Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus...

57
1 Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan (survei di wilayah Surakarta) Sutyastuti F.0399076 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi informasi dan sistem informasi merupakan pertimbangan penting bagi organisasi dalam penyediaan informasi yang tepat guna pada persaingan bisnis. Teknologi informasi didiskripsikan sebagai kombinasi teknologi komputer (hardware, software) dengan teknologi telekomunikasi (data, image, dan jaringan atau network) oleh Whitten et al (1999). Perkembangan teknologi informasi dapat dilihat dengan makin banyaknya produk-produk software, hardware, processor yang semakin canggih dan network komunikasi seperti internet, intranet yang mampu menunjang kebutuhan bisnis akan informasi. Tom Peters (1992) dalam Harahap (2002) mengemukakan beberapa bentuk teknologi informasi yang dulu belum begitu dikenal yaitu alat informasi langsung (personal computer dan telekomunikasi), computer assited design and manufacturing, computer simulation and modelling, CD player dan program smartening everything lain seperti computer equipment (ATM, Phone Banking, Internet Banking), perusahaan

Transcript of Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus...

Page 1: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

1

Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap

teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan

(survei di wilayah Surakarta)

Sutyastuti

F.0399076

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi informasi dan sistem informasi merupakan pertimbangan penting

bagi organisasi dalam penyediaan informasi yang tepat guna pada persaingan

bisnis. Teknologi informasi didiskripsikan sebagai kombinasi teknologi komputer

(hardware, software) dengan teknologi telekomunikasi (data, image, dan jaringan

atau network) oleh Whitten et al (1999). Perkembangan teknologi informasi dapat

dilihat dengan makin banyaknya produk-produk software, hardware, processor

yang semakin canggih dan network komunikasi seperti internet, intranet yang

mampu menunjang kebutuhan bisnis akan informasi. Tom Peters (1992) dalam

Harahap (2002) mengemukakan beberapa bentuk teknologi informasi yang dulu

belum begitu dikenal yaitu alat informasi langsung (personal computer dan

telekomunikasi), computer assited design and manufacturing, computer

simulation and modelling, CD player dan program smartening everything lain

seperti computer equipment (ATM, Phone Banking, Internet Banking), perusahaan

Page 2: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

2

yang memiliki jaringan luas (telecomputing). Teknologi informasi semakin

berkembang dalam mempermudah pelayanan bisnis bagi user.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat berpengaruh terhadap

akuntansi (Baridwan, 1996), dalam penyediaan informasi akuntansi , keuangan,

manajemen dan fungsi atestasi. Perubahan lingkungan bisnis menyebabkan

kebutuhan akan informasi yang tepat guna. Komputerisasi maupun investasi

teknologi informasi lain yang dilakukan oleh suatu organisasi mendorong akuntan

untuk meggeser perannya. Akuntan sebagai penyedia informasi harus mampu

memberikan layanan jasa sesuai dengan kebutuhan. Sehingga diperlukan suatu

upaya untuk menyiapkan akuntan yang tanggap akan teknologi informasi. Husein

(1999) menyatakan bahwa perubahan teknologi informasi perlu diperhitungkan

dalam pendidikan akuntansi agar lulusan akuntansi mempunyai pengetahuan yang

cukup di bidang teknologi informasi dengan memasukkan unsur teknologi

informasi dalam pengajaran akuntansi.

Mulyadi (2000) berpendapat bahwa akuntan manajemen perlu menggeser

perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era

teknologi informasi. Akuntan manajemen tidak lagi berperan sebagai penyedia

informasi keuangan bagi pengambilan keputusan namun harus menempatkan diri

sebagai pengambil keputusan sendiri. Akuntan manajemen harus bergabung

sebagai anggota senior dalam team manajemen untuk mengambil keputusan

strategik. Pergeseran peran ini berdampak besar pada reskilling praktisi akuntan

dan pendidikan akuntansi. Pengetahuan dan keterampilan yang digunakan sebagai

dasar kompetensi profesi akuntan manajemen Indonesia tidak lagi terbatas pada

Page 3: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

3

akuntansi, sistem akuntansi, dan auditing namun meluas ke pengetahuan yang

dapat digunakan untuk membaca tren perubahan lingkungan makro dan mikro,

manajemen strategik, teknologi informasi, manajemen perubahan dan ketrampilan

komunikasi (Mulyadi, 2001).

Trauth et al (1993) meneliti tentang respon akademisi terhadap penyiapan

pendidikan profesi sistem informasi di masa depan apakah sesuai dengan

kebutuhan bisnis. Penelitian melibatkan tugas sistem informasi, keahlian teknis

teknologi informasi dan kemampuan interpersonal agar lebih produktif. Penelitian

serupa dilakukan oleh Lee et al (1995) dengan melihat faktor pengerak perubahan

yaitu perubahan teknologi informasi, perubahan lingkungan bisnis dan perubahan

peran sistem informasi dalam organisasi.

Perkembangan software audit mempengaruhi auditor dalam suatu pengauditan.

Auditor perlu mengetahui perkembangan teknologi informasi agar lebih

kompeten. Morgan (1993) meneliti dampak alat audit expert system pada kantor

akuntan publik tahun 2001 dengan investigasi Delphi memperkirakan apa yang

terjadi di masa datang. Juniarti (2001) meneliti tentang faktor yang mempengaruhi

penerimaan software audit yaitu karakteristik individu organisasi, karakteristik

software dengan model Technologi Acceptance Model dan Theory of Planned

Behaviour.

Brown dan Ruf (1987) berpendapat bahwa tujuan pendidikan akuntansi akan

lebih bermanfaat dengan menerapkan software computer pembelajaran daripada

hanya teori. Berdasarkan riset, pengintegrasiaan komputer dalam kurikulum dapat

mempertinggi pembelajaran akuntansi. Brown dan Ruff menyarankan penggunaan

Page 4: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

4

direct manipulation terhadap software pengajaran akuntansi. Brown dan Ruf juga

melakukan evaluasi terhadap produk software Niewviews, hasilnya tujuan

pembelajaran tercapai dengan adanya pengurangan waktu pembelajaran,

meningkatkan kinerja, dan menambah pengalaman dan kepuasan mahasiswa.

Penelitian tentang pengintegrasiaan komputer dalam kurikulum banyak telah

dilakukan yaitu Gelinas et al (2001), Anderson et al (2000), dan hasilnya

menunjukkan kinerja dan hasil yang lebih baik bagi mahasiswa.

Sarwoko (2001) menyatakan bahwa mulai tahun 1950-an secara bertahap

sistem informasi manual mulai ditransformasikan ke dalam sistem berdasar

komputerisasi. Perkembangan tersebut menyebabkan posisi akuntan berubah tidak

lagi sebagai staf keuangan tapi juga staf analis dalam pengembangan sistem

terhadap data organisasi. Menurut Arifin (2000) akuntan harus dapat mengikuti

perkembangan teknologi informasi dan dituntut untuk menguasai atau paling tidak

mengetahui metode kuantitatif, teknologi komputer, dan analisis tingkah laku.

Pengetahuan itu akan mempertinggi kemampuaan akuntan dalam era informasi.

Pengetahuan terhadap teknologi informasi dapat membantu akuntan dalam

mempertimbangkan teknologi komputer yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan

dalam pengembangan sistem.

Diterimanya suatu teknologi informasi tergantung pada teknologi itu sendiri

dan tingkat keahlian dari individu yang menggunakan. Igbaria dalam Permatasari

dan Trisnawati (2000) menyatakan bahwa keahlian komputer sangat mungkin

untuk merubah persepsi dan sikap seseorang terhadap penggunaan teknologi

informasi dengan mengurangi ketakutan yang mereka rasakan.

Page 5: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

5

Beberapa penelitian tentang pengetahuan teknologi informasi dalam akuntansi

telah dilakukan. Frantis Gultom (1993) meneliti tentang persepsi akuntan terhadap

pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan. Penelitian

tersebut dilakukan dengan pengujian hipotesa dan hasilnya menunjukkan rata-rata

akuntan mempersepsikan bahwa pengetahuan tentang keyboard, EDP harus

dikuasai oleh akuntan. Ada perbedaan persepsi berdasar beda profesi yang

signifikan. Sedangkan Rachmadi (1996) meneliti tentang persepsi mahasiswa dan

konsultan ekonomi terhadap pengetahuan komputer yang harus dikuasai

mahasiswa akuntansi. Hasilnya tidak ada perbedaan persepsi antar dua kelompok

dan menyatakan bahwa pengetahuan komputer yang harus dikuasai mahasiswa

akuntansi. Penelitian serupa dilakukan oleh Lukito (2002 ), Edmons (1989).

Pengintegrasian TI dalam kurikulum akuntansi di USA telah dilakukan sejak

1988 (Husein, 1999) hal ini dilakukan dengan memecahkan masalah pada mata

kuliah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi manajemen,

auditing, akuntansi keuangan lanjutan dengan alat bantu komputer. Husein (1999)

melakukan evaluasi terhadap kurikulum perguruan tinggi akuntansi berdasar Sk

Mendikbud No 03/3/4/1994 hasilnya kurikulum dapat menampung globalisasi dan

teknologi informasi sebagai mata kuliah pilihan agar tidak merubah kurikulum

secara keseluruhan. Akademisi yang bertanggung jawab atas kualitas lulusan

seharusnya melihat perkembangan kebutuhan pengetahuan atau keahlian bagi

anak didiknya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi mahasiswa dan akuntan

pendidik terhadap pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai oleh

Page 6: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

6

akuntan. Penelitian ini merupakan penelitian yang mengacu pada penelitian

Gultom (1993) dengan beberapa pengembangan. Peneliti mengembangkan

kuesioner dengan menambah pengetahuan tentang jaringan dan praktek sederhana

komputer. Instrumen jaringan diadopsi dari penelitian Lee et al (1995) dan

praktek sederhana diadopsi dari penelitian rachmadi (1996). Peneliti tidak

menggunakan model sigi atau pengukuran multidimensional seperti yang

digunakan pada penelitian sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menekankan

jawaban responden dan mengacu pada implikasi dari penelitian terdahulu terhadap

pengukuran dengan model sigi. Sampel yang dipakai yaitu mahasiswa dan

akuntan pendidik di Surakarta. Penelitian dilakukan dengan membandingkan

persepsi akuntan dan mahasiswa. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui

pendapat responden terhadap kecukupan muatan teknologi informasi dalam

kurikulum pendididkan tinggi akuntansi yang berupa jajak pendapat. Penelitian ini

berjudul ‘Persepsi Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Terhadap Teknologi

Informasi Yang Harus Dikuasai Oleh Akuntan ‘.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengajukan perumusan

masalah sebagai berikut ini.

1. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan pendidik dan

mahasiswa terhadap teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan ?

2. Bagaimana pendapat akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap kecukupan

cakupan teknologi informasi dalam kurikulum perguruan tinggi akuntansi ?

Page 7: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

7

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan persepsi akuntan pendidik dan

mahasiswa terhadap pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai

oleh akuntan

2. Untuk mengetahui pendapat akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap

kecukupan cakupan muatan teknologi informasi dalam kurikulum.

D. Pembatasan Masalah

Pengetahuan teknologi informasi yang sangat luas menyebabkan peneliti harus

membatasi penelitian tentang teknologi informasi yang berguna dalam akuntansi.

Teknologi informasi yang paling dekat dan sering dipakai akuntan dalam

penyediaan informasi adalah database dengan menggunakan komputer. Database

merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang

lainnya, tersimpan di perangkat lunak untuk memanipulasinya, sebagai basis data

bagi pemakai dalam menyediakan informasi. Penelitian ini menekankan pada

pengetahuan atau keahlian yang harus dikuasai akuntan dalam pendidikan tinggi

akuntansi. Akuntan merupakan lulusan S1 jurusan akuntansi dan atau lulusan S1

yang mengambil program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

E. Manfaat Penelitian

1. Mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja yang

memerlukan profesi akuntan yang kompeten. Mahasiswa dan akuntan

Page 8: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

8

pendidik diharapkan dapat mengetahui pengetahuan teknologi informasi yang

harus dikuasai oleh akuntan.

2. Akademik dapat memperbaiki kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan

pemakai.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar balakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisaan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan mengenai pengertian persepsi, pengetahuan teknologi

informasi yang harus dikuasai akuntan, penelitian sebelumnya, pengintegrasian

teknologi informasi dalam kurikulum, kerangka teoritis dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, variabel dan alat uji, dan teknik pengujian.

BAB IV ANALISA DATA

Bab ini menguraikan hasil pengolahan data dan analisis penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN KETERBATASAN

Bab ini menguraikan kesimpulan penelitian, keterbatasan dan saran.

Page 9: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Persepsi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia persepsi didefinisikan sebagai suatu

proses mental yang menghasilkan bayangan pada suatu ingatan tertentu, baik

secara indra penglihatan, peraba dan indra lainya sehingga bayangan dapat

disadari (1996).

Persepsi merupakan interpretasi psychologis dari suatu perubahan fisik

(Wortman et al, 1999). Suatu proses dimana otak menginterpretasikan sensasi,

memberinya perintah dan arti. Sensasi merupakan proses stimuli dari sel receptor

dalam berbagai bagian tubuh yang mengirim impuls ke otak. Sehingga muncul

suatu respon dalam suatu sistem saraf. Sensasi ini akan diterjemahkan oleh otak

sebagai persepsi. Kebanyakan sistem saraf akan merespon perbedaan kualitas dan

kuantitas dari stimulus yang mempengaruhi kejelasan dari suatu persepsi yang

dihasilkan.

Beberapa proses persepsi dasar menurut Wotrman et al (1999) sebagai berikut

ini.

Page 10: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

10

1. Persepsi bentuk

Kemungkinan memahami secara sederhana dengan analisa dari beberapa

sensasi yang terdaftar di otak ketika melihat, mendengar, merasakan atau

menyentuh sesuatu secara keseluruhan.

2. Percetual Constanty

Persepsi yang muncul secara efektif karena jarak jauh. Persepsi akibat dampak

jauh yang mempengaruhi judgment terhadap objek yang sebenarnya. Persepsi

yang dihasilkan tergantung pada pandangan yang konsisten terhadap objek

yang jauh.

3. Dept Perception

Kemampuan mengatakan bagaimana jauhnya suatu objek yang dipengaruhi

oleh kemampuan indra penglihatan. Mata mempunyai kecenderungan

penglihatan dalam dua dimensi daripada tiga dimensi sehingga muncul suatu

judgment yang relatif. Persepsi akibat sensasi dari mata seseorang

kemungkinan akan diterjemahkan berbeda oleh orang lain.

4. Ilusi

Ilusi merupakan proses persepsi yang muncul karena adanya lingkungan yang

tidak seperti biasanya (ada objek yang berbeda dari kenyataan). Misalnya

adanya garis yang sebenarnya sama panjang karena berada pada letak

pandangan yang berbeda sehingga kelihatan salah satu lebih panjang atau

berbeda.

Feming dan Levie (1981) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses yang

bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas

Page 11: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

11

informasi yang diperoleh dari lingkungannya (Pekerti, 1992). Persepsi

bersifat:

1. relatif, tidak absolut, tergantung pada pengalaman tepat sebelumnya,

2. selektif, tergantung pada pengalaman, minat, kebutuhan, dan kemampuan

untuk mengadakan persepsi,

3. teratur, sesuatu yang tidak teratur akan sukar dipersepsikan.

Suatu objek akan dapat dipersepsikan dengan baik apabila objek tersebut lebih

menonjol dibandingkan dengan lingkungannya.

Secord dan Backman (1964) dalam Azwar (1998) mendefinisikan sikap

sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan

predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan

sekitarnya. Mann (1969) dalam Azwar (1998) menyatakan komponen kognitif

berisi persepsi, kepercayaan , streotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu.

Persepsi merupakan tingkat awal struktur kognitif untuk membentuk sikap.

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku

atau apa yang benar bagi objek sikap. Persepsi seseorang terhadap suatu objek

merupakan komponen kognitif yang dapat diukur jika berbentuk respon verbal

daripada non verbal. Respon verbal merupakan pernyataan keyakinan mengenai

objek sikap.

Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar (1998)

meliputi pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting,

pengaruh budaya, pengaruh media massa, lembaga pendidikan dan lembaga

agama, dan pengaruh emosional.

Page 12: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

12

Pearson (1996) dalam Hermanus (1996), perbedaan persepsi disebabkan

karena beberapa faktor sebagai berikut:

1. faktor fisiologis yaitu tinggi, berat, gender, panca indra, lapar,

2. pengalaman dan peranan yaitu apa yang telah dialami di masa lalu dan

peranan seseorang yang diajak bicara,

3. budaya yang merupakan suatu sistem kepercayaan, nilai, kebiasaan, dan

perilaku yang digunakan dalam masyarakat tertentu,

4. perasaan dan keadaan misalnya hari baik atau buruk, menyenangkan atau

tidak.

Persepsi dapat diadakan jika suatu keadaan memenuhi karakteristik sebagai

berikut:

§ ada objek yang dipersepsikan,

§ ada alat indra,

§ ada perhatian.

2. Pengetahuan Teknologi Informasi

Teknologi informasi didefinisikan sebagai kombinasi teknologi komputer

(hardware dan software) dengan teknologi telekomunikasi (data, image, dan

jaringan suara) oleh Whitten dan Bentley (2001). Utomo (2001) mendefinisikan

teknologi informasi sebagai bentuk teknologi yang dipergunakan untuk

pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyajian data untuk kemudian

ditransformasikan menjadi informasi yang diperlukan bagi suatu kegiatan usaha

yang mencakup piranti keras, piranti lunak dan jaringan komunikasi. Sedangkan

Page 13: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

13

Thomson (1995) memberikan definisi pemanfaatan teknologi sebagai perilaku

menggunakan teknologi dalam penyelesaian tugas. Teknologi informasi dalam

organisasi bisnis dewasa ini menjadi penting artinya berkaitan dengan ketepatan

waktu, kebenaran dan ketelitian penyajian informasi terutama keuangan yang

dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.

Teknologi komputer merupakan teknologi informasi yang digunakan dalam

suatu organisasi. Komputer merupakan mesin yang memberikan suatu rangkaian

instruksi yang bisa memanipulasi data dengan sendirinya (Lawlor,1992). Pemakai

hanya memberinya instruksi, data dan komputer akan mengerjakannya. Sistem

komputer terdiri dari dua komponen penting yaitu hardware dan software.

Hardware

Hardware adalah peralatan nyata seperti keyboard, layar, printer, kotak penuh

kabel dan sirkuit. Bagian dari kompuer yang merupakan hardware sebagai berikut.

· Central Processsing Unit (CPU)

CPU merupakan jantung dari komputer, bagian terpenting dalam sistem

komputer yang mengambil instruksi kita dan melaksanakan penghitungan serta

langsung membebaskan sistem dan menangani instruksi. CPU merupakan tempat

pemrosesan instruksi-instruksi program, yang disebut juga sebagai processor.

CPU terdiri dari dua bagian utama yaitu Control Unit dan Aritmetic And Logic

Unit (ALU). Control Unit yang bertugas mengatur dan mengendalikan semua

peralatan pada sistem komputer serta mengambil instruksi pemakai. ALU

bertugas melakukan penghitungan aritmetik atau metematika yang terjadi sesuai

dengan instruksi program. Selain itu CPU mempunyai beberapa simpanan

Page 14: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

14

berukuran kecil yang disebut register. Register berfungsi menyimpan instruksi

dan data yang sedang diproses oleh CPU, data atau instruksi lain disimpan dalam

main memory. Kecepatan dari processor dipengaruhi oleh ukuran register.

· Main Memory

Suatu sistem komputer harus melibatkan peralatan penyimpanan untuk

mengingat data dan program. Main Memory merupakan peralatan penyimpanan

komputer utama. CPU dapat memperoleh data dari Main Memory jutaan fraksi

perdetik. Main memory terdiri dari Random Access Memory (RAM) dan Read

Only Memory (ROM). RAM merupakan memori yang dapat diakses atau diambil

dan diisi oleh programer. ROM hanya dapat dibaca, programer tidak dapat

mengisi sesuatu ke ROM. Isi dibuat oleh pembuatnya berupa sistem operasi yang

terdiri dari program pokok yang diperlukan sistem komputer.

· Peralatan Input Dan Output

Keyboard merupakan peralatan input yang paling umum. Peralatan output

yaitu monitor atau display yang nampak dalam bentuk softcopy pada layar. Printer

menghasilkan hardcopy atau output permanen pada kertas. Keyboard input dapat

berupa optical sensing untuk marksense reading misalnya barcode universal

product code (UPC), optical character recognition (OCR). Magnetic ink

Character Recognition yang dicetak dengan tinta magnetik dan dibaca secara

teknik untuk input data. MICR ini dapat berupa nomor cek, kode bank, nomor

akun. Magnetic Stripe Reader berisi chips memory yang didalamnya ada kode

khusus yang akan dibaca oleh komputer dan sebagai pengendali terhadap akun

tertentu. Jika kode salah baca maka tidak bisa dibaca atau terbuka oleh komputer

Page 15: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

15

misalnya kartu kredit. Pointing devices yang merupakan alat input berupa joystick,

mouse, traceball, yang menggerakkan kursor pada layar. Alat input selain untuk

memasukkan data juga untuk memasukan program. Alat input ada yang berperan

sebagai alat output yang biasa disebut terminal. Terminal dapat dihubungkan

dengan kabel atau alat telekomunikasi.

· Penyimpanan Sekunder

Penyimpan sekunder merupakan penyimpanan data sementara atau tidak

permanen. Penyimpanan sekunder merupakan simpanan tambahan yang

menyimpan data dan program dalam kurun waktu tertentu. Simpanan luar

digunakan untuk back up file untuk cadangan atau pelindung bila file yang asli

rusak atau mungkin hilang. Simpanan sekunder ada yang dapat langsung diakses

ke main memory dan ada juga yang tidak bisa diakses langsung ke main memory

tetapi harus dibaca dengan alat penggerak tertentu. Bentuk dari simpanan

sekunder berupa pita magnetic, 3 ½ floopy disk (microdisk disket), optical disk,

harddisk. Harddisk terdiri dari susunan piringan keras yang melekat dengan

komputer. Harddisk dapat diganti.

Software

Software adalah rangkaian instruksi program yang menyuruh hardware untuk

melakukan sesuatu. Hardware akan berfungsi bila ada instruksi. Sehingga dengan

adanya software, hardware dapat difungsikan. Software adalah board term yang

diberi instruksi yang mengatur operasi dari hardware. Instruksi dibuat oleh

manusia.

Page 16: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

16

Software diklasifikasikan menjadi dua tipe utama yaitu sistem software dan

software aplikasi (Lowlor, 1992). Sedangkan Jogiyanto (2000) membagi software

dalam tiga kategori sebagai berikut ini.

1. Perangkat lunak sistem operasi (operating system) yaitu program yang ditulis

untuk mengendalikan dan mengkoordinasi kegiatan dari sistem komputer.

2. Perangkat lunak bahasa (language software) yaitu perangkat lunak yang

digunakan untuk menterjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam

bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin supaya dapat dimengerti oleh

komputer.

3. Perangkat lunak aplikasi (application software) yaitu program yang ditulis dan

diterjemahkan oleh language software untuk menyelesaikan suatu aplikasi

tertentu.

System software terdiri dari operating system dan language system. System

software berperan sebagai pengendali, pengatur dan pengkoordinasi dalam sistem

komputer yang membantu pemakai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Ketika

seseorang membeli komputer sudah meliputi program sistem yang berupa

operating system dan language system yang dibuat oleh perusahaan software.

Misalnya instruksi dari printing yang nampak pada layar meminta instruksi dari

pemakai, CPU akan menemukan kalimat instruksi dalam main memory dan

mengirimnya ke layar. System software menjadi suatu ukuran kemampuan

software dan menjadi patokan seseorang untuk membeli komputer. Hal ini

disebabkan karena suatu operating system kadang hanya dapat digunakan untuk

Page 17: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

17

satu merk komputer saja sehingga kesulitan dalam mencari program aplikasi yang

dapat digunakan oleh komputer tersebut.

Program aplikasi disebut juga application software merupakan software yang

dapat melakukan tugas khusus misalnya program menulis cek pembayaran, word

processing, playgames, analisa keuangan. Program aplikasi dapat dikembangkan

sendiri atau membeli. Pengembangan program aplikasi membutuhkan bahasa

pemrograman agar dapat dimengerti oleh komputer dan dapat dimengerti oleh end

user. Program aplikasi banyak tersedia dalam bentuk paket program, misal paket

akuntansi, paket perhitungan SPSS. Program aplikasi, membantu menterjemahkan

instruksi umum menjadi detail, khusus dibutuhkan secara aktual langsung ke

hardware komputer.

Bahasa Pemrograman

Komputer tidak memahami bahasa Inggris, CPU hanya mampu bekerja pada

bahasa mesin dengan angka nol (0) dan satu (1) untuk data dan program.

UNIVAC I, 1951 merupakan komputer utama pertama yang menerima bahasa

dengan menggunakan alphanumeric (alphabetic dan numeric). Karakter dalam

komputer diterjemahkan dalam kode 0 dan 1 agar berfungsi. Kemudian

berkembang menjadi High Level Language yang hampir seperti bahasa Inggris

dengan bahasa mesin yang masih tetap dengan kode 0 dan 1.

Fourh Generation Language (4GLs) dapat dilihat dalam aplikasi sebagai

berikut ini.

1. Spreadsheet Language

Page 18: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

18

Ini merupakan paket yang memanipulasi garis dan kolom data pada bahasa

khusus yang ada pada layar misalnya, excell, lotus 123.

2. Database Language

DBMS mempunyai bahasa queri dengan perluasan mengikuti pemakai tidak

hanya penyimpanan dan pengambilan data tetapi juga memanipulasinya dan

memproduksi laporan yang dibutuhkan. Misalnya, dBase IV, Paradox,

RBASE, INTELECT, Query by Example dan English Larger System.

3. Aplication Generator

Ini merupakan bahasa khusus yang digunakan dalam program menulis dalam

kode sumber dan bahasa lain misalnya: ADS, FOCUS, MANTIS, NATURAL.

4. Report Generator

Merupakan paket yang mengikuti pemakai untuk merumuskan data tetapi

tidak memodifikasi, menghapus, atau menambah dan mengatur dalam bentuk

laporan, misalnya: Easytrieve Plus, NOMAND.

Binary Code untuk Data Alphanumeric

Digit binari terdiri dari 0 dan 1 sebagai kode untuk karakter. Jumlah bit untuk

membuat kode alphanumeric setidaknya ada enam bit dengan enam puluh empat

kombinasi berbeda. Untuk kode yang dapat membedakan alphabetic besar dan

kecil harus mengunakan delapan bit. Untuk masing-masing delapan bit

membentuk satu karakter yang disebut byte. Beberapa kombinasi yang dapat

dipakai dalam bahasa mesin sebagai berikut.

6 bit 7 bit 8 bit

Maksimal jumlah karakter 64 128 256 Alphabetic besar 26 26 26

Page 19: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

19

Alphabetic kecil 0 26 26 Angka 10 10 10 Karakter khusus 28 66 194

Sumber : Lawlor (1992), Computer Information System

Ada dua standar skema pengkodean yang digunakan yaitu:

1. ASCII (American Standard Code For Information Interchange),

2. EBCDIC (Extended Binary Code Decimal Interchange Code) yang biasanya

digunakan oleh IBM Machine.

Microcode dan Intruksi Bahasa Mesin

Instruksi komputer biasanya ditulis dalam bahasa program. Bahasa program harus diterjemahkan dalam bahasa mesin dengan bentuk sangat khusus dan sangat mendasar yang disebut dengan mikroinstruksi. Beberapa bahasa program dan penggunaanya adalah sebagai berikut ini.

1. COBOL (Common Business Oriented Language)

Kegunaan utamanya untuk aplikasi persyaratan pemrosesan jumlah dari

catatan data. Umumnya bahasa pemrosesan data seperti aplikasi penghitungan

gaji kotor. Bahasa ini berorientasi pada masalah bisnis.

2. FORTRAN (FORmula TRANslator)

Ini berguna untuk penghitungan matematis, logaritma dan aplikasi khusus

penghitungan dalam sejumlah kecil data numerik misalnya penghitungan

present value. Bahasa ini berorientasi pada masalah rumus atau teknik

penghitungan.

3. PL/I (Programing Language)

Orientasi untuk aplikasi yang berbentuk penghitungan dan pemrosesan data.

4. Pascal

Bahasa algoritma yang khusus untuk tujuan instruksi dan didukung oleh

elemen dari pemrograman yang baik. Bahasa ini berorientasi pada segala hal,

Page 20: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

20

untuk membuat program yang terstruktur dan sangat digemari karena bersifat

interaktif layaknya interpreter.

5. BASIC (Beginners all Purpose System For Interactive Computing)

Mudah dipelajari dan dipakai, instruksi berupa statement dasar dan sering

dipakai untuk personal komputer.

6. APL ( A Programing Language)

Bahasa interaktif untuk pemrosesan logaritma yang bermanfaat bagi prosedur

penghitungan yang melibatkan vektor dan matrik.

7. ADA

Bahasa yang sangat komprehensif, mengkombinasikan kemampuan untuk

pemrograman, proses data, algoritma realtime, dan aplikasi software system.

Bahasa generasi keempat merupakan pengembangan dari bahasa yang

dirancang untuk memperbaiki efisiensi dari proses pengembangan aplikasi.

Beberapa diantaranya untuk memperbaiki produktivitas dari pemrograman

profesional yang dirancang untuk end user, misalnya FOCUS.

Komponen fisik yang diperlukan dalam perancangan sistem sebagai berikut ini.

1. Hardware

2. Software

3. Database

4. Prosedur

5. Personal Operasi

Page 21: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

21

Electronic Data Processing Audit Komputer semakin umum digunakan untuk pemrosesan data sehingga

pemakai memperoleh informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan.

Perananan komputer semakin meningkat dalam pemrosesan data sehingga

perlu adanya pengendalian. Menurut Weber (1999) ada tujuh alasan kenapa

diperlukan suatu pengendalian terhadap pemrosesan data berdasar komputer

yaitu:

1. besarnya cost akibat data hilang,

2. keputusan yang diambil menjadi tidak benar,

3. cost yang ditimbulkan karena penyalahgunaan komputer,

4. investasi yang tinggi terhadap hardware, software maupun brainware,

5. cost yang tinggi akibat computer error,

6. pemeliharaan privasi data,

7. pengendalian terhadap adanya evolusi komputer yang semakin cepat.

Dalam SA seksi 335 (PSA No. 57) auditing dalam lingkungan sistem

informasi komputer (SIK) didefinisikan sebagai berikut.

Untuk tujuan seksi ini, suatu lingkungan SIK ada bila suatu komputer dengan tipe atau ukuran apa pun digunakan dalam pengolahan informasi keuangan suatu entitas yang signifikan bagi audit, terlepas apakah komputer tersebut dioperasikan oleh entitas tersebut atau oleh pihak ketiga.

Prosedur pengendalian intern dalam lingkungan SIK dapat dilakukan dengan

pengendalian umum (general control) dan pengendalian khusus atas aplikasi

(application control). Tujuan pengendalian menurut SA Seksi 314 (PSA No. 60):

Tujuan pengendalian umum adalah untuk membuat rerangka pengendalian meyeluruh atas aktivitas SIK dan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian intern secara keseluruhan dapat tercapai.

Page 22: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

22

Sedangkan tujuan pengendalian aplikasi SIK adalah untuk menetapkan prosedur pengendalain khusus aplikasi atas akuntansi untuk memberikan keyakinan memadai bahwa semua transaksi telah diotorisasi dan dicatat, serta diolah seluruhnya, dengan cermat, dan tepat waktu.

Pengetahuan Jaringan

Network komunikasi merupakan komunikasi data yang melibatkan sebuah

atau lebih sistem komputer yang dihubungkan dengan jalur transmisi dan alat

komunikasi sehingga membentuk suatu sistem (Jogiyanto, 2000).

Jaringan komunikasi membutuhkan beberapa objek sebagai berikut:

1. peralatan pendorong ke pusat komputer,

2. komputer satu dengan yang lain,

3. intelligent devices ke intelligent devices lain yang mempunyai kemampuan

melakukan proses.

Ada dua jaringan komunikasi berdasar area adalah sebagai berikut ini.

1. Local Area Network (LAN) digunakan untuk mendukung hubungan dalam

satu gedung atau rangkaian gedung yang saling tertutup.

2. Wide Area Network (WAN) yang digunakan pada jangkauan jarak jauh atau

lintas geografis.

Komponen hardware yang diperlukan dalam jaringan meliputi terminal,

modem dan media transmisi.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Gultom (1993) yang meneliti tentang

pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai akuntan meliputi

Page 23: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

23

pengetahuan tentang : keyboard, software, hardware, rancang sistem, paket

akuntansi, EDP audit, pemrograman. Penelitian dilakukan dengan responden

akuntan seluruh Indonesia untuk mengetahui pengetahuan apa saja yang harus

dikuasai oleh akuntan dan melihat apakah ada perbedaan persepsi terhadap

perbedaan profesi. Hasilnya pengetahuan yang perlu diketahui oleh akuntan yaitu

pengetahuan keyboard, hardware, paket akuntansi, pengetahuan EDP audit.

Pengetahuan software, desain sistem dan pemrograman tidak harus diketahui oleh

akuntan. Ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pendididik,

internal dan pemerintah.

Rachmadi (1996) meneliti tentang persepsi mahasiswa dan konsultan ekonomi

terhadap pengetahuan komputer yang harus dikuasai mahasiswa akuntansi.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian survei dengan sampel mahasiswa

fakutas ekonomi UNS dan UMS jurusan akuntansi dan konsultan ekonomi.

Hasilnya tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara konsultan ekonomi

dan mahasiswa terhadap pengetahuan komputer yang harus dikuasai oleh

mahasiswa jurusan akuntansi.

Lukito (2002) melakukan penelitian tentang persepsi akuntan internal terhadap

pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan internal.

Penelitian dilakukan terhadap akuntan internal dengan pengujian proporsi

hasilnya pengetahuan terhadap aplikasi komputer untuk akuntansi memiliki

peringkat tertinggi dan peringkat terendah terlihat pada pengetahuan terhadap

syarat software untuk kebutuhan sistem dan kecangihan kapasitas memori.

Page 24: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

24

Sriyono (1994) meneliti tentang sikap akuntan terhadap perkembangan

teknologi komputer untuk proses pengolahan dan kepentingan audit. Pengujian

dilakukan dengan Chi Square untuk uji rata-rata terhadap sikap akuntan dan

hasilnya akuntan bersikap positif terhadap pengolahan data dan kepentingan audit

dengan komputer. Pengujian dilakukan untuk membuktikan perbeaan persepsi

menyebabkan perbedaan sikap dilakukan pengujian dengan uji F dan hasilnya

perbedaan tipe profesi menyebabkan perbedaan sikap.

Lee et al (1994) meneliti tentang kritik pengetahuan atau keahlian yang

disyaratkan dalam profesi sistem informasi. Penelitian dilakukan secara multistep.

Langkah pertama dilakukan dengan melakukan diskusi terhadap akademisi dan

industri tentang pengetahuan atau keahlian yang harus dimiliki oleh profesi sistem

informasi sekarang (saat penelitian) dan dimasa yang akan datang. Langkah

selanjutnya dilakukan penelitian dengan mengirimkan kuesioner kepada manajer

sistem informasi, manajer non sistem, dan konsultan sistem. Data yang dapat

dipakai terdiri dari 52 manajer sistem informasi, 16 manajer non sistem informasi

dan 30 konsultan sistem. Kategori kritik yang dilakukan meliputi pengetahuan

atau keahlian spesifikasi teknis, manajemen teknologi, fungsi bisnis, interpersonal

dan manajemen. Hasilnya perkembangan terhadap profesi sistem menurut manajer

sistem diperkirakan tingkat pertumbuhan 4,2%, manajer memperkirakan

pertumbuhan 5,6% dan manajer non sistem memperkirakan pertumbuhan sebesar

23,5%. Ketiga responden setuju adanya pengurangan staff sistem sebagai operator

dan clerk. Keempat kategori pengetahuan dan keahlian dinilai lebih penting di

masa depan oleh ketiga kelompok responden. Dari keempat kategori itu

Page 25: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

25

pengetahuan teknis kurang penting baik sekarang maupun di masa datang yang

dianggap paling penting oleh ketiga responden yaitu pengetahuan tentang keahlian

interpersonal dan manajemen dan fungsi bisnis di masa datang. Pengujian

dilanjutkan dengan melihat apakah kebutuhan bisnis dan pengientegrasian

jaringan mempengaruhi persyaratan pengetahuan bagi profesi sistem informasi.

Hasilnya terdapat perbedaan pada kebutuhan pengetahuan sekarang dan yang akan

datang oleh industri yang merencanakan perubahan bisnis dan pengintegrasian

jaringan. Pengetahuan yang paling penting yang harus dikuasai oleh profesi sistem

informasi yaitu manajemen teknologi, interpersonal dan fungsi bisnis.

Penelitian yang sama dilakukan oleh Trauth et al (1994) dengan sampel dari

akademisi. Penelitian dilakukan dengan melihat relevansi kurikulum sistem

dengan adanya penyebaran komputer dan pertumbuhan teknologi baru.

Selanjutnya melakukan wawancara melalui telepon terhadap responden untuk

mendiskusikan diskripsi job level, kepuasan memperkerjakan profesi sistem,

rekomendasi kurikulum dan kualifikasi profesi sistem di masa datang. Langkah

berikutnya dengan mengirimkan kuesioner. Penelitian dilakukan terhadap 16

manajer sebagai end user, 30 konsultan sistem dan 33 profesor sistem. Praktisi

lebih menekankan pada pengintegrasian jaringan dan hubungan dengan klien.

Akademisi lebih menekakan pada keahlian teknis.

Hyun (1991) dalam Pratikno (2003) berpendapat bahwa pengetahuan

teknologi informasi yang penting diketahui oleh akuntan meliputi:

1. keyboard literacy yaitu kemampuan mengikuti instruksi sederhana untuk

mengkomunikasikan mesin,

Page 26: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

26

2. aplication literacy yaitu kemampuan untuk menentukan hubungan variabel

yang ada pada program dapat difungsikan termasuk juga pengetahuan

pemrograman dan penentuan struktur input dan output,

3. system literacy yaitu kemampuan untuk menentukan kebutuhan sistem dan

pengembangan sistem informasi.

Sedangkan Leung (1991) dalam Pratikno (2003) ada enam kelompok

pengetahuan teknologi informasi yaitu:

1. personal computer knowledge yaitu kemampuan menguasai aplikasi dasar

spreadsheet, rancang struktur file, aplikasi olah kata, manajemen basis data

dan komputer grafis,

2. system spesification yaitu kemampuan untuk menentukan spesifikasi

kebutuhan perangkat sistem seperti kapasitas memori, input dan output, serta

spesifikasi kebutuhan software seperti sistem pengendalian, sistem operasi dan

aplikasi program,

3. system design and development yaitu kemampuan untuk analisa sistem,

rancang format input, rancang struktur pengendalian dan perancangan

kebutuhan sumber daya dan analisa cost benefit serta dokumentasi data,

4. accounting package yaitu kemampuan menentukan kriteria pemilihan paket

akuntansi serta merancang chart of account, laporan keuangan dan struktur

pengendalian juga pengiriman data pada spreadsheet,

5. EDP audit yaitu kemampuan untuk menggunakan paket auditing secara

umum, mengevaluasi pengendalian internal dan lingkungan EDP, melakukan

pengujian dalam lingkungan EDP dan mengidentifikasi audit trail,

Page 27: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

27

6. end user programing yaitu kemampuan untuk mengkombinasikan serta

mengolah data dan informasi demi tugas mendapatkan solusi untuk mengatasi

permasalahannya.

C. Pengintegrasian Teknologi Informasi dalam Kurikulum

Brown dalam artikelnya melakukan evaluasi terhadap produk software

akuntansi yang memberikan manipilasi langsung. American Association dan

College standar menyarankan pengintegrasian komputer dalam kurikulum

akuntansi. Dengan adanya direct manipulation pada software akuntansi

dipersepsikan bermanfaat bagi pengajaran akuntansi dengan adanya pengurangan

waktu belajar, kinerja meningkat, kepuasan mahasiswa meningkat. Niewviews

sebagai salah satu produk software dengan direct manipulation bisa digunakan

secara efektif dalam pendidikan akuntansi (Brown, 1987).

Adanya teknologi informasi mengakibatkan pengaruh yang bersifat negatif dan

positif dalam bidang akuntansi. Fungsi akuntansi kehilangan atau terpaksa harus

berbagi tanggung jawab utamanya dengan komputer. Tanggung jawab mulai

ditransfer ke fungsi sistem informasi dimana akuntan hanya berperan sebagai

pemakai sistem (Sarwoko, 2001). Sehingga peran akuntansi sebagai perancang

sistem informasi digantikan oleh tenaga profesional yang mempunyai keahlian

bidang teknologi informasi dan fungsi akuntansi semakin kurang berperan karena

digantikan komputer. Sisi positifnya komputer memberi dukungan besar bagi

fungsi akuntansi dan manajer dengan informasi yang efisien dan efektif. Akuntan

lebih banyak berperan dalam dalam proses pengambilan keputusan (Jogiyanto,

Page 28: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

28

2000). Mulyadi berpendapat bahwa pada era teknologi informasi akuntan harus

mengeser perannya dengan lebih banyak berperan dalam proses pengambilan

keputusan dalam suatu team manajemen strategik.

Pihak akademisi harus menyadari pergeseran akuntan perubahan teknologi

informasi dengan menghadapi tantangan itu serta mengambil peluang dengan

mengembangkan pengetahuan tentang teknologi informasi dan tetap berperan

dalam manajemen informasi. Akuntan dituntut paling tidak memahami sistem

informasi yang mencakup sistem pemrosesan transaksi, pengendalian dan cara

pengamanan data, penggunaan komputer dalam pelaksanaan akuntansi dan

perancangan dan implementasi sistem informasi berdasar komputer (Sarwoko,

2001).

Akademisi akuntansi harus mempertimbangkan perkembangan teknologi

informasi dalam dunia bisnis. Kurikulum merupakan alat yang harus mampu

menampung hal baru dalam mata kuliah yang tercakup agar pendidikan

memberikan lulusan yang berkualitas. Ada dua arus pemikiran dalam cara

pandang terhadap kurikulum yaitu generalis dan spesialisasi. Aliran pemikiran

generalis mengajukan alasan bahwa pendidikan sarjana akuntansi merupakan

langkah awal sehinga mahasiswa perlu dikenalkan dengan seluruh bidang

keahlian akuntansi. Aliran spesialis mendasarkan pendapat bahwa tidak cukup

waktu bagi penyelenggaraan pendidikan akuntan yang dapat menghasilkan

lulusan yang memahami semua bidang.

Generalis mensyaratkan pengetahuan keseluruhan bidang dengan baik

sehingga bila ingin memperdalam pengetahuan TI dapat melanjutkan pendidikan

Page 29: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

29

pada jenjang lebih tinggi. Hal ini dipertimbangkan karena lulusan akan sulit

mencari kerja bila terbatas pada keahlian yang dimiliki. Sedangkan spesialisasi

mengarahkan akuntan dalam bidang khusus sesuai minatnya (Husein, 1999).

D. Kerangka Teoritis

Teknologi informasi merupakan alat bantu dalam penyelesaian tugas yang

terdiri dari teknologi komputer dan jaringan. Teknologi informasi yang paling

dekat dengan akuntan adalah teknologi komputer yang berguna dalam suatu

database bagi penyediaan informasi. Pengetahuan teknologi komputer sebagai

berikut :

§ keyboard,

§ hardware,

§ software,

§ paket akuntansi,

§ design system,

§ pemrograman,

§ EDP audit,

§ jaringan (network),

§ praktik sederhana.

Persepsi merupakan pandangan responden yaitu mahasiswa dan akuntan

pendidik terhadap suatu objek berupa pengetahuan teknologi informasi yang harus

dikuasai akuntan.

Page 30: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

30

Pendapat tentang cakupan kurikulum diperoleh dengan adanya jajak pendapat

dari responden tentang kecukupan pengetahuan teknologi informasi yang

diperoleh dalam pendidikan tinggi akuntansi Strata Satu (S1).

E. HIPOTESIS

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gultom (1993) melibatkan variabel

persepsi akuntan dan pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai oleh

akuntan. Pengetahuan teknologi informasi yang dilibatkan meliputi pengetahuan

keyboard, software, hardware, rancang sistem, paket akuntansi, EDP audit,

pemrograman. Hasilnya ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap

teknologi informasi yang harus dikuasai akuntan berdasar beda profesi.

Sedangkan Rachmadi (1996) mengadopsi kuesioner dari Gultom dengan

menambah pengetahuan tentang praktek sederhana dan pengetahuan tentang virus

dan anti virus. Hasilnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa

dan konsultan ekonomi terhadap teknologi informasi yang harus dikuasai oleh

mahasiswa.

Persepsi mahasiswa

Persepsi akuntan pendidik

Pengetahuan

teknologi informasi

Page 31: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

31

Lee et al (1994) meneliti tentang kritik terhadap pengetahuan atau keahlian

yang disyaratkan bagi profesi Sistem Informasi. Penelitian ini melibatkan variabel

keahlian teknis, manajemen teknologi, fungsi bisnis serta interpersonal dan

manajemen. Trauth et al (1995)melakukan penelitian yang sama dengan melihat

relevansinya pada kurikulum.

Berdasarkan penelitian sebelumnya itu, peneliti ingin meneliti tentang persepsi

akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi informasi yang harus dikusai

oleh akuntan. Variabel teknologi informasi diadopsi dari penelitian sebelumnya.

Berdasar uraian tersebut dirumuskan hipotesa sebagai berikut ini.

Ho 1: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap pengetahuan keyboard yang harus dikuasai akuntan.

Ho 2: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap pengetahuan software yang harus dikuasai akuntan.

Ho 3: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap pengetahuan hardware yang harus dikuasai akuntan.

Ho 4: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap pengetahuan design system yang harus dikuasai akuntan.

Ho 5: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap pengetahuan paket akuntansi yang harus dikuasai akuntan.

Ho 6: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap pengetahuan EDP Audit yang harus dikuasai akuntan.

Ho 7: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap pengetahuan pemrograman yang harus dikuasai akuntan.

Ho 8 :Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap pengetahuan jaringan (network) yang harus dikuasai akuntan.

Ho 9: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap pengetahuan praktek sederhana yang harus dikuasai akuntan.

Ho 10: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi informasi yang harus dikuasai akuntan.

Page 32: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Kriteria Penelitian

Metode riset yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey

yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap suatu gejala yang ada dengan

menguji hipotesa. Metode penelitian untuk mengenali pendapat responden

dilakukan dengan survey design yaitu suatu metode dimana objek adalah orang

atau individu dengan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mendapatkan

data atau informasi (Eriyanto, 1999). Survei dilakukan terhadap pengetahuan

teknologi iformasi yang harus dikuasai oleh akuntan. Penelitian dilakukan di

wilayah Surakarta.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan survey sampel agar lebih efektif.

Sampel dipakai sebagai gambaran populasi yang luas. Penelitian yang dilakukan

bersifat cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu.Survei

sampel berupa penggambaran sikap, pandangan atau pendapat ketika penelitian

itu dijalankan.

Page 33: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

33

B. Populasi dan Sampel

Penggunaan sampel dalam penelitian dilakukan karena adanya keterbatasan

waktu dan biaya. Penggunaan sampel menjadikan suatu penelitian lebih efektif.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu convinient

sampling. Pengambilan sampel dilakukan terhadap anggota sampel yang mudah

ditemui sehingga tidak semua anggota dalam populasi mempunyai kesempatan

yang sama untuk dipakai sebagi sampel. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini

hanya anggota populasi yang memenuhi kriteria.

Suatu populasi terbentuk oleh tujuan dan tema penelitian. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik

di wilayah Surakarta. Sampel yang digunakan merupakan bagian dari populasi

yang diikutkan dalam analisis data sesuai kriteria. Sampel terdiri dari dua

kelompok.

1. Mahasiswa

Mahasiswa yang dipakai sebagai sampel adalah mahasiswa akuntansi yang

telah mengambil mata kuliah sistem informasi, mahasiswa semester empat ke

atas. Peneliti beranggapan bahwa mahasiswa tersebut telah mengetahui kebutuhan

pengetahuan atau keterampilan teknologi informasi yang bermanfaat bagi

akuntan.

2. Akuntan pendidik

Sampel akuntan pendidik merupakan keseluruhan populasi karena adanya

tingkat pengembalian yang kecil ditetapkan dengan memberikan kuesioner kepada

Page 34: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

34

anggota populasi yang mudah ditemui. Akuntan pendidik yang mengampu

pendidikan di perguruan tinggi dianggap mengetahui kebutuhan pengetahuan bagi

peserta didiknya.

Peneliti ingin melihat ada tidaknya perbedaan pendapat dalam lingkup

akademisi terhadap kebutuhan pengetahuan teknologi informasi bagi profesi

akuntan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua sebagai

berikut ini.

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden. Data

diperoleh berupa pendapat yang diungkapkan dalam bentuk jawaban dari

kuesioner yang disebarkan. Kuesioner diserahkan langsung kepada responden.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal dan artikel yang dikaji oleh peneliti

untuk mendukung penelitian yang dilaksanakan.

D. Variabel dan Alat Uji

Variabel yang terlibat sebagai berikut ini.

1. Persepsi mahasiswa

2. Persepsi akuntan pendidik

3. Pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai akuntan

Page 35: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

35

Alat uji berupa kuesioner yang diperoleh dari penelitian sebelumnya yang

telah diketahui validitas dan reliabilitasnya dengan beberapa pengembangan.

Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang

digunakan oleh Gultom (1993) yang merupakan adopsi dari penelitian Heung dan

Leung. Peneliti melakukan beberapa pengembangan dengan menambah

pengetahuan tentang praktek sedehana dan jaringan. Peneliti tidak menggunakan

pengukuran multidimensiponal agar lebih menekankan atau menegaskan jawaban

responden Hal ini mengacu pada implikasi penelitian sebelumnya yang

mengungkapkan adanya penelitian model sigi yang perlu dikaji ulang.. Instrumen

berupa persepsi merupakan pandangan responden terhadap teknologi informasi.

Pengukuran instrumen terhadap unsur-unsur teknologi informasi yang digunakan

oleh akuntan meliputi:

1. pengetahuan keyboard, digunakan tiga butir pertanyaan yaitu pertanyaan

nomor 1,2,3,

2. pengetahuan software, digunakan dua butir pertanyaan pada nomor 4,5,

3. pengetahuan hardware, digunakan tiga butir pertanyaan pada nomor 6,7,8,

4. pengetahuan rancang sistem, digunakan empat butir pertanyaan pada nomor

9,10,11,12,

5. pengetahuan paket akuntansi, digunakan tiga butir pertanyaan pada nomor

13,14,15,

6. pengetahuan elektronik data processing audit (pengauditan pemrosesan data

elektronik) digunakan dua butir pertanyan pada nomor 16,17,

Page 36: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

36

7. pengetahuan pemrograman, digunakan tiga butir pertanyaan pada nomor

18,19,20,

8. pengetahuan tentang jaringan diwakili oleh empat butir pertanyaan yaitu

nomor 21,22,23, 24,

9. pengetahuan tentang praktik sederhana diwakili oleh tiga butir pertanyaan

pada nomor 25,26,27.

Persepsi responden diukur dari jawaban kuesioner yang menggunakan skala

ordinal dengan lima skala likert sebagai berikut ini.

1. Sangat penting

2. Penting

3. Netral

4. Tidak penting

5. Sangat tidak penting

E. Teknik Pengujian

Pengujian dilakukan dengan bantuan software SPSS 10.0. Analisa dilakukan

dengan tujuan sebagai berikut menurut Sekaran (1999).

1. Menempatkan data

2. Menguji data tentang baik tidaknya alat uji

3. Menguji hipotesa

1. Uji Instrumen

Pengujian baik tidaknya alat uji dilakukan dengan uji reliabilitas dan validitas.

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang diperoleh dari peneliti

Page 37: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

37

sebelumnya yang telah diketahui validitas dan reliabilitasnya. Pengujian ulang

akan memperoleh kosistensi yang lebih tinggi.

1. Uji validitas

Uji validitas dilakukan dengan product moment. Analisa valliditas dilakukan

untuk melihat sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin

diukur.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten

apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih (Eriyanto, 1999). Pengujian

reliabilitas dilakukan setelah analisa validitas dan dilakukan terhadap butir yang

valid saja. Analisa dilakukan dengan croanbach alpha. Indeks croanbach alpha

yang digunakan (Suharsini dalam Lukito,2003) yaitu:

0,800 – 1.000 = sangat tinggi

0,600 – 0,799 = tinggi

0,400 – 0,599 = cukup tinggi

0,200 - 0,399 = rendah

< 0,200 = sangat rendah

2. Uji Normalitas

Uji distribusi dilakukan untuk mengetahui kecenderungannya dan penyebaran

data dengan melakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah data yang dibandingkan rata-ratanya terdistribusi normal atau

tidak. Pengujian dilakukan dengan kolmogorov smirnov test. Hasilnya digunakan

untuk menentukan teknik pengujian yang dilakukan pada tahap selanjutnya. Jika

Page 38: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

38

sebaran data normal akan diuji dengan statistik parametik sedangkan untuk data

tidak normal diuji dengan statistik non parametik.

3. Pengujian Hipotesa

Masing-masing kelompok yang diuji saling independen maka pengujian

dilakukan dengan independent sample t test atau dengan mann whitney u test.

Pengujian digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai

perbedaan rata-rata yang sama atau tidak secara signifikan. Independen sampel t

test dilakukan jika memenuhi syarat data terdistribusi normal. Pengujian ini

dilakukan untuk melihat rata-rata dari dua kelompok yang saling tidak

berhubungan.

Uji man whitney u test yang merupakan uji non parametrik dilakukan jika data

tidak terdistribusi normal. Persyaratan diterima atau ditolaknya Ho:

· Ho diterima jika nilai probabilitas > 0,05

· Ho ditolak jika nilai probabilitas < 0,05

Ho diterima berarti tidak ada perbedaan yang signifikan diantara dua kelompok

yang dibandingkan. Sedangkan jika Ho ditolak berarti ada perbedaan secara

signifikan antara dua kelompok yang dibandingkan.

Page 39: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

39

Pengujian dilakukan terhadap pengetahuan keyboard, software, hardware,

design system, paket akuntansi, EDP audit, pemrograman, jaringan dan praktek

sederhana yang merupakan unsur-unsur teknologi informasi. Selanjutnya

dilakukan pengujian terhadap teknologi informasi yang merupakan keseluruhan

unsur-unsur tersebut.

F. Analisis Diskriptif

Analisis ini dilakukan terhadap faktor demografi yang terdiri dari profesi,

umur, jenis kelamin, pengalaman kerja, dan semester untuk melihat sebaran data

responden. Selanjutnya dilihat skor rata-rata pendapat responden berdasarkan data

demografi tersebut.

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Data yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden terdiri

dari dua kelompok yaitu mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik di Surakarta.

Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 8 September 2003, setelah ujian akhir

semester genap.

Peneliti mendatangi masing-masing universitas secara langsung. Setelah

memberikan ijin penelitian kepada pihak terkait, kuesioner diserahkan di bagian

Page 40: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

40

administrasi atau kepala jurusan akuntansi untuk disebarkan kepada dosen

akuntansi. Sedangkan penyebaran kuesioner di Universitas Sebelas Maret dan

Universitas Islam Batik diserahkan secara langsung kepada dosen akuntansi yang

masih aktif mengajar di fakultas ekonomi tersebut. Penyebaran kuesioner bagi

mahasiswa diserahkan secara langsung atau diserahkan di administrasi. Hal ini

tergantung pada kebijakan universitas terkait. Penyebaran dilakukan selama satu

bulan lima belas hari.

Pengambilan dilakukan secara bertahap karena tidak semua responden

mengembalikan pada saat yang sama. Kuesioner yang diberikan kepada akuntan

pendidik sebanyak 55 buah. Jumlah kuesioner yang kembali 36, diantaranya ada

satu yang gugur sehingga hanya 35 yang dapat diolah. Kuesioner yang disebarkan

kepada mahasiswa sebanyak 150. Kuesioner yang kembali sebanyak 100 buah

sedangkan yang dapat diolah hanya 95 buah. Kuesioner gugur karena pengisian

yang tidak lengkap. Keseluruhan kuesioner yang dapat diolah sebanyak 130.

Tabel IV. I Rincian Kuesioner

Keterangan Kuesioner

Di sebar Kuesioner kembali

Kuesioner gugur

Kuesioner diolah

Data diolah (%)

1.Akuntan pendidik

55 36 1 35 26,92%

2.Mahasiswa Akuntansi

150 100 5 95 73,08%

Jumlah 205 136 6 130 100 % Sumber : data diolah

B. Data Responden

Pertanyaan yang diajukan melibatkan jenis kelamin, umur, pengalaman kerja,

dan semester. Hasil perolehan data dapat dilihat pada tabel IV. 2.

Page 41: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

41

Tabel IV. 2 Data Responden

Keterangan Akuntan pendidik Mahasiswa Total persentase Jenis kelamin

1. perempuan 2. laki-laki

21 14

61 34

82 48

63,1% 36.9%

Total 35 95 130 100% Umur

1. 20-30 tahun 2. 31-40 tahun 3. 41-50 tahun 4. tidak

menjawab

11 14 5 5

95

106 14 5 5

81,5% 10,8% 3,8% 3,8%

Total 35 95 130 100% Pengalaman kerja

1. 1-5 tahun 2. 6-10 tahun 3. 11-15 tahun 4. 16-20 tahun 5. 20 thn keatas 6. tdk menjawab

11 11 1 2 5 5

11 11 1 2 5 5

31,4% 31,4% 2,9% 5,7% 14,3% 14,3%

Total 35 35 100% (Lanjutan) Semester

1. semester V 2. semester VII 3. semester IX

10 74 11

10 74 11

10,5% 77,9% 11,6%

Total 95 95 100% Sumber : data diolah

C. Hasil Pengujian

1. Uji Validitas

Sebelumnya melakukan pengujian alat uji, peneliti melakukan tabulasi data.

Pengkodean dilakukan terhadap kuesioner untuk menghindari adanya pemasukan

secara berulang. Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu alat

pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian dilakukan dengan

corelation pearson product moment dengan menggunakan software SPSS versi

Page 42: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

42

10.0. Data yang digunakan untuk pengujian selanjutnya hanya data yang valid

saja. Hasil uji validitas disajikan dalam Tabel IV. 3

Tabel IV. 3 Uji Validitas

Pertanyaan Nilai r Status 1. Keyboard Literacy § nomor 1 § nomor 2 § nomor 3

0, 831** 0,696 ** 0,762 **

Valid Valid Valid

2. Software § nomor 4 § nomor 5

0,903 ** 0,873 **

Valid Valid

3. Hardware § Nomor 6 § Nomor 7 § Nomor 8

0,829 ** 0,809 ** 0,836 **

Valid Valid Valid

4. Design System § Nomor 9 § Nomor 10 § Nomor 11 § Nomor 12

0,723 ** 0,781 ** 0,827 ** 0,748 **

Valid Valid Valid Valid

(Lanjutan) 5. Paket Akuntansi § Nomor 13 § Nomor 14 § Nomor 15

0,862 ** 0,893 ** 0,824 **

Valid Valid Valid

6. EDP Audit § Nomor 16 § Nomor 17

0,861** 0,847 **

Valid Valid

7. Pemrograman § Nomor 18 § Nomor 19 § Nomor 20

0,816 ** 0,838 ** 0,691**

Valid Valid Valid

8. Jaringan (network) § Nomor 21 § Nomor 22 § Nomor 23 § Nomor 24

0,773 ** 0,776 ** 0,830 ** 0,844 **

Valid Valid Valid Valid

9. Praktik Sederhana § Nomor 25 § Nomor 26 § Nomor 27

0,725 ** 0,773 ** 0,754 **

Valid Valid Valid

Sumber : data diolah

Page 43: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

43

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil pengukuran

relatif konsisten apabila pengukuran diulang. Pengujian dilakukan dengan

Cronbach Alpha. Analisis dilakukan pada tiap faktor. Indeks yang digunakan

seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Tabel IV. 3 Hasil Reliabilitas

Pertanyaan Alpha ( a ) Indeks Status 1. Keyboard 0,6405 Tinggi Reliabel 2. Software 0,7297 Tinggi Reliabel 3. Hardware 0,7605 Tinggi Reliabel 4. Design System 0,7723 Tinggi Reliabel 5. Paket Akuntansi 0,8219 Sangat tinggi Reliabel 6. EDP Audit 0,6290 Tinggi Reliabel 7. Pemrograman 0,6803 Tinggi Reliabel 8. Jaringan (network) 0,8200 Sangat tinggi Reliabel 9. Praktik Sederhana 0,6123 Tinggi Reliabel

Seluruh item data terbukti valid dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk

pengujian selanjutnya.

3. Uji Normalitas

Uji distribusi dilakukan sebagai persyaratan terhadap pengujian selanjutnya.

Apabila data terdistribusi normal maka pengujian dilakukan dengan statistik

parametik sedangkan data yang tidak terdistribusi normal dilakukan dengan

pengujian statistik non parametik. Pengujian dilakukan dengan Kolmogorov

Smirnov Test. Pengujian dilakukan per faktor kemudian dilihat secara

keseluruhan. Data terdistribusi normal jika nilai probabilitas > 0,05 apabila nilai

probabilitas < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

Tabel IV. 4 Hasil Uji Normalitas

Page 44: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

44

Keterangan Nilai Probabilitas Status 1. Keyboard 0,000 Tidak normal 2. Software 0,000 Tidak normal 3. Hardware 0,004 Tidak normal 4. Design System 0,000 Tidak normal 5. Paket akuntansi 0,001 Tidak normal 6. EDP Audit 0,000 Tidak normal 7. Pemrograman 0,030 Tidak normal 8. Jaringan (network) 0,000 Tidak normal 9. Praktik Sederhana 0,001 Tidak normal Teknologi Informasi 0,171 Normal

Sumber : data diolah

4. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan ternyata data per faktor tidak

terdistribusi normal sehingga dilakukan pengujian statistik non parametik.

Pengujian dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata antara dua

sampel yang saling independen sehingga digunakan uji mann whitney u test.

Sedangkan data secara keseluruhan terdistribusi normal sehingga pengujian

hipotesis dilakukan dengan statistik parametrik. Uji beda rata-rata yang dipakai

yaitu independent t test. Uji hipotesis yang dilakukan bertujuan untuk melihat ada

tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok akuntan pendidik dan

mahasiswa. Alasan penggunaan uji tersebut karena dua kelompok yang

dibandingkan saling independen. Uji independent t test dilakukan dengan uji

levene’s test terlebih dahulu untuk melihat apakah varians sama atau tidak. Jika

signifikansi pada levene’s test > 0,05 maka varians sama. Berdasarkan hasil

pengujian levene’s tets diperoleh nilai sebesar 0,001<0,05 maka varians tidak

sama. Sehingga untuk membandingkan rata-rata dengan independent t test dipakai

nilai probabilitas pada asumsi varians tidak sama. Persyaratan uji hipotesis :

· Ho diterima jika nilai probabilitas > 0,05

Page 45: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

45

· Ho ditolak jika nilai probabilitas < 0,05

Ho diterima berarti tidak ada perbedaan yang signifikan diantara dua kelompk

yang diandingkan. Sedangkan jika Ho ditolak berarti ada perbedaan secara

signifikan antara dua kelompok yang dibandingkan.

Tabel IV. 5 Hasil Uji Hipotesis

Keterangan Nilai probabilitas Status terhadap Ho 1. Keyboard 0,072 Diterima 2. Software 0,946 Diterima 3. Hardware 0,001 Ditolak 4. Design System 0,429 Diterima 5. Paket Akuntansi 0,362 Diterima 6. EDP audit 0,054 Diterima 7. Pemrograman 0,622 Diterima 8. Jaringan (network) 0,803 Diterima 9. Praktik Sederhana 0,769 Diterima Teknologi Informasi 0,275 Diterima

Sumber : hasil data diolah

Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa tidak ada perbedaan antara akuntan

pendidik dan mahasiswa terhadap pengetahuan keyboard, software, design system,

paket akuntansi, EDP audit, pemrograman, jaringan dan praktik sederhana.

Pengetahuan keyboard, software, design system, paket akuntansi, EDP audit,

pemrograman, jaringan dan praktik sederhana yang merupakan faktor dari

teknologi informasi diketahui nilai probabilitasnya lebih dari 0,05 sehingga Ho

diterima. Sedangkan pengetahuan tentang hardware diketahui nilai

probabilitasnya sebesar 0,001. Nilai probabilitas hardware lebih kecil dari tingkat

signifikansinya sehingga Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap pengetahuan

hardware secara signifikan.

Page 46: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

46

Pengujian terhadap pengetahuan teknologi informasi dilakukan dengan uji

independent t test. Hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,275.

Sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara

akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi informasi. Hal ini berati

mendukung penelitian Rachmadi (1996) hanya sampel yang dibandingkan

berbeda.

D. Analisis Diskriptif Tabel IV. 6

Hasil Statististik Diskriptif Terhadap Profesi Keterangan Mean

akuntan pendidik Mean

Mahasiswa 1. Keyboard 1,99 1,72 2. Software 2,04 1,96 3. Hardware 2,74 2,14 4. Design System 1,93 1,92 5. Paket Akuntansi 1,93 1,92 6. EDP Audit 1,98 1,89 7. Pemrograman 2,58 2,48

(Lanjutan) 8. Jaringan

2,29

2,13

9. Praktik Sederhana 2,24 2,10 10. Teknologi Informasi 2,19 2,05

Sumber : data diolah

Berdasarkan tabel IV. 6 diatas diketahui bahwa rata-rata akuntan pendidik

terhadap pegetahuan tentang keyboard, software, hardware, design system, paket

akuntansi, EDP audit, pemrograman, jaringan, praktik sederhana, teknologi

informasi lebih besar dibandingkan dengan rata-rata mahasiswa akuntansi. Maka

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang keyboard, software, hardware,

design system, paket akuntansi, EDP audit, pemrograman, jaringan, praktik

sederhana, teknologi informasi menurut persepsi akuntan pendidik kurang penting

dibandingkan persepsi mahasiswa akuntansi. Secara keseluruhan kedua kelompok

Page 47: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

47

sampel mempersepsikan bahwa pengetahuan keyborad, software, design system,

paket akuntansi, EDP audit, jaringan, praktek sederhana penting bagi akuntan

pendidik. Akuntan pendidik ragu-ragu terhadap pengetahuan hardware dan

pemrograman penting bagi akuntan dapat dilihat dari rata-rata skor sebesar 2,74

terhadap hardware dan 2,58 terhadap pemrograman sedangkan mahasiswa

mempersepsikan pengetahuan hardware dan pemrograman penting bagi akuntan.

Kedua kelompok sampel mempersepsikan bahwa pengetahuan teknologi

informasi penting bagi akuntan.

Analisis Terhadap Faktor Demografi

Akuntan pendidik yang berpengalaman 1 sampai 5 tahun mempersepsikan

pengetahuan keyborad, software, design system, paket akuntansi, EDP audit,

jaringan, praktik sederhana penting bagi akuntan. Kelompok ini mempersepsikan

pengetahuan teknologi informasi penting dikuasai oleh akuntan. Sedangkan

pengetahuan pemrograman dan pengetahuan hardware dapat dilihat dari rata-rata

skor sebesar 2,89 dan 2,70 , kelompok ini mempersepsikan ragu-ragu terhadap

pentingnya bagi akuntan. Akuntan pendidik yang berpengalaman 6 sampai 10

tahun mempersepsikan bahwa pengetahuan keyboard, software, hardware, design

system, paket akuntansi, EDP audit, pemrograman, jaringan, praktik sederhana

penting bagi akuntan. Kelompok ini mempersepsikan bahwa pengetahuaan

teknologi informasi penting dikuasai oleh akuntan. Akuntan pendidik yang

berpengalaman kerja 11 sampai 15 mepersepsikan bahwa pengetahuan keyboard,

software, design system, EDP audit, pemrograman penting dikuasai oleh akuntan.

Sedangkan terhadap pengetahuan hardware, paket akuntansi, jaringan dan praktik

Page 48: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

48

sederhana kelompok ini ragu-ragu terhadap pentingnya harus dikuasai akuntan.

Kelompok ini mempersepsikan bahwa pengetahuan teknologi informasi penting

dikuasai oleh akuntan. Kelompok akuntan pendidik yang berpengalaman 15

sampai 20 tahun mempersepsikan pengetahuan keyboard, software, hardware,

design system, paket akuntansi, EDP audit, jaringan, praktik sederhana ragu-ragu

terhadap pentingnya dikuasai oleh akuntan. Kelompok ini menganggap penting

pengetahuan pemrograman bagi akuntan. Pengetahuan teknologi informasi

menurut kelompok ini ragu-ragu terhadap penting tidaknya dikuasai oleh akuntan.

Akuntan pendidik yang berpengalaman kerja 20 tahun keatas mempersepsikan

pengetahuan keyboard, software, design system, paket akuntansi, EDP audit,

pemrograman, jaringan, teknologi informasi penting dikuasai oleh akuntan

sedangkan mereka ragu-ragu terhadap pentingnya pengetahuan hardware dan

praktek sederhana bagi akuntan. Kelompok yang tidak menjawab umur

mempersepsikan pengetahuan keyboard, software, design system, paket akuntansi,

EDP audit, jaringan, teknologi informasi penting bagi akuntan sedangkan

terhadap pengetahuan hardware, pemrograman, dan praktik sederhana ragu-ragu

terhadap pentingnya dikuasai oleh akuntan.

Mahasiswa berdasarkan tingkat semester diketahui bahwa pengetahuan

teknologi informasi penting dikuasai oleh akuntan. Mahasiswa semester tujuh

memiliki rata-rata tertinggi ini berarti mereka mempersepsikan bahwa

pengetahuan teknologi informasi kurang penting dibandingkan dengan mahasiwa

semester lima dan sembilan. Mahasiswa semester lima paling rendah rata-rata

Page 49: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

49

skornya yang berarti mereka mempersepsikan pengetahuan teknologi informasi

lebih penting dibandingkan mahasiswa semester tujuh dan sembilan.

Berdasarkan jenis kelamin semua kelompok diketahui bahwa pengetahuan

teknologi informasi penting dikuasai oleh akuntan. Sedangkan berdasarkan umur

diketahui rata-rata tertinggi terdapat pada akuntan pendidik umur 41-50 tahun

pada tingkat 2,50 yang berarti mereka ragu-ragu pengetahuan teknologi informasi

penting dikuasai oleh akuntan. Diketahui berdasarkan mean hanya akuntan

pendidik yang tidak menjawab mempersepsikan bahwa pengetahuan hardware

tidak penting dikuasai oleh akuntan.

E. Hasil Jajak Pendapat

Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui

tentang kecukupan muatan teknologi informasi dalam kurikulum pendidikan

tinggi saat ini dan peranan akuntan dalam pengembangan sistem berbasis

komputer. Hasil jajak pendapat cakupan pengetahuan teknologi informasi dalam

kurikulum pendidikan tinggi akuntansi menunjukkan bahwa dari 35 responden

yang berprofesi sebagai akuntan pendidik 4 orang diantaranya menyatakan sudah

cukup sisanya menjawab belum cukup. Sedangkan 95 responden sebagai

mahasiswa 6 orang menyatakan sudah cukup sisanya menyatakan belum cukup.

Selanjutnya responden yang menyatakan belum cukup mampu memberikan

bekal teknologi informasi untuk terjun di dunia kerja berbasis komputer

memberikan alternatif pemecahan dengan memilih empat alternatif yang

ditawarkan peneliti. Dari jawaban 31 responden yang berperan sebagai akuntan

Page 50: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

50

pendidik menjawab belum, 21 memilih alternatif dengan memperluas dengan

pengintegrasian ke mata kuliah tertentu. 4 orang dari kelompok akuntan pendidik

memilih alternatif pengetahuan diperluas ke semua mata kuliah. Sedangkan

responden dalam kelompok akuntan pendidik yang memilih alternatif

pengetahuan teknologi diperluas dengan disajikan secara terpisah pada mata

kuliah tersendiri sebanyak 3 orang. Sisanya 3 orang memberikan pendapat lain

yaitu pemantapan dengan praktik dan disajikan dalam lab. Mahasiswa yang tediri

dari 89 responden yang menjawab belum, 26 memilih alternatif diperluas dengan

pengintegrasian ke mata kuliah tertentu. 31 orang dalam kelompok mahasiswa

menyatakan diperluas dengan pengitegrasian ke semua mata kuliah dan 29

memilih pendapat diperluas ke mata kuliah tersendiri secar terpisah. Pendapat lain

dari 3 menyatakan perlu diperluas dengan disajikan dalam praktek. Hasil pendapat

responden tentang pemecahan terhadap belum cukupnya pengetahuan teknologi

dalam informasi disajikan dalam tabel IV. 7.

Tabel IV. 7 Alternatif Jawaban responden atas belum cukupnya

pengetahuan TI dalam kurikulum

Alternatif jawaban responden Persentase 1. Diperluas dengan pengintegrasian ke mata kuliah

tertentu. 2. Diperluas dng pengintegrasian ke semua mata

kuliah. 3. Diperluas dengan menyajikan secara terpisah

sebagai mata kuliah sendiri. 4. Pendapat lain.

47

35

32 6

39,17 %

29,16 %

26,67 %

5 % Jumlah 120 100%

Sumber : data diolah

Pertanyaan tentang peranan akuntan dalam perancangan sistem berbasis

komputer, dari kelompok akuntan pendidik 32 menjawab akuntan berperan dalam

Page 51: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

51

perancangan sistem informasi berbasis komputer dan 3 orang menjawab tidak.

Sedangkan responden mahasiswa 80 orang menjawab akuntan berperan dalam

perancangan sistem berbasis komputer 15 lainya menjawab tidak. Responden

yang menjawab akuntan berperan dalam perancangan sistem berbasis komputer

memilih alternatif peranan yang dapat diambil oleh akuntan. Karena pemilihan

boleh lebih dari satu maka peneliti memperingkat pilihan sebagai berikut:

1. analis, sebanyak 27 dari akuntan pendidik dan 53 dari mahasiswa,

2. programer, sebanyak 8 orang dari akuntan pendidik dan 33 dari mahasiswa,

3. clerk administrator, sebanyak 6 orang dari kelompok akuntan pendidik dan 33

orang dari kelompok mahasiswa,

4. end user, sebanyak 5 orang dari akuntan pendiidk dan 25 dari kelompok

mahasiswa,

5. technical specialist sebanyak 1 orang dari akiuntan pendidik dan15 orang dari

kelompok mahasiswa.

Pertanyaan tentang pengetahuan teknologi informasi yang dikuasai oleh

lulusan S1 terhadap kecukupan untuk berperan dalam perancangan sistem

informasi berbasis komputer 33 orang dari kelompok akuntan pendidik dan 85

dari kelompok mahasiswa menyatakan belum. 2 orang dari kelompok akuntan

pendidik dan 10 mahasiswa menyatakan sudah cukup.

Page 52: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap

pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan. Hal ini dapat

diketahui dari hasil uji hipotesis dengan uji independent t test yang diperoleh nilai

probabilitas sebesar 0,275 pada tingkat signifikansi 0,05. Sedangkan pengujian

yang dilakukan secara perfaktor diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan terhadap pengetahuan keyboard, software, design system, paket

Page 53: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

53

akuntansi, EDP audit, pemrograman, jaringan, praktek sederhana bagi akuntan.

Ada perbedaan yang signifikan antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap

pengetahuan hardware yang harus dikuasai oleh akuntan dapat diketahui pada

nilai probabilitas yang diperoleh dari uji mann whitney u test sebesar 0,001 yang

lebih kecil dari nilai signifikansinya (0,05).

Hasil jajak pendapat tentang kecukupan muatan teknologi informasi dalam

kurikulum pendidikan tinggi akuntansi untuk terjun di dunia kerja berbasis

komputer saat ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan

belum cukup. Responden mengusulkan pengetahuan teknologi informasi diperluas

ke mata kuliah tertentu sebanyak 47 (39,17 %). Sebagian besar responden

menyatakan bahwa akuntan berperan dalam perancangan sistem berbasis

komputer sebanyak 112 (86,15 %). Peranan yang dapat diambil akuntan sebagai

analis menduduki peringkat tertinggi dan peranan sebagai technical specialist

menduduki peringkat terendah .

B. Keterbatasan

Penelitian yang dilaksanakan mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut

ini.

1. Penelitian yang dilakukan hanya dilakukan di wilayah Surakarta. Hal ini

menyebabkan kurang dapat digeneralisasikan lebih luas terhadap seluruh

akuntan.

2. Teknik pengambilan sampel yang digunakan convinient yang berarti hanya

terhadap anggota sampel yang mudah ditemui saja yang mempunyai

Page 54: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

54

kesempatan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Sehingga kurang

dapat digeneralissikan terhadap populasi yang ditetapkan yaitu akuntan di

wilayah Surakarta.

3. Teknologi informasi yang diangkat dalam penelitian ini merupakan

pengetahuan secara umum yang harus dikuasi oleh akuntan.

4. Pendapat terhadap kecukupan pengetahuan teknologi informasi dalam

kurikulum pendidikan tinggi akuntansi hanya berupa jajak pendapat bukan uji

hipotesis.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan di atas perlu diperhatikan beberapa perbaikan untuk

penelitian berikutnya. Peneliti menyarankan beberapa hal berikut ini.

1. Sampel penelitian diperluas agar dapa digeneralisasikan hasilnya secara lebih

luas.

2. Penelitian berikutnya sebaiknya menguji terhadap pengetahuan teknologi

informasi yang harus dikuasai oleh akuntan dalam bidang khusus, misalnya

terhadap bidang audit oleh auditor atau bidang pengembangan sistem berbasis

komputer. Sehingga lebih bermanfaat bagi pengemangan mata kuliah yang

ada di pendidikan tinggi akuntansi.

3. Kecukupan pengetahuan teknologi informasi dalam pendidikan tinggi

akuntansi menjadi perhatian lebih. Sehingga diharapkan penelitian berikutnya

lebih memfokuskan pada persoalan ini.

Page 55: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

55

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johan. 2000. Mengoptimalkan Peran Akuntan Dalam

Mengembangkan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Aplikasi Bisnis. Azwar, Syaifuddin.1998. Sikap Manusia. Pustaka Pelajar, Edisi Kedua.

Baridwan, Zaki. 1996. Kurikulum Program Pendidikan Tinggi Akuntansi . Jurnal Akuntansi Dan Manajemen, Edisi Juli. Yogyakarta : STIEYKPN.

Brown, Robert M And Ruf. 1987. Appliying Software Design Principle To

Accounting Software: A Direct Manipulation Appproach. Journal Of Information System.

Catanach, Anthony H.Jr.,Croll,D.B., And Grinaker,R.L. 2000. Teaching

Intermediate Financial Accounting Using Business Activity Model. Issue In Accounting Education.

Page 56: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

56

Gelinas, Ulric Jr.,Levy,Elliot S., And Thibodeau, J.C. 2001. Nowood Office Suplies, Inc : A Teaching Case To Integrate Computer-Assisted Auditing Tecniques Into The Auditing Course. Issues In Accounting Education.

Gultom, Frantis Francis. 1993. Persepsi Akuntan Di Indonesia Terhadap

Pengetahuan Teknologi Informasi Yang Harus Dikuasai Oleh Akuntan. Yogyakarta : Universiatas Gajah Mada (Tesis).

Harahap, Sofyan S. 2002. Peran Akuntansi Dalam Era Cyberspace. Media

Riset Akuntansi, Auditing Dan Informasi,Vol 2no 1 Pp: 91-105. Hermanus, Yustaff. 1995. Persepsi Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Terhadap Faktor-Faktor Yang Dapat Digunakan Untuk Menilai Kualitas Akuntan Pendidik. Surakarta : UNS (Skripsi).

Husein, Muhammad Fakhrie. 1999. Teknologi Informasi Dan Kurikulum

Akuntansi Di Perguruan Tinggi. Media Akuntansi , Juni No 35. Ikatan Akuntan indonesia. 2000. Standar Profesional Akuntan Publik.

Jakarta. Jogiyanto, H.M. 2000. Sistem Informasi Berbasis Komputer : Konsep

Dasar dan Komponen. BPFE Yogyakarta, Edisi Kedua. Juniarti. 2001. Technology Acceptance Model (TAM) Dan Theory Of

Planed Behaviour (TPB), Aplikasinya Dalam Penggunaan Software Audit Oleh Auditor. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia, Volume 4 No 2 Pp: 332-354.

Lawlor. 1992. Computer Information System. Driden Press: Harcourt

Brace Jovanovich College Publisher. Lee, Denis M.S., Trauth, Eileen M., And Farwell, Douglas. 1995. A

Crtical Skil And Knowledge Requerment Of informaion System Profesional : A Joint Academic/Industry Investigation. Management Information System Quaertely.

Lukito, Uniek. 2002. Persepsi Akuntan Internal Terhadap Pengetahuan

Teknologi Informasi Yuang Harus Dikuasai Oleh Akuntan. Surakarta : UNS (Skripsi).

Morgan, Amelia Annnete Baldwin. 1993. The Impact Of Expert System Audit

Tool On Auditing Firm In The Year 2001 : A Delphi Investigation. Journal Of Information System.

.

Page 57: Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi .../Persepsi...perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya menyongsong era teknologi informasi. ... dan auditing

57

Mulyadi. 2000. Menyongsong Pergeseran Peran Profesi Akuntansi Manajemen Dalam Era Teknologi Informasi. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia, Volume 15 No 2 Pp: 225-246.

.2001. Respon Profesi Akuntansi Manajemen Indonesia Terhadap Pergeseran Peran Profesi Tersebut Dalam Era Teknologi Informasi. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia, Volume 16 No 2 Pp: 188-189. Pratikno, Makmun. 2003. Pengetahuan Dan Pemanfaatan Internet oleh

Akuntan. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Skripsi. Rachmadi, Heksawan. 1996. Pesepsi Konsultan Ekonomi Dan Mahasiswa

Akuntansi Terhadap Pengetahuan Komputer. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Skripsi.

Sarwoko, Haris. 2001. Pergeseran Fungsi Akuntansi Di Tengah-Tengah

Perkembangan Teknologi Informasi. Jurnal Sosial Ekonomi. Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Business. New York : John

Willey And Sons, Inc. Suryono. 1994. Sikap Akuntan Terhadap Perkembangan Teknologi

Komputer Untuk Pengolahan Data dan Kepentingan Audit. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM (Tesis).

Trauth, Eileen M., Farwell, D. W., And Lee, Denis. 1993. The IS

Expectation Gap: Industry Expectation Versus Academic Preparation. Management Information System Quaertely.

Utomo, Hargo. 2001. Studi Eksplorasi Tentang Penyebaran Teknologi Informasi Untuk Usaha Kecil Dan Menengah. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia.

Whitten, Bentley dan Dittman. 2001. System Analysis And Design

Methods.New York : Mcgraw Hill Irwin, Inc. Worman, Camille . 1999. Psychology. New York : Mc Graw Hill

Companies, Inc. Edisi Kelima. Weber, Ron. 1999. Electronic Data Processing Audit And Control System.

New York : Mcgraw Hill Irwin, Inc.