Permasalahan Sampah Di Kota Denpasar

7
2.1. KOTA DENPASAR Kota Denpasar merupakan sebuah kota di Pulau Bali sekaligus menjadi ibukota Provinsi Bali, Indonesia. Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali. 2.1.1. Sejarah Kota Denpasar Setelah kemerdekaan Indonesia, berdasarkan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958, Denpasar menjadi ibu kota dari pemerintah daerah Kabupaten Badung, selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Des.52/2/36-136 tanggal 23 Juni 1960, Denpasar juga ditetapkan sebagai ibu kota bagi Provinsi Bali yang semula berkedudukan di Singaraja. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1978, Denpasar resmi menjadi ‘’Kota Administratif Denpasar’’, dan seiring dengan kemampuan serta potensi wilayahnya dalam menyelenggarakan otonomi daerah, pada tanggal 15 Januari 1992, berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992, dan Kota Denpasar

description

Kota Denpasar merupakan sebuah kota di Pulau Bali sekaligus menjadi ibukota Provinsi Bali, Indonesia. Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali.Penanganan masalah sampah di Kota Denpasar berada di dusun Suwung dengan luas areal 22 ha dan akan diperluas menjadi 40 ha, perlu dilakukan dengan mengendalikan pertambahan volume sampah yang dihasilkan. Cara-cara yang ditempuh yaitu: secara tidak langsung dengan penertiban penduduk pendatang, sehingga dapat mengurangi sampah yang akan dihasilkan dan secara langsung dengan mengurangi volume sampah pada sumbernya (reduce) serta menggunakan kembali (recycle). Total sampah yang diangkut ke TPA Suwung oleh DKP Kota Denpasar, masyarakat, PD Pasar, dan swasta mencapai 826.363 m3 atau sebesar 71,77% dari total sampah yang dihasilkan. Ini berarti sisa sebesar 28,23% sampah tidak diangkut ke TPA Suwung dan sebagian di antaranya tercecer di jalanan.

Transcript of Permasalahan Sampah Di Kota Denpasar

Page 1: Permasalahan Sampah Di Kota Denpasar

2.1. KOTA DENPASAR

Kota Denpasar merupakan sebuah kota di Pulau Bali sekaligus menjadi ibukota Provinsi Bali,

Indonesia. Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota Denpasar menjadi

pusat kegiatan bisnis dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per

kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali.

2.1.1. Sejarah Kota Denpasar

Setelah kemerdekaan Indonesia, berdasarkan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958, Denpasar

menjadi ibu kota dari pemerintah daerah Kabupaten Badung, selanjutnya berdasarkan Keputusan

Menteri Dalam Negeri Nomor Des.52/2/36-136 tanggal 23 Juni 1960, Denpasar juga ditetapkan

sebagai ibu kota bagi Provinsi Bali yang semula berkedudukan di Singaraja.

Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1978, Denpasar resmi menjadi

‘’Kota Administratif Denpasar’’, dan seiring dengan kemampuan serta potensi wilayahnya dalam

menyelenggarakan otonomi daerah, pada tanggal 15 Januari 1992, berdasarkan Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1992, dan Kota Denpasar ditingkatkan statusnya menjadi ‘’kotamadya’’, yang

kemudian diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 27 Februari 1992.

2.1.2. Komponen Persampahan

Manajemen pengelolaan sampah yang diterapkan di Kota Denpasar adalah penyapuan,

pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. Kegiatan penyapuan, terutama di jalan-

jalan utama di Kota Denpasar dibagi dalam dua shift waktu, yaitu pagi hari (06.00 – 11.00

WITA) dan siang hingga sore hari (12.00 – 17.00). Kegiatan utama dalam proses penyapuan ini

adalah menyapu badan jalan dan telajakan rumah tangga di sepanjang jalan yang dilayani.

Page 2: Permasalahan Sampah Di Kota Denpasar

Proses kedua yaitu pengumpulan sampah juga dilakukan dalam dua shift, yaitu pagi hari (06.00 –

11.00 WITA) dan siang – sore hari (11.00 – 16.00). Kegiatan dalam pegumpulan sampah adalah

mengelola, menjaga, dan mengawasi pembuangan sampah di lokasi container dan transfer depo.

Kegiatan pengangkutan sampah ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dilakukan dalam

empat shift, seperti dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 1. KEGIATAN OPERASIONAL PENGANGKUTAN SAMPAH

Sumber: ciptakarya.pu.go.id

Peran serta masyarakat Kota Denpasar dalam pengelolaan sampah sangat tinggi. Selain

dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, pengelolaan persampahan di Kota Denpasar

juga dilakukan oleh Dinas Pasar, swasta dan swakelola.

Di Kota Denpasar, terdapat 172 banjar/kelompok Pelaksana Swakelola Kebersihan yang tersebar

di tiga kecamatan, yaitu:

Denpasar Timur : 39 Banjar/Kelompok,

Denpasar Selatan : 51 Banjar/Kelompok,

Denpasar Barat : 82 Banjar/Kelompok.

Page 3: Permasalahan Sampah Di Kota Denpasar

Volume sampah yang ditangani di Kota Denpasar oleh masing-masing pengelola pada tahun

2011 ditampilkan dalam tabel berikut:

TABEL 2. VOLUME SAMPAH KOTA DENPASAR TAHUN 2011

Sumber: DKP Kota Denpasar

Pengelolaan sarana dan prasarana kebersihan, yang meliputi pengadaan, pemeliharaan dan

penyimpanan angkutan di DKP Kota Denpasar dilakukan oleh Sub Dinas Sarana dan Prasarana.

Jumlah alat angkut dan sarana pendukungnya tersedia sebanyak 113 unit. Dari jumlah tersebut,

64 unit dalam kondisi baik, 19 unit sedang, 19 unit rusak ringan dan 11 unit rusak berat. Ditinjau

dari segi umur, 60 unit berumur dibawah 5 tahun, 34 unit berumur 5-10 tahun dan sisanya 19

unit berumur di atas 10 tahun.

Tabel 3. DATA KONDISI SARANA PERSAMPAHAN

Page 4: Permasalahan Sampah Di Kota Denpasar

Sumber: ciptakarya.pu.go.id

Kegiatan pembuangan akhir sampah ditetapkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung,

yang berada Desa Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan. Lokasi TPA dengan sumber

sampah berada pada jangkauan 9 km. Sampah yang akan masuk ke TPA Suwung diseleksi, dan

dilakukan pelarangan terhadap sumber sampah seperti:

Sampah medis (rumah sakit)

Sampah dari barang pecah belah

Sampah ban bekas, karet dan sejenisnya yang mudah terbakar

Page 5: Permasalahan Sampah Di Kota Denpasar

Segala macam bangkai

Tinja

Penanganan masalah sampah di Kota Denpasar berada di dusun Suwung dengan luas areal 22 ha

dan akan diperluas menjadi 40 ha, perlu dilakukan dengan mengendalikan pertambahan volume

sampah yang dihasilkan. Cara-cara yang ditempuh yaitu: secara tidak langsung dengan

penertiban penduduk pendatang, sehingga dapat mengurangi sampah yang akan dihasilkan dan

secara langsung dengan mengurangi volume sampah pada sumbernya (reduce) serta

menggunakan kembali (recycle).

Sampah yang Belum Ditangani

Diasumsikan setiap penduduk kota Denpasar menghasilkan 4 liter sampah per hari. Dengan

jumlah penduduk kota Denpasar yang mencapai 788.589 jiwa pada tahun 2011, maka sampah

yang dihasilkan mencapai 1.151.341,40 m3 per tahun. Pada tahun 2011, kapasitas angkut armada

DKP untuk Kota Denpasar mencapai 698.949 m3 sampah atau 60,71 % dari total sampah. Hal ini

menandakan DKP Kota Denpasar belum dapat mencapai target pelayanan sebesar 80% dari total

sampah Kota Denpasar.

Berikut data volume sampah yang diangkut DKP Kota Denpasar dari tahun 2005-2011

TABEL 5. VOLUME SAMPAH KOTA DENPASAR DAN JUMLAH YANG DIANGKUT

DKP KOTA DENPASAR

Page 6: Permasalahan Sampah Di Kota Denpasar

Sumber: www.denpasarkota.go.id