PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMELUK ALIRAN KEPERCAYAAN … · 2012. 10. 22. · keselamatan dan...
Transcript of PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMELUK ALIRAN KEPERCAYAAN … · 2012. 10. 22. · keselamatan dan...
-
55
BAB III
A. HASIL PENELITIAN
1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Luas kecamatan Kota waikbubak 44,71 km2 dengan ketinggian 200-600
meter dari permukaan laut. Kecamatan kota waikabubak merupakan wilayah
administratif dan merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Sumba Barat.
Secara geografis kecamatan kota waikabubak memiliki batas-batas geografis adalah
sebagai berikut:
1) Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Wanukaka
2) Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Loli
3) Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Loli
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Sumba Tengah
Keadaan iklim kecamatan Kota Waikabubak terjadi dua musim secara
bergantian pada setiap tahun yaitu musim hujan mulai dari bulan November sampai
dengan bulan Mei dan musim kemarau mulai bulan Juni sampai dengan bulan
November. Jumlah penduduk kecamatan Kota Waikabubak pada tahun 2009 yaitu
berjumlah 23098 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2 Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Waikabubak Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2009 Kec. Kota waikabubak
Kepala keluarga
Laki-laki Perempuan Jumlah
4.680 11.762 11.336 23098
-
56
Sumba Barat dalam angka tahun 2010
Kecamatan kota Waikabubak terdiri dari 5 kelurahan dan 7 Desa, yaitu sebagai
berikut :
1. Kelurahan Komerda.
2. Kelurahan Maliti.
3. Kelurahan Kampung Sawah.
4. Kelurahan Kampung Baru.
5. Kelurahan Padeeweta.
6. Desa Kalimbukuni.
7. Desa Tebara.
8. Desa Sobarade.
9. Desa Kodaka.
10. Desa Modu Wemaringu.
11. Desa Lapale.
12. Desa Puumawo.
2. KEADAAN SOSIAL BUDAYA
1) Agama
Agama adalah keyakinan hidup rohani pemeluknya, baik perseorangan
maupun kelompok. Oleh karena itu agama merupakan suatu kesatuan moral yang
paling mendasar serta mempunyai andil yang besar dalam kehidupan manusia yang
didalamnya terdapat ajaran yang menentukan, membimbing serta mengarahkan pada
-
57
interaksi manusia, baik terhadap Tuhan, sesama, dan terhadap lingkungan sekitarnya.
Budaya orang loli (Marapu) tidak selalu sejalan dengan agama resmi yang sering
dianggap produk kebudayaan asing, meskipun sekarang sudah banyak yang
membaurkan antara budaya Sumba dan kebudayaan dari luar Sumba. Bentuk
pembauran ini antara lain tampak dari perkawinan orang kristen Sumba yang harus
membawa Belis secara adat istiadat, setelah itu baru nikah secara kristen.41
Penduduk kecamatan Kota Waikabubak mayoritas menganut agama Kristen
Protestan dan Katolik. Namun masyarakat di kecamatan Kota Waikabubak masih ada
yang menganut agama suku atau aliran kepercayaan Marapu. Marapu adalah suatu
kepercayaan kepada arwah para leluhur yang diyakini mampu memeberikan
keselamatan dan ketentraman serta kekuatan tertinggi yang disebut amola ama rawi,
yang artinya yang membuat dan menciptakan.42
Pada tabel 3 berikut ini, ditampakkan data jumlah penduduk di kecamatan
Kota Waikabubak sesuai agama yang dianut.
Tabel 3 Jumlah Penduduk Beragama di Kecamatan Kota Waikabubak
Kec. Kota Waikabubak
Islam Kristen Katolik hindu bhudha Lain-lain (Marapu)
Jumlah
5442 10629 6603 188 - 727 23589 Sumba Barat dalam angka 2010
Untuk data di atas perlu dipahami bahwa meskipun mayoritas pemeluk agama
resmi, tetapi tidak semuanya adalah penghayat murni agama Kristen, Katolik, Islam,
41wawancara dengan pale seingu tua adat marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 42wawancara dengan Tagubore Nono, salah satu penganut marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB.
-
58
dan Hindu. Di dalam pemeluk agama resmi di antaranya ada pemeluk Marapu yang
terpaksa memilih agama Kristen, Katolik, Islam, dan Hindu yang merupakan agama
mayoritas di Sumba.
Dengan demikian, ada dua kategori penganut Marapu, yakni penghayat murni dan
pemeluk marapu tidak murni.
2) Pendidikan
Perkembanmgan pendidikan di kecamatan Kota Waikabubak sangat maju
sesuai dengan irama perkembangan zaman dan mendapat perhatian penuh dari orang
tua dan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya. Pendidkan merupakan suatu
bidang pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM), yang dapat di handalkan dalam pembangunan di berbagai bidang
kehidupan.
Secara prinsipil pendidikan merupakan upaya untuk membawa individu agar
mengalami perubahan perilaku dalam hidupnya. Fasilitas-fasilitas pendidikan yang
ada di kecamatan Kota Waikabubak Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4
sebagai berikut:
Tabel 4 Banyak Sekolah, Guru, dan Murid di kecamatan Kota Waikabubak
Tahun 2010
Tingkatan Pendidikan
Jumlah Sekolah
Jumlah guru Jumlah Murid
TK 9 53 536 SDN/Swasta 14 424 4996 SMPN/Swasta 8 248 2142
-
59
SMAN/Swasta 5 47 2252 SMK 1 63 862 Sumba barat dalam angka 2010
3) Bahasa
Bahasa daerah yang terdapat pada kecamatan Kota Waikabubak adalah bahasa
Loli, dalam aktifitas sehari-hari yang bersifat in formal dapat digunakan bahasa Loli
atau bahasa Indonesia, sedangkan pada kegiatan yang berifat formal masyarakat
menggunakan bahasa indonesia. bahasa loli diwariskan secara turun temurun, bahasa
diwarisi setiap kelompok masyarakat terasa kedudukan dan peranannya akan sangat
penting bila ada aktifitas adat yang dilakukan secara bersama-sama seperti upacara
kematian, upacara perkawinan dan upacara panen.
Dalam kehidupan masyarakat Sumba Barat pada umumnya dan kecamatan
Kota Waikabubak pada khususnya bahwa bahasa merupakan alat komunikasi bagi
masyarakat. Karena bahasa sebagai alat komunikasi, maka bahasa merupakan
cerminan dari salah satu unsur kebutuhan yang universal. Bahasa daerah seperti
bahasa Loli memilki dialek yang berbeda-beda tetapi artinya sama.
4) Budaya
Orang Loli memiliki budaya dan ritual-ritual atau acara-acara adat yang
sangat khas, ritual atau acara budaya ini tidak terlepas adanya pengaruh dari
kepercayaan marapu itu sendiri misalnya pada acara perkawinan dan kematian. Acara
atau ritual yang juga sering diadakan yang berkaitan dengan aliran kepercayaan
Marapu, antara lainnya sebagai berikut :
-
60
a. Wulla Poddu
Wulla podu adalah salah satu ritual atau acara aliran kepercayaan marapu
dimana “wulla” berarti bulan dan “poddu” berarti suci. Jadi wulla podu berarti bulan
suci. Pada saat wulla poddu dilaksanakan ada beberapa larangan yang tidak boleh
dilanggar oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali, meskipun ia bukan orang
kepercayaan marapu. Larangan-larangan itu antara lain pada saat wulla podu
berlangsung semua orang dilarang membuat rumah, membunyikan gong atau alat-alat
yang berbunyi keras, dilarang masuk kebun, dan dilarang memotong hewan (kerbau,
kuda dan sapi) pada saat acara penguburan.
b. Pasola
Pasola adalah acara budaya orang wanokaka yaitu merupakan salah satu adat
istiadat orang marapu, pasola berasal dari skandal janda cantik jelita, Rabu Kaba. ada
tiga bersaudara: Ngongo Tau Masusu, Yagi Waikareri dan Umbu Dula memberitahu
warga Waiwuang bahwa mereka hendak melaut untuk mencari makanan dan mereka
tidak kembali dalam waktu yang lama dan dinyatakan meninggal oleh seluruh
rakyatnya. Rabu kaba istri dari umbu dula mendapat pelabuhan hati Rda Gaiparona
asal Kampung Kodi. Namun adat tidak menghendaki perkawinan mereka, sehingga
mereka nekat melakukan kawin lari.
Beberapa waktu berselang, ke tiga pemimpin warga Waiwuang ternyata belum
meninggal dan warga waiwuang pun bersukacita. Umbu Dulla menanyakan perihal
istrinya rabu kaba, “Yang mulia Sri Ratu telah dilarikan Teda Gaiparona ke
-
61
Kampung Kodi,” jawab warga Waiwulang pilu. Lalu seluruh warga Waiwulang
dikerahkan untuk mencari dua sejoli yang lagi mabuk kepayang itu. Akhirnya
keduanya ditemukan di kaki gunung Bodu Hula.
Walaupun berhasil ditemukan warga Waiwuang di kaki gunung Bodu Hula
namun Rabu Kaba yang telah meneguk madu asmara Teda Gaiparona tidak ingin
kembali. Ia tidak mau dipisahkan lagi. Kemudian Rabu Kaba meminta
pertanggungjawaban Teda Gaiparona untuk mengganti belis yang diterima dari
keluarga Umbu Dulla. Teda Gaiparona lalu menyanggupinya dan membayar belis
pengganti. Setelah seluruh belis dilunasi diadakanlah upacara perkawinan pasangan
Rabu Kaba dengan Teda Gaiparona.
Pada akhir pesta pernikahan keluarga, Teda Gaiparona berpesan kepada warga
Waiwuang agar mengadakan pesta nyale dalam wujud pasola untuk melupakan
kesedihan mereka karena kehilangan Rabu Kaba. Atas dasar hikayat ini, setiap tahun
warga kampung Waiwuang, Kodi dan Wanokaka, di Sumba Barat mengadakan bulan
(wula) nyale dan pesta pasola.
Meskipun acara ini dilaksanakan oleh orang wanokaka tapi ada juga dari suku
loli yang turut ambil bagian dalam ritual ini pada setiap tahunnya.
c. Ritual agraris (paba/o’uma marapu)
Sawah atau ladang ini adalah milik marapu itu sendiri dimana pada saat
menyebar bibit, tanam dan pada saat panen dilakukan ritual-ritual khusus seperti
memukul gong dan memotong ayam atau babi yang dipersembahkan kepada marapu.
-
62
d. Yaiwo
Acara ini sering dilakukan oleh orang marapu, acara ini sama halnya dengan
berdoa atau melakukan pemujaan kepada marapu yang dilakukan dengan cara khusus
dan untuk hal-hal tertentu juga, misalnya para rato adat melakukan yaiwo untuk
orang yang mati dalam medan perang/terbunuh dengan senjata tajam, biasanya orang
mati akan dikubur dalam batu kubur dan harus adanya penyembelihan ternak seperti
halnya kebudayaan orang Sumba pada umumnya, tetapi unutk kematian seperti ini
mayat akan dikubur dalam tanah dan tidak dilakukan penyembelihan ternak, maka
yaiwo dilakukan untuk pengambilan arwah di tempat matinya orang tersebut dan agar
arwahnya bisa tenang dan tidak gentanyangan.
Ritual yaiwo juga dilakukan untuk orang yang berzinah, orang akan
memasuki rumah baru dan peresmian rumah marapu atau tempat penyimpanan
marapu itu sendiri.
3. PAMAHAMAN TENTANG MARAPU MENURUT PENGANUT
DAN APARATUR PEMERINTAH
a. Pemahaman tentang Marapu menurut penganutnya
1) Pengertian marapu menurut penganut
Bagi penganut Marapu sendiri, Marapu adalah suatu kepercayaan kepada
arwah para leluhur yang diyakini mampu memberikan keselamatan dan ketentraman
serta kekuatan tertinggi yang disebut amola ama rawi, yang artinya yang membuat
-
63
dan menciptakan.43 Marapu bagi penganutnya juga berarti roh nenek moyang yang
memberikan keselamatan, kehidupan, dan segala berkat baik dalam berkebun dan
bersawah bagi anak cucunya yang masi hidup44, dan merupakan sesuatu yang tidak
dapat dilihat dan bersembunyi di atas langit sebagai nenek moyang yang memeberi
berkat bagi manusia.45
2) Pandangan penganut Marapu terhadap agama resmi
Bagi penganut Marapu, Marapu adalah sistem keyakinan yang setara dengan
agama resmi yang lain berdasarkan kriteria kepercayaan kepada pencipta, mereka
setara dengan agama lain, agama resmi percaya dengan adanya pencipta begitu pun
dengan aliran kepercayaan Marapu,46 oleh karena itu orang Marapu juga menyembah
Marapu sebagai tuhan yang maha kuasa,47 sebagai tujuan hidup dalam
penyembahan48. Marapu dan budaya adalah satu, dalam budaya ada Marapu itu
sendiri.49
Berkaitan dengan agama resmi ada dua pandangan yang hidup di antara
penganut Marapu. Pandangan pertama menganggap bahwa agama resmi bertentangan
43 wawancara dengan Tagubore Nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 44 wawancara dengan Pale Seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 45 wawancara dengan Dukka Bongo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 46 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 47 wawancara dengan Tagubore Nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 48 wawancara dengan Pale seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 49 wawancara dengan Dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.
-
64
dengan Marapu karena adat istiadat berbeda dengan agama resmi.50 Pandangan yang
kedua Marapu tidak bertentangan dengan agama-agama yang ada, tapi dalam segi
pelaksanaan upacara adat penganut aliran kepercayaan Marapu berbeda dengan
agama-agama yang ada dalam cara penyembahan dan pengucapan dalam bahasa
adat,51 perbedaanya hanya terdapat pada cara penyampaiannya,52 tetapi banyak dari
penganut aliran kepercayaan Marapu yang sekarang masuk agama lain, karena di
ajak dengan berbagai cara.53
Meskipun demikian, para penganut Marapu yang menjadi responden
beranggapan bahwa implementasi Marapu secara penuh tidak bisa sejalan, hal ini
tidak bisa dilakukan karena penganut aliran kepercayaan Marapu sudah punya
Marapu sebagai a ma wolla a ma rawi yang menjadi sumber berkat dalam
kehidupan,54 pada sisi lain menurut penganut aliran kepercayaan Marapu, Marapu
hanya ada satu55 dan hanya bisa menjalankan adat saja yang sesuai dengan Marapu.56
Para penganut Marapu yang telah diwawancara menyatakan hanya memeluk
Marapu saja, alasannya karena telah meyakini Marapu itu dari kecil dan
50 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 51 wawancara dengan Tagubore nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 52 wawancara dengan Dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 53 wawancara dengan Pale seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 54 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 55 wawancara dengan Tagubore nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 56 wawancara dengan Dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.
-
65
melaksanakan secara penuh baik dalam hal nobba (upacara sembayang), terlebih pada
acara wulla poddua karena merupakan salah satu rato nobba.57 Para rato adat hanya
mengerti adanya ajaran Marapu yang diajarkan dari nenek moyang tidak mengerti
dengan ajaran-ajaran lain dan menjalankan Marapu secara total seperti wulla poddu,
upacara kelahiran, upacara kematian, dan upacara panen hasil sawah dan ladang58 dan
melakukan ritual-ritual secara total, karena setiap tahunnya mempunyai kegiatan-
kegiatan yang terus menerus dilaksanakan dan ada juga penganut Marapu yang dalam
KTP ia beragama kristen karena Marapu tidak ada dalam KTP, jadi ia memilih
agama kristen. Meskipun ia beragama kristen pada KTP ia tetap menjalankan Marapu
secarah menyeluruh, semua ritual dalam Marapu selalu diikuti dan dilaksanakan.59
Para penghayat Marapu mengatakan bahwa mereka sudah dari kecil menjadi
pemeluk keyakinan Marapu karena faktor orang tua yang juga menjadi rato adat
kemudian diturunkan kepada anaknya sebagai penerus60 dan juga ajaran Marapu ini
sudah diajarkan dari kakek dan nenek.61
Para penganut Marapu yang diwawancara mengatakan bahwa pemerintah
mengurus diri mereka sendiri dan begitu pun penganut aliran kepercayaan Marapu,
tetapi pemerintah adalah saudara-saudara penganut aliran kepercayaan Marapu
57 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 58 wawancara dengan Tagubore nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 59 wawancara dengan dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 60 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 61 wawancara dengan Pale seinggu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB.
-
66
sendiri.62 Apabila penganut aliran kepercayaan Marapu melaksanakan wulla poddu
atau bulan suci pemerintah sangat mendukung, dan saling mengerti meskipun
pemerintah adalah Kristen.63 Sikap agama, pemerintah dan penganut aliran
kepercayaan Marapu saling menghargai.64
3) Pemahaman penganut Marapu tentang agama “resmi”
Secara budaya dan adat istiadat penganut aliran kepercayaan Marapu tidak
sejalan dengan agama-agama lain karena mempunyai tata cara tersendiri yang berasal
dari nenek moyang. Orang Marapu selalu menghargai agama-agama lain yang ada,
karena bagi penghayat marapu mereka adalah keluarga besar.65 Meskipun Marapu
dan agama lain berbeda tetapi banyak tata cara atau budaya orang Sumba yang telah
berbaur dengan agama lain,66 misalnya setiap orang Kristen harus membawa belis
secara adat istiadat, setelah itu baru nikah secra Kristen. Belis sebenarnya ada yang
telah diciptakan oleh nenek moyang yang merupakan Marapu.67
Para penganut Marapu sangat tidak setuju dengan orang-orang yang menolak
Marapu karena menurut penganut aliran kepercayaan Marapu, mereka bukan pencuri
62 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 63 wawancara dengan Tagubore nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 64 wawancara dengan Pale seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 65 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. 66 wawancara dengan dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 67 wawancara dengan Pale seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB.
-
67
atau perampok yang harus dijauhi, karena mereka hanya meyakini dengan apa yang
menurut mereka adalah sesuatu yang benar.68 Hubungan antara penganut Marapu dan
agama lain sangat erat satu sama lainnya dan sangat berterima kasih kepada mereka,
karena masih menghargai adat istiadat nenek moyang meskipun mereka adalah orang
Kristen.69 Tetapi penghayat Marapu juga menyayangkan bagi anggapan orang-orang
yang menganggap penganut Marupu adalah kafir yang harus di selamatkan dan agar
memeluk salah satu agama, namun bagi penganut aliran kepercayaan Marapu hal itu
merupakan hal-hal yang tidak perlu dipikirkan.70
Hubungan antara penganut Marapu dengan orang yang masih menerima
praktek ritual Marapu, penganut Marapu sangat menghargai mereka, apabila
perayaan wulla poddu penganut Marapu juga mengundang dan menjamu seluruh
orang yang datang ke kampung baik itu Kristen atau agama lain.71 Penganut Marapu
menerima mereka dengan senang hati karena masih ada orang-orang kami yang
beragama kristen tapi mereka juga tetap melakukan ajaran-ajaran nenek moyang.72
Ada yang penganut aliran kepercayaan Marapu yang meninggalkan Marapu,
Menurut penganut Marapu Itu terserah mereka, karena itu adalah hak mereka.
68 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 69 wawancara dengan Dukka Bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 70 wawancara dengan Pale seinggu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 71 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 72 wawancara dengan Tagubore Nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB.
-
68
Mungkin menurut dia itu adalah sesuatu hal yang benar.73 Meskipun sudah banyak
sodara-sodara penganut aliran kepercayaan Marapu yang telah masuk dalam agama-
agama lain. Tapi kami tetap mengasihi mereka.74 Tetapi ada juga yang berpendapat
lain, ada penganut Marapu yang tidak rela anaknya masuk agama lain karena
menurut anak itu merupakan penerus dalam menjalankan adat istiadat yang sesuai
dengan Marapu.75 Para penganut Marapu tidak terlalu mempersoalkan dengan
adanya penganut aliran kepercayaan Marapu yang beralih keagama lain , menurut
penganut Marapu itu terserah mereka mau memeluk agama lain atau marapu yang
terpenting sekarang kami masih orang marapu.76 Bagi mereka tidak dapat pindah
dalam agama-agama lain, karena kalau mereka meninggalkan Marapu berarti tidak
ada lagi yang menjalankan upacara adat ini, tetapi apabila kalau ada salah satu dari
keluarga besar mereka yang masuk agama lain mereka tidak akan melarangnya,
asalkan jangan satu keluarga besar masuk agama lain, mereka akan menolaknya.77
Bagi mereka itu sah-sah saja seseorang berpindah pada agama lain asalkan bukan
bukan penerus adat,78 karena ada juga para penganut Marapu yang telah merelakan
73 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 74 wawancara dengan Tagubore Nono penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 18 mei 2011 pukul 11.00-01.30 WIB. 75 wawancara dengan Dukka Bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 76 wawancara dengan Rowa dima penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 juni 2011 pukul 16.00-17.30 WIB. 77 Tagubore Nono Hasil wawancara dengan dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu 78 wawancara dengan dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 4 juni 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.
-
69
anak mereka untuk masuk pada agama lain, yang terpenting dia bukan penerus adat
istiadat.79
b. Pandangan aparatur pemerintah terhadap Marapu
Bagi aparatur pemerintah, Marapu merupakan salah satu aliran kepercayaan
yang ada di sumba yang di anut oleh masyarakat sumba dimana dalam
menyampaikan permintaan/ucapan syukur kepada yang berkuasa atau alam semesta
dilakukan melalui upacara adat/ritual-ritual adat dengan peraturan roh-roh nenek
moyang80 yang dijadikan panutan dalam hidup81 dimana bahwa mereka itu
mempunyai keyakinan bahwa Marapu itu sama dengan Tuhan yang Maha kuasa.82
Marapu bukan merupakan agama tetapi merupakan aliran kepercayaan.
Dipandang dari segi agama, Marapu pelahan-lahan harus dihilangkan karena tidak
sesuai dengan ajaran-ajaran dalam alkitab, tetapi apabila dipandang dari segi budaya
Marapu perlu dilestarikan kerena merupakan aset budaya dan daya tarik bagi
wisatawan lokal maupun manca negara.83
79 wawancara dengan Pale Seingu penganut aliran kepercayaan marapu. tanggal 8 mei 2011 pukul 16.00-17.30 WIB 80 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 81 wawancara dengan Anderias Umbu Lele (kepala desa Klaimbukuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 82 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 83 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB.
-
70
Menurut kepercayaaan orang loli khususnya orang kepercayaan Marapu
memepunyai keyakinan nanti pada akhirnya Marapu yang membawa keselamatan.
Dalam hal berusaha atau keberhasilan dalam marapu semua itu berasal dari Marapu.
a. Segala berkat yang ada pertolongan dari Marapu.
b. Salah satu budaya yang selalu dilaksanakan bagi orang yang
mepercayainya.
Salah satu budaya yang selalu harus dilestarikan, tidak bisa dihilangkan, tetapi
harus dilestarikan untuk objek wisata karena di tinjau dari segi budaya, dilihat dari
segi ajaran bagi orang kristen mereka belum mempunyai Tuhan atau dalam kristen
Tuhan kita adalah Tuhan Allah, jadi harus dihilangkan secara perlahan-lahan. Supaya
mereka bisa mempunyai Tuhan. Tetapi karena menjadi budaya yang menjadi objek
wisata maka budaya Marapu harus dilestarikan.84 Karena acara-acara dari Marapu itu
sendiri merupakan budaya yang terus berlangsung sama dengan saat ini. Jadi Marapu
itu adalah aliran kepercayaan dan pada sisi lainya juga merupakan budaya, Jadi
Marapu itu harus dilsetarikan dan tidak bisa dihilangkan, karena merupakan
indentitas budaya bangsa dan aset bangsa Indonesia.85
Para penganut Marapu pada saat ini masih menjalankan ritual-ritual adat yang
merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga dan para penganut Marapu
sangat baik terhadap sesama maupun terhadap orang yang baru mereka kenal
84 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 85 wawancara dengan Anderias Umbu Lele (kepala desa Klaimbukuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.
-
71
sekalipun.86 Dilihat dari orang-orang kepercayaan marapu sebetulnya mereka satu,
sama-sama punya maroba Allah (Tuhan allah), hanya pelaksanaan atau tatacara yang
berbeda seperti berdoanya pada batu dan pohon kayu.
1) Kristen memepunyai sang pencipta yaitu tuhan allah
2) Marapu memepunyai sang pencipta yaitu a mola a marawi (tuhan
allah) Sebenarnya sama saja dengan kristen cuman hanya berbeda
tatacara penyebutan dan ibadah.87
Rata-rata dari para penganut Marapu, mereka sangat menghargai dan
menghormati agama lain dan Pada saat upacara wulla podu dari tahun ketahun
volume penonton yang menghadiri perayaan Marapu ini bertambah terus, baik
wisatawan asing maupun lokal.88
Para penganut Marapu tidak selamanya harus memilih salah satu agama
resmi, tergantung yang bersangkutan dan tidak bisa dipaksakan karena dapat
melanggar HAM dan mereka sendiri mempunyai hak untuk untuk memilih agama
yang mereka ingini atau percayai.89 Mereka sama proporsinya dengan agama lain,
jadi mereka tidak perlu memilih salah satu dari 6 agama resmi yang ada.90 Marapu
86 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 87 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 88 wawancara dengan Anderias Umbu Lele (kepala desa Klaimbukuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 89 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 90 wawancara dengan Anderias Umbu Lele (kepala desa Klaimbukuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.
-
72
bukan merupakan agama sesuai undang-undang sehingga para penganut bebas
memilih agama yang mereka inginkan.91
Penganut Marapu tidak bersikap eksklusif dari penganut agama lain karena
dalam kehidupan sehari-hari saling berinteraksi satu sama lain.92 Mereka sangat
transparan karena untuk melaksanakan ibadah atau poddu mereka tidak tertutup justru
mereka bangga dalam melangsanakan tatacara ibadah93 dan saling menghormati antar
umat beragama, contoh pada saat natal mereka ikut memberikan selamat natal.
Secara umum masyarakat memandang para penganut Marapu sama seperti
penganut agama lain di mana mereka sangat menghargai nilai norma-norma yang ada
dalam masyarakat sekitar.94 Namun ada beberapa upacara aliran kepercayaan Marapu
memakan biaya yang cukup besar contoh dalam acara Tauna Marapu dimana
beratus-ratus babi dan ayam harus di potong dalam acara ini. Acara ini untuk salaing
bertoleransi dalam umat kristen juga karena ada juga orang kristen yang akan
menyumbang babi atau ayam dalam acara ini95 sehingga mereka saling berbaur dalam
kehidupan bermasyarakat, pada intinya tidak ada yang membedakan antara orang
Marapu atau yang lain, karena menurut saya mereka sama saja. Pada saat bulan
pemali atau wulla poddu larangan-larangan yang yang menjadi tradisi orang Marapu,
91 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 92 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 93 wawancara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 94 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 95 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB.
-
73
orang yang beragama lain pun tidak boleh melanggar karena berlaku untuk semua
orang yang berada pada daerah loli. Seperti daduka dan tabba wanno.96
4. KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP ALIRAN
KEPERCAYAAN MARAPU
A. Administrasi kependudukan
• Kartu Tanda Penduduk
Marapu belum di akui secara nasional sebagai agama, karena agama yang
berlaku di indonesia hanya enam yang resmi, oleh karena itu Marapu bukan
merupakan agama tetapi merupakan aliran kepercayaan oleh karena itu kolom agama
pada kartu tanda penduduk dikosong.97 Pemerintah daerah mengakomodasi para
penganut Marapu dalam pengurusan KTP, dalam pengurusannya untuk agama tidak
di cantumkan karena Marapu merupakan aliran kepercayaan saja.98
Tetapi ada dari penganut Marapu biasanya diisi agama kristen pada kolom agamanya
hal ini di lihat pada warga yang memang pemeluk aliran kepercayaaan marapu tetapi
diisi kristen.99
Ada beberapa penduduk penganut aliran kepercayaan Marapu yang tidak
memiliki KTP selama ia hidup karena tidak adanya aliran kepercayaan Marapu pada
96 wawancara dengan Anderias Umbu Lele (kepala desa Klaimbukuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB. 97 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 98 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 99 wawancara dengan Anderia Umbu Lele (kepala desa kalimbu kuni). tanggal 6 agustus 2011 pukul 10.00-12.00 WIB.
-
74
kolom agama pada KTP, pale seingu dan rowa dima yang tidak mempunyai KTP
karena mereka tidak adanya Marapu dalam kolom agama pada KTP.100 Ada pun
sodara tagubore nono dan dukka bonggo yang memiliki kartu tanda penduduk dan
beragama kristen dalam KTP tetapi mereka sebenarnya adalah penganut aliran
kepercayaan Marapu, mereka memilih kristen karena tidak adanya pilihan lain.
Meskipun mereka beragama kristen pada KTP tetapi mereka tidak menjalankan
ibadah secara kristen mereka tetap menjalankan adat istiadat atau ritual-ritual secara
aliran kepercayaan Marapu.101
• Akte kelahiran
Salah satu syarat pengurusan Akta kelahiran harus ada surat babtis dari gereja
atau surat yang diketahui oleh bidan desa. kalau anak dapat di buatkan akte kelahiran
karena ada saksi bidan yang membantu proses kelahiran, Syarat dari pembuatan akte
kelahiran harus ada kartu keluarga, yang penting dia warga negara indonesia (WNI)
maka dapat di buatkan akte kelahiran dan yang penting ada kartu keluarga.102
• Akta Perkawinan
Khusus untuk pasangan suami istri yang Marapu, hal ini memang alot.
apabila dilihat pada agama kristen karena dalam kristen ada akta nikah tertulis
sebagai syarat pembuatan akta nikah. Sedangkan pasangan Marapu terus terang
100 wawancara dengan pale seingu tua adat marapu dan Hasil wawancara dengan Tagubore Nono tua salah satu penganut marapu. 101 wawancara dengan dukka bonggo penganut aliran kepercayaan marapu dan Hasil wawancara dengan Tagubore Nono tua salah satu penganut marapu. 102 wawancara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB.
-
75
selama ini belum ada yang di buat akta nikahnya atau pencatatan sipilnya. Untuk bisa
di buatkan memang dalam undang-undang bisa dibuatkan tetapi di kabupaten kita
tidak ada PERDA tau PERBUB sebagai tindak lanjut dari undang-undang. Pasangan
Marapu selama ini hanya nikah secara adat saja untuk adat memang sah tetapi untuk
negara tidak sah.103 untuk pencatatan sipil hanya di berikan kepada orang yang
menikah dan mempunyai agama saja atau agama yang di akui oleh undang-undang.104
B. Pendidikan
Anak-anak dari penganut aliran kepercayaan Marapu apabila ingin bersekolah
maka mereka harus masuk agama kristen karena pelajaran agama hanya pendidikan
agama kristen karena kristen merupakan agama mayoritas penduduk kecamatan kota,
hal ini juga yang menyebabkan beberapa anak aliran kepercayaan Marapu yang putus
sekolah untuk mengantikan orang tua mereka dalam menjalankan adat istiadat dalam
ritual Marapu dan ada juga beberapa anak yang dipasrakan oleh orang tuanya
meskipun mereka masuk kristen demi mendapatkan akses pendidikian demi masa
depan yang lebih baik.105
103 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB. 104 wawancara dengan Jemi saba ora. SSTP (Sekretaris camat kota waikabubak). tanggal 16 juli 2011 pukul 11.00-01.00 WIB. 105 wawancara dengan dukka bonggo, pale seingu, rowa dima dan tagu bore nono.
-
76
C. ANALISIS
1. Bentuk-bentuk Perlindungan Hukum
Negara indonesia merupakan negara yang plural dengan banyaknya suku
bangsa dan bahasa yang berbeda, dengan adanya perbedaan ini mengakibatkan
bnayak agama-agama suku yang berkembang dan ada pula yang akan punah karena
indonesia hanya mengakui 6 agama saja melalui penjelasan pasal 1 undang-undang
NO 1/PNPS tahun 1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan
agama, hal ini yang menyebabkan agama-agama suku di indonesia sangat rentan
dengan diskriminasi. sebenarnya Jaminan adanya perlindungan kebebasan beragama
dan berkeyakinan di indonesia terdapat pada beberapa undang-undang antara lain
terdapat pada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahum 1945 pada
pasal 28E ayat 1 dan 2 dan pasal 29 ayat 2 UUD 1945, Undang-undang no 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 3, pasal 4 dan pasal 22, Undang-undang No
12 Tahun 2005 tentang pengesahan hak sipil dan politik pasal 18, pasal 20 dan pasal
27, dan Undang-undang No 40 tahun 2008 Tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Ras dan Etnis. Berdasarkan dalam rangka melaksanakan Konvensi
Internasional tentang Penghapusan Rasial, negara pihak berjanji untuk melarang dan
menghapuskan segala bentuk diskriminasi rasial dan menjamin hak setiap orang,
tanpa membedakan ras, warna kulit, asal usul etnik atau kebangsaan, untuk
mendapatkan kederajatan di hadapn hukum, khususnya dalam menikmati hak atas
kebebasan berfikir, berkeyakinan dan beragama.
-
77
Pada kenyataannya kebebasan beragama dan berkeyakinan belum dirasakan
oleh penganut aliran kepercayaan Marapu karena tidak adanya pengakuan dan
perlindungan oleh negara, yang hanya mengakui 6 agama saja. Untuk pengurusan-
pengurusan dokumen-dokumen sipil seperti akta perkawinan, kartu tanda penduduk,
kartu keluarga, akte kelahiran dan pendidikan, penganut aliran kepercayaan Marapu
merasa diperlakukan diskriminatif. Seharusnya negara memberikan keadilan yang
seadil-adilnya bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali dan seharusnya negara tidak
membuat peraturan yang berkaitan denga agama yang resmi untuk diakui oleh warga
negaranya karena itu hanya menguntungkan bagi kelompok-kelompok yang
mayoritas sedangkan yang minoritas akan tertindas dan terdiskriminasi, karena agama
menyangkut hati nurani seseorang dan kepercayaan seseorang kepada Tuhan yang
Maha Esa yang ia yakini dan yang ia sembah.
Apabila kita melihat pada perundang-undangan kita sudah sangat jelas adanya
penjaminan kebebasan beragama, namun pada pelaksanaan peraturan tersebut belum
di tegakkan sepenuhnya dan semestinya oleh para aparatur pemerintah karena mereka
selalu berpatokan pada agama yang resmi (undang-undang NO 1/PNPS tahu 1965
tentang pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama). Hal yang dirasakan
oleh penganut aliran kepercayaan Marapu, yang hari demi hari penganutnya semakin
berkurang karena beralih pada agama resmi terlepas antara iklas atau tidaknya
penganut aliran kepercayaaan Marapu beralih ke agama resmi. Padahal apabila kita
pada sisi lainya hal ini menyebabkan penganut Marapu ini punah juga seperti ritual-
ritual yang dilakukan untuk memuja atau memberikan persembahan kepada Marapu
-
78
itu sendiri. Para pengikut Marapu sangat rentan dengan sebutan kafir, padahal
mereka juga mempercayai dengan adanya Tuhan sebagai sang pencipta. Penganut
aliran kepercayaan Marapu juga berhak atas adanya pengakuan dan perlindungan
oleh negara ini dalam hal pelayanan administrasi publik sama halnya yang diperoleh
oleh penganut agama resmi.
2. Diskriminasi terhadap penganut Marapu
Ada anak-anak dari aliran kepercayaan Marapu yang masuk ke agama resmi
lantaran agar mendapat pendidikan, meskipun mereka aliran kepercayaan Marapu
karena apabila mendaftar menjadi murid sekolah dasar mereka akan disuruh memilih
agama resmi meskipun mereka belum di sakralkan secara agama resmi, misalnya
baptis pada agama kristen yang menandakan kalau seseorang sudah sah menjadi
kristen dimata agama kristen. Hal ini yang membuat banyak dari anak-anak aliran
kepercayaan Marapu yang terpaksa beralih pada agama resmi dan mendapatkan
pendidkan agama disekolahnya sesuai dengan agama resmi yang telah mereka pilih.
Hal ini yang membuat orang-orang aliran kepercayaan kepercayaan Marapu sangat
merasa terdiskriminasi, seharusnya negara memberikan perlindungan kepada seluruh
warga negaranya karena konsepsi perlindungan hukum bagi rakyat bersumber pada
konsep-konsep pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia dan
konsep-konsep recthsstaat dan rule of law. Konsep pengakuan perlindungan terhadap
hak-hak manusia memberikan sisnya dan konsep recthsstaat dan rule of law.
-
79
Dalam Undang-undang no 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
menjamin bahwa setiap manusia berhak atas perlindungan HAM dan kebebasan dasar
daei manusia tanpa adanya diskriminasi, hal ini dapat dilihat pada pasal 3 yang
berbunyi :
1) Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia
yang sama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam semangat
persaudaraan.
2) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dalam
semangat di depan hukum.
3) Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan
kebebasan manusia, tanpa diskriminasi.
Seharusnya negara harus melindungi warga negaranya dari segala bentuk
diskriminasi seperti yang telah temuat pada pasal 3 Undang-undang no 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, tetapi malah yang terjadi selama ini aliran kepercayaan
Marapu selalu terdiskriminasi olek karena tidak tegaknya aturan-aturan itu sendiri.
Agama-agama resmi merasa kalau mereka dilindungi oleh negara, oleh karena
itu mereka selalu berusaha memperluas umatnya dan mulai mencari anggota-anggota
baru. Disumba penganut aliran kepercayaan Marapu merupakan sasaran empuk bagi
agama-agama resmi untuk mendapatkan anggota baru, salah satu contohnya adalah
pemberitaan injil yang dilakukan oleh gereja dan sudah banyak penghayat aliran
-
80
kepercayaan Marapu meninggalkan Marapu dan masuk agama Kristen. Hal ini yang
menyebabkan penganut aliran kepercayaan Marapu terdiskriminasi dan dilanggar
haknya untuk menganut suatu agama tanpa ada pengaruh dari orang lain karena
penganut aliran kepercayaan Marapu tidak mendapat perlindungan, karena menurut
penulis pemberitaan injil yang dilakukan oleh gereja-gereja telah melanggar Hak
Asasi Manusia seperti yang termuat dalam pasal 22 Undang-undang no 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi :
1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadah menurut agamanya dan kepercayaanya itu.
2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaanya itu.
Dalam pengurusan kartu tanda penduduk juga ada penganut aliran
kepercayaan Marapu juga mendapat perlakuan diskriminatif, seperti apa yang telah
dikemukakan oleh kepala desa kalimbukuni yang mengatakan ada warganya yang
sebenarnya merupakan aliran kepercayaan Marapu tetapi didalam KTPnya di tulis
sebagai Kristen, pada halnya dalam pasal 64 ayat 1 dan 2 Undang-undang NO 23
tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan berbunyi :
1. KTP mencantumkan gambar lambang Garuda Pancasila dan peta wilayah
negara Republik Indonesia, memuat keterangan tentang NIK, nama, tempat
tanggal lahir, lakilaki atau perempuan, agama, status perkawinan, golongan
-
81
darah, alamat, pekerjaan, kewarganegaraan, pas foto, masa berlaku, tempat
dan tanggal dikeluarkan KTP, tandatangan pemegang KTP, serta memuat
nama dan nomor induk pegawai pejabat yang menandatanganinya.
2. Keterangan tentang agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi
Penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan
tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database kependudukan.
Seharusnya apabila ia adalah penganut atau pemeluk aliran kepercayaaan
maka dalam kolom agamanya harus dikosongkan, tetapi hali ini terjadi sebaliknya
karena dalam prakteknya di lapangan masih ada pelanggaran yang terjadi seperti apa
yang termuat dalam undang-undang ini.
Dalam pengurusan akta perkawinan sebagai syarat sahnya suatu perkawinan
di mata negara, orang-orang Marapu juga mendapat perlakuan diskriminasi hal ini
dapat dilihat pada pengakuan kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil, bahwa
Khusus untuk pasangan suami istri yang Marapu, hal ini memang alot. apabila dilihat
pada agama kristen karena dalam kristen ada akta nikah tertulis sebagai syarat
pembuatan akta nikah. Sedangkan pasangan marapu terus terang selama ini belum
ada yang di buat akta nikahnya atau pencatatan sipilnya. Untuk bisa di buatkan
memang dalam undang-undang bisa dibuatkan tetapi di kabuapten kita tidak ada
PERDA tau PERBUB sebagai tindak lanjut dari undang-undang. Pasangan marapu
selama ini hanya nikah secara adat saja untuk adat memang sah tetapi untuk negara
-
82
tidak sah. untuk pencatatan sipil hanya di berikan kepada orang yang menikah dan
mempunyai agama saja atau agama yang di akui oleh undang-undang.106
Hal ini jelas bertentangan dengan Undang-Undang no 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan dalam Pasal 2 ayat 1. Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Di perbolehkan adanya
perkawinan secara aliran kepercayaan sedangkan dalam prakteknya di lapangan tidak
pernah terjadi.
Hal ini juga melanggar pasal 67 ayat 2 huruf (a) PERPRES no 25 tahun 2008
tentang persyaratan dan tatacara pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, yang
berbunyi “surat keterangan terjadinya perkawinan dari pemuka agama/pendeta atau
surat perkawinan penghayat kepercayaan yang di tanda tangani oleh pemuka
penghayat kepercayaan.
106 wawacara dengan DRS. Samuel sairo (kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil). tanggal 23 juli 2011 pukul 18.00-20.00 WIB.