Perkembangan Perencanaan

16
PERKEMBANGAN PERENCANAAN

Transcript of Perkembangan Perencanaan

Page 1: Perkembangan Perencanaan

PERKEMBANGAN

PERENCANAAN

Page 2: Perkembangan Perencanaan

PERKEMBANGAN PERENCANAAN

Sebelum revolusi industri, konsep perencanaan dan penataan kota didasarkan pada kepentingan pihak penguasa pada masanya. Unsur-unsur kota yang akan dikembangkan didasarkan pada kepentingan raja dan bangsawan, militer, kelompok agama, rakyat, atau kombinasi di antaranya.

Setelah revolusi industri, perencanaan dan penataan kota mulai memasukkan pertimbangan-pertimbangan keilmuan yang didasarkan pada kepentingan masyarakat yang menghuni wilayah bersangkutan.

Perkembangan :

- Muncul konsep Geddes yang mendasarkan perencanaan kota pada unsur-unsur : folk – place – work.

- Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Corbusier yang mencakup unsur- unsur : habiter – travailler – cultiver le’corps et l’esprit – transportation.

- Di Indonesia diadopsi sebagai : wisma – karya – marga – suka, kemudian disempurnakan menjadi : wisma – karya – marga – suka – penyempurna.

Sekarang telah berkembang lebih kompleks sesuai dengan hirarki rencana yang akan dibuat.

Sebelum revolusi industri, konsep perencanaan dan penataan kota didasarkan pada kepentingan pihak penguasa pada masanya. Unsur-unsur kota yang akan dikembangkan didasarkan pada kepentingan raja dan bangsawan, militer, kelompok agama, rakyat, atau kombinasi di antaranya.

Setelah revolusi industri, perencanaan dan penataan kota mulai memasukkan pertimbangan-pertimbangan keilmuan yang didasarkan pada kepentingan masyarakat yang menghuni wilayah bersangkutan.

Perkembangan :

- Muncul konsep Geddes yang mendasarkan perencanaan kota pada unsur-unsur : folk – place – work.

- Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Corbusier yang mencakup unsur- unsur : habiter – travailler – cultiver le’corps et l’esprit – transportation.

- Di Indonesia diadopsi sebagai : wisma – karya – marga – suka, kemudian disempurnakan menjadi : wisma – karya – marga – suka – penyempurna.

Sekarang telah berkembang lebih kompleks sesuai dengan hirarki rencana yang akan dibuat.

Page 3: Perkembangan Perencanaan

PERKEMBANGAN TEORI DAN KONSEP PERENCANAAN

SAINT SIMONFREDERIQUE LE PLAY(Era Revolusi Industri)

SAINT SIMONFREDERIQUE LE PLAY(Era Revolusi Industri)

KELUARGAKELUARGA

LINGKUNGAN FISIKLINGKUNGAN FISIK

POLA KERJAPOLA KERJA

PATRICK GEDDES(Era Revolusi Industri)

PATRICK GEDDES(Era Revolusi Industri)

FOLK (PENDUDUK)FOLK (PENDUDUK)

PLACE (LOKASI)PLACE (LOKASI)

WORK (LAPANGAN KERJA)WORK (LAPANGAN KERJA)

PIAGAM ATHENA(1933)

PIAGAM ATHENA(1933)

HABITER (PERMUKIMAN)HABITER (PERMUKIMAN)

TRAVAILLER (KERJA)TRAVAILLER (KERJA)

CULTIVER LE CORPS ET L’ESPRIT (REKREASI)CULTIVER LE CORPS ET L’ESPRIT (REKREASI)

TRANSPORTATION (TRANSPORTASI)TRANSPORTATION (TRANSPORTASI)

MENJADI SUMBERINSPIRASI BAGI PERENCANA

WILAYAH DAN KOTADI SELURUH DUNIA

MENJADI SUMBERINSPIRASI BAGI PERENCANA

WILAYAH DAN KOTADI SELURUH DUNIA

Page 4: Perkembangan Perencanaan

KONSEP COBUSIERMENJADI INSPIRASI

PERENCANA DISELURUH DUNIA

KONSEP COBUSIERMENJADI INSPIRASI

PERENCANA DISELURUH DUNIA

INDONESIAPROF. HADINOTO

INDONESIAPROF. HADINOTO

WISMAWISMA

KARYAKARYA

MARGAMARGA

SUKASUKA

RUU POKOK-POKOKBINA KOTA

(1970)

RUU POKOK-POKOKBINA KOTA

(1970) MARGAMARGA

KARYAKARYA

WISMAWISMA

SUKASUKA

PENYEMPURNAPENYEMPURNA

PERKEMBANGANLEBIH LANJUT

PERKEMBANGANLEBIH LANJUT

Page 5: Perkembangan Perencanaan

WISMA- Wadah kegiatan sosial dalam keluarga.- Mengembangkan perumahan sesuai dengan kebutuhan yang akan datang.- Memperbaiki kondisi lingkungan perumahan yang ada agar mencapai standar kehidupan yang layak.

KARYA- Syarat utama jaminan kehidupan masyarakat.- Penyediaan lapangan kerja untuk kegiatan perdagangan, pelabuhan, terminal, dan lainnya.

MARGA- Fasilitas hubungan internal dan eksternal kota.- Penyediaan dan pengembangan jaringan jalan dan fasilitas-fasilitasnya.- Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari sistem transportasi dan komunikasi kota secara keseluruhan.

SUKA- Penyediaan ruang kota untuk memenuhi kebutuhan fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan dan kesenian.

PENYEMPURNA- Merupakan elemen yang melengkapi empat unsur di atas.- Meliputi fasilitas keagamaan, pekuburan, pendidikan, kesehatan dan jaringan utilitas umum.

WISMA- Wadah kegiatan sosial dalam keluarga.- Mengembangkan perumahan sesuai dengan kebutuhan yang akan datang.- Memperbaiki kondisi lingkungan perumahan yang ada agar mencapai standar kehidupan yang layak.

KARYA- Syarat utama jaminan kehidupan masyarakat.- Penyediaan lapangan kerja untuk kegiatan perdagangan, pelabuhan, terminal, dan lainnya.

MARGA- Fasilitas hubungan internal dan eksternal kota.- Penyediaan dan pengembangan jaringan jalan dan fasilitas-fasilitasnya.- Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari sistem transportasi dan komunikasi kota secara keseluruhan.

SUKA- Penyediaan ruang kota untuk memenuhi kebutuhan fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan dan kesenian.

PENYEMPURNA- Merupakan elemen yang melengkapi empat unsur di atas.- Meliputi fasilitas keagamaan, pekuburan, pendidikan, kesehatan dan jaringan utilitas umum.

Page 6: Perkembangan Perencanaan

ELEMEN PERENCANAAN KOTA

WISMAWISMA PERUMAHANPERUMAHAN

KARYAKARYA

PERDAGANGANPERDAGANGAN

PELABUHAN, TERMINAL

PELABUHAN, TERMINAL

MARGAMARGA

TRANSPORTASITRANSPORTASI

TELEKOMUNIKASITELEKOMUNIKASI

SUKASUKA

REKREASIREKREASI

KEBUDAYAANKEBUDAYAAN

PENYEMPURNAPENYEMPURNA

FASILITAS UMUMFASILITAS UMUM

UTILITAS UMUMUTILITAS UMUM

PENGGUNAAN LAHANPERUMAHAN, PERDAGANGAN,JASA, FAS. UMUM, INDUSTRI, RTH

PENGGUNAAN LAHANPERUMAHAN, PERDAGANGAN,JASA, FAS. UMUM, INDUSTRI, RTH

TRANSPORTASIJALAN (STRUKTUR, FUNGSI, DIMENSI, GEOMETRIK), MODA

TRANSPORTASIJALAN (STRUKTUR, FUNGSI, DIMENSI, GEOMETRIK), MODA

FASILITAS UMUMPENDIDIKAN, KESEHATAN, PERIBADATAN, BANGUNAN UMUM

FASILITAS UMUMPENDIDIKAN, KESEHATAN, PERIBADATAN, BANGUNAN UMUM

UTILITAS UMUMAIR BERSIH, LISTRIK, TELEPON,DRAINASE, SAMPAH

UTILITAS UMUMAIR BERSIH, LISTRIK, TELEPON,DRAINASE, SAMPAH

INTENSITAS GUNA LAHANKDB, KLB, GSB

INTENSITAS GUNA LAHANKDB, KLB, GSB

KEPENDUDUKANJUMLAH, PERKEMBBANGAN,STRUKTUR

KEPENDUDUKANJUMLAH, PERKEMBBANGAN,STRUKTUR

EKONOMI-SOSIAL-BUDAYAPOTENSI DAERAH, KARAKTERSOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

EKONOMI-SOSIAL-BUDAYAPOTENSI DAERAH, KARAKTERSOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

FISIOGRAFIKLIMATOLOGI, HIDROLOGI, TOPOGRAFI, GEOLOGI, VEGETASI, FAUNA, PESISIR

FISIOGRAFIKLIMATOLOGI, HIDROLOGI, TOPOGRAFI, GEOLOGI, VEGETASI, FAUNA, PESISIR

Page 7: Perkembangan Perencanaan

PERTUMBUHAN KOTA

MENURUT ASAL-USUL(RANGWALA)

NATURAL

PLANNED

CONCENTRIC &NUCLEUS

RIBBON

SATELITE

SCATTERED

DIRENCANAKAN PLANNER

DIKONTROL PERATURAN

DISTRIBUSI LAND USE

PENERAPAN TEORI DANKONSEP BARU

MENURUT ARAH((RANGWALA)

HORISONTAL

VERTIKAL

Page 8: Perkembangan Perencanaan

MENURUTKEBUTUHAN(GEDDES)

PRIMER

SEKUNDER

TERSIER

PERTANIAN

PASAR

PERUMAHAN,REKREASI, PENDIDIKAN

MENURUTPERKEMBANGANSOSIAL(MUMFORD)

EOPOLIS

POLIS

METROPOLIS

MEGALOPOLIS

TYRANOPOLIS

NECROPOLIS

EKONOMI PERTANIAN

ADA SPESIALISASI MESIN

PUSAT PELAYANAN WILAYAH

TANDA-TANDA KEMUNDURAN

LEBIH MEROSOT

TAHAP PALING BURUK

Page 9: Perkembangan Perencanaan

MENURUT TAHAPANKEMATANGANKOTA(TAYLOR)

MENURUT TAHAPANKEMATANGANKOTA(TAYLOR)

INFANTILEINFANTILE

JUVENILEJUVENILE

MATUREMATURE

SENILESENILE

TIDAK TERBAGI DALAMZONA PENGGUNAAN YANGTERPISAH

TIDAK TERBAGI DALAMZONA PENGGUNAAN YANGTERPISAH

MULAI ADA PEMISAHAN ZONAPENGGUNAAN

MULAI ADA PEMISAHAN ZONAPENGGUNAAN

ADA PEMBAGIAN PASTI : ZONA PERMUKIMAN, KOMERSIAL,INDUSTRI

ADA PEMBAGIAN PASTI : ZONA PERMUKIMAN, KOMERSIAL,INDUSTRI

TERJADI KERUSAKAN FISIKPADA BERBAGAI BAGIANKOTA

TERJADI KERUSAKAN FISIKPADA BERBAGAI BAGIANKOTA

Page 10: Perkembangan Perencanaan

PERKEMBANGAN PERENCANAAN DI INDONESIA

PERIODE PRA KEMERDEKAAN

Pada masa kerajaan Nusantara :Perencanaan didasarkan pada kepentingan raja atau penguasa yang mempunyai kekuasaan absolut.

- Pada kota pedalaman : Orientasi didasarkan pada pola Utara-Selatan; pola zonasi didasarkan pada pola sirkular yang membentuk lingkaran konsentris mulai dari pusat sampai periferi. Semakin ke periferi pengaruh kekuasaan semakin melemah.

- Pada kota pesisir : Didasarkan pada kepentingan untuk mengembangkan perdagangan yang memisahkan kekuasaan pemerintahan dan pelabuhan.

Page 11: Perkembangan Perencanaan

Pada masa VOC (Indische) :Didasarkan pada kepentingan Belanda dengan membangun benteng dan bangunan-bangunan yang mencontoh bangunan dinegera asalnya (Belanda); antara lain : jembatan angkat; pemanfaatan sungai atau kanal untuk transportasi; deretan bangunan di sepanjang kiri kanan kanal.

Pada masa kolonial :Belanda mulai mengalihkan kepentingannya dari perdagangan menjadi penguasaan teritorial, dengan membentuk pemerintahan mulai dari pusat sampai kecamatan. Sistem ini menghasilkan pola kota yang disebut hibrid atau Kromo-Belanda atau Timur-Barat.

Pada awal abad 20 :Muncul decentralisatiewet (undang-undang desentralisasi) yang membolehkan gemente membuat perencanaan kotanya sendiri.Muncul Thomas Karsten yang dipandang sebagai “bapak perencana kota” karena jasa-jasanya meletakkan dasar-dasar perencanaan kota di Hindia Belanda dan mendorong disusunnya undang-undang pembentukan kota (stadsvormingordonantie).

Page 12: Perkembangan Perencanaan

KOTA-KOTA PADA PERIODE INDISCHE

JEMBATAN MERAH-KOTA LAMA SURABAYA : GEDUNG-GEDUNG DIBANGUN DI SEPANJANG TEPI KALIMAS.

KOTA LAMA JAKARTA : JEMBATAN KOTA INTAN; JEMBATAN ANGKAT MELINTASI KALI BESAR

Page 13: Perkembangan Perencanaan

KOTA PADA PERIODE KOLONIAL

POLA HIBRID ATAU KROMO BELANDA ATAU TIMUR-BARAT :

TATANAN ALUN-ALUN DAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN KOMBINASI TATANAN TRADISIONAL JAWA DAN BANGUNAN-BANGUNAN BELANDA. TATANAN JAWA : PENDOPO KABUPATEN, MASJID, PASAR, ALUN- ALUN.• BANGUNAN BELANDA : KANTOR RESIDEN, PENJARA, GEREJA, KANTOR-KANTOR LAIN.

KEMITRAAN SUSUHUNAN DAN

RESIDEN SURAKARTA

Page 14: Perkembangan Perencanaan

HERMAN THOMAS KARSTEN

HERMAN THOMAS KARSTEN (1885 – 1945)ARSITEK DAN PERENCANA KOTA BANGSA BELANDAYANG BERJASA DALAM PENGEMBANGAN KOTA DI

INDONESIA

SALAH SATU KARYA KARSTEN :PERLUASAN BUITENZORG

(BOGOR)

Page 15: Perkembangan Perencanaan

PERIODE PASCA KEMERDEKAAN

Perencanaan kota di Indonesia pasca kemerdekaan berlandaskan SVO dan SVV yang khusus menangani perkotaan; membagi lingkungan utama kota menjadi lima lingkungan : lingkungan bangunan; lingkungan ruang terbuka termasuk kuburan; lingkungan lalu lintas; lingkungan air dan saluran; lingkungan agraria dan alam.

Pada tahun yang sama Sekretaris Negara Departemen Pekerjaan Umum dan Rekonstruksi mengusulkan pemisahan antara perencanaan perkotaan dan non perkotaan (perdesaan) , dengan memasukkan aspek pertanian, tanaman pangan, pertambangan, dan lalu-lintas antar wilayah.

Thijsse seoran planner dari Central Planning mengusulkan perencanaan yang lebih makro, yaitu perencanaan regional, dengan memasukkan aspek, sosial, ekonomi dan kependudukan.

Perencanaan kota pada dekade 60-an dikembangkan oleh Kenneth Watts sebagaimana dilakukan di Jakarta, yang mengembangkan teori Geddes dan Corbusier dalam wujud : wisma-karya-marga-suka-penyempurna.

Page 16: Perkembangan Perencanaan

KOTA BARU DI INDONESIA

RENCANA KOTA BARU KEBAYORAN (1949)RENCANA METROPOLITAN

JABOTABEK (70-AN)