Perkembangan Hubungan Industrial di Jawa Tengah · Hubungan Industrial di Jawa Tengah Isu-Isu...
-
Upload
nguyenkhanh -
Category
Documents
-
view
259 -
download
0
Transcript of Perkembangan Hubungan Industrial di Jawa Tengah · Hubungan Industrial di Jawa Tengah Isu-Isu...
Putting Out System
• Pekerja rumahan atau putting out system menyangkut persoalan identitas yang tidak homogen,
• terkait sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan kompetensinya masing-masing,
• juga berkaitan dengan komoditi yang oleh pemerintah dibentuk kebijakan-kebijakan yang terkait, contoh:
• Komoditas unggulan yang ditetapkan Pemerintah untuk dikembangkan;
• Kebijakan pasar yang di ‘set-up’ oleh Pemerintah untuk diperkuat
Definisi Pekerja Rumahan (Putting out system)
• Definisi tentang putting out system perlu dikoreksi, yang focus pada orang yang mengerjakan pekerjaan di luar perusahaan (tempat asli) dengan berpijak pada dua factor dasar:
1. tempat usaha (rumah atau tempat lain yang dipilih)
2. komoditi yang dikerjakan;
• Rumah dalam pengertian putting out system merupakan area domestic dimana terkait dengan kegiatan ‘reproduksi’ dan ‘sosial’ yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan;
Tempat melaksanakan pekerjaan
• Dalam suatu produksi, pada prinsipnya terdapat dua klasifikasi:
1. di dalam pabrik, terjadi pembagian jabatan-jabatan yang berbeda namun terangkum dalam satu rantai manajemen produksi, dan
2. di luar pabrik, yang dalam hal ini adalah putting out system, rantai produksi terbagi dalam rantai-rantai produksi, dimana masing-masing rumah sebagai tempat produksi, memiliki sub produksinya sendiri-sendiri, dengan resikonya masing-masing dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri pula;
in
out
Pekerja sering dibantu oleh
anggota keluarganya dan atau
kerabat lainnya yang dekat
POS Memicu Eksploitasi Berlapis
POS Memungkinkan
Pelaku Industri Dapat
Menekan Biaya
Produksi Sampai
Seminim Mungkin
Eksploitasi Terjadi Karena Organisasi Produksi Berhasil Memelihara Ideologi Rumah Tangga (Contoh: Ideologi Perempuan ‘Diam’ Di Rumah)
Dampak Putting Out System
(Penelitian Mies, 1984)
Digitalisasi Hubungan Kerja
• Perkembangan teknologi informasi memicu perubahan-perubahan pelaksanaan hubungan kerja di Indonesia
• hampir seluruh kegiatan ekonomi akan diambil alih oleh mesin atau aplikasi, bukan lagi oleh operator atau karyawan – “robotisasi”
• digitalisasi bisnis membentuk masyarakat bisnis yang mandiri dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital.
• Revolusi Industri 4.0 • Aktivitas industry yang dilakukan secara digital, artificial
intelligence, big data, penggunaan robotic, dan lainnya, lalu dikenal
• Muncul fenomena disruptive (penyimpangan atau gangguan).
• Contoh: • pengelola toll yang mengurangi pekerja layanan
pembayaran toll dengan layanan penggunaan kartu.
• sektor perbankan juga bersiap untuk mengurangi pegawainya karena akan meningkatkan layanan secara online.
• tikecting pesawat, kereta dan kapal yang akan menggunakan mesin anjungan mandiri.
• Bila tidak berubah: • Indonesia akan kehilangan 50 juta peluang kerja akibat
penyimpangan (disruptive) ekonomi
• Dampak ekstrim: • PHK procedural dan non-procedural: utamanya bagi
pekerja/buruh yang berkompetensi rendah, dalam jumlah yang signifikan, hilang pekerjaan padat karya
• Berbagai bentuk pelanggaran normatif yang dialami: • upah di bawah standar, hak kepastian bekerja dan jaminan
sosial.
• PHK sepihak, upah tidak dibayar penuh dan dicicil, atau di mutasi ke bagian lain dengan harapan si pekerja mengundurkan diri.
• Upaya: • Mendorong pentingnya kualitas tenaga kerja yang selaras
kebutuhan industri;
• Jumlah pekerja tersebut harus masif dan tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.
• Strategi teknis: • Dinas: melakukan pelatihan/pembekalan yang berbasis
teknologi, penguatan BLK, transformasi system komputasi pada pelayanan
• Mengembangkan wawasan Tenaga PPHI dalam
• Mendorong LPK untuk mengembangkan pelatihan berbasis teknologi informasi dan penyediaan infrastruktur yang memadai
Revolusi Industri 4.0
• dimulai dari revolusi internet pada tahun 90-an
• pemanfaatan Internet of things • pertama kali dan diglobalkan oleh Jerman. • mengacu pada teknologi digital seperti internet. • evolusi industri 4.0 itu arahnya digitalisasi. • Contoh: kombinasi cloud computing dengan mobile internet yang
dimanfaatkan oleh sistem smartphone. • Artifisial intelijen, mesin cerdas, lalu internet of things (IOT) di
mana mesin-mesin juga terkoneksi dengan internet.
• ”Making Indonesia 4.0”: • Harapan: dapat meningkatkan daya saing industri
nasional di kancah global dan Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia di 2030.
• peningkatan angka ekspor, peningkatan produktivitas industri dengan mengadopsi teknologi dan inovasi yang mampu menciptakan 10 juta lapangan kerja baru
• lima teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing
• implementasi industri 4.0 memastikan pertumbuhan secara inklusif pertumbuhan yang juga melibatkan seluruh lapisan ekonomi masyarakat, tidak hanya perusahaan besar namun juga usaha mikro kecil dan menengah UMKM
Roadmap “Making Indonesia 4.0”
01 Internet of
Things
02 Artificial
Intelegence
04 Robotic &
Censor
Technology
03 Human Machine
Interface
05 3D Printing
5 Sektor Industri Utama:
industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif,
industri kimia, serta industri elektonik
meningkatkan daya saing industri nasional di kancah global,
dan Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia di 2030
Contoh:
• teknologi robot di bidang konstruksi. • Pemerintah Dubai (2017) sudah
menggunakan teknologi robotic sebanyak 25% dari semua bangunan baru;
• Target: Dubai dalam 20 tahun ke depan mempercepat proses konstruksi dengan teknologi 3D printing;
• Teknologi robot di bidang hospitality: • Singapura bereksperimentasi dengan jasa-
jasa tertentu yang dilayani oleh robot di hotel tertentu (mengantarkan makanan atau room service ke kamar tamu menggunakan robot yang juga berkeliling secara otonom).
• perubahan dalam Industri 4.0 • pada dasarnya memperkenalkan era
pabrik-pabrik cerdas (smart factories) dengan robot atau cyber physical system yang akan mengawasi proses fisik di dalam pabrik.
• Sistem ini juga memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri.
• peluang kerja akan berkurang karena beberapa aspek pekerjaan akan dikendalikan oleh robot dan mesin.
• Harapan bagi para pekerja • pentingnya penguasaan teknologi,
teknologi digital serta bahasa asing. • kemampuan dalam berbahasa asing dan
penguasaan teknologi adalah dua modal penting untuk bersaing dalam dunia kerja seiring dengan globalisasi.
Bonus Demografi: Pekerja Generasi Milenial • Indonesia: 4 besar negara yang berpenduduk
terbanyak di dunia. • jumlah penduduk sekitar 258 juta jiwa, • peringkat 5 dalam hal kemakmuran di ASEAN
• bonus demografi di Indonesia • jumlah usia produktif di Indonesia (15-60 tahun)
mencapai angka 166,06 juta 50% lebih penduduk Indonesia adalah usia produktif.
• usia 15-39 tahun jumlah sekitar 84,75 juta dari total penduduk Indonesia yang sejumlah 258 juta.
• sekitar 32% penduduk Indonesia adalah usia produktif yang merupakan generasi Y, atau disebut dengan generasi millenials
Generasi millenial yang akan mendominasi ini memiliki pola perilaku dengan
teknologi tinggi, serba digital atau online, dan tentu kreatifitas yang tinggi.
Terciptanya Peluang Bisnis Baru
Freelancer gaji yang tinggi, jam kerja yang fleksibel, dan menuntut
perkembangan karir dalam waktu cepat
Ex. penulis lepas, visual designer, social media
administrator, youtuber, vlogger, blogger di berbagai
bidang seperti fashion, beauty, healthy, dan lifestyle.
Industri Kreatif Ex. Endorser, batik, makanan tradisional,
crafting, creative design untuk logo, branding,
posting sosial media
Bisnis berbasis digital Ex. Online shop, Jasa online, Security online
Bisnis Baru
01
02
03
Generasi
Milenial