PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI DI PT KUSUMA MULIA KARANGANYAR Penulisan Hukum (skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Bellinda Ajeng PM E1107016 Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

Transcript of PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i  

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI DI PT KUSUMA MULIA

KARANGANYAR

 

 

 Penulisan Hukum (skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : Bellinda Ajeng PM

E1107016

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

2011

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI DI PT KUSUMA MULIA

KARANGANYAR

Oleh : BELLINDA AJENG PUSPITASARI MUSALIM

E1107016

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Maret 2011 Dosen Pembimbing

Pius Triwahyudi,S.H.,MSi NIP. 195602121985031004

PENGESAHAN PENGUJI

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii  

Penulisan Hukum (Skripsi)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI DI PT KUSUMA MULIA

KARANGANYAR

Oleh BELLINDA AJENG PUSPITASARI MUSALIM

NIM. E1107016 Telah diterima dan dipertahankan di hadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Kamis Tanggal : 7 April 2011

DEWAN PENGUJI (1) Purwono Sungkowo Raharjo, S.H___ __ : ………………………………

Ketua

(2) Wasis Sugandha, S.H., M.Si___ ______ : ……………………………….

Sekretaris

(3) Pius Triwahyudi, S.H.,M.Si___________ : ………………………………..

Anggota

MENGETAHUI Dekan,

(Moh. Jamin, S.H., M.Hum.) NIP. 196109301986011001

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv  

PERNYATAAN

Nama : Bellinda Ajeng Puspitasari Musalim

NIM : E1107016

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : “ PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI DI PT KUSUMA MULIA KARANGANYAR” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, April 2011

Yang membuat pernyataan,

BELLINDA AJENG PM.

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v  

MOTTO

Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan

mendapat, ketoklah maka pintu akan dibuka bagimu. Karena setiap orang

yang meminta, menerima, dan setiap orang yang mencari, mendapat, dan

setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

( Lukas 11: 9-10)

Janganlah kuatir akan hidupmu , akan apa yang hendak kamu makan, dan

janganlah kuatir pula pada tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

( Lukas 12: 22)

Jika usaha telah dilakukan dengan semaksimal mungkin, kita hanya bisa

berdoa, karna keputusan tertinggi ada di tangan Tuhan.

(Pesan Orang Tua ku)

Kesusahan hari ini cukup untuk hari ini, hari esok hadapi dengan hati

yang gembira dan ceria.

 

 

 

 

 

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan sebuah tulisan sederhana ini sebagai wujud syukur, cinta, dan terima kasih kepada :

Tuhan Yesus , Atas segala karuni dan berkat yang telah diberikan-Nya

Papa dan mama, Terima kasih atas semua waktu dan semua kasih sayang yang kau curahkan padaku.

Kepada Kekasihku tercinta, Terimakasih telah memberikan dukungan yang luar biasa kepadaku.

Teman-teman seperjuangan (Rosy, Anis, Neri, Kiki) , Terimakasih atas dukungan dan motovasi yang kalian berikan kepadaku.

Almamater tercinta Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii  

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan YME . Yang Maha Pengasih dan

Penyayang , penulisan hukum (skripsi) yang berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM

BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI

DI PT KUSUMA MULIA KARANGANYAR”, dapat penulis selesaikan.

Penulisan hukum ini dapat membahas tentang permasalahan perlindungan yang

diberikan perusahaan pada pekerja wanita yang bekerja pada malam hari yang akan

dikaji dari beberapa peraturan perundang-undangan yang ada. Penulis yakin bahwa

penulisan hukum ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada:

1. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin kepada Penulis untuk

menyusun penulisan hukum ini.

2. Bapak Harjono,S.H., M.H. terima kasih atas dukungan, dedikasinya terhadap

Kami dan telah menjadi penyemangat bagi kami selaku mahasiswa.

3. Bapak Pius Triwahyudi, S.H., M.SI. selaku Pembimbing yang telah banyak

memberikan masukan, nasehat, saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Lego Karjoko S.H M.H. selaku Ketua PPH atas masukan saat

pengambilan judul skripsi.

5. Ibu Diana Tantri, S.H., M.Hum. selaku Pembimbing Akademik atas nasehat yang

berguna selama Penulis belajar di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmu pengetahuan umumnya dan ilmu hukum khususnya

kepada Penulis sehingga dapat dijadikan bekal dalam penulisan skripsi ini dan

semoga dapat penulis amalkan dalam kehidupan masa depan.

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii  

7. Staf dan Karyawan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

(terutama kepada bapak-bapak ibu-ibu penjaga perpus yang sudah banyak

direpotkan saat mencari buku dan jurnal).

8. Untuk Almamaterku Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9. Bapak Aris selaku Manager Personalia yang memberi izin, data dan informasi

pada penulis untuk mengadakan penelitian di PT. Kusuma Mulia karanganyar.

10. Mbak Fitri dan Bapak Ary selaku Bagian Personalia di PT. Kusuma Mulia,

terima kasih untuk bimbingan, bantuan, keterangan dan data yang diberikan pada

penulis selama melakukan penelitian di PT. Kusuma Mulia.

11. Bapak Sri Wibowo dan Bapak Agus Sudirman selaku pegawai Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kab. Karanganyar yang telah memberi masukan dan

wawasan.

12. Terima kasih untuk papa dan mami tercinta yang selalu memberikan kasih

sayang tulus, membiayai semua yang keperluan selama skripsi, nasehat yang

sangat berarti, masukan-masukan padaku setiap hari untuk mengingatkanku.

Setiap doa-doa yang mereka panjatkan bagiku yang penuh limpahan berkah dari

Tuhan yesus. yang selalu menaungi setiap langkahku (semoga Tuhan selalu

melimpahkan rahmat dan menghadiahkan surga kepada keduanya ).

13. Untuk adik-adikku Mega Silvana dan Dian Anggraini, yang sudah memberikan

hiburan tersendiri saat mengerjakan skripsi.

14. Untuk seluruh keluargaku, kakek dan nenek serta paman dan tanteku tercinta

terimakasih atas doa dan dukungannya yang selalu memberikan semangat dan

arti tersendiri.

15. Untuk Nanda Aji Pradikta tercinta, terimaksih telah memberi dukungan semangat

serta masukan-masukan yang bermanfaat.

16. Untuk Mas Franko, terimakasih untuk masukan-masukan dalam mengerjakan

skripsi ini, terimakasih sudah meluangkan waktu buatku.

17. Untuk sahabatku seperjuangan Anis, Rosy, Neri dan Kiki, terimakasih atas

dukungan dan motifasi dan masukan-masukan yang kalian berikan padaku,

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix  

teman-teman kuliahku angkatan 2007 NR semuanya terimakasih untuk waktu

yang penuh kenangan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

18. Untuk temen-temen kosku anti, tupi, vera, tika, cia.

19. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penyusunan penulisan hukum ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hukum ini terdapat banyak

kekurangan, untuk itu penulis merasa perlu untuk menerima kritik dan saran yang

membangun sehingga dapat memperjelas isi penulisan hukum ini. Semoga Tuhan

YMH,selalu menyertai semuanya dan mudah-mudahan penulisan hukum ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua, terutama bagi Penulis, kalangan akademisi,

praktisi serta masyarakat umum. Amin

Surakarta, April 2011

Penulis

Bellinda Ajeng PM

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................

HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................

iii

iv

HALAMAN MOTTO........................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... vi

KATA PENGANTAR.......................................................................................... vii

DAFTAR ISI.........................................................................................................

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR.....................................................................

x

xiii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xiv

ABSTRAK INDONESIA..................................................................................... xv

ABSTRAK INGGRIS…....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Perumusan Masalah...................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian........................................................................ 9

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi  

E. Metode Penelitian......................................................................... 10

F. Sistimatika Skripsi........................................................................ 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 17

A. Kerangka Teoritik..................................................................... 17

1. Tinjauan Tentang Pengaturan Pekerja atau Buruh

Perempuan …………………...........................................

a. Pengertian tenaga kerja atau buruh perempuan..........

b. Pekerjaan perempuan.................................................

c. Waktu Kerja …………………………......................

17

17

19

21

2. Tinjauan Tentang Perlindungan Hukum TenagaKerja

Perempuan........................................................................

22

3. Tinjauan Tentang Shift Malam........................................ 31

4. Tinjauan Tentang Perjanjian Kerja ………..................... 33

a. Perjanjian Kerja …………………............................. 35

b. Kewajiban Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Kerja………………...................................................

39

B. Kerangka Pemikiran ................................................................ 40

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 43

A. Gambaran Umum PT. Kusuma Mulia……………….......…… 43

B. Ijin Penyimpangan Waktu Kerja Malam Hari PT. Kusuma

Mulia Yang Dilihat Dari Peraturan PerUndang-Undangan

Yang Ada ...........................................................................

50

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii  

C. Hak-Hak Pekerja Wanita Yang Bekerja Pada Malam Hari

dan Kewajiban Pengusaha PT Kusuma Mulia dalam Hal

Mempekerjakan Wanita Pada Malam hari ..........................

61

1. Hak yang harus diperoleh para pekerja wanita yang

bekerja pada malam hari di PT. Kusuma Mulia yang telah

diatur dalam UU..............................................................

61

2. Kewajiban Yang Harus Dilakukan Oleh Perusahaan dalam

Mempekerjakan Tenaga Kerja Wanita Yang Bekerja Pada

Malam Hari......................................................................

90

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 96

A. Kesimpulan................................................................................... 96

B. Saran-saran.................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii  

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1 . Alur Pembagian Shift Kerja PT. Kusuma Mulia Karanganyar

Tabel 1. Daftar Pekerja Wanita Malam Hari di Dept. Knitting PT. Kusuma Mulia Karanganyar.

Tabel 2. Identitas Pekerja Wanita Yang Bekerja Pada Malam Hari di Dept. Knitting PT. Kusuma Mulia Karanganyar

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 . Laporan Uang Kesehatan PT. Kusuma Mulia Karanganyar

Lampiran 2 . Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas

Lampiran 3. Izin Usaha Industri

Lampiran 4. Surat Izin Usaha Perdagangan

Lampiran 5 . Surat Perjanjian Kerja

Lampiran 6 . Struktur Organisasi PT. Kusuma Mulia Karanganyar

Lampiran 7 . Kepmenakertrans Nomor Kep.224/MEN/2003

Lampiran 8. Keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor 202 Tahun 2008

Lampiran 9. Rekomendasi Perusahaan yang mempekerjakan pekerja wanita malam hari di Disnakertrans Kab. Karanganyar.

Lampiran 10. Surat Izin penelitian

Lampiran 11. Surat Keterangan dari PT. Kusuma Mulia Karanganyar

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv  

ABSTRAK Bellinda Ajeng Puspitasari Musalim , NIM E1107016 , 2011, PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA WANITA YANG BEKERJA MALAM HARI DI PT. KUSUMA MULIA KARANGANYAR. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Undang-undang ketenagakerjaan harus mampu melindungi para pekerja, sejalan dengan perkembangan zaman banyak pekerja wanita yang bekerja pada malam hari, dan penelitian ini akan membahas sejauh mana peraturan perundang-undangan melindungi para pekerja wanita malam hari dalam hal perizinan dan pemenuhan hak-haknya.

Penelitian hukum ini merupakan penelitian hukum normatif atau doktrinal yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach). Jenis data yang digunakan berupa data sekunder. Sumber data dari bahan hukum primer, sekunder, dan bahan non-hukum. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan silogisme deduktif dengan metode interpretasi gramatikal atau interpretasi bahasa.

Peraturan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan belum sepenuhnya melindungi para pekerja karena dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 dan Kepmenakertrans Nomor KEP.224/MEN/2003 belum ada perizinan dalam mempekerjakan wanita pada malam hari. PT. Kusuma Mulia sendiri selaku pengusaha belum melakukan semua ketentuan-ketentuan yang ada dalam peraturan mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari memberikan, tetapi untuk hak-hak pekerja wanita yang secara umum sudah banyak dilaksanakan seperti hak untuk bekerja sebagai hak asasi manusia, hak atas kesempatan kerja yang sama, termasuk kriteria seleksi yang sama dalam penerimaan pekerja, hak untuk memilih profesi dan pekerjaan, hak untuk kenaikan pangkat jaminan kerja dan semua tunjangan fasilitas kerja, hak untuk memperoleh latihan kejuruan dan latihan ulang,hak untuk menerima upah, termasuk tunjangn, perlakuan yang sama untuk kerja yang sama nilainya, Persamaan penilaian kualitas pekerjaan, hak atas jaminan sosial, hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk perlindungan fungsi reproduksi dan juga tidak melakukan diskriminasi terhadap buruh perempuan. hak-hak bagi pekerja wanita yang bekerja malam hari, PT. Kusuma Mulia hanya melakukan penempatan petugas keamanan saja Hak-hak yang telah diabaikan oleh PT. Kusuma Mulia pada pekerja wanita yang bekerja malam hari meliputi : Belum diikutsertakannya para buruh di PT. Kusuma Mulia dalam program Jamsostek, belum adanya angkutan antar jemput, pemberian makan dan minum sebanyak 1400 Kalori, penyediaaan ruangan dan alat makan yang layak dan higenis.

Kata Kunci : Perlindungan Tenaga Kerja Wanita, Yang Bekerja Pada Malam Hari, PT. Kusuma Mulia Karanganyar

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi  

ABSTRACT

Bellinda Ajeng Puspitasari Musalim, NIM E1107016. 2011. LAW PROTECTION TO WOMEN WORKER THAT HAVE NIGHT SHIFT ON PT KUSUMA MULIA KARANGANYAR. Faculty of law sebelas Maret university.

Human labour regulation should protect the workers. In line with globalization many women are works on the night, and this research will study how far the regulation protects the women workers that work in the night on licensing and fulfillment the right.

The research is normative law research or doctrinal with descriptive characteristic using statue approach. Data that use in this research is secondary data. The sources of data are: primary law matter, secondary and non law matter. Technique of collecting data use library method. The analysis uses deductive syllogism with grammatical interpretation or language interpretation.

Regulation about human labor is not yet protecting the workers because on regulation number 13 year 2003 and Ministry of Matters Pertaining to Manpower number KEP.234/MEN/2003 there is no license about worked women on the night. PT.Kusuma Mulia as entrepreneur is not yet gives law protection to women worker that work in the night, but for the global right, has done, like right to works as the human right, right to have same opportunity, including the same criteria on acceptance worker, right to choose profession and job, right for promotion job assurance and all benevolent facility, right to have vocational training and retraining, right to get salary and benevolent fund, same treatment for the same value works, equality the quantity of job, right of social insurance, right for health and safety include reproduction function and indiscriminate women worker. Rights for women worker that works in the night, PT. Kusuma Mulia only place security officer. Right that does not obey by PT. Kusuma Mulia to women who works in the night are: the worker in PT.Kusuma Mulia is not join in insurance of security and safety, there is no pick up transportation, supply food and drink for 1400kall, availability of room and tableware that proper and hygienic.

Keywords: women labour protection, works in the night, PT. Kusuma Mulia Karanganyar.

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang banyak

melakukan pembangunan dalam berbagai sektor, dalam sebuah negara

berkembang tidak dapat dipungkiri banyak sekali berdiri pabrik tempat

prosuksi barang-barang yang diperlukan, dengan banyaknya pabrik yang ada

itu berarti banyak tenaga kerja yang bekerja didalamnya, sedangkan dalam

melaksanakan pembangunan diperlukan beberapa faktor yang menunjang

seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut

merupakan hal yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama

lainnya, demikian juga faktor tenaga kerja memiliki peranan penting dalam

sebuah proses industri.

Era perkembangan zaman seperti sekarang ini, dimana kebutuhan

ekonomi semakin bertambah, tenaga kerja dalam sektor industri tidak hanya

kaum laki-laki saja, banyak wanita yang juga bekerja pada sektor industri

yang dahulu banyak dikerjakan oleh para laki-laki, karena Wanita yang

bekerja pada masa sekarang ini bukan lagi merupakan suatu hal yang tabu.

Banyak alasan yang mendasari wanita bekerja, Ada yang karena harus

bekerja karena tidak ada anggota keluarga yang lain yang dapat mencari

nafkah, ada pula yang bekerja karena memang ingin mencapai karir yang baik

dalam dunia kerja.

Industri sangat diharapkan menjadi motor pembangunan, bahkan

kebijaksanaan pembangunan saat ini dapat dikatakan lebih condong kepada

sektor industri. Tenaga kerja adalah input dalam proses produksi termasuk di

sektor industri. Ada anggapan bahwa tenaga kerja itu adalah homogen, jarang

dibedakan antara tenaga kerja laki-laki dengan tenaga kerja perempuan. Akan

tetapi dalam kenyataannya banyak perhatian justru diberikan pada perbedaan

tenaga kerja, perbedaan jenis kelamin, dan perbedaan pendidikan serta

keahlihan.

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2  

  

Secara formal keberadaan persamaan kedudukan antara laki-laki dan

perempuan sudah dimulai pada tahun 1948 melalui suatu deklarasi yang

disebut sebagai The Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi

Universal Hak Asasi Manusia), oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan

tahun 1976 dilengkapi menjadi The International Bill of Human Rights

(Pernyataan Hak Asasi Manusia)

Indonesia telah meratifikasi konvensi wanita dengan mengeluarkan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Konvensi Mengenai

Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita, konsekuensi dari

adanya ratifikasi tersebut adalah (Achie Sudiarti Luhulima, 2007:23) :

1. Mengutuk diskriminasi terhadap wanita dalam segala bentuknya.

2. Bersepakat untuk menjalankan dengan segala cara yang tepat, tanpa

ditunda-tunda, kebijakan menghapus diskriminasi terhadap wanita.

Di Indonesia dalam Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945 dalam Pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “setiap warga

negara mempunyai hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

manusia “ selain itu dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan dikatakan bahwa “Setiap tenaga kerja memiliki

kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.”

Ketentuan Pasal 5 ini membuka peluang kepada wanita untuk memasuki

semua sektor pekerjaan termasuk dalam bidang industri, dengan catatan

bahwa perempuan itu mau dan mampu melakukan pekerjaan tersebut,

Ketentuan Pasal 6 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 ini semakin

memperjelas ketentuan Pasal 5 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003

bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja,

dari adanya beberapa peraturan yang ada tersebut Semakin terbukanya

kesempatan kerja bagi kaum wanita. Dengan jaminan hukum ini, perempuan

mempunyai kebebasan dalam menentukan pilihannya dalam bekerja

diantaranya memanfaatkan peluang atau kesempatan kerja, baik di dalam

maupun di luar negeri.

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3  

  

Mengingat banyaknya tenaga kerja wanita yang semakin banyak dari

tahun ke tahun hal ini perlu menjadi perhatian khusus pemerintah, oleh

karena itu diperlukan usaha-usaha untuk membina, mengarahkan serta

memberi perlindungan bagi tenaga kerja khususnya tenaga kerja wanita untuk

menciptakan kesejahteraan yang berkaitan dengan yang dilakukannya. Selain

ada pendapat yang mengatakan bahwa wanita itu adalah pekerja sekunder,

tidak terampil, berfisik lemah dan tidak mempunyai kompetensi teknis,

dibidang ketenagakerjaan selain itu wanita dianggap lajang sehingga tidak

mendapat tunjangan keluarga, meskipun dalam kenyataan suami seorang

pengangguran, disamping itu “buruh perempuan juga ditempatkan sebagai

pencari nafkah tambahan sehingga mendapat upah rendah dan terjadi

pengabaian terhadap hak-hak nya” (Agnes Widayanti, 2005 : 22).

Banyak perempuan yang bekerja pada pekerjaan-pekerjaan marginal sebagai buruh lepas, atau pekerja keluarga tanpa memperoleh upah atau dengan upah rendah. Mereka tidak memperoleh perlindungan hukum dan kesejahteraan , kerja konkret mereka begitu diremehkan didalam dokumentasi statistik. bahwa banyak perempuan yang bekerja pada pekerjaan-pekerjaan marginal sebagai buruh lepas, atau pekerja keluarga tanpa memperoleh upah atau dengan upah rendah. Mereka tidak memperoleh perlindungan hukum dan kesejahteraan (Hastuti dan Endang Lestari, 2005: 5).

Keadaan pekerja wanita yang demikian, penting diperhatikan untuk

mendapat perlindungan hukum. Perlindungan hukum untuk pekerja wanita

dapat dilakukan oleh pemerintah dengan mengeluarkan kebijakkan-

kebijakkan yang mengatur perlindungan hukum bagi buruh, sehingga

perusahaan akan lebih memperhatikan kesejahteraan buruh, disadari bahwa

dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peran dan

kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku untuk mencapai tujuan

pembangunan. Sejalan dengan itu pembangunan ketenagakerjaan diarahkan

untuk meningkatkan kualitas dan kontribusinya dalam pembangunan serta

untuk melindungi hak dan kepentingan yang sesuai dengan harkat dan

martabat manusia.

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4  

  

Pada dasarnya perlindungan bagi tenaga kerja dimaksudkan untuk

menjaga agar tenaga kerja menjadi lebih dimanusiakan, dimana pelaku usaha

tidak lagi sembarangan memperlakukan tenagakerjanya. Dengan adanya

perlindungan pada tenaga kerja wanita diharapkan mendapatkan kesempatan

untuk melaksanakan berbagai tugas dan kewajiban sosialnya dengan baik,

dapat mengembangkan potensi dirinya, sehingga pada giliriannya dapat

meningkatkan kualitas hidup dan karenanya dapat hidup layak sebagai

manusia. Untuk mensukseskan perlindungan terhadap tenaga kerja itu

memerlukan peran dari banyak pihak, tidak hanya pemerintah tetapi juga

pelaku usaha.

“Sebagai kaum yang lebih lemah dari laki-laki, tenaga kerja wanita

sering kali diperlakukan dengan tidak adil karena dapat dilihat dalam

kenyataanya dilapangan bahwa mereka terkonsentrasi pada industri padat

karya, dengan jam kerja panjang, membosankan, penuh dengan limbah

industri, dan upah rendah” (Agnes Widayanti, 2005 : 9).

Dengan semakin banyak profesi yang bisa digeluti wanita dalam

mencari nafkah, tidak jarang ada pekerjaan-pekerjaan tertentu yang

mewajibkan wanita tersebut untuk bekerja di malam hari. Hal ini misalnya

pada sebuah pabrik yang memiliki tiga shift jam kerja yang salah satunya

berawal malam hari dan berakhir pada pagi hari.

Sementara pekerja wanita yang bekerja pada malam hari, selama ini

masih mengalami berbagai kendala yang dapat diartikan bahwa kaum wanita

belum saatnya untuk mandiri secara total. Misalnya pekerja wanita tidak bisa

bekerja dalam kondisi sedang hamil, harus mendapat ijin dari suami, orang

tua dan perusahan harus menyediakan angkutan antar jemput.

Sebagai Seorang yang lemah dari pada laki-laki harus ada perhatian

khusus bagi pekerja wanita, apalagi yang bekerja pada malam hari, mereka

harus dilindungi dari kemungkinan-kemungkinan terkena resiko atas

pekerjaan yang dilakukannya, karena sering kali pekerja apalagi pekerja

wanita dianggap pihak yang lemah ekonominya jika dibandingkan dengan

pelaku usaha yang mempunyai ekonomi yang kuat, maka sudah sepatutnya

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5  

  

sebagai pihak yang dianggap lemah mendapat perlindungan atas hak-hak

yang diperolehnya.

Salah satu alat yang penting yang dapat melindungi para pekerja

wanita, khususnya pekerja wanita yang bekerja malam hari adalah peraturan-

peraturan yang dikeluarkan pemerintah, karena dengan adanya aturan-aturan

tersebut akan mendorong para pengusaha yang mempekerjakan pekerja

wanita melakukan kewajiban-kewajibannya, karena jika pengusaha tersebut

tidak melakukan kewajiban-kewajibannya akan memperoleh sanksi seperti

yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan yang ada.

Bentuk perlindungan yang diberikan oleh negara pada tenaga kerja

wanita tertuang pada Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 76 dimana

didalamnya mengatur beberapa ketentuan dalam mempekerjakan tenaga kerja

wanita pada malam hari, yaitu :

1. Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas)

tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul

07.00.

2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil

yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan

keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara

pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.

3. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul

23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib :

a. memberikan makanan dan minuman bergizi dan

b. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.

4. Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi

pekerja/buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara

pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.

Selain dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 Pasal 76 Dalam

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kepmenakertrans) No-

mor Kep.224/MEN/2003 tentang kewajiban pengusaha yang mempekerjakan

pekerja atau buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00,

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6  

  

dalam peraturan tersebut diatur kewajiban pengusaha yang mempekerjakan

pekerja wanita pada malam hari adalah :

1. Pengusaha wajib menjaga keamanan dan kesusilaan pekerja atau buruh

perempuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b dengan:

a. Menyediakan petugas keamanan ditempat kerja.

b. Menyediakan kamar mandi/WC yang layak dengan penerangan yang

memadahi sarta terpisah antara pekerja/buruh perempuan dan laki-

laki.

2. Makanan dan minuman yang diberikan harus sekurang-kurangnya 1400

kalori yang diberikan pada waktu istirahat antara jam kerja dan tidak

dapat diganti dengan uang.

3. Penyediaan makanan dan minuman, peralatan, dan ruangan makan harus

layak serta memenuhi syarat higienis dan sanitasi. Penyajian menu

makanan dan minuman yang diberikan kepada pekerja/buruh harus

secara bervariasi.

4. Pengusaha wajib menyediakan antar jemput dimulai dari tempat

penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya, Penjemputan dilakukan dari

tempat penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya antara pukul 23.00

sampai dengan pukul 05.00.

5. Pengusaha harus menetapkan tempat penjemputan dan pengantaran pada

lokasi yang mudah dijangkau dan aman bagi pekerja/buruh perempuan,

Kendaraan antar jemput harus dalam kondisi yang layak dan harus

terdaftar di perusahaan.

Dengan adanya beberapa peraturan terkait masalah perlindungan pekerja

wanita dimalam hari diharapkan pelaku usaha melaksanakan kewajibanya

dengan benar agar kesejahteraan pekerja wanita terjamin.

Masyarakat, pekerja atau buruh, serta pengusaha di Indonesia

merupakan bagian dari masyarakat dunia yang sedang menuju era pasar

bebas. Untuk menghadapi hal tersebut, semua pelaku dalam proses produksi

perlu bersatu dan menumbuh kembangkan sikap profesional. Disamping itu

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7  

  

pekerja atau buruh perlu menyadari pentingnya tanggung jawab yang sama

dalam kelompok masyarakat lain dalam membangun bangsa dan negara

Peraturan perundang-undangan yang sangat diharapkan mampu

melindungi hak-hak yang dimiliki para pekerja wanita yang bekerja pada

malam hari dan memberikan kewajiban bagi para pengusaha untuk

melakukan pemenuhan hak tersebut, memiliki peran yang penting, dengan

adanya sanksi yang tegas akan membuat para pengusaha melakukan

kewajibannya.

Salah satu upaya perlindungan yang bisa diberikan oleh pemerintah

adalah dengan penerapan suatu perizinan dalam mempekerjakan para pekerja

malam hari, karena perizinan merupakan salah satu upaya untuk melindungi

para pekerja wanita yang bekerja pada malam hari agar para pengusaha tidak

mempekerjakannya dengan sembarangan, karena dengan adanya izin yang

harus diperoleh para pengusaha yang mempekerjakan pekerja wanita pada

malam hari, pengusaha tersebut harus memenuhi kewajiban-kewajiban yang

ada dalam peraturan tersebut.

Seperti disebutkan diatas Pekerja wanita pada kodratnya memiliki

fisik yang lebih lemah mempunyai hak-hak khusus yang harus dipenuhi oleh

setiap perusahaan yang mempekerjakan wanita terutama para tenaga kerja

wanita yang mendapat waktu kerja malam hari, hak-hak tersebut seringkali

belum dipenuhi oleh perusahaan. Dari hak-hak tersebut akan dapat diketahui

kewajiban Perusahaan dalam memperkerjakan tenaga kerja wanita pada

malam hari telah dilaksanakan atau belum, seringkali perusahan itu menomor

duakan kewajiban yang harus dipenuhi dan lebih banyak menuntut kewajiban

pada para pekerja.

Oleh karena itu penelitian ini ingin mengungkap mengenai

pengatuarn perizinan yang diharapkan bisa melindung para pekerja wanita

yang bekerja pada malam hari, hak-hak wanita yang bekerja pada malam hari

dan kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan. Penelitian akan

dilakukan pada PT. Kusuma Mulia, karena PT tersebut merupakan

perusahaan yang belum lama berdiri dan bergerak dalam bidang industri

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8  

  

garmen, PT tersebut juga mempekerjakan para pekerja wanita yang bekerja

pada malam hari.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penulisan hukum dengan judul :

“PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG

BEKERJA PADA MALAM HARI DI PT KUSUMA MULIA

KARANGANYAR”

B. Perumusan Masalah

Setiap penulisan ilmiah yang akan dilakukan selalu berangkat dari

masalah (Sugiyono, 2004 : 25). Rumusan masalah dimaksud untuk penegasan

masalah-masalah yang akan diteliti sehingga memudahkan dalam pekerjaan

serta pencapaian sasaran. Perumusan masalah dalam suatu penelitian

diperlukan untuk memfokuskan masalah agar dapat dipecahkan secara

sistematis. Cara ini dapat memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan

pemahaman terhadap permasalahan mencapat tujuan yang dikehendaki.

Dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana Pengaturan Masalah Perizinan Dalam hal Mempekerjakan

Wanita Pada Malam Hari dan Perizinan tersebut di PT. Kusuma Mulia?

2. Apakah hak-hak pekerja wanita yang bekerja pada malam hari di PT.

Kusuma Mulia dan kewajiban PT tersebut dalam hal mempekerjakan

wanita pada malam hari telah dipenuhi?

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9  

  

C. Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan penelitian harus mempunyai tujuan yang hendak dicapai

dengan jelas. Tujuan penelitian diperlukan untuk memberikan arah dalam

melangkah dengan tujuan penelitian. Ada pun tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Tujuan Obyektif :

a. Untuk mengetahui masalah pengaturan tentang perizinan dalam

mempekerjakan tenaga kerja wanita malam hari dan perizinan

tersebut di PT. Kusuma Mulia

b. Untuk mengetahui sudah terpenuhi atau tidaknya hak-hak pekerja

wanita yang bekerja pada malam hari di PT Kusuma Mulia dan

mengetahui kewajiban perusahaan dalam mempekerjakan wanita

pada malam hari.

2 Tujuan Subyektif :

a. Untuk menambah pengetahuan wawasan penulis dalam mengetahui

seberapa besar perlindungan yang diberikan oleh negara pada para

tenagakerja wanita yang bekerja pada malam hari, khususnya

diwilayah Karanganyar.

b. Untuk melengkapi syarat akademis guna memperoleh galar

kasarjanaan dalam Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Salah satu faktor pemilihan masalah ini adalah dari hasil penelitian ini

dapat memberikan manfaat karena nilai dari sebuah penelitian ditentukan oleh

besarnya manfaat yang dapat diambil dari adanya penelitian tersebut. Adapun

manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10  

  

1 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dibidang hukum ketenagakerjaan

khususnya tenaga kerja wanita yang bekerja pada malam hari.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan

literatur dalam dunia kepustakaan tentang perlindungan hukum

pada tenaga kerja wanita yang bekerja pada malam hari di

Karanganyar.

c. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian

sejenis untuk tahap berikutnya.

2 Manfaat Praktis

a. Guna mengembangkan penaralan, membentuk pola pikir dinamis

sekaligus untuk mengembangkan kemampuan penulis dalam

mengkritisi persoalan-persoalan hukum masalah ketenagakerjaan

yang diharapkan dapat dipakai bahan evaluasi tentang perlindungan

tenaga kerja wanita pada malam hari.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan

pemahaman bagi pihak terkait yang interest terhadap persoalan

yang diangkat dalam penelitian ini.

E. Metode Penelitian

Suatu penelitan haruslah menggunakan metode yang tepat dan sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai oleh penulis. Sedangkan dalam penentuan

metode mana yang akan digunakan, penulis harus cermat agar metode yang

dipilih tepat dan sesuai, sehingga untuk mendapat hasil dengan kebenaran

yang dapat dipertanggungjawabkan dapat tercapai. Metode merupakan suatu

cara atau jalan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dengan

menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan penelitian itu suatu usaha untuk

menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan,

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11  

  

gejala atau hipotesa, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode

ilmiah .

“Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan

hukum, prinsip-prinsip hukum maupun doktrin-doktrin hukum guna

menjawab isu hukum yang dihadapi. Penelitian hukum dilakukan untuk

menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi” (Peter Mahmud Marzuku, 2008 : 35).

“Dalam suatu penelitian hukum, konsep dasar tentang ilmu hukum

menyangkut sistem kerja dan isi ilmu hukum haruslah sudah dikuasai,

selanjutnya baru penguasaan metodelogi penelitian sebagai pertanggung

jawaban ilmiah terhadap komunitas pengemban ilmu hukum” ( Johnny

Ibrahim, 2005: 26).

Penguasaan terhadap konsep dasar ilmu hukum dan konsekuansinya

terhadap metodologinya, akan menghindarkan peneliti ilmu hukum dari

pandangan ekstrim bahwa ilmu hukum dipelajari semata-mata untuk

mengabdi pada ilmu hukum. Dengan pelajaran tersebut dapat dipahami

“bahwa konsep ilmu hukum dan metodologinya yang digunakan dalam suatu

penelitian memainkan peran yang sangat signifikan agar ilmu hukum beserta

temuannya tidak terjebak dalam kemiskinan relevansi dan aktualitasnya” (

Johnny Ibrahim, 2005: 27-28).

Maka metode penelitan adalah cara yang teratur dan terpikir secara

runtun baik dengan menggunakan metode ilmiah yang bertujuan untuk

menemukan, mengembangkan, dan guna menguji kebenaran maupun ketidak

benaran dari suatu pengetahuan, gejala atau hipotesa. Adapun metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah

penelitian hukum normatif. Menurut Johnny Ibrahim (2005: 295)

penelitian hukum normatif adalah “Penelitian yang difokoskan untuk

mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12  

  

positif”. Selain itu mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek yaitu

aspek teori, sejarah, filosofis, perbandingan, struktur, komposisi, lingkup

dan materi, penjelasan umum dan pasal-demi pasal, formalitas dan

kekuatan yang digunakan mengikat suatu UU, tetapi tidak mengkaji

aspek terapan atau implementasinya. Dalam hal ini yang dilakukan

adalah meneliti data pustaka atau data sekunder yang terdiri dari bahan

hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Bahan-

bahan tersebut disusun secara sestematis, dikaji, kemudian ditarik suatu

kesimpulan dalam hubunganya dengan masalah yang diteliti. Penelitian

yang dilakukan melalui ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam

perlindungan tenaga kerja wanita yang berkerja di malam hari. Sehingga

di ketahui tutuntan hukum yang berlaku dalam mengahadapai

permasalahan perlindungan tenaga kerja perempuan yang berkerja di

malam hari.

2. Sifat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam jenis penelitian

Deskriptif, dalam bukunya Hadari Nawawi (1993:63-64) Deskriptif

terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau

peristiwa sebagaimana yang bersifat sekedar untuk mengungkapkan

fakta. Hasil penelitian ini lebih ditekankan pada memberikan gambaran

obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti.

3. Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh semua data-data dan semua informasi yang

berkaitan dengan penulisan hukum ini , penulis akan mengambil lokasi

penelitian di PT. Kusuma Mulia Karanganyar-Surakarta.

4. Pendekatan Penelitian

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode yuridis

normatif. Menurut Johnny Ibrahim (2005: 300-322) “dalam kaitannya

dengan penelitian normatif dapat digunakan beberapa pendekatan,

diantaranya pendekatan Perundang-undangan, pendekatan konsep,

pendekatan analitis, pendekatan perbandingan , pendekatan filsafat dan

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13  

  

pendekatan kasus”. Pendekatan yang digunakan penulis adalah

Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach), menggunakan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Keputusan Menteri Tenaga

Kerja Nomor Kep.224/MEN/2003.

5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi

misalnya laporan atau dokumen. Data yang diperoleh dari bahan

kepustakaan, bahan-bahan dokumenter, tulisan ilmiah dan sumber-

sumber lain yang berhubungan erat dengan masalah yang diteliti.

Johnny Ibrahim (2005: 295-296) mengatakan dalam bukunya

yang berjudul bahan hukum yang dikaji data sekunder dibidang hukum

ditinjau dari kekuatan mengikatnya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer yang mengikat yang terdiri dari norma

atau kaidah dasar yaitu pembukaan Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, peraturan dasar yang terdiri dari

batang tubuh Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 dan ketetapan Mejelis Permusyawaratan Rakyat,

Peraturan PerUndang-undangan, bahan hukum yang tidak

dikodifikasi seperti hukum adat, yuisprudensi, traktat, bahan hukum

dari zaman penjajahan yang hingga kini masih brlaku seperti Kitab

Undang-undang Hukum Pidana.

Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

2) Keputusan mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

KEP.224/MEN/2003 tentang Kewajiban Pengusahan yang

Mempekerjakan Buruh /Pekerja Perempuan Antara Pukul 23.00

Sampai Dengan 07.00.

b. Bahan hukum sekunder

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14  

  

memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti

rancangan peraturan perUndang-undangan, hasil karya ilmiah para

sarjana dan hasil-hasil penelitian.

c. Bahan hukum tersier atau penunjang

bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder misalnya dari

media internet, kamus.

Adapun mengenai sumber data pada penulisan hukum ini

Karena bersifat normatif Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber

data sekunder yang meliputi bahan hukum sekunder sebagai pendukung

dari bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

literatur, buku, koran, media internet serta peraturan yang ada kaitannya

dengan pelaksanaan pengaturan tenaga kerja wanita yang bekerja pada

malam hari dan sebagainya yang berkaitan dengan pokok yang dibahas.

6. Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan hal yang

mendasar dan sangat penting, yang bertujuan untuk memperoleh

informasi dan data-data yang dibutuhkan. Teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data ini adalah :

a. Wawancara

Wawancara adalah “percakapan dengan maksud tertentu, yang

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan terwawancara”

(Lexy J Moleong, 2009:186) Merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara

langsung kepada sumber data primer mengenai masalah yang

diteliti. Wawancara ini dilakukan dengan catatan-catatan pokok

dengan nara sumber pihak PT. Kusuma Mulia yang terkait dengan

informasi yang dibutuhkan.

b. Studi kepustakaan

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15  

  

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-

bahan hukum yang didapat dari membaca literatur dan membaca

dokumen yang relevan dengan penulisan ini.

7. Teknik Analisis data

“Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data” ( Lexy J. Moleong. 2009: 103).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini

adalah menggunakan metode Deduktif. Dalam bukunya Johny Ibrahim

(2005: 249) yang mengutip pendapat dari Bernard Arif Shiharta logika

deduktif “merupakan suatu teknik untuk menarik kesimpulan dari hal

yang bersifat umum menjadi khasus yang bersifat individual”.

Dalam pencarian untuk menemukan jawaban dari permasalah-

permasalahan yang ada dapat dilakukan dengan pengkajian peraturan

PerUndang-undangan yang ada, dalam penulisan ini penulis

menggunakan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Kete-

nagakerjaan dan Keputusan mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor Kep.224/MEN/2003 tentang Kewajiban Pengusahan yang Mem-

pekerjakan Buruh /Pekerja Perempuan Antara Pukul 23.00 Sampai

Dengan 07.00. Kemudian diajukan dalam fakta hukum yang meng-

gambarkan permasalahan yang ada tentang perlindungan hukum tenaga

kerja yang bekerja malam hari, yang selanjutnya akan memperoleh suatu

kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai sistematika

penulisan karya ilmiah yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan

ilmiah, maka penulis menyiapkan suatu sistematika penulisan hukum.

Adapun sistematika penulisan hukum terbagi dalam empat bab yangsaling

berkaitan dan berhubungan. Sistematika dalam penulisan hukum ini adalah :

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16  

  

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Metode Penelitian

F. Sistematika Skripsi

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan umum tentang pengaturan pekerja atau buruh

perempuan

a. Pengertian tenaga kerja atau buruh perempuan

b. Pekerjaan perempuan

c. Waktu kerja

2. Tinjauan tentang Perlindungan hukum tenagakerja perempuan

a. Kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan

1) Protektif

2) Korektif

3) Non-diskriminasi

b. Penerapan operasional

1) Perlindungan yang bersifat protektif

2) Perlindungan yang bersifat korektif

3) Perlindungan yang bersifat non-diskriminatif

3. Tinjauan tentang sift malam

4. Tinjauan perjanjian kerja

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17  

  

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, maka

dalam bab ini disajikan mengenai .

1. Tentang pengaturan perizinan dalam mempekerjakan pekerja

wanita pada malam hari, dimana peraturan ketenagakerjaan

yang ada tidak mengatur masalah perizinan dalam

mempekerjakan wanita pada malam hari, hal tersebut sangat

merugikan para pekerja. Dan di PT. Kusuma Mulia tidak ada

perjanjian kerja yang mengatur pekerja wanita pada malam

hari.

2. Pemenuhan Hak-hak wanita yang bekerja pada malam hari di

PT Kusuma Mulia yang sebagian besar belum terpenuhi oleh

perusahanan, dan Kewajiban PT. Kusuma Mulia dalam

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari juga belum

melaksanakan kewajibannya karena masih banyak hak-hak

yang tidak didapat para pekerja wanita pada malam hari.

BAB IV : PENUTUP

Simpulan secara singkat dan jelas untuk menjawab permasalahan

berdasarkan pembahasan dimana PT. Kusuma Mulia Karanganyar

belum sepenuhnya memberikan hak-hak pada pekerja wanita yang

bekerja malam hari dan peraturan masalah ketenagakerjaan belum

melindungi para pekerja wanita malam hari karena tidak diaturnya

masalah perizinan. dalam bab ini juga penulis mencoba untuk

memberikan saran dan upaya pemecahan yang harus dilakukan

terhadap permasalahan yang diteliti.

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18  

  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang pengaturan pekerja atau buruh perempuan

a. Pengertian tenaga kerja atau buruh perempuan

Dalam kehidupan sehari-hari masih terdapat beberapa peristilahan

mengenai pekerja. Misalnya ada yang menyebutkan buruh, karyawan atau

pegawai. Namun sesungguhnya dapat dipahami , bahwa maksud dari

semua peristilahan tersebut adalah sama yaitu orang yang bekerja pada

orang lain dan dengan mendapat upah sebagai imbalan dari pekerjaan yang

telah dilakukannya. ( Darwan Prinst, 2000 : 34)

Pada pasal 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan disebutkan bahwa :

1) Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga

kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

2) Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

3) Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima

upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Pengertian tenaga kerja dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun

2003 tersebut menyempurnakan pengertian tenaga kerja dalam Undang-

undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang ketentuan pokok ketenagakerjaan

yang memberikan pengertian, tenaga kerja adalah “ setiap orang yang

mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja

guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat “. Dari pengertian tersebut tampak perbedaan yakni dalam

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tidak lagi memuat kata-kata baik

didalam maupun diluar hubungan kerja dan adanya penambahan kata

sendiri pada kalimat memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat.

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19  

  

Pengurangan kata didalam maupun diluar hubungan kerja tersebut sangat

beralasan karena dapat mengacaukan makna tenaga itu sendiri seakan-akan

ada yang didalam dan ada pula diluar hubungan kerja serta tidak sesuai

dengan konsep tenaga kerja dalam pengertian yang umum. Sedangkan

penambahan kata sendiri karena barang dan jasa yang dihasilkan tidak

hanya digunakan masyarakat saja tetapi juga dirinya sendiri. ( Lalu Husni ,

2005 : 16)

Dapat dilihat dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun

2003, Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima

upah atau imbalan dalam bentuk lain. Selanjutnya Pasal 1 huruf c

Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1981 tentang perlindungan upah

menetukan bahwa buruh adalah tenaga kerja yang bekerja peda pengusaha

dengan menerima upah.

Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan, tenaga kerja perempuan yang dimaksud adalah

perempuan dewasa, perempuan dianggap sudah dewasa adalah perempuan

yang sudah berumur delapan belas atau lebih. Sedangkan perempuan yang

berumur kurang dari delapan belas tahun termasuk orang yang belum

dewasa atau anak-anak.

Pengertian tentang tenaga kerja wanita dikemukakan oleh

Soedijoprapto (1982:73), yang menyatakan bahwa “Tenaga kerja wanita

adalah tiap-tiap wanita yang melakukan pekerjaan di dalam maupun di luar

hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang, untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat”. Dalam hal ini yang dimaksudkan bukan hanya

buruh wanita, karyawati atau pegawai wanita yang merupakan tenaga

kerja, tetapi juga diperuntukan bagi wanita yang bekerja mandiri.

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20  

  

b. Pekerjaan perempuan

Pekerja atau buruh perempuan merupakan pekerja yang

membutuhkan perhatian dan penanganan khusus dan tersendiri, karena

memang pada kenyatannya dalam beberapa segi terdapat beberapa

perbedaan antara pekerja laki-laki dan perempuan yang tidak dapat

dipersamakan. Menurut G Kartasapoetra (1994 : 44) Pihak pekerja yang

akan mempekerjakan pekerja perempuan dalam perusahannya hendaknya

mempertimbangkan dengan bijak hal-hal sebagai berikut:

1) Kaum perempuan pada umumnya bertenaga lemah, halus tetapi tekun.

2) Norma-norma susila harus diutamakan agar pekerja perempuan

tersebut tidak terpengaruh oleh perbuatan negatif dari pekerja lawan

jenisnya, terutama jika dipekerjakan malam hari.

3) Para pekerja perempuan pada umumnya mengerjakan pekerjaan halus

sesuai dengan sifat dan tenaganya.

4) Para pekerja perempuan itu ada yang masih gadis dan ada pula yang

sudah bersuami atau berkeluarga dengan sendirinya mempunyai beban

rumah tangga yang harus ditanggung.

Di Internasional dalam Komisi Eropa telah mengeluarkan sebuah

Kode Etik pada penerapan Kesamaan pengupahan bagi Pekerjaan yang

Bernilai Setara atas Laki-laki dan Perempuan. Kode etik ini menyatakan

bahwa, sebagai langkah pertama informasi perlu dikumpulkan untuk

menetapkan suatu gambaran umum tentang gender dan pembayaran.

Brussels (1996: 8) Kode etik tersebut menyusun daftar indikator-indikator

penting mengenai kemungkinan diskriminasi jenis kelamin, yaitu:

1) Perempuan memiliki pendapatan rata-rata lebih rendah daripada laki-

laki dengan pekerjaan yang sama.

2) Perempuan memiliki pendapatan rata-rata lebih rendah daripada laki-

laki pada peringkat yang sama.

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21  

  

3) Perempuan pada pekerjaan-pekerjaan tak terlatih yang didominasi

kaum perempuan dibayar lebih rendah daripada dalam pekerjaan tak

terlatih terendah yang didominasi laki-laki.

4) Pekerjaan-pekerjaan yang sebagian besar ditempati perempuan diberi

peringkat atau dievaluasi lebih rendah daripada pekerjaan-pekerjaan

yang sebagian besar ditempati laki-laki pada tingkatan usaha, keahlian

atau tanggung jawab serupa.

5) Perempuan dibayar lebih rendah daripada laki-laki dengan kualifikasi

masuk dan lama bekerja yang setara.

6) Di saat pengaturan perundingan terpisah diharuskan berada dalam satu

organisasi, perundingan-perundingan itu akan didominasi oleh laki-

laki yang menerima pembayaran lebih tinggi daripada kelompok

perunding lain yang didominasi oleh perempuan.

7) Sebagian besar laki-laki dan perempuan dipisahkan oleh pemberian

peringkat, klasifikasi, dan sistem evaluasi yang berbeda.

8) Pekerja-pekerja paruh-waktu atau temporer, yang sebagian besar

adalah perempuan,memiliki pendapatan per jam rata-rata lebih rendah

daripada pekerja penuh atau tetap dalam pekerjaan atau peringkat

yang sama.

9) Pekerja-pekerja paruh-waktu atau temporer, yang sebagian besar

adalah perempuan, memiliki akses pada pembayaran dan tunjangan

kontrak lain yang lebih rendah.

10) Pengaturan bonus yang berlainan, rata-rata bagian dan sistem

“pembayaran berdasar hasil” lainnya, diterapkan pada wilayah

produksi berbeda, berpengaruh secara tidak seimbang pada salah satu

gender.

11) Rata-rata lembur yang berlainan diterapkan di departemen yang

berbeda, berpengaruh secara tidak seimbang pada salah satu gender.

12) Pemberian izin berlibur bervariasi antara pekerjaan-pekerjaan di

tingkat yang sama berpengaruh secara tidak seimbang pada salah satu

gender.

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22  

  

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka pada umumnya perem-

puan serasi dengan pekerjaan-pekerjaan ringan yang tidak memerlukan

kerja otot dan dibutuhkan suatu perlindungan yang benar-benar evektif

untuk melindungi kaum wanita yang lemah yang sering kali banyak

dirampas hak-haknya.

c. Waktu kerja

Pada Paragraf 4 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003

dijelaskan masalah Waktu Kerja, dalam Pasal 77 disebutkan “

1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :

a) 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)

minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

b) 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)

minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

c) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak

berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.

d) Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan

tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan

Keputusan Menteri.

Apabila pengusaha akan mempekerjakan pekerja melebihi waktu

kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 77, harus memenuhi syarat-syarat

yang disebutkan dalam Pasal 78 yaitu :

1) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi

syarat :

a) ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan.

b) waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga)

jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu)

minggu.

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23  

  

2) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib membayar upah kerja

lembur.

3) Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

huruf b tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.

4) Ketentuan mengenai waktu kerja lembur dan upah kerja lembur

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan

Keputusan Menteri.

Selain Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003,

penyimpangan waktu kerja dapat dilakukan dengan memperhatikan Ke-

putusan Menteri Tanaga Kerja Nomor Kep.608/MEN/1989 tentang

pemberian ijin penyimpangan waktu kerja dan waktu istirahat bagi

pengusaha-pengusaha yang mempekerjakan pekerja 9 jam sehari dan 54

jam seminggu.

Di tahun 1990 Konferensi Perburuhan Internasional mengadopsi

sebuah protokol dari Konvensi (Revisi) Kerja Malam (Perempuan) tahun

1948, yang menyatakan pelarangan kerja malam terhadap perempuan bisa

dicabut di mana organisasi pengusaha dan serikat pekerja mencapai

persetujuan yang sesuai menghadapi masalah ini. Di tahun yang sama,

Konferensi juga mengadopsi Konvensi Kerja Malam (No. 171) untuk

menjaga para pekerja malam secara umum. Konvensi ini menyatakan

bahwa perempuan diberi alternatif untuk bekerja malam sebelum dan

sesudah melahirkan, tetapi untuk hal ini Indonesia tidak meratifikasi.( ILO

.2004 : 21)

2. Tinjauan tentang Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Perempuan

Masalah yang sering dialami para pekerja perempuan yang bekerja

pada malam hari seperti yang dikutip dari jurnal Internasional yang berjudul

When there is “No Respect”at Work: Job Quality Issues for Women in

Egypt’s Private Sector (2009.Hal 4 dan 10) adalah bentuk ke-

amanan kerja, serta masalahyang nyata kurang terjaminnya keamanan, kebe-

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24  

  

basan, dan martabat manusia" (ILO, 1999).selanjutnya, ILO mengidentifika-

sikan pekerjaan yang layak sebagai keterlibatan dalam produktif kerja

dimana hak dilindungi, penghasilan yang dihasilkan memadai, dan dengan

perlindungan sosial yang memadai. Selain itu Perempuan takut mereka

pelecehan seksual dan asosiasi dengan pekerjaan kesesuaian tempat, dan

pengertian tentang kesucian, moralitas, dan reputasi yang terhormat. Yang

bermasalah efek dari jam kerja yang panjang untuk wanita, tidak hanya

secara hukum, tetapi dalam rangka beban ganda yang dilakukan o-

leh perempuan di wilayah ini, adalah penting untuk kesesuaian tempat

kerja perempuan. Kami juga memeriksa kondisi perempuan yang beker-

ja untuk upah rendah, kesenjangan gender dalam upah tempat kerja, dan

masalah keamanan sosial dalam konteks manfaat, dan adanya perjanjian

antara karyawan dan majikan.

Pada jurnal Internasional yang berjudul Working the Night Shift:

Gender and the Global Economy (2006 : 10) salah satu bentuk yang diberikan

negara pada para pekerja wanita yang bekerja pada malam hari dengan

perempuan harus tetap mencerminkan kerangka pikir yang didasarkan pada

keamanan dan perlindungan dari tubuh perempuan (tentang kesusilaan yang

lebih diutamakan), serta bentuk-bentuk baru temporal yang terkait dengan

tuntutan ekonomi global bagi para pekerja selama bekerja pada waktu malam

, misalnya harus menyerahkan bukti kerja untuk komunitasnya asosiasi

perumahan karena tetangga mempertanyakan mengapa ia akan keluar pada

malam hari.Pihak keamanan juga dikirim kerumahnya untuk memberitahu

dan menjamin keamanannya .

Perlindungan bagi seorang pekerja dapat dilakukan dengan jalan

memberikan sebuah tuntunan atau arahan dan dengan peningkatan pada hak-

hak asasi manusia selain itu juga dilakukan dengan perlindungan fisik , teknis

dan ekomoni melalui norma-norma yang ada dalam lingkungan kerja

tersebut. Menurut G. Kartasapoetra dan Rience Indraningsih yang dikutip dari

buku H. Zainal Asikin dkk (2008 : 96) perlindungan kerja mencakup :

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25  

  

a. Norma keselamatan kerja yang meliputi hal-hal yang berhubungan

dengan mesin, alat-alat kerja, pesawat dan proses pekerjaannya, serta

keadaan tempat kerjadan lingkungan serta cara melakukan pekerjaan.

b. Norma kesehatan kerja dan Heigiene kesehatan perusahaan yang meliputi

: pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja, dilakukan dengan

pemberian obat-obatan dan perawat bagi tenaga kerja yang sakit.

Mengatur persediaan tempat cara dan syarat kerja memenuhi heigiene

kesehatan perusahaan dan pekerja untuk mencegah penyakit.

c. Norma kerja yang meliputi : perlindungan tenaga kerja yang berkaitan

dengan waktu bekerja, sistem pengupahan, istirahan, cuti, kerja wanita,

anak, kesusilaan ibadah menurut kesusilaan masing-masing yang telah

diakui oleh pemerintah.

d. Kepada tenaga kerja yang mendapat kecelakaan atau menderita penyakit

karena kuman yang diakibatkan dari sebuah pekerjaan, ia berhak

mendapat ganti rugi perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan atau

penyakit akibat pekerjaan, ahli waris juga berhak mendapat ganti rugi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Imam Soepomo yang dikutip dalam

bukunya H. Zainal Asikin dkk (2008 : 97) membagi perlindungan pekerja

mejadi tiga macam:

a. Perlindungan ekomonis merupakan perlindungan yang berkaitan dengan

usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja suatu penghasilan yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan bagi kehidupannya dan keluarganya,

termasuk dalam hak pekerja pekerja tersebut tidak mampu bekerja karena

suatu alasan tertentu. Disebut juga dengan perlindungan dengan jaminan

sosial.

b. Perlindungan sosial yaitu perlindungan ini berkaitan dengan usaha

kemasyarakatan yang bertujuan memungkinkan pekerja itu mengenyam

dan mengembangkan kehidupannya sebagai manusia pada umumnya.

c. Perlindungan teknis yaitu perlindungan yang berkaitan dengan usaha-

usaha untuk menjaga pekerja dari bahaya kecelakaan yang timbul dari

alat-alat kerja, bahan yang diolah, pesawat.

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26  

  

Perlindungan kerja bertujuan untuk menjamin berlangsungnya sistem

hubungan kerja tanpa disertai adanya tekanan dari pihak yang kuat kepada

pihak yang lemah. Untuk ini pengusaha wajib melaksanakan ketentuan

perlindungan tersebut sesuai peraturan perUndang-undangan yang berlaku.

Menurut jurnal Nasional yang berjudul Pekerja Wanita diperusahaan

dalam Perspektif Hukum dan Jender (Sinta uli ,2005:7), Aspek perlindungan

hukum ketenagakerjaan mengatur perlindungan sejak sebelum dalam

hubungan kerja, selama dalam hubungan kerja dan setelah hubungan kerja

berakhir. Perlindungan sebelum kerja misalnya jaminan bahwa setiap tenaga

kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi, untuk memperoleh

pekerjaan, pelanggaran dalam hal itu dapat dikenai sanksi. Perlindungan

setelah hubungan kerja misalnya adanya kewajiban pengusaha untuk

membayar pesangon agar dapat menjamin hidupnya dalam waktu tertentu .

Secara yuridis dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003,

yaitu memberikan perlindungan bahwa setiap tenaga kerja berhak dan

mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan

penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama,

dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang

bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang

cacat. Sedangkan dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003,

mewajibkan para pengusaha untuk memberikan hak dan kewajiban pekerja

atau buruh tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, warna kulit,

dan aliran politik.

a. Kebijakan perlindungan tenaga kerja wanita

Upaya perlindungan hukum bagi tenaga kerja wanita didasar pada

peraturan perundang-undangan nasional juga standard ketenagakerjaan

internasional yang telah diadopsi menjadi peraturan perundang-undangan

nasional, tujuannya adalah untuk meningkatkan perlindungan tenaga

kerja wanita.

Pada dasarnya sifat kebijakan perlindungan tenaga kerja wanita

dapat dikategorikan menjadi tiga hal (Sulistyowati Irianto, 2006:449) :

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27  

  

1) Protektif

Kebijakan perlindungan ini diarahkan pada perlindungan fungsi

reproduksi bagi tenaga kerja wanita, seperti pemberian istirahan

haid, cuti melahirkan atau gugur kandung.

2) Korektif

Kebijakan perlindungan ini diarahkan pada peningkatan

kedudukan tenaga kerja wanita seperti larangan pemutusan

hubungan tenaga kerja bagi tenaga kerja wanita karena menikah,

hamil atau melahirkan. Selain itu juga menjamin tenaga kerja

wanita agar dilibatkan dalam penyusuna peraturan perusahaan dan

perjanjian kerja bersama.

3) Non-diskriminasi

Kebijakan perlindungan ini diarahkan pada tidak adanya

perlakuan yang bersifat diskriminatif terhadap tenaga wanita

dengan tenaga kerja laki-laki ditempat kerjanya.

b. Penerapan operasional

1) Perlindungan yang bersifat protektif

Tenaga kerja wanita merupakan kelompok yang karena

kodratnya mempunyai karakteristik tertentu yang perlu mendapat

perhatian. Oleh sebab itu dalam beberapa hal terhadap tenaga kerja

wanita ini diberlakukan peraturan khusus terutama yang

menyangkut perlindungan tenaga kerja wanita, perlindungan

tersebut mencakup : larangan melakukan pekerjaan yang mem-

bahayakan kesehatan kesusilaan perempuan ( misal, tidak boleh

bekerja dibidang tambang dibawah tanah), cuti haid, dan

kesempatan menyusui anak pada waktu jam kerja.

Untuk melihat sampai seberapa jauh peraturan perundang-

undangan telah memperhatikan ekssistensi tenaga kerja wanita,

berikut ini disajikan ketentuan-ketentuan atau perturan yang

mengatur masalah-masalah tenaga kerja wanita yang bekerja pada

malam hari yaitu :

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28  

  

Dalam Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan Pasal 76 diatur hal-hal berikut :

a) Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18

(delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00

sampai dengan pukul 07.00.

b) Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan

hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi

kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya

apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.

c) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan

antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib :

(1) Memberikan makanan dan minuman bergizi dan

(2) Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.

d). Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi

pekerja/buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja

antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.

Pengaturan pekerja wanita dalam Undang-undang Nomor

13 Tahun 2003 telah banyak mengalami perubahan dari ketentuan

sebelumnya yang melarang perempuan dipekerjakan pada malam

hari, kecuali karena sifat pekerjaan tersebut harus dikerjakan oleh

perempuan dengan meminta izin instansi yang bertanggungjawab

pada bidang ketenagakerjaan dalam undang-undang tersebut sudah

tidak mengatur masalah perizinan lagi.

Selain Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 dikeluarkan

Kepmenakertrans Nomor Kep.224/MEN/2003 yang mengatur

tentang kewajiban pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau

buruh perempuan antara pukul 23.00 sempai dengan 07.00, dalam

keputusan tersebut diterangkan kewajiban pengusaha yang

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari ini antara lain :

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29  

  

a) Pengusaha wajib menjaga keamanan dan kesusilaan pekerja

atau buruh perempuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

ayat (1) huruf b dengan :

(1) Menyediakan petugas keamanan ditempat kerja.

(2) Menyediakan kamar mandi /WC yang layak dengan

penerangan yang memadahi sarta terpisah antara pekerja/

buruh perempuan dan laki-laki.

b) Makanan dan minuman yang diberikan harus sekurang-

kurangnya 1400 kalori yang diberikan pada waktu istirahat

antara jam kerja dan tidak dapat diganti dengan uang.

c) Penyediaan makanan dan minuman, peralatan, dan ruangan

makan harus layak serta memenuhi syarat higiene dan sanitasi.

Penyajian menu makanan dan minuman yang diberikan kepada

pekerja/buruh harus secara bervariasi.

d) Pengusaha wajib menyediakan antar jemput dimulai dari

tempat penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya,

Penjemputan dilakukan dari tempat penjemputan ke tempat

kerja dan sebaliknya antara pukul 23.00 sampai dengan pukul

05.00.

e) Pengusaha harus menetapkan tempat penjemputan dan

pengantaran pada lokasi yang mudah dijangkau dan aman bagi

pekerja/buruh perempuan, Kendaraan antar jemput harus

dalam kondisi yang layak dan harus terdaftar di perusahaan

2) Perlindungan yang bersifat korektif

Pelaksanaan perlindungan yang bersifat koreksi terhadap

hal-hal yang normatif dilakukan melalui pengawasan

ketenagakerjaan yang dilakukan oleh pegawai pengawas

ketenagakerjaan. Pengertian pengawasan dapat diartikan sebagai

serangkaian tindakan untuk melihat, melakukan pengawasan.

sedangkan pengawasan ketenagakerjaan adalah lembaga yang

penting dalam penyelenggarakan undang-undang dan peraturan lain

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30  

  

yang terkait masalah ketenagakerjaan ( Purwono Sungkowo, Wida

Astuti dan Pius Triwahyudi , 2007: 16).

Tujuan pengawasan untuk mengawasi berlakunya peraturan

perundang-undangan yang ada masalah ketenagakerjaan,

memghimpun bahan dan keterangan masalah hubungan kerja dan

keadaan tenaga kerja serta menjalankan pekerjaan lain yang

menjadi kewajibannya ( Purwono Sungkowo, Wida Astuti dan Pius

Triwahyudi , 2007: 16).

Dalam Pasal 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 21 Tahun 2010 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan

Pengawasan Ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan

menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang

ketenagakerjaan.

Tugasnya Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan

standarisasi teknis dibidang pembinaan pengawasan

ketenagakerjaan sedangkan fungsinya

a) perumusan kebijakan di bidang pembinaan pengawasan

norma ketenagakerjaan, norma kerja perempuan dan anak,

keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

b) pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang

pembinaan pengawasan norma ketenagakerjaan, norma kerja

perempuan dan anak, keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

c) perumusan pedoman, standar, norma, kriteria, prosedur, dan

evaluasidi bidang pembinaan pengawasan norma

ketenagakerjaan, norma kerja perempuan dan anak,

keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

pembinaan pengawasan norma ketenagakerjaan ,norma kerja

perempuan dan anak, keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

e) pelaksanaan administrasi Direktorat Jendral.

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31  

  

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal

176. Pelaksanaan pengawasan terdiri dari beberapa rangkaian

kegiatan, meliputi :

a) Penyusunan rencana kerja.

b) Pemeriksaan diperusahaan atau tempat kerja

c) Pelaporan hasil pemeriksaan

3) Perlindungan yang bersifat non-diskriminatif

Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun

1984 tentang pengesahan konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa

mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap

perempuan, maka pengesahan perlindungan tenaga kerja

perempuan dari perlakuan diskriminatif semakin kuat.

Dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984

dijelaskan tentang hak-hak wanita dalam ketenagakerjaan yaitu :

a) Hak untuk bekerja sebagai hak asasi manusia.

b) Hak atas kesempatan kerja yang sama, termasuk kriteria

seleksi yang sama dalam penerimaan pegawai.

c) Hak untuk memilih profesi dan pekerjaan, hak untuk kenaikan

pangkat jaminan kerja dan semua tunjangan fasilitas kerja.

d) Hak untuk memperoleh latihan kejuruan dan latihan ulang,

termasuk masa kerja sebagai magang.

e) Hak untuk menerima upah, termasuk tunjangn, perlakuan yang

sama untuk kerja yang sama nilainya.

f) Persamaan penilaian kualitas pekerjaan.

g) Hak atas jaminan sosial.

h) Hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja

termasuk perlindungan fungsi reproduksi.

3. Tinjauan Tentang Shift Malam

Shift kerja adalah pembagian kerja dalam waktu 24 jam meliputi kerja

pagi, sore dan malam yang dilaksanakan untuk memanfaatkan sumber daya

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32  

  

yang ada dengan tujuan memenuhi dan meningkatkan produksi. shift kerja

ada 2 macam yaitu: Shift permanen. Tenaga kerja bekerja pada shift yang

tetap setiap harinya. Tenaga kerja yang bekerja pada shift malam yang tetap

adalah orang-orang yang bersedia bekerja pada malam hari dan tidur pada

siang hari dan Shift Rotasi Tenaga kerja bekerja tidak terus-menerus

ditempatkan pada shift yang tetap. Shift rotasi adalah shift yang paling

mengganggu terhadap irama circardian dibandingkan dengan shift permanen

bila berlangsung dalam jangka waktu panjang.

Model ILO (1983) pergantian shift yang normal 8 jam per shift. Shift

kerja yang dilaksanakan 24 jam termasuk hari minggu dan hari libur

memerlukan 4 regu kerja. Regu kerja ini dikenal dengan regu kerja terus-

menerus (3 x 8). Pekerja yang terlibat dalam sistem shift rotasi akan berubah-

ubah waktu kerjanya, pagi, sore dan malam hari, sesuai dengan sistem kerja

shift rotasi yang ditentukan. Di Indonesia, sistem shift yang banyak

digunakan adalah sistem shift dengan pengaturan jam kerja secara bergilir

mengikuti pola 5-5-5 yaitu lima hari shift pagi (08.00-16.00), lima hari shift

sore (16.00-24.00) dan lima hari shift malam (24.00-08.00) diikuti dengan

dua hari libur pada setiap akhir. (merulalia , wartawarga.gunadarma.ac.id , 9

oktbr 2010 pukul 18.00 wib)

Dalam Peraturan perundang-undangan mengenai ketenagakerjaan

diIndonesia Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 dalam Pasal 76

disebutkan para pengusaha wajib memberikan perlakuan khusus kepada para

pekerja wanita yang bekerja antara pukul 24.00 sampai 07.00, pukul 24.00

sampai pukul 07.00 dapat dikatakan para pekerja yang mendapak shift

malam. Selain dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 peraturan yang

mengatur masalah pekerja wanita malam hari dapat dilihat dalam Keputusan

Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Kep.

224 /MEN/2003 Tentang Kewajiban Pengusaha Yang Mempekerjakan

Pekerja atau Buruh Perempuan Antara Pukul 23.00 Sampai Dengan 07.00,

dalam peraturan tersebut juga mengatur perlakuan khusus pada pekerja

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33  

  

wanita yang bekerja pada malam hari, waktu malam juga menunjuk pada

pukul 23.00 sampai 07.00.

4. Tinjauan tentang perjanjian kerja

Dalam KUHPdt pasal 1313 perjanjian adalah suatu perbuatan dengan

mana satu orang atau lebih megikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kedudukan antara

para pihak yang mengadakan perjanjian adalah sama dan seimbang. (Djumadi

. 2006. 13) menurut Abdul Kadir Muhammad dalam bukunya yang berjudul

Hukum perikatan sebagaimana yang dikutip Djumadi (2006.15) bahwa dalam

suatu perjanjian termuat beberapa unsur diantaranya adalah :

a. Ada pihak-pihak

Paling sedikit terdapat dua pihak yang bertindak sebagai subyek, yang

telah dewasa dan cakap dalam melakukan hubungan hukum, dapat terdiri

dari manusia atau badan hukum.

b. Ada persetujuan dari para pihak

Para pihak harus diberi kebebasan dalam melakukan suatu perjanjian atau

sering disebut asas konsensual, tidak boleh ada paksaaan, tipuan atau

kehakiman.

c. Ada tujuan yang akan dicapai

Dalam mencapai suatu tujuan tertentu para pihak terkait adanya

ketentuan bahwa tujuan tersebut tidak boleh bertentangan dengan

Undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.

d. Ada prestasi yang harus dilaksanakan

Adanya kewajiban dan hak yang harus dipenuhi dan didapat oleh

masing-masing pihak.

e. Ada bentuk tertentu

Dibuat dalam bentuk tertentu misalnya dalam bentuk lisan atau tertulis,

jika tertulis dibentuk dalam suatu akta baik akta autentik atau dibawah

tangan.

f. Ada syarat-syarat tertentu

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34  

  

Syarat tertentu yang harus dipenuhi dalam melakukan suatu perjanjian

salah satunya harus sesuai dengan pasal 1320 KUHPdt.

Syarat sahnya suatu perjanjian menurut pasal 1320 KUHPdt adalah :

a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri.

b. Kecakapan membuat suatu perjanjian.

c. Suatu hal tertentu.

d. Suatu sebab yang halal.

Beberapa asas dalam suatu perjanjian adalah

a. Asas kebebasan berkontrak atau open system

Maksutnya dalah setiap orang beleh mengadakan perjanjian apa saja dan

dengan siapa saja. dalam melakukan suatu perjanjian kerja asas ini masih

dipakai sebagai asas yang utama yaitu perjanjian kerja dapat menciptakan

kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan kerja antara majikan dan

buruh dimana mereka telah membuatnya (Djumadi. 2006 . 23).

b. Asas konsensual atau asas kekuasaan bersepakat

Perjanjian itu ada sejak tercapai kata sepakat antara pihak yang

mengadakan perjanjian.

c. Asas kelengkapan atau optimal system

Apabila para pihak yang mengadakan perjanjian, berkeinginan lain

mereka bisa menyingkirkan beberapa pasal-pasal yang ada pada Undang-

undang akan tetapi jika tidak secara tegas ditentukan dalam suatu

perjanjian, maka ketentuan dalam undang-undanglah yang dinyatakan

tidak berlaku.

a. Perjanjian Kerja

1) . pengertian perjanjian kerja

Dalam ketentuan pasal 1601a KUHPdt mengenai perjanjian

kerja yang dimaksud perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana

pihak yang satu siburuh, mengikatkan dirinya untuk dibawah

perintah pihak yang lain, simajikan untuk suatu waktu tertentu

melakukan pekerjaan dengan menerima upah.

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35  

  

Pengertian perjanjian kerja menurut pakar hukum perburuhan

Prof R. Imam Soepomo mengemukakan “perjanjian kerja adalah

suatu perjanjian dimana pijak kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk

bekerja dengan menerima upah pada pihak lain, majikan yang

mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan membayar

upah “ (Djumadi . 2006 .30)

Selanjutnya pengertian perjanjian kerja menurut Prof Subekti

yang dikutip dalam bukunya Djumadi yang berjudul Perjanjian Kerja

, disebutkan perjanjian kerja adalah “perjanjian antara seorang buruh

dengan seorang majikan, perjanjian mana ditandai dengan ciri-ciri

adanya suatu upah atau gaji tertentu diperjanjiankan dan adanya

hubungan diperatas yaitu suatu hubungan bedasarkan mana pihak

satu (majikan) berhak memberikan perintah-perintah yang harus

ditaati oleh pihak yang lain.

2). Unsur-unsur dalam perjanjian kerja

Dalam perjanjian kerja pada prinsipnya unsur-unsur seperti

dalam pasal 1320 KUHPdt masih juga menjadi pegangan dan harus

diterapkan agar suatu perjanjian tersebut keberadaanyan bisa

dianggap sah dan konsekuensinya dianggap sebagai undang-undang

bagi mereka yang membuatnya.

Menurut Prof, Mr. M.G. Rood yang dikutip dalam bukunya

Djumadi (2006. 35) menyebutkan dalam perjanjian kerja ada unsur-

unsur yang harus dipenuhi antara lain:

a) Adanya unsur pekerjaan

Harus ada pekerjaan yang diperjanjikan dan dikerjakan

sendiri oleh pekerja yang membuat perjanjian kerja tersebut.

Pekerja yang melaksanakan pekerjaan atas dasar perjanjian

tersebut pada pokoknya wajib untuk melaksanakan pekerjaan

tersebut.

b) Adanya unsur pelayanan

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36  

  

Dalam melakukan pekerjaan yang dilakukan sebagai

manifestasi adanya perjanjian kerja tersebut pekerja haruslah

tunduk pada perintah orang lain yaitu pihak pemberi kerja dan

harus tunduk pada simajikan, dalam prinsip ini dapat diartikan

suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh si pekerja dan harus

bermanfaat bagi sipemberi kerja dan sesuai dengan apa yang

dimuat dalam isi perjanjian kerja.

c) Adanya unsur waktu.

Dalam melakukan hubungan kerja tersebut haruslah

dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam

perjanjian kerja atau peraturan perundang-undangan, pekerja

tidak boleh melakukan sekehendak dari simajikan dan tidak

boleh bertentangan dengan kebiasaan setempat dan ketertiban

umum.

d) Adanya unsur upah

Upah merupakan imbalan prestasi yang wajib dibayar oleh

majikan untuk pekerjaan itu, jika pekerja diharuskan memenuhi

prestasi yaitu melakukan pekerjaan dibawah perintah orang lain

yaitu simajikan, maka simajikan sebagai pihak pemberi kerja

wajib pula memenuhi prestasinya dengan membayar upah.

Pembayaran upah pada prinsipnya harus diberikan dalam bentuk

uang, namun demikian dalam prakteknya dapat berupa non uang

tetapi jumlahnya harus dibatasi (Djumadi. 2006 .41)

b. Kewajiban para pihak dalam perjanjian kerja

1) Kewajiban-kewajiban dari pihak pekerja

Dalam peraturan perundang-undangan perihal kewajiban pekerja

dapat dilihat pada pasal 1603, 1603a, 1603b dan 1603c, yang pada

prinsipnya dapat disebutkan sebagai berikut :

a) Pekerja wajib melakukan pekerjaan

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37  

  

Sebagai seorang pekerja yang telah melakukan sebuah

perjanjian kerja, pekerja harusnya melakukan pekerjaan sesuai

dengan isi dari perjanjian kerja yang telah disepakati bersama.

b) Pekerja wajib menaati peraturan dan petunjuk dari majikan.

Pekerja wajib menaati semua peraturan yang diberikan oleh

majikan, dimana peraturan tersebut dapat dituangkan dalam tata

tertib perusahaan dan peraturan perusahaan, selain itu ada

peraturan yang harus ditaati para pekerja selain peraturan dari

perusahaan yaitu peraturan dari undang-undang dan kebiasaan

setempat.

c) Kewajiban membayar ganti rugi dan denda

Jika sipekerja dalam melakukan pekerjaannya melakukan suatu

kesalahan atau kelalaian sehingga menimbulkan kerugian,

kerusakan atau kehilangan atau kejadian lain yang bersifat tidak

menguntungkan majikan, maka atas kejadian tersebut resiko yang

timbul menjadi tanggungjawab sipekerja dengan catatan bahwa

peristiwa tersebut adanya unsur kesengajaan atau kelalaian

pekerja.

2) Kewajiban dari pihak majikan

a) Kewajiban untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

Sang majikan haruslah bertindak sebijaksana mungkin yaitu apa

yang sebenarnya berdasarkan ketentuan hukum harus dilakukan,

dibiasakan untuk dilakukan dengan sebaik-baiknya, dan apa yang

sebenarnya berdasarkan ketentuan hukum harus dicegah atau

dihidari, dibiasakan untuk melakukan pencegahan dan penuh

ketaatan.

b) Kewajiban untuk memberikan istirahat taunan.

Pihak majikan diwajibkan untuk mengatur pekerjaan sedemikian

rupa sehingga disatu pihak hak cuti dapat diberikan secara teratur

dan pihak lain jalannya produksi dari suatu perusahaan tidak

terganggu.

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38  

  

c) Kewajiban mengurus perawatan dan pengobatan.

Perawatan dan pengobatan pada para pekerja menjadi

tanggungjawab majikan atau perusahaan apabila kecelakaan itu

disebabkan karena pekerja saat melakukan pekerjaan terjadi

kecelakaan yang diakibatkan karena menggunakan mesin-mesin

atau peralatan yang ada diperusahaan tersebut.

d) Kewajiban memberikan surat keterangan.

Pada ketentuan pasal 1602a bahwa majiakan wajib memberikan

surat keterangan yang dibubuhi tandatangan majikan dan berisi

tentang sifat pekerjaan yang dilakukan, lamanya hubungan kerja

antara siburuh dan majikan.

e) Kewajiban majikan untuk memberlakukan sama antara pekerja

wanita dan pria.

Majikan dalam mengadakan atau membuat suatu perjanjian kerja

tidak boleh membedakan antar wanita dan pria, saat mengadakan

kenaikan pangkat juga tidak boleh memandang pekerja adalah

seorang pria atau wanita, karena baik pria atau pun wanita sama-

sama memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh

pekerjaan.

f) Kewajiban membayar upah

Dalam suatu hubungan kerja kewajiban yang utama dan

terpenting bagi majikan, sebagai akibat langsung dari pelaksanaan

perjanjian kerja adalah membayar upah, ditegaskan dalam

KUHPdt pasal 1620 majikan wajib membayar upah kepada buruh

pada waktu yang telah ditentukan.

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39  

  

B. Kerangka Pemikiran

 

               Penemuan Hukum

 

 

 

penerapan

Hukum

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 

 

 

Peraturan PerUndang-undanga Ketenagakerjaan

1. Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

2.Keputusan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: KEP.224/MEN/2003. Tentang Kewajiban Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja/Buruh Perempuan antara pukul 23.00 – 07.00

(Premis Mayor)

Peristiwa Kongkrit (Perlindungan Hukum pada

Pekerja Wanita yang Bekerja Malam Hari di PT. Kusuma Mulia) 1. Perizinan dalam hal

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari, dan perizinan tersebut di PT. Kusuma Mulia

2.Pemenuhan hak-hak yang didapat para pekerja wanita yang bekerja pada malam hari dan kewajiaban oleh perusahaan (PT. Kusuma Mulia)

Peristiwa Hukum 1. Perizinan dalam mempekerjakan

tenaga kerja wanita pada malam hari dan perizinan tersebut di PT. Kusuma Mulia.

2. Pemenuhan hak-hak yang didapat para pekerja wanita yang bekerja pada malam hari dan Pemenuhan kewajiaban oleh perusahaan    (PT. Kusuma Mulia)

Premis minor

Belum ada perizinan bagi perusahaan yang mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari dan belum adanya pemenuhan hak-hak tenaga kerja wanita yang bekerja pada malam hari di PT. Kusuma Mulia, dan pengusaha sendiri belum memenuhi kewajibannya. Kesimpulan

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40  

  

Gambar 1.

Kerangka Pemikiran

Keterangan :

“Pada dasarnya setiap orang melakukan penemuan hukum karena

setiap orang berhubungan dengan orang lain, hubungan mana diatur oleh

hukum dan setiap orang akan selalu menemukan hukumnya untuk diri sendiri

yaitu kewajiban dan wewenang apakah dibebebkan oleh hukum padanya”.

(Sudikno Mertokusumo , 1996:143)

Dalam praktik hukum penemuan hukum dilakukan dengan tiga cara yaitu interprastasi, konstruksi dan penghalusan hukum. ,menurut Sodikno Mertokusumo dalam Johnny Ibrahim interprestasi atau penafsiran merupakan salah satu metode penemuan hukum yang memberikan penjelasan yang gamblang tentang teks Undang-undang, agar ruang lingkup kaidah dalam Undang-undang tersebut dapat diterapkan pada peristiwa hukum tertentu. Tujuan akhir penjelasan dan penafsiran aturan tersebut untuk merealisasikan fungsi agar hukum positif itu berlaku. (Johnny Ibrahim, 2005:219)

Untuk melakukan suatu penegakan hukum dalam peraturan perundang-

undangan khususnya ketenagakerjaan dibutuhkan suatu undang-undang

khusus yang mengatur masalah ketenagakerjaan, di Indonesia Peraturan

Perundang-undangn yang mengatur masalah tenaga kerja telah tertuang

dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

dalam Undang-undang tersebut mengatur masalah-masalah tenaga kerja,

perlindungan tenaga kerja, hak-hak dan kewajiban yang harus dilakukan

pekerja dan pengusaha. Selain Undang-undang Nomor 13 tahun 2003, telah

ada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

Kep.224/MEN/2003 tentang Kewajiban Pengusaha yang Mempekerjakan

Pekerja atau Buruh Perempuan antara pukul 23.00-07.00. dalam

Kep.224/MEN/2003 telah mengatur secara lebih merinci masalah per-

lindungan tenaga kerja wanita pada malam hari, dan kewajiban para

pengusaha yang mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari hingga pagi

hari.

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41  

  

Sebagai premis mayor maka digunakan peraturan Perundang-undangan

yaitu Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan

Keputusan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Kep

.224/MEN/2003. Tentang Kewajiban Pengusaha yang mempekerjakan

Pekerja/Buruh Perempuan antara pukul 23.00 – 07.00.

Inventarisasi peraturan Perundang-undangan yang berhubungan dengan

perizinan pada pengusaha yang mempekerjakan pekerja wanita pada malam

hari dan hak-hak buruh perempuan yang bekerja pada malam hari, kemudian

mencari data tentang pemenuhan hak apa saja yang telah diterapkan di PT.

Kusuma Mulia kepada buruh-buruh perempuan yang bekerja pada malam hari

di sana. Apakah para pekerja wanita yang bekerja pada malam hari telah

mendapat hak-hak nya dan pengusaha telah melakukan kewajibannya. Setelah

itu dicari adakah kesesuaian antara undang-undang dan realita pada PT.

Kusuma Mulia dengan interpretasi atau penafsiran untuk menemukan suatu

peristiwa hukum yang terjadi.

Untuk premis minornya adalah izin pengusaha yang mempekerjakan

pekerja wanita pada malam hari dan Pemenuhan hak-hak dan kewajiban

pengusaha atupun buruh perempuan yang bekerja pada malam hari di PT.

Kusuma Mulia Karanganyar.

Untuk dapat diterapkan pada peristiwa kongkrit berupa pelaksanaan

perlindungan pada tenagakerja atau pekerja wanita yang mendapat waktu

kerja pada malam hari. Dalam hal perlindungan tenaga kerja wanita akan

dilihat dari perizinan dalam hal mempekerjakan pekerja wanita pada malam

hari dengan peraturan Perundang-undangan yang ada, dan hak-hak para

pekerja wanita yang bekerja pada malam hari di PT. Kusuma Mulia dan

kewajiban pengusaha yang mempekerjakan para tenaga kerja wanita pada

malam hari. Peristiwa-peristiwa yang konkrit seperti tersebut diatas harus

mengarah pada undang-undang khususnya undang-undang Ketenagakerjaan

sebagai payung hukum dalam perlakuan tenagakerja.

Peristiwa kongkrit yang dirumuskan tersebut dihubungkan dengan

peraturan Perundang-undangan yang ada, sebaliknya undang-undang yang

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42  

  

ada harus disesuaikan dengan peristiwanya yang kongkrit, jawaban atas

penelitian diperoleh dengan pasal-pasal yang ada dalam peraturan terkait

ditempatkan sebagai premis mayor sedangkan peristiwa hukum ditempatkan

sebagai premis minor yang kemudian akan ditarik kesimpulan tentang

masalah tersebut.

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43  

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Kusuma Mulia

1. Sejarah PT. Kusuma Mulia Karanganyar

PT. Kusuma Mulia merupakan sebuah perusahaan grup secara umum dan

merupakan peusahaan tekstil yang terdiri dari tiga grup antara lain :

a. PT. KUSUMA MULIA SOLO

Alamat : Jl. HOS Cokroaminoto No. 47 Solo

Telepon : (0271) 648461, 663710

Bergerak : Pada bidang pencelupan (dyeing) dan penyempurnaan

(finishing) kain dengan hasil kain jadi warna.

b. PT. KUSUMA MULIA PLASINDO INFITEX

Alamat : Jl. Raya Besole Km. 01 Caper, Pedan, Klaten

Telepon : (0272) 551359, 555062

Bergerak : Pada bidang plastik dan penenunan (weaving) kain

dengan hasil plastik dan kain mentah (gray)

c. PT.KUSUMA MULIA PALUR

Alamat : Jl. Raya Palur Km. 09 Karanganyar, Surakarta

Telepon : (0271) 825252 , 825446

Bergerak : Pada bidang pencelupan (dyeing) dan penyempurnaan

(finishing) kain dengan hasil jadi putih atau kain jadi

warna.

Sejalan dengan perkembangan dan peluang market PT. Kusuma

Mulia Solo bergerak di bidang Dyeing dan Finishing dirasa tidak mam-

pu memenuhi kebutuhan pasar. Walaupun perusahaan lain lesu tetapi

PT. Kusuma Mulia Solo tetap bertahan, karena secara geografis peru-

sahaan tidak mungkin lagi untuk diperluas atau secara tata kota sudah

layak . Maka pihak direksi mendirikan perusahaan baru yang berada di

Jl. Raya Palur Km.09 Karanganyar Surakarta, pada tanggal 14 Februari

2002 hingga saat ini. PT. Kusuma Mulia Palur baru beroperasi sekitar

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44  

2,5 tahun dan berjalan dengan baik serta menunjukkan peningkatan

perbaikan dengan hasil produksi mampu mengembangkan mesin-mesin

teknologonya.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. Kusuma Mulia berbentuk fungsional

hierarkis yang membagi pekerjaan kedalam tugas-tugas yang terpisah, ber-

urutan dan terbagi kedalam fungsi-fungsi atau unit-unit yang

terspesialisasi.

PT. Kusuma Mulia ini dipimpin oleh dewan direksi yang diangakat

oleh rapat umum pemegang sahan yang dikuatkan dengan surat kete-

rangan menteri keuangan Republik Indonesia. Berikut struktur organisasi

PT. Kusuma Mulia :

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45  

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46  

Perincian tugas dan tanggungjawab masing-masing direktur dan

departemen adalah sebagai berikut :

a. Direksi

Bertugas :

1) Menetapkan kebijakan-kebijakan umum perusahaan dalam pen-

yusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran perusahaan.

2) Menetapkan kebijakan umum dalam rangka melaksanakan

kebijakasanaan pemerintah dibidang tekstil.

3) Penanggungjawab utama usaha perusahaan dalam mencapai tujuan

perusahaan.

b. Kabag Personalia

Bertugas :

1) Mengkoordinasi bagian personalia serta menjalankan kebijakan-

kebijakan yang telah ditetapkan dewan direksi.

2) Membantu direksi dalam menyusun dan melaksanakan anggaran

umum dan tenaga kerja perusahaan.

3) Menjawab dan mengatur penyelenggaraan administrasi, pene-

rimaan pegawai, pemberhentian, peraturan upah, pembinaan men-

tal dan ketrampilan

Bagian ini membawahi bagian pengiriman umum, kasie payroll, ko-

mandan satpam, kasie kendaraan, kasie pengiriman, yang akan ter-

perinci dalam daftar lampiran.

c. Kabag PPIC

Bertugas :

1) Tercapainya target dan tujuan umum departemen yang sesuai

dengan kualitas pelaksanaan.

2) Pelaksana efesiensi dalam pemakaian bahan baku, bahan pembantu

serta biaya lainnya.

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47  

3) Pelaksanaan pengembangan sistem manajemen, sistem operasi dan

SDM dibagian bersangkutan guna mengingkatkan kompetisi

manajemen dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.

4) Keamanan investaris dan aset perusahaan yang ada dibagian yang

bersangkutan baik dari kerusakan, kehilangan maupun pencurian.

d. Staff marketing

Bertugas :

1) Mencari pembeli baru dan meningkatkan koordinasi dengan depar-

temen produksi sehingga barang-barang yang diproduksi benar-

benar dapat memenuhi kebutuhan dari permintaan pasar serta

menghindari penumpukan barang jadi.

2) Mengadakan pendikatan dan penumpukan hubungan yang baik

dengan para pelanggan.

3. Kepersonaliaan

a. Tenaga kerja dan hari kerja

Jumlah tenaga kerja yang ada di PT. Kusuma Mulia cabang palur

adalah 218 dengan perincian 100 pria dan 118 wanita.

b. Hari dan Jam Kerja

PT. Kusuma Mulia cabang palur buka selama 7 hari nonstop dalam

seminggu, tetapi untuk pekerja lapangan sampai 6 hari kerja, jika ada

lembur baru 7 hari kerja. Jam kerja karyawan PT. Kusuma Mulia

cabang palur dibagi menjadi tiga shift. Untuk karyawan staff

(manajerial) bekerja selama 5 hari delam seminggu, mulai dari hari

senin sampai hari jumat. Sedangkan hari sabtu dan minggu libur.

Mereka bekerja mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB .

sedangkan untuk karyawan operasional bekerja setiap hari 8 jam yang

diatur dalam 3 shift, shift pertama pukul 07.00 WIB sampai pukul 15.00

WIB, shift kedua pukul 15.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB, shift

ketiga pukul 23.00 WIB hingga pukul 07.00. Jam istirahat selama 1 jam

setelah shift kedua masuk.

c. Sistem pengupahan

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48  

Sistem pengupahan yang diberikan oleh PT. Kusuma Mulia cabang

palur adalah upah yang dibayarkan setiap akhir bulan Kepada karyawan

tetap , serta tanggal merah atau hari besar diberlakukannya lembur.

d. Jaminan kesejahteraan karyawan

PT. Kusuma Mulia cabang palur memberikan jaminan kesejahteraan

Kepada karyawan dalam bentuk :

1) Pelayanan kesehatan berupa pengorbanan dokter yang ditanggung

oleh perusahaan. Karyawan yang habis berobat tinggal mengajukan

berkas klaim atas biaya pengobatan yang dilakukan dan akan

diganti oleh perusahaan. Kesejahteraan ini berlaku bagi keluarga

seperti kesehatan anak-anaknya dan persalinan istri.

2) Uang Makan dan Minum serta Pemberian Susu Kaleng Setiap

Bulannya.

3) Pakaian seragam yang deberikan secara Cuma-Cuma setiap 1 tahun

sekali

Perjanjian kerja di PT ini dibuat secara tertulis dan merupakan

perjanjian kerja waktu tertentu yang disepakati kedua pihak yakni pengusaha

dan pekerja atau buruh atau karyawan. Perusahaan dalam menerima dan

mengangkat karyawan harus disesuaikan dengan formasi yang ada sesuai

dengan syarat yang umum dan khusus, yang telah ditetapkan perusahaan dan

harus dipenuhi oleh calon karyawan. Penerimaan seseorang menjadi kar-

yawan dijabarkan di dalam perjanjian kerja yang ditandatangani oleh pejabat

perusahaan yang berwenang dan oleh calon karyawan yang bersangkutan.

Semua keterangan di dalam perjanjian kerja dan pada lampiran-lampiran

perjanjian kerja dan atau keterangan diri lainnya harus diisi secara akurat dan

jujur oleh karyawan.

Struktur dan skala upah disusun perusahaan dengan memperhatikan

pangkat atau golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi kar-

yawan. Upah dan golongan tiap karyawan secara perorangan pada hakekatnya

bersifat rahasia dan bukan untuk diketahui pihak lain. Upah karyawan bagian

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49  

staf kantor dibayarkan dihari kerja normal yang terakhir pada bulan kalender

berjalan dan untuk karyawan di lapangan juga dibayar setiap satu bulan pada

tanggal awal, dan karyawan lapangan bisa mengambil bayaran terlebih dahu-

lu sebelum jatuh tanggal dengan memberikan alasan dibagian personalia.

Bonus THR dapat diberikan perusahaan yang nilainya disesuaikan kinerja

perusahaan, kinerja karyawan, keadaan keuangan perusahaan yang men-

dukung dan akan diberikan setiap tahun. Pembayaran upah melalui pihak

ketiga dapat dilakukan dengan syarat harus ada surat kuasa dari karyawan

yang dibubuhi materai, surat kuasa hanya berlaku untuk 1 (satu) kali

pengambilan kecuali dengan persetujuan perusahaan. Peninjauan upah

dilakukan setiap tahun dengan mempertimbangkan produktivitas kinerja

karyawan dan kemampuan perusahaan.

Untuk pelaksanaan waktu kerja dalam Undang-undang Nomor13

Tahun 2003 disebutkan setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan

waktu kerja (Pasal 77 ayat (1)) Undang-undang Ketenagakerjaan). Waktu

kerja yang dimaksud meliputi yang pertama adalah 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari

dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1

(satu) minggu. Atau 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1

(satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Dan pada

Pasal 79 Undang-undang Ketenagakerjaan ayat (1),(2) yang meliputi Istirahat

antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4

(empat) jam terusmenerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam

kerja, istirahat mingguan 1(satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)

minggu atau 2 (dua) hari untuk (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

Sedangkan di PT. Kusuma Mulia Perlindungan jam kerja ini dilaksanakan

sesuai dengan undang-undang Ketenagakerjaan berdasar jam dan hari kerja

normal, yaitu 7 (Tujuh ) jam sehari atau 40 (empat puluh ) jam perminggu.

Serta istirahat yang cukup telah diberikan perusahaan yaitu 60 menit (1 jam).

Untuk hari Jumat ada kelonggaran bagi para pekerja bila akan

melaksanakan ibadah sholat Jumat yaitu dengan diberikannya waktu istirahat

pada pukul 11.30 – 13.00 WIB. Perusahaan memberikan izin waktu

Page 66: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50  

secukupnya bagi karyawan untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan

agamanya.

Kerja regu atau shift dapat diadakan oleh perusahaan dengan waktu

kerja yang berbeda dari hari kerja normal dan jam kerja normal berdasarkan

sifat dan jenis pekerjaan. Perusahaan mempunyai wewenang untuk mengubah

hari kerja, jam kerja, dan istirahat, sebatas yang dibenarkan oleh peraturan

Perundang-undangan.

B. Peraturan Yang Mengatur Masalah Perijinan dalam Hal

Mempekerjakan Wanita Pada Malam Hari dan izinan yang dimiliki di

PT. Kusuma Mulia dalam Mempekerjakan Wanita pada Malam Hari.

Menurut Sjachran Basah yang dikutip dalam bukunya Ridwan HR (

2010. Hal 207) izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu

yang mengaplikasikan peraturan dalam hal kongkrit berdasarkan persyaratan

dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh kekuatan peraturan perundang-

undangan. Sedangkan Bagir Manan menyebutkan bahwa izin dalam arti luas

berarti suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-

undangan untuk memperbolehkan melakukan tindakan atau perbuatan yang

secara umum dilarang.

N,M Spelt dan J.B.J.M ten Berge dalam bukunya Ridwan HR ( 2010 .

Hal 208) membagi pengertian izin dalam arti luas dan sempit adalah sebagai

berikut. Izin merupakan suatu instrumen yang banyak digunakan dalam

hukum administrasi negara sebagai sarana yudikatif yang digunakan untuk

mengendalikan warganya, dengan adanya izin pemerintah memperkenankan

orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang

sebenarnya dilarang.

Dalam arti sempit izin merupakan pengikatan-pengikatan pada suatu

peraturan izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-

undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu untuk menghindari keadaan-

keadaan yang buruk. Hal yang pokok pada perizinan adalah bahwa suatu

Page 67: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51  

tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam

ketentuan-ketentuan yang disangkutkan dapat dengan teliti diberikan batas-

batas tertentu bagi tiap kasus.

Fungsi dari sebuah izin adalah selaku ujung tombak instrumen hukum

sebagai pengarah , perekayasa dan perancang masyarakat adil dan makmur itu

dijelmakan ( Ridwan HR . 2010 . Hal 217-218). Dalam hal ini persyaratan

dalam sebuah izin merupakan pengendali dalam memfungsikan izin itu

sendiri. Sedangkan tujuan dari perizinan adalah :

a. Keinginan mengarahkan aktivitas-aktivitas tertentu

b. Izin mencegah bahaya lingkungan

c. Keinginan melindingi obyek-obyek tertentu

d. Izin hendak membagi benda-benda yang sedikit

e. Izin memberikan pengarahan dengan menyeleksi orang-orang dan

aktivitas-aktivitas.

Perizinan dalam mempekerjakan wanita pada malam hari sebelum

berlakunya Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

telah diatur pada pasal 7 Undang-undang No 1 Tahun 1951 yang men-

yebutkan bahwa seorang wanita tidak boleh menjalankan pekerjaan pada

malam hari, kecuali jikalau pekerjaan itu menurut sifat, tempat dan keadaan

seharusnya dijalankan oleh orang wanita, dari ketentuan tersebut dipertegas

dengan ketentuan lain yang mengatur kerja malam tenaga kerja wanita adalah

Ordonansi tanggal 17 Desember 1925 Peraturan tentang Pembatasan Kerja

Anak Dan Kerja Malam Bagi Wanita (Staatsblad Tahun 1925 Nomor 647)

yang menetapkan “ Orang wanita tidak boleh menjalankan pekerjaan pada

malam hari, kecuali jikalau pekerjaan itu menurut sifat , tempat, dan keadaan

seharusnya dijalankan oleh wanita, serta mempunyai izin”.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.04/MEN/1989 pada pasal

1 mengatakan bahwa pengusaha yang akan mempekerjakan pekerja wanita

pada malam hari harus mengajukan permohonan tertulis dengan bermetarai

Kepada Kandepnaker setempat dengan dilampiri izin usaha dan sifat

pekerjaan perusahaan yang bersangkutan, permohonan perusahaan untuk

Page 68: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52  

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari dan surat pernyataan

kesanggupan pengusaha untuk memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

pada pasal yang ada dalam peraturan tersebut.

Undang-undang Nomor 25 tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan, malam

hari adalah waktu antara pukul 18.00 sampai pukul 06.00. dalam pasal 98

ayat 1 huruf c disebutkan bahwa Setiap pengusaha dilarang mempekerjakan

wanita untuk melakukan pekerjaannya pada waktu tertentu malam hari. Pada

ayat 3 disebutkan Dalam hal jenis dan tempat pekerjaan mengharuskan

dilakukan pada malam hari, maka pengusaha diwajibkan memperoleh izin.

Pada pasal 99 dijelaskan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan,

pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja wanita yang sedang hamil

dan/atau sedang menyusui pada waktu tertentu malam hari. Dalam Undang-

undang Nomor 25 Tahun 1997 peraturan yang mengatur pekerja wanita pada

malam hari lebih mengatur ketentuan waktu karena dalam pasal 100

disebutkan bahwa waktu kerja malam hari : 6 (enam) jam 1 (satu) hari dan 35

(tiga puluh lima) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1

(satu) minggu; atau 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1

(satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1951 tentang Tenaga Kerja juga

melarang kaum wanita melakukan pekerjaan pada malam hari kecuali ada hal-

hal yang bersifat khusus, dalam Pasal 7 disebutkan :

1. Orang wanita tidak boleh menjalankan pekerjaan pada malam hari, kecuali

jikalau pekerjaan itu menurut sifat, tempat dan keadaan seharusnya di-

jalankan oleh orang wanita.

2. Dapat dikecualikan dari larangan termaksud dalam ayat (1) hal-hal di

mana pekerjaan wanita pada malam hari itu tidak dapat dihindarkan

berhubung dengan Kepentingan atau kesejahteraan umum.

3. Dalam peraturan Pemerintah akan ditetapkan hal-hal yang dikecualikan

termaksud dalam ayat (2) beserta syarat-syarat untuk menjaga kesehatan

dan kesusilaan buruh wanita itu.

Page 69: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53  

Tahun 1990 Konferensi Perburuhan Internasional mengadopsi sebuah

protokol dari Konvensi (Revisi) Kerja Malam (Perempuan) tahun 1948, yang

menyatakan pelarangan kerja malam terhadap perempuan bisa dicabut

dimana organisasi pengusaha dan serikat pekerja mencapai persetujuan yang

sesuai menghadapi masalah ini. Pada tahun yang sama, konferensi juga

mengadopsi Konvensi Kerja Malam (No. 171) untuk menjaga para pekerja

malam secara umum. Konvensi ini menyatakan bahwa perempuan diberikan

alternatif untuk bekerja malam sebelum dan sesudah melahirkan, tetapi dari

semua konferensi tersebut Indonesia tidak meratifikasi. (ILO. 2004 : 21).

Peraturan yang ada mengenai masalah harus adanya izin dalam

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari satu persatu sudah mulai

tidak berlaku lagi, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1951 dan Ordonansi

tanggal 17 Desember 1925 Peraturan tentang Pembatasan Kerja Anak Dan

Kerja Malam Bagi Wanita (Staatsblad Tahun 1925 Nomor 647) ini sudah

tidak lagi berlaku semenjak dikeluarkannya Undang-undang No 25 Tahun

1997 Tentang Ketenagakerjaan, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

PER.04/MEN/1989 juga sudah tidak berlaku lagi setelah Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi mengeluarkan KEP.224/MEN/2003 tentang kewa-

jiban Pengusaha Yang Mempekerjakan Pekerja/Buruh Perempuan Antara

Pukul 23.00 Sampai Dengan 07.00. Dalam Undang-undang Ketenagakerjaan

Nomor 25 Tahun 1997 yang didalamnya mengatur jika seorang pengusaha

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari harus memperoleh izin

semenjak berlakunya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, udang-undang

tersebut tidak berlaku lagi.

Dari beberapa uraian di atas dapat jika diperhatiakn bahwa sebelum ber-

lakunya Undang-undang tentang Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003 ada

larangan mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari. Selain itu dalam

peraturan-peraturan yang lama seperti disebutkan diatas juga diharuskan

adanya izin pada perusahaan yang akan mempekerjakan pekerja wanita pada

malam hari. Akan tetapi setelah berlakunya Undang-undang Nomor 13 Tahun

2003 pengaturan pekerja perempuan malam hari telah banyak mengalami

Page 70: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54  

perubahan dari ketentuan yang sebelumnya melarang perempuan

dipekerjakan pada malam hari, kecuali karena sifat pekerjaan tersebut harus

dikerjakan oleh perempuan dengan meminta izin instansi yang

bertanggungjawab pada bidang ketenagakerjaan, dalam undang-undang ini

tidak lagi disebutkan jika sebuah perusahaan haruslah memperoleh ijin

terlebih dahulu dari pihak-pihak terkait misalnya Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi setempat jika ingin mempekerjakan pekerja wanita pada malam

hari.

Tidak perlunya pemberian izin terhadap para pengusaha yang akan

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari dapat diliht pula dalam

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 202 Tahun 2008 tentang Peraturan

Daerah Nomor Pembatalan kota Bekasi 5 Tahun 2001 tentang Pelayanan dan

Retribusi Bidang ketenagakerjaan, dalam Keputusan tersebut dikatakan

bahwa Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 5 Tahun 2001 tentang

Pelayanan dan Retribusi Bidang Ketenagakerjaan, bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Isi dari Keputusan tersebut

adalah Membatalkan Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 5 Tahun 2001

tentang Pelayanan dan Retribusi Bidang Ketenagakerjaan dengan alasan

bertentangan dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang

Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001

tentang Retribusi Daerah, salah satunya pembatalan Izin penyimpangan

waktu kerja dan waktu istirahat, serta izin kerja malam bagi wanita tidak

diperlukan karena hanya memerlukan persetujuan dari buruh/pekerja yang

bersangkutan sesuai dengan Pasal 76 ayat (3) dan (4) serta Pasal 78 ayat (1)

huruf a Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Dengan demikian penyelenggaraannya tidak memerlukan izin dari

Pemerintah Daerah.

Berlakunya Undang-undang No 13 Tahun 2003 sangat membebaskan

pengusahan dari perizinan untuk mempekerjakan pekerja wanita pada malam

hari, padahal izin tersebut sangat penting untuk melindungi para pekerja

Page 71: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55  

wanita, tidak dapat dipungkiri wanita adalah makluk yang lemah dan ada hal-

hal yang harus diperhatikan antara lain :

1. Para wanita pada umumnya bertenaga lemah, halus, tetapi tekun;

2. Norma susila harus diutamakan agar tenaga kerja wanita tidak

terpengaruh oleh perbuatan negatif dari tenaga kerja lawan jenisnya (laki-

laki) terutama kalau bekerja pada malam hari;

3. Para tenaga kerja wanita pada umumnya mengerjakan pekerjaan halus

sesuai dengan kehalusan sifat dan tenaganya;

4. Para tenaga kerja wanita yang masih gadis, telah bersuami yang dengan

sendirinya mempunyai beban rumah tangga yang harus dilaksanakan pula

Tetapi untuk Kabupaten Karanganyar sendiri memiliki kebijakan jika

ada perusahaan yang mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari

disarankan untuk memiliki surat rekomendasi agar Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi mudah untuk memantaunya, surat rekomendasi ini diterbitkan

oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) kabupaten Ka-

ranganyar berdasarkan surat rekomendasi dari Kepala dinas kabupaten

karanganyar.

Surat rekomendasi ini diterbitkan dengan cara perusahaan mengajukan

permohonan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi selanjutnya pihak

Disnakertrans akan meneliti dokumen serta syarat-syarat yang telah

ditetapkan, syarat tersebut antara lain harus ada izin dari keluarga. Setelah

semua syarat terpenuhi Disnakertrans akan mengecek perusahaan tersebut

jika semua telah sesuai akan dikeluarkan atau diterbitkan surat rekomendasi.

Keberadaan surat rekomendasi dari Disnakertrans Kabupaten Karang-

anyar tersebut hanya bersifat rekomendasi tidak bersifat mewajibkan untuk

mendata perusahaan yang mempekerjakan wanita pada malam hari, dan

keberadaan surat rekomendasi bagi perusahaan yang mempekerjakan wanita

pada malam hari tersebut tidak dapat dikenai sanksi secara hukum

PT. Kusuma Mulia memiliki pekerja wanita pada malam hari yang

berada pada bagian knitting atau rajut dengan daftar pekerja sebagai berikut :

Tabel 1 ( Daftar Pekerja Malam Hari di Bagian Knitting PT.Kusuma Mulia)

Page 72: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56  

JADWAL MASUK DEPT . KNITTING No Nama Jenis Kelamin Waktu Kerja

1 Eko Suranto Laki-Laki SIANG

2 Hariawan Laki-Laki

3 Sapta Afriana Perempuan

4 Enny Purwanti Perempuan

5 Purwoko Laki-Laki

6 Latief Nogroho Laki-Laki

7 Tutik DJ Perempuan

8 Nur Fitri Perempuan

9 Abdul Hamid Laki-Laki

1 Sadino Laki-Laki MALAM

2 Agus Setyo Laki-Laki 3 Hartati Perempuan

4 Achad Qosim Laki-Laki

5 Joko Purnomo Laki-Laki

6 Meiria Ambar I Perempuan 7 Sriyanto Laki-Laki

8 Rudi Purnomo Laki-Laki 9 Nur Roini H Perempuan

1 Widodo Laki-Laki

PAGI

2 Dwi Tupono Laki-Laki 3 Tri Hastatik Perempuan

4 Titik Handayani Perempuan

5 Agung Wibowo Laki-Laki

6 Agung Riyadi Laki-Laki 7 Tri Tarwanti Perempuan

8 Ari Eko Saputri

Perempuan

Page 73: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57  

Pergantian Shift masuk yang berlaku di Dept. Knitting adalah setelah

selama satu minggu bekerja (6 hari kerja senin sampai sabtu) mendapat shift

pagi seminggu kemudian akan ganti ke shift malam dan dari shift malam akan

ganti ke shift siang dengan waktu libur hari minggu, untuk lebih jelasnya

akan digambarkan seperti bagan dibawah ini :

Gambar 1 Jadwal Pergantian Shift

PAGI MALAM SIANG

Setelah melakukan penelitian pada PT. Kusuma Mulia cabang palur

Karanganyar , memang benar adanya tenaga kerja wanita yang bekerja pada

malam hari di bagian Knitting atau rajut yang merupakan Defisi baru PT

tersebut , Defisi tersebut baru dibentuk sekitar dua tahun yang lalu, shift tiga

atau shift malam yang ada berlangsung pada pukul 23.00 sampai pukul 07.00.

yang kadang ada juga pada pukul 22.00 – 07.00 tetapi dalam mempekerjakan

wanita pada malam hari di PT tersebut tidak memiliki surat rekomendasi dari

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karanganyar, meskipun hanya surat reko-

mendasi yang tidak mempunyai kekuatan hukum tetap seharusnya PT ini

harus memiliki untuk memudahkan pengawasan pada perusahaan yang mem-

pekerjakan pekerja wanita pada malam hari.

Peraturan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan yang ada,

diharapkan mampu untuk melindungi keberadaan para pekerja wanita yang

secara fisik memiliki fisik yang lemah dari laki-laki, dalam Undang-undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan justru tidak disebutkan

peraturan yang berbunyi harus adanya izin dari Disnakertrans dalam hal

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari, dengan adanya kelonggaran

yang tidak diatur dalam undang-undang ini akan semakin banyak perusahaan

yang mempekerjakan wanita pada malam hari, karena mereka menganggap

Page 74: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58  

mudahnya prosedur yang harus dilakukan, tanpa melakukan kewajiban-

kewajiban yang harus dilaksanakannya, sedangkan bagi pekerja sendiri yang

seharusnya dilindungi hak-haknya oleh adanya izin tersebut akan semakin

melemahkan kedudukannya, hal tersebut senada dengan apa yang dikatakan

Adrian Sutendi ( 2010 : 284-285 ) bahwa perizinan memuat Kepentingan

buruh, pekerja dan pemerintah, perizinan merupakan instrumen pemerintah

untuk mengatur Kepentingan masyarakat secara umum, sedangkan bagi

pengusaha perizinan merupakan instrumen untuk melegalkan berbagai

aktivitas yang ada. Untuk para pekerja sendiri merupakan instrumen untuk

melindungi dirinya dari eksploitasi pengusaha dan kondisi kerja yang tidak

memadai. .

Disebutkan diatas bahwa izin berfungsi salah satunya adalah melindungi

keadaan-keadaan tertentu dengan fisik yang lemah seorang wanita wajib

dilindungi, dengan adanya perizinan yang diatur secara tegas dalam Undang-

undang Nomor 13 Tahun 2003 akan banyak melindungi para pekerja wanita

khususnya yang bekerja pada malam hari, karena para pengusaha dituntut

untuk melaksnakan syarat-syarat pemenuhan hak untuk mendapat suatu izin.

Dalam sebuah perizinan Kepentingan pekerja adalah perizinan yang

diberikan oleh pengusaha harus mampu memaksa pengusaha untuk me-

ningkatkan kesejahteraan buruh, dengan kata lain perizinan menjadi

instrumen hukum pengawasan dalam penegakan hukum normatif buruh

sebagai standar minimal yang harus dipenuhi oleh pengusaha (Adrian Sutendi

2010 : 285 )

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Kepmenakertrans Nomor

KEP.224/MEN/2003, dalam pasal 4 disebutkan pembangunan ketenaga-

kerjaan bertujuan memberikan perlindungan pada tenaga kerja dalam me-

wujudkan kesejahteraan, hal tersebut melindungi keadaan para pekerja yang

cenderung lebih lemah dari pada pengusaha, perizinan merupakan hal yang

penting untuk melindungi suatu aktivitas-aktivitas tertentu, mempekerjakan

pekerja wanita pada malam hari merupakan aktivitas-aktivitas yang

seharusnya perlu suatu perizinan, namun dalam peraturan yang ada saat ini

Page 75: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59  

berlaku masalah perizinan mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari

tidak diatur lagi, berarti peraturan yang ada tidak dapat berlaku secara efektif

karena belum memberikan perlindungan yang maksimal pada para pekerja

wanita khususnya pekerja wanita pada malam hari. Seharusnya undang-

undang ketenagakerjaan atau peraturan yang ada haruslah mencantumkan

secara kuat masalah perizinan Undang-undang No 13 tahun 2003, Kepmena-

kertrans Nomor KEP.224/MEN/2003 Tentang Kewajiban Pengusaha yang

mempekerjakan Pekerja/Buruh Perempuan antara pukul 23.00 – 07.00. karena

dari kedua peraturan yang ada tidak satu pun yang mengatur harus adanya

izin yang diwajibkan pada pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja

wanita pada malam hari, undang-undang tersebut seharusnya mengatur secara

tegas bahwa diwajibkan memiliki izin bagi perusahaan yang mempekerjakan

tenaga kerja wanita pada malam hari, dengan tidak adanya kewajiban yang

harus dilakukan oleh pengusaha yang diatur secara tegas dalam kedua

peraturan perundang-undangan tersebut diatas akan sangat berpengaruh pada

banyaknya perusahaan yang belum melakukan kewajiban-kewajiban dalam

pemenuhan hak-hak para pekerja. Dengan ketegasan yang ada dalam

peraturan perundang-undang akan memberikan perlindungan karena

perusahaan tidak akan mempekerjakan para wanita yang bekerja pada malam

hari dengan sembarangan tanpa memenuhi hak pekerja.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sendiri selaku Pengawasan bagi

setiap perusahaan yang mempekerjakan wanita pada malam hari, dalam

kenyataan dilapangan seringkali pengawasan tersebut lemah akibanya hukum

tidak dapat dilaksanakan secara efektif, menurut Disnaker Kab. Karanganyar

sendiri lemahnya pengawasan disebabkan karena minimnya jumlah petugas

pengawas melakukan penegakan hukum, dari jumlah perusahaan di Kab.

Karanganyar yang kurang lebih berjumlah 349 petugas pengawasnya hanya

berjumlah 9 orang. Sedangkan disisi lain kinerja Disnakertrans kurang aktif

dalam hal mengadakan sosialisasi pada pihak-pihak yang terkain, karena

sering kali para pihak tidak dapat memahami masalah rasionalitas perizinan

yang sering kali tidak ditemukan secara jelas sehingga para pihak terkait sulit

Page 76: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60  

memahami untuk apa izin tersebut harus dilakukan. “ Efektivitas sosialisasi

Disnakertrans sendiri juga merupakan bagian lain yang perlu dipertanyakan”

Adrian Sutendi ( 2010 : 286-287 )

Pemerintah dalam mewujudkan perlindungan hukum yang sesuai dengan

tujuan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 juga perlu memperhatikan

Sarana dan fasilitas agar terciptanya efektifitas hukum, tanpa adanya

tunjangan fasilitas dan sarana, hukum sangat sulit untuk berlaku, dalam hal

fasilitas atau sarana yang diberikan oleh pemerintah untuk proses perizinan

salah satunya harus ada birokrasi yang mudah, murah, karena bagi sebuah

perusahaan jika akan melakukan sebuah proses perizinan tersebut pasti akan

dikaitkan dengan efisiensi biaya karena untuk mengurus suatu ijin tidaklah

murah, selain itu birokrasi yang berbelit, hal itu sependapat dengan apa yang

dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya Ridwan HR (2010 : 210)

Menurutnya, Organisasi disebut sebagai sebuah birokrasi, menentukan

norma-normanya sendiri yang semuanya harus dilaksanakan. Menurut Adrian

Sute dalam bukunya yang berjudul Hukum Perizinan dalam Sektor Hukum

Publik (2010 : 282) mengatakan prosedur birokrasi yang panjang membuat

para pengusaha keberatan untuk mendapatkan izin tersebut. Dalam sebuah

Organisasi mempunyai peraturan dan pengaturan dan juga memberi perintah

agar organisasi dapat berfungsi secara efektif di mana semua peraturan harus

ditaati. Dalam konteks perizinan Kepentingan buruh adalah perizinan yang

diberikan Kepengusaha harus mampu memaksa pengusaha untuk

meningkatkan kesejahteraan buruh, dengan kata lain perizinan menjadi

instrumen hukum pengawasan dalam penegakan hak-hak normatif pekerja

sebagai standart minimal yang harus dipenuhi oleh pengusaha. Fungsi inilah

yang kurang berjalan dalam perizinan yang berlangsung, disisi lain pengusaha

juga mengeluhkan adanya biaya yang tinggi yang harus dikeluarkan dalam

hal mengurus izin, diluar retribusi resmi, terjadi pengutan-pungutan liar yang

bahkan kadangkala lebih besar dari tarif resmi ( Adrian Sutedi , 2010 :285) .

pemerintah harus menghilangkan anggapan-anggapan bahwa dalam

mengurus suatu perizinan untuk mempekerjakan pekerja wanita pada malam

Page 77: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61  

hari biaya tinggi dan birokrasi yang rumit dengan muranya biaya pendaftaran

perizinan diharapkan hal tersebut dapat menjadi daya terik bagi perusahaan

untuk mendapatkan izin.

C. Hak-Hak Pekerja Wanita Yang Bekerja Pada Malam Hari dan

Kewajiban Pengusaha PT Kusuma Mulia dalam Hal Mempekerjakan

Wanita Pada Malam Hari

1. Hak yang harus diperoleh para pekerja wanita yang bekerja pada

malam hari di PT. Kusuma Mulia yang telah diatur dalam UU.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 mengakui persamaan hak

tanpa diskriminasi antara tenaga kerja laki-laki dan perempuan di pasar

kerja (Pasal 5 dan 6). Selain itu buruh perempuan dirasa perlu lebih

mendapat perlindungan hak-haknya sesuai dengan kodrat, harkat dan

martabatnya, disisi lain perempuan juga punya keterbatasan.

CEDAW Working Group Indonesia (CWGI) menyatakan, bahwa

hak buruh sering diabaikan dan persoalan diskriminasi terhadap

perempuan di tempat kerja masih banyak terjadi. Buruh perempuan sering

mengalami perlakuan tidak manusiawi karena persoalan hak repro-

duksinya. Sulit untuk mendapatkan cuti haid, terancam PHK sesudah

melahirkan atau rentan mengalami pelecehan seksual baik dari buruh laki-

laki ataupun atasannya sendiri seperti mandor atau majikan (Jurnal

Perempuan, ”Ribuan Buruh Perempuan Terancam Kehilangan Hak

Pekerja, Negara Abaikan Konvensi CEDAW” ,Post on July 31,2007 By

CWGI).

Tidak adanya dikriminasi antara tenaga kerja wanita dan laki-

laki dalam mendapatkan perlakuan, membuka banyak peluang bagi

tenaga kerja wanita dalam menerima hak-haknya, karena seringkali

sebagai kaum yang lebih lemah dari laki-laki, tenaga kerja wanita

diperlakukan dengan tidak adil karena dapat dilihat dalam kenyataanya

dilapangan bahwa mereka terkonsentrasi pada industri padat karya,

dengan jam kerja panjang, membosankan, penuh dengan limbah

Page 78: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62  

industri, dan upah rendah. Sebagai seorang yang lemah dari pada laki-

laki harus ada perhatian khusus bagi pekerja wanita, apalagi yang

bekerja pada malam hari, harus dilindungi dari kemungkinan-

kemungkinan terkena resiko atas pekerjaan yang dilakukannya, karena

sering kali pekerja apalagi pekerja wanita dianggap pihak yang lemah

ekonominya jika dibandingkan dengan pelaku usaha yang mempunyai

ekonomi yang kuat, maka sudah sepatutnya sebagai pihak yang

dianggap lemah mendapat perlindungan atas hak-hak yang

diperolehnya.

Undang-undang telah mengatur hak-hak yang diperoleh bagi

pekerja wanita yang melakukan pekerjaan pada malam hari diantaranya:

a. Kepmenakertrans Nomor KEP.224/MEN/2003 tentang kewajiban

pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh perempuan

antara pukul 23.00 sempai dengan 07.00, hak yang diperoleh para

pekerja dari Keputusan menteri ini antara lain :

1) Mendapat penjagaan keamanan dan kesusilaan pekerja atau

buruh perempuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(1) huruf b dengan :

a) Adanya petugas keamanan ditempat kerja.

b) Mendapat kamar mandi/WC yang layak dengan penerangan

yang memadahi sarta terpisah antara pekerja/buruh

perempuan dan laki-laki.

2) Mendapat makanan dan minuman yang diberikan harus

sekurang-kurangnya 1400 kalori yang diberikan pada waktu

istirahat antara jam kerja dan tidak dapat diganti dengan uang.

3) Mendapat makanan dan minuman, peralatan, dan ruangan

makan harus layak serta memenuhi syarat higiene dan sanitasi.

Penyajian menu makanan dan minuman yang diberikan

Kepada pekerja/buruh harus secara bervariasi.

4) Mendapat menyediakan antar jemput dimulai dari tempat

penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya, Penjemputan

Page 79: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63  

dilakukan dari tempat penjemputan ke tempat kerja dan

sebaliknya antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.

5) Mendapat menetapkan tempat penjemputan dan pengantaran

pada lokasi yang mudah dijangkau dan aman bagi

pekerja/buruh perempuan, Kendaraan antar jemput harus

dalam kondisi yang layak dan harus terdaftar di perusahaan

b. Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan Pasal 76 hak-hak yang didapat para pekerja pada

malam hari adalah sebagai berikut :

1) Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18

(delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00

sampai dengan pukul 07.00.

2) Perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya

bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun

dirinya dilarang dipekerjakan bekerja antara pukul 23.00

sampai dengan pukul 07.00.

3) Mendapat makanan dan minuman bergizi

4) Mendapat penjagaan kesusilaan dan keamanan selama di

tempat kerja.

5) Mendapat angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh perem-

puan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00

sampai dengan pukul 05.00.

Selain hak-hak yang diatur secara tegas dalam beberapa

peraturan yang berlaku dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003

memberikan perlindungan Kepada tenaga kerja perempuan, per-

lindungan tersebut juga menjadi hak yang perlu diperoleh bagi para

pekerja wanita yang bekerja dimalam hari di PT. Kusuma Mulia

Karanganyar, Perlindungan dimaksudkan untuk :

a. menjamin hak-hak dasar tenaga kerja dan menjamin kesetaraan

kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi untuk mewujudkan

Page 80: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64  

kesejahteraan tenaga kerja dengan tetap memperhatikan

perkembangan dunia usaha.

b. menghilangkan berbagai hambatan yang dihadapi tenaga kerja

perempuan serta mendorong berkembangnya kualitas tenaga kerja

perempuan guna untuk meningkatkan peran serta mereka di dunia

kerja.

c. menjamin terlaksanya fungsi reproduksi secara baik, meningkatkan

kesetaraan, menghilangkan perlakuan diskriminasi dan mening-

katkan kualitas dalam rangka menjalankan peran, fungsi dan

tanggung jawabnya di dunia kerja.

Upaya perlindungan terhadap tenaga kerja perempuan diberikan

sesuai dengan kekhususan yang dimiliki perempuan, agar mereka dapat

melaksanakan perannya secara maksimal baik sebagai istri, ibu rumah

tangga, pekerja maupun sebagai anggota masyarakat. Upaya per-

lindungan terhadap tenaga kerja perempuan yang diberikan oleh

Undang undang Ketenagakerjaan ini perlu diadvokasikan secara terus

menerus Kepada:

a. pengusaha

advokasi Kepada pengusaha ini dimaksudkan agar pengusaha lebih

memperhatikan dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang memberikan perlindungan secara khusus terhadap

tenaga kerja perempuan yang dipekerjakannya

b. tenaga kerja perempuan

advokasi terhadap tenaga kerja perempuan juga perlu dilakukan agar

tenaga kerja perempuan tersebut mengetahui tentang hak-haknya

yang diberikan Undang-undang, sehingga bila pengusaha melalaikan

kewajibannya dalam memberikan perlindungan khusus, maka

mereka dapat menuntutnya sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

Perlindungan bagi para pekerja kerja mencakup :

Page 81: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65  

a. Norma keselamatan kerja yang meliputi hal-hal yang berhubungan

dengan mesin, alat-alat kerja, pesawat dan proses pekerjaannya, serta

keadaan tempat kerjadan lingkungan serta cara melakukan

pekerjaan.

b. Norma kesehatan kerja dan Heigiene kesehatan perusahaan yang

meliputi : pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja, dilaku-

kan dengan pemberian obat-obatan dan perawat bagi tenaga kerja

yang sakit. Mengatur persediaan tempat cara dan syarat kerja

memenuhi heigiene kesehatan perusahaan dan pekerja untuk

mencegah penyakit.

c. Norma kerja yang meliputi : perlindungan tenaga kerja yang ber-

kaitan dengan waktu bekerja, sistem pengupahan, istirahan, cuti, ker-

ja wanita, anak, kesusilaan ibadah menurut kesusilaan masing-

masing yang telah diakui oleh pemerintah.

d. Kepada tenaga kerja yang mendapat kecelakaan atau menderita

penyakit karena kuman yang diakibatkan dari sebuah pekerjaan, ia

berhak mendapat ganti rugi perawatan dan rehabilitasi akibat ke-

celakaan atau penyakit akibat pekerjaan, ahli waris juga berhak

mendapat ganti rugi.

Dari beberapa uraian diatas dapat diklasifikasikan bahwa

perlindungan tenaga kerja perempuan dapat dikategorikan menjadi tiga

hal :

a. Perlindungan yang bersifat Protektif

Kebijakan perlindungan ini diarahkan pada perlindungan

fungsi reproduksi bagi tenaga kerja perempuan, seperti pemberian

istirahan haid, cuti melahirkan atau gugur kandung. Tenaga kerja

perempuan merupakan kelompok yang karena kodratnya mem-

punyai karakteristik tertentu yang perlu mendapat perhatian. Oleh

sebab itu dalam beberapa hal terhadap tenaga kerja perempuan ini

diberlakukan peraturan khusus terutama yang menyangkut

perlindungan tenaga kerja perempuan, mencakup : larangan mela-

Page 82: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66  

kukan pekerjaan yang membahayakan kesehatan kesusilaan perem-

puan ( misal, tidak boleh bekerja dibidang tambang dibawah

tanah), cuti haid, dan kesempatan menyusui anak pada waktu jam

kerja.

Untuk melihat sampai seberapa jauh peraturan perundang-

undangan telah memperhatikan ekssistensi tenaga kerja perempuan,

berikut ini disajikan ketentuan-ketentuan yang mengatur masalah-

masalah tenaga kerja perempuan yang bekerja pada malam hari

yaitu :

Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ke-

tenagakerjaan Pasal 76 diatur hak-haknya sebagai berikut :

1) Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18

(delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul

23.00 sampai dengan pukul 07.00.

2) Dilarang dipekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang

menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan

keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja

antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.

3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan

antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib :

a) memberikan makanan dan minuman bergizi dan

b) menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat

kerja.

4) Mendapat angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh

perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul

23.00 sampai dengan pukul 05.00.

Kepmenakertrans Nomor Kep.224/MEN/2003 tentang ke-

wajiban pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh

perempuan antara pukul 23.00 sempai dengan 07.00, hak-hak yang

dalam Keputusan menteri ini antara lain :

Page 83: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67  

1) Mendapat penjagaan keamanan dan kesusilaan pekerja atau

buruh perempuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(1) huruf b dengan :

a) Disediakan petugas keamanan ditempat kerja.

b) Disediakan kamar mandi/WC yang layak dengan

penerangan yang memadahi sarta terpisah antara pekerja

/ buruh perempuan dan laki-laki.

2) Mendapat makanan dan minuman yang diberikan harus

sekurang-kurangnya 1400 kalori yang diberikan pada waktu

istirahat antara jam kerja dan tidak dapat diganti dengan

uang.

3) Mendapat makanan dan minuman, peralatan, dan ruangan

makan harus layak serta memenuhi syarat higiene dan

sanitasi. Penyajian menu makanan dan minuman yang

diberikan Kepada pekerja/buruh harus secara bervariasi.

4) Mendapat nagkutan antar jemput dimulai dari tempat

penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya, Penjemputan

dilakukan dari tempat penjemputan ke tempat kerja dan

sebaliknya antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.

5) Ditetapkan tempat penjemputan dan pengantaran pada lokasi

yang mudah dijangkau dan aman bagi pekerja/buruh

perempuan, Kendaraan antar jemput harus dalam kondisi

yang layak dan harus terdaftar di perusahaan

Penerapan dari peraturan perundang-undangan yang ada

diatas di PT. Kusuma Mulia adalah sebagai berikut :

1) Pada PT. Kusuma Mulia cabang Palur dalam memberikan

perlindungan yang ada di peraturan perundang-undangan yang

ada belum sepenuhnya dapat dilaksanakan sesuai peraturan

tersebut. Untuk ketentuan Undang-undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 76 ayat (1) yang meng-

atakan bahwa pekerja yang berusia kurang dari 18 tahun atau

Page 84: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68  

belum kawin dilarang dipekerjakan dalam waktu kerja antara

pukul 23.00 sampai dengan 07.00, dalam hal ini PT. Kusuma

Mulia sudah melaksanakan aturan tersebut dari para pekerja

wanita yang bekerja dibagian Kitting atau rajut rata-rata sudah

berusia diatas 20 tahun dan tidak ada yang berusia kurang dari

18 tahun, meskipun boleh berusia kurang dari 18 tahun tatapi

asal sudah kawin para pekerja wanita yang dibagian Knitting

juga tidak ada, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel

berikut ini.

Tabel 2 ( Identitas Pekerja Wanita pada Malam Hari )

NO NAMA TANGGAL

LAHIR

ALAMAT

1 Sapta Afriana 3 Maret 1981 Kebakkramat

2 Enny Purwanti 7 Januari 1978 Masaran

3 Tutik DJ 13 Maret 1987 Sragen

4 Nur Fitri 20 Desember 1987 Karanganyar

5 Hartati 30 Februari 1988 Surakarta

6 Meiria Ambar I 3 November 1989 Masaran

7 Nur Roini H 18 September 1986 Kebakkramat

8 Tri Hastatik 16 Oktober 1989 Jaten

9 Tri Tarwanti 24 Oktober 1986 Jaten

10 Ari Eko Saputri 30 Desember 1984 Karanganyar

2) Untuk Pasal 76 ayat (2) Undang-undang Nomor 13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan yang pada intinya perempuan

yang dalam keadaan hamil dilarang dipekerjakan antara pukul

23.00 sampai dengan pukul 07.00 , di PT. Kusuma Mulia jika

ada para pekerja wanita yang sedang hamil tidak mendapat

shift malam mereka hanya memdapat sift pagi dan siang saja,

Page 85: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69  

jika yang hamil tersebut berada dibagian kantornya akan

dipindah ke bagian lain yang tidak sampai shift malam.

3) Untuk pasal 76 ayat (4) Undang-undang Nomor 13 tahun 2003

tentang ketenagakerjaan dan Kepmenakertrans Nomor

Kep.224/MEN/2003 tentang kewajiban pengusaha yang mem-

pekerjakan pekerja atau buruh perempuan antara pukul 23.00

sampai dengan 07.00 yang pada intinya mengatur masalah

harus ada angkutan antar jemput yang difasilitasi Kepada para

pekerja wanita yang bekerja malam hari dengan tempat

penjemputan yang mudah dijangkau para pekerja, di PT.

Kusuma Mulia tidak dilaksanakan, padahal PT tersebut

mempunyai sebuah angkutan antar jemput berupa mini bus

yang layak pakai dan masih bisa beroperasi secara maksimal,

dalam hal ini PT. Kusuma Mulia menggatinya dengan uang

transport yang besarnya tidak ditentukan oleh jarak semua

mendapat uang transport yang besarnya sama, jelas dalam

pasal 76 ayat (4) dan dalam Kepemenakertrans disebutkan

angkutan antar jemput tidak beleh diganti dengan uang, dalam

hal ini PT. Kusuma Mulia tidak melaksanakan seperti apa yang

ada dalam peraturan ketenagakerjaan, padahal angkutan antar

jemput tesebut dimaksudkan untuk menjaga keselamatan saat

perjalanan, karena pada saat itu malam hari, dengan adanya

pergantian uang tujuan Undang-undang ketenagakerjaan dalam

hal melindungi pekerja kurang terwujud, hal ini merupakan

suatu bentuk pelanggaran pada peraturan perundang-undangan

ketenagakerjaan.

4) Untuk Pasal 76 ayat (3) Undang-undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan dan Kepmenakertrans Nomor

Kep.224/MEN/2003 tentang kewajiban pengusaha yang

mempekerjakan pekerja atau buruh perempuan antara pukul

23.00 sampai dengan 07.00 yang pada intinya mengatur bahwa

Page 86: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70  

setiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan

pekerja wanita pada malam hari antara pukul 23.00 sampai

pukul 07.00 harus menyediakan makanan atau minuman

sekurang-kurangnya 1400 kalori dan tidak dapat diganti

dengan uang, PT . Kusuma Mulia dalam hal ini tidak

melaksanan peraturan tersebut khususnya mengenai adanya

pemberian makanan dan minuman pada pekerja wanita yang

mendapat waktu kerja malam hari, tetepi perusahaan dalam hal

ini PT. Kusuma Mulia mengganti ketentuan tersebut dengan

pemberian uang makan, dengan pemberian uang PT. Ini telah

melanggar ketentuan yang ada karena secara jelas bahwa

pemberian makan dan minum tersebut tidak boleh diganti

dengan uang, apalagi uang pengganti yang diberikan oleh

pihak PT. Kusuma Mulia sendiri besarnya sangat tidak sesuai

dengan harga makanan sebanyak 1400 Kalori, jauh lebih kecil

jumlahnya.

5) Untuk Kepmenakertrans Nomor Kep.224/MEN/2003 tentang

kewajiban pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh

perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00 Peng-

usaha wajib menjaga keamanan dan kesusilaan pekerja atau

buruh perempuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(1) adalah dengan : Menyediakan petugas keamanan ditempat

kerja. Menyediakan kamar mandi atau WC yang layak dengan

penerangan yang memadahi sarta terpisah antara pekerja atau

buruh perempuan dan laki-laki. Di PT. Kusuma Mulia dalam

hal penjagaan oleh petugas keamanan dilakukan selama 24 jam

non stop dengan sistem kerja pertukaran, yang terbagi dalam 3

shift masing-masing shift bekerja selama delapan jam,dari

pukul 07.00 sampai dengan pukul 15.00 dan pukul 15.00

sampai pukul 23.00 dan 23.00 sampai pukul 07.00, banyaknya

petugas satpam yang berjaga distiap malamnya adalah 3 orang

Page 87: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71  

sedangkan untuk shift pagi ada empat orang. Sedangkan

menyediaan sarana kamar mandi atau WC di PT. Kusuma

Mulia ada dua ruang yang satu untuk laki-laki dan yang

satunya untuk wanita, dan itu telah sesuai dengan adanya

pemisahan antara kamar mandi laki-laki dan wanita selain itu

jumlah tenaga kerja wanita yang bekerja pada malam hari

hanya berjumlah tiga sampai empat orang dalam satu shiftnya

dan itu sudah sangat memedahi dengan satu kamar mandi,

petugas kebersihan juga selalu membersihkan kamar mandi

tersebut. Tetapi untuk ketentuan dalam Kepmenakertrans yang

mengatur masalah Penyediaan makanan dan minuman,

peralatan, dan ruangan makan harus layak serta memenuhi

syarat higiene dan sanitasi. Penyajian menu makanan dan

minuman yang diberikan Kepada pekerja/buruh harus secara

bervariasi, tidak dilaksanakan oleh PT. Kusuma Mulia, karena

selama ini PT. Kusuma Mulia tidak memberikan makan dan

minum jadi untuk ruang makan yang higenis tidak ada, hal

tersebut jelas melanggar ketentuan dalam Undang-undang

Nomor 13 Tahun 2003.

Dalam Pasal 187 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003

disebutkan Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2), Pasal 44 ayat (1), Pasal 45 ayat

(1), Pasal 67 ayat (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 76, Pasal 78 ayat (2),

Pasal 79 ayat (1), dan ayat (2), Pasal 85 ayat (3), dan Pasal 144,

dikenakan sanksi pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan

paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp

100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Tindak pidana sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana pelanggaran.

Jadi walaupun PT. Kusuma Mulia ini mempekerjakan

pekerja wanita pada malam hari, para pekerja wanita yang bekerja

Page 88: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72  

pada malam hari tersebut berhak mendapatkan hak-hak yang diatur

dalam peraturan yang ada. Ini merupakan koreksi pemerintah,

karena masih bayak terdapat pelanggaran terhadap ketentuan

Undang-undang Ketenagakerjaan yang masih tetap terjadi.

b. Korektif

Kebijakan perlindungan ini diarahkan pada peningkatan

kedudukan tenaga kerja perempuan seperti larangan pemutusan

hubungan tenaga kerja bagi tenaga kerja perempuan karena me-

nikah, hamil atau melahirkan. selain itu juga menjamin tenaga kerja

perempuan agar dilibatkan dalam penyusuna peraturan perusahaan

dan perjanjian kerja bersama.

Pelaksanaan perlindungan yang bersifat koreksi terhadap hal-

hal yang normatif dilakukan melalui pengawasan ketenagakerjaan

oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan. Pengertian pengawasan

dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan untuk melihat,

melakukan pengawasan. Sedangkan pengawasan ketenagakerjaan

adalah lembaga yang penting dalam penyelenggarakan undang-

undang dan peraturan lain yang terkait masalah ketenagakerjaan.

Tujuan pengawasan untuk mengawasi berlakunya peraturan

perundang-undangan yang ada masalah ketenagakerjaan,

menghimpun bahan dan keterangan masalah hubungan kerja dan

keadaan tenaga kerja serta menjalankan pekerjaan lain yang

menjadi kewajibannya.

Dalam Pasal 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia No-

mor 21 tahun 2010 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan Peng-

awasan Ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan

menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang

ketenagakerjaan .

Tugasnya Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan

standarisasi teknis dibidang pembinaan pengawasan ketena-

gakerjaan sedangkan fungsinya

Page 89: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73  

1) perumusan kebijakan di bidang pembinaan pengawasan nor-

ma ketenagakerjaan ,norma kerja perempuan dan anak ,ke-

selamatan kerja dan kesehatan kerja.

2) pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang

pembinaan pengawasan norma ketenagakerjaan, norma kerja

perempuan dan anak ,keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

3) perumusan pedoman, standar, norma, kriteria, prosedur, dan

evaluasi dibidang pembinaan pengawasan norma ketena-

gakerjaan, norma kerja perempuan dan anak, keselamatan

kerja dan kesehatan kerja .

4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pem-

binaan pengawasan norma ketenagakerjaan, norma kerja

perempuan dan anak, keselamatan kerja dan kesehatan kerja

dan

5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jendral.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 Pasal

176 pelaksanaan pengawasan terdiri dari beberapa rangkaian

kegiatan, meliputi :

1) Penyusunan rencana kerja.

2) Pemeriksaan diperusahaan atau tempat kerja

3) Pelaporan hasil pemeriksaan

PT. Kusuma Mulia cabang palur terletak di kabupaten

Karanganyar berarti PT tersebut masuk dalam Pengawasan Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten

Karanganyar, pengawasan terhadap perusahaan yang mem-

pekerjakan pekerja wanita pada malam hari terus menerus

dilakukan oleh Disnakertrans Kab. Karanganyar dengan melak-

sanakan satu tahun satu kali.

Pengawasan untuk para perusahaan masuk dalam seksi

pembinaan, pengawsan dan seksi kerja lebih spesifik lagi ikut da-

Page 90: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74  

lam bagian pengawasan, ketenagakerjaan dan seksi syarat kerja,

seksi perselisihan hubungan industrial.

Peran Disnakertrans dalam melakukan pengawasan pada

perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja wanita pada malam

hari ini dilakukan dengan cara

1) mengadakan pengawasan langsung dilapangan yang dilakukan

oleh sembilan orang termasuk empat diantaranya adalah

seorang penyidik. Jika ada perusahaan yang belum melakukan

kewajibannya seperti yang ada dalam peraturan yang ada

dalam hal ini pasal 76 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003

dan Kepmenakertrans Nomor Kep.224/MEN/2003 tentang

kewajiban pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh

perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00 ,

Disnakertans akan memberikan nota peringatan sebanyak tiga

kali pada perusahaan yang bersangkutan jika perusahaan yang

bersangkutan belum juga melaksanakan kewajibannya,

pengawas membuat laporan kejadian tentang pelanggaran dan

pengawas dari Disnaker akan mengeluarkan surat penerbitan

penyidikan ke Kepolisian.

2) Peran yang kedua dari Disnakertrans Kabupaten Karanganayar

untuk melindungi hak-hak para pekerja wanita yang bekerja

malam hari adalah dengan melakukan pembinaan yang

diadakan langsung oleh Disnaker kabupaten Karanganyar cara-

nya mengundang para pengusaha yang memiliki parusahaan

yang mempekerjakan tenaga kerja wanita pada malam hari,

selain mengundang para pemilik usaha Disnakertrans juga

mengundang serikat pekerja jika tidak ada serikat pekerjanya

biasanya diwakili oleh beberapa pekerja yang nanti pekerja

yang diundang dalam pembinaan tersebut akan menyebarkan

informasi yang diperolehnya.

Page 91: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75  

Pasal 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21

tahun 2010 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan jelas dikatakan

merupakan suatu kegiatan mengawasi dan menegakkan

pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang

ketenagakerjaan. Pada PT. Kusuma Mulia sendiri belum ada nota

atau peringatan yang dikeluarkan oleh Disnakertrans Kabupaten

Karanganyar dalam hal PT tersebut belum melakukan

kewajibannya sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun

2003 dan Kepmennakertrans Nomor Kep.224/MEN/2003 tentang

tata cara memperlakukan pekerja wanita pada malam hari, ini

merupakan koreksi dari pemerintah pada Disnakertran agar

melaksanakan tugasnya secara benar, dan menindaklanjuti

pelanggaran yang dilakukan pleh para pengusaha yang tidak sesuai

dengan peraturan yang ada.

c. Non-diskriminasi

Kebijakan perlindungan ini diarahkan pada tidak adanya

perlakuan yang bersifat diskriminatif terhadap tenaga kerja perempuan

ditempat kerjanya.

Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984

tentang pengesahan konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai

penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan, maka

pengesahan perlindungan tenaga kerja perempuan dari perlakuan

diskriminatif semakin kuat.

Dalam Pasal 11 UU Nomor 7 tahun 1984 dijelaskan tentang

hak-hak wanita dalam ketenagakerjaan yaitu :

1) Hak untuk bekerja sebagai hak asasi manusia.

2) Hak atas kesempatan kerja yang sama, termasuk kriteria seleksi

yang sama dalam penerimaan pekerja.

3) Hak untuk memilih profesi dan pekerjaan, hak untuk kenaikan

pangkat jaminan kerja dan semua tunjangan fasilitas kerja.

Page 92: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76  

4) Hak untuk memperoleh latihan kejuruan dan latihan ulang,

termasuk masa kerja sebagai magang.

5) Hak untuk menerima upah, termasuk tunjangan, perlakuan yang

sama untuk kerja yang sama nilainya.

6) Persamaan penilaian kualitas pekerjaan.

7) Hak atas jaminan sosial.

8) Hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk

perlindungan fungsi reproduksi.

Berkaitan dengan hal-hal yang diatur diatas kenyataannya di PT.

Kusuma Mulia cabang palur adalah sebagai berikut :

1) Hak untuk bekerja sebagai hak asasi manusia.

Pada Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak

atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Diskriminasi masih sering terjadi terutama dalam hal penerimaan

tenaga kerja diperusahaan atau instansi pemerintah, di mana tenaga

kerja laki-laki lebih diutamakan dari tenaga kerja perempuan.

Sebagai akibat adanya peraturan dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia pasal 27 ayat (2) tersebut PT. Kusuma

Mulia dalam hal perekrutan para pekerja tidak terdapat diskriminasi

dalam penerimaan para pekerja laki-laki dan perempuan, semua

orang boleh mendaftar pada lowongan yang ada baik laki-laki atau

wanita dan penerimaan kerja didasarkan pada kemampuan dari para

pekerja sendiri dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Perusahaan dalam melakukan tes dan pemeriksaan dalam proses

seleksi sepenuhnya adalah milik perusahaan dan merupakan rahasia

perusahaan, perusahaan juga tidak berkewajiban untuk menjelaskan

hasil seleksi pada calon karyawan dan pihak ketiga.

2) Hak atas kesempatan kerja yang sama, termasuk kriteria seleksi yang

sama dalam penerimaan pekerja.

Page 93: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77  

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1984

Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala

Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention On The

Elimination Of All Forms Of Discrimination Againts Woman) atau

disebut dengan Konvensi Wanita.

Tolak ukur terjadinya diskriminasi terhadap perempuan di

tempat kerja dapat dijelaskan pula bahwa wujud patriarki dalam

kehidupan sehari-hari dapat berupa perlakuan diskriminatif,

ketidakadilan atau tidak diterimanya di suatu lingkungan tertentu.

“Termasuk ke dalam pengertian diskriminasi adalah cara dan bentuk

sehalus apapun sehingga orang yang bersangkutan tidak menyadari

tindakan diskriminatif tersebut” (Jurnal Perempuan Dalam Birokrasi

Telaah Tentang Persoalan Perempuan Meniti Karir,Elly Ferdiana

Latief,2006:467).

Berkaitan dengan Konvensi tentang larangan diskriminasi

terhadap wanita (Konvensi Wanita), hal ini diperkuat dengan Pasal 5

dan 6 Undang-undang No.13 Tahun 2003 dimana setiap pekerja

memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk

memperoleh pekerjaan dan perlakuan yang sama antara buruh laki-

laki dan perempuan tanpa diskriminasi dari pengusaha.

Pada Pasal 32 ayat (1) Undang-undang Ketenagakerjaan di

mana dinyatakan penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan

asas terbuka, bebas, obyektif, serta adil dan setara tanpa

diskriminasi. Yang dimaksud adil dan setara adalah penempatan

tenaga kerja dilakukan berdasarkan kemampuan tenaga kerja dan

tidak didasarkan atas ras, jenis kelamin, warna kulit, agama dan

aliran politik. Akan tetapi tetap harus ada hak-hak yang harus

diperoleh buruh perempuan yang harus dipenuhi perusahaan yang

tidak bisa disamakan atau tidak diperoleh buruh laki-laki.

PT. Kusuma Mulia dalam melakukan pemberian kesempatan

kerja dilakukan dengan seluas-luasanya Kepada para calon pekerja

Page 94: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78  

yang akan mengikuti seleksi penerimaan para pekerja tidak pernah

ada larangan bagi perempuan yang akan melamar pekerjaan di PT.

Kusuma Mulia semua boleh mendaftar tetapi yang berhak

menentukan adalah PT. Kusuma Mulia sendiri, seleksi yang

diberikan dalam penerimaan para pekerja adalah sama tidak ada

diskriminasi, kalau laki-laki minimal harus SLTA ketentuan tersebut

berlaku pula bagi wanita, pada saat pemilihan para pekerja wanita

yang bekerja pada malam hari seleksi pemilihanya pun sama dengan

laki-laki tidak ada diskriminasi.

3) Hak untuk memilih profesi dan pekerjaan, hak untuk kenaikan

pangkat jaminan kerja dan semua tunjangan fasilitas kerja.

Pasal 32 ayat (2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003

mengatakan Penempatan tenaga kerja diarahkan untuk menempatkan

tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian,

keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan dengan memperhatikan

harkat, martabat, hak asasi, dan perlindungan hukum.

Setiap manusia baik wanita atau laki-laki berhak memilih

pekerjaan atau profesi yang diharapkannya, namun dalam hal ini

sering kali terbentur dengan kebutuhan yang digunakan dalam

sebuah perusahaan, di PT. Kusuma Mulia sendiri, jika membuka

sebuah lowongan pekerjaan siapa yang mau dia akan mendaftar jadi

secara langsung dapat dilihat jika para pekerja tersebut mendaftar

pada lowongan yang ada berarti mereka telah mememilih pekerjaan

sesuai haknya karena tidak mungkin PT. Kusuma Mulia melakukan

pemaksaan .

Sedangkan untuk kenaikan pangkat di PT. Kusuma Mulia

dilakukan dengan penilaian dari pimpinan, untuk para tenaga kerja

yang bekerja pada sektor lapangannya di PT. Kusuma Mulia ini

kenaikan upah mengikuti kenaikan Upah Minimum Regional

Kabupaten Karanganyar yang ada. Untuk fasilitas kerja semua

karyawan baik karyawan kantor atau para pekerja dengan tidak

Page 95: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79  

membedakan antara pekerja perempuan maupun laki PT ini

menyediakan sarana P3K dan jika ada kecelakaan kerja PT. Kusuma

Mulia akan menanggung semua biaya berobat sampai sembuh, para

pekerja jika sakit dan terpaksa harus rawat inap pihak PT ini juga

ikut membantu, PT ini juga telah bekerjasama dengan balai

pengobatan seperti balai pengobatan Kusuma Hati yang berada di

Jetis, serta puskesmas yang terdekat. jika mengalami kematian akibat

kecelakaan kerja PT tersebut memberikan kompensasi.

4) Hak untuk memperoleh latihan kejuruan dan latihan ulang, termasuk

masa kerja sebagai magang.

Sesuai dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan Setiap tenaga kerja berhak untuk

memperoleh dan/atau meningkatkan dan atau mengembangkan

kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya

melalui pelatihan kerja, dan pasal 12 ayat (3) mengatakan bahwa

Setiap pekerja/buruh memiliki kesempatan yang sama untuk

mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk program pelatihan yang terdapat di PT. Kusuma Mulia

ada, dengan dilatih oleh para senior yang telah ditentukan dan

dilakukan dengan diklat-diklat yang berada di ruang trening secara

bertahap pada tiga bulan pertama sebelum bekerja lebih lama, pada

bula pertama dan kedua diberikan pengarahan atau pengetahuan

secara umum dan pada bulan terakhir baru dilakukan latihan yang

sesuai dengan jurusan dan akan dinyatakan lulus, setelah mendapat

surat pernyataan lulus barulah para pekerja ditempatkan ditempat

yang sesuai dengan kemampuannya.

Untuk selajutnya dalam enam bulan pertama setelah melakukan

program latihan kejuruan para tenaga kerja tersebut diamati dengan

melihat tingkat kedislipinan dan hasil pekerjaan sampai kemudian

akan dinyatakan mampu.

Page 96: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80  

Pelaksanaan latihan kejuruan tersebut berada dibawah

pengawasan dari bagian personalia PT. Kusuma Mulia dan para

pekerja yang melakukan latihan seperti itu mendapat fasilitas

perlindungan seperti alat peraga yang ada, sedangkan dari segi

keamanan diberikan sepatu bood, masker dan sarung tangan.

5) Hak untuk menerima upah, termasuk tunjangn, perlakuan yang sama

untuk kerja yang sama nilainya.

  Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 1981 Tentang

Perlindungan Upah. Pada Pasal 2 yang menyatakan hak untuk

menerima upah timbul pada saat adanya hubungan kerja dan

berakhir pada saat hubungan kerja putus, Pasal 3 menyatakan

Pengusaha dalam menetapkan upah tidak boleh mengadakan

diskriminasi antara buruh laki-laki dari buruh perempuan untuk

pekerjaan yang sama nilainya.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 menyebutkan bahwa

Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang

memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk

mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi

pekerja/buruh.

Peraturan ketenagakerjaan melarang pengusaha melakukan

diskriminasi pemberian upah terhadap para pekerja Karena jenis

kelamin, suku, ras, agama dan juga status pekerja, misalnya, sebagai

pekerja kontrak. Pasal 88 sampai dengan 98 Undang-undang

Ketenagakerjaan tentang ketentuan-ketentuan pengupahan yang

didukung Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 tahun 1981 dan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja yaitu Kep.49/MEN/IV/2004

tentang ketentuan struktur dan skala upah.

Kebanyakan buruhnya berpendidikan minimal SLTA atau setara

karena hal ini merupakan salah satu syarat penerimaan buruh di PT

Page 97: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81  

ini, untuk bagian Knitting juga begitu Dan dalam hal ini tingkat

pendidikan para buruh tidak mempengaruhi besarnya pemberian

upah, selama mereka mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan

benar.besarnya upah yang diterima oleh para pekerja tidak ada yang

berada dibawah Upah minimum Regional Kabupaten Karanganyar

sebesar Rp. 801.500, semua pekerja baik wanita atau laki-laki

mendapat upah yang sama tanpa ada perbedaan. Upah diberikan

pada buruh bila telah bekerja selama 1 (satu) bulan.

6) Persamaan penilaian kualitas pekerjaan.

Persamaan peneilaian atas kualitas para pekerja dapat dilihat

dari perlakuakan sebuat perusahaan pada para pekerjanya, jika tidak

ada diskriminasi maka secara langsung dapat disimpulkan bahwa

penilaian kualitas para pekerja dilakukan dengan sama tanpa ada

diskriminasi, di PT Kusuma Mulia sendiri tidak pernah membedakan

penilaian antara para pekerja laki-laki dan wanita, siapa yang bekerja

bagus dan mempunyai kualitas pekerja itu lah yang mendapatkan

nilai tersendiri, meskipun kadang kala para pengusaha cenderung

menomor dua kan para pekerja wanita karena tenaga nya tetapi di PT

ini tidak berlaku begitu, mereka memaklumi kodrat wanita lebih

lemah dari laki-laki sehingga PT ini bisa memaklumi dengan tidak

memberikan pekerjaan yang berat.

7) Hak atas jaminan sosial .

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang

Jamsostek, Pengusaha diwajibkan untuk mengikutsertakan

pekerjanya dalam program jamsostek karena memenuhi syarat-syarat

antara lain :

a) Perusahaan berbadan hukum.

b) Usaha sosial lainnya yang tidak berbentuk perusahaan dan

mempunyai pengurus.

c) Memperkerjakan pekerja 10 orang atau lebih atau telah

mengeluarkan upah Rp.1.500.000,00 atau lebih setiap bulannya.

Page 98: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82  

Pada Undang-Undang No.3 Tahun 1992 tentang jamsostek,

Pasal 3 dinyatakan sistem jamsostek nasional bertujuan untuk

memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang

layak bagi setiap peserta dan atau anggota keluarga. Pada Pasal 3

ayat (2) dinyatakan tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga

kerja. Pada Pasal 7 ayat (2) dinyatakan jaminan sosial tenaga kerja

berlaku pula untuk keluarga tenaga kerja. Pada Pasal 20 ayat (2)

dinyatakan anggota keluarga peserta berhak menerima manfaat

jaminan kesehatan.

Belum terdapat perlindungan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek) di PT. Kusuma Mulia. Karena PT. Kusuma Mulia yang

berada di palur merupakan cabang dan termasuk perusahaan berskala

kecil yang terbilang masih baru didirikan, memperkerjakan pekerja

dalam jumlah sedikit dengan kontrak kerja waktu tertentu

merupakan beberapa hal yang menjadi alasan PT ini untuk belum

mengikutkan para pekerjanya ke dalam perlindungan jamsostek. Bila

terdapat hal yang berkaitan dengan kesejahteraan, kematian terhadap

para buruh maupun keluarganya, maka tetap terdapat pemberian

santunan dari perusahaan yang disesuaikan dengan peraturan

Perundang-undangan.

Berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu, dan buruh-

buruhnya disebut sebagai pekerja kontrak yang rentan tidak

mendapatkan jamsostek. Jamsostek merupakan hak setiap pekerja

baik pekerja tetap meupun pekerja kontrak. Jika ada pengusaha yang

oleh undang-undang menetapkan wajib untuk menyertakan para

pekerjanya dalam program jamsostek, namun pengusaha tersebut

tidak mengikutsertakan pekerjanya maka hal tersebut dianggap

kejahatan oleh undang- undang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

sanksi pidana dan sanksi administratif bagi perusahaan yang tidak

mengikutsertakan pekerjanya pada program jamsostek. Sanksi

Page 99: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83  

pidananya yang dapat dikenakan atas pelanggaran terhadap

ketentuan Jamsostek yaitu :

a) Pidana kurungan paling lama 6 bulan

b) Denda paling tinggi Rp.50 juta

Sedangkan sanksi administratif yang dapat dijatuhkan pada

perusahaan yang tidak mendaftarkan pekerjanya untuk ikut program

jamsostek adalah berupa pencabutan izin usaha. Jadi walaupun buruh

di PT ini adalah pekerja kontrak, mereka tetap berhak diikutsertakan

dalam program jamsostek. Ini merupakan koreksi pemerintah, karena

masih bayak terdapat pelanggaran terhadap ketentuan Undang-

undang Ketenagakerjaan yang masih tetap terjadi.

8) Hak atas perlindungan kesehatan sarta keselamatan kerja termasuk

perlindungan fungsi reproduksi.

Dalam Pasal 86 ayat (1) huruf (a) undang-undang Ketena-

gakerjaan disebutkan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak

untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan

kerja. Hal ini didukung pula dengan Undang-Undang Nomor 39

tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pada Pasal 49 ayat (2), (3).

Pasal 49 ayat (2) menyatakan wanita berhak mendapat perlindungan

khusus dalam pelaksanaan pekerjaan dan profesinya terhadap hal-hal

yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya

berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita. Sedang pada ayat (3)

dinyatakan hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan

fungsi reproduksinya dijamin dan dilindungi oleh hukum.

Keselamatan kerja bertalian dengan kecelakan kerja yaitu

kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau kecelakaan industri.

Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan sebagai suatu

kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang

mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas. Terdapat

4 (empat) faktor penyebab terjadinya kecelakan industri atau

kecelakaan kerja yaitu pertama faktor manusianya, kedua faktor

Page 100: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84  

materialnya atau bahannya atau peralatannya. Ketiga faktor bahaya

atau sumber bahaya yang terdapat 2 (dua) sebab yaitu perbuatan

berbahaya (metode kerja yang salah, sikap kerja yang tidak

sempurna) dan kondisi atau keadaan berbahaya (keadaan mesin atau

peralatan-peralatan, lingkungan, proses). Keempat faktor yang

dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan atau perawatan mesin-

mesin/ peralatan sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna.

Pekerja berhak mendapat perlindungan keselamatan dan

kesehatan kerja, di PT ini pekerja wanita yang bekerja pada malam

hari ditempatkan di bagian Knitting atau perjutan jadi tidak

menggunakan mesin-mesin berat yang disediakan di pabrik. Karena

banyak debu yang tidak baik bagi kesehatan para pekerja jadi PT.

Kusuma Mulia mengharuskan Penggunaan masker wajah dan

celemek untuk melindungi pernafasan mereka.

Pada perlindungan fungsi reproduksi para pekerja wanita yang

mendapat waktu kerja pada malam hari tidak ditempatkan pada

bagian mesin-mesin yang bising sehingga mengganggu kesehatan,

atau pada tempat-tempat pewarnaan kain yang banyak menggunakan

zat kimia sehingga seringkali berbahaya bagi pekerja wanita, PT ini

hanya menempatkan dibagian rajut yang tidak berbahaya dan tidak

mengandung zat-zat yang membahayakan organ reproduksi wanita.

Tentang perlindungan moral dan kesusilaan, di PT ini diatur

bahwa setiap pekerja dan pengusaha harus saling menghormati dan

menjaga nilai-nilai kesusilaan. Perlakuan yang sesuai dengan harkat

dan martabat manusia serta nilai-nilai agama antara pekerja dan

pengusaha di PT ini.

Selain tolak ukur ketiga perlindungan seperti diatas hak-hak,

pemberian hak-hak pada pekerja juga dapat dilakukan dengan adanya

kesepakatan internal dengan melihat ada tidaknya perjanjian kerja,

perjanjian kerja bersama, atau dengan peraturan perusahaan tetapi da-

lam pasal 108 ayat (2) Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 dise-

Page 101: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85  

butkan Kewajiban membuat peraturan perusahaan tidak berlaku bagi

perusahaan yang telah memiliki perjanjian kerja bersama, sedangkan

yang dimaksud perjanjian kerja dalam Undang-undang No 13 Tahun

2003 adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau

pemberi kerja yang memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para

pihak, sedangkan yang dimaksud Perjanjian Kerja Bersama adalah

perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat

pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang

tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang kete-

nagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau

perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan

kewajiban kedua belah pihak. Karena dengan adanya sebuah perjanjian

kerja akan mengetahui hak-hak yang diterima oleh para pekerja dan

kewajiban-kewajiban pengusaha, itu merupakan hal-hal yang harus

termuat dalam sebuah perjanjian kerja. Jika pengusaha akan

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari harus ada dalam

perjanjian kerja yang mengatur tentang hak-hak apa saja yang didapat

oleh pekerja tersebut, di PT. Kusuma Mulia sendiri tidak memilik

peraturan perusahaan dan hanya memiliki tata tertib perusahaan saja itu

berarti berarti perjanjian kerja merupakan hal penting untuk mengatur

hak-hak dan kewajiban yang ada, perjanjian kerja yang ada di PT.

Kusuma Mulia tersebut telah memenuhi syarat-syarat dalam pasal 52

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, sedangkan untuk syarat pasal

54 belum terpenuhi semua dengan tidak adanya besarnya upah yang

diterma oleh pekerja, dan dalam perjanjian kerja tersebut tidak

mengatur masalah-masalah mengenai hak-hak yang didapat para

pekerja wanita pada malam hari, bahkan tidak ada kesepakatan tentang

waktu kerja malam hari. Dalam hal perjanjian kerja bersama dalam

pasal 116 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Perjanjian kerja

bersama dibuat oleh serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat

pekerja/serikat buruh yang telah tercatat pada instansi yang

Page 102: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86  

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau

beberapa pengusaha, di PT. Kusuma Mulia tidak ada serikat pekerja

jadi tidak ada perjanjian kerja bersama, dengan tidak adanya perjanjian

kerja yang mengatur akan hak-hak para pekerja wanita yang mendapat

waktu kerja pada malam hari akan memudahkan penyimpangan para

pengusaha.

Dalam Pasal 187 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan disebutkan Barang siapa melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2), Pasal 44 ayat (1), Pasal

45 ayat (1), Pasal 67 ayat (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 76, Pasal 78 ayat

(2), Pasal 79 ayat (1), dan ayat (2), Pasal 85 ayat (3), dan Pasal 144,

dikenakan sanksi pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan

paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp

100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Tindak pidana sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana pelanggaran. Dari

sanksi yang ada tersebut jelas itu sangat ringan dan tidak membuat

seorang pengusaha yang mempekerjakan wanita pada malam hari

merasa takut, harusnya sanksi tersebut diperberat agar timbul kesadaran

para pengusaha untuk melakukan kewajibannya. Dibenarkan dengan

pendapat Soerjono Soekanto ( 2010 :41) bahwa salah satu masalah yang

dihadapi dalam penegakan hukum adalah efektivitas sanksi yang

diancamkan terhadap peristiwa-peristiwa dan tujuan sanksi tersebut

dapat mempunyai efek yang menakutkan terhadap pelanggaran

potansial.

Kurangnya penerangan dari pihak yang terkait yaitu Departemen

Tenaga Kerja mengenai Hukum Ketenagakerjaan baik pada pengusaha

maupun pda tenaga kerja perempuan itu sendiri, hal itu dibenarkan

dengan melakukan klarifikasi pada beberapa pekerja di PT. Kusuma

Mulia yang mengatakan bahwa selama ini belum pernah diadakan

penyuluhan atau sosialisasi dari Disnakertrans terkait. Di samping itu

Page 103: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87  

kurangnya pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang

mempekerjakan tenaga kerja perempuan di malam hari merupakan

salah satu penyebab banyaknya penyelewengan yang dilakukan oleh

pengusaha yang mempekerjakan perempuan di malam hari. Pemerintah

selaku pihak yang berwenang mengurus masalah-masalah yang

berkaitan dengan ketenagakerjaan seharusnya mempunyai sikap yang

proaktif dalam menegakkan peraturan perundang-undangan di bidang

ketenagakerjaan. Dalam bukunya Ardian Sutedi (2010:287)

pengawasan yang merupakan kunci dari perlindungan hukum di bidang

tenaga kerja perlu lebih diintensifkan. Pemerintah tidak harus

menunggu di kantor datangnya laporan atau datangnya pengusaha

untuk meminta izin mempekerjakana tenaga kerja perempuan di malam

hari. Akan tetapi pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja harus mencari

informasi sebelum informasi itu datang.

Penusaha sendiri kurang mempedulikan hal–hal yang bersifat

memberikan efek yang kurang menguntungkan bagi dirinya. Seperti

diketahui bahwa semua kewajiban yang dibebankan Kepada pengusaha

yang mempekerjakan tenaga kerja perempuan di malam hari, bersifat

pengeluaran bagi pengusaha, antara lain penyediaan makanan dan

minuman yang bergizi, penyediaan fasilitas antar jemput, penyediaan

kamar mandi/WC yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, dan

lain-lain, semuanya merupakan sumber pengeluaran bagi pengusaha.

Seperti yang telah dikemukakan pihak PT. Kusuma Mulia karena

banyaknya biaya yang harus dibutuhkan dalam hal pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan tersebut, misalnya perusahaan terlalu berat saat

diharuskan memberikan fasilitas ruang dan peralatan yang higeinis,

pengeluaran bensin yang digunakan untuk biaya transport, yang

seringkali para pekerja lebih memilih dialigkan dalam bentuk uang saja,

seperti pemberian makan dan minum para pekerja lebih senang diganti

dengan uang. Banyaknya pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk

pemenuhan kebutuhan seperti yang diatur dalam peraturan yang ada

Page 104: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88  

sangat berimbas pada kenaikan produksi apalagi dalam masa seperti ini

kebutuhan produksi sangat mahal dan persaingan sangat ketat, jadi

tidak mungkin perusahaan akan menaikan harga jual dengan kualitas

yang sama tetapi kenaikan tersebut digunakan untuk pemenuhan

kesejahteraan para pekerja, apalagi seperti PT. Kusuma Mulia yang

berada di palur merupakan cabang dan baru berdiri beberapa tahun yang

lalu. Sementara di lain pihak naluri seorang pengusaha adalah untuk

mendapatkan keuntungan yang setinggi-tingginya dari pengorbanan

yang sekecil-kecilnya. Oleh karena itu semua kewajiban yang

dibebankan Kepadanya sebagai pengusaha yang mempekerjakan tenaga

kerja perempuan di malam hari dianggapnya sebagai sesuatu yang

merugikannya saja, sehingga pengusaha cenderung mengabaikannya.

Kecenderungan pengusaha untuk berlaku seperti itu juga didukung

oleh kondisi tenaga kerjanya yang cenderung tidak berani menuntut apa

yang menjadi haknya dengan alasan takut dipecat. Hal ini semakin

meningkatkan arogansi pengusaha. Ada satu prinsip dari pengusaha

tentang kesewenang-wenangannya dalam mempekerjakan tenaga kerja

perempuan, yaitu, siapa yang mau menerima kondisi kerja seperti apa

adanya, maka dia dapat diterima bekerja, akan tetapi siapa yang tidak

mau menerima kondisi seperti itu bisa keluar dari pekerjaannya.

Tingkat pendidikan tenaga kerja yang rendah, untuk mencukupi

kebutuhan, tenaga kerja biasanya mengesampingkan hak-hak yang

seharusnya diperoleh agar mendapatkan upah yang utuh, kurangnya

pengetahuan tenaga kerja perempuan mengenai undang-undang dan

peraturan-peraturan yang melindungi tenaga kerja perempuan itu

sendiri hal ini dikuatkan dengan seperti wawancara yang telah

dilakukan pada tenaga kerja wanita yang bekerja pada malam hari di

PT. Kusuma Mulia mengatakan bahwa mereka tidak tahu tentang hak-

hak apa saja yang sebenarnya menjadi haknya seperti dalam peraturan

yang ada, mereka hanya pasrah dengan apa yang diberikan oleh

pengusaha tanpa meminta fasilitas-fasilitas yang sebenarnya jadi

Page 105: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89  

haknya, asal sudah dibayar yang mereka kebanyakan sudah

beranggapan mendapatkan haknya. Kurang sadarnya para tenaga kerja

dalam pemahaman peraturan yang ada membuat mereka kadang lebih

senang jika fasilitas yang berikan seperti angkutan antar jempu dan

pemberian makan tersebut diganti dengan uang, alasanya mereka lebih

senang karena jika mendapat uang makan lebih bisa menentukan

makanan apa yang ingin mereka makan, sedangkan untuk pemberian

angkutan antar jemput mereka para pekerja malas untuk menunggu

angkutan tersebut karena mereka harus berangkat lebih awal, jika

mereka berangkat sendiri akan lebih banyak waktunya, tidak terburu-

buru.

Selain itu Kaum perempuan yang rela bekerja di malam hari identik

dengan orang-orang dari kalangan menengah ke bawah. Sebagai

kalangan menengah ke bawah mereka biasanya tidak mampu untuk

mencapai jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu kemampuan

mereka terbatas mengenai hal-hal yang bersifat peraturan perundang-

undangan atau apapun yang berkaitan dengan hukum (Bambang

Sunggono dan Aries Harianto . 2009 : 119)

Di lain pihak mereka dituntut untuk memenuhi kebutuhan keluarga

yang sering kali hanya mengandalkan mereka untuk dapat

menyambung hidupnya. Berdasarkan kondisi ini maka biasanya

Kepekaan tenaga kerja perempuan tersebut terhadap keselamatan dan

keamanan dirinya tidak begiti tinggi. Bahkan walaupun Kepekaan itu

sebenarnya ada, sering kali mereka dikesampingkan hanya karena takut

tidak mendapatkan pekerjaan lain, sehingga nanti mengancam

kelangsungan penghasilannya. Oleh karena sebab-sebab di atas, maka

ketika tenaga kerja perempuan itu tidak mendapatkan sesuatu yang

menjadi haknya sebagai tenaga kerja perempuan yang bekerja di malam

hari, mereka diam saja. Mereka takut untuk memprotes atasan

mengenai tidak dipenuhinya hak-hak mereka (Bamabang Sunggono dan

Aries Harianto. 2009 : 125)

Page 106: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90  

Pada dasarnya hambatan yang berasal dari tenaga kerja ini dapat

diatasi jika Kepada tenaga kerja itu diberikan jaminan bahwa menuntut

sesuatu yang menjadi hak mereka dari atasannya, tidak akan

menyebabkan ia kehilangan pekerjaannya. Selain itu perlu diberikan

pula penanaman pengetahuan tentang hak-hak seorang tenaga kerja

perempuan yang bekerja di malam hari, karena bisa jadi mereka tidak

memprotes karena sebenarnya mereka tidak tahu apa yang menjadi hak

mereka. Hal ini dikarenakan para pengusaha biasanya cenderung untuk

tidak memberitahukan hal-hal yang menjadi hak dari tenaga kerja,

tetapi lebih cenderung untuk menuntut pelaksanaan kewajiban dari para

tenaga kerjanya.

2. Kewajiban Yang Harus Dilakukan Oleh Perusahaan dalam

Mempekerjakan Tenaga Kerja Wanita Yang Bekerja Pada Malam

Hari.

Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Pasal 76 telah diatur hal-hal yang menjadi kewajiban seorang

pengusaha jika mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari,

kewajiban tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pengusaha dilarang mempekerjakan Pekerja/buruh perempuan

yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) antara pukul 23.00

sampai dengan pukul 07.00.

b. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan

hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan

dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja

antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.

c. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara

pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib :

1) memberikan makanan dan minuman bergizi dan.

2) menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.

Page 107: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91  

d. Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi

pekerja/buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja

antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.

Selain Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 ada

Kepmenakertrans Nomor Kep.224/MEN/2003 tentang kewajiban

pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh perempuan antara

pukul 23.00 sampai dengan 07.00, kewajiban pengusaha dalam

Keputusan menteri ini antara lain :

a. Pengusaha wajib menjaga keamanan dan kesusilaan pekerja atau

buruh perempuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

huruf b dengan :

1) Menyediakan petugas keamanan ditempat kerja.

2) Menyediakan kamar mandi /WC yang layak dengan

penerangan yang memadahi sarta terpisah antara pekerja /

buruh perempuan dan laki-laki.

b. Makanan dan minuman yang diberikan harus sekurang-kurangnya

1400 kalori yang diberikan pada waktu istirahat antara jam kerja

dan tidak dapat diganti dengan uang.

c. Penyediaan makanan dan minuman, peralatan, dan ruangan makan

harus layak serta memenuhi syarat higiene dan sanitasi. Penyajian

menu makanan dan minuman yang diberikan Kepada pekerja/buruh

harus secara bervariasi.

d. Pengusaha wajib menyediakan antar jemput dimulai dari tempat

penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya, Penjemputan

dilakukan dari tempat penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya

antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.

e. Pengusaha harus menetapkan tempat penjemputan dan pengantaran

pada lokasi yang mudah dijangkau dan aman bagi pekerja/buruh

perempuan, Kendaraan antar jemput harus dalam kondisi yang

layak dan harus terdaftar di perusahaan.

Page 108: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92  

Ketentuan-ketentuan diatas mengatur masalah kewajiban-

kewajiban apa saja yang harus dipenuhi oleh PT. Kusuma Mulia

Karanganyar jika ingin mempekerjakan pekerja wanita pada malam

hari, dari hak-hak yang telah dibahas diatas tersebut dapat diterangkan

kewajiban PT. Kusuma Mulia adalah sebagai berikut :

a. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

Pasal 76 ayat (1) mengenai kewajiban perusahaan dilarang mem-

pekerjakan Pekerja atau buruh perempuan yang berumur kurang

dari 18 (delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul

23.00 sampai dengan pukul 07.00. Kewajiban ini sudah dipenuhi

dengan tidak adanya pekerja yang berusia kurang dari 18 tahun di

PT. Kusuma Mulia.

b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

Pasal 76 ayat (2) tentang larangan perusahaan yang mempekerjakan

wanita hamil dalam waktu kerja antara pukul 23.00 sampai pukul

07.00. PT. Kusuma Mulia telah melaksanakan kewajiban tersebut

dengan jika ada dari bagian Knitting yang sedang hamil akan

dipindahkan kebagian lain atau tidak mendapat shift malam.

c. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

Pasal 76 ayat (3a) dan Kepmenakertrans Nomor

Kep.224/MEN/2003 tentang kewajiban pengusaha yang

mempekerjakan pekerja atau buruh perempuan antara pukul 23.00

sempai dengan 07.00 tentang kewajiban perusahaan memberikan

makanan dan minuman bagi para pekerja wanita yang bekerja

malam hari di PT. Kusuma Mulia tidak melakukan ketentuan

tersebut, dan menggantikan adanya uang makan dan memberikan

fasilitas kantin buka 24 jam, hal tersebut melanggar ketentuan yang

ada dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan Pasal 76 ayat (3a) dan Kepmenakertrans Nomor

Kep.224/MEN/2003.

Page 109: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93  

d. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Pasal 76 ayat (3b) Kepmenakertrans Nomor KEP.224/MEN/2003

tentang kewajiban pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau

buruh perempuan antara pukul 23.00 sempai dengan 07.00 tentang

Pengusaha wajib menjaga keamanan dan kesusilaan pekerja atau

buruh perempuan dengan menyediakan petugas keamanan ditempat

kerja dan menyediakan kamar mandi/WC yang layak dengan

penerangan yang memadahi sarta terpisah antara pekerja/buruh

perempuan dan laki-laki. PT. Kusuma Mulia telah melakukan

pemberian petugas keamanan selama 24 jam non stop dengan

sistem kerja pertukaran, yang terbagi dalam 3 shift masing-masing

shift bekerja selama delapan jam,dari pukul 07.00 sampai dengan

pukul 15.00 dan pukul 15.00 sampai pukul 23.00 dan 23.00 sampai

pukul 07.00, banyaknya petugas satpam yang berjaga distiap

malamnya adalah 3 orang sedangkan untuk shift pagi ada empat

orang. Sedangkan menyediaan sarana kamar mandi atau WC di PT.

Kusuma Mulia ada dua ruang yang satu untuk laki-laki dan yang

satunya untuk wanita, dan itu telah sesuai dengan sudah adanya

pemisahan antara kamar mandi laki-laki dan wanita, petugas

kebersihan juga selalu membersihkan kamar mandi tersebut.

e. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

Pasal 76 ayat (4), Kepmenakertrans Nomor KEP.224/MEN/2003

tentang kewajiban pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau

buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00 tentang

pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput. PT. Kusuma

Mulia sendiri beberapa waktu terakhir ini tidak menyediakan

angkutan antar jemput, padahal secara jelas dalam pasal 76 ayat (4)

dan Pasal 2 Kepmenakertrans disebutkan merupakan suatu

kewajiban bagi pengusah yang mempekerjakan pekerja malam hari

menyediakan angkutan antar jemput, dengan tidak menyediakan PT

ini tidak melakukan ketentuan yang ada.

Page 110: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94  

f. Kepmenakertrans Nomor KEP.224/MEN/2003 tentang kewajiban

pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh perempuan

antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00. tentang Penyediaan

makanan dan minuman, peralatan, dan ruangan makan harus layak

serta memenuhi syarat higiene dan sanitasi. Penyajian menu ma-

kanan dan minuman yang diberikan Kepada pekerja/buruh harus

secara bervariasi. Untuk hal ini PT. Kusuma Mulia tidak

melaksanakan kentuan tersebut karena dirasa sangat memberatkan

dan seringkali para pekerja tidak menjaga alat-alat yang ada, PT.

Kusuma Mulia tidak melakukan kewajibannya seperti dalam

peraturan yang ada.

Pasal 187 mengatakan Barang siapa melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2), Pasal 44 ayat (1), Pasal

45 ayat (1), Pasal 67 ayat (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 76, Pasal 78 ayat

(2), Pasal 79 ayat (1), dan ayat (2), Pasal 85 ayat (3), dan Pasal 144,

dikenakan sanksi pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan

paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp

100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Tindak pidana sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana pelanggaran.

Mengenai uraian diatas memeng benar masih banyak kewajiban-

kewajiban Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 dan

Kepmenakertrans Nomor Kep.224/MEN/2003 yang belum dilakukan

PT. Kusuma Mulia pada pekerja wanita yang bekerja malam hari, tetapi

untuk beberapa kewajiban yang mengharuskan pengusaha untuk

melakukan perlindungan yang bersifat non-diskriminasi PT tersebut

telah melakukannya. Masih adanya kendala pada beberapa hal-hal yang

diatur dalam peraturan perundang-undangan yang ada mengenai

kewajiban para pengusaha yang mempekerjakan wanita pada malam

hari disebabkan oleh pengusaha itu sendiri misalnya :

Page 111: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95  

a. Biaya yang tinggi untuk operasional hal-hal menyangkut

kewajibnnya dalam menyediakan fasilitas-fasilitas untuk

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari, misalnya biaya

operasional untuk kendaraan, bensi, selain itu misalnya lagi

perusahaan terlalu berat saat diharuskan memberikan fasilitas ruang

dan peralatan yang higeinis, pengeluaran bensin yang digunakan

untuk biaya transport, yang seringkali para pekerja lebih memilih

dialigkan dalam bentuk uang saja, seperti pemberian makan dan

minum para pekerja lebih senang diganti dengan uang. Banyaknya

pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk pemenuhan kebutuhan

seperti yang diatur dalam peraturan yang ada sangat berimbas pada

kenaikan produksi apalagi dalam masa seperti ini kebutuhan

produksi sangat mahal dan persaingan sangat ketat, jadi tidak

mungkin perusahaan akan menaikan harga jual dengan kualitas

yang sama tetapi kenaikan tersebut digunakan untuk pemenuhan

kesejahteraan para pekerja, apalagi seperti PT. Kusuma Mulia yang

berada di palur merupakan cabang dan baru berdiri beberapa tahun

yang lalu.

b. Para pekerja berpendapat dengan adanya mobil jemputan dan

pemberian makan kurang efektif karena pada saat PT. Kusuma

Mulia mengoperasikan kendaraan jemputan banyak pekerja yang

memilih berangkat sendiri alasanya jika naik kendaraan jemputan

mereka harus datang lebih awal, jika mereka berangkat sendri lebih

santai. Untuk pemberian makanan mereka memilih diganti dengan

uang makan karena lebih enak bisa memilih menu sesuai dengan

keinginan mereka.

Adanya kendala yang dihadapi oleh para pengusaha akan sangat

mempengaruhi pelaksanaan kewajiban pengusaha itu sendiri, tapi

kendala tersebut tidak dapat dijadikan alasan bagi setiap pengusaha

untuk tidak melakukan kewajibannya sesuai dengan peraturan yang ada,

jika pengusaha ingin mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari

Page 112: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96  

mereka wajib memakukan kewajibannya sesuai dengan Pasal 76

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Kepmenakertrans Nomor

Kep.224/MEN/2003, hal tersebut sudah merupakan konsekuensi atas

mempekerjakan wanita pada malam hari, kewajiban tersebut harus

benar-benar dilaksanakan agar tujuan dari Undang-undang Nomor 13

Tahun 2003 untuk melindungi Kepentingan pekerja tercapai. Pengusaha

jangan mengganti kewajiban yang ada dengan menggunakan uang,

misalnya angkutan antar jemput dan harus memberikan makan dan

minum diganti dengan uang, dengan penggantian tersebut pengusaha

tidak melakukan kewajibannya, dan dengan menggantinya dengan uang

akan tidak sesuai dengan tujuab peraturan ketenagakerjaan.

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

1. Tidak adanya pengaturan masalah perizinan bagi pengusaha dalam

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari dalam Peraturan perundang-

Page 113: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97  

undangan masalah tenaga kerja, dengan tidak adanya perizinan dalam hal

tersebut menyebabkan lemahnya perlindungan pada para pekerja wanita yang

bekerja pada malam hari, di Kabupaten Karanganyar ada surat rekomendasi

dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang memeng tidak bersifat wajib,

PT. Kusuma Mulia tidak mempunyai surat rekomendasi tersebut.

2. Hak-hak yang didapat oleh pekerja wanita pada malam hari di PT. Kusuma

Mulia belum sepenuhnya didapatkan.

a. Hak protektif yang diatur dalam dalam pasal 76 Undang-undang Nomor

13 Tahun 2003 dan Kepmenakertrans Nomor KEP.224/MEN/2003 para

pekerja wanita hanya mendapat perlindungan dalam keamanan dan

penjagaan kesusilaan. Tidak adanya angkutan antar jemput, pemberian

makan dan minum sebanyak 1400 Kalori, penyediaaan ruangan dan alat

makan yang layak dan higenis yang telah diatur dalam Undang-undang

Nomor 13 Tahun 2003 dan Kepmenakertras Nomor Kep.224/MEN/2003

dimana dalam peraturan yang ada tersebut seharusnya pengusaha

memberikan angkutan antar jemput pada semua pekerja wanita yang

mendapat shift malam dan mendapat makanan dan minuman serta

mendapat ruangan yang higenis untuk makan.

b. Hak Korektif, mengenai pengawasan dari Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi. Disbakertrans belum melakukan pengawasan yang evektif

di PT. Kusuma Mulia, karena sampai saat ini tidak ada teguran atau pun

peringatan pada perusahaan tersebut, karena perusahaan tersebut belum

melakukan kewajibannya dalam mempekerjakan pekerja wanita pada

malam hari.

c. Hak Non-diskriminasi. Tidak diikutsertakannya para buruh di PT.

Kusuma Mulia dalam program Jamsostek, padahal telah terpenuhi syarat-

syarat yang sesuai ketentuan Perundang-undangan agar suatu perusahaan

itu dapat mengikutsertakan buruh-buruhnya pada Jamsostek. Maka, hal

ini merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap peraturan Perundang-

undangan. Untuk hak non diskriminasi seperti hak untuk bekerja, hak

atas kesempatan kerja yang sama, termasuk kriteria seleksi yang sama

Page 114: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98  

dalam penerimaan pekerja, hak untuk memilih profesi dan pekerjaan, hak

untuk kenaikan pangkat jaminan kerja dan semua tunjangan fasilitas

kerja, Hak untuk memperoleh latihan kejuruan dan latihan ulang,

termasuk masa kerja sebagai magang, hak untuk menerima upah,

termasuk tunjangn, perlakuan yang sama untuk kerja yang sama

nilainya, persamaan penilaian kualitas pekerjaan, hak atas perlindungan

kesehatan dan keselamatan kerja termasuk perlindungan fungsi

reproduksi. perusahaan telah melakukannya.

d. Tidak adanya peraturan perusahaan atau perjanjian kerja di PT. Kusuma

Mulia yang mengatur masalah hak-hak yang diterima para pekerja wanita

yang bekerja pada malam hari dan kewajiban PT tersebut dalam

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari, yang ada hanya tata

tertib perusahaan.

e. Tidak dilakukannya kewajiban-kewajiban PT. Kusuma Mulia dalam

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari yang telah diatur dalam

pasal 76 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Kepmenakertrans

Nomor KEP.224/MEN/2003. Sedangkan kewajiban dalam perlindungan

non diskriminasi sudah dilaksanakan, akan tetapi belum memberikan

jamsostek pada para pekerjanya.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Perlun diadakan suatu penambahan dalam peraturan ketenagakerjaan

mengenai izin bagi pengusaha yang mempekerjakan pekerja wanita pada

malam hari dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Page 115: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99  

2. PT. Kusuma Mulia hendaknya mengajukan rekomendasi pada Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kab. Karanganyar jika perusahaan tersebut

mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari, agar Disnaketrans mudah

untuk memantaunya.

3. PT. Kusuma Mulia hendaknya membuat sebuat aturan perusahaan atau

perjanjian kerja yang mencakup hak-hak bagi para pekerja wanita yang

bekerja pada malam hari dan kewajiban PT tersebut.

4. PT. Kusuma Mulia wajib melakukan kewajibannya sesuai dengan peraturan

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Kepmenakertrans Nomor

Kep.224/MEN/2003 jika ingin mempekerjakan pekerja wanita pada malam

hari.