Persiapan Operator Dan Staf

9
1. Persiapan Operator dan Staf Penentu keberhasilan rencana pengontrolan infeksi di bedah mulut adalah dokter gigi. Tindakan kontrol infeksi yang rutin yang dibuat untuk membatasi atau mengurangi kontaminasi silang adalah cerminan langsung dari sikap dokter gigi. Tingkat kinerja pengontrolan infeksi pada praktek gigi jarang melebihi sikap yang diperlihatkan oleh setiap praktisi. Dokter bedah dental harus menyiapkan dirinya untuk prosedur pembedahan dalam ruang operasi sama dengan cara dokter bedah umum menyiapkan dirinya untuk bekerja. Walaupun tidak mungkin untuk mensterilkan rongga mulut, ritual teknik steril sangat penting dalam meminimalisir kemungkinan masuknya organisme patogen ke dalam luka bedah. Selain itu, keistimewaannya adalah untuk membantu menyediakan kenyamanan dan perlindungan pada dokter bedah mulut. Tindakan kontrol infeksi yang rutin yang dibuat untuk membatasi atau mengurangi kontaminasi silang ialah cerminan langsung dari sikap dokter gigi. Tindakan bedah merupakan tindakan yang berbahaya dan mengancam jiwa pasien, sehingga operator dan staffnya dituntut untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai, sehat fisik dan psikis, mental yang kuat, tidak cepat gugup dan panik.

description

OS

Transcript of Persiapan Operator Dan Staf

1. Persiapan Operator dan StafPenentu keberhasilan rencana pengontrolan infeksi di bedah mulut adalah dokter gigi. Tindakan kontrol infeksi yang rutin yang dibuat untuk membatasi atau mengurangi kontaminasi silang adalah cerminan langsung dari sikap dokter gigi. Tingkat kinerja pengontrolan infeksi pada praktek gigi jarang melebihi sikap yang diperlihatkan oleh setiap praktisi.Dokter bedah dental harus menyiapkan dirinya untuk prosedur pembedahan dalam ruang operasi sama dengan cara dokter bedah umum menyiapkan dirinya untuk bekerja. Walaupun tidak mungkin untuk mensterilkan rongga mulut, ritual teknik steril sangat penting dalam meminimalisir kemungkinan masuknya organisme patogen ke dalam luka bedah. Selain itu, keistimewaannya adalah untuk membantu menyediakan kenyamanan dan perlindungan pada dokter bedah mulut. Tindakan kontrol infeksi yang rutin yang dibuat untuk membatasi atau mengurangi kontaminasi silang ialah cerminan langsung dari sikap dokter gigi. Tindakan bedah merupakan tindakan yang berbahaya dan mengancam jiwa pasien, sehingga operator dan staffnya dituntut untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai, sehat fisik dan psikis, mental yang kuat, tidak cepat gugup dan panik.Persiapan Prabedah untuk Operator dan Staff meliputi :1.1. Pakaian klinikOperator dan masing-masing asistennya, memakai pakaian katun bersih yang terdiri dari celana panjang dan baju. Dipilih yang lengannya tidak melebihi siku sehingga memungkinkan tangan dicuci hingga ke siku. Apabila pembedahan yang dilakukan kemungkinan menyebabkan darah atau saliva mengotori pakaian, maka dapat digunakan baju dengan lengan panjang, baik yang dapat digunakan ulang, atau lebih baik lagi bila digunakan yang dispossable. Apabila dipakai baju yang digunakan ulang, maka sesudah dipakai harus dicuci dengan air panas dan detergen. Pakaian klinik harus diganti setiap hari apabila tercemar oleh darah. Pakaian katun dipilih karena tidak menghasilkan percikan dari elektrik statis yang dapat berkembang ketika pakaian nylon atau wool dikenakan. Percikan elektrik statis dapat menyebabkan ledakan tragis pada ruang operasi. Pakaian bersih ini menyediakan kenyamanan untuk operator, dan melindungi pakaian dokter dari kerusakan.

Selanjutnya, sebagai tambahan, operator dapat mengenakan sepasang sepatu atau boots konduktif ( penghantar ) disposable. Saat ini peralatan Rumah Sakit yang baik memiliki lantai ruang operasi kondiktif khusus untuk mencegah ledakan atau letupan dan seluruh personel harus menggunakan sol sepatu konduktif atau boots konduktif khusus yang menutupi seluruh sepatu jalanan. Hal ini mencegah elektrik statis, yang dapat menghasilkan sebuah percikan.

1.2. Persiapan Tangan dan LenganPencucian tangan yaitu menggosok, mengawali teknik asepsis/sterilisasi, digunakan pada bedah mulut. Pemakaian sabun anti kuman harus sesuai dengan rekomendasi pabriknya. Biasanya diperlukan paling tidak penggosokan 5-6 menit menggunakan sikat disposable/ yang sudah diautoklaf, baik yang sederhana atau yang berisi sabun. Untuk prosedur non bedah, sabun biasa sudah dianggap cukup layak oleh CDC (Centre for Disease Control). Alternatif lain ialah mencuci tangan dengan sabun antikuman (chlorhexidine gluconat 4%) selama satu menit. Sesudah itu dilap dengan handuk kertas secara hati-hati. Jangan gunakan lap kertas multifungsi. Handuk steril yang disposable bisa digunakan, tetapi untuk pemakaian harian di rumah sakit, lap kertas biasa sudah dianggap cukup. Gulung lengan sampai diatas siku. Lepaskan seluruh perhiasan dan jam tangan. Kuku harus pendek dan halus. Alirkan air dari watafel sampai suhu yang diinginkan. Cuci tangan dan lengan bawah dengan seksama, dan bersihkan kuku jari dengan orangewood stick. Dimulai dengan menggosok telapak tangan, gosok telapak tangan dalam tiga bagian : dari kelingking ke ibu jari gosok seluruh empat permukaan tiap jari; kemudian balik tangan dan gosok buku-buku jari, punggung masing- masing jari dan telapak tangan sampai pergelangan; kemudian sikat lengan dan siku. Setelah menggosok satu tangan dan lengan, lakukan prosedur yang sama untuk tangan yang lain. Bilas tangan dan lengan, secara seksama dari ujung jari sampai siku. Bilas sikat. Matikan air dan singkirkan sikat. Berjalanlah ke ruang operasi, angkat tangan keatas, dan perawat akan menyediakan handuk kering. Tangan dan lengan dikeringkan dengan handuk bersih, dan tiap anggota dari timbedah memakai jubah steril. Tangan diberikan bedak steril oleh suster sebelum menggunakan sarung tangan steril.. Dari poin ini operator dan semua personel steril harus peduli bahwa lingkungan dibawah bidang operasi dipertimbangkan kontaminasinya.

1.3. Triad barrierUntuk membatasi kontaminasi silang pada dokter gigi, staf dan pasiennya, maka digunakan triad barrier yaitu masker, sarung tangan dan kacamata pelindung. Sarung tangan uji disposable yang non steril bisa digunakan untuk kebanyakan prosedur bedah mulut. Apabila sterilitas sangat diperlukan, misalnya pemasangan implan atau bahan aloplastik untuk menambah linggir (ridge), dapat digunakan sarung tangan steril. Kekurangan sarung tangan uji ialah bahwa hanya mempunyai satu ukuran saja atau berukuran S, M, L yang membatasi akurasi pemakaian dengan tepat. Juga agak sedikit tebal dibandingkan sarung tangan bedah, sehingga mengurangi sensasi taktil pada tangan. Meski demikian, keuntungan utamanya ialah harganya yang murah. Teknik aseptic yang sempurna mengharuskan sarung tangan dipasang tanpa menyentuh permukaan luar dengan tangan

Masker dapat dengan mudah dibeli di toko. Masker dengan tali lebih mudah digunakan untuk jangka panjang daripada yang menggunakan elastik. Keuntungan masker elastik ialah dapat dilepas dengan cepat dan mudah bila ingin dibuka sewaktu-waktu. Seperti halnya sarung tangan, masker harus diganti setiap kali ganti pasien.

Kacamata pelindung yang terbuat dari plastic dan ringan melengkapi triad barier tersebut. Perlindungan mata dari saliva, mikroorganisme, aerosol, dan debris sangat diperlukan untuk operator maupun asistennya. Operator juga dianjurkan mengenakan topi bedah untuk menutupi dan melindungi rambu dari mikrorganisme, darah, dan sebagainya. Urutan pemakaian perlengkapan operator dimulai dari masker, topi, kacamata, baju dan sarung tangan.

1.4. ImunisasiPelindung yang paling mudah digunakan dan yang paling jarang digunakan sebagai sumber perlindungan untuk dokter gigi dan staf adalah imunisasi, misalnya Heptavax-B untuk perlindungan terhadap hepatitis B. Sewaktu pertama kali dikenalkan, ketakutan tanpa dasar terhadap AIDS menjadikan tindakan perlindungan yang sangat berharga ini kurang dihargai selayaknya. Recombivax-HB, suatu vaksin genetic (bukan dari darah) sekarang ini juga boleh diberikan. CDC sangat menganjurkan agar personel gigi diimunisasi Hepatitis B. Vaksinasi bukan berarti bahwa kita dapat melonggarkan prinsip-prinsip disinfeksi dan sterilisasi.

Fragiskos, F.D.2007. Oral Surgery. Berlin: Springer.Moore, U.J. 2001. Principles of Oral and Maxillofacial Surgery 5th Edition. London: Blackwell Science.