Pertemuan-13-Uji-Koefisien-Kontingensi.doc

5
Uji Asosiatif Bag 6a (Uji Koefisien Kontingensi) Nurul Wandasari Singgih,M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul Pokok Bahasan 1. Pengertian Penggunaan Uji Asosiatif 2. Pengertian dan Penggunaan Uji Koefisien Kontingensi 3. Contoh Kasus 4. Aplikasi SPSS 1. Pengertian dan Penggunaan Uji Asosiatif Analisis koefisien kontingensi digunakan untuk menganalisis data penelitian yang mempunyai karakteristik: 1. Hipotesis yang diajukan hipotesis asosiatif/menganalisis hubungan 2 variabel yang berskala nominal 2. Data berskala nominal Rumus X 2 : Lalu cari C (koefisien kontingensi) dan C max nya untuk melihat derajat keeratan hubungan yang terjadi Rumus 1 Rumus 2

Transcript of Pertemuan-13-Uji-Koefisien-Kontingensi.doc

Page 1: Pertemuan-13-Uji-Koefisien-Kontingensi.doc

Uji Asosiatif Bag 6a

(Uji Koefisien Kontingensi)

Nurul Wandasari Singgih,M.Epid

Prodi Kesehatan Masyarakat

Univ Esa Unggul

Pokok Bahasan

1. Pengertian Penggunaan Uji Asosiatif2. Pengertian dan Penggunaan Uji Koefisien Kontingensi3. Contoh Kasus4. Aplikasi SPSS

1. Pengertian dan Penggunaan Uji Asosiatif

Analisis koefisien kontingensi digunakan untuk menganalisis data penelitian yang

mempunyai karakteristik:

1. Hipotesis yang diajukan hipotesis asosiatif/menganalisis hubungan 2 variabel

yang berskala nominal

2. Data berskala nominal

Rumus X2 :

Lalu cari C (koefisien kontingensi) dan C max nya untuk melihat derajat keeratan hubungan yang terjadi

Makin dekat Nilai C dengan Cmaks makin besar derajat hubungan antarvariabel

Rumus 1

Rumus 2

Rumus 3 m harga minimum antara banyak baris b dan banyak kolom k

Page 2: Pertemuan-13-Uji-Koefisien-Kontingensi.doc

Kemudian lakukan uji signifikansi berdasarkan nilai X2 dengan df (dk) = (baris-1)

(kolom-1).

2. Contoh Soal

Ingin diketahui hubungan antara daerah tempat tinggal (urban dan rural) terhadap

kemungkinan beberapa penyakit degeneratif (PJK, ginjal, ca paru, ca colon).

Sampel yang diambil sebanyak 200 orang. Berikut datanya dalam bentuk tabel 2x2

(tabel kontingensi).

Daerah Penyakit Total

PJK Ginjal Ca Paru Ca colon

Fo Fe fo fe fo fe fo fe fo fe

Urban 27 24 35 30 33 36 25 30 120 120

Rural 13 16 15 20 27 24 25 20 80 80

Total 40 40 50 50 60 60 50 50 200 200

a. Mencari frekuensi yang diharapkan

fe (freq.expected) =

Misal : fe sel pertama (sel urban yang PJK) = 120x40/200 = 24

b. Menghitung nilai X2 (Rumus 1)

Page 3: Pertemuan-13-Uji-Koefisien-Kontingensi.doc

= 0,375 + 0,833 + 0,250 + 0,833 + 0,563 + 1,250 + 0,375 + 1,250 = 5,729

c. Masukan ke rumus 2 untuk mencari koefisien kontingensi (C)

Koefisien kontingensi dicari untuk menentukan derajat keeratan hubugan antara

variabel independen dan variabel dependen

= √ ((5,279) / (200 + 5,279)) = 0,16

d. Masukan ke rumus 3 untuk mencari nilai C max

= √ (2-1) /2 = √ 0,5 = 0,70

Dari point c dan d diperoleh nilai C sebesar 0,16 dan C max = 0,70. Karena nilai C

dan C max cukup jauh, artinya derajat keeratan hubungan antara variabel

independen (daerah tempat tinggal) dengan variabel dependen (penyakit degeneratif)

tidak kuat.

e. Menentukan X2 tabel

df (dk) = (baris-1) (kolom-1) = (2-1) (4-1) =3

Dengan melihat tabel chi square pada df =3 dan α = 0,05 diperoleh nilai X2 tabel =

7,815.

f. Bandingkan X2 hitung dengan X2 tabel

X2 hitung < X2 tabel = 5,279 < 7,815 H0 gagal ditolak (tidak ada hubungan

antara daerah tempat tinggal dengan penyakit degeneratif).

4. Aplikasi SPSS

Page 4: Pertemuan-13-Uji-Koefisien-Kontingensi.doc

a. Klik Analyze - Descriptive Statistics - Crosstab

b.Masukkan variabel independen “daerah tempat tinggal” sebagai Row dan variabel

dependen “penyakit” sebagai Coloum

c. Klik Statistics

d. Beri tanda Check pada Contingency Coefficient

e. Continue

f. Ok

g. Lihat nilai p (p value) pada output di tabel symmetric measure kolom approx sig

h. Jika p value < 0,05 H0 ditolak (ada hubungan…) dan sebaliknya