Pertemuan 1 Farmakognosi

14
FARMAKOGNOSI Dosen : Rahmi Muthia, M.Si., Apt.

description

Pengertian Farmakognosi Ruang Lingkup Farmakognosi Perkembangan Obat Modern Hubungan Farmakognosi dengan Ilmu Lainnya

Transcript of Pertemuan 1 Farmakognosi

FARMAKOGNOSI

Dosen :Rahmi Muthia,

M.Si., Apt.

DEFINISI FARMAKOGNOSI

Asal kata

Pharmacon : Obat yang berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral

Gnosis : Ilmu/pengetahuan

Jadi Pharmakognosi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki bahan–

bahan baik berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan dan juga beberapa mineral

yang mempunyai khasiat sebagai obat.

SEJARAH FARMAKOGNOSI

Dalam sejarah obat-obatan terkenal nama-nama: Hippocrates (460–370 SM) sebagai Bapak

pengobatan dan banyak karangannya mengenai anatomi, fisiologi manusia.

Aristoteles (370–322 SM) murid Plato, berusaha memisahkan tahayul dari kenyataan dalam tulisannya mengenai dunia hewan.

Theophrastus (370–287 SM) murid Aristoteles mengenai dunia tanaman.

Dioscorides seorang dokter Yunani (78 SM) menulis “ De Materia Medica “. Di dalamnya di tulis 600 tumbuh-tumbuhan yang mengandung obat. Hal ini sangat menakjubkan dan penting bagi pengobatan modern.

Galen (131–200 M) seorang dokter dan juga farmasis Yunani menulis tentang cara-cara penyediaan dari bahan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya penyelidikannya disebut Galenika. Dari sini ilmu farmasi di mulai dan di pisahkan dari tugas dokter. Dokter mendiagnosa dan menulis obat-obat farmasis/apoteker mengkoleksi, menyediakan dan mencampur bahan-bahan obat.

C. A Seydler (1815) Pharmacognosy mulai di kembangkan oleh Seydler. Pharmacognosi memegang peranan penting sebagai penghubung antara farmakologi, kimia farmasi, farmasetika.

RUANG LINGKUP Dalam arti yang luas farmakognosi meliputi :

Sejarah Perdagangan

Penyebaran Identifikasi Kultivasi Evaluasi Koleksi Pengawetan

Seleksi Pemakaian

Preparasi Isi zat berkhasiat dan khasiatnya

Isolasi, sintesa zat yang berkhasiat yang terdapat dalam tumbuhan dan

cara isolasi berdasarkan darimana zat berkhasiat lebih mendalam di pelajari

dalam fitokimia.

HUBUNGAN DENGAN ILMU LAIN

PERKEMBANGAN OBAT MODERNTidak dapat dipisahkan dari tanaman Obat. Contoh Cinchona. Th 1513 Tanaman Cinchona Th 1638 Bagian kulit dapat digunakan sebagai obat panas Th 1805 Masuklah tanaman Cinchona ledgeriana dibawa oleh

Charles Ledger ke Indonesia. Pada perang dunia ke 2, kebutuhan dunia (90 %) dari Jawa Th 1834 Pelletier (Prancis) berhasil mengisolasi kuinin Th 1930 Dengan makin berkurangnya perkebunan kina di Indonesia, diupayakan sintesis obat malaria lain yang berbasis pada struktur

dasar kinin, diperoleh kloroquine, primaquine dan mefloquine (inti 8-aminokinolin) mepakrine (quinakrine) merupakan turunan akridin yang tidak berkhasiat terhadap malaria

Morfin, Papaferin Getah buah Papaver

somniferum, digunakan sebagai analgetikDigoksin Digitalis purpurea sbg

obat jantungKinin Chincona spp. sbg

obat malaria Coffein Coffea arabica, Thea

sinensis sebagai stimulantAtropin Atropa belladonna

untuk obat mataEfedrin Ephedra sinica untuk

pengobatan gangguan pernafasan, Ergomentrin Claviceps purpurea

untuk pengobatan pada proses melahirkan.

Proses penemuan senyawa obat dari tanaman, proses yang cukup panjang, melalui :Etnofarmakologi, (adanya informasi-informasi penggunaan suatu tumbuhan untuk pengobatan suatu penyakit) Diikuti dengan percobaan eksperimental untuk membuktikan khasiat/ aktifitas biologi Isolasi dan beberapa tahap fraksinasi yang diiiringi dengan monitoring khasiat sehingga diperoleh senyawa murniElusidasi struktur guna menentukan struktur molekul.Tahap selanjutnya adalah uji khasiat hasil isolasiMencari formula :suatu bentuk sediaan farmasi yang dapat diterima oleh konsumen. Upaya lain yaitu dengan melakukan sintesis beserta modifikasi molekul untuk memperoleh senyawa obat tersebut, ataupun senyawa lain yang serupa yang kemungkinan mempunyai khasiat lebih potensial dan efek samping yang lebih sedikit.

PERKEMBANGAN OBAT HERBAL INDONESIA

Beberapa publikasi tanaman obat antara lain De Indiae

Utriusquere Naturalis et Medika (1665), Herbarium Amboinense (1741), Jamu asli Indonesia (1940), Apotik Hijau (1980), Materia Medika I – VI, Tanaman obat keluarga sampai pada Fitofarmaka (2005).

Farmakope Herbal Indonesia (2011)

Penduduk Indonesia ± 200 juta jiwa, merupakan unsur yang sangat potensial untuk obat herbal.

Budaya bangsa Indonesia untuk mengkonsumsi jamu guna pemeliharaan kesehatan merupakan salah satu penunjang perkembangan obat herbal.

Umumnya Tujuan masyarakat menggunakan tanaman obat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat, mencegah maupun menyembuhkan penyakit, memulihkan kondisi tubuh (rehabilitatif). Tidak dapat dipungkiri penggunaan obat herbal di Indonesia merupakan bagian dari budaya Indonesia, dan makin lama makin berkembang, meskipun umumnya efektivitas dan keamanannya belum banyak didukung oleh penelitian yang memadai.

FAKTOR YANG MENDORONG MASYARAKAT INDONESIA MENGGUNAKAN OBAT HERBAL

Efek samping yang lebih kecil Ketidakpuasan terhadap obat modern, Timbulnya kesadaran akan gaya hidup

sehat yang lebih cenderung pada unsur pencegahan dan harga relative lebih murah,

Persepsi masyarakat bahwa karena berasal dari bahan alam, maka obat tradisional itu aman perlu diluruskan.