ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang...

15
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDIRUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI DiajukanGunaMelengkapiTugas-TugasdanMemenuhi Syarat-SyaratUntukMenyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Disusunoleh : RIZXY ANGGARA J200120040 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang...

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S

DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

PENDENGARAN

DI RUANG SRIKANDIRUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

DiajukanGunaMelengkapiTugas-TugasdanMemenuhi

Syarat-SyaratUntukMenyelesaikan Program

Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusunoleh :

RIZXY ANGGARA

J200120040

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

PENDENGARAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

(RIZXY ANGGARA, 2015, 67 halaman)

ABSTRAK

Latar Belakang : Tingginya angka kejadian halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi urutan nomor satu dengan jumlah 4.021 pasien menarik minat penulis untuk melakukan asuhan keperawatan jiwa pada pasien gangguan persepsi sensori: Halusinasi. Tujuan : Penulis ingin mengetahui, memahami serta dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan persepsi sensori: Halusinasi meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Hasil :Penulis berharapsetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, pasien dapat mengenal halusinasi yang dialaminya, dapat mengontrol halusinasi dengan 4 cara yaitu menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas sesuai jadwal, dan dapat menjalankan terapi obat dengan benar. Kesimpulan : Kerjasama antara tim kesehatan dan klien atau keluarga klien sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada klien, komunikasi terapeutik dapat mendorong klien lebih kooperatif, peran keluarga sangat penting dalam merawat klien dengan gangguan persepsi sensori: Halusinasi. Kata Kunci :persepsi sensori, halusinasi pendengaran

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

PSIKIATRIC NURSING CARE TO Ny. S INTERFERENCE WITH SENSORY PERSEPTION: AUDITORY

HALLUCINATION REGIONAL MENTAL HOSPITAL IN SURAKARTA

(RIZXY ANGGARA, 2015, 67 pages)

ABSTRACT

Background: The high incidence of hallucinations in Surakarta Regional Mental Hospital during the month of February 2014 until February 2015 into a sequence number one with the number of 4,021 patients attract writers to do the soul of nursing care in patients with disorders of sensory perception: Hallucinations.

Objective: Writer want to know, understand and can apply the nursing care to clients with impaired sensory perception: Hallucinations includes assessment, diagnosis, intervention, implementation and evaluation of nursing.

Results:Writer wish after nursing care for 3x24 hours, patients can recognize hallucinations she experienced, can control the hallucinations with 4 ways, rebuke, conversing with others, doing the activity schedule, and drug therapy can run properly.

Conclusion: Cooperation between the health team and the client or the client's family is indispensable for the success of the client's nursing care, therapeutic communication can encourage more cooperative clients, family is very important role in caring for clients with impaired sensory perception: Hallucinations. Keywords: sensory perception, auditory hallucinations

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing tugas akhir:

Nama: Wachidah Yuniartika S.Kep, Ns

Telah membaca dan mencermati naskah publikasi ilmiah yang merupakan

ringkasan tugas akhir dari mahasiswa:

Nama

NIM

Program Studi

Judul

Naskah artikel tersebut layak dan dapat

persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1-Pabelan, Kartasura Telp. (0271)

717417 Fax: 715448

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing tugas akhir:

Nama: Wachidah Yuniartika S.Kep, Ns

Telah membaca dan mencermati naskah publikasi ilmiah yang merupakan

ringkasan tugas akhir dari mahasiswa:

: RIZXY ANGGARA

: J200120040

: DIII Keperawatan

:ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY S

DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:

HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk di publikasikan. Demikian

persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.

Surakarta, 1 Juli 2015

Pembimbing

Wachidah Yuniartika S.Kep, Ns

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Pabelan, Kartasura Telp. (0271)

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Telah membaca dan mencermati naskah publikasi ilmiah yang merupakan

:ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY S

DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:

HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

disetujui untuk di publikasikan. Demikian

Surakarta, 1 Juli 2015

Pembimbing

Wachidah Yuniartika S.Kep, Ns

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

tetapi juga merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang.

Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat dan bahagia serta mampu

mengatasi masalah kehidupan, dapat menerima orang lain apa adanya dan

mempunyai sikap dan pikiran positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

(Hawari, 2006)

World Health Organitation (WHO ) (2009) memperkirakan

sebanyak 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental,

terdapat sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan

25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia

tertentu selama hidupnya.

Berdasarkan data instalasi rekam medik di RSJ Daerah Surakarta pada

bulan Januari dan Februari 2015, ditemukan masalah keperawatan pada

klien rawat inap dan rawat jalan yaitu halusinasi menempati urutan

pertama dengan 4.021 kasus, disusul dengan resiko perilaku kekerasan

3980 kasus, defisit perawatan diri 1.754 kasus, isolasi sosial 1.871 kasus,

harga diri rendah 1.026 kasus dan waham 401 kasus.

Berdasarkan data tersebut penulis memilih untuk menjadikan klien

halusinasi sebagai bahan dalam penulisan karya tulis ilmiah.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan adalah:

1. Tujuan umum

Mampu mengaplikasikan dan mengimplementasikan Asuhan

Keperawatan pada klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi

pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulisan karya tulis ilmiah ini adalah agar penulis

mampu :

a. Melaksanakan pengkajian data pada pasien dengan masalah utama

gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

b. Menganalisa data pada pasien dengan gangguan persepsi sensori:

halusinasi pendengaran.

c. Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan analisa data

pada pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi

pendengaran.

d. Merumuskan rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan

gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.

e. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan

persepsi sensori : halusinasi pendengaran.

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

C. Landasan Teori

1. Pengertian

Halusinasi adalah salah satu gangguan jiwa dimana pasien

mengalami perubahan persepsi sensori tentang suatu objek, gambaran

dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar

meliputi suara dan semua sistem penginderaan (pendengaran,

penglihatan, penciuman, perabaan, atau pengecapan). (Fitria, 2009)

Halusinasi adalah ketidakmampuan klien menilai dan merespon

pada realitas klien tidak dapat membedakan rangsangan eksternal dan

internal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan, klien tidak

mampu memberi respon secara akurat sehingga tampak berlaku yang

sukar dimengerti dan mungkin menakutkan (Keliat, 2006).

2. Jenis Halusinasi

Jenis halusinasi menurut Herman Ade (2011):

a. Halusinasi pendengaran

b. Halusinasi pengelihatan

c. Halusinasi penghidu

d. Halusinasi pengecap

e. Halusinasi perabaan

3. Tahap Terjadinya Halusinasi

Menurut Depkes, RI dalam Dermawan & Rusdi, (2013) proses

terjadinya halusinasi ada 4 tahap yaitu:

a. Fase 1 (comforting)

Merupakan fase awal individu sebelum muncul halusinasi.

Fase ini menyenankan dan memberikan rasa nyaman kepada klien.

Tingkat ansietas sedang secara umum halusinasi merupakan

kesenangan. (Dermawan & Rusdi, 2013)

b. Tahap 2 ( condeming)

Pada taap ini klien biasanya bersikap menyalahkan dan

mengalami tingkat kecemasan berat. Secara umum halusinasi yang

ada dapat menyababkan antipati. (Fitria, 2012)

c. Tahap 3 (controlling)

Tahap ini merupakan tahap dimana halusinasi bersifat

mengendalikan, fungsi sensori menjadi tidak relevan dengan

kenyataan dan pengalaman sensori tersebut menjadi penguasa.

(Trimelia, 2011)

d. Tahap 4 (conquering)

Pada tahap ini halusinasi bersifat menaklukkan, halusinasi

menjadi lebih rumit serta menakutkan, klien mengalami gangguan

dalam menilai lingkungannya. (Trimelia, 2011)

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

4. Etiologi

a. Faktor predisposisi

1) Faktor biologis

Menurut Stuart 2007, Abnormalitas perkembangan sistem saraf

yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif

baru mulai dipahami.

2) Faktor perkembangan

Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan

hubungan interpersonal terganggu maka individu akan strees

dan mengalami kecemasan. (Fitria, 2012)

3) Faktor Sosiokultural

Individu yang merasa tidak diterima lingkungan akan merasa

disingkirkan, kesepian dan tidak percaya pada lingkungan.

( Trimelia, 2011)

4) Faktor biokimia

Akibat stress yang berkepanjangan menyebabkan

teraktivasinya neuro transmitter otak. Misalnya terjadi ketidak

seimbangan acetycholin dan dopamin. (Trimelia, 2011)

5) Faktor psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat

mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien ( Stuart,

2007)

6) Faktor genetik

Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui,

tetapi hasil study menunjukkan bahwa faktor keluarga

menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit

ini. (Fitria, 2012)

b. Faktor presipitasi

Yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai

tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra

untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti

partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak

komunikasi, objek yang ada di lingkungan dan juga suasana sepi

atau terisolasi sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Hal

tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang

merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik. (Fitria, 2012)

Pemicu gejala yang sering menimbulkan episode baru suatu

penyakit yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang

maladaptif berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan

perilaku individu: (Trimelia, 2011)

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

D. Resume Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

Pengkajian dilakukan pada hari Rabu tanggal 15 April 2015 di

ruang Srikandi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Berdasarkan

data yang diperoleh saat pengkajian, diketahui klien bernama Ny.S

usia 46 tahun berjenis kelamin perempuan dan bertempat tinggal di

Madiun. Penanggung jawab pasien selama dirawat di rumah sakit

adalah anaknya yaitu Sdr.B usia 19 tahun berjenis kelamin laki-laki

dan beragama islam. Pada saat pengkajian pasien mengatakan

sudah masuk ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta sejak tanggal

30 Maret 2015.

b. Alasan Masuk

c. Faktor predisposisi

d. Faktor presipitasi

e. Pemeriksaan fisik

f. Psikologi

g. Kebutuhan persiapan pasien pulang

h. Mekanisme oping

i. Masalah Psikososial dan Lingkungan

j. Aspek medik

2. Analisa Data

Klien mengatakan setiap kali makan mendengar suara suaminya

minta disuapin dan setiap mau tidur mendengar suara suaminya minta

berhubungan suami istri. Klien mengatakan suara itu muncul sejak ia

masuk RSJ. Klien mengatakan tidak berdaya ketika mendengar suara

suaminya sehingga klien hanya diam saja. Suara muncul kira-kira 1-2

menit sebanyak kurang lebih 3x sehari. Klien banyak menyendiri,

tidak nyaman saat makan. Klien mengatakan kurang nyaman dengan

tetangga yang membicarakan dirinya dan suaminya sehingga klien

memilih untuk dirumah dan bersama keluarga. Klien mengatakan

selama di RSJ klien lebih suka sendiri, jarang memulai pembicaraan

dengan orang lain yang belum dikenal. Klien hanya berbincang dengan

orang yang dikenalinya.Klien suka tidur, klien suka menyendiri.

E. Pembahasan

1. Diagnosa Keperawatan

Menurut Keliat dalam Ade Herman, 2011 pada pohon masalah

dijelaskan bahwa gangguan isolasi sosial: menarik diri merupakan

etiologi atau penyebab, tetapi saat pengkajian pada Ny S, Ny S tidak

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

mengalami isolasi sosial dan tidak ditemukan tanda menarik diri pada

saat pengkajian. Hanya saja Ny S jarang berbicara dengan orang yang

belum kenal. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi Pendengaran

merupakan masalah utama (core problem). Sedangkan perilaku

kekerasan adalah akibat, tetapi pada klien tidak ditemukan perilaku

kekerasan dan dari data pengkajian masalah yang paling menonjol

adalah masalah halusinasi pendengarannya sehingga penulis

memutuskan halusinasi pendengaran sebagai prioritas diagnosa utama.

Data subjektif dari Ny S yang mengatakan bahwa dirinya

mendengar suara suaminya minta disuapi dan mengajak berhubungan

suami istri saat ia makan dan akan tidur dengan frekuensi kurang lebih

tiga kali sehari dengan lama suara terdengar adalah 2 sampai 3 menit

semakin memperkuat penulis untuk menegakkan diagnosa

keperawatan utama halusinasi pendengaran.

2. Intervensi Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan disusun berdasarkan standar asuhan

keperawatan jiwa indonesia yaitu berupa tindakan konseling,

pendidikan kesehatan, perawatan mandiri atau aktivitas hidup sehari –

hari serta tindakan kolaborasi somatik dan psikofarmaka. (

Kusumawati & Hartono, 2011:51)

Menurut keliat, 2014 perencanaan keperawatan terdiri dari 2

aspek yaitu tujuan tindakan keperawatan dan rencana tindakan

keperawatan. Ada 2 versi rencana tindakan keperawatan jiwa yaitu

berdasarkan standar operational procedure (SOP) dan intervensi

yang lama yaitu menurut keliat tahun 2006 yang terdiri dari

TUM/TUK. Penulis menggunakan SOP dalam pembuatan rencana

keperawatan pada Ny S karena peneliti menggunakan buku karangan

Budi Ana Keliat tahun 2014 dalam pembuatan asuhan keperawatan.

Menurut Keliat, 2014 intervensi keperawatan pasien halusinasi

meliputi tujuan tindakan keperawatan kepada pasien dan tindakan

keperawatan. Dimana tujuan tindakan keperawatan untuk pasien

halusinasi adalah pasien dapat mengenal halusinasi yang dialaminya,

mengontrol halusinasi yang dialaminya, dan dapat mengikuti program

pengobatan dengan benar. Sedangkan tindakan keperawatan yang

dilakukan adalah membantu pasien mengenal halusinasinya dengan

cara berdiskusi dengan klien tentang isi halusinasi, waktu halusinasi,

frekuensi halusinasi, kapan halusinasi muncul, situasi penyebab

halusinasi dan respon pasien terhadap halusinasi tersebut. Tindakan

yang ke dua adalah melatih klien untuk mengontrol halusinasinya

dengan 4 cara yaitu: cara yang pertama adalah menghardik, berbicara

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

dengan orang lain, melakukan aktivitas yang terjadwal dan

menggunakan obat dengan benar.

Selain tindakan untuk pasien, rencana tindakan keperawatan juga

dilakukan untuk keluarga pasien. Tujuannya adalah agar keluarga

mampu terlibat dalam asuhan keperawatan baik selama di rumah sakit

maupun di rumah, keluarga dapat menjadi pendukung yang efektif

untuk pasien. Tindakan keperawatan yang diberikan untuk keluarga

adalah mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam

merawat pasien, memberikan pendidikan kesehatan tentang

pengertian, jenis, tanda dan gejala, proses dan cara merawat pasien

halusinasi, memberikan kesempatan keluarga untuk memperagakan

cara merawat pasien halusinasi dan memberikan pendidikan kesehatan

terhadap kelurga tentang perawatan lanjutan.

Pada saat pembuatan rencana tindakan kepada Ny S telah

disesuaikan dengan data kondisi pasien saat ini sehingga rencana

tindakan dibuat berdasarkan oleh apa yang terjadi pada pasien saat ini

dan tindakan yang akan diberikan juga tepat sasaran.

3. Implementasi

Menururt Kusumawati dan Hartono 2011: 53, implementasi

keperawatan atau pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan

dengan rencana tindakan keperawatan. Perawat perlu memvalidasi

apakah rencana tindakan keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai

dengan kondisi kliensaat ini. Tetapi seringkali pada situasi nyata,

implementasi dan intervensi tidak sama karena perawatterbiasa

melakukan apa yang dipikirkan dan dirasakan,sedangkan intervensi

adalah sebuah perencanaan yang tertulis. Perawat harus mampu

menilai apakan dirinya cukup berkompeten dan mempunyai

kemampuan interpersonal serta intelektual yang tepat untuk menilai

apakah tindakan kita aman untuk pasien atau tidak.

Di dalam SOP terbaru pada pelatihan keperawatan jiwa tahun

2014 disebutkan ada 4 cara yang dapat digunakan dalam mengontrol

halusinasi. Penulis menerapkan cara tersebut dalam implementasi

asuhan keperawatan pada Ny S diantaranya: membina hubungan

saling percaya pada klien pada hari rabu 15 april 2015 pada jam 13.30

dan mendiskusikan dengan klien tentang halusinasi yang dialaminya

meliputi isi, frekuensi, waktu, penyebab dan respon pasien saat

halusinasi muncul. Hal ini sudah sesuai dengan rencana keperawatan

yang ada dalam SOP maupun Keliat,2014. Pada hari yang sama pada

jam 16.00 penulis mengajarkan cara pertama dalam mengontrol

halusinasi yaitu dengan cara menghardik, meminta pasien untuk

memperagakan cara yang dilatihnya dan pasien dapat mempraktikkan

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

dengan benar. Penulis memberikan reinforcemen positif atas

keberhasilan klien.

Pada hari kamis 16 april 2015 jam 08.00, penulis memvalidasi

apakah Ny S masih mengalami halusinasi dan Ny S mengatakan

masih mendengar suara-suara tetapi sudah berkurang. Lalu penulis

meminta klien untuk mempraktikkan kembali cara menghardik dan

memberikan reinforcemen positif saat klienn berhasil melakukan

dengan benar. Lalu pada jam 11.00 penulis mengajarkan cara yang ke

dua yauitu bercakap cakap dengan orang lain dan meminta klien

memperagakan cara yang telah diajarkan.

Pada hari jumat pukul 08.00 penulis menanyakan kembali apakah

cara yang pertama dan kedua sudah dilakukan saat halusinasi muncul

dan klien mengatakan cara pertama dan kedua sudah dilakukan

dengan benara dan halausinasi masih muncul. Lalu penulis

mengevaluasi kebenaran cara pertama dan kedua dengan meminta

klien memperagakan. Klien dapat memperagakan dengan benara dan

penulis memberikan pujian atas keberhasilan klien. Lalu penulis

mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan

sesuai jadwal.

Penulis tidak dapat melakukan SP 4 karena keterbatasan waktu

dan klien yang menolak diajarkan, sehingga penulis mendelegasikan

kepada perawat yang bertugas di bangsal srikandi.

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan dan dilakukan terus

menerus untuk menilai efek dari tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu evaluasi proses

dan evaluasi hasil. Evaluasi proses (farmatif) dilakukan setiap selesai

melakukan tindakan dan evaluasi hasil atau (sumatif) dilakukan

dengan membandingkan respon klien dengan tujuan yang telah

ditentukan. (Kusumawati & Hartono, 2011)

Pada kasus ini penulis menggunakan evaluasi hasil atau sumatif. Pada

pelaksanaa Tgl 15 April 2015 pukul 16.30Ny S berhasil mengenal

halusinasi yang dialaminya yaitu halusinasi pendengaran. Ny S juga

berhasil memperagakan cara mengontrol halusinasi dengan

menghardik sehingga telah tercapai tujuan yaitu klien mampu

mengenal halusinasinya dan penulis menganalisa bahwa masalah

teratasi dan dilanjutkan dengan melakukan tindakan mengontrol

halusinasi dengan cara mengobrol dengan orang lain. Hal tersebut

juga sudah sesuai dengan tujuan teori rencana keperawatan SP 1 yang

dikemukakan Ade Herman (2011) yaitu klien dapat mengenali

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

halusinasinya dan dapat mengontrol halusinasi dengan cara

menghardik.

Pada tanggal 16 April 2015 jam 14.00 penulis menanyakan apakah

klien masih mengalami halusinasi dan klien mengatakan masih tetapi

berkurang intensitasnya. Klien dapat melakukan tindakan cara

mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain

saat halusinasi muncul sehingga analisa penulis masalah teratasi

karena sudah tercapai tujuan tindakan yaitu halusinasi berkurang dan

klien dapat bercakap cakap dengan orang lain sehingga dapat

dilanjutkan pemberian tindakan selanjutnya yaitu mengajarkan kepada

klien mengotrol halusinasinya dengan cara mengikuti jadwal harian.

Pada tanggal 17 april 2015 jam 13.00 penulis mendapatkan klien

mampu mengikuti kegiatan jadwal harian dengan benar sehingga

masalah teratasi dan dapat dilanjutkan mengajarkan klien cara

mengontrol halusinasi dengan cara penggunaan obat dengan benar.

Evaluasi sudah dilakukan penulis sesuai dengan kondisi klien dan

kekurangan penulis adalah penulis tidak dapat mencapai batas

maksiimal pada rencana yang diharapkan yaitu dalam melaksanakan

SP 4 yaitu pemanfaatan obat dengan benar sehingga penulis

mendelegasikan kepada perawat yang bertugas diruang Srikandi.

F. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus yang penulis lakukan pada Ny S diruang

Srikandi RSJD Surakarta dengan gangguan persepsi sensori:

Halusinasi Pendengaran, dapat disimpulkan

a. Pada pengkajian didapatkan data : Ny S mengalami halusinasi

pendengaran. Ny S sering mendengar suara suaminya yang sudah

meninggal minta disuapin dan minta berhubungan suami istri.

Suara itu muncul saat Ny S mau makan dan hendak tidur. Ny S

tidak berdaya saat mendengar suara suaminya sehingga Ny S

hanya diam saja. Suara muncul kurang lebih 2-3 menit. Ny S

terlihat gelisah dan lebih banyak diam.

b. Diagnosa yang muncul pada Ny S adalah gangguan persepsi sensori:

Halusinasi Pendengaran.

c. Rencana keperawatan yang dilakukan adalah dengan tujuan klien dapat

mengenal halusinasinya, klien dapat mengontrol halusinasinya dan

klien dapat mengenal dan memanfaatkan obat dengan benar. Dengan

cara mendiskusikan dengan klien tentang halusinasi yang dialaminya

meliputi isi, frekuensi, jenis, waktu dan perasaan saat halusinasi

muncul. Yang kedua adalah dengan mengajarkan kepada klien cara

mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, bercakap-cakap dengan

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

orang lain, melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal harian dan

mendiskusikan tentang obat yang dikonsumsi klien daik dari jenis,

dosis, dan manfaat obat.

d. Tindakan keparawatan yang dilakukan penulis selama 3 hari yaitu

membantu klien mengenal halusinasi, mengajarkan klien mengontrol

halusinasi dengan cara menghardik, mengajarkan klien cara mengontrol

halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain dan

mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara melakukan

kegiatan harian.

e. Evaluasi tindakan yang diakukan penulis sampai pada sttrategi

pelaksanaan ke 3 yaitu Ny S berhasil dalam mengenal hlausinasi yang

dialaminya, Ny S berhasil dalam menggunakan cara menghardik,

bercakap-cakap dengan orang lain dan melakukan kegiatan harian

sesuai jadwal untuk mengontrol halusinasinya.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat disampaikan penulis

adalah:

1. Bagi Institusi

Diharapkan dapat memberikan kepada mahasiswa yaitu adanya

perumusan diagnosa tunggal dan perencanaan tindakan khususnya pada

asuhan keperawatan dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi

pendengaran.

2. Bagi mahasiwa

Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan rencana tidakan keperawatan

sesuai dengan SOP yang diterapkan khususnya pada masalah halusinasi

pendengaran.

3. Bagi rumah sakit

Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan

keperawatan sesuai dengan SOP dilanjutkan dengan SOAP khususnya

pada kasus halusinasi pendengaran.

4. Bagi klien dan keluaraga

Diharapkan klien dapat mengikuti program terapi yang dianjurkan

oleh dokter dan perawat untuk pempercepat proses penyembuhan dan

keluarga dapat mendukung klien dalam mengontrol halusinasi baik di

rumah sakit maupun di rumah.

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S … Surakarta selama bulan Febuari 2014 hingga Febuari 2015 yang menjadi ... defisit perawatan diri 1.754 kasus, ... Menurut Depkes, ...

v

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Pelatihan Keperawatan Jiwa Terkini. Surakarta

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Amplikasi Penulisan Laporan

Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan. Jakarta: Salemba

Medika.

Direja, Ade Herman S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta

: Nuha Medica.

Keliat, Budi dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi2. Jakarta :

EGC

Keliat, Budi. 2009. Model Prakti Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

Keliat, Budi dkk. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kemenkes RI

Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. 2011. Buku Ajar Keperawatan

Jiwa.Jakarta: Salemba Medika.

Riyadi, Sujono. 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu

Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep Dan Kerangka

Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta. Gosyen Publishing

Stuart, Gail Wiscarz. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta. EGC

Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Jakarta : TIM

Setyo. 2008. Eforts to Control Hallucination By Group Activity Therapy Of

Volume 3 No 3. Purwokerto :Jurnal Keperawatan Soedirman (The

Soedirman Journal of Nursing)

Wahyuni.2011. Hubungan Lama Hari Rawat Dengan Kemampuan Pasien

Dalam Mengontrol Halusinasi Vol 1 No.2. Riau: Jurnal Ners Indonesia

Widodo, Arif. 2013. Penuntun Praktek Laboratorium Keperawatan Jiwa.

Surakarta