Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

20
1. Pen da hulu an Struktur pasar dasar perekonomian secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistik, dan oligopoli. Pengelompokan ini  berdasarkan pada empat hal pokok, yaitu: ciri-ciri jenis barang yang dihasilkan, banyak perusahaan dalam kegiatan yang menghasilkan barang tersebut, mudah tidaknya perusahaan baru menjalankan kegiatan untuk memproduksi barang tersebut, dan besar kekuatan suatu perusahaan di dalam pasar. Str uktu r pasa r mer upak an sal ah satu bagi an dal am ker angk a pemiki ran yang dike nal deng an structure-conduct-performance yang merupakan salah satu alat untuk menganalisis sektor industri. Struktur pasar persaingan sempurna merupakan bentuk yang paling ideal, karena menganggap system pasar ini akan menjamin terwujudnya kegiatan perekonomian yang sangat efisien. Model  per sain gan sempur na me ngas ums ikan bahw a ada bany ak penj ual dan pembel i, prod uk yang diperjualbelikan merupakan produk yang standar, setiap perusahaan mudah untuk masuk maupun keluar pasar dan pelaku pasar mempunyai pengetahuan yang sempurna dan lengkap. Monopoli merupakan bentuk pasar yang hanya terdapat satu perusahaan saja. Dan menghasilkan barang yang tidak mempuny ai bar ang peng gant i yang sangat deka t. Ada tiga fak tor yang menyeb abka n timbulnya pasar monopoli, yaitu mempunyai sumber daya tertentu yang unik, menikmati skala ekonomis (monopoli alamiah), dan melalui undang-undang (peraturan paten, hak cipta, dan hak usaha eksklusif). Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya merupakan pasar yang berada di antara dua struktur pasar yang ekstrim, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Pada pasar  persaingan monopolistis terdapat bayak perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Sedangkan pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri hanya beberapa  pe rusahaan sa ja , yang ada kal any a han ya dua pe rusa haa n saja dan disebut duo pol i. Da lam kenyataan sehari-hari, sektor industri sangat jauh dari hal yang ideal ini seperti di sebutkan di atas. Oleh karena itu, dalam membuat analisis industri perlu dicermati seberapa besar persaingan yang terjadi sehingga dapat membuat kebijakan yang tepat bila ingin mengembangkan industri tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas persaingan yang terjadi di industri telekomunikasi berdasarkan makalah-makalah yang telah dipublikasi. Pada umumnya dipercaya bahwa persaingan pasar akan mendorong perusahaan untuk mencari teknologi yang lebih baik untuk meningkatkan efisiensi  pr odu ks i da n me nin gkatkan ke unt ung an. Keban yak an ind us tr i telekom uni kas i di neg ar a  berkembang masih mempunyai struktur monopoli alamiah. Monopolist mungkin akan memperoleh le bi h ban yak ke unt ungan de nga n car a seder han a yai tu menaikka n har ga pr oduksi. Ka re na 1

Transcript of Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

Page 1: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 1/20

1. Pendahuluan

Struktur pasar dasar perekonomian secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat,

yaitu: persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistik, dan oligopoli. Pengelompokan ini

 berdasarkan pada empat hal pokok, yaitu: ciri-ciri jenis barang yang dihasilkan, banyak perusahaan

dalam kegiatan yang menghasilkan barang tersebut, mudah tidaknya perusahaan baru menjalankan

kegiatan untuk memproduksi barang tersebut, dan besar kekuatan suatu perusahaan di dalam pasar.

Struktur pasar merupakan salah satu bagian dalam kerangka pemikiran yang dikenal dengan

structure-conduct-performance yang merupakan salah satu alat untuk menganalisis sektor industri.

Struktur pasar persaingan sempurna merupakan bentuk yang paling ideal, karena menganggap

system pasar ini akan menjamin terwujudnya kegiatan perekonomian yang sangat efisien. Model

  persaingan sempurna mengasumsikan bahwa ada banyak penjual dan pembeli, produk yang

diperjualbelikan merupakan produk yang standar, setiap perusahaan mudah untuk masuk maupun

keluar pasar dan pelaku pasar mempunyai pengetahuan yang sempurna dan lengkap. Monopoli

merupakan bentuk pasar yang hanya terdapat satu perusahaan saja. Dan menghasilkan barang yang

tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Ada tiga faktor yang menyebabkan

timbulnya pasar monopoli, yaitu mempunyai sumber daya tertentu yang unik, menikmati skala

ekonomis (monopoli alamiah), dan melalui undang-undang (peraturan paten, hak cipta, dan hak 

usaha eksklusif). Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya merupakan pasar yang berada di

antara dua struktur pasar yang ekstrim, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Pada pasar 

 persaingan monopolistis terdapat bayak perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda corak 

(differentiated product). Sedangkan pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri hanya beberapa

 perusahaan saja, yang ada kalanya hanya dua perusahaan saja dan disebut duopoli. Dalam

kenyataan sehari-hari, sektor industri sangat jauh dari hal yang ideal ini seperti di sebutkan di atas.

Oleh karena itu, dalam membuat analisis industri perlu dicermati seberapa besar persaingan yang

terjadi sehingga dapat membuat kebijakan yang tepat bila ingin mengembangkan industri tersebut.

Dalam makalah ini akan dibahas persaingan yang terjadi di industri telekomunikasi berdasarkanmakalah-makalah yang telah dipublikasi. Pada umumnya dipercaya bahwa persaingan pasar akan

mendorong perusahaan untuk mencari teknologi yang lebih baik untuk meningkatkan efisiensi

  produksi dan meningkatkan keuntungan. Kebanyakan industri telekomunikasi di negara

 berkembang masih mempunyai struktur monopoli alamiah. Monopolist mungkin akan memperoleh

lebih banyak keuntungan dengan cara sederhana yaitu menaikkan harga produksi. Karena

1

Page 2: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 2/20

kemudahan ini mungkin akan member insentif yang kecil bagi monopolist untuk mencari teknologi

yang lebih baik. Konsekuensinya, oarang lebih percaya bahwa kompetisi akan mendorong efisiensi

 produksi. Di sisi lain, adanya skala ekonomis akan mendukung perilaku monopolist, dengan

 persaingan akan menyebabkan setiap perusahaan akan mempunyai ukuran yang kecil dan tidak 

dapat mencapai skala ekonomis secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan efisiensi produksi

(yang mempunyai implikasi terhadap kesejahteraan), perdebatan antara persaingan dengan

monopolist akan menghasilkan trade-off antara efisiensi dengan skala ekonomis. Regulated

monopoli merupakan hibrid yang mengkompromikan kedua hasil tersebut. Kinerja dari regulated

monoply dipengaruhi oleh adanya struktur informasi yang asimetri antara perusahaan dengan

 pembuat regulasi.

2. Struktur Industri Telekomunikasi

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya

  pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan

telekomunikasi menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi

akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia

informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk 

menyampaikan informasi. Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat

 berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi

telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi wireless (tanpa kabel). Ada beberapa indikasi yang

dapat dilihat pada proses perkembangan teknologi wireless. Indikasi tersebut adalah: beralihnya ke

teknologi digital, semakin besar kapasitas, semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya

 jangkau, keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan penambahan fasilitas yang lain. Arah

 perkembangan teknologi wireless, semuanya menuju ke teknologi   Mobile Telecommunications

System. Teknologi tersebut dapat didekati dari teknologi cordless, cellular (seluler) maupun satelit.

Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini mempunyai kecenderungan untuk beralih via radio, optik 

atau satelit.

2

Page 3: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 3/20

Telekomunikasi seluler sangat cepat mengalami difusi teknologi yang dikarenakan

keterbatasan dari teknologi telekomunikasi konvensional yang memerlukan waktu lama untuk 

 pengembangan jaringan begitu juga waktu tunggu untuk memperoleh sambungan bagi pelanggan.

Hubungan antara persaingan dan difusi dalam literatur ekonomi sering dinyatakan dalam difusi

dari inovasi teknologi yang pada umumnya makin banyak jumlah perusahaan maka akan semakin

cepat terjadi difusi inovasi. Tidak seperti dalam industri telekomunikasi konvensional yang

kebanyakan masih mengikuti struktur pasar monopoli alamiah, telekomunikasi seluler sejak beralihdari analog ke digital struktur pasar monopoli tidak dapat dipertahankan lagi. Inovasi teknologi

telah meningkatkan efisiensi dalam menggunakan spektum gelombang radio dan akhirnya makin

 besar ukuran pasar baik bagi pelanggan maupun operator. Lebih jauh dapat dikatakan bahwa

meningkatnya potensi pasar akan mendorong banyak operator yang masuk ke industri ini. Ada dua

alasan yang sering dikemukan untuk menjelaskan hal ini:

• Perkembangan teknologi akan mendorong banyak perusahaan masuk ke pasar.

• Persaingan di pasar akan meningkat seiring dengan kecepatan difusi teknologi

telekomunikasi seluler ini.

Teknologi telekomunikasi seluler sangat cepat mengalami perkembangan. Hal ini didorong

oleh keterbatasan spektrum (band-width) gelombang elektromagnetik. Pada sistem analog generasi

3

Page 4: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 4/20

 pertama beroperasi pada daerah dengan frekuensi 450 MHz, dan meningkat menjadi 900 MHz

  pada generasi kedua. Perkembangan teknologi telah menurunkan kebutuhan spektrum per 

 pelanggan sehingga pada gelombang yang sama dapat digunakan oleh lebih dari satu operator. Hal

ini membuat struktur monopoli alamiah yang ada sebelumnya menjadi makin kurang penting

artinya. Perkembangan yang sangat dasar terjadi setelah diketemukan teknologi digital. Mula-mula

teknologi digital dioperasikan pada spektrum 900 MHz. Teknologi ini mampu untuk 

mengakomodasi tiga sampai empat kali lebih banyak pelanggan dibandingkan dengan teknologi

analog. Yang paling berhasil dari teknologi digital adalah penggunaan GSM (Global System for 

Mobile), yang telah melaju jauh meninggalkan pesaingnya seperti sistem CDMA dan D-AMPS

yang lebih lambat diterima oleh pasar (Gruber, 2001). Teknologi digital telah membuka peluang

untuk meningkatkan kapasitas keseluruhan sistem karena lebih efisien dalam penggunaan

spektrum. Hal ini akan memungkinkan lebih dari satu operator untuk mengeksploitasi skala

ekonomis. Secara umum struktur pasar telekomunikasi seluler menjadi duopoli atau oligopoli.

Karena makin cepat perkembangan teknologinya dan kendala kapasitas makin berkurang, maka

semakin banyak perusahaan yang dapat masuk ke pasar dan akan meningkatkan derajat persaingan.

Untuk mengetahui trend industri telekomunikasi yang ada, kita harus mengetahui terlebih

dahulu struktur lingkungan industrinya. Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan

eksternal perusahaan yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki

implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasi perusahaan. Perkembangan

suatu industri tidak terlepas dari persaingan para pelaku didalamnya. Struktur industri mempunyai

 pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan. keadaan persaingan dalam suatu industri

tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu:

- Jasa Pengganti:

macam-macam jasa subsitusi

 perbedaan harga relatif antara jasa subsitusi dengan jasa telekomunikasi itu sendiri

kecendrungan pelanggan terhadap jasa subsitusi

Jika ancaman barang subsitusi itu rendah maka potensi keuntungan dalam industri tersebut tetap

tinggi.

4

Page 5: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 5/20

- Daya Tawar Pelanggan dan Kondisi Pasar:

 banyaknya pelanggan

 pembagian pasar 

sensitifitas pelanggan terhadap perubahan harga dan perubahan layanan

Jika daya tawar pelanggan lemah, maka potensi keuntungan dalam industri tersebut akan naik.

- Daya Tawar Pemasok :

asal pemasok 

konsentrasi pemasok 

keberadaan input subsitusi

Jika daya tawar pemasok rendah, maka potensi keuntungan dalam industri akan naik.

- Kondisi Persaingan antar Perusahaan:

 pemain dominan

 pemain lainnya

hubungan persaingan antar pemain

 pertumbuhan industri

- Ancaman Pendatang Baru:

skala ekonomi

identitas merek 

kebutuhan modal

kebijakan pemerintah

Jika penghalang masuk dalam industri itu kuat, maka potensi keuntungan dalam industri tersebut

tetap besar.

Restrukturisasi dimaksudkan untuk menciptakan pasar dengan pesaing sehingga baik 

infrastruktur maupun pelayasan jasa tidak lagi bersifat monopoli alamiah. Restrukturisasi industri

telekomunikasi didukung adanya landasan untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan

5

Page 6: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 6/20

ekonomi. Banyak pendapat yang percaya bahwa pasar yang berkompetisi akan sejalan dengan

tujuan sosial seperti pelayanan yang universal. Kecepatan perubahan teknologi telekomunikasi

telah menciptakan pelayanan baru, kesempatan pasar yang baru dan lebih-lebih semakin

menyatunya antara telekomunikasi dan teknologi informasi. Sehingga restrukturisasi merupakan

keharusan yang perlu untuk segera dilaksanakan. Meskipun demikian, banyak juga yang

 berpendapat bahwa adanya restrukturisasi di industri telekomunikasi yang menciptakan persaingan

merupakan ancaman bagi terciptanya pelayananan universal dan lebih ekonomis bila menggunakan

satu jaringan. Beberapa negara menganggap bahwa adanya persaingan akan membuat perusahaan

tidak efisien karena akan membuat ukuran perusahaan menjadi kecil. Mereka percaya bahwa skala

ekonomis yang ada di tangan satu operator merupakan landasan untuk dapat menyediakan

 pelayanan yang universal dengan harga yang terjangkau (Lien, 2001).

Baik yang pro maupun kontra restrukturisasi, masing-masing mempunyai alasan yang

masih bisa saling diperdebatkan. Kondisi restrukturisasi industri telekomunikasi di negara-negara

OECD dapat dirangkum sebagai berikut. Pada tahun 1994 ada 8 negara OECD yang telah

mempunyai infrastruktur persaingan dan bertambah menjadi 10 pada tahun 1997. Sampai awal

tahun 1998 sudah 15 negara dari 27 negara OECD yang memiliki infrastruktur persaingan. Negara

yang telah mempunyai fasilitas kompetisi berpendapat bahwa ukuran pasar di wilayah OECD telah

mempunyai sedikit dorongan, baik di pasar besar maupun kecil untuk menciptakan pasar yang ada

 persaingan. Persaingan antar operator di negara OECD terlihat dapat meningkatkan pendapatan

dan negara yang ada pesaingnya juga terlihat lebih banyak melakukan investasi dan inovasi di

industri ini. Sebagai perbandingan, negara yang sudah ada infrastuktur persaingan dan yang belum

ditunjukkan pada Tabel 1.

6

Page 7: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 7/20

3. Industri Telekomunikasi Seluler

Industri telepon seluler berkembang pesat di Indonesia sejak 15 tahun lalu, ini terlihat dari

  jumlah pelanggan telepon seluler yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia tercatat

menempati posisi keempat di Asia setelah Korea Selatan, China dan Jepang.

Saat ini di Indonesia beroperasi 7 operator seluler dengan teknologi GSM (Global System

for Mobile) dan lainnya ada 4 operator CDMA (Code Division Multiple Access). Menurut data

Dirjen Postel, dalam periode 2006-2010 pertumbuhan rata-rata per tahun pengguna seluler di

Indonesia adalah 31,9% per tahun. Hingga akhir 2010 jumlah pelanggan selular mencapai 211

 juta, dimana operator GSM mendominasi 95% pasar selular, sisanya merupakan pasar CDMA 5%.

Sedangkan skema pembayaran selular didominasi pra-bayar (94%) dan sisanya 6% pasca-bayar.

7

Page 8: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 8/20

Telkomsel sebagai pemimpin pasar, pelanggannya sudah mencapai 94 juta pada 2010

dengan pangsa pasar sekitar 44,5%. Saat ini jangkauan telepon seluler sudah merambah hingga ke

daerah terpencil. Sejak 2008 Telkomsel sebagai operator seluler telah berhasil menjangkau 100%

seluruh kecamatan di Indonesia. Pertumbuhan pengguna telepon seluler di Indonesia cukup pesat,

hal ini ditandai dengan tingkat penetrasi seluler yang semakin besar. Dengan populasi 230 juta

 penduduk, teledensitas di Indonesia untuk telepon seluler saat ini sekitar 91,7%, sementara negara

ASEAN lainnya lebih tinggi, misalnya Singapura mencapai 100%.

Pesatnya perkembangan bisnis seluler ini menarik investor asing masuk ke Indonesia,

 beberapa operator dari kawasan Asia seperti Singapore Telecommunication Ltd (SingTel), Axiata

Group Berhad (sebelumnya bernama Telekom Malaysia) serta Maxis Communication Bhd dari

Malaysia telah menancapkan bisnisnya ke Indonesia membeli saham operator seluler di dalam

negeri yaitu Telkomsel dan XL Axiata (sebelumnya Excelcomindo). Bahkan Indosat yang

sebelumnya BUMN telekomunikasi sudah diprivatisasi, saat ini mayoritas sahamnya dikuasai

asing yaitu Qatar Telecom Group sebesar 65% dengan membeli 41% milik STT (Singapore

Telecommunication Tecnologies), sedangkan sisanya dari pasar melalui tender offer, sementara

 pemerintah Indonesia hanya memiliki 15%. Pada awal 2011, pemerintah menyetujui penambahan

tambahan alokasi frekuensi berbasis teknologi generasi ketiga (3G) sebesar 5 MHz bagi .2 operator 

yaitu PT. Axis Telekom Indonesia (sebleumnya PT. Natrindo Telepon Seluler) dan PT. Hutchison

CP Telecommunication Indonesia. Sementara itu hampir semua pemasok teknologi telekomunikasi

dunia telah berada di Indonesia untuk menikmati pasar yang besar ini. Industri seluler merupakan

salah satu industri jasa yang paling dinamis dan melibatkan investasi sangat besar setiap tahunnya.

Pada 2011 ini belanja perangkat jaringan telekomunikasi nasional diperkirakan mencapai US$ 4,7

miliar. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, operator melakukan merger seperti PT. Smart

Telecom mengakuisisi PT. Mobile 8 dan namanya berubah menjadi PT. Smartfren Telecom pada

awal 2011. Saat ini semua operator seluler mulai meninggalkan strategi tarif murah, saat ini

operator seluler lebih mengandalkan layanan data dan pelanggan sebagai sumber utama pemasukan.

8

Page 9: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 9/20

3.1 Sistem telekomunikasi selular 

Di Indonesia saat ini terdapat dua system telekomunikasi seluler yaitu Global System for 

Mobile communication (GSM) dan Code Division Multiple Access (CDMA).

a. GSM

GSM merupakan teknologi komunikasi digital yang bekerja pada pada frekuensi 900 MHz.

Di frekuensi 900 MHz, GSM memiliki 140 slot kanal frekuensi pembawa dengan rentang nilai

frekuensi uplink : 890 MHz - 915 MHz dan downlink : 935 MHz - 960 MHz. Nilai rentang

frekuensi (band width) untuk tiap slotnya adalah sebesar 200 kHz. Karena penggunaan frekuensi

ini tidak akan mampu memenuhi tuntutan pelanggan, mengingat pertumbuhan jumlah pelanggan

yang sangat pesat, maka digunakan mekanisme frekuensi re-use, yang akan mengulang

 penggunaan frekuensi yang sama di suatu BTS yang memiliki jarak aman tertentu. Pada 1995

 pemerintah memberikan izin pengelolaan secara nasional bagi tiga operator GSM 900 tanpa

melalui tender yaitu Satelindo (yang kemudian merger kedalam Indosat), Telkomsel dan XL

Axiata (sebelumnya PT. Excelcomindo Pratama). Hingga saat ini 5 operator seluler GSM yang

 beroperasi di Indonesia. Untuk meningkatkan kapasitas kanal GSM, saat ini juga digunakan

frekuensi 1800 MHz (1,8GHz) atau dikenal dengan Digital Cellular System ( DCS ) 1800, sebuah

sistem komunikasi personal ( Personal Communication Network - PCN ) dari Eropa. GSM di

frekuensi 1800 MHz biasa dikenal sebagai DCS (Digital Celluler System) 1800 atau GSM 1800

didalamnya ada 374 kanal frekuensi pembawa yang bisa digunakan untuk melayani pelanggan

seluler. Kanal-kanal itu dibagi menjadi uplink : 1720 MHz - 1785 MHz dan downlink : 1805 MHz

- 1880 MHz.

 b. CDMA

CDMA juga merupakan system teknologi digital yang digunakan dalam komunikasi baik 

fixed maupun mobile. Teknologi ini banyak diadopsi di negara Amerika Utara. Teknologi CDMAdikenal unggul khususnya CDMA 20001x terutama terletak pada kejernihan suara dan kecepatan

transfer data. Sementara, kelebihan GSM terutama terletak pada kemampuan roaming dan luasnya

 penggunaan teknologi ini. Keunggulan teknologi CDMA khususnya CDMA 2000 1X mampu

menghasilkan suara dengan kualitas yang jauh lebih jernih, sebab teknologi CDMA mampu

menghilangkan noise sampai pada tingkat yang sangat minimal. Jernihnya kualitas suara tersebut,

9

Page 10: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 10/20

dianggap sebagai aspek yang penting dalam penyediaan layanan telepon. Kualitas suara telepon

tetap nirkabel CDMA dianggap sama dengan kualitas telepon dengan kabel. Di dunia

internasional, teknologi CDMA 2000-1X sudah banyak digunakan di berbagai negara seperti

Korea Selatan, Cina dan Amerika Serikat. Di Indonesia, operator CDMA 20001x dengan lisensi

seluler adalah PT. Smartfren Telecom (merger antara PT. Smart Telecom dengan PT. Mobile-8

Telecom) dan PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia. Sedangkan yang lainnya berlisensi fixed-

wireless (telepon tetap nirkabel) seperti PT. Telkom, PT. Indosat dan PT. Bakrie Telecom.

Kecepatan transfer data teknologi CDMA juga dianggap lebih unggul. Di Indonesia, kecepatan

transfer data sampai dengan 153,6Kbps tersedia di seluruh area layanan, sedangkan . kecepatan

transfer data 2.4Mbps tersedia untuk jaringan CDMA2000 1X EV-DO untuk wilayah Jakarta.

3.2 Pelaku usaha

Saat ini operator seluler di Indonesia terdiri dari 10 perusahaan yang terdiri dari 5.operator 

 berbasis GSM dan 5 operator berbasis CDMA. Dalam bisnis seluler GSM terdapat 3 pemain besar 

yaitu Telkomsel, Indosat dan XL Axiata yang memiliki ijin secara nasional. Ketiganya beroperasi

dual band yaitu menempati frekuensi 900 Mhz dan 1800 Mhz yang dapat melayani teknologi 3G.

3.2.1 Indosat

Operator GSM pertama adalah PT. Satelit Indonesia (Satelindo) yang pada awalnya

dimiliki oleh Bimantara Group, Telkom dan Indosat. Kemudian Indosat dan Telkom saling

 bertukar saham atas kepemilikan silang di anak perusahaan (Satelindo dan Telkomsel) agar tidak 

terjadi tumpang tindih kepemilikan. Saham Indosat di Telkomsel ditukar dengan saham Telkom di

Satelindo, sehingga kemudian Telkomsel menjadi milik Telkom dan Satelindo menjadi milik 

Indosat. Pada 2003 PT Satelindo dan PT Indosat Multimedia Mobile (operator IM3) anak 

 perusahaan Indosat, melakukan merger vertikal kedalam Indosat dengan tujuan untuk menghemat

operasional ekspenditur. Namun Indosat tetap mempertahankan produk seluler masing-masing

yaitu kartu Matrix, kartu Mentari milik Satelindo dan kartu IM3 milik Indosat Multimedia Mobile.

Selain menyediakan layanan seluler GSM, Indosat juga memiliki layanan CDMA fixed wireless

yaitu Starone serta memberikan layanan SLI dan SLJJ serta layanan multi media.

Pada 2004 Indosat bekerjasama dengan Starhub, sister company Indosat yang berada di

Singapore, sukses meluncurkan fitur Black Berry yaitu suatu solusi mobile yang lengkap,

10

Page 11: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 11/20

mencakup wireles e-mail, global address lookup, wireless calendar syncronization, juga mobile

data, yang terintegrasi serta aman. Layanan BlackBerry memerlukan jaringan GPRS (General

Packet Radio Services) agar memungkinkan seluruh fitur-fitur yang ada bisa berjalan dengan baik.

Kemudian pada 2005 Indosat menggandeng Nokia meluncurkan layanan Black Berry Connect

dimana pelanggan dapat mengakses layanan ini tanpa harus menggunakan handset khusus yang

diproduksi oleh RIM (Research In Motion), tetapi tetap dapat mengaksesnya dengan handset

 Nokia 9500 dan Nokia 9300.

Sepanjang 2009 Indosat lebih banyak melakukan upgrade teknologi dibandingkan dengan

memperluas jaringan melalui penambahan jumlah base transceiver station (BTS). Pada 2010

Indosat melakukan ekspansi 3G, peningkatan service network dan kapasitas broadband. Serta

melakukan modernisasi jaringan seluler melalui penerapan teknologi single RAN SDR (Single

RAN Radio) di jaringan pemancar BTS serta menyiapkan migrasi ke jaringan digital Internet

Protocol. Dengan ekspansi ini Indosat dapat meningkatkan pangsa pasar serta efisiensi biaya

operasi. Pada 2011 ini Indosat akan mengambil alih kendali broadband ritel, dari anak perusahaan

PT. Indosat Mega Media (IM2) yang bergerak dalam Internet Service Provider.

3.2.2 Telkomsel

PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) merupakan anak perusahaan Telkom (BUMN

telekomunikasi). Mulanya perusahaan ini menjadi pilot project sistem telekomunikasi bergerak 

  berbasis teknologi digital GSM yang dikembangkan oleh Telkom dan Indosat, dengan

komposisi saham 51%:49%. Masuknya mitra asing membuat komposisi saham Telkomsel

 berubah. Kini, Telkomsel dimiliki oleh Telkom (65%) dan Singapore Telecom Mobile (SingTel,

35%). Sekitar 50% BTS milik Telkom juga dipakai oleh Telkomsel. Sebaliknya, BTS milik 

Telkomsel yang digunakan layanan Flexi milik Telkom baru sekitar 8%.

Telkomsel akan menerbitkan obligasi (surat hutang) senilai Rp 2 triliun untuk memenuhi

  belanja modal 2007. Oleh induk perusahaan, PT Telkom, anggaran belanja modal yang

diproyeksikan untuk anak usaha selularnya itu Rp 14 triliun. Dana obligasi digunakan untuk 

ekspansi bisnis Telkomsel demi mempertahankan penguasaan pasar 44,5%. Telkomsel

mentargetkan peningkatan pelanggan dari 94 juta pada 2010 menjadi sekitar 115 juta 2011.

Telkomsel saat ini merupakan market leader pada bisnis seluler di Indonesia dengan penguasaan

11

Page 12: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 12/20

 pasar lebih 50% dengan memiliki jangkauan lebih dari 95% populasi di Indonesia. Telkomsel juga

telah bekerja sama dengan 260 mitra operator roaming international di 15 negara yaitu Singapura,

Malaysia, Filipina, Taiwan, Australia, Hongkong, Jerman, Belgia, Perancis, Arab Saudi, Italia,

Yunani, Belanda, Jepang, dan Swedia.

3.2.3 XL Axiata

Pada awalnya bernama PT. Excelcomindo Pratama (XL) dan beroperasi pada 1989.

Kemudian menjadi perusahaan publik dengan melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2005

menjual 20% sahamnya ke publik. XL merupakan satu-satunya perusahaan telekomunikasi seluler 

yang membangun dan memiliki jaringan serat optik, yang terdiri dari jaringan utama (backbone)

sepanjang sisi kanan dan sisi kiri jalan kereta api dari Bandung, Jawa Barat ke Surabaya, Jawa

Timur dan mencakup kota-kota besar lainnya di Jawa. Untuk menambah kapasitas dan mengatasi

lalu lintas dalam kota yang padat di Jawa Tengah, telah dibangun empat jaringan yang

 berhubungan dengan jaringan utama (backbone). Serat optik utama di Jawa terdiri dari 72.144 kbps

dan 216 serat inti yang menggunakan synchronous digital hierarchy (SDH) untuk menghubungi

masing-masing poin sepanjang backbone dan kabel cincin.

Pada September 2003 telah didirikan sekitar 4.400 kilometer kabel jaringan optik dan

hingga 2010 sudah mencapai 13.000 kilometer. Pada Agustus 2007 proyek jaringan kabel laut XL

dari Batam ke Johor Malaysia siap beroperasi. Proyek yang bernama Batam Rengit Cable System

(BRCS) itu akan menjadi jembatan penghubung bagi jaringan XL di Indonesia dengan jaringan

Telekom Malaysia (TM). Dari Rengit, TM akan menyediakan akses ke jaringan global kepada

XL. Jaringan kabel optik bawah laut Batam-Rengit ini sepanjang kurang lebih 63 km. Kapasitas

yang tersedia adalah 48 core. Setiap satu pair cable (@ 2 core) memiliki initial capacity sebesar 10

GHz. Dengan teknologi terbaru DWDM, satu pair cable dapat di-upgrade hingga satuan Terra Bit.

Saat ini XL sudah memiliki jaringan infrastruktur yang berbasis Internet Protocol (IP).

Pada 2006, IP backbone XL sudah tersedia di 19 kota dan tahun ini akan menjadi 50 kota. Sekitar 

60% dari jaringan backbone tersebut sudah berbasis IP. Selain teknologi 2G, 2,5G, XL juga sudah

mengimplementasikan teknologi 3G dan 3,5 G termasuk untuk integrasi FMC. XL siap memasuki

era full Internet Protocol, yaitu adanya konvergensi layanan voice, data, video dan broadcasting.

Selain memberikan layanan seluler, XL juga memiliki produk Business Solutions yaitu layanan

12

Page 13: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 13/20

solusi korporat berbasis sirkit sewa (leased line), broadband dan IP (Internet Protocol). Pada

Desember 2009 nama perusahaan berubah menjadi menjadi PT XL Axiata Tbk., menyusul

 perubahan nama perusahaan holdingnya di Malaysia. Saat ini pemegang sahamnya adalah Axiata

Investment Indonesia Sdn Bhd (sebelumnya Indocel Holding Sdn Bhd) sebanyak 66,7%, Etisalat

13,3%), dan publik 20%. Axiata Investment adalah anak perusahaan Telekom Malaysia (TM)

Berhad Group, kemudian pada 2009 TM berganti nama menjadi Axiata.

XL Axiata merupakan anak perusahaan dari Axiata Group Berhad yang memiliki 8

operator di Asia yaitu Aktel (Banglades), Hello (Kamboja), Idea (India), MTCE (Iran), Celcom

(Malaysia), Multinet (Pakistan), M1 (Singapura), dan Dialog (Sri Lanka).

3.2.4 AXIS Telekom Indonesia

Pada awalnya perusahaan ini bernama Lippo Telecom merupakan anak perusahaan Lippo

yang bekerjasama dengan Hutchison. Sejak beroperasi 2002 pelanggan yang dijaring sangat kecil.

Kemudian perusahaan ini berubah nama menjadi PT. Natrindo Telepon Seluler (NTS)

mengakuisisi ijin yang dimiliki 6 perusahaan lain yang memegang lisensi regional sehingga bisa

 beroperasi secara nasional. Pada 1998 dengan modal US$ 60 juta, NTS menang tender sebagai

operator GSM pada frekuensi 1800 Mhz yang memiliki lisensi regional di Jawa Timur. Namun hal

itu tidak mampu mendongkrak NTS untuk menggaet langganan. Sampai 2004 jumlah

langganannya masih dibawah 100 ribu pelanggan. Kemudian Hutchison menarik diri setelah

melihat situasi itu. Pelanggan NTS menyusut karena jangkauannya hanya regional, kini jumlahnya

hanya tinggal 10 ribu orang dan menderita kerugian hingga US$ 20 juta. Kemudian akhir 2004,

 NTS menggandeng kelompok usaha Kodel dan mendapatkan izin operasi secara nasional. Tidak 

hanya itu, NTS juga naik pangkat menjadi operator dual band setelah mendapatkan frekuensi TDD,

sehingga bisa melayani seluler 3G.

Pada 2006 NTS menggaet Maxis Communication perusahaan telekomunikasi terkemuka

dari Malaysia, sebagai mitra strategis dengan membeli 51% saham NTS senilai US$ 100 juta.

Maxis berkomitmen akan mengembangkan NTS agar bisa beroperasi di beberapa kota besar di

Jawa mulai Juli 2006. Setiap pinggir ruas jalan tol akan segera dipasangi menara-menara BTS.

Pada pertengahan 2011, nama perusahan berubah menjadi PT AXIS Telekom Indonesia.

Pemegang saham saat ini terdiri dari Saudi Telecom Company (80,1%), Maxis Communication

13

Page 14: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 14/20

Berhad dari Malaysia 14,9% dan sisanya PT. Harmersha Investindo 5%. Pada 2011 pemerintah

menyetujui tambahan kanal frekuensi berbasis teknologi generasi ketiga (3G) sebesar 5 MHz

kepada Axis. Penambahan ini disetujui karena merupakan penambahan kanal yang pertama. Untuk 

  penambahan kanal 3G sebesar 5MHz uplink dan downlink dikenakan biaya sama dengan tiga

operator 3G lainnya yaitu PT. Telkomsel, PT. Indosat dan PT. XL Axiata yang sudah mengambil

tambahan kanal kedua pada frekuensi 1900 MHz sebelumnya, yakni Rp 160 miliar per tahun. Axis

menggunakan penambahan kanal 3G itu akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas layanan

Internet mobile dan akses layanan data. Dari target pembangunan 4.000 base transceiver station

(BTS) hingga akhir 2011 ini, 70% di antaranya berbasis 3G untuk mendukung strategi Axis dalam

melayani komunikasi data.

3.2.5 Hutchison

PT. Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT) sebelumnya bernama PT. Cyber 

Access Communications yang telah mendapat ijin sebagai operator seluler GSM pada 2004. Cyber 

Access diambil alih oleh Hutchison Telecommunications International Ltd (HTIL) dari Hongkong

yang menguasai (60%) dan Charoen Popkhand Group dari Thailand (40%). HTIL merupakan

 penyedia layanan 3G di Hongkong dan Israel yang menjalankan tiga merek telekomunikasi yang

 berbeda yaitu Hutch, Kasapa dan "3" di sembilan pasar di Afrika dan Asia termasuk Indonesia,

serta memiliki lebih dari 36,5 juta pelanggan 2G dan 3G di seluruh dunia. Sementara Charoen

Pokphand merupakan perusahaan multinasional Thailand yang telah ada di Indonesia sejak 1971

dengan mempekerjakan 30.000 pegawai. HTIL dan Charoen Phokphand mengeluarkan US$ 1,4

miliar untuk mengembangkan layanan GSM 3 (Three) di Indonesia. Nama perusahaan ini berubah

menjadi PT. Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT). HCPT merupakan operator 

seluler paling baru yang mempunyai lisensi untuk 2G/1800 Mhz dan 3G/WCDMA yang beroperasi

mulai Maret 2007. Nama Three ini juga digunakan digunakan Hutchison untuk produknya di

 beberapa negara di kawasan Asia dan Eropa termasuk Hong Kong, Australia, Inggris, Italia,

Irlandia, Austria, Swedia, dan Denmark.

HCPT hadir di 67 kota di Jawa dan Bali pada Juni 2007 dan Agustus 2007 layanannya

mencakup Sumatera. Sedangkan Kalimantan dan Sulawesi pada akhir 2008. "3" didistribusikan

oleh satu distributor nasional dan enam distributor regional yang melingkupi area Jabodetabek,

Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Pada 2010 HCPT melakukan ekspansi jaringan ke

14

Page 15: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 15/20

Kalimantan Tengah, sebagai provinsi ke-23 jangkauan layanan Tri. Untuk pengembangan jaringan

seluler di Indonesia. HCPT menggandeng beberapa vendor yaitu Siemens, Nokia, dan Converge

Mbt. Siemens untuk memasok teknologi Base Tranceiver Station, Nokia mengembangkan

Integrated Network dan Converge Mbt memfasilitasi penggunaan dealing system. Pada 2011

HCPT mendapatkan alokasi penambahan kanal frekuensi berbasis teknologi generasi ketiga (3G)

sebesar 5 MHz. Ini merupakan penambahan frekuensi berbasis 3G.yang pertama dilakukan oleh

HCPT. Sementara dua operator lainnya sudah pernah memperoleh tambahan yakni Telkomsel pada

2009 bersama Indosat dan XL Axiata pada 2010 lalu.

3.2.6 Smartfren Telecom

PT. Smartfren Telecom merupakan merger antara PT. Smart Telecom milik Sinarmas

Group dengan PT Mobile-8 Telecom pada awal 2011. PT. Mobile-8 didirikan pada 2002 oleh

Bimantara Group. Pada 2005 diambil alih oleh Bhakti Investama Group milik Harry

Tanusoedibyo. Pada Maret 2007 Mobile-8 menggabungkan tiga anak usahanya yakni PT

Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo), PT Metro Selular Nusantara (Metrosel) dan PT

Telekomindo Selular Raya (Telesera) ke dalam Mobile-8 untuk meningkatkan efisiensi kegiatan

operasional dan biaya. Sebelumnya ketiga operator tersebut menyediakan layanan telekomunikasi

selular berbasis AMPS di berbagai wilayah seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa, Bali,

Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan wilayah timur di Indonesia. Setelah mengakuisisi ketiga

operator tersebut, secara bertahap Mobile-8 mengganti teknologi jaringan selulernya dari AMPS

menjadi CDMA digital, sehingga mampu menyediakan layanan dengan jangkauan seluruh wilayah

Indonesia. Mobile-8 adalah operator seluler berbasis CDMA 200 1X dan EV-DO. Sistem ini

memiliki kemampuan untuk menyediakan layanan suara dan teks berkualitas tinggi serta layanan

akses data berkecepatan tinggi dan layanan berbasis video streaming. Produk yang ditawarkan oleh

Mobiel-8 adalah kartu Fren yang mulai beroperasi pada 2003, layanan Fren hanya terdapat di

Pulau Jawa dan luar pulau Jawa.

PT. Smart Telecom (sebelumnya bernama PT Indoprima Microselindo merupakan merger 

PT. Primasel dengan PT. Wireless Indonesia pada 2006). Perusahaan ini mendapat lisensi berbasis

teknologi CDMA2000 1X EV-DO dan akan operasi pada Juni 2007 menggunakan pita frekuensi

1900 MHz yang diperuntukkan bagi layanan telekomunikasi seluler generasi ketiga (3G) operator 

GSM. Sejalan dengan penertiban frekuensi 1900 Mhz untuk 3G oleh pemerintah, Primasel diminta

15

Page 16: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 16/20

  pindah, namun Primasel bersikukuh menempati frekuensi itu karena yakin tidak akan

 bersinggungan dengan frekuensi 3G. Bila ternyata kemudian layanan Primasel mengganggu area

3G, maka Primasel harus keluar dari pita frekuensi 1900 Mhz tanpa kompensasi apapun dari

  pemerintah. Wireless Indonesia mempunyai lisensi komunikasi data (bukan seluler) dalam

frekuensi 3G (generasi ketiga) sejak 2001. Saat ini WIN harus pindah dari frekuensi 1900 dan

diberi tempat ke pita Time Division Duplex (TDD) di rentang 1,9 Gigahertz. Menurut Badan

Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) meski Primasel tidak di core band 3G tetapi di satelit,

Primasel harus pindah karena downlink Primasel masih bersinggungan juga dengan 3G. Primasel

merupakan kasus unik yaitu frekuensi downlink Primasel yang memasuki wilayah 3G sedangkan

frekwensi uplink nya tidak. Artinya hanya separuh dari pasangan blok frekuensi yang digunakan

Primasel yang perlu dipindahkan. Dengan demikian, Primasel harus membayar setengah kewajiban

operator 3G lainnya. Besarnya up front fee dan Biaya Hak Penggunaan Frekuensi hari pertama

yaitu Rp 704 miliar. PT Smart Telecom mengoperasikan teknologi komunikasi generasi keempat

Long Term Evolution (LTE) di wilayah Surabaya dan Malang pada akhir 2010. Teknologi ini

diprioritaskan untuk pelanggan korporasi dengan kebutuhan akses internet berkecepatan tinggi.

Jaringan LTE membantu pelanggan data yang ingin menggunakan kecepatan mengunduh di atas

 jaringan EVDO Rev B 9,3 mbps yang dikembangkan sebelumnya. Berbeda dengan teknologi

Wimax yang harus membangun infrastruktur baru, teknologi LTE ini nantinya bisa memanfaatkan

komponen jaringan yang sudah ada. Setelah merger, Smartfren menyelesaikan proyek business

support system (BSS) dan value added service (VAS) sebagai solusi migrasi layanan. Smartfren

menunjuk ZTE dari China untuk penggabungan layanan dan pelanggan melalui platform BSS dan

VAS. Solusi BSS dari ZTE sendiri termasuk OCS, CRM, layanan prabayar dan pascabayar 

terintegrasi.

3.2.7 Sampoerna Telekomunikasi

PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) didirikan pada 2005 oleh Sampoerna

Group milik Putra Sampoerna, orang terkaya kedua diIndonesia versi majalah Forbes. Melalui

Miel Investment Corporation, yang keseluruhan sahamnya dimiliki Putera Sampoerna dan Trans

Asia Telecom Ltd., keluarga Sampoerna aktif berekspansi ke sejumlah negara. Salah satunya ke

Sri Lanka, dengan mengusung trade mark Lanka Bell. Miel Investment Corp. sendiri kini

16

Page 17: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 17/20

menguasai 72% (sebelumnya 67%) saham Transmarco Ltd., sebuah perusahaan yang memiliki

 bisnis inti di bidang telekomunikasi, ritel, dan properti, serta terdaftar di bursa efek Singapura.

Trans Asia Telecom Ltd. Merupakan kendaraan ideal bagi Sampoerna untuk menguasai

 bisnis telekomunikasi di kawasan regional Asia Tenggara. Setelah menjual pabrik rokoknya, PT

HM Sampoerna Tbk., ke Philip Morris, keluarga Putra Sampoerna mendapat dana segar hingga

US$2 miliar (setara dengan Rp18 triliun). Hal ini mendorong keluarga Sampoerna berinvestasi di

 berbagai bisnis baru termasuk telekomunikasi seluler melalui STI. Awal 2006 Sampoerna melalui

anak perusahaannya Twinwood Venture Ltd mengakuisisi 58% saham PT. Mandara Seluler 

Indonesia senilai US$ 38 juta. Mandara beroperasi di Lampung yang sebelumnya mengambil alih

PT. Mobisel operator seluler bergerak nordic mobile telephone (NMT) yang sudah usang.

Setelah menjadi milik STI, pada Maret 2006 produk Mandara yang sebelumnya bernama

 Neon berubah menjadi Ceria. Hingga kini, STI baru berhasil menggaet sekitar 50.000 pelanggan

yang tersebar di Lampung, Bali, dan Lombok termasuk 8.000 pelanggan Mandara. Pihak 

manajemen menargetkan, dalam dua tahun ke depan, Ceria akan memiliki coverage di seluruh

 Nusantara. Sementara itu, dalam waktu dekat, STI akan melebarkan sayapnya ke Aceh, Medan,

Padang, Jawa Barat, dan Banten. STI mentargetkan 250.000 pelanggan tahun depan. Layanan STI

diawali dari Lampung akhir Februari 2007 dengan kekuatan 16 BTS dan Bali pada akhir Maret lalu

memiliki 8 BTS. Sinyal dari spektrum frekuensi rendah ini menurut pengalaman di lapangan dapat

diterima radius 50 km dari BTS, sehingga sangat efektif untuk menyasar masyarakat pedesaan

yang belum menikmati jasa telekomunikasi. STI yang memiliki lisensi nasional dengan frekuensi

rendah ini sudah menjangkau Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua pada 2007. Untuk 

memperluas operasionalnya, STI menerbitkan telepon umum kartu untuk Lampung dan Jawa

Timur.

3.2.8 Telkom Flexi

TelkomFlexi merupakan salah satu produk telepon fixed wireless yang dikeluarkan oleh PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Produk ini lebih dikenal dengan nama "Flexi" . Saat ini

operasionalnya dikelola melalui salah satu Divisi di Telkom, yaitu Divisi Fixed Wireless Network 

(DIV FWN). Akan tetapi setelah dilakukan transformasi di PT Telekomunikasi Indonesia, per 

tanggal 1 Juli 2009, operasional dari FLEXI ini dikelola oleh Divisi Telkom Flexi (DTF). Flexi

17

Page 18: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 18/20

menggunakan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) 2000 1x, dan berlisensi sebagai

Fixed Wireless Access (FWA) atau Telepon Tetap Nirkabel. Sampai posisi saat ini, Flexi masih

menjadi operator terbesar dalam layanan FWA di Indonesia.

Flexi telah sepuluh tahun mewarnai dunia bisnis jasa telekomunikasi berbasiskan teknologi

Fixed Wireless (CDMA), dengan segala tantangan dan rintangan yang dihadapi, Flexi telah

membuktikan sebagai market leader bisnis Fixed Wireless di tanah air dengan lebih dari 18 juta

 pelanggan. Saat ini, Flexi sudah menggunakan jaringan CDMA frekuensi 800 MHz untuk seluruh

wilayah di Indonesia. Sebelumnya untuk wilayah Jakarta & Jawa Barat yang menggunakan

frekuensi 1900 MHz sudah dimigrasi ke 800 MHZ sejak tanggal 31 Juli 2007. Sejalan dengan

 pengaturan ulang frekuensi di Indonesia, frekuensi 1900 MHz sudah digunakan sebagai frekuensi

operator jaringan generasi ke-3 dan 3,5.

3.2.9 Bakrie Telecom

Bakrie Telecom memiliki produk layanan dengan nama produk Esia, Wifone, Wimode, dan

BConnect. Perusahaan ini sebelumnya dikenal dengan nama PT Ratelindo, yang didirikan pada

 bulan Agustus 1993, sebagai anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk yang bergerak dalam

 bidang telekomunikasi di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat berbasis Extended Time Division

Multiple Access (ETDMA). Pada bulan September 2003, PT Ratelindo berubah nama menjadi PT

Bakrie Telecom, yang kemudian bermigrasi ke CDMA2000-1x, dan memulai meluncurkan produk 

Esia. Pada awalnya jaringan Esia hanya dapat dinikmati di Jakarta, Banten dan Jawa Barat, namun

sampai akhir 2007 telah menjangkau 26 kota di seluruh Indonesia dan terus berkembang ke kota-

kota lainnya.

Pada 17 September 2007, pemerintah Indonesia memberikan lisensi atas jaringan tetap

sambungan langsung internasional Indonesia kepada Bakrie Telecom. Sebagai bagian dari lisensi

ini, Bakrie Telecom diharuskan membangun jaringan tetap untuk sambungan langsung

internasional. Pada 5-tahun pertama, Bakrie Telecom diharuskan membangun jaringan yang

menghubungkan Batam, Singapura, dan Amerika Serikat. Jika target ini tidak terpenuhi,

  pemerintah akan mendenda Bakrie Telecom. Dirjen Pos dan Telekomunikasi Basuki Yusuf 

Iskandar memperkirakan Bakrie akan dapat mengkomersialisasi layanan ini dalam tiga tahun ke

depan.

18

Page 19: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 19/20

4. Market Share

5. Kesimpulan

1. Dengan teknologi seluler maka dapat mengubah paradigma pasar monopoli alamiah

menjadi pasar yang ada persaingan.

2. Persaingan usaha antar operator selular di Indonesia melalui iklan pada dasarnya berisar 

 pada tifa hal yaitu: tariff, layanan dan bonus, produk. Dari hasil pengamatan tampak bahwa

 persaingan begitu tajam pada perang tarif antar operator. Akibat persaingan antar operator 

selular justru menjadikan konsumen pada posisi yang di untungkan karena mempunyai

 banyak pilihan.

19

Page 20: Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 20/20

Daftar Pustaka

Agus sudiyono, “ Persaingan di Industri Telekomunikasi”- 2002

“Indonesian Commercial Newsletter “- Maret 2011

id.wikipedia.org

20