Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Education
-
view
3.043 -
download
50
Transcript of Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga dapat beradaptasi
dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri yang bersifat mandiri. Setelah
tali pusat dipotong tidak ada lagi aliran darah yang mengandung oksigen dan nutrien dari ibu
ke bayinya. Pada janin yang normal dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak
menimbulkan masalah. Selama proses persalinan dan segera setelah lahir bayi menerima
berbagai rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi.dengan kehidupan di luar uterus. Dan
perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus digestivus.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra uterus dan
ekstra uterus?
2. Bagaimana perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus dan ekstra
uterus?
3. Bagaimana perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari intra uterus
dan ekstra uterus?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra uterus dan
ekstra uterus
2. Mengetahui perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus dan ekstra
uterus
3. Mengetahui perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari intra uterus
dan ekstra uterus
D. Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari segi sistem
respirasi, sirkulasi dan traktus digestivus.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Dan Persiapan Kehidupan Neonatus Dari Intra Ke Ekstra Uterus
A. Sistem Pernapasan
Skema permulaan pernapasan
ii
Sistem pernapasan merupakan sistem yang paling besar mengalami perubahan dari fase intra
uterus menuju ekstra uterus karena bayi baru lahir harus segera melakukan respirasi. Organ
yang berperan dalam respirasi janin sebelum lahir adalah plasenta. Alveoli kemudian
berkembang sepanjang proses gestasi, demikian pula kemampuan janin untuk memproduksi
surfaktan, fosfolipid yang menurunkan tegangan permukan bidang temu alveoli udara, bayi
baru lahir harus mengatur dengan baik kemampuan-kemampuan ini menjadi sebuah pola
napas yang serasi. (Sumiaty.2011)
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik setelah kelahirann.
Pernapasan ini timbul akibat aktivitas normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu
oleh beberapa rangsangan lainnya seperti kemoreseptor carotid yang peka terhadap
kekurangan O2, rangsangan hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu dalam uterus dan di
luar uterus. (Sumiaty.2011)
1. Intra Uterus
Pertukaran O2 dan CO2 dilakukan oleh plasenta, karena oksigen diberikan kepada janin
melalui plasenta maka paru-paru tidak berisi udara. Alveoli berisi cairan yang dibentuk di
dalam paru-paru itu sendiri, maka paru-paru yang berisi cairan tidak dipakai. (Sumiaty.2011)
Janin dalam kandungan memang telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, yang
dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk ke dalam alveoli
paru-paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan karbondioksida di
dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen meningkat hingga melebihi 50% maka
terjadi apnoe, tidak tergantung pada konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen
menurun, maka pusat pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat
ii
itu menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai 25%.
Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah antara uterus dan
plasenta). Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi utero plasenter sehingga saturasi oksigen
lebih menurun, misalnya pada kontraksi uterus yang tidak sempurna, eklampsia,dan
sebagainya maka terdapatlah gangguan-gangguan dalam keseimbangan asam dan basa pada
janin tersebut, dengan akibat dapat melumpuhkan pusat pernapasan janin. Pada permukaan
paru-paru yang telah matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi tahanan
pada permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas
pertama oleh janin. Pengembangan paru-paru disebabkan oleh adanya tekanan negatif di
dalam dada.
2. Ekstra uterus
Saat bayi menarik nafas pertama, paru-paru berkembang sambil terisi udara, cairan paru-paru
janin keluar dari alveoli. Pada saat bersamaan arterioli di paru-paru mulai membuka,
terjadilah peningkatan aliran darah yang masuk ke dalam jaringan paru-paru sehingga duktus
arteriosus menciut bersama-sama dengan terjadinya peningkatan oksigen di dalam darah
sehingga aliran darah yang sebelumnya melalui duktus arteriosus sekarang dialirkan melalui
paru-paru dimana oksigen akan diambil untuk dibawa ke jaringan di seluruh tubuh.
(Sumiaty.2011)
Meskipun selama masa janin sudah ada masa pernapasan, tarikan napas pertama dan
selanjutnya mendorong cairan dalam alveolur keluar dan diserap oleh sistem limfatik.
Selanjutnya terjadi pertukaran gas di alveolus. Oksigen yang masuk ke pembuluh darah paru
menyebabkan pembuluh darah paru dari vasokonstriksi menjadi vasodilatasi. Vasodilatasi
menurunkan tahanan pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke paru meningkat.
ii
Pernapasan timbul sebagai akibat normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh
beberapa rangsang seperti kemoreseptor karotid yang sangat peka terhadap kekurangan
oksigen, rangsang hipoksemia, taktil dan perubahan suhu di dalam uterus dan di luar uterus.
Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang melanjutkan
rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot – otot pernapasan lainnya.
(Siswosudarmo, R dan Ova Emilia.2008)
3. Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Pernafasan Pertama
Pada menit-menit terakhir kelahirannya, janin semakin menjadi hipoksik karena kekurangan
oksigen, sebagai akibat kurangnya sirkulasi darah melalui plasenta karena kontraksi uterus
yang kuat. Derajat hipoksia yang ringan ini merangsang usaha bernapas pertama kali pada
neonatus setelah dilahirkan. Dengan usaha bernapas pertama ini, cairan yang menempati
jalan napas didorong kedalam alveoli yang mengembang, sehingga cairan ini dapat diabsorpsi
dengan cepat ke dalam pembuluh dan sirkulasi limfe paru. Dalam 15 menit setelah lahir,
cairan ini telah hilang dan alveoli mengembang karena udara. Jika keadaan ini tidak terjadi,
akan timbul masalah. Sekali terjadi pernapasan, irama pernapasan akan dipertahankan oleh
kemoreseptor-kemoreseptor yang bertanggung jawab atas respon ventilasi terhadap karbon
dioksida dan hipoksia. (Liewellyn, D dan Jones.2002)
Secara rinci sebab-sebab yang menimbulkan pernafasan pertama dijelaskan sbb:
(Sumiaty.2011)
a. Telah terjadi adanya pernapasan intrauterine
Janin sudah mengadakan pergerakan pernafasan di dalam rahim, pernafasan di luar rahim
merupakan kelanjutan dari gerakan pernapasan di dalam rahim.
b. Adanya tekanan di dalam dada (thorax) sebelum bayi lahir
Kompresi dinding dada selama persalinan pervaginam yang diikuti oleh penekunan elastic
dari thorax saat tubuh dilahirkan akan merangsang reseptor pengembangn di dalam paru-
paru. Tekanan intra thoracic negative sangat besar akan timbul pada waktu nafas ditarik.
Keberhasilan nafas pertama ini akan diperkuat oleh reflex pulmoner yang merangsang upaya
inspiratori tambahan sebelum penghembusan keluar. Tekanan ini akan menghilangngkan 1/3
dari 80-100 ml cairan yang ada di paru-paru hingga 5 cm tekanan air saja yang diperlukan
untuk mengempeskan paru-paru. Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara,
paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula.
c. Adanya kompresi dan dekompresi pada kepala bayi
ii
Kompresi dan dekompresi pada kepala bayi selama persalinan akan merangsang pusat
pernapasan di dalam otak yang pada gilirannya mempertahankan rangsangan tersebut pada
upaya bernafas.
d. Adanya penimbunan CO2 dan pengurangan O2
Setelah anak lahir, kadar CO2 dalam darah naik dan O2 turun, hal ini merangsang terjadinya
pernapasan.
e. Adanya rangsangan taktil pada tubuh bayi
Rangsangan taktil seperti perabaan punggung bayi baru lahir dengan lembut, mengetuk atau
mengelus telapak kaki dan mengeringkan bayi yang basah cukup merangsang timbulnya
respon awal pernafasan.
Pernapasan yang teratur dan terus bertahan normal akan menjadi mantap dalam 60 detik
setelah kelahiran bayi.
B. Sistem Sirkulasi
Saat paru-paru berkembang, tekanan O2 dalam vebtrikel kiri meningkat, sebaliknya Co2
menurun. Hal tersebut menimbulkan resistansi pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga
aliran darah kea lat tersebut meningkat, ini menyebabkan darah dari arteri polmunalis
mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup, dengan menutup dan menciutnya vena
umbilikalis dan kemudian di potong ali pusatnya, aliran darah dari plasenta melalui vena cava
inferior dan foramen oval eke atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya darah oleh atrium kiri
dari paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi daripada di atrium kanan, ini
menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang
hidup di luar tubuh ibu. (Sumiaty.2011)
Pengalihan arah aliran darah setelah terhentinya aliran darah yang tinggi melalui arteri
umbilikalis untuk memberikan perfusi ke villi plasenta, dan volume darah yang besar yang
kembali melalui vena umbulikalis dan vena kava. Tekanan vena di vena kava menurun
sehingga duktus venosus menutup. Paru mengembang pada saat pernapasan pertama dan
tekanan vaskular paru turun secara tiba-tiba. Dalam waktu yang sama, tekanan darah sistemik
bayi sedikit meningkat. Ini mengakibatkan pembangkitan arah aliran sementara melalui
duktus arteriosus. Ketika bayi bernapas, tegangan oksigen ini di dalam darah meningkat dan
dinding muskular duktus ini berkontraksi, sehingga aliran darah yang melaluinya berhenti.
Pada saat yang sama, tekanan di dalam atrium kanan menurun. Terjadi peningkatan serentak
aliran darah di seluruh paru. Darah masuk ke dalam atrium dan mengakibatkan peningkatan
tekanan di dalam atrium kiri. (Liewellyn, D dan Jones.2002)
ii
Dengan kata lain, menciutnya arteria dan vena umbilikalis dan kemudian dipotongnya tali
pusat, maka aliran darah dari plasenta terhenti. Tekanan di ventrikel kanan dan atrium kanan
menurun sebagai akibat meningkatnya aliran darah dari ventrikel kanan ke paru melewati
arteria pulmonalis. Sementara itu aliran balik ke atrium kiri meningkat yang menyebabkan
tekanan di atrium kiri meningkat. Peningkatan tekanan atrium kiri dan penurunan tekanan
atrium kanan menyebabkan menutupnya foramen ovale. Sementara itu, oksigen
menyebabkan menutupnya duktus arteriosus. Ini merupakan perubahan sirkulasi fetal ke
sirkulasi dewasa. (Siswosudarmo, R dan Ova Emilia.2008)
1. Intra uteri
Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta, melalui vena
umbikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus
venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam atrium dekstra sebagian
besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra, melalui foramen yang
terletak diantara atrium dekstra dan atrium sinista. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini
mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil dari
darah atrium kanan mengatur ke ventrikel kanan bersama-sama dan darah yang berasal dari
paru-paru yang belum berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang
seyogyanya megnalir melalui arteria pulmoralis darah di aorta akan mengalir ke seluruh
tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh darah dari sel-sel tubuh yang
miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagainya akan dialirkan ke
plasenta melalui 2 arteria umbilikalis. Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di koteledon
dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya
sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.
Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan menangis kuat. Dengan dengan
demikian, paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-
olah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan demikian, duktus botalli tidak berfungsi lagi.
Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup,
sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. Dengan dipotong dan diikatnya
tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus vengsus arantii akan mengalami obiliterasi dengan
demikian, setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke
paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna sistem pencernaan
sendiri. Dewasa ini, dapat dipantau peredaran darah janin dan denyutan-denyutan di tali
pusat.
ii
(http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/12/makalahperkembangan-dan-
persiapan.html)
a. Karakteristik sirkulasi janin secara rinci adalah sebagai berikut: (Sumiaty.2011)
o Terdapat pirau (shunt) intra kardial (foramen ovale) maupun ekstra kardial (duktus
arteriosus dan venosus).
o Ventrikel kanan dan ventrikel kiri bergerak secara serentak.
o Vebtrikel kanan memompa darah ke tempat tahanan yang lebih tinggi dari ventrikel kiri.
o Darah yang dipompa ventrikel kanan sebagian besar menuju aorta melalui duktus
arteriosus dan hanya sebagian kecil menuju paru-paru.
o Paru-paru mengambil O2 dari darah , bukan sebaliknya dan darah memperoleh O2 dari
plasenta.
o Paru-paru secara terus menerus mensekresi cairan ke dalam saluran nafas.
o Hati sebagai organ pertama yang menerima bahan makanan (O2, glukosa, asam amino).
o Plasenta sebaga tempat utama pertukaran gas. Makanan/ bahan esensial janin dan
ekskresi.
o Plasenta mnejamin berjalannya sirkulasi pertahanan rendah.
b. Perjalan sirkulasi darah janin (Sumiaty.2011)
Sirkulasi janin dimulai dari plasenta, menukar hasil metabolism (O2, glukosa, asam amino,
asam lemak, cairan dan elektrolit) bahkan makan di ambil dari vena umbilikalis ke janin.
50% aliran darah masuk ke parenkim hati., kemudian melalui vena hepatica ke vena cava
inferior, sebagian lainnya melalui duktus venosus langsung ke vena cava inferior.
ii
Pemantauan darah ke hati diatur oleh vasokontriksi dan dilatasi duktus venosus. Darah dari
vena cava inferior masuk ke atrium kanan, 2/3 meunju ke artim kiri melalui foramen ovale,
selanjutnya dari ventrikel kiri menuju ke aorta dan sisa 1/3 darah mengalir ke ventrikel kanan
dan dipompakan ke arteri pulmonalis.
Sebagian berasal darah dari bagian atas tubuh masuk ke atrium kanan melalui vena cava
suferior dan sebagian besar terus ke ventrikel kanan dan arteri pulmonalis, dari vebtrikel
kanan sebagian darah menuju paru dan sebagian besar menyebrang melalui duktus arteriosus
menuju aorta.
2. Eksta uteri (Sumiaty.2011)
a. Dua kejadian besar segra setelah bayi lahir:
a. Terjadi pernafasan pertama kali
b. Terputus hubuungan dengan plasenta
b. Segra setelah lahir terjadi perubahan sebagai berikut:
a. Tahanan vaskuler paru menurun sehingga aliran paru meningkat
b. Tahanan sistematik meningkat
c. Duktus arteriosus menutup
d. Foramen ovale menutup
e. Duktus venosus menutup
Kejadian ini merupakan perubahan sirkulasi neonatus secara drastic yang berbeda dengan
dewasa sehingga disebut “Sirkulasi Neonatus” atau “Sirkulasi Transisi”.
ii
C. Sistem Traktus Digestivus
Sebelum lahir janin cukup bulan mulai menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan
mencerna ASI pada bayi baru lahir cukup bulan masih terbatas. Hubungan antara esophagus
dan lambung masih belum sempurna yang menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir dan
neonatus. Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup
bulan. Walau pengosongan lambung 2,5-3 jam, itulah sebabnya bayi memerlukan ASi
sesering mungkin. Pada saat makanan masuk ke lambung, terjadilah gerakan peristaltik cepat.
Ini berarti pemberian makanan diikuti dengan reflex pengosongan lambung. Bayi yang diberi
ASI dapat bertinja 8-10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari. Bayi yang diberi minum
Pasi bertinja 4-6 kali sehari, tetapi kecendrungan dapat mengalami konstipasi. Untuk
membantu bayi dalam mengatasi gastrointestinal adalah dengan memberika ASI segra setelah
bayi lahir. (Sumiaty.2011)
Beberapa organ saluran pencernaan mengalami perubahan dimasa kecil, yaitu:
· Mulut
Ada beberapa ciri yang normal pada bayi abru lahir yaitu pada daerah mulut ; bibir bayi
kemerahan, lidah rata dan simetris, tidak memanjag atau menjulur di antara bibir. Frenulum
(jaringan di bawah lidah) tidak membatasi gerakan ujung lidah. Gusi sebagian besar
memperlihatkan bakal gigi dan langit-langit tertutup. (Sumiaty.2011)
· Lambung
Pada saat lahir kapasitas lambung bayi adalah sekitar 1-2 ounces (30-60 ml) dan meningkat
dengan cepat. Karena bayi menghisap putting, udara juga mungkin akan terhisap, hal ini akan
menimbulkan rasa kenyang yang palsu karena lambung penuh, bila udara tidak dapat keluar,
ii
hal ini akan menyebabkan bayi mengalami regurgitasi. Reflex gumoh dan reflex batuk yang
matang sudah terbentuk dengan baik saat bayi lahir. Hubungan antara esophagus dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada BBL dan neonatus.
(Sumiaty.2011)
· Pankreas
Pankreas telah mulai berfungsi meskipun amat terbatas. Insulin telah dapat ditemukan pada
kehamilan 13 minggu dan produksinya meningkat dengan tuanya kehamilan. Pada ibu
dengan diabetes mellitus tampak adanya hipertrofi sel-sel longerhons. Akan tetapi, bukti
bahwa insulin janin membantu ibunya dalam hal diabetes melitus belum ada.
(http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/12/makalahperkembangan-dan-
persiapan.html)
· Usus
Pada usia kehamilan 4 bulan alat pencernaan ini telah cukup terbentuk, janin dapat menelan
air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga dengan demikian, janin membantu
pula perputaran air ketuban. Absorbsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh traktus
digestivus. Janin menelan air ketuban, dapat dibuktikan dengan feses pertamanya setelah
dilahirkan. Feses pertama bayi adalah kehijauan, tidak berbau dan kental, dikenal dengan
mekonium. Feses ini mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi saluran
pencernaan, empedu, lanugo dan sisa zat jaringan tubuh lainnya. (Sumiaty.2011)
Warna hijau tua mekonium disebabkan oleh pemecahan bilirubin. Marconium dapat keluar
per anum bila timbul hipoksia berat, sehingga usus-usus mengadakan peristaltik, sedangkan
muskulus sfingter ani dalam keadaan lumpuh. Dengan demikian mekonium mencampuri
likuor amnii, yang kemudian berwarna kehijau-hijauan. Juga bila ada tekanan di dalam uterus
yang meningkat hingga menekan isi abdomen janin, umpamanya pada janin dalam letak
sungsang, mekonilum secara mekanik keluar dari anus. Juga obat yang meningkatkan
mekanisme peristaltik pada ibu, dapat pula melalui plasenta dan memberi akibat yang sama
pada janin. Pada umumnya janin menelan rata-rata 450 ml air ketuban setiap harinya. Hepar
janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam hemopoesis. Pula dalam
metabolisme hidrat arang mulai berperan. Glikogen mulai disimpan dalam hati, yang pada
akhir triwulan makin meningkat. Sesudah bayi dilahirkan, simpanan glikogen ini cepat
terpakai. Vitamin A dan D disimpan juga dalam hati. Bahwa hepar janin masih imatur dalam
ii
fungsinya selama dalam kandungan dan pula sesudah dilahirkan, dinyatakan oleh
ketidakmampuannya untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah,
plasenta dan hati ibu menyelesaikan ini. Akan tetapi, sebagian kecil bilirubin diolah oleh
hepar janin dan disalurkan ke usus melalui saluran empedu dimana dialami oksidasi dijadikan
biliverdin. Pigmen inilah yang membuat warna mekonium kehijau-hijauan. Pada umumnya
plasenta dapat meniadakan dengan cepat bekas-bekas metabolisme bilirubin. Akan tetapi
pada keadaan dimana hemadisit darah terlalu cepat, umpamanya dalam hal eritroblastosis
fetalis, mekanisme di plasenta tidak dapat mengetahuinya. Akan timbul hiperbilirubinemia
dengan pigmen yang akibatnya dapat ditemukan di dalam air ketuban. Adanya pigmen
tersebut dalam likuor amnii dipakai untuk membuat diagnosis dan mengadakan penilaian
mengenai kehamilan demikian itu imaturitas hepar yang menyangkut fungsinya dalam sistem
enzim ialah mengenai kekurangan enzim glukorunil transferase, yang terjadi hingga dalam
masa neonatus dan dalam waktu yang berbeda-beda. Terutama ini terjadi pada bayi prematur
yang tidak mudah meniadakan hasil pengolahan hemoglobin melalui heparnya. Timbulnya
ikterus neonatorum dalam hal ini agaknya disebabkan oleh hal tersebut di atas.
(Prawirohardjo, S. 2006.)
Feses dari bayi yang menyusu ASI adalah hijau kekuningan, berair dan bereaksi terhadap
asam . sedangkan feses bayi yang minum susu formula biasanya berwarna kekuningan terang,
bebentuk, kurang frekuensinya, netral sampai sedikit alkali (asam). (Sumiaty.2011)
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga dapat beradaptasi
dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri yang bersifat mandiri. Setelah
tali pusat dipotong tidak ada lagi aliran darah yang mengandung oksigen dan nutrien dari ibu
ke bayinya. Pada janin yang normal dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak
menimbulkan masalah. Selama proses persalinan dan segera setelah lahir bayi menerima
berbagai rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi.dengan kehidupan di luar uterus. Dan
perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus digestivus.
B. Saran
Dalam pelayanan kebidanan, sangat penting bagi seorang bidan untuk mengetahui
perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari segi sistem respirasi, sirkulasi
dan traktus digestivus. Hal ini berguna agar bidan dapat membedakan normal atau tidaknya
keadaan pada neonatus baik intra maupun ekstra uterus.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Liewellyn, D dan Jones.2002.Dasar-Dasar OBstetri dan Ginekologi (terjemahan)
.Jakarta: Penerbit Hipokates
Siswosudarmo, R dan Ova Emilia.2008.Obstetri Fisiologi.Yogyakarta:Pustaka
Cendikia
http://tiyalestarisaid.blogspot.com/2012/10/perkembangan-dan-persiapan
kehidupan_26.html
ii
TUGAS : BIOLOGI REPRODUKSI
DOSEN : SITI DHIA UL HAQ, S.ST
MAKALAH
PERKEMBANGAN DAN PERSIAPAN KEHIDUPAN NEONATUS
DARI INTRA KE EKSTRA UTERUS (PERNAPASAN, SIRKULASI,
DAN TRAKTUS DIGESTIVUS)
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK III
1. RATMA NINGSIH
2. RARI FATIMAH
3. RASNI
4. RIJA
5. SAFIA
6. SALMIA WATI
7. SINAR HASRI
8. SITI AISAH
9. SITI CHOIROTIN
10. SITTI ALMA FINDRA
11. SITI FATIMAH
12. SITI SARIANDI
13. SITTI MAYAN SARI
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun makalah tentang “Perkembangan
Dan Persiapan Kehidupan Neonatus Dari Intra Ke Ekstra Uterus (Pernapasan, Sirkulasi, Dan
Traktus Digestivus)”.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah BIOLOGI REPRODUKSI Penulis
memaklumi dengan penuh kesadaran akan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan makalah ini pada masa yang akan datang.
Dalam penulisan makalah ini penulis, mengucapkan terima kasih karena tidak terlepas
dari kerja sama yang baik dari berbagai pihak yang telah membantu selesainya makalah ini,
sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan khususnya bagi mahasiswa Akbid Paramata Raha
Kab. Muna
Raha, 21 Februari 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. ............ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan penulisan........................................................................................... 1
1.4 Manfaat penulisan.......................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................. 2
A. Sistem Pernapasan...................................................................................... 2
B. Sistem sirkulasi..................................................................................... 6
C. Sistem Traktus Digestivus.................................................................... 10
BAB III : PENUTUP............................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 13
3.2 Saran............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 14