Pertumbuhan Perkembangan Bahasa

11
http://kamarberisik.blogspot.com/2011/05/sejarah- pertumbuhan-dan-perkembangan.htmlSejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional bangsa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. Bahasa itu tumbuh dan berkembang sejak sebelum diangkat sebagai bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia yang kita pergunakan sekarang ini tidak sama lagi dengan bahasa Melayu pada masa kerajaan Sriwijaya, masa kerajaan Malaka, masa Balai Pustaka, bahkan dengan bahasa Melayu di Malaysia sekarang ini. Secara perlahan bahasa Melayu tumbuh dan berkembang menjadi bahasa Indonesia, yang karena berbagai hal waktu, politik, social budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi ia pun berkembang hingga dalam wujudnya kini. Bahasa Indonesia kini jauh berbeda dengan bahasa asalnya, Bahasa Melayu. Sebagai bahasa yang hidup, yang dipakai sebagai alat komunikasi dan perhubungan antarsuku yang memiliki bahasa daerah sendiri- sendiri, maka pengaruh kedaerahan pun tidak dapat dihindari lagi. Begitu pula akibat kontak dengan berbagai negara di dunia, unsur bahasa asing pun masuk ke dalam khazanah bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kalau kita telusuri tidak sedikit unsur asing seperti bahasa Sansekerta, Tamil, Cina, Arab, Persia, Belanda, Inggris, dan sebagainya. Atau unsur daerah dari bahasa Sunda, Jawa, Madura, Bali, Minangkabau, Ambon, dan sebagainya, terdapat dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia. Faktor-faktor yang Memungkinkan Diterimanya Bahasa Melayu sebagai Bahasa Nasional Jika kita meninjau kembali asal-usul Bahasa Indonesia, akan muncul beberapa pertanyaan, “Mengapa justru Bahasa Melayu yang diangkat sebagai bahasa Nasional? Bukan bahasa Jawa atau Sunda yang jumlah penuturnya lebih banyak daripada Bahasa Melayu ?” Jawaban pertanyaan di atas adalah sebagai berikut. Ada beberapa factor yang memungkinkan diangkatnya bahasa Melayu sebagai Bahasa

description

jhadiuiahdihausdhui

Transcript of Pertumbuhan Perkembangan Bahasa

Page 1: Pertumbuhan Perkembangan Bahasa

http://kamarberisik.blogspot.com/2011/05/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan.htmlSejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional bangsa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. Bahasa itu tumbuh dan berkembang sejak sebelum diangkat sebagai bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Bahasa Indonesia yang kita pergunakan sekarang ini tidak sama lagi dengan bahasa Melayu pada masa kerajaan Sriwijaya, masa kerajaan Malaka, masa Balai Pustaka, bahkan dengan bahasa Melayu di Malaysia sekarang ini. Secara perlahan bahasa Melayu tumbuh dan berkembang menjadi bahasa Indonesia, yang karena berbagai hal waktu, politik, social budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi ia pun berkembang hingga dalam wujudnya kini. Bahasa Indonesia kini jauh berbeda dengan bahasa asalnya, Bahasa Melayu.

Sebagai bahasa yang hidup, yang dipakai sebagai alat komunikasi dan perhubungan antarsuku yang memiliki bahasa daerah sendiri-sendiri, maka pengaruh kedaerahan pun tidak dapat dihindari lagi. Begitu pula akibat kontak dengan berbagai negara di dunia, unsur bahasa asing pun masuk ke dalam khazanah bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kalau kita telusuri tidak sedikit unsur asing seperti bahasa Sansekerta, Tamil, Cina, Arab, Persia, Belanda, Inggris, dan sebagainya. Atau unsur daerah dari bahasa Sunda, Jawa, Madura, Bali, Minangkabau, Ambon, dan sebagainya, terdapat dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia.

Faktor-faktor yang Memungkinkan Diterimanya Bahasa Melayu sebagai Bahasa Nasional

Jika kita meninjau kembali asal-usul Bahasa Indonesia, akan muncul beberapa pertanyaan, “Mengapa justru Bahasa Melayu yang diangkat sebagai bahasa Nasional? Bukan bahasa Jawa atau Sunda yang jumlah penuturnya lebih banyak daripada Bahasa Melayu ?”

Jawaban pertanyaan di atas adalah sebagai berikut. Ada beberapa factor yang memungkinkan diangkatnya bahasa Melayu sebagai Bahasa Nasional diantaranya :

1. Sejak lama, dari masa Sriwijaya juga Malaka yang saat itu merupakan pusat perdagangan, pusat agama, dan ilmu pengetahuan, Bahasa Melayu telah digunakan sebagai Lingua Franca atau bahasa perhubungan di berbagai wilayah Nusantara. Dengan bantuan para pedagang dan penyebar agama, bahasa Melayu tersebar ke seluruh pantai Nusantara, terutama di kota-kota pelabuhannya. Akhirnya, bahasa ini lebih dikenal loleh penduduk Nusantara dibandingkan dengan bahasa Jawa, Sunda, atau bahasa daerah lainnya.

2. Sistem aturan bahasa Melayu, baik kosakata, tata bahasa, atau cara berbahasa, mempunyai sistem yang lebih praktis dan sederhana sehingga lebih mudah dipelajari. Sementara itu bahasa Jawa atau Sunda mempunyai sistem bahasa yang lebih rumit. Dalam kedua bahasa itu dikenal aturan tingkat bahasa yang cukup ketat. Ada tingkat bahasa halus, sedang, kasar, bahkan sangat kasar, dengan kosakata dan struktur yang berlainan. Akibatnya tentu saja lebih sukar dan memakan waktu lama untuk dipelajari.

3. Kebutuhan yang sangat mendesak yang dirasakan oleh para pemimpin dan tokoh pergerakan

Page 2: Pertumbuhan Perkembangan Bahasa

akan adanya bahasa pemersatu yang dapat mengatasi perbedaan bahasa dari masyarakat Nusantara yang memiliki sejumlah bahasa daerah. Bahasa itu harus sudah dikenal khalayak dan tidak terlalu sukar dipelajari. Kriteria terpenuhi oleh bahasa Melayu sehingga akhirnya bahasa inilah yang dipilih dan ditetapkan sebagai bahasa Indonesia atau bahasa nasional.

[]Ditulis oleh M. Rifan Fajrin disajikan pada Minggu, Mei 08, 2011

Bahasa Indonesia Yang Kita Kenal Sekarang Berasal Dari Bahasa Melayu. Bahasa Indonesia Berkembang Dan Dikembangkan Dengan Modal Utamanya Adalah Bahasa Melayu Yang Penutur Aslinya Di Tanah Melayu Yakni Sebagian Besar Daratan Pulau Sumatera Dan Daratan Malaysia Sekarang. Berkembang Dapat Diartikan Bahwa Bahasa Bahasa Melayu Digunakan Oleh Penuturnya Secara Alamiah, Berkembang Kearah Yang Lebih Modern Sesuai Dengan Tuntunan Zaman Penuturnya Hidup. Dikembangkan Dapat Diartikan Bahasa Melayu Dikembangkan Secara Terencana Yang Biasa Dilakukan Oleh Lembaga-lembaga Resmi Baik Sebelum Kemerdekaan Maupun Sampai Masa Reformasi.

Pertumbuhan Bahasa Melayu Yang Diyakini Banyak Orang Telah Menjadi Bahasa Indonesia Di Wilayah Penutur Kepulauan Nusantara Dapat Dikemukakan Dengan Rumusan Matematika: BM + bd + ba. Artinya, Modal Utama Bahasa Indonesia Sekarang Adalah Bahasa Melayu (Grafem BM Kapital); Kemudian Bahasa Melayu Itu Diperkaya Dengan Sebagian Kecil Kosakata Bahasa Daerah Dan Sebagian Kecil Kosakata Bahasa Asing (bd Dan ba Dengan Grafem Kecil). Pemerkayaan Bahasa Melayu Yang Dipakai Pada Masa Sebelum Kemerdekaan Di Sebagian Besar Wilayah Nusantara Juga Telah Diperkaya Oleh Bahasa Daerah Dan Bahasa Asing.

Dengan Demikian, Bahasa Indonesia Sekarang Adalah Bahasa Yang Berkembang Atau Berasal Dari Bahsa Melayu. Artinya Pula, Bahasa Melayu Adalah Dasar Bahasa Indonesia Sekarang. Jadi, Bahasa Indonesia Sekarang Tidang Sama Dengan Bahasa Melayu Yang Ada Sekarang Yang Masih Digunakan Orang-orang Melayu Seperti Orang Melayu Medan, Riau, Jambi, Palembang, Malaysia, Brunai,Dan Sebagainya.

Secara Resmi, Pemikiran Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia Telah Dipatrikan Melalui Sumpah Pemuda Tanggal 28 Oktober 1928. Hal Tersebut Diungkapkan Dengan Ikrar Ketiga Pemuda Dan Pemudi Indonesia Yang Berbunyi:  “kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa Indonesia“.

Page 3: Pertumbuhan Perkembangan Bahasa

 

Keyakinan Banyak Orang Tentang Bahasa Indonesia Yang Dijunjung Tinggi Sebagai Bahasa Persatuan Seperti Yang Diikrar Tersebut Adalah Bahasa Melayu Yang Telah Menjadi Bahsa Persatuan Pada Masa Itu Disebagian Besar Wilayah Nusantara. Hal Itu Pernah Diungkapkan  Ki Hajar Dewantara Dalam Kongres Bahasa Indonesia I Tahun 1939 Di Solo ( Tim Penyusunan Kamus Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, 1997:xxv) Seperti Berikut Ini.

               Jang dinamakan  ‘Bahasa Indonesia’ Jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoepoen pokoknja berasal dari ‘Melajoe Riaoe’ akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoroet keperloean zaman dan baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia“.

Page 4: Pertumbuhan Perkembangan Bahasa

Penjelasan Tentang Keyakinan Kita Tentang Bahasa Melayu Yang Diikrarkan Sebagai Bahasa Indonesia Dapat Pula Dilihat Seperti Yang Dicetuskan Peserta Dalam Kongres Bahasa Indonesia  II  Tahun 1954 Di Medan Yang Berbunyi: ” bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar Bahsa Indonesia ialah Bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhanja dalam masjarakat Indonesia” (Tim Penyusun Kamus Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, 1997:xxv).

Jika Kita Meyakini Bahasa Melayulah Yang Diikrarkan Sebagai Bahasa Indonesia, Dapat Dibayangkan Betapa Besarnya Kerelaan Berbagai Etnis Di Nusantara Menerima Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia. Padahal Bahasa Daerah Lain Cukup Banyak Di Wilayah Nusantara Ini Seperti Bahasa Jawa Dan Bahasa Sunda Yang Tergolong Besar Jumlah Penuturnya.Bila Dirurut Ke Masa Lalunya, Keberterimaan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia Dengan Kebesaran Jiwa Dan Kerelaan Yang Besar Teryata Tidak Terlepas Dari Sejarah Penggunaannya. Setidaknya Ada Tiga Faktor Pendukung Keberterimaan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia Pada Sumpah Pemuda Pada Tahun 1928. Pertama, Faktor Luasnya Pemakaian Bahasa Melayu Terutama Di Wilayah Perdagangan Nusantara. Kedua, Faktor Berterimanya Penggunaan Bahasa Melayu Dalam Khasanah Cipta Sastra Pada Masa Itu. Ketiga, Faktor Penggunaan Bahasa Melayu Dalam Persuratkabaran. Ketiga Faktor Tersebut Diuraikan Satu Per Satu Berikut Ini.

1.  Faktor Luasnya Pemakaian Bahasa Melayu

Faktor Pendukung Pertama Keberterimaan Bahasa Melayu Sebagai Bahsa Indonesia Adalah Faktor Luasnya Pemakaian Bahasa Melayu Terutama Di Wilayah Perdagangan Nusantara. Ditilik Dari Faktor Pengunaan Bahsa Melayu Sebelum Berterima Sebagai Bahasa Indonesia, Ternyata Selama Berabad-abad Sebelum Abad Ke Dua Puluh Telah Dipakai Sebagai Bahasa Perantara (Lingua Franca) Yang Tidak Hanya Di Kepulauan Nusantara (Kini Indonesia) Tetapi Juga Digunakan Di Sebagian Besar Asia Tenggara. Hali (1979:6-9) Telah Menjelaskan Penggunaan Bahasa Melayu Sebagai Lingua Franca Di Nusantara Yakni Bahasa Melayu Kuno Telah Dipakai Tidak Saja Sebagai Bahasa Resmi Tetapi Dipakai Juga Sebagai Bahasa Perantaraan Umum Di Zaman Sriwijaya Dan Sejak Zaman Itu Sepertinya Bahasa Melayu  Tetap Berperan Sebagai Bahasa Perantara. Halim Mencatat Bukti-bukti Peninggalan Masa Lalu Yakni Prasasti-prasasti Kuno Di Sekitar Palembang, Bangka Dan Sungai Merangin Di Sumatera Yang Ternyata Tertulis Di Dalam Bahasa Melayu Kuno Sudah Dipakai Sebagai Bahasa Resmi Di Zaman Sriwijaya.

Beberapa Prasasti Pemerkuat Keyakinan Banyak Ahli Bahwa Bahasa Malayu Kuno Telah Dipakai Jauh Sebelumnya, Sebelum Masa Sumpah Pemuda Adalah Berikut Ini. Pertama, Prasasti Kedukan Bukit Tahun 683. Kedua, Prasasti Talang Tuo Tahun 684. Ketiga, Prasasti Kota Kapur Tahun 686. Keempat, Prasasti Karang Berahi Tahun 686. Kelima, Prasasti Gandasuli (Jawa Tengah) Tahun 832. Keenam, Prasasti Bogor Tahun 942. Ketujuh, Prasasti Pagaruyung (Sumatera Barat) Tahun 1356.

Bukti-bukti Di Atas Menunjukan Bahwa Pada Masa Kejayaan Sriwijaya, Bahasa Melayu Telah Dipakai Bukan Saja Sebagai Bahasa Resmi Tetapi Dipakai Juga Sebagai Bahasa Kebudayaan,

Page 5: Pertumbuhan Perkembangan Bahasa

Bahasa Perdagangan Dan Bahasa Perhubungan Antardaerah Di Wilayah Nusantara Dan Asia Tenggara. Jadi, dapat Dikatakan Pula Bahwa Bahasa Melayu  Pada Masa Itu Merupakan Bahasa Yang Melambangkan Prestise Dan Status Sosial Budaya Yang Tinggi Bagi Pemakainya. Setelah Kejatuhan Sriwijaya, Bahsa Melayu Juga Dipakai Sebagai Bahasa Perdagangan Yang Kegiatan Perdagangan Tidak Saja Dipakai Pedagang-pedagang Indonesia Dan Asing Tetapi Digunakan Juga Antarpedagang Yang Berasal Dari Berbagai Daerah Yang Berbeda Bahasanya.

2.  Faktor Berterimanya Pengunaan Bahasa Melayu Dalam Sastra

Faktor Pendukung Kedua  Keberterimaan Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Indonesia Adalah Telah Banyaknya Penggunaan Bahasa Melayu Baik Bahasa Melayu Tinggi Maupun Bahasa Melayu Rendah Dalam Hasil-hasil Sastra.  Rosidi (1968:5) Mengungkapkan Bahwa Sejak Abad Ke-19 Telah Banyak Hasil-hasil Sastra Berbahasa Melayu Yang Di Tulis Oleh Orang-orang Yang Berasal Dari Luar Kepulauan Riau Dan Sumatera. Hasil-hasil Sastra Melayu Yang Ditulis Dalam Bahasa Melayu Tinggi Sangat Banyak Dan Termasuk Kesusasteraan Yang Kaya Di Nusantara. Dan Ada Di Antara Karya Itu Yang Usianya Sudah Berabad-abad.

Dalam Perkembangannya Pada Akhir Abad Ke-19 Atau Awla Abad Ke-20 Banyak Roman Yang Mengisahkan Kehidupan Nyata Sehari-hari Dan Dimuat Dalam Suratkabar Mengunakan Bahasa Melayu Rendah Atau Pergaulan  Sehari-hari. Penulisnya Pun Berasal Dari Berbagai Daerah. Dalam Catatan Sejarah Sastra Indonesia, Juga Dicatat Dalam Awal Perkembangan Kesusateraan Nasional Indonesia Dihitung Sejak Tahun 1920 Ketika Penerbit Balai Pustaka Pertama Kali Menerbitkan Roman Mengunakan Bahasa Melayu Tinggi Dengan Judul  Azab dan Sengsara Karangan Merari Siregar. Sejak Itu, Balai Pustaka Berturut-turut Menerbitkan Roman-roman Menggunakan Bahasa Melayu.

3.  Faktor Penggunaan Bahasa Melayu Dalam Persurat-Kabaran

Faktor Pendukung Ketiga Keberterimaan Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Indonesia Adalah Telah Digunakanya Bahasa Melayu Dalam Persuratkabaran Di Nusantara. Rosidi (1968:16) Mengungkapkan Bahwa pada Akhir Abad Ke-19 Banyak Suratkabar Yang Dicetak Mengunakan Bahasa Melayu Itu Adalah Bintang Timoer Mulai sejak Tahun1862 Di Surabaya, Pelita Ketjil Mulai Tahun 1882 Di Padang Dan Bianglala Mulai Tahun 1867 Di Jakarta. Dengan Demikian Terlihat Bahwa Eksistensi Bahasa melayu Sejak Masa Kejayaan Sriwijaya Hingga Sumpah Pemuda Pada Tahun 1982 Telah Diakui Baik Oleh Masyarakat Pribum Di Nusantara dengan Berbagai Suku Bangsa maupun Oleh Masyarakat Asing Yang Hidup Dan Berdagang Di Nusantara Maupun Asia Tenggara. Keberadaan Bahasa Melayu Itu Diakui Baik Dalam Dunia Perdagangan, Dunia Kesusasteraan Maupun dalam Dunia Persuratkabaran.

Perkembangan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia Seperti Sekarang Diperkaya Oleh Barbagai Bahasa Daerah Dan bahasa Asing. Pemerkayaan Bahasa Indonesia Tersebut Terutama dalam Hal Pemerkayaan Kosakata Bahasa Daerah Dan Bahasa Asing Adalah Seperti Berikut Ini.

Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Sanskerta Seperti. negara, agama, neraka, sorga. raja. bangsa, singgasana, sengsara, dewa, pujanga, duka, bahasa, putra, saudara, anugerah.Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Jawa Seperti tempe, rampung, mepet, lugu,

Page 6: Pertumbuhan Perkembangan Bahasa

lestari.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Sunda Seperti oncom, nyahok.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Banjar Seperti gambut.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa (Daerah) Papua Seperti koteka.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Minangkabau Seperti himbau, rendang, inang, datuk.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Palembang Seperti mpek-mpek, mantan.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Batak Seperti horas.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Arab Seperti shalat, imam, mamum, kitab, kalam, khabar, akhirat, arwah, ilmu, infak, khilaf, khutba, makmur..    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Belanda Seperti asisten, advokad, arsip, gubernur, abonemen, residen, provinsi, kondektur, masinis, amtenar, sepur, tromol, kopling, klakson, balkon.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Inggris Seperti analisis, sintesis, hipotesis, struktur, instruktu, formal, aktual,tim, pensil, standar, manajemen, abstrak, akselerasi.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Portugis Seperti sepatu, celana,lentera, jendela.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Tamil Seperti slogam, materei, pualam.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Perancis Seperti salut, trotoar.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Pasri Seperti Peduli.kenduri.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa China Seperti bakwan, bakso, bakmi, tauco, tauge.    Bahasa Indonesia Diperkaya Oleh Kosakata Bahasa Jepang Seperti samurai, karate, judo,

http://pengembanganbahasa4.wordpress.com/2012/10/02/sejarah-pertumbuhan-bahasa-indonesia/

Peristiwa-peristiwa penting

Gaya penulisan artikel atau bagian ini tidak atau kurang cocok untuk Wikipedia.Silakan lihat halaman pembicaraan. Lihat juga panduan menulis artikel yang lebih baik.

Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.[17]

Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.

Page 7: Pertumbuhan Perkembangan Bahasa

Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.

Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.

Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.

Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.

Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.

Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.

Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).

Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.

Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang,

Page 8: Pertumbuhan Perkembangan Bahasa

Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.

Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.