PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMELUK ALIRAN KEPERCAYAAN … · 2012. 10. 22. · keselamatan dan...

28
55 BAB III A. HASIL PENELITIAN 1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Luas kecamatan Kota waikbubak 44,71 km 2 dengan ketinggian 200-600 meter dari permukaan laut. Kecamatan kota waikabubak merupakan wilayah administratif dan merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Sumba Barat. Secara geografis kecamatan kota waikabubak memiliki batas-batas geografis adalah sebagai berikut: 1) Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Wanukaka 2) Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Loli 3) Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Loli 4) Sebelah Timur berbatasan dengan Sumba Tengah Keadaan iklim kecamatan Kota Waikabubak terjadi dua musim secara bergantian pada setiap tahun yaitu musim hujan mulai dari bulan November sampai dengan bulan Mei dan musim kemarau mulai bulan Juni sampai dengan bulan November. Jumlah penduduk kecamatan Kota Waikabubak pada tahun 2009 yaitu berjumlah 23098 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 2 Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Waikabubak Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009 Kec. Kota waikabubak Kepala keluarga Laki-laki Perempuan Jumlah 4.680 11.762 11.336 23098

Transcript of PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMELUK ALIRAN KEPERCAYAAN … · 2012. 10. 22. · keselamatan dan...

  • 55

    BAB III

    A. HASIL PENELITIAN

    1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    Luas kecamatan Kota waikbubak 44,71 km2 dengan ketinggian 200-600

    meter dari permukaan laut. Kecamatan kota waikabubak merupakan wilayah

    administratif dan merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Sumba Barat.

    Secara geografis kecamatan kota waikabubak memiliki batas-batas geografis adalah

    sebagai berikut:

    1) Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Wanukaka

    2) Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Loli

    3) Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Loli

    4) Sebelah Timur berbatasan dengan Sumba Tengah

    Keadaan iklim kecamatan Kota Waikabubak terjadi dua musim secara

    bergantian pada setiap tahun yaitu musim hujan mulai dari bulan November sampai

    dengan bulan Mei dan musim kemarau mulai bulan Juni sampai dengan bulan

    November. Jumlah penduduk kecamatan Kota Waikabubak pada tahun 2009 yaitu

    berjumlah 23098 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2 di bawah ini:

    Tabel 2 Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Waikabubak Menurut Jenis Kelamin

    Tahun 2009 Kec. Kota waikabubak

    Kepala keluarga

    Laki-laki Perempuan Jumlah

    4.680 11.762 11.336 23098

  • 56

    Sumba Barat dalam angka tahun 2010

    Kecamatan kota Waikabubak terdiri dari 5 kelurahan dan 7 Desa, yaitu sebagai

    berikut :

    1. Kelurahan Komerda.

    2. Kelurahan Maliti.

    3. Kelurahan Kampung Sawah.

    4. Kelurahan Kampung Baru.

    5. Kelurahan Padeeweta.

    6. Desa Kalimbukuni.

    7. Desa Tebara.

    8. Desa Sobarade.

    9. Desa Kodaka.

    10. Desa Modu Wemaringu.

    11. Desa Lapale.

    12. Desa Puumawo.

    2. KEADAAN SOSIAL BUDAYA

    1) Agama

    Agama adalah keyakinan hidup rohani pemeluknya, baik perseorangan

    maupun kelompok. Oleh karena itu agama merupakan suatu kesatuan moral yang

    paling mendasar serta mempunyai andil yang besar dalam kehidupan manusia yang

    didalamnya terdapat ajaran yang menentukan, membimbing serta mengarahkan pada

  • 57

    interaksi manusia, baik terhadap Tuhan, sesama, dan terhadap lingkungan sekitarnya.

    Budaya orang loli (Marapu) tidak selalu sejalan dengan agama resmi yang sering

    dianggap produk kebudayaan asing, meskipun sekarang sudah banyak yang

    membaurkan antara budaya Sumba dan kebudayaan dari luar Sumba. Bentuk

    pembauran ini antara lain tampak dari perkawinan orang kristen Sumba yang harus

    membawa Belis secara adat istiadat, setelah itu baru nikah secara kristen.41

    Penduduk kecamatan Kota Waikabubak mayoritas menganut agama Kristen

    Protestan dan Katolik. Namun masyarakat di kecamatan Kota Waikabubak masih ada

    yang menganut agama suku atau aliran kepercayaan Marapu. Marapu adalah suatu

    kepercayaan kepada arwah para leluhur yang diyakini mampu memeberikan

    keselamatan dan ketentraman serta kekuatan tertinggi yang disebut amola ama rawi,

    yang artinya yang membuat dan menciptakan.42

    Pada tabel 3 berikut ini, ditampakkan data jumlah penduduk di kecamatan

    Kota Waikabubak sesuai agama yang dianut.

    Tabel 3 Jumlah Penduduk Beragama di Kecamatan Kota Waikabubak

    Kec. Kota Waikabubak

    Islam Kristen Katolik hindu bhudha Lain-lain (Marapu)

    Jumlah

    5442 10629 6603 188 - 727 23589 Sumba Barat dalam angka 2010

    Untuk data di atas perlu dipahami bahwa meskipun mayoritas pemeluk agama

    resmi, tetapi tidak semuanya adalah penghayat murni agama Kristen, Katolik, Islam,

    41wawancara dengan pale seingu tua adat marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 42wawancara dengan Tagubore Nono, salah satu penganut marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB.

  • 58

    dan Hindu. Di dalam pemeluk agama resmi di antaranya ada pemeluk Marapu yang

    terpaksa memilih agama Kristen, Katolik, Islam, dan Hindu yang merupakan agama

    mayoritas di Sumba.

    Dengan demikian, ada dua kategori penganut Marapu, yakni penghayat murni dan

    pemeluk marapu tidak murni.

    2) Pendidikan

    Perkembanmgan pendidikan di kecamatan Kota Waikabubak sangat maju

    sesuai dengan irama perkembangan zaman dan mendapat perhatian penuh dari orang

    tua dan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya. Pendidkan merupakan suatu

    bidang pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya

    manusia (SDM), yang dapat di handalkan dalam pembangunan di berbagai bidang

    kehidupan.

    Secara prinsipil pendidikan merupakan upaya untuk membawa individu agar

    mengalami perubahan perilaku dalam hidupnya. Fasilitas-fasilitas pendidikan yang

    ada di kecamatan Kota Waikabubak Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4

    sebagai berikut:

    Tabel 4 Banyak Sekolah, Guru, dan Murid di kecamatan Kota Waikabubak

    Tahun 2010

    Tingkatan Pendidikan

    Jumlah Sekolah

    Jumlah guru Jumlah Murid

    TK 9 53 536 SDN/Swasta 14 424 4996 SMPN/Swasta 8 248 2142

  • 59

    SMAN/Swasta 5 47 2252 SMK 1 63 862 Sumba barat dalam angka 2010

    3) Bahasa

    Bahasa daerah yang terdapat pada kecamatan Kota Waikabubak adalah bahasa

    Loli, dalam aktifitas sehari-hari yang bersifat in formal dapat digunakan bahasa Loli

    atau bahasa Indonesia, sedangkan pada kegiatan yang berifat formal masyarakat

    menggunakan bahasa indonesia. bahasa loli diwariskan secara turun temurun, bahasa

    diwarisi setiap kelompok masyarakat terasa kedudukan dan peranannya akan sangat

    penting bila ada aktifitas adat yang dilakukan secara bersama-sama seperti upacara

    kematian, upacara perkawinan dan upacara panen.

    Dalam kehidupan masyarakat Sumba Barat pada umumnya dan kecamatan

    Kota Waikabubak pada khususnya bahwa bahasa merupakan alat komunikasi bagi

    masyarakat. Karena bahasa sebagai alat komunikasi, maka bahasa merupakan

    cerminan dari salah satu unsur kebutuhan yang universal. Bahasa daerah seperti

    bahasa Loli memilki dialek yang berbeda-beda tetapi artinya sama.

    4) Budaya

    Orang Loli memiliki budaya dan ritual-ritual atau acara-acara adat yang

    sangat khas, ritual atau acara budaya ini tidak terlepas adanya pengaruh dari

    kepercayaan marapu itu sendiri misalnya pada acara perkawinan dan kematian. Acara

    atau ritual yang juga sering diadakan yang berkaitan dengan aliran kepercayaan

    Marapu, antara lainnya sebagai berikut :

  • 60

    a. Wulla Poddu

    Wulla podu adalah salah satu ritual atau acara aliran kepercayaan marapu

    dimana “wulla” berarti bulan dan “poddu” berarti suci. Jadi wulla podu berarti bulan

    suci. Pada saat wulla poddu dilaksanakan ada beberapa larangan yang tidak boleh

    dilanggar oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali, meskipun ia bukan orang

    kepercayaan marapu. Larangan-larangan itu antara lain pada saat wulla podu

    berlangsung semua orang dilarang membuat rumah, membunyikan gong atau alat-alat

    yang berbunyi keras, dilarang masuk kebun, dan dilarang memotong hewan (kerbau,

    kuda dan sapi) pada saat acara penguburan.

    b. Pasola

    Pasola adalah acara budaya orang wanokaka yaitu merupakan salah satu adat

    istiadat orang marapu, pasola berasal dari skandal janda cantik jelita, Rabu Kaba. ada

    tiga bersaudara: Ngongo Tau Masusu, Yagi Waikareri dan Umbu Dula memberitahu

    warga Waiwuang bahwa mereka hendak melaut untuk mencari makanan dan mereka

    tidak kembali dalam waktu yang lama dan dinyatakan meninggal oleh seluruh

    rakyatnya. Rabu kaba istri dari umbu dula mendapat pelabuhan hati Rda Gaiparona

    asal Kampung Kodi. Namun adat tidak menghendaki perkawinan mereka, sehingga

    mereka nekat melakukan kawin lari.

    Beberapa waktu berselang, ke tiga pemimpin warga Waiwuang ternyata belum

    meninggal dan warga waiwuang pun bersukacita. Umbu Dulla menanyakan perihal

    istrinya rabu kaba, “Yang mulia Sri Ratu telah dilarikan Teda Gaiparona ke

  • 61

    Kampung Kodi,” jawab warga Waiwulang pilu. Lalu seluruh warga Waiwulang

    dikerahkan untuk mencari dua sejoli yang lagi mabuk kepayang itu. Akhirnya

    keduanya ditemukan di kaki gunung Bodu Hula.

    Walaupun berhasil ditemukan warga Waiwuang di kaki gunung Bodu Hula

    namun Rabu Kaba yang telah meneguk madu asmara Teda Gaiparona tidak ingin

    kembali. Ia tidak mau dipisahkan lagi. Kemudian Rabu Kaba meminta

    pertanggungjawaban Teda Gaiparona untuk mengganti belis yang diterima dari

    keluarga Umbu Dulla. Teda Gaiparona lalu menyanggupinya dan membayar belis

    pengganti. Setelah seluruh belis dilunasi diadakanlah upacara perkawinan pasangan

    Rabu Kaba dengan Teda Gaiparona.

    Pada akhir pesta pernikahan keluarga, Teda Gaiparona berpesan kepada warga

    Waiwuang agar mengadakan pesta nyale dalam wujud pasola untuk melupakan

    kesedihan mereka karena kehilangan Rabu Kaba. Atas dasar hikayat ini, setiap tahun

    warga kampung Waiwuang, Kodi dan Wanokaka, di Sumba Barat mengadakan bulan

    (wula) nyale dan pesta pasola.

    Meskipun acara ini dilaksanakan oleh orang wanokaka tapi ada juga dari suku

    loli yang turut ambil bagian dalam ritual ini pada setiap tahunnya.

    c. Ritual agraris (paba/o’uma marapu)

    Sawah atau ladang ini adalah milik marapu itu sendiri dimana pada saat

    menyebar bibit, tanam dan pada saat panen dilakukan ritual-ritual khusus seperti

    memukul gong dan memotong ayam atau babi yang dipersembahkan kepada marapu.

  • 62

    d. Yaiwo

    Acara ini sering dilakukan oleh orang marapu, acara ini sama halnya dengan

    berdoa atau melakukan pemujaan kepada marapu yang dilakukan dengan cara khusus

    dan untuk hal-hal tertentu juga, misalnya para rato adat melakukan yaiwo untuk

    orang yang mati dalam medan perang/terbunuh dengan senjata tajam, biasanya orang

    mati akan dikubur dalam batu kubur dan harus adanya penyembelihan ternak seperti

    halnya kebudayaan orang Sumba pada umumnya, tetapi unutk kematian seperti ini

    mayat akan dikubur dalam tanah dan tidak dilakukan penyembelihan ternak, maka

    yaiwo dilakukan untuk pengambilan arwah di tempat matinya orang tersebut dan agar

    arwahnya bisa tenang dan tidak gentanyangan.

    Ritual yaiwo juga dilakukan untuk orang yang berzinah, orang akan

    memasuki rumah baru dan peresmian rumah marapu atau tempat penyimpanan

    marapu itu sendiri.

    3. PAMAHAMAN TENTANG MARAPU MENURUT PENGANUT

    DAN APARATUR PEMERINTAH

    a. Pemahaman tentang Marapu menurut penganutnya

    1) Pengertian marapu menurut penganut

    Bagi penganut Marapu sendiri, Marapu adalah suatu kepercayaan kepada

    arwah para leluhur yang diyakini mampu memberikan keselamatan dan ketentraman

    serta kekuatan tertinggi yang disebut amola ama rawi, yang artinya yang membuat

  • 63

    dan menciptakan.43 Marapu bagi penganutnya juga berarti roh nenek moyang yang

    memberikan keselamatan, kehidupan, dan segala berkat baik dalam berkebun dan

    bersawah bagi anak cucunya yang masi hidup44, dan merupakan sesuatu yang tidak

    dapat dilihat dan bersembunyi di atas langit sebagai nenek moyang yang memeberi

    berkat bagi manusia.45

    2) Pandangan penganut Marapu terhadap agama resmi

    Bagi penganut Marapu, Marapu adalah sistem keyakinan yang setara dengan

    agama resmi yang lain berdasarkan kriteria kepercayaan kepada pencipta, mereka

    setara dengan agama lain, agama resmi percaya dengan adanya pencipta begitu pun

    dengan aliran kepercayaan Marapu,46 oleh karena itu orang Marapu juga menyembah

    Marapu sebagai tuhan yang maha kuasa,47 sebagai tujuan hidup dalam

    penyembahan48. Marapu dan budaya adalah satu, dalam budaya ada Marapu itu

    sendiri.49

    Berkaitan dengan agama resmi ada dua pandangan yang hidup di antara

    penganut Marapu. Pandangan pertama menganggap bahwa agama resmi bertentangan

    43 wawancara dengan Tagubore Nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 44 wawancara dengan Pale Seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 45 wawancara dengan Dukka Bongo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 46 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 47 wawancara dengan Tagubore Nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 48 wawancara dengan Pale seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 49 wawancara dengan Dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.

  • 64

    dengan Marapu karena adat istiadat berbeda dengan agama resmi.50 Pandangan yang

    kedua Marapu tidak bertentangan dengan agama-agama yang ada, tapi dalam segi

    pelaksanaan upacara adat penganut aliran kepercayaan Marapu berbeda dengan

    agama-agama yang ada dalam cara penyembahan dan pengucapan dalam bahasa

    adat,51 perbedaanya hanya terdapat pada cara penyampaiannya,52 tetapi banyak dari

    penganut aliran kepercayaan Marapu yang sekarang masuk agama lain, karena di

    ajak dengan berbagai cara.53

    Meskipun demikian, para penganut Marapu yang menjadi responden

    beranggapan bahwa implementasi Marapu secara penuh tidak bisa sejalan, hal ini

    tidak bisa dilakukan karena penganut aliran kepercayaan Marapu sudah punya

    Marapu sebagai a ma wolla a ma rawi yang menjadi sumber berkat dalam

    kehidupan,54 pada sisi lain menurut penganut aliran kepercayaan Marapu, Marapu

    hanya ada satu55 dan hanya bisa menjalankan adat saja yang sesuai dengan Marapu.56

    Para penganut Marapu yang telah diwawancara menyatakan hanya memeluk

    Marapu saja, alasannya karena telah meyakini Marapu itu dari kecil dan

    50 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 51 wawancara dengan Tagubore nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 52 wawancara dengan Dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 53 wawancara dengan Pale seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 54 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 55 wawancara dengan Tagubore nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 56 wawancara dengan Dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.

  • 65

    melaksanakan secara penuh baik dalam hal nobba (upacara sembayang), terlebih pada

    acara wulla poddua karena merupakan salah satu rato nobba.57 Para rato adat hanya

    mengerti adanya ajaran Marapu yang diajarkan dari nenek moyang tidak mengerti

    dengan ajaran-ajaran lain dan menjalankan Marapu secara total seperti wulla poddu,

    upacara kelahiran, upacara kematian, dan upacara panen hasil sawah dan ladang58 dan

    melakukan ritual-ritual secara total, karena setiap tahunnya mempunyai kegiatan-

    kegiatan yang terus menerus dilaksanakan dan ada juga penganut Marapu yang dalam

    KTP ia beragama kristen karena Marapu tidak ada dalam KTP, jadi ia memilih

    agama kristen. Meskipun ia beragama kristen pada KTP ia tetap menjalankan Marapu

    secarah menyeluruh, semua ritual dalam Marapu selalu diikuti dan dilaksanakan.59

    Para penghayat Marapu mengatakan bahwa mereka sudah dari kecil menjadi

    pemeluk keyakinan Marapu karena faktor orang tua yang juga menjadi rato adat

    kemudian diturunkan kepada anaknya sebagai penerus60 dan juga ajaran Marapu ini

    sudah diajarkan dari kakek dan nenek.61

    Para penganut Marapu yang diwawancara mengatakan bahwa pemerintah

    mengurus diri mereka sendiri dan begitu pun penganut aliran kepercayaan Marapu,

    tetapi pemerintah adalah saudara-saudara penganut aliran kepercayaan Marapu

    57 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 58 wawancara dengan Tagubore nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 59 wawancara dengan dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 60 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 61 wawancara dengan Pale seinggu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB.

  • 66

    sendiri.62 Apabila penganut aliran kepercayaan Marapu melaksanakan wulla poddu

    atau bulan suci pemerintah sangat mendukung, dan saling mengerti meskipun

    pemerintah adalah Kristen.63 Sikap agama, pemerintah dan penganut aliran

    kepercayaan Marapu saling menghargai.64

    3) Pemahaman penganut Marapu tentang agama “resmi”

    Secara budaya dan adat istiadat penganut aliran kepercayaan Marapu tidak

    sejalan dengan agama-agama lain karena mempunyai tata cara tersendiri yang berasal

    dari nenek moyang. Orang Marapu selalu menghargai agama-agama lain yang ada,

    karena bagi penghayat marapu mereka adalah keluarga besar.65 Meskipun Marapu

    dan agama lain berbeda tetapi banyak tata cara atau budaya orang Sumba yang telah

    berbaur dengan agama lain,66 misalnya setiap orang Kristen harus membawa belis

    secara adat istiadat, setelah itu baru nikah secra Kristen. Belis sebenarnya ada yang

    telah diciptakan oleh nenek moyang yang merupakan Marapu.67

    Para penganut Marapu sangat tidak setuju dengan orang-orang yang menolak

    Marapu karena menurut penganut aliran kepercayaan Marapu, mereka bukan pencuri

    62 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 63 wawancara dengan Tagubore nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 64 wawancara dengan Pale seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 65 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. 66 wawancara dengan dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 67 wawancara dengan Pale seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB.

  • 67

    atau perampok yang harus dijauhi, karena mereka hanya meyakini dengan apa yang

    menurut mereka adalah sesuatu yang benar.68 Hubungan antara penganut Marapu dan

    agama lain sangat erat satu sama lainnya dan sangat berterima kasih kepada mereka,

    karena masih menghargai adat istiadat nenek moyang meskipun mereka adalah orang

    Kristen.69 Tetapi penghayat Marapu juga menyayangkan bagi anggapan orang-orang

    yang menganggap penganut Marupu adalah kafir yang harus di selamatkan dan agar

    memeluk salah satu agama, namun bagi penganut aliran kepercayaan Marapu hal itu

    merupakan hal-hal yang tidak perlu dipikirkan.70

    Hubungan antara penganut Marapu dengan orang yang masih menerima

    praktek ritual Marapu, penganut Marapu sangat menghargai mereka, apabila

    perayaan wulla poddu penganut Marapu juga mengundang dan menjamu seluruh

    orang yang datang ke kampung baik itu Kristen atau agama lain.71 Penganut Marapu

    menerima mereka dengan senang hati karena masih ada orang-orang kami yang

    beragama kristen tapi mereka juga tetap melakukan ajaran-ajaran nenek moyang.72

    Ada yang penganut aliran kepercayaan Marapu yang meninggalkan Marapu,

    Menurut penganut Marapu Itu terserah mereka, karena itu adalah hak mereka.

    68 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 69 wawancara dengan Dukka Bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 70 wawancara dengan Pale seinggu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 71 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 72 wawancara dengan Tagubore Nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB.

  • 68

    Mungkin menurut dia itu adalah sesuatu hal yang benar.73 Meskipun sudah banyak

    sodara-sodara penganut aliran kepercayaan Marapu yang telah masuk dalam agama-

    agama lain. Tapi kami tetap mengasihi mereka.74 Tetapi ada juga yang berpendapat

    lain, ada penganut Marapu yang tidak rela anaknya masuk agama lain karena

    menurut anak itu merupakan penerus dalam menjalankan adat istiadat yang sesuai

    dengan Marapu.75 Para penganut Marapu tidak terlalu mempersoalkan dengan

    adanya penganut aliran kepercayaan Marapu yang beralih keagama lain , menurut

    penganut Marapu itu terserah mereka mau memeluk agama lain atau marapu yang

    terpenting sekarang kami masih orang marapu.76 Bagi mereka tidak dapat pindah

    dalam agama-agama lain, karena kalau mereka meninggalkan Marapu berarti tidak

    ada lagi yang menjalankan upacara adat ini, tetapi apabila kalau ada salah satu dari

    keluarga besar mereka yang masuk agama lain mereka tidak akan melarangnya,

    asalkan jangan satu keluarga besar masuk agama lain, mereka akan menolaknya.77

    Bagi mereka itu sah-sah saja seseorang berpindah pada agama lain asalkan bukan

    bukan penerus adat,78 karena ada juga para penganut Marapu yang telah merelakan

    73 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 74 wawancara dengan Tagubore Nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 75 wawancara dengan Dukka Bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 76 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 77 Tagubore Nono Hasil wawancara dengan dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu 78 wawancara dengan dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.

  • 69

    anak mereka untuk masuk pada agama lain, yang terpenting dia bukan penerus adat

    istiadat.79

    b. Pandangan aparatur pemerintah terhadap Marapu

    Bagi aparatur pemerintah, Marapu merupakan salah satu aliran kepercayaan

    yang ada di sumba yang di anut oleh masyarakat sumba dimana dalam

    menyampaikan permintaan/ucapan syukur kepada yang berkuasa atau alam semesta

    dilakukan melalui upacara adat/ritual-ritual adat dengan peraturan roh-roh nenek

    moyang80 yang dijadikan panutan dalam hidup81 dimana bahwa mereka itu

    mempunyai keyakinan bahwa Marapu itu sama dengan Tuhan yang Maha kuasa.82

    Marapu bukan merupakan agama tetapi merupakan aliran kepercayaan.

    Dipandang dari segi agama, Marapu pelahan-lahan harus dihilangkan karena tidak

    sesuai dengan ajaran-ajaran dalam alkitab, tetapi apabila dipandang dari segi budaya

    Marapu perlu dilestarikan kerena merupakan aset budaya dan daya tarik bagi

    wisatawan lokal maupun manca negara.83

    79 wawancara dengan Pale Seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB 80 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 81 wawancara dengan Anderias Umbu Lele (kepala desa Klaimbukuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 82 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 83 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB.

  • 70

    Menurut kepercayaaan orang loli khususnya orang kepercayaan Marapu

    memepunyai keyakinan nanti pada akhirnya Marapu yang membawa keselamatan.

    Dalam hal berusaha atau keberhasilan dalam marapu semua itu berasal dari Marapu.

    a. Segala berkat yang ada pertolongan dari Marapu.

    b. Salah satu budaya yang selalu dilaksanakan bagi orang yang

    mepercayainya.

    Salah satu budaya yang selalu harus dilestarikan, tidak bisa dihilangkan, tetapi

    harus dilestarikan untuk objek wisata karena di tinjau dari segi budaya, dilihat dari

    segi ajaran bagi orang kristen mereka belum mempunyai Tuhan atau dalam kristen

    Tuhan kita adalah Tuhan Allah, jadi harus dihilangkan secara perlahan-lahan. Supaya

    mereka bisa mempunyai Tuhan. Tetapi karena menjadi budaya yang menjadi objek

    wisata maka budaya Marapu harus dilestarikan.84 Karena acara-acara dari Marapu itu

    sendiri merupakan budaya yang terus berlangsung sama dengan saat ini. Jadi Marapu

    itu adalah aliran kepercayaan dan pada sisi lainya juga merupakan budaya, Jadi

    Marapu itu harus dilsetarikan dan tidak bisa dihilangkan, karena merupakan

    indentitas budaya bangsa dan aset bangsa Indonesia.85

    Para penganut Marapu pada saat ini masih menjalankan ritual-ritual adat yang

    merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga dan para penganut Marapu

    sangat baik terhadap sesama maupun terhadap orang yang baru mereka kenal

    84 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 85 wawancara dengan Anderias Umbu Lele (kepala desa Klaimbukuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.

  • 71

    sekalipun.86 Dilihat dari orang-orang kepercayaan marapu sebetulnya mereka satu,

    sama-sama punya maroba Allah (Tuhan allah), hanya pelaksanaan atau tatacara yang

    berbeda seperti berdoanya pada batu dan pohon kayu.

    1) Kristen memepunyai sang pencipta yaitu tuhan allah

    2) Marapu memepunyai sang pencipta yaitu a mola a marawi (tuhan

    allah) Sebenarnya sama saja dengan kristen cuman hanya berbeda

    tatacara penyebutan dan ibadah.87

    Rata-rata dari para penganut Marapu, mereka sangat menghargai dan

    menghormati agama lain dan Pada saat upacara wulla podu dari tahun ketahun

    volume penonton yang menghadiri perayaan Marapu ini bertambah terus, baik

    wisatawan asing maupun lokal.88

    Para penganut Marapu tidak selamanya harus memilih salah satu agama

    resmi, tergantung yang bersangkutan dan tidak bisa dipaksakan karena dapat

    melanggar HAM dan mereka sendiri mempunyai hak untuk untuk memilih agama

    yang mereka ingini atau percayai.89 Mereka sama proporsinya dengan agama lain,

    jadi mereka tidak perlu memilih salah satu dari 6 agama resmi yang ada.90 Marapu

    86 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 87 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 88 wawancara dengan Anderias Umbu Lele (kepala desa Klaimbukuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 89 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 90 wawancara dengan Anderias Umbu Lele (kepala desa Klaimbukuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.

  • 72

    bukan merupakan agama sesuai undang-undang sehingga para penganut bebas

    memilih agama yang mereka inginkan.91

    Penganut Marapu tidak bersikap eksklusif dari penganut agama lain karena

    dalam kehidupan sehari-hari saling berinteraksi satu sama lain.92 Mereka sangat

    transparan karena untuk melaksanakan ibadah atau poddu mereka tidak tertutup justru

    mereka bangga dalam melangsanakan tatacara ibadah93 dan saling menghormati antar

    umat beragama, contoh pada saat natal mereka ikut memberikan selamat natal.

    Secara umum masyarakat memandang para penganut Marapu sama seperti

    penganut agama lain di mana mereka sangat menghargai nilai norma-norma yang ada

    dalam masyarakat sekitar.94 Namun ada beberapa upacara aliran kepercayaan Marapu

    memakan biaya yang cukup besar contoh dalam acara Tauna Marapu dimana

    beratus-ratus babi dan ayam harus di potong dalam acara ini. Acara ini untuk salaing

    bertoleransi dalam umat kristen juga karena ada juga orang kristen yang akan

    menyumbang babi atau ayam dalam acara ini95 sehingga mereka saling berbaur dalam

    kehidupan bermasyarakat, pada intinya tidak ada yang membedakan antara orang

    Marapu atau yang lain, karena menurut saya mereka sama saja. Pada saat bulan

    pemali atau wulla poddu larangan-larangan yang yang menjadi tradisi orang Marapu,

    91 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 92 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 93 wawancara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 94 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 95 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB.

  • 73

    orang yang beragama lain pun tidak boleh melanggar karena berlaku untuk semua

    orang yang berada pada daerah loli. Seperti daduka dan tabba wanno.96

    4. KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP ALIRAN

    KEPERCAYAAN MARAPU

    A. Administrasi kependudukan

    • Kartu Tanda Penduduk

    Marapu belum di akui secara nasional sebagai agama, karena agama yang

    berlaku di indonesia hanya enam yang resmi, oleh karena itu Marapu bukan

    merupakan agama tetapi merupakan aliran kepercayaan oleh karena itu kolom agama

    pada kartu tanda penduduk dikosong.97 Pemerintah daerah mengakomodasi para

    penganut Marapu dalam pengurusan KTP, dalam pengurusannya untuk agama tidak

    di cantumkan karena Marapu merupakan aliran kepercayaan saja.98

    Tetapi ada dari penganut Marapu biasanya diisi agama kristen pada kolom agamanya

    hal ini di lihat pada warga yang memang pemeluk aliran kepercayaaan marapu tetapi

    diisi kristen.99

    Ada beberapa penduduk penganut aliran kepercayaan Marapu yang tidak

    memiliki KTP selama ia hidup karena tidak adanya aliran kepercayaan Marapu pada

    96 wawancara dengan Anderias Umbu Lele (kepala desa Klaimbukuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 97 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 98 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 99 wawancara dengan Anderia Umbu Lele (kepala desa kalimbu kuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.

  • 74

    kolom agama pada KTP, pale seingu dan rowa dima yang tidak mempunyai KTP

    karena mereka tidak adanya Marapu dalam kolom agama pada KTP.100 Ada pun

    sodara tagubore nono dan dukka bonggo yang memiliki kartu tanda penduduk dan

    beragama kristen dalam KTP tetapi mereka sebenarnya adalah penganut aliran

    kepercayaan Marapu, mereka memilih kristen karena tidak adanya pilihan lain.

    Meskipun mereka beragama kristen pada KTP tetapi mereka tidak menjalankan

    ibadah secara kristen mereka tetap menjalankan adat istiadat atau ritual-ritual secara

    aliran kepercayaan Marapu.101

    • Akte kelahiran

    Salah satu syarat pengurusan Akta kelahiran harus ada surat babtis dari gereja

    atau surat yang diketahui oleh bidan desa. kalau anak dapat di buatkan akte kelahiran

    karena ada saksi bidan yang membantu proses kelahiran, Syarat dari pembuatan akte

    kelahiran harus ada kartu keluarga, yang penting dia warga negara indonesia (WNI)

    maka dapat di buatkan akte kelahiran dan yang penting ada kartu keluarga.102

    • Akta Perkawinan

    Khusus untuk pasangan suami istri yang Marapu, hal ini memang alot.

    apabila dilihat pada agama kristen karena dalam kristen ada akta nikah tertulis

    sebagai syarat pembuatan akta nikah. Sedangkan pasangan Marapu terus terang

    100 wawancara dengan pale seingu tua adat marapu dan Hasil wawancara dengan Tagubore Nono tua salah satu penganut marapu. 101 wawancara dengan dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu dan Hasil wawancara dengan Tagubore Nono tua salah satu penganut marapu. 102 wawancara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB.

  • 75

    selama ini belum ada yang di buat akta nikahnya atau pencatatan sipilnya. Untuk bisa

    di buatkan memang dalam undang-undang bisa dibuatkan tetapi di kabupaten kita

    tidak ada PERDA tau PERBUB sebagai tindak lanjut dari undang-undang. Pasangan

    Marapu selama ini hanya nikah secara adat saja untuk adat memang sah tetapi untuk

    negara tidak sah.103 untuk pencatatan sipil hanya di berikan kepada orang yang

    menikah dan mempunyai agama saja atau agama yang di akui oleh undang-undang.104

    B. Pendidikan

    Anak-anak dari penganut aliran kepercayaan Marapu apabila ingin bersekolah

    maka mereka harus masuk agama kristen karena pelajaran agama hanya pendidikan

    agama kristen karena kristen merupakan agama mayoritas penduduk kecamatan kota,

    hal ini juga yang menyebabkan beberapa anak aliran kepercayaan Marapu yang putus

    sekolah untuk mengantikan orang tua mereka dalam menjalankan adat istiadat dalam

    ritual Marapu dan ada juga beberapa anak yang dipasrakan oleh orang tuanya

    meskipun mereka masuk kristen demi mendapatkan akses pendidikian demi masa

    depan yang lebih baik.105

    103 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 104 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 105 wawancara dengan dukka bonggo, pale seingu, rowa dima dan tagu bore nono.

  • 76

    C. ANALISIS

    1. Bentuk-bentuk Perlindungan Hukum

    Negara indonesia merupakan negara yang plural dengan banyaknya suku

    bangsa dan bahasa yang berbeda, dengan adanya perbedaan ini mengakibatkan

    bnayak agama-agama suku yang berkembang dan ada pula yang akan punah karena

    indonesia hanya mengakui 6 agama saja melalui penjelasan pasal 1 undang-undang

    NO 1/PNPS tahun 1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan

    agama, hal ini yang menyebabkan agama-agama suku di indonesia sangat rentan

    dengan diskriminasi. sebenarnya Jaminan adanya perlindungan kebebasan beragama

    dan berkeyakinan di indonesia terdapat pada beberapa undang-undang antara lain

    terdapat pada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahum 1945 pada

    pasal 28E ayat 1 dan 2 dan pasal 29 ayat 2 UUD 1945, Undang-undang no 39 tahun

    1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 3, pasal 4 dan pasal 22, Undang-undang No

    12 Tahun 2005 tentang pengesahan hak sipil dan politik pasal 18, pasal 20 dan pasal

    27, dan Undang-undang No 40 tahun 2008 Tentang Penghapusan Segala Bentuk

    Diskriminasi Ras dan Etnis. Berdasarkan dalam rangka melaksanakan Konvensi

    Internasional tentang Penghapusan Rasial, negara pihak berjanji untuk melarang dan

    menghapuskan segala bentuk diskriminasi rasial dan menjamin hak setiap orang,

    tanpa membedakan ras, warna kulit, asal usul etnik atau kebangsaan, untuk

    mendapatkan kederajatan di hadapn hukum, khususnya dalam menikmati hak atas

    kebebasan berfikir, berkeyakinan dan beragama.

  • 77

    Pada kenyataannya kebebasan beragama dan berkeyakinan belum dirasakan

    oleh penganut aliran kepercayaan Marapu karena tidak adanya pengakuan dan

    perlindungan oleh negara, yang hanya mengakui 6 agama saja. Untuk pengurusan-

    pengurusan dokumen-dokumen sipil seperti akta perkawinan, kartu tanda penduduk,

    kartu keluarga, akte kelahiran dan pendidikan, penganut aliran kepercayaan Marapu

    merasa diperlakukan diskriminatif. Seharusnya negara memberikan keadilan yang

    seadil-adilnya bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali dan seharusnya negara tidak

    membuat peraturan yang berkaitan denga agama yang resmi untuk diakui oleh warga

    negaranya karena itu hanya menguntungkan bagi kelompok-kelompok yang

    mayoritas sedangkan yang minoritas akan tertindas dan terdiskriminasi, karena agama

    menyangkut hati nurani seseorang dan kepercayaan seseorang kepada Tuhan yang

    Maha Esa yang ia yakini dan yang ia sembah.

    Apabila kita melihat pada perundang-undangan kita sudah sangat jelas adanya

    penjaminan kebebasan beragama, namun pada pelaksanaan peraturan tersebut belum

    di tegakkan sepenuhnya dan semestinya oleh para aparatur pemerintah karena mereka

    selalu berpatokan pada agama yang resmi (undang-undang NO 1/PNPS tahu 1965

    tentang pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama). Hal yang dirasakan

    oleh penganut aliran kepercayaan Marapu, yang hari demi hari penganutnya semakin

    berkurang karena beralih pada agama resmi terlepas antara iklas atau tidaknya

    penganut aliran kepercayaaan Marapu beralih ke agama resmi. Padahal apabila kita

    pada sisi lainya hal ini menyebabkan penganut Marapu ini punah juga seperti ritual-

    ritual yang dilakukan untuk memuja atau memberikan persembahan kepada Marapu

  • 78

    itu sendiri. Para pengikut Marapu sangat rentan dengan sebutan kafir, padahal

    mereka juga mempercayai dengan adanya Tuhan sebagai sang pencipta. Penganut

    aliran kepercayaan Marapu juga berhak atas adanya pengakuan dan perlindungan

    oleh negara ini dalam hal pelayanan administrasi publik sama halnya yang diperoleh

    oleh penganut agama resmi.

    2. Diskriminasi terhadap penganut Marapu

    Ada anak-anak dari aliran kepercayaan Marapu yang masuk ke agama resmi

    lantaran agar mendapat pendidikan, meskipun mereka aliran kepercayaan Marapu

    karena apabila mendaftar menjadi murid sekolah dasar mereka akan disuruh memilih

    agama resmi meskipun mereka belum di sakralkan secara agama resmi, misalnya

    baptis pada agama kristen yang menandakan kalau seseorang sudah sah menjadi

    kristen dimata agama kristen. Hal ini yang membuat banyak dari anak-anak aliran

    kepercayaan Marapu yang terpaksa beralih pada agama resmi dan mendapatkan

    pendidkan agama disekolahnya sesuai dengan agama resmi yang telah mereka pilih.

    Hal ini yang membuat orang-orang aliran kepercayaan kepercayaan Marapu sangat

    merasa terdiskriminasi, seharusnya negara memberikan perlindungan kepada seluruh

    warga negaranya karena konsepsi perlindungan hukum bagi rakyat bersumber pada

    konsep-konsep pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia dan

    konsep-konsep recthsstaat dan rule of law. Konsep pengakuan perlindungan terhadap

    hak-hak manusia memberikan sisnya dan konsep recthsstaat dan rule of law.

  • 79

    Dalam Undang-undang no 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

    menjamin bahwa setiap manusia berhak atas perlindungan HAM dan kebebasan dasar

    daei manusia tanpa adanya diskriminasi, hal ini dapat dilihat pada pasal 3 yang

    berbunyi :

    1) Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia

    yang sama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk

    hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam semangat

    persaudaraan.

    2) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan

    perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dalam

    semangat di depan hukum.

    3) Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan

    kebebasan manusia, tanpa diskriminasi.

    Seharusnya negara harus melindungi warga negaranya dari segala bentuk

    diskriminasi seperti yang telah temuat pada pasal 3 Undang-undang no 39 tahun 1999

    tentang Hak Asasi Manusia, tetapi malah yang terjadi selama ini aliran kepercayaan

    Marapu selalu terdiskriminasi olek karena tidak tegaknya aturan-aturan itu sendiri.

    Agama-agama resmi merasa kalau mereka dilindungi oleh negara, oleh karena

    itu mereka selalu berusaha memperluas umatnya dan mulai mencari anggota-anggota

    baru. Disumba penganut aliran kepercayaan Marapu merupakan sasaran empuk bagi

    agama-agama resmi untuk mendapatkan anggota baru, salah satu contohnya adalah

    pemberitaan injil yang dilakukan oleh gereja dan sudah banyak penghayat aliran

  • 80

    kepercayaan Marapu meninggalkan Marapu dan masuk agama Kristen. Hal ini yang

    menyebabkan penganut aliran kepercayaan Marapu terdiskriminasi dan dilanggar

    haknya untuk menganut suatu agama tanpa ada pengaruh dari orang lain karena

    penganut aliran kepercayaan Marapu tidak mendapat perlindungan, karena menurut

    penulis pemberitaan injil yang dilakukan oleh gereja-gereja telah melanggar Hak

    Asasi Manusia seperti yang termuat dalam pasal 22 Undang-undang no 39 tahun

    1999 tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi :

    1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk

    beribadah menurut agamanya dan kepercayaanya itu.

    2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya

    masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan

    kepercayaanya itu.

    Dalam pengurusan kartu tanda penduduk juga ada penganut aliran

    kepercayaan Marapu juga mendapat perlakuan diskriminatif, seperti apa yang telah

    dikemukakan oleh kepala desa kalimbukuni yang mengatakan ada warganya yang

    sebenarnya merupakan aliran kepercayaan Marapu tetapi didalam KTPnya di tulis

    sebagai Kristen, pada halnya dalam pasal 64 ayat 1 dan 2 Undang-undang NO 23

    tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan berbunyi :

    1. KTP mencantumkan gambar lambang Garuda Pancasila dan peta wilayah

    negara Republik Indonesia, memuat keterangan tentang NIK, nama, tempat

    tanggal lahir, lakilaki atau perempuan, agama, status perkawinan, golongan

  • 81

    darah, alamat, pekerjaan, kewarganegaraan, pas foto, masa berlaku, tempat

    dan tanggal dikeluarkan KTP, tandatangan pemegang KTP, serta memuat

    nama dan nomor induk pegawai pejabat yang menandatanganinya.

    2. Keterangan tentang agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi

    Penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama sesuai dengan

    ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan

    tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database kependudukan.

    Seharusnya apabila ia adalah penganut atau pemeluk aliran kepercayaaan

    maka dalam kolom agamanya harus dikosongkan, tetapi hali ini terjadi sebaliknya

    karena dalam prakteknya di lapangan masih ada pelanggaran yang terjadi seperti apa

    yang termuat dalam undang-undang ini.

    Dalam pengurusan akta perkawinan sebagai syarat sahnya suatu perkawinan

    di mata negara, orang-orang Marapu juga mendapat perlakuan diskriminasi hal ini

    dapat dilihat pada pengakuan kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil, bahwa

    Khusus untuk pasangan suami istri yang Marapu, hal ini memang alot. apabila dilihat

    pada agama kristen karena dalam kristen ada akta nikah tertulis sebagai syarat

    pembuatan akta nikah. Sedangkan pasangan marapu terus terang selama ini belum

    ada yang di buat akta nikahnya atau pencatatan sipilnya. Untuk bisa di buatkan

    memang dalam undang-undang bisa dibuatkan tetapi di kabuapten kita tidak ada

    PERDA tau PERBUB sebagai tindak lanjut dari undang-undang. Pasangan marapu

    selama ini hanya nikah secara adat saja untuk adat memang sah tetapi untuk negara

  • 82

    tidak sah. untuk pencatatan sipil hanya di berikan kepada orang yang menikah dan

    mempunyai agama saja atau agama yang di akui oleh undang-undang.106

    Hal ini jelas bertentangan dengan Undang-Undang no 1 tahun 1974 tentang

    Perkawinan dalam Pasal 2 ayat 1. Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut

    hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Di perbolehkan adanya

    perkawinan secara aliran kepercayaan sedangkan dalam prakteknya di lapangan tidak

    pernah terjadi.

    Hal ini juga melanggar pasal 67 ayat 2 huruf (a) PERPRES no 25 tahun 2008

    tentang persyaratan dan tatacara pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, yang

    berbunyi “surat keterangan terjadinya perkawinan dari pemuka agama/pendeta atau

    surat perkawinan penghayat kepercayaan yang di tanda tangani oleh pemuka

    penghayat kepercayaan.

    106 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB.