Perkembangan Pers

9
PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA Negara demokrasi adalah negara yang mengikutsertakan partisipasi rakyat dalam pemerintahan serta menjamin terpenuhinya hak dasar rakyat dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara. Salah satu hak dasar rakyat yang harus dijamin adalah kemerdekaan menyampaikan pikiran, baik secara lisan maupun tulisan. Pers adalah salah satu sarana bagi warga negara untuk mengeluarkan pikiran dan pendapat serta memiliki peranan penting dalam negara demokrasi. Pers yang bebas dan bertanggung jawab memegang peranan penting dalam masyarakat demokratis dan merupakan salah satu unsur bagi negara dan pemerintahan yang demokratis. Menurut Miriam Budiardjo, bahwa salah satu ciri negara demokrasi adalah memiliki pers yang bebas dan bertanggung jawab. A. Pengertian Pers Ada 2 pengertian tentang pers, yaitu sbb : 1. dalam arti sempit ; Pers adalah media cetak yang mencakup surat kabar, koran, majalah, tabloid, dan buletin-buletin pada kantor berita. 2. Dalam arti luas ; Pers mencakup semua media komunikasi, yaitu media cetak, media audio visual, dan media elektronik. Contohnya radio, televisi, film, internet, dsb. B. Sejarah perkembangan pers dunia (Eropa) http://armada-masadepan.blogspot.com/2009/01/peranan-pers-dalam- masyarakat.html http://oki-sukirman.blogspot.com/2007/01/potret-pers-indonesia- antara-kebebasan.html

description

perkembangan pers di indonesia

Transcript of Perkembangan Pers

Page 1: Perkembangan Pers

PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA

Negara demokrasi adalah negara yang mengikutsertakan partisipasi rakyat dalam

pemerintahan serta menjamin terpenuhinya hak dasar rakyat dalam kehidupan berbangsa, dan

bernegara. Salah satu hak dasar rakyat yang harus dijamin adalah kemerdekaan

menyampaikan pikiran, baik secara lisan maupun tulisan.

Pers adalah salah satu sarana bagi warga negara untuk mengeluarkan pikiran dan

pendapat serta memiliki peranan penting dalam negara demokrasi. Pers yang bebas dan

bertanggung jawab memegang peranan penting dalam masyarakat demokratis dan merupakan

salah satu unsur bagi negara dan pemerintahan yang demokratis. Menurut Miriam Budiardjo,

bahwa salah satu ciri negara demokrasi adalah memiliki pers yang bebas dan bertanggung

jawab.

A. Pengertian Pers

Ada 2 pengertian tentang pers, yaitu sbb :

1. dalam arti sempit ; Pers adalah media cetak yang mencakup surat kabar, koran,

majalah, tabloid, dan buletin-buletin pada kantor berita.

2. Dalam arti luas ; Pers mencakup semua media komunikasi, yaitu media cetak, media

audio visual, dan media elektronik. Contohnya radio, televisi, film, internet, dsb.

B. Sejarah perkembangan pers dunia (Eropa)

Sejarah perkmbangan pers di dunia khusunya di eropa tak pernah jauh merupakan

cerminan dari pada zaman Romawi dan ditandai dengan lahir wartawan-wartawan

pertama. Wartawan-wartwan ini terdri atas budaj-budak belian yang leh pemiliknya diberi

tugas mengumpulkan informasi, berita-berita, bahkan juga menghadiri sidang-sidang

senat dan melaporkan semua hasilnya baik secara lisan maupun tulisan.

Surat kabar cetakan pertama baru terbit pada tahun 911 di Cina. Namanya King Pau,

Surat kabar milik pemerintah yang diterbitkan dengan suatu peraturan khusus dari Kaisar

Quang Soo ini, isinya adalah keputusan-keputusan rapat-rapat permusyawaratan dan

berita-berita dari istana.

Di Eropa, sebenarnya surat kabar cetakan terbit untuk pertama kalinya dan siapa

penerbitnya, tidak begitu jelas. Tetapi pada thaun 1605 Abraham Verhoeven di

Antwerpen Belgia, mendapat izin untuk mencetak Nieuwe Tihdininghen. Baru pada tahun

http://armada-masadepan.blogspot.com/2009/01/peranan-pers-dalam-masyarakat.htmlhttp://oki-sukirman.blogspot.com/2007/01/potret-pers-indonesia-antara-kebebasan.html

Page 2: Perkembangan Pers

1617 selebaran ini terbit dengan teratur yaitu 8-9 hari seklai. Tahun 1602 sudah memaki

nomor urut dan nama yang tetap Nieuwe Tijdininghem.

Di Jerman, terbit surat kabar pertama bernama Avisa Relation Order Zeitung pada 1609.

pada tahun yang sama juga terbit surat kabar Relations di Strassburg. Surat kabar ini

diterbitkan oleh Johan Carolus. Di Belanda, surat kabar tertua bernama Coyrante uyt

Italien en Duytschland terbit pada 1618. surat kabar ini diterbitkan oleh Caspar Van

Hilten di Amsterdam. Di Inggris, surat kabar pertama bernama Curant of General news

terbit pada 1662. Di Perancis, pemerintah menerbitkan surat kabar Gasete de France pada

1631. di Itali sudah ada surat kabar pada 1636.2

C. Perkembangan Pers di Indonesia

Sejarah perkembangan pers di Indonesia tidak terlepas dari sejarah politik Indonesia.

Pada masa pergerakan sampai masa kemerdekaan, pers di Indonesia terbagi menjadi 3

golongan, yaitu pers Kolonial, pers Cina, dan pers Nasional.

1. Pers Kolonial adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Belanda di Indonesia

pada masa kolonial/penjajahan. Jurnalistik pers mulai dikenal pada abar 18, tepatnya

pada 1744, ketika sebuah surat kabar berama Bataviasche Nouvelles diterbitkan

dengan penguaaan orang-orang Belanda. Pada tahun 1776 , juga di Jakarta, tebit surat

kabar Vendu Views yang mengutamakan diri pada berita pelelangan. Menginjak abad

ke 19, terbit berbagai surat kabar lainnya yang kesemuanya masih dikelola oleh

orang-orang Belanda. Pers kolonial meliputi surat kabar, majalah, dan koran

berbahasa Belanda, daerah atau Indonesia yang bertujuan membela kepentingan kaum

kolonialis Belanda.

2. Pers Cina adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Cina di Indonesia. Pers Cina

meliputi koran-koran, majalah dalam bahasa Cina, Indonesia atau Belanda yang

diterbitkan oleh golongan penduduk keturunan Cina.

3. Pers Nasional adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Indonesia terutama

orang-orang pergerakan dan diperuntukkan bagi orang Indonesia. Pers ini bertujuan

memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia di masa penjajahan. Tirtohadisorejo atau

Raden Djokomono, pendiri surat kabar mingguan Medan Priyayi yang sejak 1910

berkembang menjadi harian, dianggap sebagai tokoh pemrakarsa pers Nasional.

http://armada-masadepan.blogspot.com/2009/01/peranan-pers-dalam-masyarakat.htmlhttp://oki-sukirman.blogspot.com/2007/01/potret-pers-indonesia-antara-kebebasan.html

Page 3: Perkembangan Pers

Sedangkan surat kabar pertama sebagai untuk kaum pribumi dimulai pada 1854 ketika

majalah Bianglala diterbtikan, disusul oleh Bromartani pada 1885, kedua di Weltevreden,

dan pada tahun 1856 terbit Soerat Kabar bahasa Melajoe di Surabaya.

Sejarah jurnalistik pers pada abad 20, ditandai dengan munculnya surat kabar pertama

milik bangsa Indonesia, namanya Medan Prijaji, terbit di Bandung. Surat kabar ini

diterbitkan dengan modal dari bangsa Indonesia untuk Indonesia. Medan Prijaji yang

dimiliki dan dikelola oleh Tirto Hadisuryo alias Raden Mas Djikomono ini pada mulanya,

1907, terbentuk mingguan. Baru tiga minggu kemudian, 1910 berubah menjadi harian.

Tirto Hadisurjo inilah yang dianggap sebagai pelopor yang meletakan dasar-dasar

jurnalistik modern di Indonesia, baik dalam cara pemberitaan maupun dalam cara

pembuatan karangan dan ikatan

Setelah proklamasi kemerdekaan, 1945, pers Indonesia menikmati masa bulan madu.

Di Jakarat dan di berbagai kota, bermunculan surat kabar baru, pada masa ini, pers

nasional bias disebut meujukan jatidirinya sebagai pers perjuangan. Orientasi meteka

hanya bagaiaman mengamankan dan mengisi kekosongan kemerdekaan. Lain tidak. Bagi

pers saat itu, tidak ada tugas yang mulia kecuali mengibarkan merah peutih setinggi-

tingginya.

a. Tahun 1945 – 1950-an

Pada masa ini, pers sering disebut sebagai pers perjuangan. Pers Indonesia menjadi

salah satu alat perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Beberapa hari

setelah teks proklamasi dibacakan Bung Karno, terjadi perebutan kekuasaan dalam

berbagai bidang kehidupan masyarakat, termasuk pers. Hal yang diperebutkan

terutama adalah peralatan percetakan.

Pada bulan September-Desember 1945, kondisi pers RI semakin kuat, yang ditandai

oleh mulai beredarnya koran Soeara Merdeka (Bandung), Berita Indonesia (Jakarta),

Merdeka, Independent, Indonesian News Bulletin, Warta Indonesia, dan The Voice of

Free Indonesia.

b. Tahun 1950 – 1960-an

Pers pada masa ini lebih banyak memerankan diri sebagai corong atau terompet

partai- partai politik besar. Era inilah yang disebut era pers partisan. Dalam era ini

http://armada-masadepan.blogspot.com/2009/01/peranan-pers-dalam-masyarakat.htmlhttp://oki-sukirman.blogspot.com/2007/01/potret-pers-indonesia-antara-kebebasan.html

Page 4: Perkembangan Pers

pers Indonesia terjebak dalam pole sekterian. Secara filosofis pers tidak lagi mengabdi

kepada kebenaran untuk rakyat, melainkan kepada kemenangan untuk pejabat partai.

Sejak Dekrit Presiden 1 Juli 1959, pers nasional memasuki masa gelap gulita, setiap

perusahaan penerbitan pers diwajibkan memiliki surat izin terbit (SIT). Lebih parah

lagi, setiap surat kabar diwajibkan menginduk (berafiliasi) pada organisasi politik atau

organisasi massa.

Masa ini merupakan masa pemerintahan parlementer atau masa demokrasi liberal.

Pada masa demokrasi liberal, banyak didirikan partai politik dalam rangka

memperkuat sistem pemerintah parlementer. Pers, pada masa itu merupakan alat

propaganda dari Par-Pol. Beberapa partai politik memiliki media/koran sebagai

corong partainya. Pada masa itu, pers dikenal sebagai pers partisipan.

c. Tahun 1970-an

Orde baru mulai berkuasa pada awal tahun 1970-an. Pada masa itu, pers mengalami

depolitisasi dan komersialisasi pers. Pada tahun 1973, Pemerintah Orde Baru

mengeluarkan peraturan yang memaksa penggabungan partai-partai politik menjadi

tiga partai, yaitu Golkar, PDI, dan PPP. Peraturan tersebut menghentikan hubungan

partai-partai politik dan organisasi massa terhadap pers sehingga pers tidak lagi

mendapat dana dari partai politik.

d. Tahun 1980-an

Pada tahun 1982, Departemen Penerangan mengeluarkan Peraturan Menteri

Penerangan No. 1 Tahun 1984 tentang Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP).

Dengan adanya SIUPP, sebuah penerbitan pers yang izin penerbitannya dicabut oleh

Departemen Penerangan akan langsung ditutup oleh pemerintah. Oleh karena itu, pers

sangat mudah ditutup dan dibekukan kegiatannya. Pers yang mengkritik

pembangunan dianggap sebagai pers yang berani melawan pemerintah. Pers seperti

ini dapat ditutup dengan cara dicabut SIUPP-nya.

e. Tahun 1990-an

Pada tahun 1990-an, pers di Indonesia mulai melakukan repolitisasi lagi. Maksudnya,

pada tahun 1990-an sebelum gerakan reformasi dan jatuhnya Soeharto, pers di

Indonesia mulai menentang pemerinah dengan memuat artikel-artikel yang kritis

terhadap tokoh dan kebijakan Orde Baru. Pada tahun 1994, ada tiga majalah

mingguan yang ditutup, yaitu Tempo, DeTIK, dan Editor.

http://armada-masadepan.blogspot.com/2009/01/peranan-pers-dalam-masyarakat.htmlhttp://oki-sukirman.blogspot.com/2007/01/potret-pers-indonesia-antara-kebebasan.html

Page 5: Perkembangan Pers

f. Masa Reformasi (1998/1999) – sekarang

Seperti biasa, setiap kali suatu rezim tumbang, disitulah pers menikmati masa bulan

madu. Kelahiran orde reformasi sejak pukul 12.00 siang, kamis 21 Mei 1998 setelah

Suharto menyerahkan jabatan presiden kepada wakilnya B.J. Habibie, disambut

dengan suka cita. Terjadilah euphoria di mana-mana. Kebebasan jurnalistik berubah

secar drastis menjadi kemerdekaan jurnalistik, Departemen Penerangan sebagai

malaikat pencabut nyawa pers, dengan serta merta dibubarkan.

Dalam era reformasi, kemerdekaan pers benar-benar dijamin dan senantiasa

diperjuangkan untuk diwujudkan. Pada masa ini terbentuk UU Nomor 40 Tahun 1999

tentang Pers. Era reformasi ditandai dengan terbukanya keran kebebasan informasi.

Di dunia pers, kebebasan itu ditunjukkan dengan dipermudahnya pengurusan SIUPP

Sebelum tahun 1998, proses untuk memperoleh SIUPP melibatkan 16 tahap, tetapi

dengan instalasi Kabinet BJ. Habibie proses tersebut melibatkan 3 tahap saja.

Semua komponen bangsa memilki komitmen yang sama: pers harus hidup dan

merdeka. Hidup menurut kaidah manajamen dan perusahaan sebagai lembaga

ekonomi. Merdeka menurut kaidah demokrasi, hak asasi manusia, dan tentu saja

supemasi hukum.

Berdasarkan perkembangan pers tersebut, dapat diketahui bahwa pers di Indonesia senantiasa

berkembang dan berubah sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman. Pers di Indonesia

telah mengalami beberapa perubahan identitas. Adapun perubahan-perubahan tersebut adalah

sbb :

1. Tahun 1945-an, pers di Indonesia dimulai sebagai pers perjuangan.

2. Tahun 1950-an dan tahun 1960-an menjadi pers partisan yang mempunyai tujuan

sama dengan partai-partai politik yang mendanainya.

3. Tahun 1970-an dan tahun 1980-an menjadi periode pers komersial, dengan pencarian

dana masyarakat serta jumlah pembaca yang tinggi

4. Awal tahun 1990-an, pers memulai proses repolitisasi.

5. Awal reformasi 1999, lahir pers bebas di bawah kebijakan pemerintahan BJ. Habibie,

yang kemudian diteruskan pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Megawati

Soekarnoputri, hingga sekarang ini.

http://armada-masadepan.blogspot.com/2009/01/peranan-pers-dalam-masyarakat.htmlhttp://oki-sukirman.blogspot.com/2007/01/potret-pers-indonesia-antara-kebebasan.html