Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran...

51
Pertemuan Ke-5 Skala Pengukuran 1 Statistik Inferensial

Transcript of Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran...

Page 1: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Pertemuan Ke-5

Skala Pengukuran

1Statistik Inferensial

Page 2: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Model Skala PengukuranPara ahli sosiologi membedakan skalapengukuran menurut gejala sosial yang diukur,yaitu :1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

susila dan kepribadian. Termasuk tipe iniadalah : skala sikap, skala moral, testkarakter dan skala partisipasi sosial.

2. Skala pengukuran untuk mengukurberbagai aspek budaya dan lingkungansosial. Termasuk tipe ini adalah : skalamengukur status sosial ekonomi, lembaga-lembaga swadaya masyarakat (sosial),kemasyarakatan, kondisi rumah tangga, dll.

2Statistik Inferensial

Page 3: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Sikap

Bentuk-bentuk skala sikap yang perludiketahui dalam melakukan penelitianadalah:1. Skala Likert2. Skala Guttman3. Skala Semantik Differensial4. Rating Scale5. Skala Thurstone

3Statistik Inferensial

Page 4: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,pendapat dan persepsi seseorang atausekelompok orang tentang kejadian atau gejalasosial.

Dengan menggunakan skala Likert, makavariabel dijabarkan menurut urutan variabel –sub variabel – indikator – deskriptor. Dandeskriptor ini dapat dijadikan titik tolak untukmembuat butir instrumen berupa pernyataanatau pertanyaan yang perlu dijawab olehresponden.

4Statistik Inferensial

Page 5: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

Setiap jawaban dihubungkan dengan bentukpernyataan atau dukungan sikap yangdiungkapkan dengan kata – kata sebagaiberikut :

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 4 Setuju (S) 2

Netral (N) 3 Netral (N) 3

Tidak Setju (TS) 2 Tidak Setju (TS) 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5

5Statistik Inferensial

Page 6: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Baik Sekali (SBS) 5 Sangat Baik Sekali (SBS) 1

Sangat Baik (SB) 4 Sangat Baik (SB) 2

Sedang (S) 3 Sedang (S) 3

Buruk (B) 2 Buruk (B) 4

Buruk Sekali (BS) 1 Buruk Sekali (BS) 5

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Tinggi (ST) 5 Sangat Tinggi (ST) 1

Tinggi (T) 4 Tinggi (T) 2

Cukup Tinggi (CT) 3 Cukup Tinggi (CT) 3

Rendah (R) 2 Rendah (R) 4

Rendah Sekali (RS) 1 Rendah Sekali (RS) 5

6Statistik Inferensial

Page 7: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

Item-item Likert menyediakan respondengan kategori yang berjenjang. Biasanyabanyaknya jenjang adalah lima, yaitu : sangatsetuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dansangat tidak setuju. Setiap kategori respon,selanjutnya diberi skor. Untuk item positif,skor terbesar adalah 5, skor terendahadalah 1 dan sebaliknya jika item negatif.

7Statistik Inferensial

Page 8: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

Untuk menghitung total skor tiapresponden adalah dengan caramenjumlahkan skor-skor item yangdiperoleh responden. Oleh karenaitu, prosedur penskalaan Likertsering disebut sebagai : Likert’sSummeted Rating.

8Statistik Inferensial

Page 9: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

Langkah-langkah menyusun skala Likert’sSummeted Rating :1. Tentukan secara tegas sikap terhadap topik

apa yang akan diukur.2. Tentukan secara tegas, sub variabel/dimensi

yang menyusun sikap tersebut, kognitif,afektif dan konatif (kecenderungan perilaku).

3. Susun pernyataan/pertanyaan atau item yangmerupakan alat pengukur dimensi yangmenyusun sikap yang akan diukur sesuaidengan indikator.

9Statistik Inferensial

Page 10: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

4. Setiap item diberi respon yang sifatnyatertutup (closed questionare).

5. Untuk setiap respon, jawaban diberi skorberdasarkan kriteria sebagai berikut : apabilaitem positif maka angka terbesar diletakkanpada respon “sangat setuju” sedangkan bilaitem negatif maka angka terbesar diletakkanpada respon “sangat tidak setuju”.

6. Untuk mengetahui posisi setiap respondententang suatu variabel, tentukan skormaksimal dan skor minimal yang mungkindicapai oleh responden.

10Statistik Inferensial

Page 11: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

Contoh :

Terdapat 5 item untuk mengukur sikapterhadap kualitas produk yang dihasilkanoleh sebuah perusahaan X, dengan limarespon (kategori) dan dijawab oleh 10responden, maka setelah dibagikan kepadaresponden, misalnya diperoleh skor danskor total seperti tertera pada tabelberikut :

11Statistik Inferensial

Page 12: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala LikertNo.

RespondenButir / Item Pernyataan

Total1 2 3 4 5

1 5 4 4 5 3 21

2 3 4 4 3 3 17

3 3 2 2 3 4 14

4 3 2 1 2 4 12

5 4 3 3 3 5 18

6 5 4 4 3 5 21

7 4 5 4 4 4 21

8 4 4 5 5 4 22

9 3 3 4 4 3 21

10 2 3 3 4 3 15

Total 182

12Statistik Inferensial

Page 13: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

Berdasarkan data tersebut, langkah-langkahyang dapat ditempuh untuk mengetahuibagaimana sikap tiap responden terhadapkualitas produk adalah :1. Menentukan skor maksimal, yaitu skor

jawaban terbesar di kali banyak item.5 x 5 = 25

2. Menentukan skor minimal, yaitu skorjawaban terkecil dikali banyak item.1 x 5 = 5

13Statistik Inferensial

Page 14: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

3. Menentukan nilai median, yaitu hasilpenjumlahan skor maksimal dengan skorminimal dibagi dua. (25+5) : 2 = 15

4. Menentukan nilai kuartil 1, yaitu hasilpenjumlahan skor minimal dengan mediandibagi dua. (5+15) : 2 = 10

5. Menentukan nilai kuartil 3, yaitu hasilpenjumlahan skor maksimal denganmedian dibagi dua. (25+15) : 2 = 20

14Statistik Inferensial

Page 15: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

6. Buatlah skala yang menggambarkan skorminimal, nilai kuartil 1, median, kuartil 3dan skor maksimal.

▪ ▪ ▪ ▪ ▪5 10 15 20 25

Minimal Kuartil 1 Median Kuartil 3 Maksimal

15Statistik Inferensial

Page 16: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

Keterangan : Kategori sikap sangat positif, yaitu daerah yang dibatasi oleh

kuartil 3 dan skor maksimal. (Kuartil 3 ≤ x ≤ skor maksimal. Kategori sikap positif, yaitu daerah yang dibatasi oleh median dan

kuartil 3. (Median ≤ x < Kuartil 3). Kategori sikap negatif, yaitu daerah yang dibatasi oleh

kuartil 1 dan median. (Kuartil 1 ≤ x < Median). Kategori sikap sangat negatif, yaitu daerah yang dibatasi

oleh skor minimal dan kuartil 1. (Skor minimal ≤ x < kuartil1)

Catatan :

Menurut Ating Somantri (2006 : 40) skala sikap Likert tidakmengijinkan adanya pernyataan item netral. Jadi pernyataanyang ada dalam skala Likert hanya dua, pernyataan item positifdan pernyataan item negatif.

16Statistik Inferensial

Page 17: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

7. Carilah batas – batas skor untuk masing-masing kategori sikap. Berdasarkangambar skala tadi, maka range skor darikeempat kategori adalah :

Sikap Sangat Positif

Sikap Positif

Sikap Negatif

Sikap Sangat negatif

Kuartil 3 ≤ x ≤ Skor Maksimal

Median ≤ x < Kuartil 3

Kuartil 1 ≤ x < Median

Skor Minimal ≤ x < Kuartil 1

20 – 25

15 – 20

10 – 15

5 – 10

17Statistik Inferensial

Page 18: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert8. Buatlah tabel distribusi frekuensi sikap

tiap responden terhadap kualitas produk.Tabel Distribusi Frekuensi

Gambaran Sikap Tiap Responden terhadap Kualitas produk

Kategori Sikap KategoriSkor Frekuensi Persentase

(%)

Sikap Sangat Positif

Sikap Positif

Sikap Negatif

Sikap Sangat negatif

20 – 25

15 – 20

10 – 15

5 – 10

5

3

2

-

50

30

20

-

10 10018Statistik Inferensial

Page 19: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

9. Kesimpulan :

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa sikap tiapresponden tentang kualitas produk tersebar padakategori sikap yang sangat positif 50%, sikap positif 30%dan sikap negatif 20%. Persentase tersebut memberikanarti bahwa sebanyak 5 orang (50% dari keseluruhanresponden) memandang produk yang dihasilkan olehperusahaan X adalah sangat berkualitas. Lalu sebanyak 3orang (30% dari keseluruhan responden) memandangproduk yang dihasilkan oleh perusahaan X adalahberkualitas. Sedangkan sisanya 2 orang (20% darikeseluruhan responden) memandang produkperusahaan X adalah tidak berkualitas.

19Statistik Inferensial

Page 20: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

Untuk melihat sikap responden secarakeseluruhan terhadap kualitas produk yangdihasilkan oleh perusahaan X, langkah -langkahnya adalah :1. Menentukan skor maksimal, yaitu skor

maksimal yang diperoleh tiap respondendikali banyaknya responden. (25 x 10 = 250)

2. Menentukan skor minimal, yaitu skorminimal yang diperoleh tiap responden dikalibanyaknya responden. (5 x 10 = 50)

20Statistik Inferensial

Page 21: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

3. Menentukan nilai median, yaitu hasilpenjumlahan total skor maksimal dengantotal skor minimal dibagi dua. (250 + 50) :2 = 150

4. Menentukan nilai kuartil 1, yaitu hasilpenjumlahan total skor minimal denganmedian dibagi dua. (150 + 50) : 2 = 100

5. Menentukan nilai kuartil 3, yaitu hasilpenjumlahan skor maksimal denganmedian dibagi dua. (150 + 250) : 2 = 200

21Statistik Inferensial

Page 22: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

6. Buatlah skala yang menggambarkan totalskor minimal, nilai kuartil 1, median,kuartil 3 dan total skor maksimal.

50 100 150 200 250● ● ● ● ●

Minimal Kuartil 1 Median Kuartil 3 Maksimal

22Statistik Inferensial

Page 23: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

7. Carilah batas – batas skor untuk masing-masing kategori sikap.

Sikap Sangat Positif

Sikap Positif

Sikap Negatif

Sikap Sangat negatif

Kuartil 3 ≤ x ≤ Skor Maksimal

Median ≤ x < Kuartil 3

Kuartil 1 ≤ x < Median

Skor Minimal ≤ x < Kuartil 1

200 – 250

150 – 200

100 – 150

50 – 100

23Statistik Inferensial

Page 24: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

8. Menentukan skor total yang diperolehseluruh responden. Berdasarkan sebaranhasil perolehan skor tiap respondenseperti pada tabel distribusi hasilpengumpulan data responden, makadidapat total skor untuk seluruhresponden adalah 182.

24Statistik Inferensial

Page 25: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert9. Intrepretasikan skor total responden

dengan skala pada point.

182

50 100 150 200 250● ● ● ● ● ●

Minimal Kuartil 1 Median Kuartil 3 Maksimal

25Statistik Inferensial

Page 26: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Likert

10. Kesimpulan :

Berdasarkan gambar (langkah 9) di atas makasecara keseluruhan sikap responden kualitasproduk perusahaan X ada pada kategori sikappositif. Hal ini ditunjukkan oleh skor totalresponden yang terletak antara skor 150(median) dengan 200 (kuartil 3), yangmerupakan batas skor pada kategori sikappositif. Artinya bahwa secara keseluruhanresponden memandang produk yang dihasilkanoleh perusahaan X adalah berkualitas.

26Statistik Inferensial

Page 27: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala GuttmanSkala Guttman

Skala Guttman merupakan skala komulatif. Jikaseseorang menyisakan pertanyaan yangberbobot lebih berat, ia akan mengiyakanpertanyaan yang kurang berbobot lainnya.Skala Guttman mengukur suatu dimensi sajadari suatu variabel yang multidimensi. SkalaGuttman disebut juga skala scalogram yangsangat baik untuk menyakinkan penelititentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifatyang diteliti yang sering disebut denganattribut universal.

27Statistik Inferensial

Page 28: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala GuttmanSkala Guttman

Pada skala Guttman terdapat beberapapernyataan yang diurutkan secara hierarkiuntuk melihat sikap tertentu sesorang. Jikaseseorang menyatakan tidak terhadappernyataan sikap tertentu dari sederetanpernyataan itu, ia akan menyatakan lebihdari tidak terhadap pernyataan berikutnya.Jadi, skala Guttman ialah skala yangdigunakan untuk jawaban yangbersifat jelas (tegas) dan konsisten.

28Statistik Inferensial

Page 29: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala GuttmanSkala Guttman

Misalnya : yakin – tidak yakin, ya – tidak,benar – salah, positif – negatif, pernah –tidak pernah, setuju – tidak setuju, dll. Datayang diperoleh dapat berupa data intervalatau rasio dikotomi (dua alternatif yangberbeda). Perbedaan dengan skala Likertialah, pada skala Likert terdapat jarak(interval) : 1, 2, 3, 4, 5 sedangkan pada skalaGuttman hanya dua : benar (B) dan salah (S)

29Statistik Inferensial

Page 30: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala GuttmanSkala Guttman

Penelitian menggunakan skala Guttmanapabila ingin mendapatkan jawaban jelas(tegas) dan konsisten terhadap suatupermasalahan yang ditanyakan.Contoh :a. Yakin atau tidakkah anda, pergantian

presiden akan dapat mengatasi persoalanbangsa :1). Yakin2). Tidak

30Statistik Inferensial

Page 31: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala GuttmanSkala Guttman

b. Apakah komentar saudara, jika SBY turundari kepresidenan ?1). Setuju2). Tidak setuju

c. Pernahkan pimpinan saudara mengajakmakan bersama ?1). Pernah2). Tidak pernah

31Statistik Inferensial

Page 32: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala GuttmanSkala Guttman

Skala Guttman di samping dapat dibuatbentuk pilihan ganda dan bisa juga dibuatdalam bentuk checklist. Jawaban respondendapat berupa skor tertinggi bernilai (1) danskor terendah (0). Misalnya untuk jawabanbenar (1) dan salah (0). Analisis dilakukanseperti pada skala Likert.

32Statistik Inferensial

Page 33: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala GuttmanSkala Guttman

Contoh :a. Saudara punya orang tua ?

1) Ya (1)2) Tidak (0)

b. Saudara sudah menikah ?1) Sudah (1)2) Belum (0)

c. Anda punyai NPWP ?1) Punya (1)2) Tidak (0)

33Statistik Inferensial

Page 34: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Semantik Diferensial

Disebut juga skala perbedaan semantik berisikanserangkaian karakteristik bipolar (dua kutub),seperti : panas – dingin, populer - tidak populer,baik – tidak baik, dll. Karakteristik bipolar tersebutmempunyai tiga dimensi dasar sikap seseorangterhadap obyek itu menurut Iskandar (2000 : 154) :1. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu

obyek.2. Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau

tidak menguntungkan suatu obyek.3. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu obyek

34Statistik Inferensial

Page 35: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Semantik DiferensialContoh : berilah tanda cek (√) pada skalayang paling cocok dengan anda :1). Kontrol orang tua terhadap hubungan

seksual di luar nikah :Ketat 5 4 3 2 1 Longgar

Sering dilakukan 5 4 3 2 1 Tidak pernah dilakukan

Lemah 5 4 3 2 1 Kuat

Positif 5 4 3 2 1 Negatif

Buruk 5 4 3 2 1 Baik

Mendidik 5 4 3 2 1 Menekan

Aktif 5 4 3 2 1 Pasif

35Statistik Inferensial

Page 36: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Semantik Diferensial2). Dukungan orang tua terhadap seksual di

luar nikah :

Besar 5 4 3 2 1 Kecil

Selalu dilakukan 5 4 3 2 1 Tidak pernah dilakukan

Kuat 5 4 3 2 1 Lemah

Positif 5 4 3 2 1 Negatif

Terus-menerus 5 4 3 2 1 Kadang – kadang

Baik 5 4 3 2 1 Buruk

Aktif 5 4 3 2 1 Pasif

36Statistik Inferensial

Page 37: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Semantik Diferensial

3). Berilah tanda silang (x). Hubungan antarapeserta diskusi dalam satu kelas, sebagaiberikut :

Intim Renggang5 4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5

37Statistik Inferensial

Page 38: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Rating Scale

Pada skala Likert, skala Guttman dan Semantikdiferensial data yang diperoleh adalah datakualitatif yang dikuantitatifkan. Pada ratingscale yaitu data mentah yang dapat berupaangka kemudian ditafsirkan dalam pengertiankualitatif. Rating scale digunakan untukmengukur sikap, gejala atau fenomena sosialmisalnya : ekonomi, ipteks, instansi, kinerjadosen, kegiatan PBM, kepuasan pelanggan,produktivitas kerja, motivasi pegawai, dll.

38Statistik Inferensial

Page 39: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Rating Scale

Contoh :

Peneliti ingin mengetahui seberapaharmoniskah hubungan suami istri untukmenciptakan keluarga sejahtera. Berilahtanda pada angka yang sudah disediakan.

39Statistik Inferensial

Page 40: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Rating Scale

No.Item

Pernyataan tentangMenciptakan

Keluarga Sejahtera

Alternatif Jawaban

SB B CB KB STB

5 4 3 2 1

1 Masalah agama 5 4 3 2 1

2 Manajemen pendidikan anak 5 4 3 2 1

3 Pengaturan keuangan rumah tangga 5 4 3 2 1

4 Perwujudan kasih sayang 5 4 3 2 1

5 Masalah rekreasi 5 4 3 2 1

6 Memilih sahabat – sahabat 5 4 3 2 1

7 Aturan rumah tangga 5 4 3 2 1

8 Adat kebiasan 5 4 3 2 1

9 Pandangan hidup 5 4 3 2 1

10 Cara bergaul dengan keluarga saudara 5 4 3 2 1

40Statistik Inferensial

Page 41: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Rating Scale

Instrumen tersebut apabila dijadikan angketkemudian disebarkan kepada 25 responden,sebelum analisis maka dapat ditabulasiseperti berikut :Jumlah skor kriterium (apabila setiap itemmendapat skor tertinggi) yaitu : (skortertinggi 5) x (jumlah item10) x (jumlahresponden 25) = 1250

41Statistik Inferensial

Page 42: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Rating ScaleRekapitulasi jawaban 25 responden :

No.Resp.

Jawaban RespondenJumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 5 5 2 5 3 3 2 5 2 2 34

2 5 4 4 5 5 4 3 4 2 3 39

3 5 3 3 3 4 3 5 3 2 4 35

Dst Dst

23 5 2 5 3 3 2 5 3 3 3 34

24 4 4 5 5 4 3 4 5 2 4 40

25 3 3 3 4 3 5 3 4 4 4 36

Jumlah Skor Hasil Pengumpulan Data 1000

42Statistik Inferensial

Page 43: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Rating Scale

Jika jumlah skor hasil pengumpulan data =1000. dengan demikian keharmonisanhubungan suami istri untuk menciptakankeluarga sejahtera, menurut persepsi 25responden yaitu : 1000 : 1250 x 100% =80% dari kriterium yang ditetapkan. Apabiladiinterpretasi nilai 80% terletak pada daerahkuat.

43Statistik Inferensial

Page 44: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala ThurstoneSkala Thurstone meminta responden untukmemilih pernyataan yang ia setujui daribeberapa pernyataan yang menyajikanpandangan yang berbeda – beda. Setiap itemmempunyai asosiasi nilai antara 1 sampaidengan 10, tetapi nilai-nilainya tidakdiketahui oleh responden. Pemberian nilaiini berdasarkan jumlah tertentu pernyataanyang dipilih oleh responden mengenaiangket tersebut.

44Statistik Inferensial

Page 45: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Thurstone

Perbedaan antara skala Thurstone dan skalaLikert ialah pada skala Thurstone intervalyang panjangnya sama memiliki intensitaskekuatan yang sama, sedangkan pada skalaLikert tidak perlu sama.

Contoh :Merekrut calon dosen STKIP YPM Bangko,tolong pilih 5 dari 10 pernyataan yangsesuai dengan persepsi saudara :

45Statistik Inferensial

Page 46: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Thurstone

1. Saya memilih pekerjaan sebagai dosenkarena pekerjaan yang mulia dan terhormatuntuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Bila saya seorang mahasiswa STKIP YPMBangko, saya akan mengusulkan agarmahasiswa STKIP YPM Bangko memakaisimbol-simbol tertentu yang dapatdibanggakan.

3. Saya merasa tersanjung bila saya lebihmemiliki kemampuan dalam mengajarkansesuatu daripada menguasai bidang studi saja

46Statistik Inferensial

Page 47: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Thurstone

4. Apa yang bisa dibanggakan oleh seorang dosen,bila gaji hanya pas-pasan, berangkat mengajar jalankaki, di kampus sering berhadapan dengan tugasdengan masalah yang rumit dan mahasiswa yangbandel.

5. Senangnya menjadi dosen apabila berhasilmendemontrasikan kompetensi kepadamahasiswa yang menghadapi kesulitan dilaboratorium.

6. Sebagai dosen, saya bangga karena dosen sebagaipewaris ilmuwan yang mengajarkan paramahasiswa untuk dipersiapkan menjadi manusiayang tangguh, berkualitas, kreatif dan profesionaluntuk mengisi pembangunan bangsa.

47Statistik Inferensial

Page 48: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Thurstone

7. Semestinya gaji dosen lebih besar dari gajipegawai lain.

8. Apakah perlu dosen berbangga diri ataskeberhasilan mahasiswa karena dosensendiri sering tidak pernah merasa diawasi

9. Sebaiknya dosen membimbing saya dengansepenuh hati memberikan keilmuannya,karena jika saya manjadi dosen pembimbingnanti akan mewarisi ilmunya dan bisadikembangkan sesuai dengan tuntuan zaman.

10.Jika saya mahasiswa STKIP YPM Bangko,saya akan menyembunyikan identitas saya.

48Statistik Inferensial

Page 49: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Thurstone

Berdasarkan pernyataan tersebut dapatdianalisis dengan cara sebagai berikut :

No. Item Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Skor 10 7 6 2 8 9 4 3 5 1

Nilai Tertinggi 6 + 7 + 8 + 9 + 10 = 40 : 5 = 8

Nilai Terendah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15 : 5 = 3

49Statistik Inferensial

Page 50: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

Skala Thurstone

Memberikan nilai sesuai dengan jawabanresponden dan menghitung hasilrekapitulasi data responden.Misalnya : Paijo (nama responen)

No. Item Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Skor 10 7 6 2 8 9 4 3 5 1

Jawaban Responden 1 2 3 - 5 6 - - - -

Perhitungan : 10 + 7 + 6 + 8 + 9 = 40 Skor 40 : 5 = 8

KesimpulanSkor 8 dari Paijo adalah mempunyai responyang tinggi untuk menjadi dosen.

50Statistik Inferensial

Page 51: Pertemuan Ke-5€¦ · Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku

51Statistik Inferensial