PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP SARANA DAN...
Transcript of PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP SARANA DAN...
PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP SARANA DAN PRASARANA
DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
Prima Salimajanti
NIM: 1113025100035
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1438 H/ 2017 M
i
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Prima Salimajanti
NIM : 1113025100035
Jurusan : Ilmu Perpustakaan
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Persepsi
Pemustaka Terhadap Sarana dan Prasarana di UPT Perpustakaan
Universitas Negeri Jakarta” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan
tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi ini telah saya
cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan
undang-undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau
jiplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul
dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 05 Oktober 2017
Prima Salimajanti
i
ABSTRAK
Prima Salimajanti (1113025100035). Persepsi Pemustaka terhadap Sarana dan
Prasarana di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta. Di bawah
bimbingan Lili Sudria Wenny, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap
sarana dan prasarana di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta. Penelitian
ini hanya dibatasi pada persepsi pemustaka terhadap aspek sarana dan prasarana
yang terdiri dari lokasi perpustakaan, luas ruang, penataan ruang, pencahayaan/
penerangan, sirkulasi udara, dekorasi/pewarnaan, perlengkapan dan perabot
perpustakaan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan
Tinggi Tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah 7800 orang yang
merupakan pengunjung pada bulan maret. Penentuan sampel menggunakan rumus
slovin yakni 99 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner,
studi kepustakaan dan observasi. Pengolahan data menggunakan rumus skala
interval. Teknik analisis data menggunakan skala likert untuk memberikan skor
pada tiap item pertanyaan. Hasil penelitian mengenai persepsi pemustaka
menunjukan bahwa skor rata-rata terhadap lokasi perpustakaan adalah 3.73
(Positif). Skor rata-rata pada luas ruang perpustakaan adalah 2.49 (Negatif). Skor
rata-rata pada penataan ruang perpustakaan adalah 2.78 (Positif). Skor rata-rata
pada pencahayaan/ penerangan perpustakaan adalah 2.94 (Positif). Skor rata-rata
pada sirkulasi udara adalah 3.11. Skor rata-rata pada dekorasi/ pewarnaan adalah
2.67 (Positif). Skor rata-rata pada perabot dan perlengkapan adalah 2.73 (Positif).
Disimpulkan bahwa dari hasil skor rata-rata persepsi pemustaka terhadap sarana
dan prasarana adalah 2.78 (Positif), artinya menurut pemustaka sarana dan prasarana
di UPT Perpustakaan UNJ dapat dikatakan positif.
Kata Kunci : Persepsi, Sarana dan Prasarana, Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan
Universitas Negeri Jakarta
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan nikmat,
rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Persepsi Pemustaka Terhadap Sarana dan Prasarana di UPT Perpustakaan
Universitas Negeri Jakarta” ini.
Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, peneliti mengalami
berbagai kesulitan, akan tetapi dengan adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai
pihak, Alhamdulillah akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi. Peneleti
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Pada kesempatan ini peneliti perlu menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya terutama kepada :
1. Prof. Dr. Sukron Kamil, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan.
3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Perpustakaan.
4. Ibu Lili Sudria Wenny, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang telah
menyediakan waktu dan pemikirannya serta selalu sabar membantu dan
membimbing peneliti untuk menyelesaikan skripsi.
iii
5. Ibu Lilik Istiqoriyah, M.Hum, selaku Dosen Penguji yang telah sabar
membimbing dan selalu meberikan masukan yang terbaik kepada peneliti untuk
menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH UIN Jakarta yang telah banyak
memberikan masukan dan ilmunya kepada peneliti.
7. Seluruh pegawai dan pustakawan di UPT perpustakaan UNJ yang sudah
memberikan kesempatan peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Kedua orang tuaku, Ayahanda Mansyur Rahman dan Ibunda Siti Nasikah
tercinta yang telah memberikan do’a, limpahan kasih sayang, saran dan motivasi
baik secara moril maupun materil sehingga Alhamdulillah peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada kakak-kakakku tercinta (Kadarusman, Mustika Zakiah dan Arif
Muchiyar Rachman) yang selalu memberikan motivasi dan perhatian sejak
pembuatan skripsi hingga selesai, serta saudara-saudariku, yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu, mudah-mudahan motivasi dan perhatiannya tidak cukup
sampai disini.
10. Sahabat-sahabatku Nurul, Azzahra, Zulfa, Ellen, Diana, Dina, Puput, Nisa, Putri,
Hani, Sasa dan Insibob yang selalu memberikan semangat.
11. Temen-temen KKN Canopus dan juga teman-teman seperjuangan jurusan Ilmu
Perpustakaan angkatan 2013, terutama kelas A
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 5
D. Definisi Istilah ........................................................................................ 6
E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR ............................................................... 8
A. Perpustakaan Perguruan Tinggi .............................................................. 8
1. Definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi............................................ 8
2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi .............................................. 9
3. Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi ............................................... 10
4. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi .............................................. 11
B. Tata Ruang Perpustakaan Perguruan Tinggi ........................................... 12
1. Definisi Tata Ruang Perpustakaan ...................................................... 12
2. Pola dalam Tata Ruang ....................................................................... 13
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang ................................. 14
4. Aspek Penataan Ruang Perpustakaan ................................................. 16
5. Prinsip-prinsip Penataan Ruang ......................................................... 18
6. Lokasi Gedung Perpustakaan .............................................................. 20
7. Dimensi Kualitas Ruang ..................................................................... 21
8. Pencahayaan/ Penerangan ................................................................... 23
9. Sirkulasi Udara (Ventilasi) ................................................................. 25
10. Dekorasi Ruang/ Pewarnaan ............................................................ 26
v
C. Sarana Perpustakaan Perguruan Tinggi .................................................. 28
1. Tujuan Penataan Peralatan, Perlengkapan
dan Perabotan Perpustakan ................................................................. 29
2. Pemilihan dan Pembuatan Perabot ..................................................... 30
3. Jenis-Jenis Perabot, Peralatan, dan Perlengkapan Perpustakaan ........ 31
4. Ukuran Perabot Perpustakaan ............................................................. 36
5. Pengaturan Penataan Letak Perabotan dalam Ruang Perpustakaan ... 37
E. Persepsi Pemustaka ................................................................................ 39
F. Penelitan Terdahulu ................................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 42
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 42
B. Sumber Data Penelitian........................................................................... 43
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 43
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 45
E. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 47
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 47
G. Jadwal Penelitian .................................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 52
A. Profil Perpustakaan UNJ ......................................................................... 52
1. Sejarah ................................................................................................. 52
2. Visi dan Misi ....................................................................................... 53
3. Struktur Organisasi .............................................................................. 54
4. Sumber Daya Manusia di Perpustakaan UNJ ..................................... 55
5. Waktu Layanan ................................................................................... 56
6. Koleksi ................................................................................................ 57
7. Denah Ruangan Perpustakaan ............................................................. 58
8. Sarana Perpustakaan ........................................................................... 59
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 60
1. Unsur-unsur Yang Dinilai ................................................................... 60
2. Analisis Data Persepsi Pemustaka....................................................... 63
vi
3. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Sarana dan Prasarana di
UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta .................................... 92
C. Pembahasan ............................................................................................ 95
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 99
A. Kesimpulan ............................................................................................. 99
B. Saran ....................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................102
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Intensitas Cahaya Ruang ...................................................... 24
Tabel 2.2 Intensitas Pantulan Warna ..................................................... 27
Tabel 2.3 Ruang-ruang Perpustakaan .................................................... 33
Tabel 2.4 Sarana Perpustakaan .............................................................. 35
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian .................................................................. 51
Tabel 4.6 Pegawai Perpustakaan UNJ .................................................. 56
Tabel 4.7 Waktu Pelayanan Perpustakaan UNJ .................................... 56
Tabel 4.8 Inventaris Ruang Perpustakaan UNJ ..................................... 59
Tabel 4.9 Anggota Perpustakaan UNJ .................................................. 60
Tabel 4.10 Kunjungan Pemustaka dalam Satu Minggu .......................... 61
Tabel 4.11 Tujuan Pemustaka Berkunjung ............................................ 62
Tabel 4.12 Lokasi Perpustakaan UNJ Sudah Dijangkau ......................... 63
Tabel 4.13 Luas Gedung Perpustakaan UNJ Sudah Memadai ................ 64
Tabel 4.14 Luas Ruang Koleksi Umum Sudah Memadai ....................... 65
Tabel 4.15 Luas Ruang Koleksi Jurnal/ Majalah Sudah Memadai ......... 65
Tabel 4.16 Luas Ruang Koleksi Karya Ilmiah Sudah Memadai ............. 66
Tabel 4.17 Luas Ruang Baca Sudah Memadai ........................................ 67
Tabel 4.18 Luas Ruang Diskusi Sudah Memadai ................................... 68
Tabel 4.19 Penataan Dalam Ruang Perpustakaan UNJ Tertata Dengan
Baik, Sehingga Membuat Nyaman dan Leluasa Untuk
Bergerak ................................................................................ 69
Tabel 4.20 Ruang-Ruang Perpustakaan Yang Ada Sudah Diatur
Dengan Baik .......................................................................... 70
Tabel 4.21 Jarak Antara Rak Buku/ Koleksi Sudah Leluasa ................... 71
Tabel 4.22 Jarak Antara Ruang Koleksi Dengan Ruang Sirkulasi Mudah
di Jangkau .............................................................................. 72
Tabel 4.23 Jarak Antara Meja Yang Satu Dengan Yang Lain Sudah Sesuai
Dengan Keleluasaan Bergerak .............................................. 72
Tabel 4.24 Letak Almari Penitipan Tas/ Locker Sudah Tepat ................ 73
viii
Tabel 4.25 Letak Meja Sirkulasi Dapat Mengawasi Keluar Masuknya
Pemustaka ............................................................................ 74
Tabel 4.26 Penataan Setiap Ruangan Perpustakaan UNJ Yang Ada
Membuat Pengawasan dan Keamanan Sudah Baik ............. 75
Tabel 4.27 Pencahayaan/ Penerangan disetiap Ruang Sudah Baik ........ 76
Tabel 4.28 Pencahayaan Dengan Lampu Membuat Nyaman Dalam
Membaca .............................................................................. 77
Tabel 4.29 Meja Baca Berada Diruang Yang Terang ............................ 77
Tabel 4.30 Ruangan Yang Menggunakan AC (Air Conditioner) Membuat
Nyaman ................................................................................ 78
Tabel 4.31 Meja Baca Berada Diruang Yang Berudara Sejuk ............... 79
Tabel 4.32 Adanya Penambahan Jendela/ Ventilasi/ AC (Air
Conditioner) ........................................................................ 80
Tabel 4.33 Warna Dinding Perpustakaan Membuat Perpustakaan Menjadi
Lebih Terang......................................................................... 81
Tabel 4.34 Kombinasi Warna Dinding Plafon, Lantai dan Perabot
Perpustakaan Merupakan Perpaduan Yang Harmonis ........... 82
Tabel 4.35 Penggunaan Warna Pada Perabot Perpustakaan Membuat Anda
Nyaman Saaat Berada Diruang Perpustakaan ........................ 83
Tabel 4.36 Perlengkapan dan Perabot Perpustakaan UNJ Sudah Tertata
dengan Rapi ............................................................................. 84
Tabel 4.37 Perlengkapan Dan Perabot Perpustakaan UNJ Sudah Lengkap
dan Memadai ........................................................................... 85
Tabel 4.38 Almari Penitipan Tas/ Locker Sudah Aman ......................... 86
Tabel 4.39 Tinggi Rak Buku Mudah Di jangkau .................................... 86
Tabel 4.40 Bentuk Meja Peminjaman/ Sirkulasi Sesuai Dengan Luas
Ruang Pepustakaan ............................................................... 87
Tabel 4.41 Tinggi Meja Peminjaman/ Sirkulasi Sesuai Dengan Luas Ruang
Perpustakaan ........................................................................ 88
Tabel 4.42 Jumlah Kursi Dan Meja Yang Tersedia Sudah Cukup ......... 89
ix
Tabel 4.43 Jumlah Komputer Untuk Pencarian Koleksi (OPAC) Sudah
Cukup dan Berfungsi Dengan Baik ...................................... 89
Tabel 4.44 Bahan Perabot Yang Digunakan Sudah Membuat Nyaman dan
Aman .................................................................................... 90
Tabel 4.45 Rekapitulasi Persepsi............................................................ 92
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pintu Masuk Perpustakaan ................................................105
Gambar 2 Ruang Penitipan Tas ..........................................................105
Gambar 3 Contoh Denah Ruang Pada Lantai 3 ..................................105
Gambar 4 Denah Ruang Penyandang Disabilitas ...............................105
Gambar 5 Pintu Keluar Lantai 2 .........................................................106
Gambar 6 Area Absensi Pengunjung .................................................106
Gambar 7 Area Sirkulasi ....................................................................106
Gambar 8 Area Katalog Online .........................................................106
Gambar 9 Ruang Diskusi ....................................................................106
Gambar 10 Penataan Rak Koleksi Umum ............................................106
Gambar 11 Lemari Koleksi Referensi ..................................................107
Gambar 12 Lemari Koleksi Non Tercetak ............................................107
Gambar 13 Area Resepsionis Lantai 4..................................................107
Gambar 14 Beberapa Skat Ruang Kerja Pegawai Perpustakaan ..........107
Gambar 15 Ruang BI Corner ................................................................107
Gambar 16 Ruang Penyandang Disabilitas ...........................................107
Gambar 17 Area Fotocopy ....................................................................108
Gambar 18 Ruang Baca Skripsi ............................................................108
Gambar 19 Layanan Koleksi Karya Ilmiah ..........................................108
Gambar 20 Area Baca ...........................................................................108
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Surat Keterangan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 3 Surat Perubahan Judul Skripsi
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 6 Surat Penguji Sidang Skripsi
Lampiran 7 Surat Perubahan Judul Pasca Sidang Skripsi
Lampiran 8 Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan adalah salah satu sarana yang tepat bagi seseorang
untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya. Oleh sebab itu,
perpustakaan menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
pemustaka. Paradigma perpustakaan sekarang berubah menjadi sesuatu
organisasi yang hidup, dimana informasi dan teknologi akan selalu
berkembang seiring perkembangan zaman. Perpustakaan membutuhkan
teknologi untuk dapat membantu proses pengolahan dan manajemen yang
ada di perpustakaan. Oleh karena itu, perkembangan perpustakaan tidak
hanya bergantung kepada informasi internal yang ada di perpustakaan
tersebut, tetapi juga harus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu jenis
perpustakaan. Yang berada dibawah naungan perguruan tinggi/ universitas
yang menyediakan kebutuhan informasi civitas akademika. Hal ini sejalan
dengan pendapat Lasa Harsono, bahwa perpustakaan adalah lembaga yang
selalu berkembang, memerlukan perencanaan dalam pengolahan
perpustakaan agar dapat memenuhi Standar Nasional Perpustakaan
Pergururuan Tinggi. 1
1 Lasa Harsono, Manajemen Pepustakaan (Yogyakarta: Sinar Grafika, 2005), 57.
2
Faktor utama pemustaka berkunjung ke perpustakaan adalah untuk
memenuhi kebutuhan informasinya, bagaimana informasi yang dibutuhkan
pemustaka bisa didapat secara efektif dan efisien. Tentunya fasilitas yang
memadai di sebuah perpustakaan juga berperan dalam menemukan
informasi yang efektif dan efisien tersebut seperti tata letak ruang,
pencahayaan, suhu udara, dekorasi ruang, penataan perabot dan
perlengkapan akan mempengaruhi kenyamanan dalam mencari informasi,
sehingga mempengaruhi minat juga persepsi pemustaka untuk berkunjung
ke perpustakaan.
Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 pasal 31 ayat 1 dan 2 tentang
sarana dan prasarana, dijelaskan bahwa setiap penyelenggara perpustakaan
menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar nasional
perpustakaan. Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud adalah sarana
yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi.2
Unit Pelayanan Teknis Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta
(yang selanjutnya akan disingkat menjadi UPT Perpustakaan UNJ) memiliki
gedung tersendiri. Letak UPT Perpustakaan UNJ di depan Fakultas Teknik
dengan luas ruang 4.800 m2. UPT Perpustakaan UNJ memiliki 6 lantai,
lantai 1 ruang penitipan tas, lantai 2 ruang sirkulasi, ruang kepala, ruang tata
usaha, ruang wakil manajemen mutu, ruang koodinator otomasi dan ruang
2 Republik Indonesia, “Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan,” Visi Pustaka, 2008, 20, http://www.pnri.go.id/magazine/undang-undang-republik-
indonesia-nomor-43-tahun-2007-tentang-perpustakaan/.
3
pelayanan teknis, lantai 3 ruang koleksi umum, toilet dan musholla, lantai 4
ruang e-library dan ruang penyandang disabilitas, lantai 5 ruang koleksi
buku rujukan/referens, koleksi jurnal/majalah dan lantai 6 ruang koleksi
karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), dan ruang foto copy.
Berdasarkan hasil obeservasi awal, terlihat bahwa UPT Perpustakaan
UNJ memiliki sarana dan prasarana yang ditata sesuai dengan fungsi
masing-masing. Dalam penataan ruang di UPT Perpustakaan UNJ masih
kurang dari segi pencahayaan dikarenakan terlalu banyaknya rak sehingga
cahaya buatan (lampu) yang dipancarkan pada ruang koleksi umum kurang
maksimal. Penataan rak pada kolesi umum saling berdekatan sehingga
memperhambat pemustaka dalam mencari koleksi. Luas ruang UPT
Perpustakaan UNJ tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa dan
pemustaka dari luar yang berkunjung. Selain itu, sirkulasi udara yang ada di
UPT Perpustakaan UNJ menggunakan AC, tetapi suhu udara disetiap
lantainya berbeda-beda. Pada lantai 1,2, 4, dan 6 suhu udara masih rendah,
sedangkan pada lantai 3 dan 5 suhu udara sudah dapat dikatakan ideal.
Dengan penataan ruang yang kurang baik dan yang kurang memadai juga
akan mengurangi kenyamanan pemustaka untuk berkunjung dan berlama-
lama di dalam perpustakaan.
Selain penataan ruang, sarana juga merupakan bagian yang
terpenting demi kelancaran kegiatan yang ada di perpustakaan. Beberapa
sarana yang ada di UPT perpustakaan UNJ masih menggunakan perabot dan
perlengkapan yang sudah tua, seperti halnya kursi dan meja yang terbuat
4
dari kayu dan sebagian komputer masih menggunakan komputer tipe lama.
Disamping itu, ketersedian perabot seperti kursi dan meja pada lantai 2 dan
lantai 6 masih kurang, terlihat dari sebagian pemustaka yang melakukan
kegiatannya di lantai.
Melihat dari kondisi UPT perpustakaan UNJ tersebut, peneliti ingin
mengetahui persepsi pemustaka terhadap sarana dan prasarana yang selalu
pemustaka gunakan. Untuk itu, peneliti ingin melakukan penelitian lebih
lanjut dengan menetapkan judul “PERSEPSI PEMUSTAKA
TERHADAP SARANA DAN PRASARANA DI UPT
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka
peneliti memberikan pembatasan masalah dengan tujuan agar penelitian
ini dapat dilaksanakan lebih terarah dan memberikan hasil yang baik.
Untuk itu penelitian ini dibatasi hanya pada persepsi pemustaka terhadap
aspek sarana dan prasarana yang terdiri dari lokasi perpustakaan, luas
ruang, penataan ruang, pencahayaan/ penerangan, sirkulasi udara,
dekorasi/pewarnaan, perlengkapan dan perabot yang ada di UPT
Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta.
5
2. Perumusan Masalah
Berpijak dari pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian adalah bagaimana persepsi pemustaka terhadap
sarana dan prasarana di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap
sarana dan prasarana di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dari tujuan yang dipaparkan di atas, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu
perpustakaan dan informasi, yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana perpustakaan perguruan tinggi.
b. Memberikan masukan kepada kepala perpustakaan dan pustakawan
dalam mengembangkan perpustakaannya melalui sarana dan
prasarana, sehingga dapat mencapai visi dan misi perpustakaan
mereka yang akan datang.
c. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya
dengan topik yang berhubungan.
6
D. Definisi Istilah
1. Persepsi Pemustaka
Tanggapan langsung dari serapan atau proses seseorang mengetahui
beberapa hal melalui penginderaan dalam menggunakan layanan yang
tersedia di perpustakaan.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang
dibendakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan usaha seperti
gedung dan ruangan perpustakaan, koleksi perpustakaan dan layanan
perpustakaan. Sarana/ Prasarana yang menjadi kenyamanan ruangan
perpustakaan meliputi penataan ruangan, temperatur ruangan, ventilasi
udara, serta pencahayaan.
3. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Unit Pelayanan Teknis (UPT) perpustakaan perguruan tinggi, yang
bersama-sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun,
mengolah, merawat serta melayani sumber informasi kepada lembaga
induknya.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan ini,
peneliti akan menguraikan secara sistematis mulai dari Bab I sampai Bab V
dengan rincian sebagai berikut:
7
Bab I Pendahuluan.
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, pembatasan
masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
definisi istilah dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur.
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan masalah
yang hendak diteliti, yaitu tentang perpustakaan perguruan tinggi
dan lebih fokus pada pembahasan mengenai sarana dan prasarana
perpustakaan perguruan tinggi, serta menjabarkan penelitian
terdahulu yang memiliki kemiripan topik.
Bab III Metode Penelitian.
Pada bab ini berisi mengenai jenis dan pendekatan penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan dan analisis data, serta jadwal penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Bab ini membahas tentang gambaran umum objek penelitian,
hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan sarana
dan prasarana di UPT Perpustakaan UNJ.
Bab V Penutup.
Dan untuk bab yang terakhir ini berisikan kesimpulan dari
permasalahan yang diteliti, serta saran untuk permasalahan
tersebut.
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Perguruan Tinggi
1. Definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu jenis
perpustakaan yang ada di Indonesia. Keberadaan, tugas, dan fungsi
perpustakaan tersebut adalah dalam rangka melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta
pengabdian pada masyarakat. Maka perpustakaan perguruan tinggi dapat
dikatakan sebagai jatungnya sebuah universitas.
Menurut Undang-undang No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
pada Pasal 1 No.10 menjelaskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi
adalah perpustakaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan berfungsi
sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan
pendidikan yang berkedudukan di perguruan tinggi.3
Sedangkan di dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan pada Pasal 1 No.9 menyebutkan bahwa
standar sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar,
tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,
bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta
sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.4
Menurut Kamus Istilah Perpustakaan, pengertian dari
perpustakaan perguruan tinggi ataupun perpustakaan universitas adalah
3 Indonesia, 3. 4 Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan,” n.d., 3, http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp- content/uploads/2016/08/PP032201
/PP0322013.pdf.
9
suatu atau sekelompok perpustakaan yang didirikan, dibiayai, dan
dikelola oleh universitas untuk memenuhi keperluan para mahasiswa dan
staf akademiknya.5
Menurut Sulistyo-Basuki, Perpustakaan perguruan tinggi adalah
perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya,
maupun lembaga yang berfaliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan
utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.6
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan dapat ditarik
kesimpulan, bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan
yang terdapat di lingkungan perguruan tinggi yang di bangun untuk
mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi
berisi tentang tiga hal yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta
pengabdian pada masyarakat.
2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi yang
merupakan bagian itegral dari suatu perguruan tinggi adalah untuk
menunjang pelaksanaan prgoram perguruan tinggi, sesuai dengan tri
dharma perguruan tinggi yaitu: pendidikan dan pengajaran, penelitian,
serta pengabdian pada masyarakat dengan menyediakan bahan
perpustakaan dan akses informasi bagi pemustaka, meningkatkan literasi
informasi pemustaka dan mendayagunakan teknologi informasi dan
komunikasi serta melestarikan bahan perpustakaan, baik isi maupun
medianya.
5 Perpustakaan Nasional RI, “Kamus Istilah Perpustakaan,” diakses 7 Februari 2017,
http://www.pnri.go.id/IstilahPerpustakaan.aspx. 6 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), 217.
10
Menurut Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tahun 2015, perpustakaan perpustakaan perguruan tinggi bertujuan:
a. Dharma pertama yaitu pendidikan dan pengajaran dilaksanakan
dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan
menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai dengan
kurikulum yang berlaku;
b. Dharma kedua yaitu penelitian melalui penyediaan bahan
perpustakaan baik primer maupun sekunder mutakhir sebagai bahan
untuk melakukan penelitian;
c. Dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat diselenggarakan
melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan
dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat. 7
Dari tujuan perpustakaan perguruan tinggi yang sudah dipaparkan di
atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah
sebagai bagian dari pendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi.
3. Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan mempunyai tugas penting yang sudah dibuat, tugas
perpustakaan secara umum ialah mengumpulkan, mengolah,
memelihara, merawat, melestarikan, mengemas, menyimpan,
memberdayakan, dan menyajikan koleksi bahan pustaka kepada
pemustaka.8
Dari sumber lainnya mengatakan bahwa perpustakaan perguruan
tinggi memiliki tugas penting yang telah ditetapkan, tugas perpustakaan
perguruan tinggi secara umum ialah mengembangkan koleksi, mengolah
dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan
administrasi perpustakaan. Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan
7 Darwanto, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2015), 5. 8 Abdul Rahman Saleh dan Komalasari Rita, Manajemen Perpustakaan (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009), 18.
11
sistem administrasi dan organisasi yang berlaku bagi penyelenggaraan
sebuah perpustakaan di perguruan tinggi. 9
Kesimpulannya, tugas dari perpustakaan perguruan tinggi adalah
segala bentuk kegiatan layanan informasi yang ada di lingkungan
perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemustaka.
4. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi memiliki peran sebagai salah satu
unit sarana kelengkapan pusat perguruan tinggi yang bersifat akademik
dalam membantu kelancaran pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pusat sumber belajar, maka perpustakaan perguruan tinggi
harus dilengkapi oleh koleksi bahan perpustakaan.
b. Sebagai penelitian, maka perpustakaan perguruan tinggi harus
dilengkapi dengan koleksi jurnal ilmiah yang lengkap serta selalu
mutakhir.
c. Sebagai pusat deposit internal perguruan tinggi, maka perpustakaan
perguruan tinggi harus melakukan penyimpanan dan pemeliharaan
terhadap karya-karya ilmiah yang dihasilkan oleh dosen maupun
mahasiswa.
d. Sebagai pusat pelestarian informasi, maka perpustakaan harus
memelihara setiap potong informasi ilmiah yang dikoleksinya dengan
cara melakukan alih media dari koleksi tercetak menjadi koleksi
digital.
e. Sebagai pusat jejaring bagi civitas akademika di lingkungan
perguruan tinggi, maka perpustakaan harus menjalin kerjasama
dengan perpustakaan lain untuk membantu setiap pemustakanya
dalam memenuhi kebutuhan informasinya.10
Jika semua perpustakaan perguruan tinggi dapat menjalankan
fungsinya secara penuh seperti di atas, maka peran perpustakaan dapat
9 Wijayanti Luki, Buku Pedoman: Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional RI, 2004), 3.
10 Abdul Rahman Saleh, Percikan Pemikiran di Bidang Kepustakawanan (Jakarta:
Sagung Seto, 2011), 46.
12
dirasakan manfaatnya oleh para pemustakanya. Dengan manfaat yang
sangat besar, maka keberadaan perpustakaan akan dikenali (recognized)
dan dihormati oleh para pemangku kepentingannya yaitu para civitas
akademika perguruan tinggi.
B. Tata Ruang Perpustakaan Perguruan Tinggi
1. Definisi Tata Ruang Perpustakaan
Tata berarti peraturan, atau penyusunan sedangkan ruangan
perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi
seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Segala sesuatu yang berada dalam
ruangan yang dibuat dan diatur sebagai wadah dalam suatu kegiatan
dalam melakukan kegiatan adalah arti dari tata ruang. Sedangkan tata
ruang perpustakaan adalah usaha untuk mengatur dan menyusun ruangan
perpustakaan dengan sedemikian rupa sehingga dapat tercipta suasana
yang indah, rapi, bersih, aman dan nyaman bagi pengguna maupun
pustakawan.11
Penataan ruangan perpustakaan perlu dilakukan secara hati-hati dan
mempertimbangkan berbagai aspek. Untuk dapat memikat perhatian
pemustaka agar mau datang ke perpustakaan, salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah melalui penataan ruangan yang menarik dan
fungsional.12
11 Whayan Danur, I Putu Suhartika, dan Richard Togaranta Ginting, “Kajian Tata Ruang
Perpustakaan Institut Seni Indonesia,” Bali, Jurnal Ilmiah D3 Perpustakaan, 1 (2015): 2,
https://ojs.unud.ac.id/index.php/d3perpus/article/view/14710. 12 Suwarno Wiji, Perpustakaan dan Buku (Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2011), 45.
13
Pendapat lainnya, (dalam buku Salmina Ginting) menurut Imanuel
Kant bahwa ruang adalah suatu kerangka atau wadah dimana objek dan
kejadian tertentu berada. 13
Kesimpulan dari penjabaran di atas mengenai tata ruang
perpustakaan adalah tempat, bagian, atau wadah yang dibatasi oleh
dinding atau penyekat yang di dalamnya terdapat bebagai macam
perlengkapan, peralatan dan perabotan yang sudah di atur sedemikian
rupa, sehingga setiap ruangan memiliki fungsi tertentu juga penataan
ruang yang menarik dan fungsional akan memikat perhatian pemustaka
untuk berkunjung.
2. Pola dalam Tata Ruang
Menurut Lasa Harsono dalam Abdul Rahman Saleh dan Rita
Komalasari, cara yang digunakan dalam penataan ruang berguna untuk
mengetahui bagaimana penempatan layanan tersebut diatur, sehingga
memperlihatkan pola rangkaian kerja dan pengawasan yang sebaik-
baiknya demi keamanan koleksi.14 Dalam penataan ruang di
perpustakaan, dapat dipilih beberapa alternatif sebagai berikut:
a. Tata Sekat, yaitu cara pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi
secara terpisah dari meja pengujung. Biasanya cara ini diterapkan
pada sistem tertutup (clossed access).
b. Tata Parak, yaitu cara pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi
terpisah dari ruang baca, namun pengguna dapat mengambil sendiri
koleksi dan dibaca di ruang baca yang tersedia. Cara ini cocok
digunakan pada sistem terbuka (open access).
c. Tata Baur, yaitu cara penempatan koleksi yang dicampur dengan meja
baca agar pembaca lebih mudah mengembalikan koleksi tersebut
13 Salmina Ginting, “Buku Ajar Perancangan Tapak,” diakses 9 Maret 2017,
https://www.scribd.com/document/167200536/Bab1-Konsep-Ruang-Luar#. 14 Abdul Rahman Saleh dan Rita, Manajemen Perpustakaan, 231–234.
14
ketempatnya semula. Biasanya sistem yang digunakan dalam tata baur
adalah sistem pelayanan terbuka (open access).15
Selain itu, menurut Wanda Listiani (dalam buku Laurens) ada tiga tipe
dasar pola ruang berdasarkan dinding pembatasnya, yaitu :
a. Ruang berbatas tetap (fixed-feature space) Ruang berbatas tetap
dilingkupi oleh pembatas yang relatif tetap dan tidak mudah digeser,
seperti dinding masif, jendela, pintu atau lantai.
b. Ruang berbatas semi tetap (semifixed-feature space) Adalah ruang
yang pembatasnya bisa berpindah. Ruang-ruang yang dibatasi oleh
partisi yang dapat dipindahkan ketika dibutuhkan setting yang
berbeda.
c. Ruang informal Adalah ruang yang berbentuk hanya untuk waktu
singkat, seperti ruang yang berbentuk ketika dua atau lebih orang
berkumpul.16
Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditinjau bahwa penataan ruang
perpustakaan dapat dipengaruhi oleh sistem pelayanan dan pola yang
digunakan dalam tata ruang perpustakaan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang
Untuk mengatur tata ruang perpustakaan akan banyak dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Sistem pelayanan yang dianut oleh perpustakaan
Sistem pelayanan yang dianut menentukan juga bagaimana hal-
hal lain yang mempengaruhi pengaturan ruangan. Sistem pelayanan
terbuka maka harus disediakan ruangan yang lebih luas pada ruangan
koleksi dibandingan sistem pelayanan tertutup. Sebaliknya harus
diperhatikan jika mereka menerapkan sistem pelayanan campuran,
yaitu gabungan antara pelayanan terbuka dan pelayanan tertutup.
15 Rahayuningsih F, Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), 9. 16 Wanda Listiani Dan Novalinda, “Desain Ruang Perpustakaan,” Bandung, 2007, 2,
Http://Old.Perpusnas.Go.Id/Attachment/Majalahonline/Desain%20ruang%20perpustakaan.Pdf.
15
b. Faktor ruangan yang tersedia
Faktor ruangan yang tersedia untuk kegiatan perpustakaan harus
digunakan seefisien mungkin sesuai dengan kebutuhan. Faktor-faktor
tersebut, antara lain:
1) Skala besar kecilnya perpustakaan
Segala kegiatan tersebut tergantung skala besar kecilnya sebuah
perpustakaan. Jika perpustakaan tersebut sederhana dan
memungkinkan semua kegiatan tersebut dikerjakan dalam suatu
ruangan, pustakawan yang diperlukan hanya satu orang saja.
Sebaliknya, jika perpustakaan tersebut dikategorikan
perpustakaan besar, maka perencanaan untuk ruangan pun
bertambah.17
2) Besarnya koleksi (serta perkembangannya)
Dengan jumlah koleksi yang sudah dimiliki perpustakaan,
maka dalam pengaturan ruang pihak perpustakaan harus
merencanakan pengembangan koleksi selama lima tahun
mendatang.
3) Jangkauan pelayanan
Selain perencanaan pengaturan tata ruang untuk koleksi lima
tahun mendatang, perpustakaan harus melihat jangkauan
pelayanan yang diberikan kepada pemustaka. Apakah pelayanan
17 Kosam Rimbarawa, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan (Jakarta:
Hakaeser, 2006), 17.
16
tersebut terbatas hanya untuk orang kantor, hanya untuk anak
sekolah, atau hanya untuk masyarakat umum saja.18
Dari hasil penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
mengatur penataan ruang memiliki faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya, maka sebuah perpustakaan harus lebih
memperhatikan faktor-faktor tersebut agar pengaturan dalam
penataan ruang dapat berjalan dengan lancar sesuai fungsinya.
4. Aspek Penataan Ruang Perpustakaan
Agar menghasilkan penataan ruang perpustakaan yang optimal serta
dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga
pemberi jasa, sebaiknya pustakawan perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini :
a. Aspek fungsional
Dalam penataan ruang harus mampu mendukung kinerja
perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas perpustakaan
maupun bagi pemustaka. Penataan yang fungsional dapat tercipta
jika antar ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan arus
barang (bahan pustaka) dan peralatan lainnya serta arus dan
pergerakan pemakai perpustakaan dapat mengalir dengan lancar.
Antar ruang saling mendukung sehingga betul-betul tercipta fungsi
penataan ruangan secara optimal.
18 Rimbarawa, 18.
17
b. Aspek psikologis pengguna
Penataan ruangan bisa mempengaruhi aspek psikologi
pengguna perpustakaan. Tujuannya agar pengguna perpustakan
merasakan nyaman, leluasa bergerak di perpustkaan dan merasa
tenang. Kondisi ini dapat diciptakan melalui penataan ruangan yang
harmonis dan serasi, termasuk dalam hal penataan perabot
perpustakaan.
c. Aspek estetika
Keindahan dalam penataan ruang salah satunya bisa melalui
penataan perabot yang digunakan. Penataan ruang yang serasi,
bersih, dan tenang dapat mempengaruhi kenyamanan pemustaka
untuk berlama-lama di perpustakaan.
d. Aspek keamanan bahan pustaka
Keamanan bahan pustaka bisa dikelompokkan dalam 2 bagian.
Pertama faktor keamanan bahan pustaka dari akibat kerusakan
secara alamiah, dan kedua adalah faktor kerusakan/ kehilangan
bahan pustaka karena faktor manusia. Solusinya adalah dengan
hindari masuknya sinar matahari scara langsung dengan intensitas
cahaya yang tinggi, apabila sampai mengenai koleksi perpustakaan.
Demikian juga penataan ruangan yang fungsional mampu
18
menciptakan pengawasan secara tidak langsung dari kerusakan
faktor manusia. 19
Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam aspek penataan ruang
perpustakaan harus memperhatikan pengelompokan dalam penataan
ruang, dilihat dari segi hubungan antar ruang agar lebih efisiensi dan
dapat mengawasi secara keseluruhan area pemustaka di perpustakaan.
Disisi lain perlu memperhatikan keindahan dalam penataan ruang agar
pemustaka yang berkunjung merasakan kenyamanan.
5. Prinsip-prinsip Penataan Ruangan
Perpustakaan memiliki sepuluh prinsip penataan ruang, diataranya
adalah sebagai berikut:
a. Untuk pelaksanaan tugas yang memerlukan konsentrasi hendaknya
ditempatkan di ruangan terpisah atau di tempat yang aman dari
gangguan yang mengganggu konsentrasi.
b. Bagian yang bersifat pelayanan umum hendaknya ditempatkan di
lokasi yang strategis. Tujuannya agar lebih mudah dicapai, misalnya
bagian sirkulasi.
c. Dalam penempatan perabot seperti meja, kursi, rak buku, lemari, dan
lainnya hendaknya disusun dalam bentuk garis lurus. Tujuannya agar
segala kegiatan pemustaka lebih mudah dikontrol oleh pustakawan.
19 Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja (Jakarta:
Grasindo, 2007), 234–35.
19
d. Jarak antara satu perabot dengan perabot lainnya dibuat sedikit lebar
dengan tujuan agar pustakawan maupun pemustaka bisa leluasa
untuk berjalan. 20
e. Bagian-bagian yang mempunyai tugas yang sama, hampir sama, atau
merupakan kelanjutan, hendaknya ditempatkan di lokasi yang
berdekatan, agar mempermudah pustakawan melakukan kegitannya.
f. Bagian yang menangani pekerjaan pengolahan, pengetikan atau
penjilidan hendaknya ditempatkan di tempat yang tidak tampak oleh
khalayak umum.
g. Jika memungkinkan semua petugas dalam suatu unit/ruangan
hendaknya duduk menghadap ke arah yang sama dan pimpinan
duduk di belakang. Situasi ini akan lebih menciptakan komunikasi
yang lancar antar petugas.
h. Alur pekerjaan hendaknya bergerak maju dari satu meja ke meja lain
dari garis lurus. Hal ini bertujuan agar tidak adanya keraguan
ataupun kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan oleh pustakawan.
i. Ukuran tinggi, rendah, panjang, lebar, luas dan bentuk perabot
hendaknya dapat diatur lebih leluasa. Hal ini dimaksudkan agar tidak
tercipta situasi jenuh bagi pustakawan maupun pemustaka.
j. Perlu adanya lorong yang cukup lebar untuk jalan apabila sewaktu-
waktu terjadi kebakaran dan bencana alam. Hal ini bertujuan agar
20 Dexa Anugrah Dan Adroni, “Penataan Ruangan Di Perpustakaan Umum Kota Solok,” 2,
1 (n.d.): 2, Http://Download.Portalgaruda.Org/Article.Php?Article=24672&Val=1516.
20
lebih mudah menyelamatkan diri apabila terjadi bencana yang tidak
terduga.21
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa didalam
penataan ruang perpustakaan harus memperhatikan beberapa prinsip-
prinsip penataan sebuah ruang perpustakaan agar perpustakaan tersebut
dapat memberikan nuansa nyaman sehingga pemustaka tertarik untuk
membaca buku dan betah berada di perpustakaan.
6. Lokasi Gedung Perpustakaan
Lokasi gedung perpustakaan merupakan hal yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan sebuah gedung perpustakaan. Pemusatan lokasi
gedung perpustakaan sebaiknya diperhatikan bagi setiap instansi
perpustakaan karena hal tersebut dapat mempengaruhi keinginan
pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan. Oleh sebab itu, dalam
penempatan perpustakaan perlu dipilih lokasi yang strategis guna
memperlancar segala kegiatan pemustaka.
Di dalam Standar Nasional Perpustakaan (SNP) tahun 2013
perguruan tinggi disebutkan bahwa lokasi gedung perpustakaan harus
berada di pusat perguruan tinggi sehingga mudah dicapai oleh mahasiswa
dan dosen. Selain itu, luas gedung perpustakaan perguruan tinggi
sekurang-kurangnya 0,4 m2 x jumlah seluruh mahasiswa.22
21 Dexa Anugrah dan Adroni, 3. 22 Muhammad Syarif Bando, Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi 2013
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014), 4.
21
7. Dimensi Kualitas Ruangan
Menurut Andrew McDonald dalam buku Karen Ltimer dan Hellen
Niegaard telah mendefinisikan 10 kriteria penilaian sebuah ruang
perpustakaan yang berkualitas, yaitu:
a. Fungtional (fungsional)
Ruang yang fungsional ialah mudah digunakan serta ekonomis
dalam mengaplikasikannya. Artinya ruang perpustakaan harus
mempertimbangkan aspek pengguna, koleksi serta teknologi yang ada
di dalam perpustakaan, serta keterkaitan di antara aspek-aspek
tersebut yang sangat kompleks dan dinamis. Ruang perpustakaan yang
fungsional harus mempunyai keseimbangan antara ruang untuk
belajar, hiburan serta mencari informasi.
b. Adaptable (mampu beradaptasi)
Ruang yang adaptable merupakan kondisi ruang perpustakaan
yang fleksibel dan mudah untuk dialihfungsikan. Fleksibel dalam
menghadapi dan mengikuti perubahan di masa yang akan datang
seperti perubahan teknologi informasi yang semakin berkembang,
struktur oganisasi serta keinginan dan kebutuhan pengguna yang
semakin beragam dan mendesak agar perencanaan ruang perpustakaan
dapat diciptakan dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi.23
c. Accsessible (mudah diakses)
Ruang yang accessible merupakan ruang sosial yang mudah
diakses serta menjamin kebebasan baik oleh pengguna maupun staf
atau pegawai didalamnya. Perpustakaan sebagai sarana belajar,
mengajar, penelitian, mencari hiburan dan lain sebagainya harus dapat
diakses dengan mudah dan sebanyak mungkin pengguna yang
mengaksesnya, menggunakannya, serta menarik mereka untuk
memanfaatkannya. Serta kemudahan akses bagi mereka yang
memiliki kebutuhan khusus seperti para penyandang cacat, tentunya
mereka membutuhkan akses khusus yang memudahkan mereka
mencari informasi.
d. Varied (bervariasi)
Ruang perpustakaan menyediakan ruang yang beragam dalam
pembelajaran, penelitian, mencari kesenangan serta ruangan untuk
media yang beragam dalam mengakses informasi. Perpustakaan yang
menyediakan pilihan ruang sesuai dengan kebutuhan pengguna seperti
pengadaan ruang diskusi, seminar, ruang baca yang bervariasi (private
room / silent room), hingga penggunaan perabot seperti meja baca
yang bervariasi. Keberagaman ini akan semakin berkembang
23 Karen Latimer dan Hellen Niegaard, IFLA Library Building Guidelines: Developments &
Reflections (Germany: Strauss GmbH, Morlenbach, 2007), 15.
22
mengiringi perkembangan kebutuhan manusia dan juga
perkembangan jaman dengan kecanggihan teknologinya.
e. Interactive (interaktif) Ruang perpustakaan yang interaktif adalah ruang yang telah
terorganisasi dengan baik, yang dapat menghubungkan interaksi
antara pengguna dengan layanan yang tersedia, yaitu adanya
keseimbangan antara ruang untuk koleksi, layanan, pembaca serta
perangkat teknologi.
f. Conducive (kondusif)
Ruang yang memiliki kualitas keramahan yang tinggi terhadap
manusia, dapat memberikan motivasi serta inspirasi bagi pengguna dan juga pegawai didalamnya. Terlebih kini makin banyak pengguna
perpustakaan yang menggunakan layanan hingga menghabiskan
waktu seharian. Oleh karena itu, mereka membutuhkan ruang
perpustakaan yang dapat menciptakan suasana yang nyaman dan
kondusif agar dapat menghadirkan inspirasi dan motivasi dalam
belajar.24
g. Environtmentally Suitable (sesuai dengan lingkungan) Kualitas ruang perpustakaan salah satunya dapat menyesuaikan
dengan kebutuhan lingkungan yang ada. Dalam hal ini dapat
memberikan kenyamanan bagi penghuninya, baik staf, pustakawan
maupun pengguna perpustakaan. Tidak hanya mereka, namun juga
nyaman bagi kelestarian bahan pustaka, kelestarian peralatan dan
perlengkapan yang ada.
h. Safe and Secure (aman dan terjamin)
Aman untuk pengguna, pegawai, koleksi, fasilitas, sarana dan
prasarana hingga keamanan dari gedung perpustakaan itu sendiri.
Selain kemanan diperlukan juga jaminan atau kepercayaan pengguna
maupun pegawai mengenai rasa aman itu sendiri sangat diperlukan.
Jika rasa kepercayaan akan kemanan sudah terciptakan maka
pengguna maupun pegawai akan dengan leluasa dan tanpa khawatir
untuk melakukan kegitannya di perpustakaan.
i. Efficient Ruang perpustakaan yang efisien yaitu ekonomis dalam
penggunaan ruang, staf, dan biaya operasional. Artinya dalam
mengelola perpustakaan dilaksanakan secara efisien dan ekonomis.
Dengan cara memanfaatkan tata ruang perpustakaan yang baik
sehingga dapat menciptakan efisiensi jarak dan waktu,
mempertimbangkan pemanfaatan energi listrik yang bijak salah
satunya dengan mengadakan perangkat teknologi yang akan
digunakan berdasarkan tingkat kegunaanya.
j. Suitable for Informastion Technology
Ruang perpustakaan dapat menyesuaikan dengan kemajuan
teknologi yang ada. Tidak hanya itu, perpustakaan juga perlu
24 Latimer dan Niegaard, 17.
23
memperhitungkan dan menafsirkan teknologi apa yang akan
digunakan di masa yang akan datang. Memperhatikan model
pembelajaran yang ada saat ini dan yang akan datang. 25
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
menciptakan, merencanakan, hingga membangun sebuah perpustakaan
yang berkualitas yang dapat memberikan nilai guna bagi pengguna dan
pegawainya, serta perpustakaan yang aman dan dapat mengikuti
perkembangan zaman tanpa mengabaikan aspek kenyamanan,
kepentingan dan kebutuhan pemakai dan pustakawan, sebelumnya dapat
direncanakan sesuai dengan 10 dimensi kualitas ruang perpustakaan dari
Andrew McDonald.
6. Pencahayaan/ Penerangan
Pencahayaan untuk perpustakaan bisa didapatkan dari dua sumber,
yaitu cahaya alami dan cahaya buatan. Cahaya alami didapatkan dari sinar
matahari.
Menurut teori Veitch dan Arkkelin mengatakan bahwa cahaya
buatan didapatkan dari incandescent light (lampu pijar) dan fluorescent
light (lampu neon).
Berkaitan dengan sinar matahari, menurut Djadjuliyanto bahwa
cahaya langsung dari matahari tidak baik, karena dapat merusak buku dan
mengganggu kenyamanan.
Untuk itu perlu kiranya diperhatikan penggunaan jendela kaca dan
desain dinding yang sesuai. Berkaitan dengan cahaya buatan, ada tiga hal
25 Vika Riesmaya, “Dimensi Kualitas Ruang Perpustakaan,” 15 April 2017, 9.
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jurnal%20vika%20Rismaya.pdf.
24
yang harus diperhatikan yaitu brighness, penempatan lampu, dan aktvitas.
Pendapat lain dari Thompson merekomendasikan besarnya intensitas
cahaya pada ruang-ruang tertentu di perpustakaan.26
Cahaya atau penerangan merupakan aspek yang perlu mendapat
perhatian dalam penataan ruang perpustakaan karena sebagian besar
kegiatan yang dilakukan di perpustakaan adalah membaca dan belajar,
selain kegiatan lain yang tentunya membutuhkan cahaya yang cukup,
banyak keuntungan yang diperoleh dengan adanya pencahayaan yang
cukup antara lain :
1) Mampu meningkatkan produktivitas kerja
2) Dapat dicapai kualitas pekerjaan
3) Dapat mengurangi keteganggan mata dan kelelahan jiwa
4) Dapat menimbulkan semngat kerja
5) Dapat meningkatkan prestise suatu lembaga/ perpustakaan (Dalam
buku Lasa, 2008).27
Tabel 2.1
Intensitas Cahaya Ruang
26 Budi Widodo, “Rancangan Perpustakaan Perguruan Tinggi: kajian Psikologi Lingkungan,”
Buletin Psikologi VIII, No.1, Juni 2000, 42.
28 Luki, Buku Pedoman: Perpustakaan Perguruan Tinggi, 131.
Ruang di perpustakaan Intensitas cahaya
Ruang baca (majalah dan koran) 200 lumen
Meja baca (ruang baca umum) 400 lumen
Meja baca (ruang baca rujukan) 600 lumen
Area sirkulasi 600 lumen
Area pengolahan 400 lumen
Area akses tertutup 100 lumen
Area koleksi buku 200 lumen
Area kerja 400 lumen
Area pandang dengar 100 lumen28
25
Dari bahasan diatas dapat disimpulkan adalah bahwa
pencahayaan/penerangan di dalam ruang perpustakaan sangatlah penting.
Ada dua sumber cahaya, yaitu sumber cahaya buatan dan sumber cahaya
langsung dari sinar matahari. Sumber cahaya langsung dari matahari
tidak baik, karena dapat merusak koleksi dan mengganggu kenyamanan
pemustaka. Oleh sebab itu, untuk koleksi sebaiknya tidak terpapar
langsung oleh cahaya.
7. Sirkulasi Udara (Ventilasi)
Sirkulasi udara merupakan sistem pertukaran udara dalam ruang
untuk menjaga kebersihan udara dan kelembaban ruang. Menururt
Listiani dan Novalinda sirkulasi udara sebagai antisipasi kepengapan
dapat menggunakan alat bantu AC (Air Conditioner), ventilasi dapat
berupa jendela pada ruang perpustakaan.29
Sirkulasi udara yang baik, akan membawa keuntungan
berkurangnya gangguan-gangguan binatang serangga dan juga mencegah
cendawan/ jamur pada buku. Jika membiarkan perpustakaan terlalu
terbuka, hal ini akan membuat debu yang masuk banyak. Buku yang
berdebu adalah sasaran yang baik bagi binatang serangga. Gedung yang
tua dengan udara yang dingin dan lembab akan menyebabkan buku-buku
bercendawan/ jamuran dan lapuk. Dengan pemasangan AC (air
28 Luki, Buku Pedoman: Perpustakaan Perguruan Tinggi, 131.
29 Novarikha Ariyanti, “Peran Desain Interior Terhadap Kepuasan Pemustaka” 3 No.1 (19
Maret 2016), http://download.portalgaruda.org/article.php?article=347019&val=6469&title=Pera
n%20Desain%20Interior%20Terhadap%20Kepuasan%20Pemustaka%20(studi%20pada%20perp
ustakaan%20SMK%20Negeri%204%20Malang).
26
conditioner) akan sangat bermanfaat untuk menjaga suhu dalam ruangan
dan mencegah gangguan serangga dan cendawan/ jamuran.30
Kesimpulan dari pemaparan di atas adalah bahwa pertukaran udara
di perpustakaan akan baik jika menggunakan AC (Air Conditioner),
ventilasi dan jendela pada ruangan yang tepat, selain baik untuk
perpustakaan agar tidak pengap, juga dapat menjaga suhu ruang
perpustakaan.
8. Dekorasi Ruang/ Pewarnaan
Dekorasi ruang perpustakaan terdiri dari pemilihan warna pada
ruang dan aksesoris yang menghias ruang perpustakaan. Warna
merupakan komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dari
pembentukan konsep ruang. Penggunaan warna yang tepat untuk
bangunan pendidikan, seperti sekolah dan perpustakaan, dapat
meningkatkan aktivitas didalamnya. Konsep warna yang diterapkan
adalah adalah konsep warna yang dapat menjawab permasalahan dari
aspek kenyamanan dan identitas. Warna dalam aspek kenyamanan dilihat
dari warna yang dapat memberikan efek aktif dan relaksasi. 31 Di dalam
sebuah perpustakaan untuk mencegah kesan gelap dan silau didalam
30 Sjahrial Pamuntjak, Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional RI, 2004), 10. 31 Eka Susanti dan Budiono, “Desain Interior Perpustakaan sebagai Sarana Edukasi dan
Hiburan dengan Konsep Post Modern,” Surabaya, Jurnal Sains Dan Seni Pomits, 4 (2014):
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=149247&val=4187&title=Desain%20Interior
%20Perpustakaan%20Sebagai%20Sarana%20%20Edukasi%20Dan%20Hiburan%20%20Dengan
%20Konsep%20Post%20Modern.
27
ruangan penggunaan warna yang tepat pada perpustakaan adalah warna
yang menyejukkan agar tidak menyilaukan.
Pemilihan warna untuk suatu ruangan perpustakaan sangat erat
hubungannya dengan faktor penerangan. Artinya, harus diperhatikan
nilai–nilai pemantulannya.32 Dalam pewarnaan dinding sebelah bawah
harus lebih gelap dari warna dinding sebelah atas, agar tidak terjadi
pemantulan dari bagian lain ruang tersebut. Pemilihan warna yang sesuai
untuk ruang dalam akan memberikan kesan suasana yang menyenangkan
dan menarik, dapat meningkatkan semangat dan gairah kerja sehingga
akan mampu meningkatkan produktivitas kerja, dan juga dapat
mengurangi kelelahan. Selain itu, pemilihan warna yang tepat akan
mempengaruhi intensitas terang dan dapat pula memberikan suasana
ruang pada area tersebut. Intensitas pantulan warna-warna tersebut antara
lain:
Tabel 2.2
Intensitas Pantulan Warna
Warna Intesitas Pantulan Cahaya
White (putih) 80
Salmon (blewah) 53
Ivory muda (krem) 71
Pale apple green (hijau apel) 51
Apricot beige (kuning kunyit) 66
Medium grey (abu-abu) 43
L Lemon yellow (kuning muda) 65
Light green (hijau muda) 41
Ivory (kuning gading) 59
Pale blue (biru muda) 4133
32 Muhammad Azwar dan Agung Nugraha Rusli, “Manajemen Tata Ruang Perpustakaan
Pesantren Madani Alauddin Pao-Pao Makassar,” 2017, 63, journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-
maktabah/article/download/4714/3245. 33 Luki Wijayanti, Buku Pedoman: Perpustakaan Perguruan Tinggi, 132–33.
28
Kesimpulan dari penjabaran diatas adalah bahwa dalam memilih
warna dinding sangatlah mempengaruhi intensitas terangnya suatu
ruangan perpustakaan dari hasil pantulan warna pada dinding.
C. Sarana Perpustakaan Perguruan Tinggi
Didalam perpustakaan sarana sangatlah penting keberadaannya,
yaitu untuk melancarkan atau mempermudah suatu kegiatan. Selain itu,
sarana juga dapat menarik perhatian pemustaka untuk berkunjung ke
perpustakaan. Sarana yang memadai dapat membuat pemustaka merasa
nyaman berlama-lama ketika berada di perpustakaan.
Sarana perpustakaan adalah semua benda, barang dan inventaris
yang menjadi milik perpustakaan dan dipergunakan untuk menunjang
penyelenggaraan kegiatan perpustakaan. Pendayagunaan tersebut adalah
menggunakannya secara maksimal sehingga produktifitas perpustakaan
dapat mencapai hasil dan berdampak positif bagi pemakai. Sarana
meliputi perabotan, peralatan, dan perlengkapan.34 Sarana meliputi
perabotan, peralatan, dan perlengkapan. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.35
Dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana adalah perabotan, peralatan,
dan perlengkapan yang dimanfaatkan guna mencapai maksud dan tujuan
tertentu.
34 Sutarno Ns, Manajemen Perpustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 218. 35 “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,” diakses 13 Februari 2017,
http://kbbi.web.id/sarana.
29
Perpustakaan yang memiliki perabotan, peralatan, dan perlengkapan
yang memadai akan mendukung kegiatan perpustakaan dengan baik.
Perabotan atau sering disebut dengan furnitur adalah komponen pertama
di dalam ruangan perpustakaan yang akan menentukan nyaman atau
tidaknya ruangan perpustakaan.36 Pokok dari perabot yang diperlukan di
perpustakaan perguruan tinggi seperti rak, lemari, meja, kursi, kereta
buku, dll. Peralatan perpustakaan adalah alat yang digunakan staf dan
pustakawan untuk menyelesaikan tugas utamanya sehingga kegiatannya
berjalan dengan lancar. Sedangkan, perlengkapan adalah alat bantu yang
diperlukan untuk menunjang kelancaran kegiatan perpustakaan secara
optimal. Perlengkapan pokok yang diperlukan antara lain mesin fotokopi,
komputer, LCD proyektor, VCD player, pesawat telepon, pengaman
bahan pustaka, mesin potong, dan lain-lain.37
1. Tujuan Penataan Peralatan, Perlengkapan, dan Perabotan
Perpustakaan
Beberapa tujuan dalam penataan peralatan, perlengkapan, dan
perabotan perpustakaan ialah sebagai berikut :
a. Agar semua kebutuhan pemustaka atau pegawai dalam melayani
pengunjung terpenuhi sehingga tidak adanya kekurangan dan
hambatan.
36 Yaya Suhendar, Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah Dasar (Jakarta: Prenada, 2014),
23. 37 Luki Wijayanti, Buku Pedoman: Perpustakaan Perguruan Tinggi, 141.
30
b. Membuat pengunjung merasakaan kenyamanan ketika berada di
perpustakaan.
c. Adanya keleluasan bergerak yang wajar dari pemustaka dan
pustakawan.
d. Adanya efisiensi dalam pemakaian ruang.38
Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah tujuan dari penataan
peralatan, perlengkapan, dan perabot sangatlah diperlukan agar
mendukung perencanaan dalam penataan ruang di perpustakaan, juga
dapat mempengaruhi psikologis pemustaka.
2. Pemilihan dan Pembuatan Perabot
Dalam memilih dan membuat perabot perpustakaan, perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
a. Bahan :
Perabot dapat dibuat dari bahan logam atau kayu. Keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing :
Bahan kayu memiliki kelebihan seperti :
1) Tersedia dan mudah diperoleh dimanapun
2) Memiliki banyak unsur dekoratif
3) Mudah diperbaiki bila terjadi kerusakan39
Sedangkan, kekurangan dari bahan kayu adalah:
38 Rimbarawa, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan, h.
39 Luki, Buku Pedoman: Perpustakaan Perguruan Tinggi, 140.
31
1) Daya tahan kurang, mudah terbakar, harganya mahal untuk
kayu yang baik .
Jika perabot berbahan logam, akan memiliki kelebihan
sebagai berikut :
1) Mudah dibongkar dan kurang dekoratif
Sedangkan kekurangan dari menggunakan bahan logam adalah
mudah berkarat.
b. Desain Perabot
Desain perabot perpustakaan sebaiknya :
1) Sederhana, mudah dibersihkan, ergonomis , fungsional
Bentuk dan konstruksi Perabot :
1) Bentuk tepian dan ujung perabot harus tumpul dan konstruksi
harus kuat
Warna Perabot :
1) Serasi dengan warna ruang dan memperhatikan sifat warna.40
3. Jenis-Jenis Perabot, Peralatan, dan Perlengkapan Perpustakaan
Menurut Abdul Rahman Saleh dan Rita Komalasari, jenis-jenis
perabot perpustakaan, antara lain:
a. Almari penitipan tas dan rak pameran
Ruang depan (lobby) dibutuhkan tempat penitipan tas
(locker) dan papan pengumuman. Apabila terdapat petugas
penjaga ruang, perlu disediakan dengan meja dan kursi khusus
untuk petugas tersebut. Selain itu, dapat disediakan lemari kaca
untuk pameran dan kursi khusus tamu.
40 Ibid.,141.
32
d. Pintu kontrol
Apabila penjaga ruang depan merangkap sebagai pengawas
pintu kontrol maka tidak diperlukan perlengkapan khusus.
Penempatan pintu putar akan membantu pengaturan lalu lintas
pemustaka dan memudahkan pengawasan dari ruang depan atau
dari tempat peminjaman.
e. Tempat peminjaman/ meja sirkulasi
Ruang sirkulasi memerlukan meja (counter) yang dibuat
secara khusus. Selain itu, dilengkapi dengan meja kerja dan kursi
untuk pustakawan (sesuai dengan jumlah pustakwan), rak buku,
mesin ketik, kereta buku, alat intercom atau telpon.
f. Almari katalog
Jumlah almari katalog harus disesuaikan dengan banyaknya
koleksi. Selanjutnya perlu dibedakan anatara katalog pengarang
dan judul serta katalog subjek atau menurut sistem lain yang
dipakai.
g. Meja layanan rujukan
Layanan ini memerlukan meja kerja dan kursi untuk
pustakawan, kursi untuk pemustaka, filing cabinet, dan rak
khusus untuk koleksi rujukan.
h. Rak koleksi majalah dan surat kabar
Koleksi majalah dan surat kabar memerlukan tempat khusus
sendiri untuk majalah baru dan majalah lama yang belum dijilid,
dan katalog majalah, rak untuk surat kabar. Rancangan untuk rak
majalah dan surat kabar ada beberapa macam sehingga dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan.
i. Rak koleksi buku
Koleksi buku diperlukan rak buku, rak khusus untuk
pameran buku. Hendaknya tiap rak diberikan petunjuk mengenai
buku yang ditempatkan pada rak, misalnya seperti nomer kelas
atau secara verbal, seperti pendidikan, ekonomi.
j. Meja Komputer
Meja komputer sebaiknya menggunakan meja yang
dirancang khusus untuk komputer, agar pemustaka dan
pustakawan merasa nyaman.
k. Meja dan kursi baca
Ruang baca dapat disediakan beberapa variasi , misalnya
untuk seorang, empat orang dan carrel. Di tempat tertentu perlu
disediakan kursi pemustaka untuk kegiatan browsing.
l. Meja/ kursi untuk kerja petugas atau pustakawan
Jumlah ruangan untu pustakwan sesuai dengan jumlah tenaga
keragaman kegiatan layanan dan luas ruangan perpustakaan secara
keseluruhan. 41
41 Abdul Rahman Saleh dan Rita, Manajemen Perpustakaan, 241–43.
33
Sedangkan dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan
Tinggi, sesuai dengan pembagian ruang menurut fungsinya, berikut
ini adalah rincian ruang serta perabot dan perlengkapan yang
diperlukan ialah sebagai berikut:
Tabel 2.3
Ruang- ruang Perpustakaan
Lobi Disediakan fasilitas penitipan barang, papan
pengumuman, display dan kursi.
Pintu Kontrol Pintu putar (turnstile) membantu mengatur arus
pengguna yang masuk dan keluar perpustakaan.
Akan sangat baik bila ada security gate (sistem
pengaman).
Ruang Sirkulasi Tempat peminjaman dan pengembalian bahan
perpustakaan yang memiliki perabot meja dan
kursi layanan, komputer, scanner, telepon dan
rak koleksi.
Area Katalog Disediakan meja dan kursi serta komputer untuk
penelusuran katalog.
Ruang Koleksi
Rujukan
Disediakan rak koleksi, meja dan kursi petugas,
komputer untuk akses basis data dan katalog.
Ruang Terbitan
Berkala
Disediakan rak khusus terbitan berkala yang
dapat meminjam terbitan baru dan terbitan lama
yang telah dijilid.
Ruang Baca Disediakan fasilitas meja dan kursi baca untuk
para pengguna perpustakaan. Saat ini meja-meja
belajar juga memiliki outlet listrik sehingga
pengguna dapay menggunakan laptop.
Ruang Kerja
Petugas
Jumlah ruang dan perabot untuk petugas
begrantung pada jumlah petugas perpustakaan.
Selain meja kursi, sebaiknya juga disediakan
komputer bagi setiap petugas.
Ruang Tata
Usaha
Disediakan meja, kursi, filing cabinet, alamari,
komputer, printer, mesin fotokopi, dan risograf
dan alat pemotong kertas.
Gudang Disediakan almari, rak buku dan fasilitas lain
yang diperlukan.
Ruang
Perawatan
Disediakan alat pemotong kertas, alat jilid, mesin
press, pisau potong, almari.42
42 Luki Wijayanti, Buku Pedoman: Perpustakaan Perguruan Tinggi, 142.
34
Pada umumnya perlengkapan terdiri dari alat pemadam
kebakaran, perlengkapan untuk membersihkan gedung dan
pemeliharaan halaman.
Peralatan perpustakaan yang harus selalu tersedia untuk
menunjang kegiatan perpustakaan, antara lain: Peralatan yang terdapat
di perpustakaan digolongkan dalam dua jenis yaitu yang bersifat habis
pakai dan yang bersifat tahan lama.
Peralatan yang habis pakai maksudnya adalah peralatan yang
relatif cepat habis seperti pensil, kertas tik, formulir pendaftaran,
kertas untuk membuat kantong buku, dan lain sebagainya.
Sedangkan peralatan yang bersifat tahan lama adalah peralatan
yang dapat digunakan terus menerus dalam jangka waktu yang relatif
lama, misalnya mesin ketik, pelubang kertas, gunting, penggaris, dan
lain sebagainya.
Kesimpulan dari penjelasan diatas mengenai jenis-jenis perabot,
perlengkapan, dan peralatan UPT perpustakaan UNJ adalah bahwa
perpustakaan wajib memiliki sarana tersebut, guna melancarkan
kegiatan pustakawan dalam melayani pemustaka agar kebutuhan
informasi mereka terpenuhi dengan baik.
35
Namun, menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP)
Perguruan Tinggi 2013, perpustakaan menyediakan sarana sekurang-
kurangnya meliputi:
Tabel 2.4
Sarana Perpustakaan
No Jenis Ratio Deskripsi
1 Perabot Kerja 1 set/
pemustaka
Dapat menunjang kegiatan
memperoleh informasi dan
mengelola perpustakaan.
Minimum terdiri atas kursi
dan meja baca pengunjung,
kursi dan meja kerja
pustakawan, meja sirkulasi
dan meja multimedia.
2 Perabot
Penyimpanan
1 set/
perpustakaan
Dapat menyimpan koleksi
perpustakaan dan peralatan
lain untuk pengelolaan
perpustakaan. Minimum
terdiri atas rak buku, rak
majalah, rak surat
kabar,lemari/ laci katalog, dan
lemari yang dapat dikunci.
3 Peralatan
Multimedia
1 set/
perpustakaan Sekurang-kurangnya terdiri
atas 1 set komputer
dilengkapi dengan teknologi
informasi dan komunikasi.
4 Perlengkapan 1 set/
perpustakaan
Paling kurang memiliki bahan
perpustakaan terdiri atas: buku
inventaris, buku pegangan,
buku daftar tajuk subjek,
peraturan pengatalogan, buku
pegangan, buku referensi,
buku fiksi, majalah, koran,
leafet/ booklet, skripsi, tesis,
disertasi, jurnal, karya ilmiah,
serta papan pengumuman.43
43 Muhammad Syarif Bando, Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi 2013
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014), 5.
36
4. Ukuran Perabot Perpustakaan
Ukuran perabot perpustakaan seperti rak, meja, dan kursi
adalah salah satu kenyamanan bagi pemustaka. Ukuran perabot dan
atau mebel tersebut, anatara lain :
a. Rak
Rak satu muka, lima pagu dengan lebar 100 cm dapat
memuat 115 – 165 eksemplar buku, dan jarak antar rak 100 – 110
cm . Dengan demikian 1 meter 2 luas lantai dapat memuat 150-220
eksemplar buku. 44
b. Meja peminjaman
Bentuk meja peminjaman tergantung dari besar ruangan dan
letaknya dalam ruangan. Untuk ruangan yang kecil, sebaiknya meja
yang digunakan berbentuk “L”, sedangkan jika ruangannya cukup
besar, dapat menggunakan meja yang berbentuk “U”. Ukuran meja
peminjaman, yaitu tinggi: 100 cm, ukuran ini digunakan agar
pemustaka sambil tegak berdiri di muka meja. Untuk lebarnya 60
dan 70 cm, agar petugas/ pustakawan yang duduk dibelakang meja
dapat memberikan/ mengambil buku dengan mudah.
c. Katalog berlaci
Katalog berlaci adalah tempat penyimpanan kartu-kartu
katalog. Ukuran laci dibuat 1 cm lebih besar dari ukuran kartu yang
44 Luki Wijayanti, Buku Pedoman: Perpustakaan Perguruan Tinggi, 125.
37
dipakai, untuk tinggi katalog berlaci, yaitu 135 cm, lebar 45 cm dan
untuk kaki katalog berlaci tingginya adalah 50 cm.
d. Kursi dan meja
Meja baca untuk empat orang pemustaka berukuran 100 cm
x 150 cm. Untuk meja bundar, garis tengahnya adalah 120 cm dan
tingginya 75 cm. Kursi dengan tinggi 45 cm sudah memenuhi
syarat.45
5. Pengaturan Penataan Letak Perabotan dalam Ruang
Perpustakaan
a. Rak buku
Pada penempatan rak buku, harus memperhatikan keadaan
cahaya, dan pertukaran udara. Bagian muka harus menghadap
pada sumber cahaya (matahri atau lampu listrik). Rak-rak koleksi
sebaiknya juga ditempatkan di ruangan yang pertukaran udaranya
baik, namun tidak ditempat yang udaranya lembab. Selain itu juga
jarak antar rak yang satu dengan yang lain harus diatur sesuai
kebutuhan.
b. Meja baca
Tempat meja baca harus ditempat yang terang dan berudara
segar dan sejuk. Masing-masing meja baca dilengkapi dengan
45 Rusina Sjahrial Pamuntjak, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (Jakarta:
Djambatan, 2000), 11.
38
kursi baca. Jarak antara satu meja dengan yang lain harus diatur
sesuai dengan kebutuhan.
c. Meja sirkulasi
Meja sirkulasi yang berada di ruang pelayanan, harus
diletakkan ditempat yang dapat mengawasi secara menyeluruh
orang-orang yang keluar masuk perpustakaan.46
d. Lemari titipan barang (locker)
Lemari titipan barang atau tas berada di ruang pelayanan
dekat pintu masuk/ keluar tetapi sebelum meja sirkulasi.
e. Layanan katalog
Lemari katalog yang berisi kartu yang ditempatkan di
ruang pelayanan berada dijalur masuk menuju ruang koleksi.
f. Papan/ rak peragaan (display)
Papan ini ditempatkan di ruang pelayanan namun dapat
dipindah-pindahkan, ditempatkan d teras depan bagian luar, dekat
pintu masuk. Papan/ rak ini harus mudah dilihat secara dekat oleh
pengunjung.
g. Papan pengumuman
Papan pengumuman merupakan perlengkapan yang dapat
diangkat dan dipindahkan. Papan pengumuman ini digantung didinding
46 Kosam Rimbarawa, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan, 32.
39
ditempat ruang pelayanan dekat pintu masuk perpustakaan agar mudah
dilihat. 47
D. Persepsi Pemustaka
Persepsi merupakan stimulus yang diinderakan oleh individu,
diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu tersebut
mengerti dan menyadari tentang apa yang diindera. Atau dengan kata lain
yang lebih sederhana persepsi merupakan proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia.48
Menurut Wiji Suwarno, Persepsi pada hakekatnya adalah proses
kognitif yang dialami setiap orang ketika berusaha memahami informasi
yang diterimanya. Oleh karena itu, persepsi dapat didefinisikan sebagai
suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai
berbagai macam hal yang terdapat di dalam lapangan penginderaan
seseorang.49
Pemustaka adalah setiap orang yang menggunakan sumber daya dan
jasa di perpustakaan, tidak hanya yang terdaftar sebagai peminjam.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud persepsi pemustaka
adalah penilaian/ tanggapan secara langsung yang memberikan kesan
terhadap perasaan pemustaka ketika menggunakan jasa dan melakukan
kegiatan yang ada di perpustakaan.
47 Rimbarawa, 33.
48 Fitriani Yanita, Aan Permana, Dan Desy Eri Dani, “Persepsi Pemustaka Terhadap Kinerja
Pustakawan : Studi Kasus Layanan Sirkulasi Perpustakaan Stikes Widya Husada Semarang,” 2,
Diakses 5 April 2017, Http://Download.Portalgaruda.Org/Article.Php?Article=74925&Val=4723. 49 Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2009), 52.
40
E. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian terdahulu kedua oleh Ananda Rasulia Wirawan, Program studi
Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas
Indonesia, tahun 2010 dengan judul “Persepsi Pemustaka Terhadap
Tata Ruang Perpustakaan SMAN 47 Jakarta Selatan”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memahami persepsi pemustaka terhadap tata
ruang perpustakaan SMAN 47 Jakarta Selatan dan harapan mereka untuk
pengembangan ruang perpustakaan SMAN 47 Jakarta Selatan dimasa
yang akan datang. Persamaan dengan penelitian ini dengan penelitan
peneliti terdapat pada tema, yaitu tata ruang perpustakaan. Perbedaan dari
penelitian ini dari jenis perpustakaan, objek penelitian dan jenis
pendekatan yang digunakan oleh peneliti, penelitian sebelumnya
menggunakan jenis pendekatan kualitatif.
2. Penelitian pertama dari penelitian oleh Adzani Ashariski Adillah. Jurusan
Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2015 berjudul “Evaluasi Tata Ruang
Dan Sarana Perpustakaan Institut Teknologi Indonesia
Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan
Tinggi Tahun 2011 Dan Perspektif Pemustaka”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tata ruang dan sarana
Perpustakaan ITI berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP)
Perguruan Tinggi Tahun 2011 serta tata ruang dan sarana Perpustakaan
ITI berdasarkan perspektif pemustaka. Persamaaan penelitian ini dengan
41
peneliti adalah melakukan penelitian dengan tema tentang tata ruang
perpustakaan dan metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif.
Perbedaan pada penelitian ini dapat dilihat dari lokasi penelitian. Peneliti
mengambil lokasi di UPT Perpustakaan UNJ, sedangkan Adzani
Ashariski Adillah mengambil lokasi penelitian di Perpustakaan ITI.
Perbedaan lainnya, peneliti meneliti tentang persepsi pemustaka terhadap
tata ruang dan sarana perpustakaan.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah
atau mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode
ilmiah. Dalam metode penelitian ini, peneliti akan menjelaskan mengenai
metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yang meliputi:
jenis dan pendekatan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan
data, teknik pengolahan dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian kuantitatif digunakan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh antara sarana dan prasarana terhadap persepsi kenyamanan
pemustaka yang dilakukan di UPT Perpustakaan UNJ. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2013. Penelitian kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka-angka.50 Sedangkan jenis penelitian
yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian deskriptif. Metode
deskriptif, yaitu penelitian yang memperkirakan proporsi orang yang
mempunyai pendapat, sikap, atau bertingkah laku tertentu. 51
50 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 2004), 85. 51 Soehartono Irawan, Metode Penelitian Sosial: Suatu Ilmu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 35.
43
B. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data primer adalah data pertama atau asli yang diperoleh di
lapangan, tanpa perantara.52 Data primer yang digunakan oleh peneliti
terdiri dari dua sumber. Sumber pertama adalah data hasil isian kuesioner
yang diperoleh dari responden, yaitu pemustaka UPT Perpustakaan UNJ.
Sumber kedua data primer diperoleh melalui observasi terhadap sarana
dan prasarana UPT Perpustakaan UNJ.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data kedua yang diperoleh melalui perantara
atau secara tidak langsung yang diigunakan sebagai pelengkap data pada
penelitian, dengan maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat.53 Data sekunder
penelitian ini adalah buku-buku, artikel dan dokumen yang berkaitan
dengan penelitian.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
52 Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, 86. 53 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), 137.
44
kesimpulannya. 54 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
pemustaka yang berkunjung ke UPT Perpustakaan UNJ. Jumlah populasi
diambil dari data jumlah pengujung setiap harinya selama satu bulan
(aktif kerja 26 hari), yaitu pada bulan Maret 2017. Perhitungannya adalah
300 pengunjung/ perhari x 26 = 7800 pengunjung/ bulan
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.55 Teknik
sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan Teknik Simple Random
Sampling adalah teknik yang paling sederhana (simpel). Sampel yang
diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam
populasi, tiap elemen populasi memiliki peluang yang sama dan
diketahui untuk terpilih sebagai subjek.
Dalam penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut: 56
Di mana:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
E = Presisi ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%.
54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Bandung: Alfabeta,
2011), 119. 55 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), 109. 56 Metode Penelitian Kuantitatif dan R& D, 57.
n = N
1 + Ne2
45
Dari rumus di atas, maka besarnya jumlah sampel (n) adalah sebagai
berikut :
n = 7800
1 + 7800 (0.1)2
= 7800
1 + 7800 (0.01)
= 7800
1 + 78
n = 98, 73
n = 99 orang (dibulatkan)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh besarnya sampel
sebanyak 99 orang. Kelemahan dari teknik penarikan sampel dengan
cara ini adalah sampel yang terpilih kemungkinan besar tidak mewakili
populasi, sehingga generalisasi yang dapat dilakukan oleh peneliti akan
terbatas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian perlu adanya teknik pengumpulan
data, agar data yang sudah terkumpul dapat digunakan sebagai bahan
analisis data. Teknik pengumpulan data penelitian ini, antara lain :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun
secara kronologis dari yang umum mengarah pada khusus untuk
diberikan pada responden/ informan yang umumnya merupakan daftar
46
pertanyaan yang lazim.57 Peneliti menyebarkan kuesioner atau angket
kepada pemustaka yang ada di UPT perpustakaan UNJ untuk diisi
sendiri, kemudian dikembalikan lagi kepada peneliti.
2. Riset Kepustakaan (Library Reasearch)
Riset kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil terutama
atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel, laporan,
koran, dan lain-lain sebagainya).58 Peneliti melakukan pencarian data
menggunakan bahan-bahan pustaka yang terkait dengan permasalahan
penelitian baik berupa fisik maupun elektronik.
3. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta
pencatatan secara sistematis. Oleh sebab itu penulis melakukan
pengamatan langsung di lapangan terhadap objek yang diteliti yaitu
Perpustakaan UNJ untuk memperoleh data.
57 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), 55. 58 Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, 65.
47
E. Teknik Pengolahan Data
Dalam tahap pengolahan data dalam penelitian ini, ada 2 kegiatan
yang dilakukan, yaitu :
1. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah
terkumpul, tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang
terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.59
2. Tabulasi Data
Tabulasi data adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar
untuk memudahkan pengamatan dan evaluasi. Tabulasi dilakukan untuk
mempermudah perhitungan data dari jawaban responden, kemudian
dapat diolah untuk mengetahui tingkat atas jawaban yang diberikan oleh
responden.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu proses lanjutan setelah proses
pengolahan data dilakukan. Data yang telah diperoleh dari tabulasi dengan
menyusunnya ke dalam tabel kemudian dihitung persentasenya,
selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan.
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif persentase. Deskriptif persentase diolah dengan
59 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
24.
48
menggunakan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100
persen.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
P = F
N x 100%
Keterangan:
P = Angka persentase untuk setiap kategori
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden.60
Selanjutnya hasil persentase yang terdapat dalam tabel-tabel
penelitian ini akan ditafsirkan menjadi:
1. 1% - 25% = Sebagian kecil
2. 26% - 49% = Hampir setengahnya
3. 50% = Setengahnya
4. 51% - 75% = Sebagian Besar
5. 76% - 99% = Hampir Seluruhnya
6. 100% = Seluruhnya61
Sedangkan dalam menganalisis data kuesioner terhadap pernyataan
yang disebarkan diberikan nilai tersendiri. Peneliti menggunakan metode
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
60 Rony Kountur, Statistik Praktis (Jakarta: PPM, 2005), 27.
61 Yusnimar, “E-Book dan Pengguna Perpustakaan Perguruan Tinggi di Jakarta” 13 (2014):
41, http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/view/1572.
49
peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian.62 Untuk
setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus
menggambarkan, mendukung pernyataan (positif) atau tidak mendukung
pernyataan (negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk kuisioner yang
diajukan untuk pernyataan positif adalah sebagai berikut:
Untuk masing-masing penilaian tersebut, antara lain:
1. Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4
2. Setuju (S) diberi nilai 3
3. Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2
4. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1 63
Langkah selanjutnya, dari setiap pernyataan yang terdapat bobot
penilaian dikalikan dengan frekuensi jawaban dari responden, setelah
mendapatkan nilai atau skor dilakukan penjumlahan total nilai atau skor
yang diperoleh. Lalu hasil total nilai atau skor dibagi dengan jumlah
kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan nilai skor rata-rata. Rumus
dari nilai skor rata-rata sebagai berikut:
=
Keterangan:
= (x bar atau x garis) = rata-rata x
Ʃx = Jumlah seluruh nilai x
62 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2015), 93. 63 Morrisan, Metode Penelitian Survey (Jakarta: Prenadamedia, 2015), 88.
Ʃx
n
50
n = Jumlah seluruh nilai n64
Setelah mengetahui skor rata-rata dari tiap pernyataan, maka tahap
berikutnya adalah menafsirkan skor rata-rata. Untuk menafsirkan skor rata-
rata, peneliti menggunakan perhitungan skala interval. Untuk menentukan
skala interval, yaitu dengan cara membagi selisih antara skor tertinggi
dengan skor terendah.
Rumus skala interval, yaitu:
Skala Interval = a(m-n) : b}
Keterangan:
a = Jumlah atribut
m = Skor tertinggi
n = Skor terendah
b = Jumlah penilaian yang ingin dibentuk atau diterapkan
Skala penilaian yang diterapkan berjumlah empat, dimana skor
terendah adalah satu dan skor tertinggi adalah empat, maka dapat dihitung
{1(4-1) : 4}= 0,75. Jadi jarak setiap titik adalah 0,75 sehingga dapat
diperoleh penilaian yang disebut dengan klasifikasi sikap adalah sebagai
berikut:
1. Sangat Positif 3,28 – 4,03
2. Positif 2,52 – 3,27
3. Negatif 1,76 – 2,51
4. Sangat Negatif 1,00 – 1,7565
64 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), 89. 65 Bilson Sinamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia, 2004), 202.
51
G. Jadwal Penelitian
Tabel. 3.5
Jadwal Penelitian
Kegiatan
Februari
2017
April
2017
Mei
2017
Agustus
2017
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Proposal
Skripsi
Mendapat Dosen
Pembimbing
Bimbingan Awal
Skripsi
Penelitian Lapangan
Pengolahan &
Penulisan Laporan
Pengajuan Daftar
Sidang
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta
1. Sejarah
Sejarah perpustakaan berawal dari perpustakaan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia (FKIP Pada tanggal 16 Mei 1964
FKIP berubah menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)
Jakarta. Tahun 1970 sesuai SK Rektor IKIP Jakarta No. 084, perpustakaan
IKIP Jakarta menjadi perpustakaan pusat yang bertugas mengkoordinir dan
mengawasi perpustakaan yang berada di fakultas dan Sekolah Laboratorium
Kependidikan.
Pada tahun 1999 sesuai Keppres RI No. 93/1999, IKIP Jakarta berubah
status menjadi Universitas Negeri Jakarta, maka perpustakaan IKIP Jakarta
berubah menjadi UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta.
Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia tanggal 3 Agustus Tahun 2016 Nomor 44 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri Jakarta, UPT Perpustakaan
merupakan unit pelaksana teknis di bidang perpustakaan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Rektor dan dikoordinasikan oleh
Wakil Rektor Bidang Akademik. 66
66 Rita Jenny Lysanti, Buku Panduan Pustaka (Jakarta: UPT Perpustakan Universitas
Negeri Jakarta, 2016), 1.
53
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadikan perpustakaan UNJ yang tanggap terhadap sumber
informasi pemustaka, baik secara internal maupun eksternal sesuai
dengan era globalisasi.
b. Misi
1) Misi Menunjang pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan akademik dan profesional.
2) Meningkatkan kinerja perpustakaan sesuai dengan tuntutan
masyarakat memanfaatkan dengan akademik teknologi informasi.
3) Meningkatkan mutu layanan informasi untuk penelitian dan
pendidikan.67
67 Jenny Lysanti, 1–2.
54
3. Struktur Organisasi
Berikut penjelasan Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Negeri
Jakarta yaitu :
UPT Perpustakaan UNJ di pimpin oleh rektor dan dibantu oleh
pembantu rektor 1 terdapat kepala UPT Perpustakaan, dibawah kepala
perpustakaan terdapat Kasubag Tata Usaha didalam UPT Perpustakaan UNJ
terdapat 4 Koordinator yaitu:
REKTOR
Pembantu
Rektor I
Kepala
Perpustakaan
Kasubag TU
Koordinator
Kelompok
Pustakawan
Pelayanan
Teknis
Koordinator
Kelompok
Pustakawan
Pelayanan
Sistem Otomasi
Koordinator
Kelompok
Pustakwan
Pelayanan
Pemustaka
Koordinator
Kelompok
Pustakawan
Pengembangan
Koleksi
Kelompok
Pustakawan
Katalogisasi/
Klasifikasi
Kelompok
Pustakawan
Pelayanan
Sirkulasi
Kelompok
Pustakawan
Pelayanan
Referensi
Kelompok
Pustakawan
Pelayanan
Jurnal
Majalah
Kelompok
Pustakawan
Pelayanan
Karya Ilmiah
WMM
M
55
a. Koordinator Kelompok Pustakawan Pelayanan Teknis, Koordinator
ini terbagi menjadi 1 kelompok yaitu :
1) Kelompok Pustakawan Katalogisasi/ Klasisikasi
b. Koordinator Kelompok Pustakawan Pengembangan Koleksi
c. Koordinator Kelompok Pustakawan Pelayanan Pemustaka, didalam
koordinator ini terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
1). Kelompok Pustakawan Pelayanan Sirkulasi
2). Kelompok Pustakawan Pelayanan Referensi
3). Kelompok Pustakawan Pelayanan Jurnal Majalah
4). Kelompok Pustakawan Pelayanan Karya Ilmiah
d. Koordinator Kelompok Pustakawan Pelayanan Sistem Otomasi 68
4. Sumber Daya Manusia di UPT Perpustakaan UNJ
Penanganan perpustakaan perguruan tinggi memerlukan seorang
ahli dalam bidang / subyek yang ditangani. Hal ini akan mempermudah
perpustakaan dalam memberikan apa yang menjadi tuntutan dan kebutuhan
pemakainya.
Agar kegiatan perpustakaan berjalan dengan baik, selain diperlukan
dana yang memadai untuk keberhasilan sebuah perpustakaan juga
diperlukan sumber daya manusia yang mampu menjalankan tugas dan
fungsinya dengan baik. Berikut keadaan pegawai berdasarkan tugas :69
68 Jenny Lysanti, 2. 69 Rita Jenny Lysanti, “Laporan Kegiatan UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta”
(UPT Perpustakan Universitas Negeri Jakarta, 2015), 6, Tata Usaha.
56
Tabel 4.6
Pegawai UPT Perpustakaan UNJ
No Bagian Pegawai Jumlah
Pustakawan ADM Arsiparis Honorer
1 KA.UPT
Perpustakan
1 1
2 Tata Usaha 1 2 3
3 Pengembangan
Koleksi
1 1 2
4 Layanan Teknis 5 1 1 7
5 Layanan Majalah 1 1 2
6 Layanan Referns 2 2
7 Otomasi 2 2 4
8 Layanan Skripsi 1 2 3
9 Layanan Tesis/
Disertasi
1 1
10 Sirkulasi 4 6 10
11 Wakil Manajemen
Mutu
1 1
12 Layanan Loker 2 2
Total 18 14 2 4 3870
5. Waktu Pelayanan
Tabel 4.7
Waktu Pelayanan UPT Perpustakaan UNJ
Senin – Kamis 08.00 - 7.30 WIB
Istirahat 12.00 - 13.00 WIB
Jumat 08.00 - 17.30 WIB
Istirahat 11.30 - 13.00 WIB
Sabtu 09.00 - 15.00 WIB
Istirahat 12.00 - 13.00 WIB
Disabilitas Corner
Rabu 08.00 - 16.00 WIB71
70 Jenny Lysanti, 6–7. 71 Jenny Lysanti, Buku Panduan Pustaka, 12.
57
6. Koleksi
Koleksi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam menunjang
keberadaan perpustakaan. Selain itu, koleksi juga dapat menarik perhatian
pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan. Koleksi yang ada dimiliki
UPT Perpustakaan UNJ merupakan koleksi-koleksi yang disediakan guna
mendukung peran perpustakaan dalam TRI Dharma Perguruan Tinggi,
yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Dalam rangka penyediaan sumber informasi kepada pemustakan. Dalam
penelitian ini, data koleksi perpustakaan diperoleh dari daftar koleksi
perpustakan periode 2015-2016. UPT Perpustakaan UNJ memiliki koleksi
tercetak 98.150 judul dengan jumlah 170.246 eksemplar. Koleksi tercetak
diperoleh dari membeli dan hibah. Selain koleksi tercetak, perpustakaan
telah melanggan e-journal Ebsco sejumlah 16.630 judul dan Springer 1.833
judul, sedangkan untuk e-book perpustakaan telah membeli dari :
1. Springer sejumlah 6.517 judul
2. Wiley sejumlah 35 judul
3. Cengage sejumlah 37 judul
4. Elsevier (Science Direct) sejumlah 201 judul.72
72 Jenny Lysanti, “Laporan Kegiatan UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta,” 4.
58
7. Denah Ruangan Perpustakaan
UPT Perpustakaan UNJ berada di Taman UNJ didepan Fakultas Teknik.
Gedung ini terdiri dari enam lantai :73
Lantai I : Ruang Penitipan Tas
Lantai II : Counter Peminjaman (Sirkulasi)
Ruang Kepala Perpustakaan
Ruang Tata Usaha
Ruang Wakil Manajemen Mutu
Ruang Koordinator Otomasi
Ruang Pelayanan Teknis
Lantai III : Ruang Koleksi Buku Kelas 000-399
Ruang Koleksi Buku Kelas 400-999
Lantai IV : Ruang Disabilitas
Ruang BI Corner
Ruang E-Library
Lantai V : Ruang Koleksi Layanan Majalah/ Jurnal, Surat Kabar
Koleksi Referensi dan Koleksi Khusus penulis UNJ
Lantai VI : Ruang Koleksi Karya Ilmiah, Tesis, Disertasi, dan
Laporan Hasil Penelitian
Ruang Baca
Ruang Deposit Buku Ajar
Fotocopy
73 Jenny Lysanti, Buku Panduan Pustaka, 3.
59
8. Sarana Perpustakaan
Inilah sarana penunjang berupa fasilitas yang disediakan Perpustakaan
UNJ dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.8
Inventaris Ruang Perpustakaan UNJ (Lantai 1- Lantai 6)
Nama Barang Jumlah Barang Kondisi Barang
Loker/ Penitipan Tas 363 Baik
Meja Kerja 51 Baik
Meja Besi 1 Baik
Meja Komputer 11 Baik
Meja Resepsionis 14 Baik
Meja Baca 21 Baik
Meja Kayu 43 Baik
Meja Kaca 2 Baik
Meja Resepsionis Kecil 1 Baik
Meja Rapat 17 Baik
Kursi Kayu 260 Baik
Kursi Kerja Dorong 83 Baik
Kursi Besi/ Lipat 62 Baik
Rak Besi 140 Baik
Rak Kayu 106 Baik
Rak Display 1 Baik
Rak Almunium 1 Baik
Lemari Besi 1 Baik
Lemari Kayu 4 Baik
Lemari Kaca 4 Baik
Lemari Display 15 Baik
Lemari Katalog 16 Baik
Rak Display 1 Baik
Lemari Katalog 16 Baik
P.C Unit 21 Baik
Printer 7 Baik
Print Card 1 Baik
Filling Cabinet 24 Baik
Tabung Pemadam 10 Baik
Buku Inventaris 20 Baik
Switch 5 Baik
Trolli 10 Baik
Sensor Detector 3 Baik
Mesin Tik 2 Baik
DDC 23 5 Baik
60
DDC (khusus islam) 2 Baik
DDC (khusus sastra) 4 Baik
AACR 4 Baik
AC 16 Baik
Laptop 1 Baik
DVD 1 Baik
Server 1 Baik
White Board 1 Baik
Lukisan 14 Baik
Pemutar Musik/ Video 1 Baik
Monitor 10 Baik
CPU 4 Baik
Layar Proyektor 2 Baik
Telpon 2 Baik
Peta 8 Baik
Globe 2 Baik
Mading Kayu 1 Baik
Monitor 10 Baik
Pemotong Kertas 1 Baik
Steples Gede 1 Baik
B. Hasil Penelitian
1. Unsur-unsur Yang Dinilai
a. Pertanyaan Umum Mengenai Perpustakaan
1) Anggota Perpustakaan UNJ
Berikut tabel 4.9 menjabarkan pemustaka yang datang ke
Perpustakaan UNJ merupakan anggota perpustakaan dan ada juga
yang bukan anggota perpustakaan :
Tabel 4.9
Anggota Perpustakaan UNJ
Jawaban Frekuensi Persentase
Ya 93 93.93 %
Tidak 6 6.06 %
Jumlah 99 100 %
61
Hampir seluruh pemustaka yaitu (93.93%) sudah terdaftar
menjadi anggota Perpustakaan UNJ dan sebagian kecil pemustaka
yaitu (6.06%) belum terdaftar menjadi anggota Perpustakaan UNJ.
Dapat disimpulkan bahwa mayoritas pemustaka UNJ sudah
banyak yang menjadi anggota Perpustakaan UNJ.
2) Kunjungan Pemustaka Dalam Satu Minggu
Berikut tabel 4.10 untuk mengetahui frekuensi kunjungan
pemustaka ke Perpustakaan UNJ dalam satu minggu :
Tabel 4.10
Kunjungan Pemustaka dalam Satu Minggu
Jawaban Frekuensi Persentase
Satu kali 60 60.60 %
Dua kali 15 15.15 %
Tiga kali 12 12.12 %
>Tiga kali 12 12.12 %
Jumlah 99 100 %
Sebagian besar pemustaka (60,60%) berkunjung ke
Perpustakaan UNJ dalam satu minggu sebanyak satu kali,
sebagian kecil pemustaka (15,15%) berkunjung ke Perpustakaan
UNJ dalam satu minggu sebanyak dua kali, sebagian kecil
pemustaka lainnya (12,12%) berkunjung ke Perpustakaan UNJ
dalam satu minggu sebanyak tiga kali, dan sebagian kecil
pemustaka (12,12%) dalam satu minggu menyatakan lebih dari
tiga kali berkunjung ke Perpustakaan UNJ. Dapat disimpulkan
bahwa pemustaka yang lebih dari satu kali berkunjung ke
62
Perpustakaan UNJ dianggap sudah memahami sarana dan
prasarana yang ada di Perpustakaan tersebut.
3) Tujuan pemustaka berkunjung
Berikut tabel 4.11 menjelaskan apa tujuan pemustaka
mengunjungi Perpustakaan UNJ :
Tabel 4.11
Tujuan Pemustaka Berkunjung
Jawaban Frekuensi Persentase
Meminjam/ mengembalikan
koleksi buku
50 50.50 %
Mengisi waktu luang 12 12.12 %
Mengerjakan tugas 31 31.31 %
Lainnya 6 6.06 %
Jumlah 99 100 %
Setengahnya pemustaka (50,50%) berkunjung ke Perpustakaan
UNJ dengan tujuan untuk meminjam/ mengembalikan koleksi
buku,sebagian kecil pemustaka (12.12%) berkunjung ke
Perpustakaan UNJ untuk mengisi waktu luang, hampir setengah
pemustaka (31,31%) berkunjung ke Perpustakaan UNJ dengan
tujuan untuk mengerjakan tugas dan sebagian kecil pemustaka
(6.06%) menjawab dengan pilihan lainnya seperti (diskusi kelompok,
membaca novel dan review matakuliah. Dapat disimpulkan bahwa
pemustaka berkunjung ke Perpustakaan UNJ bertujuan untuk
meminjam/ mengembalikan koleksi buku.
63
2. Analisis Data Persepsi Pemustaka Terhadap Sarana dan
Prasarana di UPT Perpustakaan UNJ
1) Lokasi Perpustakaan
Penempatan lokasi sudah berada di pusat perguruan tinggi
sehingga mudah dicapai oleh pemustaka. Berikut tabel-tabel yang
berkaitan dengan lokasi Perpustakaan UNJ :
Tabel 4.12
Lokasi Perpustakaan UNJ Mudah Dijangkau
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 36 144 36.36 %
Setuju 3 51 204 51.51 %
Tidak setuju 2 9 18 9.09 %
Sangat Tidak Setuju
1 3 3 3.03 %
Jumlah 99 370 100 %
Skor rata-rata X = 370/ 99 = 3.73
Sebagian besar pemustaka (51.51%) menyatakan setuju,
sebagian kecil (9.09%) menyatakan tidak setuju, hampir
setengahnya (36.36%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian
kecil lainnya (3.03%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa nilai akhir skor
rata-rata adalah 3.73. Skor ini berada pada skor skala interval
3.28- 4.03 (Sangat Baik). Artinya hampir seluruh pemustaka
menyatakan bahwa lokasi perpustakaan UNJ berada di
lingkungan kegiatan belajar, sehingga mudah di jangkau oleh
para pemustaka.
64
2) Luas Ruang Perpustakaan
Berikut tabel-tabel yang berkaitan dengan luas Perpustakaan
UNJ :
Tabel 4.13
Luas Gedung Perpustakaan UNJ Sudah Memadai
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 13 52 13.13 %
Setuju 3 42 126 42.42 %
Tidak setuju 2 35 70 35.35 %
Sangat Tidak
Setuju
1 9 9 9.09 %
Jumlah 99 257 100 %
Skor rata-rata
X = 257/ 99 = 2.59
Hampir setengahnya pemustaka (42.42%) menyatakan
setuju, hampir setengah lainnya (35.35%) menyatakan tidak
setuju, sebagian kecil (13.13%) menyatakan sangat setuju,
sebagian kecil (9.09%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa nilai akhir skor
rata-rata adalah 2.59. Skor ini berada pada skor skala interval
2.52-3.27 (Positif). Artinya ialah bahwa sebagian besar
pemustaka menyatakan bahwa perpustakaan UNJ sudah cukup
menampung beberapa ruangan yang disediakan perpustakaan
tersebut.
65
Tabel 4.14
Luas Ruang Koleksi Umum Sudah Memadai
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor FrPersentase
Sangat Setuju 4 8 32 8.08 %
Setuju 3 41 123 41.41 %
Tidak setuju 2 38 76 38.38 %
Sangat Tidak
Setuju
1 12 12 12.12 %
Jumlah 99 243 100 %
Skor rata-rata X = 243/ 99 = 2.45
Hampir setengahnya pemustaka (41.41%) menyatakan
setuju, hampir setengah lainnya (38.38%) menyatakan tidak setuju,
sebagian kecil (8.08%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian
kecil lainnya (12.12%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa nilai akhir skor
rata-rata adalah 2.45. Skor ini berada pada skor skala interval
1.76-2.51 (Negatif). Artinya setengahnya pemustaka berasumsi
bahwa luas ruang koleksi umum masih belum memadai
dikarenakan terlalu banyaknya rak buku, sehingga ruangan
tersebut terlihat sangat sempit.
Tabel 4.15
Luas Ruang Koleksi Jurnal/ Majalah Sudah Memadai
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 6 24 6.06 %
Setuju 3 47 141 47.47 %
Tidak setuju 2 39 78 39.39 %
Sangat Tidak
Setuju
1 7 7 7.07 %
Jumlah 99 250 100 %
Skor rata-rata X = 250/ 99 = 2.52
66
Hampir setengahnya pemustaka (47.47%) menyatakan setuju,
hampir setengah lainnya (39.39%) menyatakan tidak setuju,
sebagian kecil (6.06%) menyatakan sangat setuju dan sebagian
kecil lainnya (7.07%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 2.52.
Skor ini berada pada skor skala interval 2.52- 3.27 (Positif).
Artinya sebagian besar pemustaka sudah merasakan bahwa luas
ruang koleksi jurnal/ majalah di perpustakaan UNJ sudah sesuai
dengan keinginan pemustaka, sehingga pemustaka nyaman ketika
berada di dalam ruangan tersebut.
Tabel 4.16
Luas Ruang Koleksi Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis Dan Disertasi) Sudah Memadai
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 18 72 18.18 %
Setuju 3 26 78 26.26 %
Tidak setuju 2 40 80 40.40 %
Sangat Tidak
Setuju
1 15 15 15.15 %
Jumlah 99 245 100 % Skor rata-rata X = 245/ 99 = 2.47
Sebagian kecil pemustaka (18.18%) menyatakan setuju,
hampir setengahnya (40.40%) menyatakan tidak setuju, sebagian
kecil (18.18%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian kecil
lainnya (15.15%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 2.47.
Skor ini berada pada skor skala interval 1.76-2.51 (Negatif).
Artinya sebagian besar pemustaka mengatakan bahwa luas ruang
67
koleksi karya ilmiah masih belum memadai, dikarenakan ruangan
yang sempit sehingga muatan kursi dan meja pun hanya sedikit.
Hal tersebut membuat pemustaka kurang nyaman ketika
melakukan kegiatannya.
Tabel 4.17
Luas Ruang Baca Sudah Memadai
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 11 44 11.11 %
Setuju 3 38 114 38.38 %
Tidak setuju 2 35 70 35.35 %
Sangat Tidak
Setuju
1 15 15 15.15 %
Jumlah 99 281 100 %
Skor rata-rata X = 243/ 99 = 2.45
Hampir setengahnya pemustaka (38.38%) menyatakan
setuju, hampir setengah lainnya (35.35%) menyatakan tidak setuju,
sebagian kecil (11.11%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian
kecil lainnya (15.15%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 2.45.
Skor ini berada pada skor skala interval 1.76- 2.51 (Negatif).
Artinya setengahnya pemustaka mengatakan bahwa luas ruang
baca pada koleksi umum belum cukup memadai dikarenakan
terlalu banyaknya rak buku, sehingga tempat untuk ruang baca
hanya sedikit. Tetapi sebagian pemustaka yang lain mengatakan
bahwa luas ruang baca pada koleksi jurnal/ majalah sudah memadai
dikarenakan jumlah rak yang sedikit, dan ruang baca yang tersedia
cukup banyak.
68
Tabel 4.18
Luas Ruang Diskusi Sudah Memadai
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 9 40 9.09 %
Setuju 3 40 120 40.40 %
Tidak setuju 2 37 74 37.37 %
Sangat Tidak Setuju
1 13 13 13.13 %
Jumlah 99 246 100 %
Skor rata-rata X = 246/ 99 = 2.48
Hampir setengahnya pemustaka (40.40%) menyatakan
setuju, hampir setengah lainnya (37.37%) menyatakan tidak setuju,
sebagian kecil (13.13%) menyatakan sangat tidak setuju, dan
sebagian kecil lainnya (9.09%) menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor
adalah 2.48. Skor ini berada pada skor skala interval 1.76- 2.51
(Negatif). Artinya setengahnya pemustaka mengatakan bahwa luas
ruang diskusi belum memadai, dikarenakan banyaknya pemustaka
yang berkunjung tidak sebanding dengan luas ruang yang ada dan
terlihat kurangnya meja dan kursi sehingga beberapa pemustaka
ada yang duduk di lantai.
69
3) Penataan Ruang
Berikut tabel-tabel yang berkaitan dengan penataan
ruang perpustakaan UNJ :
Tabel 4.19
Penataan Dalam Ruang Perpustakaan UNJ Tertata
Dengan Baik, Sehingga Membuat Nyaman
Dan Leluasa Untuk Bergerak
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 15 60 15.15 %
Setuju 3 47 141 47.47 %
Tidak setuju 2 32 64 32.32 %
Sangat Tidak
Setuju
1 5 5 5.05 %
Jumlah 99 270 100 %
Skor rata-rata X = 270/ 99 = 2.72
Hampir setengahnya pemustaka (47.47%) menyatakan
setuju, hampir setengah lainnya (32,32%) menyatakan tidak
setuju, sebagian kecil (15.15%) menyatakan sangat setuju, dan
sebagian kecil lainnya (5.05 %) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor adalah 2.72. Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-
3.27 (Positif). Artinya sebagian besar pemustaka mengatakan
bahwa penataan dalam ruang perpustakaan UNJ tertata dengan
baik, sehingga sudah membuat pemustaka nyaman dan leluasa
untuk bergerak.
70
Tabel 4.20
Ruang-Ruang Perpustakaan Yang Ada
Sudah Diatur Dengan Baik Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 13 52 13.13 %
Setuju 3 51 153 51.51 %
Tidak Setuju 2 33 66 33.33 %
Sangat Tidak Setuju
1 2 2 2.02 %
Jumlah 99 273 100 % Skor rata-rata X = 273/99 = 2.75
Sebagian besar pemustaka (51.51%) menyatakan setuju,
hampir setengahnya (33,33%) menyatakan tidak setuju, sebagian
kecil (13.13%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian kecil
lainnya (2.02 %) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 2.75.
Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif).
Artinya sebagian besar pemustaka mengatakan bahwa ruang-
ruang perpustakaan UNJ sudah diatur dengan baik sesuai dengan
areanya masing-masing. Sehingga pemustaka dapat
melangsungkan kegiatannya dengan mudah.
71
Tabel 4.21
Jarak Antara Rak Buku/ Koleksi Sudah Leluasa
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 10 40 10.10 %
Setuju 3 56 168 56.56 %
Tidak Setuju 2 31 62 31.31 %
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2.02 %
Jumlah 99 272 100 %
Skor rata-rata X = 272/99 = 2.74
Sebagian besar pemustaka (56.56%) menyatakan setuju,
hampir setengahnya (31,31%) menyatakan tidak setuju, sebagian
kecil (10.10%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian kecil
lainnya (2.02 %) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 2.74.
Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif).
Artinya sebagian besar pemustaka sudah merasa leluasa bergerak
untuk mencari koleksi yang dibutuhkan dengan keadaan penataan
rak yang tersedia. Tetapi hampir setengahnya pemustaka
merasakan tidak leluasa dikarenakan jarak antara rak yang satu
dengan yang lainnya berdekatan, sehingga pemustaka sering
bersenggolan ketika mencari koleksi yang mereka butuhkan.
72
Tabel 4.22
Jarak Antara Ruang Koleksi Dengan
Ruang Sirkulasi Mudah Dijangkau
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 6 24 6.06 %
Setuju 3 61 183 61.61 %
Tidak Setuju 2 27 54 27.27 %
Sangat Tidak
Setuju
1 5 5 5.05 %
Jumlah 99 266 100 % Skor rata-rata X = 266/99 = 2.68
Sebagian besar pemustaka (61.61%) menyatakan
menyatakan setuju, hampir setengahnya (27.27%) tidak setuju,
sebagian kecil (6.06%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian
kecil lainnya(5.05%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah
2.68. Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif).
Artinya sebagian besar pemustaka beranggapan bahwa jarak
koleksi dengan ruang sirkulasi mudah dijangkau karena ruang
koleksi berada di lantai 2 yang tepatnya dekat dengan pintu keluar
menuju ruang penitipan tas.
Tabel 4.23
Jarak Antara Meja Yang Satu Dengan Yang Lain Sudah
Sesuai Dengan Keleluasaan Anda Bergerak
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 12 48 12.12 %
Setuju 3 54 162 54.54 %
Tidak Setuju 2 33 66 33.33 %
Sangat Tidak Setuju
1 0 0 0 %
Jumlah 99 276 100 %
Skor rata-rata X = 276/99 = 2.78
73
Sebagian besar pemustaka (54.54%) menyatakan setuju,
hampir setengahnya (33.33%) menyatakan tidak setuju, sebagian
kecil (12.12%) menyatakan sangat setuju, dan tidak ada
pemustaka yang menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 2.78.
Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif).
Artinya bahwa sebagian besar pemustaka sudah merasakan
keleluasaan bergerak dengan penataan meja yang satu dengan
yang lainnya. Namun hampir setengahnya pemustaka
mengatakan bahwa jarak antara meja yang satu dengan yang
lainnya saling berdekatan sehingga pemustaka merasa tidak
leluasa ketika berjalan.
Tabel. 4.24
Letak Almari Penitipan Tas/ Locker Sudah Tepat
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 34 136 34.34 %
Setuju 3 47 141 47.47 %
Tidak Setuju 2 16 32 16.16 %
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2.02 %
Jumlah 99 311 100 % Skor rata-rata X = 311/99 = 3.14
Hampir setengahnya pemustaka (47.47%) menyatakan
setuju, sebagian kecil (16.16%) menyatakan tidak setuju, hampir
setengahnya (34.34%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian
kecil (2.02%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 3.14. Skor
74
ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif). Artinya
letak almari penitipan tas/ locker sudah berada ditempat yang
tepat dengan pengawasan pustakawan dan staf perpustakaan.
Tabel 4.25
Letak Meja Sirkulasi Dapat Mengawasi
Keluar Masuknya Pemustaka
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 24 48 24.24 %
Setuju 3 57 171 57.57 %
Tidak Setuju 2 17 34 17.17 %
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1.01 %
Jumlah 99 254 100 %
Skor rata-rata X = 254/99 = 2.56
Sebagian besar pemustaka (57.57%) menyatakan setuju,
sebagian kecil (17.17%) menyatakan tidak setuju, sebagian kecil
lainnya (24.24%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian kecil
lainnya juga (1.01%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor
adalah 2.56. Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27
(Positif). Artinya sebagian besar pemustaka mengatakan
bahwa letak meja sirkulasi sudah berada pada tempat yang
sangat tepat, karena berada di dekat pintu keluar lantai 2. Jadi
apabila ada pemustaka yang keluar terlihat membawa buku
koleksi tanpa sepengetahuan pustakwan akan ditegur dan
diperiksa oleh pustakwan atau staf perpustakaan.
75
Tabel 4.26
Penataan Setiap Ruangan Perpustakaan UNJ Yang Ada,
Membuat Pengawasan Dan Keamanan Sudah Baik
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 18 72 18.18 %
Setuju 3 52 156 52.52 %
Tidak Setuju 2 29 58 29.29 %
Sangat Tidak Setuju
1 0 0 0 %
Jumlah 99 286 100 %
Skor rata-rata X = 286/99 = 2.88
.
Sebagian besar pemustaka (52.52%) menyatakan setuju,
hampir setengahnya (29.29%) menyatakan tidak setuju, sebagian
kecil (18.18%) menyatakan sangat setuju dan tidak ada satupun
pemustaka yang menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 2.88.
Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif).
Artinya sebagian besar pemustaka mengatakan bahwa penataan
setiap ruangan yang ada di perpustakaan UNJ selalu dalam
pengawasan dan keamanan yang baik dikarenakan setiap ruangan
ada pustakawan yang menjaganya.
76
4) Pencahayaan/ Penerangan
Berikut tabel-tabel yang berkaitan dengan pencahayaan/ penerangan di
UPT Perpustakaan UNJ :
Tabel 4.27
Pencahayaan/ Penerangan Disetiap Ruang Sudah Baik
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 21 84 21.21 %
Setuju 3 48 144 48.48 %
Tidak Setuju 2 30 60 30.30 %
Sangat Tidak Setuju
1 0 0 0 %
Jumlah 99 288 100 %
Skor rata-rata X = 288/99 = 2.90
Hampir setengahnya pemustaka (48.48%) menyatakan
setuju, hampir setengah lainnya (30.30%) menyatakan tidak
setuju, sebagian kecil (21.21%) menyatakan sangat setuju, dan
tidak ada satupun pemustaka yang menyatakan sangat tidak
setuju. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
akhir skor adalah 2.90. Skor ini berada pada skor skala interval
2.52-3.27 (Positif). Artinya sebagian besar pustakawan
merasakan bahwa pencahayaan/ penerangan disetiap ruang
sudah baik dan sangat nyaman ketika hendak membaca. Tetapi
disisi lain ada sebagian pemustaka mengatakan bahwa
pencahayaan/ penerangan pada ruang koleksi umum masih
kurang terang.
77
Tabel 4.28
Pencahayaan Dengan Lampu Membuat
Nyaman Dalam Membaca
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 22 88 22.22 %
Setuju 3 54 162 54.54 %
Tidak Setuju 2 21 42 21.21 %
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2.02 %
Jumlah 99 294 100 %
Skor rata-rata X = 294/99 = 2.96
Sebagian besar pemustaka (54.54%) menyatakan setuju,
sebagian kecil (21.21%) menyatakan tidak setuju, sebagian kecil
lainnya (22.22%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian kecil
lainnya juga (2.02%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor
adalah 2.96. Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27
(Positif). Artinya hampir seluruhnya pemustaka sudah
merasakan kenyamanan dengan pencahayaan yang dibantu
oleh cahaya buatan seperti lampu, dan cahaya alami yang
bersinar langsung dari matahari yang masuk dari jendela.
Tabel 4.29
Meja Baca Berada di Ruang Yang Terang
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 20 80 20.20 %
Setuju 3 60 180 60.60 %
Tidak Setuju 2 17 34 17.17 %
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2.02 %
Jumlah 99 296 100 % Skor rata-rata X = 296/99 = 2.98
78
Sebagian besar pemustaka (60.60%) menyatakan setuju,
sebagian kecil (17.17%) menyatakan tidak setuju, sebagian kecil
lainnya (20.20%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian kecil
lainnya (2.02%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 2.98.
Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif).
Artinya meja baca sudah berada diruang yang terang.
5) Sirkulasi Udara
Berikut tabel-tabel yang berkaitan dengan sirkulasi udara di
Perpustakaan UNJ :
Tabel 4.30
Ruangan Yang Menggunakan AC (Air Conditioner),
membuat nyaman
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 40 160 40.40 %
Setuju 3 45 135 45.45 %
Tidak Setuju 2 10 20 10.10 %
Sangat Tidak Setuju
1 4 4 4.04 %
Jumlah 99 319 100 %
Skor rata-rata X = 319 /99 = 3.22
Hampir setengahnya pemustaka (45.45%) menyatakan
setuju, sebagian kecil (10.10%) menyatakan tidak setuju, hampir
setengahnya (40.40%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian
kecil (4.04%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 3.22. Skor
ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif). Artinya
hampir seeluruh pemustaka sudah sangat nyaman dengan
79
ruangan yang menggunakan AC (Air Conditioner), sebab hal
tersebut membuat pemustaka betah berlama-lama di dalam
perpustakaan.
Tabel 4.31
Meja Baca Berada Diruang Yang Berudara Sejuk
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 29 116 29.29 %
Setuju 3 53 159 53.53 %
Tidak Setuju 2 16 32 16.16 %
Sangat Tidak Setuju
1 1 1 1.01 %
Jumlah 99 308 100 % Skor rata-rata X = 308/99 = 3.11
Sebagian besar pemustaka (53.53%) menyatakan setuju,
sebagian kecil (16.16%) menyatakan tidak setuju, hampir
setengahnya (29.29%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian
kecil (1.01%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 3.11. Skor
ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif). Artinya
hampir seluruh pemustaka mengatakan bahwa meja baca sudah
berada di ruang yang berudara sejuk. Tetapi sebgian kecil
lainnya, pemustaka mengatakan bahwa meja baca pada ruang
koleksi umum masih terasa panas, hal tersebut dikarenakan
banyaknya jumlah rak sehingga membuat udara yang keluar dari
AC terhalang oleh banyaknya rak.
80
Tabel 4.32
Penambahan Jendela/ Ventilasi/ AC (AirConditioner)
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 36
144 36.36 %
Setuju 3 33
99 33.33 %
Tidak Setuju 2 25
50 25.25 %
Sangat Tidak
Setuju
1 5 5 5,05 %
Jumlah 99 298 100 %
Skor rata-rata X = 298/99 = 3.01
Hampir setengahnya pemustaka (33.33%) menyatakan
setuju, sebagian kecil (25.25%) menyatakan tidak setuju, hampir
setengahnya (36.36%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian
kecil (5.05%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 3.01. Skor
ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif). Artinya
sebagian besar pemustaka sangat setuju dengan adanya
penambahan jendela/ ventilasi/ AC (Air Conditioner) agar
ruangan selalu berudara sejuk yang tentunya sangat baik untuk
koleksi buku dan memberikan kenyamanan bagi pemustaka.
81
6) Dekorasi/ Pewarnaan
Berikut tabel-tabel yang berkaitan dengan dekorasi/ pewarnaan
Perpustakaan UNJ :
Tabel 4.33
Warna Dinding Perpustakaan Membuat Perpustakaan
Menjadi Lebih Terang
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 15 60 15.15 %
Setuju 3 47 141 47.47 %
Tidak Setuju 2 34 68 34.34 %
Sangat Tidak
Setuju
1 3 3 3.03 %
Jumlah 99 272 100 %
Skor rata-rata X = 272/99 = 2.74
Hampir setengahnya pemustaka (47.47%) menyatakan
setuju, hampir setengah lainnya (34.34%) menyatakan tidak
setuju, sebagian kecil (15.15%) menyatakan sangat setuju, dan
sebagian kecil lainnya (3.03%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor
adalah 2.74. Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27
(Positif). Artinya sebagian besar pemustaka mengatakan bahwa
warna dinding yang digunakan oleh perpustakaan UNJ sudah
membuat perpustakaan menjadi lebih terang.
82
Tabel 4.34
Kombinasi Warna Dinding, Plafon, Lantai Dan Perabot
Perpustakaan Merupakan Perpaduan Yang Harmonis
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 15 60 15.15 %
Setuju 3 39 117 39.39 %
Tidak Setuju 2 43 86 43.43 %
Sangat Tidak Setuju
1 2 2 2.02 %
Jumlah 99 265 100 % Skor rata-rata X = 265/99 = 2.67
Hampir setengahnya pemustaka (39.39%) menyatakan
setuju, hampir setengah lainnya (43.43%) menyatakan tidak
setuju, sebagian kecil (15.15%) menyatakan sangat setuju, dan
sebagian kecil lainnya (2.02%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor
adalah 2.67. Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27
(Positif). Artinya sebagian besar pemustaka mengatakan bahwa
kombinasi warna dinding, plafon, lantai dan perabot
perpustakaan sudah merupakan perpaduan yang senada,
sehingga enak dilihat. Namun sebagian kecil pemustaka lainnya
mengatakan bahwa kombinasi warna yang tersedia kurang
menarik, dikarenakan warna yang digunakan hanya satu warna,
jadi terkesan sangat monoton.
83
Tabel 4.35
Penggunaan Warna Pada Perabot Perpustakaan Membuat
Nyaman Saaat Berada di Ruang Perpustakaan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 10 40 10.10 %
Setuju 3 47 141 47.47 %
Tidak Setuju 2 37 74 37.37 %
Sangat Tidak Setuju
1 5 5 5.05 %
Jumlah 99 260 100 %
Skor rata-rata X = 260/99 = 2.62
Hampir setengahnya pemustaka (47.47%) menyatakan
setuju, hamper setengah lainnya (37.37%) menyatakan tidak
setuju, sebagian kecil (10.10%) menyatakan sangat setuju dan
sebagian kecil lainnya (5.05%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor
adalah 2.62. Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27
(Positif). Artinya sebagian besar pemustaka sudah merasakan
nyaman dengan penggunaan warna yang senada antara perabot
yang satu dengan yang lainnya.
84
7) Perlengkapan dan Perabot Perpustakaan
Berikut tabel-tabel yang berkaitan dengan perlengkapan dan
perabot Perpustakaan UNJ :
Tabel 4.36
Perlengkapan Dan Perabot Perpustakaan Sudah Tertata
Dengan Rapi
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 12 48 12.12 %
Setuju 3 47 141 47.47 %
Tidak Setuju 2 39 78 39.39 %
Sangat Tidak Setuju
1 1 1 1.01 %
Jumlah 99 100 % Skor rata-rata X = 268/99 = 2.70
Hampir setengahnya pemustaka (47.47%) menyatakan setuju,
hampir setengah lainnya (39.39%) menyatakan tidak setuju,
sebagian kecil (12.12%) menyatakan sangat setuju dan sebagian
kecil lainnya (1,01%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor adalah 2.70. Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-
3.27 (Positif). Artinya sebagian besar pemustaka
beranggapan bahwa perlengkapan, dan perabot Perpustakaan
UNJ sudah tertata dengan rapi.
85
Tabel 4.37
Perlengkapan Dan Perabot Perpustakaan
Sudah Lengkap Dan Memadai
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 14 56 14.14 %
Setuju 3 26 78 26.26 %
Tidak Setuju 2 54 108 54.54 %
Sangat Tidak
Setuju
1 5 5 5.05 %
Jumlah 99 247 100 %
Skor rata-rata X = 247/99 = 2.49
Hampir setengahnya pemustaka (26.26%) menyatakan
setuju, sebagian besar (54.54%) menyatakan tidak setuju,
sebagian kecil (14.14%) menyatakan sangat setuju dan sebagian
kecil lainnya (5.05%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor adalah 2.49. Skor ini berada pada skor skala interval 1.76-
2.51 (Negatif). Artinya sebagian besar pemustaka mengatakan
bahwa perlengkapan, dan perabot perpustakaan UNJ belum
lengkap dan memadai, sehingga memperhambat kelancaran
pemustaka ketika memenuhi kebutuhan informasinya.
86
Tabel 4.38
Almari Penitipan Tas/ Locker Sudah Aman
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 42 168 42.42 %
Setuju 3 38 114 38.38 %
Tidak Setuju 2 16 32 16.16 %
Sangat Tidak
Setuju
1 3 3 3.03 %
Jumlah 99 317 100 %
Skor rata-rata X = 317/99 = 3.20
Hampir setengahnya pemustaka (42.42%) menyatakan
sangat setuju, sebagian kecil (16.16%) menyatakan tidak setuju,
hampir setengahnya (38.38%) menyatakan setuju dan sebagian
kecil (3.03%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah
3.20. Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27
(Positif). Artinya hampir seluruh pemustaka sudah merasakan
nyaman dan percaya bahwa penitipan tas/ locker sudah aman,
dikarenakan setiap lemari diberikan kunci juga pengawasan
oleh pustakawan/ staf perpustakaan.
Tabel 4.39
Tinggi Rak Koleksi Mudah Dijangkau
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 25 100 25.25 %
Setuju 3 59 177 59.59 %
Tidak Setuju 2 13 26 13.13 %
Sangat Tidak Setuju
1 2 2 2.02 %
Jumlah 99 305 100 %
Skor rata-rata X = 305/99 = 3.08
87
Sebagian besar pemustaka (59.59%) menyatakan setuju,
sebagian kecil (13.13%) menyatakan tidak setuju, sebagian
kecil lainnya (25.25%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian
kecil lainnya juga (2.02%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor adalah 3.08. Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-
3.27 (Positif). Artinya hampir seluruhnya pemustaka merasakan
mudah ketika mengambil koleksi di rak, dikarenakan tinggi rak
yang mudah di jangkau.
Tabel 4.40
Bentuk Meja Peminjaman/ Sirkulasi Sesuai
Dengan Luas Ruang Pepustakaan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 21 84 21.21 %
Setuju 3 62 186 62.62 %
Tidak Setuju 2 15 30 15.15 %
Sangat Tidak Setuju
1 1 1 1.01 %
Jumlah 99 301 100 %
Skor rata-rata X = 301/99 = 3.04
Sebagian besar pemustaka (62.62%) menyatakan setuju,
sebagian kecil (15.15%) menyatakan tidak setuju, sebagian
kecil lainnya (21.21%) menyatakan sangat setuju dan sebagian
kecil lainnya juga (1.01%) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor adalah 3.04. Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-
3.27 (Positif). Artinya hampir seluruhnya pemustaka
88
mengatakan bahwa bentuk meja peminjaman/ sirkulasi sudah
sesuai dengan kondisi luas ruang yang ada.
Tabel 4.41
Tinggi Meja Peminjaman/ Sirkulasi Sesuai
Dengan Luas Ruang Perpustakaan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 15 60 15.15 %
Setuju 3 74 222 74.74 %
Tidak Setuju 2 10 20 10.10 %
Sangat Tidak Setuju
1 0 0 0 %
Jumlah 99 302 100 %
Skor rata-rata X = 302/99 = 3.05
Sebagian besar pemustaka (74.74%) menyatakan
setuju, sebagian kecil (10.10%) menyatakan tidak setuju,
(15.15%) menyatakan sangat setuju dan tidak ada satupun
yang menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 3.05.
Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif).
Artinya hampir seluruh pemustaka sudah mengatakan
bahwa tinggi meja peminja ma n/ sirkulasi sudah sesuai dengan
luas ruang perpustakaan..
89
Tabel 4.42
Jumlah Kursi Dan Meja Yang Tersedia Sudah Cukup
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 5 20 5.05 %
Setuju 3 22 66 22.22 %
Tidak Setuju 2 50 100 50.50 %
Sangat Tidak Setuju
1 22 22 22.22 %
Jumlah 99 208 100 %
Skor rata-rata X = 208/99 = 2.10
Sebagian kecil pemustaka (22.22%) menyatakan setuju,
setengahnya (50.50%) menyatakan tidak setuju, sebagian kecil
(5.05%) menyatakan sangat setuju dan sebagian kecil lainnya
(22.22%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 2.10.
Skor ini berada pada skor skala interval 1.76-2.51 (Negatif).
Artinya sebagian besar pemustaka mengatakan bahwa jumlah
kursi yang tersedia masih sangatlah kurang, dikarenakan masih
banyaknya pemustaka yang melakukan kegiatannya di atas
lantai tanpa alas apapun.
Tabel 4.43
Jumlah Komputer Untuk Pencarian Koleksi (OPAC)
Sudah Cukup Dan Berfungsi Dengan Baik
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 9 36 9.09 %
Setuju 3 29 87 29.29 %
Tidak Setuju 2 40 80 40.40 %
Sangat Tidak
Setuju
Setuju
1 21 21 21.21 %
Jumlah 99 224 100 %
Skor rata-rata X = 224/99 = 2.26
90
Hampir setengahnya pemustaka (29.29%) menyatakan
setuju, hampir setengah lainnya (40.40%) menyatakan tidak
setuju, sebagian kecil (9.09%) menyatakan sangat setuju,
sebagian kecil lainnya (21.21%) menyatakan sangat tidak
setuju. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
akhir skor adalah 2.26. Skor ini berada pada skor skala interval
1.76-2.51 (Negatif). Artinya sebagian besar pemustaka
merasa terhambat ketika ingin mencari koleksi yang
dibutuhkan, dikarenakan hanya ada tiga komputer pada lantai
2, dan tiga komputer pada lantai 6. Hal tersebut dibuktikan
dengan banyaknya jumlah pengunjung tidak seimbang dengan
jumlah komputer yang tersedia. Selain itu, komputer juga
sering mengalami gangguan/ error.
Tabel 4.44
Bahan Perabot Yang Digunakan Sudah Membuat
Nyaman Dan Aman
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 7 28 7.07 %
Setuju 3 57 171 57.57 %
Tidak Setuju 2 33 66 33.33 %
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2.02 %
Jumlah
99 267 100 %
Skor rata-rata X = 267/99 = 2.69
Sebagian besar pemustaka (57.57%) menyatakan
setuju, hampir setengahnya (33.33%) menyatakan tidak setuju,
sebagian kecil (7.07%) menyataka n sangat setuju dan lainnya
(2.02%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
91
penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor adalah 2.69.
Skor ini berada pada skor skala interval 2.52-3.27 (Positif).
Artinya sebagian besar pemustaka sudah merasakan nyaman
dan aman dengan bahan perabot yang digunakan di
perpustakaan.
92
3. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Sarana dan Prasarana
di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta
Tabel 4.45
Rekapitulasi Persepsi
No Unsur Yang Dinilai Skor Rata-
rata
Pernyataan
Lokasi Perpustakaan
1 Lokasi perpustakaan UNJ mudah
Dijangkau
3.73 Sangat Positif
3.73 (Sangat Positif)
Luas Ruang Perpustakaan
2 Luas gedung perpustakaan UNJ
Sudah memadai
2.59 Positif
3 Luas ruang koleksi umum
Sudah memadai
2.45 Negatif
4 Luas ruang koleksi jurnal/
Majalah sudah memadai
2.52 Positif
5 Luas ruang koleksi karya
Ilmiah (skripsi, tesis dan
Disertasi) sudah memadai
2.47 Negatif
6 Luas ruang baca sudah memadai 2.45 Negatif
7 Luas ruang diskusi sudah memadai 2.48 Negatif
14.96/ 6 = 2.49 (Negatif)
Penataan Ruang Perpustakaan
8 Penataan dalam ruang
Perpustakaan UNJ tertata
dengan baik, sehingga membuat
nyaman dan leluasa
untuk bergerak
2.72 Positif
9 Ruang-ruang perpustakaan yang
ada sudah diatur dengan baik
2.75 Positif
10 Jarak antara rak buku/ koleksi
sudah leluasa
2.74 Postif
11 Jarak antara ruang koleksi dengan
ruang sirkulasi mudah dijangkau
2.68 Positif
93
12 Jarak antara meja yang satu
dengan yang lain sudah sesuai
dengan keleluasaan anda
bergerak
2.78 Positif
13 Letak almari penitipan tas/ locker
sudah tepat
3.14 Positif
14 Letak meja sirkulasi dapat
mengawasi keluar masuknya
pemustaka
2.56 Positif
15 Penataan setiap ruangan
perpustakaan UNJ yang ada,
membuat pengawasan dan
keamanan sudah baik
2.88 Positif
22.25/8 = 2.78 (Positif)
Pencahayaan/ Penerangan Perpustakaan
16 Pencahayaan/ penerangan
disetiap ruang sudah baik
2.90 Positif
17 Pencahayaan dengan lampu
membuat anda nyaman dalam
membaca
2.96 Positif
18 Meja baca berada diruang yang
terang
2.98 Positif
8.84/ 3 = 2.94 (Positif)
Sirkulasi Udara
19 Ruangan yang menggunakan AC
(Air Conditioner), membuat anda
nyaman
3.22 Positif
20 Meja baca berada diruang yang
berudara sejuk
3.11 Positif
21 Perlu adanya penambahan
jendela/ ventilasi/ AC (Air
Conditioner)
3.01 Positif
9.34/ 3 = 3.11 (Positif)
Dekorasi/ Pewarnaan
22 Warna dinding perpustakaan
membuat perpustakaan
menjadi lebih terang
2.74 Positif
23 Kombinasi warna dinding, plafon,
lantai dan perabot perpustakaan
merupakan perpaduan yang
harmonis
2.67 Positif
94
24 Penggunaan warna pada perabot
perpustakaan membuat nyaman
saaat berada diruang
perpustakaan
2.62 Postif
8.03/ 3 = 2.67 (Positif)
Perlengkapan dan Perabot Perpustakaan
25 Perlengkapan dan perabot
perpustakaan UNJ sudah tertata
dengan rapi
2.70 Positif
26 Perlengkapan dan perabot
perpustakaan UNJ sudah lengkap
dan memadai
2.49 Negatif
27 Almari penitipan tas/ locker sudah
aman
3.20 Positif
28 Tinggi rak buku mudah dijangkau 3.08 Positif
29 Bentuk meja peminjaman/ sirkulasi
sesuai dengan luas ruang perpustakaan
sirkulasi sesuai dengan luas ruang
pepustakaan.
3.04 Positif
30 Tinggi meja peminjaman/ sirkulasi
sesuai dengan luas ruang
perpustakaan
3.05 Positif
31 Jumlah kursi dan meja yang tersedia
sudah cukup
2.10 Negatif
32 Jumlah komputer untuk pencarian
koleksi (OPAC) sudah cukup dan
berfungsi dengan baik
2.26 Negatif
33 Bahan Perabot yang digunakan sudah
membuat anda nyaman dan
aman
2.69 Positif
24.61/ 9 = 2.73 (Positif)
Total Keseluruhan Persepsi Pemustaka 91.76/33= 2.78
(Positif)
95
C. Pembahasan
Berdasarkan perhitungan nilai diatas, dapat dikatakan bahwa persepsi
pemustaka terhadap lokasi perpustakaan UNJ dapat dikatakan sangat positif. Hal
tersebut dapat dibuktikan dari jawaban yang menunjukkan bahwa nilai akhir
skor 3.73. Skor ini berada pada skor skala interval 3.28-4.03 (Positif). Artinya
bahwa letak lokasi perpustakaan UNJ sudah berada di tempat yang strategis
dilingkungan kegiatan belajar pemustaka. Sehingga pemustaka dengan mudah
menemukan dan menjangkau perpustakaan tersebut. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Darmono mengenai lokasi perpustakaan yang memang harus terletak
di pusat gedung atau kompleks lembaga penaungnya dan dengan adanya letak
perpustakaan di depan alur lalu lintas civitas akademik menjadi faktor
aksesibilitas yang baik.74
Pada skor akhir rata-rata keseluruhan terhadap poin persepsi pemustaka
terhadap luas ruang perpustakaan adalah 2.49. Skor ini berada pada skala
interval 1.76 – 2.51 (Negatif). Artinya bahwa persepsi pemustaka terhadap luas
ruang perpustakaan dapat dikatakan belum memadai. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan jawaban pemustaka pada luas ruang koleksi karya ilmiah
(skripsi, tesis, dan disertasi) mendapatkan skor rata-rata 2.47, luas ruang baca
mendapatkan skor rata-rata 2.48, dan luas ruang diskusi mendapatkan skor rata-
rata 2.48. Dengan luas ruang yang belum memadai akan memperhambat
pemustaka dalam melakukan aktivitasnya, juga ketidaknyamanan yang
74 Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja
(Jakarta: Grasindo, 2007)
96
dirasakan pemustaka ketika berada di dalam lingkungan perpustakaan. Menurut
pendapat Abdul Rahman Saleh dan Rita Komalasari yang menyatakan bahwa
makin banyak jumlah populasi pemustaka, makin besar/luas ruang yang harus
disediakan.75
Selanjutnya skor rata-rata keseluruhan persepsi pemustaka terhadap
penataan ruang perpustakaan adalah 2.78. Skor ini berada pada skala interval
2.52-3.27 (Positif). Artinya bahwa penataan pada setiap ruang-ruang yang ada
di perpustakaan sudah diatur dengan baik sesuai dengan fungsinya. Sehingga
memudahkan pemustaka dalam menemukan kebutuhan informasinya, juga akan
menciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan untuk melakukan
kegiatannya. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Sulistiyo-Basuki bahwa
dalam penataan ruang perpustakaan harus mempertimbangkan berbagai macam
hal, salah satunya dari segi teknis yang terkait dengan kegiatan guna menentukan
kondisi optimal dalam pemanfaatan ruang dan perlengkapan yang tersedia di
perpustakaan.76
Berikutnya dari hasil skor rata-rata keseluruhan persepsi pemustaka pada
dimensi pencahayaan/ penerangan adalah 2.94. Skor ini berada pada skala
interval 2.52-3.27 (Positif). Maka dapat dikatakan bahwa pencahayaan/
penerangan pada setiap ruang sudah baik, hanya saja pada ruang koleksi umum
pencahayaan masih sangatlah kurang dikarenakan jumlah rak yang terlalu
banyak membuat cahaya yang dikeluarkan kurang maksimal. Pencahayaan/
75 Abdul Rahman Saleh dan Komalasari Rita, Manajemen Perpustakaan (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009), 229.
76 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010),
208.
97
penerangan di perpustakaan UNJ di dapatkan dari lampu dan cahaya matahari.
Menurut teori Veitch dan Arkkelin mengatakan bahwa cahaya buatan
didapatkan dari incandescent light (lampu pijar) dan fluorescent light (lampu
neon).
Kemudian pada skor rata-rata keseluruhan dimensi sirkulasi udara
adalah 3.11. Skor ini berada pada skala interval 2.52-3.27 (Positif). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi pemustaka terhadap sirkulasi udara
perpustakaan sudah baik. Ruang di perpustakaan UNJ sangat dominan
menggunakan AC sebagai alat penyejuk. Dengan begitu pemustaka merasakan
nyaman berlama-lama di dalam perpustakaan, selain itu udara yang sejuk akan
menjaga kualitas buku. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusina Sjahrial-
Pamuntjak, bahwa pemasangan AC (air conditioning) akan sangat bermanfaat
untuk menjaga suhu dalam ruangan dan mencegah gangguan serangga dan
cendawan. 77
Hasil skor rata-rata keseluruhan dimensi dekorasi/ pewarnaan adalah
2.67. Skor ini berada pada skala interval 2.52-3.27 (Positif). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa persepsi pemustaka mengenai dekorasi dan
pewarnaan di perpustakaan sudah baik. Hanya saja ada sebagian pemustaka
menginginkan adanya penambahan warna pada setiap ruang, lukisan, dan poster
agar tidak mudah merasakan bosan ketika berada di perpustakaan.
77 Rusina Sjahrial Pamuntjak, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (Jakarta:
Djambatan, 2000), 11.
98
Sarana perpustakaan juga sangatlah penting untuk melancarkan atau
mempermudah suatu pekerjaan. Sarana yang memadai akan menarik pemustaka
untuk datang ke perpustakaan serta akan membuat pemustaka nyaman berlama-
lama untuk berada di ruang perpustakaan. Menurut SNP Perguruan Tinggi
Tahun 2013, sarana perpustakaan terdiri dari perabot kerja, perabot
penyimpanan, peralatan multimedia, dan perlengkapan lainnya.78 Dari hasil skor
rata-rata keseluruhan poin perlengkapan dan perabot adalah 2.73. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi pemustaka terhadap perlengkapan
dan perabot perpustakaan UNJ adalah positif karena skor ini berada pada skala
interval 2.52-3.27 (Positif).
Pada skor rata-rata terakhir keseluruhan aspek diatas diketahui bahwa
skor rata-rata persepsi terhadap sarana dan prasarana di UPT Perpustakaan UNJ
adalah 2.78. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi pemustaka
terhadap perpustakaan UNJ adalah (Positif), karena berada pada skala interval
2.52-3.27. Sehingga dapat dikatakan bahwa selama ini penataan ruang dan
sarana perpustakaan UNJ sudah bagus dan memuaskan bagi pemustaka,
meskipun masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki dan
ditingkatkan
78 Muhammad Syarif Bando, Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi 2013
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014), 5.
99
BAB V
PENUTUP
Bab ini akan memberikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian pada
bab sebelumnya. Kesimpulan merupakan hasil jawaban dari rumusan
penelitian yang diuraikan pada bab pertama. Sedangkan saran adalah jawaban
pernyataan responden yang mendapatkan hasil nilai rata-rata rendah dan
pendapat peneliti yang dirangkum untuk kemajuan Perpustakaan Universitas
Negeri Jakarta.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan maka peneliti memberikan
kesimpulan bahwa dari hasil jawaban responden melalui kuesioner,
sebagian besar pemustaka memberikan tanggapan positif terhadap sarana
dan prasarana di UPT Perpustakaan UNJ yang sudah ada. Hal ini dibuktikan
dengan skor keseluruhan rata-rata terhadap sarana dan prasarana di UPT
perpustakaan UNJ adalah 2.78 (dua koma tujuh puluh delapan). Skor ini
berada pada skala interval 2.52-3-27 (Positif). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa persepsi pemustaka terhadap sarana dan prasarana di
UPT perpustakaan UNJ dapat dikatakan positif.
B. Saran
Melihat hasil dari penelitian yang peneliti lakukan, ada beberapa saran untuk
UPT Perpustakaan UNJ, antara lain :
1. Pihak perpustakaan perlu meningkatkan dan memperbaiki perabot dan
perlengkapan perpustakaan yang belum lengkap dan belum memadai,
100
karena sesuai dari hasil nilai rata-rata yang didapat bahwa jumlah
komputer (OPAC) dan jumlah meja dan kursi pada ruang baca dan ruang
diskusi masih sangatlah kurang, hal tersebut mendapatkan nilai rendah
dari pernyataan responden yang diisi pada kuesioner .
2. Pada ruang koleksi umum, ruang baca, dan ruang diskusi perlu
penambahan atau perluasan ruang, dikarenakan banyaknya jumlah
pemustaka yang berkunjung, sehingga pemustaka kesulitan untuk
mendapatkan tempat yang nyaman dalam melakukan kegiatannya.
3. Sebaiknya pihak UPT Perpustakaan UNJ memperbaiki security gate
yang tidak berfungsi untuk keamanan koleksi perpustakaan agar
terhindar dari kehilangan.
4. Pihak perpustakaan perlu memperbaiki komputer atau alat lainnya yang
digunakan sebagai “daftar hadir pengunjung”, guna mengetahui
keakuratan pengujung setiap harinya.
5. Untuk menarik minat pemustaka dari dalam maupun luar kampus
dibutuhkan design interior yang tidak hanya indah tetapi juga
mampu memberikan rasa nyaman bagi siapapun yang berada di
dalamnya. Misalnya seperti diberi hiasan, lukisan/ poster yang akan
menambah sisi keindahan dan juga menggunakan cat ruangan yang
memberikan efek cerah bagi ruangan tersebut.
6. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah hanya meneliti sarana dan
prasarana dari persepsi pemustaka. Untuk itu perlu diadakan penelitian
101
lebih lanjut diantaranya tinjauan sarana dan prasarana berdasarkan
Standar Nasional maupun Internasional.
102
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Saleh. Percikan Pemikiran di Bidang Kepustakawanan. Jakarta:
Sagung Seto, 2011.
Abdul Rahman Saleh, dan Komalasari Rita. Manajemen Perpustakaan. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009.
Budi Widodo. “Rancangan Perpustakaan Perguruan Tinggi: kajian Psikologi
Lingkungan,” Buletin Psikologi VIII, No.1, Juni 2000.
Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.
Jakarta: Grasindo, 2007.
Darwanto. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2015.
Dexa Anugrah, dan Adroni. “Penataan Ruangan Di Perpustakaan Umum Kota
Solok,” 2, 1 (n.d.).
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24672&val=1516.
Eka Susanti, dan Budiono. “Desain Interior Perpustakaan sebagai Sarana Edukasi
dan Hiburan dengan Konsep Post Modern.” Surabaya, Jurnal Sains Dan
Seni Pomits, 3 (2014). http://download.portalgaruda.org/article.php?article
=149247&val=4187&title=Desain%20Interior%20Perpustakaan%20Seba
gai%20Sarana%20%20Edukasi%20Dan%20Hiburan%20%20Dengan%20
Konsep%20Post%20%Modern.
Fitriani Yanita, Aan Permana, dan Desy Eri Dani. “Persepsi Pemustaka Terhadap
Kinerja Pustakawan : Studi Kasus Layanan Sirkulasi Perpustakaan Stikes
Widya Husada Semarang.” Diakses 5 April 2017. http://download.portalgar
udaorg/article.php?article=74925&val=4723.
Genle Greindyapuri. “Tanggapan Pengguna Tentang Tata Ruang Perpustakaan
SMA Negeri 14 Bandung,” 2012. http://download.portalgaruda.org/article
.php?article=103623&val=1378.
Ginting, Salmina. “Buku Ajar Perancangan Tapak.” Diakses 9 Maret 2017.
https://www.scribd.com/document/167200536/Bab1-Konsep-Ruang-
Luar#.
Helmi Purwanti, dan Agus Wardana. “Evaluasi Diri Perpustakaan.” Forum
Perpustakaan Perguruan Tinggi, Berisi beberapa panduan dan artikel yang
bisa digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan evaluasi diri
perpustakaan, n.d. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/723/jbptunikompp-
gdl-sendisudra-36126-6-evaluasi-n.pdf.
Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
103
Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
Joko Subagyo. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,
2015.
“Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.” Diakses 13 Februari 2017.
http://kbbi.web.id/sarana.
Karen Latimer, dan Hellen Niegaard. IFLA Library Building Guidelines:
Developments & Reflections. Germany: Strauss GmbH, Morlenbach, 2007.
Kosam Rimbarawa. Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan.
Jakarta: Hakaeser, 2006.
Lasa Harsono. Manajemen Pepustakaan. Yogyakarta: Sinar Grafika, 2005.
Muhammad Azwar dan Agung Nugraha Rusli. “Manajemen Tata Ruang
Perpustakaan Pesantren Madani Alauddin Pao-Pao Makassar,” 2017.
journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/download/4714/3245.
Muhammad Syarif Bando. Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi
2013. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014.
Morrisan. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Prenadamedia, 2015.
Novarikha Ariyanti. “Peran Desain Interior Terhadap Kepuasan Pemustaka” 3
No.1 (19 Maret 2016). http://download.portalgaruda.org/article.php?article
=347019&val=6469&title=Peran%20Desain%20Interior%20Terhadap%2
0Kepuasan%20Pemustaka%20(studi%20pada%20perpustakaan%20SMK
%20Negeri%204%20Malang).
Pelaksana Inventarisasi BMN. “Kertas Kerja Inventarisasi - Barang Dalam
Ruangan.” UPT Perpustakan Universitas Negeri Jakarta, 8 Maret 2017.
Perpustakaan Nasional RI. “Kamus Istilah Perpustakaan.” Diakses 7 Februari 2017.
http://www.pnri.go.id/IstilahPerpustakaan.aspx.
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 2004.
Rahayuningsih F. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Republik Indonesia. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,” n.d. http://kelembagaan.riste
kdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/08/PP03220/PP0322013.pdf.
———. “Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan.” Visi Pustaka, 2008.http://www.pnri.go.id/magazine/undang
-undang-republik-indonesia-nomor-43-tahun-2007-tentang-perpustakaan/.
104
Rita Jenny Lysanti. Buku Panduan Pustaka. Jakarta: UPT Perpustakan Universitas
Negeri Jakarta, 2016.
———. “Laporan Kegiatan UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta.” UPT
Perpustakan Universitas Negeri Jakarta, 2015. Tata Usaha.
Rony Kountur. Statistik Praktis. Jakarta: PPM, 2005.
Rusina Sjahrial Pamuntjak. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta:
Djambatan, 2000.
Sjahrial Pamuntjak. Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional RI, 2004.
Sinamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia, 2004.
Soehartono Irawan. Metode Penelitian Sosial: Suatu Ilmu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004.
Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Sugiyono. Metide Penelitian Kuantitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta, 2009.
———. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2015.
———. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi. Bandung:
Alfabeta, 2011.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka,
2010.
Sutarno Ns. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
Suwarno Wiji. Perpustakaan dan Buku. Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2011.
105
GAMBAR
106
107
108
Gambar 20. Area Baca
PERNYATAAN PENELITIAN
PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP SARANA DAN PRASARANA DI
UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Nama : Prima Salimajanti
NIM : 1113025100035
Angkatan : 2013
Saya adalah mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan yang sedang
melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir
menyelesaikan pendidikan Sarjana Ilmu Perpustakaan.
Dalam lampiran ini terdapat pertanyaan dan pernyataan yang berhubungan
dengan penelitian, untuk itu saya harap Anda bersedia untuk meluangkan
waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Hasil kuesioner Anda
bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Kuesioner
ini saya harap diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang ditanyakan
dan dinyatakan pada lembar kuesioner, sehingga hasilnya dapat memberikan
gambaran yang baik untuk penelitian ini.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi Anda dalam
pengisian kuesioner ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
B. PERTANYAAN UMUM
Petunjuk Pengisian Kuesioner
Nomer 1-3 merupakan pertanyaan umum yang berkaitan dengan
keanggotaan, tujuan, dan frekuensi kunjungan ke Perpustakaan UNJ. Anda
diharapkan membaca pertanyaan dengan teliti. Pada setiap pertanyaan,
Anda diminta untuk memberi tanda silang (X) pada pertanyaan dibawah ini:
1. Apakah anda terdaftar menjadi anggota di Perpustakaan UNJ?
a. Ya
b. Tidak
2. Berapa kali dalam seminggu Anda mengunjungi Perpustakaan UNJ ?
a. Satu Kali
b. Dua Kali
c. Tiga Kali
d. > Tiga kali
3. Apa tujuan Anda datang ke Perpustakaaan ?
a. Meminjam/ mengembalikan koleksi buku
b. Mengisi waktu luang
c. Mengerjakan tugas
d. Lainnya:....
C. PERNYATAAN MENGENAI PERSEPSI PEMUSTAKA
TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PERPUSTAKAAN UNJ
Petunjuk Pengisian Kuesioner
Berikut ini Anda akan menjawab sejumlah pernyataan yang berkaitan
dengan Sarana dan Prasarana di UPT Perpustakaan UNJ. Anda diharapkan
membaca setiap pernyataan dengan teliti. Pada setiap pernyataan, Anda
diminta untuk memberi checklist () pada kolom pernyataan di bawah ini :
Keterangan:
(SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, (STS) Sangat Tidak
Setuju
LOKASI
Pernyataan SS S TS STS
1. Lokasi perpustakaan UNJ mudah dijangkau 4 3 2 1
LUAS RUANG
2. Luas gedung perpustakaan UNJ sudah
memadai
4 3 2 1
3. Luas ruang koleksi umum sudah memadai 4 3 2 1
4. Luas ruang koleksi jurnal/ majalah sudah
memadai
4 3 2 1
5. Luas ruang koleksi karya ilmiah (skripsi,
tesis dan disertasi) sudah memadai
4 3 2 1
6. Luas ruang baca sudah memadai 4 3 2 1
7. Luas ruang diskusi sudah memadai 4 3 2 1
PENATAAN RUANG
8. Penataan dalam ruang perpustakaan UNJ
tertata dengan baik, sehingga membuat anda
nyaman dan leluasa untuk bergerak
4 3 2 1
9. Ruang-ruang perpustakaan yang ada sudah
diatur dengan baik
4 3 2 1
10. Jarak antara rak buku/ koleksi sudah leluasa 4 3 2 1
11. Jarak antara ruang koleksi dengan ruang
sirkulasi mudah dijangkau
4 3 2 1
12. Jarak antara meja yang satu dengan yang lain
sudah sesuai dengan keleluasaan Anda
bergerak
4 3 2 1
13. Letak almari penitipan tas/ locker sudah tepat 4 3 2 1
14. Letak meja sirkulasi dapat mengawasi keluar
masuknya pemustaka
4 3 2 1
15. Penataan setiap ruangan perpustakaan UNJ
yang ada, membuat pengawasan dan
keamanan sudah baik
4 3 2 1
PENCAHAYAAN/ PENERANGAN
16. Pencahayaan/ penerangan disetiap ruang
sudah baik
4 3 2 1
17. Pencahayaan dengan lampu membuat anda
nyaman dalam membaca
4 3 2 1
18. Meja baca berada diruang yang terang 4 3 2 1
SIRKULASI UDARA
19. Ruangan yang menggunakan AC (air
conditioner), membuat anda nyaman
4 3 2 1
20. Meja baca berada diruang yang berudara
sejuk
4 3 2 1
21. Perlu adanya penambahan jendela/ ventilasi/
AC (air conditioner)
4 3 2 1
DEKORASI/ PEWARNAAN
22. Warna dinding perpustakaan membuat
perpustakaan menjadi lebih terang
4 3 2 1
23. Kombinasi warna dinding, plafon, lantai dan
perabot perpustakaan merupakan perpaduan
yang harmonis
4 3 2 1
24. Penggunaan warna pada perabot perpustakaan
membuat anda nyaman saat berada diruang
perpustakaan
4 3 2 1
PERNYATAAN 1 S/D 9 ADALAH PERNYATAAN YANG
BERKAITAN DENGAN SARANA SEPERTI PERLENGKAPAN DAN
PERABOT YANG ADA DI PERPUSTAKAAN UNJ.
1. Perlengkapan, dan perabot perpustakaan UNJ
sudah tertata dengan rapi
4 3 2 1
2. Perlengkapan, dan perabot perpustakaan UNJ
sudah lengkap dan memadai
4 3 2 1
3. Almari penitipan tas/ locker sudah aman 4 3 2 1
4. Tinggi rak buku mudah dijangkau 4 3 2 1
5. Bentuk meja peminjaman/ sirkulasi sesuai
dengan luas ruang perpustakaan
4 3 2 1
6. Tinggi meja peminjaman/ sirkulasi sesuai
dengan luas ruang perpustakaan
4 3 2 1
7. Jumlah kursi dan meja yang tersedia sudah
cukup
4 3 2 1
8. Jumlah komputer untuk pencarian koleksi
(OPAC) sudah cukup dan berfungsi dengan
baik
4 3 2 1
9. Bahan perabot yang digunakan sudah membuat
anda nyaman dan aman
4 3 2 1
BIODATA PENULIS
PRIMA SALIMAJANTI. Lahir di Tangerang 01 Januari
1995, anak ke empat dari Ayahanda Mansyur Rahman dan
Ibunda Siti Nasikah. Peneliti bertempat tinggal di Griya
Sangiang Mas, Jl. Gelatik Raya, Blok. A23, No.1. Rt/Rw.
03/09, Kel. Gebang Raya, Kec. Periuk, Kode pos 15132,
Kota Tangerang. Peneliti menyelesaikan pendidikannya di SDN Gebang Raya 1,
MTs Negeri 1 Tangerang, SMAN 84 Jakarta Barat, dan melanjutkan pendidikan S1
pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyelesaikan kuliahnya dengan
menulis karya tulis yang berjudul “Persepsi Pemustaka Terhadap Sarana dan
Prasarana di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta”. Peneliti juga pernah
melaksanakan praktek kerja lapangan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota
(KPAK) Administrasi Jakarta Barat dan mengikuti magang di PT Sinarmas Land
Tbk sebagai Admin Qs. City Development Construction.