Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Wanita

31
Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Wanita MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Seminar Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan oleh Khansa Arrisa Dewi 125020101111037

description

Tugas mata kuliah seminar ekonomi sumber daya manusia dan ketenagakerjaan

Transcript of Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Wanita

Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Wanita

MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAHSeminar Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan

olehKhansa Arrisa Dewi125020101111037

JURUSAN ILMU EKONOMIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANGMEI 2015BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pekerjaan merupakan suatu hal yang sangat krusial yang harus dimiliki dan di lakukan oleh setiap orang. Karena tanpa pekerjaan seseorang tidak akan memperoleh uang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Lazimnya, yang berkewajiban untuk mencari nafkah agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya adalah kaum laki-laki sebagai suami. Namun, dewasa ini banyak juga kaum perempuan yang melakukan suatu pekerjaan dengan tujuan untuk membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Biasanya kaum perempuan tersebut bekerja pada perusahaan-perusahaan swasta dan kebanyakan bekerja sebagai buruh pabrik. Banyak diberitakan di media massa atau elektronik tentang pekerja perempuan yang kurang diperhatikan oleh perusahaan dalam hal kesejahteraan atau diperlakukan dibawah pekerja laki-laki. Buruh perempuan banyak dieksploitasi oleh pengusaha dan terkadang di PHK secara semena-mena oleh perusahaan. Hal-hal tersebut merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap ketentuan yang terdapat didalam UU No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan. Di dalam UU tersebut telah diatur secara jelas dan lengkap mengenai hak dan kewajiban buruh/pekerja wanita yang harus dipenuhi oleh pihak pengusaha. Hak dan kewajiban buruh/pekerja wanita tidak hanya diatur di dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tetapi juga diatur di dalam peraturan-peraturan lainnya, mulai UUD NRI 1945 Pasal 27 ayat (2), UU No. 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, Konvensi ILO No. 111 tentang Anti- Diskriminasi Jabatan dan Pekerjaan yang telah diratifikasi oleh Indonesia dengan UU No. 21 Tahun 1999, dan Konvensi ILO No. 100 tentang Kesetaraan Upah yang telah diratifikasi oleh Indonesia dengan UU No. 80 Tahun 1957. Di dalam peraturan perundang-undangan tersebut telah diatur secara lengkap mengenai apa saja hak dan kewajiban dari buruh/pekerja wanita serta bagaimana seharusnya buruh/pekerja wanita diperlakukan oleh pihak pengusaha. Namun, pada kenyataannya masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang diatur di dalam peraturan-peraturan tersebut. Pelanggaran-pelanggaran tersebut umumnya berupa kekerasan seksual, diskriminasi terhadap upah dan jabatan, serta pelanggaran terhadap ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan reproduksi buruh wanita, yang meliputi cuti haid, cuti hamil, dan menyusui.Oleh karena itu penulis memilih topik penelitian ketenagakerjaan dengan judul Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Wanita.

B. Rumusan MasalahUntuk mengetahui fungsi dan manfaat dari perlindungan hukum, maka permasalahan yang di kemukakan pada makalah perlindungan hukum terhadap tenaga kerja wanita yaitu apa saja peraturan yang melindungi tenaga kerja wanita dan bagaimana penyelesaian atau solusi dari penyelesaian dari masalah-masalah yang ada.

C. Tujuan MakalahAdapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui apa saja peraturan yang melindungi tenaga kerja wanita dan solusi dari penyelesaian masalah-masalah yang ada.

BAB 2TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Tenaga KerjaTenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.

1. Klasifikasi Tenaga Kerjaa. Berdasarkan penduduknya Tenaga kerjaTenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Bukan tenaga kerjaBukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

b. Berdasarkan batas kerja Angkatan kerjaAngkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerjaBukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah: anak sekolah dan mahasiswa para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para pengangguran sukarelac. Berdasarkan kualitasnya Tenaga kerja terdidikTenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain. Tenaga kerja terlatihTenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatihTenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya

B. Pengertian WanitaWanita dan Ibu adalah dua sosok yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita. Tanpa sosok Ibu kita tidak akan pernah ada di dunia ini. Bahkan banyak orang-orang hebat yang tidak akan pernah bisa menjadi hebat tanpa didukung dengan sosok wanita hebat di belakangnya. Ada begitu banyak definisi dan arti dari wanita namun semua arti dan definisi itu bersumber pada satu kesimpulan, bahwa wanita adalah sosok yang sangat hebat terlepas dari segala kekurangan yang dimilikinya.Berikut ini adalah pengertian dan definisi wanita: KBBI: Wanita adalah perempuan dewasa. HR Abu Daud & Tirmidzi: Wanita adalah saudara kandung laki-laki. Kiai Dahlan: Wanita merupakan aset umat dan bangsa. Tidak mungkin membangun peradaban umat manusia apabila para wanita hanya dibiarkan berdiam diri di dapur dan rumah saja. Abdurrahman Umairah: Wanita merupakan manusia yang mulia dan bernilai karena memiliki sifat kemanusiaan yang tinggi Yusuf Al Qaradhawi: Wanita adalah penyempurna bagi laki laki. Joestin Gaarder: Wanita adalah "pria yang belum lengkap" Abdullah Cholil: Wanita adalah pilar bangsa, tiang negara, sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad SAW tentang peran penting seorang ibu. Paul I. Wellman: Wanita adalah suatu studi yang menarik. Hermawan Kartajaya: Wanita adalah peluang pasar paling besar di dunia dan secara kasar tidak dilayani dengan baik. Abdul Rachman Husein: Wanita adalah seorang ibu sekaligus pendidik yang luar biasa.

C. Pengertian HukumHukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela.Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam masyarakat. Peraturan berisikan perintah dan larangan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur perilaku manusia agar tidak bersinggungan dan merugikan kepentingan umum. Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga atau badan yang berwenang untuk itu. Peraturan hukum tidak dibuat oleh setiap orang melainkan oleh lembaga atau badan yang memang memiliki kewenangan untuk menetapkan suatu aturan yang bersifat mengikat bagi masyarakat luas.Penegakan aturan hukum bersifat memaksa. Peraturan hukum dibuat bukan untuk dilanggar namun untuk dipatuhi. Untuk menegakkannya diatur pula mengenai aparat yang berwenang untuk mengawasi dan menegakkannya sekalipun dengan tindakan yang represif. Meski demikian, terdapat pula norma hukum yang bersifat fakultatif/melengkapi. Hukum memliki sanksi dan setiap pelanggaran atau perbuatan melawan hukum akan dikenakan sanksi yang tegas. Sanksi juga diatur dalam peraturan hukum.

D. Pengertian Perlindungan HukumPerlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subjek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.Pengertian di atas mengundang beberapa ahli untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian dari perlindungan hukum diantaranya: Satjipto Raharjo: perlindungan hukum memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. Philipus M. Hadjon: Perlindungan Hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan. CST Kansil: Perlindungan Hukum adalah berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak manapun. Philipus M. Hadjon: Perlindungan Hukum adalah sebagai kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya. Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak tersebut. Muktie, A. Fadjar: Perlindungan Hukum adalah penyempitan arti dari perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan yang diberikan oleh hukum, terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia sebagai subyek hukum dalam interaksinya dengan sesama manusia serta lingkungannya. Sebagai subyek hukum manusia memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan suatu tindakan hukum.

BAB 3GAMBARAN UMUM

A. Tenaga Kerja di IndonesiaBerikut ini beberapa gambaran tentang ketenagakerjaan di Indonesia:1. Rendahnya kualitas tenaga kerjaKualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan dengan melihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.2. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerjaMeningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.3. Persebaran tenaga kerja yang tidak merataSebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.4. PengangguranTerjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak.B. Tenaga Kerja WanitaTenaga kerja wanita ialah tiap wanita yang mampu melaksanakan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhu kebutuhan masyarakat. Hal ini sesuai dengan undang-undang Nomor 14 tahun 1969, pasal 1 tentang ketentuan-ketentuan pakok mengenai tenaga kerja. GBHN 1988 dalam bidang peranan wanita dalam pembangunan bangsa, wanita baik sebagai warga negara maupun sebagai sumber instansi bagi pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria disegala bidang kehidupan bangsa dalam segenap kegiatan pembangunan.

C. Hukum di IndonesiaIndonesia merupakan negara hukum, hal tersebut dinyatakan dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 hasil amandemen. Berdasarkan rechstaat sebagai landasan konseptual, itu menggambarkan bahwa Indonesia tanpa adanya konstitusi pun merupakan negara yang selalu berdasarkan hukum. Ini pun menjadi keadaan yang faktual seperti cerita lama Van Vollen Hoven yang menunjukkan adanya 19 wilayah hukum (rechtskringen) di Indonesia.Dari penjelasan di atas, pada dasarnya Indonesia tidak dapat dilepaskan dari hukum. Kata hukum disini seperti hal yang sudah tidak ada nilainya untuk rakyat menengah kebawah. Oleh karenanya, sudah menjadi rahasia umum bahwa saat ini hukum ibarat sebuah pisau yang sangat tajam jika digunakan ke bawah namun sangat tumpul jika digunakan ke atas. Hukum di Indonesia saat ini dapat dikendalikan dengan mudahnya oleh orang-orang yang berkuasa. Maksud orang-orang yang berkuasa disini adalah unsur politik. Semuanya dapat dikendalikan, hal ini memicu terjadinya Negara kekuasaan sentralis (machstaat).

BAB 4PEMBAHASAN

A. Kondisi Tenaga Kerja Wanita di IndonesiaTenaga kerja wanita merupakan bagian dari tenaga kerja yang telah melakukan kerja baik untuk diri sendiri maupun bekerja dalam hubungan kerja atau dibawah perintah pemberi kerja (pengusaha, badan huium atau badan-badan hukum lainnya). Mengingat tenaga kerja wanita sebagai pihak yang lemah dari majikannya, atasannya yang kedudukannya lebih kuat, maka perlu mendapatkan perlindungan atas hak-haknya. Kebutuhan yang semakin meningkat dan keinginan untuk mengkualifikasi diri merupakan sebagai alasan mengapa wanita itu ingin bekerja. Kenyataan ini memberikan gambaran bahwa apapun alasannya wanita itu ingin bekerja tetap saja tidak dapat dipungkiri karena pekerjaan akan memberikan kontribusi yang tidak sedikit kepada semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.Pada kenyataan sekarang ini banyak tenaga-tenaga kerja wanita yang dipekerjakan malam hari, seperti halnya pada perusahaan-perusahaan pertenunan dan perusahaan elektronik, dan lain-lain. Penggunaan para tenaga kerja wanita di malam hari tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang mengaturnya. Demikian juga sepanjang ada perizinan yang berlaku dari Kepala Direktorat Pembinaan Norma-norma Perlindungan Tenaga Kerja Depnaker diberikan perusahaan tersebut, selawa waktu yang ditetapkan dan dengan syarat-syarat yang mempekerjakan tenaga kerja wanita. Menurut Pasal 76 ayat (3) sampai dengan ayat (4) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menentukan pengusaha mempekerjakan tenaga kerja wanita antara pukul 23.00 WIB sampai dengan pukul 07.00 WIB memberikan makanan dan minuman bergizi dan menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja, dan pengusaha wajib menyediakan fasilitas antar jemput bagi pekerja wanita yang berangkat dan pulang bekerja pukul 23.00 WIB 05.00 WIB. Selain itu memberikan atau mengadakan SIP atau penggantian jam kerja bagi pegawai seminggu sekali. Juga pihak peusahaan tidak mengadakan diskriminasi upah antara pekerja laki-laki dan pekerja wanita yang sama nilainya. Pihak perusahaan yang memberikan Jamsostek dan uang cuti hamil yang sma itu semua merupakan refleksi dan isyarat seperti diamanatkan dalam Undang-undang Ketenagakerjaan.

B. Kondisi Hukum di IndonesiaUnsur politik merupakan unsur utama yang menjadikan hukum di Indonesia seperti Negara yang tidak mempunyai hukum. Banyak masalah-masalah Negara yang ditimbulkan oleh unsur politik. Kasus-kasus hukum saat ini cenderung melibatkan organisasi politik dan jabatan. Syafii maarif menyatakan jika keadaan hukum saat ini tidak segera diatasi dan disembuhkan maka dalam jangka panjang akan mengakibatkan lumpuhnya penegakkan hukum di Indonesia. Hukum saat ini cenderung sebagai alat untuk mewujudkan kepentingan para penguasa-penguasa Negara. Pada masa kolonialisme, hukum dijadikan alat untuk menjajah warga pribumi. Pada masa Presiden Soekarno hukum dijadikan alat revolusi. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto hukum dijadikan alat pembangunan. Adapun pada masa reformasi sampai sekarang hukum dijadikan alat kekuasaan (politik). Hal ini yang menjadi salah satu faktor penyabab hancurnya penegakkan hukum di Indonesia.

C. Perlindungan Hukum Atas Hak-hak Tenaga Kerja WanitaBerikut ini adalah perlindungan-perlindungan hukum atas hak-hak tenaga kerja, khususnya tenaga kerja wanita:1. Perlindungan Upah Tenaga KerjaDalam Pasal 88 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 menyatakan Bahwa setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Maksud dari penghidupan yang layak, dimana jumlah pendapat pekerja/buruh dari hasil pekerjaannya mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup pekerja/buruh dan keluarganya secara wajar, yang meliputi makanan dan minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan dan jaminan hari tua.Dalam rangka memberikan perlindungan upah maka pemerintah menetapkan upah minimum di setiap propinsi/kabupaten/kota. Upah minimum diarahkan pada pencapaian kebutuhan hidup layak yang besarannya ditetapkan oleh menteri tenaga kerja. Pencapaian kebutuhan hidup layak perlu dilakukan secara bertahap karena kebutuhan hidup minimum yang sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dunia usaha.Motivasi utama seorang pekerja/buruh di perusahaan adalah mendapatkan upah, upah merupakan hak bagi pekerja/buruh yang bersifat sensitif. Karenanya tidak jarang pengupahan menimbulkan perselisihan. Untuk menghindari timbulnya perselisihan antara pengusaha dan pekerja khususnya tenaga kerja perempuan maka pengusaha tidak boleh mengadakan diskriminasi upah bagi pekerja/buruh laki-laki dan perempuan untuk jenis pekerjaan yang sama.Dalam Pasal 93 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dinyatakan bahwa upah yang dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan, tetapi ada beberapa alasan bagi pekerja alasan bagi pekerja/buruh tetap berhak menerima upah dari pengusaha antara lain disebabkan karena: Pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaannya. Pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaannya. Pekerja/buruh tidak dapat masuk kerja karena pekerja/buruh menikah, istri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau istri atau anak atau menantu atau orangtua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya. Pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan, tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha. Pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat. Pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja atau serikat buruh atas persetujuan bagi pengusaha. Pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari pengusaha.Dari ketentuan di atas bahwa dalam pelaksanaannya, masih sering terjadi kesalahan dalam menafsirkan ketentuan Pasal 93 ayat (1) dan (2) karena Pasal tersebut sering pengusaha mempergunakannya menjadi alasan untuk tidak membayar upah secara penuh terhadap pekerja yang tidak masuk kerja karena dalam keadaan sakit atau alasan lain yang menurut pekerja tidak melanggar undang-undang/perjanjian. Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.2. Perhitungan cutia. Perlindungan cuti haidDalam Pasal 81 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa pekerja atau buruh perempuan yang masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid.b. Perlindungan cuti hamil dan melahirkanDalam Pasal 82 ayat (1) Undang-undang No. 13 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan/bidan.c. Perlindungan cuti keguguran kandunganDalam Pasal 82 ayat (2) Undang-undang No. 13 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.

3. Perlindungan waktu kerjaBerdasarkan Pasal 77 Undang-undang No. 13 Tahun 2003, mengatakan Perusahaan wajib melaksanakan keterangan waktu kerja antara:1) 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.2) 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.3) Waktu kerja lemburnya dapat diberlakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.Dalam Pasal 79 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa perusahaan wajib memberikan waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh.4. Perlindungan waktu istirahat tahunan (Pasal 79 ayat 2 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003)Dengan yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yaitu sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus.5. Perlindungan waktu istirahat panjangSekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun.6. Perlindungan dalam menjalankan ibadahBerdasarkan Pasal 80 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 menyatakan, perusahaan wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan agamanya.7. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerjaPasal 86 ayat (1) dan (2) Undang-undang No. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa:a. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: Keselamatan dan kesehatan kerja Moral dan kesusilaan Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agamab. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk melindungi keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, maka perusahaan diwajibkan melakukan perlindungan bagi pekerjanyha, supaya bahaya dapat dihindarkan, adapun upaya yang dilakukan beberapa perusahaan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja adalah dengan menyediakan bus antar jemput bagi perempuan khususnya dan pekerja umumnya, tujuan untuk melindungi keselamatan kerja bagi pekerja. Tapi banyak juga yang tidak menyediakannya, sebagai alternatifnya perusahaan menguangkan dengan membayar uang transport bagi pekerja tersebut, disebabkan tidak terjangkaunya tempat tinggal. Para pekerja yang dikarenakan tempat tinggal pekerja tersebar di beberapa wilayah daerah tersebut. Di beberapa perusahaan juga menyediakan klinik bagi pekerja untuk merawat pekerja yang tiba-tiba sakit saat kerja, hal itu dilakukan perusahaan sesuai dengan yang diatur oleh Undang-Undang No. 13 Tahun 2003.

D. Faktor Penyebab Tidak Dipenuhinya Hak-hak Tenaga Kerja Wanita1. Pengusaha kurang memahami peraturan perundang-undnagan yang berlakuTidak dipenuhinya hak-hak tenaga kerja wanita, dikarenakan perusahaan kurang memahami perundang-undang yang berlaku, perusahaan kurang informasi tentang undang-undang yang mengatur hak-hak tenaga kerja wanita, sehingga hak-hak tenaga kerja wanita yang diatur dalam undang-undang tidak dapat diterapkan di lingkungan kerja. Hal tersebut sangat merugikan bagi pekerja khususnya pekerja wanita dimana dalam perjanjian kerja, perusahaan lebih mementingkan kewajiban pekerjanya dari pada hak-hak pekerja itu. Sehingga antara hak dan kewajiban pekerja atau buruh tidak seimbang.2. Pengusaha kurang memperhatikan kesejahteraan pekerja/buruh khususnya perempuanMaksudnya adalah dimana pengusaha masih menganggap pekerja atau buruh wanita yang berstatus belum menikah atau sendiri, walaupun sudah berkeluarga, sehingga tunjangan suami dan anak tidak diberikan. Pengusaha menganggap wanita adalah tanggungan laki-laki karena wanita dianggap lemah, hal tersebut sangat merugikan pekerja atau buruh wanita karena tunjangan tersebut adalah merupakan hak-hak yang telah diatur dalam undang-undang. Namun hal ini tidak tanpa dituntut pekerja atau buruh perempuan tidak ada dimuat dalam perjanjian kerja yang sudah mereka tantangani dan disetujui.3. Pengusaha kurang memperhatikan masalah kesehatan pekerja atau buruh wanita khususnya masalah haidDalam hal pemberian hak-hak pekerja wanita, perusahaan seringkali berkelit, dimana perusahaan sengaja tidak memberitahukan hak-hak pekerja melainkan hanya memberitahukan kewajiban pekerja yang harus dikerjakan oleh pekerja. Tidak diberikannya hak pekerja wanita di lingkungan kerja biasanya karena dalam perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja, perusahaan sengaja tidak memuat point-point mengenai hak-hak pekerja wanita khususnya masalah cuti haid didalam perjanjian kerja. Sehingga pada waktu pekerja wanita menuntut haknya yaitu cuti haid kepada perusahaan, perusahaan memberikan alasan tidak diberikannya haknya tersebut karena tidak ada perjanjian dalam perjanjian kerja.

BAB 5PENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan makalah yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan, yaitu:Perlindungan hak-hak tenaga kerja perempuan telah mempunyai dasar hukum, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat pelanggaran atas hak-hak tenaga kerja wanita di lingkungan kerja, perusahaan tersebut tidak sepenuhnya memberikan hak-hak tenaga kerja perempuan yang dipekerjakannya, terutama cuti haid dan upah.Faktor tidak dipenuhinya hak-hak tenaga kerja wanita di lingkungan kerja disebabkan karena perusahaan kurang memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kurang memperhatikan kesejahteraan pekerja/buruh khususnya perempuan serta kurang memperhatikan masalah kesehatan pekerja/buruh perempuan khususnya masalah cuti haid.

B. SolusiBerdasarkan makalah yang telah dibahas, maka diperoleh beberapa solusi, yaitu:1. Perlu adanya peraturan-peraturan yang mengawasi perusahaan atau pengusaha dalam memperlakukan para karyawan atau buruhnya, terutama tenaga kerja wanita.2. Perlu adanya sanksi yang jelas dan tegas agar menimbulkan efek jera kepada perusahaan atau pengusaha nakal yang memang dengan sengaja tidak memberikan hak-hak tenaga kerja sesuai dengan undang-undang yang berlaku.3. Pemerintah sebaiknya lebih banyak melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan terkait peraturan yang mengatur tentang hak-hak para karyawan atau buruh khususnya untuk tenaga kerja wanita, dan tidak hanya perusahaan yang wajib untuk mengetahui peraturan perundang-undangan tersebut, tetapi juga para tenaga kerja wanita agar mengetahui apa saja hak-hak mereka sebagai tenaga kerja.C. SaranPerlindungan hukum terhadap tenaga kerja perempuan hendaknya dilakukan perusahaan dengan sepenuh hati, sehingga dapat mengangkat harkat dan martabat perempuan yang juga merupakan manusia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki. Kepada perusahaan dan pihak pemerintah hendaknya melakukan sosialisasi yang cukup terhadap perlindungan hukum tenaga kerja perempuan.Untuk menghindari tidak dipenuhinya hak-hak tenaga kerja perempuan, hendaknya perusahaan menganggap pekerja/buruh sebagai mitra kerja, dan lebih terbutka dan mensosialisasikan hak-hak pekerja/buruh perempuan yang dimuat dalam perjanjian kerja maupun dalam undang-undang yang berlaku sehingga dapat meminimalisir sengketa pekerja/buruh khususnya pekerja perempuan dengan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Bestyhabeahan. 2013 (Oktober). https://bestyhabeahan.wordpress.com/2013/10/23/perlindungan-hukum-terhadap-tenaga-kerja-wanita-yang-bekerja-pada-malam-hari-menurut-undang-undang-no-13-tahun-2003-tentang-ketenagakerjaan/. Diakses 19:22 tanggal 02 Mei 2015.Wikipedia. Tenaga Kerja. http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja. Diakses 13:25 tanggal 03 Mei 2015.Carapedia. Pengertian Definisi Wanita. http://carapedia.com/pengertian_definisi_wanita_info2141.html. Diakses 13:41 tanggal 03 Mei 2015.Wikipedia. Hukum. http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum. Diakses 14:06 tangga 03 Mei 2015.Tesishukum. 2014 (April). Pengertian Perlindungan Hukum Menurut Para Ahli. http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli. Diakses 14:11 tanggal 03 Mei 2015. Jacko, Ahmad. 2014 (Juni). Perlindungan Tenaga Kerja Wanita. http://kafecerita23.blogspot.com/2014/06/artikel-perlindungan-tenaga-kerja-wanita.html. Diakses 14: 28 tanggal 03 Mei 2015.