8 penangkapan penahanan

12
PENANGKAPAN DAN PENAHANAN Penangkapan (arrest) adalah pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan (Pasal 1 butir 20 KUHAP) Penahanan (detention) adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum maupun hakim (Pasal 1 butir 21 KUHAP) Jadi penangkapan dan penahanan merupakan tindakan yang membatasi dan mengambil kebebasan bergerak seseorang. Kebebasan atau kemerdekaan di sini dapat diartikan di mana ia dapat pergi kemana saja sesuai dengan kehendak dan merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling didambakan setiap insan. Oleh karena itu dalam menggunakan wewenang penangkapan dan penahanan ini pejabat tersebut harus bersikap hati hati dan penuh tanggung jawab, baik dari segi yuridis maupun moral. Menurut van Bemmelen Penahanan adalah sebagai suatu pedang yang memenggal kedua belah pihak, karena tindakan yang bengis ini dapat dikenakan kepada orang orang yang belum menerima SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 1

Transcript of 8 penangkapan penahanan

Page 1: 8 penangkapan penahanan

PENANGKAPAN DAN PENAHANAN

Penangkapan (arrest) adalah pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan (Pasal 1 butir 20 KUHAP)Penahanan (detention) adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum maupun hakim (Pasal 1 butir 21 KUHAP)Jadi penangkapan dan penahanan merupakan tindakan yang membatasi dan mengambil kebebasan bergerak seseorang. Kebebasan atau kemerdekaan di sini dapat diartikan di mana ia dapat pergi kemana saja sesuai dengan kehendak dan merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling didambakan setiap insan. Oleh karena itu dalam menggunakan wewenang penangkapan dan penahanan ini pejabat tersebut harus bersikap hati hati dan penuh tanggung jawab, baik dari segi yuridis maupun moral.Menurut van BemmelenPenahanan adalah sebagai suatu pedang yang memenggal kedua belah pihak, karena tindakan yang bengis ini dapat dikenakan kepada orang orang yang belum menerima keputusan dari hakim, jadi mungkin juga kepada orang orang yang tidak bersalah. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 1

Page 2: 8 penangkapan penahanan

Penangkapan dan Penahanan mempunyai fungsi Prevensi General, akan tetapi ia tidak menutup kemungkinan terkena pula pada orang orang yang sama sekali tidak bersalah. Kedua alat pemaksa ini harus dilandasi dengan “presumption of innocence”. PENANGKAPAN :Pejabat siapa yang berhak melakukan penangkapan ? (Pasal 16 KUHAP)1.Penyelidik atas perintah penyidik berwenang melakukan penangkapan, untuk kepentingan penyelidikan.2.Penyidik atau Penyidik Pembantu berwenang melakukan penangkapan untuk kepentingan penyidikan.Syarat untuk melakukan penangkapan, yaitu :Penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Yang dimaksud Bukti Permulaan yang cukup ialah bukti permulaan untuk menduga adanya tindak pidana dan bahwa tersangka sebagai pelakunya (Pasal 17 KUHAP dan Penjelasan).Adanya Surat Perintah Penangkapan dan Berita Acara, yang mencantumkan identitas tersangka, alasan penangkapan, uraian singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan, serta tempat ia diperiksa. Tembusan surat perintah penangkapan harus diberikan kepada keluarga segera setelah penangkapan.SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 2

Page 3: 8 penangkapan penahanan

Dalam hal tertangkap tangan, penangkapan tak perlu memakai surat perintah (Pasal 18 KUHAP).Penangkapan paling lama 1 (satu) hari dan terhadap tersangka pelaku pelanggaran tidak dapat dikenakan penangkapan, kecuali dalam hal ia telah dipanggil secara sah dua kali berturut turut tidak memenuhi panggilan itu tanpa alasan yang sah (Pasal 19 KUHAP).

PENAHANAN :Siapa yang berhak melakukan penahanan ?1.Penyidik atau Penyidik Pembantu atas perintah Penyidik untuk kepentingan penyidikan,2.Penuntut Umum untuk kepentingan penuntutan,3.Hakim untuk kepentingan pemeriksaan di persidangan (Pasal 20 KUHAP).Catatan : dalam HIR tidak mengatur pembatasan untuk penahanan.Kapan / syarat-syarat untuk melakukan penahanan ?Menurut Mr.W.A.F.FL Winckel dalam hal ini membagi dua bagian yaitu :1.Gronden van rechtsmatigheid (berdasarkan ketentuan hukum),2.Gronden van noodzakelijkeheid (pertimbangan keadaan atau kepentingan).

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 3

Page 4: 8 penangkapan penahanan

Menurut Menurut Prof.Moeljatno,SHProf.Moeljatno,SH

Syarat penahanan Syarat penahanan terdapat 2 syarat yaitu :terdapat 2 syarat yaitu :

1. Syarat Objektif ,1. Syarat Objektif ,

2. Syarat Subjektif2. Syarat Subjektif

Syarat Objektif Syarat Objektif karena syarat ini menyangkut tentang dapat diuji atau tidaknya karena syarat ini menyangkut tentang dapat diuji atau tidaknya oleh orang lain, dalam hal ini oleh hakim pada waktu mengadili atau oleh orang lain, dalam hal ini oleh hakim pada waktu mengadili atau memperpanjang lamanya penahanan atau permintaan jaksa, atau pada waktu ia memperpanjang lamanya penahanan atau permintaan jaksa, atau pada waktu ia menerima pengaduan dari tersangka/terdakwa. Sedangkan menerima pengaduan dari tersangka/terdakwa. Sedangkan Syarat Subjektif Syarat Subjektif karena hanya tergantung kepada orang yang memerintahkan penahanan.karena hanya tergantung kepada orang yang memerintahkan penahanan.

Berkaitan dengan syarat syarat penahanan dapat dikomparasikan dengan Pasal 21 Berkaitan dengan syarat syarat penahanan dapat dikomparasikan dengan Pasal 21 ayat (1) dan (4) KUHAP) sebagai berikut :ayat (1) dan (4) KUHAP) sebagai berikut :

Syarat Objektif Syarat Objektif ::

1.1. Terhadap tindak pidana yang diancam pidana penjara lima tahun atau lebih,Terhadap tindak pidana yang diancam pidana penjara lima tahun atau lebih,

2.2. Tindak pidana ditentukan secara limitatif dalam Pasal 21 ayat (4) huruf b Tindak pidana ditentukan secara limitatif dalam Pasal 21 ayat (4) huruf b KUHAP, meskipun ancaman kurang dari 5 tahun. Dapat dikatakan bahwa KUHAP, meskipun ancaman kurang dari 5 tahun. Dapat dikatakan bahwa syarat objektif terdapat dalam Pasal 21 ayat (4) KUHAP.syarat objektif terdapat dalam Pasal 21 ayat (4) KUHAP.

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 4

Page 5: 8 penangkapan penahanan

tindak pidana dalam Pasal 282 ayat (3) (pornografi sebagai pencaharian), tindak pidana dalam Pasal 282 ayat (3) (pornografi sebagai pencaharian), Pasal Pasal 296 (mucikari), Pasal 335 ayat (1) (pencemaran nama baik), Pasal 351 296 (mucikari), Pasal 335 ayat (1) (pencemaran nama baik), Pasal 351 ayat (1) (penganiayaan), Pasal 353 ayat (1) (penganiayaan dengan rencana ayat (1) (penganiayaan), Pasal 353 ayat (1) (penganiayaan dengan rencana lebih dahulu), Pasal 372 (penggelapan), Pasal 378 (penipuan), Pasal 379 a lebih dahulu), Pasal 372 (penggelapan), Pasal 378 (penipuan), Pasal 379 a (penipuan sebagai pencaharian), Pasal 453 (pelayaran), Pasal 454 (penipuan sebagai pencaharian), Pasal 453 (pelayaran), Pasal 454 (pelayaran), Pasal 455 (desersi biasa pelayaran), Pasal (pelayaran), Pasal 455 (desersi biasa pelayaran), Pasal 459 459 (insubordinasi/menyerang nakhoda), Pasal 480 (penadahan) dan Pasal 506 (insubordinasi/menyerang nakhoda), Pasal 480 (penadahan) dan Pasal 506 KUHP (pelanggaran perbuatan cabul sebagai pencaharian), Pasal 25 dan KUHP (pelanggaran perbuatan cabul sebagai pencaharian), Pasal 25 dan Pasal 26 Pasal 26 RechtenordonnantieRechtenordonnantie (diganti oleh UU No.10 Thn 1995 tentang (diganti oleh UU No.10 Thn 1995 tentang Kepabeanan dan UU No.11 Thn 1995 tentang Cukai), Pasal 1, Pasal 2 dan Kepabeanan dan UU No.11 Thn 1995 tentang Cukai), Pasal 1, Pasal 2 dan Pasal 4 UU No.8 Drt. Thn 1955 dicabut oleh UU No.9 Thn 1992 tentang Pasal 4 UU No.8 Drt. Thn 1955 dicabut oleh UU No.9 Thn 1992 tentang KeimigrasianKeimigrasian), Pasal 36 ayat (7), Pasal 41, Pasal 42, ), Pasal 36 ayat (7), Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 47 dan Pasal 43, Pasal 47 dan Pasal 48 UU No.9 Thn 1976 Pasal 48 UU No.9 Thn 1976 tentang Narkotika (diganti oleh UU No.35 Thn tentang Narkotika (diganti oleh UU No.35 Thn 2009 tentang Narkotika2009 tentang Narkotika).).

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 5

Page 6: 8 penangkapan penahanan

Syarat Subjektif Syarat Subjektif ::

1.1.Perintah penahanan atau penahanan lanjutan untuk kepentingan penyidikan, Perintah penahanan atau penahanan lanjutan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, dan untuk kepentingan pemeriksaan persidangan,penuntutan, dan untuk kepentingan pemeriksaan persidangan,

2.2.Untuk mencegah Untuk mencegah tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup,pidana berdasarkan bukti yang cukup,

3.3.Untuk mencegah tersangka atau terdakwa akan melarikan diri,Untuk mencegah tersangka atau terdakwa akan melarikan diri,

4.4.Untuk mencegah tersangka atau terdakwa akan merusak atau menghilangkan Untuk mencegah tersangka atau terdakwa akan merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana.barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana.

Jenis jenis Penahanan Jenis jenis Penahanan dapat berupa : (Pasal 22 KUHAP)dapat berupa : (Pasal 22 KUHAP)

1.1.penahanan rumah tahanan negara (RUTAN)penahanan rumah tahanan negara (RUTAN)

2.2.penahanan rumah;penahanan rumah;

3.3.penahanan kota. penahanan kota.

Rumah Tahanan Negera dibentuk setiap ibukota, kabupaten atau kotamadya oleh Rumah Tahanan Negera dibentuk setiap ibukota, kabupaten atau kotamadya oleh menteri Hukum dan HAM (Pasal 38 PP No.27 Thn 1983 jo. PP No.58 Thn 2010).menteri Hukum dan HAM (Pasal 38 PP No.27 Thn 1983 jo. PP No.58 Thn 2010).

Tahanan Rumah dan Tahanan Kota berada ditempat tinggal tersangka/terdakwa Tahanan Rumah dan Tahanan Kota berada ditempat tinggal tersangka/terdakwa dengan kewajiban lapor dan pengawasan.dengan kewajiban lapor dan pengawasan.

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 6

Page 7: 8 penangkapan penahanan

Perhitungan lama Jenis PenahananPerhitungan lama Jenis Penahanan sebagai berikut : sebagai berikut :

1.1.Untuk tahanan RUTAN dikurangi seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Hal Untuk tahanan RUTAN dikurangi seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Hal ini pengurangan penahanan ini bersifat imperatif.ini pengurangan penahanan ini bersifat imperatif.

2.2.Untuk tahanan KOTA pengurangan tersebut 1/5 (seperlima) dari jumlah Untuk tahanan KOTA pengurangan tersebut 1/5 (seperlima) dari jumlah lamanya waktu penahanan,lamanya waktu penahanan,

3.3.Untuk tahanan RUMAH pengurangan tersebut 1/3 (sepertiga) dari jumlah Untuk tahanan RUMAH pengurangan tersebut 1/3 (sepertiga) dari jumlah lamanya waktu penahanan.lamanya waktu penahanan.

Catatan : Dalam Pasal 23 KUHAP dimana penyidik, penuntut umum atau hakim Catatan : Dalam Pasal 23 KUHAP dimana penyidik, penuntut umum atau hakim berwenang untuk mengalihkan jenis penahanan yang satu ke penahanan lainnya. berwenang untuk mengalihkan jenis penahanan yang satu ke penahanan lainnya. Oleh karena itu penyidik, penuntut umum, atau hakim harus menghitung secara Oleh karena itu penyidik, penuntut umum, atau hakim harus menghitung secara seksama.seksama.

Jangka Waktu PenahananJangka Waktu Penahanan, sebagai berikut : (Pasal 24 s.d Pasal 28 KUHAP), sebagai berikut : (Pasal 24 s.d Pasal 28 KUHAP)

1. 1. Perintah penahanan yang diberikan oleh penyidikPerintah penahanan yang diberikan oleh penyidik hanya berlaku paling lama 20 hanya berlaku paling lama 20 (dua puluh) hari dan apabila diperlukan guna kepentingan pemeriksaan yang (dua puluh) hari dan apabila diperlukan guna kepentingan pemeriksaan yang belum selesai, dapat diperpanjang oleh penuntut belum selesai, dapat diperpanjang oleh penuntut umum yang berwenang untuk umum yang berwenang untuk paling lama 40 (empat puluh) hari.paling lama 40 (empat puluh) hari. Setelah waktu 60 (enam puluh) hari tersebut, Setelah waktu 60 (enam puluh) hari tersebut, penyidik harus sudah mengeluarkan penyidik harus sudah mengeluarkan tersangka dari tahanan demi hukum.tersangka dari tahanan demi hukum.

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 7

Page 8: 8 penangkapan penahanan

2.2. Perintah penahanan yang diberikan oleh penuntut umumPerintah penahanan yang diberikan oleh penuntut umum hanya berlaku hanya berlaku paling lama 20 (dua puluh) hari, apabila diperlukan guna kepentingan paling lama 20 (dua puluh) hari, apabila diperlukan guna kepentingan pemeriksaan yang belum selesai, dapat diperpanjang oleh ketua pengadilan pemeriksaan yang belum selesai, dapat diperpanjang oleh ketua pengadilan negeri yang berwenang untuk paling lama 30 (tiga puluh) hari. Ketentuan negeri yang berwenang untuk paling lama 30 (tiga puluh) hari. Ketentuan tersebut tidak menutup kemungkinan dikeluarkannya tersangka dari tahanan tersebut tidak menutup kemungkinan dikeluarkannya tersangka dari tahanan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut, jika kepentingan pemeriksaan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut, jika kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi. Dan setelah waktu 50 (lima puluh) hari tersebut, penuntut sudah terpenuhi. Dan setelah waktu 50 (lima puluh) hari tersebut, penuntut umum harus sudah umum harus sudah mengeluarkan tersangka dari tahanan demi hukum.mengeluarkan tersangka dari tahanan demi hukum.

3.3. Hakim pengadilan negeri yang mengadili perkaraHakim pengadilan negeri yang mengadili perkara guna kepentingan guna kepentingan pemeriksaan berwenang mengeluarkan surat pemeriksaan berwenang mengeluarkan surat perintah penahanan paling perintah penahanan paling lama 30 (tiga puluh) hari.lama 30 (tiga puluh) hari. Jangka waktu tersebut apabila diperlukan guna Jangka waktu tersebut apabila diperlukan guna kepentingan pemeriksaan belum selesai, dapat diperpanjang oleh ketua kepentingan pemeriksaan belum selesai, dapat diperpanjang oleh ketua pengadilan negeri yang bersangkutan paling lama 60 (enam puluh) hari. pengadilan negeri yang bersangkutan paling lama 60 (enam puluh) hari. Ketentuan tersebut tidak menutup kemungkinan dikeluarkannya terdakwa Ketentuan tersebut tidak menutup kemungkinan dikeluarkannya terdakwa dari tahanan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut, jika kepentingan dari tahanan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut, jika kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi, Dan setelah waktu 90 (sembilan puluh) hari pemeriksaan sudah terpenuhi, Dan setelah waktu 90 (sembilan puluh) hari walaupun perkara tersebut belum diputus, terdakwa harus sudah dikeluarkan walaupun perkara tersebut belum diputus, terdakwa harus sudah dikeluarkan dari tahanan demi hukum.dari tahanan demi hukum.

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 8

Page 9: 8 penangkapan penahanan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 9

4. Hakim Pengadilan Tinggi yang mengadili perkara, guna kepentingan pemeriksaan banding berwenang mengeluarkan surat perintah penahanan paling lama 30 (tiga puluh) hari. Jangka waktu tersebut, apabila diperlukan guna kepentingan pemeriksaan yang belum selesai, dapat diperpanjang oleh ketua pengadilan tinggi yang bersangkutan paling lama 60 (enam puluh) hari. Ketentuan tersebut tidak menutup kemungkinan dikeluarkannya terdakwa dari tahanan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut, jika kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi. Dan setelah waktu 90 (sembilan puluh) hari walaupun perkara tersebut belum diputus terdakwa harus sudah dikeluarkan dari tahanan demi hukum.

5. Hakim MA yang mengadili perkara, guna kepentingan pemeriksaan kasasi berwenang mengeluarkan surat perintah penahanan untuk paling lama 50 (lima puluh) hari. Jangka waktu tersebut apabila diperlukan guna kepentingan pemeriksaan yang belum selesai, dapat diperpanjang oleh Ketua MA untuk paling lama 60 (enam puluh) hari. Ketentuan tersebut tidak menutup kemungkinan dikeluarkannya terdakwa dari tahanan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut, jika kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi. Dan setelah waktu 110 (seratus sepuluh) hari walaupun perkara tersebut belum diputus, terdakwa harus sudah dikeluarkan dari tahanan demi hukum.

Page 10: 8 penangkapan penahanan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 10

Dikecualikan dari jangka waktu penahanan tersebut (Pasal 24 s.d Pasal 28 KUHAP), guna kepentingan pemeriksaan, penahanan terhadap tersangka atau terdakwa dapat diperpanjang berdasarkan alasan yang patut dan tidak dapat dihindarkan karena : (Pasal 29 KUHAP)a.tersangka atau terdakwa menderita gangguan fisik atau mental yang berat, yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter, ataub.perkara yang sedang diperiksa diancam dengan pidana penjara sembilan tahun atau lebih.

Page 11: 8 penangkapan penahanan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 11

Perpanjangan tersebut diberikan untuk paling lama 30 (tiga puluh) hari dan dalam hal penahanan tersebut masih diperlukan, dapat diperpanjang lagi untuk paling lama 30 (tiga puluh) hari. Perpanjangan penahanan tersebut atas dasar permintaan dan laporan pemeriksaan dalam tingkat :a. penyidikan dan penuntutan diberikan oleh ketua pengadilan negeri;b. pemeriksaan di pengadilan negari diberikan oleh ketua pengadilan tinggi;c. pemeriksaan banding diberikan oleh Mahkamah Agung;d. pemeriksaan kasasi diberikan oleh Ketua Mahkamah Agung.Penggunaan kewenangan perpanjangan penahanan oleh pejabat tersebut dilakukan secara bertahap dan dengan penuh tanggung jawab. Ketentuan tersebut tidak menutup kemungkinan dikeluarkannya tersangka atau terdakwa dari tahanan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut, jika kepentingan pemeriksaan sudah dipenuhi. Dan setelah waktu 60 (enam puluh) hari, walaupun perkara tersebut belum selesai diperiksa atau belum diputus, tersangka atau terdakwa harus sudah dikeluarkan dari tahanan demi hukum. Terhadap perpanjangan penahanan tersebut tersangka atau terdakwa dapat mengajukan keberatan dalam tingkat :a.penyidikan dan penuntutan kepada ketua pengadilan tinggi;b.pemeriksaan pengadilan negeri dan pemeriksaan banding kepada Ketua Mahkamah Agung.

Page 12: 8 penangkapan penahanan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 12

PENANGGUHAN PENAHANAN (SCHORSING)

Yang berhak menentukan apakah suatu penahanan perlu ditangguhkan atau tidak adalah penyidik, atau penuntut umum atau hakim sesuai dengan kewenangan masing-masing (Pasal 31 KUHAP sedangkan dalam HIR pejabat yang berwenang penangguhan penahanan adalah hakim).Penangguhan penahanan dapat diberikan dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang, berdasarkan syarat syarat yang ditentukan . Yang dimaksud dengan syarat syarat yang ditentukan adalah wajib lapor, tidak ke luar rumah, atau kota. Karena jabatan, penyidik, penuntut umum atau hakim sewaktu waktu dapat mencabut penangguhan penahanan apabila tersangka / terdakwa melanggar syarat syarat yang ditentukan.Masa penangguhan penahanan itu tidak termasuk masa status tahanan. Ini berarti bahwa selama tersangka atau terdakwa berada di luar tahanan, tidak dapat diperhitungkan sebagai masa tahanan sehingga tidak dapat dipotongkan dengan pidana yang dijatuhkan oleh hakim. Apabila tersangka atau terdakwa telah diberi penangguhan penahanan tersebut tidak memenuhi syarat syarat yang ditentukan maka penangguhan penahanannya dapat dicabut (Pasal 31 ayat (2) KUHAP).