPL) di Samudera Hindia bagian timur), mulai terbentuk pada bulan Juni

1997 dan semakin menguat pengaruhnya akibat propagasi gelombang Rossby yang bergerak ke barat dari sumbernya di perairan sekitar Laut Timor, sepanjang 10-120 LS, pada bulan Juli dan

mencapai puncaknya Oktober 1997.

Dengan demikian Samudera Hindia bagian timur yang mencakup perairan Selat Sunda

didominasi massa air relatif dingin yang tidak kondusif untuk tempat hidup ikan tongkol.

Kondisi itu tercermin pada rendahnya hasil tangkapan tongkol di bawah 10 ton/bulan padaMusim Timur selama tahun 1997 (lihat grafik warna ungu pada gambar 1). Bandingkan dengan

rata-rata 30 ton/bulan pada kondisi normal selama Musim Timur pada data tahun 2001 (grafik warna biru pada gambar 1).

2. Fase Positif Indian Ocean Dipole

Memasuki tahun 1998, pengaruh fase positif Indian Ocean Dipole di Samudera Hindia bagiantimur mulai melemah dan mencapai puncaknya pada akhir Musim Barat pada bulan Februari

1998.

Selama massa transisi dari Musim Barat ke Timur, Arus Musim yang mengalir sepanjang pantaiselatan P. Sumatra dan Arus Katulistiwa Selatan dari lepas pantai Samudera Hindia, membawa

massa air yang relatif hangat ke perairan Selat Sunda. Suplai massa air hangat ini menyebabkankondisi hidrologi Selat Sunda sangat kondusif untuk migrasi ikan tongkol.

Grafik warna sian pada gambar 1 menunjukkan kenaikan yang drastis mencapai 50-65 ton/bulan,

selama massa transisi bulan Maret dan April 1998.

Memasuki Musim Timur, gelombang Kelvin dari ekuator Samudera Hindia menjalar sepanjang

 pantai selatan P. Sumatra dan Jawa dan mendorong sebagian massa air hangat dari perairan

internal Selat Sunda. Kondisi ini menyebabkan penurunan hasil tangkapan tongkol dari 65ton/bulan pada bulan April menjadi 50 ton/bulan selama pengaruh gelombang Kelvin di SelatSunda pada pertengan bulan Mei s/d Juni 1998.

Kondisi Oseanografi Selat Sunda kembali normal dan mulai terbentuk upwelling (taikan air) di

 perairan Barat Sumatra pada bulan Juli s/d Agustus 1998 (Syamsudin 2003). Penampakanupwelling di mulut Selat Sunda (barat Sumatra) dan diikuti dengan pembentukan massa air 

5/9/2018 Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Penangkapan Ikan Tongkol - slidepdf...

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-iklim-dan-pengaruhnya-terhadap-penangkapan-ikan-ton

hangat di perairan internal Selat Sunda, merupakan kondisi ideal lingkungan hidup ikan 

tongkol.

Hal itu bisa dilihat pada hasil tangkapan tongkol sebesar 70 ton/bulan (grafik warna sian pada

gambar 1), selama bulan tersebut, sebelum menurun drastis pada bulan September 1998, karena

 pengaruh La Nina yang menyebabkan curah hujan meningkat dengan tajam.

3. Fase La Nina

Selama berlangsungnya La Nina (Juli 1998 s/d Juni 2000), hasil tangkapan tongkol yang tinggihanya terjadi pada pertengahan bulan Mei 1999, sebesar 50 ton/bulan (grafik warna kuning pada

gambar 1) dan pertengahan Mei-Juni, 2000, sebesar 40-38 ton/bulan (grafik warna merah muda pada gambar 1).

4. Fase Negatif Indian Ocean Dipole

Fase negatif Indian Ocean Indian Dipole berlangsung selama Oktober 2000 s/d Maret 2001. Fasenegatif ditandai dengan dominasi anomali positif suhu permukaan laut di Samudera Hindia bagian timur dan menyebabkan curah hujan di wilayah ini meningkat secara tajam.

Selama berlangsungnya fase ini, kondisi hidrologi selat Sunda didominasi massa air yang relatif dingin sehingga tidak kondusif untuk lingkungan hidup ikan tongkol. Kondisi ini bisa dilihat

dari rendahnya hasil tangkapan tongkol di bawah rata-rata normal 30 ton/bulan, selama event ini(lihat grafik warna merah muda pada gambar 1).

5. Fase Normal

Iklim regional pada kondisi Normal berlangsung selama bulan April 2001 s/d Maret 2002. Padakondisi normal hasil tangkapan tongkol meningkat selama bulan Juni, Juli, dan Agustus (grafik warna biru pada gambar 1) dengan nilai rata-rata 30 ton/bulan.

6. Fase El Nino Tanpa Indian Ocean Dipole

Fase El Nino tanpa Indian Ocean Dipole yang dipicu dari Samudera Hindia berlangsung selama bulan April 2002 s/d Maret 2003. Selama fase ini, hasil tangkapan tongkol meningkat di atas

rata-rata normal 30 ton/bulan, mulai bulan Mei s/d Agustus 2002 (gambar tidak diperlihatkan).

Penutup

Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan iklim regional sangat mempengaruhi variasi antar 

 bulanan puncak musim tangkap tongkol di Selat Sunda.

Selama berlangsungnya El Nino, perairan Selat Sunda merupakan tempat ideal untuk menangkaptongkol. Puncak musim tangkap adalah bulan Mei s/d Agustus. Rentang waktu ini sebulan lebih

 panjang dibandingkan kondisi Normal yang mempunyai puncak musim tangkap bulan Juni s/dAgustus.

5/9/2018 Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Penangkapan Ikan Tongkol - slidepdf...

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-iklim-dan-pengaruhnya-terhadap-penangkapan-ikan-ton

Sebaliknya perubahan iklim regional yang dipicu dari Samudera Hindia, yaitu fase positif dannegatif Indian Ocean Dipole menyebabkan kondisi perairan Selat Sunda tidak kondusif untuk 

lingkungan hidup tongkol. Pada saat event ini berlangsung, tidak ada indikasi bulan untuk menentukan puncak musim tangkap. Produksi hasil tangkapan tongkol selama Musim Timur di

 bawah nilai rata-rata, walaupun relatif lebih tinggi dibandingkan Musim Barat.

Perubahan iklim regional La Nina yang dipicu dari Samudera Pasifik tidak memberikanlingkungan hidup yang kondusif untuk migrasi ikan tongkol ke Selat Sunda. Pada saat event ini

 berlangsung, puncak musim tangkap terjadi dalam waktu yang sangat pendek, yaitu: pada pertengahan bulan Mei Juni.

Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi bahwa puncak musim tangkap tongkol di Selat

Sunda dapat diprediksi berdasarkan informasi kondisi iklim regional yang sedang berlangsungsaat itu.

Daftar Pustaka 

1.  Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang. Profil Dinas Kelautan danPerikanan Kabupaten Pandeglang, Pandeglang. 2002

2.  Syamsudin, F., M. Laksmini, K. Amri, R. Andiastuti. Hydrology of the Sunda StraitWater and Its Relation with the Yield of E. Affinis Catchments in the Landing Fish

Auction, Labuan, West Java. Proceedings Temu Ilmiah ke-12 PPI Jepang. OsakaUniversity, Sept. 6-7, 2003.

3.  Syamsudin, F. Melacak Lokasi Tongkol di Selat Sunda. Rubrik Inspirasi HarianKompas, 14 Juni 2003.

4.  Syamsudin, F. Upwelling in the Western Sumatra Water during SoutheastMonsoon:¡¡Does it appear permanently?. Proceedings Temu Ilmiah ke-12 PPI Jepang.

Osaka University, Sept. 6-7, 2003.

Ikan merupakan salah satu makanan yang cepat rusak, karena kandungan protein yang sangattinggi menyebabkan bau busuk yang menyengat.

Untuk keperluan memasak saya sarankan untuk memilih ikan yang benar-benar segar, disamping rasanya akan lebih baik, kandungan proteinnya pun akan lebih bagus. Nggak banyak 

ibu-ibu yang belum bisa memilih ikan yang benar-benar segar terutama jika akan belanja ikanyang sudah mati di pasar.

Ciri-ciri ikan segar adalah sebagai berikut : 

1. Warna kulit terang dan cerah2. Daging ikan bila ditekan terasa keras.

3. Mata jernih menonjol dan cembung4. Sisik ikan segar masih kuat melekat kuat dan mengkilat, sisik masih utuh tidak banyak yang

lepas.5. Insang berwarna merah

6. Sirip kuat7. kulit dan daging ikan tidak mudah robek, terutama pada bagian perut. Tidak berbau busuk.

5/9/2018 Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Penangkapan Ikan Tongkol - slidepdf...

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-iklim-dan-pengaruhnya-terhadap-penangkapan-ikan-ton

T anda ikan yang sudah busuk: a. mata suram dan tenggelam;

 b. sisik suram dan mudah lepas;c. warna kulit suram dengan lendir tebal;

d. insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;

e. dinding perut lembek;f. warna keseluruhan suram dan berbau busuk.

Ciri-ciri Udang segar : 1. Warna udang segar berwarna jernih dan tidak terdapat bintik-bintik hitam.

2. Udang segar terlihat kekar, bila ditekan, daging udang segar terasa keras.3. Kaki dan kulit serta kepalanya tidak mudah lepas.

4. Bau udang segar khas amis udang tidak berbau busuk.

Ciri kerang segar: 1. Jika membeli kerang dalam cangkang, pastikan cangkang banyak yang terbuka, ini

menunjukkan kerang tersebut masih hidup.2. kalau membeli kerang yang lepas dari kulit cangkangnya pilihlah dagingnya masih padat dan

terlihat utuh.3. Warna daging kerang belum berubah dari aslinya , daging kerang yang telah berubah warna

menunjukkan bahwa kerang telah busuk.4. Beraroma amis yang khas bukan beraroma busuk.

Ciri-ciri cumi segar: 1. Cumi-cumi segar badannya kenyal dan kokoh bila ditekan.

2. Cumi-cumi kecil badannya berwarna keunguan dengan bintik-bintik hitam. Sedangkan cumi-cumi besar berukuran >20 cm ), badannya berwarna putih dengan sedikit bintik hitam.

3. Cumi segar di lapisi selaput lendir jernih.4. Mengeluarkan bau khas dan bukan bau busuk.

Ciri-ciri kepiting/rajungan segar: 1. kepiting umumnya dijual dalam keadaan hidup karena itu biasanya diikat, sedangkan rajungandijual dalam keadaan sudah mati.

2. Untuk kepiting pilihlah yang matanya bergerak keluar-masuk, itu menandakan kepiting masihhidup.

3. Pilih kepiting/rajungan yang masih lengkap jari-jari termasuk capitnya.4. Tekan dengan jari pada bagian belakang bila terasa keras berarti kepiting/rajungan itu gemuk 

dan sehat.

5. Untuk membedakan kepiting / rajungan yang gemuk bisa juga dilakukan dengan caramengangkat badannya. Bila terasa ringan berarti dagingnya kurang padat.

 Kandungan gizi pada ikan: 

Protein

5/9/2018 Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Penangkapan Ikan Tongkol - slidepdf...

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-iklim-dan-pengaruhnya-terhadap-penangkapan-ikan-ton

1.  Kandungan protein ikan lebih tinggi dari protein serealia dikacang-kacangan, setaradengan daging , sedikit dibawah telur 

2.  Protein ikan sangat mudah dicerna, sehingga baik bagi balita yang system pencernaannya belum sesempuna orang dewasa.

3.  Protein ikan mengandung berbagaui asam amino dalam bentuk yang mendekati asam

amino didalam tubuh manusia. Komposisi asam amino protein ikanjuga lebih lengkapdisbanding bahan makanan lain, salah satunya taurin, sangat bermanfaat merangsang pertumbuhan sel otak balita.

Lemak 

1.  Asam lemak ikan merupakan asa lemak essensial yang sifatnya tidak jenuh. Asam lemak 

tidak jenuh sangat bermanfaat sangat bermanfaat untuk mempertahankan kesehatan tubuhdan menjaga kestabilan kadar kolesterol lagi.

2.  Beberapa ikan yang berasal dari laut dalam seperti salmon, tuna, sarden dan makarel,mengandung asam lemak yang tergabung dalam kelompok asam lemak omega 3. Yang

 paling dominan dari kelompok ini adalah asam eikosapentaenoat (EPA) dan asamdokosaheksaenoat (DHA). Keduanya bermanfaat dalam menurunkan kolesterol dalam

darah dan meningkatkan pertumbuhan sel-sel otak sikecil

Vitamin

1.  Vitamin A: banyak terdapat pada minyak hati ikan bermanfaat mencegah kebutaan pada

anak.2.  Vitamin D: selain terdapat dalam daging ikan, juga pada telur serta minyak hati ikan.

Vitamin ini penting bagi pertumbuhan dan kekuatan tulang.3.  Viatamin B6 : embantu metabolisme asam amino dan lemak serta mencegah anemia dan

kerusakan syaraf.4.  Vitamin B 12 bermanfaat dalam pembentukan sel-sel darah merah, membantu

metabolisme lemak, dan melindungi jantung juga kerusakan syaraf 

Mineral

1.  Zat besi: jauh lebih mudah diserap tubuh ketimbang dari sumber lain seperti serealia atau

kacang-kacangan. Zat besi membantu mencegah terjadinya anemia.2.  Yodium: mencegah terjadinya penyakit gondok serat hambatan pertumbuhan anak,

 bahkan juga kecerdasannya.3.  Selenium: berperan membantu metabolisme tubuh dan sebagai antioksidan yang

melindungi tubuh dari radikal bebas, antioksidan bisa mencegah terjadinya penyakitdegeneratif seperti jantung koroner.

4.  Seng: membantu kerja enzim dan hormone.5.  Fluor: menguatkan serta menyehatkan gigi skecil.

Sayangnya , untuk beberapa balita, ikan, terutama yang bersal dari laut, mengandung senyawa

yang mengandung senyawa penyebab alergi . Karena itu jika balita memiliki reaksi sepertitimbul ruam dan gatal , dapat berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi.

5/9/2018 Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Penangkapan Ikan Tongkol - slidepdf...

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-iklim-dan-pengaruhnya-terhadap-penangkapan-ikan-ton

Sumber: info-sehat.com, Tekhnologi-hasil-pertanian.blogspot.comImage credit: kosmo.vivanews.com