Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

17
ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga dapat beradaptasi dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri yang bersifat mandiri. Setelah tali pusat dipotong tidak ada lagi aliran darah yang mengandung oksigen dan nutrien dari ibu ke bayinya. Pada janin yang normal dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak menimbulkan masalah. Selama proses persalinan dan segera setelah lahir bayi menerima berbagai rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi.dengan kehidupan di luar uterus. Dan perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus digestivus. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra uterus dan ekstra uterus? 2. Bagaimana perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus dan ekstra uterus? 3. Bagaimana perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari intra uterus dan ekstra uterus? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra uterus dan ekstra uterus 2. Mengetahui perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus dan ekstra uterus 3. Mengetahui perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari intra uterus dan ekstra uterus D. Manfaat Penulisan Untuk mengetahui perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari segi sistem respirasi, sirkulasi dan traktus digestivus.

Transcript of Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

Page 1: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga dapat beradaptasi

dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri yang bersifat mandiri. Setelah

tali pusat dipotong tidak ada lagi aliran darah yang mengandung oksigen dan nutrien dari ibu

ke bayinya. Pada janin yang normal dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak

menimbulkan masalah. Selama proses persalinan dan segera setelah lahir bayi menerima

berbagai rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi.dengan kehidupan di luar uterus. Dan

perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus digestivus.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra uterus dan

ekstra uterus?

2. Bagaimana perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus dan ekstra

uterus?

3. Bagaimana perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari intra uterus

dan ekstra uterus?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra uterus dan

ekstra uterus

2. Mengetahui perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus dan ekstra

uterus

3. Mengetahui perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari intra uterus

dan ekstra uterus

D. Manfaat Penulisan

Untuk mengetahui perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari segi sistem

respirasi, sirkulasi dan traktus digestivus.

Page 2: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan Dan Persiapan Kehidupan Neonatus Dari Intra Ke Ekstra Uterus

A. Sistem Pernapasan

Skema permulaan pernapasan

Page 3: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

Sistem pernapasan merupakan sistem yang paling besar mengalami perubahan dari fase intra

uterus menuju ekstra uterus karena bayi baru lahir harus segera melakukan respirasi. Organ

yang berperan dalam respirasi janin sebelum lahir adalah plasenta. Alveoli kemudian

berkembang sepanjang proses gestasi, demikian pula kemampuan janin untuk memproduksi

surfaktan, fosfolipid yang menurunkan tegangan permukan bidang temu alveoli udara, bayi

baru lahir harus mengatur dengan baik kemampuan-kemampuan ini menjadi sebuah pola

napas yang serasi. (Sumiaty.2011)

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik setelah kelahirann.

Pernapasan ini timbul akibat aktivitas normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu

oleh beberapa rangsangan lainnya seperti kemoreseptor carotid yang peka terhadap

kekurangan O2, rangsangan hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu dalam uterus dan di

luar uterus. (Sumiaty.2011)

1. Intra Uterus

Pertukaran O2 dan CO2 dilakukan oleh plasenta, karena oksigen diberikan kepada janin

melalui plasenta maka paru-paru tidak berisi udara. Alveoli berisi cairan yang dibentuk di

dalam paru-paru itu sendiri, maka paru-paru yang berisi cairan tidak dipakai. (Sumiaty.2011)

Janin dalam kandungan memang telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, yang

dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk ke dalam alveoli

paru-paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan karbondioksida di

dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen meningkat hingga melebihi 50% maka

terjadi apnoe, tidak tergantung pada konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen

menurun, maka pusat pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat

Page 4: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

itu menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai 25%.

Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah antara uterus dan

plasenta). Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi utero plasenter sehingga saturasi oksigen

lebih menurun, misalnya pada kontraksi uterus yang tidak sempurna, eklampsia,dan

sebagainya maka terdapatlah gangguan-gangguan dalam keseimbangan asam dan basa pada

janin tersebut, dengan akibat dapat melumpuhkan pusat pernapasan janin. Pada permukaan

paru-paru yang telah matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi tahanan

pada permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas

pertama oleh janin. Pengembangan paru-paru disebabkan oleh adanya tekanan negatif di

dalam dada.

2. Ekstra uterus

Saat bayi menarik nafas pertama, paru-paru berkembang sambil terisi udara, cairan paru-paru

janin keluar dari alveoli. Pada saat bersamaan arterioli di paru-paru mulai membuka,

terjadilah peningkatan aliran darah yang masuk ke dalam jaringan paru-paru sehingga duktus

arteriosus menciut bersama-sama dengan terjadinya peningkatan oksigen di dalam darah

sehingga aliran darah yang sebelumnya melalui duktus arteriosus sekarang dialirkan melalui

paru-paru dimana oksigen akan diambil untuk dibawa ke jaringan di seluruh tubuh.

(Sumiaty.2011)

Meskipun selama masa janin sudah ada masa pernapasan, tarikan napas pertama dan

selanjutnya mendorong cairan dalam alveolur keluar dan diserap oleh sistem limfatik.

Selanjutnya terjadi pertukaran gas di alveolus. Oksigen yang masuk ke pembuluh darah paru

menyebabkan pembuluh darah paru dari vasokonstriksi menjadi vasodilatasi. Vasodilatasi

menurunkan tahanan pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke paru meningkat.

Page 5: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

Pernapasan timbul sebagai akibat normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh

beberapa rangsang seperti kemoreseptor karotid yang sangat peka terhadap kekurangan

oksigen, rangsang hipoksemia, taktil dan perubahan suhu di dalam uterus dan di luar uterus.

Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang melanjutkan

rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot – otot pernapasan lainnya.

(Siswosudarmo, R dan Ova Emilia.2008)

3. Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Pernafasan Pertama

Pada menit-menit terakhir kelahirannya, janin semakin menjadi hipoksik karena kekurangan

oksigen, sebagai akibat kurangnya sirkulasi darah melalui plasenta karena kontraksi uterus

yang kuat. Derajat hipoksia yang ringan ini merangsang usaha bernapas pertama kali pada

neonatus setelah dilahirkan. Dengan usaha bernapas pertama ini, cairan yang menempati

jalan napas didorong kedalam alveoli yang mengembang, sehingga cairan ini dapat diabsorpsi

dengan cepat ke dalam pembuluh dan sirkulasi limfe paru. Dalam 15 menit setelah lahir,

cairan ini telah hilang dan alveoli mengembang karena udara. Jika keadaan ini tidak terjadi,

akan timbul masalah. Sekali terjadi pernapasan, irama pernapasan akan dipertahankan oleh

kemoreseptor-kemoreseptor yang bertanggung jawab atas respon ventilasi terhadap karbon

dioksida dan hipoksia. (Liewellyn, D dan Jones.2002)

Secara rinci sebab-sebab yang menimbulkan pernafasan pertama dijelaskan sbb:

(Sumiaty.2011)

a. Telah terjadi adanya pernapasan intrauterine

Janin sudah mengadakan pergerakan pernafasan di dalam rahim, pernafasan di luar rahim

merupakan kelanjutan dari gerakan pernapasan di dalam rahim.

b. Adanya tekanan di dalam dada (thorax) sebelum bayi lahir

Kompresi dinding dada selama persalinan pervaginam yang diikuti oleh penekunan elastic

dari thorax saat tubuh dilahirkan akan merangsang reseptor pengembangn di dalam paru-

paru. Tekanan intra thoracic negative sangat besar akan timbul pada waktu nafas ditarik.

Keberhasilan nafas pertama ini akan diperkuat oleh reflex pulmoner yang merangsang upaya

inspiratori tambahan sebelum penghembusan keluar. Tekanan ini akan menghilangngkan 1/3

dari 80-100 ml cairan yang ada di paru-paru hingga 5 cm tekanan air saja yang diperlukan

untuk mengempeskan paru-paru. Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara,

paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula.

c. Adanya kompresi dan dekompresi pada kepala bayi

Page 6: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

Kompresi dan dekompresi pada kepala bayi selama persalinan akan merangsang pusat

pernapasan di dalam otak yang pada gilirannya mempertahankan rangsangan tersebut pada

upaya bernafas.

d. Adanya penimbunan CO2 dan pengurangan O2

Setelah anak lahir, kadar CO2 dalam darah naik dan O2 turun, hal ini merangsang terjadinya

pernapasan.

e. Adanya rangsangan taktil pada tubuh bayi

Rangsangan taktil seperti perabaan punggung bayi baru lahir dengan lembut, mengetuk atau

mengelus telapak kaki dan mengeringkan bayi yang basah cukup merangsang timbulnya

respon awal pernafasan.

Pernapasan yang teratur dan terus bertahan normal akan menjadi mantap dalam 60 detik

setelah kelahiran bayi.

B. Sistem Sirkulasi

Saat paru-paru berkembang, tekanan O2 dalam vebtrikel kiri meningkat, sebaliknya Co2

menurun. Hal tersebut menimbulkan resistansi pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga

aliran darah kea lat tersebut meningkat, ini menyebabkan darah dari arteri polmunalis

mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup, dengan menutup dan menciutnya vena

umbilikalis dan kemudian di potong ali pusatnya, aliran darah dari plasenta melalui vena cava

inferior dan foramen oval eke atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya darah oleh atrium kiri

dari paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi daripada di atrium kanan, ini

menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang

hidup di luar tubuh ibu. (Sumiaty.2011)

Pengalihan arah aliran darah setelah terhentinya aliran darah yang tinggi melalui arteri

umbilikalis untuk memberikan perfusi ke villi plasenta, dan volume darah yang besar yang

kembali melalui vena umbulikalis dan vena kava. Tekanan vena di vena kava menurun

sehingga duktus venosus menutup. Paru mengembang pada saat pernapasan pertama dan

tekanan vaskular paru turun secara tiba-tiba. Dalam waktu yang sama, tekanan darah sistemik

bayi sedikit meningkat. Ini mengakibatkan pembangkitan arah aliran sementara melalui

duktus arteriosus. Ketika bayi bernapas, tegangan oksigen ini di dalam darah meningkat dan

dinding muskular duktus ini berkontraksi, sehingga aliran darah yang melaluinya berhenti.

Pada saat yang sama, tekanan di dalam atrium kanan menurun. Terjadi peningkatan serentak

aliran darah di seluruh paru. Darah masuk ke dalam atrium dan mengakibatkan peningkatan

tekanan di dalam atrium kiri. (Liewellyn, D dan Jones.2002)

Page 7: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

Dengan kata lain, menciutnya arteria dan vena umbilikalis dan kemudian dipotongnya tali

pusat, maka aliran darah dari plasenta terhenti. Tekanan di ventrikel kanan dan atrium kanan

menurun sebagai akibat meningkatnya aliran darah dari ventrikel kanan ke paru melewati

arteria pulmonalis. Sementara itu aliran balik ke atrium kiri meningkat yang menyebabkan

tekanan di atrium kiri meningkat. Peningkatan tekanan atrium kiri dan penurunan tekanan

atrium kanan menyebabkan menutupnya foramen ovale. Sementara itu, oksigen

menyebabkan menutupnya duktus arteriosus. Ini merupakan perubahan sirkulasi fetal ke

sirkulasi dewasa. (Siswosudarmo, R dan Ova Emilia.2008)

1. Intra uteri

Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta, melalui vena

umbikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus

venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam atrium dekstra sebagian

besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra, melalui foramen yang

terletak diantara atrium dekstra dan atrium sinista. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini

mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil dari

darah atrium kanan mengatur ke ventrikel kanan bersama-sama dan darah yang berasal dari

paru-paru yang belum berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang

seyogyanya megnalir melalui arteria pulmoralis darah di aorta akan mengalir ke seluruh

tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh darah dari sel-sel tubuh yang

miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagainya akan dialirkan ke

plasenta melalui 2 arteria umbilikalis. Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di koteledon

dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya

sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.

Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan menangis kuat. Dengan dengan

demikian, paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-

olah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan demikian, duktus botalli tidak berfungsi lagi.

Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup,

sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. Dengan dipotong dan diikatnya

tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus vengsus arantii akan mengalami obiliterasi dengan

demikian, setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke

paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna sistem pencernaan

sendiri. Dewasa ini, dapat dipantau peredaran darah janin dan denyutan-denyutan di tali

pusat.

Page 8: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

(http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/12/makalahperkembangan-dan-

persiapan.html)

a. Karakteristik sirkulasi janin secara rinci adalah sebagai berikut: (Sumiaty.2011)

o Terdapat pirau (shunt) intra kardial (foramen ovale) maupun ekstra kardial (duktus

arteriosus dan venosus).

o Ventrikel kanan dan ventrikel kiri bergerak secara serentak.

o Vebtrikel kanan memompa darah ke tempat tahanan yang lebih tinggi dari ventrikel kiri.

o Darah yang dipompa ventrikel kanan sebagian besar menuju aorta melalui duktus

arteriosus dan hanya sebagian kecil menuju paru-paru.

o Paru-paru mengambil O2 dari darah , bukan sebaliknya dan darah memperoleh O2 dari

plasenta.

o Paru-paru secara terus menerus mensekresi cairan ke dalam saluran nafas.

o Hati sebagai organ pertama yang menerima bahan makanan (O2, glukosa, asam amino).

o Plasenta sebaga tempat utama pertukaran gas. Makanan/ bahan esensial janin dan

ekskresi.

o Plasenta mnejamin berjalannya sirkulasi pertahanan rendah.

b. Perjalan sirkulasi darah janin (Sumiaty.2011)

Sirkulasi janin dimulai dari plasenta, menukar hasil metabolism (O2, glukosa, asam amino,

asam lemak, cairan dan elektrolit) bahkan makan di ambil dari vena umbilikalis ke janin.

50% aliran darah masuk ke parenkim hati., kemudian melalui vena hepatica ke vena cava

inferior, sebagian lainnya melalui duktus venosus langsung ke vena cava inferior.

Page 9: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

Pemantauan darah ke hati diatur oleh vasokontriksi dan dilatasi duktus venosus. Darah dari

vena cava inferior masuk ke atrium kanan, 2/3 meunju ke artim kiri melalui foramen ovale,

selanjutnya dari ventrikel kiri menuju ke aorta dan sisa 1/3 darah mengalir ke ventrikel kanan

dan dipompakan ke arteri pulmonalis.

Sebagian berasal darah dari bagian atas tubuh masuk ke atrium kanan melalui vena cava

suferior dan sebagian besar terus ke ventrikel kanan dan arteri pulmonalis, dari vebtrikel

kanan sebagian darah menuju paru dan sebagian besar menyebrang melalui duktus arteriosus

menuju aorta.

2. Eksta uteri (Sumiaty.2011)

a. Dua kejadian besar segra setelah bayi lahir:

a. Terjadi pernafasan pertama kali

b. Terputus hubuungan dengan plasenta

b. Segra setelah lahir terjadi perubahan sebagai berikut:

a. Tahanan vaskuler paru menurun sehingga aliran paru meningkat

b. Tahanan sistematik meningkat

c. Duktus arteriosus menutup

d. Foramen ovale menutup

e. Duktus venosus menutup

Kejadian ini merupakan perubahan sirkulasi neonatus secara drastic yang berbeda dengan

dewasa sehingga disebut “Sirkulasi Neonatus” atau “Sirkulasi Transisi”.

Page 10: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

C. Sistem Traktus Digestivus

Sebelum lahir janin cukup bulan mulai menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan

mencerna ASI pada bayi baru lahir cukup bulan masih terbatas. Hubungan antara esophagus

dan lambung masih belum sempurna yang menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir dan

neonatus. Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup

bulan. Walau pengosongan lambung 2,5-3 jam, itulah sebabnya bayi memerlukan ASi

sesering mungkin. Pada saat makanan masuk ke lambung, terjadilah gerakan peristaltik cepat.

Ini berarti pemberian makanan diikuti dengan reflex pengosongan lambung. Bayi yang diberi

ASI dapat bertinja 8-10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari. Bayi yang diberi minum

Pasi bertinja 4-6 kali sehari, tetapi kecendrungan dapat mengalami konstipasi. Untuk

membantu bayi dalam mengatasi gastrointestinal adalah dengan memberika ASI segra setelah

bayi lahir. (Sumiaty.2011)

Beberapa organ saluran pencernaan mengalami perubahan dimasa kecil, yaitu:

· Mulut

Ada beberapa ciri yang normal pada bayi abru lahir yaitu pada daerah mulut ; bibir bayi

kemerahan, lidah rata dan simetris, tidak memanjag atau menjulur di antara bibir. Frenulum

(jaringan di bawah lidah) tidak membatasi gerakan ujung lidah. Gusi sebagian besar

memperlihatkan bakal gigi dan langit-langit tertutup. (Sumiaty.2011)

· Lambung

Pada saat lahir kapasitas lambung bayi adalah sekitar 1-2 ounces (30-60 ml) dan meningkat

dengan cepat. Karena bayi menghisap putting, udara juga mungkin akan terhisap, hal ini akan

menimbulkan rasa kenyang yang palsu karena lambung penuh, bila udara tidak dapat keluar,

Page 11: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

hal ini akan menyebabkan bayi mengalami regurgitasi. Reflex gumoh dan reflex batuk yang

matang sudah terbentuk dengan baik saat bayi lahir. Hubungan antara esophagus dan

lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada BBL dan neonatus.

(Sumiaty.2011)

· Pankreas

Pankreas telah mulai berfungsi meskipun amat terbatas. Insulin telah dapat ditemukan pada

kehamilan 13 minggu dan produksinya meningkat dengan tuanya kehamilan. Pada ibu

dengan diabetes mellitus tampak adanya hipertrofi sel-sel longerhons. Akan tetapi, bukti

bahwa insulin janin membantu ibunya dalam hal diabetes melitus belum ada.

(http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/12/makalahperkembangan-dan-

persiapan.html)

· Usus

Pada usia kehamilan 4 bulan alat pencernaan ini telah cukup terbentuk, janin dapat menelan

air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga dengan demikian, janin membantu

pula perputaran air ketuban. Absorbsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh traktus

digestivus. Janin menelan air ketuban, dapat dibuktikan dengan feses pertamanya setelah

dilahirkan. Feses pertama bayi adalah kehijauan, tidak berbau dan kental, dikenal dengan

mekonium. Feses ini mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi saluran

pencernaan, empedu, lanugo dan sisa zat jaringan tubuh lainnya. (Sumiaty.2011)

Warna hijau tua mekonium disebabkan oleh pemecahan bilirubin. Marconium dapat keluar

per anum bila timbul hipoksia berat, sehingga usus-usus mengadakan peristaltik, sedangkan

muskulus sfingter ani dalam keadaan lumpuh. Dengan demikian mekonium mencampuri

likuor amnii, yang kemudian berwarna kehijau-hijauan. Juga bila ada tekanan di dalam uterus

yang meningkat hingga menekan isi abdomen janin, umpamanya pada janin dalam letak

sungsang, mekonilum secara mekanik keluar dari anus. Juga obat yang meningkatkan

mekanisme peristaltik pada ibu, dapat pula melalui plasenta dan memberi akibat yang sama

pada janin. Pada umumnya janin menelan rata-rata 450 ml air ketuban setiap harinya. Hepar

janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam hemopoesis. Pula dalam

metabolisme hidrat arang mulai berperan. Glikogen mulai disimpan dalam hati, yang pada

akhir triwulan makin meningkat. Sesudah bayi dilahirkan, simpanan glikogen ini cepat

terpakai. Vitamin A dan D disimpan juga dalam hati. Bahwa hepar janin masih imatur dalam

Page 12: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

fungsinya selama dalam kandungan dan pula sesudah dilahirkan, dinyatakan oleh

ketidakmampuannya untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah,

plasenta dan hati ibu menyelesaikan ini. Akan tetapi, sebagian kecil bilirubin diolah oleh

hepar janin dan disalurkan ke usus melalui saluran empedu dimana dialami oksidasi dijadikan

biliverdin. Pigmen inilah yang membuat warna mekonium kehijau-hijauan. Pada umumnya

plasenta dapat meniadakan dengan cepat bekas-bekas metabolisme bilirubin. Akan tetapi

pada keadaan dimana hemadisit darah terlalu cepat, umpamanya dalam hal eritroblastosis

fetalis, mekanisme di plasenta tidak dapat mengetahuinya. Akan timbul hiperbilirubinemia

dengan pigmen yang akibatnya dapat ditemukan di dalam air ketuban. Adanya pigmen

tersebut dalam likuor amnii dipakai untuk membuat diagnosis dan mengadakan penilaian

mengenai kehamilan demikian itu imaturitas hepar yang menyangkut fungsinya dalam sistem

enzim ialah mengenai kekurangan enzim glukorunil transferase, yang terjadi hingga dalam

masa neonatus dan dalam waktu yang berbeda-beda. Terutama ini terjadi pada bayi prematur

yang tidak mudah meniadakan hasil pengolahan hemoglobin melalui heparnya. Timbulnya

ikterus neonatorum dalam hal ini agaknya disebabkan oleh hal tersebut di atas.

(Prawirohardjo, S. 2006.)

Feses dari bayi yang menyusu ASI adalah hijau kekuningan, berair dan bereaksi terhadap

asam . sedangkan feses bayi yang minum susu formula biasanya berwarna kekuningan terang,

bebentuk, kurang frekuensinya, netral sampai sedikit alkali (asam). (Sumiaty.2011)

Page 13: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga dapat beradaptasi

dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri yang bersifat mandiri. Setelah

tali pusat dipotong tidak ada lagi aliran darah yang mengandung oksigen dan nutrien dari ibu

ke bayinya. Pada janin yang normal dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak

menimbulkan masalah. Selama proses persalinan dan segera setelah lahir bayi menerima

berbagai rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi.dengan kehidupan di luar uterus. Dan

perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus digestivus.

B. Saran

Dalam pelayanan kebidanan, sangat penting bagi seorang bidan untuk mengetahui

perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari segi sistem respirasi, sirkulasi

dan traktus digestivus. Hal ini berguna agar bidan dapat membedakan normal atau tidaknya

keadaan pada neonatus baik intra maupun ekstra uterus.

Page 14: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

DAFTAR PUSTAKA

Liewellyn, D dan Jones.2002.Dasar-Dasar OBstetri dan Ginekologi (terjemahan)

.Jakarta: Penerbit Hipokates

Siswosudarmo, R dan Ova Emilia.2008.Obstetri Fisiologi.Yogyakarta:Pustaka

Cendikia

http://tiyalestarisaid.blogspot.com/2012/10/perkembangan-dan-persiapan

kehidupan_26.html

Page 15: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

TUGAS : BIOLOGI REPRODUKSI

DOSEN : SITI DHIA UL HAQ, S.ST

MAKALAH

PERKEMBANGAN DAN PERSIAPAN KEHIDUPAN NEONATUS

DARI INTRA KE EKSTRA UTERUS (PERNAPASAN, SIRKULASI,

DAN TRAKTUS DIGESTIVUS)

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK III

1. RATMA NINGSIH

2. RARI FATIMAH

3. RASNI

4. RIJA

5. SAFIA

6. SALMIA WATI

7. SINAR HASRI

8. SITI AISAH

9. SITI CHOIROTIN

10. SITTI ALMA FINDRA

11. SITI FATIMAH

12. SITI SARIANDI

13. SITTI MAYAN SARI

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA

2014

Page 16: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun makalah tentang “Perkembangan

Dan Persiapan Kehidupan Neonatus Dari Intra Ke Ekstra Uterus (Pernapasan, Sirkulasi, Dan

Traktus Digestivus)”.

Makalah ini merupakan tugas mata kuliah BIOLOGI REPRODUKSI Penulis

memaklumi dengan penuh kesadaran akan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk

itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk

perbaikan makalah ini pada masa yang akan datang.

Dalam penulisan makalah ini penulis, mengucapkan terima kasih karena tidak terlepas

dari kerja sama yang baik dari berbagai pihak yang telah membantu selesainya makalah ini,

sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semua dan khususnya bagi mahasiswa Akbid Paramata Raha

Kab. Muna

Raha, 21 Februari 2014

Penulis

Page 17: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. ............ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

1.3 Tujuan penulisan........................................................................................... 1

1.4 Manfaat penulisan.......................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................. 2

A. Sistem Pernapasan...................................................................................... 2

B. Sistem sirkulasi..................................................................................... 6

C. Sistem Traktus Digestivus.................................................................... 10

BAB III : PENUTUP............................................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 13

3.2 Saran............................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 14