Perlawanan Pajak
-
Upload
rizal-yusan -
Category
Documents
-
view
25 -
download
3
description
Transcript of Perlawanan Pajak
Perlawanan Pajak (Tax Resistance)
Perlawanan Pajak adalah hambatan-hambatan dalam pemungutan pajak baik yang disebabkan oleh
kondisi negara dan rakyatnya maupun disebabkan oleh usaha-usaha wajib pajak yang disadari
ataupun tidak disadari mempersulit pemasukan pajak sebagai sumber penerimaan negara.
Walaupun pajak tidak bisa dipungut tanpa adanya persetujuan dari rakyat, pemerintah selalu
berusaha untuk memberikan penerangan dan penyuluhan agar rakyat mempunyai kesadaran akan
kewajibannya membayar pajak.1
Penghindaran pajak merupakan bentuk penolakan untuk membayar pajak yang disebabkan
oleh ketidaksukaan pada pemerintah, kebijakan pemerintah, maupun konsep perpajakan itu sendiri.2
Terdapat dua jenis perlawanan pajak, yaitu perlawanan aktif dan perlawanan pasif.
Perlawanan pasif adalah perlawanan pajak yang ditimbulkan bukan karena inisiatif wajib pajak,
tetapi keadaan sekitar wajib pajak tersebut. Sementara itu, perlawanan aktif merupakan perlawanan
yang diusahakan oleh wajib pajak dengan melakukan berbagai cara – cara penghindaran pajak.3
Perlawanan Pajak Pasif
Perlawanan pajak pasif, secara umum, berasal dari hambatan – hambatan struktur
perekonomian, perkembangan moral dan intelektual, dan teknik pemungutan pajak.
Struktur perekonomian suatu negara menyimpan kesulitan tersendiri dalam pengumpulan
pajak. Teknik – teknik pengumpulan dan perhitungan pajak saat ini lebih mudah diterapkan pada
struktur perekonomian industri, seperti self assessment yang menuntut wajib pajak untuk
melakukan pembukuan atas pendapatan – pendapatannya. Tentu saja, teknik ini akan sulit
diterapkan pada negara yang mempunyai struktur perekonomian agraris dan menimbulkan
perlawanan pasif dari wajib pajak kepada negara karena rumitnya perhitungan pajak.4
Perlawanan Pajak Aktif
Secara umum, terdapat tiga cara perlawanan aktif terhadap pajak, yaitu penghindaran pajak,
pengelakan pajak, dan melalaikan pajak.
Penghindaran pajak adalah penggunaan dan penafsiran aturan – aturan perpajakan secara
legal dengan tujuan mengurangi jumlah utang pajak seseorang atau organisasi. Penghindaran pajak
1 Brotodihardjo R. Santoso (1998). Pengantar Ilmu Hukum Pajak2 Michael J. Nojeim (2004). Gandhi and King: The power of nonviolent resistance. p. 142.3 Edward Feser. "Taxation, Forced Labor, and Theft (The Independent Review, Fall 2000, pp. 219–235)"(PDF). Retrieved 2012-07-10.4 Brotodihardjo R. Santoso (1998). Pengantar Ilmu Hukum Pajak
dan pengelakan pajak dapat dianggap sebagai bentuk dari ketidakpatuhan pajak (tax
noncompliance) karena usaha – usaha tersebut tidak disenangi oleh sistem perpajakan negara. 5
Beberapa cara untuk menghindari pajak, yaitu pemilihan negara residen, pemanfaatan
perjanjian kerjasama double taxation, pembuatan entitas baru, ambiguitas peraturan pajak, tax
shelters, dan manipulasi harga transfer.
Sebuah perusahaan dapat menghindari pajak dengan mendirikan perusahaan atau anak
perusahaan di negara lain yang memiliki tingkat pajak yang lebih rendah daripada pajak di negara
saat ini. Akan tetapi, beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Finlandia, Perancis, Hungaria, Italia,
dan Spanyol tetap mengenakan pajak tanpa mempedulikan di mana warga negaranya tinggal.
Seseorang tidak dapat dengan mudah menghindari pajak hanya dengan mentransfer asetnya atau
pindah ke luar negeri.6
Double Taxation
Perjanjian bilateral double taxation dilakukan oleh kedua negara untuk menghindari pengenaan
pajak ganda kepada orang bukan penduduk, di mana penghasilan didapatkan dan penghasilan
tersebut dikenakan pajak kembali oleh negara asalnya. Dalam perjanjian ini, kedua otoritas dari
kedua negara, yang terikat dalam perjanjian double taxation, bertukar informasi dan mempunyai
hak untuk menginvestigasi wajib pajak atas anomali yang mengindikasikan pengelakan pajak (tax
evasion). 7
Seseorang atau badan usaha tertentu dapat menghindari pajak dengan membuat entitas
legal terpisah dan kemudian memindahkan aset – asetnya ke entitas baru tersebut. Entitas legal
biasanya berbentuk perusahaan, perikatan, atau yayasan. Entitas ini dapat terletak di negara lain.
Aset ditransfer ke entitas yang baru agar keuntungan dan pendapatan usaha direalisasikan atas
nama entitas baru tersebut, bukan atas nama entitas lama.
Ambiguitas Peraturan
Ambiguitas peraturan perpajakan dapat menjadi problematik karena perpajakan sangat
bergantung pada definisi istilah – istilah hukum, misalnya perbedaan antara biaya usaha dan biaya
pribadi.8 Ambiguitas peraturan perpajakan disebabkan oleh kesengajaan pembuat undang – undang
5 Michael Wenzel (2002). "The Impact of Outcome Orientation and Justice Concerns on Tax Compliance" (PDF). Journal of Applied Psychology. pp. 4–56 Moran Harari, Markus Meinzer and Richard Murphy (October 2012) "Financial Secrecy, Banks and the Big 4 Firms of Accountants" Tax Justice Network7 Darren Rykers (2009): A Critical Analysis of how Double Tax Agreements can facilitate Fiscal Avoidance and Evasion; The Taxpayer and the Lotus, 17 Nov.2009.8 Pasternak M., and Rico C., Tax Interpretation, Planning, and Avoidance: Some Linguistic Analysis, 23 Akron Tax Journal, 33 (2008).
dan ketidaksengajaan pembuat undang – undang. Ketidakjelasan peraturan pajak menimbulkan
celah (loopholes) yang dapat digunakan oleh wajib pajak untuk mengurangi jumlah pajaknya.
Beberapa contoh celah legal yang dapat dimanfaatkan, yaitu:
1. Tax haven, yaitu negara atau wilayah yang mempunyai tingkat pajak lebih rendah atau sama
sekali tidak ada pajak. 9
2. The “No Sale” Sale. Investor meminjam dana dengan menggunakan saham sebagai jaminan
untuk menghindari pajak capital gain.10
3. Deferred-Compensation Plan. Karyawan menerima penghasilan tertunda untuk menghindari
pajak.11
4. Capital Losses. Investor mengakui kerugian investasi untuk loss carryforward dan
mengurangi pajak di tahun – tahun berikutnya12
Pengelakan Pajak
adalah penghindaran pajak secara ilegal oleh individu dan organisasi. Pengelakan pajak dilakukan
dengan cara menuliskan penghasilan yang tidak sesuai dengan penghasilan sebenarnya untuk
mengurangi utang pajak, seperti pelaporan pajak yang tidak jujur, pengumuman penghasilan yang
lebih rendah, dan melebihkan pengurang pajak.
Berbeda dengan penghindaran pajak yang masih menggunakan cara yang taat hukum,
pengelakan pajak secara ilegal menipu pemerintah. Meskpiun demikian, kedua cara tersebut
dianggap sebagai ketidakpatuhan pajak oleh negara. 13
9 "11 Loopholes the World's Biggest Corporations Use to Skirt the Rule of Law". Policy Mic. Retrieved17 April 2015.10 "How to Pay No Taxes: 10 Strategies Used by the Rich". Bloomberg. Retrieved 21 June 2015.11 "How to Pay No Taxes: 10 Strategies Used by the Rich". Bloomberg. Retrieved 21 June 2015.12 "14 Ways To Avoid Paying Capital Gains". Forbes. Retrieved 22 June 2015.13 Michael Wenzel (2002). "The Impact of Outcome Orientation and Justice Concerns on Tax Compliance