Persepsi wanita ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

24
1 PERSEPSI WANITA TERHADAP PEMERIKSAAN IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) DI Banjarmasin Diajukan sebagai Tugas Akhir Semester Mata kuliah Determinan Sosial Dosen Pengampu : Dra.VG.Tinuk Istiarti,M.Kes Disusun Oleh : Nana Noviana No Absen : 22 PROGRAM STUDI MAGISTER PROMOSI KESEHATAN KONSENTRASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN HIV-AIDS

Transcript of Persepsi wanita ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

Page 1: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

1

PERSEPSI WANITA TERHADAP PEMERIKSAAN IVA

(Inspeksi Visual Asam Asetat)

DI Banjarmasin

Diajukan sebagai Tugas Akhir Semester

Mata kuliah Determinan Sosial

Dosen Pengampu : Dra.VG.Tinuk Istiarti,M.Kes

Disusun Oleh :

Nana Noviana

No Absen : 22

PROGRAM STUDI MAGISTER PROMOSI KESEHATAN

KONSENTRASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN HIV-AIDS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2010

Page 2: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

2

BAB I

Pendahuluan

Iva merupakan alat skrinning kanker serviks yang sekarang ini sering digunakan.

Penyelenggaraan penggunaan iva lebih mudah dibandingkan dengan skrining kanker

serviks dengan tes pap smear karena diketahui pemeriksaan tes pap juga mempunyai

keterbatasan, antara lain sensitivitasnya yang rendah di berbagai senter. Tapi

penyelenggaraan tes pap secara luas apalagi secara nasional sangat sulit dilaksanakan

di Indonesia.

Hal ini disebabkan terkendala oleh faktor belum tersedianya sumber daya,

khususnya spesialis Patologi Anatomik dan skriner sitologi sebagai pemeriksa sitologi di

semua ibu kota provinsi, apalagi di kabupaten di Indonesia yang sangat luas yang

terkait dengan kesulitan transportasi dan komunikasi, dan para wanita sering enggan

diperiksa karena ketidak tahuan, rasa malu, rasa takut, dan faktor biaya. Hal ini

umumnya karena masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia.

Tahun 1985 WHO merekomendasikan suatu pendekatan alternatif bagi negara

yang sedang berkembang dengan konsep down staging terhadap kanker serviks

dengan pemeriksaan IVA. Epitel serviks yang niengalami displasia akan memberikan

gambaran acethowhige dengan pemeriksaan IVA Untuk itu perlu diketahul seberapa

besar sensitivitas dan spesifisitas dan perneriksain IVA dalam mendeteksi dim lesi

prakanker serviks

Kanker serviks sampai saat mi masih merupakan masalah kesehatan wanita di

seluruh dunia baik di negara maju maupun berkembang termasuk di Indonesia. Di

negara maju kanker serviks menduduki urutan ke-l0 dan semua keganasan, sedang di

negara berkembang masih menduduki urutan pertama dan merupakan penyebab

utama kematian akibat kanker “

Page 3: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

3

Setiap tahunnya terdapat 400.000 kasus baru, dimana 80% terjadi di negara

berkembang. Departemen Kesehatan memperkirakan di Indonesia insidennya adalah

90 - 100 per 100.000 penduduk pertahun, Data dan 13 laboratorium patologi anatomi di

Indonesia menunjukan, frekwensi kanker serviks tertinggi diantara kanker yang ada di

Indonesia Permasalahan kanker serviks di Indonesia sangat khas yaitu banyak dan

>70% kasus ditemukan pada stadium lanjut pada saat datang di rumah sakit, kondisi ini

terjadi pula dibeberapa negara berkembang .

Sebagaimana Kanker serviks merupakan keganasan yang paling banyak

ditemukan dan merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita dinegara-

negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Insiden kanker serviks di Indonesia

belum diketahui ,akan tetapi diperkirakan terdapat 180. 000 kasus kanker baru

pertahunnya dengan kanker ginekologik di tempat teratas .Kanker ser viks merupakan

lebih kurang ¾ dari kanker ginekologik tersebut. 12 Angka kematian kanker serviks juga

belum diketahui, diduga mencapai 75 % dalam tahun pertama. Cermin Dunia

Kedokteran No. 145, 2004

Kematian ini terutama dihubungkan dengan bahwa sebagian besar stadium

kanker serviks (70% kasus) adalah stadium invasif, lanjut dan bahkan stadium terminal

pada saat diagnosis ditegakkan.

Dinegara maju, diagnosis dini dengan tes Pap telah terbukti mampu menurunkan

mortalitas serta morbiditas kanker serviks ; tetapi di Indonesia tes Pap belum mampu

mencapai tujuan tersebut karena berbagai kendala antara lain faktor sumberdaya

manusia, dana, sarana/prasarana, organisasi pelaksana, keadaan geografi dan wanita

yang selayaknya menjalankan skrining. Dipandang dari metodenya, teknik ini kurang

praktis, prosedurnya panjang dan kompleks memerlukan tenaga terlatih, interpretasi

hasil lama dan biaya yang relatif mahal. Kelemahan lainnya, teknik ini memiliki

sensitifitas yang bervariasi dan nilai negatif palsu yang cukup tinggi. Hal ini akibat saat

pengambilan, cara pengambilan dan pengiriman sediaan tidak adekuat, kesalahan saat

memproses bahan dan kesalahan interpretasi, serta adanya darah, eksudat

peradangan dan debris nekrotik. Adanya hambatan dan kelemahan tes Pap ini

Page 4: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

4

menimbulkan pemikiran untuk skrining alternatif sebagai upaya mendapatkan lebih

bany ak temuan kanker serviks stadium dini.

Metode Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) mungkin mampu menjawab kendala

tes Pap . Metode IVA menggunakan cairan asam asetat 3 %-5 % yang dioleskan pada

serviks dan 20 detik setelah pulasan akan tampak bercak ber warna putih yang disebut

aceto white epithelium (WE ) . IVA positif jika terdapat WE dan negatif jika tidak terj adi

perubahan warna.

Kanker masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Persepsi

yang salah tentang penyakit ini masih menjadi kendala utama dalam menangani

penyakit mematikan ini .Masyarakat masih mempersepsikan kanker sebagai penyakit

mematikan, tidak dapat disembuhkan, dan tidak dapat dicegah serta memerlukan biaya

yang tinggi untuk pengobatannya.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar  (Riskesdas) 2008, tumor/kanker

merupakan penyebab kematian no. 7 di Indonesia dengan presentasi 5,7 persen.  Data

Riskesdas 2008 juga menunjukkan, prevalensi tumor/kanker di  Indonesia adalah 4,3

per  1000 penduduk. Selain kejadiannya tinggi, masalah lain adalah bahwa hampir 70%

datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan stadium lanjut. Ini berarti telah lebih dari

Stadium IIB. Pada stadium ini, efektivitas pengobatan yang lengkap sekalipun hasilnya

masih belum memuaskan dan mortalitas yang diakibatkannya tinggi.

Mengacu pada data Yayasan Kanker Indonesia, angka kematian akibat kanker

serviks terbanyak di antara jenis kanker lain di kalangan perempuan meninggal dunia.

Secara epidemiologi, kanker serviks cenderung timbul pada kelompok usia 33-55

tahun, tetapi dapat juga timbul pada usia yang lebih muda.

Iva merupakan upaya pemecahan masalah metode skrining kanker yang lebih

mampu laksana, cost effective dan dimungkinkan dilakukan di Indonesia karena dengan

iva dapat menjawab ketentuan-ketentuan tersebut. IVA adalah pemeriksaan skrining

kanker serviks dengan melihat secara langsung perubahan pada serviks setelah

Page 5: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

5

dipulas dengan asam asetat 3 – 5%. Dengan metode IVA, juga dapat diidentifikasi lesi

prakanker serviks, baik Lesi Intraepitel Serviks Derajat Tinggi (LISDT), maupun Lest

Intraepitel Serviks Derajat Rendah (LISDR). Adanya tampilan bercak putih setelah

pulasan asam asetat mengindikasikan kemungkinan adanya lesi prakanker serviks.

Metode skrining IVA ini relatif mudah dan dapat dilakukan oleh dokter umum,

bidan atau perawat yang telah dilatih. Jumlah profesi bidan di Indonesia yang potensial

dapat dilatih agar dapat melakukan skrining kanker serviks, yaitu sejumlah 84.789

orang (data tahun 2004). Kelompok ini merupakan pasukan pemeriksa yang dapat

diandalkan dalam upaya penanggulangan kanker serviks di Indonesia. Pemeriksaan

inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah pemeriksaan yang pemeriksanya

(dokter/bidan/paramedis) mengamati serviks yang telah diberi asam asetat/ asam cuka

3 – 5% secara inspekulo dan dilihat dengan penglihatan mata langsung (mata

telanjang)

Sebagai suatu pemeriksaan skrining alternatif, pemeriksaan IVA memiliki

beberapa manfaat jika dibandingkan dengan uji yang sudah ada, yaitu efektif (tidak jauh

berbeda dengan uji diagnostik standar), lebih mudah dan murah, peralatan yang

dibutuhkan lebih sederhana, hasilnya segera diperoleh sehingga tidak memerlukan

kunjungan ulang, cakupannya lebih luas, dan pada tahap penapisan tidak dibutuhkan

tenaga skriner untuk memeriksa sediaan sitologi. Informasi hasil dapat diberikan

segera. Keadaan ini lebih memungkinkan dilakukan di negara berkembang, seperti

Indonesia, karena hingga kini tenaga skriner sitologi masih sangat terbatas.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Page 6: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

6

Kanker serviks merupakan keganasan yang paling banyak ditemukan dan

merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita di Indonesia dalam tiga

dasa warsa terakhir.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dinegara-negara maju diagnosis dini terbukti

mampu menurunkan insiden kanker serviks invasif dan memperbaiki prognosis.

Diperkirakan 90-100 kasus kanker baru diantara 100.000 penduduk per tahun, dimana

kanker serviks berada pada tempat teratas. Kanker serviks merupakan lebih kurang ¾

dari kanker ginekologik tersebut. Laporan dari beberapa rumahsakit di Indonesia

didapatkan kanker serviks sebesar 65%-77,7% diantara sepuluh kanker ginekologi.Dari

studi kohort diperoleh bahwa kanker serviks dimulai lesi prekanker displasia/neoplasia

intraepitel serviks (NIS. Dari fase prakanker menjadi invasif. Sekitar 30%-35% lesi pra

kanker mengalami regresi spontan. telah diketahui pula bahwa pengobatan pada tahap

A. Kanker Serviks

Dalam makalah ini, akan diuraikan beberapa kendala/masalah yang

mengakibatkan kurang berhasilan pap smear sebagai alat/diagnosis dini kanker serviks

di Indonesia. Kanker serviks atau sering dikenal dengan kanker mulut rahim/kanker

serviks  adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ

reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara

rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).

Gambar organ reproduksi wanita

Page 7: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

7

Menurut Globacan (2002) di seluruh dunia setiap tahun ada 493.243 wanita

terdiagnosa kanker serviks, 273.505 meninggal. Di dunia, lebih dari 700 wanita

meninggal setiap hari karena kanker serviks. Di Indonesia, kanker serviks menempati

urutan pertama kanker pada wanita.

Setiap hari di Indonesia ada 40 orang wanita terdiagnosa dan 20 wanita

meninggal karena kanker serviks. Karena kanker serviks merupakan penyakit yang

telah diketahui penyebabnya dan telah diketahui perjalanan penyakitnya. Ditambah juga

sudah ada metode deteksi dini kanker serviks dan adanya pencegahan dengan

vaksinasi, seharusnya angka kejadian dan kematian akibat kanker servik dapat diturun.

Banyaknya kasus kanker serviks di Indonesia disebabkan pengetahuan tentang kanker

servik yang kurang sehingga kesadaran masyarakat untuk deteksi dini pun masih

rendah.

PENYEBAB KANKER SERVIKS

Hingga saat ini Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab 99,7%

kanker serviks. Virus papilloma ini berukuran kecil, diameter virus kurang lebih 55 nm.

Terdapat lebih dari 100 tipe HPV, HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56 dan 58

sering ditemukan pada kanker maupun lesi pra kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18

merupakan 70 % penyebab kanker serviks.

Sebenarnya sebagian besar virus HPV akan menghilang sendiri karena ada

system kekebalan tubuh alami, tetapi ada sebagian yang tidak menghilang dan

menetap. HPV yang menetap inilah yang menyebabkan perubahan sel leher rahim

menjadi kanker serviks. Perjalanan kanker serviks dari infeksi HPV, tahap pre kanker

hingga menjadi kanker serviks memakan waktu 10 – 20 thn.

PERKEMBANGAN KANKER SERVIKS

Dari infeksi virus HPV sampai menjadi kanker serviks memerlukan waktu

bertahun-tahun, bahkan lebih dari 10 tahun. Pada tahap awal infeksi virus akan

Page 8: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

8

menyebabkan perubahan sel-sel epitel pada mulut rahim, sel-sel menjadi tidak

terkendali perkembangannya dan bila berlanjut akan menjadi kanker.

Pada tahan awal infeksi sebelum menjadi kanker didahului oleh adanya lesi

prakanker yang disebut Cervical Intraepthelial Neoplasia (CIN) atau Neoplasia

Intraepitel Serviks (NIS). Lesi prakanker ini berlangsung cukup lama yaitu memakan

waktu antara 10 - 20 tahun. Dalam perjalanannya CIN I (NIS I) akan berkembang

menjadi CIN II (NIS II) kemudian menjadi CIN III (NIS III) yang bila penyakit berlanjut

maka akan berkembang menjadi kanker serviks.

Konsep regresi spontan serta lesi yang persiten menyatakan bahwa tidak semua

lesi pra kanker akan berkembang menjadi lesi invasive atau kanker serviks, sehingga

diakui masih banyak faktor yang mempengaruhi. CIN I (NIS I) hanya 12 % saja yang

berkembang ke derajat yang lebih berat, sedangkan CIN II (NIS II) dan CIN III (NIS III)

mempunyai risiko berkembang menjadi kanker invasif bila tidak mendapatkan

penanganan.

PENANGANAN KANKER SERVIKS

• Penanganan kanker leher dilakukan sesuai dengan stadiumnya. Pada tahap

prekanker yaitu pada tahap CIN penanganan dilakukan dengan destruksi lokal

pada mulut rahim. Sedangkan bila sudah pada tahap kanker penanganan yang

dilakukan adalah pembedahan berupa pengangkatan rahim, kemoterapi dan

radioterapi. Pada tahap kanker walaupun dilakukan penanganan yang

semestinya angka kesembuhannya kecil sekali.

B. Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan IVA

• Adalah Pemeriksaan yang pemeriksanya adalah dokter/bidan/paramedis

untuk mengamati serviks yang telah diberi asam asetat/asam cuka 3-5% secara

inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata langsung(mata telanjang)

Page 9: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

9

• Tujuan : Adalah untuk menemukan sel abnormal atau sel yang akan

berkembang menjadi kanker

Teknik pemeriksaan IVA

Untuk pemeriksaan IVA dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut

- Ruang tertutup karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi

- Tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada dalam posisi litotomi

- Terdapat sumber cahaya untuic melihat serviks

- Spekulurn vagina

- Asamasetat3—5%

- Swab — lidi berkapas

- Sarungtangan

Dengan spekulum cocor bebek yang kering tanpa pelumas dilihat serviks dengan

jelas, dengan sumber cahaya yang terang dan belakang berupa lampu sorot. Kemudian

serviks dipulas dengan asani asetat 3—5 %, tunggu selama 1-2 menit, selanjutnya

dengan mata telanjang dilihat perubahan yang terjadi pada serviks. Pada lesi prakanker

akan menaxnpilkan warna bercak putih yang disebut ace(owhite pada daerah

transformasi (IVA positif), sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Jika tidak

terdapat bercak putih pada daerah transformasi disebut WA negatif. Secara

makroskopis pemeriksaan mi tidak terpengaruh akibat tindakan tes Pap sebelumnya,

karena diperkirakan pengambilan sediaan tes Pap tidak akan merubah keadaan sel

serviks. Penelitian mengenai hal tersebut beluin pemah dilakukan

. Interpretasi hasil pemeriksaan IVA.

Kategori yang dipergunakan untuk interpretasi hasil pemeriksaan IVA yaitu :

• lakukan penilaian dengan kategori dengan uraian sbb:

Page 10: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

10

• Normal:licin,merah muda,bentuk portio normal

• Atipik:Servisitis(inflamasi,hiperemia)banyak fluor,ekstropion polip atau ada

cervikal ward

• Abnormal:Plak putih,epitel acetowhite(bercak putih)indikasi lesi para

kanker serviks.

• Kanker serviks:Pertumbuhan seperti bunga kol,pertumbuhan mudah

berdarah.

Serviks ( displasia ringan, sedang, berat atau karsinoma in situ). IVA — Kanker

serviks gambaran berupa pertumbuhan seperti kembang kol, nekrotik, rapuh dan

mudah berdarah, dengan gambaran putih yang keras. Pada tahap ml pun untuk

upaya penurunan temuan stadium kanker serviks masib akan bermanfaat untuk

upaya penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masib pada

stadium invasifdini (stadiwn lB-HA).

Bila basil pemeriksaaan IVA dinyatakan positif, pada pusat pelayanan primer

dilakukan rujukan untiik dilakukan kolposkopi biopsi, sedang pada pusat pelayanan

yang sudah mernpunyai fasilitas kolposkopi dapat langsung dilakukan biopsi untuk

kemudian dilakukan pemenksaan histopatologi.

Untuk kepentingan penelitian maka dilakukan penyetaraan basil pemeriksaan

IVA dengan hasil pemeriksaan sitologi.

PENCEGAHAN

Menjaga perilaku seksual yang sehat dan melakukan skrining dan deteksi dini

secara teratur merupakan langkah terbaik yang dapat dilakukan. Sekarang telah

dikembangkan vaksin untuk mencegah kanker leher rahim, untuk menimbulkan

kekebalan yang cukup diperlukan 3 kali penyuntikan vaksin.

Page 11: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

11

Cegah kanker serviks sebelum terlambat. Lakukan deteksi dini dan pencegahan

dengan vaksinasi. Anda terlalu berharga untuk keluarga dan orang di sekitar anda.

Jangan sampai kanker serviks merenggut kebahagiaan dan impian-impian anda.

Persepsi salah tentang kanker juga tidak terlepas dari masih minimnya

kesadaran masyarakat serta kurangnya informasi tentang penyakit dan cara

pencegahannya.

Penyakit kanker dan tumor, diakui masih merupakan penyakit pembunuh papan

atas di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar  (Riskesdas) 2008,

tumor/kanker merupakan penyebab kematian no. 7 di Indonesia dengan presentasi 5,7

persen.  Data Riskesdas 2008 juga menunjukkan, prevalensi tumor/kanker di  Indonesia

adalah 4,3 per  1000 penduduk.

Kanker payudara dan serviks tertinggi

Di antara sekian banyak jenis, kanker yang paling banyak ditemukan kasusnya

di Indonesia adalah kanker yang diderita perempuan yakni kanker payudara dan kanker

leher rahim. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS ) 2007, kanker

serviks 5.786 kasus (11.78 persen).  

Saat ini upaya mengendalikan jumlah penderita kanker adalah dengan cara

edukasi dan pencegahan  "Upaya pengendalian kanker yang efektif dilakukan adalah

dengan memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat bahwa kanker

dapat dicegah, dengan mengetahui faktor risikonya dan melakukan pencegahan primer,

sekunder, dan tersier secara terpadu," .

Depkes juga terus berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian

akibat kanker di Indonesia melalui program-program yang terukur. Saat ini program

pengendalian kanker diutamakan pada kanker tertinggi yaitu kanker leher rahim dan

payudara dengan pembentukan pilot proyek deteksi dini di 6 provinsi ( 6 kabupaten)

dan pengembangannya sampai saat ini tengah berjalan di 11 kabupaten/kota,

Page 12: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

12

menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan Clinical Breast

Examination (CBE).

"Program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara mempunyai target 80

persen perempuan usia 30-50 tahun untuk di skrining sehingga diharapkan terhindar

dari kanker serviks tersebut. Pada tahun 2014 Depkes menargetkan 25 persen

kabupaten/kota di Indonesia akan melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim

dengan IVA dan kanker payudara dengan CBE," .

5. Masalah wanita yang selayaknya menjalani skrinning

Dari segi wanita yang selayaknya menjalani skriming diperoleh bahwa para

wanita sering enggan untuk diperiksa oleh karena ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut,

dan faktor biaya. Hal ini umumnya disebabkanoleh masih rendahnya tingkat pendidikan

dan pengetahuan penduduk di Indonesia.

Kanker masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia .

Persepsi yang salah tentang penyakit ini masih menjadi kendala utama dalam

menangani penyakit mematikan ini.

"Masyarakat masih mempersepsikan kanker sebagai penyakit mematikan, tidak

dapat disembuhkan, dan tidak dapat dicegah serta memerlukan biaya yang tinggi untuk

pengobatannya," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

(P2PL) Departemen Kesehatan RI, Prof Tjandra Yoga Aditama, dalam keterangannya

menyambut Hari Kanker Sedunia yang jatuh Kamis (4/2/2010) ini.

Bertitik tolak dari permasalahan-permsalahan diatas, timbul pemikiran untuk

melakukan kriming alternatif kanker serviks dengan metode yang lebih murah, mudah,

dan sederhana tetapi memiliki akurasi diagnisis yang cukup tinggi antara lain dengan

upaya down staging. Down staging kanker serviks adalah upaya mendapatkan lebih

banyak temuan kanker serviks stadium dini melalui anspeksi visual dengan melakukan

Page 13: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

13

inspeksi visual asam asetat (IVA). Inspeksi visual dapat dilakukan dengan mata

telanjang atau dengan pembesaran gineskopi.

a. Tehnik ini mudah, praktis dan sangat mampu laksana.

b. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter genekologi, dapat

dilakukan oleh bidan dan dokter umum disetiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu.

c. Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan sangat sederhana

d. Interpretasi hasil cepat dan mudah

e. Biaya yang diperlukan murah

Metode IVA menggunakan cairan asam asetat 3%-5% yang diluaskan pada serviks

sebelum dilakukan pemeriksaan dalam. Pada lesi pra kanker, 20 detik setelah pulasan

akan tampak bercak warna putih yang disebut aceto white epithelium (WE). Adanya

bercak putih disimpulkan bahwa tes IVA positif. Dari berbagai penelitian diperoleh

sensitifitasnya berkisar antara 64%-87%, nilai prediksi positif sebesar 97%, dan nilai

prediksi negatif sebesar 40%. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa metode

skriming alternatif kanker serviks di negara berkembang seperti Indonesia.

C. Gambaran Umum Penduduk Kota Banjarmasin

Letak

Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur

Timur, ketinggian tanah berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir

seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin berlokasi di sisi

timur sungai Barito. Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.

Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut air

laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas

Page 14: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

14

tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah

satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan.

Menurut data statistik 2010 dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang

kurang lebih 72 km² ini dapat dipersentasikan bahwa peruntukan tanah saat sekarang

adalah lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha,

pemukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan

perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk

dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi.

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010,

Data Agregat per Kecamatan jumlah penduduk Kota Banjarmasin adalah

625.395 orang, yang terdiri dari 312.421 laki-laki dan 312.974 perempuan. Dari hasil

tersebut sebaran penduduk terbesar di Kota Banjarmasin terdapat di Kecamatan

Banjarmasin Selatan sebesar 23,34 persen. Kecamatan Banjarmasin Barat sebesar

22,93 persen, Kecamatan Banjarmasin Utara sebesar 21,16 persen, dan Kecamatan

Banjarmasin Timur sebesar 17,89 persen, sedangkan Kecamatan Banjarmasin Tengah

penyebaran penduduk yang terkecil yaitu sebesar 14,68 persen.

- Kecamatan Banjarmasin Selatan,

- Kecamatan Banjarmasin Barat,

- Kecamatan Banjarmasin Utara dan

- Kecamatan Banjarmasin Timur adalah Kecamatan di Kota Banjarmasin

Dengan luas wilayah Kota Banjarmasin sekitar 72 kilometer persegi (data SK

terdahulu) yang didiami oleh 625.395 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk

Kota Banjarmasin adalah sebesar 8.686 orang perkilometer persegi. Kecamatan yang

paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Banjarmasin Barat yakni

sebesar 10.726 orang perkilometer persegi. Kecamatan Banjarmasin Timur memiliki

Page 15: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

15

kepadatan sebesar 9.697 orang perkilometer persegi, Kecamatan Banjarmasin Utara

memiliki kepadatan sebesar 8.679 orang Kemudian diikuti oleh Kecamatan Banjarmasin

Tengah sebesar 7.871 orang perkilometer persegi, sedangkan Kecamatan Banjarmasin

Selatan merupakan Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yakni

sebesar 7.223 orang perkilometer persegi.

Kepadatan penduduk hasil Sensus Penduduk 2010 ini mengalami perubahan

bila dibandingkan hasil Sensus Penduduk 2000, khususnya di Kecamatan Banjarmasin

Utara, seiring dengan tumbuhnya kawasan perumahan baru yaitu 5.205 orang

perkilometer persegi (SP2000) menjadi 8.679 orang perkilometer persegi (SP2010).

Sedangkan Kecamatan Banjarmasin Tengah mengalami penurunan, dari 8.263 orang

perkilometer persegi (SP2000) menjadi 7.871 orang perkilometer persegi (SP2010).

Kondisi ini disebabkan Kecamatan Banjarmasin Tengah menjadi sentral tumbuhnya

bangunan untuk kegiatan bisnis dan investasi di Kota Banjarmasin.

Batas wilayah

Letak kota Banjarmasin di sebelah selatan provinsi Kalimantan Selatan berbatasan dengan:

Utara Kabupaten Barito KualaSelatan Kabupaten BanjarBarat Kabupaten Barito KualaTimur Kabupaten Banjar

BAB III

PEMBAHASAN

Page 16: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

16

Persepsi tentang pemeriksaan kanker ( IVA ) diartikan sebagai proses

mengetahui atau mengenali obyek yaitu kanker itu sendiri dan kejadian obyektif dengan

bantuan indera. Sebagai cara pandang, persepsi tentang pemeriksaan IVA timbul

karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat

kompleks, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi

makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi itu

Ini disebabkan karena masih banyak persoalan dan hambatan yang dihadapi,

seperti kurangnya informasi tentang kanker kepada masyarakat Banjarmasin, adanya

persepsi masyarakat tentang kanker yang tidak benar seperti kanker tidak dapat

disembuhkan, penyakit yang memalukan, dan percaya terhadap klinik dalam

pengobatan kanker. Di samping itu, kurangnya kesadaran masyarakat dalam

mencegah kanker sedini mungkin. Di sisi program, kanker belum menjadi prioritas

terutama di daerah Banjarmasin.

Dikarenakan seriusnya penyakit kanker serviks ini, maka diperlukan adanya

suatu tanggapan (penerimaan) seseorang terhadap suatu peristiwa moral tertentu yang

didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran dari masing-masing individu sehingga

dapat memutuskan tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu atau yang

biasa disebut dengan persepsi .

Individu dengan tipe personalitas yang sama bias memiliki cognitive style yang

berbeda, sehingga perilakunya juga bisa berbeda. Persepsi sebagai proses seseorang

untuk memahami lingkungan yang meliputi orang, objek, symbol, dan sebagainya yang

melibatkan proses kognitif. Proses kognitif merupakan proses pemberian arti yang

melibatkan tafsiran pribadi terhadap rangsangan yang muncul dari objek tertentu. Oleh

karena tiap-tiap individu memberikan makna yang melibatkan tafsiran pribadinya pada

objek tertentu, maka masing-masing individu akan memiliki persepsi yang berbeda

meskipun melihat objek yang sama.

Dalam hal ini, seorang tenaga kesehatan harus mengedepankan sikap dan

tindakan yang mencerminkan profesionalisme dimana hal tersebut telah diatur dalam

kode etik profesinya. Karena pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan

Page 17: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

17

keyakinan individu, kesadaran moral memainkan peran penting dalam pengambilan

keputusan akhir.

SUMBER PUSTAKA :

1. Modul pelatihan MFS See and Treat,2007,Banjarmasin

Page 18: Persepsi wanita  ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

18

2. Ganda Miharja S,Perbandingan hasil pemeriksaan IVA dan apusan

Papanicolau FKUI Padjajaran/RS.Hasan Sadikin,2000

3. Sjamsudin S. Inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat (IVA), suatu

metode alternatif skriming kanker serviks. Jakarta : subbagian Onkologi

Bagian Obstentri dan Genekologi Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia/Rumahsakit Dr. Cipto Mangunkusumo, 2000.

4. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),2005-

2009,www.pmisolo.or.id

5. Cermin Dunia Kedokteran,2008

6. Deteksi dini kanker leher rahim,www.pmisolo.com

7. Pemeriksaan IVA terbaru,www.youtube.com