WORKSHOP PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGELOLA · PDF filePerencanaan Workshop ... Permasalahan...

15
NYM NGURAH ADISANJAYA, M.Si WORKSHOP PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGELOLA TPA REGIONAL BIMA

Transcript of WORKSHOP PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGELOLA · PDF filePerencanaan Workshop ... Permasalahan...

2011

NYM NGURAH ADISANJAYA, M.Si

WORKSHOP PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGELOLA

TPA REGIONAL BIMA

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Tujuan dan Sasaran ....................................................................... 2

1.3. Peserta Workshop .......................................................................... 3

BAB II MATERI WORKSHOP ....................................................................... 4

2.1. Perencanaan Workshop ................................................................. 4

2.2. Pelaksanaan Workshop.................................................................. 5

2.2.1. Pembukaan Workshop ............................................................. 5

2.2.2. Sambutan Satuan Kerja (Satker) PLP Provinsi NTB .............. 6

2.2.3. Paparan Dinas Kebersihan Kota Mataram .............................. 7

2.2.4. Aspirasi, Masukan dan Saran dari DPRD Kabupaten Bima ... 8

2.2.5. Paparan Dinas Kebersihan Kota Bima .................................... 9

2.2.6. Paparan Dinas PU Kota Bima ................................................. 10

2.2.7. Paparan Dinas PU Kabupaten Bima ....................................... 10

2.2.8. Paparan Konsultan Bidang Kelembagaan .............................. 11

2.2.9. Paparan Konsultan Bidang Teknik Kelembagaan ................. 12

2.2.10. Penutupan Workshop ............................................................ 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13

3.1. Kesimpulan Workshop .................................................................. 13

LAMPIRAN

Halaman

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan pengelolaan sampah di TPA bukan lagi sekedar masalah kebersihan dan

lingkungan semata, melainkan dapat menjadi masalah yang juga dapat menimbulakan konflik

sosial jika tidak ditanganai dengan baik. Di beberapa kota di Indonesia seperti Banjarmasin dan

Pekanbaru masalah pembangunan TPA dan lembaga pengelolaannya masih menjadi topik hangat

dimana memerlukan penanganan yang serius untuk mewujudkan TPA dan lembaga pengelola

yang berwawasan lingkungan. Salah satu contoh pengelolaan seperti pembuangan sampah

sembarangan yang tidak mengikuti ketentuan teknis yang ditetapkan sehingga dapat ditebak hasil

pengelolaannya akan mempengaruhi kualitas lingkungan di wilayah TPA tersebut.

Sesuai dengan UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah bagian ke tiga, Dalam

menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan provinsi mempunyai kewenangan :

a. Menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah sesuai dengan

kebijakan Pemerintah

b. Memfasilitasi kerja sama antardaerah dalam satu provinsi, kemitraan, dan jejaring dalam

pengelolaan sampah

c. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja kabupaten atau kota

dalam pengelolaan sampah dan

d. Memfasilitasi penyelesaian perselisihan pengelolaan sampah antarkabupaten atau antar

kotadalam 1 (satu) provinsi.

Selain itu, Kementrian Pekerjaan Umum memiliki fungsi memberikan bantuan teknis

pengembangan dalam penanganan infrastruktur kota dan desa, untuk menunjang pembangunan

ekonomi daerah, serta untuk mendukung fungsi kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat

Pengembangan PLP memiliki tugas fungsi melakukan pembinaan teknis kelembagaan PLP

sesuai Permen PU No. 286/PRT/M/2005

Selajutnya menurut Permendagri No. 33 tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan sampah

maka, Pemerintah Daerah dalam melakukan pengurangan dan penanganan sampah dapat

membentuk Lembaga pengelola sampah

Dari ketiga dasar hukum tersebut, dapat diambil kesimpulan dasar bahwa perlu dibentuknya

kelembagaan pengelola TPA yang berwawasan lingkungan atas kerjasama antar daerah dalam

satu provinsi yang difasilitasi oleh pemerintah provinsi. Untuk memfasilitasi terbentuknya

lembaga pengelola dan bentuk lembaga pengelola TPA Regional Bima Satker PLP melalui

BAPPEDA Provinsi NTB menyelenggarakan Workshop dengan pokok bahasan Pembentukan

Lembaga Pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Bima.

1.2 Tujuan dan Sasaran

Adapun tujuan kegiatan memfasilitasi pembentukan Kelembagaan TPA Regional Bima

adalah sebagai berikut :

1. Membangun proses dan komunikasi yang kondusif antara Pemerintah Kabupaten dan atau

Kota dengan Pemerintah Provinsi dalam pembentukan kelembagaan TPA Regional Bima.

2. Penjabaran pemisahan fungsi Regulator dengan Operator dalam pembentukan Kelembagaan

Pengelola TPA yang difasilitasi Pemerintah Provinsi melalui Satker PLP NTB.

3. Memfasilitasi alternatif pilihan Lembaga pengelola TPA Regional yang di bentuk meliputi :

a. Bentuk Institusi

b. Struktur Organisasi

c. Tata laksana

d. Sumber daya manusia (SDM) pengelola

4. Membantu memfasilitasi penguatan dalam aspek legal formal lembaga yang terbentuk

dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) bersama Pemerintah Kabupaten dan Kota.

Adapun sasaran produk yang diharapkan dari kegiatan memfasilitasi pembentukan

Kelembagaan TPA Regional Bima adalah sebagai berikut :

1. Terbentuknya Tim Teknis atau Pokja dari beberapa SKPD yang akan menindaklanjuti

pembentukan Lembaga pengelola TPA Regional Bima

2. Tersedianya gambaran bagan, flowchart, bentuk, struktur organisasi, tata laksana / tata

kelola dan TUPOKSI Lembaga Pengelola TPA Regional Bima.

3. Tersedianya penjabaran Jobdesk yang terkait kompetensi dari masing-masing personil

atau anggota dari lembaga pengelola TPA Regional Bima

4. Dokumen Surat Keputusan (SK) bersama tentang terbentuknya Tim Kerja atau Pokja

5. Dokumen Surat Keputusan (SK) bersama tentang bentuk, struktur organisasi, tata laksana

atau tata kelola dan TUPOKSI Lembaga Pengelola TPA Regional Bima.

1.3 Peserta Workshop

Adapun peserta Workshop dihadiri oleh :

1. DPRD Kabupaten Bima

2. Satker PLP NTB

3. Bappeda Provinsi NTB

2 BLHP Provinsi NTB

3 Biro Kerjasama Setda Provinsi NTB

4 Biro Pemerintahan Setda Provinsi NTB

5 Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi NTB

6 Biro Organisasi Setda Provinsi NTB

7 Bappeda Kabupaten Bima

8 Bappeda Kota Bima

9 Dinas PU Kabupaten Bima

10 Dinas PU Kota Bima

11 Dinas Kebersihan Kota Bima

12 Dinas Kebersihan Kota Mataram

BAB II. MATERI WORKSHOP

2.1 Perencanaan Workshop

Gambar 2.1 Flowchart Alur Workshop

Alur Workshop berdasarkan Gambar 2.1 diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh

Ketua Bappeda Provinsi NTB dimana dipaparkan sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam

Workshop. Adapun tema dari Workshop ini adalah Pembentukan Lembaga Pengelola Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Bima.

Setelah pembukaan dilanjutkan dengan pemaparan dari Dinas Kebersihan Kota Mataram

tentang TPA Kebun Konggo yaitu mengenai gambaran umum, jumlah SDM, data timbunan

sampah, sistem pengelolaan dan program janggka pendek serta jangka panjang. Diharapkan dari

pemaparan ini diperoleh data, gambaran, masukan dan saran dari TPA Kebun Konggo untuk

pengembangan pembentukan Kelembagaan TPA Regional Bima.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan komitmen dari masing-masing Kabupaten dan Kota

Bima mengenai pembentukan kelembagaan TPA Regional Bima, baik berupa masukan dan saran

yang disampaikan langsung oleh Dinas Kebersihan Kota Bima dan Bappeda Kabupaten Bima.

Pelaksanaan Workshop dilanjutkan dengan Fokus Group Discussion (FGD) mengenai

identifikasi dari beberapa SKPD untuk pembentukan tim teknis, dimana tim ini yang nantinya

akan menindaklanjuti pembentukan Kelembagaan TPA Regional Bima dan bekoordinasi dengan

dinas terkait. Diharpkan dari Workshop ini diperoleh adanya kesepakatan kerjasama mengenai

bentuk badan pengelola serta personil di dalam kelembagaan pengelolaan TPA Regional Bima.

2.2 Pelaksanaan Workshop

2.2.1. Pembukaan Workshop

Kegiatan Workshop dilaksanakan pada hari senin tanggal 3 oktober 2011 pada pukul 9.30-

12.20 wita bertempat di ruang rapat Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun Workshop

di hadiri oleh Bappeda Provinsi NTB, Satker PLP Provinsi NTB, Badan Lingkungan Hidup dan

Pertambangan (BLHP) Provinsi NTB, Biro Kerjasama Setda Provinsi NTB, Biro Administrasi

Pembangunan Setda Provinsi NTB, Biro Organisasi Setda Provinsi NTB, Bappeda Kabupaten

Bima, Bappeda Kota Bima, Dinas PU Kabupaten Bima, Dinas PU Kota Bima, Dinas Kebersihan

Kota Bima, Dinas Kebersihan Kota Mataram dan Perwakilan DPRD Kabupaten Bima.

Gambar 2.2 Pembukaan Workshop

Workshop dibuka oleh Ir. A. Makchul, MSi selaku perwakilan dari Kepala Bappeda Provinsi

NTB yang menjabat sebagai Kabid Perencanaan Tata Ruang dan Prasarana Provinsi NTB,

pembukaan diawali dengan sambutan dan penyampaian agenda dari Workshop. Penegasan tujuan

Workshop diharapkan untuk menghasilkan kesepakatan atau komitmen bersama mengenai

Kelembagaan TPA Regional Bima.

2.2.2. Sambutan Satuan Kerja (Satker) PLP Provinsi NTB

Gambar 2.3 Sambutan dari Kepala Satker PLP Provinsi NTB

Satker PLP Provinsi NTB melalui Mardjoko, MT memberikan sambutan kepada peserta

workshop. Adapun isi dari sambutan tersebut menjelaskan secara umum arti penting dibentuknya

kelembagaan TPA Regional Bima, dasar hukum pembentukan kelembagaan, data eksisting TPA

Bima dan gambaran singkat tujuan pembentukan kelembagaan TPA Regional Bima sehingga

diharapkan masing-masing peserta Workshop dapat memiliki gambaran dan pemahaman

mengenai TPA Regional Bima. Sambutan ditutup dengan harapan dapat terjalinnya kerjasama

atau adanya komitmen antara Kabupaten dan Kota mengenai Lembaga Pengelola TPA Regional

Bima.

2.2.3. Paparan Dinas Kebersihan Kota Mataram

Setelah penyampaian sambutan dari Satker PLP Provinsi NTB, acara di lanjutkan dengan

pemaparan dari Dinas Kebersihan Kota Mataram yang diwakili oleh Pak Taufik. Adapun materi

yang disampaikan mengenai data eksisting TPA Kebun Konggo, masalah kelembagaan yang

telah berjalan hampir 2 tahun pembahasannya tapi belum diresmikan secara formal. Selain itu

dibahas juga lahan kerjasama TPA yang awalnya disepakati 20 ha namun realisasinya masih 8,6

ha, data sarana dan prasarana, pengelolaan sampah di TPA Kebun Konggo, jumlah SDM,

perencanaan program unggulan tahun 2011, penambahan jalur pelayanan pengangkutan sampah,

konsep 3 R dan data sampah kota mataram. Selain itu disampaikan pula mengenai masukan dan

saran mengenai konsep pembentukan kelembagaan di TPA Regional Bima dengan mengacu

pada TPA Kebun Konggo.

Gambar 2.4 Pemaparan tentang TPA Kebun Konggo oleh Dinas Kebersihan Kota Mataram

2.2.4. Aspirasi, Masukan dan Saran dari DPRD Kabupaten Bima

Setelah pemaparan mengenai TPA Kebun Konggo dari Dinas Kebersihan Kota Mataram,

dilanjutkan dengan penyampaian aspirasi, masukan dan saran dari DPRD Kabupaten Bima

beserta rombongan yang diwakili oleh ketua komisi III Dra. Hj. Mulyati.

Gambar 2.5 Penyampaian aspirasi, masukan dan saran mengenai TPA Bima oleh DPRD Kabupaten Bima

Adapun masukan yang disampaikan ditekankan pada banyaknya kendala pada pelaksanaan

penentuan lokasi TPA di Desa Waduwani Kecamatan Woha yang masih mengalami penolakan

dari beberapa lapisan masyarakat. Isi pokok dari masukan yang disampaikan adalah :

1. Mengambil langkah-langkah terobosan untuk penyelesaian masalah penentuan lokasi

TPA Bima di Desa Waduwani yang masih ditolak beberapa masyarakat

2. Agar segera dituntaskan masalah AMDAL pada pendirian TPA di Desa Waduwani

kecamatan Woha yang berupa dokumen dan untuk segera ditindaklanjuti.

3. Sosialisasi mengenai penentuan lokasi TPA Bima terhadap masyarakat, baik wartawan

maupun LSM di wilayah tersebut.

4. Agar DPRD Kabupaten Bima juga dilibatkan dalam penentuan lokasi TPA, sosialisai dari

dinas terkait.

5. Sosialisasi hendaknya berisi penjelasan mengenai dampak (limbah) dari TPA, penjelasan

mengenai pengertian TPA bukan sebagai tempat pembuangan akhir tapi sebagai tempat

pemrosesan akhir, akibat hembusan angin dan dampak jangka pendek dan panjang pada

lokasi desa sekitar wilayah TPA Desa Waduwani Kecamatan Woha.

Selain beberapa poin diatas, perwakilan DPRD Kabupaten Bima yang diwakili Ibu Mulyati

juga membahas tentang belum adanya surat dari Dinas PU Kabupaten Bima tentang pendirian

TPA, menindaklanjuti apakah memerlukan AMDAL atau cukup dengan dokumen UKL UPL

saja. Permasalahan penolakan masyarakat daerah sekitar lokasi TPA yang masih perlu di

tindaklanjuti penanganannya.

2.2.5. Paparan Dinas Kebersihan Kota Bima

Paparan dari Dinas Kebersihan Kota Bima diwakili oleh Rifai Ahmad, M.Si. selaku Kabid

Dinas Kebersihan Kota Bima, dimana pokok bahasan yang disampaikan mengenai data eksisting

persampahan di kota Bima, dimana dengan lokasi yang masih terbatas sebesar 7,8 ha dan hanya

memiliki 2 alat berat. Selain itu juga di bahas mengenai keterbatasan sarana dan prasarana dalam

pengelolaan persampahan di kota Bima, seperti tempat sampah (kontainer) yang mudah bocor

atau rusak.

Gambar 2.6 Pemaparan data eksisting dari Dinas Kebersihan Kota Bima

2.2.6. Paparan Dinas PU Kota Bima

Pemaparan dari Dinas PU Kota Bima yang diwakili oleh Muh. Rum selaku Kepala Dinas PU

Kota Bima menekankan pada perlu adanya dokumentasi AMDAL pada pembangunan TPA

Bima sehingga dapat tindaklanjuti untuk pembangunan fisiknya karena peranan penting Dinas

PU dalam bidang teknisnya, selain itu ditekankan juga perbedaan mengenai kualitas SDM kota

Bima dengan Mataram sehingga dalam pelaksanaannya masih menemui bebertapa kendala.

Gambar 2.6 Pemaparan data eksisting dari Dinas PU Kota Bima

2.2.7. Paparan Dinas PU Kabupaten Bima

Gambar 2.7 Pemaparan data eksisting dari Dinas PU Kabupaten Bima

Setelah pemaparan yang disampaikan oleh Dinas PU Kota Bima, acara dilanjutkan dengan

pemaparan dari Dinas PU Kabupaten Bima yang diwakilkan oleh Zaharudin selaku Kepala Seksi

Dinas PU Kabupaten Bima. Adapun pokok bahasan yang disampaikan mengenai kesiapan Dinas

PU dalam proses penyiapan secara teknis TPA Bima, peningkatan sarana dan prasarana terutama

mengenai masalah pengangkutan, penindaklanjutan mengenai dokumen UKL UPL untuk analisa

dampak lingkungan pembangunan TPA di Bima.

2.2.8. Paparan Konsultan Bidang Kelembagaan

Adapun pemaparan kelembagaan dari Konsultan Bidang Kelembagaan Ir. Ketut Suarken

yang mewakili Satker PLP Provinsi NTB mengenai poin penting pembentukan Kelembagaan

secara umum, baik fungsi serta tujuan yang diharapkan dapat menjadi gambaran tentang

pentingnya pembentukan lembaga pengelola TPA Regional. Pada akhir paparan Ir. Ketut

Suarken juga menekankan kepada peserta workshop bahwa sanitasi merupakan urusan kita

bersama.

Gambar 2.8 Pemaparan dari konsultan bidang kelembagaan

2.2.9. Paparan Konsultan Bidang Teknik Kelembagaan

Pemaparan dari bidang teknis kelembagaan yang mewakili juga Satker PLP Provinsi NTB

disampaikan oleh Isya ashari, MT. Adapun pokok pembahasan mengenai teknis kelembagaan,

penindaklanjutan adanya dokumen AMDAL atau UKL UPL dan prosedur membuat dokumen

tersebut. Selain itu dipaparkan tentang pentingnya pembentukan kelembagaan pengelola TPA

Regional Bima sesuai dengan Undang-undang Nomer 18 tahun 2008 tentang pengelolaan

persampahan, pentingnya sosialisasi dengan berbagai pihak terkait mengenai pembangunan TPA

Regional Bima dan lembaga pengelolanya agar semua komponen dirangkul untuk memperoleh

kesepakatan bersama yang tentunya bermanfaat jika dilakukan dengan niat baik.

Gambar 2.9 Pemaparan dari konsultan bidang Teknik kelembagaan

2.2.10. Penutupan Workshop

Setelah pemaparan dari bidang teknik kelembagaan, acara Workshop kemudian ditutup oleh

oleh Ir. A. Makchul, MSi, dimana sebelum ditutup diperoleh beberapa hasil diantaranya berupa

gambaran umum permasalahan yang muncul mengenai kurangnya komunikasi, sosialisasi

dengan masyarakat mengenai makna TPA sesungguhnya yang bukan hanya sebagai tempat

pembuangan sampah, perlu ditindaklanjuti adanya AMDAL atau UKL UPL untuk dokumentasi

analisa dampak lingkungannya, adanya komitmen dari Kota dan kabupaten Bima mengenai

pembentukan kelembagaan TPA Regional Bima dan perlu ditindaklanjutkan mengenai

pelaksanaan teknis maupun non teknis pembangunan TPA Bima di desa Waduwani Kecamatan

Woha Bima.

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan Workshop

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dengan adanya workshop tentang pembentukan

kelembagaan TPA Regional Bima adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan, sosialisasi, komunikasi mengenai penentuan lokasi, pengertian TPA,

dampak pembangunan TPA di Desa Waduwani Kecamatan Woha kepada masyarakat

dengan melibatkan dinas-dinas pemerintah terkait.

2. Kerjasama dari Dinas terkait yang melibatkan Dinas PU Kabupaten dan Kota Bima,

Dinas Kebersihan Kabupaten dan Kota Bima, BAPPEDA Provinsi dan Kota Bima,

masyarakat, LSM, wartawan diperlukan dalam sosialisasi pembentukan TPA Regional

Bima.

3. Adanya kesepakatan bersama mengenai pembentukan kelembagaan TPA Regional Bima

antara pemerintah Kota dan Kabupaten Bima yang dibuat dalam bentuk draf kerjasama

4. Pentingnya pembuatan dokumen AMDAL atau UKL/UPL untuk TPA Regional Bima

untuk kajian dampak lingkungan.