Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan RADEN MAS SA'ID TERHADAP VOC

8
Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id Terhadap VOC Akfina Mustika P Bella Nova Natasa Fahmy Rijalul F M Yusriansyah A Zam Zam Saeful Bahtiar Kelompok 7

Transcript of Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan RADEN MAS SA'ID TERHADAP VOC

Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas

Sa’id Terhadap VOCAkfina Mustika P

Bella Nova NatasaFahmy Rijalul FM Yusriansyah A

Zam Zam Saeful Bahtiar

Kelompok 7

Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id Melawan VOC

Mengenal Pangeran Mangkubumi

Pangeran mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono 1) adalah adik dari Paku Buwana II. lahir di Kartasura, 6 Agustus 1717 – meninggal di Yogyakarta, 24 Maret 1792 pada umur 74 tahun) merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kesultanan Yogyakarta yang memerintah tahun 1755 – 1792. Nama aslinya adalah Raden Mas Sujana yang setelah dewasa bergelar Pangeran Mangkubumi. Ia merupakan putra Amangkurat IV raja Kasunanan Kartasura yang lahir dari selir bernama Mas Ayu Tejawati pada tanggal 6 Agustus 1717.

Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id Melawan VOC

Mengenal Raden Mas Sa’id

Raden Mas Sa’id adalah putra dari Raden Mas Riya yang bergelar Adipati Arya Mangkunegara dengan Raden Ayu Wulan, putri dari adipati Blitar. Raden Mas Sa’id pada usia 14 tahun sudah diangkat sebagai gendek kerator atau pegawai rendahan istana dan diberi gelar R.M Ng. Suryokusumo. Raden Mas Sa’id (lahir di Kraton Kartasura, 7 April 1725 – meninggal di Surakarta, 28 Desember 1795 pada umur 70 tahun) adalah pendiri Praja Mangkunegaran, sebuah kadipaten agung di wilayah Jawa Tengah bagian timur, dan Pahlawan Nasional Indonesia.

Awal Konflik Part I

Seteleh Sultan Agung meninggal, pemimpin kerajaan mataram islam tidak ada yang secakap seperti beliau bahkan rajanya pun lemah apalagi saat dipimpin oleh Paku Buwana II yang malah bersahabat dengan penjajah (VOC). VOC Semakin berani menekan dan melakukan intervensi terhadap pemerintahan Paku Buwana II. Wilayah pengaruh kerajaan mataram islam pun semakin berkurang dan persahabat Paku Buwana II dan VOC menimbulkan kekecewaaan para bangsawan kerajaan, apalagi setelah VOC melakukan intervensi dalam urusan pemerintah kerajaan. Hal tersebutlah yangMENYEBABKAN timbulnya perlawanan-perlawanan seperti yang dilakukan oleh Pangeran Mangkubumi selaku adik dari Paku Buwana II dan Raden Mas Sa’id.

Raden Mas Sa’id merasa sudah berpengalaman dan kemudian mengajukan permohonan untuk mendapatkan kenaikan pangkat. Namun hal itu malah mendapat hinaan dan cercaan dari keluarga kepatihan, bahkan dikaitkandengan tuduhan ikut membantu pemberontakan orang-orang cina yang sedang berlangsung.. Hal ini lantars membuat Raden Mas Said merasa SAKIT HATI dan muncul niat untuk melakukan PERLAWANAN terhadap VOC yang telah membuat kacau kerajaan karena banyak kaum bangsawan yang bersekutu dengan VOC

Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id Melawan VOC

Raden Mas Sa’id yang diikuti oleh R. Sutawijaya dan Suradiwangsa keluar kota untuk menusun kekuatan. Raden Mas Sa’id diangkat oleh pengikutnya sebagai raja baru dengan gelar Raden Adipati Anom Hamengku Negara Senopati Sudibyani Prang. Sampai sekarang sebutan Raden Mas Sa’id dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. Perlawanan yang dilakukan Raden Mas Sa’id ternyata cukup kuat karena mendapat dukungan dari masyarakat dan hal itu merupakan ancaman bagi eksistensi Paku Buwana II. Oleh karnea itu pada tahun 1745 Paku Buwana II membuat Sayembara yang mengumumkan bahwa “barang siapa yang dapat memadamkan perlawanan Raden Mas Sa’id maka akan mendapat hadiah sebidang tanah sukowati (di wilayah Sragen (sekarang) )”.

Awal Konflik Part 2

Adanya berita sayembara tersebut sampai ke Pangeran Mangkubumi. Pangeran mangkubumi ingin mencoba komitmen dan kejujuran Paku Buwana II. Pangeran mangkubumi pada akhirnya berhasil memadamkan perlawanan Raden Mas Sa’id, namun sang kakak Paku Buwana II tidak menepati janji yang di sebutkan pada saat mengumumkan sayembara. Hal ini disebabkan oleh bujukan rayuan yang manjur dari Patih Pringgalaya ke Paku Buwana II tidak memberikan tanah Sukowati atau Sragen ke Pangeran Mangkubumi. Hal tersebut memicu terjadinya PERTENTANGAN ANTARA PAKU BUWANA II yang didukung oleh Patih Pringgalaya DENGAN PANGERAN MANGKUBUMI.

Pada waktu terjadi konflik tersebut, tiba-tiba dalam pertemua terbuka di istana, Gubernur Jenderal Van Imhoff mengeluarkan kata-kata yang menghina dan menuduh Pangeran Mangkubumi berambisi mencari kekuasaan. Hal tersebut membuat Pangeran Mangkubumi sangat kecewa terhadap pejabat VOC yang secara langsung telah mencampuri urusan pemerintahaan kerajaan. Kemudian, Pangeran Mangkubumi meninggalkan istana untuk melawan VOC. Pangeran Mangkubumi dan pengikutna pergi ke Sukowati untuk menemui Raden Mas Sa’id. Akhirnya Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id sepakat untuk melawan VOC. Agar persekutuan keduanya kukuh, Raden Mas Sa’id dijadikan menantu dan membagi wilayah perjuangan. Raden Mas Sa’id Bergerak dibagian timur Surakarta ke selatan terus ke Madiun, Ponorogo dengan Sukowati sebagai pusatnya. Adapun Pangeran Mangkubumi berkonsentrasi di bagian barat Surakarta terus ke barat dengan pusatnya di hutan Beringin dan desa pacetokan, dekat pleret (termasuk daerah yogyakarta sekarang)Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id Melawan VOC

Paku Buwana IIKakak Pangeran

Mangkubumi

Jenderal Van ImhoffOrang yang Menuduh Pangeran Mangkubumi

Puncak KonflikDalam suasana perang pada tahun 1749 ada berita bahwa Paku

Buwana II sedang mengalami sakit keras. Dalam keadaan sakit tersebut, Paku Buwana II terpaksa harus menandatangani perjanjian dengan VOC. Perjanjian tersebut ditandatangani pada tanggal 11 Desember 1749 antara Paku Buwana II dan wakil VOC, Gubernur Baaron Van Hohendorff. Isi perjanjuan tersebut antara lain sebagai berikut:Susuhunan Paku Buwana II menyerahkan kerajaan Mataram baik secara de factor maupun secara de jure pada VOC.Hanya keterununan Paku Buwana II yang berhak naik tahta dan akan dinobatkan oleh VOC menjadi raja mataram dengan tanah mataram sebagai pinjaman dari VOC.Putra mahkota akan segera dinobatkan.

Sembilan hari setelah perjanjian di tandatangani, Paku Buwana II wafat pada tanggal 15 Desember 1749. Baron Van Hohendorff mengumbumkan bahwa pengangkatan putra mahkota sebagai Susuhunan Paku Buwawa III. Isi perjanjian tersebut Menyakitkan Hati para punggawa dan rakyat. Perjanjuan tersebut merupakan tragedi karena kerajaan mataram yang pernah berjaya harus menyerahkan kedaulatan atas seluruh wilayah kerajaan kepada pihak asing. Hal ini tersebut membuat Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id kecewa serta semakin meningkatkan perlawanan terhadap VOCPerlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id Melawan VOC

Akhir KonflikPerlawanan yang dilakukan Pangeran Mangkubumi berakhir setelah tercapainya Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755. Adapun isi pokok perjanjian gianti yaitu: Mataram, dibagi menjadi 2. Wilayah bagian barat (daerah Yogyakarta) diberikan kepada Pangeran Mangkubumi dan berkuasa sebagai sultan dengan sebutan Sri Sultan Hamengku Buwana I, sedangkan untuk bagian timur (daerah surakarta) tetap diperintah oleh Paku Buwana III.Perlawanan yang dilakukan oleh Raden Mas Sa’id berakhir setelah tercapai Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757. Isi perjanjian Salatiga

Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id Melawan VOC

Perjanjian Giyanti Perjanjian Salatiga

KesimpulanPenyebab perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id

terhadap VOC:• Adanya Campur tangan kerajaan oleh VOC• Hinaan dan tuduhan Raden Mas Sa’id• Hinaan dan tuduhan kepada Pangeran Mangkubumi• Ingkarya Paku Buwana II tentang SayembaraHasil dari perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id terhadap VOC:• Adanya perjanjian giyanti yang menghasilkan membelah kerjaan

mataram menjadi kasunanan Surakarta dan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat

• Adanya perjanjian salatiga dimana Raden Mas Sa’id menjadi pemimpin di Mangkunagaran

• Menjadikannya Pangeran Mangkubumi sebagai pemimpin kesultanan ngayogyakarta yang dibergi gelar Pangeran Hamengkubuwana I

Hikmah dari perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id melawan VOC:• Lebih berhati hati dalam bersahabat dengan orang luar• Tidak tergiur dengan namanya Tahta• Tidak Tergila gila dengan Kekuasaan

Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Sa’id Melawan VOC