PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ... … · Perkembangan DPK Menurut Jenis Simpanan...
Transcript of PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ... … · Perkembangan DPK Menurut Jenis Simpanan...
38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013 39
BAB 3 Perbankan Aceh
Kinerja perbankan (Bank Umum & Bank Perkreditan Rakyat) di
Aceh pada triwulan I tahun 2013 secara umum menunjukkan
perkembangan yang lebih baik, tercermin dari peningkatan total
aset Bank Umum dan BPR yang tumbuh sebesar 13,46% (yoy)
sehingga mencapai Rp. 36,9 triliun rupiah.
Kinerja Bank Umum yang mencakup Bank Umum Konvensional
dan Bank Umum Syariah kembali menunjukkan kinerja yang
lebih baik pada triwulan laporan. Aset tumbuh 13,5% (yoy)
akibat peningkatan DPK yang mencapai 10,57% (yoy) dan
pertumbuhan penyaluran kredit yang sebesar 13,8% (yoy).
Sementara itu, Bank Umum Syariah masih mampu
mempertahankan kinerjanya di triwulan laporan dengan
pertumbuhan aset mencapai 20,99% (yoy).
Kinerja yang cukup baik juga diperlihatkan oleh Bank
Perkreditan Rakyat baik konvensional maupun syariah yang
mencapai pertumbuhan aset sebesar 6,64% (yoy) yang didorong
oleh pertumbuhan DPK sebesar 12,16% (yoy) dan Penyaluran
Kredit sebesar 5,10% (yoy).
Gambar 3.1 Perkembangan Aset Perbankan Gambar 3.2. Porsi Aset
Aset Perbankan yang mencakup
Bank Umum dan BPR/S se-provinsi
Aceh terus menunjukkan
pertambahan dibanding triwulan
sebelumnya. Bahkan akselerasi
pertumbuhan pada periode triwulan
III tahun 2012 memperlihatkan
angka yang signifikan setelah
terpuruk di triwulan lalu.
Sumber : Laporan Bank Umum, data diolah
Bank Umum99.27%
BPR/S0.73%
32,581,697
34,309,110
37,054,603
35,891,440
36,966,75816.68
-10.44
16.36 15.52 13.46
-15.00
-10.00
-5.00
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
30,000,000
31,000,000
32,000,000
33,000,000
34,000,000
35,000,000
36,000,000
37,000,000
38,000,000
3 6 9 12 3
2012 2013
Total Aset yoy_aset
40 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
3.1. PERKEMBANGAN BANK UMUM DI PROVINSI ACEH
Kinerja bank umum konvensional di provinsi Aceh pada triwulan I tahun 2013 kembali
menunjukkan pencapaian yang baik, dimana total aset tumbuh cukup signifikan baik secara
tahunan maupun secara triwulanan. Kegiatan intermediasi secara umum juga menunjukkan
perkembangan yang cukup baik dengan mencatat kinerja sebesar Rp.21,51 triliun, lebih tinggi
3,65% (qtq) atau 13,85% (yoy) dari periode sebelumnya. Meski secara triwulanan,
pertumbuhan DPK mengalami koreksi, namun secara tahunan penghimpunan DPK oleh bank
umum di Aceh mencatatkan pertumbuhan hingga 10,57%.
Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Pokok Bank Umum di Provinsi Aceh
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Hasil penghimpunan DPK yang lebih kecil dibanding pertumbuhan penyaluran kredit telah
mendorong peningkatan rasio LDR bank umum dari 94,5% menjadi 98,76%. Kondisi ini lebih
tinggi jika dibandingkan dengan LDR pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat
sebesar 95,91%. Berdasarkan kelompoknya, peningkatan LDR bank umum dibanding triwulan
lalu terjadi baik pada kelompok bank milik pemerintah maupun kelompok bank milik swasta
dengan LDR berturut-turut 95,3% dan 121%.
Total aset bank umum di Aceh pada triwulan I tahun 2013 adalah sebesar Rp. 36,69 triliun atau
tumbuh 3,02% (qtq) dan 13,51% (yoy). Berdasarkan komponen pembentuknya, aktiva
produktif bank umum di Aceh didominasi oleh penyaluran kredit kepada masyarakat (82,68%),
diikuti oleh Penempatan pada bank lain (11,55%), Penempatan pada Bank Indonesia (4,01%)
dan sedangkan aktiva produktif lainnya dalam bentuk surat berharga mempunyai proporsi yang
kecil (1,76%).
2013
9 12 3 6 9 12 3
Total Aset Rp-miliar 31,612 30,826 32,327 34,057 36,799 35,619 36,695
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) 5.25% 3.36% 16.69% -10.56% 16.41% 15.55% 13.51%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) -16.98% -2.49% 4.87% 5.35% 8.05% -3.21% 3.02%
DPK Rp-miliar 20,063 20,333 19,706 20,668 22,414 21,969 21,788
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) 5.75% 8.56% 9.95% 7.11% 11.72% 8.05% 10.57%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) 3.98% 1.35% -3.09% 4.88% 8.45% -1.98% -0.82%
Pembiayaan Rp-miliar 18,591 18,722 18,900 19,679 20,129 20,761 21,519
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) 23.09% 15.97% 10.14% 8.47% 8.27% 10.89% 13.85%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) 2.48% 0.70% 0.95% 4.12% 2.29% 3.14% 3.65%
LDR % 92.67% 92.07% 95.91% 95.22% 89.81% 94.50% 98.76%
NPF-gross % 6.22% 4.10% 4.68% 5.12% 5.23% 4.61% 5.06%
NPL-Nominal 1,157 768 884 1,008 1,053 958 1,089
20122011Jumlah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013 41
BAB 3 Perbankan Aceh
Gambar 3.3. Perkembangan LDR Menurut Kelompok Bank
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Gambar 3.4. Perkembangan Aset Bank Umum
Gambar 3.5. Proporsi Aktiva Produktif
periode Maret 2013
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Aceh selama triwulan I tahun
2013 meningkat secara tahunan menjadi Rp. 21,78 triliun, atau tumbuh 10,57% (yoy), namun
tercatat menurun minus 0,82% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan
DPK yang cukup baik ini tidak lepas dari upaya perbankan untuk menghimpun dana masyarakat
serta didorong oleh ekspansi pertumbuhan perekonomian Aceh yang sedang berlangsung.
Berdasarkan jenisnya, kenaikan pertumbuhan tahunan DPK bank umum terutama didorong oleh
peningkatan simpanan Giro yang tumbuh hingga sebesar 38,77% (yoy).
96.07%92.99%
91.00%91.94%
94.91%
91.90%85.82%
91.67%95.30%
93.65%
101.45% 104.29%
92.85%
101.85%117.52%
117.72%
112.08%121.50%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar
2011 2012 2013
Bank Pemerintah Bank Non Pemerintah
32,327
34,057
36,799
35,619
36,695
16.69%
-10.56%
16.41% 15.55%13.51%
-15.00%
-10.00%
-5.00%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
30,000
31,000
32,000
33,000
34,000
35,000
36,000
37,000
38,000
3 6 9 12 3
2012 2013
Aset yoy_aset
Penempatan pd BI4.01%
Penempatan pd
Bank Lain11.55%
Surat Berharga1.76%
Kredit82.68%
42 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
Tabel 3.2. Perkembangan DPK Menurut Jenis Simpanan
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Kinerja penyaluran kredit di triwulan I tahun 2013 juga tumbuh meningkat sebesar 3,65% (qtq)
dibanding triwulan lalu dan tumbuh sebesar 13,85% (yoy) dibanding triwulan yang sama tahun
lalu. Berdasarkan kepemilikan bank, penyaluran kredit tercatat masih didominasi oleh kelompok
bank pemerintah.
Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Menurut Penggunaan
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Menurut jenis kredit yang disalurkan, penyaluran pembiayaan kepada sektor kegiatan non
produktif yaitu kredit konsumsi masih mendominasi dengan share sebesar 57,44%. Peningkatan
penyaluran kredit terjadi pada seluruh jenis penggunaan dengan pertumbuhan penyaluran
tahunan dicapai oleh kredit modal kerja. Penyaluran kredit modal kerja yang menjadi salah satu
indikator aktivitas dunia usaha tumbuh mencapai 35,4% (yoy). Dominasi kredit konsumsi yang
sedang berlangsung, pada dasarnya juga terjadi pada skala nasional. Suku bunga kredit
konsumsi yang relatif lebih tinggi serta tenor kredit yang cenderung lebih pendek menarik
perhatian perbankan untuk menyalurkan dananya pada jenis kredit ini.
2013
3 6 9 12 3
Giro Rp-miliar 6,876 7,114 10,816 9,452 9,542
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) 23.66% 5.29% 38.87% 41.19% 38.77%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) 2.72% 3.46% 52.05% -12.62% 0.95%
Tabungan Rp-miliar 8,828 9,517 7,471 8,252 7,304
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) 10.09% 18.30% -11.95% -19.13% -17.27%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) -13.48% 7.80% -21.50% 10.46% -11.49%
Deposito Rp-miliar 4,001 4,037 4,127 4,265 4,943
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) -7.85% -10.16% 8.90% 24.16% 23.54%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) 16.48% 0.91% 2.21% 3.35% 15.90%
2012
2013
3 6 9 12 3
Modal Kerja 5,796 6,704 7,123 7,415 7,856
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) -4.85% 4.46% 9.19% 15.00% 35.54%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) -10.11% 15.66% 6.25% 4.11% 5.95%
Investasi 1,097 1,212 1,177 1,191 1,303
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) 12.73% 13.54% 5.53% 10.34% 18.72%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) 1.68% 10.43% -2.88% 1.19% 9.40%
Konsumsi 12,006 11,763 11,830 12,155 12,359
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) 18.94% 10.39% 8.01% 8.58% 2.94%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) 7.26% -2.02% 0.56% 2.75% 1.68%
2012
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013 43
BAB 3 Perbankan Aceh
Gambar 3.6. Proporsi Penyaluran Kredit
Menurut Jenis Penggunaan
Gambar 3.7. Proporsi Penyaluran Kredit Menurut
Kelompok Bank
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Sementara itu, secara sektoral penyaluran kredit bank umum konvensional di Aceh masih
didominasi oleh sektor industri dan sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) dengan
proporsi sebesar 50,91%; tanpa memasukkan kredit untuk sektor lainnya. Tingginya penyaluran
kredit pada sektor ini searah dengan cukup tingginya dominasi sektor tersebut dalam struktur
perekonomian Aceh. Pada triwulan berjalan seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan
tahunan yang positif kecuali sektor Pertambangan seiring dengan lesunya geliat sektor tersebut.
Tabel 3.4. Perkembangan Kredit Menurut Sektor Ekonomi
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Meski jumlah penyaluran kredit untuk sektor pertanian tercatat hanya sebesar Rp. 560 miliar di
triwulan laporan, namun pertumbuhan penyaluran kredit di sektor ini terus meningkat. Bahkan
pantauan terhadap rasio kredit non lancar di sektor Pertanian tercatat terus membaik.
Modal
Kerja36.51%
Investas
i6.05%
Konsum
si
57.44%
Bank
Pemerint
ah84%
Bank
Non
Pemerintah
16%
2013
3 6 9 12 3 Des-12 13-Mar Des-12 13-Mar
Total Pembiayaan 18,900 19,679 20,129 20,761 21,519 10.89 13.85 313.9% 364.8%
Pertanian 163 368 408 425 560 177.16 243.52 394.3% 3191.4%
Pertambangan 75 14 14 25 30 (70.10) (60.25) 7621.4% 2046.9%
Industri Pengolahan 889 1,010 927 1,017 1,516 (2.85) 70.43 965.0% 4908.8%
Listrik Gas dan Air 101 100 95 94 108 2,556.67 7.33 -95.8% 1530.4%
Konstruksi 398 479 437 452 400 (44.50) 0.49 356.9% -1153.1%
Perdagangan 3,417 4,527 3,905 4,141 4,281 18.42 25.30 604.9% 338.3%
Pengangkutan 28 39 37 35 48 11.03 69.83 -566.6% 3739.5%
Jasa Dunia Usaha 428 464 467 485 587 17.46 37.05 369.2% 2114.5%
Jasa Sosial Masy. 220 220 1,035 898 878 169.77 298.65 -1321.8% -222.3%
Lainnya 13,180 12,458 12,803 13,190 13,110 6.83 (0.53) 301.8% -60.8%
yoy,% qtq,%2012
44 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
Gambar 3.8. Proporsi Kredit Menurut Sektor
Ekonomi
Untuk mempertahankan dan meningkatkan
kondisi ini perlu terus dilakukan upaya untuk
mendorong penyaluran kredit perbankan
pada sektor pertanian, khususnya usaha
agrobisnis yang mampu memberikan nilai
tambah produk pertanian sehingga pada
gilirannya akan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat petani di Aceh.
Upaya–upaya ini diantaranya melalui
penciptaan skim–skim kredit yang tepat
dalam penyaluran kredit di sektor ini,
termasuk pula pemberdayaan peran
Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB).
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Risiko kredit perbankan yang tercermin dari rasio kredit bermasalah terhadap total kredit atau
Non Performing Loan (NPL) bank umum di Aceh pada periode laporan (5,06%), sedikit
meningkat stabil dibanding triwulan lalu (4,61%). Berdasarkan kelompok bank, NPL paling tinggi
terjadi pada kelompok bank swasta yang mencapai 8,31%. Sementara kelompok bank
pemerintah memiliki rasio NPL sebesar 4,43%. Berdasarkan jenis penggunaan kreditnya, NPL
tertinggi terjadi pada kredit modal kerja yang sebesar 10,33% (yoy).
Gambar 3.9. Perkembangan NPL Menurut Kelompok Bank
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Pertanian6.66%
Pertambangan
0.35%
Industri Pengolah
an18.03%
Listrik Gas dan
Air1.29%
Konstruksi
4.76%
Perdagangan
50.91%
Pengangkutan
0.57%
Jasa Dunia Usaha6.98%
Jasa Sosial Masy.
10.45%
4.68%5.12% 5.23%
4.61%5.06%
4.43%4.92% 5.00%
4.17%4.43%
6.08% 6.18%6.42%
6.85%
8.31%
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
9.00%
Mar Jun Sep Des Mar
2012 2013
NPL Umum Bank Pemerintah Bank Swasta
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013 45
BAB 3 Perbankan Aceh
Tabel 3.5. NPL Kredit
Menurut Jenis Penggunaan
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Tabel 3.6. NPL Kredit
Menurut Sektor Ekonomi
Money position atau jumlah aset likuid yang dimiliki bank umum di Aceh tercatat sebesar
Rp5,507 triliun, dengan dominasi pada penempatan pada bank lain.
Gambar 3.10. Aset Likuid Bank Umum di Provinsi Aceh
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
2013
9 12 3
Kredit 5.23% 4.61% 4.95%
Modal Kerja 11.39% 9.84% 10.33%
Investasi 7.49% 6.46% 6.35%
Konsumsi 1.30% 1.24% 1.37%
NPL (%)
2012 2013
9 12 3
Kredit 5.23% 4.61% 5.06%
Pertanian 3.18% 2.88% 2.79%
Pertambangan 14.69% 8.16% 7.89%
Ind. Pengolahan 1.67% 1.62% 1.20%
Listrik Gas dan Air 0.00% 0.00% 0.00%
Konstruksi 19.07% 17.13% 20.63%
Perdagangan 10.13% 9.05% 10.38%
Pengangkutan 15.59% 19.00% 11.36%
Jasa Dunia Usaha 7.78% 7.46% 12.00%
Jasa Sos Masy 28.77% 26.25% 26.96%
Lainnya 1.59% 1.48% 1.63%
2012NPL (%)
0
500,000,000,000
1,000,000,000,000
1,500,000,000,000
2,000,000,000,000
2,500,000,000,000
3,000,000,000,000
3,500,000,000,000
Penempatan pdBI
Penempatan pdBank Lain
Surat Berharga Kas
Dec-12 Mar-13
46 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
3.2. PERKEMBANGAN BANK UMUM SYARIAH (BUS)1 DI PROVINSI ACEH
Tabel 3.7. Perkembangan Indikator Pokok Bank Umum Syariah di Provinsi Aceh
Sumber: Laporan Bank Umum Syariah, data diolah
Kinerja perbankan Syariah di Aceh kembali menunjukkan perkembangan yang menggembirakan
selama triwulan I tahun 2013. Semakin menariknya keberadaan perbankan Syariah di
masyarakat tercermin dari peningkatan penghimpunan DPK sebesar 5,39% (yoy) dan
pertumbuhan aktivitas pembiayaan sebesar 16,4% (yoy).
Gambar 3.11. Proporsi DPK
Bank Umum Syariah
Gambar 3.12. Perkembangan DPK Menurut Jenis
Simpanan
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Sepanjang triwulan I tahun 2013, total aset perbankan syariah di Aceh meningkat sebesar
20,99% (yoy) menjadi senilai Rp. 4,29 triliun. Meski tercatat melambat bila dibandingkan
dengan pertumbuhan tahunan triwulan IV tahun 2012 lalu yang sebesar 35,99%; pertumbuhan
1 Data Bank Umum Syariah mencakup data Unit Usaha Syariah (UUS)
2013
3 6 9 12 3
Total Aset Rp-miliar 3,546 3,706 3,917 4,271 4,291
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) 27.07% 29.79% 30.91% 35.99% 20.99%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) 12.91% 4.50% 5.71% 9.04% 0.46%
DPK Rp-miliar 1,767 1,623 1,738 2,103 1,863
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) 34.65% 19.90% 19.77% 4.36% 5.39%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) -12.32% -8.19% 7.10% 21.04% -11.45%
Pembiayaan Rp-miliar 2,397 2,549 2,646 2,704 2,790
Pertumbuhan (yoy) (yoy, %) 23.78% 22.71% 15.12% 15.71% 16.40%
Pertumbuhan (qtq) (qtq, %) 2.59% 6.33% 3.81% 2.19% 3.20%
FDR % 135.63% 157.07% 152.24% 128.53% 149.79%
NPF-gross % 4.16% 4.38% 4.39% 4.51% 5.90%
NPL-Nominal 100 112 116 122 164.56
2012Jumlah
Giro
Wadiah24.80%
Tab.Mud
harabah & Wadiah42.01%
Deposito
Mudharabah
33.19%
201 185 445 616 461.93
857 930 769
915 782.44
709508 524 573 618.19
1,7671,623
1,738
2,103 1,862.55
0
500
1000
1500
2000
2500
3 6 9 12 3
2012 2013
Giro Wadiah Tab.Mudharabah & Wadiah
Deposito Mudharabah DPK
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013 47
BAB 3 Perbankan Aceh
tahunan di atas 20% tersebut masih menunjukkan tingginya potensi bank syariah dalam
melakukan pembiayaan sehingga dapat berpartisipasi menjadi stimulus bagi perekonomian Aceh
ke depan.
Kinerja penghimpunan DPK oleh perbankan syariah di Aceh pada triwulan ini juga tercatat
mengalami peningkatan dari 4,36% (yoy) di triwulan IV tahun 2012 menjadi 5,39% (yoy) di
triwulan laporan. Berdasarkan komposisinya, simpanan perbankan syariah masih didominasi
oleh simpanan tabungan dengan proporsi sebesar 42%, disusul oleh deposito dan giro dengan
proporsi masing-masing sebesar 33,19% dan 24,8%. Namun demikian, bila ditilik dari
pertumbuhannya, tercatat hanya simpanan Giro yang mengalami pertumbuhan positif,
sementara jenis simpanan lainnya terkoreksi.
Gambar 3.13. Proporsi Pembiayaan
Bank Umum Syariah Menurut Jenis
Penggunaan
Gambar 3.14. Perkembangan Pembiayaan
Bank Umum Syariah Menurut Jenis Penggunaan
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Dari sisi pembiayaan, berdasarkan jenisnya, penyaluran pembiayaan konsumsi masih
mendominasi dengan tren pertumbuhan tahunan yang cenderung menurun. Minimnya risiko
dalam penyaluran pembiayaan konsumsi tercermin dari rasio risiko pembiayaan non lancar (Non
Performing Loan) yang masih di angka 2,26% per triwulan I tahun 2013, jauh dibawah NPL
pembiayaan Modal Kerja dan Konsumsi.
Cukup besarnya proporsi pembiayaan konsumsi yang disalurkan oleh perbankan syariah terkait
dengan ekspansi bank syariah kepada kebutuhan pembiayaan kepemilikan rumah dan properti
lainnya, serta pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor yang sejalan dengan tingginya
permintaan masyarakat atas kedua komoditas dimaksud. Sementara itu meskipun mempunyai
porsi yang lebih kecil, pembiayaan pada kegiatan sektor produktif yang tercermin dari
penyaluran pembiayaan modal kerja dan investasi juga tetap menjadi perhatian perbankan
syariah, seperti yang ditunjukkan dengan pertumbuhan yang positif di kedua jenis pembiayaan.
Modal Kerja
28.89%
Investasi
7.78%
Konsumsi
63.34%
650 690 741 789 806
163 172 187 191 217
1,584 1,687 1,718 1,723 1,767
2,397 2,549 2,646 2,704 2,790
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3 6 9 12 3
2012 2013
Modal Kerja Investasi
Konsumsi Pembiayaan
48 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
Gambar 3.15. NPF Bank Umum Syariah Menurut Penggunaan
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Tabel 3.8. Perkembangan Pembiayaan
Bank Umum Syariah di Provinsi Aceh
Gambar 3.16. Proporsi Pembiayaan
Bank Umum Syariah Menurut Sektor
Ekonomi
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
4.16% 4.38% 4.39% 4.51%
5.90%
9.04%9.54%
8.71% 8.49%
13.43%
8.97%
7.69% 7.83% 8.13%7.56%
1.66% 1.94% 2.15% 2.28% 2.26%0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
14.00%
16.00%
Mar Jun Sep Des Mar
2012 2013
NPF Umum Modal Kerja
Investasi Konsumsi
2013
12 3 13-Mar 13-Mar
Total Pembiayaan 2,704 2,790 16.40 319.8%
Pertanian 27 30 54.71 1213.7%
Pertambangan - 0
Industri Pengolahan 19 15 (32.76) -2410.5%
Listrik Gas dan Air - -
Konstruksi 38 39 (9.10) 459.4%
Perdagangan 389 335 15.94 -1378.2%
Pengangkutan 4 4 -57.7%
Jasa Dunia Usaha 417 511 36.34 2256.0%
Jasa Sosial Masy. 87 89 49.03 200.7%
Lainnya 1,723 1,767 11.56 254.8%
2012 yoy,% qtq,%Rp-miliar
Pertanian2.97%
Pertambangan
0.00%
Industri Pengolahan
1.43%
Listrik Gas dan Air0.00%
Konstruksi3.84%
Perdagangan
32.77%
Pengangkutan
0.37%
Jasa Dunia Usaha
49.94%
Jasa Sosial Masy.8.69%
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013 49
BAB 3 Perbankan Aceh
3.3. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI PROVINSI ACEH
Tabel 3.9. Perkembangan Indikator Pokok Bank Perkreditan Rakyat/Syariah di Provinsi Aceh
Sumber: Laporan BPR, data diolah
Pada triwulan I tahun 2013, kinerja BPR secara tahunan di Aceh tercatat melambat setelah.
Kinerja total aset tumbuh melambat 6,64% (yoy) dari triwulan sebelumnya menjadi Rp. 271,4
miliar. Begitu pula dengan penghimpunan DPK yang tumbuh melambat 12,16% (yoy). Hal yang
sama juga terjadi pada penyaluran kredit yang tercatat tumbuh melambat 5,10% (yoy) menjadi
sebesar Rp. 160,15 miliar.
Gambar 3.17. Proporsi DPK BPR/S
Gambar 3.18. Perkembangan DPK BPR/S
Menurut Jenis Simpanan
Laporan BPR, data diolah
Berdasarkan jenisnya, simpanan masyarakat terhimpun cukup merata dimana porsi simpanan
tabungan dan simpanan deposito masing-masing memiliki share 52,23% dan 47,66%.
Peningkatan DPK secara tahunan terjadi pada seluruh jenis simpanan baik Tabungan maupun
Deposito yang tumbuh berturut-turut 12,4% (yoy) dan 11,9% (yoy).
2013
Sept Des Mar Jun Sept Des Mar
Total Aset Rp-Juta 233,090 243,399 254,532 251,732 255,185 272,151 271,428
Pertumbuhan (yoy) % 18.94 18.58 15.73 8.89 9.48 11.81 6.64
Pertumbuhan (qtq) % 0.83 4.42 4.57 -1.10 1.37 6.65 -0.27
DPK Rp-Juta 87,984 99,953 101,177 100,246 112,447 114,763 113,479
Pertumbuhan (yoy) % 21.09 29.54 23.19 15.69 27.80 14.82 12.16
Pertumbuhan (qtq) % 1.54 13.60 1.23 -0.92 12.17 2.06 -1.12
Kredit / Pembiayaan Rp-Juta 137,487 138,941 152,374 159,245 163,341 153,532 160,151
Pertumbuhan (yoy) % 15.19 16.42 19.08 17.99 18.80 10.50 5.10
Pertumbuhan (qtq) % 1.87 1.06 9.67 4.51 2.57 -6.01 4.31
NPL/ NPF Nominal Rp-Juta 15,803 12,383 13,480 14,259 15,805 11,006 15,421
NPL/ NPF % 11.49 8.91 8.85 8.95 9.68 7.17 9.63
LDR/ FDR % 156.26 139.01 150.60 158.85 145.26 133.78 141.13
20122011Uraian Satuan
Tabun
gan52.23
%
Deposi
to47.77
%
101,177 100,246 100,864
114,763 113,479
52,739 53,637 55,90864,557
59,271
48,438 46,609 44,95550,206
54,208
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
Mar Jun Sept Des Mar
2012 2013
DPK Tabungan Deposito
50 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
Gambar 3.19. Proporsi Pembiayaan BPR/S
Menurut Jenis Penggunaan
Gambar 3.20. Perkembangan Pembiayaan BPR/S
Menurut Jenis Penggunaan
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Dihimpit ekspansi kinerja penyaluran kredit yang terjadi pada bank umum, realisasi penyaluran
kredit BPR Aceh di triwulan laporan tercatat mengalami perlambatan. Berbeda dengan bank
umum, pembiayaan oleh BPR didominasi oleh pembiayaan ke sektor produktif dalam bentuk
modal kerja dengan porsi 79,89%. Cakupan BPR yang terasa lebih dekat dengan masyarakat,
terutama usaha mikro, disinyalir menjadi pertimbangan masyarakat memilih BPR untuk
memperoleh pembiayaan modal kerja. Meski demikian, BPR masih harus bekerja lebih keras lagi
untuk memperbaiki kinerja pembiayaan non lancarnya (NPL) yang mencapai 9,63%, atau
meningkat dari triwulan lalu yang sebesar 7,17%.
Tabel 3.10. Proporsi Pembiayaan BPR/S Menurut Sektor Ekonomi
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Modal Kerja79.89
%
Investasi
7.24%
Konsumsi
12.87%
152,374159,245 163,341
153,532 160,151
117,345 124,797 129,667
122,142 127,942
12,949 12,614 11,923 11,134 11,597
22,080 21,833 21,751 20,256 20,612
0
30,000
60,000
90,000
120,000
150,000
180,000
Mar
Jun
Sep
t
De
s
Mar
2012 2013
Kredit Modal Kerja Investasi Konsumsi
2013
Mar Jun Sept Des Mar yoy,% qtq,%
Pertanian 7,094 7,815 7,929 7,490 7,892 11.24 5.36
Pertambangan 220 112 35 23 33 (84.97) 41.46
Industri Pengolahan 3,359 3,144 2,881 2,154 2,185 (34.95) 1.41
Listrik Gas dan Air 22 108 96 135 183 728.32 35.12
Konstruksi 1,656 1,854 2,456 1,735 1,877 13.33 8.16
Perdagangan 100,065 104,798 108,177 102,612 107,494 7.42 4.76
Transportasi, Gudang & Kom. 848 896 1,273 1,163 1,305 54.00 12.20
Keuangan, Sewa & Jasa Perush. 13 10 428 365 356 2,751.71 (2.44)
Jasa-jasa 16,977 18,056 24,531 24,158 24,465 44.11 1.27
Lainnya 22,121 22,452 15,535 13,696 14,361 (35.08) 4.86
Mar-132012
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013 51
BAB 3 Perbankan Aceh
____________________________________________________________________
Box 2.
Peta Tingkat Keuangan Inklusif Provinsi Aceh
Konsep mengenai kemudahan penyediaan akses layanan jasa keuangan baik perbankan maupun
lembaga keuangan non bank menjadi salah satu isu strategis saat ini ditengah tingginya
pertumbuhan sektor keuangan. Secara definisi, inklusi keuangan merupakan suatu kondisi
dimana masyarakat memiliki akses berkesinambungan terhadap jasa keuangan yang mereka
butuhkan (Asian Development Bank, 2000). Lebih jauh lagi, inklusi keuangan merupakan suatu
proses sistematis untuk mengurangi berbagai jenis eksklusi kuangan (financial exclusion)
dengan tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Upaya peningkatan tingkat inklusi keuangan memerlukan empat aspek penting yaitu
1. Kemudahan akses terhadap layanan jasa keuangan
2. Spesifikasi produk-produk layanan jasa keuangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
masyarakat
3. Penggunaan jasa keuangan dan produk keuangan
4. Adanya dampak penggunaan jasa keuangan terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Upaya peningkatan tingkat inklusi keuangan telah menjadi salah satu target kebijakan di banyak
negara terutama di negara-negara berkembang. Tingkat akses keuangan di negara dengan
jumlah penduduk terbesar di dunia seperti China, India, dan Indonesia masih di bawah 50%.
52 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Worldbank mengenai Global Financial Inclusion
Index, 2011 menunjukkan bahwa di beberapa negara berkembang rasio jumlah penduduk yang
memiliki rekening di lembaga keuangan masih rendah. Di Indonesia, rasio jumlah penduduk
yang memiliki rekening di lembaga keuangan hanya sebesar 20% dari total populasi. Indonesia
tercatat merupakan negara yang memiliki rasio jumlah rekening terendah bahkan masih berada
dibawah Vietnam dan Philipina. Sementara itu, Malaysia yang merupakan negara tetangga
terdekat dengan Indonesia tercatat memiliki rasio jumlah rekening sebesar 66,7%.
Dari 20% total populasi masyarakat Indonesia yang memiliki rekening di lembaga keuangan
hanya sebesar 68% yang memiliki tabungan, sedangkan 32% tidak memiliki tabungan. Faktor
penyebab masyarakat tidak memiliki tabungan di lembaga keuangan sebagian besar (79%)
dikarenakan tidak memiliki pendapatan untuk ditabung. Sementara itu, dari sisi kredit atau
pinjaman di lembaga keuangan tercatat hanya sekitar 60% yang memiliki pinjaman di lembaga
keuangan. Bahkan sebagian besar masyarakat (43%) memiliki pinjaman dari sektor informal
(selain perbankan). Faktor penyebab rendahnya jumlah pinjaman dikarenakan mayoritas
masyarakat belum memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga
keuangan.
Gambaran tingkat keuangan inklusif di Provinsi
Aceh, menunjukkan bahwa rasio kredit yang
diberikan oleh perbankan terhadap PDRB Provinsi
Aceh (debt to GDP) tercatat sebesar 24,9% pada
tahun 2012. Angka ini cenderung lebih rendah
dibandingkan dengan Nasional yang mencapai
33,07%. Sedangkan di Provinsi Sumatera Utara
yang berbatasan langsung dengan Provinsi Aceh
tercatat sebesar 36,1%. Di sisi lain, rasio
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
PDRB Provinsi Aceh pada tahun 2012 sebesar 22,3% juga masih lebih rendah dibandingkan
dengan tingkat Nasional yang mencapai 39,1%.
Aspek kemudahan akses keuangan masyarakat Provinsi Aceh terhadap layanan lembaga
keuangan juga dinilai masih rendah. Berdasarkan rasio jumlah kantor cabang lembaga
keuangan yang tersebar di 23 Kota/Kabupaten di Provinsi Aceh terhadap 10.000 Rumah Tangga
secara rata-rata tercatat sebesar 5,18 atau dengan kata lain setiap 51.800 RT dilayani oleh 1
Kantor Cabang Lembaga Keuangan. Dari ke-23 Kota/Kabupaten yang ada di Provinsi Aceh
menunjukkan peta yang beragam, Kota/Kabupaten yang merupakan sentra perdagangan
ataupun sentra ekonomi memiliki aksesibilitas yang relatif lebih baik terhadap layanan jasa
keuangan. Sebagai contoh, di Kota Banda Aceh menunjukkan angka sebesar 16,3 atau sebesar
16.300 RT dilayani oleh 1 Kantor Cabang Lembaga Keuangan.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013 53
BAB 3 Perbankan Aceh
Jika dibandingkan dengan kondisi jumlah RT di masing-masing Kota/Kabupaten memberikan
gambaran bahwa daerah terpadat di Provinsi Aceh lebih terkonsentrasi di pesisir pantai timur.
Sebagai contoh Kabupaten Aceh Timur dengan jumlah RT sebesar 83.444 hanya memiliki indeks
aksesibilitas terhadap layanan jasa keuangan sebesar 2,28 jauh lebih rendah dibandingkan
dengan Kabupaten Aceh Barat Daya yang memiliki indeks akses keuangan lebih baik dengan
jumlah RT yang lebih sedikit.
Tidak meratanya aksesibilitas masyarakat terhadap layanan jasa keuangan, tentunya
memerlukan upaya-upaya perbaikan. Peningkatan tingkat keuangan inklusif atau tingkat
aksesibilitas layanan jasa keuangan memerlukan upaya dari berbagai pihak. Beberapa upaya
yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan melakukan edukasi tabungan dan pembiayaan
kepada masyarakat luas serta mengembangkan konsep branchless banking sebagai salah satu
inovasi untuk mempermudah layanan jasa keuangan.
_____________________________________________________________________
Jmlh KaCab Lmbg Keuangan/Jml Rmh Tangga
p11_kabupaten_a
KC_RT
2.2 - 3.8
3.8 - 6.5
6.5 - 16.3
Jmlh KaCab Lmbg Keuangan/Jml Rmh Tangga
p11_kabupaten_a
RT
sd 20.000
20.000 - 40.000
40.000 - 80.000
80.000 - 125.000
54 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013 55
BAB 3 Perbankan Aceh
Pada triwulan I tahun 2013 kegiatan pembayaran tunai di Provinsi
Aceh tercatat mengalami net inflow yang diperkirakan terkait dengan
pola musiman/ cyclical akibat dari tingginya penarikan dana oleh
masyarakat pada periode sebelumnya.
Selama triwulan laporan, transaksi non tunai baik melalui BI-RTGS
maupun sistem kliring mengalami pertumbuhan tahunan yang cukup
signifikan, namun sebaliknya, secara triwulanan mengalami
pertumbuhan yang negatif.
3.4. TRANSAKSI TUNAI
Transaksi sistem pembayaran tunai di Bank Indonesia tercermin dari beberapa kegiatan, yaitu :
aliran uang keluar dan masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (outflow dan inflow), kegiatan
pemusnahan uang tidak layak edar atau Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB), serta
kegiatan penukaran uang pecahan kecil kepada masyarakat.
Tabel 3.11 Perkembangan Aliran Uang Kartal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Sumber : KPw BI Provinsi Aceh dan KPw BI Lhokseumawe, diolah
Setelah dalam dua tahun berturut-turut mengalami net outflow, pada triwulan I tahun 2013
kegiatan pembayaran tunai di Provinsi Aceh tercatat mengalami net inflow2. Net inflow ini
disebabkan arus kas yang keluar dari Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh dan Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Kota Lhokseumawe lebih kecil daripada arus kas yang masuk.
Net inflow yang terjadi diperkirakan terkait dengan pola musiman/ cyclical akibat dari tingginya
penarikan dana oleh masyarakat pada periode sebelumnya. Hal ini mendorong terjadinya
peningkatan jumlah aliran uang masuk ke Bank Indonesia sebagai arus balik dari banyaknya
uang yang beredar di masyarakat pada periode sebelumnya. Net inflow juga disinyalir
berkaitan dengan belum adanya kebutuhan uang tunai dalam jumlah besar seperti untuk
2 Net Inflow adalah kondisi dimana aliran uang masuk (inflow) lebih banyak dibandingkan aliran uang keluar
(ouflow) pada periode yang sama.
I II III IV I
Outflow 594,712 830,037 925,033 1,111,644 579,979
Inflow 537,079 293,044 541,236 355,731 793,435
Netflow -57,634 -536,993 -383,797 -755,912 213,456
Outflow 523,656 788,363 736,378 769,059 394,578
Inflow 217,083 113,326 327,460 133,017 288,847
Netflow -306,573 -675,037 -408,918 -636,041 -105,731
Outflow 1,118,368 1,618,399 1,661,411 1,880,703 974,557
Inflow 754,161 406,370 868,696 488,749 1,082,282
Netflow -364,207 -1,212,030 -792,715 -1,391,954 107,725
Wilayah (Rp-Juta) Transaksi2013
KPw BI Provinsi Aceh
KPw BI Lhokseumawe
Provinsi Aceh
2012
56 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
pembayaran proyek-proyek pemerintah yang memang sebagian besar masih dalam proses
tender.
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) dilakukan sebagai bagian dari proses pemusnahan
Uang Tidak Layak Edar (UTLE)/ rusak yang dilakukan secara rutin oleh seluruh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memelihara kualitas uang
kartal yang diedarkan kepada masyarakat (Clean Money Policy). Tercatat selama triwulan I
tahun 2013, sebesar Rp. 88,068 miliar uang kartal yang tidak layak edar dalam berbagai
pecahan dimusnahkan. Kondisi ini meningkat bila dibandingkan jumlah yang dimusnahkan pada
triwulan sebelumnya yang sebesar Rp. 73,489 miliar, sejalan dengan meningkatnya aliran uang
kartal yang masuk ke Bank Indonesia.
Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang dimusnahkan tersebut selanjutnya akan digantikan dengan
Uang Layak Edar (ULE) yang siap digunakan untuk kebutuhan transaksi keuangan di
masyarakat. Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai
pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang kartal. Diharapkan peningkatan kesadaran
masyarakat untuk menjaga kondisi fisik uang kartal yang dimiliki akan dapat memperpanjang
usia edar uang kartal dan semakin mengurangi besarnya volume PTTB. Hal tersebut sangat
diperlukan mengingat pemusnahan uang kartal berdampak pada besarnya biaya pencetakan
uang baru yang harus dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk menggantikan uang yang
dimusnahkan tersebut.
Gambar 3.21 Pemberian Tanda Tidak Berharga
Sumber : KPw BI Provinsi Aceh dan KPw BI Lhokseumawe, diolah
3.5. PEREDARAN UANG PALSU
Pada triwulan I tahun 2013, ditemukan uang palsu sebesar Rp. 800.000,- oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe.
Jumlah tersebut jauh menurun dibanding jumlah uang palsu yang ditemukan pada triwulan
sebelumnya. Penurunan jumlah uang palsu selama triwulan laporan diharapkan benar-benar
29,381
58,687
3.70%
20.32%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar
2011 2012 2013
PTTB BI Aceh PTTB BI Lsm
Rasio PTTB BI Aceh Rasio PTTB BI Lsm
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013 57
BAB 3 Perbankan Aceh
mencerminkan kondisi riil bukan akibat belum dilaporkannya penemuan uang palsu baik oleh
perbankan maupun oleh masyarakat.
Tabel 3.12 Perkembangan Temuan Uang Palsu di Provinsi Aceh
Sumber : KPw BI Provinsi Aceh, diolah
3.6. TRANSAKSI NON TUNAI
Gambar 3.22 Porsi Transaksi Non Tunai Triwulan I-2012 Di Provinsi Aceh
Sumber : www.bi.go.id, diolah
3.6.1. BI-RTGS (Bank Indonesia Real Time Gross Settlement)
Hingga triwulan I tahun 2013, sistem pembayaran non tunai di Aceh masih didominasi oleh
sistem BI-RTGS3 (lihat gambar). Sistem layanan BI-RTGS yang menyediakan layanan
pemindahan dana secara cepat dan minim risiko menjadikan transaksi ini sebagai primadona
3 BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian transaksinya dilakukan dalam waktu
seketika. BI-RTGS memiliki peranan dalam memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value
Payment System atau transaksi bernilai besar (Rp100 juta ke atas dan bersifat urgent). Metode
penyelesaian secara gross to gross settlement, final, real time dan irrevocable.
2013
I II III IV I
Nominal 1,360,000 5,335,000 600,000 4,360,000 800,000
100,000 950,000 2,000,000 500,000 2,800,000 600,000
50,000 400,000 3,300,000 100,000 1,500,000 200,000
20,000 0 20,000 0 40,000 0
10,000 0 10,000 0 20,000 0
5,000 10,000 5,000 0 0 0
Jumlah (lembar) 11 48 1 41 10
100,000 10 20 4 28 6
50,000 8 66 2 30 4
20,000 0 1 0 2 0
10,000 0 1 0 2 0
5,000 2 1 0 0 0
2012
RTGS
99.08
%
Kliring
0.92%
58 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2013
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
dalam sistem pembayaran non tunai di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Aceh.
Terbukti dengan masih besarnya porsi penggunaan BI-RTGS (99,08%) dalam transaksi sistem
pembayaran non tunai di Aceh.
Selama periode triwulan I tahun 2013, nominal BI-RTGS mengalami pertumbuhan tahunan yang
cukup signifikan, namun secara triwulanan mengalami pertumbuhan yang terkoreksi cukup
dalam. Total transaksi menggunakan BI-RTGS tercatat sebesar Rp. 95,634 triliun atau sebanyak
41,07 ribu transaksi.
Tabel 3.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Aceh
Sumber : www.bi.go.id, diolah
3.6.2. KLIRING4
Tabel 3.14 Perkembangan Transaksi Kliring di Provinsi Aceh
Sumber : www.bi.go.id, diolah
Sama dengan transaksi melalui BI-RTGS, perputaran kliring selama triwulan I tahun 2013 juga
tumbuh positif secara tahunan, namun tumbuh negatif secara triwulanan. Transaksi melalui
Kliring selama triwulan laporan tercatat sebesar Rp. 891,13 miliar. Peningkatan transfer dana
menggunakan sistem kliring ini juga dibarengi dengan penarikan cek/BG kosong yang juga
mengalami peningkatan. Tercatat selama periode laporan, terjadi penarikan cek/BG kosong
sebesar Rp. 26,2 miliar dengan jumlah warkat sebanyak 698 lembar.
4 Kliring adalah Sistem tranfer dana dengan pertukaran warkat (bisa berupa cek, giro/bilyet, nota
debet/kredit dan lainnya) atau data keuangan elektronik antar peserta (bank) kliring baik atas nama peserta
(bank) maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Growth (yoy) Growth (qtq)
I II III IV I I-13 I-13
61,245 100,639 90,995 116,664 95,634 56.1% -18.0%
Dari Aceh 18,331 24,640 23,624 30,057 26,864 46.5% -10.6%
Ke Aceh 32,160 58,976 52,586 66,889 50,110 55.8% -25.1%
Dari-Ke Aceh 10,754 17,023 14,784 19,717 18,660 73.5% -5.4%
43,091 45,167 50,798 59,114 41,077 -4.7% -30.5%
Dari Aceh 24,235 25,230 28,635 33,601 23,325 -3.8% -30.6%
Ke Aceh 14,482 15,550 16,927 19,499 13,554 -6.4% -30.5%
Dari-Ke Aceh 4,374 4,387 5,236 6,014 4,198 -4.0% -30.2%
2012 2013
Total Nominal
Nominal
(Rp-miliar)
Total Volume
Volume
(Transaksi-
ribu)
Growth (yoy) Growth (qtq)
I II III IV I I-13 I-13
Nominal (Rp-miliar) 777.3 877.6 842.91 897.05 891.13 14.6% -0.7%
Volume (warkat) 31,606 31,324 29,061 31,009 30,447 -3.7% -1.8%
- Nominal (Rp-miliar) 18.6 22.9 24.5 25.12 26.2 40.8% 4.2%
- Volume (warkat) 902 911 826.0 950 698 -22.6% -26.5%
- % Nominal 2.39% 2.61% 2.90% 2.8% 2.94%
- % Volume 2.85% 2.91% 2.84% 3.06% 2.29%
Penarikan cek/BG kosong
2012 2013