BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A...
Transcript of BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A...
-
43
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah dan wilayah Hukum Pengadilan Agama Kab. Malang
Pada awalnya Pengadilan agama Malang adalah salah satu yang
berkedudukan di Kota Malang. Sejak adanya pemekaran Malang menjadi
Kota dan Kabupaten Malang, Pengadilan Agama di adakan pemecahan
menjadi dua yaitu Pengadilan Agama Kota Malang dan Pengadilan Agama
Kabupaten Malang. Pengadilan Agama Kabupaten Malang dibentuk atas
dasar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 85 tahun 1996 dan
diresmikan pada tanggal 28 Juni 1997. Gedung Pengadilan Agama Kabupaten
Malang yang awalnya terletak di Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang dan
sekarang berpindah di Jl. Raya Mojosari No. 77 Kepanjen Malang telp.
(0341)399192 faks. (0341)399194.
Wilayah hukum Pengadilan Agama Kabupaten Malang meliputi wilayah
Pemerintahan Kabupaten Malang dan Pemerintah Kota Batu (asalnya Kota
Administratip Batu) yang sejak tanggal 17 Oktober 2001 yang telah
diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur menjadi Kota Batu dan Walikotanya
telah dilantik pada tanggal 22 Oktober 2001. Wilayah tersebut terdiri dari 36
(tiga puluh enam) kecamatan meliputi 389 desa/kelurahan, khusus wilayah
Kota Batu terdiri dari 3 (tiga) kecamatan meliputi 23 (duapuluh tiga)
desa/kelurahan.
-
44
Wilayah Pengadilan Agama Kabupaten Malang termasuk wilayah
geografis Jawa Timur terletak pada 112 ͦ17’ 1o.90” sampai dengan 122 ͦ 57’
00.00” Bujur Timur, -7 ͦ 44’ 55.11” sampai dengan -8 ͦ 26’ 35.45” Lintang
Selatan, dengan batas-batas wilayah:
Sebelah Utara : Kab. Jombang, Kab. Mojokerto, Kab. Pasuruan.
Sebelah Timur : Kab. Probolinggo dan Kab. Lumajang.
Sebelah Selatan : Samudra Hindia.
Sebelah Barat : Kab. Kediri dan Kab. Blitar.
Jumlah penduduk yang menjadi wilayah hukum Pengadilan Agama
Kabupaten Malang sebanyak 2.602.095 orang, yeng terdiri atas pemeluk
agama Islam 2.477.773 orang, pemeluk agama Katholik 27.148 orang,
pemeluk agama Protenstan 60.507 orang, pemeluk agama Hindhu 17.210
orang, pemeluk agama Budha 10.239 dan penganut aliran kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa 9.288 orang.
2. Visi dan Misi Pengadilan Agama Kabupaten Malang
a. Visi
Mewujudkan Peradilan Agama yang berwibawa dan
bermartabat/terhormat dalam menegakkan hukum untuk menjamin
keadilan, kebenaran ketertiban, dan kepastian hukum bagi masyarakat.
b. Misi
1) Melaksanakan manajemen Peradilan yang baik untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas.
-
45
2) Menerima perkara dengan tertib dan mengatasi segala hambatan
atau rintangan sehingga tercapai pelayanan penerimaan perkara
secara cepat.
3) Memeriksa perkara dengan seksama dan sewajarnya sehingga
tercapai persidangan yang sederhana dan dengan biaya yang
ringan.
4) Memutus perkara dengan tepat dan benar sehingga tercapai
putusan/penetapan yang memnuhi rasa keadilan dan dapat
dilaksanakan (eksekutorital) serta memberikan kepastian hukum.
5) Menyelesaikan putusan/penetapan yang telah berkekuatan hukum
tetap dengan mengatasi segala hambatan atau rintangan sehingga
tercapai eksekusi putusan yang memberikan pengayoman kepada
masyarakat.
6) Memberikan bantuan permohonan pembagian/pemisahan harta
peninggalan di luar perkara (sengketa) dan pelayanan
waarmerking akta dibawah tangan mengenai keahliwarisan.
7) Memberikat surat keterangan kepada advokat dan memberi surat
keterangan riset/praktikum kepada peneliti/mahasiswa yang telah
melaksanakan praktek di lingkungan Pengadilan Agama.
8) Melakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat.
9) Melakukan urusan kepegawaian, urusan keuangan kecuali
pengelolaan biaya perkara/uang titipan pihak ketiga, serta urusan
-
46
surat menyurat, perlengkapan rumah tangga dan perpustakaan
yang didelegasikan dikuasakan oleh Menteri Agama.
10) Mengawasi pelaksanaan tugas dan tingkah laku para Hakim,
pegawai di lingkungan Kepaniteraan dan Sekertariat serta
jalannya Peradilan Agama.
11) Melaksanakan kegiatan daftar isian penggunaan anggaran
(DIPA).41
3. Susunan Organisasi Pengadilan Agama
Sesuai dengan perubahan pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2009 yang mengatur perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung serta Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2005 tentang Sekertariat
Mahkamah Agung RI., dan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung RI serta
Surat Edaran Mahkamah Agung RI. Nomor:
MA/Kumdil/177/VIII/K/1996 tanggal 13 Agustus 1996 tentang Bagan
Susunan Pengadilan, maka dapat dijelaskan bahwa Susunan Organisasi
Pengadilan Agama Tk.I Pengadilan Agama Kabupaten Malang kelas 1 B
dipimpin oleh Ketua dibantu oleh seorang Wakil Ketua dan seorang
Panitera/Sekertaris yang dibantu oleh seorang Wakil Panitera (bidang
kepaniteraan) dan Wakil Sekertaris (bidang kesekertariat).
41 Laporan Tahunan 2014 Pengadilan Agama Kabupaten Malang, 5-6
-
47
Bidang Kepaniteraan ada 3 Orang Panitera Muda yaitu Panitera
Muda Gugatan, Panitera Muda Permohonan, Panitera Muda Hukum,
sedangkan dibidang kesekretariatan ada 3 bagian yaitu Urusan
Kepegawaian, Urusan Keuangan dan Urusan Umum, masing-masing
dipimpin oleh kepala urusan yaitu Kepala Urusan Kepagawaian, Kepala
Urusan Keuangan, dan Kepala Urusan Umum.
Untuk melaksanakan urusan teknis yustisial, ada pejabat
fungsional hakim, ada kelompok Fungsional Kepaniteraan yakni Panitera
Pengganti dan Jurusita/ Jurusita Pengganti.
-
48
4. Gambar Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kabupaten Malang
Kelas 1B
\
-
49
5. Tugas Pokok dan Fungsi
Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan
kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama islam mengenai
perkara perdata tertentu yang diatur dalam Undang-undang Nomor 7
tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 3 tahun 2006 dan selanjutnya telah diubah kembali
dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
Kekuasaan kehakiman dilingkungan Peradilan Agama dilaksankan oleh
Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama yang berpuncak pada
Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai Pengadilan Negara
tertinggi. Seluruh pembinaan baik pembinaan teknis peradilan maupun
pembinaan organisasi, administrasi dan keuangan dilakukan oleh
Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Pengadilan Agama Merupakan Pengadilan Tingkat Pertama yang
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara – perkara di tingkat pertama antara orang –orang yang beragama
islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan
berdasarkan hukum islam serta waqaf, zakat, infaq dan shadaqah serta
ekonomi Syari’ah sebagaimana di atur dalam Pasal 49 UU Nomor 50
Tahun 2009.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pengadilan Agama
mempunyai fungsi sebagai berikut :
-
50
a. memberikan pelayanan Tekhnis Yustisial dan Administrasi
Kepaniteraan bagi perkara Tingkat Pertama serta Penyitaan dan
Eksekusi.
b. Memberikan pelayanan dibidang Administrasi Perkara banding,
Kasasi, dan Peninjauan Kembali serta Administrasi Peradilan
lainnya.
c. Memberikan pelayanan administrasi umum pada semua unsur di
Lingkungan Pengadilan Agama.
d. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang
Hukum Islam pada instansi Pemerintah di daerah Hukum nya
apabila diminta.
e. Memberikan pelayanan permohonan pertolongan pembagian
harta peninggalan di luar sengketa antar orang – orang yang
beragama Islam.
f. Waarmerking Akta Keahliwarisan dibawah tangan untuk
pengambilan deposito / tabungan dan sebagainya.
g. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti penyuluhan
hukum, memberikan pertimbangan hukum agama, pelayanan
riset/penelitian, pengawasan terhadap advokat / penasehat hukum
dan sebagainya.
6. Keadaan Perkara di Pengadilan Agama
Pengadilan Agama Kabupaten Malang pada tahun 2014 menangani
perkara sesuai kompetensi absolut Pengadilan Agama sebanyak 10.223
-
51
meliputi sisa perkara tahun 2013 sebanyak 1.536 perkara terdiri dari
(Gugatan 1.509 perkara dan Permohonan 27 perkara), sedangkan pada
tahun 2014 menerima perkara sebanyak 8.687 perkara yang terdiri dari
7.569 perkara gugatan dan 1.118 perkara permohonan.
Adapun yang diputus pada tahun 2014 sebanyak 8.766 perkara
(85,66%) yang terdiri dari 1.120 perkara permohonan serta 7.646 perkara
gugatan, sehingga sisa tundaan perkara sebanyak 1.457 perkara (14,34%)
terdiri dari 25 perkara permohonan dan 1.432 perkara gugatan.
Pengadilan Agama Kabupaten Malang pada tahun 2014 penerimaan
perkara mengalami kenaikan sebanyak 59 perkara (0,58%) bila
dibandingkan dengan penerimaan perkara tahun 2013 (yang diterima
sebesar 8.537, sedangkan sisa tahun 2012 sebanyak 1.637 perkara),
sehingga seluruhnya berjumlah 10.174 perkara.
Perkara yang dimohonkan banding ke Pengadilan Tinggi Agama
Surabaya pada tahun 2014 sebanyak 23 perkara dan telah diputus pada
tahun 2014 sebanyak 13 perkara (56,52%) dan yaang belum diputus
sebanyak 10 perkara (47,48%). Selanjutnya perkara yang dimohonkan
kasasi ke Mahkamah Agung RI pada tahun 2014 sebanyak 12 perkara
dan sisa perkara kasasi pada tahun 2013 sebanyak 2 perkara, sehingga
sampai dengan tahun 2014 perkara yang belum diputus sebanyak 14
perkara. Pada tahun 2014 tidak ada perkara yang dimohonkan Peninjauan
Kembali.
-
52
Pengadilan Agama Kabupaten Malang pada tahun 2014 menerima
3 (tiga) perkara yang dimohonkan untuk dilaksanakan eksekusi, dan yang
sudah terealisasi yaitu 1 perkara, sehingga sisa permohonan eksekusi
pada tahun 2014 ini sebanyak 2 perkara.
Tabel 1 Permohonan serta Gugatan Waris dan Non Waris Pengadilan Agama
Kabupaten Malang Tahun 2013-2014
non waris waris
1 2013 27 1499 10 0,65%
2 2014 1118 7554 15 0,98%
1145 9053 25 0,24%∑ TOTAL
∑ gugatan∑ permohonantahunNO
kasus Waris/
∑ Kasus (%)
Sumber data: Pengadilan Agama Kabupaten Malang
B. Analisi Terhadadap Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor: 1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg, Putusan Pengadilan Tinggi
Agama Surabaya Nomor: 01/Pdt.G/2009/PTA.SBY dan Putusan
Mahkamah Agung Nomor: 356 K/ AG/ 2009 Menurut Hukum
Kewarisan Islam
a) Posisi Kasus
Awal mula perkara warisan dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor:
356 K/AG/2009 dikarenakan bahwa H.M. Irsyad telah meninggal dunia pada
tanggal 31 Januari 2008. Dalam semasa hidupnya dalam perkawinan dengan
almarhummah Hj Siti Maimunah tidak mempunyai keturunan, Maka mereka
kemudian mengangkat anah yang bernama H.Faisol bin Nur Asidin
(Tergugat) anak dari H. Nur Asidin saudara kandung almarhum H.M. Irsyad.
H. Faisol bin Asidin ( Tergugat ) mengusai sebagian besar harta
warisan yang seharusnya dibagikan kepada para ahli waris dan selama H.M
-
53
Irsyad masih hidup, banyak harta almarhum yang dijual untuk kepentingan
Tergugat dan uangnya dinikmati oleh Tergugat termasuk pembelian
kendaraan roda empat.
Berdasarkan kasus posisi diatas maka pihak Penggugat mengajukan
upaya hukum kepada Pengadilan Agama Kabupaten Malang untuk
menyelesaikan perkara tersebut.
b) Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor: 356 K/ AG/ 2009 Menurut Hukum Kewarisan Islam
Bahwa putusan Mahkamah Agung Nomor: 356 K/ AG/2009 secara
garis besar telah membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya
Nomor: 01/Pdt.G/2009/PTA.Sby yang telah membatalkan Putusan
Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:
1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg.
Oleh karena itu peneliti akan menganalisi hukum kewarisan Islam dari
Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:
1526/Pdt.G/2008/PA.Kab/Mlg, Putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya
Nomor: 01/Pdt.G/2009/PTA.Sby, serta Putusan Mahkamah Agung Nomor:
356 K/ AG/ 2009.
a. Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:
1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg
1) Para Pihak
a) Penggugat
- H.M. Bakoer bin Tosah, umur 67 tahun, agama Islam, pekerjaan
swasta (Penggugat I)
-
54
- H.M. Su’eb bin Tosah, umur 69 Tahun, agama islam, pekerjaan
swasta (Penggugat II)
- Hariri bin H. Fathurrohman, umur 67 Tahun, agama islam,
pekerjaan swasta (Penggugat III)
- Abdul Hasib bin H. Fathurrohman, umur 60 tahun, agama Islam,
pekerjaan swasta (Penggugat IV)
- Sirojuddin bin H. Fathurrohman, umur 53 tahun, agama Islam,
pekerjaan swasta (Penggugat V)
- Dra. Siti Ruchi bin H. Fathurrohman, umur 45 tahun, agama islam,
pekerjaan swasta (penggugat VI)
- A. Abrori bin H. Fathurohman, umur 39 tahun, agama islam,
pekerjaan swasta (penggugat VII)
- Fatimah bin H. Nur Asidin, umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan
swasta (Penggugat VIII)
- Liswati bin H. Nur Asidin, umur 43 Tahun, agama Islam, pekerjaan
swasta (Penggugat IX)
- Siti Jainab bin H. Nur Asidin, umur 37 tahun, agama islam,
pekerjaan swasta (Penggugat X)
- Suhaimi bin H. Nur Asidin, umur 33 tahun, agama islam, pekerjaan
guru (Penggugat XI)
b) Tergugat
- H. Faisol bin H. Nur Asidin, umur ... tahun, agama islam, pekerjaan
swasta (Tergugat)
-
55
- Mahfud Budianto bin H. Nur Asidin, umur 47 tahun, agama islam,
pekerjaan swasta (Turut Tergugat I)
- Rohmawati bin H. Nur Asidin, umur 45 tahun, agama islam,
pekerjaan swasta (Turut Tergugat II)
- Asia bin H. Nur Asidin, umur 52 tahun, agama islam, pekerjaan
swasta (Turut Tergugat III).
2) Posita
Bahwa H.M. Irsyad bin Tosah Meninggal dunia dan dalam
perkawainan dengan almarhumah Hj. Siti Maimunah tidak memiliki
keturunan (anak). Kemudian almarhum H.M Irsyad bin Tosah
mengangkat anak yang bernama H. Faisol bin H. Nur Asidin
(Tergugat) anak dari almarhum H. Nur Asidin saudara kandung
almarhum H.M. Irsyad bin Tosah.
Bahwa karena Tergugat disamping keponakan yang ikut
menerima dari bagian ayah kandungnya (H. Nur Asidin) bersama
saudara-saudaranya yang lain dan juga sebagai anak angkat pewaris,
dan juga ahli waris terlalu banyak, maka Penggugat merasa bahwa
bagian yang diterima oleh Tergugat sebesar 1/3 (sepertiga) dari
jumlah harta warisan kurang dan tidak adil. Sehingga para Penggugat
mohon kepada Pengadilan Agama agar jumlah harta bagian Tergugat
selaku anak angkat tidak melebihi dari 1/6, karena mengingat ahli
waris dari almarhum H.M. Irsyad bin Tosah cukup banyak.
-
56
Bahwa H.M Irsyad sebagai ahli waris menikah dengan
almarhumah Hj. Siti Maimunah. Dikarenakan harta H.M Irsyad dan
harta Hj. Siti Maimunah adalah harta bersama maka hakim membagi
dulu dan ditetapkan bahwa peninggalan dari H.M Irsyad sebesar
56,24% (lima puluh enam koma dua puluh empat persen)yang
dibagikan kepada seluruh ahli waris H.M Irsyad. Maka H.M Irsyad
mempunyai 4 (empat) orang saudara dan menjadi ahli waris dari H.M.
Irsyad (pewaris) masing-masing benama:
1. H. M. Bakoer Penggugat I (saudara kandung laki-laki)
2. H. Su'eb Penggugat II (saudara kandung laki-laki)
3. H. Nur Asidin (saudara kandung laki-laki), yang telah meninggal
dunia pada, tanggal 19 Juli 1998 dan telah meninggalkan 8
(delapan) orang anak masing-masig bernama:
a. Fatimah Penggugat VIII (keponakan perempuan)
b. Liswati Penggugat lX (keponakan perempuan)
c. Siti Jainab Penggugat X (keponakan perempuan)
d. Suhaimi Penggugat XI (keponakan laki-laki)
e. H. Faisol Tergugat (keponakan laki-laki)
f. Mahfud Budiyanto Turut Tergugat 1 (keponakan laki-laki)
g. Rohmawati / Rohma Turut Tergugat II (keponakan perempuan)
h. Asia Turut Tergugat III (keponakan perempuan) 4. H. Fathurrohman (saudara kandung laki-laki), yang telah meninggal
dunia pada tanggal 2 September 1995, dan telah meninggalkan5
(lima) orang anak masing –masing bernama:
a. A.Hariri Penggugat III (keponakan laki-laki)
b. Abdul Hasib Penggugat IV (keponakan laki-laki)
c. Sirojuddin Penggugat V (keponakan laki-laki)
-
57
d. Dra. Siti Ruchi Penggugat VI (keponakan perempuan)
e. A. Abrori Penggugat VII (keponakan laki-laki)
Bahwa harta warisan yang ditinggalkan oleh almarhum H.M
Irsayd ada 4 empat:
a. Toko Arofah yang terletak di Jl Ahmad Yani No. 57 B.
b. Tanah dan bangunan Rumah dan Toko, yang terletak di JI.
Panarukan RT/RW 03/04.
c. Tanah sawah bekas hak milik adat dalam petok D.Nomor 629, persil
Nomor 5.a Kelas S.1 luas seluruhnya kurang lebih 14.000 M2 atas
nama H.M Irsyad yang terletak di Desa Tegal Sari Kecamatan
Kepanjen Kabupaten
d. Hasil panen padi pada obyek sengketa tiga (III) diatas yang sudah
di panen pada tanggal 30 April 2008, jika dinilai uang sebesar Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tiga kali panen pertahun,
sehingga setiap tahun penghasilan tersebut sebesar Rp. 150.000.000,-
(seratus lima puluh juta rupiah).
3) Diktum
Mengadili
A. Dalam Eksepsi :
- Menolak Eksepsi Tergugat B. DALAM KONPENSI :
- Menyatakan : sah dan berharga Sita Jaminan yang telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Agama Kabupaten Malang tanggal 30 Mei 2008.
- Mengabulkan Gugatan Para Penggugat sebagian. - Menetapkan, Orang-orang yang namanya tersebut dibawah
ini sah sebagai ahli waris Pewaris / H.Moh. Irsyad : 1. H. M. Bakoer bin Tosa ( Penggugat I )Dengan kedudukan
sebagai Saudara laki-laki kandung ( أخ شقيق) Pewaris ( H.M.Irsyad).
2. H. Su'eb bin Tosah ( Penggugat II ) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung ( أخ شقيق) Pewaris ( H.M.Irsyad).
3. H. Nur Asidin bin Tosah ( almarhum) ) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung ( أخ شقيق) Pewaris (H.M.Irsyad). Digantikan oleh ahli waris Penggantinya,
-
58
masing-masing : 3.1. Fatimah binti H.Nur Asidin ( Penggugat VIII ) 3.2. Liswati binti H.Nur Asidin ( Penggugat lX ) 3.3. Siti Jainab binti H.Nur Asidi ( Penggugat X ) 3.4. Suhaimi binti H.Nur Asidin ( Penggugat XI ) 3.5. H. Faisol bin H.Nur Asidin ( Tergugat ) 3.6. Mahfud Budiyanto bin H.Nur Asidin (Turut
Tergugat I ) 3.7. Rohmawati / Rohma binti H.Nur Asidin ( Turut Tergugat
II ) 3.8. Asia binti H.Nur Asidin ( Turut Tergugat III )
4. Fathurrohman bin Tosah (almarhum) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung ( أخ شقيق) Pewaris ( H.M.Irsyad).Digantikan oleh ahli waris Penggantinya, masing-masing : 4.1. A.Hariri bin Fathurrohman ( Penggugat III ) 4.2. Abdul Hasib bin Fathurrohman ( Penggugat IV ) 4.3. Sirojuddin bin Fathurrohman ( Penggugat V ) 4.4. Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman ( Penggugat VI ) 4.5. A. Abrori bin Fathurrohman ( Penggugat VII )
- Memutuskan, 56,25 % (Lima puluh enam koma dua
puluh lima persen) dari harta yang menjadi objek sengketa, yang terdiri dari :
1. Tanah dan bangunan Rumah dan Toko, yang terkenal dengan Toko Arofah terletak di Jl. Ahmad Yani No. 57 B, yang tercatat pada buku Letter C Nomor : 2108/69/di/0,35 da luas sekitar 370 M2 dan tercatat atas nama Moenah, pada SPPT Nomor 0147 Blok 10 tercatat atas nama Hj. Siti Maimunah / H.
Moch. Irsyad, dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah utara : rumah Linawati (0146) dan Edi Santoso (0145)
Sebelah selatan : rumah Suhamo (0148) Sebelah timur : rumah Edi Santoso (0145) Sebelah barat : JI. Raya A.Yani
2. Tanah dan bangunan Rumah dan Toko, yang terletak di JI. Panarukan RT/RW 03/04 tercatat pada buku C Nomor 2988/29/d 11/0.56, luas sekitar 730 M, tercatat atas nama Hj. Siti Maimunah, pada SPPT Nomor 0147 Blok 09 tercatat atas nama Hj. Siti Maimunah, dengan batas-batas sebagai berikut : · Sebelah utara : rumah Sumardi dan Asikin · Sebelah selatan : JI. Raya Panarukan · Sebelah timur : rumah Safi'i, Bambang Sutejo / Sutinah
dan Kasmu Utomo · Sebelah barat : rumah H. Rohim / Hj. Aisyah
3. Tanah sawah bekas hak milik adat dalam petok D.Nomor 629, persil Nomor 5.a Kelas S.1 luas seluruhnya sekurang-kurangnya
-
59
12.250 M2, Seluas-luasnya 14.000 M2 atas nama H.M Irsyad yang terletak di Desa Tegal Sari Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang dengan batas-batas sebagai berikut : · Sebelah utara : tanah Yatemi · Sebelah selatan : tanah wakaf/ punden Tegal Sari · Sebelah timur : sungai Wangan · Sebelah barat : tanah H. Ngatimo.
4. Tanah sawah seluas sekitar 6.800 M2, Petok D., No. 629, persil 5.a kelas jenis tanah) : S.1, atas nama : H. IRSAD, yang terletak di Desa Tegalsari Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, dengan batas — betas :
• Sebelah utara : tanahnya H. ABDULLAH. • Sebelah selatan : tanahnya H. ROMLI ROSID. • Sebelah timur : sungai wangan. • Sebelah barat : sungai.
5. Hasil Panen dari Tanah sawah pada angka 3 dan 4 berupa Padi dengan nilai uang sebesar Rp.37.500.000,-
6. Uang hasil penjualan sebuah kendaraan roda empat merk/Type : T. Kijang KF.83 GRAND, Jenis Station WGN, Tahun 2003, Warna Merah Metalik, No. BPKB : 6331415J, warna STNKB : Hitam, NOPOL : N – 2185 – FJ, atas nama : MOCH. IRSYAD. H. senilai Rp. 125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah).
7. Isi Ruko Toko Arofah yang terletak di JL Ahmad Yani No. 57 Kelurahan Kepanjen Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang (angka (1) dalam dictum ini berupa : a. isi toko adalah :
1. Busana muslim. 2. Perlengkapan alat sholat. 3. Perlengkapan bayi dan asisoris). 4. Perlengkapan alat sekolah. 5. Perlengkapan kosmitik dan bhet Cofer). b. isi rumahnya adalah : 1. Diruang tamu berupa : 2 buah sofa, 2 buah meja makan,
2 buah TV, 2 buah bufet, 1 buah almari ukir clan isinya yang belum diketahui, 1 buah jam dinding kuno.
2. Diruang kamar I (kamar depan) berupa : 1 buah springbed, 1 buah dipan dan 1 buah meja rias.
3. Diruang kamar II berupa : I buah dipan, 1 buah almari yang berisi sabuk emas, dan korek emas berantai, serta batu pertama safir.
4. Diruang ruang III berupa, musholla. 5. Diruang kamar IV berupa : 1 buah ranjang besi dan 1
-
60
buah almari 6. Diruang kamar V berupa : 1 buah dipan. 7. Diruang kamar VI berupa : 1 buah ranjang besi, 1 buah
almari dan 1 buah meja. 8. Diruang kamar VII berupa 1 buah dipan dan 1 buah
almari pakaian. 9. Diruang dapur berupa : 3 buah almari beserta isinya
termasuk barang pecah belah. Adalah sah harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.
- Memutuskan, bagian masing-masing ahli waris dari
Pewaris/H. Moh. Irsyad adalah sebagai berikut :
1. H. M. Bakoer bin Tosa ( Penggugat I ) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.
2. H. Su'eb bin Tosah ( Penggugat II ) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.
3. H. Nur Asidin bin Tosah (almarhum) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % (Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad. Diberikan kepada ahli waris Penggantinya, masing-masing : 3.1. Fatimah binti H.Nur Asidin (Penggugat VIII) Berhak
mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.2. Liswati binti H.Nur Asidin (Penggugat lX) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % (Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.3. Siti Jainab binti H.Nur Asidi (Penggugat X) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % (Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.4. Suhaimi binti H.Nur Asidin (Penggugat XI) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.5. H. Faisol bin H.Nur Asidin (Tergugat) Berhak mendapat bagian 2/10 (Dua persepuluh) atau setara dengan 20% (Dua puluh persen)dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.6. Mahfud Budiyanto bin H.Nur Asidin (Turut Tergugat I ) Berhak mendapat bagian 2/10 ( Dua persepuluh) atau setara dengan 20% ( Dua puluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
-
61
3.7. Rohmawati/Rohma binti H.Nur Asidin (Turut Tergugat II) Berhak mendapat bagian 1/10 (satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.8. Asia binti H.Nur Asidin (Turut Tergugat III) Berhak mendapat bagian 1/10 (satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
4. Fathurrohman bin Tosah (almarhum) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad. Diberikan kepada ahli waris Penggantinya, masing-masing: 4.1. A. Hariri bin Fathurrohman ( Penggugat III ). Berhak
mendapat bagian 2/9 ( Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % ( Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.
4.2. Abdul Hasib bin Fathurrohman ( Penggugat IV ) Berhak mendapat bagian 2/9 ( Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % ( Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.
4.3. Sirojuddin bin Fathurrohman (Penggugat V) Berhak mendapat bagian 2/9 ( Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % (Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.
4.4. Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman (Penggugat VI) Berhak mendapat bagian 1/9 (Satu persembilan) atau setara dengan 11,11 % (Sebelas koma sebelas persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman.
4.5. A. Abrori bin Fathurrohman (Penggugat VII) Berhak mendapat bagian 2/9 (Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % (Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.
- Menolak gugatan para Penggugat yang selebihnya. C. DALAM REKONPENSI:
- Menolak Gugatan Rekonpensi Penggugat Rekonpensi/Tergugat Asal.
D. Dalam Konpensi dan Rekonpensi:
- Menghukum kepada Para Penggugat asal/Tergugat Rekonvensi; Tergugat asal/Penggugat Rekonvensi, para Turut
-
62
Tergugat serta siapa saja yang menguasai harta warisan Pewaris/H. Moh Irsyad untuk menta’ati dan melaksanakan Putusan ini. dengan menyerahkan; mengosongkan tanpa syarat serta membagi harta warisan Pewaris sesuai dengan bagian masing-masing baik secara natura maupun in natura;
- Menghukum Kepada Tergugat asal/Penggugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sebesar: Rp 2.901.000,- (Dua juta sembilan ratus satu ribu rupiah).
Hakim Pengadilan agama selanjutnyan Memutuskan, bagian masing-
masing ahli waris dari Pewaris/ H. Moh. Irsyad adalah sebagai berikut :
1. Penggugat I berhak mendapatkan bagian ¼ (seperempat) atau setara
dengan 25% (dua puluh lima persen) dari harta warisan.
2. Penggugat II mendapatkan bagian ¼ (seperempat) atau setara dengan
25% (dua puluh lima persen) dari harta warisan.
3. H. Nur Asidin bin Tosah (almarhum) berhak mendapatkan bagian ¼
(seperempat) atau setara dengan 25% (dua puluh lima persen) dari
harta warisan. Diberikan kepada ahli waris penggantinya, masing-
masing:
3.1. Penggugat VIII berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu
persepuluh) atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta
warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin
Tosah.
3.2. Penggugat IX berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu
persepuluh) atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta
warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin
Tosah.
-
63
3.3. Penggugat X berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu persepuluh)
atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta warisan yang
menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.4. Penggugat XI berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu
persepuluh) atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta
warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin
Tosah.
3.5. Tergugat berhak mendapatkan bagian 2/10 (dua persepuluh)
atau setara dengan 20% (sepuluh persen) dari harta warisan yang
menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.6. Turut Tergugat I berhak mendapatkan bagian 2/10 (dua
persepuluh) atau setara dengan 20% (sepuluh persen) dari harta
warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin
Tosah.
3.7. Turut Tergugat II berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu
persepuluh) atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta
warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin
Tosah.
3.8. Turut Tergugat III berhak mendapatkan bagian 1/10 (satu
persepuluh) atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari harta
warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin
Tosah.
-
64
4. Faturrohman bin Tosah (almarhum) berhak mendapatkan bagian ¼
(seperempat) atau setara dengan 25% (dua puluh lima persen) dari
harta warisan. Diberikan kepada ahli waris penggantinya, masing-
masing:
4.1. Penggugat III berhak mendapatkan bagian 2/9 (dua persembilan)
atau setara dengan 22,22% (Duapuluh dua koma duapuluh dua
persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum
Faturrohman bin Tosah.
4.2. Penggugat IV berhak mendapatkan bagian 2/9 (dua
persembilan) atau setara dengan 22,22% (Duapuluh dua koma
duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak
bagian almarhum Faturrohman bin Tosah.
4.3. Penggugat V berhak mendapatkan bagian 2/9 (dua persembilan)
atau setara dengan 22,22% (Duapuluh dua koma duapuluh dua
persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum
Faturrohman bin Tosah.
4.4. Penggugat VI berhak mendapatkan bagian 1/9 (satu
persembilan) atau setara dengan 11,11% (Sebelah koma sebelas
persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum
Faturrohman bin Tosah.
4.5. Penggugat VIII berhak mendapatkan bagian 2/9 (dua
persembilan) atau setara dengan 22,22% (Duapuluh dua koma
-
65
duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak
bagian almarhum Faturrohman bin Tosah.
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha
mendamaikan para pihak, bahkan telah memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya untuk menyelesaikan sengketa melalui jalan
musyawarah, namun tidak berhasil, maka pasal 130 HIR telah
dilaksanakan secara maksimal.
Bahwa berdasarkan Hukum Islam yang berlaku melalui UU. No
7 Tahun 1989 dan perubahannya UU No. 3 tahun 2006 pasal (49),
bahkan juga Kompilasi Hukum Islam dan Fiqih berbagai aliran, tidak
satupan mendudukkan anak angkat bagian yang sewajarnya. Bahwa
diberikannya hak bagian anak angkat dalam pasal 209 ayat (2)
Kompilasi Hukum Islam dengan wasiat wajibah.
Dari uraian diktum diatas maka bahwa pertimbangan hukum/
diktum yang dikeluarkan oleh hakim dalam memutuskan perkara ini
telah tepat. Serta Majelis hakim telah melakukan tugasnya dengan
tepat yakni menjalankan prosedur pertama yakni majelis hakim
melakukan perdamaian di depan Sidang Pengadilan, dengan dasar
hukum yang digunakan adalah Pasal 130 ayat (1) HIR yang kemudian
diganti dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2003
tanggal 11 September 2003 tetang Prosedur Mediasi. Dengan adanya
upaya yang dilakukan majelis hakim untuk melakukan upaya
perdamaian di depan sidang bertujuan untuk lebih mempercepat dan
-
66
murah dalam proses persidangan, serta memberikan akses kepada para
pihak yang bersengketa untuk memperoleh keadilan atau penyelesaian
yang memuaskan atas sengketa yang dihadapi.
Bahwa Pengadilan Agama Kabupaten Malang sebagai
penyelesai perkara di tingkat pertama memiliki kewenangan absolut
dalam penyelesaian perkara sengketa harta warisan seperti yang
terdapat dalam UU. No 7 Tahun 1989 dan perubahannya UU No. 3
tahun 2006 pasal (49) poin B.
Serta harta warisan milik almarhum H.M Irsyad sebagian masih
menjadi harta bersama dengan almarhum Hj. Siti Maimunah, maka
hakim Pengadilan Agama menetapkan harta tirkah dan disimpulkan
bahwa almarhum H.M Irsyad mendapat sebanyak ¼ dari harta warisan
milik Hj. Maimunah.
Oleh hakim Pengadilan Agama Kabupaten Malang setelah harta
tirkah (harta bersama) antara H.M. Irsyad (pewaris) dengan Hj. Siti
Maimunah dapat disimpulkan bahwa harta peninggalan milik H.M
Irsyad adalah ½ dari objek sengketa sesuai dengan pasal 35 UU.N0. I
tahun 1974 dan pasal 97 KHI dan mendapatkan ¼ dari harta warisan
Hj. Siti Maimunah. Maka harta warisan milik H.M Irsyad sebanyak
61,25 % dari seluruh obyek sengketa harta warisan tersebut.
Dalam Hukum Islam mengenai kedudukan anak angkat sebagai
ahli waris dalam harta warisan tidak ada satupun dalil bahwa anak
angkat merupakan bagian dari ahli waris, seperti yang terdapat di
-
67
dalam Al Qur’an surat Al-Ahzaab, yang artinya “Dan Allah tidak
menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri).
Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulut saja. Dan Allah
mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukan jalan (yang
benar)” (QS al-Ahzaab: 4). Bahwa anak angkat hanya akan
mendapatkan bagian dari harta warisan dengan jalan yaitu Wasiat
Wajibah yang dimana dalam Kompilasi Hukum Islam diatur dalam
Pasal 209 yang menyatakan bahwa anak angkat menerima Wasiat
Wajibah sebesar-besarnya adalah sepertiga bagian dari harta warisan.
-
68
Tabel 2 Bagian para Ahli Waris H.M Irsyad menurut Putusan Pengadilan Agama
Kabupaten Malang Nomor: 1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg
No Ahli waris
Bagian masing
masing ahli waris
1.
2.
3.
4.
H.M. Bakoer bin Tosah (penggugat I)
H. Sueb bin Tosah (penggugat II)
H. Nur Asidin bin Tosah
3.1. Fatimah binti H. Nur Asidin 3.2. Liswati binti H. Nur Asidin 3.3. Siti Jainab binti H. Nur Asidin 3.4. Suhaimi binti H. Nur Asidin 3.5. H. Faisol bin H. Nur Asidin 3.6. Mahfud Budiyanto bin H. Nur Asidin 3.7. Rohmawati/ Rohma binti H.Nur Asidin 3.8. Asia binti H. Nur Asidin
Fathurrohman bin Tosah
4.1. A. Hairi bin Fathurrohman 4.2. Abdul Hasib bin Fathurrohman 4.3. Sirojudin bin Fathurrohman 4.4. Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman 4.5. A. Abrori bin Fathurrohman
¼ ( 25 %)
¼ (25%)
¼ (25%)
1/10 (10%) 1/10 (10%) 1/10 (10%) 1/10 (10%) 1/20 (20%) 1/20 (20%) 1/10 (10%) 1/10 (10%)
¼ (25%) 2/9 (22,22%) 2/9 (22,22%) 2/9 (22,22%) 1/9(11,11%) 2/9 (22,22%)
Sumber data: Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:
1526/Pdt.G/2008/PA.Kab. Malang
Bahwa dalam pertimbangan hakim untuk menentukan bagian-
bagian yang diterima oleh para ahli waris dibagikan kepada 4 (empat)
saudara laki-laki kandung dari almarhum H.M Irsyad dimana masing
masing mendapatkan bagian ¼ (seperempat) atau setara dengan 25%
dari harta warisan yang ditinggalkan oleh H.M Irsyad. Hakim
-
69
memutuskan bahwa ahli waris dari H.M Irsyad hanya saudara laki-laki
diantaranya adalah:
1) H.M. Bakoer bin Tosah (penggugat I)
2) H. Sueb bin Tosah (penggugat II)
3) H. Nur Asidin bin Tosah
4) Fathurrohman bin Tosah
Masing-masing dari para ahli waris tersebut ditetapkan
mendapatkan ¼ (seperempat) dikarenakan, pewaris pada saat menikah
dengan almarhumah Hj. Siti Maimunah tidak memiliki keturunan,
maka hakim menetapkan keempat saudara H.M Irsyad sebagai ahli
waris Ashobah Binafsi (ahli waris dengan sendirinya). Hal ini
diperkuat dengan pertimbangan Surat An-Nisa’ ayat 7 Artinya: “Bagi
orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan
kerabatnya, dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak
menurut bagian yang telah diterapkan”. (Q. S. An-Nisa’; 7). Bahwa
hakim telah tepat membagi harta warisan dari H.M Irsyad kepada
kerabat terdekatnya dikarenakan isteri almarhum H.M Irsyad juga
telah meninggal dunia.
Tidak hanya itu, hakim juga menggunakan ayat suci Al- Qur’an
Surat An nisa ayat 11 yang artinya adalah “Telah Allah wasiatkan
kepadamu tentang (bagian waris) dari anak-anakmu bahwa laki-laki
memperoleh dua kali bagian perempuan”. Surat An nisa ayat 11
-
70
tersebut digunakan oleh hakim Pengadilan Agama untuk membagi
ahli waris pengganti dari dua (2) orang saudara almarhum H.M Irsyad
yang telah meninggal dunia, yaitu:
1) H. Nur Asidin bin Tosah, yang beralih kepada anak-anaknya
antara lain:
- Fatimah binti H. Nur Asidin (Perempuan)
- Liswati binti H. Nur Asidin (Perempuan)
- Siti Jainab binti H. Nur Asidin (Perempuan)
- Suhaimi binti H. Nur Asidin (Perempuan)
- H. Faisol bin H. Nur Asidin (Laki-laki)
- Mahfud Budiyanto bin H. Nur Asidin (Laki-laki)
- Rohmawati/ Rohma binti H.Nur Asidin (Perempuan)
- Asia binti H. Nur Asidin (Perempuan)
Masing-masing ahli waris pengganti dari H. Nur Asidin bin
Tosah pihak laki-laki mendapatkan bagian sebesar 1/20 atau setara
dengan 20 % sedangkan pihak perempuan mendapatkan 1/10 atau
setara dengan 10% dari harta warisan sebesar ¼ (seperempat), maka
majelis hakim telah tepat dalam menetapkan besaran harta warisan
yang diterima sesuai dengan Surat An Nisa ayat 11 yang artinya
adalah “Telah Allah wasiatkan kepadamu tentang (bagian waris)
dari anak-anakmu bahwa laki-laki memperoleh dua kali bagian
perempuan”.
-
71
2) Fathurrohman bin Tosah
- Hairi bin Fathurrohman (Laki-laki)
- Abdul Hasib bin Fathurrohman (Laki-laki)
- Sirojudin bin Fathurrohman (Laki-laki)
- Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman (Perempuan)
- Abrori bin Fathurrohman (Laki-laki)
Sedangkan dari ahli waris pengganti dari pihak Fathurrohman
bin Tosah yang memiliki 5 (lima) anak yang diantaranya 4 (empat)
anak laki-laki yang mendapatkan bagian sebesar 2/9 atau setara
dengan 22,22% dan 1 (satu) orang anak perempuan mendapatkan
bagian sebesar 1/9 atau setara dengan 11,11%, dari harta warisan
sebesar ¼ (seperempat), menurut penulis majelis hakim telah tepat
melakukan pembagian hak harta warisan bagi ahli waris pengganti
dari pihak Faturrohman bin Tosah dan sesuai pula dengan ayat Al
Qur’an Surat An Nisa ayat 11 yang intinya menyebutkan bahwa
bagian untuk anak laki-laki 2 kali lebih banyak daripada bagian dari
anak perempuan.
Tidak hanya ayat Al-Quran yang menjadi dasar dalam
mengambil keputusan untuk membagi bagian yang diperoleh para ahli
waris, hakim juga menggunakan Sabda Rasulullah SAW dalam
Riwayat Bukhari dan Muslim, yang artinya: “Serahkanlah bagian
waris itu kepada keluarganya, dan kelebihan daripadanya adalah
untuk laki-laki yang lebih dekat (dengan mayit)”
-
72
b. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Nomor:
01/Pdt.G/2009/PTA.Sby
Bahwa dalam proses persidangan pada tingkat pertama atau
Pengadilan Agama Kabupaten Malang, Pihak Tergugat tidak
menerima hasil Putusan Hakim Pengadilan Agama Kabupaten
Malang, maka upaya hukum yang dilakukan oleh pihak Tergugat
adalah mengajukan proses banding ke Pengadilan Tinggi Agama
Surabaya.
1) Para Pihak
a) Pembanding
H. FAISOL bin H. NUR ASIDIN, umur 51 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di Jalan Panarukan RT 03 RW 04 Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 28 April 2008 telah memberi kuasa kepada M.S. ALHAIDARY,S.H. dan RENDRA SUPRIADI, S.H, advokat beralamat di Jln. Tronojoyo No. 30 Malang, semula TERGUGAT selanjutnya disebut PEMBANDING /TERBANDING ;
b) Terbanding
1. H.M. BAKOER bin TOSAH, umur 67 tahun, agama Islam, pekerjaan
Swasta, tempat tinggal di Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 14, Kelurahan Kepanjen RT 01 RW 04, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT I selanjutnya disebut PEMBANDING/ TERBANDING ;
2. H.M. SU’EB bin TOSAH, umur 69 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di Jl. Sidodadi, Desa Panggung Rejo, RT 05 RW 01, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT II selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING ;
3. HARIRI bin H. FATHURROHMAN, umur 67 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sumber Maron, RT 08 RW 07, Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT III selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING ;
4. ABDUL HASIB bin H. FATHURROHMAN, umur 60 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sidodadi, Desa Slumbung
-
73
RT 01 RW 02, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, semula PENGGUGAT IV selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING
5. SIROJUDDIN bin H. FATHURROHMAN, umur 53 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sunan Giri RT 01 RW 02, Desa Bulupitu, Kecamatan Gondang Legi, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT V selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING.
6. Dra. SITI RUCHI binti H. FATHURROHMAN, umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Ganjaran RT 23 RW 03, Desa Ganjaran, Kecamatan Gondang Legi, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT VI, selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING.
7. ABRORI bin H. FATHURROHMAN, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Kayu Manis RT 08 RW 03 Balai Kambang, Kecamatan Keramat Jati, Jakarta Timur, semula PENGGUGAT VII, selanjutnya disebut PEMBANDING /TERBANDING.
8. FATIMAH binti H. NUR ASIDIN, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Desa Kebon Anom RT 04 RW 02, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, semula PENGGUGAT VIII, selanjutnya disebut PEMBANDING/TERBANDING.
9. LISWATI binti H. NUR ASIDIN, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Madeyan RT 03 RW 03, Desa Jurang, Kecamatan Gedok, Kabupaten Kudus, semula PENGGUGAT IX selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING ;
10. SITI JAINAB binti H. NUR ASIDIN, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Cempoko RT 18 RW 02, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT X, selanjutnya disebut PEMBANDING / TERBANDING ;
11. SUHAIMI bin H. NUR ASIDIN, umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan Guru,tempat tinggal Jl. KH. Wahid Hasyim RT 23 RW 08, Desa Banjarrejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, semula PENGGUGAT XI selanjutnya disebut PEMBANDING /TERBANDING ;
2) Memori Banding
Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat
dalam putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang tanggal 01 Desember 2008 Masehi bertepatan dengan tanggal 03 Dzulhijjah 1429 Hijriah Nomor: 1526/Pdt.G/2008/Kab.Mlg. yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
-
74
a) Bahwa Pihak Tergugat/ Terbanding tidak dapat menerima
Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:
1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg.
b) Bahwa pihak Tergugat/ Pembanding menyatakan keberatan
atas sita jaminan yang dilakukan oleh Pengadilan Agama
Kabupaten Malang terhadap obyek sengketa harta warisan.
c) Bahwa pihak Tergugat menyatakan tidak terima atas
perubahan gugatan yang dilakukan Penggugat/ Terbanding
pada sidang tingkat pertama.
3) Diktum Pengadilan Tinggi Agama Surabaya
M E N G A D I L I
1. Menyatakan, bahwa permohonan banding Tergugat / Pembanding / Terbanding dan Penggugat / Pembanding / Terbanding dapat diterima;
2. Membatalkan, putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor : 1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg. tanggal 01 Desember 2008 bertepatan dengan tanggal 03 Dzulhijjah 1429 H;
Dan dengan mengadili sendiri : Dalam Eksepsi
- Menolak eksepsi Tergugat / Pembanding / Terbanding ; Dalam Konpensi
Menyatakan gugatan Para Penggugat / Pembanding / Terbanding tidak dapat diterima ( Niet Onvankelijverklaard ) ; Memerintahkan kepada Pengadilan Agama Kabupaten Malang untuk mengangkat Sita Jaminan (Conservatior Beslag ) yang telah diletakkan pada tanggal 30 Mei 2008 ; Dalam Rekonpensi
- Menyatakan gugatan Rekonpensi Tergugat / Pembanding / Terbanding tidak dapat
diterima ( Niet Onvankelijverklaard ) ; Dalam Konpensi dan Rekonpensi
- Menghukum Para Penggugat / Pembanding / Terbanding untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng dalam 2 tingkatan , tingkat pertama sebesar Rp. 2.901.000,- (dua juta sembilan ratus
-
75
satu ribu rupiah ) dan pada tingkat banding sebesar Rp. 61.000,- (enam puluh satu ribu rupiah ) ;
Demikian dijatuhkan putusan ini pada hari Rabu tanggal 04 Maret 2009 M bertepatan dengan tanggal 07 Rabi’ul Awal 1430 H, oleh kami Drs. YASMIDI,S.H., sebagai Ketua Majlis, Drs. H.A. SAMIUN MANSYUR, S.H,M.H, Drs. H. MOH. ANSOR ADNAN, S.H. sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh Hj. YULIATI, S.H. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Agama Surabaya tanpa dihadiri oleh Pembanding dan Terbanding ;
Menimbang bahwa oleh karena permohonan banding yang
diajukan oleh pihak Tergugat/ Pembanding telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka banding tersebut
dapat diterima. Menurut penulis hal pertimbangan hakim Pengadilan
Tinggi Agama telah sesuai dengan peratuan perundang-undangan
tentang tata cara pengajuan Banding yaitu belum melewati tenggang
waktu permohonan banding yakni 14 hari sejak putusan diucapkan.
Dalam Eksepsi hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya
perpendapat bahwa pertimbangan hakim tingkat pertama dalam hal:
perubahan gugatan, sita jaminan, eror in persona, wewenang
Pengadilan Agama, Pelanggaran asas Audi Et Alteram partem sudah
benar, oleh karenanya diambil alih oleh hakim tingkat banding sebagai
pendapatnya sendiri dalam memutuskan perkara ini.
Menimbang dalam kopensi bahwa hakim tinggi sependapat
dengan pertimbangan hakim pertama, khusus mengenai obyek
sengketa 2,3,1 sampai dengan 2,3,7 ( Putusan Pengadilan Agama
Kabupaten Malang adalah sebagai harta bersam antara H.M Irsyad
-
76
(pewaris) dengan almarhumah Hj. Siti Maimunah, dan sudah
seharusnya tidak dapat diterima dengan pertimbangan hakim tinggi
bahwa gugatan kurang pihak. Dalam hal ini harta bersama seharunya
dibagi terlebih dahulu antara harta milik H.M Irsyad (pewaris) dengan
almarhumah Hj. Siti Maimunah, dengan demikian jelas bahwa siapa
yang menjadi ahli waris dari harta warisan milik H.M Irsyad.
Pertimbangan hakim tinggi dalam konpensi dan rekonpensi para
pihak Penggugat/ Pembanding/ Terbanding berkedudukan sebagai
pihak yang dikalahkan harus membayar biaya perkara baik ditingkat
pertama maupun ditingkat banding berdasarkan pasal 181 ayat (1)
HIR. Serta membatalkan putusan hakim tingkat pertama.
c. Putusan Mahkamah Agung Nomor: 356 K/AG/2009
Bahwa dalam proses persidangan tingkat Banding yang diajukan
oleh Tergugat/ Pembanding, pihak Terbanding yang dikalahkan oleh
Hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, maka pihak Penggugat/
Terbanding melakukan upaya hukum berupa pengajuan Kasasi kepada
Mahkamah Agung.
1) Para Pihak
a) Pemohon Kasasi
a. H.M. BAKOER bin TOSAH, umur 67 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 14, Kelurahan Kepanjen RT 01 RW 04, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
b. H.M. SU’EB bin TOSAH, umur 69 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di Jl. Sidodadi, Desa Panggung Rejo, RT 05 RW 01, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
-
77
c. HARIRI bin H. FATHURROHMAN, umur 67 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sumber Maron, RT 08 RW 07, Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.
d. ABDUL HASIB bin H. FATHURROHMAN, umur 60 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sidodadi, Desa Slumbung RT 01 RW 02, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
e. SIROJUDDIN bin H. FATHURROHMAN, umur 53 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Sunan Giri RT 01 RW 02, Desa Bulupitu, Kecamatan Gondang Legi, Kabupaten Malang.
f. Dra. SITI RUCHI binti H. FATHURROHMAN, umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Ganjaran RT 23 RW 03, Desa Ganjaran, Kecamatan Gondang Legi, Kabupaten Malang.
g. ABRORI bin H. FATHURROHMAN, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Kayu Manis RT 08 RW 03 Balai Kambang, Kecamatan Keramat Jati, Jakarta Timur.
h. FATIMAH binti H. NUR ASIDIN, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Desa Kebon Anom RT 04 RW 02, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoa
i. LISWATI binti H. NUR ASIDIN, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Madeyan RT 03 RW 03, Desa Jurang, Kecamatan Gedok, Kabupaten Kudus,;
j. SITI JAINAB binti H. NUR ASIDIN, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal Jl. Cempoko RT 18 RW 02, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang
k. SUHAIMI bin H. NUR ASIDIN, umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan Guru,tempat tinggal Jl. KH. Wahid Hasyim RT 23 RW 08, Desa Banjarrejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang; b) Termohon Kasasi
H. FAISOL bin H. NUR ASIDIN, umur 51 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di Jalan Panarukan RT 03 RW 04 Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 28 April 2008 telah memberi kuasa kepada M.S. ALHAIDARY,S.H. dan RENDRA SUPRIADI, S.H, advokat beralamat di Jln. Tronojoyo No. 30 Malang, semula TERGUGAT PEMBANDING /TERBANDING selanjutnya disebut Termohon Kasasi;
2) Memori Kasasi
1. Bahwa putusan Majelis Hakim Tinggi Agama dalam perkara a
quo isinya menolak putusan Pengadilan Agama Kabupaten
-
78
Malang hanya dengan dasar Yurisprudensi Nomor:
621/K/SIP/1975
2. Bahwa Pengadilan Tinggi Agama Surabaya salah dalam
menerapkan hukum dan justru menghilangkan masalah
substansinya.
3. Bahwa semua ahli waris pengganti dari almarhum H.M Irsyad
sudah dijadikan para pihak dalam perkara a quo, karena ahli
warisnya adalah para Pemohon Kasasi, Termohon Kasasi dan
juga sebagai anak angkat dan Termohon Kasasilah yang
menguasai seluruh Harta warisan.
4. Bahwa objek sengketa, Pengadilan Agama Kabupaten Malang
berpendapat sebagai harta bersama antara H.M. Irsyad
(pewaris) dengan Hj. Siti Maimunah. Kemudian untuk
mengetahui harta peninggalan pewaris, Pengadilan Agama
Kabupaten Malang mengambil ¼ dsri harta Hj. Siti Maimunah,
5. Bahwa sekalilagi perlu disampaikan, diambilnya tirkanya
(harta peninggalan) sedang disengketakan. Sedangkan
Pengadilan Tinggi Agama Surabaya berpendapat lain, bahwa
ahli waris Hj. Siti Maimunah harus diikutsertakan sebagai
pihak dengan dasar kepada Yurisprudensi Nomor:
621/K/SIP/1975.
-
79
6. Bahwa pertimbangan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya
tersebut telah salah memahami Yurisprudensi Nomor:
621/K/SIP/1975.
7. Bahwa apabila ahli waris Hj. Siti Maimunah dimasukkan maka
gugatan justru menjadi kabur
8. Bahwa putusan dalam tingkat Banding terkesan tergesa-gesa
dalam pertimbangannya konvensi dan rekonvensi. Yang telah
menghukum para penggugat untuk membayar biaya perkara
dalam dua tingkatan.
5) Diktum Hakim Mahkamah Agung
Mengadili Mengabulkan Permohonan Kasasi dari para Pemohon
Kasasi 1. H.M. BAKOER bin TOSAH, 2. H.M. SU’EB bin TOSAH, 3. HARIRI bin H. FATHURROHMAN, 4. ABDUL HASIB bin H. FATHURROHMAN, 5. SIROJUDDIN bin H. FATHURROHMAN. 6. Dra. SITI RUCHI binti H. FATHURROHMAN, 7. ABRORI bin H. FATHURROHMAN, 8. FATIMAH binti H. NUR ASIDIN, 9. LISWATI binti H. NUR ASIDIN, 10. SITI JAINAB binti H. NUR ASIDIN, 11. SUHAIMI bin H. NUR ASIDIN tersebut;
Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Nomor: 01/Pdt.G/2009/PTA.Sby, tanggal 4 Maret 2009 M bertepatan dengan tanggal 7 Rabiul awal 1430 H yang telah membatalkan putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor 1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg, tanggal 1 Desember 2008 M bertepatan dengan tanggal 3 Zulhijjah 1429 H.
Mengadili Sendiri
A. Dalam Eksepsi : - Menolak Eksepsi Tergugat
B.DALAM KONPENSI :
- Menyatakan : sah dan berharga Sita Jaminan yang telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Agama Kabupaten Malang tanggal 30 Mei 2008.
- Mengabulkan Gugatan Para Penggugat sebagian.
-
80
- Menetapkan, Orang-orang yang namanya tersebut dibawah ini sah sebagai ahli waris Pewaris / H.Moh. Irsyad :
1. H. M. Bakoer bin Tosa ( Penggugat I )Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung Pewaris ( H.M.Irsyad).
2. H. Su'eb bin Tosah ( Penggugat II ) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung Pewaris ( H.M.Irsyad).
3. H. Nur Asidin bin Tosah ( almarhum) ) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung Pewaris ( H.M.Irsyad).Digantikan oleh ahli waris Penggantinya, masing-masing : 3.1. Fatimah binti H.Nur Asidin ( Penggugat VIII ) 3.2. Liswati binti H.Nur Asidin ( Penggugat lX ) 3.3. Siti Jainab binti H.Nur Asidi ( Penggugat X ) 3.4. Suhaimi binti H.Nur Asidin ( Penggugat XI ) 3.5. H. Faisol bin H.Nur Asidin ( Tergugat ) 3.6. Mahfud Budiyanto bin H.Nur Asidin (Turut
Tergugat I ) 3.7. Rohmawati / Rohma binti H.Nur Asidin ( Turut Tergugat
II ) 3.8. Asia binti H.Nur Asidin ( Turut Tergugat III )
4. Fathurrohman bin Tosah (almarhum) Dengan kedudukan sebagai Saudara laki-laki kandung Pewaris ( H.M.Irsyad).Digantikan oleh ahli waris Penggantinya, masing-masing :
4.1. A.Hariri bin Fathurrohman ( Penggugat III ) 4.2. Abdul Hasib bin Fathurrohman ( Penggugat IV ) 4.3. Sirojuddin bin Fathurrohman ( Penggugat V ) 4.4. Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman ( Penggugat VI ) 4.5. A. Abrori bin Fathurrohman ( Penggugat VII )
- Memutuskan, 56,25 % (Lima puluh enam koma dua puluh lima
persen) dari harta yang menjadi objek sengketa, yang terdiri dari: 1. Tanah dan bangunan Rumah dan Toko, yang terkenal dengan Toko
Arofah terletak di Jl. Ahmad Yani No. 57 B, yang tercatat pada buku Letter C Nomor : 2108/69/di/0,35 da luas sekitar 370 M2 dan tercatat atas nama Moenah, pada SPPT Nomor 0147 Blok 10
tercatat atas nama Hj. Siti Maimunah / H. Moch. Irsyad, dengan
batas-batas sebagai berikut :
Sebelah utara : rumah Linawati (0146) dan Edi Santoso (0145) Sebelah selatan : rumah Suhamo (0148) Sebelah timur : rumah Edi Santoso (0145) Sebelah barat : JI. Raya A.Yani
2. Tanah dan bangunan Rumah dan Toko, yang terletak di JI. Panarukan RT/RW 03/04 tercatat pada buku C Nomor 2988/29/d 11/0.56, luas sekitar 730 M, tercatat atas nama Hj. Siti Maimunah, pada SPPT Nomor 0147 Blok 09 tercatat atas nama Hj. Siti
-
81
Maimunah, dengan batas-batas sebagai berikut: · Sebelah utara : rumah Sumardi dan Asikin · Sebelah selatan : JI. Raya Panarukan · Sebelah timur : rumah Safi'i, Bambang Sutejo / Sutinah dan
Kasmu Utomo · Sebelah barat : rumah H. Rohim / Hj. Aisyah
3. Tanah sawah bekas hak milik adat dalam petok D.Nomor 629, persil Nomor 5.a Kelas S.1 luas seluruhnya sekurang-kurangnya 12.250 M2, Seluas-luasnya 14.000 M2 atas nama H.M Irsyad yang terletak di Desa Tegal Sari Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang dengan batas-batas sebagai berikut :
· Sebelah utara : tanah Yatemi · Sebelah selatan : tanah wakaf/ punden Tegal Sari · Sebelah timur : sungai Wangan · Sebelah barat : tanah H. Ngatimo. 5. Tanah sawah seluas sekitar 6.800 M2, Petok D., No. 629, persil
5.a kelas jenis tanah) : S.1, atas nama : H. IRSAD, yang terletak di Desa Tegalsari Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, dengan batas — betas :
• Sebelah utara : tanahnya H. ABDULLAH.
• Sebelah selatan : tanahnya H. ROMLI ROSID. • Sebelah timur : sungai wangan. • Sebelah barat : sungai.
5. Hasil Panen dari Tanah sawah pada angka 3 dan 4 berupa Padi dengan nilai uang sebesar Rp.37.500.000,-
6. Uang hasil penjualan sebuah kendaraan roda empat merk/Type : T. Kijang KF.83 GRAND, Jenis Station WGN, Tahun 2003, Warna Merah Metalik, No. BPKB : 6331415J, warna STNKB : Hitam, NOPOL : N – 2185 – FJ, atas nama : MOCH. IRSYAD. H. senilai Rp. 125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah);
7. Isi Ruko Toko Arofah yang terletak di JL Ahmad Yani No. 57 Kelurahan Kepanjen Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang (angka (1) dalam dictum ini berupa :
a. isi toko adalah : 1. Busana muslim. 2. Perlengkapan alat sholat. 3. Perlengkapan bayi dan asisoris). 4. Perlengkapan alat sekolah. 5. Perlengkapan kosmitik dan bhet Cofer). b. isi rumahnya adalah :
1. Diruang tamu berupa : 2 buah sofa, 2 buah meja makan, 2 buah TV, 2 buah bufet, 1 buah almari ukir clan isinya yang belum diketahui, 1 buah jam
-
82
dinding kuno. 2. Diruang kamar I (kamar depan) berupa : 1 buah
springbed, 1 buah dipan dan 1 buah meja rias. 3. Diruang kamar II berupa : I buah dipan, 1 buah
almari yang berisi sabuk emas, dan korek emas berantai, serta batu pertama safir.
4. Diruang ruang III berupa, musholla. 5. Diruang kamar IV berupa : 1 buah ranjang besi dan 1
buah almari 6. Diruang kamar V berupa : 1 buah dipan. 7. Diruang kamar VI berupa : 1 buah ranjang besi, 1 buah
almari dan 1 buah meja. 8. Diruang kamar VII berupa 1 buah dipan dan 1 buah
almari pakaian. 9. Diruang dapur berupa : 3 buah almari beserta isinya
termasuk barang pecah belah. Adalah sah harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.
- Menetapkan, bagian masing-masing ahli waris dari Pewaris/H.
Moh. Irsyad adalah sebagai berikut :
1. H. M. Bakoer bin Tosa ( Penggugat I ) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.
2. H. Su'eb bin Tosah ( Penggugat II ) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad.
3. H. Nur Asidin bin Tosah (almarhum) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % (Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad. Diberikan kepada ahli waris Penggantinya, masing-masing : 3.1. Fatimah binti H.Nur Asidin (Penggugat VIII) Berhak
mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.2. Liswati binti H.Nur Asidin (Penggugat lX) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % (Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.3. Siti Jainab binti H.Nur Asidi (Penggugat X) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % (Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.4. Suhaimi binti H.Nur Asidin (Penggugat XI) Berhak mendapat bagian 1/10 ( satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.5. H. Faisol bin H.Nur Asidin (Tergugat) Berhak mendapat
-
83
bagian 2/10 (Dua persepuluh) atau setara dengan 20% (Dua puluh persen)dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.6. Mahfud Budiyanto bin H.Nur Asidin (Turut Tergugat I ) Berhak mendapat bagian 2/10 ( Dua persepuluh) atau setara dengan 20% ( Dua puluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.7. Rohmawati/Rohma binti H.Nur Asidin (Turut Tergugat II) Berhak mendapat bagian 1/10 (satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
3.8. Asia binti H.Nur Asidin (Turut Tergugat III) Berhak mendapat bagian 1/10 (satu persepuluh) atau setara dengan 10 % ( Sepuluh persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum H. Nur Asidin bin Tosah.
4. Fathurrohman bin Tosah (almarhum) Berhak Mendapat bagian ¼ (Seperempat) atau setara dengan 25 % ( Dua puluh lima persen) dari harta warisan Pewaris/H.Moh.Irsyad. Diberikan kepada ahli waris Penggantinya, masing-masing: 4.1. A. Hariri bin Fathurrohman ( Penggugat III ). Berhak
mendapat bagian 2/9 (Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % ( Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.
4.2. Abdul Hasib bin Fathurrohman (Penggugat IV) Berhak mendapat bagian 2/9 ( Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % ( Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.
4.3. Sirojuddin bin Fathurrohman (Penggugat V) Berhak mendapat bagian 2/9 (Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % (Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.
4.4. Dra. Siti Ruchi binti Fathurrohman (Penggugat VI) Berhak mendapat bagian 1/9 (Satu persembilan) atau setara dengan 11,11 % (Sebelas koma sebelas persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman.
4.5. A. Abrori bin Fathurrohman (Penggugat VII) Berhak mendapat bagian 2/9 (Dua persembilan) atau setara dengan 22,22 % (Duapuluh dua koma duapuluh dua persen) dari harta warisan yang menjadi hak bagian almarhum Fathurrohman bin Tosah.
5. menghukum tergugat atau siapa saja yang menguasai objek sengketa untuk membagi dan mennyerahkan kepada yang berhak menerimanya
-
84
dibagi secara natura maka dilakukan lelang dan hasilnya dibagi kepada para ahli waris yang berhak.
6. Menyatakan sita jaminan yang telah dilakukan oleh juru sita Pengadilan Agama Kabupaten Malang tanggal 30 Mei 2008 adalah sah dan berharga:
Bahwa dalam perkara a quo tidak perlu memasukkan ahli waris
Hj. Maimunah karena yang digugat hanya harta warisan milik dari
almarhum H.M Irsyad
Bahwa judex facti Pengadilan Agama Kabupaten Malang dalam
pertimbangannya telah pula membagi harta bersama almarhumah Hj.
Maimunah dengan almarhum H.M Irsyad, dan ditetapkan bahwa harta
peninggalan pewaris sebesar ¼ dari harta bersama. Bahwa judex facti
Pengadilan Agama telah juga menyisihkan hak kepada anak angkat
almarhum H.M Irsyad (pewaris).
Dalam putusan Kasasi Mahkamah Agung menurut penulis
bahwa telah jelas gugatan para penggugat yaitu hanya menggugat
harta warisan dari H.M Irsyad (pewaris), dan Hakim Tinggi
berpendapat lain yaitu dengan memasukan pula harta milik Hj. Siti
Maimunah dimana hal ini dianggap bertentangan dengan “Pasal 87”
Kompilasi Hukum Islam yang Berbunyi “Harta bawaan dari masing-
masing suami dan istri dan harta yang diperoleh masing-masing
sebagai hadiah atau warisan adalah dibawah penguasaan masing-
masing, sepanjang para pihak tidak menentukan lain dalam perjanjian
perkawinan”. Pasal 87 KHI telah jelas menyatakan bahwa harta milik
suami dan istri dalam hal warisan tidak dapat disatukan karena harta
-
85
tersebut merupakam hak masing-masing dari ahli waris, dalam kasus
ini gugatan yang diajukan pada tingkat pertama hanyalah harta
warisan milik almarhum H.M. Irsyad (pewaris).
Bahwa Hakim Mahkamah Agung sependapat pada pengadilan
tingkat pertama yaitu Pengadilan Agama Kabupaten Malang telah
dipisah harta bersama antara H.M Irsyad (pewaris) dengan harta milik
almarhumah Hj. Siti Maimunah, menurut Hakim Mahkamah Agung
hal ini telah tepat dilakukan oleh hakim tingkat pertama hal ini
beralasan karena memang gugatan hanya ditujukan kepada harta
warisan milik H.M Irsyad.
Hal ini yang menjadi dasar kenapa Hakim Mahkamah Agung
membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor:
01/Pdt.G/2009/PTA.Sby yang telah membatalkan putusan pengadilan
Agama Kabupaten Malang Nomor: 1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg.
C. Faktor Penghambat Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 356 K/AG/2009 atas Putusan Pengadilan Agama Kab. Malang No.
1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg
1. Tindakan Pengadilan Agama atas Permohonan Eksekusi
Pengadilan Agama (PA) adalah lembaga yudikatif yang secara teori
bersifat “independen” yang berfungsi untuk mengadili berbagai perkara
yang ada di tengah-tengah masyarakat. Pengadilan Agama adalah sebuah
lembaga yudikatif yang berfungsi mengadili setiap perkara hukum di
lingkungan privat khususnya kasus-kasus yang lahir dalam rumah tangga
-
86
seperti masalah-masalah perceraian, harta gono gini,waris dan
sebagainya.
Apabila suatu pekara telah melalui proses persidangan, dalam hal
ini perkara waris yang telah berkekuatan hukum tetap (incrach), maka
harus dilaksanakan oleh semua pihak baik Penggugat maupun Tergugat.
Dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 356 K/AG/2009 pihak
Tergugat H. Faisol bin H. Nur Asidin dinyatakan kalah atau dikalahkan,
namun dalam faktanya pihak H. Faisol (tergugat) tidak mau
melaksanakan putusan secara sukarela.
Maka dengan alasan tersebut pihak Penggugat mengajukan
Permohonan Eksekusi Perkara pada tanggal 20 November 2009 kepada
Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Dengan dasar surat permohonan
eksekusi tersebut maka Pengadilan Agama Kabupaten Malang
melakukan langkah untuk melaksanakan Eksukusi terhadap Putusan
Mahkamah Agung Nomor: 356 K/AG/2009 yang menguatkan Putusan
Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor:
1526/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg. berikut prosedur atau tindakan yang
dilakukan oleh Pengadilan Agama Kabupaten Malang atas Permohonan
Eksekusi:
a. Peringatan (aanmaning)
Peringatan atau teguran merupakan tahap awal proses eksekusi.
Proses peringatan merupakan prasyarat yang bersifat formil pada segala
-
87
bentuk eksekusi, baik pada eksekusi riil maupun pembayaran sejumlah
uang.
Apabila putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan
pihak tergugat tidak mau melaksanakan apa yang dihukumkan kepadanya
secara sukarela, terbuka hak penggugat untuk mengajukan permohonan
eksekusi kepada Ketua Pengadilan yang bersangkutan.
Adanya pengajuan permohonan eksekusi, merupakan dasar
hukum bagi Ketua Pengadilan untuk melakukan tindakan peringatan
dalam persidangan insidentil :
a) Dengan jalan memanggil pihak tergugat untuk hadir pada tanggal
yang ditentukan guna diperingatkan agar menjalankan pelunasan
pembayaran.
b) dihukumkan kepadanya dan Pada persidangan peringatan, Ketua
Pengadilan Negeri memberi batas waktu pemenuhan putusan, yang
disebut masa peringatan, dan masa peringatan tidak boleh lebih dari
delapan hari sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 196 HIR atau
pasal 207 RBG.
Apabila pihak tergugat tidak hadir memenuhi panggilan peringatan
tanpa alasan yang sah, atau setelah masa peringatan dilampaui tetap tidak
mau memenuhi pembayaran yang dihukumkan kepadanya, sejak saat itu
Ketua Pengadilan secara exofficio mengeluarkan surat penetapan yang
berisi perintah kepada panitera atau jurusita untuk melakukan sita
-
88
eksekusi terhadap harta kekayaan tergugat, sesuai dengan syarat dan tata
cara yang diatur dalam pasal 197 HIR atau pasal 208 RBG.
b. Pengadilan Agama Kabupaten Malang Melakukan Sita Eksekusi
(executoriale beslag) terhadap objek sengketa berupa Ruko
Sita eksekusi atau executoriale beslag merupakan tahap lanjutan
dari peringatan dalam proses eksekusi melaksanakan pembagian harta
bersama. Tata cara dan syarat-syarat sita eksekusi diatur dalam pasal 197
HIR atau pasal 208 RBG.
Sita eksekusi adalah penyitaan harta kekayaan yang berada pada
pihak yang tidak mau melaksankan putusan. Sita eksekusi dimaksudkan
sebagai penyerahan harta yang telah dibagi yang mesti dilaksanakan
kepada pihak penggugat. Cara untuk melaksanakan pembagian tersebut,
dengan cara menjual lelang harta kekayaan tergugat yang telah disita.
Kemudian, sita eksekusi itu dilakukan berdasarkan surat perintah yang
menyusul peringatan, baru merupakan penahapan proses sita eksekusi
atas harta kekayaan tergugat. Penahapan proses sita eksekusi harus lagi
disusul dengan penahapan proses surat perintah penjualan lelang, dan
disusul penjualan lelang oleh kantor lelang.
c. Mekanisme Sita Eksekusi
Untuk mengetahui tata cara sita eksekusi perlu dilihat ketentuan
Pasal 197, Pasal 198, dan Pasal 1999 HIR atau Pasal 208, Pasal 209, dan
Pasal 210 RBG. Secara garis besar adalah :
-
89
1) Berdasarkan surat perintah ketua pengadilan
2) Dilaksanakan oleh panitra dan Juru sita
3) Pelaksanaan dihadiri dua orang saksi
4) Sita eksekusi dilakukan ditempat
5) Pembuatan berita acara sita eksekusi
Materi Pasal 33 Undang-Undang PK No. 14 tahun 1970
(Ketentuan-ketentuan Pokok kekuasaan Kehakiman) menyebutkan :
a) Pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara perdata
dilakukan oleh panitera dan atau juru sita dipimpin oleh Ketua
Pengadilan.
b) Dalam pelaksanaan putusan Pengadilan diusahakan supaya
perikemanusiaan dan perikeadilan tetap terpelihara.
Berdasarkan kenyataan dalam praktek, bahwa tata cara
pelaksanaan eksekusi putusan Hakim/Pengadilan yang telah B.H.T, pada
mulanya diawali dengan acara sebagai berikut :
Apabila ada permohonan pelaksanaan putusan dari pihak yang
telah dimenangkan dalam perkara perdata dan oleh pihak tersebut telah
membayar uang panjar (voorschot) biaya permohonan eksekusi serta
biaya lamanya yang diharuskan menurut peraturan dan telah dilakukan
pembukuan dan pencatatan dalam daftar yang bersangkutan, maka oleh
pihak Pengadilan di perintahkan untuk memanggil pihak lawan yang
dikalahkan dan dihukum untuk ditegor supaya melaksanakan putusan
yang bersangkutan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Ketua, dan
-
90
dasar perintah pemanggilan tersebut dituangkan dalam suatu surat
“Penetapan”.
Pada hari yang telah ditentukan, pihak yang dipanggil itu jika
datang kemudian ditegur oleh Ketua Pengadilan supaya melaksanakan
putusan yang bersangkutan dalam waktu yang ditentukan oleh Ketua,
selambatlambatnya delapan hari, tentang penegoran (aanmaning) mana
diwajibkan panitera/juru sita pelaksanaan pembuat berita
acara/pencatatan seperlunya tentang hasil aanmaning tesebut.
Apabila terhadap teguran itu tidak diindahkan dan atau kalau
pihak yang kalah (dipanggil) tidak datang menghadap meskipun telah
dipanggil sepatutnya, maka Ketua Pengadilan karena jabatanya akan
mengeluarkan surat perintah untuk menyita barang-barang bergerak
(tidak tetap) dan kalau barang-barang itu tidak ada, atau tidak
mencukupi, baru dapat dilakukan penyitaan barang-barang tidak bergerak
dan yang kalah, sehingga kiranya cukup untuk membayar jumlah yang
disebutkan dalam keputusan itu dan biaya-biaya eksekusi (menjalankan
keputusan). Bahwa, keluarnya surat perintah untuk menyita barang-
barang dan yang kalah tersebut, biasanya harus diawali pula dengan
adanya permohonan
yang diajukan oleh pihak pemohon eksekusi (pihak yang menang),
baik itu dilakukan sendiri maupun melalui kuasanya. Hal ini dikandung
maksud Pengadilan dapat mengetahui apakah dalam batas waktu yang
-
91
telah ditetapkan tersebut pihak yang kalah sudah memenuhi atau
mematuhi atau memenuhi isi putusan.
Jika dalam surat penetapan tentang penjualan umum eksekutorial
(lelang) sebagai pelaksanaan ditunjuk suatu Kantor Lelang Negara, maka
hendaknya dalam surat penetapan (beschikking) tersebut mencantumkan
pula ketentuan: “Bahwa hasil bersih dari pelelangan tersebut harus
disetorkan (diserahkan) kepada Panitera Pengadilan Agama …”
d. Penjualan Lelang (executoriale verkoop)
Kelanjutan sita eksekusi adalah penjualan lelang. Hal itu dilakukan
Pengadilan Agama atas perkara sengketa waris
Nomor:1426/Pdt.G/2008/PA.Kab.Mlg dengan menunjuk Kantor Piutang
Lelang Negara sebagai lembaga lelangnya. Dalam hal ini Pengadilan
Agama menggunakan dasar hukum yaitu pasal 200 ayat (1) HIR, pasal
216 ayat (1) RBG yang berbunyi :
”penjualan barang yang disita dilakukan dengan bantuan kantor lelang, atau menurut keadaan yang akan dipertimbangkan Ketua, oleh orang yang melakukan penyitaan itu atau orang lain yang cakap dan dapat melakukan penyitaan itu atau orang lain yang cakap dan dapat dipercaya, yang ditunjuk oleh Ketua untuk itu dan berdiam di tempat di mana penjualan itu harus dilakukan atau di dekat tempat itu”. Jadi setelah sita eksekusi dilaksanakan, undang-undang
memerintahkan penjualan barang sitaan. Cara penjualannya dengan
perantaraan kantor lelang, dan penjualannya disebut penjualan lelang.
-
92
Dengan demikian, berdasarkan pasal 200 ayat (1) HIR, dalam
pelaksanaan lelang, Ketua Pengadilan wajib meminta intervensi kantor
lelang, dalam bentuk menjalankan penjualan barang sitaan dimaksud.
Terhadap prosedur eksekusi jaminan atas hak tanggungan (H.T)
berdasarkan Peraturan Lelang (LN 1908-215) jo. Pasal 200 HIR, yaitu
sebagai berikut :
1) Penjualan di muka umum
2) Dilakukan dengan perantara atau bantuan kantor lelang
3) Bentuk penawaran dilakukan secara tertulis.
2. Kendala Pengadilan Agama Pada saat Pelaksanaan Eksekusi
Namun dalam praktek dilapangan Pengadilan Agama Kabupaten
Malang mengalami beberapa kendala, berikut beberapa tindakan yang
dilakukan pihak tergugat membuat hak bagi para ahli waris yang lain
merasa dirugikan, diantaranya adalah:
1) Masih dalam proses Peninjauan Kembali yang dilakukan oleh
pihak Tergugat, hal ini membuat Ketua Pengadilan Agama
mengeluarkan penetapan penangguhan eksekusi.42
Dalam hal ini pihak Tergugat mengajukan Permohonan berupa
Peninjauan Kembali (PK) sebenarnya tidak menghentikan proses
eksekusi, hal ini terdapat pada Pasal 66 ayat (2) UU No. 14 Tahun 1985
sebagaimana diubah dengan UU No. 5 Tahun 2004 yang berbunyi:
42 Wawancara terhadap Bapak Akhmad Muzaeri, S.H Panitera Sekertaris Pengadilan Agama Kabupaten Malang, tanggal 07 Maret 2016
-
93
“permohonan peninjauan kembali tidak menangguhan atau menghentikan
pelaksanaan putusan Pengadilan”
Pasal 66 ayat (2) tersebut jelas mudah dipahami sehingga tidak
mengandung kesulitan dan penafsiran. Pasal ini menegaskan,
permohonan peninjauan kembali tidak dapat dijadikan alasan
menangguhkan atau menghentikan eksekusi.
2) Karena obyek sengketa dalam perkara ini merupakan obyek
kewarisan, maka Pengadilan Agama Kabupaten Malang menunjuk
lembaga lelang, serta lembaga lelang menunjuk apresier bertugas
sebagai penilai terhadap objek lelang.
Bahwa dalam pelaksanaan lelang untuk melakukan eksekusi
Ketua Pengadilan Agama memimpin langsung memimpin eksekusi,
sekaligus dapat menjadi sebagai penjual objek lelang, Proses lelang
sendiri diatur dengan undang-undang tersendiri dan peraturan
pelaksanaanya dituangkan dalam Instruksi Presiden, Keputusan Mentri
Keuangan, dan Keputusan Jendral Pajak, peraturan pokok lelang
meliputi:
a) Peraturan Lelang (VendurReglemen) L.N.1908 No. 189 yang telah
diubah dengan L.N. 1940 No. 56
b) Instuksi Lelang (VendurReglemen) L.N. 1840 No. 190 yaitu bagi
pejabat yang ditugaskan melaksanakan peraturan tentang lelang.
c) Peraturan pemungutan bea lelang untuk pelelangan dan penjualan
umum.
-
94
d) Keputusan Menteri Keuangan tanggal 3 Juli 1972 No. 476/ 1972
tentang tata cara penerimaan pungutan-pungutan oleh kantor lelang
negara.
e) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang
petunjuk pelaksanaan lelang.
f) Peraturan menteri Keuangan RI No. 106/PMK.06/2013 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
93/PMK.06/2010 tentang petunjuk pelaksanaan lelang.
3) Kurang berminatnya masyarakat umum terhadap obyek lelang
untuk membelinya.
Bahwa dalam pelaksanaan eksekusi pihak Pengadilan
Agama Kabupaten Malang telah menunjuk lembaga lelang negara dan
telah melelang obyek harta warisan yang disengketakan tersebut kepada
masyarakat umum, namum dalam prakteknya masyarakat umum masih
berpikiran bahwa obyek sengketa tersebut merupakan obyek sengketa,
hal ini yang membuat terhambatnya penjualang obyek sengketa harta
warisan tersebut.
4) Masih kurangnya kesadaran hukum dari pihak Tergugat untuk
melaksanakan Putusan secara sukarela.
Bahwa masih kurang sadarnya pihak Tergugat yang
dikalahkan dalam proses Peradilan untuk melaksanakan isi putusan yang
telah berkekuatan hukum tetap secara sukarela, membuat Pengadilan
Agama Kabupaten Malang melakukan langkah-langkah agar isi Putusan
-
95
tersebut dapat dilaksanakan, mengingat bahwa Penggugat atau pihak
yang dimenangkan telah mengajukan surat permohonan eksekusi untuk
harta warisan.
5) Dalam pelaksanaan lelang pihak Tergugat masih menempati obyek
sengketa yang akan di eksekusi.43
Dalam perkara ini beberapa hambatan yang di temui oleh
Pengadilan Agama dalam melaksanakan proses eksekusi. Bahwa seperti
apa yang telah dipaparkan oleh Bapak Akhmad Muzaeri, S.H Panitera
Sekertaris Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Yang paling utama
adalah kurang pahamnya masyarakat tentang objek eksekusi yang telah
melalui proses persidangan dan telah berkekuatan hukum tetap, serta
diperkuat dengan adanya lelang oleh lembaga lelang, masyarakat
beranggapan bahwa obyek sengketa tersebut akan mempersulit mereka
apabila membelinya.
Dalam pelaksanaan eksekusi yang dilakukan oleh Pengadilan
Agama Kabupaten malang terhadap objek sengketa yakni toko arofah di
Jl. Ahmad Yani No. 57, Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen,
Kabupaten Malang. Yang menjadi penghambat eksekusi yang dilakukan
pada toko arofah adalah :
Dalam pelaksanaan eksekusi yang dilakukan pada toko arofah kami sebagai pejabat yang ditunjuk sebagai pelaksana eksekusi mengalami hambatan, yaitu pada saat eksekusi pihak tereksekusi yaitu H. Faisol masih bersikukuh untuk menguasai obyek tersebut, dengan cara ia
43 Wawancara terhadap Bapak Akhmad Muzaeri, S.H Panitera Sekertaris Pengadilan Agama Kabupaten Malang, tanggal 07 Maret 2016
-
96
mencoba menghalang-halangi jurusita yang ditunjuk untuk melaksanakan eksekusi.44
Dalam pelaksaan eksekusi Pengadilan Agama Kabupaten Malang
mendapatkan bantuan dari lembaga lain untuk melaksankan eksekusi
pada saat pihak terkesekusi mencoba menghalang-halangi jurusita
melaksanakan eksekusi :
Pada saat eksekusi tersebut dilaksanakan kami (Pengadilan Agama Kabupaten Malang) meminta bantuan kepada personil keamanan kepada polsek setempat, dan diterjunkan kurang lebih 10 orang personil kepolisian.45
Beberapa Obyek sengketa lain juga dilakukan eksekusi, seperti
halnya yang dilakukan terhadap tokoh arofah:
Untuk beberapa obyek harta warisan yang lain tidak dilakukan eksekusi karena para pihak telah menyerahkan dengan sukarela, dan dibagi menurut putusan Mahkamah Agung Nomor: 356 K/AG/2009.46
Bahwa tindakan yang telah dilakukan oleh Pengadilan Agama
Kabupaten Malang dalam hal ini pelaksanaan eksekusi terhadap harta
warisan yang telah di putuskan perkaranya oleh Mahkamah Agung
dengan Nomor 356 K/AG/2009 telah memenuhi asas eksekusi
berdasarkan pasal 180 HIR/Pasal 191 RBg dan pasal 224 HIR dan pasal
250 RBg. Dan apabila dalam eksekusi pengadilan menemukan hambatan
dan diperlukannya aparat dari lembaga lain untuk mengamankan maka
telah dilakukan pula oleh Pengadilan Agama Kabupaten Malang.
44 Ibid 45 Ibid
46 Wawancara terhadap Bapak Akhmad Muzaeri, S.H Panitera Sekertaris Pengadilan Agama Kabupaten Malang, tanggal 07 Maret 2016