Permasalahan Anak Usia Dini

18
MAKALAH MENINGKATKAN PENDIDIKAN KETERAMPILAN BERBAHASA PADA ANAK USIA DINI MELALUI CERITA Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Permasalahan Anak Usia Dini Dosen Pengampu : Diah Nugraheni, S, M.pd Disusun Oleh: Tri Setyowati 13260959 PG_PAUD 3B FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS IKIP VETERAN SMARANG 2014

description

makalah pendidikan anak pada usia dini

Transcript of Permasalahan Anak Usia Dini

Page 1: Permasalahan Anak Usia Dini

MAKALAH

MENINGKATKAN PENDIDIKAN KETERAMPILAN BERBAHASA PADA ANAK USIA DINI MELALUI CERITA

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Permasalahan Anak Usia Dini

Dosen Pengampu : Diah Nugraheni, S, M.pd

Disusun Oleh:

Tri Setyowati

13260959

PG_PAUD

3B

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS IKIP VETERAN SMARANG

2014

Page 2: Permasalahan Anak Usia Dini

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku anak usia prasekolah saat ini beragam, salah satu perilakunya adalah anak-

anak yang sangat sulit diatur, tidak bisa diam dan seolah-olah tidak memperhatikan pelajaran

dikelas. Anak-anak tersebut biasanya mengalami gangguan dalam perkembangannya yaitu

gangguan hiperkinetik yang secara luas dimasyarakat disebut sebagai anak hiperaktif.

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan

hiperaktvitas (GPPH) atau attention dificit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini

juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain

dysfunction syndrome. Terhadap kondisi anak yang demikian , biasanya para pendidik

sangat susah mengatur dan membimbingnya. Disamping karena keadaan dirinya yang sangat

sulit untuk tenang juga anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong

pembicaraan guru atau teman , dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang

diajarkan pendidik kepada anak tersebut. Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga

tidak bisa maksimal. Untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk membantu anak-anak

hiperaktif teresebut supaya mereka dapat memaksimalkan potensi diri dan meningkatkan

prestasinya.

Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal

yang disabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan

perhatian. Begitupula anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan

perhatian.

Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga

rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Penyebab lainya

didikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi.

Atau bisa juga karena gangguan dikepala seperti geger otak, trauma karena persalinan sulit

atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk atau alergi makanan.

Pendekatan ini yaitu dengan adanya bimbingan berupa layanan/ treatment yang sesuai

kebutuhanya. Sehingga dengan demikian, diharapkan setiap anak akan memperoleh haknya

Page 3: Permasalahan Anak Usia Dini

untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik tanpa terkecuali, karena pengajaran yang

diberikan telah disesuaikan dengan kemampuan dan kesulitan yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui pengertian anak yang hiperaktif

2. Mengetahui ciri-ciri anak yang hiperaktif

3. Mengetahui faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak

4. Mengetahui problem-problemyang biasa dialami oleh anak hiperaktif

5. Mengetahui penanganan anak hiperaktif

1.3 Tujuan penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah

anak yang Hiperaktif. Serta ingin memperluas ilmu sosial.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini antara lain :

1. Memperluas cakrawala berfikir kita mengenai masalah anak yang Hiperaktif serta

solusinya.

2. Sebagai media informasi dalam dunia pendidikan terutama PAUD-SD

Page 4: Permasalahan Anak Usia Dini

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anak Hiperaktif

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan

hiperaktvitas (GPPH) atau attention dificit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini

juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain

dysfunction syndrome.

Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa

perkembangan dini (sebelum usia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan

perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagainsituasi dan dapat

berlanjut hingga dewasa.

Dr.Seto mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari” mengatakan

pengertian istilah anak hiperaktif adalah : hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku

yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak

bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.

1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian

Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau impulsif, mereka

tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan, mereka

seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada “di awang-awang”.

2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive

Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsive, tetapi bisa memusatkan

perhatian, tupe ini sering kali ditemukan pada anak-anak kecil

3. Tipe gabungan

Mereka sangat mudah terganggu perhatianya, hiperaktif dan impulsif, kebanyakan anak-anak

termasuk tipe ini, jadi yang dimaksud hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang

yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatiandan

impulsif (bertindak sesuai hatinya). Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah

Page 5: Permasalahan Anak Usia Dini

merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka,

dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari satufokus ke fokus yang lain, mereka seakan-

akan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan namuntidak kunjung

datang.

2.2 Ciri-Ciri Anak Hiperaktif

Ciri utama anak yang menderita ADHD, yaitu :

1. Tidak ada perhatian

Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidakmampuan berkonsentrasi pada

beberapahal seperti membaca, menyimak dan sering tidak mendengarkan perkataan orang

lain.

2. Hiperaktif

Mempunyai terlalu banyak energi, misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu duduk

diam , selalu bergerak dan sulit tidur.

3. Impulsif

Sulit untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengatur pekerjaanya, bertindak tanpa

dipikir, misalnya mengejar bola yang lari kejalan raya, menabrak pot bunga pada saat berlari

diruanngan , atau bicara tanpa dipikir terlebih dahulu akibatnya.

4. Menentang

Anak dengan gangguyan hiperaktivitas biasanya memiliki sikap penentang/ pembangkang

atau tidak mau dinasehati, misalnya penderita akan marah jika dilarang berlari kesana kemari,

corat-coret atau naik turun tak berhenti, penilakanya juga bisa bisa ditunjuk dengan sikap

cuex.

5. Destruktif

Perilakunya bersifat merusak, oleh karena itu anak hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari

barang-barang yangmudah rusak.

6. Tanpa tujuan

Page 6: Permasalahan Anak Usia Dini

Semua aktivitas dilakukkan tanpa tujuan jelas, kalau anak aktif, ketika naik keatas kursi

mempunyai tujuan, misal mengambil mainan ataubermain peran sebagai supeman, sebaliknya

anak hipraktif melakukanya tanpa tujuan , dia hanya naik turun saja.

7. Tidak sabar dan usil

Ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif menurut Irawati Ismail (2009) diantaranya ialah sebagai

berikut :

1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.

2. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.

3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak

selayaknya.

4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.

Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah

habis.

5. Sering terlalu banyak bicara

6. Sering sulit menunggu giliran

7. Sering memotong atau menyela pembicaraan

Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap

lawan bicaranya).

2.3 Pengaruh Hiperaktivitas Terhadap Perkembangan Anak

Menurut Irawati Iskandar (2009), pengaruh jangka panjang terhadap anak yang mengalami

Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas (GPPH/ADHD).

1. Anak tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik, sehingga akhirnya

mengalami kegagalan sekolah.

2. Anak sering tidak patuh terhadap perintah orang tua.

3. Anak sulit didisiplinkan, sehingga akhirnya mempunyai hambatan fungsi sosial dan

pekerjaan.

Dalam upaya pencegahan, yang penting bagi kita adalah :

Page 7: Permasalahan Anak Usia Dini

1. Mencoba menganalisis masalah yang dihadapi.

2. Mencari jalan untuk mencairkan suasana yang terlanjur tegang dan berusaha membina

kembali hubungan yang hangat dan positif, yanag selanjutnya akan digunakan sebagai

landasan untuk pelaksanaan sistem kontrol.

3. Menerima atau mencari bantuan dari luar bila diperlukan.1[13]

2.4 Mengatasi Hiperaktivitas

Orang tua dan anak-anak hiperaktifnya berkembang dengan baik sering kali adalah orang tua

yang berhasil mengatasi sendiri masalah mereka.

1. Mereka telah menemukan cara-cara untuk mengidentifikasi dan merangsang pengendalian

diri anak mereka.

2. Mereka memberlakukan aturan-aturan yang jelas, dan mereka berusaha sebanyak mungkin

meluangkan waktu untuk kegiatan-kegiatan bersama anak mereka bahkan meskipun di antara

mereka juga sering terjadi pertentangan.

3. Mereka berusaha mengendalikan diri mereka sendiri.

4. Sebagai suami istri, mereka tetap berusaha agar pendekatan mereka sejalan.2[14]

ADHD sering kali ditanggani dengan obat, terkadang dikombinasikan dengan terapi

prilaku,konseling,pelatihan keterampilan sosial,dan penempatan ruang kelas khusus. Dalam

jangka pendek psikomotorik stimulan seperti Methylphenidate (“Ritalin”), yang digunakan

dalam dosis yang tepat tampaknya aman dan efektif, akan tetapi dampak jangka panjangnya

tidak diketahui (AAP Committee On Children with disabilities dan committee on

Drugs,1996;Elia et all,1999;NIH,1998;Rodrigues,1999;USDHHS,1999c;

Zametkin,1995;Zametkin & Ernst,1999).sebuah studi 14 bulan yang dilakukan secara acak

terhadap 579 anak penderita ADHD usia 7 sampai 9 tahun menemuka program perawatan

denagn Ritalin yandg dimonitor secara hati-hati, baik berdiri sendiri atau dikombinasikan

dengan modifikasi prilaku, lebih efektif di bandingkan dengan terapi prilaku saja atau

perawatan komunitas standar (MTA cooperative group,1999). Obat lebih baru yang disebut

Atomoxehrie tampaknya juga aman dan efektif bagi ADHD (Michelson et al,2001).3[15]

1

2

3

Page 8: Permasalahan Anak Usia Dini

2.5Metode Penanganan Anak Hiperaktif diLingkungan Keluarga

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan

membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :

1. Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas

2. Kenali kelebihan dan bakat anak

3. Membantu anak dalam bersosialisasi

4.Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif

(misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang

konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak.

5. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan

energinya

6. Menerima keterbatasan anak

7. Membangkitkan rasa percaya diri anak

8. Bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya.

9. Latih anak-anak dapat medisiplin diri sendiri dengan sistematis, konsisten, jelas dan

konsekuen.

10. Jangan menghukum anak hiperaktif karena itu bukan sepenuhnya kesalahan dia.

11. Jangan menjuluki anak hiperaktif dengan julukan yang buruk, seperti nakal, bodoh, dan

lain sebagainya, karena mereka akan menjadi seperti apa yang kita katakan. Dan menjadi

anak yang tidak percaya diri.

12. Penanganan sebaiknya diberikan mulai dari keluarga terdekat (ibu).

13. Memberikan kasih sayang kepada anak namun tidak memanjakannya.

14. Ketika menasehati anak sebaiknya jelas dan spesifik serta diulang-ulang agar

anak mudah memahami dan menggunakan kekerasan.

15. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak, selalu katakan ia anak baik dan berikan

apresiasi bila ia melakukan hal yang baik.

16. Hindari tayangan TV, video dan games yang bersifat kekerasan

17. Praktekan pola hidup sehat dengan menu makanan alamiah yang sesuai

Kebutuhan anak.

2.6 Penanganan Anak Hiperaktif di Taman Kanak-Kanak

Page 9: Permasalahan Anak Usia Dini

Untuk penanganan anak hiperaktif di Taman Kanak-kanak dapat mengunakan metode

bermain, metode ini sangat baik diberikan kepada anak hiperaktif karena anak akan belajar

mengendalikan diri sendiri dan memahami dunianya. Dengan menggunakan metode bermain

kepada anak seperti ini diperlukan guru-guru yang harus menemaninya. Melalui kegiatan

bermain anak dapat mengembangkan kreatifitasnya, yaitu melakukan kegiatan yang dapat

menyalurkan bakat si anak. Bagi anak seperti ini, metode ini dapat diberikan dan anak akan

merasa sangat senang. Karena anak itu dapat dengan bebas melakukan kegiatannya yang

dirasakan cukup baik bagi dirinya. Melalui kegiatan bermain ini anak dapat menggunakan

fisik-motorik. Bermacam-macam cara dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan tersebut

seperti merayap, berlari, merangkak, berjalan, melompat, menendang dan melempar. Guru

atau pembimbing anak dapat melakukan metode bermain ini sehingga anak tersebut tidak

cepat bosan dengan cara yang diberikan oleh guru. Seperti mengajak anak untuk bernyanyi

yang menggunakan aturan main, anak seperti ini akan tertarik untuk melakukannya.

Kegiatan bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah melakukan

kegiatan bermain anak memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan

kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan. Anak dapat menyalurkan rasa

ingin tahunya dengan menggunakan metode bermain ini seperti bagaimana caranya

memasak, mengapa pohon layu bila tidak diberi air, dan sebagainya. Kegiatan menggambar

dapat juga diberikan kepada anak hiperaktif termasuk didalam kegiatan bermain. Anak dalam

menggambar dapat menggunakan pensil warna dan kertas gambar. Cara seperti ini

merupakan salah satu kegiatan yang dapat menyalurkan tenaga pada dirinya.

Penanganan anak hiperaktif melalui bimbingan dan konseling di Taman Kanak-Kanak, dapat

pula dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mulailah pelajaran dengan kegiatan yang mengeluarkan energi, seperti gerak dan lagu.

Tujuannya untuk mengurangi kelebihan energi khususnya pada anak yang hiperaktif.

2. Tutuplah benda-benda yang menarik perhatian anak.

3. Gunakan warna cat yang lembut untuk kelas dan peralatan yang ada serta hindari warna-

warna yang terlalu menyolok.

4. Selalu menjelaskan kepada anak hiperaktif mengenai kegiatan yang akan dilakukan,

meliputi jenis kegiatannya, hasil yang diharapkan, dan lama waktu yang dibutuhkan agar

anak tersebut senantiasa mengingat tugasnya.

Page 10: Permasalahan Anak Usia Dini

5. Berilah label pada setiap tempat penyimpanan benda karena anak yang hiperaktif suka

mengambil benda dan lupa mengembalikannya.4[16]

BAB III

PENUTUP

4

Page 11: Permasalahan Anak Usia Dini

A. Kesimpulan

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian

dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder

(ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini

sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang

demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping

karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif

sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaran guru atau teman, dan

mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yangdiajarkan guru kepadanya.

Bimbingan dan konseling menjadi sarana mengatasi anak hiperaktif baik

bimbingan konseling yang dilakukan di rumah maupun di sekolah. Selain itu perlu

ada kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua dalam menangani anak yang

hiperaktif. Kerjasama yang baik antara semua pihak dalam menangani anak hiperaktif

akan sangat membantu dalam perbaikannya kedepan demi masa depan anak tersebut.

B. Saran

Dengan bantuan yang khusus dari ibu bapak, guru-guru, para dokter,atau

lingkungan bermain, anak-anak ADHD akan mampu menangani masalah kurang

pemusatan perhatian atau hiperaktif mereka dengan lebih baik. Mereka juga dapat

menyalurkan tingkah laku hiperaktif mereka dalam suasana yang sesuai seperti latihan

fisik atau senam. Oleh karena itu, lebih baik memilihkan aktivitas yang memberi

mereka kebebasan bergerak. Atau membuat diagnosis lengkap yang memerlukan

penilaian dari seorang pakar yang berpengalaman dalam mengevaluasi beberapa hal

yang bisa menimbulkan sikap yang tidak dapat memusatkan perhatian. Diagnosis

dibuat dengan mempelajari corak tertentu tingkah laku anak-anak serta laporan

tingkah laku mereka di rumah dan di sekolah dari ibu bapak dan guru sekolah.

Kerapakali perawatan ADHD yang berhasil, melibatkan pendekatan multidisiplin

yang melibatkan bidang pengobatan, psikologi, social dan pendidikan.Untuk

penanganan anak hiperaktif sebaiknya memiliki kelas khusus yang bisa

menanganinyasecara benar dan tepat seperti kelas Inklusi.

Page 12: Permasalahan Anak Usia Dini

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, sity, dkk. Perkembangan dan Konsep Dasar AUD, Jakarta; Universitas

Terbuka,2009

Papalia E. Diane, Sally wendkos old, Ruth Duskin Feldman, Human Development

( Psikologi Perkembangan), Cet : Ke-1, Jakarta; Kencana, 2008

Taylor Eric, Anak yang Hiperaktif, Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992

Page 13: Permasalahan Anak Usia Dini

http://earlychildhoodeducation-fifi.blogspot.com/2011/01/bk-di-tk.html 14/10/11