PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA ... · perpustakaan.uns.ac.id...
Transcript of PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA ... · perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DALAM
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)
DI CV. SHOFA MARWAH
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan diajukan untuk
Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum
Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
SHINTA KUMALA SARI
NIM E 0007210
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum ( Skripsi )
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DALAM
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)
DI CV. SHOFA MARWAH
Oleh
SHINTA KUMALA SARI
NIM E 0007210
Disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Penulisan Hukum
(Skripsi) Fakultas Hukkum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lego Karjoko, S.H., M.H
NIP. 196305191988031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN PENGUJI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama: Shinta Kumala Sari
NIM: E 0007210
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA
WAKTU TERTENTU (PKWT) DI CV. SHOFA MARWAH betul-betul karya
sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi
tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti
pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari
penulisan hukum (skripsi) ini.
Surakarta, Juni 2011
Yang membuat pernyataan
Shinta Kumala Sari
NIM E 0007210
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK SHINTA KUMALA SARI. E 0007210, PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) DI CV. SHOFA MARWAH Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan Hukum (Skripsi). 2011.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah perlindungan pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada CV. Shofa Marwah memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penelitian ini memberi saran bagaimana seharusnya mengenai 3 (tiga) peristiwa konkrit atau fakta hukum yaitu mengenai jenis pekerjaan yang menjadi obyek perjanjian, jangka waktu perjanjian kerja dan apakah hak-hak pekerja sudah mendapat perlindungan hukum di CV. Shofa Marwah.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat preskriptif dengan pendekatan perundang-undangan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, serta bahan hukum tersier atau penunjang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari data sekunder. Analisis data yang dipergunakan adalah teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode silogisme dan intepretasi dengan menggunakan pola berpikir deduktif.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian ini diperoleh simpulan sebagai berikut. Pertama, jenis pekerjaan yang menjadi objek dalam perjanjian kerja waktu tertentu di CV.Shofa Marwah tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, jangka waktu perjanjian kerja waktu tertentu di CV. Shofa Marwah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketiga, sebagian perlindungan pekerja pada CV. Shofa Marwah tidak sesuai dengan perundang-undangan yang ada. Peraturan perundang-undangan yang terkait yaitu Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-100/MEN/X/2004 yang mengatur tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Kata kunci : perlindungan pekerja waktu tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT SHINTA KUMALA SARI. E 0007210, LAW PROTECTION FOR THE LABOR IN CERTAIN TIME WORK AGREEMENT IN CV. SHOFA MARWAH Law Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. Thesis. 2011.
The objective of research is to find out whether or not the labor protection
in Certain Time Work Agreement in CV. Shofa Marwah meets the enacted legislation. This research recommends about how should be happen with 3 (three) concrete events or law fact including the type of work to be the object of agreement, duration of work agreement and whether or not the worker rights have received law protection in CV. Shofa Marwah.
This study belongs to a normative law research that is prescriptive in nature using statutory approach. The type of data used was secondary data deriving from the primary, secondary and tertiary or supporting law materials. Technique of collecting data used in this research was the library study, the one by studying the secondary data. The data analysis techniques used was syllogism and interpretation methods using deductive thinking pattern.
Considering the discussion of research result, it can be concluded as follows. Firstly, the type of work becoming object in certain work agreement in CV. Shofa Marwah is not consistent with the enacted legislation. Secondly, the duration of certain time work agreement in CV. Shofa Marwah has been consistent with the legislation enacted. Thirdly, some labor protections in CV. Shofa Marwah are not consistent with the existing legislation. The related legislations include the Act Number 13 of 2003 and the Manpower and Transmigration Minister’s Decree Number KEP-100/MEN/X/2004 governing about the Provision of Certain Time Work Agreement Implementation.
Keywords: certain time labor protection
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas limpahan kasih, pertolongan dan karunianyaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum (Skripsi) dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) DI CV. SHOFA MARWAH”. Penulisan Hukum ini merupakan salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana di bidang ilmu hukum di bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulisan Hukkum (Skripsi) ini tak lepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, memotivasi dan
mendoakan sehingga penulisan hukum ini dapat selesai, yaitu kepada :
1. Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Pius Triwahyudi, S.H., M.Si., selaku ketua Bagian Hukum Administrasi
Negara yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyelesaikan
penulisan hukum.
3. Lego Karjoko, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing Penulisan Hukum
(Skripsi) yang telah memberikan bantuan, bimbingan, masukan dan
motivasi kepada penulis dalam penyusunan penulisan hukum (skripsi) ini.
4. Th. Kussunaryatun, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta, atas bantuan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis
selama masa perkuliahan.
6. Kedua Orang tua Penulis, yaitu Bapak Sunarto, Ibu Susi Nurhayati, B.A.,
yang tak pernah lelah memberikan doa, perhatian, nilai-nilai kehidupan,
motivasi dan kasih kepada Penulis.
7. Kakak Penulis Faisal Hermawan, saudara kembar Penulis Alfian Hafid,
dan adik Penulis Farrel Arya Putra.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
8. Semua teman-teman penulis, Nurul Dwita Sari dan Sari Tyaswikaning Aji.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam
Penulisan Hukum (Skripsi) ini.
Penulis menyadari bahwa Penulisan Hukum ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
Shinta Kumala Sari NIM. E0007210
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
PERNYATAAN............................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACK..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
E. Metode Penelitian ....................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan Hukum .................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori ........................................................................... 11
1. Tinjauan Umum Tentang Konsepsi Perlindungan pekerja ... 11
a. Perlindungan bagi perempuan ......................................... 14
b. Perlindungan waktu kerja ................................................ 15
c. Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .. 18
d. Pengupahan .................................................................... 19
e. Kesejahteraan/ Jaminan Sosial Tenaga Kerja ............... 24
2. Tinjauan Umum Tentang Hubungan Kerja .......................... 25
a. Pengertian Hubungan Kerja ........................................... 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
b. Pengertian Perjanjian Kerja ........................................... 26
3. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu . 29
a. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu .................. 29
b. Syarat-syarat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ............ 31
B. Kerangka Pemikiran .................................................................... 33
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Tentang Perusahaan Pengadaan Barang dan
Jasa CV. Shofa Marwah .............................................................. 36
B. Jenis Pekerjaan yang Menjadi Obyek Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu di Perusahaan Pengadaan barang dan jasa CV. Shofa
Marwah ....................................................................................... 38
C. Jangka Waktu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di Perusahaan
Pengadaan barang dan jasa CV. Shofa Marwah ......................... 43
D. Pemenuhan Hak-hak Pekerja di Perusahaan Pengadaan barang
dan jasa CV. Shofa Marwah ....................................................... 43
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 55
B. Saran............................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Kerangka Pemikiran ....................................................... 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak di dunia. Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 Negara Republik
Indonesia, tujuan bangsa Indonesia diantaranya adalah melindungi segenap
bangsa Indonesian dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam rangka
mewujudkan tujuan Negara, terutama untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mewujudkan masyarakat yang lebih makmur maka Negara menjalankan
pembangunan nasional.
Pembangunan merupakan upaya yang diarahkan untuk memperoleh taraf
hidup yang lebih baik. ( N.H.T Siahaan, 2004: 19 ). Pembangunan merupakan
sarana bagi mencapai kesejahteraan manusia. Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang
Dasar 1945 berisi tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. Sebagai wujud realisasi Pasal tersebut maka
pemerintah membentuk Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menyatakan, Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan setelah selesainya masa
hubungan kerja. Tenaga kerja adalah objek, yaitu setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa, untuk kebutuhan
sendiri dan orang lain. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain
dengan menerima upah berupa uang atau imbalan dalam bentuk lain. Pemberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kerja adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mempekerjakan orang
lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Setiap perusahaan yang membutuhkan pekerja memberikan syarat-syarat
yang cukup sulit untuk dipenuhi oleh calon pekerja yang mengajukan lamaran.
Perusahaan-perusahaan berusaha untuk mendapatkan hasil maksimal dalam
memajukan keefektivitasan perusahaan. Hal ini mereka lakukan salah satunya
dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Tingginya kualitas
sumber daya manusia dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan yang dapat
dihasilkan.
Di era globalisasi dan persaingan bisnis yang ketat saat ini, perusahaan
dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja usahanya melalui pengelolaan
organiasai yang efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
dengan memperkerjakan tenaga kerja seminimal mungkin untuk dapat memberi
kontribusi maksimal sesuai dengan tuntutan perusahaan. Untuk itu perusahaan
berupaya fokus menangani pekerjaan dan mendaya gunakan tenaga pekerja
kontrak dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) terkadang melanggar
akan pemenuhan hak-hak pekerja yang biasa disebut dengan pekerja kontrak. Hal
ini disebabkan karena pekerja kontrak ada pada pihak yang lemah. Hubungan
kerja PKWT dilaksanakan berdasarkan suatu perjanjian yang dibuat secara tertulis
akan tetapi yang sering terjadi adalah perjanjian antara pekerja dengan perusahaan
dengan lisan yang dianggap remeh oleh pekerja. Sesuai dengan syarat-syarat
perjanjian kerja yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yaitu pada Pasal 51-54 terdapat ketentuan bahwa dalam
membuat surat perjanjian haruslah ada itikad baik yang melandasi setiap
perjanjian sehingga isi perjanjian kerja tersebut mencerminkan adanya
keseimbangan antara hak dan kewajiban masing-masing pihak. Dalam praktek
pelaksanaan pendaya gunaan pekerja berdasar Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
lebih merugikan pihak pekerja seperti misal pengajuan target-target pekerjaan
yang sulit untuk dicapai oleh pekerja, ketidak adanya pesangon, upah yang kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dari UMK, ketidak dapatannya pekerja untuk ikut serta dalam serikat pekerja
dikarenakan status pekerjaannya sebagai pekerja tidak tetap.
Dalam peraturan perundang-undangan, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
sudah diatur pada Pasal 50-59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Peraturan pelaksanaannya diatur dalam Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-100/MEN/X/2004 yang mengatur
tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Praktek
pelaksanaan PKWT banyak terjadi penyimpangan dari perusahaan, terutama
dalam pemenuhan perlindungan hukum bagi pekerja tidak tetap atau pekerja
kontrak yang seharusnya memenuhi kriteria-kriteria yang telah disebutkan dalam
perundang-undangan sebagai landasan hukum. Penyimpangan ini tidak ditanggapi
serius oleh para pengusaha. Hal ini menjadi bukti bahwa hukum dapat dikalahkan
dengan kepentingan perekonomian.
Berdasarkan dengan uraian di atas maka penting untuk dilakukannya kajian
lebih mendalam akan seluk beluk akan perlindungan pekerja yang berdasar
Perjanjian Waktu Tertentu sehingga dapat dimengerti benar akan hak-hak dan
kewajiban apa saja yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam
kegiatan hubungan kerja berdasarkan perjanjian kerja khususnya yang terdapat
dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di CV. Shofa Marwah. Oleh karena itu
penulis memilih judul : “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA
DALAM PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) DI CV.
SHOFA MARWAH”
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah diperlukan guna identifikasi dan spesifikasi
permasalahan yang hendak diteliti dan dibahas agar masalah menjadi jelas dan
terarah serta dapat mencapai sasaran yang diinginkan, sehingga memudahkan
dalam penyusunan dan pencarian data-data guna menghasilkan Penelitian skripsi
yang baik. Dari uraiian tersebut, maka dalam penulisan hukum ini dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1.Apakah jenis pekerjaan yang menjadi objek dalam Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu di CV. Shofa Marwah sudah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku?
2.Apakah jangka waktu dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di CV. Shofa
Marwah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku?
3.Apakah pemenuhan hak-hak pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di
CV. Shofa Marwah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis melalui penulisan ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Tujuan Obyektif
Tujuan obyektif penelitian hukum ini antara lain :
a.Kesesuaian akan jenis pekerjaan yang menjadi objek dalam Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu di CV. Shofa Marwah terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b.Kesesuaian akan jangka waktu dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di
CV. Shofa Marwah terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c.Kesesuaian akan pemenuhan hak-hak pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu di CV. Shofa Marwah terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk memperluas, mengembangkan, dan menambah pengetahuan serta
pengalaman dan pemahaman aspek hukum dalam teori maupun praktek di
lapangan.
b. Memberikan informasi, gambaran, serta sumbangan ilmu pengetahuan
hukum tentang perlindungan hukum pekerja kontrak.
c. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar Strata 1
(S1) dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian hukum ini Penulis mengharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, yaitu bagi penulis,
pembaca, dan pihak-pihak yang terkait dengan topik utama penelitian ini. Adapun
manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah khasanah kepustakaan di bidang ilmu pengetahuan yaitu
dalam ilmu hukum pada umumnya dan hukum administrasi Negara pada
khususnya yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap pekerja
kontrak;
b. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
referensi karya ilmiah yang bertujuan untuk dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan hukum ketenagakerjaan;
2. Manfaat Praktis
a. Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan langsung dengan Penelitian ini khususnya untuk pekerja
kontrak dalam mengetahui lebih lanjut akan hak-hak dan kewajiban apa
saja yang harus dipahami betul;
b. Dapat dipergunakan untuk memberikan jawaban praktis mengenai
permasalahan-permasalahan yang timbul dalam hubungan kerja
berdasarkan kontrak;
E. Metode Penelitian
Penelitian hukum menurut Peter Mahmud Marzuki adalah suatu proses
untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin
hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Hasil yang akan diperoleh
dalam Penelitian hukum adalah argumentasi, teori atau konsep baru yang
digunakan sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Peter
Mahmud Marzuki, 2005:35).
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang penullis guanakan dalam penelitian ini adalah
penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan, yaitu
penelitian yang dilakukan dengan mempelajari bahan-bahan kepustakaan atau
disebut juga data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Bahan-bahan hukum disusun
secara sistematis dan juga dikaji untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan
atas apa yang telah diperoleh.
2. Sifat Penelitian
Penelitian hukum ini bersifat preskriptif dan terapan. Ilmu yang bersifat
preskriptif yaitu ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan,
validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum
(Peter Mahmud Marzuki, 2005:22). Ilmu hukum sebagai ilmu terapan,
preskripsi yang diberikan dalam Penelitian hukum harus dapat dan mungkin
untuk diterapkan. Preskripsi yang diberikan bukan merupakan sesuatu yang
telah diterapkan atau yang sudah ada. Hasil Penelitian hukum bukan asas
hukum yang baru atau teori yang baru tapi dapat berupa argumentasi yang
baru (Peter Mahmud Marzuki, 2005:206).
3. Pendekatan Penelitian
Menurut Peter Mahmud Marzuki pendekatan (approach) yang
digunakan dalam suatu Penelitian normatif dibagi dalam beberapa
pendekatan. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam Penelitian hukum
normatif adalah pendekatan Undang-Undang (statute approach), pendekatan
kasus (case approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan
komparatif (comparative approach), dan pendekatan konseptual (conceptual
approach) (Peter Mahmud Marzuki, 2008:93).
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perUndang-Undangan
(statute approach). Pendekatan perUndang-Undangan mengkaji suatu
permasalahan/isu hukum dengan menggunakan undang-undang sebagai
acuan dengan memperhatikan asas-asas dalam peraturan perundang-
undangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4. Jenis Data
Dalam penelitian hukum normatif ini yang digunakan yaitu data
sekunder. Data sekunder adalah data yang merupakan bahan kepustakaan
berupa buku-buku, jurnal, arsip-arsip, dan sumber-sumber tertulis lainnya
yang memuat keterangan yang diperlukan.
5. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder, dan bahan hukum tersier. Sumber penelitian yang penulis gunakan
dalam penulisan hukum ini yaitu:
a. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer dapat terdiri dari peraturan perundang-
undangan, catatan resmi, risalah pembuatan peraturan perundang-
undangan, serta putusan hakim yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
Bahan hukum primer yang digunakan dalam penulisan hukum
normatif ini, antara lain adalah sebagai berikut :
1) Peraturan Dasar yang digunakan, yaitu Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Peraturan Perundang-undangan yang digunakan, yaitu Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2000 Tentang
SerikatPekerja/Serikat Buruh; Peraturan pelaksanaannya diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-
100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian kerja
Waktu Tertentu.
3) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder merupakan publikasi tentang hukum yang
bukan merupakan dokumen-dokumen resmi (Peter Mahmud Marzuki,
2005:41). Bahan hukum sekunder berupa buku-buku, jurnal hukum,
pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, yurisprudensi, artikel media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
massa dan internet, serta bahan lain yang terdapat keterkaitan dengan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
c. Bahan hukum tersier.
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberi petunjuk
atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
yaitu dapat berupa Kamus Hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kamus hukum, dan ensiklopedia.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian hukum ini
adalah studi kepustakaan, yaitu dengan cara pengumpulan data yang relevan
dan dilanjutkan dengan melalui membaca, mempelajari, mengkaji, serta
menganalisis bahan-bahan dari peraturan perundang-undangan, buku-buku,
jurnal hukum, skripsi, makalah, serta artikel media massa baik dari media
cetak maupun dari internet.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan tahap lanjutan untuk memperoleh hasil
Penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode silogisme dan intepretasi dengan menggunakan pola berpikir
deduktif. Pola berpikir deduktif yaitu berpangkal dari prinsip-prinsip dasar
untuk kemudian memberikan objek yang akan diteliti. Sedangkan metode
silogisme yang menggunakan pendekatan deduktif menurut Aristoteles
berpangkal dari pengajuan premis mayor. Kemudian diajukan premis minor,
dari kedua premis ini kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conclusion
(Peter Mahmud Marzuki, 2005:46).
Peter Mahmud membedakan interpretasi menjadi beberapa macam,
yaitu interpretasi berdasar kehendak pembentuk Undang-Undang, interpretasi
sistematis, interpretasi historis, interpretasi teologis, interpretasi antisipatoris,
dan interpretasi modern (Peter Mahmud Marzuki, 2005:106-107).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode interpretasi antara
lain adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a. Interpretasi berdasarkan kata undang-undang.
Interpretasi ini berdasarkan kata-kata yang terdapat dalam undang-
undang. Interpretasi ini akan dapat dilakukan terhadap kata-kata dalam
undang-undang yang singkat, padat, tajam, dan akurat mengenai apa
yang dimaksud oleh undang-undang tersebut dan tidak mengandung kata
yang multi tafsir atau arti yang bermacam-macam. Hal ini sesuai dengan
karakteristik dari undang-undang sebagai perintah maupun larangan
(Peter Mahmud Marzuki, 2005:112).
b. Interpretasi sistematis.
Interpretasi yang menilik keterkaitan antara Undang-Undang yang
satu dengan peraturan perundang-undangan yang lain yang memiliki
hubungan saling ketergantungan asas yang mendasarinya satu sama lain.
Landasan pemikiran interpretasi sistematis adalah undang-undang
merupakan suatu kesatuan dan tidak satupun ketentuan dalam Undang-
Undang merupakan aturan yang berdiri sendiri (Peter Mahmud Marzuki,
2005:112).
F. Sistematika Penulisan Hukum
Sistematika penulisan dalam Penulisan Hukum hukum ini disajikan untuk
memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai sistematika penulisan hukum
sebagai karya ilmiah yang disesuaikan dengan kaidah-kaidah baku penuisan suatu
karya ilmiah. Penulisan hukum ini terdiri dari 4 bab, yaitu Pendahuluan, Tinjauan
Pustaka, Pembahasan, dan Penutup disertakan pula Daftar Pustaka yang
dilengkapi dengan lampiran-lampiran dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I merupakan bab pendahuluan yang menyajikan latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan hukum, menfaat penulisan
hukum, metode penulisan hukum, dan sistematika penulisan hukum.
Bab II merupakan bab tinjauan pustaka memberikan penjelasan
secara teoritik yang bersumber dari sumber kepustakaan yang digunakan
oleh penulis dan doktrin ilmu hukum yang dianut secara universal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
mengenai persoalan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti oleh
penulis. Tinjauan pustaka dibagi menjadi dua (2), yaitu:
1.Kerangka Teori, yang berisikan tinjauan mengenai perlindungan pekerja
yang berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu.
2.Kerangka pemikiran, yang berisikan gambar alur berpikir dari penulis
berupa konsep yang akan dibahas dalam penulisan hukum ini.
Bab III merupakan bab pembahasan yang berisi tentang hasil
penulisan hukum dan pembahasan ini merupakan titik temu dari suatu
kaidah perundang-undangan yang berlaku dan keadaan atau realitas yang
terjadi disuatu wilayah dan/atau permasalahan tertentu. Oleh karena itu
dalam bab ini penulis akan membahas pokok permasalahan, yaitu, jenis
pekerjaan yang menjadi objek dari perjanjian kerja waktu tertentu di CV.
Shofa Marwah, jangka waktu perjanjian kerja waktu tertentu di CV.Shofa
Marwah dan perlindungan hukum pekerja berdasar perjanjian kerja waktu
tertentu di CV. Shofa Marwah.
Bab IV merupakan penutup, yang mana pada ada bab ini, penulis
menyimpulkan hasil penulisan hukum dan pembahasan serta memberikan
saran-saran sebagai evaluasi terutama terhadap temuan-temuan selama
penulisan hukum yang menurut penulis memerlukan perbaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan umum tentang Konsepsi Perlindungan Pekerja
Menurut Imam Soepomo perlindungan pekerja terdapat adanya
pemisahan perlindungan terhadap pemerasan perlindungan sosial atau
perlindungan buruh dalam arti sempit (protection) dan perlindungan terhadap
bahaya kecelakaan sebagai perlindungan teknis atau perlindungan keselamatan
kerja yang disingkat keselamatan kerja (safety). Perlindungan dalam arti kata
sempit adalah penjagaan yang layak untuk kemanusiaan yang mana ditujukan
tidak hanya untuk majikan/pengusaha tapi juga kepada buruh/ pekerja itu
sendiri (Imam Soepomo, 1968 : 115).
Menurut Sendjun Manulang, S.H tenaga kerja memiliki peran penting
bagi pembangunan, sehingga sudah wajar jika diadakannya perlindungan
hukum bagi pekerja melalui perlindungan, pemeliharaan, dan pengembangan
terhadap kesejahteraannya (Sendjun H. Manulang, 1987 : 129).
Rachmad Budiono S.H., M.H perlindungan pekerja erat kaitannya
dengan peraturan kesehatan kerja yang berisi aturan-aturan dan usaha-usaha
untuk menjaga buruh/pekerja dari kejadian yang dapat merugikan kesehataan
kesesuaian dalam melaksanakan hubungan kerja. Sehingga dapat dimengerti
bahwa bidang kesehatan kerja memberi perlindungan buruh/pekerja dalam arti
kata sempit (Rachmad Budiono, 1995 : 188).
Pendapat para ahli yang memberikan gambaran akan apa yang
dimaksud dengan perlindungan pekerja dapat dimengerti bahwa perlindungan
pekerja ditujukan bukan hanya untuk pengusaha saja atua pekerja saja akan
tetapi untuk semua pihak yang terkait dalam suatu hubungan kerja.
The employment contract is the outcome of a transaction wich
encompasses both the entitltments and the obligations of thr employee. In the
contemporary context it is easy to forget that collective bargaining may
regulate not only entitlements such us pay and fringe benefits, but also the
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
obligations placed on employees as workloads and job descriptions.
Bargaining aver work obligations is bargaining over the control of work. We
turn to a thirty year historical perspective to underfine how the regulation of
this aspect of the employment contract has changed (William Brown, 2000 :
7).
Kontrak kerja adalah hasil dari suatu transaksi yang meliputi hak dan
kewajiban karyawan. Dalam konteks kontemporer perundingan bersama dapat
mengatur tidak hanya hak-hak seperti kita membayar dan tunjangan, tetapi
juga kewajiban ditempatkan pada karyawan sebagai beban kerja dan deskripsi
pekerjaan. Kewajiban membuktikan Perundingan kerja adalah tawar-menawar
atas kontrol pekerjaan. Kita beralih ke perspektif sejarah tiga puluh tahun atas
bagaimana pengaturan aspek kontrak kerja telah berubah (William Brown,
2000 : 7).
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dalam penulisan hukum yang ditulis
oleh Romy yang berjudul Pengaturan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dari
Perspektif Kepastian Hukum dan Prospeknya ke Depan, menyatakan (Romy,
2009: 8):
Perjanjian Kerja Waktu Terakhir sebagai salah satu wujud konkrit
konsep fleksibilitas ketenagakerjaan merupakan produk hukum liberal yang
menghendaki terwujudnya keseimbangan posisi (bargaining position) antara
pengusaha (majikan) dengan pekerja. Dihapuskannya peran serta negara
dalam dunia ketenagakerjaan merupakan sasaran akhir yang dituju oleh
konsep ini.
One of the most significant failures of the law governing unions and
collective bargaining is the catastrophic underenforcement of the statutory
right of employees to bargain. About half of all newly certified or recognized
unions are not able to persuade the employer to agree to a collective
bargaining agreement (Catherine Fisk, 2010 : 2)
Salah satu kegagalan yang paling signifikan dari hukum yang mengatur
serikat pekerja dan perundingan bersama adalah pengaturan hak hukum
karyawan untuk menawar. Sekitar setengah dari semua serikat baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
disertifikasi atau diakui tidak mampu membujuk majikan untuk menyetujui
kesepakatan tawar-menawar kolektif (Catherine Fisk, 2010: 2)
The point is that a contribution like the good governance fee could be
used to help improve a struggling legal system as well as a significant
percentage of the population. And, if such a fee is directed towards particular
projects (like increasing the number of judges and courtrooms), the effects
could directly serve the interests of the foreign investors themselves. The
critical question is whether the Americans engaged in outsourcing would
agree to this proposal. Recall that at least in terms of legal outsourcing
companies, firms like Intellevate are free from any tax obligations for the next
several years (Jayanth K. Krishnan, 2006:45).
Intinya adalah bahwa kontribusi seperti biaya tata pemerintahan yang
baik dapat digunakan untuk membantu memperbaiki sistem hukum berjuang
serta persentase yang signifikan dari populasi. Dan, jika seperti biaya
diarahkan proyek-proyek tertentu (seperti meningkatkan jumlah hakim dan
ruang sidang), efek langsung dapat melayani kepentingan investor asing
sendiri. Pertanyaan kritis adalah apakah Amerika terlibat dalam outsourcing
akan setuju dengan proposal ini. Ingat bahwa setidaknya dalam hal
outsourcing perusahaan hukum, perusahaan seperti Intellevate bebas dari
segala kewajiban pajak untuk beberapa tahun ke depan (Jayanth K. Krishnan,
2006:45).
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
memberikan batasan-batasan perlindungan hukum bagi pekerja. Perlindungan
hukum bagi pekerja dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan meliputi perlindungan bagi penyandang cacat, perlindungan
bagi pekerja anak, perlindungan bagi perempuan, perlindungan waktu kerja,
Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pengupahan,
Kesejahteraan/Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Program Jamsostek).
Perlindungan pekerja dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan yang terkait
dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara lain sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
a. Perlindungan bagi Perempuan
Pekerjaan wanita/perempuan di malam hari diatur dalam Pasal 76
merangkan bahwa pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18
(delapan belas) Tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai
pukul 07.00. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh
perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi
kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya, apabila
bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00. Pengusaha yang
mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai
dengan pukul 07.00 wajib:
1) memberikan makanan dan minuman bergizi; dan
2) menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.
Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi
pekerja/buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul
23.00 sampai dengan pukul 05.00.
Untuk pekerja wanita, terdapat beberapa hak khusus sesuai dengan
kodrat kewanitaannya, yaitu :
1) Pekerja wanita yang mengambil cuti haid tidak wajib bekerja pada hari
pertama dan kedua (Pasal 81 ayat (1))
2) Pekerja wanita berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum
saatnya melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut
perhitungan dokter kandungan/bidan (Pasal 82 ayat (1))
3) Pekerja wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak
memperoleh istirahat 1,5 bulan sesuai ketentuan dokter
kandungan/bidan (Pasal 82 (2))
4) Pekerja wanita yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan
sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan
selama waktu kerja (Pasal 83)
5) Pekerja wanita yang mengambil cuti hamil berhak mendapat upah
penuh (Pasal 84)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Perlindungan Waktu Kerja
Ketentuan mengenai perlindungan waktu kerja diatur dalam
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal
77-85. Dalam Pasal 77 ayat (1), setiap pengusaha wajib melaksanakan
ketentuan waktu kerja. Selanjutnya menurut ayat 2 waktu kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
1) 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
2) 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak
berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu yang mana diatur dengan
Keputusan Menteri. Menurut Pasal 78 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan, pengusaha yang mempekerjakan
pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
77 ayat (2) harus memenuhi syarat:
1) ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan; dan
2) waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam
dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
Menurut Pasal 78 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan, pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
membayar upah kerja lembur. Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf b tidak berlaku bagi sektor usaha atau
pekerjaan tertentu. Ketentuan mengenai waktu kerja lembur dan upah
kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur
dengan Keputusan Menteri.
Dalam ketentuan Pasal 79 ayat (1) pengusaha wajib memberi waktu
istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh. Pada ayat (2) waktu istirahat dan
cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah
bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut
tidak termasuk jam kerja;
1) istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu;
2) cuti Tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah
pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan
secara terus menerus; dan
3) istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan
pada Tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi
pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) Tahun secara terus-
menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh
tersebut tidak berhak lagi atas istirahat Tahunannya dalam 2 (dua)
Tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa
kerja 6 (enam) Tahun.
Menurut Pasal 79 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan pelaksanaan waktu istirahat Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c diatur dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Pada Pasal
79 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan hak istirahat panjang sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) huruf d hanya berlaku bagi pekerja/buruh yang bekerja pada
perusahaan tertentu. Perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pada Pasal 80 pengusaha wajib memberikan kesempatan yang
secukupnya kepada pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang
diwajibkan oleh agamanya.
Pasal 81, pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid
merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib
bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. Pada Pasal 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.
Setiap pekerja/buruh yang menggunakan hak waktu istirahat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 yang menjelaskan bahwa setiap
pekerja/buruh yang menggunakan hak waktu istirahat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 79 ayat (2) huruf b, c, dan d, Pasal 80, dan Pasal
82 yang mana pada Pasal 79 ayat (2) huruf b menjelaskan bahwa
istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu. Pasal 79 ayat (2) huruf c yaitu cuti tahunan, sekurang-
kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang
bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus
dan pada Pasal 79 ayat (2) huruf d yaitu istirahat panjang sekurang-
kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan
kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh yang telah
bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada perusahaan
yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi
atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya
berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun. Pada Pasal
80 menjelaskan bahwa pengusaha wajib memberikan kesempatan yang
secukupnya kepada pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang
diwajibkan oleh agamanya, serta pada Pasal 82 ayat (1) dan (2) yang
menjelaskan pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat
selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan
1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan
dokter kandungan atau bidan serta pekerja/buruh perempuan yang
mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5
(satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
kandungan atau bidan. Pada pasal yang dicantumkan dalam Pasal 84
tersebut diatas berhak untuk mendaptkan upah penuh.
Pasal 85 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan ayat (1) pekerja/buruh tidak wajib bekerja pada hari-
hari libur resmi. Pada Pasal 85 ayat (2) pengusaha dapat
mempekerjakan pekerja/buruh untuk bekerja pada hari-hari libur resmi
apabila jenis dan sifat pekerjaan tersebut harus dilaksanakan atau
dijalankan secara terus menerus atau pada keadaan lain berdasarkan
kesepakatan antara pekerja/buruh dengan pengusaha. Pasal 85 ayat (3)
menjelaskan bahwa pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
yang melakukan pekerjaan pada hari libur resmi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) wajib membayar upah kerja lembur.
Ketentuan mengenai jenis dan sifat pekerjaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.
c. Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Dalam Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak
untuk memperoleh perlindungan atas:
1) keselamatan dan kesehatan kerja;
2) moral dan kesusilaan; dan
3) perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
Pasal 86 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa untuk melindungi
keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
manajemen perusahaan. Ketentuan mengenai penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pengaturan keselamatan kerja juga terdapat dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Dalam
Undang-Undang Keselamatan Kerja mewajibkan bagi pengusaha
untuk mencegah adanya kecelakaan kerja yang mana dapat terjadi
sewaktu-waktu.
d. Pengupahan
Pada Pasal 1 angka 30 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima
dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha
atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.
Pada Pasal 88 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan bahwa setiap pekerja/buruh berhak
memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Selanjutnya menurut Pasal 88 ayat (2) menjelaskan
bahwa Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerja/buruh.
Pada Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa Upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat terdiri
atas :
1)upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2)upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau
kabupaten/kota;
Selanjutnya menurut Pasal 88 ayat (2) Upah minimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan kepada pencapaian
kebutuhan hidup layak. Menurut Pasal 88 ayat (3) Upah minimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur dengan
memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi
dan/atau Bupati/Walikota. Menurut Pasal 88 ayat (4) menjelaskan
bahwa komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan
hidup layak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Keputusan Menteri.
Pasal 90 ayat (1) Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan pengusaha dilarang membayar upah lebih
rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89.
Selanjutnya menurut Pasal 90 ayat (2) bagi pengusaha yang tidak
mampu membayar upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
89 dapat dilakukan penangguhan. Menurut Pasal 90 ayat (3)
menjelaskan bahwa tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 91 ayat (1) Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa pengaturan pengupahan
yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan pekerja/buruh
atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari
ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku ditamnah dengan ketentuan dalam ayat (2) bahwa dalam
hal kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih rendah atau
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan
tersebut batal demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah
pekerja/buruh menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 92 ayat (1) Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa pengusaha menyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan,
masa kerja, pendidikan, dan kompetensi, pada ayat (2) menambahkan
bahwa pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan
memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas. Pada Pasal
92 ayat (3) Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan ketentuan mengenai struktur dan skala upah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan
Menteri.
Pasal 93 ayat (1) Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa upah tidak dibayar
apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan, ayat (2) menjelaskan
bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku,
dan pengusaha wajib membayar upah apabila :
1)pekerja/buruh sakit termasuk pekerja/buruh perempuan yang sakit
pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat
melakukan pekerjaan;
2)pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah,
menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri
melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak
atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga
dalam satu rumah meninggal dunia;
3)pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang
menjalankan kewajiban terhadap negara;
4)pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena
menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;
5)pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan
tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan
sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari
pengusaha;
6)pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
7)pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas
persetujuan pengusaha; dan
8)pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
Pada Pasal 93 ayat (3) upah yang dibayarkan kepada
pekerja/buruh yang sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
sebagai berikut :
1)untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus)
dari upah;
2)untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima
perseratus) dari upah;
3)untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus)
dari upah; dan
4)untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus)
dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh
pengusaha.
Pada Pasal 93 ayat (4) upah yang dibayarkan kepada
pekerja/buruh yang tidak masuk bekerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b sebagai berikut :
1)pekerja/buruh menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari;
2)menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
3)mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
4)membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
5)isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2
(dua) hari;
6)suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal
dunia, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; dan
7)anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk
selama 1 (satu) hari.
Pada Pasal 93 ayat (5) menjelaskan bahwa pengaturan pelaksanaan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Menurut Pasal 94 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa dalam hal komponen
upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah
pokok sedikit – dikitnya 75 % ( tujuh puluh lima perseratus ) dari
jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.
Menurut Pasal 95 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh
pekerja/buruh karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan
denda. Selanjutnya menurut ayat (2) pengusaha yang karena
kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan
pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu
dari upah pekerja/buruh. Pada ayat (3) menjelaskan bahwa pemerintah
mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau pekerja/buruh,
dalam pembayaran upah. Ditambah dengan penjelasan pada ayat (4)
bahwa dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah
dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang yang
didahulukan pembayarannya.
Menurut Pasal 96 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa tuntutan pembayaran
upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul dari hubungan
kerja menjadi kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 2 (dua)
tahun sejak timbulnya hak.
Menurut Pasal 97 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan memberikan penjelasan tentang ketentuan
mengenai penghasilan yang layak, kebijakan pengupahan, kebutuhan
hidup layak, dan perlindungan pengupahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 88, penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 89, dan pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 95 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah yang telah dijabarkan di atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Menurut Pasal 98 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan ayat (1) bahwa untuk memberikan saran,
pertimbangan, dan merumuskan kebijakan pengupahan yang akan
ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan sistem
pengupahan nasional dibentuk Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi,
dan Kabupaten/Kota. Selanjutnya dalam ayat (2) Keanggotaan Dewan
Pengupahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur
pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh,
perguruan tinggi, dan pakar, ayat (3) Keanggotaan Dewan Pengupahan
tingkat Nasional diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, sedangkan
keanggotaan Dewan Pengupahan Provinsi, Kabupaten/Kota diangkat
dan diberhentikan oleh Gubenur/Bupati/ Walikota. Pada Pasal 98 ayat
(4) ketentuan mengenai tata cara pembentukan, komposisi
keanggotaan, tata cara pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan,
serta tugas dan tata kerja Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Keputusan Presiden.
e. Kesejahteraan/Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Program Jamsostek)
Dalam melindungi kesejahteraan pekerja Negara membuat suatu
program yang disebut dengan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Program
Jamsostek). Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Program Jamsostek)
merupakan suatu program dalam bentuk perlindungan ekonomis dan
perlindungan sosial yang mana memberikan perlindungan dalam
bentuk santunan berupa uang atas berkurangnya penghasilan dan
perlindungan dalam bentuk pelayanan dan perawatan/pengobatan pada
saat seorang pekerja tertimpa risiko-risiko tertentu.
Penyelenggaraan Program Jamsostek diwajibkan bagi pengusaha
yang memiliki tenaga kerja minimal 10 (sepuluh) orang. Program
Jamsostek meliputi Jaminan Kematian, Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.
Jaminan Sosial Tenaga Kerja diatur dalam Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 99. Aturan pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
terdapat pada ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) serta aturan
pelaksanaannya yaitu PP Nomor 14 Tahun 1993, PP No, 64 Tahun
2005 tentang perubahan ke empat atas PP No, 14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Jamsostek.
2. Tinjauan Tentang Hubungan Kerja
a. Pengertian Hubungan Kerja
Sebelum membahas lebih lanjut tentang perjanjian kerja, akan kita
bahas sekilas tentang adanya hubungan kerja. Hubungan kerja menurut
Undang-Undang Nomor13 Tahun 2003 disebutkan yaitu adalah hubungan
antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah (Lalu Husni, 2005:53).
Hubungan kerja menurut Imam Soepomo merupakan suatu hubungan
antara seorang buruh dan seorang majikan , hubungan kerja terjadi setelah ada
perjanjian kerja antara kedua belah pihak. Majikan dan buruh terikat dalam
suatu perjanjian, pekerja bersedia menerima upah dan pengusaha
mempekerjakan buruh atau pekerja dengan memberi upah (Abdul Khakim,
2003:25)
Whimbo Pitoyo menjelaskan bahwa hubungan kerja menurut Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud
dengan hubungan kerja merupakan hubungan antara pengusaha dengan
pekerja berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur-unsur yaitu
(Whimbo Pitoyo, 2010: 7):
1)Pekerjaan
Pekerjaan merupakan objek perjanjian yang menjadi faktor utama
timbulnya perjanjian kerja, maka jika pekerjaan yang dijanjikan tidak ada
maka perjanjian kerja batal demi hukum.
2)Upah
Upah merupakan hak pekerja yang diterima dalam bentuk uang atas suatu
pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3)Perintah
Perintah adalah hak pemberi kerja dan merupakan kewajiban pekerja
untuk dilaksanakan seperti yang diinginkan pengusaha.
Hubungan kerja adalah hubungan yang timbul antara pekerja dengan
pengusaha setelah adanya perjanjian kerja. Suatu hubungan dapat disebut
dengan kerja apabila terdapat perjanjian kerja yang mengikat pihak-pihak
tersebut.
b. Pengertian Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja menurut Imam Soepomo mengenai perjanjian kerja
pada intinya adalah suatu pejanjian yang diadakan oleh satu atau lebih serikat
pekerja yang telah didaftarkan ke Departemen Perburuhan/ketenegakerjaan
dengan seorang atau lebih majikan/pengusaha yang mana terdapat beberapa
syarat ketenagakerjaan yang harus diperhatikan dalam suatu perjanjian
perburuhan/ketenagakerjaan. Perjanjian kerja bukanlah perjanjian Kerja
Bersama atau perjanjian Kerja Kolektif, perjanjian kerja merupakan hasil dari
rundingan antara pihak berkepentingan, yang berisi mendekati keinginan
buruh/pekerja dan majikan/pengusaha, sedangkan peraturan
majikan/pengusaha dalam perjanjian kerja pengusaha tidak dapat memasukkan
apa yang ia kehendaki yang mana dapat merugikan pekerja (Imam Soepomo,
1968:60).
Perjanjian kerja dapat dibuat dengan jangka waktu tertentu. Ada
beberapa kalangan yang berpendapat bahwa keika seseorang sudah menjadi
karyawan tetap, maka tidak perlu perjanjian kerja lagi. Pendapat tersebut
menurut Whimbo Pitoyo keliru karena di dalam perjanjian kerja diatur syarat-
syarat, hak, dan kewajiban kedua belah pihak, baik secara umum maupun
ketentuan khusus. Oleh karena itu perjanjian kerja waktu tertentu sangat perlu
dibuat.
Pengertian perjanjian dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Pasal 1313 yang berbunyi :“Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu atau lebih lainnya”.
Menurut Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
sebagai berikut:“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya”. Perjanjian ini tidak dapat
ditarik kembali, kecuali ada kesepakatan kedua belah pihak atau alasan-alasan
lain oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.
Pembagian perjanjian menurut Pasal 1601 KUH Perdata adalah :
1) Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu ialah suatu perjanjian di
mana 1 (satu) pihak menghendaki dari pihak lainnya agar dilakukan suatu
perjanjian guna mencapai suatu tujuan, untuk itu salah satu pihak bersedia
membayar honorarium atau upah.
2) Perjanjian kerja ialah perjanjian antara seorang buruh dan seorang
majikan, perjanjian mana ditandai dengan ciri adanya suatu upah atau gaji
tertentu yang diperjanjikan dan adanya suatu hubungan diperatas
(dienstverhoeding), di mana pihak majikan berhak memberikan perintah-
perintah yang harus ditaati oleh pihak lain.
3) Perjanjian pemborongan kerja, ialah suatu perjanjian antara pihak yang
satu dan pihak yang lain, di mana pihak yang satu (yang memborongkan
pekerjaan) menghendaki sesuatu hasil pekerjaan yang disanggupi oleh
pihak lain, atas pembayaran suatu uang tertentu sebagai harga
pemborongan.
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1601 a, yang
dimaksud dengan perjanjian kerja yang dalam bahasa Belanda disebut
arbeidsoverencom yaitu:“Suatu perjanjian di mana pihak kesatu ( si buruh),
mengikatkan dirinya untuk di bawah perintah pihak yang lain, si majikan
untuk suatu waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan menerima upah.”
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal
1 angka 14 memberikan pengertian “Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian
antara pekerja/buruh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-
syarat kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak”.
Unsur-unsur yang terdapat dalam suatu perjanjian kerja, antara lain
adalah (Lalu Husni, 2005 : 55) :
1) Adanya unsur work atau pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2) Adanya unsur perintah
3) Adanya upah
Unsur-unsur dari ketentuan Pasal 1 angka 14 UU Nomor 13 Tahun
2003:
1) Subyek hukum perjanjian kerja terdiri dari pekerja/buruh dengan
pengusaha atau pemberi kerja.
2) Obyek perjanjian kerja adalah syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para
pihak.
Unsur- unsur pada ketentuan Pasal 1 angka 15 jo Pasal 50- Pasal 66 UU
Nomor 13 Tahun 2003, yaitu:
1) Subyek hukum perjanjian kerja adalah pengusaha dengan pekerja/buruh.
2) Obyek hukum perjanjian kerja adalah pekerjaan, upah, dan perintah.
Syarat sahnya suatu perjanjian kerja menurut Pasal 52 ayat (1) yang
menjelaskan bahwa perjanjian kerja dibuat atas dasar :
1)kesepakatan kedua belah pihak;
2)kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;
3)adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
4)pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan dan pada ayat (2) diyatakan
bahwa perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku
Membuat suatu perjanjian adalah melakukan suatu hubungan hukum
untuk menyepakati hal-hal yang menjadi objek perjanjian. Dalam perjanjian,
kedua belah pihak akan saling terikat satu sama lain. Perjanjian kerja menjadi
salah satu hal penting dalam melakuka hubungan kerja. Subyek dan obyek
dalam perjanjian kerja terdapat pada ketentuan Pasal 1 angka 14 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Pasal 1 angka 15 UU Nomor 13 Tahun
2003.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Dalam ketentuan Pasal 54 Undang-Undang Nomor13 Tahun 2003,
perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis memuat sekurang-kurangnya :
1) Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha
2) Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja
3) Jabatan atau jenis pekerjaan
4) Tempat pekerjaan
5) Besarnya upah dan cara pembayarannya
6) Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja
7)Mulai dan jangka waktu berlaku perjanjian kerja
8) Tempat, tanggal perjanjian
9) Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja
3. Tinjauan Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
a. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) merupakan suatu bentuk
perjanjian yang didasarkan pada hal-hal tertentu. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam Pasal 56 ayat 2 Undamg-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa perjanjian kerjsa waktu tertentu
didasarkan pada dua hal, yaitu: jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan.
Suatu perjanjian kerja dapat disebut sebagai perjanjian kerja waktu
tertentu jika terdapat ketentuan akan jangka waktu atau selesainya suatu
pekerjaan tertentu.
Berbeda dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Perjanjian kerja untuk
Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) merupakan perjanjian kerja yang tidak
ditentukan waktunya – bersifat tetap dan berlaku untuk selamanya sampai
terjadi PHK. Selain tertulis, PKWTT dapat juga dibuat secara lisan. Jika
PKWTT dibuat secara lisan, maka hubungan kerja yang mengatur mereka
(pengusaha dan kekerja) adalah UU Ketenagakerjaan – Pengusaha dan pekerja
dianggap menyetujui seluruh isi Undang-Undang Ketenagakerjaan sebagai
sumber hubungan hukum kerja mereka. Jika PKWTT dibuat secara lisan maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pengusaha wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerja yang
bersangkutan (http://legalakses.com/?p=134).
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk
pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya
akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu (Pasal 59 ayat 1 Undang-Undang
Ketenagakerjaan):
1)pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
2)pekerjaaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak
terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;
3)pekerjaan yang bersifat musiman; atau
4)pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau
5)produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
Undang-Undang Ketenagakerjaan pada Pasal 59 ayat 4 sampai 6 juga
menjelaskan bahwa perjanjian kerja waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk
pekerjaan tetap dan tidak ada masa percobaan. Pekerjaan yang bersifat tetap
menurut penjelasan Pasal 59 ayat (2) Undang-Undang Ketenagakerjaan adalah
Ayat (2) adalah pekerjaan yang sifatnya terus menerus, tidak terputus-putus,
tidak dibatasi waktu dan merupakan bagian dari suatu proses produksi dalam
satu perusahaan atau pekerjaan yang bukan musiman.
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau
diperbaharui, dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh
diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
Apabila terdapat peerpanjangan perjanjian kerja waktu tertentu tersebut,
paling lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir
telah memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh yang
bersangkutan. Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat
diadakan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari
berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama, pembaruan perjanjian
kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2
(dua) tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dalam Pasal 1 Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-100/MEN/X/2004 yang
mengatur tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
memberi penjelasan bahwa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang selanjutnya
disebut PKWT adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha
untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan
tertentu.
b. Syarat-syarat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Menurut Pasal 57 ayat (1) dinyatakan bahwa perjanjian kerja untuk
waktu tertentu dibuat secara tertulis serta harus menggunakan bahasa
Indonesia dan huruf latin. Selanjutnya menurut ayat (2) perjanjian kerja untuk
waktu tertentu yang dibuat tidak tertulis bertentangan dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sebagai perjanjian kerja
untuk waktu tidak tertentu. Ditambah dengan penjelasan pada ayat (3) yaitu
dalam hal perjanjian kerja dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing,
apabila kemudian terdapat perbedaan penafsiran antara keduanya, maka yang
berlaku perjanjian kerja yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menyatakan bahwa perjanjian kerja untuk waktu tertentu
tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja. Selanjutnya pada ayat
(2) menjelaskan bahwa dalam hal disyaratkan masa percobaan kerja dalam
perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masa percobaan kerja
yang disyaratkan batal demi hukum.
Undang-Undang Ketenagakerjaan Pasal 59 ayat 7 mengatur bahwa
apabila perjanjian kerja tidak memenuhi ketentuan yang telah dijelaskan pada
ayat 1, 2, 4, 5, dan 6 maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak
tertentu (PKWTT) atau pekerja tetap, yang mana pada Pasal 59 Ayat 1
Undang-Undang Ketenagakerjaan terdapat ketentuan bahwa perjanjian kerja
untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu
tertentu, yaitu pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pekerjaaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu
lama dan paling lama 3 (tiga) tahun, pekerjaan yang bersifat musiman, atau
pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
Pasal 59 ayat 2 Undang-Undang Ketenagakerjaan terdapat ketentuan
bahwa perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk
pekerjaan yang bersifat tetap. Berdasarkan ketentuan tersebut perjanjian kerja
waktu tertentu hanya dilakukan untuk pekerjaan yang bukan merupakan
pekerjaan yang terus-menerus dan sekali selesai.
Pasal 59 ayat 4 Undang-Undang Ketenagakerjaan perjanjian kerja waktu
tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk
paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk
jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun. Berdasarkan ketentuan tersebut maka
untuk pekerjaan berdaar perjanjian kerja waktu tertentu maksimal
dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun.
Pasal 59 ayat 5 Undang-Undang Ketenagakerjaan Pengusaha yang
bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu tersebut, paling
lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah
memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh yang
bersangkutan. Jadi, apabila perjanjian kerja diperpanjang setelah 7 (tujuh) hari
sejak perjanjian kerja waktu tertentu berakhir belum memberitahukan
maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan, maka
perpanjangan tersebut tidak dapat diberlakukan.
Pasal 59 ayat 6 Undang-Undang Ketenagakerjaan pembaruan perjanjian
kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah melebihi masa tenggang
waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang
lama, pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1
(satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun. Jadi, apabila perjanjian kerja waktu
tertentu tersebut tidak melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari
setelah berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama dan pembaruan
perjanjian kerja waktu tertentu dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dan melebihi
2 (dua) tahun, maka pembaruan perjanjian kerja tersebut tidak dapat
dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Kerangka Pemikiran
Skema Kerangka Pemikiran
Untuk mempermudah gambaran Penulisan Hukum ini dapat dilihat
dari kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Berfikir
1. UU No. 13 Tahun ttg Ketenagakerjaan
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-100/MEN/X/2004 yang mengatur tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Premis Mayor
Peristiwa hukum
1. Jenis Pekerjaan
2. Jangka Waktu
3. Hak-Hak Pekerja
Premis konklusi :
ada atau tidaknya perlindungan bagi pekerja dalam perjanjian kerja waktu tertentu pada CV.Shofa Marwah
Peristiwa Konkret Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu di CV.
Shofa Marwah
1.Jenis Pekerjaan
2.Jangka Waktu
3.Hak-Hak Pekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Penjelasan Kerangka Pemikiran
Kerangka tersebut memudahkan untuk dapat mengerti alur pemikiran yang
menggambarkan dan menjabarkan serta menemukan jawaban atas permasalahan
hukum yang menjadi perhatian dalam Penulisan Hukum ini yaitu konstruksi
hukum perlindungan pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada CV.
Shofa Marwah.
Untuk menjawab penelitian akan perlindungan pekerja dalam perjanjian
kerja waktu tertentu di CV.Shofa Marwah ini digunakan 2 (dua) premis mayor
yaitu Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-
100/MEN/X/2004 yang mengatur tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu,dengan melihat kesesuaian antara peraturan perungan-undangan
tersebut sebagai acuan atas ketentuan yang harus diberlakukan dalam kegaitan
perusahaan khususnya di CV.Shofa Marwah tersebut.
Penelitian kali ini menggunakan premis minor yang terdiri dari 3 (tiga) hal
yaitu yang pertama, mengenai jenis pekerjaan yang menjadi objek dalam
perjanjian kerja waktu tertentu di CV.Shofa Marwah, selanjutnya untuk premis
minor yang kedua yaitu untuk jangka waktu pekerjaan yang menjadi objek dalam
perjanjian kerja waktu tertentu di CV.Shofa Marwah, dan yang terakhir mengenai
hak-hak pekerja di CV.Shofa Marwah terkait dengan bentuk perlindungan yang
diperoleh oleh pekerja di CV.Shofa Marwah.
Maka dengan melihat peraturan perundang-undangan yang dalam hal ini
menjadi premis mayor yaitu Undang-Udang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
KEP-100/MEN/X/2004 yang mengatur tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu yang menjadi landasan kesesuaian, isi dari peraturan
perundang-undangan ini akan dijadukan pedoman apakah premis minor dari
penelitian ini yang mana merupakan jenis pekerjaan, jangka waktu pekerjaan dan
hak-hak pekerja terkait dengan pekerja untuk perjanjian kerja waktu tertentu di
CV.Shofa Marwah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan ataukah
tidak sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
CV. Shofa Marwah yang bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa
yang sebagian menggunakan sistem kontrak bagi pekerjanya yang dilaksanakan
berdasar perjanjian kerja waktu tertentu. Bentuk-bentuk perlindungan bagi
pekerja CV. Shofa Marwah dapat dilihat dari ketenutan –ketentuan yang
tercantum dalam perjanjian kerja. Melihat bahwa CV. Shofa Marwah merupakan
perusahaan yang tidak terlalu besar namun berani menggunakan sistem
pelaksanaan PKWT maka akan kita bahas lebih lanjut terkait perlindungan yang
diberikan kepada pekerja dengan melihat akan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, apakah sudah sesuai atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Umum Tentang Perusahaan Pengadaan Barang dan Jasa
CV.Shofa Marwah
CV. Shofa Marwah didirikan berdasarkan Akta Notaris Adang Tri
Sunoko, SH Nomor 10 tanggal 8 Oktober 2009. CV. Shofa Marwah adalah
perusahaan pengadaan barang dan jasa dan merupakan bentuk usaha yang
memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan dengan Nomor: 5511/11.23/PK/XII/2009.
Data lain yang mendukung legalitas CV. Shofa Marwah di antaranya :
1.TDP (Tanda Daftar Perusahaan) No. 113335200833 berlaku s/d 5 Desember
2014
2.ITU (Izin Tempat Usaha/ HO) Nomor: 503/869/37/2009
3.SKT (Surat Keterangan Terdaftar) No. PEM-
0002442ER/WJP.32/KP.0203/2009
4.NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) No. 21.135.632.4-527.000
5.SPPKP (Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak) No. PEM-
03649/WPJ.32/KP.1003/2009
CV. Shofa Marwah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pengadaan barang dan jasa, yang terletak di Kp. Kebonso Rt. 01, Rw. 02, Kel.
Pulisen, Kec. Boyolali, Kab. Boyolali.
Hasil wawancara dengan Ibu Marsiti pada tanggal 2 Mei 2011 dari bagian
personalia di CV. Shofa Marwah memberi penjelasan bahwa perusahaan ini
memiliki pekerja yang berjumlah 218 orang, yang terdiri dari:
1. Pekerja perempuan:
a. Pekerja tetap
1) Lulusan S1 sebanyak 10 orang
2) Lulusan tingkat SMA sebanyak 43 orang
b. Pekerja tidak tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
1) Lulusan S1 20 orang
2) Lulusan tingkat SMA dan di bawahnya 64 orang
2. Pekerja laki-laki:
a. Pekerja tetap
1) Lulusan S1 sebanyak 23 orang
2) Lulusan SMA sebanyak 16 orang
b. Pekerja tidak tetap
1) Lulusan S1 sebanyak 10 orang
2) Lulusan SMA dan di bawahnya sebanyak 42 orang
Dalam menjalankan kerja perusahaan CV. Shofa Marwah mempunyai
Visi, Misi. Misi CV. Shofa Marwah yaitu untuk selalu memberikan yang terbaik
dengan selalu membuat inovasi baru akan pelaksanaan pengadaan barang yang
cepat, cermat dan tepat guna, memberikan kesejahteraan bagi pekerja dengan
selalu memberi pemenuhan akan kewajiban untuk menunjang kegiatan
perusahaan yang maksimal dan memuaskan. Visi CV. Shofa Marwah adalah
menjadi Perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan yang memiliki pelayanan
unggul dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan tepat.
Maksud dan tujuan perusahaan CV. Shofa Marwah adalah berusaha di
bidang-bidang:
1.Berusaha dalam bidang perdagangan umum, baik lokal, perdagangan antar
pulau maupun impor dan ekspor,
2.Bertindak selaku kontraktor untuk melaksanakan segala macam pekerjaan
pemborongan dan pengawasan
3.Berusaha dalam bidang pengadaan barang elektronik, pengadaan kendaraan
bermotor baik sepeda motor maupun mobil, pengadaan kain atau tekstil
4.Berusaha dalam bidang jasa pemasangan instalasi pipa air beserta
perlengkapannya
5.Berusaha di bidang pengadaan material untuk konstruksi bangunan dan jalan
6.Berusaha dalam bidang pengadaan alat muat dan alat gali bermotor atau
bermesin dan pengadaan alat muat tidak bergerak
7.Bertindak sebagai konsultan teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
8.Berusaha dalam bidang agrobisnis dan agro industri
9.Bertindak sebagai leveransir, grosir, distributor maupun agen segala macam
bentuk barang dagangan
10. Berusaha dalam bidang segala macam perindustrian dan percetakan
Kegiatan usaha di CV. Shofa Marwah diantaranya berupa pengadaan
alat/peralatan/suku cadang meliputi telekomunikasi, mekanikal, elektrikal, listrik,
perpipaan dan asesorisnya, komputer, buku, alat tulis kantor, dan perlengkapan
pegawai rumah tangga, tekstil kain, meubelair, kontruksi, alat berat, bahan
bangunan (batu, pasir, semen, aspal), bahan logam, bahan tinta, hasil
industri/pupuk/benih/bibit/alat yang meliputi untuk pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan, peternakan, kehutanan, teknik pendidikan, peraga, olah raga,
kesenian, kesehatan, dan kedokteran, laboratorium, farmasi/obat, kendaraan
bermotor, sepeda motor peralatan SAR. Sedangkan untuk pengadaan jasa yaitu
meliputi cleaning service, angkutan barang, pemasangan rambu lalu lintas, dan
even organizer.
B.Jenis Pekerjaan yang Menjadi Obyek Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di
Perusahaan Pengadaan barang dan jasa CV.Shofa Marwah
CV. Shofa Marwah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pengadaan barang. Perusahaan ini melakukan kegiatan yang berupa mensuplai
barang-barang yang berupa kebutuhan pokok masyarakat. Perusahaan ini
memberikan harga yang memiliki sifat kompetitif. Penjual-penjual bahan-bahan
kebutuhan pokok membeli barang yang dijual di CV. Shofa Marwah untuk dijual
kembali dengan harga yang ada di pasaran.
CV. Shofa Marwah membutuhkan cukup banyak pekerja untuk
melaksanakan kegiatan di perusahaan. Jenis pekerjaan yang dilakukan beragam.
Dalam suatu perusahaan harus terdapat pembedaan akan adanya kegiatan inti/
core bussines dan kegiatan penunjang/ non core bussines, yang tercantum dalam
Peraturan Perusahaan. Namun hasil wawancara dengan Ibu Marsiti dari Bagian
Umum dan Personalia, di CV. Shofa Marwah tidak terdapat adanya ketentuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
akan kegiatan inti dan kegiatan penunjang. Di perusahaan ini hanya menerangkan
bahwa kegiatan yang dilakukan berupa pengadaan barang.
Maksud dan tujuan perusahaan CV. Shofa Marwah adalah berusaha di
bidang-bidang:
1. Berusaha dalam bidang perdagangan umum, baik lokal, perdagangan antar
pulau maupun impor dan ekspor,
2. Bertindak selaku kontraktor untuk melaksanakan segala macam pekerjaan
pemborongan dan pengawasan
3. Berusaha dalam bidang pengadaan barang elektronik, pengadaan kendaraan
bermotor baik sepeda motor maupun mobil, pengadaan kain atau tekstil
4. Berusaha dalam bidang jasa pemasangan instalasi pipa air beserta
perlengkapannya
5. Berusaha di bidang pengadaan material untuk konstruksi bangunan dan jalan
6. Berusaha dalam bidang pengadaan alat muat dan alat gali bermotor atau
bermesin dan pengadaan alat muat tidak bergerak
7. Bertindak sebagai konsultan teknik
8. Berusaha dalam bidang agrobisnis dan agro industri
9. Bertindak sebagai leveransir, grosir, distributor maupun agen segala macam
bentuk barang dagangan
10. Berusaha dalam bidang segala macam perindustrian dan percetakan
Kegiatan usaha di CV. Shofa Marwah diantaranya berupa pengadaan
alat/peralatan/suku cadang meliputi telekomunikasi, mekanikal, elektrikal, listrik,
perpipaan dan asesorisnya, komputer, buku, alat tulis kantor, dan perlengkapan
pegawai rumah tangga, tekstil kain, meubelair, kontruksi, alat berat, bahan
bangunan (batu, pasir, semen, aspal), bahan logam, bahan tinta, hasil
industri/pupuk/benih/bibit/alat yang meliputi untuk pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan, peternakan, kehutanan, teknik pendidikan, peraga, olah raga,
kesenian, kesehatan, dan kedokteran, laboratorium, farmasi/obat, kendaraan
bermotor, sepeda motor peralatan SAR. Sedangkan untuk pengadaan jasa yaitu
meliputi cleaning service, angkutan barang, pemasangan rambu lalu lintas, dan
even organizer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Hasil wawancara dengan Ibu Marsiti, pada tanggal 4 Mei 2011 di kantor
CV. Shofa Marwah yang menerangkan bahwa CV. Shofa Marwah dalam
membuat perjanjian kerja waktu tertentu dengan pekerjanya, setidaknya telah
memenuhi syarat sebagai berikut :
1.Terdapat hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha dengan adanya
perjanjian kerja waktu tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak
dengan ditanda tanganinya surat perjanjian kerja tersebut;
2.Perjanjian kerja dibuat dalam bentuk tertulis dan menggunakan bahasa
Indonesia.
Sesuai wawancara yang dilakukan kepada salah satu pekerja kontrak di
CV. Shofa Marwah, yaitu Suyanto pada tanggal 4 Mei 2011, dapat diketahui
jenis-jenis pekerjaan apa saja yang dilakukan oleh pekerja kontrak. Diantaranya
yaitu :
1. Petugas kasir
Pekerja yang bekerja di bidang pembayaran yang melakukan transaksi akan
penjualan barang-barang kepada pembeli. Transaksi yang dilakukan akan
tercatan dalam data komputer yang ada di dekat mesin kasir, sehingga tidak
terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.
2. Penataan barang
Pekerja memiliki kewajiban mengatur dan menata barang-barang yang akan
dijual kepada pembeli. Tata atur barang dilaksanakan berdasar daftar barang
yang telah dibuat perusahaan dan mengklasifikasikan barang sesuai dengan
fungsi barang, besar dan berat barang, nomor produk, harga dan nama barang.
3. Pengecekan
Pekerja di bagian ini memiliki tugas mengecek jumlah barang, apakah sedah
sesuai dengan jumlah yang seharusnya dengan mencocokkan banyak barang
yang masuk dan keluar setiap harinya. Kegiatan ini memerlukan ketelitian
sehingga pekerja diharuskan mengecek berulang setiap harinya.
4. Pengangkutan barang
Pekerjaan ini dilakukan oleh pekerja pria. Hal yang harus dilakukan yaitu
mengangkut barang-barang yang datang untuk dimasukkan ke dalam tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
penyimpanan. Pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ekstra maka yang melakukan
pekerjaan ini harus pekerja laki-laki usia produktif.
5. Distribusi barang
Pekerjaan ini lebih banyak dilakukan di luar kantor. Pekerja biasanya terdiri
dari 2 (dua) orang yang bekerja dengan menaikki mobil boks yang
mengangkut barang-barang yang dipasok ke dan dari luar perusahaan. Satu
pekerja bekerja sebagai sopir dan satu pekerja bekerja sebagai pencatat daftar
barang yang dibawa.
6. Cleaning service
Dapat juga disebut sebagai petugas bersih-bersih. Pekerjaan yang dilakukan
membersihkan seluruh ruangan perusahaan. Menjaga kebersihan perusahaan
agar tetap bersih dan rapi.
7. Bangunan
Pekerjaan ini dilaksanakan pada saat CV. Shofa Marwah membangun
bangunan sesuai proyek yang telah diperjanjikan. Setelah pekerjaan selesai
dibuat maka perjanjian berakhir.
8. Security / keamanan
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan barang, sistem
keamanan sangat diperlukan. Selain memasang kamera tersembunyi di
bagian-bagian tertentu, perusahaan menggunakan jasa security untuk menjaga
keamanan yang perlu dilakukan dalam perusahaan.
Ketentuan mengenai jenis pekerjaan yang ada dalam Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu sesuai dengan Pasal 59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, bahwa pekerjaan yang diadakan merupakan pekerjaan
tidak tetap.
Menurut Pasal 59 ayat 1 Undang- Undang Ketenagakerjaan menyebutkan
yang menjadi objek perjanjian dalam perjanjian kerja waktu tertentu yaitu:
1.Pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya
2.Pekerjaan yang penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling
lama 3 (tiga ) tahun
3.Pekerjaan yang bersifat musiman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
4.Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru , kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam masa percobaan atau penjajakan.
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui jenis pekerjaan yang
menjadi ojek perjanjian kerja waktu tertentu di CV. Shofa Marwah yang bergerak
di bidang pengadaan barang bukan merupakan kegiatan pokok di CV. Shofa
Marwah. Kegiatan pokok yang merupakan kegiatan untuk managing perusahaan
dilakukan di kantor CV. Shofa Marwah dan dilakukan oleh pekerja tetap. Namun
jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja di CV. Shofa Marwah kurang sesuai
dengan yang diatur dalam Pasal 59 ayat 1 Undang-Undang Ketenagakerjaan yang
berupa pekerjaan yang sekali selesai yaitu untuk pekerjaan petugas kasir, penataan
barang, pengecekan barang, petugas pembersih dan keamanan. Jenis pekerjaan
yang sekali selesai dan sesuai dengan ketentuan Pasal 59 ayat 1 Undang-Undang
Ketenagakerjaan di CV. Shofa Marwah yaitu untuk pekerjaan pengangkutan
barang, distribusi barang dan bangunan.
Untuk pekerjaan berupa petugas kasir, penataan barang, pengecekan
barang, dan keamanan merupakan pekerjaan yang bersifat tetap, dilakukan secara
terus menerus, oleh karena itu pekerjaan tersebut tidak dapat dikategorikan ke
dalam objek perjanjian kerja waktu tertentu.
Maka jenis pekerjaan yang diperjanjikan dalam perjanjian kerja waktu
tertentu di penataan barang, pengecekan barang, dan keamanan tidak dapat
dikatakan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku pada Pasal 59 ayat 1
Undang-Undang Ketenagakerjaan dan pada Pasal 3 Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-100/MEN/X/2004 yang mengatur tentang
Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yaitu sebagai objek
perjanjian kerja waktu tertentu.
C.Jangka Waktu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di Perusahaan
Pengadaan Barang dan Jasa CV.Shofa Marwah
Perusahaan pengadaan barang dan jasa CV. Shofa Marwah dalam
menggunakan pekerja kontrak terbilang baru, sehingga belum mengalami
peranjangan dan pembaharuan. Sesuai wawancara yang dilakukan kepada Anto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
pada tanggal 18 Mei 2011 yang bekerja sebagai pekerja kontrak di CV.Shofa
Marwah menyatakan yang tercantum dalam perjanjian kerja waktu tertentu masa
kerja pekerja kontrak yang bekerja di Perusahaan pengadaan barang dan jasa di
CV. Shofa Marwah tertulis selama 1 tahun.
Terkait dengan jangka waktu pekerjaan yang dilakukan berdasar
perjanjian kerja waktu tertentu di perusahaan pengadaan barang CV. Shofa
Marwah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur
bahwa pekerjaan dalam perjanjian kerja waktu tertentu dilakukan selama 2 (dua)
tahun, yaitu pada Pasal 59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang menjelaskan bahwa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang
didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua)
tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama
1 (satu) tahun.
D.Pemenuhan Hak-Hak Pekerja di Perusahaan Pengadaan Barang dan Jasa
CV.Shofa Marwah
Tujuan adanya hukum ketenagakerjaan dibuat adalah untuk memberikan
perlindungan bagi pekerja pada khususnya. Hak dan kewajiban pekerja dan
pengusaha diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan. Sebelum mengetahui
bentuk perlindungan yang diberikan perusahaan pengadaan barang CV.Shofa
Marwah terhadap pekerjanya, maka diuraikan hak dan kewajiban masing-masing
pihak baik itu dari Pihak pertama atau pengusaha dan Pihak kedua atau pekerja
yang tercantum dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Kewajiban Pihak Kedua
atau pekerja yang terdapat dalam Pasal 5 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT) yaitu:
1.Melaksanakan tugas/pekerjaan yang telah ditugaskan oleh pengusaha kepadanya
dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggungjawab.
2.Mengisi daftar hadir / absensi.
3.Memberikan surat keterangan dokter jika pekerja sakit lebih dari 2 (dua) hari
berturut-turut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4.Bersedia ditempatkan/ditugaskan di mana saja diseluruh unit kerja dan seluruh
wilayah kerja pengusaha.
5.Tidak melakukan kejahatan baik yang diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) Undang-undang Tindak Pidana Khusus (UUTPK)
maupun peraturan per-undang-undang-an lainnya yang berlaku, serta tidak
melakukan perbuatan/tindakan secara langsung maupun tidak langsung dapat
menimbulkan kerugian secara administrasi, financial dan atau merusak citra
pengusaha.
6.Mentaati peraturan-peraturan umum yang dikeluarkan oleh Pihak Pertama dan
menjaga kepentingan pengusaha, serta wajib pula memelihara peralatan milik
pengusaha dengan sebaik-baiknya.
7.Memberikan pada pengusaha segala informasi yang pengusaha
membutuhkannya.
8.Tidak memberikan keterangan-keterangan tentang keadaan anggota yang
tercatat pada pengusaha, serta hal-hal lain yang harus/sepatutnya dirahasiakan
perusahaan.
9.Tidak memberikan keterangan kepada media cetak dan media elektronik atau
pihak lain, serta tidak pula membicarakan diluar hubungan dinas segala
persoalan dengan Pihak Pertama, kecuali dengan izin pengusaha.
10.Kewajiban sebagaimana tercantum dalam ayat (8) dan ayat (9) pasal ini
berlaku terus sampai dengan 2 (dua) tahun setelah pekerja tidak lagi bekerja
pada pengusaha.
11.Bersedia mengganti segala kerugian yang diderita pengusaha dan atau
menerima sanksi sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku sebagai
akibat kelalaian /kesalahan yang dilakukan pekerja didalam melakukan
tugas/pekerjaan dan menjadi tanggung jawabnya.
12.Bersedia dikenakan pengurangan gaji/honorarium berdasarkan
peraturan/ketentuan yang berlaku bagi pegawai kontrak di pengusaha apabila
tidak hadir secara penuh selama jam kerja.
Hak pekerja atau pekerja yang juga merupakan kewajiban dari
pengusaha, yang tercantum dalam Pasal 6 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
1. Memberikan imbalan atau gaji kepada pekerja setiap bulan yang dibayarkan
pada akhir bulan atau awal bulan berikutnya.
2.Upah pokok bulanan pekerja berkisar antara Rp 750.000,00 sampai dengan Rp
900.000,00 per bulan.
3.Gaji bersih dibayarkan kepada pekerja dengan Tunai yang diterima setiap awal
bulan.
4.Memberikan tunjangan transport Rp 5.000,00 per hari kepada pekerja
berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pegawai kontrak
5.Memberikan tunjangan makan Rp 5.000,00 per hari kepada pekerja berdasarkan
ketentuan yang berlaku bagi pegawai kontrak
6.Khusus untuk tunjangan transport dan makan dibayarkan berdasarkan kehadiran
dengan ketentuan jumlah hari kerja masuk dikali tunjangan makan atau
transport.
Perlindungan yang diberikan oleh Perusahaan pengadaan barang
CV.Shofa Marwah kepada pekerjanya dengan dilihat dari segi hukum akan
kesesuaian dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, antara lain tentang perlindungan :
1.Perempuan
Hasil wawancara dengan salah satu pekerja kontrak yang perempuan
pada 23 Mei 2011 di CV. Shofa Marwah diperoleh keterangan bahwa pekerja
perempuan diberikan perlindungan yang sudah sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam Pasal 76
Undang-Undang Ketenagakerjaan yang mengatur bahwa pekerja perempuan
yang berumur kurang dari 18 tahun dilarang mempekerjakan Pekerja/buruh
perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang
dipekerjakan antara pukul 23.00 s.d. 07.00, sedangkan di CV. Shofa Marwah
pekerja hanya bekerja dari jam 08.00 WIB sampai dengan paling lama hingga
pukul 15.00 WIB saja. Sehingga hal ini tidak melanggar ketentuan. Pada
Undang-Unadg Ketenagakerjaan juga mengatur pengusaha dilarang
mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut keterangan
dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 s.d. pukul 07.00, mengingat waktu
kerja di CV.Shofa Marwah yang dilakukan dari dari jam 08.00 WIB sampai
dengan paling lama hingga pukul 15.00 WIB saja maka CV. Shofa Marwah
sudah memenuhi aturan, bahkan bagi pekerja yang hamil lebih dari 7 (tujuh)
bulan diberikan keringanan pekerjaan dan hari cuti untuk hari-hari tertentu
khususnya pada hari melahirkan dan masa-masa setelah melahirkan.
2.Waktu kerja
Waktu kerja untuk pekerja kontrak di CV. Shofa Marwah tercantum
dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, di dalamnya terdapat keterangan
operasional perusahaan buka selama 6 (enam) hari kerja mulai hari Senin
sampai dengan hari Sabtu, dengan jam kerja sebagai berikut :
a. Senin s/d Kamis mulai pukul 08.00 WIB s/d 15.00 WIB istirahat jam
12.30 s/d 13.00 WIB.
b.Jumat pukul 08.00 WIB s/d 12.00 WIB.
c. Sabtu pukul 08.00 WIB s/d 14.00 WIIB.
Pekerja bekerja sebanyak 40 jam dalam satu minggu. Jumlah total
hari kerja dalam satu minggu dapat bervariasi tergantung kebutuhan dan
tugas yang diberikan tetapi tidak akan lebih dari 6 (enam) hari kerja dalam
satu minggu.
Selain jam kerja tersebut di atas, pekerja juga menyetujui untuk
bekerja di luar jam-jam kerja tersebut apabila diminta oleh pengusaha.
Ketentuan waktu kerja yang diadakan dalam Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu di CV. Shofa Marwah sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 77 ayat
2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3.Waktu istirahat dan cuti
a. Istirahat Antar Jam Kerja
Di perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan barang di CV.
Shofa Marwah ini pekerja diberi waktu untuk istirahat selama 1 (satu)
jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus. Hal ini sesuai
dengan Pasal 79 ayat 2 huruf a Undang-Undang Ketenagakerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Istirahat Mingguan
Waktu istirahat ini menurut ketentuan Pasal 79 Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tentang istirahat
mingguan adalah waktu istirahat 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu
atau 2 hari untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
c. Cuti hamil dan bersalin
Menurut ketentuan Pasal 82 ayat 1 Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa Pekerja
perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan
sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah
melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.
Perusahaan CV. Shofa memberikan hak cuti hamil dan bersalin bagi
pekerja perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa PKWT di CV. Shofa
Marwah telah memenuhi ketentuan pada Pasal 82 ayat 1 Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
d. Cuti haid
Menurut ketentuan Pasal 81 Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa Pekerja perempuan
yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada
pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu
haid, dan pelaksanaan ketentuan istirahat haid tersebut diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Di
CV. Shofa Marwah tidak diberlakukan adanyan cuti saat haid. Jika pun
sakit maka harus memakai surat keterangan dokter bahwa pekerja ijin
untuk tidak bekerja untuk beberapa hari karena sakit. Hal ini tidak sesuai
dengan ketentuan Pasal 81 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
4.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja diselenggarakan dalam rangka
untuk melindungi keselamatan pekerja. Perusahaan CV. Shofa Marwah
bergerak di bidang pengadaan barang. Untuk pekerja kontrak yang bekerja di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
perusahaan ini seperti petugas kasir, penataan barang, pengecekan barang,
cleaning service, keamanan, distribusi barang dan pengangkutan
keselamatan dan kesehatan kerja diperhatikan oleh pengusaha dengan
memberikan pelayanan fasilitas yang diperlukan dengan baik seperti tempat
istirahat yang cukup memadai untuk pekerja yang ingin beristirahat sejenak.
Jenis pekerjaan yang menjadi objek perjanjian juga tidak terlalu
membahayakan, akan tetapi perusahaan masih memperhatikan secukupnya.
Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja, pihak
perusahaan bersedia memberikan santunan untuk pekerja. Meskipun
demikian perlu adanya perlindungan khusus dalam proses bekerja di
CV.Shofa Marwah. Maka di CV.Shofa Marwah tidak memenuhi ketentuan
yang terdapat dalam Pasal 86 Undang-undang Ketenagakerjaan.
5.Pengupahan
a. Petugas kasir
Untuk petugas kasir, sesuai dengan yang tercantum dalam
perjanjian kerja yang telah disepakati. Mereka mendapat gajinya setiap
bulan. Gaji diberikan langsung kepada pekerja. Besar gaji yang diperoleh
petugas kasir sebesar Rp. 825.000,00. Untuk petugas kasir ia tidak
mendapat tunjangan makan dan transport. Mereka hanya mendapatkan
gaji pokok yang diberikan kepadanya setiap bulannya. Mereka terkadang
mendapat uang tambahan sebesar Rp. 25.000,00 dari CV.Shofa Marwah
jika kinerjanya dinilai cukup baik maka akan bertambah sesuai keputusan
dari pihak perusahaan. Keterangan ini diperoleh dari salah satu pekerja di
bagian kasir CV.Shofa Marwah.
Besar gaji yang diperoleh pekerja telah dijelaskan di awal yang
tercantum dalam perjanjian kerja yang disepakati kedua belah pihak.
Pihak perusahaan memberi kesempatan kepada pekerja untuk membaca
terlebih dahulu isi perjanjian dan diperkenankan untuk bertanya apabila
ada hal yang kurang dimengerti. Dengan adanya penanda tanganan pada
perjanjian kerja maka pekerja dianggap telah menyutujui apa yang
terdapat dalam perjanjian kerja termasuk ketentuan-ketentuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
diperjanjikan. Keterangan ini diperoleh dari hasil wawancara dengan Ibu
Marsiti dari bagian personalia CV.Shofa Marwah.
Pengupahan untuk petugas kasir di CV. Shofa Marwah telah
memenuhi ketentuan dalam SK Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang
mulai berlaku tanggal 1 Januari 2011 yang menyatakan bahwa Upah
Minimum Regional untuk Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00.
b. Penataan barang
Dari hasil wawancara dengan salah satu pekerja di bagian
penataan barang, untuk pekerja di bagian penataan barang gaji yang
diberikan sebesar Rp. 750.000,00. Pekerja di bagian penataan barang
diberikan tunjangan makan dan transport, hal ini dikarenakan pekerja ini
dalam penetaan barang diharuskan menata barang tidak hanya di satu
tempat karena tempat penyimpanan barang di CV.Shofa Marwah tidak
hanya satu tempat saja. Maka dibutuhkan uang tambahan. Besar
tunjangan makan per hari sebesar Rp. 5000,00 dan untuk tunjangan
transport sebesar Rp. 5000,00. Tunjangan makan dan transport yang jika
dijumlah sebesar Rp. 10.000,00 per hari dan jika dihitung untuk masa
kerja waktu 1 (satu) bulan 6 (enam) hari kerja maka akan diperoleh
tunjangan sebesar Rp. 10.000,00 X 24 hari= Rp. 240.000,00.
Pengupahan yang diberikan untuk pekerja penataan barang di
CV.Shofa Marwah, untuk gaji pokok tidak memenuhi ketentuan dalam
SK Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari
2011 yang menyatakan bahwa Upah Minimum Regional untuk
Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00.
c. Pengecekan
Dari hasil wawancara dengan salah satu pekerja di bagian
pengecekan barang bernama Wanto pada tanggal 23 Mei 2011, untuk
pekerja di bagian pengecekan barang gaji yang diberikan sebesar Rp.
825.000,00. Pekerja di bagian pengecekan barang diberikan tunjangan
makan dan transport, hal ini dikarenakan pekerja ini dalam pengecekan
barang diharuskan menegcek barang tidak hanya di satu tempat karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
tempat penyimpanan barang di CV.Shofa Marwah tidak hanya satu
tempat saja. Maka dibutuhkan uang tambahan. Besar tunjangan makan
per hari sebesar Rp. 5000,00 dan untuk tunjangan transport sebesar Rp.
5000,00. Tunjangan makan dan transport yang jika dijumlah sebesar Rp.
10.000,00 per hari dan jika dihitung untuk masa kerja waktu 1 (satu)
bulan 6 (enam) hari kerja maka akan diperoleh tunjangan sebesar Rp.
10.000,00 X 24 hari= Rp. 240.000,00.
Pengupahan yang diberikan untuk pekerja pengecekan barang di
CV.Shofa Marwah, untuk gaji pokok sudah memenuhi memenuhi
ketentuan dalam SK Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang mulai berlaku
tanggal 1 Januari 2011 yang menyatakan bahwa Upah Minimum
sRegional untuk Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00.
d. Pengangkutan barang
Dari hasil wawancara dengan salah satu pekerja di bagian
pengangkutan barang bernama Anto pada tanggal 24 Mei 2011, untuk
pekerja di bagian pengangkutan barang gaji yang diberikan sebesar Rp.
825.000,00. Pekerja di bagian penataan barang diberikan tunjangan
makan dan transport. Pekerja di pengangkutan mengangkut barang-
barang dari tempat penyimpanan dan tempat barang akan digunakan oleh
pembeli. Tempat yang akan dituju berbeda-beda sesuai dengan di mana
pembeli memutuskan. Maka dibutuhkan uang tambahan untuk makan dan
transport. Besar tunjangan makan per hari sebesar Rp. 5000,00 dan untuk
tunjangan transport sebesar Rp. 5000,00. Tunjangan makan dan transport
yang jika dijumlah sebesar Rp. 10.000,00 per hari dan jika dihitung untuk
masa kerja waktu 1 (satu) bulan 6 (enam) hari kerja maka akan diperoleh
tunjangan sebesar Rp. 10.000,00 X 24 hari= Rp. 240.000,00.
Pengupahan yang diberikan untuk pekerja pengangkutan barang
di CV.Shofa Marwah, untuk gaji pokok sudah memenuhi memenuhi
ketentuan dalam SK Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang mulai berlaku
tanggal 1 Januari 2011 yang menyatakan bahwa Upah Minimum
Regional untuk Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
e. Distribusi barang
Dari hasil wawancara dengan salah satu pekerja di bagian
distribusi barang pada tanggal 23 Mei 2011, untuk pekerja di bagian
distribusi barang gaji yang diberikan sebesar Rp. 900.000,00. Pekerja di
bagian penataan barang diberikan tunjangan makan dan transport. Pekerja
waktu bekerja sebagian besar dihabiskan di jalan. Mereka bertugas untuk
membeli dan membawa ke tempat penyimpanan barang dari berbagai
daerah. Besar tunjangan makan per hari Rp. 15.000,00. Sedangkan untuk
transport menjadi tanggungan perusahaan sepenuhnya karena tempat
yang dituju hingga ke berbagai daerah di Jawa.
Pengupahan yang diberikan untuk pekerja distribusi barang di
CV.Shofa Marwah, untuk gaji pokok sudah memenuhi memenuhi
ketentuan dalam SK Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang mulai berlaku
tanggal 1 Januari 2011 yang menyatakan bahwa Upah Minimum
Regional untuk Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00.
f. Cleaning service
Dari hasil wawancara dengan salah satu pekerja di bagian petugas
pembersih atau cleaning service pada tanggal 23 Mei 2011 , gaji yang
diberikan sebesar Rp. 750.000,00. Pekerja di bagian ini tidak diberikan
tunjangan makan dan transport.
Pengupahan yang diberikan untuk pekerja penataan barang di
CV.Shofa Marwah, untuk gaji pokok tidak memenuhi memenuhi
ketentuan dalam SK Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang mulai berlaku
tanggal 1 Januari 2011 yang menyatakan bahwa Upah Minimum
Regional untuk Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00.
g. Bangunan
Dari hasil wawancara dengan salah satu pekerja bangunan CV.
Shofa Marwah bernama Wardi pada tanggal 23 Mei 2011, gaji yang
diberikan sebesar Rp. 50.000,00 per hari. Gaji di berikan per minggu.
Pekerja mendapat tunjangan makan. Besar tunjangan makan per hari
sebesar Rp. 5000,00. Jika dihitung untuk masa kerja waktu 1 (satu) bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
6 (enam) hari kerja maka akan diperoleh tunjangan sebesar Rp. 5.000,00
X 24 hari= Rp. 120.000,00.
Pengupahan yang diberikan untuk pekerja penataan barang di
CV.Shofa Marwah, untuk gaji pokok selama 24 hari masa kerja sebesar
Rp. 1.200.000,00 sudah memenuhi memenuhi ketentuan dalam SK
Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari
2011 yang menyatakan bahwa Upah Minimum Regional untuk
Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00.
h. Security/ keamanan
Dari hasil wawancara dengan pekerja bagian keamanan pada
tanggal 24 Mei 2011, untuk pekerja ini gaji yang diberikan sebesar Rp.
850.000,00.
Pengupahan yang diberikan untuk pekerja di bagian keamanan di
CV.Shofa Marwah, untuk gaji pokok sudah memenuhi memenuhi
ketentuan dalam SK Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang mulai berlaku
tanggal 1 Januari 2011 yang menyatakan bahwa Upah Minimum
Regional untuk Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00.
Pengupahan lain yang merupakan hak dari pekerja merupakan
Tunjangan Hari Raya. Tunjangan Hari Raya Keagamaan yang selanjutnya
disebut THR, adalah pendapatan pekerja yang wajib diberikan oleh
Pengusaha kepada pekerja menjelang Hari Raya Keagamaan yang berupa
uang atau bentuk lain. Hal ini berlaku untuk semua kepercayaan.
Pengusaha wajib memberikan T H R kepada pekerja yang telah
mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus menerus atau lebih. Pada
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4 Tahun 1994 mengatur tentang
Tunjangan Hari Raya (THR) diterima pekerja setiap tahun sekali, yakni
pada saat melaksanakan hari raya keagamaan masing-masing.
CV.Shofa Marwah memberikan tunjangan tersebut kepada setiap
para pekerja karena mereka sudah terikat kontrak kerja yang lama
kerjanya lebih dari 1 (satu) tahun. Besar THR berbeda-beda antara
perusahaan satu dengan yang lain, di CV. Shofa Marwah Tunjangan Hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Raya ini diberikan sebesar 1 (satu) kali gaji pokok perbulan dan beberapa
macam sembako yang diberikan sebelum Hari Raya.
Pemberian THR di CV. Shofa Marwah ini telah sesuai dengan
Permenaker No. 4 Tahun 1994 yang mengatur tentang Tunjangan Hari
Raya (THR) yang menyatakan Perusahaan wajib membayar THR kepada
para pekerja minimal 1 bulan gaji dan harus dibayar paling lambat 7 hari
sebelum hari raya keagamaan, sehingga dengan ini kebutuhan pekerja
akan THR telah terpenuhi dan perlindungan perusahaan terhadap THR
telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6.Jamsostek
Pada Pasal 99 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan mengatur bahwa setiap pekerja dan keluarganya
berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja. CV. Shofa Marwah
tidak mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga
kerja. Hal ini melanggar ketentuan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Seharusnya pekerja yang bekerja secara 3 (tiga) bulan terus menerus atau
lebih wajib diikutsertakan dalam jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan yang mana
ketentuan ini terdapat dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-
150/MEN/1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Apabila
CV.Shofa Marwah tidak mengikutsertakan pekerjanya untuk ikut program
jamsostek maka perusahaan melanggar ketentuan yang terdapat dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-150/MEN/1999 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Harian Lepas,
Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB IV
PENUTUP
A.SIMPULAN
1.Jenis pekerjaan yang menjadi obyek perjanjian sudah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Jenis pekerjaan yang menjadi obyek perjanjian kerja waktu tertentu di
CV. Shofa Marwah sebagian besar merupakan pekerjaan utama pada suatu
perusahaan yaitu meliputi:
7.Petugas kasir
Pekerja yang bekerja di bidang pembayaran yang melakukan transaksi
akan penjualan barang-barang kepada pembeli. Transaksi yang dilakukan
akan tercatan dalam data komputer yang ada di dekat mesin kasir,
sehingga tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.
8.Penataan barang
Pekerja memiliki kewajiban mengatur dan menata barang-barang yang
akan dijual kepada pembeli. Tata atur barang dilaksanakan berdasar daftar
barang yang telah dibuat perusahaan dan mengklasifikasikan barang sesuai
dengan fungsi barang, besar dan berat barang, nomor produk, harga dan
nama barang.
9.Pengecekan
Pekerja di bagian ini memiliki tugas mengecek jumlah barang, apakah
sedah sesuai dengan jumlah yang seharusnya dengan mencocokkan
banyak barang yang masuk dan keluar setiap harinya. Kegiatan ini
memerlukan ketelitian sehingga pekerja diharuskan mengecek berulang
setiap harinya.
10.Pengangkutan barang
Pekerjaan ini dilakukan oleh pekerja pria. Hal yang harus dilakukan yaitu
mengangkut barang-barang yang datang untuk dimasukkan ke dalam
tempat penyimpanan. Pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ekstra maka yang
melakukan pekerjaan ini harus pekerja laki-laki usia produktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
11.Distribusi barang
Pekerjaan ini lebih banyak dilakukan di luar kantor. Pekerja biasanya
terdiri dari 2 (dua) orang yang bekerja dengan menaikki mobil boks yang
mengangkut barang-barang yang dipasok ke dan dari luar perusahaan.
Satu pekerja bekerja sebagai sopir dan satu pekerja bekerja sebagai
pencatat daftar barang yang dibawa.
12.Bangunan
Pekerjaan ini dilaksanakan pada saat CV. Shofa Marwah membangun
bangunan sesuai proyek yang telah diperjanjikan. Setelah pekerjaan
selesai dibuat maka perjanjian berakhir.
13.Security / keamanan
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan barang, sistem
keamanan sangat diperlukan. Selain memasang kamera tersembunyi di
bagian-bagian tertentu, perusahaan menggunakan jasa security untuk
menjaga keamanan yang perlu dilakukan dalam perusahaan.
Untuk jenis pekerjaan yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan khususnya untuk jenis pekerjaan sebagai objek Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu yaitu untuk pekerjaan Cleaning service yaitu sebagai petugas
bersih-bersih. Pekerjaan yang dilakukan membersihkan seluruh ruangan
perusahaan. Menjaga kebersihan perusahaan agar tetap bersih dan rapi. Sesuai
dengan Pasal 59 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa perjanjian kerja untuk waktu tertentu
tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap. Maka jenis pekerjaan
yang menjadi objek dalam perjanjian kerja untuk waktu tertentu di CV. Shofa
Marwah yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 kecuali
untuk petugas pembersih atau cleaning service.
2.Jangka waktu perjanjian kerja di CV.Shofa Marwah
Perusahaan pengadaan barang dan jasa CV. Shofa Marwah dalam
menggunakan pekerja kontrak terbilang baru, sehingga belum mengalami
peranjangan dan pembaharuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Terkait dengan jangka waktu pekerjaan yang dilakukan berdasar
perjanjian kerja waktu tertentu di perusahaan pengadaan barang CV. Shofa
Marwah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur
bahwa pekerjaan dalam perjanjian kerja waktu tertentu dilakukan selama 2
(dua) tahun, yaitu pada Pasal 59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yang menjelaskan bahwa Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk
paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk
jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
3.Perlindungan hukum Hak-hak pekerja di CV.Shofa Marwah
Hak-hak pekerja yang telah mendapatkan perlindungan di perusahaan
ini adalah:
a. Perlindungan bagi perempuan yaitu di CV. Shofa Marwah diperoleh
keterangan bahwa pekerja perempuan diberikan perlindungan yang sudah
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Dalam Pasal 76 Undang-Undang Ketenagakerjaan yang
mengatur bahwa pekerja perempuan yang berumur kurang dari 18 tahun
dilarang mempekerjakan Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang
dari 18 (delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 s.d.
07.00, sedangkan di CV. Shofa Marwah pekerja hanya bekerja dari jam
08.00 WIB sampai dengan paling lama hingga pukul 15.00 WIB saja.
Sehingga hal ini tidak melanggar ketentuan. Pada Undang-Undang
Ketenagakerjaan juga mengatur pengusaha dilarang mempekerjakan
pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya
bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila
bekerja antara pukul 23.00 s.d. pukul 07.00, mengingat waktu kerja di
CV.Shofa Marwah yang dilakukan dari dari jam 08.00 WIB sampai dengan
paling lama hingga pukul 15.00 WIB saja maka CV. Shofa Marwah sudah
memenuhi aturan, bahkan bagi pekerja yang hamil lebih dari 7 (tujuh)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
bulan diberikan keringanan pekerjaan dan hari cuti untuk hari-hari tertentu
khususnya pada hari melahirkan dan masa-masa setelah melahirkan.
b. Perlindungan untuk waktu kerja untuk pekerja kontrak di CV. Shofa
Marwah tercantum dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, di dalamnya
terdapat keterangan operasional perusahaan buka selama 6 (enam) hari
kerja mulai hari Senin sampai dengan hari Sabtu, dengan jam kerja sebagai
berikut :
d.Senin s/d Kamis mulai pukul 08.00 WIB s/d 15.00 WIB istirahat jam
12.30 s/d 13.00 WIB.
e. Jumat pukul 08.00 WIB s/d 12.00 WIB.
f. Sabtu pukul 08.00 WIB s/d 14.00 WIIB.
Pekerja bekerja sebanyak 40 jam dalam satu minggu. Jumlah total
hari kerja dalam satu minggu dapat bervariasi tergantung kebutuhan dan
tugas yang diberikan tetapi tidak akan lebih dari 6 (enam) hari kerja dalam
satu minggu.
Selain jam kerja tersebut di atas, pekerja juga menyetujui untuk
bekerja di luar jam-jam kerja tersebut apabila diminta oleh pengusaha.
Ketentuan waktu kerja yang diadakan dalam Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu di CV. Shofa Marwah sudah sesuai dengan ketentuan Pasal
77 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
c. Perlindungan dalam hal waktu istirahat dan cuti
1) Istirahat Antar Jam Kerja
Di perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan barang di CV.
Shofa Marwah ini pekerja diberi waktu untuk istirahat selama 1 (satu)
jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus. Hal ini sesuai
dengan Pasal 79 ayat 2 huruf a Undang-Undang Ketenagakerjaan.
2) Istirahat Mingguan
Waktu istirahat ini menurut ketentuan Pasal 79 Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tentang istirahat
mingguan adalah waktu istirahat 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu atau 2 hari untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3) Cuti hamil dan bersalin
Menurut ketentuan Pasal 82 ayat 1 Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa Pekerja
perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah)
bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan
sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.
Perusahaan CV. Shofa memberikan hak cuti hamil dan bersalin bagi
pekerja perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa PKWT di CV. Shofa
Marwah telah memenuhi ketentuan pada Pasal 82 ayat 1 Undang-
undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4) Perlindungan pengupahan
Perlindungan dalam hal pengupahan ada beberapa yang
memenuhi peraturan perundang-undangan. Pengupahan untuk petugas
kasir di CV. Shofa Marwah telah memenuhi ketentuan dalam SK
Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari
2011 yang menyatakan bahwa Upah Minimum Regional untuk
Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00. Pengupahan yang
diberikan untuk pekerja pengecekan barang di CV.Shofa Marwah,
untuk gaji pokok sudah memenuhi memenuhi ketentuan dalam SK
Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari
2011 yang menyatakan bahwa Upah Minimum Regional untuk
Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00. Pengupahan yang
diberikan untuk pekerja pengangkutan barang di CV.Shofa Marwah,
untuk gaji pokok sudah memenuhi memenuhi ketentuan dalam SK
Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari
2011 yang menyatakan bahwa Upah Minimum Regional untuk
Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00. Pengupahan yang
diberikan untuk pekerja distribusi barang di CV.Shofa Marwah, untuk
gaji pokok sudah memenuhi memenuhi ketentuan dalam SK Gubernur
Nomor 561.4/69/2010 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2011 yang
menyatakan bahwa Upah Minimum Regional untuk Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Boyolali sebesar Rp. 800.500,00. Pengupahan yang diberikan untuk
pekerja penataan barang di CV.Shofa Marwah, untuk gaji pokok selama
24 hari masa kerja sebesar Rp. 1.200.000,00 sudah memenuhi
memenuhi ketentuan dalam SK Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang
mulai berlaku tanggal 1 Januari 2011 yang menyatakan bahwa Upah
Minimum Regional untuk Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00.
Pengupahan yang diberikan untuk pekerja di bagian keamanan di
CV.Shofa Marwah, untuk gaji pokok sudah memenuhi memenuhi
ketentuan dalam SK Gubernur Nomor 561.4/69/2010 yang mulai
berlaku tanggal 1 Januari 2011 yang menyatakan bahwa Upah
Minimum Regional untuk Kabupaten Boyolali sebesar Rp. 800.500,00.
Perlindungan dalam hal Tunjangan Hari Raya, Pemberian THR
di CV. Shofa Marwah ini telah sesuai dengan Permenaker No. 4 Tahun
1994 yang mengatur tentang Tunjangan Hari Raya (THR) yang
menyatakan Perusahaan wajib membayar THR kepada para pekerja
minimal 1 bulan gaji dan harus dibayar paling lambat 7 hari sebelum
hari raya keagamaan, sehingga dengan ini kebutuhan pekerja akan THR
telah terpenuhi dan perlindungan perusahaan terhadap THR telah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hak-hak pekerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan tidak mendapat perlindungan dari CV. Shofa Marwah
adalah perlindungan dalam hal :
a. Cuti haid
Menurut ketentuan Pasal 81 Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa Pekerja
perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan
memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari
pertama dan kedua pada waktu haid, dan pelaksanaan ketentuan
istirahat haid tersebut diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Di CV. Shofa Marwah
tidak diberlakukan adanyan cuti saat haid. Jika pun sakit maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
harus memakai surat keterangan dokter bahwa pekerja ijin untuk
tidak bekerja untuk beberapa hari karena sakit. Hal ini tidak sesuai
dengan ketentuan Pasal 81 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
b.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja diselenggarakan dalam
rangka untuk melindungi keselamatan pekerja. Perusahaan CV.
Shofa Marwah bergerak di bidang pengadaan barang. Untuk pekerja
kontrak yang bekerja di perusahaan ini seperti petugas kasir,
penataan barang, pengecekan barang, cleaning service, keamanan,
distribusi barang dan pengangkutan keselamatan dan kesehatan
kerja diperhatikan oleh pengusaha dengan memberikan pelayanan
fasilitas yang diperlukan dengan baik seperti tempat istirahat yang
cukup memadai untuk pekerja yang ingin beristirahat sejenak. Jenis
pekerjaan yang menjadi objek perjanjian juga tidak terlalu
membahayakan, akan tetapi perusahaan masih memperhatikan
secukupnya. Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti
kecelakaan kerja, pihak perusahaan bersedia memberikan santunan
untuk pekerja. Meskipun demikian perlu adanya perlindungan
khusus dalam proses bekerja di CV.Shofa Marwah. Maka di
CV.Shofa Marwah tidak memenuhi ketentuan yang terdapat dalam
Pasal 86 Undang-undang Ketenagakerjaan.
c.Pengupahan
a. Penataan barang
Pekerja di bagian penataan barang gaji yang diberikan
sebesar Rp. 750.000,00. Pekerja di bagian penataan barang
diberikan tunjangan makan dan transport sebesar Rp.
240.000,00, hal ini dikarenakan pekerja ini dalam penetaan
barang diharuskan menata barang tidak hanya di satu tempat
karena tempat penyimpanan barang di CV.Shofa Marwah tidak
hanya satu tempat saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Pengupahan yang diberikan untuk pekerja penataan
barang di CV.Shofa Marwah, untuk gaji pokok tidak memenuhi
memenuhi ketentuan dalam SK Gubernur Nomor 561.4/69/2010
yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2011 yang menyatakan
bahwa Upah Minimum Regional untuk Kabupaten Boyolali
sebesar Rp. 800.500,00.
b.Petugas pembersih
Gaji yang diberikan sebesar Rp. 750.000,00. Pekerja di
bagian ini tidak diberikan tunjangan makan dan transport.
Pengupahan yang diberikan untuk pekerja penataan
barang di CV.Shofa Marwah, untuk gaji pokok tidak memenuhi
memenuhi ketentuan dalam SK Gubernur Nomor 561.4/69/2010
yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2011 yang menyatakan
bahwa Upah Minimum Regional untuk Kabupaten Boyolali
sebesar Rp. 800.500,00.
d.Jamsostek
Pada Pasal 99 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan mengatur bahwa setiap pekerja dan
keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.
CV. Shofa Marwah tidak mengikutsertakan pekerjanya dalam
program jaminan sosial tenaga kerja. Hal ini melanggar ketentuan
dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Seharusnya pekerja yang
bekerja secara 3 (tiga) bulan terus menerus atau lebih wajib
diikutsertakan dalam jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,
jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan yang mana
ketentuan ini terdapat dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor KEP-150/MEN/1999 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Apabila CV.Shofa Marwah tidak
mengikutsertakan pekerjanya untuk ikut program jamsostek maka
perusahaan melanggar ketentuan yang terdapat dalam Keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-150/MEN/1999 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Harian
Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
B.SARAN
Untuk jenis pekerjaan yang menjadi obyek Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu di CV. Shofa Marwah khususnya untuk jenis yang merupakan pekerjaan
pekerjaan tetap tidak seharusnya dapat dijadikan objek perjanjian kerja waktu
tertentu karena melanggar ketentuan Pasal 59 ayat 2 Undang-Undang
Ketenagakerjaan. Perlu adanya pengikut sertaan pekerja dalam program
Jamsostek sehingga kesejahteraan pekerja lebih terjamin. Perlu adanya
penyesuaian akan upah atau gaji yang diperoleh pekerja dalam perjanjian kerja
waktu tertentu yang mana sebagian berada di bawah Upah Minimum Regional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Khakim. 2003. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
Asri Wijayanti. 2009. Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi. Jakarta: Sinar
Grafika.
Burhanudin . 2010 . “Tenaga Kerja Outsourcing (Kontrak) Studi Tentang Aspek Perlindungan Hukum Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Di PT. Tyfountex Kartasura” . Skripsi .Surakarta: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Catherine Fisk. “First Contract Arbitration and the Employee Free Choice Act”.
Legal Studies Research Paper Series No. 2010-4. University of California, Irvine School of Law
Etika Kurniasih . 2008 . “Peranan Mediator Dalam Menyelesaikan Perselisihan
Hubungan Industrial Antara Pekerja Dengan Pengusaha Pada Dinas Tenaga Kerja Dan Mobilitas Penduduk kabupaten Sukoharjo” . Skripsi . Surakarta: Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
Evi Rosmanasari, S.H. 2008 . “Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap
Tenaga Kerja Outsourcing PT. Indah Karya Nuansa Indonesia (PT. INKANINDO) di PT. PERTAMINA (PERSERO) UP-VI Balongan”. Tesis. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
F.X. Djumialdji . 2005. Perjanjian Kerja. Jakarta : Sinar Grafika. http://legalakses.com/?p=134 (Diakses pada tanggal 19 Mei 2011, pukul 10.05
WIB) http://www.jmt.co.id/outsourcing/index.php?option=com_content&view=article&
id=37&Itemid=25 (Diakses pada tanggal 19 Januari 2011, pukul 15.09 WIB)
http ://jurnal hukum.blogspot.com/2007/05/outsourcing dan tenaga kerja.html
(Diakses pada tanggal 4 Maret 2011, pukul 14.21 WIB) http://www.tempointeraktif.com (Diakses pada tanggal 16 Maret 2011, pukul
16.44 WIB) Imam Soepomo. 1986. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja
(Perlindungan Kerja). Jakarta: Pradnya Paramita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Imam Soepomo. 1968. Pengantar Hukum Perburuhan. Jakarta: Djambatan. Jayanth K. Krishnan. “Outsourcing And The Globalizing Legal Profession” .
Legal Studies Research Paper Series. William Mitchelle College of Law. Johnny Ibrahim. 2005. Teori dan Metodologi Penulisan Hukum Hukum Normatif.
Malang: Banyumedia Publishing. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-
100/MEN/X/2004 yang tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Lalu Husni. 2003. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia edisi revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mohamad faiz, “Outsourcing Dan Pengelolaan Tenaga Kerja Pada Perusahaan”
Jurnal Hukum (Online) (Diakses pada tanggal 20 November 2010, pukul 11.56 WIB)
Peter Mahmud Marzuki. 2008. Penulisan Hukum Hukum. Jakarta: Kencana. Romi. “ Pengaturan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dari Perspektif Kepastian
Hukum dan Prospek ke Depan” . Jurnal. Fakultas Hukum Universitas Andalas Limau Manis Padang.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Mengenai Tenaga Kerja.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Whimbo Pitoyo. 2010. Panduan Prraktis Hukum Ketenagakerjaan. Jakarta: Visi
Media. William Brown. David Nash. Simon Deakin. Sarah Oxenbridge. Employment
contract: from Collective Procedures to Individual Rights Zainal Asikin, dkk. 1993. Dasar-Dasar Hukum Perburuhan. Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada.