PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP RELOKASI PASAR ...repository.uinjambi.ac.id/397/1/SKRIPSI FIKA...

74
PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP RELOKASI PASAR ANGSO DUO KE PASAR TALANG GULO Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Syariah Oleh: NUR ATIKA PRATIWI SIP 141768 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Transcript of PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP RELOKASI PASAR ...repository.uinjambi.ac.id/397/1/SKRIPSI FIKA...

PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP RELOKASI PASAR ANGSO DUO

KE PASAR TALANG GULO

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Pemerintahan

Pada Fakultas Syariah

Oleh:

NUR ATIKA PRATIWI

SIP 141768

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

MOTTO

Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang

memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada,

mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,

dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah. (QS. Al-Anbiyaa’: 21

ayat 73)1

1Tim Penerjemah dan Penafsir Al-Qur’an, Qur’an Tafwid dan Tejermahan, (Jakarta: Magfirah

Pustaka, 2008), 143.

ABSTRAK

Keberadaan pasar tradisional ini sangat membantu, tidak hanya bagi pemerintah

daerah atau pun pusat tetapi juga para masyarakat, namun saat ini pasar Angso Duo

sangat memprihatinkan, untuk itu diperlukan relokasi kepasa Talang Gulo. Skripsi ini

bertujuan untuk mengungkap persepsi pedagang terhadap relokasi pasar Angso Duo

ke Pasar Talang Gulo. Sebagai tujuan antaranya untuk menjelaskan faktor apa saja

yang mempengaruhi relokasi pedagang Angso Duo ke pasar Talang Gulo, untuk

menjelaskan persepsi pedagang Pasar Angso Duo yang di relokasi ke pasar Talang

Gulo dan untuk menjelaskan tanggapan masyarakat terhadap Relokasi pedagang

Angso Duo ke pasar Talang Gulo Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai

berikut: (1) Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi relokasi pedagang Angso Duo

ke Pasar Talang Gulo, diantaranya; Infrastruktur di mana lokasi Pasar Talang Gulo

telah lebih baik dari Pasar Angso duo, dari fasilitas dan juga pengaturan pasar;

Anggaran, di mana bantuan anggaran usaha untuk para pedagang telah dialokasikan

guna menciptakan pasar yang lebih nyaman; dan Koordinasi, di mana koordinasi yang

baik telah dilakukan dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi, Satuan

Polisi Pamong Praja, Polri, LAM, dan organisasi kepemudaan yang ada di Daerah

Pasar.; (2) Terdapat dua Persepsi Pedagang Pasar Angso Duo yang di relokasi ke

Pasar Talang Gulo, di mana pedagang “sangat setuju” berjumlah 7 dengan total

persentase 08%, pedagang yang “setuju” berjumlah 14 orang dengan total persentase

17%, pedagang yang “tidak setuju” berjumlah 30 orang dengan total persentase 28%

dan “sangat tidak setuju” dengan jumlah 27 dengan total persentase 34% dengan

alasan pasar tradisional yang baru merupakan tempat yang kurang strategis untuk di

jadikan pasar karena lahan pasar tidak luas, serta sarana dan prasarana pasar

Tradisional Talang Gulo belum efektif serta akses ke pasar yang kurang, selain itu

pula akan menghilangkan pelanggan; (3) Tanggapan masyarakat terhadap relokasi

pedagang Angso Duo Ke Pasar Talang Gulo, di mana masyarakat Angso Duo ke Pasar

Talang Gulo mendapat respon yang beragam dengan masyarakat “sangat setuju”

berjumlah 2 dengan total persentase 10%, masyarakat yang “setuju” berjumlah 6

orang dengan total persentase 10%, pedagang yang “tidak setuju” berjumlah 11 orang

dengan total persentase 50% dan “sangat tidak setuju” dengan jumlah 2 dengan total

persentase 10% dengan alasan pasar tradisional yang baru merupakan tempat yang

kurang strategis dan ditambah lagi pengaturan dan sarana dan prasarana juga masih

sangat terbatas.

Kata Kunci: relokasi, pasar Angso Duo, pasar Talang Gulo

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‘alamin

Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata 1 (S1) Shalawat beserta salam

tidak lupa pula kukirimkan kepada junjunganku Muhammad Rasulullah SAW

Kuibaratkan karya kecilku ini bak serantai mawar yang wanginya akan tetap teringat

sepanjang hayat, meski kelak raganya akan lekang terlengser waktu, dan

kupersembahkan mawar ini untuk:

Ayahku terhebat Sukiman, ilmu yang kauberikan danmendidikku dengan titik-titik dan

berubah menjadi kalimat sehingga kupergunakan untuk mencari ridho dijalan Allah

SWT.

Ibuku terindah Wartini yang mengasuhku dan memberikan warna pelangi di dalam

hidupku hingga kujelajahi dunia yang begitu luas.

Kakakku Ahmad Nur Abidin, S. Pd, Nanang, Siti Sofia Yana, SE, dan Effni Elvia

Dewi, A. Keb penyemangat dalam setiap langkahku.

Adikku Azam Abiyan Pranaja dan Aqila Syauqi Al-Zalfa terbaik yang telah mengisi

hari dengan canda tawa dan senyuman terindah yang pernah kumiliki.

Abang Jalaludin, S. Sos tersabar yang telah membawaku mengarumi dunia dengan

keimanannya.

Serta teman-temanku Widiantari, Dewi Irmayani, Rosdiana, Siti Mardiah, Karlina

Puspita Dewi, Mindi, Nepri, Anjar dan Roza yang telah menginspirasiku dalam

langkah gelap dan terang hidupku.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

karena atas berkat rahmat, hidayahya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini

penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah kepada

junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan

yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam dan amal

nyata yang shalih likulli zaman wa makan.

Skripsi ini diberi judul “Persepsi Pedagang Terhadap Relokasi Pasar Angso

Duo Ke Pasar Talang Gulo” merupakan suatu kajian terhadap Komunikasi

Kepemimpinan yang diperuntukkan untuk komunikasi kepemimpinan terhadap

sebagai abdi masyarakat. Dan inilah yang diketengahkan dalam skripsi ini.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan

dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun dalam

penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan

bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima

kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama

sekali kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selaku wakil rektor I Bidang Akademik dan

Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd selaku wakil rektor II

Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu Dr. Hj.

Fadillah, M. Pd, selaku wakil rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

4. Bapak H. Hermanto Harun, M. HI., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang

Akademik, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan II,

Bidang Adminitrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Ibu Dr. Yuliatin, S.

Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

5. Ibu Mustiah, S. Ag., M. Sy selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan di Fakultas

Syariah UIN STS Jambi.

6. Ibu Tri Endah Karya Lestriyani, S. IP., M. IP selaku Sekretaris jurusan Ilmu

Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 4

C. Batasan Masalah .................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................ 5

E. Kerangka Teori .................................................................... 6

F. Tinjauan Pustaka ................................................................. 20

BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitan .............................................. 27

B. Pendekatan Penelitian ......................................................... 27

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 28

D. Unit Analisis ........................................................................ 29

E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 30

F. Teknik Analisis Data ........................................................... 32

G. Sistematika Penulisan .......................................................... 34

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kota Jambi

Sarolangun ........................................................................... 36

B. Visi dan Misi ....................................................................... 37

C. Struktur Organisasi .............................................................. 38

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Faktor Penyebab Relokasi Pedagang Angso Duo Ke

Pasar Talang Gulo ................................................................ 42

B. Persepsi Pedagang Pasar Angso Duo yang Direlokasi .........

48 C. Tanggapan Masyarakat Terhadap Relokasi

Pedagang Angso Duo ...........................................................

53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………….……... 56

B. Saran-Saran..............…...……………………............……... 57

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

DAFTAR SINGKATAN

STS : Sulthan Thaha Saifuddin

SWT : Subhanahu Wata’ala

SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam

SDM : Sumber Daya Manusia

UIN : Universitas Islam Negeri

BPS : Badan Pusat Statistik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan

sosial dan infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk

orang-orang dengan imbalan uang.2 Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat

pembayaran yang sah sepertia uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan

perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk

item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari

perdagangan. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi, jenis

dan berbagai komunitas manusia serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan.3

Dalam ilmu ekonomi arus utama, konsep pasar adalah setiap struktur yang

memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi.

Pertukaran barang atau jasa dengan uang disebut transaksi.

Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara alamiah

melalui berbagai fungsi dan strategis yang dimiliki, yakni dalam penyerapan tenaga

kerja. Keberadaan pasar tradisional ini sangat membantu, tidak hanya bagi pemerintah

daerah atau pun pusat tetapi juga para masyarakat yang menggantungkan hidupnya

2 Beatrix S. Duwit, dkk, “Persepsi Pedagang Kaki Lima Terhadap Area Berjualan Sepanjang

Jalan Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado” Sabua Vol.7, No.2: 419 - 427 Oktober 2015, hlm. 2 3 Ahmad Kaylani, Negara-Negara Dan Pasar dalam Bingkai Kebijakan Persainagan,

(Jakarta:Komisi Persaingan Pasar Usaha, 2011), hlm. 23

1

dalam kegiatan berdagang, karena di dalam pasar tradisional terdapat banyak aktor

yang memiliki arti penting dan berusaha untuk mensejahterakan kehidupannya baik itu

pegadang, pembeli, pekerja panggul dan sebagainya. Dari survei yang dilakukan

Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 menunjukan bahwa sector riset mampu

meenyerap 23, 4 juta tenaga kerja

atau sekitar 21, 3% dari total tenaga kerja

Indonesia.4 Mereka semua adalah aktor yang berperan penting dalam mempertahankan

eksistensi pasar tradisional di Indonesia.

Keunggulan dari pasar tradisional adalah di mana para pembeli dan penjual

bertemu langsung untuk melakukan suatu transaksi jual beli. Didorong juga dengan

definisi dari pasar itu sendiri yakni tempat bertemunya penjual dan pembeli disatu

lokasi dan melakukan transaksi jual beli baik itu barang atau jasa.5 Sedangkan pasar

modern tidak ditemukan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi jual beli

secara langsung, yang ada hanya pembeli melakukan pembelian suatu barang yang

hanya memperhatikan suatu barang yang telah di tempel harganya dalam kemasan

atau label yang ada dari jenis barang yang telah ditentukan dan membawanya

langsung ketempat pembayaran dan membayar harga seperti yang telah tertera dalam

kemasan, tidak adanya proses tawar menawar dalam transaksi jual beli yang ada di

pasar tradisional. Tindakan ini merupakan suatu nilai lebih untuk pasar tradisional di

mana pembeli dan penjual melakukan proses tawar menawar suatu barang secara

langsung.

4 Firmansyah dan Rizal E.Halim “Setrategi Revitalisasi Pasar Tradisional” dalam Chatib Basri,

dkk, 2002, Rumah Ekonomi Rumah Budaya: Membaca Kebijakan Perdagangan Indonesia, Gramedia

Pusaka Utama, Jakarta, hlm 113

5 Ahmad Kaylani, Negara-Negara Dan Pasar dalam Bingkai Kebijakan Persainagan, hlm. 27

Membicarakan tentang keramain pasar dipengaruhi oleh kondisi pasar itu

sendiri, baik itu fisik atau bersifat lingkungan. Pasar yang tidak dirawat kumuh,

fasilitas yang kurang akan mempengaruhi minat pedagang untuk berjualan di pasar.

Pasar di Kota Jambi yang bervariasi juga dipengaruhi oleh besarnya pasar, lokasi pasar

serta akses angkutan dan lingkungan masyarakatnya. Ada pasar yang baik dengan

vasilitas yang memadahi dan berada dilokasi yang strategis, namun ada juga pasar

yang hanya dilengkapi fasilitas yang minim.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di Pasar Ango Duo, keberadaan

pedagang atau penjual masih sering dipermasalahkan oleh pemerintah provinsi Jambi,

dengan begitu pemerintah bertindak tegas merelokasi pasar Angso Duo ke pasar

Talang Gulo, ini dikarenakan masih ada pedagang yang tidak menempati pada

tempatnya, pedagang memilih berjualan di tepi jalan agar mendapatkan keuntungan

yang lebih dikarenakan dapat bertemu langsung dengan pembeli. Pedagang yang

berserakan menyebabkan tidak nyaman dilihat oleh para pembeli, selain itu banyak

yang membuang sampah tidak pada tempatnya.6 Adapun jumlah pedagang di Pasar

Angso Duo dari tahun 2015-2018 sebagai berikut:

Tahun 2015 2016 2017

Jumlah 2642 2842 3.218

Sumber: Dinas Pasar Angso Duo 2018

6 Observasi di Pasar Angso Duo 10 Febuari 2018

Dengan seiring perkembangan pasar secara otomatis mempunyai dampak

negatif seperti kemacetan akibat proses bongkar muat barang dagangan, lokasi jalan

menjadi kumuh, dan parkir kendaraan yang memenuhi bahu jalan. Oleh karenanya

pemerintah Kota Jambi mempunyai kebijakan yaitu merelokasi pedagang agen dan

sub agen Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo, di lapangan tentu terjadi polemik

baik masyarakat yang pro dan kontra.

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik

untuk menyusun skripsi dengan judul “Persepsi Pedagang Terhadap Relokasi

Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo”.

B. Rumusan Masalah

Pokok masalah yang diangkat dalam penelitin ini adalah masalah Persepsi

Pedagang Terhadap Relokasi Duo ke Pasar Talang Gulo (Studi di Kota Jambi)

Pokok masalah ini lebih jauh dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan

penelitian yaitu Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi relokasi pedagang Angso Duo ke Pasar

Talang Gulo?

2. Bagaimana persepsi pedagang Pasar Angso Duo yang di relokasi ke Pasar Talang

Gulo?

3. Bagaiamana tanggapan masyarakat terhadap Relokasi pedagang Angso Duo ke

Pasar Talang Gulo?

C. Batasan Masalah

Untuk memudahkan dalam penelitian ini agar tidak terjadi perluasan pokok

bahasan, maka penulis membatasi penelitian pada “persepsi pedagang Pasar Angso

Duo yang di relokasi ke Pasar Talang Gulo”. Persepsi Pedagang sangat banyak

terjadi akhir-akhir ini, namun hal tersebut tentu mempunyai latang belakang yang

berbeda dengan demikian persepsi dalam kehidupan masyarakat akan mejadi rujukan

dalam proses penelitian ini.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum diupayakan untuk mengetahui bagaimana

persepsi pedagang terhadap relokasi pasar Angso Duo ke pasar Talang Gulo,

penelitian ini ditujukan untuk:

a. Untuk menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi relokasi pedagang Angso

Duo ke Pasar Talang Gulo.

b. Untuk menjelaskan persepsi pedagang Pasar Angso Duo yang di relokasi ke

Pasar Talang Gulo.

c. Untuk menjelaskan tanggapan masyarakat terhadap Relokasi pedagang Angso

Duo ke Pasar Talang Gulo.

2. Kegunaan Penelitian

Lebih jauh, penelitian ini diharapkan dapat mencapai kegunaan yang bersifat

teoritis dan juga praktis , yaitu :

a. Untuk menambah wawasan keilmuan bagi penulis khususnya bagi para

pembaca umumnya;

b. Menjadi rujukan pengetahuan bagi pedagang mengenai relokasi Pasar Angso

Duo ke Pasar Talang Gulo;

c. Memberikan acuan yang bijak terhadap pembaca untuk memahami latar

belakang masalah relokasi;

d. Menjadikan kontribusi keilmuwan penulis terhadap UIN STS Jambi yang

tengah mengembangkan paradigma keilmuan yang berwawasan global dalam

bentuk Universitas Islam.

e. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Stu ( S.1) Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

E. Kerangka Teori

1. Pengertian Persepsi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan langsung atas

sesuatu.7 Suwarno menyebutkan “proses diterimanya rangsangan berupa objek,

kualitas hubungan antara gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan

dimengerti dinamakan dengan persepsi”.8 Menurut Walgito di dalam Syobrian dan

Mokoginta ada beberapa hal yang di perlukan agar persepsi dapat disadari oleh

individu yaitu:9

7 Umi Chalsum, 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Kashiko. Hlm 300

8 Wiji Suwarno, 2009. Psikologi Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto. Hlm 52

9 Syobrian dan Mokoginta, “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Di

Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara”, hlm. 4

a. Adanya objek yang dipersepsikan. Objek menimbulkan stimulus yang mengenai

alat indera atau reseptor stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat

indera (reseptor), dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf

penerima (sensoris) yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera atau reseptor. Yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus,

disamping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan

stimulus yang di terima reseptor ke pusat syaraf yaitu otak sebagai pusat

kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

c. Adanya perhatian. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi terhadap

sesuatu diperlukan adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai

suatu kesiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi

persepi.

Jadi indikator persepsi dapat disimpulkan dimana objek yang menimbulkan

stimulus yaitu remaja hamil di luar nikah kemudian mengenai alat indera berupa mata,

telinga, hidung, kulit, mulut, akal, dan hati yang diterima oleh tokoh masyarakat

kemudian kemudian ke pusat syaraf yang dilakukan secara sadar sehingga

menimbulkan sebuah perhatian yang terpusat pada remaja yang hamil di luar nikah

tersebut.

Menurut jalaluddin, Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi

sesuatu dengan mengunakan panca indera.10

Dalam Rosleny Marliany, persepsi adalah

Perception, yaitu cara pandang terhadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman hasil

10

Ramat, Jalaluddin. 1996. Psikologi Kominikasi. Bandung : Rosdakarya. Hlm 51

olahan daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan factor-faktor eksternal yang di

respons melalui pancaindera, daya ingat, dan daya jiwa. Defenisi lain mengatakan

bahwa persepsi dapat diartikan sebagai daya pikir dan daya pemahaman individu

terhadap berbagai rangsangan yang datang daru luar.11

Itu artinya persepsi adalah

pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.Maka objek dapat ditangkap melalui

alat indera dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga manusia dapat

mengamati objek tersebut.

Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa persepsi merupakan suatu

proses yang didahului oleh proses penginderaan. Penginderaan adalah merupakan

proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera disebut proses

penginderaan. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu

menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat melihat, hidung

sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat perasa, kulit pada telapak tangan sebagai alat

peraba, semuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus

dari luar individu.

2. Proses Terjadinya Persepsi

Tahap awal dari proses persepsi ini adalah sensasi. Sensasi adalah kesadaran

akan adanya suatu rangsang. Sensasi sama dengan penginderaan. Semua rangsang

masuk dalam diri seseorang melalui panca indera, yang kemudian diteruskan ke otak

yang menjadikan sadar akan adanya rangsang tersebut. Rangsang yang sekedar masuk

11

Rosleny Marliany, 2010. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia. Hlm 187

dalam diri seseorang tetapi hanya menyadarinya tanpa mengerti ataumemahami

rangsang tersebut disebut sensasi. Tetapi jika disertai dengan pemahaman atau

pengertian tentang rangsang tersebut dinamakan persepsi.

Proses terjadinya persepsi yaitu objek yang menimbulkan stimulus dan

stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera

merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera

diteruskan oleh syaraf sensorik ke otak. Proses ini disebut proses fisiologis. Kemudian

terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa

yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang

diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan

merupakan persepsi sebenarnya.12

Respon sebagai akibat persepsi dapat diambil oleh

individu dalam berbagai macam bentuk. Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian

sebagai langkah persiapan dalam persepsi. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan

bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai

berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun demikian

tidak semua stimulus mendapat respon individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang

akan dipersepsi atau mendapat respon dari individu pada perhatian

individuyangbersangkutan.Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama,

yaitu:

a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari

12

Syobrian dan Mokoginta, “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Di

Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara”, hlm. 4

luar, intesitas dan jenisnya dapat banyak atausedikit.

b. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga

mempunyai arti bagiseseorang.

c. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk jadi

tingkah laku sebagai reaksi. Proses persepsi adalah melakukan seleksi,

interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.13

Bagi hampir semua orang, sangatlah mudah untuk melakukan perbuatan

melihat, mendengar, membau, merasakan, dan menyentuh, yakni proses-proses yang

sudah ada semestinya ada. Namun, informasi yang datang dari organ-organ indera,

perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti,

dan proses ini dinamakan persepsi. Jadi, dapat disimpulkan proses persepsi dari

berbagai pendapat, bahwa persepsi merupakan komponen pengamatan yang di dalam

proses ini melibatkan pemahaman dan penginterpretasian sekaligus.

3. Pengertian Pasar

Pasar sebagai area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari

satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,

plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar dalam pengertian ekonomi

adalah situasi seseorang atau lebih pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan

pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata sepakat

tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan kualitas tertentu yang

menjadi objek transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual mendapat manfaat dari

13

Ibid

adanya transaksi atau pasar. Pihak pembeli mendapat barang yang diinginkan untuk

memenuhi dan memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapat imbalan

pendapatan untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai

pelaku eonomi produksi atau pedagang.14

Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari

satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,

plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.

Pasar menurut kajian ilmu

ekonomi adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan

penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat

menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan.

Jadi, berdasarkan pernyataan di atas pasar adalah area tempat jual beli

barang/ jasa dengan penjual lebih dari satu orang yang di dalam nya terjadi proses

interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) sehingga menetapkan

harga dan jumlah yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

4. Fungsi Pasar

Pasar berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk pelayanan bagi masyarakat.

Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi atau bidang, diantaranya:

a. Segi ekonomi

Merupakan tempat transaksi atara produsen dan konsumen yang merupakan

komoditas untuk mewadahi kebutuhan sebagai demand dan suplai.

14

Syobrian dan Mokoginta, “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Di

Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara”, hlm. 4

b. Segi sosial budaya

Merupakan kontrak sosial secara langsung yang menjadi tradisi suatu masyarakat

yang meruoakan interaksi antara komunitas pada sektor informal dan formal.

c. Arsitektur

Menunjukan ciri khas daerah yang menampilkan bentuk-bentuk fisik bangunan

dan artefak yang dimiliki.

5. Jenis Pasar

a. Pasar dititinjau dari kegiatannya

1) Pasar Tradisional

Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan

adanya transaksi penjual pembeli secara langsung, bangunannya terdiri dari kios-kios

atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka penjual maupun suatu pengelola

pasar. Pada pasar tradisional ini sebagian besar menjual kebutuhan sehari-hari seperti

bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur- sayuran, telur, daging, kain, barang

elektronik, jasa, dll. Selain itu juga menjual kue tradisional dan makanan nusantara

lainnya.15

Sistem yang terdapat pada pasar ini dalam proses transaksi adalah pedagang

melayani pembeli yang datang ke stan mereka, dan melakukan tawar menawar untuk

menentukan kata sepakat pada harga dengan jumlah yang telah disepakati

15

Ketut Sri Candrawati, “Pasar Modern Dan Pasar Tradisional Dalam Gaya Hidup Masyarakat

Di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali” STIA-Denpasar, Bali, 2011, hlm. 224

sebelumnya. Pasar seperti ini umumnya dapat ditemukan di kawasan permukiman

agar memudah- kan pembeli untuk mencapai pasar.

2) Pasar Modern

Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dan ditandai dengan

adanya transaksi jual beli secara tidak langsung. Pembeli melayani kebutuhannya

sendiri dengan mengambil di rak-rak yang sudah ditata sebelumnya. Harga barang

sudah tercantum pada tabel- tabel yang pada rak-rak tempat barang tersebut diletakan

dan merupakan harga pasti tidak dapat ditawar.16

b. Pasar ditinjau dari segi dagangannya

1. Pasar Umum

Adalah pasar dengan jenis dagangan yang diperjualbelikan lebih dari satu

jenis. Dagangan yang terdapat pada pasar ini biasanya meliputi kebutuhan sehari-

hari.

2. Pasar Khusus

Adalah pasar dengan barang dagangan yang diperjual belikan sebagian besar

terdiri dari satu jenis dagangan beserta kelengkapannya. Menurut jenis dagangannya

Pasar Angso Duo tergolong pasar umum kerena jenis barang yang diperjual belikan

lebih dari satu jenis dan meliputi kebutuhan sehari-hari.

6. Pengerian Pasar Tradisonal

Pasar tradisional sebagai pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik

16

Ibid

Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios,

los, dan tenda yang dimilki/ dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya

masyarakat, atau koperasi dengan usaha skal kecil, menegah, dengan usaha skala

kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar

menawar.17

Pasar tradisonal adalah pasar yang kegiatan para penjual dan pembelinya

dilakukan secara langsung dalam bentuk eceran dalam waktu sementara atau tetap

dengan tingkat pelayanan terbatas. Pasar Tradisional adalah Pasar yang dibangun dan

dikelola oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan/atau

Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta berupa tempat usaha

yang berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,

menengah, koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan melalui proses jual

beli barang dagangan dengan tawar- menawar.

Dari beberapa pengertian di atas, pasar tradisional adalah tempat pasar yang

dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha

Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah yang merupakan tempat bertemunya

penjual dan pembeli dalam proses transaksi jual beli secara langsung dalam bentuk

eceran dengan proses tawar nawar dan bangunannya biasanya terdiri dari kios-kios

atau gerai, los, dan dasaran terbuka. Pasar tradisional biasanya ada dalam waktu

sementara atau tetap dengan tingkat pelayanan terbatas.

17

Eis Al Masitoh, “Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi Revitalisasi Pasar

Piyungan Bantul” Jurnal PMI Vol. X. No. 2, Maret 2013, hlm. 2

7. Ciri-Ciri Pasar Tradisional

Ciri-ciri pasar tradisional adalah sebagai berikut:

a. Pasar tradisional dimiliki, dibangun dan atau dikelola oleh pemerintah daerah.

b. Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli.

c. Tawar menawar ini adalah salah satu budaya yang terbentuk di dalam pasar. Hal

ini yang dapat menjalin hubungan sosial antara pedagang dan pembeli yang lebih

dekat.

d. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.

Meskipun semua berada pada lokasi yang sama, barang dagangan setiap

penjual menjual barang yang berbeda-beda. Selain itu juga terdapat pengelompokan

dagangan sesuai dengan jenis dagangannya seperti kelompok pedagang ikan, sayur,

buah, bumbu, dan daging.

e. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal.

Barang dagangan yang dijual di pasar tradisonal ini adalah hasil bumi yang

dihasilkan oleh daerah tersebut. Meskipun ada beberapa dagangan yang diambil dari

hasil bumi dari daerah lain yang berada tidak jauh dari daerah tersebut namun tidak

sampai mengimport hingga keluar pulau atau negara.18

Dari berbagai ciri-ciri di atas, Pasar Umum Gubug memenuhi ciri- ciri pasar

tradisional yang telah ditentukan oleh mentri perdagangan Indonesia. Lahan dan

bangunan Pasar Umum Gubug dimiliki, dibangun, dan dikelola oleh pemerintah

18 Helina Kuncahyawati, “ Pemberdayaan Pasar Tradisional Dan Pedagang Pasar Menurut

Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 6 Tahun 2014 (Studi Kasus: Pasar Krendetan)”,

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, 2011, hlm. 4

daerah Kabupaten Grobogan. Hal ini ditunjukan dengan terdapatnya UPTD Pasar

Umum Gubug yang berada dalam pasar tersebut yang bertugas mengatur dan

mengelola pasar.

Pada Pasar Umum Gubug juga terdapat sistem tawar menawar antara penjual

dan pembeli. Proses tawar menawar inilah yang membuat antara pedagang dan

pembeli memiliki ikatan sosial. Selain itu, proses tawar menawar antara penjual dan

pembeli cukup mempengaruhi ramainya stan atau kios yang berada di pasar tersebut.

Di dalam Pasar Umum Gubug terdapat satu bangunan utama yang di dalam

nya menampung 191 bangunan kios, 30 kios los, dan 624 petak yang menjual

berbagai macam kebutuhan sehari-hari. Meski semua itu terdapat pada satu lokasi

yang sama UPTD Pasar Umum Gubug melakukan pengelompokan pedagang sesuai

dengan jenis dagangannya, seperti pedagang daging tidak bercampur dengan

pedagang makanan.

Barang dagangan yang dijual di Pasar Umum Gubug sebagian besar

merupakan hasil bumi dari Kecamatan Gubug sendiri. Meskipun ada beberapa

barang dagangan yang dibeli dari luar Kecamatan Gubug seperti ikan laut, beberapa

jenis sayuran, barang elektronik, dan peralatan rumah tangga yang berbahan plastik

namun barang-barang tersebut diambil dari daerah yang tidak jauh dari Kecamatan

Gubug seperti Semarang, Salatiga, dan Bandungan.

8. Jenis Pasar Tradisional

Pasar sebagai perusahaan daerah digolongkan menurut beberapa hal, yaitu:

a. Menurut jenis kegiatannya, pasar digolongkan menjadi tiga jenis:

1) Pasar eceran

Yaitu pasar di mana terdapat permintaan dan penawaran barang secara

eceran.

2) Pasar grosir

Yaitu pasar di mana terdapat permintaan dan penawaran dalam jumlah besar.

3) Pasar induk

Pasar ini lebih besar dari pasar grosir, merupakan pusat pengumpulan dan

penyimpanan bahan-bahan pangan untuk disalurkan ke grosir-grosir dan pusat

pembelian.19

3. Pedagang

Pedagang adalah orang atau intitusi yang memperjual belikan produk atau

barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam

ekonomi pedagang dibedakan menurut jaluar distribusi yang dilakukan, yaiti : a

Pedagang distributor ( tunggal) yaitu pedagang yang memegang hak distribusi atau

produk dari perusahaan tertentu. b . Pedagang ( partai)besar yaitu pedagang yang

membeli suatu produk dalam jumlah besar untuk dijual kepada pedagang lain. C.

pedagang eceran yang dimaksudkan untuk menjual produk langsung kepada

konsumen.

Pedagang pasar adalah seseorang yang mempunyai usaha dan tempat

permanen sesuai dengan jenis usahanya dan dalam penampilan barang dagangan

19

Endi Sarwoko, “Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Kinerja Pedagang Pasar

Tradisional Di Wilayah Kabupaten Malang”, Jurnal Ekonomi MODERNISASI, 2013, hlm. 3

mempunyai variasi baik dalam penataan, kemasan, kebersihan sehingga bisa menarik

para pembeli atau pelanggannya.20

Itu artinya pedagang adalah perantara yang

kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas

inisiatif dan tanggung jawab sendiri dengan konsumen untuk membeli dan

menjualnya dalam partai kecil atau per satuan.

Pedagang adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan produk atau

barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Sosial

ekonomi membedakan pedagang berdasarkan penggunaan dan pengelolaan

pendapatan yang dihasilkan dari perdagangan dan hubungannya dengan ekonomi

keluarga. Berdasarkan studi sosiologi ekonomi tentang pedagang terbagi atas:

a. Pedagang professional yaitu pedagang yang menganggap aktivitas perdagangan

merupakan sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga.

b. Pedagang semi professional adalah pedagang yang mengakui aktivitasnya untuk

memperoleh uang, tetapi pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber

tambahan bagi ekonomi keluarga. Derajat tambahan tersebut berbeda pada setiap

orang dan masyarakat. 21

c. Pedagang subsitensi merupakan pedagang yang menjual produk atau barang dari

hasil aktivitas atas substensi untuk memenuhi ekonomi rumah tangga. Pedagang

semu adalah orang yang melakukan kegiatan perdagangan karena hobi atau

untuk mendapatkan suasana baru atau untuk mengisi waktu luang. Pedagang

20

Hasnawi, “Dampak Relokasi Pasar Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Pasar Laino

Raha”, Skripsi:Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari, 2016, hlm. 16 21

Ibid

jenis ini tidak mengaharapkan kegiatan perdagangan sebagai sarana untuk

memperoleh uang, malahan mungkin saja sebaliknya ia akan meperoleh kerugian

dalam berdagang.

Berdasarkan pengertian ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pedagang adalah orang yang mempunyai usaha dalam menjual barang-barang

keperluan masyarakat dan membuat barang dagangannya tersebut semenarik

mungkin agar menarik minat pembeli.

4. Relokasi

Relokasi merupakan pemindahan suatu tempat ketempat yang baru. Relokasi

adalah salah satu wujud dari kebijakan pemerintah daerah untuk kepentingan

masyarakat banyak. Dalam hal ini Pemerintah Kota Jambi merelokasi pedagang agen

dan sub agen yang ada di Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo agar kondisi jalan

Sultan Thaha menjadi tertata rapi dan bersih serta tidak terjadi kemacetan. Relokasi

pasar adalah pemindahan pasar lama ke pasar baru yang lebih strategis dengan sarana

dan prasarana bangunan permanen, sanitasi yang baik sehingga tidak menimbulkan

bau tidak sedap, penerangan yang cukup, keamanan dan kenyamanan berjualan

terjamin, parker yang aman dan tidak menimbulkan kemacetan.22

Pengertian relokasi dalam kamus Indonesia diterjemahkan relokasi adalah

membangun kembali perumahan, harta kekayaan, termasuk tanah produktif, dan

prasarana umum di lokasi atau lahan lain. Dalam relokasi adanya objek dan subjek

22

Andriyani, Dampak Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Terhadap Pendapatan Pedagang dan

Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Buton Utara. Skripsi, Jurusan Ekonomi : Universitas Halu

Oleo Kendari : 2016, Hlm. 12

yang terkena dampak dalam perencanaan dan pembangunan relokasi. Relokasi

merupakan pemindahan suatu tempat ke tempat yang baru. Relokasi adalah salah satu

wujud kebijakan pemerintah daerah yang termasuk dalam kegiatan revitalisasi.

Revitalisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti proses, cara, dan

perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya.

Menurut Losch dalam untuk mencapai keseimbangan ekonomi ruang harus

memenuhi beberapa syarat berikut ini:23

d. Setiap lokasi usaha menjamin keuntungan maksimum bagi penjual maupun

pembeli

e. Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata,

sehingga seluruh permintaan yang ada dapat dilayani

f. Konsumen bersikap indifferent terhadap penjual manapun dan satu-satunya

pertimbangan untuk membeli adalah harga yang rendah.

Berdasarkan uraian di atas, maka relokasi merupakan pemindahan lokasi dari

satu tempat ke tempat lain, dimana relokasi tersebut berhasil jika pemindahan lokasi

yang baru, tidak jauh dari lokasi yang lama, sehingga komunikasi masyarakat dan

jaringan sosial yang sudah baik masih bisa dipertahankan.

F. Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang menjadi dasar dalam

penelitian ini. Uraian berikut akan membantu untuk memahami gambaran topik dan

23

Hasnawi, “Dampak Relokasi Pasar Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Pasar Laino

Raha”, hlm. 10

permasalahan yang ada. Penelitian ini berusaha memberikan gambaran mengenai

Persepsi Masyarakat terhadap relokasi pedagang agen dan sub agen Pasar Angso Duo

ke Pasar Talang Gulo di Kota Jambi, dampak relokasi terhadap kondisi sosial

pedagang agen dan sub agen serta permasalahan yang di hadapi. Penelitian-penelitian

tentang masalah Persepsi masyarakat tentang pemindahan pasar telah dibahas oleh

beberapa peneliti baik yang dituangkan dalam jurnal, skripsi, maupun proposal.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Syobrian Mokoginta dkk (Program

Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi Manado, 2011)

dengan judul “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Di Kelurahan

Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara”.24

Tujuan Penelitian untuk mengetahui

bagaimana tanggapan masyarakat dan pedagang mengenai masalah relokasi pasar

tersebut dan strategi apa saja yang bisa meramaikan pasar baru serta apa sebenarnya

yang diinginkan masyarakat dan pedagang terkait dengan masalah ini. Dengan

demikian yang menjadi sumber informasi dari penelitian ini yaitu masyarakat sekitar

kususnya kecamatan Kotamobagu Utara dan Pedagang Pasar Tradisional Genggulang.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Berdasaran

hasil analisis dari penelitian ini, kesimpulan yang didapatkan yaitu mayoritas

pedagang dan masyarakat sekitar menolak pelaksanaan relokasi, karena tidak

tersedianya terminal di lokasi pasar yang baru yaitu Pasar Tradisional Genggulang

serta lokasi pasar yang baru tidak strategis.

24

Syobrian Mokoginta dkk, “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Di

Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara, ” Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota

Universitas Sam Ratulanggi Manado, 2011, hlm. 4

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Abraham Stanley Marino Pardede

(Departemen Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara Medan 2014) dengan judul “Persepsi Pedagang Terhadap Perencanaan

Relokasi (Pusat Pasar) Medan”.25

Tujuan Penelitian untuk mengetahui persepsi

pedagang terhadap perencanaan relokasi (pusat pasar) Medan. Jenis Penelitian ini

adalah penelitian deskripti. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pasar Medan yang berada

di Pusat Pasar kota Medan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

wawancara secara mendalam, dan studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit

analisa dan informan dalam penelitian ini adalah pedagang Pusat Pasar Medan yang

berada di Pusat Pasar kota Medan. Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan

data-data yang didapat dari hasil observasi, wawancara. Kesimpulan bahwa persepsi

pedagang Pusat Pasar Medan terhadap Relokasi Pusat Pasar adalah belum seragam

dalam hal berbagai pertimbangan dan kondisi. Kesimpulan bahwa persepsi pedagang

Pusat Pasar Medan terhadap Relokasi Pusat Pasar adalah belum seragam dalam hal

berbagai pertimbangan dan kondisi. Disrankan agar pemerintah dan dinas terkait agar

lebih mensosialisasian program relokasi ini terutama kepada pedagang juag

masyarakat.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Lulud N Wicaksono (Jurusan Ilmu

Pemerintahan Universitas Diponegoro, 2014) dengan judul “Persepsi Pedagang Pasar

Terhadap Program Perlindungan Pasar Tradisional Oleh Pemerintah Kota Semarang”,

25

Abraham Stanley Marino Pardede, “Persepsi Pedagang Terhadap Perencanaan Relokasi

(Pusat Pasar) Medan”, Departemen Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara Medan 2014, hlm. 4

26 tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pedagang pasar tradisional yang

membuka usahanya di Pasar Peterongan. Teknik pengumpulan yang digunakan

observasi, dokumen dan kuesioner. Analisis data disusun dalam frekuensi kemudian

diuraikan berdasarkan gejala dari obyek yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan

persepsi pedagang mengenai program perlindungan pasar tradisional oleh Pemerintah

Kota Semarang termasuk tidak baik. Pedagang merasa bahwa perlindungan terhadap

pasar tradisional oleh Pemerintah Kota Semarang sesuai Peraturan Menteri

Perdagangan No 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan

Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kota Semarang belum

berjalan dengan baik. Pemerintah daerah dan pengelola pasar tradisional, khususnya

Pemerintah Kota Semarang dan pengelola pasar Peterongan, disarankan secara nyata

berinvestasi pada perbaikan pasar tradisional dan menetapkan standar layanan

minimum

Dampak Pemindahan Pasar Sentral Terhadap Pendapatan Pedagang dan

Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Buton Utara”.27

Beliau meneliti tentang ini

karena apakah ada pengaruh pemindahan pasar itu terhadap pendapatan pedagang di

Kabupaten Buton dan dapat disimpulkan bahwa adanya tingkat penurunan tingkat

pendapatan pada pedagang dan ada pula tingkat penerimaan retribusi pasar. Dari

penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ada sisi kesamaan yang penulis lakukan

26

Lulud N Wicaksono, “Persepsi Pedagang Pasar Terhadap Program Erlindungan Pasar

Tradisional Oelh Pemerintah Kota Semarang”, Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro,

2014, hlm. 4 27

Andriyani, “Dampak Pemindahan Pasar Sentral Terhadap Pendapatan Pedagang dan

Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Buton Utara”, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan

bisnis, Universitas Halu Oleo Kediri 2016, hlm. 4

yakni tentang perencanaan dampak Retribusi Pasar. Sedangkan untuk penelitian

menulis lebih berfokus pada bagaimana Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi

Pedagang Agen dan Sub Agen Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo studi di Kota

Jambi Provinsi Jambi.

Tabel.1. 1

Tinjauan Pustaka

No Nama penulis Judul Metode Hasil

Syobrian

Mokoginta dkk

(2011)

Persepsi Masyarakat

Terhadap Relokasi

Pasar Tradisional di

Kelurahan

Genggulang

Kecamatan

Kotamobagu Utara

Penelitian

deskriptif

dengan

metode

kualitatif.

Berdasaran

hasil analisis

dari

penelitian ini

Mayoritas pedagang dan

masyarakat sekitar

menolak pelaksanaan

relokasi, karena tidak

tersedianya terminal di

lokasi pasar yang baru

yaitu Pasar Tradisional

Genggulang serta lokasi

pasar yang baru tidak

strategis

Abraham

Stanley Marino

Pardede (2014)

Persepsi Pedagang

Terhadap

Perencanaan Relokasi

Penelitian ini

adalah

penelitian

Persepsi pedagang Pusat

Pasar Medan terhadap

Relokasi Pusat Pasar

(Pusat Pasar) Medan deskripti adalah belum seragam

dalam hal berbagai

pertimbangan dan

kondisi

2. Lulud N

Wicaksono

Persepsi Pedagang

Pasar Terhadap

Program Erlindungan

Pasar Tradisional

Oelh Pemerintah

Kota Semarang

Analisis

Deskriptif

persepsi pedagang

mengenai program

perlindungan pasar

tradisional oleh

Pemerintah Kota

Semarang termasuk

tidak baik

Dari beberapa contoh hasil penelitian di atas, maka dapat digambarkan

beberapa persamaan dan perbedaannya. Persamaan skripsi ini dengan hasil-hasil

penelitian sebelumnya adalah adalah pada pendekatan penelitain deskriptif

kualitatif dengan mengunakan metode wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan,

perbedaan antara skripsi ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah pada

relokasi fokus penelitian dan lokasi penelitian, di mana dalam skripsi ini kajian

lebih difokuskan untuk menjelaskan secara deskriptif mengenai persepsi pedagang

terhadap relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

Adanya persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam skripsi ini dengan

hasil-hasil penelitian sebelumnya tentu membawa konsekuensi pada hasil

penelitian yang diperolehnya. Bila pada hasil-hasil penelitian sebelumnya

ditujukan untuk memperoleh gambaran/deskriptif variabel itu sendiri (persepsi

pedangan), maka pada penelitian ini diharapkan untuk menghasilkan gambaran

tentang persepsi pedagang terhadap relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang

Gulo.

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berfokus pada Pasar Angso Duo di Kota Jambi Provinsi Jambi.

Waktu penelitian ini pada bulan Januari-Maret 2018 khususnya pada masalah sebagai

berikut:

1. Terjadinya perdebatan dan perlawanan para pedagang terhadap relokasi Pasar

Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai

keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk

mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.28

Sehingga

memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui

persepsi pedagang terhadap relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo. Menurut

Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya

adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci”.29

Itu artinya

penelitian kualitatif adalah suatu rencana dan cara yang akan digunakan peneliti untuk

28Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2011), hlm. 22. 29

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009),

hlm. 9.

27

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)30

di

mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data adalah jenis-jenis sumber yang diperoleh oleh peneliti pada subjek

penelitiannya. Jenis data dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan oleh orang

yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer

ini diperoleh langsung dari hasil wawancara bersama pemerintah pasar Angso Duo

dan pedagang Pasar Angso Duo dan masyarakat yang berbelanja.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berupa data–data yang sudah tersedia dan

dapat diperoleh oleh peniliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan.31

Data sekunder diperoleh dari buku dan internet. Dalam penelitian ini data sekunder

penulis peroleh sdari sumber-sumber yang telah ada sebelumnya yang biasanya

diperoleh dari perpustakaan, atau laporan-laporan penelitian terdahulu, misalnya data

yang tersedia ditempat tertentu seperti kantor, perpustakaan, majalah, dokumen dan

sebagainya.

30

Ibid, hlm. 9. 31

Ibid, hlm. 119.

D. Populasi dan Sample

1. Populasi

Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan objek

penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala dan nilai-

nilai karakteristik tertentu dalam penelitian yang merupkan wilayah generalisasi yang

memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

depelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Menurut Sugiyono mengatakan

populasi atau universeialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan

diduga.32

Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan

masalah yang ingin dipelajari. Populasi merupakan keseluruhan objek atau individu

yang merupakan sasaran penelitian. Populasi adalah totalitas semua nilai yang

mungkin mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota yang lengkap dan jelas

serta dapat dipelajari sifat-sifatnya.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh

pedagang pasar Angso Duo sebanyak 3.218.

2. Sampel

Sample adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang di anggap

dapat menggambarkan populasinya. Menurut Umar 2014 sampel adalah “wakil dari

populasi”.33

Itu artinya sampel adalah sebagian dari individu yang diselidiki dari

keseluruhan objek penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik non

32

Ibid, hlm. 119. 33

Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis,hlm. 52

random sampling yaitu tidak semua anggota populasi di beri kesempatan untuk dipilih

menjadi sampel. Untuk lebih jelasnya teknik non radom samplingyang penulis

gunakan adalah jenis Purposive Sampling yaitu pemilihan sekelompok subjek

didasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut

yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Berdasarkan pendapat di atas ditetapkan kriteria atau ciri-ciri dalam

pengambilan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Pedagang yang telah berjualan di atas 5 tahun.

b. Pedagang yang berjualan tidak pada tempatnya.

Berdasarkan kriteria atau ciri-ciri di atas , yang sudah penulis tentukan

maka yang mewakili sampel dalam penelitian ini adalah 9 pedagan pasar Angso

Duo.

E. Instrumen Pengumpulan Data

1. Observasi

Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Martinis Yamin

menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang

dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif

dalam aktiivitas mereka.”34

Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan lagi

34

Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,

(Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009), hlm. 79.

menjadi partisipasi pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke tempat

kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap

objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh pedagang Pasar Angso Duo. Observasi yang dilakukan penulis dalam

skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai

berikut:

a. Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara berfikir

b. Interaksi sosial dan tempt lingkungan

c. Ekspresi saat wawancara

d. Bahasa tubuh saat wawancara

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi

terstruktur (semistructure interview) di mana pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti

atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode wawancara yang dilakukan

kepada subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan lapangan.

3. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari

arsip dan dokumen baik yang berada di Pasar Angso Duo yang ada hubungannya

dengan penelitian tersebut. Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara

mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang

sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui

dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti. Adapun di dalam

skripsi ini penulis mengumpulkan data bukti-bukti persepsi pedagang terhadap

relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada

orang lain. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles and

Huberman. Menurut Miles and Huberman di dalam buku Sugiyono mengemukakan

bahwa “aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenu, ”35

Aktivitas analisis

data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.

1. Reduksi Data

35

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 95.

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis

di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat

ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan

sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan.

Adapun data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan

lapangan dan wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga

akan memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.

2. Penyajian Data

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau

menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah data teks

yang bersifat naratif. Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang

paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini

peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan

mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah

didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.36

Kesimpulan dalam penulisan

kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga

menjadi jelas setelah diteliti.

Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa, ketiga

metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan penulis

lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan lapangan, dan

juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik kesimpulan terhadap

perilaku.

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan penulis dan menyusun pemahaman tentang sekripsi

agar berjalan dengan apa yang telah penulis tentukan sebelumnya, maka ditentukan

susunan dan sitematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Batasan Maslah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka

Teori, Tinjauan Pustaka.

36

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.

Bab II Metode Penelitian, yang terdiri dari : Tempat dan Waktu penelitian,

Pendekatan Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Instrumen Pengumpulan

Data, Teknik Analisis Data, Tenik Pemilihan Informan, Sistematika

Penulisan dan Jadwal Penelitian.

Bab III Gambaran Umum Lokasi Penelitian, yang Terdiri dari : Sejarah Pasar

Angso Duo Jambi, Letak Geografis Pasar Angso Duo, Luas Wilayah

Pasar Angso Duo Kota Jambi Provinsi Jambi.

Bab IV Temuan Lapangan dan Pembahasan, terdiri dari : Faktor Yang

Menyebabkan Adanya Relokasi, Persepsi Pedagang Pasar Angso Duo

terhadap relokasi dan Tanggapan Masyarakat Kota Jambi Terhadap

Relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

Bab V Penutup, yang terdiri dari: Kesimpulan dan Saran

BAB III

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

3. Sejarah Berdirinya Dinas Pasar Kota Jambi

Bumi Tanah Pilih Pesako Betuah” adalah sebutan kota jambi, ibu kota provinsi

jambi dan salah satu dari 11 kabupaten/kota yang ada di provinsi jambi. Sejak 68

Tahun yang lalu kota jambi telah terbentuk dengan ketetapan Gubernur Sumatera

No.103/1946 sebagai daerah Otonom kota besar di sumatera, kemudian diperkuat

dengan Undang-undang No. 9/1956 dan dinyatakan sebagai Daerah Otonom Kota

besar dalam lingkungan provinsi Sumatera Tengah.37

Pendirian Kota Jambi bersamaan dengan berdirinya provinsi jambi 6 januari

1957, namun demikian hari jadinya ditetapkan sebelas tahun lebih berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Jambi No. 16 tahun 1985 yang disahkan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Jambi dengan surat keputusan No.156 tahun 1986 menyatakan

bahwa hari jadi pemerintah Kota Jambi adalah tanggal 17 Mei 1946 dengan alasan

bahwa terbentuknya pemerintah Kota Jambi (sebelumnya disebut kota madya jambi).

Selain merupakan pusat pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan

kebudayaan, Kota Jambi juga merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah jambi.

Kegiatan perekonomian di perkotaan yang paling dominan saat ini adalah pada sektor

perdagangan dan jasa. Aktivitas perdagangan ramai terjadi di pasar, karena pasar

merupakan salah satu berbagai system, institusional, prosedur, hubungan sosial dan

37

Dokumentasi di kantor Dinas Pasar Kota Jambi pada 07 Mei 2018

36

infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang

dengan imbalan uang. Barang yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah.

Dinas Pasar Kota Jambi berperan penting dalam pembangunan daerah pada

sektor perpasaran di Kota Jambi, yang bertujuan untuk mewujudkan pasar daerah

refresentatif dan mempunyai daya saing tinggi dengan pelaku pasar yang jujur (tidak

mengurangi timbangan, tidak mencampur bahan berbahaya bagi kesehatan dalam

produk yang dijual), menjaga kebersihan keamanan dan ketertiban. Selain itu Dinas

Pasar Kota Jambi dituntut untuk mampu menggali berbagai potensi yang dapat

menghimpun dana secara wajar untuk meningkatkan PAD yang tidak bertentangan

dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Dinas Pasar Kota Jambi juga berperan dalam tugas dan tanggung jawab menata

dan memberdayakan pedagang kaki lima PKL di kota jambi, terutama dalam

lingkungan wilayah pasar daerah yang dikelolanya. Tahun 1958 merupakan awal dari

terbentuknya kelembagaan pasar, saat itu pengelolaan pasar masih dala bentuk

perusahaan pasar kota madya jambi. Pada tahun 1984 statusnya berubah menjadi

Dinas Pasar Kodya Dati II Jambi, kemudian pada tahun 2001 berubah lagi menjadi

Kantor Pengelola Pasar kota jambi.38

38

Ibid

4. Visi dan Misi Dinas Pasar Kota Jambi

1. Visi

“Terwujudnya pasar daerah yang bersih, aman, tertib dan Sehat sebagai pusat

perbelanjaan dengan pelaku pasar yang berakhlak dan berbudaya”.

2. Misi

a. Meningkatkan sumber daya aparatur guna mewujudkan pelayanan pasar sebagai

penunjang kinerja ekonomi yang berpihak kepada masyarakat.

b. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar guna menumbuhkan perekonomian kota

berbasis lokal menuju kemandirian daerah.

c. Meningkatkan penerimaan PAD sektor retribusi pasar secara menyeluruh,

seimbang dan berkeadilan.

d. Meningkatkan pembinaan, penataan dan penertiban pedagang pasar dan PKL

secara berkesinambungan dan konsisten guna mewujudkan perilaku yang berahlak

dan berbudaya.

e. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang untuk mewujudkan pasar bersih,

kondusif dan refresentatif. 39

39

Ibid

C. Struktur Organisasi Pasar Kota Jambi

STRUKTUR OGANISASI DAN TATA KERJA

PEMERINTAH PASAR KOTA JAMBI

DURIA SUNITA, SH, MH

KEPALA DINAS PASAR

KOTA JAMBI

ERWANDI, SSTP

KABID. PENDATAAN

DAN PENDAPATAN

JALALUDIN HAYAT, SE

KASUBBAG. KEUANGAN

NURASIAH HASIBUAN, SH

KASI PENDATAAN

DIAN ANGGRAINI, SE

KASI PENERIMAAN

ROSMAINI

KASI PEMBUKUAN

ALAM HARAHAP

KASI PENATAAN

ADE CANDRA, SH

KABID. PENGELOLAAN

EDY, S.Sos

KABID.KEAMANAN

DELIMA SUKAMTI, SE

KASUBBAG. UMUM

ROSNELI

KASUBBAG. KEPEGAWAIAN

BUDY SISWANTO, SP

SEKRETARIS

5. Dasar Hukum Pasar Kota Jambi

Berdasarkan Peraturan daerah kota jambi No.2 Tahun 2013 tentang perubahan

atas peraturan daerah Kota Jambi No.10 Tahun 2008 tentang pembentukan organisasi

dinas-dinas daerah Kota Jambi dan diundangkannya Perda tersebut pada tanggal 5

februari 2013 maka kelembagaan pengelolaan pasar berubah kembali menjadi Dinas

Pasar Kota Jambi, dan pejabatnya dilantik pada tanggal 17 April 2013. Dengan dasar

hukum sebagai berikut; 40

1. Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi D

2. Peraturan Presiden RI No.112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar

Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko M

3. Permendagri No.41 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan

PKL.

4. Peraturan Daerah Kota Jambi No.5 Tahun 2006 tentang Pedagang Kaki Lima.

5. Peraturan Daerah Kota Kambi No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan P

6. Peraturan Daerah Kota Jambi No.2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa U

7. Peraturan Daerah Kota Jambi No.3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa D

8. Peraturan Daerah Kota Jambi No.2 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi

Dinas-dinas Daerah Kota Jambi.

40

Ibid

9. Peraturan Walikota Jambi No. 4 Tahun 2007 tentang Penetapan Klasifikasi Pasar

dan P.

10. Peraturan Walikota Jambi No.6 Tahun 2007 tentang Juklak Perda No. 5 Tahun

2006 tentang PKL.

11. Keputusan Walikota Jambi No.84 Tahun 2007 tentang Penetapan Klasifikasi Pasar

D

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Faktor Penyebab Relokasi Pedagang Angso Duo ke Pasar Talang Gulo

Ditinjau dari definisi kata relokasi yaitu pemindahan tempat atau

memindahkan tempat. Relokasi merupakan salah satu kegiatan dalam kebijakan

pemerintah yang mencakup bidang perencanaan tata ruang dan peningkatan

kesejahteraan ekonomi sosial. Sehingga pemerintah, khususnya pemerintah daerah

memiliki hak melakukan relokasi pada sektor-sektor yang dikuasai pemerintah daerah

termasuk fasilitas umum seperti pasar. Dalam hal relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar

Talang Gulo, pemerintah daerah melakukan relokasi dikarenakan menurut Pemerintah

Kota Jambi kondisi Pasar Angso Duo yang lama sudah tidak lagi memenuhi standar

layak pasar.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis di lapangan, penulis

menemukan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi relokasi pedagang

Angso Duo ke Pasar Talang Gulo, di antaranya:

1. Infrastruktur

Fasilitas tempat dan kondisi lingkungan pasar yang lebih baik telah disiaplan

oleh pemerintah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Duria Sunita selaku Kepala

Dinas Pasar, sebagai berikut:

42

Kita sudah menyiapkan infrastruktur pasar yang baik di Pasar Talang Gulo, ini

adalah program pemerintah kota sejak lama, sehingga dengan berpindahnya

Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo akan memberikan kesempatan

pedagang untuk memiliki kesempatan lebih menguntungkan lagi, tapi karena

mereka tidak tahu manfaatnya maka sebagian keberatan untuk pindah dari

Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo, kalau mereka berpendapat bahwa

Pasar Talang Gulo belum layak, itu sebetulnya hanya pembelaan mereka untuk

tidak pindah saja, kenapa? Karena mereka sudah merasa nyaman dengan

kegiatan mereka saat ini berjualan di Pasar Angso Duo, padahal maksuk kita

adalah untuk mengatur agar semuanya berjalan dengan baik, bersih dan juga

nyaman.41

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa infrastuktur pasar yang telah

disiapkan dengan lebih baik di Pasar Talang Gulo masih membuat pedagang enggan

untuk pindah dari lokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo, mereka sebagian

mengemukaan bahwa tidak yakin atas pemenuhan dan pemanfaatan yang lebih baik

lagi, sehingga mereka engan untuk indah. Sebagaimana yang disampaikan oleh

Erwandi selaku Kabid. Pendataan Dan Pendapatan, sebagai berikut:

Fasilitas yang telah kita siapkan itu jauh lebih baik dari yang di Pasar Angso

Duo, ini dikarenakan mereka itu sudah terlalu nyaman dan tidak mau ingin

pindah, pemerintah ingin memindahkan itu dikarenakan tidak adanya

infrastruktur yang baik sekarang itu di Pasar Angso Duo, makannya kami mau

merelokasi mereka, agar pindah ke pasar yang baik lagi dengan fasilitas dan

jalan yang baik lagi, kamu bisa lihat sendiri lah dan rasakan sendiri, bagaimana

kondisi di Pasar Angso Duo, kumuh bauk dan juga tidak teratur, maka kami

selaku pemerintah harus berusaha keras dalam mengatur itu agar mereka bisa

pindah ke tempat yang lebih baik lagi.42

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa fasilitas yang baik dan lebih

bersih telah disiapkan di Pasar Talang Gulo, namun masih saja masyarakat enggan

untuk meninggalkan pasar Aangso Suo untuk memulai usahanya di Pasar Talang

41

Wawancara bersama Ibu Duria Sunita selaku Kepala Dinas Pasar, pada 29 April 2018 42

Wawancara bersama Erwandi selaku Kabid. Pendataan dan Pendapatan , pada 29 April 2018

Gulo, maka dari itu perlu fukungan dari berbafai pihak guna memperlancarkan

relokasi Pasar Angso Duo ke pasat Talang Gulo.

Tempat semua sudah kita siapkan, sudah kita lengkapi, pengamanannya juga

sudah ada. Kalau sarana kita waktu itu tidak ada masalah, waktu proses

relokasi pedagang dari Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo kita sediakan

mobil waktu itu, seperti mobil pick up dan truk untuk membantu memindahkan

dagangan pedagang tersebut. Tapi tetap saja mereka melakukan perlawanan

untuk tidak ingin pindah, alasan mereka hanya itu ke itu saja, mereka merasa

belum siap dengan mengalami hilangnya pekerjaan mereka, padahal mereka

itu kan mau diatur agar bersih dan lebih baik lagi, tapi mereka masih saja tidak

mau, pendekatan sudah kita lakukan dengan baik pada mereka, hanya saja

hasutan terlalu sering dating ke mereka sehingga mereka tidak mendengarkan

kebaikan pemerintah untuk mengatur pasar agar lebih baik. 43

Berdasarkan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa infrastruktur dalam

pelaksanaan relokasi pedagang kaki lima ini terbilang memadai. Dilihat dari tempat

yang telah disediakan oleh Pemerintah bagi pedagang kaki lima yang direlokasi dan

transportasi yang juga telah disediakan untuk mempermudah para pedagang kaki lima

memindahkan dagangannya ke lokasi yang baru. Sebagaimana dapat dilihat dari

wawancara penulis bersama Bapak Samsudin selaku pedagang di Pasar Angso Duo,

sebagai berikut:

Memang kondisinya sudah baik, tapi itukan lantaran masih baru, kalau sudah

ditempati nanti juga bakal kumuh lagi. Jadi untuk apa harus pindah ke sana, saya

rasa di sini sudah begus, masyarakat juga banyak yang berbelanja ke sini, jadi

akan lebih baik di sini saja.44

43

Wawancara bersama Jalaludin Hayat, kasubbag. Keuangan, pada 29 April 2018 44

Wawancara dengan Bapak Samsudin selaku pedagang di Pasar Angso Duo, 11 Mei 2018.

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa meskipun infrastruktur

telah dibenahi, namun pedagang masih berkeinginan untuk tidak pindah dari pasar

Ango Duo.

2. Anggaran

Data dan informasi mengenai anggaran yang peneliti dapatkan berdasarkan

hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat dilihat dari hasil wawancara bersama

Ibu duria Sunita selaku Kepala Dinas Pasar, sebagai berikut:

Faktor yang mempengaruhi relokasi itu, faktor yang mendukung pada waktu

itu dana, setiap pedagang yang direlokasi kita berikan bantuan dana untuk

memulai usahanya yang baru di Pasar Talang Gulo, anggaran yang kita miliki

dari pemerintah guna mendukung relokasi pasar Angso Duo ke Pasar Talang

Gulo, memang tidak banyak, namun itu dapat membantu mereka untuk pindah

ke sana, lagian kalau mereka bersedia pindah mereka juga akan bertemu

dengan pelanggan pedagang mereka, mereka hanya takut kehilangan hasil

jualan mereka tidak laku. 45

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan

relokasi pedagang kaki lima ini, anggaran menjadi faktor pendukung keberhasilan

kegiatan. Tidak hanya anggaran yang memadai untuk persiapan pelaksanaan relokasi,

namun juga untuk memberikan dana bantuan pemindahan kepada para pedagang kaki

lima. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak Syuhar selaku

pedagang di Pasar Angso Duo, sebagai berikut:

Anggaran yang diberikan masih tidak sesuai, karena hanya utuk pindah saja,

terus kami yang harus mulai dari awal lagi gimana, jadi kalau masalah

anggarannya sesuai mungkin kita bisa pindah dan memulai usaha yang lebih

baik di tempat yang baru.46

45

Wawancara bersama Ibu Duria Sunita selaku Kepala Dinas Pasar, pada 29 April 2018 46

Wawancara dengan Bapak Syuhar selaku pedagang di Pasar Angso Duo, 11 Mei 2018.

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, dana ini diberikan

sebagai bentuk bantuan dari pemerintah kepada pedagang kaki lima yang direlokasi

selama masa transisi di lokasi yang baru. Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat

diketahui bahwa dalam pelaksanaan kegiatan relokasi pedagang ini masih terkendala

akibat kurangnya partisipasi dari para pedagang itu sendiri dalam membantu

Pemerintah Daerah melaksanakan rencana kerjanya.

3. Koordinasi

Koordinasi yang telah dilakukan pemerintah guna memindahkan pedagang

telah dilakukan dengan berbagai macam cara, namun tentu dalam setiap upaya

dihalangin dengan berbagai macam kendala, seperti tidak konsistenya para pedagang

dan takutnya pedagang untuk dirolaki. Sebagaimana yang disampaikan oleh Erwandi

selaku Kabid. Pendataan Dan Pendapatan, sebagai berikut:

Kita sudah melakukan koordinasi yang baik pada para pedagang, namun masih

saja para pedagang terkadang tidak konsisten utnuk dalam mengambil

keputusan, mereka terlalu mudah terhasut oleh orang yang ingin mengambil

keuntunganm dengan bagitu mereka terjebak dalam kebingungan sehingga

enggan untuk pindah, kalaulah mereka mengerti dampak baik yang akan

didapatkan dari pindahnya Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo mereka

tentu akan pindah, namun kami tidak akan berhenti untuk memberikan

pemahaman pada mereka bahwa ini adalah kebaikan bagi mereka.47

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa upaya yang telah dilakukan

dengan emlakukan koordinasi yang baik baik dari pemerintah dan juga para pedagang

pasar Angos Duo, namun sebagian masih ada yang tidak ketemu kata mufakat antara

pemerintah dan juga pedagang. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Jalaludin

47

Wawancara bersama Erwandi selaku Kabid. Pendataan Dan Pendapatan, pada 29 April 2018

Hayat, kasubbag. Keuangan “Kita kemarin waktu melakukan akan melakukan relokasi

kalo perihal koordinasi masih ada masalah, kita sudah berpaya melibatkan seperti

LAM, organisasi kepemudaan, dll, tapi mereka maih tidak ingin pindah dengan

berbagai lasan mereka.48

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa Pemerintah

Daerah melalui Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Jambi telah melakukan koordinasi

dengan berbagai pihak, seperti Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi, Satuan

Polisi Pamong Praja, Polri, LAM, dan organisasi kepemudaan yang ada di Daerah

Pasar, namun masih saja mereka ingin tuntutan pedagang terpenuhi dengan berbagai

fasilitas yang diharapkan

Dar penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi relokasi pedagang Angso Duo ke Pasar Talang Gulo, diantaranya;

infrastruktur di mana lokasi Pasar Talang Gulo telah lebih baik dari Pasar Angso Duo,

dari fasilitas dan juga pengaturan pasar; anggaran, di mana bantuan anggaran usaha

untuk para pedagang telah dialokasikan guna menciptakan pasar yang lebih nyaman;

dan koordinasi, di mana koordinasi yang baik telah dilakukan dengan Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informasi, Satuan Polisi Pamong Praja, Polri, LAM,

dan organisasi kepemudaan yang ada di Daerah Pasar.

48

Wawancara bersama Jalaludin Hayat, kasubbag. Keuangan, pada 29 April 2018

B. Persepsi Pedagang Pasar Angso Duo yang Direlokasi

1. Persepsi Tentang Pengaturan dan Relokasi

Pelayanan yang diberikan pemerintah pasar Kota Jambi terhadap pedagang yang

merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Apabila pedagang tidak mendapatkan

pelayanan yang semestinya, itu akan mempengaruhi kepercayaan dari pedagang

kepada pemerintah. Pedagang akan merasa terbebani atas kebijakan yang dibuat oleh

Pemerintah Daerah apabila kebijakan tersebut memberatkan pedagang, dan tidak

sesuai dengan tujuan dari kebijakan yang dicanangkan. Sebagaimana dapat dilihat dari

wawancara penulis bersama Bapak Samsudin selaku pedagang di Pasar Angso Duo,

sebagai berikut:

Mereka kurang tanggap dan dalam pelaksanaan standar pelayanan pasar tidak

dapat dikatakan maksimal, seharusnya mereka sudah mampu meihat apa saja

kekurangan-kekurangan yang ada di lapangan sehingga tidak menimbulkan

keluhan-keluhan dari pedagang, tapi mengapa tidak ada koreksi baik dari

Pemerintah Daerah, sampai sekarangpun keadaan yang ada di lapangan masih

belum semuanya kondusif. Kita sebisa mungkin segala sesuatunya berdasarkan

dengan Peraturan Daerah Kota Jambi untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan

umum dinikmati oleh orang atau pribadi atau badan saja itu.49

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, dalam pengaturan pasar

yang dilakukan oleh pemerintah pasar Kota Jambi dalam pelaksanaannya masih belum

semuanya maksimal. Dari hasil observasi penulis menemukan bahwa dalam

pelaksanaannya masih tergolong tidak sesuai dengan keinginan pedagang dalam

reokasi pasar dari Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo, karena petugas tidak semua

memberikan kepastian terhadap pedagang, selain itu pula sarana yang digunakan

49

Wawancara dengan Bapak Samsudin selaku pedagang di Pasar Angso Duo, 11 Mei 2018.

pedagang sangat minim sebagaimana yang disampaikan Ibu Tati selaku pedagang di

Pasar Angso Duo “masih minim di sana tempatnya, lebih ribet dan juga di sana kita

harus bayar lagi, jadi kami harus pindah atau berada di sini kan jadi bingung” 50

ini

menyebabkan pedagang bingung harus tinggal di Pasar Angso Duo atau Pasar Talang

Gulo. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak Anugrah,

Bapak Panji dan Imam Prianto selaku pedagang di Pasar Angso Duo, sebagai berikut:

Mereka bilang mau mengatur lebih baik dan juga memberikan kemudahan tapi

kenyataanya tidak. Mengatur dalam hal tempat dan juga pelayanan dan

kebutuhan apabila sedang mengalami permasalahan. Mereka itu itu makan gaji

buta saja, tidak mau peduli dengan kami yang hanya pedagang ini, dari pagi

sebelum mereka bangun kami harus sudah bangun demi mencari rezeki buat

keluarga, kalau mendengar kabar harus di relokasi itu saya jadi kesal dan sedih

saja. Bagaimana bisa Pasar Talang Gulo lebih baik51

Di sini saja masih

terkendala dari dulu mengaturnya apalagi pindah, lagian di sana itu masih belum

sesuai dengan yang pedagang harapkan. Di sana tempatnya masih terbatas dalam

segi tempat dan juga pungutan yang diakukan, banyak mereka itu melakukan

pungutan liar di sana, mereka bilang akan mengatur sedemikian rupa, nah kalau

mau diatur kenapa tidak di sini, kenapa harus ke sana.52

Harus jelas kalau kami

itu maunya, kalau tidak jelas nanti yang ada tidak ada kejelasan kalau ada

keluhan kami selaku pedagang.53

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, pengaturan merupakan

hal yang harus diutamakan oleh pemerintah pasar agar tidak terjadi keresahan bagi

pedagang. Selain itu pula penulis menemukan adanya pemerintah pasar yang tidak

sesuai kinerjanya dengan baik. Dengan begitu pelaksanaannya tidak terlaksana secara

maksimal, masih banyak kendala yang terjadi di lapangan. Pemerintah tidak

50

Wawancara dengan Ibu Tati selaku pedagang di Pasar Angso Duo, 11 Mei 2018. 51

Wawancara dengan Bapak Anugrah selaku pedagang di Pasar Angso Duo, 11 Mei 2018. 52

Wawancara dengan Bapak Panji selaku pedagang di Pasar Angso Duo, 11 Mei 2018. 53

Wawancara dengan Bapak Imam Prianto selaku pedagang di Pasar Angso Duo, 11 Mei 2018.

mementingkan kebutuhan pedagang hanya mementingkan kepentingan untuk pribadi.

Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak Syuhar selaku

pedagang di Pasar Angso Duo, sebagai berikut:

Pelayanannya belum bisa memberikan kenyamanan kepada pedagang, saya

sebagai salah satu pedagang kurang setuju dengan peraturan dan relokasi ke

Pasar Talang Gulo, karena masih belum selesai perjanjiannya, seharusnya

pemerintah bisa memberikan ketegasan terhadap petugas-petugas yang tidak

maksimal dalam melakukan pekerjaannya. Dalam pelaksanaannya pun harus

disesuaikan dengan tujuan Peraturan Daerah yang telah ditetapkan oleh

pemerintah Daerah, sehingga pasal yang ada tidak hanya berbunyi namun dapat

terlaksana.54

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, dalam pelaksanaanya

memang mengatur pedagang agar tidak berantakan dan sampai ketepi jalan, tapi

terkadang kurang tanggap dalam menyusun dan jika ada pedagang yang ingin keluar

agak kesulitan dikarenakan kurang cekatan dalam mengatur tempat berdagang mereka.

Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Ibu Marwiyah selaku

pedagang di Pasar Angso Duo, sebagai berikut:

Katanya mereka berusaha mengatur dengan menempatkan kami di tempat yang

baru, tapi kenyataanya tidak sesuai dengan keinginan pedagang, lokasi yang

terbatas katanya di sana. Ada beberapa pengelola pasar yang tidak melaksanakan

tugasnya dengan baik, mengambil pungutan di luar aturan, itu yang buat kami

itu malas pindah. Kalau memang mau membuat pedanggang pidah ke sana,

seharusnya harus ada pendekatan yang baik dan juga penjelasan yang baik.

Kami hanya mendapatkan perintah dan informasi harus pindah, jadi kami malas

kalau harus pindah. Sebagian mungkin sudah ada yang pindah, tapi apa cukup di

sana menampung semua pedangan ini.55

54

Wawancara dengan Bapak Syuhar selaku pedagang di Pasar Angso Duo, 11 Mei 2018. 55

Wawancara dengan Ibu Marwiyah selaku pedagang di Pasar Angso Duo, 11 Mei 2018

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, masih terdapat beberapa

pengelola pasar yang melakukan kesalahan dan jumlah yang ditempatkan pun

melebihi kapasitas. Penulis menemukan dari hasil observasi bahwa pelaksanaan yang

dilakuan oleh pengelola pasar

Tentu pencapaian relokasi tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya

pengawasan yang dilakukan dari pemerintah pusat guna memberi wewenang ini.

Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak Arwan Qodir

selaku pedagang di Pasar Angso Duo, sebagai berikut:

Perugas pengelola pasar hanya mementingkan pelayanan saat pengumungat

keamanan saja, tanpa memberikan pelayanan yang seharusnya di saat ada

pedagang yang berjualan dan juga kendaraan yang keluar masuk, kalau bisa ada

petugas yang bisa mengatur letak posisi kendaraan di area tersebut dan juga

memantau terus sampai kendaraan akan keluar lagi akan jauh lebih baik. Ini

bukti pengaturan yang kurang baik dari pemerintah pasar, selain itu pula, pindah

itu butuh pengaturan yang baik-baik. Makannya kami itu malas mau kesana,

kalau tempatnya sama aja banyak peraturan yang memberatkan kami kan sama

aja itu, apa bedanya sama yang di sini.56

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, pelayanan pengelola

pasar belum terlaksana secara maksimal, pengelola pasar tidak mementingkan

kenyamanan pedagang dan hanya fokus pada pelayanan di dalam pos, sehingga

pedagang hanya bisa mengeluh atas kondisi yang ada.

2. Persepsi Tentang Pengawasan Pasar dan Kenyamanan Berbelanja

Dalam pengawasan yang baik merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan

oleh juru parkir di Pemerintah Pasar Kota Jambi, hal ini dilakukan agar tidak terjadi

56

Wawancara dengan Bapak Arwan Qodir selaku pedagang di Pasar Angso Duo, 11 Mei 2018

kehilangan barang pedagang yang tergantung dikendaraan yang diparkirkan. Namun

apabila hal tersebut tidak diutamakan hasilnya akan terjadi kekacauan, untuk itu perlu

dilakukan pengawasan . Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama

Ibu Sinta selaku pedagang di Pasar Angso Duo, sebagai berikut

Pengawasan yang lemah menjadi kendala kami di sini, kalu di sini aja lemah

emang ditempat yang baru ada jaminan bisa lebih baik. Sekarang ini yang pasti-

pasti saja. Tentu harus diproritaskan penjagaan atas barang atau kendaraan

masyarakat dan juga pedagang di sini, ini merupakan kesempatan pencuri untuk

melakukan aksinya kalau tidak kita jaga, maka pengawasan yang dilakukan oleh

pemerintah harus ditingkatkan, sejauh ini masih terbatas pengawasan nya.57

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, pegawasan yang

dilakukan pemerintah pasar masih kurang baik, sehingga para pedagang tidak begitu

mempercayai tempat yang baru akan memberikan pengawasan yang lebih baik, karena

ketik pengawasan dilakukan dengan baik sudah tentu akan memberikan kenyamanan

berbelanja pula. Untuk itu penti dilakukan pengawasan dan kenyamanan berbelanja

demi menjaga barang masyarakat dan juga keamanan di pasar, ini untuk membuktikan

amanah yang dititipkan pedagang dan masyarakat kepada pegelola pasar dapat

berjalan dengan baik. Penulis menemukan bahwa pengawasan yang saat ini terjadi di

Pasar Angso Duo sangat memperihatinkan, karena mereka tidak dapat terorganisir

dengan baik sehingga mengganggu kereriban umum. Sebagaimana dapat dilihat dari

wawancara penulis bersama Bapak Ripdan selaku pedagang di Pasar Angso Duo,

sebagai berikut:

57

Wawancara dengan Ibu Sinta selaku pedagang di Pasar Angso Duo, 11 Mei 2018

Untuk petugas yang menjalankan kerjaannya dalam melakukan pengawasan

terhadap perkembangan pasar agar baik itu masih minim, karena banyak sekali

pemalakan di sini terkadang, makanya harus ada pengawasan yang dilakukan

oleh pemerintah, agar kenyamanan berbelanja di sini dapat tercapai sebagaimana

mestinya. Kalau di sini aja masih seperti ini, bagaimana di sana, emang ada

jaminan gitu kalau di sana kita lebih baik, mungkin kalau bagi pemerintah lebih

baik, tapi kalau untuk kami gimana, kami hanya pedagang yang berharap

mendapatkan keuntungan, kalau kenyataanya kita pidah dan mendapatkan

kerugian, buat apa pindah, ya kan.58

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, perlu lakukan, kalau

tidak nanti kenyamanan pedagang dan masyarakat bisa tidak terpenuhi, karena jugak

ada pencurian siapa yang mau bertanggung jawab, pengawasan yang dilakukan

sangatlah baik. Penulis menemukan bahwa, pemerintah perlu meningkatkan

pengawasan agar para pedagang merasa nyaman dalam menjual barang dagangannya.

Dari penjelasan di atas dapar disimpulkan bahwa terdapat dua persepsi pedagang

Pasar Angso Duo yang di relokasi ke Pasar Talang Gulo, di antaranya; persepsi

tentang pengaturan dan relokasi di mana pengaturan pasar yang masih belum baik dan

juga lokasi yang baru masih belum sepenuhnya dapat digunakan; persepsi tentang

pengawasan pasar dan kenyamanan berbelanja, mana pengawasan masih sangat

memperihatinkan karena masih terdapat banyak pungli sehingga menimbulkan ketidak

kenyamanan bagi masyarakat yang berbelanja.

C. Tanggapan Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Angso Duo

Hal yang sama diungkapkan Ratimin, yang datang bersama teman-temannya.

Ia mengaku memilih mengisi liburan untuk menengok konsep penataan Pasar Angso

58

Wawancara dengan Bapak Ripdan, selaku masyarakat, 13 September 2017.

Duo ke Pasar Talang Gulo yang baru. Sebagaimana yang disampaikan Ratimin selaku

masyarakat sebagai berikut:

Ini dari Tehok naik motor. Pingin jalan-jalan lihat Pasar Talang Gulo yang

baru buat ngisi liburan. Masih ada yang harus dirampungkan dalam segi

fasilitas yang ada, kalau saya tentu mendukung, karena kondisi Pasar Angso

Duo sekarang itu sangat jorok dan tidak tertata dengan baik. Kalaulah pindah

ke sini tentu akan lebih baik. 59

Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa kendati konsep baru dari

penataan Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo diianggapnya lebih

memudahkannya, tapi ia juga menilai ada kekurangan dari penataan ini. Menurutnya,

jalan yang disediakan untuk pembeli sangatlah sempit. Namun ada juga masyarakat

yang merasa Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo tersebut menjadi hambatan untuk

menuju pusat perbelanjaan. Sebagaimana yang disampaikan Siti Sholikhan selaku

masyarakat

Kalau saya tidak setuju harus pindah Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

Buat apa coba, emang di Pasar Talang Gulo jauh lebih baik dalam segi

keamanan, di sana mungkin dalam kebersihan lebih baik dari pada di sini, tapi

di sana itu masih banyak pungli, karena saya mendengar ini dari teman saya

yang suka melakukan pungli di sana. Jadi sama aja kalau harus pindah ke sana,

tidak menutup kemungkinan di Pasar Talang Gulo akan lebih baik kalau

pedangang harus pindah dari Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo 60

Ibu Eni Wulandari selaku masyarakat menambahkan sebagai berikut:

Kalau saya setuju saja pindah ke Pasar Talang Gulo, karena kalau lokasi baru

biasanya akan lebih baik lagi, karena di sini (Pasar Angso Duo) sudah tidak

lagi rapi dan bersih, bauk dan juga kotor, jadi harus dirapikan ke tempat yang

lebih baik, kalaulah tempatnya lebih baik tentu akan membuat masyarakat

yang berbelanja lebih baik lagi juga kan” 61

59Wawancara dengan Ratimin selaku masyarakat, di Pasar Angso Duo 11 Mei 2018

60Wawancara dengan Siti Sholikhan selaku masyarakat selaku masyarakat, di Pasar Angso

Duo 11 Mei 2018 61

Wawancara dengan Ibu Eni Wulandari selaku masyarakat, di Pasar Angso Duo 11 Mei 2018

Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dalam kenyataanya masyarakat

ingin mendapatkan kondisi pasar yang nyaman dan juga bersih, ini sebuah harapan

dengan berpindahnya Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo, namun tentu tidak

semudah yang diperkirakan, diperlukan pendekatan dan pengaturan yang baik. Karena

apabila pasar tradisional dapat berkembang dan baik maka pasar tradisional akan

membantu ekonomi daerah, pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual

dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung

dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau

gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola

pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan

berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa

dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.

Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Pasar Angso Duo.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tanggapan masyarakat

terhadap relokasi pedagang Angso Duo ke Pasar Talang Gulo mendapat respon yang

positif, selain tempatnya yang baru dan juga lebih luas dan terdapat berbagai fasilitas

yang memenuhi standar pasar tradisional, namun tetap pasar Tapang Gulo harus

dirampungkan dan diatur dengan baik agar para pedagang berkenan pindah dari Angso

Duo ke Pasar Talang Gulo.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang persepsi pedagang

terhadap relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo, secara umum menolak

untuk direlokasi, untuk itu secara khusus dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi relokasi pedagang Angso Duo ke Pasar

Talang Gulo, diantaranya; Infrastruktur di mana lokasi Pasar Talang Gulo telah

lebih baik dari Pasar Angso Duo, dari fasilitas dan juga pengaturan pasar;

Anggaran, di mana bantuan anggaran usaha untuk para pedagang telah dialokasikan

guna menciptakan pasar yang lebih nyaman; dan Koordinasi, di mana koordinasi

yang baik telah dilakukan dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi,

Satuan Polisi Pamong Praja, Polri, LAM, dan organisasi kepemudaan yang ada di

Daerah Pasar.

2. Terdapat dua persepsi pedagang Pasar Angso Duo yang di relokasi ke Pasar Talang

Gulo, di antaranya; persepsi tentang pengaturan dan relokasi di mana pengaturan

pasar yang masih belum baik dan juga lokasi yang baru masih belum sepenuhnya

dapat digunakan dengan baik; persepsi tentang pengawasan pasar dan kenyamanan

berbelanja, di mana pengawasan masih sangat memperihatinkan karena masih

56

terdapat banyak pungli sehingga menimbulkan ketidak kenyamanan bagi

masyarakat yang berbelanja.

3. Tanggapan masyarakat terhadap relokasi pedagang Angso Duo ke Pasar Talang

Gulo mendapat respon yang positif, selain tempatnya yang baru dan juga lebih luas

dan terdapat berbagai fasilitas yang memenuhi standar pasar tradisional, namun

tetap pasar Tapang Gulo harus dirampungkan dan diatur dengan baik agar para

pedagang berkenan pindah dari Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya para pedagang berkenan untuk direlokasi, karena itu akna

menciptakan kondisi pasar yang lebih baik lagi.

2. Hendaknya penyelesaian diselesaikan oleh penanggunjawab, agar tidak terjerat

hukum bila mana telah dilakukan.

3. Hendaknya para pemerintah mendengarkan tuntutan dari para pedagang.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham Stanley Marino Pardede, “Persepsi Pedagang Terhadap Perencanaan

Relokasi (Pusat Pasar) Medan”, Skripsi: Departemen Ilmu Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan 2014.

Ahmad Kaylani, Negara-Negara Dan Pasar dalam Bingkai Kebijakan Persainagan,

Jakarta: Komisi Persaingan Pasar Usaha, 2011.

Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007.

Andriyani, Dampak Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Terhadap Pendapatan

Pedagang dan Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Buton Utara.

Skripsi, Jurusan Ekonomi : Universitas Halu, 2007.

Beatrix S. Duwit, dkk, “Persepsi Pedagang Kaki Lima Terhadap Area Berjualan

Sepanjang Jalan Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado” Jurnal Sabua

Vol.7, No.2: 419-427, Oktober 2015.

Eis Al Masitoh, “Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi Revitalisasi

Pasar Piyungan Bantul” Jurnal PMI Vol. X. No. 2, Maret 2013.

Endi Sarwoko, “Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Kinerja Pedagang Pasar

Tradisional di Wilayah Kabupaten Malang”, Jurnal Ekonomi Modernisasi,

2013.

Firmansyah dan Rizal E.Halim “Setrategi Revitalisasi Pasar Tradisional” dalam

Chatib Basri, dkk, 2002, Rumah Ekonomi Rumah Budaya: Membaca

Kebijakan Perdagangan Indonesia, Gramedia Pusaka Utama, Jakarta.

Hasnawi, “Dampak Relokasi Pasar Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Pasar

Laino Raha”, Skripsi: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Halu Oleo Kendari, 2016.

Helina Kuncahyawati, “Pemberdayaan Pasar Tradisional Dan Pedagang Pasar

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 6 Tahun 2014 (Studi

Kasus: Pasar Krendetan)”, Skripsi: Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2011.

Ketut Sri Candrawati, “Pasar Modern Dan Pasar Tradisional Dalam Gaya Hidup

Masyarakat Di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali” Skripsi: STIA-Denpasar,

Bali, 2011.

Lulud N Wicaksono, “Persepsi Pedagang Pasar Terhadap Program Erlindungan Pasar

Tradisional Oelh Pemerintah Kota Semarang”, Skripsi: Jurusan Ilmu

Pemerintahan Universitas Diponegoro, 2014.

Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan

Kuantitatif, Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009.

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS

Jambi, 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta,

2009.

Sunarni dan Budiarto “Persepsi Efektivitas Pengajaran Bermedia Virtual

Reality(VR)”. Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan (Semantik

2014) 979-26-0276-3 Semarang, 15 November, 2014.

Syobrian Mokoginta dkk, “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional

Di Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara,” Skripsi: Program

Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi Manado,

2011.

Syobrian dan Mokoginta, “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional

di Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara”, Skripsi: Jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro, 2014.

Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2011.

DAFTAR INFORMAN

No Nama Jabatan

1 Ibu Duria Sunita Selaku Kepala Dinas Pasar 2 Bapak Erwandi Selaku Kabid. Pendataan Dan Pendapatan

3 Bapak Jalaludin Hayat Selaku Kasubbag. Keuangan

4 Bapak Samsudin Selaku pedagang di Pasar Angso Duo

5 Ibu Tati Selaku pedagang di Pasar Angso Duo

6 Bapak Anugrah Selaku pedagang di Pasar Angso Duo

7 Bapak Panji Selaku pedagang di Pasar Angso Duo

8 Bapak Imam Prianto Selaku pedagang di Pasar Angso Duo

9 Bapak Syuhar Selaku pedagang di Pasar Angso Duo

10 Ibu Marwiyah Selaku pedagang di Pasar Angso Duo

11 Bapak Arwan Qodir Selaku pedagang di Pasar Angso Duo

12 Ibu Sinta Selaku pedagang di Pasar Angso Duo

13 Bapak Ripdan Selaku masyarakat/Pembeli

14 Bapak Ratimin Selaku masyarakat/Pembeli

15 Ibu Siti Sholikhan Selaku masyarakat/Pembeli

16 Ibu Ibu Eni Selaku masyarakat/Pembeli