Persiapan Operasi.pdf

download Persiapan Operasi.pdf

of 20

Transcript of Persiapan Operasi.pdf

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    1/20

    Universitas Gadjah Mada 1

    BAB I

    PERSIAPAN OPERASI

    Oleh

    Hartiningsih

    Pada dasarnya dalam pelaksanaan operasi pada hewan jugs diperlukan suatu usaha

    yang dapat melindungi luka dari kontaminasi dan infeksi bakteri sebagaimana manusia.

    Sumber kontaminasi bakteri dapat berasal dari pasien, lingkungan (udara, ruang dan fasilitas

    yang tersedia untuk keperluan operasi), bahan dan alat-alat operasi, serta anggota team

    operasi. Untuk melindungi dan atau untuk mencegah agar luka tidak terkontaminasi atau

    terinfeksi bakteri sehingga luka operasi yang dibuat diharapkan dapat mengalami

    kesembuhan primer, diperlukan usaha yang dapat menghalangi masuknya organisme

    pengganggu antara lain dengan cara melakukan operasi di dalam operasi yang memadai,

    sterilitas peralatan, bahan dan perlengkapan operasi, persiapan operator, pembantu

    operator dan orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan operasi, serta pasien sesuai

    dengan prosedur yang aseptik.

    Ruang Operasi

    Ruang yang digunakan untuk operasi harus terang, berdinding, lantai dan langit-

    langit yang bersih, sirkulasi udara minimal, dan jendela yang selalu tetap tertutup. Ruang

    operasi hanya difungsikan sebagai tempat operasi, tidak menjadi tempat lalu lalang dan

    orang yang tidak terlibat dalam pelaksanaan operasi tidak diperbolehkan memasuki ruang

    operasi. Ruang operasi sebaiknya terletak berdekatan dengan ruang pencukuran pasien.

    Alat dan Bahan Operasi

    Alat OperasiBeberapa hal yang perlu diperhatikan selama penggunaan alat-alat operasi adalah

    jenis. jumlah, kebersihan atau sterilitas, tata letak dan kondisi alat. Alat-alat operasi yang

    dipergunakan harus dipertahankan sterilitasnya sampai pelaksanaan operasi selesai dan

    segera dibersihkan setelah selesai digunakan.

    Scalpel

    Scalpel merupakan slat untuk mengiris jaringan yang terdiri dari batang scalpel dan

    pisau scalpel (blade). Pada awalnya antara batang dan pisau melekat menjadi satu, namun

    sekarang banyak tersedia bermacam-macam pisau scalpel yang dapat dilepas dari

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    2/20

    Universitas Gadjah Mada 2

    batangnya (disposible blade). Scalpel model Bard-Parker baik batang maupun pisaunya

    mempunyai beberapa model, bentuk dan ukuran yang bermacam-macam (Gambar-1),

    namun scalpel yang biasa digunakan adalah batang nomor 3 dan pisau nomor 10.

    Penggunaan scalpel untuk mengiris jaringan harus diusahakan agar trauma yang

    ditimbulkan seminimal mungkin. Untuk memudahkan pengirisan, jaringan yang akan diiris

    harus difiksir menyilang dengan arah irisan. lrisan harus tunggal, dan tidak boleh diulang-

    ulang karena di samping tidak efisien juga menyebabkan tepi irisan seperti digergaji.

    Cara memegang scalpel (Gambar 2)

    Agar dapat menghasilkan irisan yang baik, scalpel harus dipegang erat-erat, batang

    scalpel harus membentuk sudut 30-40 dari garis irisan yang akan dibuat. Ibu jari

    ditempatkan di sebelah lateral batang scalpel, jari tengah dan jari manis ditempatkan di

    sebelah lateral dan ventral batang scalpel, sedangkan jari telunjuk ditempatkan dipunggung

    pisau scalpel untuk mengendalikan arah irisan dan memperkirakan dalamnya irisan.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    3/20

    Universitas Gadjah Mada 3

    Gunting

    Berdasar fungsinya gunting dibagi 3 yaitu gunting operasi, gunting benang (untuk

    memotong benang dan untuk mengambil benang), dan gunting pembalut.

    Gunting operasi :Alat untuk memotong jaringan

    Berdasarkan ujungnya (tumpul-tumpul, tajam-tajam dan tajam tumpul)

    Berdasarkan bentuknya (lurus dan bengkok)Berdasar tepi ketajamannya (rata dan bergerigi)

    Gunting operasi tidak boleh digunakan untuk memotong benang meskipun

    pemotongan dilakukan pada bagian distal gunting. Model gunting banyak jenisnya, tetapi

    yang paling disukai adalah Mayo, Metzenbaum, dan Sustrunk. Model Metzenbaum lebih tipis

    dan hanya digunakan untuk operasi jaringan padat. Gunting operasi disamping untuk

    menggunting jaringan juga dapat untuk preparasi tumpul.

    Gunting benang

    Gunting untuk benang biasanya pendek, lebih berat, bladenya mempunyai sisi

    ketajaman yang bergerigi. Fungsinya untuk memotong benang (katun, sutera, nilon, dan

    stainless steel).

    Gunting untuk mengambil benang operasi biasanya lebih ringan, tajam, ujungnya

    tipis, dan di dekat ujung gunting dari salah satu blade (di bagian ketajaman) terdapat lekukan

    ke dalam yang berfungsi untuk mengangkat benang operasi yang diambil/dihilangkan dari

    jaringan.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    4/20

    Universitas Gadjah Mada 4

    Gunting pembalut

    Pada blade yang lebih pendek mempunyai ujung tumpul, sedangkan blade yang lain

    lebih panjang karena di bagian ujungnya diperlengkapi dengan suatu kepingan bulat pipih

    dan terletak mendatar. Bagian ujung yang mendatar apabila disisipkan ke dalam pembalut

    tidak akan membahayakan karena tidak akan melukai kulit.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    5/20

    Universitas Gadjah Mada 5

    Hemostatic forceps

    Hemostatik forceps merupakan alat yang digunakan untuk menjepit pembuluh darah

    yang terpotong. Forcpes tersebut dilengkapi box lock, mempunyai alur transversal pada sisi

    dalam tips (batang penjepit). Alur tranversal ada yang hanya sebagian dariujung sampai

    tengah, dan dari ujung sampai distal tips. Berdasar bentuk batangnya hemostatik forceps

    ada 2 yaitu lurus dan bengkok., dan berdasar pola alur dibagi 5

    a. Rochester-pean (alur transversal dari ujung sampai pangkal) untuk

    menjepit pembuluh darah besar dan jaringan

    b. Ochsner (alur seperti Rochester-pean forceps tetapi ujungnya bergigi). Fungsi

    gigi untuk mencegah terjadinya slip ketika digunakan untuk menjepit pembuluh

    darah besar dan jaringan.

    c. Carmalt (alur memanjang dari pangkal sampai mendekati ujung, tetapi di bagian

    ujungnya beralur transversal). Alur transversal di ujung berfungsi untuk

    memudahkan melepas forceps setelah digunakan.

    d. Kelly (alur transversal dari tengah sampai ujung distal) untuk menjepit pembuluh

    darah kecil.

    e. Mosquito (alur transversal dari pangkal sampai ujung distal) untuk

    menjepit pembuluh darah kecil.

    Tissue forceps

    Allis Tissue-forceps

    Allis forceps merupakan alat untuk menjepit jaringan/organ tidak berlumen,

    mempunyai kekuatan menjepit maksimal tetapi hanya menimbulkan trauma jaringan

    minimal. Jaringan yang kontak dengan Allis forceps hanya sedikit dan posisi bagian jaringan

    yang dijepit dengan Allis forceps saling tegak lurus.

    Bubcock tissue forceps

    Bubcock tissue forceps merupakan forceps yang dirancang serupa dengan Allisforceps, tidak boleh digunakan untuk menjepit atau memegang organ viscera atau organ

    berlumen karena dapat menyebabkan trauma jaringan.

    Vulsellum forceps

    Vulsellum forceps merupakan forceps yang mempunyai ujung penjepit runcing

    sehingga kemampuan untuk memegang jaringan lebih kuat dan trauma jaringan yang

    ditimbulkan juga lebih berat.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    6/20

    Universitas Gadjah Mada 6

    Duval dan Lovelace lung-grasping forceps

    Forceps yang berfungsi untuk menjepit paru-paru. Ujung forceps berbentuk segitiga,

    ujung jepitan cukup lembut sehingga tidak menimbulkan trauma pada paruparu.

    Alligator forceps

    Alligator forceps merupakan forceps yang di bagian ujung tipsnya terdapat engsel

    dan berfungsi untuk membuka dan menutup ujung forceps. Karena strukturnya yang unik

    maka forceps dapat disisipkan melalui celah yang sempit untuk menjepit jaringan yang

    terletak di dalam ( suatu hal yang tidak mungkin dilakukan apabila digunakan forceps lain,

    karena forceps lain umumnya mempunyai engsel di bagian sentral/tengah).

    Serrefine forceps

    Suatu forceps yang berfungsi untuk hemostatik selama nefrotomi, digunakan secara

    temporer untuk menghentikan aliran darah pada pembuluh darah yang berukuran medium.

    Tipsnya mendatar, permukaan sebelah dalam bergerigi dan bagian luarnya berbentuk

    konveks.

    Tissue forceps (pinset)

    Tissue forceps merupakan alat yang berfungsi untuk memegang jaringan pada waktu

    operasi dan waktu menjahit tepi luka, juga untuk memegang jarum jahit waktu menjahit tepi

    luka. Berdasar bentuk ujungnya pinset dibagi 2 yaitu

    a. Pinset anatomis (ujung tidak bergigi) merupakan pinset yang berfungsi

    untuk memegang jaringan atau organ dalam, dan organ berlumen.

    b. Pinset chirurgis atau pinset bedah (ujung bergigi) merupakan pinset yang terutama

    berfungsi untuk memegang kulit dan jaringan lain, kecuali organ dalam dan organ

    berlumen.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    7/20

    Universitas Gadjah Mada 7

    Needle Holder

    Merupakan forceps yang berfungsi untuk memegang jarum, bentuknya menyerupai

    hemostatik forceps tetapi tips pemegang jarum lebih pendek, lebih berat dan mempunyai

    alur dengan pola menyilang, namun kebanyakan pemegang jarum mempunyai pola alur

    memanjang, hal ini dimaksudkan untuk membantu memperkuat dalam menjepit jarum.

    Macam Needle Holder antara lain mayo-heegar (panjang), Metzembaum (panjang) dan Derf-

    needle holder (pendek).

    Towel clamp/duk klem

    Towel clamp merupakan forceps yang berfungsi untuk menjepit duk/drapes dan

    handuk pada kulit pasien supaya posisi drapes dan handuk tidak bergeser. Dalam

    menjepitkan klem pada kulit sebaiknya diusahakan agar kulit yang dijepit sesedikit mungkin.

    kiem ditempatkan pada ke empat sudut drapes dengan posisi tengkurap (bagian yang

    cekung ditempelkan kulit/drapes), dan membentuk sudut 45 dengan jaringan yang akan

    diiris. Ada 2 macam towel clips yaitu Plain Backhaus towel clamps dan Backhaus towel

    clamps with ball stop.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    8/20

    Universitas Gadjah Mada 8

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    9/20

    Universitas Gadjah Mada 9

    Needle (jarum jahit)

    Jarum jahit yang baik mempunyai sifat sebagai berikut cukup kuat, kaku, meskipun

    tidak mudah bengkok tetapi cukup fleksibel (jaum mampu membengkok atau akan menjadi

    bengkok dahulu sebelum patah), cukup tajam untuk menembus jaringan, bersih, terbuat dari

    stainlaess staeel yang tahan terhadap korosif, dan permukaannya halus.

    Berdasar lubang/mata jarum, jarum jahit dibedakan menjadi a). Jarum dengan lubang atau

    mata jarum tertutup (lubang jarum berbentuk bulat, bujur atau segiempat), b). lubang jarum

    French (pada ujung jarum terdapat celah dari bagian sisi dalam lubang), c). lubang jarum

    swaged. Lubang jarum swage mempunyai kemampuan untuk memprotek ujung benang jahit

    sedemikian rupa sehingga dapat mencegah lepasnya benang selama digunakan untuk

    menjahit. Benang yang digunakan hanya mempunyai yang mempunyai ukuran sama dengan

    atau mendekati diameter lubang jarum. Karena posisi benang pada lubang jarum sangat

    smooth maka ketika jarum ditusukkan dan dilewatkan di dalam jaringan hanya menimbulkan

    trauma jaringan yang sangat ringan, minimal.

    Body atau batang jarum jahit juga bevariasi besar, panjang, dan bentuknya. Batang

    jarum ada yang berbentuk bulat, oval, datar, sudut (segitiga, atau ribbed. Batang jarum

    bentuk bulat atau oval biasanya mempunyai diameter lebih besar di bagian lubang atau mata

    jarumnya yang kemudian diameter tersebut semakin mengecil di bagian ujung (lancipnya).

    Batang jarum datar atau segitiga dapat memotong jaringan atau mengiris jaringan. Bentuk

    jarum juga ada yang lurus, bengkok atau lengkung dengan sudut kelengkungan 1/4,3/8,1/2,

    atau 5/8 lingkaran, dan 1/2 lengkung. Jarum yang lengkung akan memudahkan dalam

    menjahit jaringan dalam atau yang tebal (terutama jarum lengkung 1/2, atau 5/8 lingkaran),

    sedangkan jarum lurus atau 1/2 lengkung biasanya digunakan untuk menjahit jaringan

    superficial terutama kulit. Untuk memudahkan dalam menggunakan jarum jahit umumnya

    jarum dijepit dengan needle holder di bagian tengah jarum, dan tidak berdekatan dengan

    lubang atau ujung jarum. Ujung jarum sebaiknya tidak dipegang dengan needle holder atau

    tangan yang bersarung tangan.

    Ujung jarum umumnya diklasifikasikan sebagai berikut : 1). Taper (untuk menjahitjaringan lunak, organ berlumen dalam rongga dada dan rongga abdomen, pembuluh darah,

    tendo, syaraf), 2). tumpul (jarang digunakan kecuali untuk menjahit hepar dan ginjal),

    segitiga, cutting (mempunyai tepi tajam, biasanya digunakan untuk menjahit jaringan padat,

    kulit, fascia).

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    10/20

    Universitas Gadjah Mada 10

    Bahan operasi

    (duk, tampon, benang, dll)

    Duk/drapes

    Untuk bahan duk dapat digunakan kain sejenis katun (oxford), biasanya dipilih warna

    yang tidak menyilaukan mats seperti warna hijau, abu-abu, atau biru. Duk mempunyai

    ukuran standar lebar 36 inchi dan panjang 60 inchi. Untuk keperluan operasi besar biasanya

    digunakan 4 duk, sedangkan untuk operasi sederhana digunakan satu duk bercelah di

    bagian tengahnya (ukuran celah bervariasi dari 1x2, 1,5x3,5, dan 2x5,5). Selain dari kain,

    bahan duk dapat berasal dari karet atau plastik, namun karena sering menimbulkan

    masalah ketika mensterilkan maka biasanya digunakan duk plastik disposibel, dan hanya

    digunakan untuk draping tempat operasi tertentu, misalnya di bagian abdomen.

    Benang operasi

    Benang operasi berfungsi untuk mempertautkan tepi luka dan ligasi pembuluh

    darah. Sifat benang operasi yang ideal antara lain tidak menimbulkan reaksi jaringan atau

    reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal, mudah dalam perawatan dan penggunaannya,

    monofilamen atau nonkapiler, mudah disterilisasi, tidak mudah putus meskipun berukuran

    kecii, simpul tidak mudah kendor/lepas, tidak mengiris jaringan, sisa benang setelah terlarut

    tidak berbahaya bagi tubuh, dan ekonomis. Pemilihan benang untuk menjahit tepi luka irisan

    umumnya didasarkan pada jaringan yang akan dijahit, laju recovery jaringan yang terluka

    (kondisi luka), dan kekuatan benang (mengenal sifat bahan benang).

    Selama 3-4 hari setelah luka irisan dijahit, pertautan tepi luka sepenuhnya masih

    tergantung pada benang yang digunakan untuk menjahit, karena jaringan fibroblas tidak

    akan mencapai perkembangan maksimumnya sampai hari 10-14. Dalam memilih benang

    untuk menjahit luka yang perlu dipertimbangkan adalah 1). kemampuan jaringan untuk

    menahan benang sehingga jaringan tersebut tidak robek akibat teriris benang yang

    digunakan untuk menjahit, dan 2). kekuatan tarikan benang untuk menahan jaringan

    (benang tidak putus). Sebagai contoh jaringan lunak, kulit dan fascia mempunyaikemampuan menahan benang paling besar, sedangkan lemak kemampuannya minimal.

    Muskulus mempunyai kekuatan menahan tarikan benang yang lebih besar apabila jahitan

    ditempatkan dalam posisi berseberangan dengan alur serabut muskulus, dan kekuatannya

    berkurang apabila dijahit search dengan alur serabut muskulus.

    Sifat benang operasi yang ideal antara lain tidak menimbulkan reaksi jaringan atau

    reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal, mudah dalam perawatan dan penggunaannya,

    monofilamen atau nonkapiler, mudah disterilisasi, tidak mudah putus meskipun berukuran

    kecil, simpul tidak mudah kendor/lepas, tidak mengiris jaringan, sisa benang setelah terlaruttidak berbahaya bagi tubuh, dan ekonomis. Sampai sekarang benang operasi yang ideal

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    11/20

    Universitas Gadjah Mada 11

    seperti tersebut di atas belum ada, oleh karena itu penggunaan benang umumnya

    didasarkan pada jaringan yang akan dija hit, laju recovery jaringan yang terluka (kondisi

    luka), dan mengenal sifat bahan benang (terutama untuk mengetahui kekuatan benang).

    Ada 2 macam benang operasi yaitu benang diserap dan tidak diserap.

    Benang diserap biasanya berasal dari hewan (catgut, kolage, tendo kanguru dan serabut

    fascia), dan sintetis (asam poliglikolik, asam poliglatik, dan poldioksanon). Benang diserap

    didigesti dan diasimilasi oleh tubuh selama dan setelah proses kesembuhan. Benang

    tersebut didegradasi makrofag ketika kesembuhan berlangsung.

    Catgut.

    Diameter benang mulai dari 6/0 sampai dengan 3. Benang catgut berasal dari

    lapisan submukosa usus domba atau lapisan serosa usus saps yang dimurnikan dan

    disterilisasi. Catgut diklasifikasikan berdasar derajad chromichisasi. Ada 4 macam catgut

    yaitu : catgut type (catgut plain atau tanpa chromichisasi), catgut type B (mild chromic

    treatment), catgut type C (medium chromic treatment), dan catgut type D (extra chromic

    treatment). Adapun maksud pemrosesan dengan asam chromic tersebut adalah untuk

    memperlama waktu penyerapan dan menurunkan intensitas reaksi jaringan terhadap catgut.

    Catgut type A diserap dalam 3-7 hari, type B dalam 20 hari, dan type D dalam 40 hari. Laju

    penyerapan benang catgut selain ditentukan oleh derajad chromichisasi, juga tergantung

    pada kondisi jaringan (normal, terinfeksi, banyak cairan), macam jaringan yang dijahit, dan

    kondisi pasien. Penggunaan benang catgut pada luka terinfeksi dapat mempercepat proses

    supurasi dan benang akan diserap lebih awal, demikian juga jika digunakan dalam jaringan

    yang mempunyai suplai darah melimpah. Benang chromic type C apabila digunakan untuk

    menjahit otot seran lintang dapat tetap utuh dalam waktu 10-20 hari, tetapi jika kondisi

    lingkungan tidak normal maka benang diserap dalam wakltu 6-10 hari. Benang catgut dalam

    kondisi kering mempunyai days regang yang lebih besar dibandingkan dengan katun dan

    sutera, namun kekuatannya berkurang lebih cepat ketika berada di dalam jaringan. Benang

    juga akan lebih cepat diserap jika pasien sensitif terhadap benang. Benang catgut chromikumumnya digunakan untuk menjahit :

    1. lapisan mukosa traktus gastrointestinal, vesika urinaria, kandung empedu

    2. jaringan parenkim hepar dan kelenjar mamaria

    Kelebihan benang catgut

    1. tensile strengt cukup (cukup ulet) dan diserap

    2. ditolerir jaringan

    3. elastis

    4. lebih mudah dihandle dibanding benang lain

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    12/20

    Universitas Gadjah Mada 12

    Kekurangan benang catgut :

    1. beberapa hewan sensitif terhadap catgut

    2. harganya mahal dan tidak dapat disteril ulang

    3. bersifat kapiler

    4. sering menimbulkan reaksi peradangan yang disertai eksudat serous sehingga

    dapat menjadi media perkembangan biakan bkteri

    Benang kolagen.

    Terbuat dari tendo sapi, mempunyai ukuran seragam, manfaatnya sebaik catgut

    tetapi reaksi jaringan yang ditimbulkan lebih ringan dari pada catgut.

    Benang tidak diserap

    Benang tidak diserap dapat digunakan untuk menjahit jaringan/organ dalam dengan

    hasil yang baik karena sebagai benda asing benang tersebut akan terkapsulasi. Oleh karena

    itu apabila digunakan untuk menjahit jaringan/organ dalam sebaiknya dipilih benang yang

    berukuran kecil, model jahitan interupted dan simpul sederhana.

    Macam benang tidak diserap :

    1. logam (tantalum, stainless steel)

    2. Serat alam sutera, katun, dan linen)

    3. sintetis (nilon, polimer caprolactum, serat poliester, polietilen dan polipropilen)

    Benang tidak diserap mempunyai sifat sbb :

    1. tahan terhadap degradasi dan akan tetap berada di dalam jaringan sampai

    benang diambil. Jika tidak diambil akan terbentuk kapsul dan tetap sebagai

    benda asing,

    2. tidak mudah putus3. reaksi jaringan minimal

    4. ada yang bersifat kapiler ( multifilamen) dan nonkapiler (monofilamen)

    Benang tidak diserap multifilamen mempunyai sifat sbb :

    1. kapiler, cenderung membantu penyebaran bakteri

    2. reaksi jaringan lebih besar dari pada monofilamen

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    13/20

    Universitas Gadjah Mada 13

    Benang tidak diserap monofilamen mempunyai sifat sbb :

    1. nonkapiler, tidak menyerap cairan dan tidak dan menyebarkan kontaminan

    2. mudah disterilkan

    3. lebih sulit dihandle

    4. simpul kurang stabil, mudah kendor sehingga jahitan sering lepas

    Benang sutera

    Benang sutera dibuat dari larva ulat sutera. dihilangkan getah dan lilin alaminya

    kemudian dipintal dan dicelum dalam larutan perwarna. Benang sutera tersedia dalam

    ukuran 9-0 sampai 5, mempunyai kekuatan yang cukup moderat dalam menahan daya

    regang jaringan, dalam 2 minggu kekuatannya berkurang 30%, dalam 1 bulan berkurang

    60%, dan dalam 6-12 bulan hampir seluruh kekuatannya hilang. Namun kekuatan benang

    akan cepat hilang apabila digunakan dalam lingkungan yang banyak mengandung cairan.

    Benang sutera juga dapat digunakan untuk menjahit jaringan atau organ dalam, dan

    penggunaannya akan berhasil balk (terkapsulasi) jika digunakan untuk menjahit jaringan

    steril. Penggunaannya untuk menjahit jaringan/organ dalam kadang-kadang menimbulkan

    granulasi atau kista. Kista tersebut dapat pecah atau membentuk fistula, dan luka tidak akan

    sembuh sampai benang diambil. Reaksi tersebut umumnya akibat efek iritasi dan substansi

    yang digunakan dalam pemrosesan benang (pewarna, parafin/lilin, atau minyak).

    Benang sutera dapat digunakan untuk menjahit jaringan cardiovaskuler,

    opthalmicus, gastrointestinal. vesika urinaria. Jika digunakan untuk menjahit organ berlumen

    (gastrium, intestinum, dan vesika urinaria) sebaiknya simpul jahitan tidak ditempatkan di

    dalam rongga organ berlumen, karena di dalam lumen gastrium dan intestinum dapat

    menyebabkan ulcerasi, dan jika ditempatkan di dalam rongga vesika urinaria dapat berperan

    sebagai nidus kalkuli urinarius.

    Benang katun

    Benang katun dibuat dari bahan kapas, mempunyai ukuran 5-0 sampai 2. Kelebihanbenang katun adalah ditolerir jaringan, iritasi yang ditimbulkan lebih ringan dibanding benang

    sutera, linen dan catgut, harganya murah, mudah disterilisasi, lembut, mudah dihandle, dan

    simpulnya tidak mudah lepas. Kekurangannya adalah bersifat kapiler, dibanding benang

    tidak diserap lainnya benang katun lebih sulit di handle, tensile strengt lebih rendah, dan

    mudah lengket pada sarung tangan yang basah. Seperti benang sutera, benang katun jugs

    dapat menyebabkan terbentuknya sinuses, fitstula dan pustula.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    14/20

    Universitas Gadjah Mada 14

    Benang linen

    Kelebihan benang linen adalah mempunyai tensile strengt tinggi, simpulnya aman,

    reaksi jaringan lebih ringan dibanding sutera atau katun, dan dapat digunakan untuk ligasi

    pembuluh darah (tidak dianjurkan untuk digunakan ligasi dalam kavum abdomen, dapat

    menyebabkan fistula antara rongga peritoneum dan kulit). Kekurangan benang linen adalah

    bersifat kapiler, permukaannya kasar oleh karena itu lebih sulit menembus jaringan.

    Benang sintetis

    Benang tidak diserap sintetis adalah benang nilon, polimer caprolactum, serabut poliester,

    polietilen, dan polipropilen. Benang tidak diserap sintetis monofilamen tidak bersifat kapiler,

    reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal, mempunyai tensile strengt tinggi (ulet), beberapa

    jenis benang sintetis bersifat elastis sehingga mampu menyesuaikan dengan jaringan yang

    membengkak. Kekurangan benang sintetis adalah benang cenderung kaku. dan simpul

    mudah kendpr atau lepas.

    Nilon

    Benang nilon adalah poliamid polimer, bersifat monofilamen, nonkapiler, elastis,

    permukannya halus, reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal (lebih ringan dari sutera),

    mempunyai tensile strengt tinggi dan lebih ulet dari sutera, mudah dihandle (meskipun

    sedikit lebih sulit dihandle dari pada benang tidak diserap lainnya, kecuali stainless steel),

    paling sering digunakan untuk menjahit kulit Kekurangan benang nilon adalah simpul

    cenderung mudah selip, oleh karena itu agar simpul tetap aman maka hanya dianjurkan

    untuk menggunakan simpul square, dan sisa benang dipotong relatip panjang. Simpul Jika

    digunakan untuk menjahit jaringan/organ dalam, ujung potongan yang tajam dan panjang

    dapat mengiritasi jaringan dan memprovokasi reaksi jaringan. Granny dan surgeon

    sebaiknya tidak digunakan. di dalam jaringan benang didegradasi 15% pertahun.

    Pemilihan benang secara klinis

    Pemilihan benang tergantung pada sifat fisik benang, sifat biologis benang, dankomposisi kimia benang.

    Sifat fisik benang. Sifat fisik benang ditentukan oleh daya tahan, handling, dan sterilisasi

    benang.

    Daya tahan benang umumnya berkaitan dengan kekuatan jaringan di sepanjang luka

    yang dijahit, laju kesembuhan jaringan yang dijahit, dan adanya infeksi. Untuk menjahit luka

    terinfeksi atau luka pada jaringan yang banyak vaskularisasinya sebaiknya digunakan

    benang sintetik monofilamen dari pada catgut, atau benang diserap monofilamen karenakekuatannya hampir sama dengan kekuatan jaringan. Daya tahan benang di dalam jaringan

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    15/20

    Universitas Gadjah Mada 15

    juga ditentukan oleh ukuran benang. Benang berukuran lebih besar umumnya daya

    tahannya didalam jaringan lebih besar, namun simpulnya juga besar sehingga reaksi

    jaringan yang ditimbulkan juga lebih berat. Sedangkan benang yang berukuran kecil, simpul

    yang terbentuk kecil dan reaksi jaringan yang ditimbulkan juga ringan, namun penggunaan

    benang berukuran kecil dapat mengins jaringan terutama jika benang digunakan untuk

    menjahit jaringan yang mempunyai regangan tinggi. Pada anjing dan kucing penggunaan

    benang berukuran lebih besar dari 3-0 untuk menjahit jaringan lain selain fascia tidak

    dibenarkan, dan untuk menjahit fascia sebaiknya digunakan benang ukuran 2-0 atau 0, dan

    untuk hewan besar ukuran 0 sampai 2. Ukuran umum benang yang direkomendasikan untuk

    menjahit jaringan adalah sbb:

    1. 0 sampai 2-0 untuk ligasi pembuluh darah besar dan pedicle

    2. 0 sampai 3-0 untuk menjahit fascia dan jaringan ikat pada hewan kecil

    3. 0 sampai 2 untuk menjahit fascia dan jaringan ikat pada hewan besar

    4. 0 sampai 4-0 untuk menjahit kulit dan subkutan

    5. 3-0 sampai 4-0 untuk menjahit kulit yang tipis dan pembuluh darah kecil, saluran

    gastrointestinal dan urogenetalis,

    6. 3-0 sampai 6-0 untuk menjahit pembuluh darah kecil

    7. 5-0 sampai 6-0 untuk menjahit syaraf.

    Sterilisasi benang berpengaruh pada kekuatan benang. Sterilisasi benang nilon,linen, katun, polipropilen, dan stainles steel dengan menggunakan autoclaving masih tetap

    aman jika dilakukan tidak lebih dari 3 kali, namun kekuatan benang akan menurun jika

    disterilkan lebih dari 3 kali apalagi jika disterilkan berkali-kali. Sterilisasi benang catgut,

    polietilen, polidioksanon, dan poliglikolik dengan autoclaving tidak dibenarkan

    (kontraindikasi). Sterilisasi dengan sinar gamma dapat merusak benang poliglikoiik,

    polipropilen, linen, dan katun, tetapi aman untuk benang catgut, polietilen, sutera, poliester,

    dan nilon jika tidak diulang lebih dari satu kali,

    Sifat biologis benang

    Sifat biologis benang dan reaksi jaringan harus dipertimbangkan sebagai satu

    kesatuan karena kelebihan suatu benang sebagian besar tergantung pada reaksi jaringan.

    Setiap benang yang digunakan untuk menjahit selalu menimbulkan reaksi dari jaringan.

    Reaksi jaringan terhadap benang paling lama 5 hari, dan reaksi

    jaringan tersebut akan menurun (menjadi minimal) setelah 7 hari. Benang

    monofilamen terutama yang sintetis kurang menimbulkan reaksi jaringan daripada yang

    multifilamen.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    16/20

    Universitas Gadjah Mada 16

    Komposisi kimia benang

    Komposisi kimia benang berpengaruh terhadap terjadinya infeksi. Untuk golongan

    benang tidak diserap, benang nilon sedikit berpengaruh terhadap terjadinya infeksi

    dibanding dengan benang multifilamen lainnya. Untuk benang diserap, poliglikolik dan

    poldioksanon lebih baik dari catgut dalam menurunkan infeksi pada luka.

    Sterilisasi Alat dan Bahan Operasi

    Semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk keperluan operasi harus

    disterilkan. Beberapa metode untuk sterilisasi alat dan bahan operasi yang biasa dilakukan

    adalah dengan energi radiasi, panas, kimia dan gas. Masing-masing metode sterilisasi

    tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu biasanya digunakan lebih

    dari satu metode sterilisasi.

    Sterilisasi dengan panas

    Sterilisasi dengan panas (dry heat atau moist heat) merupakan metode sterilisasi

    yang paling umum digunakan. Metode sterilisasi dry heat (baking, flaming) biasanya

    digunakan untuk mensterilkan alat-alat tajam (gunting, pisau, dll.), karena tidak

    menyebabkan tumpulnya alat-alat tersebut. Adapun metode sterilisasi moist heat

    (autoclaving, tekanan uap) digunakan untuk mensterilkan semua bahan dan alat operasi

    kecuali alat tajam. Untuk sterilisasi alat dan bahan operasi diperlukan tekanan 20 pound,

    suhu 1210 C selama 30 '. Sedangkan untuk sterilisasi sarung tangan (agar tidak rapuh)

    hanya diperiukan tekanan 15 pound, suhu 1210 C selama 15'. Sterilisasi dengan autoclaving

    paling banyak digunakan karena mempunyai daya penetrasi lebih dalam, bersifat bakterisid

    dan lebih ekonomis, namun kekurangan sterilisasi dengan autoclaving adalah dapat

    menyebabkan tumpulnya alat tajam, menghanguskan bahan dan kain, bahan dan alat yang

    dipak dapat menjadi basah, dan tidak dapat digunakan untuk mensterilkan bahan yang

    mengandung minyak atau lemak.

    Sterilisasi kimiawi

    Sterilisasi kimiawi biasanya digunakan untuk mensterilkan alat-alat tajam karena

    tidak menyebabkan tumpul, tetapi dapat menyebabkan korosif terutama jika digunakan

    larutan alkohol atau formalin. Kebanyakan bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan

    alat-alat tidak mampu membunuh spora maka untuk mengatasi kemungkinan adanya

    organisme pembentuk spora perlu dilakukan sterilisasi menggunakan autoclaving atau

    dalam air mendidih.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    17/20

    Universitas Gadjah Mada 17

    Sterilisasi dalam air mendidih

    Sterilisasi alat bedah juga dapat dilakukan dengan menggunakan air mendidih (suhu

    100C) selama 30' pada tempat yang mempunyai ketinggian kurang dari 900 kaki,

    sedangkan pada tempat yang lebih tinggi diperlukan waktu yang lebih lama. Untuk

    memperpersingkat waktu sterilisasi dapat dilakukan dengan menambahkan sodium

    bikarbonat sehingga konsentrasi larutan menjadi 2%.

    Sterilisasi dengan gas

    Gas yang biasa digunakan untuk sterilisasi adalah etilen oksida, karbon dioksida atau

    freon. Etilen dioksida bersifat bakterisid dan sporosid, mempunyai Jaya penetrasi yang

    tinggi. tidak menyebabkan tumpulnya alat tajam, dan dapat bekerja efektif pada suhu yang

    relatif rendah. Gas tersebut sangat berguna untuk mensterilkan alat bedah dan bahan

    operasi yang terbuat dari kulit, wool, kertas, rayon, plastik, dan bahan lain yang labil

    terhadap pemanasan, serta alat optik dan elektrik. Namun gas etilen dioksida harganya

    sangat mahal dan mudah menguap.

    Persiapan Alat Menjelang Operasi

    Pemasangan Duk (Operasi di Daerah Abdomen)

    Cara pemasangan duk pada operasi di daerah abdomen dilakukan dengan urutan

    sebagai berikut sebagaimana tampak pada gambar.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    18/20

    Universitas Gadjah Mada 18

    CARA PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

    (MELALUI SUNTIKAN)

    Suntikan Subcutan (S.C)/Bawah Kulit

    Tempat suntikan

    Tempat suntikan subcutan pada anjing dan kucing adalah di daerah samping dada, di

    belakang scapula, pada sapi dan kuda di samping leher, sedangkan pada babi di belakang

    atau di pangkal telinga.

    Teknik suntikan

    1. Kulit di tempat yang akan disuntik dipegang dengan ibu jari dan telunjuk

    kemudian dilipat atau dijepit. Selanjutnya lipatan kulit tersebut diangkat ke atas. Kapas

    yang sudah dibasahi antiseptik (alkohol 70 %) kemudian dioleskan di tempat yang

    akan disuntik.

    2. Setelah jarurn ditusukkan (usahakan batang jarum ditusukkan sampai pangkal

    jarum), kulit yang dilipat dilepaskan, ibu jari dan telunjuk kemudian digunakan untuk

    memegang jarum yang masih terbenam di jaringan subcutan.

    3. Larutan/obat dicurahkan pada jaringan subcutan.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    19/20

    Universitas Gadjah Mada 19

    Suntikan Intra Vena (I.V.)/Dalam Pembuluh Darah batik

    Tempat Suntikan

    Tempat suntikan intra vena pada anjing biasanya dilakukan melalui vena cephalica

    dan tarsal recurrent. Dalam keadaan darurat atau kondisi terbius suntikan juga dapat

    dilakukan pada vena sub lingualis atau vena jugularis. Pada anak anjing biasanya dilakukan

    melalui vena jugularis. Pada kucing melalui vena femoralis dan cephalica, pada hewan besar

    melalui vena jugularis dan auricularis, dan pada babi melalui vena auricularis dan marginalis.

    Teknik Suntikan

    1. Untuk menahan/membendung aliran vena, torniquet ditempatkan di proksimal vena

    yang akan ditusuk, atau dibendung dengan ibu jari salah satu asisten.

    2. Pada suntikan vena cephalica, ibu jari ditempatkan di atas siku dan digunakan untuk

    menekan vena, sedangkan keempat jari Iainnya berada di bawah (siku) memegangi

    kaki tersebut. Dengan memegang kaki di bagian tersebut, restrain kaki menjadi lebih

    efektif sehingga anjing mengalami kesulitan melakukan gerakan yang menghentak

    dan dislokasi jarum juga dapat dihindari. Sedangkan tangan yang satu (kiri)

    memegang bagian leher atas untuk menahan gerakan kepala (lihat pada gambar).

    3. Ada bermacam-macam cara penusukan jarum suntik ke dalam vena yaitu :

    jarum disuntikan dan sisi samping vena

    jarum disuntikan langsung di atas vena

    sudut kemiringan jarum menghadap ke atas

    sudut kemiringan jarum menghadap ke bawah

    Pada suntikan melalui sisi samping vena, jarum ditusukkan pada kulit tepat di sisi

    samping vena, kemudian jarum didorong masuk jaringan subcutan sepanjang arah vena,

    selanjutnya jarum digerakan ke arah lateral sehingga menembus dinding vena.

    Suntikan Intra Muscular (I.M)/Dalam Otot

    Tempat suntikan

    Tempat suntikan dipilih pada bagian yang ototnya tebal. Pada anjing, kucing dan

    beberapa hewan besar, suntikan biasanya dilakukan pada muskulus biceps femoris atau

    muskulus semimembranosus. Pada kuda suntikan sering jugs dilakukan di daerah leher,

    pada babi suntikan di daerah gluteal dan leher, sedang pada unggas disuntikkan di sekitar

    krista sterni.

  • 8/9/2019 Persiapan Operasi.pdf

    20/20

    Universitas Gadjah Mada 20

    Teknik suntikan

    1. Muskulus yang akan disuntik difiksir, kemudian kulit didesinfeksi

    2. Jarum ditusukkan tegak lurus sampai mencapai bagian tengah muskulus.

    Sebelum obat dicurahkan, pompa spuit ditarik sedikit, bila ada darah yang ikut masuk ke

    dalam spuit (hal ini menunjukkan ujung jarum menembus pembuluh darah) jarum harus

    ditarik sedikit sampai ujung jarum keluar dari pembuluh darah dan benar-benar masuk ke

    dalam jaringan muskuler.