BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A...

54
43 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah dan wilayah Hukum Pengadilan Agama Kab. Malang Pada awalnya Pengadilan agama Malang adalah salah satu yang berkedudukan di Kota Malang. Sejak adanya pemekaran Malang menjadi Kota dan Kabupaten Malang, Pengadilan Agama di adakan pemecahan menjadi dua yaitu Pengadilan Agama Kota Malang dan Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Pengadilan Agama Kabupaten Malang dibentuk atas dasar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 85 tahun 1996 dan diresmikan pada tanggal 28 Juni 1997. Gedung Pengadilan Agama Kabupaten Malang yang awalnya terletak di Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang dan sekarang berpindah di Jl. Raya Mojosari No. 77 Kepanjen Malang telp. (0341)399192 faks. (0341)399194. Wilayah hukum Pengadilan Agama Kabupaten Malang meliputi wilayah Pemerintahan Kabupaten Malang dan Pemerintah Kota Batu (asalnya Kota Administratip Batu) yang sejak tanggal 17 Oktober 2001 yang telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur menjadi Kota Batu dan Walikotanya telah dilantik pada tanggal 22 Oktober 2001. Wilayah tersebut terdiri dari 36 (tiga puluh enam) kecamatan meliputi 389 desa/kelurahan, khusus wilayah Kota Batu terdiri dari 3 (tiga) kecamatan meliputi 23 (duapuluh tiga) desa/kelurahan.

Transcript of BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A...

  • 43

    BAB III

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian

    1. Sejarah dan wilayah Hukum Pengadilan Agama Kab. Malang

    Pada awalnya Pengadilan agama Malang adalah salah satu yang

    berkedudukan di Kota Malang. Sejak adanya pemekaran Malang menjadi

    Kota dan Kabupaten Malang, Pengadilan Agama di adakan pemecahan

    menjadi dua yaitu Pengadilan Agama Kota Malang dan Pengadilan Agama

    Kabupaten Malang. Pengadilan Agama Kabupaten Malang dibentuk atas

    dasar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 85 tahun 1996 dan

    diresmikan pada tanggal 28 Juni 1997. Gedung Pengadilan Agama Kabupaten

    Malang yang awalnya terletak di Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang dan

    sekarang berpindah di Jl. Raya Mojosari No. 77 Kepanjen Malang telp.

    (0341)399192 faks. (0341)399194.

    Wilayah hukum Pengadilan Agama Kabupaten Malang meliputi wilayah

    Pemerintahan Kabupaten Malang dan Pemerintah Kota Batu (asalnya Kota

    Administratip Batu) yang sejak tanggal 17 Oktober 2001 yang telah

    diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur menjadi Kota Batu dan Walikotanya

    telah dilantik pada tanggal 22 Oktober 2001. Wilayah tersebut terdiri dari 36

    (tiga puluh enam) kecamatan meliputi 389 desa/kelurahan, khusus wilayah

    Kota Batu terdiri dari 3 (tiga) kecamatan meliputi 23 (duapuluh tiga)

    desa/kelurahan.

  • 44

    Wilayah Pengadilan Agama Kabupaten Malang termasuk wilayah

    geografis Jawa Timur terletak pada 112 ͦ17’ 1o.90” sampai dengan 122 ͦ 57’

    00.00” Bujur Timur, -7 ͦ 44’ 55.11” sampai dengan -8 ͦ 26’ 35.45” Lintang

    Selatan, dengan batas-batas wilayah:

    Sebelah Utara : Kab. Jombang, Kab. Mojokerto, Kab. Pasuruan.

    Sebelah Timur : Kab. Probolinggo dan Kab. Lumajang.

    Sebelah Selatan : Samudra Hindia.

    Sebelah Barat : Kab. Kediri dan Kab. Blitar.

    Jumlah penduduk yang menjadi wilayah hukum Pengadilan Agama

    Kabupaten Malang sebanyak 2.602.095 orang, yeng terdiri atas pemeluk

    agama Islam 2.477.773 orang, pemeluk agama Katholik 27.148 orang,

    pemeluk agama Protenstan 60.507 orang, pemeluk agama Hindhu 17.210

    orang, pemeluk agama Budha 10.239 dan penganut aliran kepercayaan

    kepada Tuhan Yang Maha Esa 9.288 orang.

    2. Visi dan Misi Pengadilan Agama Kabupaten Malang

    a. Visi

    Mewujudkan Peradilan Agama yang berwibawa dan

    bermartabat/terhormat dalam menegakkan hukum untuk menjamin

    keadilan, kebenaran ketertiban, dan kepastian hukum bagi masyarakat.

    b. Misi

    1) Melaksanakan manajemen Peradilan yang baik untuk menunjang

    kelancaran pelaksanaan tugas.

  • 45

    2) Menerima perkara dengan tertib dan mengatasi segala hambatan

    atau rintangan sehingga tercapai pelayanan penerimaan perkara

    secara cepat.

    3) Memeriksa perkara dengan seksama dan sewajarnya sehingga

    tercapai persidangan yang sederhana dan dengan biaya yang

    ringan.

    4) Memutus perkara dengan tepat dan benar sehingga tercapai

    putusan/penetapan yang memnuhi rasa keadilan dan dapat

    dilaksanakan (eksekutorital) serta memberikan kepastian hukum.

    5) Menyelesaikan putusan/penetapan yang telah berkekuatan hukum

    tetap dengan mengatasi segala hambatan atau rintangan sehingga

    tercapai eksekusi putusan yang memberikan pengayoman kepada

    masyarakat.

    6) Memberikan bantuan permohonan pembagian/pemisahan harta

    peninggalan di luar perkara (sengketa) dan pelayanan

    waarmerking akta dibawah tangan mengenai keahliwarisan.

    7) Memberikat surat keterangan kepada advokat dan memberi surat

    keterangan riset/praktikum kepada peneliti/mahasiswa yang telah

    melaksanakan praktek di lingkungan Pengadilan Agama.

    8) Melakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat.

    9) Melakukan urusan kepegawaian, urusan keuangan kecuali

    pengelolaan biaya perkara/uang titipan pihak ketiga, serta urusan

  • 46

    surat menyurat, perlengkapan rumah tangga dan perpustakaan

    yang didelegasikan dikuasakan oleh Menteri Agama.

    10) Mengawasi pelaksanaan tugas dan tingkah laku para Hakim,

    pegawai di lingkungan Kepaniteraan dan Sekertariat serta

    jalannya Peradilan Agama.

    11) Melaksanakan kegiatan daftar isian penggunaan anggaran

    (DIPA).41

    3. Susunan Organisasi Pengadilan Agama

    Sesuai dengan perubahan pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun

    2009 yang mengatur perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 14

    Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung serta Peraturan Presiden

    Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2005 tentang Sekertariat

    Mahkamah Agung RI., dan Peraturan Presiden Republik Indonesia

    Nomor 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung RI serta

    Surat Edaran Mahkamah Agung RI. Nomor:

    MA/Kumdil/177/VIII/K/1996 tanggal 13 Agustus 1996 tentang Bagan

    Susunan Pengadilan, maka dapat dijelaskan bahwa Susunan Organisasi

    Pengadilan Agama Tk.I Pengadilan Agama Kabupaten Malang kelas 1 B

    dipimpin oleh Ketua dibantu oleh seorang Wakil Ketua dan seorang

    Panitera/Sekertaris yang dibantu oleh seorang Wakil Panitera (bidang

    kepaniteraan) dan Wakil Sekertaris (bidang kesekertariat).

    41 Laporan Tahunan 2014 Pengadilan Agama Kabupaten Malang, 5-6

  • 47

    Bidang Kepaniteraan ada 3 Orang Panitera Muda yaitu Panitera

    Muda Gugatan, Panitera Muda Permohonan, Panitera Muda Hukum,

    sedangkan dibidang kesekretariatan ada 3 bagian yaitu Urusan

    Kepegawaian, Urusan Keuangan dan Urusan Umum, masing-masing

    dipimpin oleh kepala urusan yaitu Kepala Urusan Kepagawaian, Kepala

    Urusan Keuangan, dan Kepala Urusan Umum.

    Untuk melaksanakan urusan teknis yustisial, ada pejabat

    fungsional hakim, ada kelompok Fungsional Kepaniteraan yakni Panitera

    Pengganti dan Jurusita/ Jurusita Pengganti.

  • 48

    4. Gambar Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kabupaten Malang

    Kelas 1B

    \

  • 49

    5. Tugas Pokok dan Fungsi

    Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan

    kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama islam mengenai

    perkara perdata tertentu yang diatur dalam Undang-undang Nomor 7

    tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-

    undang Nomor 3 tahun 2006 dan selanjutnya telah diubah kembali

    dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua

    atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

    Kekuasaan kehakiman dilingkungan Peradilan Agama dilaksankan oleh

    Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama yang berpuncak pada

    Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai Pengadilan Negara

    tertinggi. Seluruh pembinaan baik pembinaan teknis peradilan maupun

    pembinaan organisasi, administrasi dan keuangan dilakukan oleh

    Mahkamah Agung Republik Indonesia.

    Pengadilan Agama Merupakan Pengadilan Tingkat Pertama yang

    bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan

    perkara – perkara di tingkat pertama antara orang –orang yang beragama

    islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan

    berdasarkan hukum islam serta waqaf, zakat, infaq dan shadaqah serta

    ekonomi Syari’ah sebagaimana di atur dalam Pasal 49 UU Nomor 50

    Tahun 2009.

    Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pengadilan Agama

    mempunyai fungsi sebagai berikut :

  • 50

    a. memberikan pelayanan Tekhnis Yustisial dan Administrasi

    Kepaniteraan bagi perkara Tingkat Pertama serta Penyitaan dan

    Eksekusi.

    b. Memberikan pelayanan dibidang Administrasi Perkara banding,

    Kasasi, dan Peninjauan Kembali serta Administrasi Peradilan

    lainnya.

    c. Memberikan pelayanan administrasi umum pada semua unsur di

    Lingkungan Pengadilan Agama.

    d. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang

    Hukum Islam pada instansi Pemerintah di daerah Hukum nya

    apabila diminta.

    e. Memberikan pelayanan permohonan pertolongan pembagian

    harta peninggalan di luar sengketa antar orang – orang yang

    beragama Islam.

    f. Waarmerking Akta Keahliwarisan dibawah tangan untuk

    pengambilan deposito / tabungan dan sebagainya.

    g. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti penyuluhan

    hukum, memberikan pertimbangan hukum agama, pelayanan

    riset/penelitian, pengawasan terhadap advokat / penasehat hukum

    dan sebagainya.

    6. Keadaan Perkara di Pengadilan Agama

    Pengadilan Agama Kabupaten Malang pada tahun 2014 menangani

    perkara sesuai kompetensi absolut Pengadilan Agama sebanyak 10.223

  • 51

    meliputi sisa perkara tahun 2013 sebanyak 1.536 perkara terdiri dari

    (Gugatan 1.509 perkara dan Permohonan 27 perkara), sedangkan pada

    tahun 2014 menerima perkara sebanyak 8.687 perkara yang terdiri dari

    7.569 perkara gugatan dan 1.118 perkara permohonan.

    Adapun yang diputus pada tahun 2014 sebanyak 8.766 perkara

    (85,66%) yang terdiri dari 1.120 perkara permohonan serta 7.646 perkara

    gugatan, sehingga sisa tundaan perkara sebanyak 1.457 perkara (14,34%)

    terdiri dari 25 perkara permohonan dan 1.432 perkara gugatan.

    Pengadilan Agama Kabupaten Malang pada tahun 2014 penerimaan

    perkara mengalami kenaikan sebanyak 59 perkara (0,58%) bila

    dibandingkan dengan penerimaan perkara tahun 2013 (yang diterima

    sebesar 8.537, sedangkan sisa tahun 2012 sebanyak 1.637 perkara),

    sehingga seluruhnya berjumlah 10.174 perkara.

    Perkara yang dimohonkan banding ke Pengadilan Tinggi Agama

    Surabaya pada tahun 2014 sebanyak 23 perkara dan telah diputus pada

    tahun 2014 sebanyak 13 perkara (56,52%) dan yaang belum diputus

    sebanyak 10 perkara (47,48%). Selanjutnya perkara yang dimohonkan

    kasasi ke Mahkamah Agung RI pada tahun 2014 sebanyak 12 perkara

    dan sisa perkara kasasi pada tahun 2013 sebanyak 2 perkara, sehingga

    sampai dengan tahun 2014 perkara yang belum diputus sebanyak 14

    perkara. Pada tahun 2014 tidak ada perkara yang dimohonkan Peninjauan

    Kembali.

  • 52

    Pengadilan Agama Kabupaten Malang pada tahun 2014 menerima

    3 (tiga) perkara yang dimohonkan untuk dilaksanakan eksekusi, dan yang

    sudah terealisasi yaitu 1 perkara, sehingga sisa permohonan eksekusi

    pada tahun 2014 ini sebanyak 2 perkara.

    Tabel 1 Permohonan serta Gugatan Waris dan Non Waris Pengadilan Agama

    Kabupaten Malang Tahun 2013-2014

    non waris waris

    1 2013 27 1499 10 0,65%

    2 2014 1118 7554 15 0,98%

    1145 9053 25 0,24%∑ TOTAL

    ∑ gugatan∑ permohonantahunNO

    kasus Waris/

    ∑ Kasus (%)

    Sumber data: Pengadilan Agama Kabupaten Malang

    B. Analisi Terhadadap Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor: 1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg, Putusan Pengadilan Tinggi

    Agama Surabaya Nomor: 01/Pdt.G/2009/PTA.SBY dan Putusan

    Mahkamah Agung Nomor: 356 K/ AG/ 2009 Menurut Hukum

    Kewarisan Islam

    a) Posisi Kasus

    Awal mula perkara warisan dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor:

    356 K/AG/2009 dikarenakan bahwa H.M. Irsyad telah meninggal dunia pada

    tanggal 31 Januari 2008. Dalam semasa hidupnya dalam perkawinan dengan

    almarhummah Hj Siti Maimunah tidak mempunyai keturunan, Maka mereka

    kemudian mengangkat anah yang bernama H.Faisol bin Nur Asidin

    (Tergugat) anak dari H. Nur Asidin saudara kandung almarhum H.M. Irsyad.

    H. Faisol bin Asidin ( Tergugat ) mengusai sebagian besar harta

    warisan yang seharusnya dibagikan kepada para ahli waris dan selama H.M

  • 53

    Irsyad masih hidup, banyak harta almarhum yang dijual untuk kepentingan

    Tergugat dan uangnya dinikmati oleh Tergugat termasuk pembelian

    kendaraan roda empat.

    Berdasarkan kasus posisi diatas maka pihak Penggugat mengajukan

    upaya hukum kepada Pengadilan Agama Kabupaten Malang untuk

    menyelesaikan perkara tersebut.

    b) Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor: 356 K/ AG/ 2009 Menurut Hukum Kewarisan Islam

    Bahwa putusan Mahkamah Agung Nomor: 356 K/ AG/2009 secara

    garis besar telah membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

    Nomor: 01/Pdt.G/2009/PTA.Sby yang telah membatalkan Putusan

    Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:

    1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg.

    Oleh karena itu peneliti akan menganalisi hukum kewarisan Islam dari

    Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:

    1526/Pdt.G/2008/PA.Kab/Mlg, Putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

    Nomor: 01/Pdt.G/2009/PTA.Sby, serta Putusan Mahkamah Agung Nomor:

    356 K/ AG/ 2009.

    a. Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:

    1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg

    1) Para Pihak

    a) Penggugat

    - H.M. Bakoer bin Tosah, umur 67 tahun, agama Islam, pekerjaan

    swasta (Penggugat I)

  • 54

    - H.M. Su’eb bin Tosah, umur 69 Tahun, agama islam, pekerjaan

    swasta (Penggugat II)

    - Hariri bin H. Fathurrohman, umur 67 Tahun, agama islam,

    pekerjaan swasta (Penggugat III)

    - Abdul Hasib bin H. Fathurrohman, umur 60 tahun, agama Islam,

    pekerjaan swasta (Penggugat IV)

    - Sirojuddin bin H. Fathurrohman, umur 53 tahun, agama Islam,

    pekerjaan swasta (Penggugat V)

    - Dra. Siti Ruchi bin H. Fathurrohman, umur 45 tahun, agama islam,

    pekerjaan swasta (penggugat VI)

    - A. Abrori bin H. Fathurohman, umur 39 tahun, agama islam,

    pekerjaan swasta (penggugat VII)

    - Fatimah bin H. Nur Asidin, umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan

    swasta (Penggugat VIII)

    - Liswati bin H. Nur Asidin, umur 43 Tahun, agama Islam, pekerjaan

    swasta (Penggugat IX)

    - Siti Jainab bin H. Nur Asidin, umur 37 tahun, agama islam,

    pekerjaan swasta (Penggugat X)

    - Suhaimi bin H. Nur Asidin, umur 33 tahun, agama islam, pekerjaan

    guru (Penggugat XI)

    b) Tergugat

    - H. Faisol bin H. Nur Asidin, umur ... tahun, agama islam, pekerjaan

    swasta (Tergugat)

  • 55

    - Mahfud Budianto bin H. Nur Asidin, umur 47 tahun, agama islam,

    pekerjaan swasta (Turut Tergugat I)

    - Rohmawati bin H. Nur Asidin, umur 45 tahun, agama islam,

    pekerjaan swasta (Turut Tergugat II)

    - Asia bin H. Nur Asidin, umur 52 tahun, agama islam, pekerjaan

    swasta (Turut Tergugat III).

    2) Posita

    Bahwa H.M. Irsyad bin Tosah Meninggal dunia dan dalam

    perkawainan dengan almarhumah Hj. Siti Maimunah tidak memiliki

    keturunan (anak). Kemudian almarhum H.M Irsyad bin Tosah

    mengangkat anak yang bernama H. Faisol bin H. Nur Asidin

    (Tergugat) anak dari almarhum H. Nur Asidin saudara kandung

    almarhum H.M. Irsyad bin Tosah.

    Bahwa karena Tergugat disamping keponakan yang ikut

    menerima dari bagian ayah kandungnya (H. Nur Asidin) bersama

    saudara-saudaranya yang lain dan juga sebagai anak angkat pewaris,

    dan juga ahli waris terlalu banyak, maka Penggugat merasa bahwa

    bagian yang diterima oleh Tergugat sebesar 1/3 (sepertiga) dari

    jumlah harta warisan kurang dan tidak adil. Sehingga para Penggugat

    mohon kepada Pengadilan Agama agar jumlah harta bagian Tergugat

    selaku anak angkat tidak melebihi dari 1/6, karena mengingat ahli

    waris dari almarhum H.M. Irsyad bin Tosah cukup banyak.

  • 56

    Bahwa H.M Irsyad sebagai ahli waris menikah dengan

    almarhumah Hj. Siti Maimunah. Dikarenakan harta H.M Irsyad dan

    harta Hj. Siti Maimunah adalah harta bersama maka hakim membagi

    dulu dan ditetapkan bahwa peninggalan dari H.M Irsyad sebesar

    56,24% (lima puluh enam koma dua puluh empat persen)yang

    dibagikan kepada seluruh ahli waris H.M Irsyad. Maka H.M Irsyad

    mempunyai 4 (empat) orang saudara dan menjadi ahli waris dari H.M.

    Irsyad (pewaris) masing-masing benama:

    1. H. M. Bakoer Penggugat I (saudara kandung laki-laki)

    2. H. Su'eb Penggugat II (saudara kandung laki-laki)

    3. H. Nur Asidin (saudara kandung laki-laki), yang telah meninggal

    dunia pada, tanggal 19 Juli 1998 dan telah meninggalkan 8

    (delapan) orang anak masing-masig bernama:

    a. Fatimah Penggugat VIII (keponakan perempuan)

    b. Liswati Penggugat lX (keponakan perempuan)

    c. Siti Jainab Penggugat X (keponakan perempuan)

    d. Suhaimi Penggugat XI (keponakan laki-laki)

    e. H. Faisol Tergugat (keponakan laki-laki)

    f. Mahfud Budiyanto Turut Tergugat 1 (keponakan laki-laki)

    g. Rohmawati / Rohma Turut Tergugat II (keponakan perempuan)

    h. Asia Turut Tergugat III (keponakan perempuan) 4. H. Fathurrohman (saudara kandung laki-laki), yang telah meninggal

    dunia pada tanggal 2 September 1995, dan telah meninggalkan5

    (lima) orang anak masing –masing bernama:

    a. A.Hariri Penggugat III (keponakan laki-laki)

    b. Abdul Hasib Penggugat IV (keponakan laki-laki)

    c. Sirojuddin Penggugat V (keponakan laki-laki)

  • 57

    d. Dra. Siti Ruchi Penggugat VI (keponakan perempuan)

    e. A. Abrori Penggugat VII (keponakan laki-laki)

    Bahwa harta warisan yang ditinggalkan oleh almarhum H.M

    Irsayd ada 4 empat:

    a. Toko Arofah yang terletak di Jl Ahmad Yani No. 57 B.

    b. Tanah dan bangunan Rumah dan Toko, yang terletak di JI.

    Panarukan RT/RW 03/04.

    c. Tanah sawah bekas hak milik adat dalam petok D.Nomor 629, persil

    Nomor 5.a Kelas S.1 luas seluruhnya kurang lebih 14.000 M2 atas

    nama H.M Irsyad yang terletak di Desa Tegal Sari Kecamatan

    Kepanjen Kabupaten

    d. Hasil panen padi pada obyek sengketa tiga (III) diatas yang sudah

    di panen pada tanggal 30 April 2008, jika dinilai uang sebesar Rp.

    50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tiga kali panen pertahun,

    sehingga setiap tahun penghasilan tersebut sebesar Rp. 150.000.000,-

    (seratus lima puluh juta rupiah).

    3) Diktum

    Mengadili

    A. Dalam Eksepsi :

    - Menolak Eksepsi Tergugat B. DALAM KONPENSI :

    - Menyatakan : sah dan berharga Sita Jaminan yang telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Agama Kabupaten Malang tanggal 30 Mei 2008.

    - Mengabulkan Gugatan Para Penggugat sebagian. - Menetapkan, Orang-orang yang namanya tersebut dibawah

    ini sah sebagai ahli waris Pewaris / H.Moh. Irsyad : 1. H. M. Bakoer bin Tosa ( Penggugat I )Dengan kedudukan

    sebagai Saudara laki-laki kandung ( أخ شقيق) Pewaris ( H.M.Irsyad).

    2. H. Su'eb bin Tosah ( Penggugat II ) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung ( أخ شقيق) Pewaris ( H.M.Irsyad).

    3. H. Nur Asidin bin Tosah ( almarhum) ) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung ( أخ شقيق) Pewaris (H.M.Irsyad). Digantikan oleh ahli waris Penggantinya,

  • 58

    masing-masing : 3.1. Fatimah binti H.Nur Asidin ( Penggugat VIII ) 3.2. Liswati binti H.Nur Asidin ( Penggugat lX ) 3.3. Siti Jainab binti H.Nur Asidi ( Penggugat X ) 3.4. Suhaimi binti H.Nur Asidin ( Penggugat XI ) 3.5. H. Faisol bin H.Nur Asidin ( Tergugat ) 3.6. Mahfud Budiyanto bin H.Nur Asidin (Turut

    Tergugat I ) 3.7. Rohmawati / Rohma binti H.Nur Asidin ( Turut Tergugat

    II ) 3.8. Asia binti H.Nur Asidin ( Turut Tergugat III )

    4. Fathurrohman bin Tosah (almarhum) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung ( أخ شقيق) Pewaris ( H.M.Irsyad).Digantikan oleh ahli waris Penggantinya, masing-masing : 4.1. A.Hariri bin Fathurrohman ( Penggugat III ) 4.2. Abdul Hasib bin Fathurrohman ( Penggugat IV ) 4.3. Sirojuddin bin Fathurrohman ( Penggugat V ) 4.4. Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman ( Penggugat VI ) 4.5. A. Abrori bin Fathurrohman ( Penggugat VII )

    - Memutuskan, 56,25 % (Lima puluh enam koma dua

    puluh lima persen) dari harta yang menjadi objek sengketa, yang terdiri dari :

    1. Tanah dan bangunan Rumah dan Toko, yang terkenal dengan Toko Arofah terletak di Jl. Ahmad Yani No. 57 B, yang tercatat pada buku Letter C Nomor : 2108/69/di/0,35 da luas sekitar 370 M2 dan tercatat atas nama Moenah, pada SPPT Nomor 0147 Blok 10 tercatat atas nama Hj. Siti Maimunah / H.

    Moch. Irsyad, dengan batas-batas sebagai berikut :

    Sebelah utara : rumah Linawati (0146) dan Edi Santoso (0145)

    Sebelah selatan : rumah Suhamo (0148) Sebelah timur : rumah Edi Santoso (0145) Sebelah barat : JI. Raya A.Yani

    2. Tanah dan bangunan Rumah dan Toko, yang terletak di JI. Panarukan RT/RW 03/04 tercatat pada buku C Nomor 2988/29/d 11/0.56, luas sekitar 730 M, tercatat atas nama Hj. Siti Maimunah, pada SPPT Nomor 0147 Blok 09 tercatat atas nama Hj. Siti Maimunah, dengan batas-batas sebagai berikut : · Sebelah utara : rumah Sumardi dan Asikin · Sebelah selatan : JI. Raya Panarukan · Sebelah timur : rumah Safi'i, Bambang Sutejo / Sutinah

    dan Kasmu Utomo · Sebelah barat : rumah H. Rohim / Hj. Aisyah

    3. Tanah sawah bekas hak milik adat dalam petok D.Nomor 629, persil Nomor 5.a Kelas S.1 luas seluruhnya sekurang-kurangnya

  • 59

    12.250 M2, Seluas-luasnya 14.000 M2 atas nama H.M Irsyad yang terletak di Desa Tegal Sari Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang dengan batas-batas sebagai berikut : · Sebelah utara : tanah Yatemi · Sebelah selatan : tanah wakaf/ punden Tegal Sari · Sebelah timur : sungai Wangan · Sebelah barat : tanah H. Ngatimo.

    4. Tanah sawah seluas sekitar 6.800 M2, Petok D., No. 629, persil 5.a kelas jenis tanah) : S.1, atas nama : H. IRSAD, yang terletak di Desa Tegalsari Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, dengan batas — betas :

    • Sebelah utara : tanahnya H. ABDULLAH. • Sebelah selatan : tanahnya H. ROMLI ROSID. • Sebelah timur : sungai wangan. • Sebelah barat : sungai.

    5. Hasil Panen dari Tanah sawah pada angka 3 dan 4 berupa Padi dengan nilai uang sebesar Rp.37.500.000,-

    6. Uang hasil penjualan sebuah kendaraan roda empat merk/Type : T. Kijang KF.83 GRAND, Jenis Station WGN, Tahun 2003, Warna Merah Metalik, No. BPKB : 6331415J, warna STNKB : Hitam, NOPOL : N – 2185 – FJ, atas nama : MOCH. IRSYAD. H. senilai Rp. 125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah).

    7. Isi Ruko Toko Arofah yang terletak di JL Ahmad Yani No. 57 Kelurahan Kepanjen Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang (angka (1) dalam dictum ini berupa : a. isi toko adalah :

    1. Busana muslim. 2. Perlengkapan alat sholat. 3. Perlengkapan bayi dan asisoris). 4. Perlengkapan alat sekolah. 5. Perlengkapan kosmitik dan bhet Cofer). b. isi rumahnya adalah : 1. Diruang tamu berupa : 2 buah sofa, 2 buah meja makan,

    2 buah TV, 2 buah bufet, 1 buah almari ukir clan isinya yang belum diketahui, 1 buah jam dinding kuno.

    2. Diruang kamar I (kamar depan) berupa : 1 buah springbed, 1 buah dipan dan 1 buah meja rias.

    3. Diruang kamar II berupa : I buah dipan, 1 buah almari yang berisi sabuk emas, dan korek emas berantai, serta batu pertama safir.

    4. Diruang ruang III berupa, musholla. 5. Diruang kamar IV berupa : 1 buah ranjang besi dan 1

  • 60

    buah almari 6. Diruang kamar V berupa : 1 buah dipan. 7. Diruang kamar VI berupa : 1 buah ranjang besi, 1 buah

    almari dan 1 buah meja. 8. Diruang kamar VII berupa 1 buah dipan dan 1 buah

    almari pakaian. 9. Diruang dapur berupa : 3 buah almari beserta isinya

    termasuk barang pecah belah. Adalah sah harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.

    - Memutuskan, bagian masing-masing ahli waris dari

    Pewaris/H. Moh. Irsyad adalah sebagai berikut :

    1. H. M. Bakoer bin Tosa ( Penggugat I ) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.

    2. H. Su'eb bin Tosah ( Penggugat II ) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.

    3. H. Nur Asidin bin Tosah (almarhum) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % (Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad. Diberikan kepada ahli waris Penggantinya, masing-masing : 3.1. Fatimah binti H.Nur Asidin (Penggugat VIII) Berhak

    mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.2. Liswati binti H.Nur Asidin (Penggugat lX) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % (Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.3. Siti Jainab binti H.Nur Asidi (Penggugat X) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % (Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.4. Suhaimi binti H.Nur Asidin (Penggugat XI) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.5. H. Faisol bin H.Nur Asidin (Tergugat) Berhak mendapat bagian 2/10 (Dua persepuluh) atau setara dengan 20% (Dua puluh persen)dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.6. Mahfud Budiyanto bin H.Nur Asidin (Turut Tergugat I ) Berhak mendapat bagian 2/10 ( Dua persepuluh) atau setara dengan 20% ( Dua puluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

  • 61

    3.7. Rohmawati/Rohma binti H.Nur Asidin (Turut Tergugat II) Berhak mendapat bagian 1/10 (satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.8. Asia binti H.Nur Asidin (Turut Tergugat III) Berhak mendapat bagian 1/10 (satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    4. Fathurrohman bin Tosah (almarhum) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad. Diberikan kepada ahli waris Penggantinya, masing-masing: 4.1. A. Hariri bin Fathurrohman ( Penggugat III ). Berhak

    mendapat bagian 2/9 ( Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % ( Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.

    4.2. Abdul Hasib bin Fathurrohman ( Penggugat IV ) Berhak mendapat bagian 2/9 ( Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % ( Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.

    4.3. Sirojuddin bin Fathurrohman (Penggugat V) Berhak mendapat bagian 2/9 ( Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % (Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.

    4.4. Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman (Penggugat VI) Berhak mendapat bagian 1/9 (Satu persembilan) atau setara dengan 11,11 % (Sebelas koma sebelas persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman.

    4.5. A. Abrori bin Fathurrohman (Penggugat VII) Berhak mendapat bagian 2/9 (Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % (Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.

    - Menolak gugatan para Penggugat yang selebihnya. C. DALAM REKONPENSI:

    - Menolak Gugatan Rekonpensi Penggugat Rekonpensi/Tergugat Asal.

    D. Dalam Konpensi dan Rekonpensi:

    - Menghukum kepada Para Penggugat asal/Tergugat Rekonvensi; Tergugat asal/Penggugat Rekonvensi, para Turut

  • 62

    Tergugat serta siapa saja yang menguasai harta warisan Pewaris/H. Moh Irsyad untuk menta’ati dan melaksanakan Putusan ini. dengan menyerahkan; mengosongkan tanpa syarat serta membagi harta warisan Pewaris sesuai dengan bagian masing-masing baik secara natura maupun in natura;

    - Menghukum Kepada Tergugat asal/Penggugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sebesar: Rp 2.901.000,- (Dua juta sembilan ratus satu ribu rupiah).

    Hakim Pengadilan agama selanjutnyan Memutuskan, bagian masing-

    masing ahli waris dari Pewaris/ H. Moh. Irsyad adalah sebagai berikut :

    1. Penggugat I berhak mendapatkan bagian ¼ (seperempat) atau setara

    dengan 25% (dua puluh lima persen) dari harta warisan.

    2. Penggugat II mendapatkan bagian ¼ (seperempat) atau setara dengan

    25% (dua puluh lima persen) dari harta warisan.

    3. H. Nur Asidin bin Tosah (almarhum) berhak mendapatkan bagian ¼

    (seperempat) atau setara dengan 25% (dua puluh lima persen) dari

    harta warisan. Diberikan kepada ahli waris penggantinya, masing-

    masing:

    3.1. Penggugat VIII berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu

    persepuluh) atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta

    warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin

    Tosah.

    3.2. Penggugat IX berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu

    persepuluh) atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta

    warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin

    Tosah.

  • 63

    3.3. Penggugat X berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu persepuluh)

    atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta warisan yang

    menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.4. Penggugat XI berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu

    persepuluh) atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta

    warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin

    Tosah.

    3.5. Tergugat berhak mendapatkan bagian 2/10 (dua persepuluh)

    atau setara dengan 20% (sepuluh persen) dari harta warisan yang

    menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.6. Turut Tergugat I berhak mendapatkan bagian 2/10 (dua

    persepuluh) atau setara dengan 20% (sepuluh persen) dari harta

    warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin

    Tosah.

    3.7. Turut Tergugat II berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu

    persepuluh) atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta

    warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin

    Tosah.

    3.8. Turut Tergugat III berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu

    persepuluh) atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta

    warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin

    Tosah.

  • 64

    4. Faturrohman bin Tosah (almarhum) berhak mendapatkan bagian ¼

    (seperempat) atau setara dengan 25% (dua puluh lima persen) dari

    harta warisan. Diberikan kepada ahli waris penggantinya, masing-

    masing:

    4.1. Penggugat III berhak mendapatkan bagian 2/9 (dua persembilan)

    atau setara dengan 22,22% (Duapuluh dua koma duapuluh dua

    persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum

    Faturrohman bin Tosah.

    4.2. Penggugat IV berhak mendapatkan bagian 2/9 (dua

    persembilan) atau setara dengan 22,22% (Duapuluh dua koma

    duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak

    bagian almarhum Faturrohman bin Tosah.

    4.3. Penggugat V berhak mendapatkan bagian 2/9 (dua persembilan)

    atau setara dengan 22,22% (Duapuluh dua koma duapuluh dua

    persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum

    Faturrohman bin Tosah.

    4.4. Penggugat VI berhak mendapatkan bagian 1/9 (satu

    persembilan) atau setara dengan 11,11% (Sebelah koma sebelas

    persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum

    Faturrohman bin Tosah.

    4.5. Penggugat VIII berhak mendapatkan bagian 2/9 (dua

    persembilan) atau setara dengan 22,22% (Duapuluh dua koma

  • 65

    duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak

    bagian almarhum Faturrohman bin Tosah.

    Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha

    mendamaikan para pihak, bahkan telah memberikan kesempatan yang

    seluas-luasnya untuk menyelesaikan sengketa melalui jalan

    musyawarah, namun tidak berhasil, maka pasal 130 HIR telah

    dilaksanakan secara maksimal.

    Bahwa berdasarkan Hukum Islam yang berlaku melalui UU. No

    7 Tahun 1989 dan perubahannya UU No. 3 tahun 2006 pasal (49),

    bahkan juga Kompilasi Hukum Islam dan Fiqih berbagai aliran, tidak

    satupan mendudukkan anak angkat bagian yang sewajarnya. Bahwa

    diberikannya hak bagian anak angkat dalam pasal 209 ayat (2)

    Kompilasi Hukum Islam dengan wasiat wajibah.

    Dari uraian diktum diatas maka bahwa pertimbangan hukum/

    diktum yang dikeluarkan oleh hakim dalam memutuskan perkara ini

    telah tepat. Serta Majelis hakim telah melakukan tugasnya dengan

    tepat yakni menjalankan prosedur pertama yakni majelis hakim

    melakukan perdamaian di depan Sidang Pengadilan, dengan dasar

    hukum yang digunakan adalah Pasal 130 ayat (1) HIR yang kemudian

    diganti dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2003

    tanggal 11 September 2003 tetang Prosedur Mediasi. Dengan adanya

    upaya yang dilakukan majelis hakim untuk melakukan upaya

    perdamaian di depan sidang bertujuan untuk lebih mempercepat dan

  • 66

    murah dalam proses persidangan, serta memberikan akses kepada para

    pihak yang bersengketa untuk memperoleh keadilan atau penyelesaian

    yang memuaskan atas sengketa yang dihadapi.

    Bahwa Pengadilan Agama Kabupaten Malang sebagai

    penyelesai perkara di tingkat pertama memiliki kewenangan absolut

    dalam penyelesaian perkara sengketa harta warisan seperti yang

    terdapat dalam UU. No 7 Tahun 1989 dan perubahannya UU No. 3

    tahun 2006 pasal (49) poin B.

    Serta harta warisan milik almarhum H.M Irsyad sebagian masih

    menjadi harta bersama dengan almarhum Hj. Siti Maimunah, maka

    hakim Pengadilan Agama menetapkan harta tirkah dan disimpulkan

    bahwa almarhum H.M Irsyad mendapat sebanyak ¼ dari harta warisan

    milik Hj. Maimunah.

    Oleh hakim Pengadilan Agama Kabupaten Malang setelah harta

    tirkah (harta bersama) antara H.M. Irsyad (pewaris) dengan Hj. Siti

    Maimunah dapat disimpulkan bahwa harta peninggalan milik H.M

    Irsyad adalah ½ dari objek sengketa sesuai dengan pasal 35 UU.N0. I

    tahun 1974 dan pasal 97 KHI dan mendapatkan ¼ dari harta warisan

    Hj. Siti Maimunah. Maka harta warisan milik H.M Irsyad sebanyak

    61,25 % dari seluruh obyek sengketa harta warisan tersebut.

    Dalam Hukum Islam mengenai kedudukan anak angkat sebagai

    ahli waris dalam harta warisan tidak ada satupun dalil bahwa anak

    angkat merupakan bagian dari ahli waris, seperti yang terdapat di

  • 67

    dalam Al Qur’an surat Al-Ahzaab, yang artinya “Dan Allah tidak

    menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri).

    Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulut saja. Dan Allah

    mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukan jalan (yang

    benar)” (QS al-Ahzaab: 4). Bahwa anak angkat hanya akan

    mendapatkan bagian dari harta warisan dengan jalan yaitu Wasiat

    Wajibah yang dimana dalam Kompilasi Hukum Islam diatur dalam

    Pasal 209 yang menyatakan bahwa anak angkat menerima Wasiat

    Wajibah sebesar-besarnya adalah sepertiga bagian dari harta warisan.

  • 68

    Tabel 2 Bagian para Ahli Waris H.M Irsyad menurut Putusan Pengadilan Agama

    Kabupaten Malang Nomor: 1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg

    No Ahli waris

    Bagian masing

    masing ahli waris

    1.

    2.

    3.

    4.

    H.M. Bakoer bin Tosah (penggugat I)

    H. Sueb bin Tosah (penggugat II)

    H. Nur Asidin bin Tosah

    3.1. Fatimah binti H. Nur Asidin 3.2. Liswati binti H. Nur Asidin 3.3. Siti Jainab binti H. Nur Asidin 3.4. Suhaimi binti H. Nur Asidin 3.5. H. Faisol bin H. Nur Asidin 3.6. Mahfud Budiyanto bin H. Nur Asidin 3.7. Rohmawati/ Rohma binti H.Nur Asidin 3.8. Asia binti H. Nur Asidin

    Fathurrohman bin Tosah

    4.1. A. Hairi bin Fathurrohman 4.2. Abdul Hasib bin Fathurrohman 4.3. Sirojudin bin Fathurrohman 4.4. Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman 4.5. A. Abrori bin Fathurrohman

    ¼ ( 25 %)

    ¼ (25%)

    ¼ (25%)

    1/10 (10%) 1/10 (10%) 1/10 (10%) 1/10 (10%) 1/20 (20%) 1/20 (20%) 1/10 (10%) 1/10 (10%)

    ¼ (25%) 2/9 (22,22%) 2/9 (22,22%) 2/9 (22,22%) 1/9(11,11%) 2/9 (22,22%)

    Sumber data: Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:

    1526/Pdt.G/2008/PA.Kab. Malang

    Bahwa dalam pertimbangan hakim untuk menentukan bagian-

    bagian yang diterima oleh para ahli waris dibagikan kepada 4 (empat)

    saudara laki-laki kandung dari almarhum H.M Irsyad dimana masing

    masing mendapatkan bagian ¼ (seperempat) atau setara dengan 25%

    dari harta warisan yang ditinggalkan oleh H.M Irsyad. Hakim

  • 69

    memutuskan bahwa ahli waris dari H.M Irsyad hanya saudara laki-laki

    diantaranya adalah:

    1) H.M. Bakoer bin Tosah (penggugat I)

    2) H. Sueb bin Tosah (penggugat II)

    3) H. Nur Asidin bin Tosah

    4) Fathurrohman bin Tosah

    Masing-masing dari para ahli waris tersebut ditetapkan

    mendapatkan ¼ (seperempat) dikarenakan, pewaris pada saat menikah

    dengan almarhumah Hj. Siti Maimunah tidak memiliki keturunan,

    maka hakim menetapkan keempat saudara H.M Irsyad sebagai ahli

    waris Ashobah Binafsi (ahli waris dengan sendirinya). Hal ini

    diperkuat dengan pertimbangan Surat An-Nisa’ ayat 7 Artinya: “Bagi

    orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan

    kerabatnya, dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta

    peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak

    menurut bagian yang telah diterapkan”. (Q. S. An-Nisa’; 7). Bahwa

    hakim telah tepat membagi harta warisan dari H.M Irsyad kepada

    kerabat terdekatnya dikarenakan isteri almarhum H.M Irsyad juga

    telah meninggal dunia.

    Tidak hanya itu, hakim juga menggunakan ayat suci Al- Qur’an

    Surat An nisa ayat 11 yang artinya adalah “Telah Allah wasiatkan

    kepadamu tentang (bagian waris) dari anak-anakmu bahwa laki-laki

    memperoleh dua kali bagian perempuan”. Surat An nisa ayat 11

  • 70

    tersebut digunakan oleh hakim Pengadilan Agama untuk membagi

    ahli waris pengganti dari dua (2) orang saudara almarhum H.M Irsyad

    yang telah meninggal dunia, yaitu:

    1) H. Nur Asidin bin Tosah, yang beralih kepada anak-anaknya

    antara lain:

    - Fatimah binti H. Nur Asidin (Perempuan)

    - Liswati binti H. Nur Asidin (Perempuan)

    - Siti Jainab binti H. Nur Asidin (Perempuan)

    - Suhaimi binti H. Nur Asidin (Perempuan)

    - H. Faisol bin H. Nur Asidin (Laki-laki)

    - Mahfud Budiyanto bin H. Nur Asidin (Laki-laki)

    - Rohmawati/ Rohma binti H.Nur Asidin (Perempuan)

    - Asia binti H. Nur Asidin (Perempuan)

    Masing-masing ahli waris pengganti dari H. Nur Asidin bin

    Tosah pihak laki-laki mendapatkan bagian sebesar 1/20 atau setara

    dengan 20 % sedangkan pihak perempuan mendapatkan 1/10 atau

    setara dengan 10% dari harta warisan sebesar ¼ (seperempat), maka

    majelis hakim telah tepat dalam menetapkan besaran harta warisan

    yang diterima sesuai dengan Surat An Nisa ayat 11 yang artinya

    adalah “Telah Allah wasiatkan kepadamu tentang (bagian waris)

    dari anak-anakmu bahwa laki-laki memperoleh dua kali bagian

    perempuan”.

  • 71

    2) Fathurrohman bin Tosah

    - Hairi bin Fathurrohman (Laki-laki)

    - Abdul Hasib bin Fathurrohman (Laki-laki)

    - Sirojudin bin Fathurrohman (Laki-laki)

    - Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman (Perempuan)

    - Abrori bin Fathurrohman (Laki-laki)

    Sedangkan dari ahli waris pengganti dari pihak Fathurrohman

    bin Tosah yang memiliki 5 (lima) anak yang diantaranya 4 (empat)

    anak laki-laki yang mendapatkan bagian sebesar 2/9 atau setara

    dengan 22,22% dan 1 (satu) orang anak perempuan mendapatkan

    bagian sebesar 1/9 atau setara dengan 11,11%, dari harta warisan

    sebesar ¼ (seperempat), menurut penulis majelis hakim telah tepat

    melakukan pembagian hak harta warisan bagi ahli waris pengganti

    dari pihak Faturrohman bin Tosah dan sesuai pula dengan ayat Al

    Qur’an Surat An Nisa ayat 11 yang intinya menyebutkan bahwa

    bagian untuk anak laki-laki 2 kali lebih banyak daripada bagian dari

    anak perempuan.

    Tidak hanya ayat Al-Quran yang menjadi dasar dalam

    mengambil keputusan untuk membagi bagian yang diperoleh para ahli

    waris, hakim juga menggunakan Sabda Rasulullah SAW dalam

    Riwayat Bukhari dan Muslim, yang artinya: “Serahkanlah bagian

    waris itu kepada keluarganya, dan kelebihan daripadanya adalah

    untuk laki-laki yang lebih dekat (dengan mayit)”

  • 72

    b. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Nomor:

    01/Pdt.G/2009/PTA.Sby

    Bahwa dalam proses persidangan pada tingkat pertama atau

    Pengadilan Agama Kabupaten Malang, Pihak Tergugat tidak

    menerima hasil Putusan Hakim Pengadilan Agama Kabupaten

    Malang, maka upaya hukum yang dilakukan oleh pihak Tergugat

    adalah mengajukan proses banding ke Pengadilan Tinggi Agama

    Surabaya.

    1) Para Pihak

    a) Pembanding

    H. FAISOL bin H. NUR ASIDIN, umur 51 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di Jalan Panarukan RT 03 RW 04 Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 28 April 2008 telah memberi kuasa kepada M.S. ALHAIDARY,S.H. dan RENDRA SUPRIADI, S.H, advokat beralamat di Jln. Tronojoyo No. 30 Malang, semula TERGUGAT selanjutnya disebut PEMBANDING /TERBANDING ;

    b) Terbanding

    1. H.M. BAKOER bin TOSAH, umur 67 tahun, agama Islam, pekerjaan

    Swasta, tempat tinggal di Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 14, Kelurahan Kepanjen RT 01 RW 04, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT I selanjutnya disebut PEMBANDING/ TERBANDING ;

    2. H.M. SU’EB bin TOSAH, umur 69 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di Jl. Sidodadi, Desa Panggung Rejo, RT 05 RW 01, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT II selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING ;

    3. HARIRI bin H. FATHURROHMAN, umur 67 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sumber Maron, RT 08 RW 07, Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT III selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING ;

    4. ABDUL HASIB bin H. FATHURROHMAN, umur 60 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sidodadi, Desa Slumbung

  • 73

    RT 01 RW 02, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, semula PENGGUGAT IV selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING

    5. SIROJUDDIN bin H. FATHURROHMAN, umur 53 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sunan Giri RT 01 RW 02, Desa Bulupitu, Kecamatan Gondang Legi, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT V selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING.

    6. Dra. SITI RUCHI binti H. FATHURROHMAN, umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Ganjaran RT 23 RW 03, Desa Ganjaran, Kecamatan Gondang Legi, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT VI, selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING.

    7. ABRORI bin H. FATHURROHMAN, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Kayu Manis RT 08 RW 03 Balai Kambang, Kecamatan Keramat Jati, Jakarta Timur, semula PENGGUGAT VII, selanjutnya disebut PEMBANDING /TERBANDING.

    8. FATIMAH binti H. NUR ASIDIN, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Desa Kebon Anom RT 04 RW 02, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, semula PENGGUGAT VIII, selanjutnya disebut PEMBANDING/TERBANDING.

    9. LISWATI binti H. NUR ASIDIN, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Madeyan RT 03 RW 03, Desa Jurang, Kecamatan Gedok, Kabupaten Kudus, semula PENGGUGAT IX selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING ;

    10. SITI JAINAB binti H. NUR ASIDIN, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Cempoko RT 18 RW 02, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT X, selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING ;

    11. SUHAIMI bin H. NUR ASIDIN, umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan Guru,tempat tinggal Jl. KH. Wahid Hasyim RT 23 RW 08, Desa Banjarrejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT XI selanjutnya disebut PEMBANDING /TERBANDING ;

    2) Memori Banding

    Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat

    dalam putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang tanggal 01 Desember 2008 Masehi bertepatan dengan tanggal 03 Dzulhijjah 1429 Hijriah Nomor: 1526/Pdt.G/2008/Kab.Mlg. yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

  • 74

    a) Bahwa Pihak Tergugat/ Terbanding tidak dapat menerima

    Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:

    1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg.

    b) Bahwa pihak Tergugat/ Pembanding menyatakan keberatan

    atas sita jaminan yang dilakukan oleh Pengadilan Agama

    Kabupaten Malang terhadap obyek sengketa harta warisan.

    c) Bahwa pihak Tergugat menyatakan tidak terima atas

    perubahan gugatan yang dilakukan Penggugat/ Terbanding

    pada sidang tingkat pertama.

    3) Diktum Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

    M E N G A D I L I

    1. Menyatakan, bahwa permohonan banding Tergugat / Pembanding / Terbanding dan Penggugat / Pembanding / Terbanding dapat diterima;

    2. Membatalkan, putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor : 1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg. tanggal 01 Desember 2008 bertepatan dengan tanggal 03 Dzulhijjah 1429 H;

    Dan dengan mengadili sendiri : Dalam Eksepsi

    - Menolak eksepsi Tergugat / Pembanding / Terbanding ; Dalam Konpensi

    Menyatakan gugatan Para Penggugat / Pembanding / Terbanding tidak dapat diterima ( Niet Onvankelijverklaard ) ; Memerintahkan kepada Pengadilan Agama Kabupaten Malang untuk mengangkat Sita Jaminan (Conservatior Beslag ) yang telah diletakkan pada tanggal 30 Mei 2008 ; Dalam Rekonpensi

    - Menyatakan gugatan Rekonpensi Tergugat / Pembanding / Terbanding tidak dapat

    diterima ( Niet Onvankelijverklaard ) ; Dalam Konpensi dan Rekonpensi

    - Menghukum Para Penggugat / Pembanding / Terbanding untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng dalam 2 tingkatan , tingkat pertama sebesar Rp. 2.901.000,- (dua juta sembilan ratus

  • 75

    satu ribu rupiah ) dan pada tingkat banding sebesar Rp. 61.000,- (enam puluh satu ribu rupiah ) ;

    Demikian dijatuhkan putusan ini pada hari Rabu tanggal 04 Maret 2009 M bertepatan dengan tanggal 07 Rabi’ul Awal 1430 H, oleh kami Drs. YASMIDI,S.H., sebagai Ketua Majlis, Drs. H.A. SAMIUN MANSYUR, S.H,M.H, Drs. H. MOH. ANSOR ADNAN, S.H. sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh Hj. YULIATI, S.H. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Agama Surabaya tanpa dihadiri oleh Pembanding dan Terbanding ;

    Menimbang bahwa oleh karena permohonan banding yang

    diajukan oleh pihak Tergugat/ Pembanding telah sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka banding tersebut

    dapat diterima. Menurut penulis hal pertimbangan hakim Pengadilan

    Tinggi Agama telah sesuai dengan peratuan perundang-undangan

    tentang tata cara pengajuan Banding yaitu belum melewati tenggang

    waktu permohonan banding yakni 14 hari sejak putusan diucapkan.

    Dalam Eksepsi hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

    perpendapat bahwa pertimbangan hakim tingkat pertama dalam hal:

    perubahan gugatan, sita jaminan, eror in persona, wewenang

    Pengadilan Agama, Pelanggaran asas Audi Et Alteram partem sudah

    benar, oleh karenanya diambil alih oleh hakim tingkat banding sebagai

    pendapatnya sendiri dalam memutuskan perkara ini.

    Menimbang dalam kopensi bahwa hakim tinggi sependapat

    dengan pertimbangan hakim pertama, khusus mengenai obyek

    sengketa 2,3,1 sampai dengan 2,3,7 ( Putusan Pengadilan Agama

    Kabupaten Malang adalah sebagai harta bersam antara H.M Irsyad

  • 76

    (pewaris) dengan almarhumah Hj. Siti Maimunah, dan sudah

    seharusnya tidak dapat diterima dengan pertimbangan hakim tinggi

    bahwa gugatan kurang pihak. Dalam hal ini harta bersama seharunya

    dibagi terlebih dahulu antara harta milik H.M Irsyad (pewaris) dengan

    almarhumah Hj. Siti Maimunah, dengan demikian jelas bahwa siapa

    yang menjadi ahli waris dari harta warisan milik H.M Irsyad.

    Pertimbangan hakim tinggi dalam konpensi dan rekonpensi para

    pihak Penggugat/ Pembanding/ Terbanding berkedudukan sebagai

    pihak yang dikalahkan harus membayar biaya perkara baik ditingkat

    pertama maupun ditingkat banding berdasarkan pasal 181 ayat (1)

    HIR. Serta membatalkan putusan hakim tingkat pertama.

    c. Putusan Mahkamah Agung Nomor: 356 K/AG/2009

    Bahwa dalam proses persidangan tingkat Banding yang diajukan

    oleh Tergugat/ Pembanding, pihak Terbanding yang dikalahkan oleh

    Hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, maka pihak Penggugat/

    Terbanding melakukan upaya hukum berupa pengajuan Kasasi kepada

    Mahkamah Agung.

    1) Para Pihak

    a) Pemohon Kasasi

    a. H.M. BAKOER bin TOSAH, umur 67 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 14, Kelurahan Kepanjen RT 01 RW 04, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

    b. H.M. SU’EB bin TOSAH, umur 69 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di Jl. Sidodadi, Desa Panggung Rejo, RT 05 RW 01, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

  • 77

    c. HARIRI bin H. FATHURROHMAN, umur 67 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sumber Maron, RT 08 RW 07, Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.

    d. ABDUL HASIB bin H. FATHURROHMAN, umur 60 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sidodadi, Desa Slumbung RT 01 RW 02, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.

    e. SIROJUDDIN bin H. FATHURROHMAN, umur 53 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sunan Giri RT 01 RW 02, Desa Bulupitu, Kecamatan Gondang Legi, Kabupaten Malang.

    f. Dra. SITI RUCHI binti H. FATHURROHMAN, umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Ganjaran RT 23 RW 03, Desa Ganjaran, Kecamatan Gondang Legi, Kabupaten Malang.

    g. ABRORI bin H. FATHURROHMAN, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Kayu Manis RT 08 RW 03 Balai Kambang, Kecamatan Keramat Jati, Jakarta Timur.

    h. FATIMAH binti H. NUR ASIDIN, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Desa Kebon Anom RT 04 RW 02, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoa

    i. LISWATI binti H. NUR ASIDIN, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Madeyan RT 03 RW 03, Desa Jurang, Kecamatan Gedok, Kabupaten Kudus,;

    j. SITI JAINAB binti H. NUR ASIDIN, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Cempoko RT 18 RW 02, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang

    k. SUHAIMI bin H. NUR ASIDIN, umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan Guru,tempat tinggal Jl. KH. Wahid Hasyim RT 23 RW 08, Desa Banjarrejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang; b) Termohon Kasasi

    H. FAISOL bin H. NUR ASIDIN, umur 51 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di Jalan Panarukan RT 03 RW 04 Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 28 April 2008 telah memberi kuasa kepada M.S. ALHAIDARY,S.H. dan RENDRA SUPRIADI, S.H, advokat beralamat di Jln. Tronojoyo No. 30 Malang, semula TERGUGAT PEMBANDING /TERBANDING selanjutnya disebut Termohon Kasasi;

    2) Memori Kasasi

    1. Bahwa putusan Majelis Hakim Tinggi Agama dalam perkara a

    quo isinya menolak putusan Pengadilan Agama Kabupaten

  • 78

    Malang hanya dengan dasar Yurisprudensi Nomor:

    621/K/SIP/1975

    2. Bahwa Pengadilan Tinggi Agama Surabaya salah dalam

    menerapkan hukum dan justru menghilangkan masalah

    substansinya.

    3. Bahwa semua ahli waris pengganti dari almarhum H.M Irsyad

    sudah dijadikan para pihak dalam perkara a quo, karena ahli

    warisnya adalah para Pemohon Kasasi, Termohon Kasasi dan

    juga sebagai anak angkat dan Termohon Kasasilah yang

    menguasai seluruh Harta warisan.

    4. Bahwa objek sengketa, Pengadilan Agama Kabupaten Malang

    berpendapat sebagai harta bersama antara H.M. Irsyad

    (pewaris) dengan Hj. Siti Maimunah. Kemudian untuk

    mengetahui harta peninggalan pewaris, Pengadilan Agama

    Kabupaten Malang mengambil ¼ dsri harta Hj. Siti Maimunah,

    5. Bahwa sekalilagi perlu disampaikan, diambilnya tirkanya

    (harta peninggalan) sedang disengketakan. Sedangkan

    Pengadilan Tinggi Agama Surabaya berpendapat lain, bahwa

    ahli waris Hj. Siti Maimunah harus diikutsertakan sebagai

    pihak dengan dasar kepada Yurisprudensi Nomor:

    621/K/SIP/1975.

  • 79

    6. Bahwa pertimbangan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

    tersebut telah salah memahami Yurisprudensi Nomor:

    621/K/SIP/1975.

    7. Bahwa apabila ahli waris Hj. Siti Maimunah dimasukkan maka

    gugatan justru menjadi kabur

    8. Bahwa putusan dalam tingkat Banding terkesan tergesa-gesa

    dalam pertimbangannya konvensi dan rekonvensi. Yang telah

    menghukum para penggugat untuk membayar biaya perkara

    dalam dua tingkatan.

    5) Diktum Hakim Mahkamah Agung

    Mengadili Mengabulkan Permohonan Kasasi dari para Pemohon

    Kasasi 1. H.M. BAKOER bin TOSAH, 2. H.M. SU’EB bin TOSAH, 3. HARIRI bin H. FATHURROHMAN, 4. ABDUL HASIB bin H. FATHURROHMAN, 5. SIROJUDDIN bin H. FATHURROHMAN. 6. Dra. SITI RUCHI binti H. FATHURROHMAN, 7. ABRORI bin H. FATHURROHMAN, 8. FATIMAH binti H. NUR ASIDIN, 9. LISWATI binti H. NUR ASIDIN, 10. SITI JAINAB binti H. NUR ASIDIN, 11. SUHAIMI bin H. NUR ASIDIN tersebut;

    Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Nomor: 01/Pdt.G/2009/PTA.Sby, tanggal 4 Maret 2009 M bertepatan dengan tanggal 7 Rabiul awal 1430 H yang telah membatalkan putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor 1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg, tanggal 1 Desember 2008 M bertepatan dengan tanggal 3 Zulhijjah 1429 H.

    Mengadili Sendiri

    A. Dalam Eksepsi : - Menolak Eksepsi Tergugat

    B.DALAM KONPENSI :

    - Menyatakan : sah dan berharga Sita Jaminan yang telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Agama Kabupaten Malang tanggal 30 Mei 2008.

    - Mengabulkan Gugatan Para Penggugat sebagian.

  • 80

    - Menetapkan, Orang-orang yang namanya tersebut dibawah ini sah sebagai ahli waris Pewaris / H.Moh. Irsyad :

    1. H. M. Bakoer bin Tosa ( Penggugat I )Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung Pewaris ( H.M.Irsyad).

    2. H. Su'eb bin Tosah ( Penggugat II ) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung Pewaris ( H.M.Irsyad).

    3. H. Nur Asidin bin Tosah ( almarhum) ) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung Pewaris ( H.M.Irsyad).Digantikan oleh ahli waris Penggantinya, masing-masing : 3.1. Fatimah binti H.Nur Asidin ( Penggugat VIII ) 3.2. Liswati binti H.Nur Asidin ( Penggugat lX ) 3.3. Siti Jainab binti H.Nur Asidi ( Penggugat X ) 3.4. Suhaimi binti H.Nur Asidin ( Penggugat XI ) 3.5. H. Faisol bin H.Nur Asidin ( Tergugat ) 3.6. Mahfud Budiyanto bin H.Nur Asidin (Turut

    Tergugat I ) 3.7. Rohmawati / Rohma binti H.Nur Asidin ( Turut Tergugat

    II ) 3.8. Asia binti H.Nur Asidin ( Turut Tergugat III )

    4. Fathurrohman bin Tosah (almarhum) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung Pewaris ( H.M.Irsyad).Digantikan oleh ahli waris Penggantinya, masing-masing :

    4.1. A.Hariri bin Fathurrohman ( Penggugat III ) 4.2. Abdul Hasib bin Fathurrohman ( Penggugat IV ) 4.3. Sirojuddin bin Fathurrohman ( Penggugat V ) 4.4. Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman ( Penggugat VI ) 4.5. A. Abrori bin Fathurrohman ( Penggugat VII )

    - Memutuskan, 56,25 % (Lima puluh enam koma dua puluh lima

    persen) dari harta yang menjadi objek sengketa, yang terdiri dari: 1. Tanah dan bangunan Rumah dan Toko, yang terkenal dengan Toko

    Arofah terletak di Jl. Ahmad Yani No. 57 B, yang tercatat pada buku Letter C Nomor : 2108/69/di/0,35 da luas sekitar 370 M2 dan tercatat atas nama Moenah, pada SPPT Nomor 0147 Blok 10

    tercatat atas nama Hj. Siti Maimunah / H. Moch. Irsyad, dengan

    batas-batas sebagai berikut :

    Sebelah utara : rumah Linawati (0146) dan Edi Santoso (0145) Sebelah selatan : rumah Suhamo (0148) Sebelah timur : rumah Edi Santoso (0145) Sebelah barat : JI. Raya A.Yani

    2. Tanah dan bangunan Rumah dan Toko, yang terletak di JI. Panarukan RT/RW 03/04 tercatat pada buku C Nomor 2988/29/d 11/0.56, luas sekitar 730 M, tercatat atas nama Hj. Siti Maimunah, pada SPPT Nomor 0147 Blok 09 tercatat atas nama Hj. Siti

  • 81

    Maimunah, dengan batas-batas sebagai berikut: · Sebelah utara : rumah Sumardi dan Asikin · Sebelah selatan : JI. Raya Panarukan · Sebelah timur : rumah Safi'i, Bambang Sutejo / Sutinah dan

    Kasmu Utomo · Sebelah barat : rumah H. Rohim / Hj. Aisyah

    3. Tanah sawah bekas hak milik adat dalam petok D.Nomor 629, persil Nomor 5.a Kelas S.1 luas seluruhnya sekurang-kurangnya 12.250 M2, Seluas-luasnya 14.000 M2 atas nama H.M Irsyad yang terletak di Desa Tegal Sari Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang dengan batas-batas sebagai berikut :

    · Sebelah utara : tanah Yatemi · Sebelah selatan : tanah wakaf/ punden Tegal Sari · Sebelah timur : sungai Wangan · Sebelah barat : tanah H. Ngatimo. 5. Tanah sawah seluas sekitar 6.800 M2, Petok D., No. 629, persil

    5.a kelas jenis tanah) : S.1, atas nama : H. IRSAD, yang terletak di Desa Tegalsari Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, dengan batas — betas :

    • Sebelah utara : tanahnya H. ABDULLAH.

    • Sebelah selatan : tanahnya H. ROMLI ROSID. • Sebelah timur : sungai wangan. • Sebelah barat : sungai.

    5. Hasil Panen dari Tanah sawah pada angka 3 dan 4 berupa Padi dengan nilai uang sebesar Rp.37.500.000,-

    6. Uang hasil penjualan sebuah kendaraan roda empat merk/Type : T. Kijang KF.83 GRAND, Jenis Station WGN, Tahun 2003, Warna Merah Metalik, No. BPKB : 6331415J, warna STNKB : Hitam, NOPOL : N – 2185 – FJ, atas nama : MOCH. IRSYAD. H. senilai Rp. 125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah);

    7. Isi Ruko Toko Arofah yang terletak di JL Ahmad Yani No. 57 Kelurahan Kepanjen Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang (angka (1) dalam dictum ini berupa :

    a. isi toko adalah : 1. Busana muslim. 2. Perlengkapan alat sholat. 3. Perlengkapan bayi dan asisoris). 4. Perlengkapan alat sekolah. 5. Perlengkapan kosmitik dan bhet Cofer). b. isi rumahnya adalah :

    1. Diruang tamu berupa : 2 buah sofa, 2 buah meja makan, 2 buah TV, 2 buah bufet, 1 buah almari ukir clan isinya yang belum diketahui, 1 buah jam

  • 82

    dinding kuno. 2. Diruang kamar I (kamar depan) berupa : 1 buah

    springbed, 1 buah dipan dan 1 buah meja rias. 3. Diruang kamar II berupa : I buah dipan, 1 buah

    almari yang berisi sabuk emas, dan korek emas berantai, serta batu pertama safir.

    4. Diruang ruang III berupa, musholla. 5. Diruang kamar IV berupa : 1 buah ranjang besi dan 1

    buah almari 6. Diruang kamar V berupa : 1 buah dipan. 7. Diruang kamar VI berupa : 1 buah ranjang besi, 1 buah

    almari dan 1 buah meja. 8. Diruang kamar VII berupa 1 buah dipan dan 1 buah

    almari pakaian. 9. Diruang dapur berupa : 3 buah almari beserta isinya

    termasuk barang pecah belah. Adalah sah harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.

    - Menetapkan, bagian masing-masing ahli waris dari Pewaris/H.

    Moh. Irsyad adalah sebagai berikut :

    1. H. M. Bakoer bin Tosa ( Penggugat I ) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.

    2. H. Su'eb bin Tosah ( Penggugat II ) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.

    3. H. Nur Asidin bin Tosah (almarhum) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % (Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad. Diberikan kepada ahli waris Penggantinya, masing-masing : 3.1. Fatimah binti H.Nur Asidin (Penggugat VIII) Berhak

    mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.2. Liswati binti H.Nur Asidin (Penggugat lX) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % (Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.3. Siti Jainab binti H.Nur Asidi (Penggugat X) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % (Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.4. Suhaimi binti H.Nur Asidin (Penggugat XI) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.5. H. Faisol bin H.Nur Asidin (Tergugat) Berhak mendapat

  • 83

    bagian 2/10 (Dua persepuluh) atau setara dengan 20% (Dua puluh persen)dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.6. Mahfud Budiyanto bin H.Nur Asidin (Turut Tergugat I ) Berhak mendapat bagian 2/10 ( Dua persepuluh) atau setara dengan 20% ( Dua puluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.7. Rohmawati/Rohma binti H.Nur Asidin (Turut Tergugat II) Berhak mendapat bagian 1/10 (satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    3.8. Asia binti H.Nur Asidin (Turut Tergugat III) Berhak mendapat bagian 1/10 (satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.

    4. Fathurrohman bin Tosah (almarhum) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad. Diberikan kepada ahli waris Penggantinya, masing-masing: 4.1. A. Hariri bin Fathurrohman ( Penggugat III ). Berhak

    mendapat bagian 2/9 (Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % ( Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.

    4.2. Abdul Hasib bin Fathurrohman (Penggugat IV) Berhak mendapat bagian 2/9 ( Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % ( Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.

    4.3. Sirojuddin bin Fathurrohman (Penggugat V) Berhak mendapat bagian 2/9 (Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % (Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.

    4.4. Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman (Penggugat VI) Berhak mendapat bagian 1/9 (Satu persembilan) atau setara dengan 11,11 % (Sebelas koma sebelas persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman.

    4.5. A. Abrori bin Fathurrohman (Penggugat VII) Berhak mendapat bagian 2/9 (Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % (Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.

    5. menghukum tergugat atau siapa saja yang menguasai objek sengketa untuk membagi dan mennyerahkan kepada yang berhak menerimanya

  • 84

    dibagi secara natura maka dilakukan lelang dan hasilnya dibagi kepada para ahli waris yang berhak.

    6. Menyatakan sita jaminan yang telah dilakukan oleh juru sita Pengadilan Agama Kabupaten Malang tanggal 30 Mei 2008 adalah sah dan berharga:

    Bahwa dalam perkara a quo tidak perlu memasukkan ahli waris

    Hj. Maimunah karena yang digugat hanya harta warisan milik dari

    almarhum H.M Irsyad

    Bahwa judex facti Pengadilan Agama Kabupaten Malang dalam

    pertimbangannya telah pula membagi harta bersama almarhumah Hj.

    Maimunah dengan almarhum H.M Irsyad, dan ditetapkan bahwa harta

    peninggalan pewaris sebesar ¼ dari harta bersama. Bahwa judex facti

    Pengadilan Agama telah juga menyisihkan hak kepada anak angkat

    almarhum H.M Irsyad (pewaris).

    Dalam putusan Kasasi Mahkamah Agung menurut penulis

    bahwa telah jelas gugatan para penggugat yaitu hanya menggugat

    harta warisan dari H.M Irsyad (pewaris), dan Hakim Tinggi

    berpendapat lain yaitu dengan memasukan pula harta milik Hj. Siti

    Maimunah dimana hal ini dianggap bertentangan dengan “Pasal 87”

    Kompilasi Hukum Islam yang Berbunyi “Harta bawaan dari masing-

    masing suami dan istri dan harta yang diperoleh masing-masing

    sebagai hadiah atau warisan adalah dibawah penguasaan masing-

    masing, sepanjang para pihak tidak menentukan lain dalam perjanjian

    perkawinan”. Pasal 87 KHI telah jelas menyatakan bahwa harta milik

    suami dan istri dalam hal warisan tidak dapat disatukan karena harta

  • 85

    tersebut merupakam hak masing-masing dari ahli waris, dalam kasus

    ini gugatan yang diajukan pada tingkat pertama hanyalah harta

    warisan milik almarhum H.M. Irsyad (pewaris).

    Bahwa Hakim Mahkamah Agung sependapat pada pengadilan

    tingkat pertama yaitu Pengadilan Agama Kabupaten Malang telah

    dipisah harta bersama antara H.M Irsyad (pewaris) dengan harta milik

    almarhumah Hj. Siti Maimunah, menurut Hakim Mahkamah Agung

    hal ini telah tepat dilakukan oleh hakim tingkat pertama hal ini

    beralasan karena memang gugatan hanya ditujukan kepada harta

    warisan milik H.M Irsyad.

    Hal ini yang menjadi dasar kenapa Hakim Mahkamah Agung

    membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor:

    01/Pdt.G/2009/PTA.Sby yang telah membatalkan putusan pengadilan

    Agama Kabupaten Malang Nomor: 1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg.

    C. Faktor Penghambat Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 356 K/AG/2009 atas Putusan Pengadilan Agama Kab. Malang No.

    1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg

    1. Tindakan Pengadilan Agama atas Permohonan Eksekusi

    Pengadilan Agama (PA) adalah lembaga yudikatif yang secara teori

    bersifat “independen” yang berfungsi untuk mengadili berbagai perkara

    yang ada di tengah-tengah masyarakat. Pengadilan Agama adalah sebuah

    lembaga yudikatif yang berfungsi mengadili setiap perkara hukum di

    lingkungan privat khususnya kasus-kasus yang lahir dalam rumah tangga

  • 86

    seperti masalah-masalah perceraian, harta gono gini,waris dan

    sebagainya.

    Apabila suatu pekara telah melalui proses persidangan, dalam hal

    ini perkara waris yang telah berkekuatan hukum tetap (incrach), maka

    harus dilaksanakan oleh semua pihak baik Penggugat maupun Tergugat.

    Dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 356 K/AG/2009 pihak

    Tergugat H. Faisol bin H. Nur Asidin dinyatakan kalah atau dikalahkan,

    namun dalam faktanya pihak H. Faisol (tergugat) tidak mau

    melaksanakan putusan secara sukarela.

    Maka dengan alasan tersebut pihak Penggugat mengajukan

    Permohonan Eksekusi Perkara pada tanggal 20 November 2009 kepada

    Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Dengan dasar surat permohonan

    eksekusi tersebut maka Pengadilan Agama Kabupaten Malang

    melakukan langkah untuk melaksanakan Eksukusi terhadap Putusan

    Mahkamah Agung Nomor: 356 K/AG/2009 yang menguatkan Putusan

    Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:

    1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg. berikut prosedur atau tindakan yang

    dilakukan oleh Pengadilan Agama Kabupaten Malang atas Permohonan

    Eksekusi:

    a. Peringatan (aanmaning)

    Peringatan atau teguran merupakan tahap awal proses eksekusi.

    Proses peringatan merupakan prasyarat yang bersifat formil pada segala

  • 87

    bentuk eksekusi, baik pada eksekusi riil maupun pembayaran sejumlah

    uang.

    Apabila putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan

    pihak tergugat tidak mau melaksanakan apa yang dihukumkan kepadanya

    secara sukarela, terbuka hak penggugat untuk mengajukan permohonan

    eksekusi kepada Ketua Pengadilan yang bersangkutan.

    Adanya pengajuan permohonan eksekusi, merupakan dasar

    hukum bagi Ketua Pengadilan untuk melakukan tindakan peringatan

    dalam persidangan insidentil :

    a) Dengan jalan memanggil pihak tergugat untuk hadir pada tanggal

    yang ditentukan guna diperingatkan agar menjalankan pelunasan

    pembayaran.

    b) dihukumkan kepadanya dan Pada persidangan peringatan, Ketua

    Pengadilan Negeri memberi batas waktu pemenuhan putusan, yang

    disebut masa peringatan, dan masa peringatan tidak boleh lebih dari

    delapan hari sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 196 HIR atau

    pasal 207 RBG.

    Apabila pihak tergugat tidak hadir memenuhi panggilan peringatan

    tanpa alasan yang sah, atau setelah masa peringatan dilampaui tetap tidak

    mau memenuhi pembayaran yang dihukumkan kepadanya, sejak saat itu

    Ketua Pengadilan secara exofficio mengeluarkan surat penetapan yang

    berisi perintah kepada panitera atau jurusita untuk melakukan sita

  • 88

    eksekusi terhadap harta kekayaan tergugat, sesuai dengan syarat dan tata

    cara yang diatur dalam pasal 197 HIR atau pasal 208 RBG.

    b. Pengadilan Agama Kabupaten Malang Melakukan Sita Eksekusi

    (executoriale beslag) terhadap objek sengketa berupa Ruko

    Sita eksekusi atau executoriale beslag merupakan tahap lanjutan

    dari peringatan dalam proses eksekusi melaksanakan pembagian harta

    bersama. Tata cara dan syarat-syarat sita eksekusi diatur dalam pasal 197

    HIR atau pasal 208 RBG.

    Sita eksekusi adalah penyitaan harta kekayaan yang berada pada

    pihak yang tidak mau melaksankan putusan. Sita eksekusi dimaksudkan

    sebagai penyerahan harta yang telah dibagi yang mesti dilaksanakan

    kepada pihak penggugat. Cara untuk melaksanakan pembagian tersebut,

    dengan cara menjual lelang harta kekayaan tergugat yang telah disita.

    Kemudian, sita eksekusi itu dilakukan berdasarkan surat perintah yang

    menyusul peringatan, baru merupakan penahapan proses sita eksekusi

    atas harta kekayaan tergugat. Penahapan proses sita eksekusi harus lagi

    disusul dengan penahapan proses surat perintah penjualan lelang, dan

    disusul penjualan lelang oleh kantor lelang.

    c. Mekanisme Sita Eksekusi

    Untuk mengetahui tata cara sita eksekusi perlu dilihat ketentuan

    Pasal 197, Pasal 198, dan Pasal 1999 HIR atau Pasal 208, Pasal 209, dan

    Pasal 210 RBG. Secara garis besar adalah :

  • 89

    1) Berdasarkan surat perintah ketua pengadilan

    2) Dilaksanakan oleh panitra dan Juru sita

    3) Pelaksanaan dihadiri dua orang saksi

    4) Sita eksekusi dilakukan ditempat

    5) Pembuatan berita acara sita eksekusi

    Materi Pasal 33 Undang-Undang PK No. 14 tahun 1970

    (Ketentuan-ketentuan Pokok kekuasaan Kehakiman) menyebutkan :

    a) Pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara perdata

    dilakukan oleh panitera dan atau juru sita dipimpin oleh Ketua

    Pengadilan.

    b) Dalam pelaksanaan putusan Pengadilan diusahakan supaya

    perikemanusiaan dan perikeadilan tetap terpelihara.

    Berdasarkan kenyataan dalam praktek, bahwa tata cara

    pelaksanaan eksekusi putusan Hakim/Pengadilan yang telah B.H.T, pada

    mulanya diawali dengan acara sebagai berikut :

    Apabila ada permohonan pelaksanaan putusan dari pihak yang

    telah dimenangkan dalam perkara perdata dan oleh pihak tersebut telah

    membayar uang panjar (voorschot) biaya permohonan eksekusi serta

    biaya lamanya yang diharuskan menurut peraturan dan telah dilakukan

    pembukuan dan pencatatan dalam daftar yang bersangkutan, maka oleh

    pihak Pengadilan di perintahkan untuk memanggil pihak lawan yang

    dikalahkan dan dihukum untuk ditegor supaya melaksanakan putusan

    yang bersangkutan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Ketua, dan

  • 90

    dasar perintah pemanggilan tersebut dituangkan dalam suatu surat

    “Penetapan”.

    Pada hari yang telah ditentukan, pihak yang dipanggil itu jika

    datang kemudian ditegur oleh Ketua Pengadilan supaya melaksanakan

    putusan yang bersangkutan dalam waktu yang ditentukan oleh Ketua,

    selambatlambatnya delapan hari, tentang penegoran (aanmaning) mana

    diwajibkan panitera/juru sita pelaksanaan pembuat berita

    acara/pencatatan seperlunya tentang hasil aanmaning tesebut.

    Apabila terhadap teguran itu tidak diindahkan dan atau kalau

    pihak yang kalah (dipanggil) tidak datang menghadap meskipun telah

    dipanggil sepatutnya, maka Ketua Pengadilan karena jabatanya akan

    mengeluarkan surat perintah untuk menyita barang-barang bergerak

    (tidak tetap) dan kalau barang-barang itu tidak ada, atau tidak

    mencukupi, baru dapat dilakukan penyitaan barang-barang tidak bergerak

    dan yang kalah, sehingga kiranya cukup untuk membayar jumlah yang

    disebutkan dalam keputusan itu dan biaya-biaya eksekusi (menjalankan

    keputusan). Bahwa, keluarnya surat perintah untuk menyita barang-

    barang dan yang kalah tersebut, biasanya harus diawali pula dengan

    adanya permohonan

    yang diajukan oleh pihak pemohon eksekusi (pihak yang menang),

    baik itu dilakukan sendiri maupun melalui kuasanya. Hal ini dikandung

    maksud Pengadilan dapat mengetahui apakah dalam batas waktu yang

  • 91

    telah ditetapkan tersebut pihak yang kalah sudah memenuhi atau

    mematuhi atau memenuhi isi putusan.

    Jika dalam surat penetapan tentang penjualan umum eksekutorial

    (lelang) sebagai pelaksanaan ditunjuk suatu Kantor Lelang Negara, maka

    hendaknya dalam surat penetapan (beschikking) tersebut mencantumkan

    pula ketentuan: “Bahwa hasil bersih dari pelelangan tersebut harus

    disetorkan (diserahkan) kepada Panitera Pengadilan Agama …”

    d. Penjualan Lelang (executoriale verkoop)

    Kelanjutan sita eksekusi adalah penjualan lelang. Hal itu dilakukan

    Pengadilan Agama atas perkara sengketa waris

    Nomor:1426/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg dengan menunjuk Kantor Piutang

    Lelang Negara sebagai lembaga lelangnya. Dalam hal ini Pengadilan

    Agama menggunakan dasar hukum yaitu pasal 200 ayat (1) HIR, pasal

    216 ayat (1) RBG yang berbunyi :

    ”penjualan barang yang disita dilakukan dengan bantuan kantor lelang, atau menurut keadaan yang akan dipertimbangkan Ketua, oleh orang yang melakukan penyitaan itu atau orang lain yang cakap dan dapat melakukan penyitaan itu atau orang lain yang cakap dan dapat dipercaya, yang ditunjuk oleh Ketua untuk itu dan berdiam di tempat di mana penjualan itu harus dilakukan atau di dekat tempat itu”. Jadi setelah sita eksekusi dilaksanakan, undang-undang

    memerintahkan penjualan barang sitaan. Cara penjualannya dengan

    perantaraan kantor lelang, dan penjualannya disebut penjualan lelang.

  • 92

    Dengan demikian, berdasarkan pasal 200 ayat (1) HIR, dalam

    pelaksanaan lelang, Ketua Pengadilan wajib meminta intervensi kantor

    lelang, dalam bentuk menjalankan penjualan barang sitaan dimaksud.

    Terhadap prosedur eksekusi jaminan atas hak tanggungan (H.T)

    berdasarkan Peraturan Lelang (LN 1908-215) jo. Pasal 200 HIR, yaitu

    sebagai berikut :

    1) Penjualan di muka umum

    2) Dilakukan dengan perantara atau bantuan kantor lelang

    3) Bentuk penawaran dilakukan secara tertulis.

    2. Kendala Pengadilan Agama Pada saat Pelaksanaan Eksekusi

    Namun dalam praktek dilapangan Pengadilan Agama Kabupaten

    Malang mengalami beberapa kendala, berikut beberapa tindakan yang

    dilakukan pihak tergugat membuat hak bagi para ahli waris yang lain

    merasa dirugikan, diantaranya adalah:

    1) Masih dalam proses Peninjauan Kembali yang dilakukan oleh

    pihak Tergugat, hal ini membuat Ketua Pengadilan Agama

    mengeluarkan penetapan penangguhan eksekusi.42

    Dalam hal ini pihak Tergugat mengajukan Permohonan berupa

    Peninjauan Kembali (PK) sebenarnya tidak menghentikan proses

    eksekusi, hal ini terdapat pada Pasal 66 ayat (2) UU No. 14 Tahun 1985

    sebagaimana diubah dengan UU No. 5 Tahun 2004 yang berbunyi:

    42 Wawancara terhadap Bapak Akhmad Muzaeri, S.H Panitera Sekertaris Pengadilan Agama Kabupaten Malang, tanggal 07 Maret 2016

  • 93

    “permohonan peninjauan kembali tidak menangguhan atau menghentikan

    pelaksanaan putusan Pengadilan”

    Pasal 66 ayat (2) tersebut jelas mudah dipahami sehingga tidak

    mengandung kesulitan dan penafsiran. Pasal ini menegaskan,

    permohonan peninjauan kembali tidak dapat dijadikan alasan

    menangguhkan atau menghentikan eksekusi.

    2) Karena obyek sengketa dalam perkara ini merupakan obyek

    kewarisan, maka Pengadilan Agama Kabupaten Malang menunjuk

    lembaga lelang, serta lembaga lelang menunjuk apresier bertugas

    sebagai penilai terhadap objek lelang.

    Bahwa dalam pelaksanaan lelang untuk melakukan eksekusi

    Ketua Pengadilan Agama memimpin langsung memimpin eksekusi,

    sekaligus dapat menjadi sebagai penjual objek lelang, Proses lelang

    sendiri diatur dengan undang-undang tersendiri dan peraturan

    pelaksanaanya dituangkan dalam Instruksi Presiden, Keputusan Mentri

    Keuangan, dan Keputusan Jendral Pajak, peraturan pokok lelang

    meliputi:

    a) Peraturan Lelang (VendurReglemen) L.N.1908 No. 189 yang telah

    diubah dengan L.N. 1940 No. 56

    b) Instuksi Lelang (VendurReglemen) L.N. 1840 No. 190 yaitu bagi

    pejabat yang ditugaskan melaksanakan peraturan tentang lelang.

    c) Peraturan pemungutan bea lelang untuk pelelangan dan penjualan

    umum.

  • 94

    d) Keputusan Menteri Keuangan tanggal 3 Juli 1972 No. 476/ 1972

    tentang tata cara penerimaan pungutan-pungutan oleh kantor lelang

    negara.

    e) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang

    petunjuk pelaksanaan lelang.

    f) Peraturan menteri Keuangan RI No. 106/PMK.06/2013 tentang

    perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

    93/PMK.06/2010 tentang petunjuk pelaksanaan lelang.

    3) Kurang berminatnya masyarakat umum terhadap obyek lelang

    untuk membelinya.

    Bahwa dalam pelaksanaan eksekusi pihak Pengadilan

    Agama Kabupaten Malang telah menunjuk lembaga lelang negara dan

    telah melelang obyek harta warisan yang disengketakan tersebut kepada

    masyarakat umum, namum dalam prakteknya masyarakat umum masih

    berpikiran bahwa obyek sengketa tersebut merupakan obyek sengketa,

    hal ini yang membuat terhambatnya penjualang obyek sengketa harta

    warisan tersebut.

    4) Masih kurangnya kesadaran hukum dari pihak Tergugat untuk

    melaksanakan Putusan secara sukarela.

    Bahwa masih kurang sadarnya pihak Tergugat yang

    dikalahkan dalam proses Peradilan untuk melaksanakan isi putusan yang

    telah berkekuatan hukum tetap secara sukarela, membuat Pengadilan

    Agama Kabupaten Malang melakukan langkah-langkah agar isi Putusan

  • 95

    tersebut dapat dilaksanakan, mengingat bahwa Penggugat atau pihak

    yang dimenangkan telah mengajukan surat permohonan eksekusi untuk

    harta warisan.

    5) Dalam pelaksanaan lelang pihak Tergugat masih menempati obyek

    sengketa yang akan di eksekusi.43

    Dalam perkara ini beberapa hambatan yang di temui oleh

    Pengadilan Agama dalam melaksanakan proses eksekusi. Bahwa seperti

    apa yang telah dipaparkan oleh Bapak Akhmad Muzaeri, S.H Panitera

    Sekertaris Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Yang paling utama

    adalah kurang pahamnya masyarakat tentang objek eksekusi yang telah

    melalui proses persidangan dan telah berkekuatan hukum tetap, serta

    diperkuat dengan adanya lelang oleh lembaga lelang, masyarakat

    beranggapan bahwa obyek sengketa tersebut akan mempersulit mereka

    apabila membelinya.

    Dalam pelaksanaan eksekusi yang dilakukan oleh Pengadilan

    Agama Kabupaten malang terhadap objek sengketa yakni toko arofah di

    Jl. Ahmad Yani No. 57, Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen,

    Kabupaten Malang. Yang menjadi penghambat eksekusi yang dilakukan

    pada toko arofah adalah :

    Dalam pelaksanaan eksekusi yang dilakukan pada toko arofah kami sebagai pejabat yang ditunjuk sebagai pelaksana eksekusi mengalami hambatan, yaitu pada saat eksekusi pihak tereksekusi yaitu H. Faisol masih bersikukuh untuk menguasai obyek tersebut, dengan cara ia

    43 Wawancara terhadap Bapak Akhmad Muzaeri, S.H Panitera Sekertaris Pengadilan Agama Kabupaten Malang, tanggal 07 Maret 2016

  • 96

    mencoba menghalang-halangi jurusita yang ditunjuk untuk melaksanakan eksekusi.44

    Dalam pelaksaan eksekusi Pengadilan Agama Kabupaten Malang

    mendapatkan bantuan dari lembaga lain untuk melaksankan eksekusi

    pada saat pihak terkesekusi mencoba menghalang-halangi jurusita

    melaksanakan eksekusi :

    Pada saat eksekusi tersebut dilaksanakan kami (Pengadilan Agama Kabupaten Malang) meminta bantuan kepada personil keamanan kepada polsek setempat, dan diterjunkan kurang lebih 10 orang personil kepolisian.45

    Beberapa Obyek sengketa lain juga dilakukan eksekusi, seperti

    halnya yang dilakukan terhadap tokoh arofah:

    Untuk beberapa obyek harta warisan yang lain tidak dilakukan eksekusi karena para pihak telah menyerahkan dengan sukarela, dan dibagi menurut putusan Mahkamah Agung Nomor: 356 K/AG/2009.46

    Bahwa tindakan yang telah dilakukan oleh Pengadilan Agama

    Kabupaten Malang dalam hal ini pelaksanaan eksekusi terhadap harta

    warisan yang telah di putuskan perkaranya oleh Mahkamah Agung

    dengan Nomor 356 K/AG/2009 telah memenuhi asas eksekusi

    berdasarkan pasal 180 HIR/Pasal 191 RBg dan pasal 224 HIR dan pasal

    250 RBg. Dan apabila dalam eksekusi pengadilan menemukan hambatan

    dan diperlukannya aparat dari lembaga lain untuk mengamankan maka

    telah dilakukan pula oleh Pengadilan Agama Kabupaten Malang.

    44 Ibid 45 Ibid

    46 Wawancara terhadap Bapak Akhmad Muzaeri, S.H Panitera Sekertaris Pengadilan Agama Kabupaten Malang, tanggal 07 Maret 2016