Permulaan Teori Impossible Tinity
-
Upload
nurmazhariyaulmi -
Category
Documents
-
view
15 -
download
1
description
Transcript of Permulaan Teori Impossible Tinity
Tugas Workshop Ekonomika Moneter
Nur Mazhariya Ulmi
12/335817/EK/19048
Permulaan teori impossible tinity
Impossible trinity didapat dari hasil perdebatan panjang. Polemik mengenai sistem nilai
tukar sudah berlangsung lama. Milton Friedman dalam “The Case for Flexible
Exchange Rates” (1953) menganjurkan agar setiap negara menganut sistem nilai tukar
bebas dan meningkatkan disiplin kebijakan makro (fiskal dan moneter) guna mencapai
stabilitas ekonomi domestik, yaitu stabilitas harga dan pertumbuhan output. Stabilitas
ekonomi domestik diharapkan akan menghasilkan stabilitas ekonomi eksternal, yaitu
nilai tukar dan keseimbangan neraca pembayaran.
Sementara itu di era 1960-an, Robert Mundell yang pernah meraih Nobel Ekonomi pada
tahun 1999 menganalisa kompleksitas kebijakan stabilisasi makro di perekonomian
terbuka dengan sistem nilai tukar tetap dan mengambang. Kesimpulan analisa Mundell
ini dikenal dengan diktum impossible trinity atau juga dikenal dengan impossible
trilema.
Kendati demikian pemikiran tersebut belum berkembang hingga akhirnya pada akhir
Periode Bretton Woods pada tahun 1997, konsep yang berkaitan dengan system nilai
tukar mata uang atau rezim nilai tukar mata uang mulai mendapat perhatian. Ditambah
lagi setelah terjadinya serangkaian krisis nilai tukar mata uang di beberapa negara baik
itu negara maju maupun negara berkembang (1973), kedua hal tersebut mengangkat
diktum impossible trinity.
Konsep Imposibble Trinity
Konsep impossible trinity mengungkapkan bahwa suatu negara tidak dapat secara
simultan mencapai tiga sasaran kebijakan moneter, yaitu :
1. Stabilitas nilai tukar
2. Independensi kebijakan moneter
3. Integrasi kepada pasar keuangan dunia
Akibatnya suatu negara harus menentukan sistem dan kebijakan nilai tukar mata
uangnya yang sesuai untuk dapat mencapai sasaran kebijakan moneter yang dipilihnya.
Di era mobilitas modal yang bebas, maka pilihannya akan terbatas pada dua pilihan
utama yaitu: kebijakan nilai tukar atau kebijakan moneter. Apabila diinginkan stabilitas
nilai tukar dengan penerapan sistem nilai tukar tetap, maka independensi kebijakan
moneter mengharuskan pembatasan mobilitas dana luar negeri melalui penerapan
sistem devisa terkontrol. Sebaliknya, apabila dikehendaki kebebasan mobilitas dana luar
negeri dengan penerapan sistem devisa bebas, maka indepedensi kebijakan moneter
mengharuskan dianutnya sistem nilai tukar mengambang agar pengaruh mobilitas dana
luar negeri tersebut dapat diserap oleh perubahan nilai tukar (dengan konsekuensi nilai
tukar tukar tidak selalu stabil) dan jumlah uang beredar di dalam negeri tetap terkendali
Cina dan India menerapkan kontrol devisa yang sangat ketat untuk menjaga stabilitas
nilai tukar dan memiliki independensi kebijakan moneter. Dilain pihak, Argentina
mengadopsi rejim dewan mata uang yang menjamin sistem devisa bebas dan nilai tukar
tetap, namun harus dibayar dengan hilangnya kebijakan moneter. Sedangkan negara
maju, seperti Amerika, Jerman, dan Jepang, menganut sistem devisa bebas dan
independensi moneter dengan melepas kontrol atas nilai tukarnya.
Pada saat ini, Kebijakan moneter Bank Indonesia sebagai bank sentral indonesia adalah
Kebijakan Moneter yang Independen dan Arus modal bebas. Dampak dari kebijakan
tersebut adalah berfluktuasinya nilai tukar Rupiah.
Perekonomian terbuka
Pengertian perekonomian terbuka dan kebijakan moneter
Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan
internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara
lain.
Sementara itu kebijakan moneter adalah Kebijakan moneter adalah tindakan yang
dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya Bank Sentral) untuk mempengaruhi jumlah
uang yang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan
ekonomi masyarakat.Apabila jumlah uang beredar meningkat, maka pertumbuhan
ekonomi akan naik. Sebaliknya, apabila jumlah uang beredar berkurang, maka
pertumbuhan ekonomi akan turun. Ada empat instrumen utama kebijakan moneter yang
digunakan pemerintah yaitu : operasi pasar terbuka (open market operation), fasilitas
diskonto (discount rate), giro wajib minimum (reserve requirement ratio), pengaturan
kredit dan pembiayaan.
Y2
Kurs, e LM1 LM2
IS
Pendapatan, Output, YY1
e2
e1
Kebijakan Moneter dalam Perekonomian Terbuka
Efek kebijakan moneter apda perekonomian terbuka dapat dijelaskan dengan
menggunakan model Mundell-Flemming. Dimana model ini menggunakan asumsi
bahwa perekonomian yang sedang dipelajari adalah perekonomian terbuka dengan
mobilitas modal sempurna. Artinya, perekonomian dapat menjamin ataupun
memeberikan pinjaman sebanyak yang diinginkan di pasar keuangan dunia tapi tingkat
bunga domestik ditentukan olaeh tingkat bunga dunia.
Efek kebijakan moneter pada perekonomian terbuka
Menurut model diatas, perekonomian terbuka dengan modal sem;purna dapat dijelaskan
oleh dua persamaan:
1. IS : Y= C+I+G+NX pasar barang
2. LM : M/P=L (i,Y) pasar uang
Dampak kebijakan moneter pada sistem kurs mengambang ketika bank sentral
meningkatkan jumlah uang beredar, karena tingkat harga diasumsikan tetap,
kenaikan jumlah uang beredar beraqrti kenaikan dalam keseimbangan uang riil.
Kenaikan keseimbangan uang riil tersebut menggeser kurva LM* ke kanan, seperti
terlihat pada gambar II.5. Pergeseran kurva LM* ini berarti terjadi peningkatan
pendapatan dan depresiasi nilai tukar.
Jika pada sistem perekonomian tertutup kenaikan jumlah uang beredar akan
meningkatkan pengeluaran karena menurunkan tingkat bunga dan mendorong
investasi, dalam perekonomian terbuka transmisi moneternya berbeda. Tingkat bunga
dan kurs menjadi variabel penentu dalam mekanisme transmisinya. Kenaikan jumlah
uang beredar menekan tingkat bunga domestik, modal mengalir ke luar dari
perekonomian karena investor mencari pengembalian investasi yang lebih tinggi di
tempat lain. Aliran modal keluar ini melindungi agar tingkat bunga domestik tidak
turun di bawah tingkatbunga dunia r*. Kebijakan ini juga memiliki dampak lain karena
berinvestasi di tempat lain mengharuskan dilakukannya konversi mata uang domestik
menjadi mata uang asing, aliran keluar modal meningkatkan penawaran mata uang
domestik di pasar valuta asing, menyebabkan kurs mengalami depresiasi.
Penurunan kurs ini membuat barang-barang domestik menjadi relatif murah
terhadap barang-barang luar negeri dan meningkatkan ekspor neto. Jadi dalam
perekonomian terbuka, kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan dengan
mengubah kurs, bukan tingkat bunga.
Model Mundell Fleming menunjukkan bahwa dampak dari kebijakan ekonomi
terhadap perekonomian terbuka kecil tergantung pada apakah kurs mengambang
atau tetap. Dampak yang dihasilkan pada kurs tetap berbeda dengan pada kurs
mengambang. Model Mundell Fleming menunjukkan bahwa kekuatan kebijakan
fiskal dan moneter untuk mempengaruhi pendapatan agregat tergantung pada rezim
kurs. Di bawah kurs mengambang, hanya kebijakan moneter yang bisa mempengaruhi
pendapatan. Dampak kebijakan ekspansioner yang biasa dapat dikurangi oleh
adanya penurunan nilai mata uang dan penurunan ekspor neto.
Dibawah ini adalah ringkasan hasil yang diakibatkan oleh kebijakan moneter :
Kebijakan Sistem Kurs/Rezim Kurs
Mengambang Tetap
Y e NX Y e NX
Ekspansi Fiskal Tetap Turun Turun Naik Tetap Tetap
Ekspansi moneter Naik Naik Naik Tetap Tetap Tetap