PermenPDT_No_1_Tahun_2013

download PermenPDT_No_1_Tahun_2013

of 16

description

123

Transcript of PermenPDT_No_1_Tahun_2013

  • No.1 Tahun 2013

    MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA

    PERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

    NOMOR : 1 TAHUN 2013

    TENTANG

    PEDOMAN PEMBANGUNAN PERDESAAN SEHAT DI DAERAH TERTINGGAL

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan pencapaian sasaran Pembangunan Prioritas Nasional 10 Daerah Tertinggal,

    Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik Tahun 2010-2014 Bidang Sumber Daya Manusia, perlu meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat di daerah tertinggal;

    b. bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis

    perdesaan dengan melibatkan semua komponen yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal tentang Pedoman

    Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal;

    Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

    2. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

    3. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan

    Nasional Tahun 2010;

    4. Peraturan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal

    Nomor 15/PER/M-PDT/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal;

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN PERDESAAN SEHAT DI

    DAERAH TERTINGGAL.

  • No.1 Tahun 2013

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Perdesaan Sehat adalah kegiatan percepatan pembangunan kualitas kesehatan

    berbasis perdesaan di daerah tertinggal yang dijalankan dalam kerangka

    program percepatan pembangunan daerah tertinggal;

    2. Kementerian adalah Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal;

    3. Menteri adalah Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal;

    4. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

    Pasal 2

    1. Menteri merumuskan dan menetapkan strategi kebijakan Pembangunan

    Perdesaan Sehat di daerah tertinggal;

    2. Strategi kebijakan Pembangunan Perdesaan Sehat sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) bertujuan untuk memperkuat instrumen percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan melalui penyediaan faktor penentu dasar kualitas kesehatan:

    a. Dokter Puskesmas bagi setiap Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas); b. Bidan Desa bagi setiap desa; c. Air bersih bagi setiap rumah tangga;

    d. Sanitasi bagi setiap rumah tangga; dan

    e. Gizi bagi setiap ibu hamil, ibu menyusui dan Balita.

    3. Strategi kebijakan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan secara aktif peran masyarakat perdesaan dalam rangka memperkuat pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.

    Pasal 3

    1. Untuk menjamin terselenggaranya percepatan Pembangunan Perdesaan Sehat

    diadakan pengawasan, pemantauan, dan evaluasi.

    2. Pengawasan, pemantauan, dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Perdesaan Sehat yang ditetapkan oleh Menteri.

    Pasal 4

    1. Pelaksanaan strategi kebijakan percepatan Pembangunan Perdesaan Sehat

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga Pemerintah Nonkementerian dan Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

    2. Koordinasi pelaksanaan strategi kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dalam kerangka tata kelola perdesaan sehat sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri ini.

    Pasal 5

    Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

  • No.1 Tahun 2013

    Pasal 6

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

    ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 28 Januari 2013

    MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH

    TERTINGGAL

    REPUBLIK INDONESIA

    ttd

    H. A. HELMY FAISHAL ZAINI

    Diundangkan di Jakarta

    Pada tanggal, 5 Juli 2013

    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA

    ttd

    AMIR SYAMSUDIN

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 892

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN PERDESAAN SEHAT DI DAERAH TERTINGGAL

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, dinyatakan bahwa dalam

    mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan peningkatan daya beli keluarga/masyarakat adalah tiga pilar utama untuk meningkatkan

    kualitas SDM dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Dalam RPJP-N, dinyatakan pula pembangunan nasional di bidang kesehatan

    diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan juga tidak

    terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs). Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengurangi kesenjangan status kesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatan antar wilayah, tingkat sosial ekonomi, dan gender.

    Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

    menyatakan pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai

    investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

    Pembangunan kesehatan yang sedang dilaksanakan masih menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi, sehingga diperlukan

    pemantapan dan percepatan melalui berbagai program dan kegiatan. Salah satu kegiatan pada Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal untuk meningkatkan derajat

    kesehatan di daerah tertinggal adalah Kegiatan Perdesaan Sehat. Kegiatan perdesaan sehat dimulai dari identifikasi dan penilaian terhadap fakta tentang masalah-masalah kesehatan yang terjadi di Daerah Tertinggal.

    Permasalahan tersebut terkait dengan pelayanan kesehatan, rendahnya Angka Harapan Hidup (AHH), tingginya angka kematian ibu, dan banyaknya

    kasus gizi buruk. Permasalahan di atas dipengaruhi oleh karakteristik daerah tertinggal. Semua masalah tersebut, apabila ditangani secara tepat dalam kerangka pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka akan mempermudah

    tercapainya target pembangunan daerah tertinggal.

    Pelaksanaan kegiatan Perdesaan Sehat merupakan salah satu upaya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis Perdesaan di Daerah Tertinggal yang dilakukan dengan mengembangkan upaya dan/atau tindakan

    kebijakan yang terencana, realisasi secara bertahap dan terpadu, bersifat partisipatoris dengan pelibatan aktif masyarakat dalam percepatan pembangunan kesehatan yang berpihak pada karakteristik daerah tertinggal

    melalui intervensi pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas lembaga kesehatan berbasis struktur kependudukan dan sumber daya

    kawasan perdesaan di daerah tertinggal.

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    Hasil yang diharapkan dari kegiatan Perdesaan Sehat dapat berupa

    kontribusi maksimal pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional 10, Prioritas Nasional 3 maupun dalam pencapaian target-target MDGs, khususnya tercapainya Angka Harapan Hidup 68,8 dan Indeks Pembangunan Manusia 72,2 pada tahun 2014. Terjadinya pencapaian itu secara luas diharapkan berkemampuan mendukung upaya bagi lepasnya 50 daerah

    kabupaten dari status ketertinggalan (target PPDT dalam RPJMN 2010 lam RPJMN

    B. MAKSUD DAN TUJUAN

    1. Maksud

    Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal ini dimaksudkan sebagai: a. Acuan bagi unit pelaksana Perdesaan sehat dalam melaksanakan

    kegiatan dan koordinasi antar unit kerja di lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dalam pelaksanaan kegiatan

    Percepatan Pembangunan Kualitas Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal; dan

    b. Acuan bagi Kelompok Kerja (Pokja) Perdesaan Sehat dalam melakukan

    koordinasi di tingkat lintas Kementerian/Lembaga dan berbagai pihak pemangku kepentingan lainnya dalam pelaksanaan kegiatan

    Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan Berbasis Perdesaan di Daerah Tertinggal.

    2. Tujuan Tujuan disusunnya Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal adalah:

    a. Terwujudnya perumusan dan koordinasi kebijakan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah

    tertinggal melalui pelaksanaan tugas dan fungsi Kelompok Kerja (Pokja) perdesaan sehat;

    b. Terlaksananya kegiatan percepatan pembangunan kualitas kesehatan

    berbasis perdesaan di daerah tertinggal yang tepat sasaran dan mampu menghasilkan keluaran sesuai target yang telah ditetapkan; dan

    c. Terwujudnya pengendalian kegiatan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan yang sesuai dengan

    karakteristik daerah tertinggal dan berbasis struktur kependudukan di kawasan perdesaan daerah tertinggal.

    C. RUANG LINGKUP

    Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat ini mencakup ruang lingkup

    sebagai berikut: 1. Organisasi penyelenggara dan dukungan manajemen regional dalam

    pelaksanaan percepatan pembangunan berbasis Perdesaan sehat di

    daerah tertinggal. 2. Strategi kebijakan bagi semua unit pelaksana dan para pemangku

    kepentingan (stakeholders) dalam pelaksanaan percepatan pembangunan

    kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal; 3. Pengawasan, pemantauan dan evaluasi dari kegiatan percepatan

    pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal.

    2

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    D. PENGERTIAN

    Dalam Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal ini yang

    dimaksud dengan: 1. Pembangunan Daerah Tertinggal adalah Program yang menjadi

    tanggungjawab Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal bersama Kementerian/Lembaga dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian berdasar RPJMN 2010 - 2014 dan Prioritas Nasional 10 Daerah

    Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik. 2. Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten yang relatif kurang

    berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional dan

    berpenduduk relatif tertinggal. 3. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,

    adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat istiadat setempat yang diakui

    dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

    4. Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan jasa,

    pemerintahan, pelayananan sosial dan kegiatan ekonomi. Perdesaan sebagai kawasan bisa terdiri dari satu atau lebih wilayah administrasi desa.

    5. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan

    melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

    6. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan

    yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan

    penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

    7. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

    agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang

    produktif secara sosial dan ekonomis. 8. Dokter Puskesmas adalah dokter, dokter gigi, dan dokter spesialis, yang

    telah lulus pendidikan kedokteran dan/atau (spesialis) baik di dalam

    maupun di luar negeri yang telah terakreditasi dan mendapat tugas dari pemerintah sebagai Dokter Puskesmas.

    9. Bidan Desa adalah dseorang yang lulus dari pendidikan kebidanan yang

    telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang mendapat tugas pemerintah sebagai Bidan Desa.

    10. Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih di mana setiap individu, rumah tangga, dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar, bebas dari buang air di sembarang

    tempat, mengelola air minum dan makanan yang aman di rumah tangga, mengelola limbah dan sampah dengan benar.

    11. Gizi adalah lah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup berningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan Balita.

    12. Pemberdayaan Masyarakat adalah peningkatan peran masyarakat dan

    kelembagaan di perdesaan untuk terlibat secara aktif dalam pembangunan kualitas kesehatan.

    13. Kader Relawan Perdesaan Sehat adalah seseorang yang berdomisili di

    desa yang direkrut dan dilatih untuk terlibat dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas di perdesaan.

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    BAB II ARAH DAN DASAR KEBIJAKAN

    A. ARAH KEBIJAKAN

    Arah kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan perdesaan sehat sebagai

    upaya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal melalui pengembangan strategi kebijakan: 1. Percepatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar

    berdasar struktur kependudukan di wilayah perdesaan; dan 2. Peningkatan keberdayaaan masyarakat melalui pelibatan aktif

    masyarakat perdesaan dalam memperkuat pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.

    Arah kebijakan Perdesaan Sehat tersebut di atas dilakukan melalui langkah-langkah:

    1. Pemihakan kebijakan pada karakteristik daerah tertinggal; 2. Pengalokasian sumber daya yang lebih membantu kelompok miskin dan

    sesuai dengan karakteristik Daerah Tertinggal;

    3. Penguatan instrumen percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis Perdesaan melalui Lima Pilar Perdesaan Sehat, yakni: a. Dokter Puskesmas Bagi Setiap Pusat Kesehatan Masyarakat;

    b. Bidan Desa Bagi Setiap Desa; c. Air Bersih untuk setiap Rumah Tangga;

    d. Sanitasi untuk setiap Rumah Tangga; dan e. Gizi terutama untuk Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita.

    B. DASAR KEBIJAKAN

    Dasar kebijakan pelaksanaan pembangunan perdesaan sehat sebagai upaya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan dan untuk

    pemenuhan hak atas kesehatan bagi masyarakat perdesaan di daerah tertinggal adalah:

    a. Komitmen Keberpihakan pada Daerah Tertinggal Dasar ini diwujudkan dengan semua langkah kebijakan percepatan

    pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan dilakukan dengan upaya pengalokasian lebih atas sumber daya pembangunan kesehatan dan sesuai dengan karakteristik Daerah Tertinggal;

    b. Pelaksanaan aspek-aspek pemenuhan hak atas kesehatan, yakni:

    1. Ketersediaan: pelaksanaan fungsi kesehatan publik dan fasilitas

    pelayanan kesehatan, barang dan jasa-jasa kesehatan, termasuk program-program, harus tersedia dalam kuantitas yang cukup.

    Kecukupan yang dimaksud memang tergantung pada tingkat pembangunan kualitas kesehatan di suatu wilayah, tetapi hendaknya juga mencakup faktor-faktor penentu dasar kesehatan yang

    berpengaruh terhadap kesehatan, seperti: air bersih yang sehat, sanitasi yang memadai, bangunan pelayanan kesehatan dasar, dokter

    puskesmas dan bidan desa. 2. Keterjangkauan: fasilitas kesehatan, barang dan jasa, harus dapat

    diakses oleh setiap orang di kawasan perdesaan tanpa diskriminasi. Keterjangkauan memiliki empat dimensi yang saling terkait yaitu: a) Tanpa Diskriminasi. Fasilitas kesehatan harus dapat diakses oleh

    semua, terutama oleh masyarakat miskin maupun yang tidak terlindungi oleh hukum. Tanpa diskriminasi atas dasar apapun

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    menjadi kewajiban prinsip bagi pelaksanaan kegiatan Perdesaan Sehat;

    b) Terjangkau Secara Fisik. Fasilitas kesehatan harus dapat dijangkau secara fisik dengan aman, terutama bagi kelompok

    yang rentan atau marjinal, seperti etnis minoritas, masyarakat terasing, perempuan, anak-anak, orang yang berkemampuan beda / disabilitas, dan orang yang terkena HIV/AIDS.

    Keterjangkauan secara fisik tersebut juga termasuk semua faktor-faktor penentu kesehatan, termasuk di kawasan perdesaan di daerah tertinggal yang berada di daerah terluar dan terpencil.

    c) Terjangkau Secara Ekonomi. Fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan kesehatan dasar harus dapat terjangkau secara

    ekonomi bagi semua. Pembayaran pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas, termasuk pelayanan terkait dengan faktor-faktor penentu kesehatan harus didasarkan pada prinsip

    kesamaan, memastikan pelayanan tersebut tersedia dan terjangkau oleh semua, terutama oleh kelompok miskin.

    d) Keterjangkauan Informasi. Aspek keterjangkauan ini mencakup hak untuk mencari, menerima, atau berbagi informasi dan ide mengenai masalah-masalah kesehatan di kawasan perdesaan.

    Namun demikian, akses informasi tersebut adalah sama dengan hak kerahasiaan data kesehatan.

    3. Keberterimaan. Segala fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas harus diterima secara etika medis,

    sesuai secara budaya, dalam arti diterima dan menghormati kebudayaan individu,kelompok dan masyarakat, terutama mereka yang terpinggirkan, sensitif terhadap jender dan persyaratan siklus

    hidup.

    4. Kualitas. Fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan kesehatan dasar

    harus diterima secara ilmu dan medis dalam kualitas yang baik. Dimensi kualitas ini juga mensyaratkan tenaga medis yang

    berkemampuan, obat-obatan dan perlengkapan sarana pelayanan kesehatan yang secara ilmu diakui dan tidak kadaluwarsa, air minum yang aman dan sehat, serta sanitasi yang memadai.

    c. Pemberdayaan Masyarakat

    Proses pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk memperkuat upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas di wilayah Perdesaan. Fasilitasi proses pemberdayaan masyarakat tersebut

    melibatkan penguatan kemauan dan kemampuan, agar masyarakat Perdesaan terlibat aktif di bidang kesehatan masyarakat.

    5

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    BAB III

    ORGANISASI PENYELENGGARA

    Organisasi penyelenggara kegiatan Pembangunan Perdesaan Sehat terbagi dalam tingkat Pusat dan wilayah:

    A. TINGKAT PUSAT

    Di tingkat Pusat dibentuk Kelompok Kerja / POKJA Perdesaan Sehat.

    Tugas dan Fungsi POKJA Perdesaan Sehat adalah sebagai berikut:

    1. Bersama kementerian terkait berkoordinasi dalam menetapkan kebijakan yang mendukung operasionalisasi pengembangan perdesaan sehat di Daerah tertinggal;

    2. Melakukan inventarisasi masalah, potensi dan kebutuhan dalam pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat;

    3. Merumuskan rekomendasi kebijakan, termasuk didalamnya penanganan kasus darurat kesehatan terkait dengan ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan Balita di dalam wilayah kerja Perdesaan Sehat;

    4. Melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan kebijakan Perdesaan Sehat; dan

    5. Melakukan fasilitasi koordinasi kebijakan antar lintas pelaku / pemangku

    kepentingan di dalam pelaksanaan kebijakan Perdesaan Sehat.

    Keanggotaan dari POKJA Perdesaan Sehat terdiri dari: 1. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal; 2. Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan;

    3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat; 4. Kementerian Kesehatan; 5. Kementerian Pertanian;

    6. Kementerian Dalam Negeri / Badan Pengelola Perbatasan; 7. Kementerian Pekerjaan Umum;

    8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 9. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas); 10. Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN);

    11. Organisasi Profesi Kedokteran dan Bidan (Ikatan Dokter Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia);

    12. Perguruan Tinggi / Akademi; dan 13. Swasta dan Organisasi Masyarakat Sipil untuk isu kesehatan dan

    perdesaan.

    Keanggotaan POKJA Perdesaan Sehat maksimal berjumlah 30 orang, sedangkan untuk kepentingan pelaksanaan keseharian POKJA Perdesaan

    Sehat dibentuk Sekretariat POKJA Perdesaan Sehat. Kantor Sekretariat POKJA Perdesaan Sehat bekerja di bawah koordinasi Asdep Urusan

    Kesehatan, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.

    B. TINGKAT WILAYAH

    Di tingkat wilayah dibentuk Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal.

    Tugas dan Fungsi Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan kebijakan yang bersifat koordinatif dalam kerangka forum

    multi stakeholders perdesaan sehat di tingkat wilayah;

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    2. Melakukan inventarisasi permasalahan pelayanan kesehatan berkualitas di lokus Perdesaan Sehat sesuai yang telah ditetapkan;

    3. Melakukan advokasi dalam penetapan kebijakan terkait Perdesaan Sehat; 4. Melakukan sosialisasi, penyebaran informasi dan advokasi bersama

    instansi/lembaga terkait lainnya; 5. Melakukan rekruitmen dan pelatihan Kader Relawan Perdesaan Sehat,

    serta memobilisasi ke wilayah Perdesaan; dan 6. Melakukan monitoring dan evaluasi.

    Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Fasilitasi Koordinasi kebijakan dalam kerangka Forum Multistakeholders Perdesaan Sehat, Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat dapat melibatkan para pihak sebagai berikut:

    1. Bappeda/ SKPD yang terkait dengan sektor kesehatan, kependudukan dan KB, pertanian dan pekerjaan umum;

    2. Perguruan Tinggi / Akademisi; 3. Organisasi Profesi Kedokteran dan Kebidanan; dan 4. Swasta dan Organisasi Masyarakat Sipil yang bekerja untuk

    permasalahan kesehatan dan perdesaan.

    Organisasi penyelenggara perdesaan sehat di Pusat maupun wilayah akan

    didampingi dukungan manajemen melalui Konsultan Manajemen Perdesaan Sehat yang bekerja baik di Pusat dan di Wilayah. Adapun tatakelola

    perdesaan sehat akan diatur lebih lanjut

    C. PERDESAAN

    Di tingkat Perdesaan dibentuk Kader Relawan Perdesaan Sehat. Kader tersebut direkrut dan dilatih oleh Perguruan Tinggi mitra yang mengkoordinasi Manajemen Kewilayahan pada masing-masing region. Kader

    Relawan Perdesaan Sehat melaksanakan tugas dan fungsi: 1. Melakukan sosialisasi dan promosi hidup sehat; 2. Melakukan identifikasi dan pengumpulan data kesehatan masyarakat;

    3. Melakukan investigasi masalah kesehatan masyarakat berbasis kasus; 4. Memfasilitasi proses pemberdayaan masyarakat perdesaan untuk terlibat

    aktif dalam peningkatan pelayanan Puskesmas, termasuk juga pelayanan kesehatan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pos Bersalin Desa dan Poskesdes agar lebih baik dan berkualitas; dan

    5. Melakukan kerja advokasi perencanaan dan penganggaran di bidang kesehatan di wilayah perdesaan.

    7

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    BAB IV STRATEGI KEBIJAKAN DAN HUBUNGAN KELEMBAGAAN

    Strategi kebijakan dan hubungan kelembagaan didalam kerangka Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal dapat dijelaskan dalam 3 bagian, yakni: A. Lima Pilar Perdesaan Sehat

    B. Prioritas Lokasi C. Hubungan Kelembagaan

    A. LIMA PILAR PERDESAAN SEHAT

    Lima Pilar Perdesaan Sehat dilaksanakan sebagai strategi kebijakan untuk percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah

    tertinggal. Lima pilar perdesaan sehat di daerah tertinggal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Ketersediaan Dokter Puskesmas untuk setiap Pusat Kesehatan Masyarakat Penyediaan dokter Puskesmas di daerah tertinggal dimaksudkan dalam

    rangka menjamin ketersediaan dokter yang berkualitas, berkomitmen tinggi untuk pemenuhan hak atas kesehatan sesuai prinsip-prinsip perdesaan sehat, dan mampu bekerja secara baik pada setiap Puskesmas

    di daerah tertinggal. Hal ini untuk memastikan adanya Dokter Puskesmas, berfungsinya tenaga medis dan bangunan Puskesmas untuk

    pelayanan kesehatan dasar di kawasan perdesaan, secara minimal pada jam dan hari kerja penugasan.

    2. Ketersediaan Bidan Desa Untuk Setiap Desa

    Penyediaan bidan desa di daerah tertinggal dimaksudkan dalam rangka menjamin ketersediaan bidan desa yang berkualitas di setiap desa/kawasan perdesaan di daerah tertinggal. Hal ini untuk memastikan

    keberadaan bidan desa yang bertugas dan bekerja untuk pelayanan kesehatan masyarakat yang berkualitas, terutama kesehatan ibu dan

    anak di daerah tertinggal. 3. Ketersediaan Air bersih untuk Setiap Rumah Tangga

    Penyediaan air bersih yang aman dan sehat dimaksudkan agar dapat

    digunakan sebagai air minum yang merupakan salah satu penentu dasar tercapainya standar kesehatan yang berkualitas. Air bersih untuk setiap

    rumah tangga merupakan pilar penting bagi terlaksananya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal.

    4. Ketersediaan Sanitasi untuk Setiap Rumah Tangga Penyediaan sanitasi yang baik untuk setiap rumah tangga merupakan salah satu penentu dasar tercapainya standar kesehatan yang

    berkualitas. Ketersediaan dan keterjangkauan sanitasi yang baik untuk setiap rumah tangga adalah pilar penting bagi terlaksananya percepatan

    pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal.

    5. Ketersediaan Gizi

    Penyediaan gizi yang baik dan seimbang untuk setiap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita merupakan tujuan yang harus direalisasikan

    untuk tercapainya kualitas kesehatan. Asupan gizi untuk setiap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan Balita dikedepankan sebagai pilar penting dalam pelaksanaan percepatan pembangunan kualitas kesehatan

    berbasis perdesaan di daerah tertinggal.

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    B. PRIORITAS LOKASI

    Penetapan lokasi kegiatan didasarkan pada strategi ketepatan sasaran dan

    realisasi bertahap. Fungsi, tugas dan kewenangan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal adalah menangani 183 (seratus delapan

    puluh tiga) kabupaten tertinggal. Oleh karena itu, berdasarkan ketetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 realisasiagai pilar penting dalam pelaksanaan permengupayakan agar 50 (lima puluh)

    kabupaten tertinggal lepas dari ketertinggalan pada tahun 2014.

    Dalam mengembangkan kegiatan Percepatan Pembangunan Kualitas

    Kesehatan Berbasis Perdesaan di Daerah Tertinggal, penetapan lokasi didasarkan pada penilaian sebagai berikut:

    1. Berdasar data Susenas 2010 terdapat 174 dari 183 kabupaten daerah tertinggal yang memiliki capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di bawah 72,2; dan

    2. Di dalam 174 kabupaten daerah tertinggal tersebut didapati sejumlah 158 kabupaten yang memiliki Angka Harapan Hidup dibawah 68,8;

    Berdasarkan penilaian tersebut di atas, pelaksanaan Perdesaan Sehat difokuskan pada lokasi 158 kabupaten daerah tertinggal. Sesuai dengan

    karakteristik kegiatan Perdesaan Sehat, di dalam 158 kabupaten daerah tertinggal tersebut, berdasar data Podes 2010 terdapat: 1. 2.491 perdesaan wilayah kerja Puskesmas;

    2. 24.095 desa wilayah kerja Poskesdes; 3. Terdapat 10.795.005 Rumah Tangga di dalam wilayah 24.095 desa

    tersebut.

    Intervensi kegiatan dalam jangka pendek, yakni sampai 2 tahun mendatang,

    ditetapkan target kegiatan tahun 2013 sar data Podes 2010 ia dan terlaksananya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di 80 kabupaten daerah tertinggal pada tahun 2014, yang terdiri

    dari: 1. 40 kabupaten daerah tertinggal pada tahun 2013

    2. 40 kabupaten daerah tertinggal pada tahun 2014

    Dengan cara penetapan lokasi sebagaimana tersebut di atas, diharapkan

    kegiatan Perdesaan Sehat dapat berkontribusi secara maksimal dengan hasil berkelanjutan untuk mendukung tercapainya target Kementerian

    Pembangunan Daerah Tertinggal, yakni lepasnya 50 kabupaten dari ketertinggalan.

    C. HUBUNGAN KELEMBAGAAN

    Hubungan kelembagaan yang dimaksud di dalam pedoman ini adalah

    hubungan koordinatif dan fasilitasi pelaksanaaan kebijakan berdasar peran dari/antar unit kelembagaan yang dibentuk di dalam kerangka pelaksanaan

    pembangunan perdesaan sehat di daerah tertinggal.

    Strategi kebijakan dan hubungan kelembagaan dalam pelaksanaan Perdesaan Sehat di daerah tertinggal melalui:

    1. peningkatan komitmen keberpihakan seluruh pemangku kepentingan pelaksanaan kebijakan perdesaan sehat;

    2. penegasan dan penguatan input, yakni kebijakan dan rencana aksi yang terintegrasi;

    3. penguatan proses, yakni melalui fasilitasi koordinasi pelaksanaan

    kebijakan perdesaan sehat; 4. pengendalian pelaksanaan kegiatan perdesaan sehat, yakni di area

    kelembagaan, instrumen monitoring dan evaluasi, sistem manajemen

    9

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    informasi, pengawasan, pendampingan, konsultan manajemen, dan kemitraan.

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    BAB V PENGAWASAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI

    Pelaksanaan pengendalian kegiatan perdesaan sehat dilakukan melalui instrumen pengawasan, pemantauan dan evaluasi. Pelaksanaan pengawasan, pemantauan dan evaluasi ditujukan untuk memastikan seluruh komponen input, proses, output dan outcome dapat dijalankan dan/atau dihasilkan di dalam pelaksanaan kebijakan dan kegiatan perdesaan sehat. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan

    pengawasan, pemantauan dan evaluasi tersebut menghasilkan adanya identifikasi dan pelaporan yang jelas terkait dengan:

    1. Terlaksananya kegiatan sesuai perencanaan;

    2. Memiliki daya efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan strategi pencapaian tujuan;dan

    3. Mampu menghasilkan dampak perubahan penting.

    A. PENGAWASAN

    Kegiatan pengawasan dilaksanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan

    kegitan sesuai dengan arah kebijakan, prinsip, dan tujuan dari kebijakan perdesaan sehat. Kegiatan pengawasan selain ditujukan untuk

    mengendalikan dan menjaga kualitas kegiatan, juga dilaksanakan untuk mengkonsolidasi dan memastikan pelaksanaan kegiatan perdesaan sehat di daerah tertinggal dapat berkontribusi secara maksimal pada pencapaian

    target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.

    Bentuk-bentuk kegiatan pengawasan yang dapat dilakukan adalah: 1. Pengiriman dokumen dan/atau surat dukungan kebijakan di lingkungan

    K/L (Pusat) dan wilayah (Provinsi/Kabupaten/Desa); 2. Melakukan dialog kebijakan dalam kerangka fasilitas penetapan,

    koodinasi dan sinergitas kebijakan percepatan pembangunan kualitas

    kesehatan berbasis perdesaan di daerah; 3. Melakukan kunjungan lapangan untuk kepentingan pengawasan

    tersebut; 4. Melakukan peningkatan kualitas individu dan manajemen perdesaan

    sehat di tingkat pusat, wilayah maupun di kawasan perdesaan; dan

    5. Bentuk-bentuk kegiatan pengawasan lainnya sesuai kebutuhan.

    Pelaksana dari pengawasan tersebut di atas adalah POKJA Perdesaan Sehat, yakni anggota POKJA dan Sekretariat Perdesaan Sehat. Setiap pelaksanaan kegiatan pengawasan yang dilakukan diwajibkan membuat laporan hasil

    kegiatan pengawasan disampaikan kepada Menteri dengan tembusan kepada Inspektorat Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.

    B. PEMANTAUAN

    Pelaksanaan pemantauan dilakukan untuk memastikan:

    1. Pelaksanaan setiap kegiatan sesuai perencanaan

    2. Pelaksanaan strategi kegiatan dalam pencapaian tujuan

    3. Penggunaan waktu dan pendanaan sesuai dengan perencanaan dan strategi pencapaian tujuan

    Di tingkat pusat, kegiatan pemantauan merupakan bagian dari kegiatan

    pengawasan yang dilakukan. Pelaksanaan pemantauan didasarkan pada

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    perangkat indikator dari komponen input, proses, output, dan outcome dari kegiatan perdesaan sehat.

    Pelaksana kegiatan pemantauan dilakukan oleh:

    1. POKJA Perdesaan Sehat, yakni oleh Anggota POKJA dan Sekretariat Perdesaan Sehat ;

    2. Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat;

    3. Konsultan Manajemen Perdesaan Sehat baik yang berkedudukan tingkat pusat maupun wilayah; dan

    4. Kader Relawan Perdesaan Sehat.

    Pemantauan dilakukan secara periodik dan sesuai tingkatan manajemen

    kegiatan, yakni di pusat, wilayah (provinsi/kabupaten) dan perdesaan. Setiap pelaksana pemantauan diwajibkan membuat laporan hasil pemantauan.

    C. EVALUASI

    Kegiatan evaluasi dilakukan untuk memastikan tercapainya outcome atau dampak dari satu dan/atau keseluruhan output dari pelaksanaan kegiatan perdesaan sehat. Di sisi lain, evaluasi juga melakukan penilaian terhadap kontribusi outcome pada pencapaian target yang lebih besar dan telah ditetapkan seperti kontribusi pada pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) dan Indek Pembangunan Manusia (IPM).

    Pelaku evaluasi adalah seluruh unit pelaksana perdesaan sehat yang dikoordinasi oleh Sekretariat Perdesaan Sehat yang berkedudukan di Jakarta.

    Hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir kegiatan itu akan ditulis dalam bentuk dokumen laporan evaluasi perdesaan sehat

    Untuk ketentuan umum dan teknis pelaksanaan kegiatan pengawasan, pemantauan dan evaluasi dari kegiatan perdesaan sehat ini akan dimuat

    dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan/atau Petunjuk Teknis (Juknis) Perdesaan Sehat.

  • *20140724PERMEN1TA2013*

    BAB VI

    PENUTUP

    Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal dibuat sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerah tertinggal. Dengan Peraturan Menteri ini diharapkan terjalinnya sinergi antar

    kementerian/lembaga pemerintah, nonkementerian serta pemerintah daerah dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera.

    Permen Perdesaan SehatMENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALREPUBLIK INDONESIAPERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALNOMOR : 1 TAHUN 2013TENTANGPEDOMAN PEMBANGUNAN PERDESAAN SEHATDI DAERAH TERTINGGALDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAMENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA,

    Lampiran Permen Perdesaan Sehat (Fix)LAMPIRANPERATURAN MENTERIPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALNOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN PERDESAAN SEHAT DI DAERAH TERTINGGALBAB IPENDAHULUANLATAR BELAKANGDalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, dinyatakan bahwa dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan pe...Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-ti...Pembangunan kesehatan yang sedang dilaksanakan masih menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi, sehingga diperlukan pemantapan dan percepatan melalui berbagai program dan kegiatan. Salah satu kegiatan pada Deputi Bidang Pengemba...Pelaksanaan kegiatan Perdesaan Sehat merupakan salah satu upaya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis Perdesaan di Daerah Tertinggal yang dilakukan dengan mengembangkan upaya dan/atau tindakan kebijakan yang terencana, realisasi secara b...Hasil yang diharapkan dari kegiatan Perdesaan Sehat dapat berupa kontribusi maksimal pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional 10, Prioritas Nasional 3 maupun dalam pencapaian target-target MDGs, khususnya tercapainya Angka Harapan Hidup 68,8 dan I...MAKSUD DAN TUJUANMaksudPedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal ini dimaksudkan sebagai:Acuan bagi unit pelaksana Perdesaan sehat dalam melaksanakan kegiatan dan koordinasi antar unit kerja di lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dalam pelaksanaan kegiatan Percepatan Pembangunan Kualitas Perdesaan Sehat di Daerah Terti...Acuan bagi Kelompok Kerja (Pokja) Perdesaan Sehat dalam melakukan koordinasi di tingkat lintas Kementerian/Lembaga dan berbagai pihak pemangku kepentingan lainnya dalam pelaksanaan kegiatan Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan Berbasis Perdesaan...2. TujuanTujuan disusunnya Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal adalah:Terwujudnya perumusan dan koordinasi kebijakan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal melalui pelaksanaan tugas dan fungsi Kelompok Kerja (Pokja) perdesaan sehat;Terlaksananya kegiatan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal yang tepat sasaran dan mampu menghasilkan keluaran sesuai target yang telah ditetapkan; danTerwujudnya pengendalian kegiatan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan yang sesuai dengan karakteristik daerah tertinggal dan berbasis struktur kependudukan di kawasan perdesaan daerah tertinggal.RUANG LINGKUPPedoman Pembangunan Perdesaan Sehat ini mencakup ruang lingkup sebagai berikut:Organisasi penyelenggara dan dukungan manajemen regional dalam pelaksanaan percepatan pembangunan berbasis Perdesaan sehat di daerah tertinggal.Strategi kebijakan bagi semua unit pelaksana dan para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pelaksanaan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal;Pengawasan, pemantauan dan evaluasi dari kegiatan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal.PENGERTIANDalam Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal ini yang dimaksud dengan:Pembangunan Daerah Tertinggal adalah Program yang menjadi tanggungjawab Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal bersama Kementerian/Lembaga dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian berdasar RPJMN 2010 - 2014 dan Prioritas Nasional 10 Daerah Tertingga...Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten yang relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional dan berpenduduk relatif tertinggal.Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat istiadat ...Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayananan sosial dan kegiatan ekonomi. Perdesaan...Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehat...Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-ting...Dokter Puskesmas adalah dokter, dokter gigi, dan dokter spesialis, yang telah lulus pendidikan kedokteran dan/atau (spesialis) baik di dalam maupun di luar negeri yang telah terakreditasi dan mendapat tugas dari pemerintah sebagai Dokter Puskesmas.Bidan Desa adalah dseorang yang lulus dari pendidikan kebidanan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang mendapat tugas pemerintah sebagai Bidan Desa.Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih di mana setiap individu, rumah tangga, dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar, bebas dari buang air di sembarang tempat, mengelola air minum dan makanan yang aman...Gizi adalah lah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup berningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan Balita.Pemberdayaan Masyarakat adalah peningkatan peran masyarakat dan kelembagaan di perdesaan untuk terlibat secara aktif dalam pembangunan kualitas kesehatan.Kader Relawan Perdesaan Sehat adalah seseorang yang berdomisili di desa yang direkrut dan dilatih untuk terlibat dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas di perdesaan.BAB IIARAH DAN DASAR KEBIJAKANARAH KEBIJAKANArah kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan perdesaan sehat sebagai upaya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal melalui pengembangan strategi kebijakan:Percepatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar berdasar struktur kependudukan di wilayah perdesaan; danPeningkatan keberdayaaan masyarakat melalui pelibatan aktif masyarakat perdesaan dalam memperkuat pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.Arah kebijakan Perdesaan Sehat tersebut di atas dilakukan melalui langkah-langkah:Pemihakan kebijakan pada karakteristik daerah tertinggal;Pengalokasian sumber daya yang lebih membantu kelompok miskin dan sesuai dengan karakteristik Daerah Tertinggal;Penguatan instrumen percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis Perdesaan melalui Lima Pilar Perdesaan Sehat, yakni:Dokter Puskesmas Bagi Setiap Pusat Kesehatan Masyarakat;Bidan Desa Bagi Setiap Desa;Air Bersih untuk setiap Rumah Tangga;Sanitasi untuk setiap Rumah Tangga; danGizi terutama untuk Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita.DASAR KEBIJAKANDasar kebijakan pelaksanaan pembangunan perdesaan sehat sebagai upaya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan dan untuk pemenuhan hak atas kesehatan bagi masyarakat perdesaan di daerah tertinggal adalah:Komitmen Keberpihakan pada Daerah TertinggalDasar ini diwujudkan dengan semua langkah kebijakan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan dilakukan dengan upaya pengalokasian lebih atas sumber daya pembangunan kesehatan dan sesuai dengan karakteristik Daerah Tertinggal;Pelaksanaan aspek-aspek pemenuhan hak atas kesehatan, yakni:Ketersediaan: pelaksanaan fungsi kesehatan publik dan fasilitas pelayanan kesehatan, barang dan jasa-jasa kesehatan, termasuk program-program, harus tersedia dalam kuantitas yang cukup. Kecukupan yang dimaksud memang tergantung pada tingkat pembangun...Keterjangkauan: fasilitas kesehatan, barang dan jasa, harus dapat diakses oleh setiap orang di kawasan perdesaan tanpa diskriminasi. Keterjangkauan memiliki empat dimensi yang saling terkait yaitu:Tanpa Diskriminasi. Fasilitas kesehatan harus dapat diakses oleh semua, terutama oleh masyarakat miskin maupun yang tidak terlindungi oleh hukum. Tanpa diskriminasi atas dasar apapun menjadi kewajiban prinsip bagi pelaksanaan kegiatan Perdesaan Sehat;Terjangkau Secara Fisik. Fasilitas kesehatan harus dapat dijangkau secara fisik dengan aman, terutama bagi kelompok yang rentan atau marjinal, seperti etnis minoritas, masyarakat terasing, perempuan, anak-anak, orang yang berkemampuan beda / disabili...Terjangkau Secara Ekonomi. Fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan kesehatan dasar harus dapat terjangkau secara ekonomi bagi semua. Pembayaran pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas, termasuk pelayanan terkait dengan faktor-faktor penentu kese...Keterjangkauan Informasi. Aspek keterjangkauan ini mencakup hak untuk mencari, menerima, atau berbagi informasi dan ide mengenai masalah-masalah kesehatan di kawasan perdesaan. Namun demikian, akses informasi tersebut adalah sama dengan hak kerahasia...Keberterimaan. Segala fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas harus diterima secara etika medis, sesuai secara budaya, dalam arti diterima dan menghormati kebudayaan individu,kelompok dan masyarakat, terutama mereka...Kualitas. Fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan kesehatan dasar harus diterima secara ilmu dan medis dalam kualitas yang baik. Dimensi kualitas ini juga mensyaratkan tenaga medis yang berkemampuan, obat-obatan dan perlengkapan sarana pelayanan ke...Pemberdayaan MasyarakatProses pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk memperkuat upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas di wilayah Perdesaan. Fasilitasi proses pemberdayaan masyarakat tersebut melibatkan penguatan kemauan dan kemampuan, agar masyarakat...BAB IIIORGANISASI PENYELENGGARAOrganisasi penyelenggara kegiatan Pembangunan Perdesaan Sehat terbagi dalam tingkat Pusat dan wilayah:TINGKAT PUSATDi tingkat Pusat dibentuk Kelompok Kerja / POKJA Perdesaan Sehat.Tugas dan Fungsi POKJA Perdesaan Sehat adalah sebagai berikut:Bersama kementerian terkait berkoordinasi dalam menetapkan kebijakan yang mendukung operasionalisasi pengembangan perdesaan sehat di Daerah tertinggal;Melakukan inventarisasi masalah, potensi dan kebutuhan dalam pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat;Merumuskan rekomendasi kebijakan, termasuk didalamnya penanganan kasus darurat kesehatan terkait dengan ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan Balita di dalam wilayah kerja Perdesaan Sehat;Melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan kebijakan Perdesaan Sehat; danMelakukan fasilitasi koordinasi kebijakan antar lintas pelaku / pemangku kepentingan di dalam pelaksanaan kebijakan Perdesaan Sehat.Keanggotaan dari POKJA Perdesaan Sehat terdiri dari:Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal;Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan;Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat;Kementerian Kesehatan;Kementerian Pertanian;Kementerian Dalam Negeri / Badan Pengelola Perbatasan;Kementerian Pekerjaan Umum;Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas);Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN);Organisasi Profesi Kedokteran dan Bidan (Ikatan Dokter Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia);Perguruan Tinggi / Akademi; danSwasta dan Organisasi Masyarakat Sipil untuk isu kesehatan dan perdesaan.Keanggotaan POKJA Perdesaan Sehat maksimal berjumlah 30 orang, sedangkan untuk kepentingan pelaksanaan keseharian POKJA Perdesaan Sehat dibentuk Sekretariat POKJA Perdesaan Sehat. Kantor Sekretariat POKJA Perdesaan Sehat bekerja di bawah koordinasi As...TINGKAT WILAYAHDi tingkat wilayah dibentuk Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal.Tugas dan Fungsi Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal adalah sebagai berikut:Menetapkan kebijakan yang bersifat koordinatif dalam kerangka forum multi stakeholders perdesaan sehat di tingkat wilayah;Melakukan inventarisasi permasalahan pelayanan kesehatan berkualitas di lokus Perdesaan Sehat sesuai yang telah ditetapkan;Melakukan advokasi dalam penetapan kebijakan terkait Perdesaan Sehat;Melakukan sosialisasi, penyebaran informasi dan advokasi bersama instansi/lembaga terkait lainnya;Melakukan rekruitmen dan pelatihan Kader Relawan Perdesaan Sehat, serta memobilisasi ke wilayah Perdesaan; danMelakukan monitoring dan evaluasi.Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Fasilitasi Koordinasi kebijakan dalam kerangka Forum Multistakeholders Perdesaan Sehat, Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat dapat melibatkan para pihak sebagai berikut:Bappeda/ SKPD yang terkait dengan sektor kesehatan, kependudukan dan KB, pertanian dan pekerjaan umum;Perguruan Tinggi / Akademisi;Organisasi Profesi Kedokteran dan Kebidanan; danSwasta dan Organisasi Masyarakat Sipil yang bekerja untuk permasalahan kesehatan dan perdesaan.Organisasi penyelenggara perdesaan sehat di Pusat maupun wilayah akan didampingi dukungan manajemen melalui Konsultan Manajemen Perdesaan Sehat yang bekerja baik di Pusat dan di Wilayah. Adapun tatakelola perdesaan sehat akan diatur lebih lanjutPERDESAANDi tingkat Perdesaan dibentuk Kader Relawan Perdesaan Sehat. Kader tersebut direkrut dan dilatih oleh Perguruan Tinggi mitra yang mengkoordinasi Manajemen Kewilayahan pada masing-masing region. Kader Relawan Perdesaan Sehat melaksanakan tugas dan fungsi:Melakukan sosialisasi dan promosi hidup sehat;Melakukan identifikasi dan pengumpulan data kesehatan masyarakat;Melakukan investigasi masalah kesehatan masyarakat berbasis kasus;Memfasilitasi proses pemberdayaan masyarakat perdesaan untuk terlibat aktif dalam peningkatan pelayanan Puskesmas, termasuk juga pelayanan kesehatan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pos Bersalin Desa dan Poskesdes agar lebih baik dan berkualit...Melakukan kerja advokasi perencanaan dan penganggaran di bidang kesehatan di wilayah perdesaan.BAB IVSTRATEGI KEBIJAKAN DAN HUBUNGAN KELEMBAGAANStrategi kebijakan dan hubungan kelembagaan didalam kerangka Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal dapat dijelaskan dalam 3 bagian, yakni:A. Lima Pilar Perdesaan SehatB. Prioritas LokasiC. Hubungan KelembagaanLIMA PILAR PERDESAAN SEHATLima Pilar Perdesaan Sehat dilaksanakan sebagai strategi kebijakan untuk percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal. Lima pilar perdesaan sehat di daerah tertinggal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:Ketersediaan Dokter Puskesmas untuk setiap Pusat Kesehatan MasyarakatPenyediaan dokter Puskesmas di daerah tertinggal dimaksudkan dalam rangka menjamin ketersediaan dokter yang berkualitas, berkomitmen tinggi untuk pemenuhan hak atas kesehatan sesuai prinsip-prinsip perdesaan sehat, dan mampu bekerja secara baik pada s...Ketersediaan Bidan Desa Untuk Setiap DesaPenyediaan bidan desa di daerah tertinggal dimaksudkan dalam rangka menjamin ketersediaan bidan desa yang berkualitas di setiap desa/kawasan perdesaan di daerah tertinggal. Hal ini untuk memastikan keberadaan bidan desa yang bertugas dan bekerja untuk...Ketersediaan Air bersih untuk Setiap Rumah TanggaPenyediaan air bersih yang aman dan sehat dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai air minum yang merupakan salah satu penentu dasar tercapainya standar kesehatan yang berkualitas. Air bersih untuk setiap rumah tangga merupakan pilar penting bagi terl...Ketersediaan Sanitasi untuk Setiap Rumah TanggaPenyediaan sanitasi yang baik untuk setiap rumah tangga merupakan salah satu penentu dasar tercapainya standar kesehatan yang berkualitas. Ketersediaan dan keterjangkauan sanitasi yang baik untuk setiap rumah tangga adalah pilar penting bagi terlaksan...Ketersediaan GiziPenyediaan gizi yang baik dan seimbang untuk setiap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita merupakan tujuan yang harus direalisasikan untuk tercapainya kualitas kesehatan. Asupan gizi untuk setiap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan Balita dikedepanka...PRIORITAS LOKASIPenetapan lokasi kegiatan didasarkan pada strategi ketepatan sasaran dan realisasi bertahap. Fungsi, tugas dan kewenangan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal adalah menangani 183 (seratus delapan puluh tiga) kabupaten tertinggal. Oleh karena it...Dalam mengembangkan kegiatan Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan Berbasis Perdesaan di Daerah Tertinggal, penetapan lokasi didasarkan pada penilaian sebagai berikut:Berdasar data Susenas 2010 terdapat 174 dari 183 kabupaten daerah tertinggal yang memiliki capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di bawah 72,2; danDi dalam 174 kabupaten daerah tertinggal tersebut didapati sejumlah 158 kabupaten yang memiliki Angka Harapan Hidup dibawah 68,8;Berdasarkan penilaian tersebut di atas, pelaksanaan Perdesaan Sehat difokuskan pada lokasi 158 kabupaten daerah tertinggal. Sesuai dengan karakteristik kegiatan Perdesaan Sehat, di dalam 158 kabupaten daerah tertinggal tersebut, berdasar data Podes 20...2.491 perdesaan wilayah kerja Puskesmas;24.095 desa wilayah kerja Poskesdes;Terdapat 10.795.005 Rumah Tangga di dalam wilayah 24.095 desa tersebut.Intervensi kegiatan dalam jangka pendek, yakni sampai 2 tahun mendatang, ditetapkan target kegiatan tahun 2013 sar data Podes 2010 ia dan terlaksananya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di 80 kabupaten daerah tertinggal pada...40 kabupaten daerah tertinggal pada tahun 201340 kabupaten daerah tertinggal pada tahun 2014Dengan cara penetapan lokasi sebagaimana tersebut di atas, diharapkan kegiatan Perdesaan Sehat dapat berkontribusi secara maksimal dengan hasil berkelanjutan untuk mendukung tercapainya target Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, yakni lepasnya ...HUBUNGAN KELEMBAGAANHubungan kelembagaan yang dimaksud di dalam pedoman ini adalah hubungan koordinatif dan fasilitasi pelaksanaaan kebijakan berdasar peran dari/antar unit kelembagaan yang dibentuk di dalam kerangka pelaksanaan pembangunan perdesaan sehat di daerah tert...Strategi kebijakan dan hubungan kelembagaan dalam pelaksanaan Perdesaan Sehat di daerah tertinggal melalui:peningkatan komitmen keberpihakan seluruh pemangku kepentingan pelaksanaan kebijakan perdesaan sehat;penegasan dan penguatan input, yakni kebijakan dan rencana aksi yang terintegrasi;penguatan proses, yakni melalui fasilitasi koordinasi pelaksanaan kebijakan perdesaan sehat;pengendalian pelaksanaan kegiatan perdesaan sehat, yakni di area kelembagaan, instrumen monitoring dan evaluasi, sistem manajemen informasi, pengawasan, pendampingan, konsultan manajemen, dan kemitraan.BAB VPENGAWASAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASIPelaksanaan pengendalian kegiatan perdesaan sehat dilakukan melalui instrumen pengawasan, pemantauan dan evaluasi. Pelaksanaan pengawasan, pemantauan dan evaluasi ditujukan untuk memastikan seluruh komponen input, proses, output dan outcome dapat dija...Terlaksananya kegiatan sesuai perencanaan;Memiliki daya efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan strategi pencapaian tujuan;danMampu menghasilkan dampak perubahan penting.PENGAWASANKegiatan pengawasan dilaksanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegitan sesuai dengan arah kebijakan, prinsip, dan tujuan dari kebijakan perdesaan sehat. Kegiatan pengawasan selain ditujukan untuk mengendalikan dan menjaga kualitas kegiatan, juga ...Bentuk-bentuk kegiatan pengawasan yang dapat dilakukan adalah:Pengiriman dokumen dan/atau surat dukungan kebijakan di lingkungan K/L (Pusat) dan wilayah (Provinsi/Kabupaten/Desa);Melakukan dialog kebijakan dalam kerangka fasilitas penetapan, koodinasi dan sinergitas kebijakan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah;Melakukan kunjungan lapangan untuk kepentingan pengawasan tersebut;Melakukan peningkatan kualitas individu dan manajemen perdesaan sehat di tingkat pusat, wilayah maupun di kawasan perdesaan; danBentuk-bentuk kegiatan pengawasan lainnya sesuai kebutuhan.Pelaksana dari pengawasan tersebut di atas adalah POKJA Perdesaan Sehat, yakni anggota POKJA dan Sekretariat Perdesaan Sehat. Setiap pelaksanaan kegiatan pengawasan yang dilakukan diwajibkan membuat laporan hasil kegiatan pengawasan disampaikan kepa...PEMANTAUANPelaksanaan pemantauan dilakukan untuk memastikan:Pelaksanaan setiap kegiatan sesuai perencanaanPelaksanaan strategi kegiatan dalam pencapaian tujuanPenggunaan waktu dan pendanaan sesuai dengan perencanaan dan strategi pencapaian tujuanDi tingkat pusat, kegiatan pemantauan merupakan bagian dari kegiatan pengawasan yang dilakukan. Pelaksanaan pemantauan didasarkan pada perangkat indikator dari komponen input, proses, output, dan outcome dari kegiatan perdesaan sehat.Pelaksana kegiatan pemantauan dilakukan oleh:POKJA Perdesaan Sehat, yakni oleh Anggota POKJA dan Sekretariat Perdesaan Sehat ;Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat;Konsultan Manajemen Perdesaan Sehat baik yang berkedudukan tingkat pusat maupun wilayah; danKader Relawan Perdesaan Sehat.Pemantauan dilakukan secara periodik dan sesuai tingkatan manajemen kegiatan, yakni di pusat, wilayah (provinsi/kabupaten) dan perdesaan. Setiap pelaksana pemantauan diwajibkan membuat laporan hasil pemantauan.EVALUASIKegiatan evaluasi dilakukan untuk memastikan tercapainya outcome atau dampak dari satu dan/atau keseluruhan output dari pelaksanaan kegiatan perdesaan sehat. Di sisi lain, evaluasi juga melakukan penilaian terhadap kontribusi outcome pada pencapaian t...Pelaku evaluasi adalah seluruh unit pelaksana perdesaan sehat yang dikoordinasi oleh Sekretariat Perdesaan Sehat yang berkedudukan di Jakarta. Hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir kegiatan itu akan ditulis dalam bentuk dokumen laporan evaluasi per...Untuk ketentuan umum dan teknis pelaksanaan kegiatan pengawasan, pemantauan dan evaluasi dari kegiatan perdesaan sehat ini akan dimuat dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan/atau Petunjuk Teknis (Juknis) Perdesaan Sehat.BAB VIPENUTUPPedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal dibuat sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerah tertinggal. Dengan Peraturan Menteri ini diharapkan terjalinnya sinergi antar kementerian/l...

    ADPFE35.tmpMENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALREPUBLIK INDONESIAPERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALNOMOR : 1 TAHUN 2013TENTANGPEDOMAN PEMBANGUNAN PERDESAAN SEHATDI DAERAH TERTINGGALDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAMENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA,

    Lampiran Permen Perdesaan Sehat (Fix).pdfLAMPIRANPERATURAN MENTERI PEMBANGUNANDAERAH TERTINGGALNOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN PERDESAAN SEHAT DI DAERAH TERTINGGALBAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGDalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, dinyatakan bahwa dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan pe...Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-ti...Pembangunan kesehatan yang sedang dilaksanakan masih menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi, sehingga diperlukan pemantapan dan percepatan melalui berbagai program dan kegiatan. Salah satu kegiatan pada Deputi Bidang Pengemba...Pelaksanaan kegiatan Perdesaan Sehat merupakan salah satu upaya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis Perdesaan di Daerah Tertinggal yang dilakukan dengan mengembangkan upaya dan/atau tindakan kebijakan yang terencana, realisasi secara b...Hasil yang diharapkan dari kegiatan Perdesaan Sehat dapat berupa kontribusi maksimal pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional 10, Prioritas Nasional 3 maupun dalam pencapaian target-target MDGs, khususnya tercapainya Angka Harapan Hidup 68,8 dan I...B. MAKSUD DAN TUJUAN1. MaksudPedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal ini dimaksudkan sebagai:a. Acuan bagi unit pelaksana Perdesaan sehat dalam melaksanakan kegiatan dan koordinasi antar unit kerja di lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dalam pelaksanaan kegiatan Percepatan Pembangunan Kualitas Perdesaan Sehat di Daerah Ter...b. Acuan bagi Kelompok Kerja (Pokja) Perdesaan Sehat dalam melakukan koordinasi di tingkat lintas Kementerian/Lembaga dan berbagai pihak pemangku kepentingan lainnya dalam pelaksanaan kegiatan Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan Berbasis Perdesa...2. TujuanTujuan disusunnya Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal adalah:a. Terwujudnya perumusan dan koordinasi kebijakan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal melalui pelaksanaan tugas dan fungsi Kelompok Kerja (Pokja) perdesaan sehat;a. Terlaksananya kegiatan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal yang tepat sasaran dan mampu menghasilkan keluaran sesuai target yang telah ditetapkan; danb.c. Terwujudnya pengendalian kegiatan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan yang sesuai dengan karakteristik daerah tertinggal dan berbasis struktur kependudukan di kawasan perdesaan daerah tertinggal.C. RUANG LINGKUPPedoman Pembangunan Perdesaan Sehat ini mencakup ruang lingkup sebagai berikut:1. Organisasi penyelenggara dan dukungan manajemen regional dalam pelaksanaan percepatan pembangunan berbasis Perdesaan sehat di daerah tertinggal.2. Strategi kebijakan bagi semua unit pelaksana dan para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pelaksanaan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal;1.3. Pengawasan, pemantauan dan evaluasi dari kegiatan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal.D. PENGERTIANDalam Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal ini yang dimaksud dengan:1. Pembangunan Daerah Tertinggal adalah Program yang menjadi tanggungjawab Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal bersama Kementerian/Lembaga dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian berdasar RPJMN 2010 - 2014 dan Prioritas Nasional 10 Daerah Terting...2. Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten yang relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional dan berpenduduk relatif tertinggal.1.3. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat istiada...1. Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayananan sosial dan kegiatan ekonomi. Perdesa...4.1. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.5.Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehata...6. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-ti...8. Dokter Puskesmas adalah dokter, dokter gigi, dan dokter spesialis, yang telah lulus pendidikan kedokteran dan/atau (spesialis) baik di dalam maupun di luar negeri yang telah terakreditasi dan mendapat tugas dari pemerintah sebagai Dokter Puskesmas.9. Bidan Desa adalah seorang yang lulus dari pendidikan kebidanan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang mendapat tugas pemerintah sebagai Bidan Desa.10. Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih di mana setiap individu, rumah tangga, dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar, bebas dari buang air di sembarang tempat, mengelola air minum dan makanan yang a...11.11. Gizi adalah keadaan gizi dan kesehatan yang berperan dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan Balita.12. Pemberdayaan Masyarakat adalah peningkatan peran masyarakat dan kelembagaan di perdesaan untuk terlibat secara aktif dalam pembangunan kualitas kesehatan.13. Kader Relawan Perdesaan Sehat adalah seseorang yang berdomisili di desa yang direkrut dan dilatih untuk terlibat dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas di perdesaan.BAB IIARAH DAN DASAR KEBIJAKANA. ARAH KEBIJAKANArah kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan perdesaan sehat sebagai upaya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal melalui pengembangan strategi kebijakan:1. Percepatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar berdasar struktur kependudukan di wilayah perdesaan; dan2. Peningkatan keberdayaaan masyarakat melalui pelibatan aktif masyarakat perdesaan dalam memperkuat pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.Arah kebijakan Perdesaan Sehat tersebut di atas dilakukan melalui langkah-langkah:a. Pemihakan kebijakan pada karakteristik daerah tertinggal;b. Pengalokasian sumber daya yang lebih membantu kelompok miskin dan sesuai dengan karakteristik Daerah Tertinggal;c. Penguatan instrumen percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis Perdesaan melalui Lima Pilar Perdesaan Sehat, yakni:a. Dokter Puskesmas Bagi Setiap Pusat Kesehatan Masyarakat;b. Bidan Desa Bagi Setiap Desa;c. Air Bersih untuk setiap Rumah Tangga;d. Sanitasi untuk setiap Rumah Tangga; dane. Gizi terutama untuk Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita.B. DASAR KEBIJAKANDasar kebijakan pelaksanaan pembangunan perdesaan sehat sebagai upaya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan dan untuk pemenuhan hak atas kesehatan bagi masyarakat perdesaan di daerah tertinggal adalah:a. Komitmen Keberpihakan pada Daerah TertinggalDasar ini diwujudkan dengan semua langkah kebijakan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan dilakukan dengan upaya pengalokasian lebih atas sumber daya pembangunan kesehatan dan sesuai dengan karakteristik Daerah Tertinggal;b. Pelaksanaan aspek-aspek pemenuhan hak atas kesehatan, yakni:1. Ketersediaan: pelaksanaan fungsi kesehatan publik dan fasilitas pelayanan kesehatan, barang dan jasa-jasa kesehatan, termasuk program-program, harus tersedia dalam kuantitas yang cukup. Kecukupan yang dimaksud memang tergantung pada tingkat pembang...2. Keterjangkauan: fasilitas kesehatan, barang dan jasa, harus dapat diakses oleh setiap orang di kawasan perdesaan tanpa diskriminasi. Keterjangkauan memiliki empat dimensi yang saling terkait yaitu:a. Tanpa Diskriminasi. Fasilitas kesehatan harus dapat diakses oleh semua, terutama oleh masyarakat miskin maupun yang tidak terlindungi oleh hukum. Tanpa diskriminasi atas dasar apapun menjadi kewajiban prinsip bagi pelaksanaan kegiatan Perdesaan Sehat;b. Terjangkau Secara Fisik. Fasilitas kesehatan harus dapat dijangkau secara fisik dengan aman, terutama bagi kelompok yang rentan atau marjinal, seperti etnis minoritas, masyarakat terasing, perempuan, anak-anak, orang yang berkemampuan beda / disabi...c. Terjangkau Secara Ekonomi. Fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan kesehatan dasar harus dapat terjangkau secara ekonomi bagi semua. Pembayaran pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas, termasuk pelayanan terkait dengan faktor-faktor penentu ke...d. Keterjangkauan Informasi. Aspek keterjangkauan ini mencakup hak untuk mencari, menerima, atau berbagi informasi dan ide mengenai masalah-masalah kesehatan di kawasan perdesaan. Namun demikian, akses informasi tersebut adalah sama dengan hak kerahas...3. Keberterimaan. Segala fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas harus diterima secara etika medis, sesuai secara budaya, dalam arti diterima dan menghormati kebudayaan individu,kelompok dan masyarakat, terutama mere...4. Kualitas. Fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan kesehatan dasar harus diterima secara ilmu dan medis dalam kualitas yang baik. Dimensi kualitas ini juga mensyaratkan tenaga medis yang berkemampuan, obat-obatan dan perlengkapan sarana pelayanan ...c. Pemberdayaan MasyarakatProses pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk memperkuat upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas di wilayah Perdesaan. Fasilitasi proses pemberdayaan masyarakat tersebut melibatkan penguatan kemauan dan kemampuan, agar masyarakat...BAB IIIORGANISASI PENYELENGGARAOrganisasi penyelenggara kegiatan Pembangunan Perdesaan Sehat terbagi dalam tingkat Pusat dan wilayah:A. TINGKAT PUSATDi tingkat Pusat dibentuk Kelompok Kerja / POKJA Perdesaan Sehat.Tugas dan Fungsi POKJA Perdesaan Sehat adalah sebagai berikut:1. Bersama kementerian terkait berkoordinasi dalam menetapkan kebijakan yang mendukung operasionalisasi pengembangan perdesaan sehat di Daerah tertinggal;2. Melakukan inventarisasi masalah, potensi dan kebutuhan dalam pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat;3. Merumuskan rekomendasi kebijakan, termasuk didalamnya penanganan kasus darurat kesehatan terkait dengan ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan Balita di dalam wilayah kerja Perdesaan Sehat;4. Melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan kebijakan Perdesaan Sehat; dan5. Melakukan fasilitasi koordinasi kebijakan antar lintas pelaku / pemangku kepentingan di dalam pelaksanaan kebijakan Perdesaan Sehat.Keanggotaan dari POKJA Perdesaan Sehat terdiri dari:a. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal;b. Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan;c. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat;d. Kementerian Kesehatan;e. Kementerian Pertanian;f. Kementerian Dalam Negeri / Badan Pengelola Perbatasan;g. Kementerian Pekerjaan Umum;h. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;i. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas);j. Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN);k. Organisasi Profesi Kedokteran dan Bidan (Ikatan Dokter Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia);l. Perguruan Tinggi / Akademi; danm. Swasta dan Organisasi Masyarakat Sipil untuk isu kesehatan dan perdesaan.Keanggotaan POKJA Perdesaan Sehat maksimal berjumlah 30 orang, sedangkan untuk kepentingan pelaksanaan keseharian POKJA Perdesaan Sehat dibentuk Sekretariat POKJA Perdesaan Sehat. Kantor Sekretariat POKJA Perdesaan Sehat bekerja di bawah koordinasi As...B. TINGKAT WILAYAHDi tingkat wilayah dibentuk Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal.Tugas dan Fungsi Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal adalah sebagai berikut:1. Menetapkan kebijakan yang bersifat koordinatif dalam kerangka forum multi stakeholders perdesaan sehat di tingkat wilayah;2. Melakukan inventarisasi permasalahan pelayanan kesehatan berkualitas di lokus Perdesaan Sehat sesuai yang telah ditetapkan;3. Melakukan advokasi dalam penetapan kebijakan terkait Perdesaan Sehat;4. Melakukan sosialisasi, penyebaran informasi dan advokasi bersama instansi/lembaga terkait lainnya;5. Melakukan rekruitmen dan pelatihan Kader Relawan Perdesaan Sehat, serta memobilisasi ke wilayah Perdesaan; dan6. Melakukan monitoring dan evaluasi.Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Fasilitasi Koordinasi kebijakan dalam kerangka Forum Multistakeholders Perdesaan Sehat, Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat dapat melibatkan para pihak sebagai berikut:a. Bappeda/ SKPD yang terkait dengan sektor kesehatan, kependudukan dan KB, pertanian dan pekerjaan umum;b. Perguruan Tinggi / Akademisi;c. Organisasi Profesi Kedokteran dan Kebidanan; dand. Swasta dan Organisasi Masyarakat Sipil yang bekerja untuk permasalahan kesehatan dan perdesaan.Organisasi penyelenggara perdesaan sehat di Pusat maupun wilayah akan didampingi dukungan manajemen melalui Konsultan Manajemen Perdesaan Sehat yang bekerja baik di Pusat dan di Wilayah. Adapun tatakelola perdesaan sehat akan diatur lebih lanjutC. PERDESAANDi tingkat Perdesaan dibentuk Kader Relawan Perdesaan Sehat. Kader tersebut direkrut dan dilatih oleh Perguruan Tinggi mitra yang mengkoordinasi Manajemen Kewilayahan pada masing-masing region. Kader Relawan Perdesaan Sehat melaksanakan tugas dan fungsi:1. Melakukan sosialisasi dan promosi hidup sehat;2. Melakukan identifikasi dan pengumpulan data kesehatan masyarakat;3. Melakukan investigasi masalah kesehatan masyarakat berbasis kasus;4. Memfasilitasi proses pemberdayaan masyarakat perdesaan untuk terlibat aktif dalam peningkatan pelayanan Puskesmas, termasuk juga pelayanan kesehatan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pos Bersalin Desa dan Poskesdes agar lebih baik dan berkual...5. Melakukan kerja advokasi perencanaan dan penganggaran di bidang kesehatan di wilayah perdesaan.BAB IVSTRATEGI KEBIJAKAN DAN HUBUNGAN KELEMBAGAANStrategi kebijakan dan hubungan kelembagaan didalam kerangka Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal dapat dijelaskan dalam 3 bagian, yakni:A. Lima Pilar Perdesaan SehatB. Prioritas LokasiC. Hubungan KelembagaanA. LIMA PILAR PERDESAAN SEHATLima Pilar Perdesaan Sehat dilaksanakan sebagai strategi kebijakan untuk percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal. Lima pilar perdesaan sehat di daerah tertinggal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Ketersediaan Dokter Puskesmas untuk setiap Pusat Kesehatan MasyarakatPenyediaan dokter Puskesmas di daerah tertinggal dimaksudkan dalam rangka menjamin ketersediaan dokter yang berkualitas, berkomitmen tinggi untuk pemenuhan hak atas kesehatan sesuai prinsip-prinsip perdesaan sehat, dan mampu bekerja secara baik pada s...2. Ketersediaan Bidan Desa Untuk Setiap DesaPenyediaan bidan desa di daerah tertinggal dimaksudkan dalam rangka menjamin ketersediaan bidan desa yang berkualitas di setiap desa/kawasan perdesaan di daerah tertinggal. Hal ini untuk memastikan keberadaan bidan desa yang bertugas dan bekerja untuk...3. Ketersediaan Air bersih untuk Setiap Rumah TanggaPenyediaan air bersih yang aman dan sehat dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai air minum yang merupakan salah satu penentu dasar tercapainya standar kesehatan yang berkualitas. Air bersih untuk setiap rumah tangga merupakan pilar penting bagi terl...4. Ketersediaan Sanitasi untuk Setiap Rumah TanggaPenyediaan sanitasi yang baik untuk setiap rumah tangga merupakan salah satu penentu dasar tercapainya standar kesehatan yang berkualitas. Ketersediaan dan keterjangkauan sanitasi yang baik untuk setiap rumah tangga adalah pilar penting bagi terlaksan...5. Ketersediaan GiziPenyediaan gizi yang baik dan seimbang untuk setiap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita merupakan tujuan yang harus direalisasikan untuk tercapainya kualitas kesehatan. Asupan gizi untuk setiap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan Balita dikedepanka...B. PRIORITAS LOKASIPenetapan lokasi kegiatan didasarkan pada strategi ketepatan sasaran dan realisasi bertahap. Fungsi, tugas dan kewenangan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal adalah menangani 183 (seratus delapan puluh tiga) kabupaten tertinggal. Oleh karena it...Dalam mengembangkan kegiatan Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan Berbasis Perdesaan di Daerah Tertinggal, penetapan lokasi didasarkan pada penilaian sebagai berikut:1. Berdasar data Susenas 2010 terdapat 174 dari 183 kabupaten daerah tertinggal yang memiliki capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di bawah 72,2; dan2. Di dalam 174 kabupaten daerah tertinggal tersebut didapati sejumlah 158 kabupaten yang memiliki Angka Harapan Hidup dibawah 68,8;Berdasarkan penilaian tersebut di atas, pelaksanaan Perdesaan Sehat difokuskan pada lokasi 158 kabupaten daerah tertinggal. Sesuai dengan karakteristik kegiatan Perdesaan Sehat, di dalam 158 kabupaten daerah tertinggal tersebut, berdasar data Podes 20...1. 2.491 perdesaan wilayah kerja Puskesmas;2. 24.095 desa wilayah kerja Poskesdes;3. Terdapat 10.795.005 Rumah Tangga di dalam wilayah 24.095 desa tersebut.Intervensi kegiatan dalam jangka pendek, yakni sampai 2 tahun mendatang, ditetapkan target kegiatan tahun 2013 2014, yakni tersedia dan terlaksananya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di 80 kabupaten daerah tertinggal pada...1. 40 kabupaten daerah tertinggal pada tahun 20132. 40 kabupaten daerah tertinggal pada tahun 2014Dengan cara penetapan lokasi sebagaimana tersebut di atas, diharapkan kegiatan Perdesaan Sehat dapat berkontribusi secara maksimal dengan hasil berkelanjutan untuk mendukung tercapainya target Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, yakni lepasnya ...C. HUBUNGAN KELEMBAGAANHubungan kelembagaan yang dimaksud di dalam pedoman ini adalah hubungan koordinatif dan fasilitasi pelaksanaaan kebijakan berdasar peran dari/antar unit kelembagaan yang dibentuk di dalam kerangka pelaksanaan pembangunan perdesaan sehat di daerah tert...Strategi kebijakan dan hubungan kelembagaan dalam pelaksanaan Perdesaan Sehat di daerah tertinggal melalui:1. peningkatan komitmen keberpihakan seluruh pemangku kepentingan pelaksanaan kebijakan perdesaan sehat;2. penegasan dan penguatan input, yakni kebijakan dan rencana aksi yang terintegrasi;3. penguatan proses, yakni melalui fasilitasi koordinasi pelaksanaan kebijakan perdesaan sehat;4. pengendalian pelaksanaan kegiatan perdesaan sehat, yakni di area kelembagaan, instrumen monitoring dan evaluasi, sistem manajemen informasi, pengawasan, pendampingan, konsultan manajemen, dan kemitraan.BAB VPENGAWASAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASIPelaksanaan pengendalian kegiatan perdesaan sehat dilakukan melalui instrumen pengawasan, pemantauan dan evaluasi. Pelaksanaan pengawasan, pemantauan dan evaluasi ditujukan untuk memastikan seluruh komponen input, proses, output dan outcome dapat dija...1. Terlaksananya kegiatan sesuai perencanaan;2. Memiliki daya efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan strategi pencapaian tujuan;dan3. Mampu menghasilkan dampak perubahan penting.A. PENGAWASANKegiatan pengawasan dilaksanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegitan sesuai dengan arah kebijakan, prinsip, dan tujuan dari kebijakan perdesaan sehat. Kegiatan pengawasan selain ditujukan untuk mengendalikan dan menjaga kualitas kegiatan, juga ...Bentuk-bentuk kegiatan pengawasan yang dapat dilakukan adalah:1. Pengiriman dokumen dan/atau surat dukungan kebijakan di lingkungan K/L (Pusat) dan wilayah (Provinsi/Kabupaten/Desa);2. Melakukan dialog kebijakan dalam kerangka fasilitas penetapan, koodinasi dan sinergitas kebijakan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah;3. Melakukan kunjungan lapangan untuk kepentingan pengawasan tersebut;4. Melakukan peningkatan kualitas individu dan manajemen perdesaan sehat di tingkat pusat, wilayah maupun di kawasan perdesaan; dan5. Bentuk-bentuk kegiatan pengawasan lainnya sesuai kebutuhan.Pelaksana dari pengawasan tersebut di atas adalah POKJA Perdesaan Sehat, yakni anggota POKJA dan Sekretariat Perdesaan Sehat. Setiap pelaksanaan kegiatan pengawasan yang dilakukan diwajibkan membuat laporan hasil kegiatan pengawasan disampaikan kepa...B. PEMANTAUANPelaksanaan pemantauan dilakukan untuk memastikan:1. Pelaksanaan setiap kegiatan sesuai perencanaan2. Pelaksanaan strategi kegiatan dalam pencapaian tujuan3. Penggunaan waktu dan pendanaan sesuai dengan perencanaan dan strategi pencapaian tujuanDi tingkat pusat, kegiatan pemantauan merupakan bagian dari kegiatan pengawasan yang dilakukan. Pelaksanaan pemantauan didasarkan pada perangkat indikator dari komponen input, proses, output, dan outcome dari kegiatan perdesaan sehat.Pelaksana kegiatan pemantauan dilakukan oleh:1. POKJA Perdesaan Sehat, yakni oleh Anggota POKJA dan Sekretariat Perdesaan Sehat ;2. Manajemen Kewilayahan Perdesaan Sehat;3. Konsultan Manajemen Perdesaan Sehat baik yang berkedudukan tingkat pusat maupun wilayah; dan4. Kader Relawan Perdesaan Sehat.Pemantauan dilakukan secara periodik dan sesuai tingkatan manajemen kegiatan, yakni di pusat, wilayah (provinsi/kabupaten) dan perdesaan. Setiap pelaksana pemantauan diwajibkan membuat laporan hasil pemantauan.C. EVALUASIKegiatan evaluasi dilakukan untuk memastikan tercapainya outcome atau dampak dari satu dan/atau keseluruhan output dari pelaksanaan kegiatan perdesaan sehat. Di sisi lain, evaluasi juga melakukan penilaian terhadap kontribusi outcome pada pencapaian t...Pelaku evaluasi adalah seluruh unit pelaksana perdesaan sehat yang dikoordinasi oleh Sekretariat Perdesaan Sehat yang berkedudukan di Jakarta. Hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir kegiatan itu akan ditulis dalam bentuk dokumen laporan evaluasi per...Untuk ketentuan umum dan teknis pelaksanaan kegiatan pengawasan, pemantauan dan evaluasi dari kegiatan perdesaan sehat ini akan dimuat dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan/atau Petunjuk Teknis (Juknis) Perdesaan Sehat.BAB VIPENUTUPPedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal dibuat sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerah tertinggal. Dengan Peraturan Menteri ini diharapkan terjalinnya sinergi antar kementerian/l...