Persona Dan Skenario

4
Moses Kern adalah seorang anak remaja berusia 18 tahun. Saat ini Moses bersekolah di SMA BPK 1 Penabur Jakarta kelas 3 SMA. Dulunya Moses pernah menjabat sebagai ketua osis. Moses sangat mudah bergaul dengan siapa saja, Ia juga merupakan anak yang baik sehingga banyak yang mau berteman dengan Moses. Moses anak yang rajin sehingga Ia pun mendapat peringkat ketiga dikelasnya. Murid-murid kelas 3 SMA mulai mem ,fbicarakan mengenai pendidikan tingkat selanjutnya yaitu kuliah. Moses yang masih bingung ingin kuliah dimana pun ikut bertanya-tanya kepada guru dan teman yang

description

Persona Dan Skenario

Transcript of Persona Dan Skenario

Moses Kern adalah seorang anak remaja berusia 18 tahun. Saat ini Moses bersekolah di SMA BPK 1 Penabur Jakarta kelas 3 SMA. Dulunya Moses pernah menjabat sebagai ketua osis. Moses sangat mudah bergaul dengan siapa saja, Ia juga merupakan anak yang baik sehingga banyak yang mau berteman dengan Moses. Moses anak yang rajin sehingga Ia pun mendapat peringkat ketiga dikelasnya.Murid-murid kelas 3 SMA mulai mem ,fbicarakan mengenai pendidikan tingkat selanjutnya yaitu kuliah. Moses yang masih bingung ingin kuliah dimana pun ikut bertanya-tanya kepada guru dan teman yang lebih mengerti. Melihat bakat bergaul Moses, guru pembimbing pun memberi saran untuk Moses mengambil jurusan Hubungan Internasional. Dari sejak kelas 1 SMA, Moses memiliki keinginan melanjutkan studinya ke kota Bandung.

Sekitar bulan November ketika Moses sedang berkonsultasi dengan guru pembimbing mengenai universitas, Beliau menganjurkan untuk Moses memilih Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Guru pembimbing memberi informasi bahwa jalur PMDK di Universitas Katolik Parahyangan telah dibuka, Moses pun diterima di Universitas tersebut. Hingga Moses selesai ujian nasional dan lulus SMA ia belum pernah sekalipun mengunjungi Universitas tempat ia akan melanjutkan studinya. Hal ini dikarenakan kesibukan dari orang tua Moses sehingga belum sempat mengantarkan Moses. Setelah mendapat pengumuman mengenai pendaftaran ulang yang harus dilakukan mahasiswa baru, Moses pun bergegas memberi tahu orang tuanya untuk mengantarkan ia ke Bandung dan segera mencari kos untuk ia tinggal. Saat tiba di UNPAR untuk pertama kali, Moses langsung menuju ke tempat daftar ulang dengan bertanya kepada satpam. Setelah itu Moses ingin mencari kos, namun ia bingung harus mencari kemana. Moses mulai mencari kos dengan menanyakan kepada satpam yang ia temui. Satpam mengatakan bahwa banyak kos di depan UNPAR, namun ia juga tidak tahu pasti. Moses berjalan berkeliling dan mulai mencari tempat kos. Namun Moses sangat kesulitan karena tidak terdapat informasi rumah mana yang memang disewakan untuk tempat kos. Moses menemukan beberapa rumah kos namun harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan yang Moses inginkan. Akhirnya Moses pun tidak menemukan tempat kos yang cocok. Hari telah menjelang malam, Moses dan keluargannya mencari tempat makan. Mereka mencoba salah satu warung makan yang terdekat yang mereka temukan. Saat di warung makan, Moses mendengar bahwa mahasiswa yang sedang makan di warung tersebut membicarakan sebuah aplikasi yang terdapat informasi mengenai UNPAR. Mendengar hal tersebut, Moses langsung menanyakan mengenai aplikasi yang dimaksud. Mahasiswa tersebut menjelaskan fungsi aplikasi tersebut dengan sangat ramah dan menyarankan Moses untuk saat itu juga mengunduh aplikasi tersbeut agar dapat memudahkan Moses dalam mencari kos. Selesai makan Moses langsung mencoba aplikasi tersebut, Moses takjub karena informasi yang terdapat didalamnya. Segera Moses melihat informasi kos yang sesuai dengan keinginannya. Moses langsung melakukan panggilan kepada pengelola kos dan melihat lokasi kos, akhirnya malam itu Moses mendapatkan kos. Moses dan keluarga sangat senang karena merasa terbantu dengan adanya aplikasi tersebut

Sekitar bulan November ketika Moses sedang berkonsultasi dengan guru pembimbing mengenai universitas, Beliau menganjurkan untuk Moses memilih Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Guru pembimbing memberi informasi bahwa jalur PMDK di Universitas Katolik Parahyangan telah dibuka, Moses pun diterima di Universitas tersebut. Hingga Moses selesai ujian nasional dan lulus SMA ia belum pernah sekalipun mengunjungi Universitas tempat ia akan melanjutkan studinya. Hal ini dikarenakan kesibukan dari orang tua Moses sehingga belum sempat mengantarkan Moses. Setelah mendapat pengumuman mengenai pendaftaran ulang yang harus dilakukan mahasiswa baru, Moses pun bergegas memberi tahu orang tuanya untuk mengantarkan ia ke Bandung dan segera mencari kos untuk ia tinggal. Saat tiba di UNPAR untuk pertama kali, Moses langsung menuju ke tempat daftar ulang dengan bertanya kepada satpam. Setelah itu Moses ingin mencari kos, namun ia bingung harus mencari kemana. Moses mulai mencari kos dengan menanyakan kepada satpam yang ia temui. Satpam mengatakan bahwa banyak kos di depan UNPAR, namun ia juga tidak tahu pasti. Moses berjalan berkeliling dan mulai mencari tempat kos. Namun Moses sangat kesulitan karena tidak terdapat informasi rumah mana yang memang disewakan untuk tempat kos. Moses menemukan beberapa rumah kos namun harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan yang Moses inginkan. Akhirnya Moses pun tidak menemukan tempat kos yang cocok. Hari telah menjelang malam, Moses dan keluargannya mencari tempat makan. Mereka mencoba salah satu warung makan yang terdekat yang mereka temukan. Saat di warung makan, Moses mendengar bahwa mahasiswa yang sedang makan di warung tersebut membicarakan sebuah aplikasi yang terdapat informasi mengenai UNPAR. Mendengar hal tersebut, Moses langsung menanyakan mengenai aplikasi yang dimaksud. Mahasiswa tersebut menjelaskan fungsi aplikasi tersebut dengan sangat ramah dan menyarankan Moses untuk saat itu juga mengunduh aplikasi tersbeut agar dapat memudahkan Moses dalam mencari kos. Selesai makan Moses langsung mencoba aplikasi tersebut, Moses takjub karena informasi yang terdapat didalamnya. Segera Moses melihat informasi kos yang sesuai dengan keinginannya. Moses langsung melakukan panggilan kepada pengelola kos dan melihat lokasi kos, akhirnya malam itu Moses mendapatkan kos. Moses dan keluarga sangat senang karena merasa terbantu dengan adanya aplikasi tersebut.