Mission Impossible John Kerry, Koran Tempo 15 Januari 2014

1
Internasional RABU, 15 JANUARI 2014 29 AS DAN RUSIA IMBAU GENCATAN SENJATA DI SURIAH 19-27 Maret 2013. John Kerry menyertai Presiden Obama ke Timur Tengah, termasuk ke Israel dan Palestina. 7-9 April 2013 Kerry menemui pemimpin Israel di Yerusalem, menemui emimpin Palestina di Ramallah. 23-24 Mei 2013 Ke Yerusalem dan Ramallah. 27-20 Juni 2013 Ke Yerusalem dan Ramallah. 19 Juli 2013 Kerry bertemu pejabat Palestina di Ramallah. 15 September 2013 Kerry menemui PM Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem. Pada 9 September, Kerry bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di London. 2-11 November 2013 Kerry bertemu pejabat Israel dan Palestina. 3-6 Desember 2013 Kerry ke Yerusalem dan Ramallah. 11-18 Desember 2013 Kerry kunjungi Yerusalem dan Ramallah. 3-5 Januari 2014 Kerry mengunjungi Yerusalem dan Ramallah. peningkatan isolasi internasional terhadap Israel. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Kerry membawa proposal per- damaian. Meski isi persisnya belum diumumkan secara terbuka, sejum- lah sumber mengatakan proposal itu meliputi dua isu krusial: ditole- ransinya kehadiran militer Israel di Lembah Yordan di Tepi Barat dan adanya pengakuan Palestina atas Israel sebagai negara Yahudi. Para pejabat Palestina mengakui bahwa Kerry menekankan soal pengakuan tersebut saat bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas. “Kami membuat sikap jelas bahwa kami tak akan menandatangani perjanjian yang mengakui Israel sebagai negara Yahudi,” kata seorang pejabat Palestina. Pemimpin Palestina ber- keyakinan, jika mereka memberi pengakuan seperti itu, hak-hak sekitar 1,5 juta warga Arab yang ada di Israel akan hilang dan itu juga akan melemahkan klaim seki- tar 5 juta pengungsi dan keturun- annya untuk mendapatkan “hak kembali” ke rumah mereka yang sekarang berada di Israel. Mereka menjadi pengungsi setelah negara Israel berdiri pada 1948. Israel mungkin akan menerima pengakuan garis batas pra-perang 1967 sebelum mencaplok Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur. Namun Israel menyatakan tak akan menandatangani per- janjian perdamaian jika memba- hayakan keamanan negaranya. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan, jika ada kesepakatan, itu juga harus disetujui rakyatnya. Di tengah perbedaan sikap dua kubu, Kerry masih optimistis. “Waktunya akan tiba ketika dua pemimpin harus membuat kepu- tusan yang sulit. Kami mendekati titik itu,” kata Kerry. Berselang sehari setelah Kerry meninggalkan Israel, pemerinta- ha n Netanyahu mengumumkan tender pembangunan 1.400 rumah baru, termasuk di Yerusalem Timur. Sekretaris Jenderal Peace Now, Yariv Oppenheimer, beranggapan langkah ini “bisa merusak upaya perdamaian dan menghancurkan langkah Kerry”. Peace Now ada- lah organisasi pemantau aktivitas pembangunan permukiman baru untuk warga Yahudi. O REUTERS | TIME | DIGITAL JOURNAL | DAILY TELEGRAPH | CBS NEWS ‘MISSION IMPOSSIBLE’ JOHN KERRY John Kerry memperingatkan bahaya mengenai adanya intifada ketiga. 10 Bulan, 10 Lawatan » 30 Menjadi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ke-68 sejak 2 Februari 2013, John Kerry sudah mengunjungi Timur Tengah untuk membahas perdamaian Israel-Palestina sebanyak 10 kali sejak Maret tahun lalu. BAHAN: DIOLAH DARI DEPARTEMEN LUAR NEGERI AS TEMPO/KENDRA PARAMITA M enteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry meng- awali 2014 dengan meng- unjungi Timur Tengah. Ia melawat ke sejumlah negara di kawasan ini, tapi agenda utamanya adalah membahas masa depan pembi- caraan damai antara Israel dan Palestina, yang perkembangannya tak terlalu menggembirakan. Ini adalah kunjungan ke- 10 Kerry ke kawasan tersebut untuk memastikan perundingan yang dimediasi AS itu mencapai kesepakatan April mendatang. Perundingan damai, yang menja- di prioritas utama kebijakan luar negeri Kerry, dimulai pada Agustus 2013 lalu setelah mandek selama tiga tahun. Sejak Agustus itu, setidaknya telah 20 kali tim negosiasi dari kedua pihak bertemu, tapi hasil- nya jauh dari memuaskan. Israel memang sudah membebaskan puluhan tahanan Palestina, tapi kebijakan mereka untuk terus membangun permukiman baru di daerah pendudukan mengganjal pembicaraan damai. Sembilan warga Palestina dan tiga warga Israel tewas ditembak sejak empat bulan lalu. Israel dan Palestina memberikan penilaian suram atas kemajuan pembicaraan damai ini. Sejumlah analis malah menyebut upaya tak kenal lelah ini sebagai mission: impossible. Tapi, eks senator par- tai Demokrat ini tetap optimistis dan mengatakan bahwa ini “bukan mission: impossible (misi yang mustahil untuk berhasil)”. Saat mulai menjabat menteri luar negeri di pemerintahan kedua Barack Obama, tahun lalu, Kerry memperingatkan bahwa solusi damai dua negara “Israel-Palestina” bisa hilang. Solusi Kerry berpijak pada pembagian Yerusalem men- jadi dua bagian: Yerusalem Barat menjadi ibu kota Israel, Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. Dalam kunjungan terbaru ini, Kerry juga memperingatkan bahaya bagi Israel jika perunding- an damai ini gagal. “Apa Israel ingin ada intifada ketiga?” kata Kerry, dalam wawancara dengan TV Channel 2 Israel, Sabtu, 4 Januari lalu. Intifada pertama meletus pada 1987, yang kedua pada 2000. Ia juga khawatir mengenai adanya Abdul Manan [email protected]

description

Menlu AS John Kerry menjadikan isu perdamaian Israel-Palestina sebagai prioritas kebijakan luar negerinya. Rumitnya masalah itu membuat langkah Kerry lebih mirip sebagai mission impossible.

Transcript of Mission Impossible John Kerry, Koran Tempo 15 Januari 2014

Page 1: Mission Impossible John Kerry, Koran Tempo 15 Januari 2014

llmu&Teknologi 12RABU, 15 JANUARI 2014 I KORAN TEMPO

InternasionalRABU, 15 JANUARI 2014

29

AS DAN RUSIA IMBAU GENCATAN SENJATA DI SURIAH

SINGAPURA - Struktur mon-congnya agak ganjil, memanjang nyaris melebihi lebar tubuhnya. Tapi postur tubuh, bagian sirip depan dan belakangnya, menjadi petunjuk bahwa ia adalah kerabat keluarga hiu, pre-dator populer di lautan. Hiu gajah, demikian ikan itu dikenal, tak terlihat garang seperti kerabatnya, hiu putih atau hiu mako, yang punya moncong berahang kokoh dengan mulut dipe-nuhi gigi tajam seperti ger-gaji. Namun hiu aneh ini memegang jawaban penting untuk evolusi vertebrata.

Vertebrata adalah orga-nisme yang memiliki struk-tur kerangka dari tulang keras. Mayoritas ikan juga memiliki struktur tulang belakang keras yang terbu-at dari kalsium. Namun hiu tak punya struktur seper-ti itu pada kerangkanya. Kerangka hiu terbentuk dari tulang rawan yang lunak, mirip tulang rawan telinga manusia.

Hiu gajah (Callorhinchus milii) sesungguhnya bukan hiu sejati. Ikan yang bisa tumbuh hingga sepanjang 1,2 meter ini termasuk dalam kelompok ikan bertulang rawan, yang dikenal sebagai chimaera. Kelompok ikan ini berke-rabat dengan hiu dan pari, yang berevolusi 400 juta

tahun silam. Hiu gajah hidup di per-

airan dalam di pesisir sela-tan Australia dan Selandia Baru. Mereka mampu bere-nang hingga kedalaman 500 meter dan memakai moncong lebarnya untuk mencari dan menggali crus-tacean di dasar laut.

Ikan itu dipilih oleh para ilmuwan untuk dipetakan genomnya, pada enam tahun lalu, lantaran jum-lahnya sedikit—sekitar sepertiga genom manusia. Kali ini tim peneliti dari berbagai lembaga riset ber-hasil memetakan genom hiu gajah dengan lengkap.

“Kami telah mempunyai banyak genom vertebrata, mulai dari amfibi, burung, hingga mamalia, tapi belum punya hiu,” kata Byrappa Venkatesh, kepa-la tim peneliti dan pakar genom dari Lembaga Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Riset Singapura.

Hiu gajah adalah bagian dari kelompok awal ver-tebrata berahang. Namun hewan ini sedikit sekali mengalami perubahan sejak ikan dengan kerangka ber-tulang keras muncul sekitar 420 juta tahun silam. Hal itu menyebabkan ikan yang juga dijuluki hiu hantu Australia ini menjadi ver-tebrata yang paling lambat berevolusi. Namun ikan ini justru menjadi dasar pen-ting dalam perbandingan genom vertebrata.

Sebelumnya, peneliti

sudah memiliki data peta genom delapan ikan bertu-lang keras dan dua vertebra-ta tanpa rahang. Hiu, ikan pari, dan chimaera adalah vertebrata yang memiliki rahang namun kerangka tubuhnya tersusun dari tulang rawan. Tulang keras pada hiu terbentuk hanya pada gigi dan tulang sirip.

Pada vertebrata dengan kerangka bertulang keras seperti ayam, tikus, sapi, atau manusia, ada gen yang ber-pengaruh pada pembentuk-an tulang. Hasil riset yang dimuat pada jurnal Nature, 9 Januari 2014, mengungkap bahwa hiu tak memiliki kelompok gen yang meng-atur proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras. Hal inilah yang memancing rasa ingin tahu peneliti, apa-kah hiu kehilangan kemam-puan membentuk tulang atau memang sejak awal tidak mempunyainya.

Memodifikasi gen terse-but diketahui bisa mempe-ngaruhi vertebrata bertu-lang keras. Faktanya, ketika peneliti menghapus satu gen tersebut pada ikan zebra, hewan itu mengalami penu-runan kemampuan mem-bentuk tulang. “Kita bisa menggunakan hasil studi ini sebagai referensi di masa depan,” kata Venkatesh.

John Postlethwait, ahli biologi dari Universitas Oregon, menyebut hasil riset ini “mencerahkan”. Postlethwait tengah mene-liti ikan es Antartika (Noto-thenioidei) yang kehilangan kemampuan menumbuhkan tulang karena pengaruh evolusi. Dia akan meneliti apakah kedua spesies ini kehilangan gen penumbuh tulang yang sama.

Genom hiu gajah juga memberi penjelasan ten-tang evolusi imunitas yang menjadi dasar vaksinasi. Kekebalan tubuh memban-tu manusia dan vertebrata lainnya menghadapi patogen

MENGAPA

HIU TAK BERTULANG

IKLAN

Genom hiu gajah mengungkap

evolusi awal vertebrata.

Gabriel Titiyoga

[email protected]

baru. Hiu gajah punya sel T pembunuh yang langsung menghancurkan sel yang terinfeksi virus. Namun mereka tidak memiliki sel T pembantu yang mengatur respons imunitas keseluruh-an saat terjadi infeksi.

Hiu gajah tak punya sel imunitas tertentu yang penting untuk membangun sistem pertahanan melawan infeksi virus dan bakteri. Hiu gajah juga tak memiliki pertahanan untuk mencegah penyakit otoimun, seperti diabetes dan rheumatoid arthritis. Meski tak memi-liki sistem kekebalan tubuh

yang komplet, respons imu-nitas hiu gajah kuat dan mereka bisa hidup lama.

Hasil riset genom hiu gajah ini berimplikasi pen-ting dalam penelitian dan pengembangan terapi efek-tif penyakit tulang, seperti osteoporosis. “Sekarang kita punya cetak biru genetika dari spesies yang berperan besar dalam evolusi dan variasi vertebrata, terma-suk manusia,” kata Wesley Warren, profesor bidang genetika dari The Genome Institute at Washington University School of Medicine.

Igor Schneider, pakar biologi evolusi dari Federal University of Pará, Brasil, menyambut baik hasil riset genom hiu gajah tersebut. “Genom hiu gajah meru-pakan alat penting untuk studi perbandingan,” kata Schneider yang melakukan penelitian tentang evolusi sirip menjadi tungkai.

Para peneliti kini berusa-ha memetakan ikan bertu-lang rawan lainnya, seperti ikan skate (Leucoraja erina cea) dari Amerika Utara dan hiu bambu (Scyliorhinus canicula).

NATURE | SCIENCEDAILY

Hiu gajah memiliki genom paling kecil dibanding ikan tak bertulang lain, sekaligus gen yang paling lambat berevolusi di antara vertebrata.

PHYS.ORG

Hiu menggunakan moncongnya untuk mencari kerang di dasar laut.

WIKIPEDIA.ORG

19-27 Maret 2013. John Kerry menyertai Presiden Obama ke Timur Tengah, termasuk ke Israel dan Palestina.

7-9 April 2013Kerry menemui pemimpin Israel di Yerusalem, menemui emimpin Palestina di Ramallah.

23-24 Mei 2013Ke Yerusalem dan Ramallah.

27-20 Juni 2013Ke Yerusalem dan Ramallah.

19 Juli 2013Kerry bertemu pejabat Pa les tina di Ramallah.

15 September 2013Kerry menemui PM Israel Benjamin Netanyahu di Yeru salem. Pada 9 September, Kerry bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di London.

2-11 November 2013Kerry bertemu pejabat Israel dan Palestina.

3-6 Desember 2013Kerry ke Yerusalem dan Ramallah.

11-18 Desember 2013Kerry kunjungi Yerusalem dan Ramallah.

3-5 Januari 2014Kerry mengunjungi Yerusalem dan Ramallah.

peningkatan isolasi internasional terhadap Israel.

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Kerry membawa proposal per-damaian. Meski isi persisnya belum diumumkan secara terbuka, sejum-lah sumber mengatakan proposal itu meliputi dua isu krusial: ditole-ransinya kehadiran militer Israel di Lembah Yordan di Tepi Barat dan adanya pengakuan Palestina atas Israel sebagai negara Yahudi.

Para pejabat Palestina mengakui bahwa Kerry menekankan soal pengakuan tersebut saat bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas. “Kami membuat sikap jelas bahwa kami tak akan menandatangani perjanjian yang mengakui Israel sebagai negara Yahudi,” kata seorang pejabat Palestina.

Pemimpin Palestina ber- keyakinan, jika mereka memberi pengakuan seperti itu, hak-hak sekitar 1,5 juta warga Arab yang ada di Israel akan hilang dan itu juga akan melemahkan klaim seki-tar 5 juta pengungsi dan keturun-annya untuk mendapatkan “hak kembali” ke rumah mereka yang sekarang berada di Israel. Mereka menjadi pengungsi setelah negara Israel berdiri pada 1948.

Israel mungkin akan menerima pengakuan garis batas pra-perang 1967 sebelum mencaplok Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur. Namun Israel menyatakan tak akan menandatangani per-janjian perdamaian jika memba-hayakan keamanan negaranya. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan, jika ada kesepakatan, itu juga harus disetujui rakyatnya.

Di tengah perbedaan sikap dua kubu, Kerry masih optimistis. “Waktunya akan tiba ketika dua pemimpin harus membuat kepu-tusan yang sulit. Kami mendekati titik itu,” kata Kerry.

Berselang sehari setelah Kerry meninggalkan Israel, pemerinta-ha n Netanyahu mengumumkan tender pembangunan 1.400 rumah baru, termasuk di Yerusalem Timur. Sekretaris Jenderal Peace Now, Yariv Oppenheimer, beranggapan langkah ini “bisa merusak upaya perdamaian dan menghancurkan langkah Kerry”. Peace Now ada-lah organisasi pemantau aktivitas pembangunan permukiman baru untuk warga Yahudi.

REUTERS | TIME | DIGITAL JOURNAL |

DAILY TELEGRAPH | CBS NEWS

‘MISSION IMPOSSIBLE’ JOHN KERRYJohn Kerry memperingatkan bahaya mengenai

adanya intifada ketiga.

10 Bulan,

10 Lawatan

» 30

Menjadi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ke-68 sejak 2 Februari 2013, John Kerry sudah mengunjungi Timur Tengah untuk membahas perdamaian Israel-Palestina sebanyak 10 kali sejak Maret tahun lalu.

BAHAN: DIOLAH DARI DEPARTEMEN LUAR NEGERI AS

TE

MP

O/K

EN

DR

A P

AR

AM

ITA

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry meng-awali 2014 dengan meng-

unjungi Timur Tengah. Ia melawat ke sejumlah negara di kawasan ini, tapi agenda utamanya adalah membahas masa depan pembi-caraan damai antara Israel dan Palestina, yang perkembangannya tak terlalu menggembirakan.

Ini adalah kunjungan ke-10 Kerry ke kawasan tersebut untuk memastikan perundingan yang dimediasi AS itu mencapai kesepakatan April mendatang. Perundingan damai, yang menja-di prioritas utama kebijakan luar negeri Kerry, dimulai pada Agustus 2013 lalu setelah mandek selama tiga tahun.

Sejak Agustus itu, setidaknya telah 20 kali tim negosiasi dari kedua pihak bertemu, tapi hasil-nya jauh dari memuaskan. Israel memang sudah membebas kan puluhan tahanan Palestina, tapi kebijakan mereka untuk terus mem bangun permukiman baru di daerah pendudukan mengganjal pembicaraan damai. Sembilan warga Palestina dan tiga warga Israel tewas ditembak sejak empat bulan lalu.

Israel dan Palestina memberikan penilaian suram atas kemajuan pembicaraan damai ini. Sejumlah analis malah menyebut upaya tak kenal lelah ini sebagai mission: impossible. Tapi, eks senator par-tai Demokrat ini tetap optimistis dan mengatakan bahwa ini “bukan mission: impossible (misi yang mustahil untuk berhasil)”.

Saat mulai menjabat menteri luar negeri di pemerintahan kedua Barack Obama, tahun lalu, Kerry memperingatkan bahwa solusi damai dua negara “Israel-Palestina” bisa hilang. Solusi Kerry berpijak pada pembagian Yerusalem men-jadi dua bagian: Yerusalem Barat menjadi ibu kota Israel, Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Dalam kunjungan terbaru ini, Kerry juga memperingatkan bahaya bagi Israel jika perunding-an damai ini gagal. “Apa Israel ingin ada intifada ketiga?” kata Kerry, dalam wawancara dengan TV Channel 2 Israel, Sabtu, 4 Januari lalu. Intifada pertama meletus pada 1987, yang kedua pada 2000. Ia juga khawatir mengenai adanya

Abdul Manan

[email protected]