Perkembangan Dan Klasifikasi Akuntansi Internasional Di Jepang

22
TUGAS FINAL AKUNTANSI INTERNASIONAL “PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL DI JEPANG” HIKMAWATI MADJID B1C1 12 170 GENAP JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO

description

Perkembangan Dan Klasifikasi Akuntansi Internasional Di Jepang

Transcript of Perkembangan Dan Klasifikasi Akuntansi Internasional Di Jepang

TUGAS FINAL

AKUNTANSI INTERNASIONAL

“PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

DI JEPANG”

HIKMAWATI MADJID

B1C1 12 170

GENAP

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Akuntansi Internasional

Di era globalisasi yang sangat cepat dengan kemajuan tekhnolgi, aktivitas pasar

modal pun dituntut untuk setara dalam member kemampuan menghasilkan

informasi.Akuntansi adalah hal yang dilihat dalam memainkan peran untuk menghasilkan

informasi, yang berguna bagi pihak internal maupun pihak eksternal.Tujuan dari kuntansi

adalah menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan untuk

membuat keputusan ekonomi.Akuntansi memberikan seluruh kegiatan yang dilakukan

perusahaan untuk memfasilitasi alokasi pemusatan sumberdana oleh pengguna. Jika

informasi tersebut dapat di andalkan maka sumberdaya yang terbatas dapat di alokasikan

secara optimal danefesien.

Akuntansi Internasional mempunyai peran yang sangat kompleks, dimana ruang

lingkup pelaporannya ialah perusahaan yang multinasional dengan operasi dan

transaksilintas Negara dengan kewajiban pelaporannya terhadap pengguna pelaporan di

Negara lain.

Akuntansi Internasional didefinisikan sebagai akuntansi untuk transaksi internasional,

perbandingdan prinsip di negara-negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai Standar

akuntansi. Peningkatan perdagangan internasional bisa memfasilitasi perluasan pergerakan

barang dan jasa serta meningkatkan efisien penggunaan sumber-sumber ekonomi. Beberapa

karakteristik era ekonomi global:

1) Bisnis internasional

2) Hilangnya batasan-batasan antarnegara

3) Ketergantungan pada perdagangan internasional

            Di era globalisasi yang sangat cepat dengan kemajuan teknologi, aktivitas pasar

modal pun dituntut untuk setara dalam memberi kemampuan menghasilkan informasi.

Akuntansi adlaah hal yang dilihat dalam memainkan peran untuk menghasilkan informasi,

yang berguna bagi pihak internal maupun pohak eksternal. Tujuan dari akuntansi adalah

menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan dalam mengambil

keputusan ekonomi. akuntansi internasional mempunyai peran yang sangat kompleks,

dimana ruang lingkup pelaporannya ialah perusahaan yang multinasional dengan operasi

dan transaksi lintas negara dengan kewajiban pelaporannya terhadapu pengguna pelaporan

lain.

            Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran

dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses

perumusan atau formulasi standar akuntansi. Standar akuntansi merupakan hasil penetapan

standar. Ada empat alas an yang menjelaskan hal tersebut, antara lain :

1) Di kebanyakan Negara, hukum atas ketidakpatuhan dengan ketentuan akuntansi

cenderung lemah dan tidak efektif.

2) Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada

yang diharuskan.

3) Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar

akuntansi jika dengan melakukannya operasi dan posisi keuangan perusahaan

akan tersajikan secara lebih baik hasilnya.

4) Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan

secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi.

            Penetapan standar akuntansi umumnya melibatkan gabungan kelompok sector

swasta dan publik. Hubungan antara standar akuntansi dan proses akuntansi sangat rumit

dan tidak selalu bergerak dalam satu arah yang sama. Akuntansi penyajian wajar biasanya

berhubungan dengan negara-negara hukum umum, sedangkan akuntansi kepatuhan hukum

umumnya ditemukan di negara-negara hukum kode (sipil). Perbedaan ini terlihat dalam

proses penetapan standar, dimana sektor swasta lebih berpengaruh di negara-negara hukum

dengan penyajian yang wajar, sedangkan sektor publik lebih berpengaruh di negara hukum

kode (sipil) dengan kepatuhan hukum.

B. Sejarah Perkembangan Akuntansi Internasional

Sejarah Akuntansi Internasional Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan

Berpasangan Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara

sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya.

Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal

dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir

dan Yonanikuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak

lengkap.

Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka

decimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan

akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double

entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang

terkenal di Italia pada masaitu.

Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah

diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis oleh

seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Paciolo dengan judul Summa

de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang pelajaran

ilmupasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran

pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul

Tractatus de Computiset Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan

selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya.

Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistem

yang menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistemInggris, dan sistem

Amerika Serikat. Sistem Belanda atau tatabuku disebut juga sistem Kontinental. Sistem

Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem Anglo-Saxon2. Perkembangan Akuntansi dari

Sistem Kontinental Anglo-Saxon

Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesiake Eropa Barat. Eropa

Barat, terutama Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu

itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat. Pada akhir abad ke-19, sistem

pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut accounting

(akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di Negara itu, sekitar pertengahan

abad ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik

pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien.

Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan

tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walau puna salnya sama-sama dari

pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik

pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo- Saxon) mulai

diperkenalkan di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Akuntansi Internasional di Jepang

1. Sistem Pendanaan

Perusahaan Jepang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain untuk memiliki

perusahaan lain. pengadaan investasi antar perusahaan-perusahaan ini tentu akan

melibatkan sumber pedanaan. sumber pedanaan terbesar di Jepang yaitu bank. sistem

pedanaan Jepang disebut sistem berbasis kredit.  Penggunaan kredit bank dan modal utang

yang meluas dalam perusahaan-perusahaan Jepang, maka pemerintah memberi fokus atas

perlindungan kreditor dengan memberlakukan kontrol ketat atas berbagai usaha di Jepang ,

seperti pengungkapan laporan perusahaan keuangan kepada publik.

2. Sistem Hukum

Jepang merupakan negara yang memiliki konsep hukum yang dicangkok dari

beberapa negara. Jepang menganut sistem hukum kode (sipil), hukum kode diambil dari

hukum romawi dan kode napoleon. Sistem hukum kode adalah serangkaian hukum yang

lengkap mencakup ketentuan dan prosedur, tentu aturan akuntansi akan dikombinasikan

dan diselaraskan dengan hukum nasional. Hukum kode ini sangatlah kompleks dan

lengkap.   Pemerintah nasional Jepang masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap

akuntansi di Jepang, regulasi akuntansi didasarkan pada 3 undang-undang yaitu :

a Hukum komersial, diatur oleh Kementrian Kehakiman atau ministry of

justice (MOJ). Hukum komersial merupakan hukum inti regulasi Jepang. Seluruh

perusahaan wajib untuk menaati hukum komersial, seperti memenuhi aturan

akuntansi dalam membuat neraca, laporan laba rugi, laporan usaha dll. Hal ini

dilakukan unuk melindungi kreditur dan pemegang saham dalam menanamkan

investasi di sebuah perusahaan. Standarisasi pembukuan Jepang tidak boleh

bertentangan dengan hukum komersial.

b Undang-undang pasar modal (Security and exchange law) dibuat oleh Kementrian

Keuangan Finansial (Financial Service Agency). Tujuan utama dari SEL adalah

untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan investasi bagi

investor.

c Undang-undang Pajak Penghasilan Perusahaan  (corporate income tax law).

3. Perpajakan

Perpajakan di Jepang terbagi menjadi pajak negara dan pajak daerah. pajak negara

dan pajak daerah diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, salah satu pajak yang terdapat

pada kedua jenis pajak tersebut adalah pajak perusahaan. Pajak perusahaan yang berada di

Jepang diatur oleh Undang-Undang Pajak Penghasilan Perusahaan.

Adanya peraturan pajak ini, membuat seluruh perusahaan Jepang mengatur sisi

pendapatan dan beban (laba rugi) mereka untuk meminimalis biaya pajak penghasilan.

Peraturan Jepang mengenai besar pendapatan yang terkandung dalam pajak sangatlah ketat,

sehingga rekayasa terhadap manajemen laba jarang terjadi pada perusahaan-perusahaan di

Jepang.

4. Ikatan Politik dan Ekonomi

Politik dan ekonomi merupakan dua hal yang memiliki kaitan yang erat, karena para

pebisnis dapat merupakan aktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan politik dan

sebaliknya. Model atau sistem ekonomi Jepang dipengaruhi oleh adanya urusan politik

dengan Amerika Serikat pada saat pasca Perang Dunia II. Jepang setelah PD II harus

membayar ganti rugi perang dan harus mengubah Undang-undang Dasar Meiji menjadi

Undang-undang dasar yang melambangkan kedemokrasian sesuai dengan ketentuan yang

diajukan oleh Amerika. Rakyat Jepang pada saat itu juga mengalami depresi karena

perekonomian yang tidak stabil dan demokrasi yang harus diterapkan oleh masyarakat

Jepang terutama dibidang politik dan kepemerintahan. Setelah Kalah,  Jepang diduduki

oleh Amerika maka demokrasi yang Amerika anjurkan harus cepat berlangsung untuk

pemulihan masyarakat Jepang. 

Pada masa pasca Perang Dunia II, banyak generasi muda Jepang uang belajar

menuntut ilmu di Amerika Serikat dengan harapan bila kembali ke Jepang akan membawa

perbaikan terhadap perekonomian Jepang pasca perang dunia II. Dalam masa ini, Jepang

perlahan mulai bangkit dari keterpurukannya, Jepang membangun industri baja dan

batubara. Jepang berharap dengan industri ini, akan meningkatkan pemasukan yang

signifikan untuk peningkatan perekonomian. Pada akhirnya langkah yang diambil oleh

Jepang ini berhasil sehingga menjadikan negara Jepang sebagai negara pertumbuhan

ekonomi dengan masa rekontruksi perekonomian tercepat pada saat itu.

5. Inflasi

Inflasi merupakan gejala ekonomi yang tumbuh dan berkembang dalam perekonoian

dunia, yang dapat melemahkan perekonomian secara umum. Inflasi, dapat menimbulkan

masalah dalam bidang akuntansi. Penyajian informasi keuangan yang dilaporkan oleh

akuntansi yang didasarkan pada biaya historis menjadi tidak relevan, sebab keyataan

perekonomian suatu negara senantiasa dipengaruhi oleh gejolak inflasi.

Inflasi merefleksikan tingkat harga umum yang tidak stabil. oleh karena itu asumsi

unit moneter yang stabil dalam biaya historis hanyalah akan mengakibatkan laporan

keuangan yang dihasilkan menjadi kurang handal karena tidak memasukan unsur

perubahan tingkat harga yang terjadi saat ini. maka hasil penilaian kinerja perusahaan dapat

menjadi keliru diakibatkan kurangnya relevan laporan keuangan tersebut.

Tingkat inflasi di negara Jepang tidak begitu buruk jika dibandingkan dengan negara

lainnya. rata-rata inflasi Jepang dari tahun ke tahun yang paling besar yaitu 0,2%. Namun,

Jepang sendiri telah mengadopsi IFRS dalam hal penyajian laporan keuangan ketika terjadi

inflasi. Jika terjadi inflasi maka ada beberapa metode yang bisa digunakan oleh perusahaan

yaitu :

a Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-

akun pelengkap biaya historis.

b Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan

akun-akun pelengkap biaya kini.

6. Tingkat Perkembangan Ekonomi

Jepang merupakan salah satu Negara paling maju di dunia. Saat ini ekonomi pasar

bebas dan industri Jepang merupakan yang ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat

dan Republik Rakyat Cina, dilihat dari segi varitas daya beli internasional. Ekonomi Jepang

ini dibentuk dari semua elemen yang membentuk ekonomi modern yaitu : industri,

perdagangan, pertanian, dan lain sebagainya. ndustri ekspor utama Jepang

adalah otomotif, elektronik konsumen 

Industri penting lain dalam ekonomi Jepang adalah petrokimis, farmasi, bioindustri,

galangan kapal, dirgantra, tekstil, dan makanan yang diproses. Industri manufaktur Jepang

banyak bergantung pada impor bahan mentah dan bahan bakar minyak. Kesemuanya ini

disokong oleh sistem informasi dan transportasi serta perbankan yang baik.  Tingkat

perkembangan keragaman bisnis ini tentu akan membuat sistem akuntansi Jepang

berkembang  secara signifikan.

7. Tingkat Pendidikan

Jepang merupakan salah satu negara yang memprioritaskan pendidikan dan selalu

berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bagi negara Jepang pendidikan

merupakan alat yang berperan sangat penting guna meningkatkan sumber daya manusia.

dimana kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan karena mampu menentukan kualitas

sumber daya manusia negara itu sendiri. Pendidikan khususnya dibidang akuntansi di

Jepang diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang mampu meningkatkan

perekonomian negara, menghadapi tantangan lapangan kerja, masa depan, maupun

kemajuan zaman yang kian menuntut keahlian. 

8. Budaya

Budaya sendiri berpengaruh terhadap perilaku masing-masing individu dalam

mendasari pengaturan kelembagaan di suatu negara yang nantinya akan secara tidak

langsung akan berpengaruh terhadap akuntansi. Pada dasarnya akuntansi harus memberikan

respon terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi yang tentu saja akan mencerminkan

dari kondisi kebudayaan setempat.  Jepang merupakan masyarakat tradisional dengan akar

budaya dan agama yang kuat dan sosialisasi yang tinggi antar masyarakat. hal ini dapat

tercermin pada Perusahaan Jepang yang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain, dan

seringkali bersama-sama memiliki perusahaan lain. Investasi yang saling bertautan ini

menghasilkan konglomerasi industry yang meraksasa yang disebut sebagai keiretsu. kondisi

ini tentu membuat pemerintah Jepang dan lembaga akuntansi terkait diJepang menyusun

sejumlah regulasi untuk mengatur hubungan perusahan-perusahan tersebut.

B. Sistem Akuntansi Jepang

Akuntansi dan pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan gabungan berbagai

pengaruh domestic dan internasional. Dua badan pemerintah yang terpisah bertanggung

jawab atas regulasi akuntansi dan hukum pajak penghasilan perusahaan di Jepang memiliki

pengaruh lebih lanjuy pula. Pada paruh pertama abad ke-20, pemikirian akuntansi

mencerminkan pengaruh Jerman. Pada paruh kedua, ide-ide dari AS yangh berbengaruh.

Akhir-akhir ini, pengaruh badan Badan Standar Akuntansi Internasional mulai merasakan

dan pada tahun 2001 perubahan besar terjadi dengan pembentukan organisasi sector swasta

sebagai pembuat standar akuntansi.

Penggunaan kredit bank dan modal utang yang meluas untuk membiayai perusahaan

besar terbilang sangat banyak bila dilihat dari sudut pandang Barat dan manajemen

perusahaan terutama lebih bertanggung jawab kepada bank dan lemabaga keuangan lainnya

dibandingkan kepada para pemegang saham. Pemerintah pusat juga memberlakukan control

ketat atas berbagai aktivitas usaha di Jepang, yang berarti control birokrasi yang kuat dalam

masalah-masalah usaha, termasuk akuntansi. Pengetahuan mengenai kegiatan usaha

utamanya terbatas pada perusahaan dan pihak dalam lainnya seperti bank dan pemerintah.

Modal usaha perusahaan-perusahaan Jepang ini, sedang dalam perubahan seiring

dengan reformasi struktural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi atau menggerakakan

stagnasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990-an. Krisi keuangan yang mengikuti

“Pergerakan Ekonomi” Jepang juga disebabkan oleh review standardisasi laporan keuangan

Jepang. Jelas terlihat bahwa banyak praktik akuntansi menyembunyikan betapa buruknya

perusahaan di Jepang. Sebagai contoh:

1) Hilangnya konsolidasi standardisasi yang menyebabkan adanya perusahaan Jepang

yang menutupi kerugian operasional dalam usahan gabungan. Investor tidak dapat

melihat apakah kegiatan operasional perusahaan sepenuhnya benar-benar

menguntungkan.

2) Kewajiban pension dan pesangon hanya diakui 40 persen dari jumlah pinjaman

karehana hal itu merupakan batas pengurang pajak mereka. Hal ini mengarah pada

praktik rendahnya kewajiban pension.

3) Pemegang saham dibebanin biaya, bukan berdasarkan harga pasar. Dibuat untuk

mempertegas kohesi dari keiretsui, sehingga sehingga saham silang sangatlah luas.

Perusahaan menahan mereka yang rugi, akan tetapi menjual mereka yang untung

untuk mendapatkan laba.

 

Suatu perubahan besar dalam akuntansi ditunjukkan pada akhir tahun 1990-an untuk

membuat kesehatan ekonomi perusahaan Jepang menjadi semakin transparan dan

membawa Jepang lebih dekat dengan standar internasional.

Perubahan besar dalam penetapan standar akuntansi di Jepang terjadi pada tahun

2001 dengan pembentukan Badan Standar Akuntansi Jepang atau Accounting Standards

Board of Japan (ASBJ) dan lembaga pengawas yang terkait dengannya yang dikenal

sebagai Lembaga Akuntansi Keuangan atau Financial Accounting Standards Foundation

(FASF). ASBJ kini memiliki tanggung jawab utama untuk mengembangkan standardisasi

pembukuan serta panduan implementasinya di Jepang. ASBJ memiliki 13 anggota, tiga di

antaranya adalah anggota penuh. Juga terdapat staf teknik penuh untuk mendukung

aktivitas tersebut. FASF bertanggung jawab untuk mendanai dan penamaan anggotanya.

Pendanaan datang dari perusahaan dan profesi akuntan, bukan dari pemerintah. Sebagai

organisasi sektor swasta yang independen, ABJ lebih kuat dan transparan bila dibandingkan

dengan BAC, dan memiliki subjek hanya pada segelintir politisi dan saham khusus.

ASBJ berkolaborasi dengan IASB dalam mengembangkan IFRS serta pada tahun

2005 meluncurkan proyek bersama dengan IASB untuk menghilangkan perbedaan yang

ada antara IFRS dan standardisasi pembukuan Jepang. BAC tetap menjadi penasehat FSA

mengenai standardisasi pembukuan dan juga bertanggung jawab untuk membuat

standardisasi proses audit. Standardisasi pembukuan Jepang tidak boleh bertentangan

dengan hukum komersial. Oleh kare itu, triangulasi standardisasi pembukuan, undang-

undang perusahaan dan undang-undang perpajakan masih tetap menjadi gambaran dari

laporan keuangan Jepang.

Tahap akhir yaitu signifikansi pengaruh kode pajak. Seperti di Perancis, Jerman dan

dimana pun, beban dapat diklaim untuk kebutuhan pajak hanya jka telah dibooking secara

penuh. Pendapatan kena pajak berdasarkan pada jumlah kalkulasi berdasarkan Undang-

Undang Peruhsahaan tetapi jika hukum tersebut tidak menjlaskan mengenai perlakuan

pembukuan.

Undang-Undang Perusahaan, laporan keuangan serta jadwal yang mendukung pada

perusahaan kecil dan menengah merupakan subjek untuk audit hanya oleh auditor yang

berwenang. Baik auditor berwenang atau independen, keduanya harus mengaudit

perusahaan besar. Auditor independen harus mengaudit laporan keuangan yang

dipubkikasikan oleh perusahaan sesuai dengan undang-undang pertukaran dan sekuritas.

Auditor yang berwenang tidak memerlukan kualifikasi professional dan ditugasi oleh

perusahaan secara penuh. Auditor yang berwenang biasanya focus pada manajerial direktur

dan baik bekerja sesuai dengan kewenangannya atau tidak. Auditor independen melibatkan

pemeriksaan terhadap laporan dan catatan keuangan serta harus dilakukan oleh akuntan

public bersertifikasi (Certified Public Accountants)-CPAs.

 Japanese Institute of Sertified Public Accountants (JICPA) merupakan organisasi

professional dari CPAs di Jepang. Sekuruh CPAs harus termasuk ke dalam JICPA. Sebagai

tambahan untuk memberikan panduan mengenai pelaksanaan audit, JICPA mengeluarkan

panduan mengenai permasalahan akuntansi, serta menyediakan input bagi ASBJ dalam

mengembangkan standardisasi akuntansi. Standardisasi proses audit yang berlaku umum

dikeluarkan oleh BAC daripada JICPA. Certified Public Accountant and Auditing

Oversight Board dibentuk tahun 2003. Agensi pemeeerintahan, didesain untuk mengawasi

dan mengontrol auditor serta meningkatkan kualitas audit di Jepang. Hal ini dicantumkan di

FSA pada tahun 2004.

 

1. Pelaporan Keuangan

Perusahaan yang didirikan menurut Hukum Komersial diwajinkan menyusun laporan

wajib yang harus mendapat persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi

hal-hal berikut:

a. Neraca

b. Laporan Laba Rugi

c. Lapora Usaha

d. Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba ditahan

e. Skedul Pendukung

Perusahaan yang mencatatkan sahamnya juga harus menyusun laporan keuangan

sesuai dengan UU Pasar Modal yang secara umum mewajibkan laporan keuangan dasar

yang sama dengan HUkum Komersial ditambah dengan laporan arus kas. 

2. Pengukuran Akuntansi

Hukum komersial mewajibkan perusahaan besar untuk menyusun laporan

konsolidasi, perusahaan yang mencatat saham harus menyusun laporan konsolidasi sesuai

dengan SEL. Akun perusahaan secara terpisah merupakan dast bagi laporan konsolidasi dan

umumnya prinsip akuntansi yang sama digunakan untuk keduanya. Anak perusahaan

dikonsolidasikan jika induk perusahaan secara langsung dan tidak langsung mengendalikan

kebijakan keuangan dan operasionalnya.

Meskipun metode penyatuan kepemilikan diperbolehkan, metode pembelian unntuk

penggabungan usaha umumnya digunakan. Goodwill diukut menurut dasar nilai wajar

aktiva bersih yang diakuisisi dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun, metode ekuitas

digunakan untuk mencatat usaha patungan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada delapan faktor yang pengaruhi perkembangan akuntansi internasional di Jepang

yaitu:

1. Sistem Pendanaan

2. Sistem Hukum

3. Perpajakan

4. Ikatan Politik dan Ekonomi

5. Inflasi

6. Tingkat Perkembangan Ekonomi

7. Tingkat Pendidikan

8. Budaya

Akuntansi dan pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan gabungan berbagai

pengaruh domestic dan internasional. Dua badan pemerintah yang terpisah bertanggung

jawab atas regulasi akuntansi dan hukum pajak penghasilan perusahaan di Jepang memiliki

pengaruh lebih lanjuy pula. Pada paruh pertama abad ke-20, pemikirian akuntansi

mencerminkan pengaruh Jerman. Pada paruh kedua, ide-ide dari AS yangh berbengaruh.

Akhir-akhir ini, pengaruh badan Badan Standar Akuntansi Internasional mulai merasakan

dan pada tahun 2001 perubahan besar terjadi dengan pembentukan organisasi sector swasta

sebagai pembuat standar akuntansi.

Perubahan besar dalam penetapan standar akuntansi di Jepang terjadi pada tahun

2001 dengan pembentukan Badan Standar Akuntansi Jepang atau Accounting Standards

Board of Japan (ASBJ) dan lembaga pengawas yang terkait dengannya yang dikenal

sebagai Lembaga Akuntansi Keuangan atau Financial Accounting Standards Foundation

(FASF). ASBJ kini memiliki tanggung jawab utama untuk mengembangkan standardisasi

pembukuan serta panduan implementasinya di Jepang. Standardisasi pembukuan Jepang

tidak boleh bertentangan dengan hukum komersial. Oleh karena itu, triangulasi

standardisasi pembukuan, undang-undang perusahaan dan undang-undang perpajakan

masih tetap menjadi gambaran dari laporan keuangan Jepang.

DAFTAR PUSTAKA

https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/05/11/akuntansi-komparatif-amerika-dan-asia/

http://berita-iptek.com/antara-hukum-indonesia-dan-jepang/

http://citraanggreini.blogspot.com/2012/03/sejarah-perkembangan-akuntansi-di.html

http://finaaviana.wordpress.com/2013/03/17/bab-ii-perkembangan-dan-klasifikasi-

akuntansi-internasional/

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Umum

http://storyoedhie.blogspot.com/2014/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://wenysilvia130706.blogspot.com/2011_04_01_archive.html