PERKEMBANGAN & KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONALResume Materi Minggu Ke 2

15
RESUME AKUNTANSI INTERNASIONAL PERKEMBANGAN & KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL KELAS L KELOMPOK 8 Nama Anggota : 1. Aisyiyah Rachmawati (2012310042) 2. Novia Purnama Sari (2012310566) 3. Adio Desche Rarawastu (2012310575) 4. Febrina Eunike Ratu (2012310577) 5. Charisma Febrianti (2012310581) STIE Perbanas Surabaya 2014

description

Resume Akuntansi Internasional Bab 2

Transcript of PERKEMBANGAN & KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONALResume Materi Minggu Ke 2

RESUME AKUNTANSI INTERNASIONAL

PERKEMBANGAN & KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

KELAS L

KELOMPOK 8

Nama Anggota :

1. Aisyiyah Rachmawati

(2012310042)

2. Novia Purnama Sari

(2012310566)

3. Adio Desche Rarawastu(2012310575)

4. Febrina Eunike Ratu

(2012310577)

5. Charisma Febrianti

(2012310581)

STIE Perbanas Surabaya2014Seiring perkembangan dunia, kesadaran akan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi secara global, beberapa ahli berpendapat bahwa terdapat perbedaan pola perilaku akuntansi yang diterapkan di setiap negara. Oleh sebab itu penting untuk menentukan klasifikasi untuk mengetahui dan mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan sistem akuntansi suatu negara. Klasifikasi akuntansi dan sistem pelaporan yang dipengaruhi oleh masalah ekonomi dan politik, sistem hukum, perlu dilakukan agar mampu menganalisis dan meprediksi perkembangan sistem akuntansi.Pemahaman sistem akuntansi yang baik pada suatu negara adalah dengan melihat faktor-faktor dasar yang mempengaruhi perkembangannya. Akuntansi berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain. Faktor yang mempengaruhi perbedaan yaitu lingkungan, lingkungan budaya, ekonomi, hukum dan politik yang berbeda-beda sehingga menghasilkan sistem akuntansi yang berbeda.Akuntansi telah memperluas ruang lingkupnya terhadap konsultasi manajemen dan menggabungkan teknologi informasi yang makin berkembang ke dalam sistem dan prosedurnya.

Tujuan pengklasifikasian:

1. Membantu mengetahui sejauh mana suatu sistem memiliki kesamaan dan perbedaan

2. Bentuk-bentuk perkembangan sistem akuntansi suatu negara dibandingkan dengan yang lain serta kemungkinan untuk berubah

3. Alasan mengapa suatu sistem mempunyai pengaruh dominan dibandingkan dengan yang lain

Pengklasifikasian tersebut seharusnya juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk menilai prospek dan problem dalam masalah harmonisasi internasional. Dengan kata lain, tujuan klasifikasi untuk mengelompokkan sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya dan hal ini mengungkapkan struktur dasar di mana anggota kelompok memiliki kesamaan dan yang membedakan kelompok-kelompok yang beraneka ragam. Dengan begitu, pemahaman mengenai sistem akuntansi akan menjadi lebih baik.Klasifikasi juga memiliki beberapa manfaat praktis, yaitu:

1. Negara-negara dalam kelompok khusus seringkali bereaksi terhadap keadaan atau perubahan baru dengan cara yang sama. Negara-negara mungkin akan memperoleh keuntungan dari pengalaman negara lain pada kelompok yang sama. Misalnya: pembuat standar di Australia, Kanada, New Zealand, Inggris dan Amerika Serikat merupakan negara-negara yang dapat bekerjasama dan menemukan solusi umum secara efektif dan efisien terkait isu-isu akuntansi khusus.

2. Perbedaan antar kelompok merupakan hambatan harmonisasi regional dan seluruh dunia. Agar harmonisasi berhasil, anggota yang terlibat (seperti: International Accounting Standards Board pada level internasional dan Uni Eropa pada level regional) harus memahami perbedaan untuk mengatasi perbedaan yang ada dan apakah pola perkembangan akuntansi berubah sepanjang waktu.

3. Negara berkembang biasanya memiliki kesenjangan dalam hal sumber daya untuk mengembangkan standar akuntansi mereka. Negara-negara tersebut mungkin akan mengembangkan standar mereka jika sudah ada standar pada negara lain yang mengatur.

4. Masalah-masalah komunikasi semakin parah ketika laporan keuangan perusahaan kepada penggunanya yang tidak familiar dengan standar akuntansi negara perusahaan asal. Hal ini berdampak perusahaan perlu untuk menyajikan informasi tambahan kepada pengguna. Masalah yang sama dapat muncul terkait komunikasi internasional pada perusahaan multinasional. Akuntan mengkomunikasikan laporan perusahaan pada negara lain harus menggunakan dengan bahasa yang sama.1.1 Perkembangan Akuntansi di Dunia

Standar akuntansi dan praktik akuntansi setiap Negara merupakan hasil dari interaksi kompleks dari faktor-faktor ekonomi,histori, institusional dan kultural. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan dalam perkembangan akuntansi:

1. Sumber Daya Keuangan

Amerika dan Inggris memiliki pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan dan dirancang untuk membantu investor dalam menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait, sedangkan sistem berbasis kredit memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif. Sedangkan di Jepang dan Swiss menganggap pengungkapan public secara luas dianggap tidak perlu karena lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa saja yang diinginkan.

2. Sistem Hukum

Di dunia barat mengenal dua orientasi dasar, hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Hukum kode utamanya diambil dari hukum Romawi dan Kode Napoleon. Di negara-negara hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakup banyak prosedur. Sedangkan hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap dan aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif karena ditetapkan oleh organisasi profesional sektor swasta.

3. Perpajakan

Di Jerman dan Swedia, peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun untuk diklaim guna keperluan pajak. Sedangkan di Belanda berbeda, laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum pajak. Contoh di Amerika yang menetapkan penilaian persediaan menurut masuk terakhir keluar pertama (last in first out).

4. Hubungan Politik dan Ekonomi

Sistem pencatatan berpasangan (double entry) yang berawal di Italia pada tahun 1400-an dan menyebar di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan (renaissance) lainnya. Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaanya, penduduk Jerman saat PD II menyebabkan Perancis menerapkan Plan Comptable. Amerika memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya AS di Jepang setelah PD II. Banyak negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan di tempat lain, entah karena dipaksa (seperti India) atau karena pilihan sendiri (seperti negara-negara Eropa Timur).

5. Inflasi

Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan. Israel, Meksiko dan beberapa negara Amerika selatan menggunakan akuntansi tingkat harga umum karena berpengaruh dengan hiperinflasi.

6. Perkembangan Pasar Modal

Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Masalah akuntansi seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang penting.

7. Perkembangan Profesi AkuntansiStandar dan praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai risiko efek derivatif tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.

8. Budaya

Budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variabel budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu negara.

1.2 Dimensi Nilai Akuntansi Gray dan Dimensi Kultural1.2.1 Dimensi Nilai Akuntansi

Gray mengusulkan suatu kerangka kerja yang menghubungkan budaya dan akuntansi. Ia mengusulkan 4 dimensi akuntansi yang mempengaruhi praktik keuangan suatu negara, yaitu : Professionalism vs. Statutory Control

Preferensi terhadap pertimbangan professional individu dan regulasi sendiri kalangan professional dibandingkan terhadapkepatuhan dengan ketentuan hukum yang teleh ditentukan. Negara-negara yang memiliki dimensi nilai professionalism memiliki kecenderungan membuat standar yang tidak kompleks; sedangkan pada negara-negara yang memiliki dimensi nilai statutory control memiliki kecenderungan membuat standar yang lebih kompleks. Uniformity vs. FlexiblityPreferensi terhadap keseragaman dan konsistensi dibandingkan fleksibilitas dalam bereaksi dalam suatu keadaan tertentu. Negara-negara yang memiliki dimensi nilai uniformity memiliki kecenderungan membuat standar yang tidak kompleks; sedangkan pada negara-negara yang memiliki dimensi nilai flexiblity memiliki kecenderungan membuat standar yang lebih kompleks. Conservatism vs. OptimismSuatu preferensi dalam memilih pendekatan yang lebih bijak untuk mengukur dan mengatasi segala ketidakpastian dimsa depan daripada memilih pendekatan yang sekedar optimis namun beresiko. Negara-negara yang memiliki dimensi nilai optimism memiliki kecenderungan membuat standar yang tidak kompleks; sedangkan pada negara-negara yang memiliki dimensi nilai conservatism memiliki kecenderungan membuat standar yang lebih kompleks. Secrecy vs. TransparancyPreferensi atas kerahasiaan dan informasi usaha menurut dasar kebutuhan untuk tahu dibandingkan dengan kesediaan untuk pengungkapan informasi kepada publik. Negara-negara yang memiliki dimensi nilai secrecy memiliki kecenderungan membuat standar yang tidak kompleks; sedangkan pada negara-negara yang memiliki dimensi nilai transparancy memiliki kecenderungan membuat standar yang lebih kompleks .1.2.2 Dimensi Kultural

Empat dimensi budaya nasional menurut Hofstede, yaitu: Individualisme vs kolektivisme merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan social yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun ketat dan saling tergantung.

Large vs Small Powr Distance (Jarak kekuasaan) adalah sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima.

Strong vs Weak Uncertainty Avoidance (Penghindaran ketidakpasian) adalah sejauh mana masyarakat merasa tidak nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti.

Maskulinitas vs feminimitas adalah sejauh mana peranan gender dibedakan dan kinerja serta pencapaian yang dapat dilihat lebih ditekankan daripada hubungan dan perhatian.1.3 Pengaruh Kultur Terhadap Sistem PerpajakanRichardson (2007) menggunakan konsep 4 kultur Hofstade, yang dapat digambarkan sebagai berikut: Pertama, Individualism: dimensi ini berfokus pada sejauh mana masyarakat mendukung prestasi individu atau kolektif dan hubungan interpersonal. Tingkat individualisme yang tinggi menunjukkan bahwa individualitas dan hak individu yang dominan dalam masyarakat. Individu dalam masyarakat ini cenderung untuk membentuk sejumlah besar hubungan longgar. Tingkat individualisme yang rendah menunjukkan masyarakat yang lebih bersifat kolektif dengan hubungan dekat antara individu.

Kedua, Power Distance: dimensi ini berfokus pada tingkat kesetaraan dan ketidaksetaraan antara orang-orang dalam suatu masyarakat. Tingkat power distance yang tinggi menunjukkan bahwa ketidaksetaraan kekuasaan dan kekayaan diperbolehkan tumbuh dalam masyarakat. Tingkat power distance yang rendah menunjukkan sebuah masyarakat yang tidak menekankan perbedaan antara kekuasaan dan kekayaan warga.Ketiga, Uncertainty Avoidance: dimensi ini berfokus pada tingkat toleransi terhadap ketidakpastian dan ambiguitas dalam masyarakat. Tingkat uncertainty avoidance yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat memiliki toleransi yang rendah untuk ketidakpastian dan ambiguitas. Hal ini menciptakan sebuah masyarakat aturan yang berorientasi lembaga hukum, aturan, dan peraturan untuk mengurangi jumlah ketidakpastian. Tingkat uncertainty avoidance yang rendah menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kekhawatiran yang rendah tentang ambiguitas dan ketidakpastian dan memiliki lebih toleransi untuk berbeda pendapat. Hal ini tercermin dalam sebuah masyarakat yang kurang berorientasi aturan, lebih mudah menerima perubahan, dan mengambil lebih banyak dan lebih besar risiko.Keempat, Masculinity: dimensi ini berfokus pada cara di mana masyarakat mengalokasikan peran sosial (sebagai lawan biologis) untuk kedua jenis kelamin. Tingkat maskulinitas yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat menempatkan lebih penting pada prestasi, kepahlawanan, ketegasan, dan keberhasilan material. Richardson (2007) juga menggunakan 4 konsep nilai pajak, yaitu:

1. Equity: preferensi untuk sistem pajak yang adil dan merata sehubungan dengan distribusi beban pajak antara orang-orang, dan didasarkan pada kemampuan mereka untuk membayar.

2. Simplicity: preferensi untuk hukum pajak yang tidak rumit dalam sistem pajak sehingga penerapannya jelas dan dapat diprediksi.

3. Neutrality: preferensi untuk sistem pajak yang tidak memiliki efek besar pada keputusan sektor swasta dan tidak terlalu mendistorsi alokasi sumber daya.

4. Visibility: preferensi untuk sistem pajak yang transparan dan akuntabel publik yang mengungkapkan ukuran sebenarnya dan pembebanan pajak pada individu.

1.4 Empat Pendekatan Perkembangan AkuntansiEmpat pendekatan perkembangan akuntansi yang dapat diobservasi diantara negara-negara barat dengan sistem ekonomi yang berbasis pasar (market-oriented economic systems) : Berdasarkan pendekatanmakroekonomi,Praktik akuntansi didapatkan dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. Tujuan perusahaan umumnya mengikuti dan bukan memimpin kebijn nasional, karena perusahaan bisnis mengoordinasikan kegiatan mereka dengan kebijakan oasional. Karenanya, sebagai contoh, suatu kebijakan nasional berupa lapangan kerja yangstabil dengan menghindari perubahan besardalam siklusbisnisakan menghasilkan praktik akuntansi yang meratakan laba. Atau, untuk mendorong perkembangan industri tertentu, suatu negara dapat mengizinkan penghapusan pengeluaran modal secara cepat pada beberapa industri tersebut. Akuntansi di Swedia berkembang dan pendekatan makroekonomi.

Berdasarkan pendekatanmikroekonomi.Akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Fokusnya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus memperlahankan modal fisik yang dimiliki. Juga sama pentingnya bahwa perusahaan memisahkan secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi dan mengendalikan aktivitas usaha. Pengukuran akuntansi yang didasarkan pada biaya penggatian sangat didukung karena paling sesuai dengan pendekatan ini. Akuntansi di Belanda berkembang dari mikroekonorni.

Berdasarkan pendekatanindependen.Akuntansi berasal dan praktik bisnis dan berkembang secaraad hoc,dengan dasar perlahan-lahan dan pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai Fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya di ambi1 dan proses bisnis yang dijalankan, diambilkan dari cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis menghadapi kerumitan dunia nyata dan ketidakpastian yang senantiasa terjadi melalui pengalaman, praktik, dan intuisi. Akuntansi berkembang dengan cara yang sama. Sebagai contoh, laba secara sederhana merupakan hal yang paling bermanfaat dalam praktik dan pengungkapan secara pragmatis menjawab kebutuhan para pengguna. Akuntansi berkembang secara independen di lnggris dan Amerika Serikat. Berdasarkan pendekatan yang seragam.Akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang pemerintah, otoritas pajak dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis. Secara umum, pendekatan seragam digunakan di negara-negara dengan keterlibatan pemerintah yang besar dalam perencanaan ekonomi di mana akuntansi digunakan antara lain untuk mengukur kinerja, mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak dan mengendalikan harga. Prancis, dengan bagan akuntansi nasional yang seragam, merupakan pendukung utama pendekatan seragam.

1.5 Klasifikasi Akuntansi Internasional

Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara yaitu : klasifikasi judgmental dan klasifikasi yang didasarkan pada hasil penelitian empiris. Klasifikasi judgmental didasarkan pada klasifikasi yang dilakukan oleh Nobes. Klasifikasi berdasarkan hasil penelitian didasarkan atas hasil penelitian Nair dan Frank (1973).