Perkenalan KPPIP Pencapaian KPBU dan Key Success · PDF filePra-Studi Kelayakan. FBC atau...
-
Upload
nguyenxuyen -
Category
Documents
-
view
241 -
download
4
Transcript of Perkenalan KPPIP Pencapaian KPBU dan Key Success · PDF filePra-Studi Kelayakan. FBC atau...
Materi
Perkenalan KPPIP
Pencapaian KPBU dan Key Success Factors
1
Proyek Infrastruktur: antara harapan dan realita
2005
2010
2016
91 Proyek Infrastruktur dengan nilai US$ 22,5 Milyar ditawarkan kepada investor.
Infrastructure Summit 2005
87 Proyek Infrastruktur dengan nilai US$ 34 Milyar ditawarkan kepada pihak swasta
PPP Book diluncurkan
Baru 3 proyek KPS* yang berhasil mencapai konstruksi: Cikampek Palimanan, SPAM Tangerang dan PLTA Jawa Tengah (Batang)
Sampai dengan hari ini
Success rate 3%**
*Dari tahun 2005, terdapat 24 proyek yang telah ditenderkan (dimana 23 diantaranya proyek Jalan Tol), namun proyek-proyek tersebut sudah direncanakan dari sebelum tahun 2005 dan ditenderkan tidak murni dengan skema KPS. **Success rate didefinisikan sebagai proyek sudah memulai proses konstruksi. Dihitung berdasarkan 3 proyek dibandingkan dengan 91 proyek yang ditawarkan di 2005. 2
Kendala Pelaksanaan - Tidak terjadi sinkronisasi antara decision making dan pelaksanaan
Anggaran
Perizinan
SDM
Izin Lingkungan dan AMDAL
Izin Lokasi
Dukungan dan Jaminan Pemerintah
Pengadaan Lahan
RTRW/Tata Ruang
Izin Hutan
Disbursement pinjaman luar negeri
Tumpah tindih regulasi
Proses Pengadaan
Keputusan Politik,
Groundbreaking Keputusan Politik, Groundbreaking
Implementasi 3
Kendala untuk mengimplementasikan Perkembangan Infrastruktur
Sumber bottleneck dari proyek strategis nasional Terbatasnya Investasi proyek infrastruktur
NOTES: 1) Porsi APBN berdasarkan batas atas yang
disetujui oleh Kementrian Keuangan atas usulan BAPPENAS.
4
APBN/D
Kesenjangan Pembiayaan
BUMN ~ 22.23%
Investasi Swasta (KPBU, Off Balance
Sheet, Hutang, Obligasi,
dll ~ 36.52%)
APBN ~ 29.88%2)
APBD ~ 11.37%
~ Rp1.066 T
~ Rp1.751 T
~ Rp1.433 T
~ Rp545 T
Perizinan 8%
Perencanaan dan Penyiapan
11%
Pembiayaan
18%
Konstruksi 23%
Pengadaan Tanah
40%
Oleh karena itu Pemerintah melakukan berbagai perbaikan dimana salah satunya adalah pembentukan KPPIP
5
Reformasi Fiskal Reformasi Institusi Reformasi Peraturan
Semua perubahan ditujukan untuk membangun lingkungan bisnis untuk investasi masa depan
• Investasi di infrastruktur Indonesia dinilai sebagai investasi “high risk” dengan tingkat pengembalian tidak tentu.
• Indonesia tidak memiliki fasilitas fiskal untuk mendukung proyek
• Indonesia tidak memiliki kepemimpinan dalam implementasi perubahan yang dibutuhkan agar infrastruktur berkembang
• Reformasi Peraturan adalah tulang punggung perubahan. Sistem regulasi Indonesia dikenal memilki ambiguitas dan pertentangan peraturan.
Indonesia sekarang memliki fasilitas fiskal: • VGF; • Availability Payment; • Land revolving fund; dan • Panduan untuk pembagian
resiko.
• Pembentukan KPPIP (Komite Percepatan Penyedia Infrastruktur Prioritas);
• Penguatan PT. SMI and IIGF; • Pembentukan PPP unit untuk
fasilitas PDF and TA; dan • Pembentukan LMAN untuk
fasilitas pengadaan tanah.
• Pemerintah Indonesia telah memperbaiki peraturan berhubungan dengan PPP, Availability Payment, Direct Lending dan akusisi lahan.
• Usaha deregulasi juga dituangkan dalam Kebijakan Ekonomi yang diumumkan.
issu
es
Ref
orm
s
Pembentukan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)
6
2001 Pembelajaran dari tantangan yang dihadapi KKPPI
2005
2011
KK
PP
I K
PP
IP
KKPPI dibentuk melalui Keppres No. 21/2001 untuk merumuskan strategi, kebijakan, dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan percepatan pembangunan infrastruktur
Revisi melalui Perpres No. 42/2005, menambahkan cakupan kerja KKPPI dan jumlah K/L anggota
Revisi melalui Perpres No. 12/2011 menambahkan cakupan kerja KKPPI dan jumlah K/L anggota
Perubahan yang dilakukan untuk memperlancar kinerja KPPIP
Pemerintah membentuk Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) dengan penguatan-penguatan berdasarkan pembelajaran dari pengalaman di Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur
(KKPPI)
2014
2016
• Dibutuhkan mandat untuk membuat keputusan dan mengendalikan kegiatan penyelesaian permasalahan infrastruktur prioritas
• Dibutuhkan keterlibatan Komite sejak awal perencanaan sehingga dapat mengantisipasi permasalahan
• Diperlukan keanggotaan yang terbatas dengan didukung oleh tenaga professional penuh waktu.
• KPPIP memiliki fasilitas fiskal untuk membantu penyiapan proyek (termasuk untuk perekrutan tenaga ahli)
• KPPIP memiliki mandat dalam mengambil keputusan agar proyek dapat bergerak ke tahap selanjutnya
• KPPIP dapat memberikan insentif/disinsentif
KPPIP dibentuk melalui Perpres No.75/2014 dengan mengemban 6 mandat utama yang dimaksudkan untuk memperlancar kegiatan penyediaan infrastruktur prioritas.
Rencana untuk merevisi Perpres guna mengakomodir anggota tambahan (Menko Maritim dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan) sekaligus memperkuat peran PMO
Struktur organisasi KPPIP mencakup Kementerian yang berperan penting dalam peningkatan penyiapan proyek
7
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
KEANGGOTAAN KPPIP
Kementerian Keuangan
Kementerian Agraria & Tata Ruang/BPN
Kementerian PPN/Bappenas
PMO
Tim Pelaksana2
Komite1
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Menteri Keuangan
Menteri PPN/Kepala Bappenas Menteri ATR/Kepala BPN
Panel Konsultan
Tim Kerja Bontang3
Tim Kerja Lainnya
Tim Percepatan Pengadaan Lahan4
Tim Lintas Sektoral Lainnya
TIM KERJA SEKTOR
TIM
KER
JA L
INTA
S SE
KTO
R Diisi oleh
tenaga profesional penuh waktu
1Perpres No.75/2014 2Kepmenko Ekon No. 127/2015
3Kepmenko Ekon No. 159/2016 4Kepmenko Ekon No. 4/2016 7
Perubahan struktur organisasi KPPIP mencakup penambahan Kementerian ke dalam Komite
Struktur saat ini Revisi Struktur
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Menteri Keuangan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas
Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala BPN
Ketua
Anggota
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Menteri Keuangan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas
Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala BPN
Anggota
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Ketua
Wakil Ketua
8
Rancangan revisi Perpres No.75/2014 sedang dilakukan dan draft telah diserahkan kepada Sekretariat Kabinet
Project Management Office (PMO) sebagai ‘dapur’ pengambilan keputusan di tingkat Tim Pelaksana atau Komite
9
Tim Pelaksana Harian
Direktur Program
Tim Pengadaan: 1. TA Senior Procurement 2. TA Procurement
Office Manager
Tim Administrasi
Direktur Finansial
Direktur Proyek Sektor Energi
Direktur Proyek Sektor
Sumber Daya Air
Direktur Proyek Sektor Transportasi
Direktur Proyek
Sektor Jalan dan
Jembatan TA Komunikasi
TA Hukum
Konsultan Supporting PMO
Panel Konsultan KPPIP
KPPIP telah dilengkapi dengan Project Management Office (PMO) yang bekerja penuh waktu sebagai ‘dapur’ pengambilan keputusan di tingkat Tim Pelaksana atau Komite (tingkat Menteri).
Direktur Proyek Sektor Sumber Daya
Manusia
PMO
✓
� Pembentukan panel konsultan masih menunggu revisi Perpres No. 75/2014
Sesuai Peraturan Presiden No. 75/2014, KPPIP memiliki 6 mandat utama
10
*OBC atau Outline Business Case merupakan output dari Pra-Studi Kelayakan. FBC atau Final Business Case merupakan output dari Studi Kelayakan. ** PJP atau Penanggung Jawab Program adalah Menteri, Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pimpinan BUMN/BUMD yang ditetapkan sebagai penanggung jawab dalam penyediaan infrastruktur prioritas.
Menetapkan strategi dan kebijakan di sektor infrastruktur Memfasilitasi peningkatan kapasitas aparatur dan kelembagaan terkait dengan penyediaan infrastruktur prioritas
5
6
Proyek Top Down (usulan Presiden/Wakil Presiden)
Proyek Bottom Up (usulan K/L/Pemda)
Menetapkan skema & sumber
pendanaan
APBN
Penugasan BUMN
KPBU/ Strategic Funding
Menetapkan Daftar Proyek
Prioritas Melakukan
pemantauan dan debottlenecking
Menetapkan standar kualitas Pra-Studi Kelayakan serta
melakukan revisi/ re-do jika diperlukan
Output KPPIP
1. Daftar Proyek Prioritas
3.Rencana Aksi dengan target pencapaian yang disepakati
2. Service Level Agreement (SLA)
12
3
4
Skema Pendanaan
Peraturan Presiden No. 3/2016 memperluas peran KPPIP untuk mendukung pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN)
11
Evaluasi Daftar PSN Evaluasi kemajuan proyek-proyek dan
penambahan/pengurangan daftar proyek sesuai kriteria
225 PSN + 1 Program
Ketenagalistrikan
30 Proyek
Prioritas/ KPPIP
Pemantauan Proyek dilakukan secara efisien dan efektif
melalui sistem TI KPPIP (efektif akhir Juli 2016)
Koordinasi dengan pemangku kepentingan dalam upaya debottleneck pelaksanaan PSN
dalam level nasional
Peran KPPIP untuk percepatan pelaksanaan PSN
KPPIP dimandatkan untuk melakukan kajian atas dafttar PSN dan merekomendasikan perubahan daftar sesuai dengan perkembangan terkini
KPPIP diberikan mandat untuk menyusun dan menetapkan daftar proyek prioritas KPPIP, meningkatkan kualitas penyiapan proyek, dan mendorong penyelesaian masalah.
Perpres No. 3/2016
Perpres No. 75/2014
Gambaran Umum Peran KPPIP
Proyek Kemenko Perekonomian / Maritim/ K/L
KPPIP membagikan pembelajaran penyiapan dan debottlenecking pada K/L untuk diterapkan pada proyek-proyek tersebut.
Proyek Strategis Nasional (PSN)
KPPIP melakukan pemantauan atas kemajuan proyek tapi tidak melakukan active debottlenecking.
KPPIP akan melakukan active monitoring dan debottlenecking pada proyek prioritas. Proyek prioritas akan mendapat fasilitas khusus yang dapat diberikan oleh KPPIP (contoh: penyiapan OBC, AMDAL, panel konsultan).
Proyek Prioritas/
KPPIP
PERAN KPPIP
12
KPPIP memusatkan usahanya pada 30 proyek prioritas dengan landasan hukum Permenko Perekonomian No. 12 Tahun 2015 tentang Daftar Proyek Prioritas
4
4
4 4
3 8
5 6
17 12
13 18 21
11
1
25
9 2
7
6
10
4
4
26
4
4 27
15
30
23
16
29
12 19
29
29
29 29
29
29
29
29
29
4
4
8
14
19
20
22
24
28
1. Jalan Tol Balikpapan-Samarinda 2. Jalan Tol Mando-Bitung 3. Jalan Tol Panimbang Serang 4. 8 Ruas Jalan Tol Trans Sumatera 5. Kereta Api Ekspres SHIA 6. MRT Jakarta Jalur Selatan – Utara 7. Kereta Api Makassar – Parepare 8. Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung 9. Pelabuhan Hub Internasional Bitung 10. PLTA Karangkates IV & V (2x50MW) 11. PLTA Kesamben (37MW) 12. PLTA Lodoyo (10MW)
13. Inland Waterways/Cikarang – Bekasi – Laut (CBL)
14. Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan
15. Light Rail Transit (LRT) Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi
16. National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A
17. Sistem Pengolahan Limbah Jakarta 18. SPAM Semarang Barat 19. High Voltage Direct Current (HVDC) 20. Transmisi Sumatera 500 kV
21. Central – West Java Transmission Line 500 kV 22. Central Java Power Plant (CJPP)/PLTU Batang 23. PLTU Indramayu 24. PLTU Mulut Tambang Sumatera Selatan 8, 9,
10 25. Kilang Minyak Bontang 26. RDMP/Revitalisasi Kilang Eksisting
(Balikpapan, Cilacap, Balongan, Dumai, Plaju) 27. Pelabuhan di Jawa Barat Bagian Utara
(Patimban) 28. Kilang Minyak Tuban 29. Palapa Ring Broadband 30. Kereta Api Kalimantan Timur 13
Alur kerja KPPIP dalam mendukung penyiapan dan pelaksanaan proyek
14
Penetapan Proyek Strategis Nasional (PSN)
Seleksi proyek prioritas
bottom-up
Seleksi proyek prioritas top-down
Daftar Proyek Prioritas
Penyusunan MoU Rencana
Aksi
Review OBC*
Percepatan Pengadaan Tanah*
Penetapan Skema
Pendanaan
Monitoring & debottlenecking
Groundbreaking
*) Review OBC dilakukan bersamaan dengan percepatan pengadaan tanah mengingat sebagian besar kelemahan OBC proyek adalah pada bagian analisa keuangan.
Tools yang dikembangkan KPPIP untuk meningkatkan kualitas penyiapan Proyek Prioritas
KPPIP tengah membangun Project Dashboard untuk pemantauan real time
dan akan disinkronisasikan dengan KSP dan K/L lainnya untuk mewujudkan
amanah Presiden atas One Data
KPPIP telah menerbitkan Laporan Semester Juli 2014 – Juli 2015 dan Agustus 2015 –
Desember 2015 dan melakukan Infrastructure Outlook 2016 untuk meningkatkan komunikasi
dengan stakeholders dan transparansi
SK Ketua KPPIP untuk membentuk Tim Pelaksana, Tim Kerja Ketenagalistrikan, Tim Kerja Kilang
Minyak Bontang, dan Tim Percepatan Pengadaan Tanah sudah diterbitkan dan Tim Kerja sudah giat
melaksanakan mandatnya
KPPIP telah menyusun SOP, OBC Guideline, dan Funding Scheme
Guideline dan akan disinkronisasikan dengan PPP Unit dan IIGF untuk membentuk satu standar nasional
15
Some of KPPIP’s achievements to date (1/6)
16
Proyek 2015 – saat ini 2017 – dan seterusnya
Kilang Minyak Bontang
Jalan Tol Serang – Panimbang
KPPIP menghidupkan kembali proses penyiapan proyek yang sudah tertunda selama 5 tahun. Proyek ini diharapkan dapat menjadi proyek kilang KPBU pertama di dunia dengan nilai investasi Rp. 75 – 150 Triliun.
Memfasilitasi persiapan Outline Business Case (OBC) dengan mengalokasikan dana ~Rp. 14 Milyar untuk menugaskan perusahaan internasional melakukan persiapan OBC.
Memfasilitasi pertemuan antara pemangku kepentingan untuk mengkaji rekomendasi skema pendanaan dan selanjutnya meminta persetujuan di tingkat Menteri
Rencana penyusunan Basic Engineering Design (BED) and Front-End Engineering Design (FEED)
Target konstruksi pada 2019 Commercial operation date pada 2022
Presiden telah menginstruksikan bahwa proyek ini harus operasional pada 2018. Dengan nilai investasi ~ Rp. 11.3 Triliun, proyek ini akan memudahkan akses dari dan ke KEK Tanjung Lesung.
Memfasilitasi kajian Value for Money (VfM) yang merupakan bagian dari proses penyiapan proyek dalam skema KPBU dan akan menjadi dasar penentuan skema pendanaan
Menyusun standar dalam menyiapkan OBC untuk proyek jalan tol
Memfasilitasi pertemuan antar pemangku kepentingan untuk mengkaji rekomendasi skema pendanaan untuk kemudian meminta persetujuan tingkat Menteri
Memfasilitasi penyusunan AMDAL yang dibutuhkan untuk proses pengadaan tanah. Dampak positifnya adalah penerbitan SK Penetapan Lokasi
Pengadaan tanah dilaksanakan pada 2017
Target konstruksi dimulai pada 2017 Commercial operation date pada 2018
Some of KPPIP’s achievements to date (2/6)
17
Proyek ini akan menghubungkan Bandara Internasional Kuala Namu ke pusat kota dengan panjang total 62 km
.
Memfasilitasi rapat koordinasi untuk mengatasi masalah tumpang tindih trase dengan lokasi pipa gas (10 titik lokasi). Hasil yang diperoleh adalah merelokasi 5 lokasi dan modifikasi 5 lokasi lainnya
Konstruksi telah dimulai sejak 2015 Konstruksi telah mencapai 68% pada Sept
2016
Commercial operation date pada 2017 Jalan Tol Medan – Kualanamu – Tebingtinggi
Jakarta Sewerage System (JSS)
Menyediakan panduan dalam persiapan OBC yang akan menjadi dasar rekomendasi skema pendanaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkanoleh KPPIP
Memfasilitasi pertemuan antar pemangku kepentingan mengenai skema pendanaan untuk selanjutnya memperoleh persetujuan tingkat Menteri
Proyek ini akan mengelola limbah domestik yang terbagi dalam 15 zona di Jakarta dengan total nilai investasi ~ Rp. 5 Triliun. JSS dibutuhkan untuk mendukung efektifitas National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang telah memulai konstruksi.
Target konstruksi IPAL Zona 1 pada 2018
Commercial operation date pada 2022 (Zona 1)
Akan melakukan gap study di 2017
Proyek 2015 – saat ini 2017 – dan seterusnya
Some of KPPIP’s achievements to date (3/6)
18
Proyek ini akan mendukung pengurangan kepadatan lalu lintas di jalan utama kota Palembang dengan nilai investasi Rp. 12.5 Triliun. LRT juga akan mendukung Asian Games 2018.
Commercial operation date pada 2017
Memetakan isu dan memformulasikan solusi untuk proyek yang telah direncanakan sejak tahun 1970an bersama dengan Pemprov Jawa Timur dan PT SMI
Mengeskalasikan isu strategis yang tidak dapatt diselesaikan di level teknis ke tingkat Eselon 1 dan/atau tingkat Menteri
Memfasilitasi rapat konsolidasi yang diketuai oleh Menko Pereknomoian sebagai ketua KPPIP untuk memecahkan isu yang belum terselesaikan
Target konstruksi di 2016
Proyek ini akan menyediakan air bersih kepada masyarakat Jawa Timur dengan total nilai investasi ~ Rp. 4.5 Triliun. Proyek ini diusahakan melalui KPBU dengan dukungan Viability Gap Funduing (VGF).
Commercial operation date pada 2018
Light Rapid Transit (LRT) Sumatera Selatan
Umbulan Water Supply
Memfasilitasi koordinasi antara Kemenhub, BPKP, LKPP, TP4 dan PT Waskita Karya untuk memastikan penyelenggaraan prasarana LRT Sumsel sesuai hukum yang berlaku
Mengkaji kembali kajian finansial yang telah ada
Mengkaji kemampuan BUMN yang mengusahakan proyek
Meberikan rekomendasi kepada pengambil keputusan atas skema pendanaan proyek
Proyek 2015 – saat ini 2017 – dan seterusnya
Some of KPPIP’s achievements to date (4/6)
19
Proyek ini akan menjadi Pilot Project KPBU dengan total nilai investasi Rp 40 Triliun, nilai KPBU terbesar sampai saat ini.
Menyediakan rekomendasi untuk mempercepat proses pengadaan tanah sesuai dengan peraturan yang berlaku
Mengkoordinasikan proses pengambilan keputusan untuk mempercepat kegiatan pengadaan tanah
Memfasilitasi percepatan proyek terkait akselerasi finalisasi pencapaian finansial
Persiapan konstruksi sedang dilaksanakan
Commercial operation date pada 2019
This project will supply electricity for Java and Bali which eventually reduce electricity crisis and support the industrial estates in the Eastern region of DKI Jakarta and West Java with total investment of IDR 20 trillion.
Target konstruksi di 2017 Commercial operation date pada 2019
Central Java Power Plant (CJPP)/ PLTU Batang
PLTU Indramayu Melakukan kegiatanuntuk percepatan penerbitan Izin Lingkungan oleh Bupat (yang telah tertunda selama 3 tahun) agar dapat melanjutkan ke tahap persiapan proyek
Mendukung koordinasi untuk menyelesaiakan masalah tata ruang yang menjadi dasar penerbitan SK Penetapan Lokasi yang dibutuhkan untuk pengadaan tanah
Proyek 2015 – saat ini 2017 – dan seterusnya
Some of KPPIP’s achievements to date (5/6)
20
This mega project with total investment of IDR 600 trillion includes the construction of a giant seawall in the north of Jakarta Bay as an effort to protect the capital city from floods.
Mendorong proses pengambilan keputusan atas matriks tanggung jawab antara Pemerintah dengan investor dalam rangka persiapan EIA
BBWS telah menyetujui matriks tanggung jawab dan saat ini sedang dalam proses lelang untuk jasa konsultansi mempersiapkan EIA
Target konstruksi di 2016 Commercial operation date pada 2018
Proyek ini akan menghubungkan dua kota utama di Provinsi Sulawesi Utara, yakni Manado dan Bitung. Proyek ini akan menjadi akses utama ke KEK Bitung dan Pelabuhan internasional Bitung. Proyek ini bernilai Rp 5.1 Triliun dan menggunakan skema KPBU dengan dukungan konstruksi sebagian oleh Pemerintah
Target konstruksi di 2017 Commercial operation date pada 2018
Mempercepat penerbitan Peraturan Menteri ATR/BPN No. 6/2015, yang memberikan penyesuaian atas Perpres No. 30/2015. Permen ini dibutuhkan sebelum dapat melanjutkan pengadaan tanah untuk Seksi 2
Konstruksi untuk Seksi 1 telah dimulai bersamaan dengan penyelesaian pengadaan tanah
Pengadaan tanah Seksi 2 sedang dilaksanakan
NCICD
Jalan Tol Manado – Bitung
Add dukungan untuk masuk ke LMAN
Proyek 2015 – saat ini 2017 – dan seterusnya
Some of KPPIP’s achievements to date (6/6)
21
MRT Jakarta (North – South Corridor)
Mendukung percepatan persetujuan Presiden dalam hibah Perumahan Polri untuk pembangunan stasiun
Mempercepat proses pencairan pinjaman asing untuk memastikan konstruksi dapat dimulai tepat waktu
Memfasilitasi koordinasi isu tumpang tindih dengan pipa gas
Konstruksi telah mencapai 44%.
Target konstruksi Tahap 2 direncanakan pada 2018-2020
Tahap 1 siap dioperasikan pada 2019 dan Tahap 2 diperkirakan dapat dioperasikan pada 2020 Proyek ini ditujukan untuk
memecahkan masalah kemacetan akut di Ibukota, meningkatkan mobilitas orang yang pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan ekonomi daerah. Proyek ini terbagi dalam 2 tahap: Tahap 1 dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI dan Tahap 2 Bundaran HI sampai Kampung Bandan
Proyek 2015 – saat ini 2017 – dan seterusnya
Materi
Perkenalan KPPIP
Pencapaian KPBU dan Key Success Factors
22
Pembangunan infrastruktur membutuhkan investasi yang signifikan yang tidak dapat sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah
23
APBN/D
Kesenjangan Pembiayaan
BUMN ~ 22.23%
CATATAN: 1) Hipotesa angka, tidak untuk dikutip. Angka resmi kebutuhan investasi hanya mencakup budget ceiling untuk APBN/D
yang telah disepakati oleh Kemenkeu di Januari 2015 2) Porsi APBN berdasarkan kesepakatan budget ceiling dari Kementerian Keuangan atas proposal Bappenas 3) Estimasi berdasarkan investasi proyek berskala besar dan rehabilitasi, belum termasuk biaya operasi secara detail.
Kebutuhan Investasi
untuk Infrastruktur Strategis1)
(Rp 4.796,2
Triliun3 ) Investasi Swasta
(KPBU, Off Balance Sheet,
Hutang, Obligasi, dll ~ 36.52%)
APBN ~ 29.88%2)
APBD ~ 11.37%
~ Rp1.066 triliun
~ Rp1.751 triliun
~ Rp1.433 triliun
~ Rp545 triliun
Mengingat keterbatasan anggaran dan kapasitas finansial BUMN, sektor swasta merupakan satu-satunya sumber pembiayaan yang tidak terbatas
Untuk memikat investor, Pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas untuk KPBU dari tahap penyiapan proyek hingga konstruksi
PEMERINTAH INDONESIA
Penyiapan Proses Lelang Konstruksi
Viability Gap Funding (VGF)
Penjaminan BLU LMAN
Fasilitas Pajak
Availability Payment
Fasilitas untuk mendukung PJPK* dalam penyiapan proyek KPBU (PDF/TA). Insitusi Pengelola: PT SMI dan PT IIF, PPP Unit di Kemenkeu (setelah didirikan)
Fasilitas untuk meningkatkan kelayakan finansial proyek dengan memberikan kontribusi pada biaya konstruksi.
Insitusi Pengelola: Kemenkeu berdasarkan proposal dari PJPK* Komitmen Pemerintah: Max. 49% per proyek
Penjaminan kewajiban pemerintah dalam kesepakatan konsensi infrastruktur
Insitusi Pengelola: PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia – dimiliki oleh Kemenkeu Komitmen Pemerintah: Rp 6 Triliun
PMK No. 159/PMK.010.2015 tentang tax holiday untuk sektor pionir seperti industri berbahan dasar metal, kilang minyak, petrokimia dasar, mesin, energi terbarukan dan peralatan telekomunikasi.
Insitusi Pengelola: Kemenkeu
Skema pembayaran berkala oleh pemerintah selama masa konsensi setelah aset selesai dikerjakan oleh pihak swasta agar proyek bankable.
Insitusi Pengelola: Kemenkeu Perkembangan: PMK dan Permendagri tentang Availability Payment telah diterbitkan.
Fasilitas dana pengadaan tanah Proyek Strategis Nasional guna menjembatani keterbatasan ketersediaan dana pengadaan tanah. Insitusi Pengelola: Kementerian Keuangan Komitmen Pemerintah: Rp 16 T (2016), Rp 20 T (2017)
Project Development Facility (PDF)
Reformasi Kelemba-
gaan
Pendirian KPPIP dan memberdaya-kan lembaga eksisting (PT SMI dan PT PII) untuk menutup gap pendanaan agar proyek bankable.
Insitusi Pengelola: Kemenko Perekonomian dan Kemenkeu
*) Penanggung Jawab Proyek Kerjasama 24
Upaya – upaya tersebut sudah mulai menghasilkan success stories proyek KPBU
Penandatanganan perjanjian kerjasama untuk SPAM Umbulan dengan dukungan Viability Gap Funding
Financial Close PLTU Batang
Beberapa success stories KPBU di 2016
Penandatanganan perjanjian kerjasama Palapa Ring Broadband paket Barat, Tengah dan Timur serta financial close paket Barat dan Tengah dengan Availability Payment
Penandatanganan perjanjian kerjasama untuk Jalan Tol Balikpapan – Samarinda, Manado – Bitung, and Pandaan Malang
25
Namun jumlah proyek dan nilai investasi di atas masih harus ditingkatkan secara signifikan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dalam RPJMN
Saat ini, seluruh peraturan dan ekosistem yang dibutuhkan untuk mensukseskan KPBU telah dibentuk…
26
PERENCANAAN PENYIAPAN TRANSAKSI IMPLEMENTASI
Regulasi Terkait
Institusi pendukung
• Perpres No. 38/2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
• Permen Bappenas No. 4/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU)
• Regulasi sektoral
• Perpres No. 38/2015 tentang KPBU
• Permen Bappenas No. 4/2015 tentang Tata Cara KPBU
• UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Tanah
• PMK No. 190/PMK.08/2015 tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment)
• PMK 223/PMK.011/2012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi pada Proyek KPBU
• Regulasi sektoral
• Perka LKPP No. 19/2015 Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan KPBU
• Perpres No. 78/2010 Tentang Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek KPBU
• PMK No. 260/PMK.011/ 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur Proyek KPBU
• Regulasi sektoral
KPPIP (fasilitas studi, penetapan skema pendanaan dan debottlenecking)
PPP Unit (fasilitas PDF/TA dan fiskal)
PT. PII (penjaminan)
*)Untuk memberikan bantuan teknis yang difasilitasi oleh dana pembangunan proyek, PPP Unit dapat menugaskan PT. SMI
PT. SMI*/ PT. IIF (penyiapan dan pembiayaan proyek)
… yang diperlukan hanya 3 key success factors
27
Komitmen Pemerintah
1Kondisi di Indonesia Studi Kasus Success Story
• Pergantian kepemimpinan pada Kementrian/ Lembaga/Daerah seringkali mengubah keputusan dan kebijakan
• Komitmen hanya diberikan secara verbal dan tidak direfleksikan secara nyata (contoh: pendanaan, perizinan, komunikasi yang konsisten, dll)
• Contoh Proyek: KA Ekspress SHIA
Persiapan Proyek dengan Standar Internasional
2 • Anggaran Kementerian Sektor tidak mencukupi untuk melakukan studi dengan kualitas Internasional
• Konsultan yang dipilih belum memiliki jejak rekam internasional sehingga hasil studi tidak dipercaya
• Contoh Proyek: Jakarta Sewerage System
Proses Pengambilan Keputusan yang Objektif
3 • Keputusan atas skema pendanaan tidak didasari oleh analisa yang objektif, dan keputusan yang diambil terkadang berubah seiring berjalannya waktu
• Contoh Proyek: SPAM Semarang Barat
Pemerintah Queensland, Australia, mendorong pipeline proyeknya dengan (1) memberikan komitmen pendanaan 10 tahun, dan (2) mendirikan PMO yang diberikan wewenang untuk mengambil alih proyek yang sudah terlambat 6 bulan dari jadwal awal
• PPP Center di Filipina memberikan dukungan penyiapan proyek dengan panel konsultan bertaraf internasional dalam menyusun studi dan memberikan transaction advisory semua proyek KPBU yang ada di dalam pipeline
• KPPIP menyedian dukungan Pre-FS untuk Kilang Minyak Bontang dengan standar internasional
Di berbagai negara yang melaksanakan KPBU dengan sukses seperti Australia, pengambilan keputusan didasarkan pertimbangan yang objektif (IRR, VFM, dll), dan selama tidak terdapat perubahan luar biasa yang merubah butir-butir pertimbangan tersebut (contoh: bencana alam, force majeure, dll), skema pendanaan tidak dapat diubah
Proyek yang memiliki key success factors dapat mencapai financial close dengan cepat
Implementasi
Perencanaan
Penyiapan
Transaksi
• Penganggaran • Identifikasi dan Penetapan • Keputusan atas rencana KPBU • Pengkategorian KPBU
• Penganggaran • Penyusunan Kajian Awal dan
Kajian Akhir • Konsultasi Publik • Pengajuan Dukungan dan
Jaminan Pemerintah
• Penganggaran • Penjajakan minat pasar • Penetapan lokasi • Pengadaan Badan Usaha • Penandatanganan kontrak • Perolehan pembiayaan
• Detailed Engineering Design • Konstruksi • Operations and Maintenance
(O&M) • Serah terima kembali setelah
masa konsesi 28
Waktu yang diperlukan dalam best practice: 2 tahun**
Waktu yang diperlukan dalam best practice: 1 tahun**
Total waktu yang diperlukan 3 tahun, tidak lebih lama dari proyek APBN*
*) Dengan PMO yang kuat dan komitmen anggaran multi-years 10 tahun, Australia berhasil menekan waktu penyiapan proyek KPBU lebih lanjut menjadi 2 tahun hingga financial close. **) Pengadaan tanah harus dilakukan secara paralel selama proses ini karena tanah merupakan prasyarat financial close.
TERIMA KASIH Sekretariat – Komite Percepatan Penyediaan
Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Menara Merdeka,8th Floor - Jalan Budi Kemuliaan I No. 2
Jakarta 10110, Indonesia T. +62 21 2957 3771, +62 21 2957 3772
F. +62 21 2957 3773