Permasalahan Lbm II

4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Skenario 2.2 Terminologi 2.3 Permasalahan 2.3.1 Bagaimana cara membuat surat keterangan medis pada pasien di skenario? 2.3.2 Menjelaskan jenis-jenis surat keterangan medis dan Visum et Repertum (VeR) 2.3.3 Menjelaskan fungsi surat keterangan medis 2.3.4 Apa peran atau manfaat Visum et Repertum (VeR)? 2.3.5 Menjelaskan aspek medikolegal SKM dan Visum et repertum 2.3.6 Bagaimana perbedaan Visum et Repertum (VeR) dengan surat keterangan medis? 2.3.7 Bagaimana pedoman surat keterangan medis? 2.3.8 Hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh dokter dalam pembuatan visum? 2.3.9 Bagaimana prosedur melakukan Visum et Repertum dan surat keterangan medis? 2.3.10 Bagaimana cara menentukan kematian, jenis-jenis kematian, dan perkiraan kematian?

description

artikel

Transcript of Permasalahan Lbm II

BAB II

PEMBAHASAN2.1 Skenario2.2 Terminologi

2.3 Permasalahan

2.3.1 Bagaimana cara membuat surat keterangan medis pada pasien di skenario?

2.3.2 Menjelaskan jenis-jenis surat keterangan medis dan Visum et Repertum (VeR)

2.3.3 Menjelaskan fungsi surat keterangan medis2.3.4 Apa peran atau manfaat Visum et Repertum (VeR)?

2.3.5 Menjelaskan aspek medikolegal SKM dan Visum et repertum 2.3.6 Bagaimana perbedaan Visum et Repertum (VeR) dengan surat keterangan medis?2.3.7 Bagaimana pedoman surat keterangan medis?2.3.8 Hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh dokter dalam pembuatan visum?

2.3.9 Bagaimana prosedur melakukan Visum et Repertum dan surat keterangan medis?

2.3.10 Bagaimana cara menentukan kematian, jenis-jenis kematian, dan perkiraan kematian?

2.3.11 Bagaimana menentukan cara kematian, sebab kematian, dan mekanisme kematian?

2.3.12 Bagaimana prosedur identifikas, jenis-jenis identifikasi, dan manfaat identifikasi> 2.4 Jawaban permasalahan2.4.1 Cara membuat surat keterangan medis pada pasien di skenario

A. Visum et Repertum (VeR)B. Surat keterangan medis

2.4.5 Jenis-jenis surat keterangan medis dan Visum et Repertum (VeR) antara lain :1) Surat keterangan lahir

Surat keterangan kelahiran tentang waktu (tanggal dan jam) lahirnya bayi, kelamin, BB dan nama orang tua. Diisi sesuai dengan yang sebenarnya oleh karena sering adanya permintaan khusus pasien. Hal yang sering menjadi masalah a.l.:a. Anak yang lahir dari inseminasi buatan dari seemen donor (Arteficial Insemination by Donor = AID)b. Anak yang lahir hasil bayi tabung yang sel telur dan atau sel maninya berasal daric. Anak yang lahir hasil konsepsi dari saudara kandung suami.Ketiga hal di atas bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

2) Surat keterangn meninggala. Surat keterangan untuk keperluan penguburan, perlu dicantumkan identitas jenazah, tempat, dan waktu meninggalnya. b. Surat keterangan (laporan) kematian, mengenai hal ini perlu diisi sebab kematian sesuai dengan pengetahuan dokter. Karena bedah mayat klinik belum dapat dilakukan hingga waktu ini, sebab kematian secara klinik saja dilaporkan. Lamanya menderita sakit hingga meninggal dunia juga harus dicantumkan. Jika jenazah di bawa ke luar daerah atau luar negeri maka adanya kematian karena penyakit menular harus diperhatikan. 3) Surat keterangan sehat

4) Surat keterangan sakit

5) Surat keterangan cacat

6) Surat keterangan pelayanan medis untuk penggantian biaya dari asuransi kesehatan

7) Surat keterangan cuti hamil

8) Surat keterangan ibu hamil, bepergian dengan pesawat udara

9) Visum et repertum

10) Laporan penyakit menular

11) Kuitansi

2.4.6 Menjelaskan fungsi surat keterangan medis

2.3.7 Pedoman surat keterangan medis

Surat keterangan medis adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter untuk tujuan tertentu tentang kesehatan atau penyakit pasien atas permintaan pasien atau atas permintaan pihak ketiga dengan persetujuan pasien atau atas perintah undang-undang. Pembuatan surat keterangan medis harus berdasarkan hasil pemeriksaan, dan dokter pembuatnya harus mampu membuktikan kebenaran keterangannya apabila diminta. Dalam kode etik kedokteran Indonesia Kode etik kedokteran Indonesia (pasal 7) mengatur sebagai berikut : seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannyaDalam menjalankan tugas profesinya, seorang dokter kadang kalanya harus menerbitkan surat-surat keterangan dokter. Pedomannya a.l.:

a. BAB I Pasal 7 KODEKI, Setiap dokter hanya memberikan keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

b. BAB II Pasal 12 KODEKI, Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien meninggal dunia.

c. Paragrap 4, pasal 48 UU No. 29/2004 tentang praktik kedokteran.