Pertumbuhan (Sakau)
-
Upload
irgiezasaputra -
Category
Documents
-
view
12 -
download
1
description
Transcript of Pertumbuhan (Sakau)
PRODUKSI SAPI POTONG DAN KERBAU
“ PERTUMBUHAN ”
Oleh :
Kelas A
Kelompok 2
NETTY SIBORO 200110120005
SANIA CHOERONISA 200110120006
MU’MIN 200110120007
KARINA FITRIANI SN 200110120009
FAJAR NURANI 200110120010
SANTI NURJANAH 200110120011
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG2014
1. Definisi dan Hukum
a. Definisi Pertumbuhan
1) Pertumbuhan adalah peningkatan berat badan ternak sampai ukuran
dewasa tercapai (Goodwin, 1977).
2) Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah protein yang terbentuk melebihi
jumlah protein yang hilang (Bogard, 1977).
3) Pertumbuhan sebagai pertambahan protoplasma yang melebihi
protoplasma yang rusak atau hilang (Hammond, 1955).
4) Anggorodi (1979) : Penambahan berat akibat penimbunan lemak atau
penimbunan air bukan pertumbuhan murni. Pertumbuhan murni adalah
suatu penambahan jumlah protein dan zat-zat mineral yang tertimbun di
dalam tubuh.
” Bertambahnya berat badan akibat penambahan lemak, air dan tulang tidak
termasuk adanya pertumbuhan.”
b. Hukum Pertumbuhan
1) Laju pertumbuhan dimulai sejak foetus (janin). Laju pertumbuhan janin
pada awalnya lambat dan bertambah cepat sesuai umur kebuntingan, ¾
berat dari bobot lahir ternak dicapai pada bulan terakhir kebuntingan.
2) Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bobot lahir ternak, yaitu :
nutrisi induk, jumlah sekelahiran dan bangsa.
3) Setelah lahir, pertumbuhan ternak akan mengikuti kurva sigmoid (huruf
S). Fase akselarasi dicapai pada sekitar pubertas.
4) Untuk tujuan produksi daging, ternak akan lebih menguntungkan bila
dipotong pada sekitar kurva fase akselarasi.
5) Tingkat gizi pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan. Bila level pakan
rendah, pertumbuhan akan terhambat.
6) Ternak muda yang pernah mengalami kekurangan pakan, bila diberikan
pakan bermutu akan diperbaiki laju pertumbuhannya dengan munculnya
pertumbuhan kompensasi.
7) Laju pertumbuhan maksimum akan dicapai bila kondisi lingkungan sangat
menunjang.
8) Faktor inheritan ternak (genotipe) merupakan pembatas terhadap tingkat
pertumbuhan dan dewasa tubuh.
Pertumbuhan Kompensasi
Pertumbuhan kompensasi adalah pertumbuhan dipercepan dari suatu
organisme setelah masa pertumbuhan melambat terutama sebagai akibat dari
kekurangan nutrisi.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kompensasi menurut Wilson dan
Ausbon (1960) ada 6 faktor:
1. Alami dari terbatasnya pakan
2. Derajat kekurangan nutrisi
3. Lamanya periode kekurangan nutrisi
4. Tahap pembangunan tubuh pada awal kekurangan nutrisi
5. Tingkat nisbi kedewasaan
6. Ketersediaan pakan
Secara umum yang mempengaruhi kompensasi terbagi atas dua faktor:
1. Faktor Ternak
a. Derajat kematangan pada awal kekurangan nutrisi
b. Proporsional bobot badan dari depot adipose pada awal kekurangan nutrisi
c. Genotif
d. Jenis kelamin
e. Perubahan didalam tingkat metabolisme
2. Faktor Nutrisi
a. Keparahan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan sebagai pemeliharaan dari
asupan paka harian
b. Lamanya kekurangan nutrisi
c. Berat jenis pakan selama kekurangan nutrisi
d. Asupan pakan selama pemulihan
c. Definisi Perkembangan
1) Moran (1992) : Meningkatnya umur ternak akan terjadi perubahan pada
ukuran, bentuk dan komposisi tubuh.
2) Fouler (1968) : Pertumbuhan adalah peningkatan bobot badan sejalan
dengan meningkatnya umur, sambil terjadi perkembangan yaitu
perubahan struktur dan fungsi organ tubuh pada ternak yang sedang
tumbuh dari adanya perbedaan pertumbuhan relatif komponen tubuh.
Pertumbuhan dapat diukur karena mengacu pada perubahan berat badan,
tapi perkembangan merupakan phenomena komplek dan sangat sulit untuk
dihitung.
d. Hukum Perkembangan
1) Proporsi tubuh disebabkan perbedaan gelombang pertumbuhan : kepala
dan kaki berkembang lebih awal.
2) Beberapa jaringan berkembang sesuai tujuan pertumbuhan : otak dan
syaraf, tulang, daging dan lemak.
3) Organ-organ tubuh pada tingkat berbeda, jantung, paru-paru dan usus
berkembang lebih awal.
4) Jenis kelamin mempengaruhi perkembangan ternak.
Jantan : Tulang dan jaringan otot lebih cepat.
Betina : tulang pendek tipis, otot kurang, lemak banyak.
5) Genetik tetua mempengaruhi perkembangan.
Aberdeen Angus > Shorthorn.
2. Ukuran-Ukuran Pertumbuhan
Ukuran-ukuran yang digunakan dalam pertumbuhan yaitu sebagai berikut:
3. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Ternak.
Tumbuh-kembang dipengaruhi oleh faktor genetik, pakan, jenis kelamin, hormon,
lingkungan dan manajemen. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi
pertumbuhan sebelum lepas sapih adalah genotipe, bobot lahir, produksi susu
induk, jumlah anak perkelahiran, umur induk, jenis kelamin anak dan umur sapih .
Laju pertumbuhan setelah disapih ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain
potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan pakan yang tersedia.
Potensi pertumbuhan dalam periode ini dipengaruhi oleh faktor bangsa, heterosis
(hybrid vigour) dan jenis kelamin. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada
sistem manajemen (pengelolaan) yang dipakai, tingkat nutrisi pakan yang tersedia,
kesehatan dan iklim. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan antara
lain:
a. Genotipa
Ada genotipa tertentu yang mempengaruhi pertumbuhan sehinggah lebih cepat
pertumbuhannya dari pada yang lain. Sebagai contoh : ternak dari daerah beriklim
sedang secara umum relatif lebih cepat pertumbuhannya daripada ternak yang
berasal dari daerah panas.
b. Bobot Lahir
Anak yang mempunyai bobot lahir rendah, akan lebih sedikit mengkonsumsi
air susu dan akibatnya akan tumbuh lebih lambat. Ada hubungan yang positif
antara bobot lahir dengan bobot sapih. Semakin tinggi bobot lahir akan semakin
tinggi pula bobot sapihnya.
c. Produksi Air Susu Induk
Semakin banyak air susu diproduksi oleh induk, akan kian banyak pula jumlah
susu yang didapat oleh anak, dan ini akan meningkatkan pertumbuhan yang lebih
cepat.
d. Jumlah Anak Waktu Dilahirkan
Anak yang dilahirkan kembar secara umum akan tumbuh lebih lambat
dibandingkan dengan anak yang dilahirkan tunggal. Hal ini disebabkan
kesempatan untuk mendapatkan air susu yang berbeda.
e. Umur Induk
Umur induk waktu melahirkan anak sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan anak. Induk muda biasanya akan memproduksi lebih sedikit air
susu, sehinggah anaknya akan tumbuh lambat. Semakin berumur induk ini
produksi air susupun akan kian meningkat, sampai pada umur produktif tertentu
(umur 6 Tahun), saat produksi air susu mulai menurun.
f. Jenis Kelamin Anak
Pada umumnya anak jantan mempunyai bobot lahir lebih tinggi dibandingkan
anak betina dan anak jantan juga lebih aktif menghisap air susu, sehingga
menyebabkan anak jantan tumbuh lebih cepat dari pada anak betina.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor External dan Internal.
Faktor external yang paling berperan adalah makanan,
Faktor internal yang paling dominan mempengaruhi pertumbuhan adalah
kebakaan dan endocrine atau sekresi hormonal
Pertumbuhan setelah sapih dipengaruhi faktor kebakaan. Namun
manifestasinya harus ditunjang faktor lingkungan. Dengan ransum sama, beberapa
ternak ada yang tumbuh lebih lambat. Perbedaan pertumbuhan ini pengaruh dari
faktor genetik. Kelenjar endocrine adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran
dan memproduksi hormon yang disekresikan ke dalam darah.
Hormon adalah zat kimia dari kelenjar endocrine yang dibawa aliran darah ke
berbagai tubuh dan menimbulkan pengaruh yang specifik. Kelenjar yang
mempengaruhi pertumbuhan adalah : Kelenjar Pituitary, Kelenjar Thyroid,
Kelenjar Ovarium, Kelenjar Testes, Kelenjar Adrenal.
Kel. Pituitary : di bawah otak, di belakang chiasma optic. Memproduksi
hormon pertumbuhan yaitu somatotropin. Hormon pertumbuhan akan
merangsang retensi nitrogen (pembentukan protein melebihi protein yang
digunakan) sehingga menghasilkan pertumbuhan murni.
Kelenjar Thyroid terdiri dari 2 lobus, terletak bergandengan pada trachea
yang berhubungan dengan isthmus. Kelenjar thyroid mensekresikan hormon
Thyroxin yang fungsinya mengontrol metabolisme tubuh. Kekurangan Thyroxin
pada awal kehidupan dapat mengakibatkan kekerdilan yang tidak proporsional.
Pengembangan daerah bahu dan kepala lebih besar daripada sebagian tubuh
bagian posterior. Kelebihan thyroxin menjadikan pertumbuhan menurun, karena
metabolisme lebih aktif daripada anabolisme/ pembentukan). Bila pakan rendah
yodium, kelenjar thyroid kurang memproduksi hormon thyroxin sedangkan
kelenjar pituitary akan selalu menggertak kelenjar thyroid, hingga akhirnya
kelenjar thyroid akan bertambah besar dan berkembang menjadi penyakit
gondok/goiter.
Ovarium menghasilkan hormon Progesteron dan Estrogen. Progesteron
meningkatkan retensi protein. Progesteron meningkatkan pertumbuhan, tetapi
menurunkan lemak tubuh (sapi).
Testis berfungsi untuk memproduksi testosteron dan androgen. Testosteron
berfungsi sebagai sex secunder caracter. Contohnya seperti menghasilkan
testosteron, pigmentasi tubuh, lebih agresif dan dagingnya lebih padat, maskulin
tubuh / perototan sehingga daging ternak jantan lebih alot.
Androgen berfungsi :
menstimulir pertumbuhan
meningkatkan efisiensi pakan
meningkatkan lean dan menurunkan lemak pada karkas.
Androgen lebih efektif pada betina dibandingkan ternak kastrasi.
Efek Kastrasi :
Penurunan pertumbuhan.
Ternak lebih mudah ditangani.
Dapat mengurangi bau daging yang tajam.
Kelenjar Adrenal :
Lokasi pada anterior dan medial ginjal.
Bagian medula memproduksi hormon adrenalin.
Bagian cortex mensekresikan hormon steroid.
Cortison meningkatkan lemak tubuh (cepat gemuk).
4. Fase Pertumbuhan
Fase pertumbuhan dibagi menjadi Pre-natal, Pre-weaning (menyusu), dan
Setelah disapih.
a. Pre-natal
Ternak prolifik/multiparous /peridi dipengaruhi jumlah foetus dalam uterus.
Jumlah foetus banyak anak lahir kecil.
Pada ternak monoparous, bobot badan dan umur induk mempengaruhi
pertumbuhan pre-natal.
Berat lahir pedet > tinggi. Disebabkan besarnya uterus.
b. Pre-Weaning
Dipengaruhi kualitas dan kuantitas susu induk.
Jumlah anak tinggi produksi susu tidak mencukupi kebutuhan
Pertumbuhan selama menyusu:
Kecepatan Ptb=Berat Bersih−Berat LahirLama Menyusu
Produksi susu induk sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan pedet saat
menyusu.
produksi susu rendah ptb pedet terhambat
Umur induk dan jenis kelamin pedet berpengaruh terhadap pertumbuhan
Induk dewasa berat sapih pedet lebih tinggi (75 lbs)
Pakan induk baik, Berat sapih > tinggi (40 lbs)
c. Post Weaning Growth,
Pertumbuhan yang terjadi antara waktu disapih sampai saat disembelih, pada
berat1000-1100 lbs.
Kecepatan pasca-sapih :
Pasca Sapih= Berat Akhir−Berat SapihWaktu
Ternak kekurangan pakan selama menyusu, cenderung akan dikompensasi
saat lepas menyusu (dengan pakan baik).
Sebaliknya, konsumsi susu mencukupi, dan saat lepas sapih kekurangan
pakan pertumbuhannya akan kurang memuaskan.
Fase Pertumbuhan
a. Fase Stasioner, pada fase ini dimulai dari masa embrional sampai dengan
masa kebuntingan. Dalam fase ini belum terlihat dengan jelas
pertumbuhannya apabila dibandingkan dengan pertumbuhan secara
keseluruhan akan tetapi persentase kecepatan tumbuh adalah tinggi.
b. Fase eksponensial, fase ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
Bagian pertama, dimulai dari umur plektus 1/3 akhir kebuntingan sampai
dengan umur dewasa kelamin atau pubertas.
Bagian kedeua, dimulai saat pubertas sampai tercapainya ukuran tubuh
maksimal. Pada sapi umur 7-8 tahun.
c. Fase Regresi, fase ini merupakan fase kelanjutan dari fase sebelumnya dan
berakhir sampai fase kematiaan secara alami.
5. Pendugaan Bobot Tubuh Standar
Terdapat tiga macam penentuan praduga bobot tubuh standar yang perlu
dilakukan pada ternak sapi, yaitu praduga standar bobot sapih (standar pada umur
205 hari), praduga bobot yearling (pada umur 365 hari), dan praduga bobot
dewasa (pada umur 550 hari). Penentuan ketiga praduga bobot tubuh standar
tersebut dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut.
1. Praduga bobot sapih (205 hari)
BBS= BS−BLLama Menyusu
x 250+Berat lahir
Keterangan:
BS = Berat sapih.
BL = Berat lahir
BSS = Berat sapih standar (205 hari)
2. Praduga bobot yearling (365 hari)
Bobot tubuh 365 hari = Bobot tubuh aktual−Bobot sapih aktual
Selisihumur antar bobot (hari) x 160 +
Bobot sapih 205 hari yang dikoreksi umur induk
3. Praduga bobot dewasa (550 hari)
Bobot tubuh 365 hari = Bobot tubuh aktual−Bobot sapih aktual
Selisih umur antar bobot (hari ) x 345 +
Bobot sapih 205 hari yang dikoreksi umur induk
Keterangan :
- Bobot tubuh aktual yaitu bobot tubuh yang tertimbang pada saat perhitungan
- Bobot sapih aktual yaitu bobot sapih sebenarnya hasil penimbangan.
Untuk menjamin kesesuaian standar pada pendugaan bobot yearling dan
bobot dewasa, rumus bobot sapih 205 hari harus dikoreksi dahulu oleh umur
induk dan jenis kelamin pedet yang dilahirkan. Karena bobot lahir dan bobot
sapih seekor pedet sangat dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut.
Besarnya faktor koreksi yang harus ditambahkan sebenarnya telah
tersedia dalam tabel standarnya. Namun, tabel tersebut hanya berlaku untuk sapi
pedaging murni, tidak sesuai digunakan untuk sapi potong atau sapi lokal yang
bobot badannya lebih rendah. Untuk menentukan penambahan faktor koreksi pada
sapi-sapi potong atau sapi lokal maka sebaiknya menggunakan perhitungan bobot
sapih aktual pada 205 hari dikalikan dengan faktor koreksi umur induk (FKUI),
seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Faktor Koreksi Umur Induk
Umur induk FKUI
2 tahun 1,15
3 tahun 1,10
4 tahun 1,05
5-10 tahun 1,00
≥ 11 tahun 1,05
Contoh : apabila menghitung dengan menggunakan FKUI, misalnya induk
sapi yang berumur 3 tahun telah melahirkan pedet dengan bobot sapih standar 205
harinya adalah 150 kg maka untuk menghitung ke dalam bobot yearling atau
adalah 150 x 1,10 = 165 kg.
Dalam menilai produktivitas induk maka catatan produktivitas induk-induk
tersebut selama hidupnya sangat diperlukan. Catatan ini bermanfaat dalam
penilaian prestasi induk diantara kelompok untuk keperluan seleksi. Dengan
demikian, akan mudah untuk mengapkir induk yang rendah prestasi produksinya
dan mempertahankan yang tinggi produksinya. Dalam kaitannya dengan
keperluan tersebut maka disarankan beberapa catatan penting induk sebagai
berikut :
1. Parameter yang berkaitan dengan efisiensi reproduksinya :
a. Umur saat beranak pertama (dalam hari)
b. Umur aktual (pada waktu penilaian dilakukan)
c. Jumlah pedet yang telah dilahirkan (ekor)
d. Jumlah pedet yang dapat disapih (ekor)
e. Umur rata-rata pedet saat disapih (bulan)
f. Nilai BCE
2. Parameter yang berkaitan dengan produktivitasnya :
a. Rata-rata bobot lahir (kg)
b. Nisbah rata-rata bobot sapihnya dari total pedet yang disapih.
c. Nisbah dugaan bobot tubuh 365 hari.
d. Nilai MPPA nya.
DAFTAR PUSTAKA
Helmi syahprilis. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak. 2010. http://helmisyaprilis.blogspot.com/2010/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi. html. Diakses pada tanggal 14 April 2014
Hill, D.H. 1988. Cattle and Buffalo Meat Production in The Tropics. Intermediate Tropical Agriculture Series. Singapore.
Moran, J.B. 1992. Growth and Development of Buffaloes.
Santosa, Undang. 2006. Manajemen Usaha Ternak Potong. Penebar Swadaya : Jakarta