Persayaratan Alat Ukur

54
Persyaratan K3 Pada Penggunaan Peralatan Uji Listrik

description

alat ukur

Transcript of Persayaratan Alat Ukur

Page 1: Persayaratan  Alat Ukur

Persyaratan K3 Pada Penggunaan Peralatan Uji Listrik

Page 2: Persayaratan  Alat Ukur

Peraturan yang mengatur tentang penggunaan peralatan uji listrik

PUIL 2000 Bagian 3 “Proteksi untuk keselamatan (3.21

dan 3.22)”

3.21. Pengujian sistem proteksi yang memakai penghantar

proteksi

3.22. Pengukuran resistansi isolasi lantai dan dinding

berkaitan dengan proteksi dengan lokasi tidak

konduktif

Page 3: Persayaratan  Alat Ukur
Page 4: Persayaratan  Alat Ukur
Page 5: Persayaratan  Alat Ukur

Pengertian Alat Ukur dan Pengukuran Listrik

Alat ukur listrik adalah instrumen yang digunakan untuk menunjukkan nilai besaran elektris dari suatu sistem tenaga listrik. Besaran-besaran listrik ini dapat berupa Arus, Tegangan , Daya, Beda phasa, Frekuensi, Resistansi, dll.

Pengukuran Listrik adalah upaya untuk mengetahui nilai besaran-besaran listrik pada suatu sistem jaringan tenaga listrik. Pengukuran terhadap besaran-besaran listrik ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat ukur Iistrik yang sesuai terhadap jenis besaran listrik yang akan diukur. Hasil dari suatu proses pengukuran selalu hersifat kuantitatif, yang belum memiliki makna atau arti tertentu. Untuk mendapatkan arti yang mudah diterjemahkan, hasil kuantitatif ini biasanya diubah kedalam nilai kualitatif dengan membandingkannya terhadap kriteria tertentu sebagai harga besaran standarnya.

Hasil pengukuran yang benar akan dipengaruhi oleh faktor manusia dan alat ukur yang digunakan. Faktor-faktor alat ukur yang mempengaruhi hasil pengukuran terdiri atas :1. Ketelitian (Accuracy). 2. Ketepatan (Prececion) 3. Sensitifitas (Sensitivity) 4. Resolusi (Resolution) 5. Kesalahan (Error)

Page 6: Persayaratan  Alat Ukur

Ketelitian alat ukur menunjukkan kemampuan alat ukur dalam mendapatkan harga yang paling mendekati harga sebenarnya.

Kepresisian alat ukur menunjukkan tingkat keberhasilan alat ukur dalam mendapatkan suatu harga dari suatu sistem pengukuran.

Sensitivitas menggambarkan perbandingan antara harga pengukuran dengan besaran responnya.

Resolusi adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan respon terhadap perubahan terkecil dari nilai yang diukur.

Error adalah penyimpangan variabel yang diukur terhadap harga sebenarnya.

Untuk mendapalkan hasil pengukuran yang seteliti mungkin, umumnya ditempuh Iangkah sebagai berikut : 1. Melakukan pengukuran berulang-ulang dengan alat ukur yang sama. 2. Melakukan pengukuran yang sama dengan menggunakan beberapa alat ukur yang berbeda. 3. Menguasai Iebih lanjut teknik pengukuran

Page 7: Persayaratan  Alat Ukur

Teori Kesalahan Alat Ukur Untuk mengetahui hasil kerja dari salah satu alat ukur maka kesalahan menjadi salah satu ukuran yang penting. Kesalahan dari suatu alat ukur dinyatakan dengan persamaan di bawah ini :

M - T= ε

Dimana : T menyatakan harga yang sebenarnya dari besaran yang diukur. M adalah harga yang didapat dari pengukuran dengan mempergunakan alat ukur yang dimaksud. ε adalah selisih dari nilai sebenarnya terhadap nilai terukur.ε/T dinyatakan sebagai kesalahan relatif, atau ratio kesalahan ; dan harga numeriknya dinyatakan dalam % . Nilai ini sering disebut pula kesalahan secara persentuil atau dalam kata sehari-hari dinyatakan sebagai kesalahan.

Pengukuran yang teliti adalah pengukuran dengan kesalahan yang kecil. Perbedaan dari harga ukur M dengan harga yang sebenarnya dinyatakan dalam persamaan :

T – M = α

yang disebut koreksi. Ratio dan koreksi kepada harga ukur. yaitu α /M disebut ratio koreksi atau koreksi relatif; harga numerik dinyatakan dalam %, dan dinyatakan sebagai koreksi persentuil atau biasanya hanya dinyatakan sebagai koreksi.

Page 8: Persayaratan  Alat Ukur

Batas Kesalahan Dari Alat Ukur Standar IEC no. 13B -.23 menspesifikasikan bahwa ketelitian dari alat penunjuk termasuk alat ukur dan kumparan putar harus diberikan menurut klasifikasi antara lain kelas ukur 0,05; 0,1; 0,2; 0,5; 1; 1,5; 2,5 dan kelas ukur 5.Dengan ini dimaksudkan bahwa kesalahan dari alat ukur menurut klasifikasi di atas, adalah bahwa batas-batas ukur penting seharusnya berada dalam batas-batas ±0,05% ±0,1%, ±0,2%, ±0,5%, ±1%, ±1.5%, ±2,5%, ±5%, secara relatif kepada harga maksimumnya untuk masing-masing kelas tersebut diatas. Dengan batas ukur penting dimaksudkan, adalah bagian dari skala penunjukan alat ukur, dimana ketelitian dari penunjukan digaransikan. Batas ukur penting ini tergantung dari pada bentuk skala.

Alat ukur dari kelas 0,05, 0,1. 0,2: Alat ukur tersebut termasuk golongan alat ukur dengan ketelitian atau presisi yang tertinggi dari pada alat ukur penunjuk . Alat ukur tersebut biasanya ditempatkan secara stationer didalam laboratorium atau ruangan standar, dan dipergunakan dalam pengukuran sub-standar pada experimen-experimen yang memerlukan presisi yang tinggi, atau pada pengujian alat ukur lainnya.

Alat ukur dari kelas 0,5: Alat ukur ini mempunyai ketelitian dan presisi pada tingkat berikutnya dari kelas 0,2, dan dipergunakan untuk pengukuran - pengukuran presisi. Pada umumnya alat-alat ukur yang portable termasuk dalam kelas ini.

Page 9: Persayaratan  Alat Ukur

Kesalahan-kesalahan Umum (gross-errors)

Pengenolan meter tidak tepat

Page 10: Persayaratan  Alat Ukur

Alat ukur dari kelas 1: Alat ukur dari kelas ini mempunyai presisi dan ketelitian pada tingkat yang lebih rendah dari alat ukur kelas 0,5, dan dipergunakan pada alat-alat ukur portable yang kecil atau alat-alat ukur yang ditempatkan pada panel yang besar.

Alat ukur dari kelas 1,5; 2,5 atau kelas 5: Alat-alat ukur ini dipergunakan pada panel-panel dimana presisi serta ketelitian dari pada alat ukur ini tidak begitu penting.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan dari alat ukur :- Medan Magnet- Temperatur lingkungan- Pemanasan sendiri- Pergeseran dari titik nol- Gesekan- Umur dan penempatan dari alat ukur

Page 11: Persayaratan  Alat Ukur

Klasifikasi Alat Ukur Klasifikasi alat ukur adalah upaya pengelompokan alat ukur berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan konstruksi dan cara kerjanya alat ukur listrik dibedakan atas:

Besi Putar

Meter dengan simbol ini menunjukan bahwa alat ukur listrik tersebut beroperasi dengan sistem pengukuran besi putar. Instrumen jenis inl memiliki stator dari bahan besi yang diberi lilitan disekelilingnya dan sebuah rotor dari bahan besi (bersifat magnet) yang menggerakan jarum penunjuk. Gerakan / simpangan jarum alat ukur diperoleh dengan efek repulsi antar magnet stator dan rotornya.

Meter ini dapat digunakan untuk mengukur: - Arus dan tegangan searah (DC) - Arus dan tegangan bolak-balik (AC) dengan frekuensi 15 - 100 Hz Meter ini tidak cocok untuk besaran AC yang disearahkan. Meter ini memiliki skala yang linier dari 20% hingga skala maksimumnya.

Page 12: Persayaratan  Alat Ukur

Kumparan putar

Meter dengan simbol ini menunjukan hahwa alat ukur listrik tersebut beroperasi dengan sistem pengukuran kumparan putar. Instrumen ini dikonstruksi oleh rotor besi yang diberi lilitan dan stator yang merupakan magnet permanent, jarum penunjuk dipasang pada bagian rotor. Gerakan / simpangan alat ukur diperoleh dengan effek repulsi antara stator dan rotor . Meter ini dapat digunakan utuk mengukur arus dan tegangan DC. Alat ukur memiliki range skala yang linier.

Kumparan putar yang disearahkan

Instrumen ini memiliki konstruksi yang sama dengan kumparan putar biasa, namun dengan penambahan penyearah untuk pengukuran besaran bolak-balik (AC). Meter ini digunakan untuk mengukur arus dan tegangan DC, arus dan tegangan AC.

Page 13: Persayaratan  Alat Ukur

Kumparan putar dengan converter

lnstrumen ini memiliki konstruksi yang sama dengan kumparan putar biasa dengan penambahan unit converter di dalamnya. Fungsi converter ini adalah untuk mengubah frekuensi atau sudut phasa masukan kedalam sinyal DC linear. Alat ukur tipe ini cocok untuk mengukur: Frekuensi dan sudut pada phasa

Alat ukur listrik ini dapat dijumpai dalam model-model: - 1 phasa - 3 phasa balanced - 3 phasa unbalanced - 3 phasa unbalanced 4 kawat

Page 14: Persayaratan  Alat Ukur

Bimetalik

Meter dengan simbol ini menunjukan bahwa alat ukur beroperasi dengan sistem pengukuran expansi spiral bimetal. Alat ukur jenis ini dapat digunakan untuk - Pengukur besaran DC - Pengukur besaran AC hingga 2000 Hz

Lidah Getar

Meter dengan simbol ini menunjukan bahwa alat ukur beroperasi dengan sistem resonansi. Penunjukan alat ukur ditunjukan dengan bergetarnya lidah-lidah getar yang ditimbulkan oleh medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan alat ukur. Kumparan ini mengambil tegangan dari jala-jala dan lidah getar akan berfiburasi sesuai frekuensi jala-jala. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur besaran arus bolak-balik.

Page 15: Persayaratan  Alat Ukur

Ferrodinamik

Meter dengan simbol ini menunjukan bahwa alat ukur beroperasi dengan sistem 2 belitan stator & rotor. Rotor dihubungkan dengan terminal tegangan dan stator dihubungkan sedemikian rupa sehingga dilalui oleh komponen arus beban. Simpangan alat ukur dihasilkan oleh effek repulse antara stator dan rotor. Alat ukur ini digunakan untuk pengukuran besaran AC.

Induction Quotient

Meter dengan simbol ini menunjukan bahwa alat ukur ini dikonstruksi dengan 2 buah kumparan, kumparan arus dan kumparan tegangan. Kumparan tegangan dipasang mengelilingi kumparan arus. Instrumen ini hanya digunakan untuk besaran arus bolak-balik 1 phasa. Dengan memasang lebih dari 1 kumparan arus, instrument ini dapat dibentuk untuk pengukuran besar arus bolak-balik 3 phasa

Page 16: Persayaratan  Alat Ukur

EIektrodynamik

Meter dengan simbol ini menunjukkan bahwa alat ukur listrik tersebut dikonstruksi dengan dua kumparan. masing-masing disisi stator dan rotor. Sisi Rotor dipasang kumparan tegangan dan Stator dipasang kumparan arus. Simpangan meter dihasilkan oleh effek repulse dan kedua medan magnet Stator dan Rotor. Alat ukur ini dapat digunakan pada pengukuran: - Besaran arus searah (DC) - Besaran arus bolak-balik (AC)

Induksi

Meter dengan simbol ini menunjukan bahwa alat ukur Iistrik tersebut beroperasi dengan prinsip induksi. Instrumen ini dikonstruksi oleh dua atau lebih kumparan disisi Stator dan sebuah piringan alumunium sebagal Rotor. Simpangan alat ukur dihasilkan oleh arus Foucoult yang terinduksikan pada piringan sebagai akibat medan magnet yang dibangkitkan pada kumparan arus dan tegangan disisi Stator. Alat ukur ini sesuai digunakan untuk pengukuran besaran arus bolak-balik baik satu phasa maupun tiga phasa.

Page 17: Persayaratan  Alat Ukur
Page 18: Persayaratan  Alat Ukur

Berdasarkan jenis besaran listrik yang diukur, alat-alat ukur listrik dapat dibedakan atas: Ampere meter, Volt meter, Cos phi meter, Frekuensi meter, WH meter, Mega ohm meter dan Earth resistance meter

Peralatan Bantu Ukur Alat-alat bantu ukur adalah peralatan atau instrumen khusus yang digunakan dan merupakan bagian integral dari sistem pemasangan alat-alat ukur pada jaringan listrik. Alat-alat Bantu ini berupa: 1. Potensial Transformer (PT) 2. Current Transformer (CT) 3. Shunt Resistor 4. Selektor-Amp switch 5. Selektor-VoIt switch

Potensial Transformer ( PT ) adalah jenis trafo ukur yang digunakan untuk menurunkan tegangan pengukuran ke tegangan kerja atat ukurnya. Alat bantu ukur ini digunakan pada jaringan yang beroperasi di atas standar tegangan rendah.

Trafo Arus (CT ) adalah jenis trafo ukur yang digunakan untuk menskala arus beban yang tinggi ke harga arus pengukuran yang aman bagi alat ukurnya. Alat ukur arus Listrik umumnya memiliki kemampuan dilalui arus maksimum 5 amper tanpa bergantung pada besarnya range skala ukurnya. Trafo arus berfungsi untuk menurunkan arus keharga 5 amper disisi belitan sekundernya sehingga aman untuk dihubungkan pada alat ukurnya.

Page 19: Persayaratan  Alat Ukur

Trafo Arus memiliki rasio standar sebagai herikut:

10/5 A; 15/5 A; 20/5A; 25/5A; 30/5A; 40/5A; 50/5A; 60/5A; 75/5A; 100/5A; 1 25/5A; I 50/5A; 200/5A; 250/5A; 300/5A; 400/5A; 500/5A; 600/5A; 750/5A; 800/5A; 1000/5A; 1200/5A; 1500/5A; 2000/5A; 2500/5A; 3000/5A; 4000/5A dan 5000/5A

Shunt Resistor adalah alat bantu ukur yang berupa resistor khusus yang dipasang secara shunt/parallel terhadap terminal Ampere-meter. Komponen ini digunakan untuk membagi arus beban yang tinggi agar tidak merusakkan alat ukür arus dengan membentuk rangkaian pembagi arus bersama-sama tahanan dalam alat ukur yang bersangkutan. Dengan memasang shunt resistor ini arus yang melewati kumparan alat ukur tidak melampaui 5 Ampere walau alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur arus beban yang besar.

Selektor Amp switch adalah alat bantu ukur yang digunakan untuk merangkai sebuah Ampere-meter sebagai alat ukur arus pada jaringan sistem 3 phasa. Selektor Amp berupa sebuah Camswiich dengan konstruksi khusus yang menghubungkan ampere-meter terhadap trafo ukur pada jaringan 3 Phasa. Komponen ini hanya dipakai pada jaringan tegangan rendah.

Page 20: Persayaratan  Alat Ukur

Selektor Volt adalah alat bantu ukur yang digunakan untuk merangkai sehuah volt meter sebagal pengukur tegangan pada sistem jaringan 3 phasa. Komponen ini dipakai pada jaringan TR. Pada jaringanTM, pemasangan Selektor volt selalu dilengkapi dengan 3 buah PT.

Skala Alat Ukur.

Skala alat ukur pada dasarnya adalah ukuran rentang displacement dari jarum penunjuk alat ukur dari posisi diam / penunjukan minimum hingga simpangan maksimum dari jarum penunjuk alat ukur. Skala alat ukur terbuat dari plat alumunium tipis yang diatasnya dicetak dengan garis-garis skala dengan beberapa model penunjukan. Plat skala alat ukur ini ada yang bersifat tetap (tidak dapat diganti) dan ada pula yang bersifat dapat diganti seperti gambar di bawah ini.

Page 21: Persayaratan  Alat Ukur

Bentuk-bentuk skala alat ukur yang ada dipasaran seperti salah satu dari gambar berikut ini

Page 22: Persayaratan  Alat Ukur
Page 23: Persayaratan  Alat Ukur
Page 24: Persayaratan  Alat Ukur
Page 25: Persayaratan  Alat Ukur

Sedangkan range standar dari alat-alat ukur listrik adalah sebagai berikut :

Volt meter: 0-6 Volt, 0-10 Volt, 0-15 Volt, 0-25 Volt, 0-40 Volt, 0-60 Volt, 0-100 Volt, 0-150 Volt, 0-250 Volt,

0-300 Volt, 0-400 Volt Volt, 0-500 Volt, 0-600 Volt

Amper meter: 0-IA, 0-1,5A, 0-2,5A, 0-4A, 0-5A, 0-6A, 0-bA, 0-15A, 0-20A, 0-40A, 0-50A, 0-60A , 0-150A, 0-250A, 0-300A, 0-400A, 0-500A, 0-600A

Frequensi meter: 45-55 HZ, 55-65 HZ, 140-160 HZ, 380-420 HZ, 47-53 FIZ, 48-52 HZ, 57-63 HZ, 58-62 HZ

Cos meter: 0,5 Cap - 0,5 Ind. 0,3 Cap - 0,3 lnd. 0,9 Ind.-0,9 Cap

Power meter: 0-50 Watt, 0-500 Watt,- 0-50 kW, 0-500 kW

Energi Meter: - (Counter)

Page 26: Persayaratan  Alat Ukur

Pembacaan Alat Ukur

Pembacaan alat ukur listrik pada hakekatnya akan berkaitan dengan pembacaan hasil penunjukan alat ukur dan pembacaan data teknis alat ukur yang tercetak pada plat skala alat ukur yang bersangkutan.

Pembacaan Data Teknis Alat Ukur

Data teknis alat ukur Iistrik adalah data yang memberikan informasi tentang penggunaan alat ukur yang bersangkutan . Data ini berupa rangkaian simbol / notasi yang tercetak pada plat skala alat ukur seperti contoh ilustrasi berikut ini :

Page 27: Persayaratan  Alat Ukur

Simbol I : Simbol atau notasi ini menunjukkan jenis instrument ukur yang bersangkutan sesuai kiasifikasi alat ukur pada penjelasan sebelumnya. Data ini menginformasikan sistem pengukuran yang mendasari pembuatan alat ukur tersebut dan pada jenis besaran elektris apa alat ukur ini dapat dipergunakan.

Simbol II : Simbol ini menggambarkan jenis jaringan dimana alat ukur yang bersangkutan dapat dipergunakan. Bentuk-bentuk simbol yang dipergunakan beserta artinya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 28: Persayaratan  Alat Ukur

Simbol III : Simbol ini menunjukkan kelas ketelitian alat ukur. Kelas ketelitian alat ukur ini dapat dilihat pada penjelasan sebelumnya.

Simbol IV : Simbol ini menunjukkan cara pemasangan alat ukur yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Pemasangan yang tidak sesuai dengan data ini akan mengurangi validitas penunjukkan alat ukurnya.

Simbol V : Simbol ini menunjukkan tegangan tembus dari bahan isolatornya, dalam satuan Kilo-volt ( KV).

Simbol VI : Simbol ini menunjukkan model alat ukur yang bersangkutan menurut notasi dari pabrik pembuatnya. Alat ukur dengan fungsi yang sama akan memiliki notasi yang berbeda jika pabrik pembuatnya pun berbeda.

Simbol VII : Simbol ini menunjukkan tegangan dan atau arus kerja nominal dari alat ukur yang bersangkutan.

Page 29: Persayaratan  Alat Ukur
Page 30: Persayaratan  Alat Ukur

Pembacaan Hasil Penunjukan Alat Ukur

Pembacaan hasil penunjukkan alat ukur pada prinsipnya adalah membaca simpangan jarum penunjuk di atas garis-garis skala (pada alat ukur analog) atau membaca read-out penunjukan (pada alat ukur digital) atau posisi plat yang beresonansi (pada alat ukur lidah getar). Diantara model alat ukur tersebut diatas, pembacaan alat ukur analog memerlukan keahlian khusus untuk menekan kesalahan pembacaan yang mungkin terjadi. Untuk menekan sekacil mungkin terjadinya kesalahan pembacaan (kesalahan paralak) perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Usahakan pembacaan dilakukan secara tegak lurus terhadap bidang skala 2. Pilihlah (jika memungkinkan) alat ukur yang memiliki plat skala anti paralak

Pembacaan Gambar Alat Ukur. Identifikasi termninasi alat ukur

- Amper meter

Page 31: Persayaratan  Alat Ukur
Page 32: Persayaratan  Alat Ukur
Page 33: Persayaratan  Alat Ukur
Page 34: Persayaratan  Alat Ukur
Page 35: Persayaratan  Alat Ukur
Page 36: Persayaratan  Alat Ukur

TRAFO TEGANGAN

Page 37: Persayaratan  Alat Ukur

Terminal 1,4,7: terhubung kesumbertegangan(fasa: R, S, T). Terminal 3, 6, 9 : terhubung ke beban.(fasa) Terminal 10 : terhubung ke sumber tegangan (netral). Terminal 11 : terhubung ke beban (netral)

Page 38: Persayaratan  Alat Ukur

Aplikasi Alat Ukur Listrik

Multi meter Multi meter adalah suatu alat ukur yang dapat berfungsi untuk mengukur resistansi, Tegangan Dc maupun Ac. arus Dc maupun Ac, komponen dioda dan komponen transistor. Alat ukurjenis ini bersifat portable dan tidak dipasang tetap dalam berbagai panel listrik. lnstrumen ini umumnya dipakai sebagal alat ukur praktis yang mudah dibawa kemana-mana dilapangan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini:

Page 39: Persayaratan  Alat Ukur

Multi meter dapat juga berfungsi sebagai alat ukur volt meter dengan merubah posisi selektor switch ke posisi Volt dc atau pun Volt Ac.Volt meter ini mempunyai range posisi sebagai berikut: - untuk tegangan Dc :0.5 , 2,5, 10, 50, 250, 1000 Volt. - untuk tegangan Ac : 50, 250, 1000,Volt. - untuk mendapatkan hasil pengukuran yang balk jangan lupa indicator zero corrector diatur ke posisi nol.

Pada Multi meter dapat ditemukan pula fungsi ohm meter apabila posisi selektor switch berada pada posisi ohm .Ohm meter ini mempunyai range posisi yang terdiri dari : x 1, x 10 , x 1K, x 10K. Setiap perubahan range posisi, indicating zero corrector harus diatur ke posisi nol. Pada fungsi Ampere meter, Multi-meter umumnya hanya memiliki opsi pengukuran arus dc saja dengan range posisi : 50 mA, 2,5 mA, 25mA, 0,25A, 10 A

Prosedur penggunaan Multimeter sebagai Alat ukur Resistansi Pemakaian yang benar dan aman Multimeter sebagai alat ukur resistansi dapat dilakukan dengan mengikuti tahapan proses sebagai berikut :

1. Periksa kondisi baterai alat ukur, ganti baterai jika baterai terpasang telah lemah. 2. Periksa kedudukan pointer alat ukur pada posisi skala maksimum, jika belum tepat posisinya atur ” Zero position adjuster” hingga kedudukan pointer tepat berada pada batas penunjukkan maksimum skala ukur. 3. Atur posisi selektor switch pada range pengukuran Ω yang sesuai. 4. Pertemukan kedua ujung probe (Test-pin) dan putar 0 Ω adjuster sedemikian rupa sehingga pointer dapat secara tepat menunjukkan garis 0 Ω , apabila pointer gagal mencapai garis 0 Ω walaupun “ 0 Ω adjuster “ telah diputar maksimum gantilah baterai internal dengan baterai baru yang sejenis. 5. Lakukan pengukuran dengan cara menghubungkan kedua ujung probe pada obyek ukurnya.

Page 40: Persayaratan  Alat Ukur

6. Baca penunjukkan pointer pada garis skala sebagai nilai resistansi terukur. 7. Jika nilai resistansi tidak terbaca alat ukur (> batas ukur maksimum pada range yang dipilih ), putar saklar selektor pada range ukur yang lebih tinggi dan ulangi langkah 4 hingga 6.

Prosedur Penggunaan Multimeter Sebagai Alat Ukur Tegangan

Pemakaian yang benar dan aman Multimeter sebagai alat ukur beda potensial dapat dilakukan dengan mengikuti tahapan proses sebagai berikut :

1. Periksa kedudukan pointer alat ukur pada posisi skala 0 V , jika belum tepat posisinya atur ”Zero position adjuster” hingga kedudukan pointer tepat berada pada batas penunjukkan

minimum skala ukur. 2. Atur posisi selektor switch pada range pengukuran Tegangan AC atau DC. Jika ragu-ragu

dengan besar tegangan obyek ukur, atur posisi selektor pada batas ukur tertinggi yang sesuai.3. Lakukan pengukuran dengan cara menghubungkan kedua ujung probe pada obyek ukurnya

( untuk pengukuran tegangan DC, hubungkan tes-pin warna hitam pada polaritas negatif dan warna merah pada polaritas positif ).

4. Baca penunjukkan pointer pada garis skala tegangan. 5. Jika nilai tegangan yang terbaca alat ukur belum melampaui setengah dari panjang garis

skala, putar sakiar selektor pada batas ukur yang lebih kecil dan ulangi Iangkah 1 hingga 4

Page 41: Persayaratan  Alat Ukur

Prosedur Penggunaan Multimeter Sebagai Alat Ukur Arus Pemakaian yang benar dan aman Multimeter sebagai alat ukur arus dapat dilakukandengan mengikuti tahapan proses sebagai berikut :

1. Periksa kedudukan pointer alat ukur pada posisi skala 0 V, jika belum tepat posisinya atur” Zero position adjuster” hingga kedudukan pointer tepat berada pada batas penunjukkan minimum skala ukur. 2. Atur posisi selektor switch pada range pengukuran arus yang sesuai (pilihlah range terbesar sebagai tahap awal pungukuran). 3. Lakukan pengukuran dengan cara menghubungkan tes pin alat ukur terhadap obyek ukurnya (perhatikan polaritas dari warna probe pada pengukuran Arus DC). 4. Baca penunjukkan pointer pada garis skala sebagai nilai Arus terukur.5. Jika nilai Arus yang terbaca alat ukur belum melampaui setengah dari panjang garis skala, putar saklar selektor pada batas ukur yang lebih kecil dan ulangi langkah 3 hingga 4

Page 42: Persayaratan  Alat Ukur

Ohm Meter

Ohm meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran resistansi dc dan

juga dapat digunakan alat uji kontinuitas ( model standard ). Instrumen umumnya dapat

pula dijumpai dalam model sebagai :

• Bridge ohm-meter

• Mili ohm-meter

• Mikro ohm-meter

Volt meter

Volt meter adaIah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran tegangan dc maupun tegangan

ac.

Page 43: Persayaratan  Alat Ukur

Disamping dalam bentuk alat ukur multi fungsi (Multi-meter), alat ukur ini juga dapat

dijumpai dalam model individual instrument seperti contoh diatas.

Alat ukur ini memiliki variasi bentuk dan batas ukur yang sangat beragam sebagaimana

uraian pada penjsub bab 1.3 dimuka. Aplikasinya banyak dijumpai dalam berbagai panel

listrik seperti :

• MVMDP • LVMDP • SDP(PP, LP, MCC)

Pernasangan alat ukur ni dapat dijumpai dilapangan dalam beberapa konfigurasi pengawatan seperti

• Pemasangan Volt-meter pada jaringan TR phasa tunggal.

• Pemasangan Volt-meter pada jaringan TR 3 phasa.

• Pemasangan Volt-meter pada jaringan TM 3 phasa

Page 44: Persayaratan  Alat Ukur

Amper meter

Amper meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran arus dc dan arus ac.

Disamping dalam bentuk alat ukur multi fungsi (Multimeter), alat ukur ini juga dapat dijumpai dalam

model individual instrument seperti contoh berikut :

Alat ukur ini memiliki variasi bentuk dan batas ukur yang sangat beragam sebagaimana uraian pada

Penjelasan sebelumnya . Aplikasinya banyak dijumpai dalam berbagai panel listrik seperti :

• MVMDP • LVMDP • SDP (PP, LP, MCC)

Pemasangan alat ukur ini dapat dijumpai dilapangan dalam beberapa konfigurasi pengawatan

seperti :

Pemasangan Amp-meter pada jaringan TR phasa tunggal: I. Untuk arus pengukuran kecil 2. Untuk pengukuran arus besar

Page 45: Persayaratan  Alat Ukur

Pemasangan Amp-meter pada jaringan TR 3 phasa :

1. Model Tiga Amp-meter untuk pengukuran arus kecil

2. Model Tiga Amp-meter untuk pengukuran arus besar

3. Model Satu Amp-meter untuk pengukuran arus kecil

4. Model Satu Amp-meter untuk pengukuran arus besar

Pemasangan Amp-meter pada jaringan TM 3 phasa

Megger

Mega-ohm meter (Megger) adalah instrumen ukur yang digunakan untuk mengukur resistansi isolasi

pada peralatan atau sistem tenaga Listrik, seperti misalnya jaringan instalasi, belitan mesin listrik,

belitan transformer dan lain-lain. Dalam bidang Teknik Ketenagalistrikan dikenal 2 jenis Mega-ohm

meter yang terdiri atas :• Sistem Elektrogenerator • Sistem Inverter

Megger dengan sistem tersebut pertama mempunyai range tegangan pengukuran antara 100 – 500

volt, sedangkan Megger tersebut kedua mempunyai range tegangan pengukuran antara 100 — 5000

volt guna menyesuaikan tegangan pengukuran terhadap tegangan kerja peralatan yang akan diukur.

Page 46: Persayaratan  Alat Ukur

Pada pemeriksaan resistansi isolasi jaringan instalasi tegangan rendah, tegangan pengukuran yang

dipilih adalah 500-1000 Volt. Sedangkan pada pemakaian megger sebagai alat ukur tahanan isolasi

mesin-mesin listrik , tegangan pengukurannya disesuaikan dengan tegangan kerja peralatan yang

diukur. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dihawah ini :

Megger terdiri dari : - Terminal pengukuran (notasi I dan 3) - Lampu indikator pembacaan (notasi 4,5,6) • Lampu indikator no.6 untuk pembacaan skala I (0-50 M ohm) • Lampu indikator no.5 untuk pembacaan skala II (4-200 M ohm) • Lampu indikator no.4 untuk pembacaan skala III (20-2000 M ohm)

Page 47: Persayaratan  Alat Ukur

Range Selektor berfungsi untuk meinilih posisi tegangan ac atau tahanan isolasi atau tahanan isolasi

sekaligus untuk memilih posisi skala pembacaan (notasi 7)

Measuring Voltage Selektor (notasi 8) digunakan untuk rneinilih range tegangan ukur . Penggunaan

tegangan ukur yang berbeda pada objek ukur yang sama akan menghasilkan pembacaan nilai ukur

yang berbeda pula. Untuk mendapatkan nilai ukur yang benar ada faktor koreksi yang

direkomendasikan alat ukurnya sbb:

• Tegangan ukur 500 Volt dengan faktor pengali 0,1

• Tegangan ukur 1000 Volt dengan faktor pengali 0.2

• Tegangan Ukur 2500 Volt dengan faktor pengali 0.5

• Tegangan ukur 5000 Volt dengan faktor pengali 1

Tombol Pengukuran (notasi 9)

- Zerro Adjuster (notasil 10)

- Berfungsi sebagai indikator koreksi (notasi 11)

Range Selektor berfungsi untuk meinilih posisi tegangan ac atau tahanan isolasi atau tahanan isolasi

sekaligus untuk memilih posisi skala pembacaan ( notasi 7 )

Measuring Voltage Selector ( notasi 8 ) digunakan untuk memilih range tegangan ukur . Penggunaan

tegangan ukur yang berbeda pada objek ukur yang sama akan menghasilkan pembacaan nilai ukur

yang berbeda pula. Untuk mendapatkan nilai ukur yang benar ada faktor koreksi yang

direkomendasikan alat ukurnya sbb:

Megger terdiri dari : - Terminal pengukuran (notasi I dan 3) - Lampu indikator pembacaan (notasi 4,5,6) • Lampu indikator no.6 untuk pembacaan skala I (0-50 M ohm) • Lampu indikator no.5 untuk pembacaan skala II (4-200 M ohm) • Lampu indikator no.4 untuk pembacaan skala III (20-2000 M ohm)

Page 48: Persayaratan  Alat Ukur

Tegangan ukur 500 Volt dengan faktor pengali 0,

Tegangan ukur 1000 Volt dengan faktor pengali 0.2

Tegangan Ukur 2500 Volt dengan faktor pengali 0.5

Tegangan ukur 5000 Volt dengan faktor pengali 1

Page 49: Persayaratan  Alat Ukur

Penggunaan Megger dalam pengukuran resistansi isolasi mesin-mesin listrik diperlukan kecermatan

dalam menyesuailan terhadap tegangan kerjanya. Sebagai acuan, jika mesin listrik beroperasi dengan

tegangan kerja sebesar:

• <100 Volt. Megger harus diset pada tegangan pengukuran sehesar 100 — 250 Volt.

• 100 s/d 440/550 Volt, Megger harus diset pada tegangan pengukuran sebesar 500—1000 Volt.

• 440/550 s/d 2400 Volt, Megger harus diset pada tegangan pengukuran sehesar 1 000 — 2400 Volt.

• 2400 s/d 4160 Volt, Megger barus diset pada tegangan pengukuran sebesar 240() — 5000 Volt. Pengukuran resistansi isolasi dilakukan dengan mengambil titik-titik pengukuran antar phasa, antar phasa ke netral, dan antar phasa ke titik pentanahan tergantung pada jenis obyek ukurnya Prosedur Pengukuran Resistansi Isolasi: A. Untuk Kasus Jaringan Instalasi. V 1. Lepaskan obyek ukur dari sumber tegangan. 2. Lepaskan semua beban dan jaringan dan sakiar dalain kondisi ‘ON” ( untuk kasus janingan

lnstalasi) 3. Atur posisi selektor switch pada range pengukuran terkecil. 4. Atur tegangan pengukuran yang sesuai dengan tegangan kerja obyek ukurnya. 5. Lakukan pengukuran dengan cara menghubungkan kedua ujung probe pada obyek ukurnya. 6. Baca dan catat penunjukkan pointer pada ganis skala 7. Jika nilai resistansi isolasi tidak terbaca oleh alat ukur, putar sakiar selektor pada batas ukur

yang lebih besar dan ulangi langkah kerja no.5 hingga no.7 8. ‘l’etapkan nilai resistansi ininimum yang harus diiniliki oleh obyek ukur. 9. simpulkan hasil pengukuran dengan membandingkan terhadap nilai resistansi pada langkah

kerja no.8

Page 50: Persayaratan  Alat Ukur

B. Untuk Kasus Mesin listrik 1. Amati jenis dan tegangan kerja mesin 2. Tetapkan nilai resistansi miinimal yang harus dimiliki oleh motor tersebut pada tegangan kerja norninalnya. 3. Lepaskan obyek ukur dari sumber tegangan. 4. Lepaskan sernua plat pengkopel teriminal 5. Atur posisi selektor switch pada range pengukuran terkecil. 6. Atur tegangan pengukuran yang sesuai dengan tegangan kerja obyek ukurnya. 7. Tetapkan jumlah dan letak titik-titik pengukuran yang harus dilakukan dalam pengujian resistansi isolasi. 8. Lakukan pengukuran dengan cara menghubungkan kedua ujung probe pada obyek ukurya sesuai letak dan jumlah titik pengukuran yang telah ditetapkan pada langkah kerja no. 7. 9. Baca dan catat penunjukkan pointer pada garis skala 10. Jika nilai resistansi isolasi tidak terbaac oleh alat ukur, putar sakiar selektor pada batas ukur yang lebih besar dan ulangi langkah kerja no.8 hingga no.10 11. simpulkan hasil pengukuran dengan membandingkan terhadap nilai resistansi pada langkah kerja no.2

Page 51: Persayaratan  Alat Ukur

Clamp-on Amp-meter Clamp-on Ammeter adalah alat ukur listnk yang mampu mengukur besaran arus bolak-balik dengan prinsip trafo arus. Alat ukur ini dapat dijumpai dalam dua model pembacaan skala ukur, digital dan analog. Alat ikur ini mampu mengukur arusbolak-balikdalam batasukur3A,5A,1OA,30A,60A,IOOA,300A, 1000 dan 2000 A , yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Cara kerja alat ukur ini pada pnnsipnya adalah berdasarkan mekanisme operasi sebuah trafo arus. Rahang jepit alat ukur ini pada dasarnya adalah bagian dan inti trafonya. Sisi sekundemya berupa sejumlah lilitan yang dihubungkan pada alat ukur melalui serangkaian komponen. sedang sisi primemya dibentuk oleh kawat berarus yang menjadi obyek ukurnya. Sisi belitan primer dan sekunder ini memiliki rasio khusus ( tertentu ) yang melalui jasa selektor switch akan selalu diperoleh arus sekunder sebesar 5A ( max ). Contoh bentuk suatu Clamp-on Ammeter dapat digambarkan sebagai berikut

Page 52: Persayaratan  Alat Ukur

Pengukuran dengan peralatan ukur ini dilakukan dengan melingkarkan rahang jepit alat ukur pada salah satu hantaran saluran listrik seperti ilustrasi berikut ini :

Page 53: Persayaratan  Alat Ukur

Prosedur Pengukuran: Pemakaian yang benar dan aman Clamp-On Am-meter sebagai alat ukur arus listrik dapat dilakukan dengan mengikuti tahapan proses sebagai berikut: 1. Persiapkan alat ukur yang akan digunakan dan periksa kelengkapan asesories. 2. Pahami terlebih dahulu cara penggunaannya dengan mempelajari instrkusi manualnya atau mendiskusikannya kepada pihak lain yang lebih kompeten. 3. Atur posisi selektor switch alat ukur pada range I batas ukur yang sesuai dengan data anis jaringan. Jika ada keragu-raguan terhadap nilai arus kerja jaringan, atur alat ukur pada hatas ukur terhesarnya. 4. Lakukan pengukuran dengan cara melingkarkan rahang jepit alat ukur pada salah hantaran phasa kabel pensuplai energi listrik-nya 5. Baca penunjukkan pointer pada garis skala ( alat ukur analog), atau read-out alat ukur pada meter digital. Jika penunjukkan alat ukur belum menunjukkan simpangan diatas 60% garis skala (alat ukur analog ), lepaskan alat ukur dari obyek ukur dan ubah selektor switch pada batas ukur arus yang sesua serta ulangi Iangkah no.5 6. Ulangi Iangkah kerja no.3 dan 4 pada saluran phasa yang lainnya. 7. Catat setiap ha.sil pembacaan dan lakukan analisa terhadap data hasil pengukuran. 8. Bereskan kembali peralatan serta simpan kembali peralatan yang digunakan pada tempatnya semula.

Page 54: Persayaratan  Alat Ukur

7. Catat setiap hasil pembacaan dan lakukan analisa terhadap data hasil pengukuran. 8. Bereskan kembali peralatan serta simpan kembali peralatan yang digunakan pada tempatnya semula.