Persepsi Nasabah Terhadap Tingkat Kualitas Pelayanan Bank ...
PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL
Transcript of PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL
i
PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH
(Studi Kasus Pada BMT Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata Lombok Tengah)
Disusun Oleh:
MARTINA 160205255
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2020
ii
ii
PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH
(Studi Kasus Pada BMT Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata Lombok Tengah)
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
MARTINA 160205255
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2020
iii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Martina, NIM: 160205255 dengan judul “Persepsi Nasabah terhadap
Sistem Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus Pada BMT
Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata Lombok Tengah)” telah memenuhi syarat
dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal: 27 Juli 2020
iv
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, 27 Juli 2020
Hal : Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
di Mataram
Assalamu`alaikum, Wr. Wb.
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami
berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Martina
NIM : 160205255
Jurusan/Prodi : Perbankan Syariah
Judul : Persepsi Nasabah terhadap Sistem Bagi Hasil di
Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus Pada
BMT Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata Lombok
Tengah)
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar
skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.
Wassalammu`alaikum, Wr.Wb.
Disetujui pada tanggal: 27 Juli 2020
v
v
PENGESAHAN
Skripsi oleh: Martina, NIM: 160205255 dengan judul “Persepsi Nasabah
Terhadap Sistem Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Pada
BMT Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata Lombok Tengah)”, telah dipertahankan
di depan dewan penguji Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Mataram pada tanggal 10 Agustus 2020.
Dewan Penguji
Drs. H. Agus Mahmud, M.Ag. (Ketua Sidang /Pemb. 1) Drs. H. Hariono, M.S.I. (Sekrtaris Sidang/Pemb. II)
Naili Rahmawati, M.Ag. (Penguji I)
Din Hary Fitriady, M.Ag. (Penguji II)
vii
vii
MOTTO
“Libatkan ALLAH dalam segala urusan, maka akan selalu dimudahkan apa yang
dilakukan”
viii
viii
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan skripsi ini kepada mereka yang
telah setia berada diruang dan waktu kehidupan
saya Teruntuk kedua orang tua saya tercinta Bapak
Ahmad dan Ibuku Mardiah, adek saya yang selalu
memberikan do’a, sahabat-sahabat yang selalu
memberikan semangat dan dukungan, almamaterku,
dosen-dosen yang telah mendidik dan membimbing
saya dari semester pertama hingga sekarang
Terimakasih Untuk semua ini.”
ix
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan Semesta alam dan
sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw,
juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya amin.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penyusun telah banyak mendapatkan
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,
waktu dan tenaga. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Kedua orangtuaku yang menjadi penguat dan penyemangat dalam hidupku
untuk mengajarkan hidup yang sebaik-baiknya bapaku tercinta Ahmad,
dan Ibuku tercinta Mardiah terimakasih atas perjuanganmu lahir maupun
batin.
2. Untuk pamanku (Lalu Muhammad Zaini) dan seluruh keluargaku,
terimakasih karena kalian selalu mendukung setiap langkah dan jalanku.
3. Ayahanda Drs. H. Agus Mahmud, M.Ag. Selaku dosen pembimbing I dan
Ayahanda Drs. H. Hariono, M.S.I selaku dosen pembimbing II atas
kesabaran dan membimbing yang baik selama penulisan skripsi.
4. Ibunda Dewi Sartika Nasution selaku ketua jurusan program studi
perbankan syariah dan ibunda Any Tsalasatul Fitriya, S.Si.,M.Si., selaku
sekertaris jurusan perbankan syariah.
5. Ayahanda Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam.
x
x
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingan dan
ilmu yang telah yang telah diberikan selama ini.
7. Untuk sahabat-sahabatku yang telah mendukung dan memberiku semangat
selama ini sehingga sampai saat ini.
8. Teman-temanku Perbankan Syariah Kelas G angkatan 2016, KKP Nerot
2019, dan teman-teman PKL terimakasih sudah menjadi bagian dari
perjalanan kuliahku selam menimba ilmu di UIN Mataram.
9. Untuk almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak mendapat pahala yang berlipat ganda
dari Allah SWT.Dan semoga karya ini bermanfaat bagi orang banyak.
Mataram, 01 Juli 2020
Penulis
Martina NIM: 160205255
xi
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... vi
MOTTO ............................................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .......................................... 7
F. Telaah Pustaka ............................................................................... 8
G. Kerangka Teori .............................................................................. 10
H. Metode Penelitian .......................................................................... 22
I. Sistematika Penelitian .................................................................... 28
BAB II PERSEPSI NASABAH BMT ASH-SHAF TENTANG BAGI HASIL .................................................................................................. 30
A. Gambaran Umum Tentang Desa Taman Indah .............................. 30
1. Sejarah Desa Taman Indah ....................................................... 30
2. Kondisi umum desa................................................................... 31
B. Gambaran Umum BMT Ash-Shaf .................................................. 33
xii
xii
1. Sejarah Berdirinya BMT Ash-Shaf ........................................... 33
2. Visi dan Misi ............................................................................. 36
3. Letak Geografis BMT Ash-Shaf ............................................... 37
4. Kondisi Fisik Lembaga ............................................................. 37
5. Produk-Produk BMT Ash-Shaf ................................................ 38
6. Struktur Organisasi ................................................................... 41
C. Persepsi Nasabah Terhadap Produk Bagi Hasil Di BMT Ash-
Shaf ................................................................................................. 43
D. Standar Operasional Prosedur BMT Ash-Shaf..………………….. 46
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi minat Nasabah
menggunakan produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf ....................... 50
BAB III ANALISIS TERHADAPPERSEPSI NASABAH TENTANG
BAGI HASIL DI BMT ASH-SHAF ............................................... 54
A. Analisis Persepsi nasabah terhadap produk bagi hasil .................... 54
B. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi minat Nasabah
menggunakan produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf ......................... 57
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 61
A. Kesimpulan....................................................................................... 61
B. Saran ................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Potensi Sumber Daya Alam Desa Taman Indah..................................... 31
2.2. Letak Geografis Desa Taman Indah ....................................................... 32
2.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 32
2.4. Kondisi Pemerintahan Desa Taman Indah ............................................. 33
xiv
xiv
Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah
(Studi Kasus di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata Lombok Tengah)
Oleh
Martina NIM 160205255
ABSTRAK Skripsi yang berjudul “persepsi Nasabah Terhadap Produk Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah” (Studi Kasus di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarta Lombok Tengah) adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui persepsi nasabah terhadap sistem bagi hasil di BMT Ash-Shaf Taman Indah dan ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nasabah terhadap sistem bagi hasil di BMT Ash-Shaf Taman Indah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan di Lapangan dengan mewawancara beberapa nasabah di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarta. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yakni menganalisis data yang diperoleh peneliti dilapangan melalui wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi nasabah di BMT Ash-Shaf Tamana Indah Pringgarata adalah positif (baik), dimana masyarakat memberikan dukungan yang cukup baik terhadap produk bagi hasil. Dengan keberadaan BMT Ash-Shaf di Desa Taman Indah sangat membantu mereka yang sedang membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya, dan juga faktor keamanan menjadikan nasabah mempercayai BMT Ash-Shaf sebagai tempat untuk melakukan pembiayaan maupun simpanan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf yaitu, promosi, kepercayaan, lokasi, dan pelayanan.
Kata Kunci : Persepsi, Nasabah, Bagi Hasil.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu
yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan menjalankan kegiatan
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan menengah dengan
mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonominya. Selain itu Baitul Mal juga dapat menerima titipan zakat, infak,
dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amantnya.1
Baitul Mal Wa Tamwil merupakan lembaga ekonomi atau lembaga keuangan
syariah non perbankan yang bersifat informal karena lembaga keuangan ini
didirikan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).2
Sekitar tujuh tahun lamanya, yaitu sejak Indonesia mengalami krisis
ekonomi dan moneter pada akhir tahun 1997, peranan Baitul Mal Wa Tamwil
(BMT) cukup besar dalam membantu kalangan usaha kecil dan menengah.
Peran BMT tersebut sangat penting dalam membangun kembali iklim usaha
yang sehat di Indonesia. Bahkan, ketika terjadi krisis ekonomi dan moneter,
BMT sering melakukan observasi dan supervise keberbagai lapisan
masyarakat untuk menelaah bagi terbentuknya peluang kemitraan usaha. Hal
tersebut ditunjuk untuk membangkitkan kembali sektor rill yang banyak
1 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Prenamedia Grup,
2009), hlm. 452. 2 Ibid., hlm. 456.
1
2
digeluti oleh kalangan usaha kecil dan menengah serta untuk memperbaiki
kesejahteraan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.
Ketika pemerintah menetapkan suatu kebijakan tentang pengembangan
lembaga keuangan syariah, muncul berbagai pandangan positif terhadap peran
aktif lembaga BMT yang telah memberikan prioritas penting bagi perbaikan
taraf hidup dan perekonomian masyarakat. Melihat kedudukannya yang
cukup strategis, lembaga BMT diharapkan mampu untuk menjadi pilar
penyangga untama sistem ketahanan ekonomi Indonesia.
Dari kenyataan tersebut, BMT memerlukan strategi yang tepat untuk
merumuskan solusi bagi pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Strategi itu
diharapkan menjadi salah satu alat untuk membangun kembali kekuatan
ekonomi rakyat yang berakar pada masyarakat dan mampu memperkukuh
sistem perekonomian nasional sehingga problem kemiskinan dan tuntutan
kesejahteraan ekonomi dimasyarakat secara berangsur-angsur dapat teratasi.3
Sekarang ini pertumbuhan lembaga keuangan mikro di Indonesia
sangatlah cepat, sehingga membawa perekonomian Indonesia semakin
berkembang. Sektor keuangan mikro sangatlah berperan dalam
memobilisasikan dana masyarakat untuk berbagai tujuan mengalami
peningkatan yang sanagat besar. Dahulu sektor keuangan mikro tersebut tidak
lebih hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah daerah dan beberapa
lembaga usaha, dan kini sudah berubah menjadi sektor yang sangat
berpengaruh bagi perekonomian. Diantara lembaga keuangan mikro yang
3 Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, (Bandung: Pustaka Setia,
2013), hlm. 23.
3
paling berpengaruh itu adalah Baitul Mal Wa Tamwil yang merupakan
lembaga ekonomi islam yang dibangun berbasis keumatan, sebab dibentuk
dari, oleh dan untuk masyarakat. Dari segi jumlah BMT merupakan lembaga
keuangan syariah yang paling banyak apa bila disbanding dengan lembaga-
lembaga keuangan syariah lainnya.4
Persoalan pembiayaan untuk para pengusaha mikro yang berlaku
dilembaga keuangan konvensional selama ini adalah relatif tingginya tingkat
suku bungan yang dibebankan serta penyerapan kredit usaha mikro yang
belum maksimal salah satu alternatif terhadap persoalan di atas adalah pola
pembiayaan pengusaha mikro dengan pola syariah.5
BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata adalah salah satu lembaga
keuangan yang berbasis syariah. Yang berdiri pada tahun 2000 tepatnya
tanggal 27 April 2000 atau bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1420
Hijriah, Jika dilihat dari letak geografisnya kantor BMT Ash-Shaf dinilai
cukup strategis karena dekat dengan akses jalan raya dan berlokasi
diperkotaan sehingga mudah dijangkau oleh nasabah dan calon nasabah, BMT
Ash-Shaf menawarkan jasa lainnya seperti pembayaran listrik, penyetoran
cicilan motor, penerimaan pengiriman uang dari LN (Western Union), transfer
dana ke bank lain, dan dapat dilakukan secara realtime sehingga si penerima
dapat menerima dana pada saat yang sama. BMT juga melakukan kerja sama
dengan Bank BRI, dan berdasarkan data yang saya temukan mengenai jumlah
4 Hendi Suhendi, BMT dan Bank Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy Cet 1, 2004),
hlm. 5 5 Muslimin Kara, “Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Pengembangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, “ Jurnal Al-Ahkam, (Makasar)Vol. XIII, Nomor 2, 2013, hlm. 316.
4
nasabah yang melakukan pembiayaan dalam waktu 5 bulan berjumlah 30
orang.6
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 19 maret
2020, dengan pimpinan BMT Ash-Shaf, apabila usaha yang dilakukan
nasabah (mudharib) menghasilkan keuntungan, pemilik modal berhak atas
bagian keuntungan yang disepakati pada saat akad bahwa mudharib menerima
60% dari keuntungan, sedangkan pemilik modal menerima 40% dari
keuntungan.7
Usaha mikro merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan
penting dalam perekonomian, namun selama ini sektor ini sulit berkembang,
disebabkan karena pengusaha mikro yang pada umunya berasal dari
masyarakat lapisan bawah nyaris tidak tersentuh dan dianggap tidak memiliki
potensi dana oleh lembaga keuangan formal terutama lembaga keuangan
konvensional, sehingga menyebabkan laju perkembangannya terhambat
akibatnya aksesibilitas dari pengusaha mikro terhadap sumber keuangan
formal rendah, sehingga kebanyakan mereka hanya mengandalkan modal
terbatas pada apa yang mereka miliki. Tidak jarang pengusaha mikro
mengambil jalan pragmatis untuk memenuhi kebutuhan modalnya dengan
mencari pinjaman kepada lembaga keuangan informal seperti renternir yang
6 Observasi, BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarta, 10 November 2019. 7 H. Ahmad Fauzi, (Pimpinan BMT Ash-Shaf), Wawancara, BMT Ash-Shaf Taman Indah
Pringgarata, 19 Maret 2020.
5
menjalankan pola kredit yang praktis dan tanpa proses administrasi yang rumit
dan tidak memakan waktu yang lama.8
Persepsi merupakan tanggapan atau pandangan seseorang terhadap hal-
hal yang baru yang mungkin masih dilihat sebelah mata. Seperti lembaga
keuangan syariah adalah lembaga yang baru yang belum banyak masyarakat
mengetahui tentang perbedaan-perbedaan yang ada di lembaga keuangan
syariah. Kurangnya sosialisasi yang disebut sebagai dampak dari kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang lembaga keuangan syariah. Selain itu
anggapan masyarakat yang menilai lembaga keuangan syariah sama dengan
lembaga keuangan konvensional yang membedakan hanyalah namanya saja.
Setiap masyarakat memiliki persepsi yang mungkin berbeda-beda terkait
dengan praktik akad di lembaga keuangan syariah atau BMT. Persepsi
masyarakat merupakan penilaian, pendapat, tanggapan mengenai bagaimana
kualitas dari praktik-praktik akad itu sendiri. Dilingkup masyarakat teruama
yang melakukan pembiayaan untuk modal usahanya mengira bahwa, lembaga
keuangan yang berbasis syariah itu lembaga keuangan yang tidak
menggunakan perhitungan margin. Pemahaman ini sangat fatal sekali apabila
dibiarkan tanpa ada sikap dari lembaga keuangan syariah di Desa Pringgarata
Taman Indah.
Oleh sebab itu perlu diteliti lebih lanjut bagaimana persepsi masyarakat
dan faktor-faktor yang mempengaruhi, untuk itu peneliti melakukan penelitian
ilmiah dengan judul: Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Bagi Hasil di
8 Muhammad Jamal Zubair, Mekanisme Bagi Hasil Pada Lembaga Keuangan Mikro
Syariah, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol 5, No 1, Juni 2011.
6
Lembaga Keuangan Mikro Syariah di BMT Ash-Shaff Taman Indah
Pringgerata Lombok Tengah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian konteks penelitiandi atas maka dapat dirumuskan suatu
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi nasabah terhadap sistem bagi hasil di BMT Ash-
Shaff?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan
produk bagi hasil di BMT Ash-Shaff ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah
1. Ingin mengetahui persepsi nasabah terhadap sistem bagi hasil di BMT As-
Shaf.
2. Ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat
nasabah menggunakan produk bagi hasil di BMT As-Shaff.
D. Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat dari penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara langsung menambah pengetahuan bagi penulis dan
diharapkan mampu mendorong peneliti lain untuk melakukan penelitian
lebih lanjut, bagi masyarakat akademik khususnya bagi cipitas akademik
7
UIN Mataram sekaligus dapat menambah wawasan dan wacana dalam
mengembangkan wawasan pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi BMT
Penelitian ini akan memberikan pengetahuan, saran dan kritik dalam
pengaplikasian sistem bagi hasil yaitu dengan memperbaiki
kekurangan dan mengembangkan sisi positif dari sistem bagi hasil.
b. Bagi Pengurus BMT
Sebagai motivasi bagi pengurus agar lebih baik kinerjanya dalam
menjalankan BMT, karena dengan adanya penelitian ini akan menilai
sejauh mana kinerja pengurus BMT dalam berperan.
E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini didasari bahwa masih adanya keterbatasan baik dari
aspek pengetahuan, refrensi, waktu, tenaga, maupun pencelaan. Oleh
karena itu, dirasakan perlu untuk membatasi ruang lingkup penelitian,
sehingga penelitian ini tidak menjadi bias dan luas. Adapun ruang lingkup
penelitian dimaksud adalah Persepsi nasabah terhadap sistem bagi hasil di
BMT Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata.
2. Setting penelitian
Setting penelitian di Baitul Mal Wattamwil Ash-Shaff Pringgarata.
Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan keberadaan BMT Ash-Shaff
masih memberikan manfaat bagi ummat terutama untuk masyarakat di
8
sekitar BMT Ash-Shaff, disamping itu pula, pengelolaan BMT Ash-Shaff
Pringgarata Lombok Tengah terlihat saling menguntungkan dengan
nasabah. Tentu hal tersebut menjadi asumsi dasar mengapa sampai
sekarang BMT tersebut masih tetap bertahan. Secara finansial, keberadaan
lokasi penelitian tidak terlalu menyulitkan peneliti dalam memenuhi
kebutuhan penelitian, terutama dalam pengumpulan data, karena untuk
menjangkau lokasi penelitian sangat dibantu dengan transportasi yang
mudah.
F. Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap karya-karya atau studi-studi
terdahulu sebagai pedoman penelitian lebih lanjut dan untuk mendapatkan
data yang valid serta untuk menghindari duplikasi, plagiasi, dan repitisi serta
menjamin orisinalitas dan legalitas penelitian.
1. Skripsi Muhammad Samsudin,’’(Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Bagi
Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah Studi Kasus di BMT As-
Solihin Gerung).’’9
Hasil penelitian yang diperoleh Muhammad Samsudin adalah Persepsi
nasabah terhadap produk bagi hasil pada BMT As-Solihin umumnya
adalah baik (positif), dimana masyarakat memberikan apresiasi atau
dukungan yang cukup baik terhadap produk dengan prinsip bagi hasil di
BMT As-Solihin.Hal ini terlihat dari hasil jawaban narasumber
(imforman) saat dilakukan wawancara.
9 Muhammad Samsudin, “Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah di BMT As-Solihin Gerung.,” (Skripsi, Fakultas Syariah, IAIN Mataram, 2012).
9
Perbedaannya dengan penelitian ini kalau penelitian Muhammad
Samsudin tentang persepsi nasabah terhadap produk bagi hasil di BMT
As-Solihin Gerung.Sedangkan peneliti memfokuskan pada pembiayaan
mudharabah di BMT As-Shaff Taman Indah Pringgarata.Persamaan antara
peneliti dengan penelitian yang dilakukan Muhammad Samsudin sama-
sama membahas tentang persepsi tentang sistem bagi hasil.
2. Skripsi Arif Syahputra, “(Analisis Persepsi Pedagang Kecil Pada
Pembiayaan Musyarakah dan Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil di BMT
Masyarakat Madani Sumatra Utara).’’10
Hasil penelitian yang diperoleh Arif Syahputra adalah bahwa
persepsi pedagang kecil tentang akad pembiayaan musyarakah di BMT
mendapat respon positif karena mampu meningkatkan kesejahteraan dan
pengembangan usaha melalui peningkatan produksi, peningkatan
pendapatan, peningkatan nilai asset, perbaikan tempat usaha serta mampu
membuka tempat usaha baru dan peningkatan modal dan dianggap sudah
sesuai DSN MUI 08/DSN-MUI/IV/2000. Persamaan penelitian yang
dilakukan oleh Arif Syahputra dengan penelitian ini yaitu sama-sama
meneliti tentang persepsi pedagang kecil dengan sistem bagi
hasil.Sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Arif Syahputra hanya berfokus pada pembiayaan
musyarakah saja.
10 Arif Syahputra, “Persepsi Pedagang Kecil Tentang Akad Pembiayaan Musyarakah di
BMT Masyarakat Madani Sumatra Utara,’’ (Skripsi, UIN Sumatra Utara Medan, 2017).
10
3. Jurnal ilmiah Zayyinatul Khusna, “(Pengaruh Persepsi MengenaiSistem
Bagi Hasil, Persepsi Laba, dan Persepsi Tingkat Suku Bunga Terhadap
UMKM Mengambil Pembiayaan Mudharabah, Studi Pada Jasa Keuangan
Syariah BMT Ummat Sejahtera Cabang Utama Lasem”.11
Hasil penelitian yang diperoleh Zayyinatul Khusna adalah Persepsi
mengenai sistem bagi hasil, persepsi laba, dan persepsi tingkat suku bunga
berpengaruh positif terhadap keputusan UMKM mengambil pembiayaan
Mudharabah pada KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang
Lasem.Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
Zayyinatul Khusna ini tidak hanya berfokus pada sistem bagi hasil tetapi
juga fokus pada persepsi laba dan persepsi tingkat suku bunga.Persamaan
antara peneliti dengan Zayyinatul Khusna adalah sama-sama membahas
tentang sistem bagi hasil.
G. Kerangka Teori
1. Pengertian Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang
isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecilbawah dan kecil dengan antara
lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonominya. Selain itu, Baitul Mal Wat Tamwil juga menerima
11 Zayynatul Khusna, “Pengaruh Persepsi Mengenai Sistem Bagi Hasil, Persepsi Laba, dan Persepsi Tingkat Suku Bunga Terhadap Keputusan UMKM Mengambil Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Utama Lasem”. Jurnal Nominal, Vol 5 Nomor 1, Tahun 2016.
11
titipan,zakat, infak, dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan
peraturan dan amanatnya.12
a. Fungsi-Fungsi BMT
1) Baitul mal (rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak, dan
sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan
peraturan dan amanahnya.
2) Baitul tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil, antara
lain dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang
pembiayaan kegiatan ekonomi.13
2. Persepsi
a. Pengertian persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan suatu makna pada
stimulus indrawi. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas.
Sensasi adalah bagian dari persepsi, walaupun begitu, dalam
menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi,
tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.14
12 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Media Grup,
2009), hlm. 451. 13 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012),
hlm. 317. 14 Jalaludin Rakhmad, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 50.
12
Persepsi adalah proses dimana kita menjadi sadar akan
banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Persepsi juga
merupakan suatu proses pengenalan individu pada informasi,
memperhatikan dan memahami informasi.
b. Proses Persepsi
Proses pembentukan persepsi dapat dimulai dari objek yang
menimbulkan stimulus mengenai alat indra dan reseptor, proses
stimulus mengenai alat indra merupakan proses kealaman atau proses
fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indra diteruskan oleh syaraf
sensoris keotak. Proses ini disebut proses Fisikologis. Kemudian
terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran sehingga individu
menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar atau apa yang
diraba. Respon sebagai akibat persepsi dapat diambil melalui individu
dalam berbagai bentuk.15 Kemudian berkaitan dengan proses persepsi,
proses ini terdiri dari proses sleksi, mengorganisasikan dan
menginterpestasikan. Adapun ketiga proses ini berjalan secara terus-
menerus, saling berbaur dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Sejumlah faktor yang berpengaruh dalam memperbaiki atau
kadang-kadang mendistrosi persepsi kita. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi adalah:16
1) Pelaku persepsi
15 Bimo Walgito, Pengantar Pisikologi Umum, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 90. 16 Makmuri Muchlas, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2008), hlm. 119.
13
Jika seseorang melihat target dan mencoba untuk memberikan
interpretasi tentang yang dilihatnya, interpretasi tersebut sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadinnya (masing-masing pelaku
persepsi). Beberapa karakter pribadi yang dapat mempengaruhi
persepsi diantarannya adalah sikap, motif, interest, pengalaman
masa lalu, dan ekspektasi.
2) Target persepsi
Karakteristik dalam target persepsi yang sedang diobservasi
mempengaruhi segala hal yang dipersepsikan.
3) Situasi
Elemen-elemen dalam lingkungan sekitardapat mempengaruhi
persepsi kita.
3. Sistem Bagi Hasil
Sistem bagi hasil adalah sistem yang meliputi tata cara pembagian
hasil usaha penyedia dana dan pengelola dana.17 Pembagian hasil
usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun
antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang
berdasarkan prinsip bagi hasil ini adalah mudharabah dan
musyarakah.
Lembaga keuangan syariah mendorong praktik bagi hasil,
sedangkan konvensional menggunakan bunga. Keduannya mempunyai
perbedaan-perbedaan yang nyata.
17 Antonio Syafi’i, dkk, Bank Syari’ah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan acaman
Kedua, (Yogyakarta: EKONISIA, 2006), hlm. 18.
14
a. Bagi Hasil
1) Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
2) Besarnya nisbah (rasio) bagi hasil berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh.
3) Tergantung pada kinerja usaha. Jumlah pembagian bagi hasil
meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.
4) Tidak ada agama yang meragukan keabsahan bagi hasil.
5) bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyekyang
dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan
maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak.
b. Bunga
1) Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
harus selalu untung.
2) Besarnya pembayaran berdasarkan jumlah uang (modal) yang
di pinjamkan.
3) Tidak tergantung pada kinerja usaha. Jumlah pembayaran
bunga tidak meningkat meskipun jumlah keuntungan berlipat
ganda saat keadaan sedang baik.
15
4) Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa
pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah
untung atau rugi.18
4. Macam- Macam Bagi Hasil
Produk pembiayaan Bank Syariah yang didasarkan atas prinsip
bagi hasil terdiri dari al-musyarakah dan al-mudharabah :
a. Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko ditanggung bersama sesuai kesepakatan
b. Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara kedua
belah pihak dimana pihak pertama (shohibul mal) menyediakan
seluruh dana 100% modal, sedangkan pihak kedua sebagai
pengelola (mudharib).19
Mudharabah dapat dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut:
1) Mudharabah Muthlaqah (mudharabah bebas)
Shohibul mal tidak memberikan batasan-batasan atas
dana yang diinvestasikan, mudharib diberikan wewenang
penuh mengelola modal tanpa terikat waktu, tempat, jenis
usaha, dan pelayanan.
18 Ibid., hlm. 21. 19 Antonio Syafi’I,Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani), hlm. 95.
16
2) Mudharabah Muqayyadah
Shohibul mal memberikan batasan-batasan atas dana
yang diinvestasikannya. Mudharib hanya mengelola dana
sesuai dengan batasan yang diberikan oleh shohibul mal.20
5. Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah
1) Pihak yang melakukan akad (shahibul maal dan mudharib) harus
cakap hukum.
2) Modal yang diberikan oleh shahibul maal yaitu sejumlah uang atau
asset untuk tujuan usahadengan syarat:
a) Modal harus jelas jumlah dan jenisnya.
b) Dapat berbentuk uang atau barang yang dapat dinilai pada
waktu akad.
c) Modal tidak berbentuk piutang, modal harus dibayarkan kepada
mudharib, baik secara bertahap maupun skligus, sesuai dengan
kesepakatan dalam akad mudharabah.
3) Pernyataan ijab Kabul, dituangkan secara tertulis yang menyangkut
semua ketentuan yang disepakati dalam akad.
4) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai
kelebihan modal yang diserahkan oleh shahibul maal kepada
mudharib, dengan syarat sebagai berikut:
a) Pembagian keuntungan harus untuk kedua pihak (shahibulmaal
dan mudharib)
20 Ibid., hlm. 97.
17
b) Pembagian keuntungan hasil dijelaskan secara tertulis pada saat
akad dalam bentuk nisbah bagi hasil.
c) Penyedia dana menanggung semua kerugian, kecuali kerugian
akibat kesalahan yang disengaja oleh mudharib.
5) Kegiatan usaha mudharib sebagai pertimbangan modal yang
disediakan oleh shahibul maal, akan tetapi harus
mempertimbangkan sebagai berikut:
a) Kegiatan adalah hak mudharib, tanpa campur tangan shahibul
maal, kecuali untuk pengawasan.
b) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
yang mengakibatkan tidak tercapainnya tujuan mudharabah
yaitu memperoleh keuntungan.
c) Pengelolahukum syariah, dan harus mematuhi semua
perjanjian.21
6. Landasan Bagi Hasil
Produk yang berdasarkan prinsip bagi hasil adalah mudhrabah
dan musyarakah, masing-masing akad tersebut mempunyai landasan
hokum.
a. Mudharabah
Mudharabah dalam pembiayaan adalah akad kerja sama suatu
usaha antara pihak pertama (shahibul mal atau bank syariah) yang
menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (mudharib
21 Ismail, Perbankan Syariah, Cet. 1, (Jakarta: PT Interpratama Mandiri, 2011), hlm. 172-
173.
18
ataunasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan
membagi keuntungan sesuai dengan kesepakatan yang disepakati
pada saat melakukan akad, landasan syariah pembiayaan
mudharabah adalah Fatwa DSN MUI NO, 07/DSN-MUI/IV/2000
tentang pembiayaan mudharabah.22 Perjanjian diawal antara
penyedia modal dengan pengusaha, bahwa setiap keuntungan yang
diraih, akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Risiko
kerugian ditanggung penuh oleh pihak penyedia modal, kecuali
kerugian yang akibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian,
dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan,
kecurangan, dan penyalahgunaan.
b. Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama diantara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan
dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung
sesuai dengan porsi dana masing-masing. Landasan syariah
pembiayaan musyarakah adalah Fatwa DSN MUI No. 08/DSN-
MUI/IV/2000.23
7. Penyaluran Dana
a. Fungsi pembiayaan
22 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup , 2009), hlm. 81. 23Ibid.,hlm. 83.
19
Secara garis besar fungsi pembiayaan didalam perekonomian,
perdagangan maupun keuangan sebagai berikut: pembaiayaan
dapat meningkatkan untility (daya guna) dari modal/uang,
pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang,
pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang,
pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat, pembiayaan
sebagai alat stabilitasi ekonomi, pembiayaan sebagai jembatan
untuk peningkatan pendapatan nasional, dan pembiayaan sebagai
alat hubungan ekonomi internasional.24
b. Pembiayaan dengan prinsip jual beli
1) Pembiayaan murabahah
Akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang
dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan
yang disepakati.
2) Pembiayaan salam
Akad salamadalah pembiayaan suatu barang dengan cara
pemesanana dan pembayaran harga yang dilakukan terlebih
dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati.
3) Pembiayaan istisnha
Akad istisnha adalah akad pembiayaan barang dalam
bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan criteria
24 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, (Yogyakarta: UII Press, 2004),
hlm. 7.
20
dan persayaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau
pembeli (mustashni) dan penjual atau pembuat (shani).
c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
1) Pembiayaan mudharabah
Akad mudharabah dalam pembiayaan adalah akad kerja
sama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal,
atau Bank Syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak
kedua (amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku
pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai
dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan
kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Bank syariah kecuali
jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai
atau menyalahi perjanjian.
2) Pembiayaan Musyarakah
Akad musyarakah adalah akad kerja sama diantara kedua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-
masing pihak memberikan porsi dana dengan kentuan bahwa
keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan
kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-
masing.25
25 Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), hlm. 81.
21
8. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa
Ijarah adalah akad penyaluran dana untuk perpindahan hak
guna(manfaat) atas barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran
sewa (ujrah), antara perusahaan sebagai pemberi sewa dengan
penyewa tanpa diikuti kepemilikan barang itu sendiri.
a. Pembiayaan dengan akad pelengkap
1) Hiwalah (alih hutang-piutang)
Hiwalah merupakan pengalihan utang dari orang yang
berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya,
sehingga terjadi perpindahan tanggungan atau hak dari satu
orang kepada orang lain.
2) Rahn (gadai)
Ar Rahn adalah menahan satu hartamilik peminjam sebagai
jaminan atas harta yang diterimanya.
3) Wakalah (perwakilan)
Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang
sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua
dalam hal-hal yang diwakilkan (dalam hal ini pihak kedua)
hanya melaksanakan sesuatu sebatas kuasa atau wewenang
yang diberikan oleh pihak pertama, namun apabila kuasa itu
telah dilaksanakan sesuai yang disyaratkan, maka semua risiko
dan tanggung jawab atas dilaksanakan perintah tersebut
sepenuhnya menjadi pihak pertama atau pemberi kuasa.
22
4) Kafalah (tanggungan)
Kafalah berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang
yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang
lain sebagai peminjam.
Kafalah disebut juga sebagai wakalah bersyarat, dalam hal
ini ada yang bersedia memberikan jasa untuk melakukan
sesuatu atas nama orang lain, jika terpenuhi kondisinya atau
jika sesuatu terjadi.26
H. Metode Penelitian
1. pendekatan penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
dengan metode kualitatif adalah menyatakan bahwa, penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal terpenting dari
sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa
kejadian/ fenomena/ gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut
yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep
teori, praktis, kebijakan, masalah-masalah soaial dan tindakan.27Penlitian
ini mengangkat fenomena tentang persepsi nasabah terhadap sistem bagi
hasil di lembaga keuangan mikro syariah di BMT Ash-Shaff Pringgarata
Taman Indah Lombok Tengah. Yang dimana dalam penelitian ini, penelliti
sebagai instrumen kunci secara langsung mengumpulkan data melalui
26 Djoko Muljono, Buku Pintar Akuntansi dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Pertama
(Yogyakarta: 2015), hlm. 246. 27 Djam’an Satori, dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 22.
23
observasi dan interview dengan fenomena kunci dilapangan, berdasarkan
fokus-fokus penelitian diatas, oleh karena itu data yang akan dikumpulkan
adalah dalam bentuk non statistik atau data yang tidak dalam bentuk angka
yang biasanya didapat melalui observasi dan interview.
2. Kehadiran Peneliti
Tujuan utama dari kehadiran peneliti di Lapangan yaitu untuk
mendapatkan data yang lebih akurat dan tentu dengan data yang
dibutuhkan.Sedangkan dari metode penelitian kualitatif, peneliti perlu
melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat dan menjadi salah satu objek
penelitian.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka peneliti
membutuhkan alat dan instrument, antara lain.
a. Melakukan observasi pada objek atau lokasi penelitian
b. Mengumpulkan data terkait dengan masalah yang akan diteliti, dalam
hal ini yang dibutuhkan yakni gambaran umum mengenai objek yang
diteliti tersebut.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BMT Ash-Shaf Taman Indah Kecamatan
Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah, yang berfokus pada persepsi
nasabah terhadap sistem bagi hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah.
24
4. Sumber dan Jenis Data
a. Sumber data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subyek darimana data dapat diperoleh.28Sumber data adalah sesuatu
yang terdapat di lokasi penelitian yang dapat memberikan informasi
tentang data-data yang dibutuhkan ketika berada di Lapangan.
Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari:
1) Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan
oleh subyek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel
yang diteliti. Data primer bisa didapatkan melalui, Nasabah BMT
dan Karyawan BMT.
2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
grafis, foto-foto, video, benda-benda sekitar lokasi penelitian yang
dapat memperkaya primer.29
5. Metode pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang lengkap dan sesuai maka dibutuhkan
metode-metode, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang terlihat pada objek
penelitian.Bugin dalam buku metode penelitian menjelaskan bahwa
28 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 172.
29Ibid., hlm. 21-22.
25
observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan.30Adapun tehnik yang peneliti gunakan yaitu tehnik
observasi partisifatif dimana peneliti langsung melakukan pengamatan.
b. Metode wawancara (interview)
Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dan
terwawancarai. Menurut Sudjana wawancara adalah proses
pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak
penanya dengan pihak yang ditanya penjawab.31Ada dua jenis
wawancara yaitu wawancara terstruktur dan tidak tersturktur. Pada
wawancara terstruktur hal-hal yang akan ditanyakan telah terstruktur
dan telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan wawancara tidak
terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis-garis
besar yang akan ditanyakan tentu saja kreatifitas pewawancara sangat
dipelukan, bahkan hasilwawancara dengan pedoman ini lebih
tergantung dari hasil wawancara. Dan penulis menggunakan jenis
wawancara tidak terstruktur.Sumber imformasi dari wawancara ini
terdiri dari pendiri BMT dan Anggota BMT.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
30 Djma’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 105.
31Ibid.,hlm. 130
26
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan
sebagainnya.32Dengan demikian yang dimaksud dengan metode
dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dalam
penyelidikan atau penelitian yang berbentuk dokumen-dokumen untuk
memperoleh berbagai keterangan dan informasi yang dibutuhkan
seperti sejarah, cerita atau memori dan sebagainnya.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang paling penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.33
Analisis data kualitatif adalah bersifat indukatif, yaitu suatu
analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan
menjadi hipotesis.34Penggunaan metode tersebut dalam penelitian
bertujuan untuk mengolah data empiris dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi dengan landasan yang jelas. Dalam
analisa data terdapat upaya-upaya yang dilakukan untuk membaca dan
32 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2006), hlm. 231. 33 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (ALFABETA, CV,
2014), hlm., 224. 34 Ibid. hlm., 245.
27
menafsirkan data ang telah dikumpulkan sehingga menjadi informasi
bagi peneliti dalam menarik kesimpulan.
7. Keabsahan Data
Kredibilitas data atau keabsahan data bertujuan untuk
membuktikan apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang
sesungguhnyaada dalam kenyataan dilokasi penelitian. Untuk
meningkatkan data dan menguji keabsahan data yang diperoleh
dilapangan. Ada beberapa langkah yang digunakan peneliti
sebagaimana yang dijelaskan oleh sugiyono, seperti :
a. Perpanjangan pengamatan.
b. Meningkatkan ketentuan.
c. Triangulasi.
d. Analisis kasus negatif.
e. Menggunkan bahan refrensi.
f. Mengadakan member.35
Untuk mendapatkan kevalidan atau keabsahan data ini, peneliti
merujuk pada pendapat Sugiyono tersebut. Tetapi disini peneliti hanya
menggunakan empat cara yang sesuai dengan fokus penelitian.
1) Observasi mendalam
Pengamatan yang mendalam sangat dibutuhkan dalam
pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menghindari data-
data yang diperoleh tidak benar yang berasal dari responden,
35 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (ALFABETA, CV.
2014).
28
sebab kemungkinan besar menutupi fakta yang sebenarnya yang
mungkin sangat internal akan tetapi hal itu menjadi tujuan
penelitian dan mendukung keobyektifannya.
2) Triangulasi
Triangulansi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam hal ini peneliti menguji
kradibilitas data dengan mengecek data yang diperoleh peneliti
dilokasi penelitian.
3) Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berati melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan, pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan ini dilakukan untuk mendapat
kepastian data, sehingga peneliti dapat memberikan deskripsi data
yang akurat dan teruji keabsahannya.
4) Mengadakan Member Check
Pengecekan ini bertujuan menginformasikan kembali informasi
penelitian maupun informasi serta data-data yang didapat dari
hasil penelitian.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan skripsi ini merujuk pada buku pedoman uin
mataram 2020, yakni membahas tentang bab-bab, sebagai berikut:
BAB I, berisi pendahuluan. Bab I ini mencangkup Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, ruang lingkup, dan
29
setting penelitian, telaah pustaka, pengertian BMT, pengertian persepsi,
pengertian BMT, sistem bagi hasil, penyaluran dana, pendekatan penelitian,
kehadiran penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan
data, keabsahan data, dan sistematika pembahasan.
BAB II, membahas tentang paparan dan temuan, bagian ini diungkapkan
seluruh data dan temuan penelitian terkait dengan persepsi nasabah terhadap
sistem bagi hasil di BMT Ash-Shaff Pringgarata.
BAB III, membahas terkait dengan pembahasan dari bab II pada bab ini
dijelaskan serta menganalisis data yang telah ditemukan dilapangan, baik hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi.
BAB IV, merupakan penutup yaitu menyajikan hasil akhir dari bab-bab
sebelumnya dalam kesimpulan dan penulis juga melengkapi bab IV ini dengan
saran-saran.
30
BAB II
PERSEPSI NASABAH BMT ASH-SHAF TENTANG BAGI HASIL
A. Gambaran Umum Desa Taman Indah Pringgarata
1. Sejarah Desa Taman Indah
Desa Taman Indah merupakan bagian dari desa induk yaitu Desa
Pringgarata yang mekar pada tahun 2010 lalu, berdasarkan pada peraturan
Bupati Lombok Tengah Nomor 3 Tahun 2010, yang mana desa
Pringgarata dimekarkan menjadi 3 desa yaitu desa Arjangka, Desa
Pringgarata, dan Desa Taman Indah yang berada di ujung paling timur dari
pemerintahan kecamatan Pringgarata. Setelah mekar Desa Taman Indah
dijabat sementara oleh M. Ridwan S.Pd yang diambil dari sekertaris desa
Pringgarata sampai terpilihnya kepala Desa Devinitif. Dalam satu tahun
kepemimpinannya beliau telah banyak memberikan kontribusi terhadap
Desa Taman Indah yang tentunya baru tumbuh dan tentunya masih dalam
tahap pembelajaran terutama para staf dan perangkat lainnya, namun
berkat kesabaran sedikit demi sedikit Desa Taman Indah mulai bangkit,
kemudian pada tahun 2011 diadakanlah pemilihan Kepala Desa yang
diikuti oleh 4 kandidat, dan Bapak Jumali terpilih sebagai Kepala Desa
Devinitif yang merupakan pilihan masyarakat sendiri dan sampai sekarang
masih menjabat sebagai Kepala Desa. Diantara kedua pimpinan desa ini
telah banyak memberikan kontribusi terhadap masyarakat.
30
31
Akan tetapi Desa Taman Indah yang baru mekar 4 tahun lalu masih sangat
dini untuk bisa membangun sebagaimana Desa-desa tetangga yang sudah
lebih dahulu berdiri. Untuk itulah berbagai macam permasalahan muncul
ditengah-tengah masyarakat yang perlu segera diselesaikan. Dukungan dan
partisipasi semua pihak sangat mendukung dalam menjalankan roda
pemerintahan. Secara geografis Desa Taman Indah terletak di bagian utara
Kabupaten Lombok Tengah dan ujung Timur Kecamatan Pringgarta
dengan luas wilayah ± 502 Ha/ 5,02 km2.36
2. Kondisi Umum Desa
Adapun Kondisi umum Desa Taman Indah Pringgarta yang bisa kita
ketahui antara lain:
Tabel 2.1
Potensi Sumber Daya Alam Desa Taman Indah
Tanah Persawahan rakyat 250 Ha
Tanah Perkebunan Masyarakat 130 Ha
Tanah Pekarangan 70 Ha
Saranan Pendidikan 4 Ha
Tanah Pemakaman 4 Ha
Tanah Jalan Desa 4 Ha
Lain-lain 40 Ha
36 Profil Desa Taman Indah, Dokumentasi, pada tanggal 08 Juli 2020
32
Tabel 2.2
Letak Geografis Desa Taman Indah
No Letak Geografis
1 Sebelah Utara Desa Murbaya
2 Sebelah Timur Desa Beber
3 Sebelah Selatan Desa Pengenjek dan Desa
Pagutan
4 Sebelah Barat Desa Pringgarata
Table 2.337
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (Jiwa)
Laki-laki 2.035
Perempuan 2.188
Total 4.223
37Ibid.
33
Table 2.438
Kondisi Pemerintahan Desa Taman Indah
No Kondisi Pemerintahan Desa
1 Dusun Banteng
2 Dusun Keselet
3 Dusun Sukur
4 Dusun Benteng
5 Dusun Karang Jangkong
6 Dusun Dasan Baru
7 Dusun Repuk Sintung
8 Dusun Tunjang Timur
9 Dusun Tunjang Barat
B. Gambaran Umum BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata
1. Sejarah Berdirinya BMT Ash-Shaf
Sebelum bernama BMT Ash-Shaf, pada tahun 2000 tepatnya pada
tanggal 24 April 2000 atau bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1420
Hijriah, lembaga ini bernama koprasi Usaha Bersama Al-Qadiriyah, nama
ini disesuaikan dengan tempat didekralasikan yakni Lembaga Pendidikan
Al -Qadiriyah Benteng Taman Indah Kecamatan Pringgarata Kabupaten
Lombok Tengah, sekaligus momen 1 Muharram pada waktu itu dan agar
38Ibid.
34
supaya mudah diingat oleh semua orang terutama pada yang hadir selaku
pendiri sekaligus penggagas.
Lembaga ini didirikan sebagai wadah untuk menampung segala
keluh kesah para orang tua santri terutama yang banyak terkait dengan
masalah ekonomi. Kalau dilihat dari tingkat rata-rata penghasilan, hampir
90% para orang tua santri berpenghasilan rendah, maka keberadaan
lembaga semacam ini sangat diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk
menopang penghasilan orang tua santri sekaligus nantinya ber-imbas
kepada Lembaga Pendidikan Al-Qadariyah.39
Pada tahun 2003 secara tidak sengaja pengurus (H. Ahmad Fauzi)
bertemu dengan seseorang yang ahli dalam bidang muamalah dan
menyatakan berbagai hal yang terkait dengan segala yang menyangkut
dengan produk koprasi yang dijalankan, dan karena produknya banyak
bertentangan dengan kaidah syariah terutama muamalah, sehingga Koprasi
Usaha Bersama Al-Qadariyah berubah nama menjadi Koprasi Syari’ah
Sejahtera, yang nantinya dapat mensejahterakan anggota sesuai dengan
namanya.
Berbekal dengan ilmu seadanya para pengurus berkomitmen untuk
tetap menjalankan produk syari’ah, namun ilmu yang dipraktikkan juga
belum bisa dikatakan berdekatan dengan praktik syari’ah dan sebagian
modal koprasi hanya diperuntukkan untuk pemberdayaan para pedagang
bakulan yang berjualan di Pasar Pringgarata, maka pada taun 2005
39 Profil BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata, Dokumentasi, Pada Tanggal 19 Maret
2020.
35
lembaga ini berubah nama menjadi Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Masyarakat (PIN-EMAS). Karena seringnya koprasi ini berubah nama,
banyak pula anggota yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan dan
banyak pula yang mengajukan diri sebagai anggota baru, yang tercatat
pada awal berdirinya tahun 2000 anggota berjumlah 22 orang, pada tahun
2003 menjadi 50 orang, pada tahun 2005 karena yang disasar pada
pedagang bakulan lembaga ini mendapat banyak kepercayaan dari
masyarakat dan sekaligus sebagai awal kemunduran karena pengurus
kurang memahami manajemen.40
Tidak banyak aktifitas yang dilakukan pengurus selain sering turun
ke anggota untuk menagih kewajiban yang tertunggak dikoperasi. Namun
sampai mendekati dua tahun upaya pengurus untuk menarik modal
anggota yang berada di anggota tidak berbuah manis.
Adalah sesuatu ang tidak pernah diduga oleh pengurus dan tidak ada
harapan untuk bangkit lagi, dikarenakan semua anggota mengundurkan
diri, yang masih hanya pengurus saja, dan saat itu pula ada seorang yang
menitipkan dananya Rp 25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah)
dipengurus untuk keperluan biaya ananknya kuliah dan pada saat itu pula
pengurus coba untuk bangkit menyelamatkan dan sekaligus berusaha
untuk menjalankan kegiatan Koprasi sekalipun dengan modal/dana titipan.
Bak gayung bersambut, ternyata niat tulus dari pengurus
mendapatkan kepercayaan lagi dari seorang teman pengurus yang ber-
40 Ibid.
36
profesi sebagai dosen di IAIN Mataram bernama saudara Sanurdi, S.Ag,
MM, untuk mengajukan diri sebagai anggota sekaligus menaruh sahamnya
sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).41
Karena di tahun yang sama (tahun 2007) pengurus (H. Ahmad Fauzi)
mendapat amanah pengerjaan proyek WS-LIC untuk desa pringgarata
dengan pagu dana sebesar 300 juta, hal ini dimanfaatkan dengan baik
untuk menghemat sekaligus untuk memupuk modal koprasi ke nantinya.
Oleh karena hanya seorang diri yang masih bertahan menjadi pengurus,
maka sebagaian teman-teman yang menjadi mitra proyek WS-LIC
pengurus jadikan sebagai anggota pengurus. Tercatat pada tanggal 25
Januari 2008 lembaga ini berubah nama lagi menjadi BMT Ash-Shaf.42
2. Visi dan Misi
a. Visi
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi angka
kemiskinan dengan pemberdayaan usaha mikro dan bakulan.
b. Misi
1) Meningkatkan pendapatan keluarga anggota
2) Memperluas akses anggota terhadap sumber daya ekonomi
3) Memperluas akses anggota terhadap hak-hak pelayanan publik oleh
negara
4) Meningkatkan wawasan anggota menuju keluarga sejahtera
41Ibid. 42Ibid.
37
5) Membangun jaringan dan memperluas kemitraan dengan para
pihak yang mendukung aktifitas BMT Ash-Shaf.43
3. Letak Geografis BMT Ash-Shaf
BMT Ash-Shaf Pringgarata ini adalah salah satu lembaga
keuangan yang berbasis syariah. Jika dilihat dari letak geografisnya
Kantor BMT Ash-Shaf dinilai cukup strategis karena dekat dengan
akses jalan raya dan berlokasi di perkotaan sehingga mudah dijangkau
oleh nasabah dan calon nasabah. Bangunan BMT Ash-Shaf terletak
pada:
- Sebelah Barat : Perumahan Warga, Kantor Pos, dan Pasar
Pringgarta
- Sebelah Timur : Pertokoan, Sekolah SDN Salam Sukur
- Sebelah Utara : Yayasan SMP IT Abdul Qadir Siddiq
- Sebelah Selatan : Jalan Raya & KUD.
4. Kondisi Fisik Lembaga
Kondisi fisik KSP BMT Ash-Shaf Pringgarata adalah memiliki
gedung dengan luas 6x4 meter berlantai satu dengan dua ruang yaitu
sebagai berikut:
a. Bagian depan kantor terdapat teras dengan ukuran luas 3x2 meter
yang digunakan sebagai ruang tunggu, Customer Servis dan Teller
b. Bagian tengah kantor adalah ruang utama seluas 3x2 meter yang
didalamnya terdapat dua meja front office dengan tiga unit
43 Ibid.
38
Komputer, ruang tersebut digunakan sebagai tempat transaksi
antara nasabah dan pihak BMT dan sebagai tempat administrasi
keuangan BMT.
c. Bagian samping kantor terdapat ruang seluas 3x4 meter yang
berfungsi sebagai ruang oprasional disamping itu juga
sebagairuang istirahat dan solat, lemari administrasi.44
5. Produk-Produk BMT Ash-Shaf
Sebelum membahas mengenai prosedur pembiayaan di BMT
Ash-Shaf, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai produk-produk
usaha BMT Ash-Shaf, produk pada BMT Ash-Shaf terbagi dalam tiga
kelompok yaitu :
1) Produk Pengumpulan Dana
Pengumpulan dana dikenal dengan nama funding adalah
kegiatan bank menghimpun dana dari masyarakat untuk dikelola
dalam bentuk tabungan. Produk tabungan menggunakan sistem
wadi’ah antara lain; TASWA (Tabungan Siswa), TAHARA
(Tabungan Hari Raya), Tablid (Tabungan Maulid).
2) Produk Penyaluran Dana dan Pembiayaan
Penyaluran dana atau pembiayaan atau dikenal dengan
leanding adalah kegiatan bank menyalurkan dana pada pihak lain
yang membutuhkan modal kerja, investasi ataupun untuk
44 Ibid.
39
kebutuhan konsuntif, pembiayaan di KSP BMT Ash-Shaf ada dua
yaitu:
a) Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati.
b) Mudharabah adalah kerja sama usaha antara dua pihak.
Dimana pihak pertama (shaibul maal) menyediakan seluruh
dana dan (100%) modal. Sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola atau mudharib. Produk yang dimaksudkan pada
BMT tersebut yaitu: produk pembiayaan YANKUL
(Pembiayaan Pedagang Bakulan).45
3). Adapun jasa lainnya yang tersedia adalah jasa pembayaran listrik,
penyetoran cicilan motor, penerimaan pengiriman uang dari LN
(Western Union), transfer dana ke bank lain dengan nominal Rp
10.000.000,- dapat dilakukan dengan cara realtimesehingga si
penerima dapat menerima dana pada saat yang sama, karena BMT
juga melakukan kerja sama dengan Bank BRI.46
4). Syarat Pengajuan Simpanan dan Pembiayaan
Adapun syarat pengajuan simpanan dan pembiayaan di BMT
Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata antara lain :
a. Syarat untuk memiliki simpanan di BMT Ash-shaf
1) Menjadi anggota di BMT Ash-Shaf
2) Membayar simpanan pokok sebesar Rp. 200.000
45 Ibid. 46 Ibid.
40
3) Iuran perbulan dan sebagai pembukaan rekening baru
sebesar Rp. 15.000.
4) Foto copy identitas diri (KTP/SIM)
5) Mengisi formulir menjadi anggota di BMT Ash-Shaf
6) Dicetakkan buku simpanan oleh pihak BMT Ash-Shaf
Taman Indah
b. Syarat-syarat pengajuan pembiayaan di BMT Ash-Shaf Taman
Indah
1) Foto copy KTP suami istri
2) Foto copy kartu keluarga
3) Foto copy jaminan.47
c. Data Jumlah Nasabah
Data Pemberian Pembiayaan Jangka Waktu 5 Bulan
No Data
Nasabah Pembiayaan
(Rp) No
Nama Nasabah
Pembiayaan (Rp)
1 Mahsun 5.000.000 16 Supri 3.000.000 2 Madiun 300.000 17 Junardi 8.000.000 3 Aling 1.000.000 18 Saprudin 4.000.000 4 Saridin 1.500.000 19 Jasiah 3.000.000 5 Sakyah 2.000.000 20 Sujarewati 3.500.000 6 Ramli 1.000.000 21 Wirdullatif 1.000.000 7 Subi 1.000.000 22 Muslihan 3.000.000 8 Muslimah 500.000 23 Hasan R 2.000.000 9 Hernadi 500.000 24 Sukuni 5.000.000 10 Madi 1.000.000 25 Ahyarudin 2.000.000 11 Sulami 6.000.000 26 Alyan 4.000.000
12 Siti Maesarah
500.000 27 Jaelani 3.000.000
13 Hasan Sazoli
2.000.000 28 Hanapi 2.000.000
47 Ibid.
41
14 Siti Sarah 1.000.000 29 Aline 1.000.000 15 Kartini 4.000.000 30 Suliadi 6.000.000
6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan kedudukan dari para staf dan
pegawai yang ada dalam suatu perusahaan, yang dimulai dari tingkat
yang paling tinggi hingga tingkat paling rendah.Adaun struktur
organisasi Baitul Mal Wattamwil Ash-Shaf Pringgarata Sebagai
Berikut.
Pelindung Penasihat : Patompo Adnan, Lc. MH
: M. Humiadi, ST
Dewan Syariah : TGH Malik Sami’un, Lc
: Ust. L Abdul Kadir, S.Pd.I
Dewan Komisaris
Ketua : H. Akhmad Fauzi, S.IP
Sekertaris : H. Abdul Wahid
Bendahara : Ahmad Sarkawi
Dewan Direksi :
Direktur : H. Ahkmad Fauzi, S.IP
Kasir : Ahmad Sarkawi
Penggalangan dana/Tabungan : Ahmad Zaini
Pembukuan : M. Safi’i
Pembiayaan : Ahmad Solihin, S.Pd.
Marketing : Nadila Aulia.
42
Gambar Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi
Organisasi BMT menunjukkan adanya garis wewenang dan
tanggung jawab, garis komando serta cangkupan bidang pekerjaan
masing-masing.Struktur ini menjadi sangat penting supaya tidak
terjadi benturan pekerjaan serta memperjelas fungsi dan peran
masing-masing bagian dalam organisasi.Tentu saja masing-masing
BMT dapat memiliki karakteristik tersendiri, sesuai dengan besar
kecilnya organisasi. Namun demikian, struktur organisasi dalam
setiap BMT terdiri dari:
1. Musyawarah Anggota Tahunan
2. Dewan Pengurus
43
3. Dewan Pengawas Syariah
4. Dewan Pengawas Manajemen
5. Pengelola yang terdiri minimal terdapat Manajer, Marketing,
Acconting dan Kasir.48
C. Persepsi Nasabah Terhadap Produk Bagi Hasil di BMT Ash-Shaff
Persepsi merupakan proses pengamatan yang sifatnya kompleks dalam
menerima informasi-informasi yang ada di Lingkungan dengan menggunakan
panca indra, pemahaman nasabah pengusaha mikro Desa Taman Indah
Pringgarata terhadap produk bagi hasil yang diterapkan di BMT Ash-Shaff
berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:
Mengenai produk bagi hasil yang diterapkan di BMT Ash-Shaf, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Muslimah mengatakan:
“Produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf sudah diterapkan sesuai dengan prinsip syariah, saya sedikit memahami produk dengan sistem bagi hasil yang diberikan oleh BMT kepada saya, meskipun dalam jumlah perhitungan bagi hasil saya masih perlu bantuan dari petugas. Alasan saya melakukan pembiayaan di BMT Ash-Shaf karena pada saat itu saya sangat membutuhkan modal untuk pengembangan usaha, pertama kali mendatangi lembaga awalnya saya binggung dengan apa yang sudah dijelaskan oleh karyawan disana, tetapi petugas disana selalu membimbing saya dalam melakukan pembiayaan sehingga saya cukup paham mengenai pembiayaan bagi hasil di BMT Ash-Shaff.”49
Mengenai produk bagi hasil yang diterapkan di BMT Ash-Shaf.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Siti Sarah, mengatakan:
“Saya menjadi anggota di BMT Ash-shaf sudah lama, BMT Ash-Shaf adalah satu-satunya BMT yang berbasis islam di Desa Taman Indah, saya sanagat setuju dengan penerapan produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf. BMT tersebut sudah menerapkan prinsip bagi
48 Ibid. 49 Ibu Muslimah, (Nasabah), Wawancara, Desa Taman Indah, 08Juni 2020.
44
hasil sesuai dengan prinsip syariah, mengenai akad, saya hanya memahami akad yang saya gunakan pada saat ini.Selain akad yang saya gunakan saya tidak begitu paham.”50
Mengenai produk bagi hasil yang diterapkan BMT Ash-Shaf. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Maesarah mengatakan:
“Alasan saya melakukan pembiayaan di BMT Ash-Shaf karena saya ingin mentaati syariah islam, saya juga tertarik melakukan pembiayaan di BMT tersebut karena pada saat itu saya sanagat membutuhkan tambahanmodal untuk usaha, yang sekirannya dalam pengembalian BMT Ash-Shaf tidak memberatkan seperti di Lembaga keunagan konvensional, pengelola BMT juga tidak pernah memberatkan saya dalam penyetoran. Pelayanan di BMT juga sangat memuaskan, selain itu pegawainnya juga baik dan ramah.”51
Mengenai produk bagi hasil yang diterapakan BMT Ash-Shaf. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Aulia Karyawan BMT Ash-Shaf mengatakan:
“BMT Ash-Shaf adalah satu-satunya BMT yang berbasis syariah di Desa Taman Indah.BMT sebisa mungkin menerapkan produk bagi hasil sesuai dengan prinsip syariah, terkadang pengelola BMT mendapat kesulitan dalam memberikan pemahaman terhadap akad yang digunakan untuk suatu produk. Mengenai pemberian pembiayaan BMT hanya memberikan kepada anggota, selain anggota tidak diberikan, untuk anggota baru hanya diberikan pinjaman sebesar Rp 500.000 dan pinjaman paling besar mentok sebesar Rp 8.000.000 an.”52
Dari hasil wawancara dengan nasabah mengatakan bahwa pembiayaan
dengan sistem bagi hasil sudah diterapkan sesuai dengan prinsip syariah,
namun secara teoritis banyak sekali nasabah yang belum memahami akad-
akad yang diterapkan BMT Ash-Shaff, hanya ketika nasabah membaca
dikertas perjanjian alurnya baru bisa dipahami, mengenai pembayaran
angsuran dengan jangka waktu yang sudah ditentukan.
50 Ibu Siti Sarah (Nasabah), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020. 51 Ibu Maesarah (Nasabah), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020. 52 Ibu Aulia (Karyawan BMT Ash-Shaf), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020.
45
Dengan keberadaan BMT Ash-Shaf di Desa Taman Indah yang
memberikan pembiayaan dengan sistem bagi hasil kepada masyarakat kecil,
mendapat respon baik dari masyarakat, tetapi ada juga masyarakat yang
masih kurang setuju dengan pengelolaan produk bagi hasil di BMT tersebut
karena menurutnya masih belum sepenuhnya menerapkan prinsip syariah.
Upaya yang dilakukan BMT Ash-Shaf untuk mengembangkan usaha
produktif adalah dengan memberikan permodalan dalam bentuk pembiayaan
pada pelaku usaha mikro hal ini didasari fakta yang menunjukkan bahwa
kebanyakan pelaku usaha mikro kecil seringkali tidak mendapatkan modal
yang cukup untuk mengembangkan usahanya dan mengalami kesulitan dalam
mendapatkan pembiayaan dari bank dan lembaga keuangan lainnya.Faktor
keamanan menjadikan nasabah mempercayaai BMT Ash-Shaf tempat untuk
melakukan pembiayaan maupun simpanan. Adapun prosedur pembiayaan di
BMT Ash-Shaf dibuat sedemikian sederhana untuk persetujuan pembiayaan
maksimal tujuh hari kerja setelah seluruh dokumen yang dibutuhkan lengkap,
BMT Ash-Shaff akan menginformasikan maksimal dua hari setelah
kunjungan ke tempat usaha dilakukan.
Memberikan pelayanan yang baik terhadap semua orang adalah tugas
mulia, nasabah akan merasa puas apabila mereka mendapatkan
pelayananyang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasan nasabah
akan memberikan persepsi yang baik terhadap produk yang ada di BMT Ash-
Shaff Taman indah.
46
Untuk tata ruang dan lokasinya sudah sangat strategis, mudah
dijangkau.Petugasnya juga sanagat ramah dan sopan. Dengan adanya BMT
ini masyarakat merasa sangat terbantu dalam pengembangan usahanya.
Antusias masyarakat terhadap pembiayaan dengan sistem bagi hasil sangat
tinggi, Karen BMT memberikan pembiayaan samapai lapisan bawah
(pedagang bakulan).
Terkait dana pinjaman yang akan diberikan kepada anggota baru
biasanya sebesar Rp.500.000, dan pinjaman pertama akan diangsur sesuai
dengan waktu yang disepakati, tapi biasanya jika pinjaman sebesar Rp.
500.000 maka untuk pengembalian selama 20 minggu karyawan yang
bertugas biasanya datang 1x seminggu dengan jumlah angsuran 25.000 iuran
anggota 2.500 disesuaikan dengan jumlah pinjaman.
D. Standar Oprasional Prosedur BMT Ash-Shaf
1. Standar Pendaftaran anggota
Mengenai prosedur dan persyaratan bagi seseorang yang akan
menjadi anggota dengan mengacu pada AD/ART, prosedur standar
minimal pendaftaran anggota adalah memenuhi seluruh ketentuan dan
persyaratan yang terkait dengan pendaftaran anggota sebagaimana
tercantum dalam anggaran besar dan Anggaran Rumah Tangga di BMT
As-Shaf Taman Indah Pringgarata antara lain :
a. Warga Negara Indonesia
b. Berdomisili diwilayah kerja BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata
c. Tunduk pada AD dan ART BMT
47
d. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib yang besarnya
ditentukan pada anggaran rumah tangga atau merupakan keputusan
rapat anggota.53
2. Tata Cara Pemohonan Pinjaman
Tata cara permohonan pinjaman adalah aktivitas dilakukan oleh
pemohon pinjaman, petugas dan pejabat pinjaman serta pihak terkait
lainnya serta kelengkapan administrasi/formulir yang diperlukan dalam
proses permohonan pinjaman hingga kepada saat pencairan pinjaman,
permohonan pinjaman terdiri atas 1) permohonan layanan pinjaman oleh
pinjaman baru (pinjaman baru), 2) permohonan pinjaman oleh peminjam
lama (pinjaman ulang/tambahan)54
a. Prosedur umum
Calon peminjam mengisi formulir permohonan, analisa pinjaman dan
melampirkan kelengkapan dokumen yang diperlukan berikut :
1) Foto copy pengenal diri dan pasangan (suami dan istri)
2) Foto copy kartu keluarga
3) Bukti kepemilikan harta jaminan, jika diperlukan.
b. Calon peminjam memiliki simpanan pokok dan wajib di BMT, bagi
pemoho yang merupakan anggota BMT
c. Bagi calon anggota, diwajibkan memelihara simpanan calon anggota
selama masa pinjaman.
53 Profil BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata, Dokumentasi, Pada Tanggal 19 Maret
2020. 54 Ibid.
48
d. Calon peminjam memberikan informasiyang diperlukan kepada
petugas peminjam yang ditunjuk oleh BMT (baik melalui wawancara
maupun dalam kunjungan lapangan).
e. Calon peminjam membayar administrasi pada saat pencairan
pembiayaan dari pinjaman yang dicairkan dan biaya-biaya langsung
lain jika ada (seperti biaya materai, biaya notaris atau biaya pengikat
jaminan).
f. Pengurus administrasi permohonan pinjaman tidak dapat diwakilkan
oleh calon peminjam kepada pihak lain.
g. Mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh BMT.55
3. Prosedur Permohonan fasilitas pinjaman baru
a. Saat penganjuan permohonan
1) Calon peminjam memenuhi prosedur umum sebagaimana disebut
pada bagian prosedur umum dan menyerahkan semua dokumen
persyaratan kepada petugas peminjam.
2) Petugas menerima dan memeriksa kelengkapan dokumen tersebut,
dan selanjutnya menyerahkan seluruh berkas kepada pengurus
BMT untuk menentukan waktu pelaksanaan survey.
3) Petugas melakukan survey/ kunjungan lapangan
4) Petugas lapangan memberikan usulan besaran pinjaman
55 Ibid.
49
5) Petugas menyampaikan hasil survey dan usulannya kepada komite
pinjaman yang akan memutuskan disetujui atau tidak disetujuinya
permohonan pinjaman.56
b. Evaluasi atas Permohonan
1. Komite pinjaman, sesuai dengan kewenangan melakukan evaluasi
dan memberikan keputusan atas permohonan pinjaman dalam
waktu selambat-lambatnya dua hari kerja setelah survey dan
usulan dari peugas dari tugas pinjaman diterima.
2. Segera setelah data dihasilkan oleh komite peminjaman, petugas
menyampaikan keputusan permohonan pinjaman komite kepada
calon peminjam.
3. Apabila permohonan ditolak, maka petugas memperoses
permohonan pinjaman yang lain.
4. Apabila permohonan disetujui, maka prosedur berlanjut
sebagaimana disebut dalam pencairan pinjaman.57
c. Pencairan Pinjaman
1. Persetujuan komite pinjaman atas permohonan peminjam
dituangkan dalam kolom khusus pada formulir permohonan dari
calon peminjam yang bersangkutan.
2. Berdasarkan persetujuan tertulis diatas, petugas mempersiapkan:
a) Akad pinjaman
b) Berita acara penyerahan bukti barang jaminan.
56 Ibid. 57Ibid.
50
c) Surat penyertaan penyerahan barang jaminan dan kuasa
menjual jaminan
d) Buku pinjaman dan simpanan
3. Calon peminjam menandatangani dokumen-dokumen tersebut,
bersama pegawai yang berwenang dari BMT.
4. Setelah menandatangani perjanjian pinjaman , petugas memberikan
memberikan kepada peminjam :
a) Berita acara penyerahan barang jaminan
b) Buku pinjaman dan simpanan.58
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan
Produk Bagi Hasil di BMT Ash-Shaf
Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan produk
bagi hasil di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata disebabkan oleh
beberapa faktor.Berikut hasil wawancara dengan nasabah BMT Ash-Shaf
Taman Indah Pringgarata.
1. Promosi
Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai
oleh pemasar sebagai elemen bauran pemasaran. Promosi digunakan
perusahaan untuk berkomunikasi dengan nasabah maupun dengan calon
nasabah baru.Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H. Akmad
Fauzi pimpinan BMT Ash-Shaf mengatakan:
“Bentuk promosi yang dilakukan BMT Ash-Shaf, melalui penyebaran brosur ke nasabah atau calon nasabah, BMT melakukan
58 Ibid.
51
promosi dengan cara memasang periklanandi media sosial, seperti facebook, Waatshap, promosi yang dipasang mengenai pengenalan produk-produk pembiayaan dan penghimpunan dana yang bertujuan untuk menarik nasabah agar mau menjadi nasabah di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarta.”59
2. Kepercayaan
Kepercayaan merupakanhubungan sosial yang dibangun atas dasar
rasa percaya dan rasa memiliki bersama. Berdasarkan hasil wawancara
dengan ibu Jasiah nasabah BMT Ash-Shaf, mengatakan:
“saya menjadi anggota di BMT Ash-Shaf, dulu saya melakukan pembiayaan untuk mengembangkan usaha saya, tetapi sekarang saya sudah tidak begitu aktif, menurut saya BMT Ash-Shaf masih belum menerapkan produk bagi hasil sesuai dengan prinsip syariah, dan BMT Ash-Shaf dalam pengelolaannya masih sama seperti lembaga konvensional yang membedakan hanya pada syariah nya saja.”60
3. Lokasi
Kedekatan lokasi dalam melakukan transaksi menjadi pemicu untuk
bertransaksi di BMT Ash-Shaf Taman Indah. Selain itu, gedung meliputi
tata ruang, dan kondisi yang kondusif juga menjadi pertimbangan nasabah
ketika sedang melakukan transaksi. Seperti yang dijelaskan oleh ibu
Haerani masyarakat Desa Taman Indah, mengatakan.
“saya menjadi anggota di BMT Ash-Shaff sudah lama, alasan saya menjadi anggota karena pada saat itu saya sangat membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usaha, saya memilih BMT Ash-Shaf karena lokasi kantornya dekat dengan rumah saya sehingga nantinya akan sangat mempermudah saya dalam bertransaksi dan BMT Ash-Shaf juga tidak pernah memberatkan saya dalam penyetoran.”61
59 Bapak H. Akhmad Fauzi (pimpinan BMT Ash-Shaf), Wawancara, Desa Taman Indah,
08 Juni 2020. 60 Ibu Jasiah (Nasabah), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020. 61 Ibu Haerani (Masyarakat), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020.
52
4. Pelayanan
Kecepatan karyawan dalam melayani nasabah dan pemberian solusi
atau menghadapi masalah memberi ketertarikan nasabah untuk melakukan
transaksi, serta tidak pernah melakukan kesalahan pencatatan.Berdasarkan
hasil wawancara saya dengan ibu Sakyah nasabah BMT Ash-Shaf,
mengatakan.
“Dari awal pertama saya menjadi nasabah di BMT Ash-Shaf saya selalu mendapatkan pelayanan yang baik, petugasnya cukup ramah saya merasa nyaman dengan pelayanan di sana. Dengan adanya BMT Ash-Shaf di Desa Taman Indah saya merasa sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan modal, dalam pengembalian pun pihak pengelola tidak pernah memberatkan nasabah dalam penyetoran.”62
Berdasarkan wawancara dengan nasabah desa taman indah yang sudah
terdaftar menjadi anggota, kedekatan kantor BMT Ash-Shaf dengan rumah
warga menjadi pemicu masyarakat untuk melakukan transaksi di BMT Ash-
Shaf dan pengetahuan masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah masih
sangat minim, masyarakat menganggap lembaga keuangan syariah masih
sama dengan lembaga keuangan konvensional. Dan rasa bosan dari masing-
masing anggota menjadi pemicu untuk menjalin kerja sama yang lebih lama
menjadi daya tarik anggota terhadap BMT. Karena dalam waktu sekali
seminggu petugas dari BMT akan menemui masing-masing anggota untuk
membayar angsuran dan hal tersebut dilakukan terus-menerus.
Dengan adanya promosi masyarakat jadi tahu produk-produk yang
diterapkan BMT Ash-Shaf, sehingga masyarakat tertarik menggunakan jasa
yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan. Keyakinan nasabah terhadap
62 Ibu Sakyah (Nasabah), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020.
53
produk dan jasa yang diterapakan BMT Ash-Shaf yang baik dan halal akan
membawa barokah dan manfaat yang baik. Terbebasnya dari unsur ribawi
akan mempengaruhi minat. Kecepatan karyawan BMT Ash-Shaf dalam
melayani nasabah dan pemberian solusi atau menghadapi masalah memberi
ketertarikan nasabah untuk melakukan transaksi, serta tidak pernah melakukan
kesalahan pencatatan.
54
BAB III
ANALISIS TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG BAGI
HASIL DI BMT ASH-SHAF
A. Analisis Persepsi Nasabah Terhadap Produk Bagi hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Lapangan, diperoleh data
yang memberikan banyak informasi tentang persepsi nasabah terhadap produk
bagi hasil di BMT Ash-Shaff, dalam programnya mempunyai bermacam-
macam produk, salah satunya adalah pembiayaan Mudharabah yang diberikan
kepada pedagang kecil yang ingin mengembangkan dan meningkatkan
produktivitas usahnya. Produktivitas dalam menjalankan usahanya perlu
ditingkatkan karena merupakan faktor terpenting dalam suatu usaha yang
dijalankan agar dapat maju dan berkembang.
Sistem bagi hasil adalah sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil
usaha antara penyedia dana dan pengelola dana. Bagi hasil ini tergantung
kepada keuntungan usaha yang dijalankan. Jika usahanya tidak mendapat
keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak.63
prosedur pembiayaan dibuat sedemikian sederhana adapaun masyarakat
yang ingin menjadi anggota baru di BMT Ash-Shaf bisa datang langsung ke
BMT untuk mendaftarkan diri dengan membawa persyaratan-persyaratan yang
sudah ditetapkan oleh lembaga, untuk persetujuan pembiayaan maksimal tujuh
63Antonio Syafi’I, dkk, Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman Kedua (Yogyakarta : EKONISIA, 2006), hlm. 18.
54
55
hari kerja dihitung setelah seluruh dokumen yang dibutuhkan lengkap. BMT
Ash-Shaf akan menginformasikan kepada nasabah maksimal dua hari setelah
kunjungan ketempat usaha dilakukan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai jumlah nasabah
yang melakukan pembiayaan di BMT Ash-Shaf berjumlah 30 orang dengan
jangka waktu 5 bulan dan Terkait dengan masalah berapa jumlah dana
pinjaman yang akan diberikan kepada anggota baru biasanya sebesar Rp
500.000. dan pinjaman pertama akan diangsur sesuai dengan waktu yang
disepakati, jika pinjaman sebesar Rp 500.000 maka untuk waktu
pengembalian pinjaman selama 20 minggu, karyawan yang bertugas biasanya
datang 1x seminggu kerumah atau tempat usaha nasabah, dengan jumlah
angsuran Rp 25.000 iuran anggota 2.500 disesuaikan dengan jumlah pinjaman
pinjaman.
Dengan keberadaan BMT Ash-Shaff di Taman Indah Pringgarata juga
sangat membantu perekonomian pengusaha kecil, yang biasanya pengusaha
kecil melakukan pinjaman untuk tambahan modal usahanya kepada renternir
dengan bunga yang sangat tinggi, selain itu BMT Ash-Shaf tidak
mengedepankan keuntungan, lembaga ini menunjang nilai-nilai dalam islam
seperti kepedulian kepada sesama.
Oleh karena itu, dalam rangka mensejahterakan dan meningkatkan
pedapatan pedangang kecil untuk meningkatkan kegiatan ekonominya serta
memperkuat daya saingnya, BMT Ash-Shaff dapat memberdayakan
56
masyarakat sampai lapisan bawah (pedagang bakulan). Hal tersebut terbukti
dengan antusias masyarakat melakukan pembiayaan yang sangat besar.
Banyaknya informasi yang didapat masyarakat tentang lembaga keuangan
syariah, memberi ruang bagi masyarakat untuk menangapinya, baik tanggapan
itu positif maupun negatif, tergantung dari pemahaman masyarakat
sendiri.Salah satu stimulus yang pemengaruhi perilaku masyarakat adalah
lingkungan, baik itulingkungan sosial maupun budaya.Keberadaan lembaga
keuangan syariah berada di Lingkunagan masyarakat awam, mengakibatkan
kuranganya pemahaman masyarakat terhadap produk-produk syariah yang ada
di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarta. Karena pengetahuan tentang
lembaga keuangan syariah yang kurang, maka cukup sulit dari pihak pengelola
untuk mengenalkan akad-akad maupun produk-produk yang diterapkan di
BMT kepada masyarakat.
Pandangan masyarakat di Desa Taman Indah terhadap produk bagi hasil
di BMT Ash-Shaff berdeda-beda. Pengalaman atau peristiwa yang mereka
alami selama menjadi nasabah di BMT tidak sama, pada saat saya melakukan
wawancara secara langsung kepada beberapa nasabah mereka memberikan
tanggapan yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan
oleh Deddy Mulyana yang menyatakan bahwa manusia mempunyai persepsi
yang berbeda-beda terhadap sesuatu baik itu dilihat dari faktor pengetahuan
ataupun pengalamannya terhadap suatu kejadian. Persepsi adalah suatu proses
57
aktif setiap orang memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan semua
pengalamnya secara selektif.64
Persepsi nasabah terhadap produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf diterima
dengan baik, mereka tertarik dengan adanya lembaga keuangan yang berbasis
syariah, faktor keamanan menjadikan nasabah mempercayai BMT Ash-Shaf
sebagai tempat untuk melakukan pembiayaan maupun simpanan. Sistem bagi
hasil yang diterapkan BMT Ash-Shaf mengurangi beban mereka ketika
melakukan pengembalian uang yang dipinjamnya..
B. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah
Menggunakan Produk Bagi Hasil di BMT Ash-Shaf
Sistem bagi hasil adalah sistem yang meliputi tata cara pembagian
hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana. Bagi hasil ini tergantung
kepada keuntungan usaha yang dijalankan. Jika usahanya tidak mendapat
keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak.65
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah
menggunakan produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf Taman Indah.
1. Promosi
Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai
oleh pemasar sebagai elemen bauran pemasaran. Promosi digunakan
perusahaan untuk berkomunikasi dengan nasabah maupun dengan calon
64Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, (Bandung, Remaja Rosada
Karya. 2003). 65Antonio Syafi’I, dkk, Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman Kedua (Yogyakarta : EKONISIA, 2006), hlm. 18.
58
nasabah baru. Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau
menawarkan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan untuk
menarik calon nasabah untuk menggunakan jasa atau produk.
Dengan adanya promosi masyarakat jadi tahu produk-produk yang
diterapkan BMT Ash-Shaf, sehingga masyarakat tertarik menggunakan
jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan. Keyakinan nasabah
terhadap produk dan jasa yang diterapakan BMT Ash-Shaf yang baik dan
halal akan membawa barokah dan manfaat yang baik. Terbebasnya dari
unsur ribawi akan mempengaruhi minat. Kecepatan karyawan BMT Ash-
Shaf dalam melayani nasabah dan pemberian solusi terhadap masalah yang
dikeluhkan nasabah memberi ketertarikan terhadap nasabah untuk
menggunakan pembiayaan di BMT Ash-Shaf.
Upaya yang dilakukan BMT Ash-Shaf untuk mengembangkan usaha
produktif adalah dengan memberikan modal dalam bentuk pembiayaan
kepada pelaku usaha kecil. Hal ini didasari dari fakta yang menunjukkan
bahwa kebanyakan pelaku usaha kecil tidak memiliki modal yang cukup
untuk mengembangkan usahanya.
2. Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang
lain diman kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan
kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks
sosialnya. Ketika seseorang mengambil keputusan, ia akan lebih memilih
59
keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang lebih dapat ia
percayadari pada yang kurang ia percayai.
Kepercayaan didalam islam dikatakan sebagai amanah. Orang yang
amanah diartikan sebagai orang yang dapat dipercaya.Membangun
kepercayaan pengelola BMT dengan nasabah sangat penting dilakukan
agar nasabah betah dan puas dalam menggunakan produk yang ada di
BMT tersebut.
3. Lokasi
Kedekatan lokasi dalam melakukan transaksi menjadi pemicu untuk
bertransaksi di BMT Ash-Shaf Taman Indah.Selain itu, gedung meliputi
tata ruang, dan kondisi yang kondusif juga menjadi pertimbangan nasabah
ketika sedang melakukan transaksi.
BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata, dimana lembaga ini
merupakan lembaga keuangan yang baru yang berbasis syariah yang
berada di Desa Taman Indah, dari nasabah maupun calon nasabah
memberikan respon yang baik terhadap keberadaan BMT Ash-Shaf.Lokasi
yang strategis dan dekat dengan rumah membuat mereka memilih
melakukan pembiayaan di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata, hal
ini yang melatar belakangi mereka melakukan transaksi di BMT tersebut.
4. Pelayanan
Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh
organisasi atau perorangan kepada konsumen, yang bersifat tidak
60
berwujud dan tidak dapat dimiliki.66 Pelayanan juga dapat diartikan setiap
tindakan membantu, menolong, memudahkan, menyenangkan, dan
manfaat bagi orang lain.67Kualitas layanan sangat krusial dalam
mempertahankan nasabah dalam waktu yang lama. Kualitas jasa
merupakan tigkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan nasabah.68
Kecepatan karyawan dalam melayani nasabah dan pemberian solusi
atau menghadapi masalah memberi ketertarikan nasabah untuk melakukan
transaksi, serta tidak pernah melakukan kesalahan pencatatan.Tanggapan
nasabah kepada BMT Ash-Shaf dalam memberikan pelayanan dan
pemberian pembiayaan produk bagi hasil kepada masyarakat cukup baik
dan prosesnya mudah, sehingga masyarakat menerima hadirnya BMT
tersebut, alasan mereka menerima BMT Ash-Shaf selain dekat dengan
rumah sesuai juga dengan kondisi di Desa Taman Indah Pringgarata yang
dimana masyarakatnya banyak keluhan dalam permodalan untuk
mengembangkan usahanya.
66 M. Nur Rianto, Dasar- Dasar Pemasaran Bank Syariah,(Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm. 211 67 Ibid., hlm. 212 68 Fandy Tjiptono, Pemasaran jasa,(Yogyakarta: Andy Yogyakarta, 2014), hlm. 39.
61
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Persepsi nasabah terhadap produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf Taman
Indah adalah baik, dimana masyarakat memberikan dukungan yang cukup
baik terhadap produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf. Hal ini terlihat dari
hasil wawancara saat dilakukan wawancara, mereka berpendapat bahwa
produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf sudah diterapkan sesuai dengan
prinsip syariah, dengan keberadaan BMT Ash-Shaf di Desa Taman Indah
Pringgarata sangat membatu mereka yang sedang membutuhkan tambahan
modal untuk mengembangkan usahanya, dan juga faktor keamanan
menjadikan nasabah mempercayai BMT Ash-Shaf sebagai tempat untuk
melakukan pembiayaan maupun simpanan.
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan produk
Bagi hasil di BMT Ash-Shaf
a. Promosi
Dengan adanya promosi masyarakat jadi tahu produk-produk yang
diterapkan BMT Ash-Shaf, sehingga masyarakat tertarik menggunakan
jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan. Keyakinan nasabah
terhadap produk dan jasa yang diterapakan BMT Ash-Shaf yang baik
dan halal akan membawa barokah dan manfaat yang baik. Terbebasnya
dari unsur ribawi akan mempengaruhi minat. Kecepatan karyawan
61
62
BMT Ash-Shaf dalam melayani nasabah dan pemberian solusi atau
menghadapi masalah memberi ketertarikan.
Upaya yang dilakukan BMT Ash-Shaf untuk mengembangkan
usaha produktif adalah dengan memberikan modal dalam bentuk
pembiayaan kepada pelaku usaha kecil.Hal ini didasari dari fakta yang
menunjukkan bahwa kebanyakan pelaku usaha kecil tidak memiliki
modal yang cukup untuk mengembangkan usahanya.
b. Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada
orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan
merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan
konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil keputusan, ia akan
lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang
lebih dapat ia percayadari pada yang kurang ia percayai.
c. Lokasi
Kedekatan lokasi dalam melakukan transaksi menjadi pemicu
untuk bertransaksi di BMT Ash-Shaf Taman Indah. Selain itu, gedung
meliputi tata ruang, dan kondisi yang kondusif juga menjadi
pertimbangan nasabah ketika sedang melakukan transaksi.
d. Pelayanan
Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh
organisasi atau perorangan kepada konsumen, yang bersifat tidak
berwujud dan tidak dapat dimiliki. Pelayanan juga dapat diartikan setiap
63
tindakan membantu, menolong, memudahkan, menyenangkan, dan
manfaat bagi orang lain.
3. Saran-Saran
1. Untuk BMT
a. Pihak BMT menyelenggarakan dan pembinaan secara menyeluruh
terhadap anggota tentang pembukuan anggaran dalam bentuk sistem
akuntansi untuk usaha yang dijalankan.
b. Pihak BMT hendaknya menambah secara kuantitas dan kualitas SDI
(sumber daya insani) yang bertugas dilapangan, sehingga mampu
meningkatkan kualitas pembiayaan serta menekan pembiayaan
bermasalah.
2. Untuk Anggota
Untuk anggota untuk lebih memahami konsep pembiayaan yang akan
diajukan, supaya dikemudian hari tidak terjadi permasalahan.
3. Untuk Penelitian Yang Akan Datang
Penulis menyadari mungkin banyak kekurangan dalam penulisan, untuk
penelitian selanjutnya hendaknya untuk memperluas penelitian sehingga
diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang persepsi nasabah terhadap
produk bagi hasil.
64
DAFTAR PUSTAKA
Andri Soemitra.Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2009. Antonio Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Hlm.
95. Abdur Rahim. Persepsi Masyarakat Kota Mataram Terhadap Asuransi Jiwa
Bersama Bumi Putra Syariah Mataram.Skripsi IAIN Mataram, 2012. Arif Syahputra. Analisis Pedagang Kecil Pada Pembiayaan Musyarakah dan
Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil di BMT Masyarakat Madani Sumatra Utara. Skripsi UIN Sumatra Utara, Medan, 2017.
Andiwarman A.Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT
Raja Grafindo Cipta, 2006. Arlinta Prasetian Dewi, Pembiayaan Bagi Hasil Usaha Mikro di BMT Hasanah
Ponorogo, Jurnal Ilmiah, Vol 1, No 1, Mei-Oktober. Ahmad Fauzi. (Pimpinan BMT Ash-Shaff).Wawancara.BMT Ash-Shaff
Pringgarata Taman Indah.19 Maret 2020. Bimo Walgito. Pengantar Fisikologi Umum. Yogyakarta: Andi. 2004. Hlm. 90. Djoko Muljono.Buku Pintar Akuntansi Perbankan dan Lembaga keuangan
Syariah, Edisi Pertama.Yogyakarta:2015. Dedy Mulyanan, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, (Bandung, Remaja Rosada
Karya. 2003). Djam’an Satori dan Aan Komariah. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung.
Alfabeta. 2009. Fendy Tjiptono. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andy Yogyakarta. 2004.hlm 39. Ira Puji Lestari. Analisis Terhadap Strategi yang Mempengaruhi Tingkat
Keuntungan Baitul Mal Wattamwil Al-Iqtishady Pagesangan Mataram.Skripsi IAIN Mataram, 2012.
Lukman Santoso. Persepsi Masyarakat Umum Terhadap Perbankan Syariah
Studi Kasus di Kabupaten Semarang.Skripsi IAIN Salatiga.2016.
65
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Edisi Pertama. Jakarta: 2015.
Muhammad Samsudin. Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Bagi Hasil Dilembaga
Keuangan Mikro Sayariah. Skripsi IAIN Mataram 2012. Muhamad. Sistem Bagi Hasil dan Princing Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press.
2016. Muhammad Kamal Zubair. Mekanisme Bagi Hasil Pada Lembaga Keuangan
Mikro Syariah. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol 5, No 1, Juni 2011.
Muhammad Ridwan. Manajemen Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). Hlm, 163. Muslimin Kara. “Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.” Jurnal Al-Ahkam. Makasar. Vol. XIII. Nomor 2. 2013. Hlm. 316.
Makmuri Muchlas. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press. 2008. Hlm. 119. M Nur Rianto Al Arif. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia.
2012. Hlm. 317. Yasin Yusuf. Analisis Penerapan Sistem Bagi Hasil Dalam Pembiayaan
Mudharabah di Koprasi Jasa Keuangan (KJKS) Cemerlang Weleri Kendel.Sripsi.UIN Walisongo Semarang. 2014.
Syifaur Rosyida. Penanganan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah di BMT Ben
Taqwa Purwodadi Dalam Perspektif Ekonomi Islam.Skripsi UIN Walisongo Semarang.
Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta,
Rineka Cipta, 2013. Sugiyono.Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung, ALFABETA, 2005). Syifaushudur.“Implementasi Bagi Hasil di Koprasi Syirkah Mua’wanah Bondho
Tumoto Semarang.Skripsi.Universitas Negeri Semarang.Hlm, 25. Zayyinatul khusna.Pengaruh Persepsi Mengenai Sistem Bagi Hasil,Persepsi Laba,
Persepsi Tingkat Suku Bunga Terhadap UMKM Mengambil Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Utama Lasem. Jurnal Nominal, Vo 5 Nomor 1 Tahun 2016.
66
LAMPIRAN
67
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis diberi nama Martina. Dilahirkan di Desa Dasan Geres pada tanggal 9
Oktober 1997, merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak
Ahmad dan Ibu Mardiah.
Riwayat Pendidikan:
1. SDN 4 Dasan Geres, lulus pada tahun 2010
2. MTS Hidayatuddarain Dasan Geres, lulus pada tahun 2013
3. MA Hidayatuddarain Dasan Geres, lulusan pada tahun 2016
4. Masuk UIN Mataram sejak tahun 2016 hingga sekarang pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah.
71
72
73