Persamaan Diferensial Orde 2
-
Upload
rizky-rakhmawan -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
description
Transcript of Persamaan Diferensial Orde 2
2 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral
Sudaryatno Sudirham
Darpublic
Studi Mandiri
Fungsi dan Grafik
Diferensial dan Integral
16-1
BAB 16 Persamaan Diferensial (2)
(Orde Dua)
16.1. Persamaan Diferensial Linier Orde Dua
Secara umum persamaan diferensial linier orde dua berbentuk
)(2
2
tfcydt
dyb
dt
yda =++ (16.1)
Pada persamaan diferensial orde satu kita telah melihat bahwa solusi
total terdiri dari dua komponen yaitu solusi homogen dan solusi khusus.
Hal yang sama juga terjadi pada persamaan diferensial orde dua yang
dengan mudah dapat ditunjukkan secara matematis seperti halnya pada
persamaan orde pertama. Perbedaan dari kedua macam persamaan ini
terletak pada kondisi awalnya. Pada persamaan orde dua terdapat dua
kondisi awal dan kedua kondisi awal ini harus diterapkan pada dugaan
solusi total. Dua kondisi awal tersebut adalah
)0(')0(dan )0()0( −+−+ == ydt
dyyy (16.2)
Solusi homogen. Solusi homogen diperoleh dari persamaan rangkaian
dengan memberikan nilai nol pada ruas kanan dari persamaan (4.25),
sehingga persamaan menjadi
02
2
=++ cydt
dyb
dt
yda (16.3)
Agar persamaan ini dapat dipenuhi, y dan turunannya harus mempunyai
bentuk sama sehingga dapat diduga y berbentuk fungsi eksponensial ya =
Kest dengan nilai K dan s yang masih harus ditentukan. Kalau solusi
dugaan ini dimasukkan ke (16.3) akan diperoleh :
( ) 0atau 0 22 =++=++ cbsasKecKebKseeaKs stststst (16.4)
16-2 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik – Diferensial dan Integral
Fungsi est tidak boleh nol untuk semua nilai t . Kondisi K = 0 juga tidak
diperkenankan karena hal itu akan berarti ya = 0 untuk seluruh t. Satu-
satunya jalan agar persamaan ini dipenuhi adalah
02 =++ cbsas (16.4)
Persamaan ini adalah persamaan karakteristik persamaan diferensial
orde dua. Secara umum, persamaan karakteristik yang berbentuk
persamaan kwadrat itu mempunyai dua akar yaitu:
a
acbbss
2
4,
2
21−±−
= (16.5)
Akar-akar persamaan ini mempunyai tiga kemungkinan nilai, yaitu: dua
akar riil berbeda, dua akar sama, atau dua akar kompleks konjugat.
Konsekuensi dari masing-masing kemungkinan nilai akar ini terhadap
bentuk solusi akan kita lihat lebih lanjut. Untuk sementara ini kita
melihat secara umum bahwa persamaan karakteristik mempunyai dua
akar.
Dengan adanya dua akar tersebut maka kita mempunyai dua solusi
homogen, yaitu:
tsa
tsa eKyeKy 21
2211 dan == (16.6)
Jika ya1 merupakan solusi dan ya2 juga merupakan solusi, maka jumlah
keduanya juga merupakan solusi. Jadi solusi homogen yang kita cari
akan berbentuk
tstsa eKeKy 21
21 += (16.7)
Konstanta K1 dan K2 kita cari melalui penerapan kondisi awal pada
solusi total.
Solusi Khusus. Sulusi khusus kita cari dari persamaan (16.1). Solusi
khusus ini ditentukan oleh bentuk fungsi pemaksa, f(t). Cara menduga
bentuk solusi khusus sama dengan apa yang kita pelajari pada persamaan
orde satu. Kita umpamakan solusi khusus ykhusus = yp.
Solusi Total. Dengan solusi khusus yp maka solusi total menjadi
tstspap eKeKyyyy 21
21 ++=+= (16.8)
16-3
16.2. Tiga Kemungkinan Bentuk Solusi
Sebagaimana disebutkan, akar-akar persamaan karakteristik yang
berbentuk umum as2 + bs + c = 0 dapat mempunyai tiga kemungkinan
nilai akar, yaitu:
a). Dua akar riil berbeda, s1 ≠ s2, jika {b2− 4ac } > 0;
b). Dua akar sama, s1 = s2 = s , jika {b2−4ac } = 0
c). Dua akar kompleks konjugat s1 , s2 = α ± jβ , jika {b2−4ac } < 0.
Tiga kemungkinan nilai akar tersebut akan memberikan tiga
kemungkinan bentuk solusi yang akan kita lihat berikut ini, dengan
contoh solusi pada persamaan diferensial tanpa fungsi pemaksa.
Dua Akar �yata Berbeda. Kalau kondisi awal y(0+) dan dy/dt (0
+) kita
terapkan pada solusi total (16.8), kita akan memperoleh dua persamaan
yaitu
221121 )0()0('dan )0()0( KsKsyyKKyy pp ++′=++= ++++ (16.9)
yang akan menentukan nilai K1 dan K2. Jika kita sebut
)0()0(dan )0()0( 00++++ ′−′=−= pp yyByyA (16.10)
maka kita peroleh
02211021 dan BKsKsAKK =+=+
dan dari sini kita memperoleh
21
0012
12
0021 dan
ss
BAsK
ss
BAsK
−
−=
−
−=
sehingga solusi total menjadi
tstsp e
ss
BAse
ss
BAsyy 21
21
001
12
002
−
−+
−
−+= (16.11)
Berikut ini kita lihat suatu contoh. Seperti halnya pada persamaan orde
pertama, pada persamaan orde dua ini kita juga mengartikan solusi
persamaan sebagai solusi total. Hal ini didasari oleh pengertian tentang
kondisi awal, yang hanya dapat diterapkan pada solusi total. Persamaan
yang hanya mempunyai solusi homogen kita fahami sebagai persamaan
dengan solusi khusus yang bernilai nol.
16-4 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik – Diferensial dan Integral
Contoh: Dari analisis transien suatu rangkaian listrik diperoleh
persamaan
0104105,8 63
2
2
=×+×+ vdt
dv
dt
vd
dengan kondisi awal v(0+)=15 V dan dv/dt(0
+) = 0
berbeda). riilakar dua ( 8000 ,500
4)25,4(104250, :akar -akar
0104105,8 :ik karkterist Persamaan
21
2321
632
−=−=
−±−=→
=×+×+
ss
ss
ss
homogen). solusi dari terdiri(hanya
V 16 : totalSolusi
115 168000500
)8000(1515
)15(0 0)0( b).
15 15 V 15)0()0( a).
: awal Kondisi
nol)homogen (solusi
0 : totalsolusiDugaan
8000 500
1221
21
21112211
1221
80002
5001
tt
tt
eev
KKss
sK
sKsKsKsKdt
dv
KKKKvv
eKeKv
−−
+
−+
−−
−=
−=−=⇒=+−
−−=
−
−=⇒
−+=+=→=
−=⇒+=→==
++=
Dua Akar �yata Sama Besar. Kedua akar yang sama besar tersebut
dapat kita tuliskan sebagai
0dengan ; dan 21 →δδ+== ssss (16.12)
Dengan demikian maka solusi total dapat kita tulis sebagai
tsstp
tstsp
eKeKy
eKeKyy
)(21
21
21
δ+++=
++= (16.13)
Kalau kondisi awal pertama y(0+) kita terapkan, kita akan memperoleh
021
21
)0()0(
)0()0(
AyyKK
KKyy
p
p
=−=+→
++=
++
++
Jika kondisi awal kedua dy/dt (0+) kita terapkan, kita peroleh
16-5
0221
21
)0()0()(
)()0()0(
ByyKsKK
sKsKyy
p
p
=′−′=δ++→
δ+++′=′
++
++
Dari kedua persamaan ini kita dapatkan
δ
−−=→
δ
−=→=δ+
sABAK
sABKBKsA
0001
002020
(16.14)
Solusi total menjadi
stt
p
sttp
tsstp
ee
sABAy
eesABsAB
Ay
esAB
esAB
Ayy
1
)(
000
00000
)(00000
δ+
δ−−++=
δ
−+
δ
−−+=
δ
−+
δ
−−+=
δ
δ
δ+
(16.15.a)
Karena 1
lim1
lim 0
0t
ee tt
=
δ
−=
δ+
δ−
δ
→δ
δ
→δ
maka solusi total dapat kita tulis
[ ] stp etsABAyy )( 000 −++= (16.15.b)
Solusi total seperti dinyatakan oleh (16.15.b) merupakan bentuk khusus
yang diperoleh jika persamaan karakteristik mempunyai dua akar sama
besar. A0 dan B0 mempunyai nilai tertentu yang ditetapkan oleh kondisi
awal. Dengan demikian kita dapat menuliskan (16.15.b) sebagai
[ ] stbap etKKyy ++= (16.15.c)
dengan nilai Ka yang ditentukan oleh kondisi awal, dan nilai Kb
ditentukan oleh kondisi awal dan s. Dalam rangkaian listrik, nilai s
tergantung dari elemen-elemen yang membentuk rangkaian dan tidak ada
kaitannya dengan kondisi awal. Dengan kata lain, jika kita mengetahui
bahwa persamaan karakteristik rangkaian mempunyai akar-akar yang
sama besar (akar kembar) maka bentuk tanggapan rangkaian akan seperti
yang ditunjukkan oleh (16.15.c).
16-6 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik – Diferensial dan Integral
Contoh: Pada kondisi awal v(0+)=15 V dan dv/dt(0
+)=0, analisis
transien rangkaian listrik memberikan persamaan
0104104 63
2
2
=×+×+ vdt
dv
dt
vd
( ) ( ) .0 karena , 0
:berbentuk akan totalsolusi
itu karenaoleh besar; samaakar dua terdapatsini Di
2000 1041042000, :akar -akar
01044000 :tik karakteris Persamaan
6621
62
=++=++=
=−=×−×±−=
=×++
pst
bast
bap vetKKetKKvv
sss
ss
( )
( ) V 3000015 : Jadi
30000 0)0(
memberikan
0)0( kedua awal kondisi Aplikasi
.15)0(
memberikan ini totalsolusi pada pertama awal kondisi Aplikasi
2000 t
abab
stba
stb
a
etv
sKKsKKdt
dv
estKKeKdt
dv
dt
dv
Kv
−
+
+
+
+=
=−=→+==→
++=
=
==
Akar-Akar Kompleks Konjugat. Kita belum membahas bilangan
kompleks di buku ini. Kita baru memandang fungsi-fungsi yang
memiliki nilai bilangan nyata. Namun agar pembahasan menjadi
lengkap, berikut ini diberikan solusinya.
Dua akar kompleks konjugat dapat dituliskan sebagai
β−α=β+α= jsjs 21 dan
Solusi total dari situasi ini adalah
( ) ttjtjp
tjtjp
eeKeKy
eKeKyy
αβ−β+
β−αβ+α
++=
++=
2
1
)(2
)(1
(16.16)
Aplikasikan kondisi awal yang pertama, y(0+),
16-7
( )
021
21
)0()0(
)0()0(
AyyKK
KKyy
p
p
=−=+→
++=
++
++
Aplikasi kondisi awal yang kedua, )0()0( ++ ′= ydt
dv,
( )( ) ttjtj
ttjtjp
eeKeK
eeKjeKjdt
dy
dt
dy
αβ−β
αβ−β
α++
β−β+=
21
21
Kita akan memperoleh
( ) ( )
( ) ( ) 02121
2121
)0()0(
)0()0()0(
ByyKKKKj
KKKjKjyydt
dy
p
p
=′−′=+α+−β→
α++β−β+′=′=
++
+++
( ) ( )β
α−=−→=+α+−β
=+
j
ABKKBKKKKj
AKK
002102121
021
2
/)(
2
/)( 0002
0001
βα−−=
βα−+=
jABAK
jABAK
Solusi total menjadi
tp
ttjtjtjtj
p
ttjtjp
etAB
tAy
ej
eeABeeAy
eejABA
ejABA
yy
α
αβ−β+β−β+
αβ−β+
β
β
α−+β+=
−
β
α−+
++=
βα−−+
βα−++=
sin)(
cos
2
)(
2
2
/)(
2
/)(
000
00
0
000 000
(16.17)
A0 dan B0 mempunyai nilai tertentu yang ditetapkan oleh kondisi awal
sedangkan α dan β memiliki nilai tertentu (dalam rangkaian listrik ditentukan oleh nilai elemen rangkaian). Dengan demikian solusi total
dapat kita tuliskan sebagai
( ) tbap etKtKyy
αβ+β+= sincos (16.18)
16-8 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik – Diferensial dan Integral
dengan Ka dan Kb yang masih harus ditentukan melalui penerapan
kondisi awal. Ini adalah bentuk solusi total khusus untuk persamaan
diferensial yang memiliki persamaan karakteristik dengan dua akar
kompleks konjugat.
Persamaan (16.8) menunjukkan bahwa bila persamaan karakteristik
memberikan dua akar kompleks konjugat, maka solusi persamaan
diferensial orde dua akan terdiri dari solusi khusus yp ditambah fungsi
sinus yang teredam.
Soal-Soal:
1. Carilah solusi persamaan diferensial berikut.
5)0( , 0)0( ; 054 c).
10)0( , 0)0( ; 044 b).
15)0( ,0)0( ; 0107 .a)
2
2
2
2
2
2
===++
===++
===++
++
++
++
dt
dvvv
dt
dv
dt
vd
dt
dvvv
dt
dv
dt
vd
dt
dvvv
dt
dv
dt
vd
2. Carilah solusi persamaan diferensial berikut.
10)0(
,5)0( ;)(100258 c).
10)0(
,5)0( ;)(1002510 b).
25)0(
,5)0( ; )(1002410 .a)
2
2
2
2
2
2
===++
===++
===++
+
+
+
dt
dvvtuv
dt
dv
dt
vd
dt
dvvtuv
dt
dv
dt
vd
dt
dvvtuv
dt
dv
dt
vd
3. Carilah solusi persamaan diferensial berikut.
0)0( ,0)0( , )( ] 1000[cos10086 .a)2
2
===++ ++
dt
dvvtutv
dt
dv
dt
vd
0)0( ,0)0( , )( ] 1000[cos10096 b).2
2
===++ ++
dt
dvvtutv
dt
dv
dt
vd
0)0( ,0)0( , )( ] 1000[cos100102 c).2
2
===++ ++
dt
dvvtutv
dt
dv
dt
vd