Persembahkanlah Masa Mudamu -...

1
55 www.buset-online.com BUSET REFLEKSI Masa muda adalah masa yang paling prima di dalam hidup seorang manusia. Di masa inilah seseorang memiliki begitu banyak tenaga, waktu dan kesempatan untuk mengerjakan berbagai macam hal. Sejarah mencatat kisah hidup misionaris agung seperti Henry Martyn, Jim Elliot dan David Brainerd sebagai orang-orang yang menyerahkan hidupnya kepada Tuhan sejak masa muda mereka. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada jauh lebih banyak orang muda yang tidak tunduk pada Tuhan. Mereka justru memusatkan tenaga mereka mengejar apa yang tidak seturut kehendak Tuhan, yang pada akhirnya akan lenyap tidak tahan uji. Sekurang-kurangnya ada empat kebenaran mengenai persembahan masa muda bagi kemuliaan Tuhan. Pertama, persembahan masa muda adalah persembahan seluruh potensi, kesempatan, dan kemungkinan kepada Tuhan. Setiap orang dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda. Tidak hanya itu, Alkitab menyatakan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah. Di dalamnya tertanam sebuah potensi untuk menyatakan keindahan dan kemuliaan Allah. Manusia diberi kapasitas untuk menaklukkan alam ciptaan, dan juga memiliki sense of divinity (kepekaan ilahi) untuk melihat kemuliaan Allah di dalam alam. Namun kejatuhan manusia di dalam dosa menyelewengkan segala potensi ini sehingga justru melawan Allah dan menghancurkan diri sendiri. Ketika seseorang bertobat ia menjadi ciptaan baru (2 Kor. 5:17). Ia dimampukan untuk bertemu dengan Allah yang sejati dan mengarahkan segala potensinya untuk kemuliaan Allah. Persembahan masa muda menjadi titik balik perkembangan potensi kepada jalan yang seharusnya: menyatakan kemuliaan Tuhan. Selain potensi yang dikembalikan kepada maksud yang sesungguhnya, persembahan masa muda juga merupakan ketaatan meneladani Kristus yang adalah manusia terbaik. Yesus Kristus adalah satu-satunya manusia yang tidak berdosa, di dalam-Nya tidak ada penyelewengan ataupun pemberontakan. Yesus mulai melayani ketika Ia berumur 30 tahun. Mengapa demikian? Karena bagi kebudayaan pada saat itu umur 30 adalah masa yang tepat bagi seseorang untuk mulai memimpin (melayani sebagai imam atau raja misalnya). Kristus telah bertekun sejak dari masa kanak-kanak-Nya di dalam pembelajaran firman Tuhan. Ia yang mengerti tujuan-Nya datang ke dunia segera taat memulai pekerjaan misi-Nya ketika tiba saat-Nya. Demikianlah seharusnya setiap pemuda hidup: tidak menyia-nyiakan segala kesempatan di masa muda tapi mempersiapkan diri dan taat melaksanakan kehendak Allah seumur hidup. Persembahan masa muda juga adalah hal yang sangat wajar karena Tuhan patut menerima yang terbaik dari setiap manusia. Ia sendiri telah terlebih dahulu memberikan yang terbaik untuk umat manusia: Anak-Nya yang tunggal; apa lagi yang boleh disimpan dan tidak dipersembahkan kepada-Nya? Ketika bangsa Israel dihancurkan oleh kerajaan Babel, raja Nebukadnezar mengambil orang-orang muda yang tidak bercela, berperawakan baik, berhikmat dan berpotensi untuk melayaninya (Dan. 1:3-4). Akan tetapi dalam kisah Yunus Tuhan memakai ciptaan- Nya yang rendah (seekor ikan) untuk menggenapkan kehendak-Nya bagi Niniwe dan Yunus. Kalau seorang raja dunia yang bengis boleh memakai pemuda- pemuda yang terbaik, tidakkah sang Raja di atas segala raja jauh lebih berhak? Jikalau ciptaan yang demikian rendah pun dipakai Tuhan dan mereka taat, tidakkah Allah pantas menuntut ketaatan yang sama dari manusia pada masa keemasannya? Yang terakhir, persembahan masa muda menyatakan bahwa Tuhan sedang berintervensi di dalam sejarah. Tuhan menunjukkan di dalam sejarah bahwa Ia juga menggunakan orang-orang dalam masa muda mereka untuk menggenapkan pekerjaan besar-Nya di dalam sejarah. Yusuf yang taat kepada Tuhan sejak begitu muda dipakai Tuhan menyelamatkan suatu bangsa (Israel) dari kelaparan. Tidak hanya itu, melaluinyalah nubuatan Tuhan akan perbudakan dan pembebasan Israel dari Mesir mulai tergenapi. Martin Luther berumur 34 tahun ketika ia memakukan 95 tesisnya; Yohanes Calvin berumur 27 ketika ia merampungkan The Institutes of Christian Religion. Melalui orang-orang muda inilah Tuhan mengerjakan reformasi gereja, yang kemudian berkembang menjadi reformasi budaya dan perpindahan dari Masa Kegelapan menuju Abad Modern. Orang muda yang tidak taat menyerahkan diri kepada Tuhan bukan hanya berdosa kepada Tuhan Allah tetapi juga terhadap sejarah. Hidup manusia berada dalam sebuah peperangan. Jika seseorang tidak menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, maka sesungguhnya ia sedang membiarkan kehendak setan yang digenapi. Orang yang tidak taat pada Tuhan sesungguhnya sedang melawan-Nya. Dengan demikian persembahan masa muda menjadi begitu krusial dan tidak sepele. Terlebih lagi bagi orang yang telah ditebus Tuhan, persembahan hidup sepatutnya menjadi kerinduan tulus di dalam hati. Seperti Charles Luther, biarlah hymne ciptaannya pun menjadi doa setiap anak Tuhan di sepanjang jaman: “Kini pulang ku tak sesal, ku telah diselamatkan-Nya. Tapi hatiku sedihlah, kerjaku belum berbuah. Tangan hampa ku pulangkah, jumpa Tuhan di sorga? Belum seorang pun ku bawa, layakkah ku jumpa Dia?” David Andika, B.Sc. Anggota aktif Persekutuan Pemuda GRII Melbourne (552 City Road, South Melbourne 3205 setiap Sabtu 2 PM) www.griimelbourne.org (Ditulis berdasarkan ringkasan khotbah Pdt. Antonius Un dalam Konvensi Injil Nasional (KIN) Pemuda 2015 di Reformed Milleniium Center Indonesia Jakarta, 4-9 Agustus 2015 yang dihadiri sekitar 3.000 pemuda pemudi dari seluruh Indonesia.) Masa Mudamu Persembahkanlah

Transcript of Persembahkanlah Masa Mudamu -...

Page 1: Persembahkanlah Masa Mudamu - griimelbourne.orggriimelbourne.org/media/124998/buset-oktober-2015-persembahkanlah... · 55 BUSET REFLEKSI Masa muda adalah masa yang paling prima di

55

ww

w.b

uset

-onl

ine.

com

BUSET REFLEKSI

Masa muda adalah masa yang paling prima di dalam hidup seorang manusia. Di masa inilah seseorang memiliki begitu banyak tenaga, waktu dan kesempatan untuk mengerjakan berbagai macam hal. Sejarah mencatat kisah hidup misionaris agung seperti Henry Martyn, Jim Elliot dan David Brainerd sebagai orang-orang yang menyerahkan hidupnya kepada Tuhan sejak masa muda mereka. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada jauh lebih banyak orang muda yang tidak tunduk pada Tuhan. Mereka justru memusatkan tenaga mereka mengejar apa yang tidak seturut kehendak Tuhan, yang pada akhirnya akan lenyap tidak tahan uji. Sekurang-kurangnya ada empat kebenaran mengenai persembahan masa muda bagi kemuliaan Tuhan.

Pertama, persembahan masa muda adalah persembahan seluruh potensi, kesempatan, dan kemungkinan kepada Tuhan. Setiap orang dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda. Tidak hanya itu, Alkitab menyatakan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah. Di dalamnya tertanam sebuah potensi untuk menyatakan keindahan dan kemuliaan Allah. Manusia diberi kapasitas untuk menaklukkan alam ciptaan, dan juga memiliki sense of divinity (kepekaan ilahi) untuk melihat kemuliaan Allah di dalam alam. Namun kejatuhan manusia di dalam dosa menyelewengkan segala potensi ini sehingga justru melawan Allah dan menghancurkan diri sendiri. Ketika seseorang bertobat ia menjadi ciptaan baru (2 Kor. 5:17). Ia dimampukan untuk bertemu dengan Allah yang sejati dan mengarahkan segala potensinya untuk kemuliaan Allah. Persembahan masa muda menjadi titik balik perkembangan potensi kepada jalan yang seharusnya: menyatakan kemuliaan Tuhan.

Selain potensi yang dikembalikan kepada maksud yang sesungguhnya, persembahan masa muda juga merupakan ketaatan meneladani Kristus yang adalah manusia terbaik. Yesus Kristus adalah satu-satunya manusia yang tidak berdosa, di dalam-Nya tidak ada penyelewengan ataupun pemberontakan. Yesus mulai melayani ketika Ia berumur 30 tahun. Mengapa demikian? Karena bagi kebudayaan pada saat itu umur 30 adalah masa yang tepat bagi seseorang untuk mulai memimpin (melayani sebagai imam atau raja misalnya). Kristus telah bertekun sejak dari masa kanak-kanak-Nya di dalam pembelajaran firman Tuhan. Ia yang mengerti tujuan-Nya datang ke dunia segera taat memulai pekerjaan misi-Nya ketika tiba saat-Nya. Demikianlah seharusnya setiap pemuda hidup: tidak menyia-nyiakan segala kesempatan di masa muda tapi mempersiapkan diri dan taat melaksanakan kehendak Allah seumur hidup.

Persembahan masa muda juga adalah hal yang sangat wajar karena Tuhan patut menerima yang terbaik dari setiap manusia. Ia sendiri telah terlebih dahulu memberikan yang terbaik untuk umat manusia: Anak-Nya yang tunggal; apa lagi yang boleh

disimpan dan tidak dipersembahkan kepada-Nya? Ketika bangsa Israel dihancurkan oleh kerajaan Babel, raja Nebukadnezar mengambil orang-orang muda yang tidak bercela, berperawakan baik, berhikmat dan berpotensi untuk melayaninya (Dan. 1:3-4). Akan tetapi dalam kisah Yunus Tuhan memakai ciptaan-Nya yang rendah (seekor ikan) untuk menggenapkan kehendak-Nya bagi Niniwe dan Yunus. Kalau seorang raja dunia yang bengis boleh memakai pemuda-pemuda yang terbaik, tidakkah sang Raja di atas segala raja jauh lebih berhak? Jikalau ciptaan yang demikian rendah pun dipakai Tuhan dan mereka taat, tidakkah Allah pantas menuntut ketaatan yang sama dari manusia pada masa keemasannya?

Yang terakhir, persembahan masa muda menyatakan bahwa Tuhan sedang berintervensi di dalam sejarah. Tuhan menunjukkan di dalam sejarah bahwa Ia juga menggunakan orang-orang dalam masa muda mereka untuk menggenapkan pekerjaan besar-Nya di dalam sejarah. Yusuf yang taat kepada Tuhan sejak begitu muda dipakai Tuhan menyelamatkan suatu bangsa (Israel) dari kelaparan. Tidak hanya itu, melaluinyalah nubuatan Tuhan akan perbudakan dan pembebasan Israel dari Mesir mulai tergenapi. Martin Luther berumur 34 tahun ketika ia memakukan 95 tesisnya; Yohanes Calvin berumur 27 ketika ia merampungkan The Institutes of Christian Religion.

Melalui orang-orang muda inilah Tuhan mengerjakan reformasi gereja, yang kemudian berkembang menjadi reformasi budaya dan perpindahan dari Masa Kegelapan menuju Abad Modern. Orang muda yang tidak taat menyerahkan diri kepada Tuhan bukan hanya berdosa kepada Tuhan Allah tetapi juga terhadap sejarah.Hidup manusia berada dalam sebuah peperangan. Jika seseorang tidak menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, maka sesungguhnya ia sedang membiarkan kehendak setan yang digenapi. Orang yang tidak taat pada Tuhan sesungguhnya sedang melawan-Nya. Dengan demikian persembahan masa muda menjadi begitu krusial dan tidak sepele. Terlebih lagi bagi orang yang telah ditebus Tuhan, persembahan hidup sepatutnya menjadi kerinduan tulus di dalam hati. Seperti Charles Luther, biarlah hymne ciptaannya pun menjadi doa setiap anak Tuhan di sepanjang jaman: “Kini pulang ku tak sesal, ku telah diselamatkan-Nya. Tapi hatiku sedihlah, kerjaku belum berbuah. Tangan hampa ku pulangkah, jumpa Tuhan di sorga? Belum seorang pun ku bawa, layakkah ku jumpa Dia?”

David Andika, B.Sc. Anggota aktif Persekutuan Pemuda GRII Melbourne (552 City Road, South Melbourne 3205 setiap Sabtu 2 PM)www.griimelbourne.org (Ditulis berdasarkan ringkasan khotbah Pdt. Antonius Un dalam Konvensi Injil Nasional (KIN) Pemuda 2015 di Reformed Milleniium Center Indonesia Jakarta, 4-9 Agustus 2015 yang dihadiri sekitar 3.000 pemuda pemudi dari seluruh Indonesia.)

Masa MudamuPersembahkanlah

engawali musim semi di bulan September, Replique Production yang merupakan bagian dari Gereja Kristen Replique Ministry mengadakan Grand Final Pentas Bakat: Bakatku Pilihanmu di basement Arrow on Swanston. Dari sekian banyak kontestan yang sudah melalui audisi dan babak penyisihan,

hanya lima kontestan yang tersisa untuk mengikuti babak akhir dan diberi gelar pemenang, sekaligus mendapatkan hadiah sebesar 1000 dolar Australia.

“Untuk acara Pentas Bakat merupakan acara yang pertama, sebelumnya ada beberapa acara seperti Mosaic di tahun 2012 dengan bintang tamu Ruth Sahanaya, tetapi tahun ini kita mengadakan sesuatu yang sedikit berbeda, karena kami merasa pelayanan kita diberkati, jadi kami ingin memberi kembali kepada komunitas kita di Australia ini,” ujar Eric Januar selaku Ketua Panitia.

Eric menambahkan, Replique Ministry memiliki dua tempat pelayanan, yakni di Brisbane dan Melbourne, dan Pentas Bakat sebelumnya telah sukses dilangsungkan di Brisbane. Inilah yang lalu memberikan dorongan untuk kembali mengadakannya khusus wilayah Victoria. “Sistem voting yang kami pakai itu online dan bayar 80 sen untuk setengah poin. Tapi itu hanya untuk yang mau saja, kalau nggak juga tidak apa-apa. Toh juri akan memberi nilai. Jadi ada beberapa yang memberikan voting dan support atau mungkin keluarga dekat saja. nilai itu dijumlahkan dengan voting malam ini, dan support para juri. Di tiketnya juga boleh voting dan nilainya 1 poin,” jelasnya mengenai sistem penilaian dalam mencari pemenang.

Lima peserta yang lolos seleksi diharuskan unjuk bakat pada hari Grand Final untuk memperebutkan gelar juara. Mereka adalah grup tari Saman IndoMelb, grup tari Widya Luvtari, Kat & Daisy dan dua penyanyi solo Selus Fahik dan Ray Litha.

Acara dimulai dengan kata sambutan dari Ketua Panitia Pentas Bakat 2015, yang kemudian dilanjutkan oleh Konsul Informasi, Sosial dan Budaya Ita Puspitasari serta perkenalan ketiga juri, yaitu Abi Haezer Suramarta atau yang akrab disapa Hezy, Maria Leeds dan Sucipto Prakoso. Hezy dikenal telah menekuni musik sejak dirinya berusia 5 tahun, sedangkan Maria adalah penari tradisional Indonesia kenamaan yang sering mengisi berbagai panggung hiburan dan edukasi di Victoria. Terakhir, Sucipto adalah pemimpin pelayanan Replique Ministry di Melbourne.

Saman Indomelb merupakan aksi pertama yang mengisi panggung. Kekompakan dan keindahan Tari Saman yang dikenal kompleks dan memerlukan koordinasi sempurna memukau para penonton. Tak mau kalah, grup tari Widya Luvtari pula berhasil menarik perhatian dengan Goyang Baliwood yang secara kreatif memadukan lenggak lenggok tari tradisional Indonesia dengan beberapa gerakan modern. Pertunjukan dilanjutkan dengan duet dua remaja asal Indonesia-Skotlandia dan Australia seraya memamerkan keahlian mereka bermain keyboard dan gitar. Selus Fahik melanjutkan penampilan dengan membawakan dua tembang. Terakhir adalah penampilan Ray Litha yang unjuk bakatnya bermain keyboard dan drum.

“Kalau kita lihat dari video-nya saat audisi dan penyisihan di website, kita akan melihat suatu improvement yang sangat berbeda. Karena pada saat audisi, juri memberi area of improvement. Jadi area apa yang mereka perlu mereka perbaiki. Dan pada malam Grand Final menjadi jauh lebih baik dari penyisihan,” komentar Eric melihat aksi para kontestan.

Setelah pemungutan suara dilakukan oleh para juri dan penonton, para peserta berkumpul di atas panggung untuk mengetahui siapa yang berhak menjadi juara. Pentas Bakat 2015 dimenangkan oleh Saman IndoMelb dengan pengumpulan poin sebanyak 366.

Tampil sebagai juara favorit adalah Ray Litha yang berhasil mendapatkan poin sejumlah 342.

Keseluruhan Pentas Bakat 2015 berjalan dengan lancar. Tetapi sayangnya, masih banyak bangku yang tidak terisi. “Itu salah satu area yang kita perlu perbaiki, itu kelemahan kita di bagian publikasi, karena mungkin networking kita sendiri kurang. Karena kita ini kan bentuk pelayanan gereja. Tapi ini bukan sesuatu yang menyangkut rohani, ini keluar, dan biasanya kan cuma kalangan sendiri, tetapi saat ini kita nggak memandang agama, ras dan segala macam. Mungkin kedepannya kita lebih menjalin hubungan dengan komunitas lain,” jelasnya mengenai jumlah pendatang yang kurang.

Kendati demikian, semua penonton yang datang malam itu tetap meramaikan suasana dan memberi dukungan yang meriah untuk setiap kontestan. Eric juga mengaku puas dengan acara kali ini. Ia bahkan ingin kembali mengadakan Pentas Bakat jika ada kesempatan di masa mendatang. “Karena kami melihat bahwa responnya sangat positif, para kontestan dan supporter juga berharap ada acara seperti ini lagi. Bahkan Ibu Ita dari pihak KJRI juga mendukung karena acara seperti ini begitu berguna untuk menggali bakat-bakat yang ada di komunitas kita sendiri,” tutupnya.

sasha

Saman IndoMelb pertama muncul sekitar 2008-2009 dimana pada awalnya beranggotakan mahasiswa/i yang sedang menuntut ilmu di Victoria. Menginjak tahun 2015, grup Saman IndoMelb tersebut berkembang menjadi sebuah organisasi.

“Pertamanya kita tahu ada acara ini dari facebook atau dari mailing list Indomelb. Awalnya iseng saja daftar, terus melalui tahap audisi, penyisihan, grand final ternyata lolos-lolos terus. Dan akhirnya menang. Latihannya untuk babak audisi cuma seminggu, kita pakai koreografi yang kita sudah pakai sebelumnya jadi semua yang nari sudah tahu. Untuk grand final ini kita pakai 3-4 koreografi baru jadi latihannya 3 kali seminggu selama 3 minggu, agak

digenjot jadi bisa cepat kompak,” papar Miranda Anwar selaku Manager Saman IndoMelb.

Saman Indomelb sebelumnya juga sudah sering terlibat dalam berbagai acara komunitas. “Selain Pentas Bakat ini, kita biasanya ikut festival-festival. Tahun lalu kita ikut Spring Fling di North Melbourne, tahun ini juga bulan Oktober kita ikut ke festival yang sama. Lalu kita tampil di acara pembukaan Australian-ASEAN Games di RMIT Storey Hall dan Celebration of Indonesia. Jadi lumayan sering sih kita ngisi acara,” tambah Miranda.

Ray Stephen Anthony Litha, atau yang biasa disapa Ray, mengikuti acara Pentas Bakat karena rekomendasi dan desakan teman-temannya untuk menunjukkan bakat yang ia miliki dalam bermain musik. “Tadinya saya sudah ngga mau, cuma pas hari terakhir, ada teman saya yang bilang, ‘kamu itu bodoh sekali kalau kamu ngga ikut, karena kamu punya talent, tapi kalau kamu nggak keluarin, kamu saya anggap teman yang bodoh’ jadinya saya putusin ikutan deh coba-coba,” kisahnya yang tidak menyangka bahwa dirinya bisa sukses mencapai tahap akhir.

Ray yang tengah menempuh semester terakhirnya di Universitas Holmes Institute ini mulai bermain drum sejak ia duduk di bangku 1 SMA, dan keyboard sejak kelas 1 SMP. “Sebenarnya saya main hampir semua alat musik yang ada di band, seperti gitar, bass, piano, sama drum, tapi saya lebih cenderung ke drum sih,” akunya.

Febdeline, 22Acaranya bagus, apalagi ini di luar (Indonesia) jadi buat kenalin budaya Indonesia juga. Untuk kebersamaan juga, jadi orang-orang Indonesia yang di sini itu nggak merasa terasing, apalagi

tadi ada dari KJRI, jadi ada dukungan dari pemerintah juga. Bisa kenalan, nambah relasi,

saling sharing, nambah pengalaman dan ngumpulin orang Indonesia untuk lebih solid.

Kedepannya, mungkin lebih mewah ya, lebih banyak ngundangnya. Lebih pasang iklan juga jadi lebih banyak orang yang tau.

Audi Tri Harsono, 27Kalau menurut gue sih acaranya bagus dan gue enjoy. Menurut gue, semua performance menghibur. Apalagi tadi kan yang penari ada 2 tim, Saman Indomelb dan satu lagi yang dari Geelong, menurut gue itu kocak banget dan

keren juga bisa gabungin tari yang tradisional sama yang modern.

Cuma Sayangnya kurang banyak publikasinya, jadi bangku penonton juga masih banyak yang kosong. Gue juga baru tau ada acara ini setelah ada info dari grup Saman Indomelb, jadi menurut gue masih kurang.

Yang kedua itu mungkin voting sistemnya kali ya, kan sekarang sistemnya mirip sama Indonesian Idol yang kalau mau voting harus bayar juga, jadi membuat orang agak merasa aneh, dan nggak cocok untuk semua orang aja.

SAMAN INDOMELB BORONG $1000 DI PENTAS BAKAT

Sang JuaraSang Juara

Juara Favorit

APA KATA MEREKAAPA KATA MEREKA