Persiapan ternak Gurami

26
Persiapan ternak, pembibitan, panen dan penyakit ikan gurami3 Gurami dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya. Untuk membesarkan benih ukuran 2-3 cm Sampai siap konsumsi (500 g) diperlukan waktu sekitar 1,5 tahun. Wajar bila banyak yang enggan mengusahakannya. Kini hal ltu bisa diatasi dengan menerapkan pola budidaya secara bertahap. Pemeliharaan di kolam intensif selama 12-14 bulan Osphronemus gouramy, itu mencapai bobot 500 g/ekor. Ini adalah beternak dengan cara segmentasi. Dengan segmentasi ini, “Beternak gurami lebih cepat, setiap tahap 3-4 bulan,“ ujar Azhari, petani di Dramaga, Bogor. Pemilik 10 petak kolam ukuran 200 m2 itu menebar berbagai ukuran. “Kalau ada yang membutuhkan, tinggal dipanen. Tak perlu dibesarkan hingga ukuran konsumsi”. Untung yang diraih per segmen

Transcript of Persiapan ternak Gurami

Page 1: Persiapan ternak Gurami

Persiapan ternak, pembibitan, panen dan penyakit

ikan gurami3

Gurami dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya. Untuk

membesarkan benih ukuran 2-3 cm Sampai siap konsumsi (500 g)

diperlukan waktu sekitar 1,5 tahun. Wajar bila banyak yang enggan

mengusahakannya. Kini hal ltu bisa diatasi dengan menerapkan pola

budidaya secara bertahap. Pemeliharaan di kolam intensif selama 12-14

bulan Osphronemus gouramy, itu mencapai bobot 500 g/ekor. Ini adalah

beternak dengan cara segmentasi. Dengan segmentasi ini, “Beternak

gurami lebih cepat, setiap tahap 3-4 bulan,“ ujar Azhari, petani di

Dramaga, Bogor.

Pemilik 10 petak kolam ukuran 200 m2 itu menebar berbagai ukuran.

“Kalau ada yang membutuhkan, tinggal dipanen. Tak perlu dibesarkan

hingga ukuran konsumsi”. Untung yang diraih per segmen budidaya pun

jelas. Misalnya, benih ukuran wadah korek (4-5 cm) dibeli seharga Rp

1.250/ekor. Jika ditebar 3.000 benih di kolam seluas 100 m2. (Maaf, ini

adalah arsip lama, jadi untuk masalah harga bisa diabaikan – Om Kicau).

3 bulan berikutnya dipanen ukuran bungkus rokok (10 cm). Harganya

bisa 2 kali lipat. Dengan kematian 10% petani bisa mengantongi Rp 3

juta belum termasuk biaya pakan dan tenaga kerja.

Page 2: Persiapan ternak Gurami

Pemeliharaan gurami di kolarn intensif per segmen menghemat waktu 2-

4 bulan. Dengan cara itu “Perputaran modal juga cepat,” tegas Julius

Tirta Sendjaya petani di Parung. Selain itu ukuran kolam budidaya tidak

luas, 100-500 m2 tapi dalam jumnlah banyak. Selain kolam pendederan.

ada yang untuk pembesaran. Kesehatan ikan dapat dikontrol sehingga

kegagalan panen akibat penyakit dapat diminimkan.

TERGANTUNG MODAL

Petani bermodal minim bisa memulai usaha dan pembenihan. Modal

besar, pembesaran. Semua segmen budidaya pun tidak masalah. Toh,

jika tidak ada permintaan benih bisa dibesarkan lagi hingga siap

konsumsi. Pembenih hanya menghasilkan benih ukuran kuku (2-3 cm).

Modal yang diperlukan sepasang induk dan wadah penetasan, seperti

ember, bak fiber, atau akuarium. Perawatan larva sampai burayak di

akuarium lebih mudah. Selain kesehatannya mudah di kontrol juga bisa

diusahakan di lahan terbatas. Pembesaran pilihannya lebih banyak.

Pertama, membesarkan benih ukuran kuku hingga sebesar wadah korek

(4-5cm). Petani juga bisa memulai usaha dan benih ukuran wadah korek,

lalu dibesarkan hingga seukuran bungkus rokok (9-10cm). Atau dimulai

dan benih ukuran bungkus rokok sampai siap konsumsi.

Sebelum mulai usaha perlu mengetahui syarat-syarat gurami tumbuh

dengan baik. Di antaranya pemilihan lokasi, konstruksi kolam, benih

berkualitas, dan perawatan yang benar.

Page 3: Persiapan ternak Gurami

SYARAT LOKASI

Gurami termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ia bisa hidup di

sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang tepat

juga perlu diperhatikan. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl

pertumbuhan ikan cukup baik. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl

pertumbuhannya agak lambat. Lokasi budidaya harus memiliki suhu dan

kualitas air sesuai kemauan gurami. Ia tumbuh baik di daerah bersuhu

25- 28C. Meskipun demikian, ia sangat peka terhadap perubahan suhu.

Lokasi yang memiliki perbedaan suhu siang dan malam tinggi kurang

baik untuk gurami.  Apalagi daerah yang suhunya seringkali berubah-

ubah bisa menyebabkan ikan stres. Kepekaan gurami terhadap suhu

dapat diatasi dengan merekayasa lingkungan hidupnya. Penyebab

naiknya suhu adalah panas matahari. Ketika cuaca panas tinggi air yang

umum digunakan 70 80 cm, ditingkatkan l0-20 cm. Saat penghujan tiba

biasanya suhu dingin dan diatasi dengan menurunkan tinggi air.

Kualitas air di lokasi mendukung pertumbuhan ikan. Ia harus

mengandung cukup mineral dan zat-zat hara yang dibutuhkan.

Ketersediaan pakan alami yang cukup bisa meningkatkan kelulusan

hidup benih pada tahap awal budidaya. Kadar oksigen tidak

berpengaruhi terhadap kehidupan gurami. Ia memiliki labirin yang

berfungsi untuk mengambil udara. Angka pH air ideal 6,5- 7, kesadahan

7HD. Air dan sungai atau irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar

Page 4: Persiapan ternak Gurami

limbah pestisida atau sisa-sisa pembuangan rumah tangga. Gurami

menyukai air yang bersih. Air kerub dikhawatirkan mengandung

kotoran. Jika kotoran itu bercampur sisa-sisa pakan akan terjadi

pembusukan. Hal itu memicu timbulnya bakteri, parasit, dan cacing.

Pakan gurami harus tersedia secara kontinyu di lokasi. Pelet bisa

didatangkan dan daerah lain. Namun, daun sente (Alocasia macrorrhiza),

kegemaran gurami terkadang langka. Karena kebutuhan daun-daunan itu

cukup besar sebaiknya petani menanamnya di sepanjang pematang

kolam.

PERSIAPAN KOLAM

Persiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada 2

cara yang bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan

tanah seusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat kuat

dan kokoh. Bentuk kolam umumnya sama dengan ikan lain. Ukurannva

tergantung kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang

agar tak mudah bocor atau terkikis. Kemiringannya 60 derajat dan dasar

kolam. Pematang antar kolam dibuat kuat dan lebar untuk

mengantisipasi longsor.Tinggi pematang kurang lebih 125 cm diukur

dari dasar kolam. Permukaan dasar kolam dibuat agak miring.

Tujuannya untuk memudah pembuangan air dan panen. Saluran

pemasukan dan pengeluaran air pada setiap kolam dibuat terpisah.

Tujuannya untuk menghindari penularan penyakit ke kolam lain.

Page 5: Persiapan ternak Gurami

Kedua saluran diletakkan di kedua dinding secara diagonal atau

menyilang. Pralon pvc atau bambu umum digunakan. Jumlahnya

tergantung luas kolam, ukuran 100 m2 cukup 2 saluran air. Lubang air

ditutup kasa agar kotoran tidak ikut masuk ke kolam.

Kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak

untuk gurami. Karena itu keasamannya harus dipertahankan. Caranya

dengan menaburkan kapur sebanyak 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam

dapur. Penanganan kolam yang sudah produksi lain lagi. Sebelum

digunakan air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur hingga kering.

Tujuannya untuk mematikan bakteri, jamur, dan cacing. Kotoran atau

sisa-sisa pakan yang menumpuk dibuang. Setelah kering, tanah

dicangkul sedalam 10-20 cm lalu dibalik dan ratakan. Lapisan atas

dianggap sudah tidak kaya hara sehingga perlu diganti yang bawah.

Jemur di terik matahari sampai kering. Untuk menjaga keasaman tanah

taburkan kapur 100 g/m2 dan 200g/m2 garam dapur.

PENGISIAN AIR

Kolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap. Setelah

mencapai tinggi 20 cm saluran air ditutup. Taburkan pupuk kandang,

seperti kotoran ayam (postal) sebanyak 500 g/m2. Tujuannya untuk

menumbuhkan plankton. Air dibiarkan menggenang selama beberapa

hari agar terjadi proses dekomposisi atau penguraian.

Page 6: Persiapan ternak Gurami

Yang perlu diperhatikan kehadiran anak katak/percil, burayak mujair,

atau lele yang seringkali ikut terbawa air. Untuk mengatasinya taburkan

saponin sebanyak 5-10 kg. Alternatif lain dengan pemberian daun

lampesan(Hyptis suaveolens) secukupnya. Saponin bisa mematikan

hewan-hewan berdarah merah sedang lampesan hanya memabukan.

Pesaing atau predator yang sudah mati itu dibuang agar tidak busuk.

Beberapa hari kemudian air berubah menjadi hijau tanda bibit plankton

sudah ada. Masukkan air secara bertahap hingga mencapai tinggi 60- 80

cm. Pupuk buatan, seperti SP-36 sebanyak 20 g/m2 dapat diberikan

untuk mempercepat pertumbuhan pakan alami. Diamkan selama 5-7 hari

sampai wama air berubah menjadi hijau segar. Saat itu benih sudah siap

ditebar.

TABUR BENIH

Pilih benih sehat untuk ditebar. Ciri benih yang baik, gerakan renangnya

lincah, sisik mengkilap, bebas penyakit, dan ukuran seragam. Benih

kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan pakan dan ruang

gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh lebih cepat,

sementara yang kecil tetap kuntet. Ada beberapa jenis gurami yang

sudah dikembangkan, seperti paris, safir, merah, jepang, dan soang.

Setiap jenis memiliki kelebihan masing-masing. Yang perlu diperhatikan

asal benih. Usahakan jaraknya tidak jauh dengan lokasi supaya tidak

“mabuk” selama pengangkutan. Penebaran dilakukan pada pagi atau

Page 7: Persiapan ternak Gurami

sore hari. Saat itu cuaca redup sehingga penyesuaian berlangsung lebih

cepat dan menghindari benih stres. Secara perlahan-lahan kantung benih

dimasukkan ke air.  Biarkan beberapa saat agar suhu di kantung sama

dengan air kolam. Buka kantung lalu tuang ke air. Biarkan benih

berenang sendiri.

PERAWATAN BERTAHAP

Gurami yang dipelihara dari benih ukuran 2 cm sampai siap konsumsi

memerlukan waktu lama. Dengan segmentasi budidaya relatif lebih

cepat.Tahapan itu dimulai dan pembenihan, pendederan hingga

pembesaran.Setiap segmen dilakukan di kolam terpisah dan penanganan

berbeda.

a. Pembenihan

Pembenih hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm. 

Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan. sarang telur, dan

akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan.

Induk siap kawin dimasukkan ke kolam. Sarang dan ijuk untuk

melekatkan telur diletakkan di pinggir. Keesokan han dicek, jika sudah

berisi telur, angkat lalu dimasukkan ke akuarium. Sehari kemudian telur

sudah menetas. Larva belum diberi pakan, toh, persediaan pakan di

kantung telur (yolk sack) cukup selama 2 hari. Setelab cadangan

makanannya mulai menipis, kutu air atau artemia diberikan. Usahakan

pemberian tidak terlambat. Larva yang terlanjur kelaparan kondisinya

Page 8: Persiapan ternak Gurami

Iemah. Dua hari berikutnya barulah diberi cacing rambut. Biasanya

pertumbuhan ikan cepat setelah makan cacing rambut. Dalam waktu 30

hari sejak tetas benih sudah sebesar biji oyong (1 cm).  Dengan cara ini

kelulusan hidupnya mencapai 95%. Jika menginginkan benih agak

besar, perawatan di akuarium dilanjutkan kembali. Populasi dijarangkan

dengan cara memindahkan sebagian benih ke tempat lain. Pakan utama

tetap cacing rambut.  Sistem pemeliharaan dengan air mengalir.

Setelah 1 bulan diperoleh benih ukuran kuku (1-3 cm). Benih ini bias

dipanen dan siap ditebar ke kolam.

b. Pendederan

Pendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku

ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2

memerlukan benih sekitar 4.000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan debit

air 10 liter/menit. Seminggu atau 10 hari setelah tebar benih belum

diberi pakan buatan.  Di samping ukuran mulut belum mampu menelan

pelet, pakan alami yang tersedia di kolam sudah cukup. Pada hari ke-11

pelet baru boleh diberikan. Pelet yang diberikan mengandung 50%

protein. Kebutuhan pakan per hari dihitung menurut bobot ikan,

biasanya dipatok 1 %. Jumlah pakan yang diberikan kecil, tapi

frekuensinya diperbanyak. Yang umum 2-3 kali, ditingkatkan menjadi 6

kali. Perawatan sehari-hari selain memberi pakan, ikan selalu dikontrol

kesehatannya. Benih sebesar ini masih rentan serangan penyakit. 

Page 9: Persiapan ternak Gurami

Kualitas air yang masuk ke kolam selalu dicek. Bila lingkungan kolam

terlihat ada tanda-tanda berubah segera diberi tindakan pencegahan.

Ketika cuaca panas misalnya, suhu air akan meningkat. Sebelum ikan

stres sebaiknya volume air ditingkatkan. Sebaliknya, ketika suhu dingin

di musim hujan tinggi air dikurangi. Selain itu, pH air tak luput dan

perhatian. Saat penghujan biasanya pH air turun. Kondisi seperti itu bisa

mengundang kehadiran penyakit. Untuk menstabilkannya taburkan

garam secukupnya. Sampling berat ikan setiap bulan merupakan

kegiatan rutin. Dengan cara itu bisa diketahui pertumbuhan ikan.

Keseragaman ukuran sangat penting untuk menentukan jumlah pakan

yang diberikan. Karena itu perlu dilakukan sortir, ukuran yang tidak

standar dipindah ke kolam lain.

Pemeliharaan selama 45-60 hari menghasilkan benih sebesar dim/silet

atau 4-5cm. Benih bisa dipanen dan siap dijual. Bila tidak ada

permintaan benih, proses budidaya dilanjutkan lagi. Namun, kepadatan

ikan dikurangi menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan selama 60 hari

diperoleh benih ukuran wadah korek atau 7-8 cm.

c. Pembesaran

Tahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm. 

Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan

tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan

benih sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm dengan debit air yang masuk

ke kolam 15 20 liter/menit.

Page 10: Persiapan ternak Gurami

Pakan buatan per hari diberikan 1% dan bobot ikan. Frekuensi

pemberian 2-3 kali, pukul 07.00, 11.00, dan 13.00. Pelet yang digunakan

harus mengandung 25% protein. Pakan tambahan berupa daun sente.

Kebutuhan-nya per hari 10% dari bobot ikan diberikan sekali pada sore

hari, pukul 17.00.

Perawatan sehari-hari di tahap ini hampir sama dengan tahap

pendederan. Benih masih relatif rentan serangan penyakit dan mudah

stres bila ada gangguan atau perubahan lingkungan secara mendadak.

Untuk menghasilkan benih sebesar bungkus rokok atau 10-12 ekor per

kilo dibutuhkan waktu 75 -100 hari. Benih sebesar itu sudah bisa

dipanen dan dijual. Atau dipindah ke kolam lain untuk dibesarkan

hingga ukuran konsumsi.

Kolam pembesaran berukuran lebih besar. Ukuran kolam 500 m2 tidak

masalah. Yang penting kepadatan ikan dikurangi 10 ekor/m2. Tinggi air

dinaikkan menjadi 80 cm, debit air 20 liter/menit. Pakan buatan

diberikan 2 kali sehari., pukul 08.00 dan 13.00. Pelet harus mengandung

20%protein. Pakan tambahan daun sente cukup 10% dari bobot ikan

diberikan pada sore hari, pukul 16.00.

Benih sebesar itu sudah agak tahan serangan penyakit. Namun, perlu

diwaspadai kondisi lingkungan kolam. Perawatan dan pengontrolan

setiap hari dianggap perlu. Pemberian garam secukupnya rutin setiap

bulan untuk mencegah munculnya penyakit. Pembesaran ini

Page 11: Persiapan ternak Gurami

memerlukan waktu 90-100 hari untuk mendapatkan ikan ukuran

konsumsi, 500 g/ekor.

Ikan sebesar itu bisa dipanen dan siap dijual ke pasar atau restoran. Bila

belum ada order, ikan tetap dipelihara di kolam. Namun, pemberian

pakan tidak terlalu intensif.  Pelet bisa diberikan sekali pada pagi hari,

sore daun sente. Ini dilakukan agar pengeluaran tidak mcmbengkak.

PENYAKIT GURAMI

Penyakit merupakan masalah utama budidaya gurami. Kehadirannya

perlu diwaspadai, sebab serangannya bisa menyebabkan kematian

sehingga gagal panen. Penyebab yang kerap dijumpai seperti bakteri,

jamur, parasit, dan cacing.

Mereka muncul akibat lingkungan kolam yang kotor. Karena itu periu

dicermati kepadatan tebar kualitas air dan pakan berlebihan. Berikut

beberapa penyakit yang kerap ditemui di kolam.

Kutu ikan

Penyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan

cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan

mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak

langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya

buruk.

Page 12: Persiapan ternak Gurami

Cara pengendalian dengan mengeringkan kolam seusai panen sehingga

telur-telurnya mati. Ikan yang sudah terserang diobati. Caranya dengan

menaburkan garam sebanyak 10-15 kg/m3 ke kolam.

Usahakan saat pengobatan saluran masuk ditutup, air diturunkan 10-20

cm. Sehari kemudian air bisa ditambahkan. Atau ikan sakit direndam air

yang sudah dibubuhi garam sebanyak 10-15 gr/l selama 15 menit.

Cacing ikan

Penyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang

buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan

mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu.

Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di

permukaan air, dan terkadang berbaring dengan insang terbuka. 

Dactylogyrus lebih menyukai insang Gyrodactylus menyerang bagian

badan dan sirip.

Cara penanggulangannya dengan mengganti air dalam jumlah besar. 

Taburkan garam dapur 40 g/m3 ke kolam, lalu tutup saluran air selama

24 jam. Ikan sakit direndam kelarutan garam dapur sebanyak 40 mg/l

air.

Mata BELO

Gejala penyakit ini ditandai mata membengkak dan menonjol keluar dan

kelopaknya. Ikan yang terserang akan buta. Lama-kelamaan kondisi

tubuh lemah dan akhirnya mati. Penyebab penyakit ini diduga karena

virus/cacing. Serangan awal ditandai kondisi ikan lemah, nafsu makan

Page 13: Persiapan ternak Gurami

kurang, dan sering muncul ke permukaan. Saat itu bisa dilakukan

pengobatan dengan cara menaburkan garam 1 kg/m3. Saluran air

dihentikan selama 24 jam. Keesokan harinya baru diganti total. Cara lain

dengan memberikan antibiotik yang dicampur dengan pakan.  Selama

pengobatan air bisa diganti total. Biasanya pengobatan itu hanya

menyelamatkan ikan yang masih sehat. Ikan yang sudah mati diambil

lalu dibakar.

Jamur

Gejala awal serangan ditandai benang-benang halus mirip kapas

menempel pada tubuh yang terluka. Penyebabnya jamur Saprolegnia dan

Achyla. Dalam waktu relatif cepat jamur ini menyebar keseluruh ikan di

kolam. Jamur ini tidak menimbulkan kematian, tapi kondisi ikan lemah,

nafsu makan kurang.  dan akhirnya kurus. Lemahnya daya tahan tubuh

membuka peluang kehadiran penyakit lain.

Cara penanggulannya dengan memberi garam sebanyak 400 mg/m3.

Pada saat pengobatan saluran air dihentikan. Perlakuan itu diulang 3 kali

secara berurutan dan dilanjutkan setiap bulan. Ikan yang sakit direndam

dalam larutan garam 20 mg/l air atau malachyte oxalate 1 mg/l atau

dosis 0.1 – 0,5 mg/l selama 12-24 jam. Alternatif lain dengan merendam

ikan ke larutan formalin 200 ppm selama 2jam.

Page 14: Persiapan ternak Gurami

Bakteri

Penyebabnya Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini sering

dijumpai pada kolam yang tercemar bahan organik. Keduanya seringkali

ditemui di musim kemarau atau menjelang penghujan. Air kolam kurang

baik atau perbedaan suhu siang dan malam hari juga berperan

munculnya penyakit ini.

Gejala klinis dicirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar,

lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul borok. Dalam waktu

singkat kondisi ikan lemah. sering muncul ke permukaan, lalu mati. 

Serangan penyakit ini perlu diwaspadai sebab tak jarang berakibat

kematian massal.

Cara penanggulangannya dengan merendam ikan sakit ke larutan

oxytetracycline 2 5 mg/l air selama 24 jam. Perlakuan itu diulang 3 kali

secara berurutan. Ikan yang terinfeksi bisa direndam larutan malachite

green oxalat 0,5 mg/l selama 1 jam. Satu bulan kemudian ikan diberi

pakan yang mengandung oxytetracycline 60 mg/kg pakan selama 7 hari

berturut-turut.

Bercak putih

Parasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia

menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala

klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat.  Ikan

sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah

kekurangan oksigen. Ikan yang terserang direndam dengan larutan

Page 15: Persiapan ternak Gurami

formalin 25 mg/l ditambah malachite green oxalat 0,2 mg/l selama 24

jam.

PANEN

Panen merupakan akhir kegiatan budidaya. Keberhasilan usaha dapat

diketahui dari jumlah tonase atau pertumbuhan selama periode waktu

tertentu. Ada 2 cara panen, yaitu benih dan ukuran konsumsi.

Panen benih dilakukan dengan cara menurunkan air sampai ketinggian

tertentu. Aliran air diperkecil sampai tersisa di kowen (lubang kecil di

sudut kolam). Di atas kowen diberi dedaunan, seperti daun pepaya talas,

atau pisang agar benih merasa aman dan nyaman. Benih yang sudah

terkumpul ditangkap dengan saringan atau jaring mesh size kecil. Satu

per satu benih dimasukkan ke ember. Kemudian angkut ke tempat

penampungan sementara berupa hapa yang dipasang di kolam atau

saluran air.

Seleksi ukuran dan kesehatan ikan, lalu pindahkan ke wadah lain. 

Sebelum dikirim ke tempat tujuan sebaiknya benih dibera atau

dipuasakan selama 1hari. Panen ukuran konsumsi sebaiknya

menggunakan jaring. Cara ini lebih mudah dan ikan tidak rusak. Selama

proses pemanenan kolam tidak perlu dikeringkan. Air kolam cukup

dikurangi sesuai tinggi jaring.

Jaring direntangkan dan ujung kolam dan ditarik secara perlahan-lahan.

Prinsipnya untuk memperkecil ruang gerak ikan sampai terkumpul di

saiah satu sisi kolam. Masukkan beberapa lembar daun pisang kering

Page 16: Persiapan ternak Gurami

atau talas agar ikan merasa nyaman. Kemudian satu per satu ikan

ditangkap dengan hati-hati, lalu dimasukkan ke wadah penampungan.

Sebelum diangkut ikan sebaiknya dipuasakan selama 1- 2 hari.

PASCA PANEN

Pengangkutan gurami harus hati-hati. Tak jarang kasus ikan mati di

tempat tujuan akibat salah angkut, seperti kepadatan tinggi dan

dilakukan secara mendadak tanpa ada proses penyesuaian. Yang perlu

diperhatikan selama pengangkutan kondisi ikan harus segar.

Pengangkutan benih sampai ukuran 5 cm masih memerlukan oksigen.

Sebab, alat pernafasan tambahan (labirin) belum terbentuk sempurna.

Kepadatan benih disesuaikan ukuran dan lokasi pengiriman. Untuk

pengiriman jarak dekat (25 km) atau selama 1 jam, jumlah benih bisa

diperbanyak. Lain hal bila lokasi tujuan relatifjauh (100 km) sebaiknya

benih tidak terlalu padat. Masalah akan timbul jika gurami ukuran

konsumsi yang diangkut terlalu padat. Duri sirip atau tutup insang akan

saling melukai sehingga ikan menjadi stres, lalu mati.

Untuk mengurangi stres gerakan ikan diupayakan seminimal mungkin. 

Caranya dengan menurunkan suhu air atau obat bius, seperti

phenoxyethanol, dosis 0,15 mg/l air. Gurami dengan bobot 500-600 gr

dapat diangkut dengan kepadatan 15 ekor/ 10 liter air selama 6 jam.

Cara tradisional dengan wadah terbuka seperti jirigen, atau drum  khusus

yang diletakkan mendatar. Tinggi air mencapai 10-15 cm sehingga ikan

Page 17: Persiapan ternak Gurami

bisa menghirup udara. Pengangkutan dapat dilakukan  dengan kepadatan

tinggi 1 ekor/liter air.