Perkembangan PT Aqua
-
Upload
arfianty-reka -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Perkembangan PT Aqua
7/21/2019 Perkembangan PT Aqua
http://slidepdf.com/reader/full/perkembangan-pt-aqua 1/3
Perkembangan Aqua PT.Goden Missisipi menjadiPT. Tirta Investama
Pendahuluan
Berbicara tentang air minum dalam kemasan, yang pertama muncul dalam benak kita pastilah Aqua. Memang
merk yang satu ini telah menjadi top brand di Indonesia. Hampir setiap orang di Indonesia pasti tahu atau
minimal pernah mendengar nama Aqua. Bagaimana kisah sukses Aqua sampai bisa seperti sekarang?
Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) terbesar di Indonesia yang diproduksi oleh PT
Aqua Golden Mississippi di Indonesia sejak tahun 1973 dan merupakan salah satu merek AMDK yang paling
terkenal di Indonesia, sehingga telah menjadi seperti merek generik untuk AMDK.
Pada awal Pendiriannya, PT Aqua Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 di Indonesia. Ide mendirikan
perusahaan AMDK timbul ketika Tirto Utomo bekerja sebagai pegawai pertamina pada awal tahun 1970-an.
Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu
ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto
kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum
yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.[1]
Ia dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam kemasan bersama Slamet
Utomo yang pernah magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di
Thailand. Setelah itu Tirto mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi, dan menamai pabrik itu
Golden Mississippi dengan kapasitas produksi enam juta liter per tahun. Tirto sempat ragu dengan nama Golden
Mississippi kemudian Konsultannya, Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua karena cocok
terhadap gambaran air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Ia setuju dan mengubah merek
produknya dari Puritas menjadi Aqua. Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk
kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu
bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml
Masuknya Danone
Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru dan sepeninggal ayahnya
Tirto Utomo, Lisa Tirto sebagai pemilik Aqua Golden Mississipi menjual sahamnya kepada Grup Danone pada
4 September 1998. Pada tahun 2000, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua. Danone meningkatkan
kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40% menjadi 74%, sehingga Danone kemudian menjadi
pemegang saham mayoritas Aqua Group.[2] Aqua menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1
November 2001.
Analisis Perkembangan Aqua
Dalam bisnis internasional kita mengenal tiga macam pendekatan yang dipakai dalam menganalisa fenomena
transaksi ekonomi antar bangsa. Aqua sebagai contoh kasus dalam makalah ini dapat dianalisa dengan
menggunakan pendekatan struktural[3]. Dapat terlihat bahwa walaupun Danone sebagai pihak yang memiliki
power lebih, tetapi Danone menggunakan sistem diversifikasi Horizontal dimana terjadi pembagian kerja demi
meningkatkan keuntungan. Danone mengatur mengenai pemberlakuan aturan standar barang, seperti
penggunaan bahan baku yang merusak lingkungan, dan sumber bahan baku air, digabungkan dengan kebijakan
di negara masing-masing. Sedangkan PT. Tirta Investama mengatur segala upaya untuk memberikan subsidi
7/21/2019 Perkembangan PT Aqua
http://slidepdf.com/reader/full/perkembangan-pt-aqua 2/3
kepada daerah-daerah tertentu, pengaturan standar berat dan bobot barang, dengan maksud untuk membuat
harga jual produk lebih kompetitif dibandingkan dengan produk asing.[4].
Dalam menyikapi perdagangan internasional, Aqua Danone lebih menekankan kepada Perdagangan Bebas
dalam melakukan politik pedagangannya. Danone mempercayai untuk meningkatkan produksi Aqua sebagai
Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) pertama dan terbesar di Indonesia, Aqua hanya perlu
meningkatkan Kualitas dan inovasi-inovasi baru.
Kebijakan yang dilakukan Aqua Danone jika dirujukan kepada tiga tipe kebijakan Alan Winters, Aqua lebih
kepada tipe ke-tiga : Tidak sengaja dimaksudkan melakukan proteksi, tetapi memiliki dampak yang dapat
menghambat masuk produk asing. Aqua telah mendapat kepercayaan di masyarakat Indonesia sebagai produk
Air Minum Dalam Kemasan yang sehat dan selain itu, bahan baku yang dibutuhkan banyak di Indonesia. Hal ini
menyebabkan masyarakat tidak terlalu memerlukan produk asing dan menghambat masuk/ berkembangnya
produk asing di Indonesia.
Kemudian jika dilihat kembali dari sejarahnya, terdapat nuansa kultural yang terjadi di Perusahaan Aqua.
Adanya latar belakang kebudayaan keluarga yaitu menurunkan kepemimpinan kepada anak atau kerabat masuk
kedalam kancah bisnis. Ketika Tirto sudah tidak dapat menjalani bisnis Aqua, maka Anaknya lah yang menjadi
pengganti atau pemegang Aqua. Nuansa Kultural seperti ini memang biasa terjadi dalam bisnis yang bersifat
swasta. Akan tetapi, Pada Masa Kepemimpinan Lisa Tirto mulai maraknya pesaing-pesaing serupa yang
memang pada kenyataannya produk AMDK tidak terlalu beragam, sehingga Lisa melakukan upaya
penyelesaian masalah dengan bekerjasama dengan cara menjual saham ke Grup Danone. Langkah ini
berpengaruh pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam
kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia saat itu. Akan tetapi hal tersebut menjadikan adanya akuisisi yang
dilakukan Danone dan kepemimpinan pun berubah.
Grup Danone yang merupakan perusahaan multinasional yang bisnisnya memfokuskan dibidang AMDK,
franchise, dan Minuman Ringan adalah perusahaan multinasional yang memiliki tiga eksplanasi yaitu profit,
product life cycle, dan teknologi. Danone Melakukan Eksplanasi Profit yaitu dengan cara mengakuisisi produk-
produk yang bekerjasama dengannya dengan menggunakan diversifikasi Horizontal. Sehingga terjadi
pembagian keuntungan antara Danone dan Aqua sendiri. Kemudian Danone melakukan Eksplanasi Product Life
Cycle. dengan memahami bahwa ada beberapa fase daur hidup produk Aqua, Danone membuat inovasi seperti
membuat Aqua Splash of Fruit dan Mizone. Merupakan terobosan yang bertujuan selain untuk meningkatkan
profit tetapi juga untuk mempertahankan produk Aqua sendiri di Masyarakat. Yang terakhir adalah Eksplanasi
Teknologi. Selain Danone yang merupakan Perusahaan Multinasional yang harus mempelajari kestabilan politik
suatu Negara yang akan diajak kerjasama Danone juga harus meningkatkan teknologi produksi seperti yang ia
telah lakukan terhadap Aqua. Dengan melakukan inovasi dari yang tadinya menggunakan botol kaca kemudian beralih ke bahan plastik yang ramah lingkungan merupakan salah satu terobosan teknoloi yang dilakukan
Danone terhadap Aqua.
Kesimpulan
Dalam Kasus perkembangan Aqua menjadi Aqua Danone dapat kita gunakan pendekatan yaitu pendekatan
Stuktural. Karena Danone memiliki saham terbesar maka Danone yang mengatur inovasinya dan PT Tirta
Investama mengatur pendistribusian dan pengemasan produk. Adanya integrasi dalam struktur kerja bertujuan
untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Dalam menyikapi perdagangan internasional, Aqua Danone
lebih menekankan kepada Perdagangan Bebas dalam melakukan politik pedagangannya. Kemudian terdapatnuansa kultural yang terjadi selama masa perkembangan Aqua sampai Danone membeli sahamnya. Maka terjadi