PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

84
i PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA BAGI PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING KARIR (STUDY MIXED METHOD SD, SMP DAN SMA DI KOTA SEMARANG) TESIS diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Oleh ZARA MAYRA 0105516033 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

Page 1: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

i

PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA

BAGI PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING KARIR

(STUDY MIXED METHOD SD, SMP DAN SMA DI KOTA SEMARANG)

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister Pendidikan

Oleh

ZARA MAYRA

0105516033

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

ii

ii

Page 3: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

iii

iii

Page 4: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

iv

iv

Page 5: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

v

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Harapan dan cita-cita adalah pelengkap yang menemani perjalanan

hidupmu dalam menggapai mimpimu.

(Zara Mayra)

Persembahan :

Almamater Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Pascasarjana, Universitas Negeri

Semarang

Page 6: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

vi

vi

ABSTRAK

Mayra, Zara, 2018. “Perkembangan Aspirasi Karir Siswa Dan Implikasinya Bagi

Pelayanan Bimbingan Konseling Karir (Study Mixed Method Sd, Smp Dan Sma

Di Kota Semarang) “. Tesis Program Study Bimbingan Konseling. Program

Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I, Sunawan, Ph. D.

Pembimbing II, Dr. Edy Purwanto, M.Si

Kata Kunci: Aspirasi karir, gender, mixed method

Keputusan karir merupakan suatu tindakan untuk dapat memutuskan atau

menjatuhkan pilihan pada karir. Kurangnya pemahaman mereka terhadap minat,

bakat, kepribadian serta potensi diri akan berdampak pada ketidakmampuan siswa

dalam melakukan keputusan karir. Penelitian ini bertujuan untuk melihat

perbedaan bagaimana tingkat perkembangan karir aspirasi siswa dilihat

berdasarkan gender, serta tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mixed Methods,

dengan desain sekuensial eksplanatoris model. Penelitian ini dilakukan di SD,

SMP dan SMA di Kota Semarang dengan melibatkan sebanyak 300 siswa.

Pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap kuantitaif dengan

melakukan penyebaran angket dan didukung oleh tahap kualitatif dengan

melakukan wawancara kepada sekitar 18 siswa dengan purposive sampling.

Penelitian ini menggunakan skala CASR (Career Aspiration Scale Revised).

Analisis dengan menggunakan uji Two-Way ANOVA. Hasil penelitian

menunjukan bahwa gender tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perkembangan aspirasi karir siswa, sebaliknya tingkat pendidikan memiliki

pengaruh yang cukup signifikan dalam perkembangan karir aspirasi siswa

khususnya pada aspek Achievement dan Leadership.

Bedasarkan hasil penelitian ini, diharapkan konselor dapat mengenali

bagaimana konsep aspirasi karir berdasarkan gender dan tingkat pendidikan siswa,

sehingga dapat memuat layanan-layanan yang lebih terperinci tentang bagaimana

aspirasi karir, siapa yang mempengaruhi pembentukan aspirasi karir dan apa yang

mempengaruhi aspirasi karir pada siswa.

Page 7: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

vii

vii

ABSTRACT

Mayra, Zara, 2018. “Development Of Student Aspiration And Its Implications For

Career Construction Banking Services (Study Of Mixed Method Sd, Smp

And High School In Semarang)“. Thesis of Program Study of Guidance

and Counseling. Post Graduate Study Program of State University of

Semarang. Supervisor I, Sunawan, Ph. D. Supervisor II, Dr. Edy

Purwanto, M.Si

Key Words: Career Aspiration, Gender, Mixed Method

A career decision is an action to be able to decide or make a choice on a

career. Their lack of understanding of interests, talents, personalities and potential

will have an impact on students' inability to make career decisions. This study has

purpose to find out the differences of the level of development of students' career

aspirations viewed from gender, as well as the level of education, SD, SMP,

SMA.

The method used in this study was Mixed Methods, with an explanatory

design sequential model. This research was conducted in SD, SMP and SMA in

Semarang involving 300 students as the participant of the study. The data

collection technique was conducted in two stages, the quantitative stage by

delivering questionnaires and supported by the qualitative stage by conducting

interviews with around 18 students selected by using purposive sampling. This

study applied the CASR (Revised Career Aspiration Scale) scale. Analysis was

done by using the Two-Way ANOVA test. The results showed that gender did not

have a significant effect on the development of student career aspirations, on the

contrary the level of education had a significant influence on the development of

students’ career aspirations, particularly in the aspects of Achievement and

Leadership.

Based on the results of this study, it is expected that counselors can

recognize the concepts of career aspirations based on gender and students’

education level, so that they can provide more detailed services on how career

aspirations arise, who influence the formation of career aspirations and what

influences the career aspirations of students.

Page 8: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

viii

viii

PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan

rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Perkembangan Aspirasi Karir Siswa Dan Implikasinya Bagi Pelayanan

Bimbingan Konseling Karir (Study Mixed Method SD, SMP dan SMA Di Kota

Semarang) ”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar

Magister Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Program

Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-

tinggi nya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian Tesis ini.

Ucapan terimakasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:

Bapak Sunawan, Ph. D. (Pembimbing I) dan Bapak Dr. Edy Purwanto, M.Si

(Pembimbing II) .

Ucapan terimakasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang

telah membantu selama proses penyelesaian Tesis ini, diantaranya :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Semarang

2. Prof. Dr. Achmad Slamet, M.Si, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri

Semarang, yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama

pendidikan, penelitian dan penyusunan tesis.

3. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd., Kons, Koordinator Program Studi

Bimbingan dan Konseling S2 dan S3 Pascasarjana Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan dan arahan selama proses

pendidikan, penelitian dan penelitian tesis ini.

4. Dr. Awalya, M.Pd., Kons, Sekertaris Program Studi Bimbingan dan Konseling

S2 dan S3 Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

kesempatan dan arahan dalam penelitian tesis

Page 9: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

ix

ix

5. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, yang telah

banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh

pendidikan.

6. Keluarga Tercinta, Papa Azmi Chaniago dan Bunda Elinda Husni berserta

adik Bimasakti yang telah mendukung peneliti untuk menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Semarang.

7. Teman teman angkatan 2016 PPS UNNES, khususnya Sofyan Abdi atas

dukungan dan semangat.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Tesis ini masih banyak

terdapat kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga

hasil penelitian ini bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi pengembangan

ilmu pengetahuan.

Semarang, 2019

Zara Mayra

NIM. 0105516033

Page 10: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

x

x

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................................... ii

ABSTRAK .........................................................................................................................vi

ABSTRACT ...................................................................................................................... vii

PRAKATA ....................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv

DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 12

1.3 Cakupan Masalah ........................................................................................... 13

1.4 Rumusan Masalah .......................................................................................... 13

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 14

1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 14

1.6.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................. 14

1.6.2 Manfaat Praktis .............................................................................................. 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA

BERFIKIR ....................................................................................................................... 16

1.1 Kajian Pustaka ................................................................................................ 16

1.2 Kajian Teoritis ................................................................................................ 28

1.2.1 Bimbingan Konseling ..................................................................................... 28

1.2.2 Bimbingan konseling karir ............................................................................ 30

1.2.3 Aspirasi Karir ................................................................................................. 33

1.2.4 Perkembangan Karir ..................................................................................... 40

1.2.5 Karakteristik Perkembangan Karir Anak SD ............................................. 46

1.2.6 Karateristik Perkembangan Karir Anak SMP ............................................ 50

1.2.7 Karakteristi Perkembangan Karir Anak SMA ........................................... 53

Page 11: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

xi

xi

1.3 Kerangka Berfikir ........................................................................................... 56

1.4 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 58

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 55

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ............................................................................ 55

3.1.1 Penelitian kuantitatif (Survei - Cross-Sectional) .......................................... 57

3.1.2 Penelitian kualitatif (Etnografi) .................................................................... 58

3.2 Prosedur Penelitian ......................................................................................... 59

3.3 Subjek Penelitian ............................................................................................ 61

3.3.1 Populasi............................................................................................................ 61

3.3.2 Sample.............................................................................................................. 62

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................................. 63

3.4.1 Variabel Penelitian ......................................................................................... 63

3.4.2 Definisi Oprasional ......................................................................................... 63

3.5 Lokasi Penelitian ............................................................................................. 64

3.6 Teknik, Instrumen dan Bahan Pengumpulan Data ..................................... 64

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 64

3.6.2 Instrument Pengumpulan Data ..................................................................... 67

3.7 Uji Instrumen Penelitian ................................................................................ 75

3.7.1 Uji Validitas Item ............................................................................................ 75

3.7.2 Validitas Konstrak .......................................................................................... 75

3.7.3 Validitas Isi ...................................................................................................... 76

3.7.4 Uji Reliabilitas Item ........................................................................................ 76

3.8 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 77

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ............................................................................... 78

3.8.2 Analisi Data Kualitatif ................................................................................... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 81

3.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 81

3.1.1 Analisis Kuantitatif ......................................................................................... 82

3.1.2 Analisis Data Kualitatif ................................................................................ 103

4.2 Hasil Temuan Data Kuantitatif dan Data Kualitatif ................................. 115

4.3 Pembahasan ................................................................................................... 118

4.3.1 Bentuk Aspirasi Karir Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 118

4.3.2 Bentuk Aspirasi Karir Dilihat Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........... 123

Page 12: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

xii

xii

4.4 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 130

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 132

5.1 Simpulan ........................................................................................................ 132

5.2 Saran .............................................................................................................. 133

5.2.1 Bagi konselor pada tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA .................... 133

5.2.2 Bagi penelitian Selanjutnya ......................................................................... 133

LAMPIRAN................................................................................................................... 142

Page 13: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tugas-tugas Perkembangan Karir Menurut Super (1957, dalam Zuker

Vernon, 1986) ..................................................................................... 42

Tabel 2. 2 Tahapan-tahapan atau Periode dalam Studi Giznberg ......................... 45

Tabel 3. 1 Pedoman Wawancara Subyek Penelitian Kualitatif ............................ 66

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrument Penelitian Career Aspiration Scale – Revised

(Gregor & o’Brien, 2015) ................................................................... 73

Tabel 3. 3 Means, Standar Deviation, Possible, and Actual Ranges of Subscales 77

Tabel 3. 4 interval kategori rata-rata aspirasi karir ............................................... 79

Tabel 4. 1 Deskripsi Aspirasi karir ....................................................................... 83

Tabel 4. 2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................................. 85

Tabel 4. 3 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas................................... 86

Tabel 4. 4 Hasil uji GLM ...................................................................................... 86

Tabel 4. 5 Perbedaan aspirasi karir ditinjau dari tingkat pendidikan .................... 87

Tabel 4. 6 Deskripsi Aspirasi karir indikator leadership....................................... 88

Tabel 4. 7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................................. 90

Tabel 4. 8 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas................................... 90

Tabel 4. 9 Hasil uji GLM ...................................................................................... 91

Tabel 4. 10 Deskripsi Aspirasi karir indikator Achievement ................................ 92

Tabel 4. 11 Perhitungan Uji Normalitas data ........................................................ 93

Tabel 4. 12 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas................................. 94

Tabel 4. 13 Hasil uji GLM .................................................................................... 95

Tabel 4. 14 Perbedaan Aspirasi Karir Indikator Achievement Ditinjau Dari

Tingkat Pendidikan ............................................................................. 96

Tabel 4. 15 Deskripsi Aspirasi karir indikator Educational .................................. 97

Tabel 4. 16 Perhitungan Uji Normalitas Data ....................................................... 98

Tabel 4. 17 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas................................. 99

Tabel 4. 18 Hasil Uji GLM ................................................................................. 100

Tabel 4. 19 Perbedaan Aspirasi Karir Indikator Educational Ditinjau Dari Tingkat

Pendidikan ......................................................................................... 101

Tabel 4. 20 Hasil Uji GLM Aspek Keseluruhan ................................................. 101

Tabel 4. 21 Perhitungan Uji Normalitas ............................................................. 102

Tabel 4. 22 Pola Aspirasi Karir Siswa (Achievement) SD, SMP dan SMA ....... 105

Tabel 4. 23 Pola Aspirasi Karir Siswa (Educational) SD, SMP dan SMA ......... 106

Tabel 4. 24 Temuan Data Kuantitatif dan Kualitatif........................................... 115

Page 14: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

xiv

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Conceptual and Analitycal Framework by Lihong Huang ....... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 2. 2 Kerangka Berfikir Perkembangan Aspirasi Karir Siswa.................. 58

Gambar 3. 1 Rancangan Desain Sekuensial Eksplanatoris ................................... 60

Page 15: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

xv

xv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4. 1 Nilai Rata-Rata Setiap Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin ...... 84

Diagram 4. 2 Nilai Rata-Rata Setiap Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Pada

Aspek Leadership ........................................................................... 89

Diagram 4. 3 Nilai Rata-Rata Setiap Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Pada

Aspek Achievement ........................................................................ 93

Diagram 4. 4 Nilai Rata-Rata Setiap Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Pada

Aspek Achievement ........................................................................ 98

Page 16: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

xvi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Izin Penelitian ......................................................................... 125

Lampiran II Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................... 130

Lampiran III Blue Print / Journal of Career Assesment ..................................... 144

Lampiran IV Back Translate ............................................................................... 157

Lampiran V Validasi Instrument ......................................................................... 166

Lampiran VI Pedoman Wawancara .................................................................... 175

Page 17: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan karir yang terjadi pada remaja biasanya berkaitan

dengan pemilihan jenis pendidikan, yang mengarah pada pemilihan jenis

pekerjaan dimasa depan. Permasalahan ini penting untuk diperhatikan

sehubungan dengan banyaknya kebingungan yang dialami remaja dalam

menentukan arah karirnya. Tidak hanya itu kebimbangan karir pada remaja

akan berakibat pada tingkat kematangan perkembangan kepribadian (Lestari,

2017). Berbagai strategi dalam upaya untuk meningkatkan kualitas individu di

Sekolah Menengah telah dilakukan. Hasil dari usaha yang dilakukan masih

belum dapat dirasakan secara langsung. Siswa di Sekolah Menengah Atas

yang cenderung masih mengalami berbagai masalah. Khususnya yang

berkaitan dengan masalah karir.

Siswa sekolah menengah atas yang masih rendah minat melanjutkan

studinya, bahkan ada yang tidak berminat sama sekali. Berkaitan dengan

minat studi lanjut tersebut ada sebagian siswa yang sangat berminat, ada yang

biasa - biasa saja, ada yang kurang atau bahkan tidak berminat. Rendahnya

minat melanjutkan studi, khususnya ke perguruan tinggi justru akan

berdampak nantinya pada pemilihan jurusan atau pekerjaan apa yang cocok

atau sesuai dengan minat dan bakatnya. Di samping itu, apabila siswa

menganggur setelah lulus SMA,justru akan menambah angka pengangguran

Page 18: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

2

di tingkat sekolah menengah atas. Lain halnya jika siswa menempuh

pendidikan tinggi atau melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Derianto &

Purnamasari, 2016)

Mereka akan lebih luas pemahamannya dan tentunya memiliki bekal

untuk memasuki dunia kerja, dikarenakan jurusan yang dipilih tersebut sesuai

dengan bakat dan minatnya. Dalam hal ini perlukan seorang pembimbing

yang bisa membantu siswa dalam meningkatkan minatnya dalam melanjutkan

studinya. Hal ini sangat membantu siswa karena dengan siswa melantujkan

studi nya ke jenjang yang lebih tinggi maka hal itu akan membantu siswa

dalam menempuh karier nya untuk kedepan supaya lebih suskes dan

mengurangi pengangguran didunia kerja. Karena yang kita ketahui dizaman

sekarang ini persaingan dunia kerja semakin sulit.

Bimbingan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan yang

berfungsi untuk membantu siswa dalam mencapai perkembangan yang

optimal, salah satunya membantu siswa mencapai tugas perkembangan karir

yakni dalam pengambilan keputusan karir yang sesuai dengan apa yang siswa

inginkan. Konselor sekolah mempunyai peranan yang lebih besar

dibandingkan dengan personil sekolah lain untuk membantu siswa dalam

proses pengambilan keputusan karir untuk masa depannya. Peran bimbingan

dan konseling juga sangat penting untuk memberikan informasi terkait dengan

berbagai pilihan karir yang ada sehingga siswa memiliki banyak referensi

dalam proses pengambilan keputusan karirnya. Fokus permasalahan karir

yang dibahas dalam penelitian ini adalah aspirasi karir peserta didik yaitu

Page 19: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

3

untuk siswa SD SMP dan SMA di kota Semarang sebagai bahan

pertimbangan untuk melanjutkan pendidikan baik pemilihan jurusan maupun

kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi serta pekerjaan yang sesuai dengan

juruan yang dipilih.

Pengenalan terhadap suatu karir diperoleh melalui proses interaksi

yang terjadi antara orangtua dengan anak. Informasi ini diserap oleh seorang

anak melalui proses pemahaman sesuai dengan kemampuannya. Informasi

tersebut juga akan diperkaya melalui eksplorasi yang dia lakukan terhadap

lingkungannya. Sedangkan kemampuan dan kemauan mengeksplorasi

lingkungan tersebut terkait dengan kelekatan dengan orang tua. Pembentukan

aspirasi karir dimulai melalui pengenalan berbagai kemungkinan pilihan karir

dalam keluarga (Schuette, Ponton, & Charlton, 2012). Lebih lanjut dijelaskan

aspirasi karir juga seringkali dipengaruhi oleh pekerjaan yang dijalani oleh

orang tua, kondisi sosial ekonomi, serta gender identifikasi anak, ras, tingkat

pendidikan, dan harapan orang tua (Domenico & Jones, 2006). Berbeda

dengan sebelumnya, penelitian berikutnya menyatakan bahwa aspirasi karir

dipengaruhi oleh tipologis kepribadian (Chemeli & Sheldon, 2013).

Menurut Giznberg (Santrock, 2003) seseorang mulai memiliki aspirasi

karir sebenarnya sudah di mulai pada usia dini, tetapi aspirasi karir tersebut

masih bersifat fantasi di usia 11 hingga 17 tahun, pada usia sekitar 17 tahun

atau pada usia tersebut adalah saat remaja duduk di bangku SMA, aspirasi

karir individu mulai realistis, individu mulai menyesuaikan dengan keadaan

dan kemampuan mereka. Sebab pada usia tersebut adalah sebuah transisi dari

Page 20: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

4

tahap fantasi masa kecil ke tahap pengambilan keputusan realistis dari masa

dewasa awal. Super (Bakar & Mohamed, 2004) mengindikasikan bahwa

remaja berada pada tahap yang sangat penting dari “exploring” dan

“crystallizing” pilihan karir mereka. Peserta didik pada tingkat SMA berada

dalam tahap transisi dari remaja menuju dewasa. Dalam prosesnya, mereka

akan menghadapi permasalahan terkait dengan pemilihan pendidikan dan

karir setelah menyelesaikan pendidikan SMA. Mereka harus menentukan

pilihan antara bekerja, melanjutkan kuliah, atau pilihan lainnya seperti

mengambil program kursus keahlian. Sementara itu di Indonesia sendiri,

terdapat proses peminatan dari mulai peserta didik memasuki jenjang

SMA/MA/SMK.

Baly (dalam Hellenga, Aber dan Rhodes, 2002) menyebutkan aspirasi

pekerjaan adalah pernyataan tentang pekerjaan yang diinginkan pada kondisi-

kondisi ideal, yakni suatu keadaan yang berbeda dengan yang dihadapi saat ini

yang dianggap mendukung si remaja untuk mencapai karir. Misalnya kondisi

ideal yaitu remaja dalam keadaan dapat memilih jurusan apa pun tanpa

terbebani pikiran bagaimana membayar biaya pendidikannya. Harapan

pekerjaan, yaitu pernyataan tentang pekerjaan yang diinginkan dengan

mempertimbangkan faktor-faktor realitas yang melingkupinya dan mungkin

berpengaruh dalam meraih aspirasi pekerjaan tersebut.

Perbedaan antara aspirasi dan harapan pekerjaan ini adalah dalam

mempertimbangkan faktor-faktor ataupun kondisi-kondisi yang dapat

mendukung tercapainya pekerjaan. Dalam aspirasi karir, meliputi semua

Page 21: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

5

faktor dan kondisi yang dianggap mendukung tercapainya suatu pekerjaan.

Sedangkan pada harapan karir, faktor dan kondisi yang dianggap mendukung

tecapainya suatu pekerjaan tersebut diperhitungkan sebagai realitas yang

dihadapi individu.

Menurut Conger (Marliyah dkk, 2004) salah satu tugas perkembangan

remaja adalah pemilihan dan persiapan karir. Pemilihan karir merupakan saat

seorang remaja mengarahkan diri pada suatu tahapan baru dalam kehidupan

mereka. Membuat keputusan memilih karir merupakan usaha remaja

menemukan dan melakukan pilihan di antara berbagai kemungkinan yang

timbul dalam proses pemilihan karir. Seseorang bisa memiliki lebih dari satu

aspirasi karir, hal ini dikarenakan seseorang memiliki lebih dari satu

kebutuhan yang harus dipenuhi (Runcan & Cosmin, 2013). Lebih lanjut

dijelaskan bahwa kombinasi dari beberapa karir aspirasi akan memperkaya

dan memotivasi seseorang dalam menambah referensi terkait aspirasi karirnya

(Runcan & Cosmin, 2013). Dalam penelitian Creed, Wong dan Hood (2009)

tidak ada perbedaan yang signifikan dan kompleks berdasarkan gender yang

ditemukan berkaitan dengan cita-ata atau harapan pekerjaan. Dalam penelitian

ini ditemukan bahwa aspirasi dan harapan karier siswa tidak sesuai satu sama

lain, sementara gender tidak memiliki keterkaitan dengan aspirasi karier

siswa.

Orangtua dapat membantu remaja dalam menetapkan pilihan karir.

Salah satunya adalah mengajarkan dan memberi bekal anaknya dengan segala

pengetahuan dan problem solving dari setiap masalah yang akan mereka temui

Page 22: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

6

dalam berkarir. Selain itu orangtua memberi dukungan moral dan

menyakinkan remaja bahwa mereka dapat berhasil mewujudkan cita-citanya.

Tidak hanya dorongan moral, namun orangtua juga dapat memberikan fasilitas

dan keterampilan yang dapat menunjang karir mereka kelak. Namun

kenyataan menunjukkan tidak semua remaja dapat dibesarkan dan diasuh oleh

orang tuanya. Hal ini berkaitan dengan faktor ekonomi, ditinggal oleh

orangtua karena meninggal ataupun permasalahan keluarga (Meizzara, dkk,

1999).

Bagi remaja yang tidak memiliki orang tua/keluarga atau yang berasal

dari keluarga yang kurang mampu secara keuangan, maupun remaja dari

keluarga yang mengalami perpecahan, sanak keluarga lain mungkin dapat

menggantikan peran orangtua. Alternatif lain adalah lembaga panti asuhan,

yang merupakan salah satu lembaga perlindungan anak, berfungsi untuk

memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak. Cara yang paling tepat

untuk membantu anak yatim piatu adalah dengan memberikan pendidikan

sejak dini, agar mereka mampu mencari pekerjaan yang baik, sehingga hidup

mereka dapat sejahtera.

Levine dan Hoffner (2006) menyebutkan bahwa pengenalan terhadap

jenis-jenis pekerjaan pertama kali didapatkan dari orangtua dan orang-orang

dewasa lainnya yang merupakan anggota keluarganya.Sedangkan sumber

informasi utama yang dijadikan referensi oleh remaja dalam memilih jenis

pekerjaan adalah orang tua, baru kemudian sekolah dan kerja paruh waktu.

Dari sumber-sumber informasi tentang pekerjaan inilah remaja memperoleh

Page 23: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

7

dan mengeksplorasi tentang persyaratan umum, aspek-aspek positif dan

negative, saran dan informasi-informasi lain tentang suatu pekerjaan.

Super (Savickas, 2001) menjelaskan bahwa individu dikatakan matang

atau siap untuk membuat keputusan karir jika pengetahuan yang dimilikinya

untuk membuat keputusan karir didukung oleh informasi yang kuat mengenai

pekerjaan berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan. Dalam sebuah

penelitian pada individu-individu setelah mereka meninggalkan bangku

sekolah menengah atas diketahui bahwa setengah dari mereka tidak sistematis

dan tidak memiliki arah dalam eksplorasi dan perencanaan karir mereka

(Donald, Kowalski, & Gotkin dalam Santrock, 2002).

Peminatan peserta didik merupakan suatu proses pengambilan pilihan

dan keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang didasarkan atas

pemahaman potensi diri dan peluang yang ada. Conroy dan Empson (Bakar, &

Mohamed, 2004) menyebutkan bahwa remaja memiliki aspirasi karir yang

tidak realistik. Banyak yang percaya bahwa aspirasi karir merupakan faktor

penting untuk pencapaian kedepannya. Namun, jika hanya aspirasi yang tinggi

tidak menjamin pencapaian pendidikan yang tinggi pula. Anak-anak kecil

biasanya memiliki pemahaman yang sangat terbatas kemampuan mereka,

belum lagi kegiatan karir dan jalur. Mengingat pengalaman mereka yang

terbatas dan paparan model peran karir, terkait karir mereka kepentingan dan

aspirasi cenderung agak stereotip, sempit, dan cairan (misalnya, seorang anak

mengungkapkan keinginan untuk menjadi seorang pemadam kebakaran satu

minggu dan pemain bisbol berikutnya). Selama masa kanak-kanak dan remaja,

Page 24: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

8

orang biasanya menerima meningkatkan pengalaman dengan tugas-tugas

kinerja yang bervariasi serta paparan langsung dan perwakilan untuk berbagai

pelebaran kemungkinan karir. Pengalaman ini menyebabkan kepercayaan

dibedakan tentang kemampuan individu dalam kegiatan beragam domain dan

rasa diperluas kondisi kerja dan reinforcers diberikan oleh pilihan karir yang

berbeda.

Mereka harus menentukan pilihan antara bekerja, melanjutkan kuliah,

atau pilihan lainnya seperti mengambil program kursus keahlian. Sementara

itu di Indonesia sendiri, terdapat proses peminatan dari mulai peserta didik

memasuki jenjang SMA/MA/SMK. Peminatan peserta didik merupakan suatu

proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik dalam bidang

keahlian yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada.

Conroy dan Empson (2004) menyebutkan bahwa remaja memiliki aspirasi

karir yang tidak realistik .Banyak yang percaya bahwa aspirasi karir

merupakan faktor penting untuk pencapaian kedepannya. Namun, jika hanya

aspirasi yang tinggi tidak menjamin pencapaian pendidikan yang tinggi pula.

Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) siswa sudah mencapai masa

remaja, menurut Dorji (2013) masa remaja adalah masa yang penting untuk

memiliki aspirasi, karena dengan memiliki aspirasi siswa menjadi lebih

percaya diri dan bangga akan dirinya, dan tentu saja ia sudah merencanakan

masa depan dan memiliki harapan untuk meraih cita-citanya. Aspirasi dapat

diartikan keinginan yang sungguh-sungguh atau ambisi kearah yang baik.

Menurut Purwanti (2013) aspirasi merupakan harapan dan tujuan untuk

Page 25: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

9

keberhasilan pada masa yang akan datang, selain itu aspirasi menunjukkan

pada kerinduan akan hal yang lebih baik atau tinggi tingkatannya dengan

tujuan mencapai kemajuan tertentu. Menurut Ziger dan Eden (dalam Rina

Azhar,2013) aspirasi karir adalah membina seseorang untuk mewujudkan

tujuan karir yang diinginkan. Mereka juga berpendapat bahwa aspirasi karir

yang terkait dengan harapan karir seseorang dan persepsi individu adalah

gagasan dan penilaian, yang merupakan produk yang terdiri dari proses

pengorganisasian mental, pengintegrasian, dan pengakuan terhadap kenyataan

yang ada.

Berdasarkan tahap perkembangan karir yang dikemukakan oleh Super,

siswa SMA terutama kelas XII semestinya sudah dapat mengarahkan cita-cita,

tujuan masa depan, dan membuat aspirasi karir berdasarkan minat,

kesenangan, kemampuan, kapasitas dan nilai-nilai mereka. Hal ini sesuai

dengan pendapat Partino (2006), bahwa kematangan karir seharusnya sudah

dimiliki siswa SMA, yaitu sudah melakukan pilihan karir untuk melanjutkan

studi atau memasuki dunia kerja.

Kenyataannya masih banyak siswa SMA yang tidak mampu

mengambil keputusan karir. Menurut Santrock (2003), remaja sering

memandang eksplorasi karir dan pengambilan keputusan dengan disertai

kebimbangan, ketidakpastian, dan stress. Penelitian Osipow (1983),

menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya

kebingungan dan keraguan ialah adanya struktur kognitif siswa terhadap

masalah karir, sehingga menyebabkan siswa cenderung 3 memilih pekerjaan

Page 26: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

10

yang bergengsi, terhormat, gaji besar, pekerjaan yang ringan, meskipun tidak

sesuai dengan keadaan diri dan lingkungan. Wati (2005) menyatakan bahwa

siswa seringkali mengalami kesulitan dan kebimbangan dalam menentukan

pilihan Perguruan Tinggi dan jurusan yang hendak dipilihnya. Siswa

kadangkala tidak mau bertanya dan mencari informasi mengenai pendidikan

yang sesuai dengan peminatan karir mereka. Tidak jarang siswa memilih

Perguruan Tinggi tanpa disertai dengan pemahaman yang baik mengenai

bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki, atau bahkan memilih Perguruan

Tinggi hanya untuk membuktikan mampu diterima di Perguruan Tinggi

favorit. Sarwono (Sawitri, 2009) mengamati dari tahun ke tahun, lulusan SMA

mengalami kebingungan karena tidak tahu akan meneruskan kemana. Para

psikolog pada bulan Januari-Mei banyak didatangi siswa SMA yang ingin tes

bakat untuk mengetahui setelah lulus sebaiknya melanjutkan ke fakultas atau

jurusan apa.

Pada penelitian Faridah (2014) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan positif yang signifikan antara aspirasi karir dengan kematangan

vokasional pada siswa di SMK Walisongo Gempol Pasuruan, Hal ini

mengandung pengertian semakin tinggi aspirasi karir seorang siswa maka

semakin tinggi pula tingkat kematangan vokasional mereka. Berdasarkan hasil

penelitian Elok Zakiyatus Sifah tahun 2015 menunjukkan terdapat pengaruh

efikasi diri terhadap aspirasi karir secara positif dan signifikan, yang berarti

efikasi diri dapat memprediksikan aspirasi karir. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 27: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

11

semakin tinggi effikasi peserta didik maka semakin tinggi pula kesempatan

untuk memprediksi aspirasi karir peserta didik tersebut.

Pada penelitian yang di lakukan Rahayu (1999) menunjukkan tidak

ada perbedaan aspirasi karir antara remaja laki-laki dan remaja perempuan

yang mempunyai inteligensi tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain kesempatan pendidikan yang diberikan oleh orang tua

sekarang sama antara anak laki-laki dan anak perempuan, serta adanya

persamaan antara pria dan wanita dalam masyarakat. Creed, Patton, dan

Prideaux, (2006) mengungkapkan bahwa sebanyak 50% siswa mengalami

kebingungan dalam pengambilan keputusan. Salah satu faktornya adalah

begitu banyak pilihan jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan yang tersedia,

serta kebutuhan untuk mengetahui nilai-nilai kehidupan serta tujuan apa yang

dibutuhkan dalam pilihan karir tersebut. Selain itu, terbatasnya eksplorasi dan

pengalaman pada role model karir maka minat dan aspirasi siswa berkaitan

dengan bidang karir tertentu sering kali menjadi stereotipe atau sesuatu yang

telah terpolakan dalam fikiranya dan terbatas. Terbatasnya informasi

mengenai karir membuat siswa memilih sesuai apa yang diketahui.

Dalam penelitian Creed, Wong dan Hood (2009) tidak ada perbedaan

yang signifikan dan kompleks berdasarkan gender yang ditemukan berkaitan

dengan cita-ata atau harapan pekerjaan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa

aspirasi dan harapan karir siswa tidak sesuai satu sama lain, sementara gender

tidak memiliki keterkaitan dengan aspirasi karir siswa. Danziger dan Eden

menjabarkan dari teori Gottfredson (2013) bahwa aspirasi karir idealis adalah

Page 28: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

12

tujuan karir yang diinginkan dan pengembangan aspirasi karir yang dilakukan

merupakan proses mental. Perbedaan persepsi antara kedua jenis aspirasi ini

oleh Danziger dan Eden disebut sebagai “kesenjangan harapan”. Litzky dan

Greenhaus (Smulders, 2007) menyatakan bahwa komponen aspirasi karir

adalah komponen sikap dan komponen perilaku. Menurut Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Pasal 15 menyebutkan bahwa

“Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan

peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Sebagai salah

satu sekolah yang menghasilkan lulusan siap kerja dituntut untuk memiliki

keterampilan untuk memasuki lapangan kerja, yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi

permasalahannya sebagai berikut:

1. Kebingungan yang dialami oleh siswa siswa dalam memilih karir yang

mereka inginkan sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki.

2. Kurangnya informasi yang dimiliki oleh siswa tentang pendidikan yang

sesuai dengan peminatan karir mereka.

3. Siswa SMA terutama kelas XII semestinya sudah dapat mengarahkan

cita-cita, tujuan masa depan, dan membuat aspirasi karir berdasarkan

minat, kesenangan, kemampuan, kapasitas dan nilai-nilai mereka.

Page 29: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

13

1.3 Cakupan Masalah

Karena pembahasan mengenai perkembangan karir aspirasi siswa SD,

SMP dan SMA di kota Semarang , maka penelitian ini perlu ditegaskan

hanya mencakup pada perkembangan aspirasi karir siswa SD, SMP dan SMA

di kota semarang. Adapun cakupan masalah dalam penelitian ini meliputi

beberapa hal, sebagai berikut:

1. Penelitian ini berfokus pada perkebangan aspirasi karir siswa SD, SMP

dan SMA di kota Semarang.

2. Penelitian ini akan berfokus pada bagaimana melihat perbedaan aspirasi

karir dari kedua kriteria yaitu laki-laki dan perempuan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian ini yaitu Perkembangan Karir Aspirasi

Siswa (Studi Mix Method SD SMP dan SMA di Kota Semarang) maka

dirumuskanlah masalah penelitian adalah:

1. Apakah tingkat pendidikan mempengaruhi pola perkembangan aspirasi

karir pada siswa SD, SMP dan SMA di kota Semarang?

2. Apakah Gender berdasarkan kriteria laki-laki dan perempuan

memperngaruhi perbedaan aspirasi karir siswa SD, SMP dan SMA di kota

semarang?

Page 30: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

14

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul penelitian makan dapat ditentukan bahwa tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menelaah pola perkembangan aspirasi karir pada siswa SD, SMP

dan SMA di kota Semarang.

2. Untuk dapat melihat bagaimana perbedaan perkembangan aspirasi karir

dari laki-laki dan perempuan.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis

dan praktis.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis pada penelitian ini dapat dirumuskan menjadi beberapa

hal berikut ini:

1. Bimbingan dan Konseling dalam memperhatikan dan mempelajarai

bagaimana perkembangan aspirasi karir dari siswa-siswa SD SMP

SMA.

2. Bimbingan dan konseling dalam mengembangkan bagaimana

perkembangana spirasi karir siswa perempuan dan siswa laki-laki.

3. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperkaya

pendekatan bagi perkembangan ilmu bimbingan dan konseling

khusus nya pada bidang bimbingan dan konseling karir.

Page 31: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

15

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis pada penelitian ini juga dapat dirumuskan ke dalam

beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah, Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

membuat komunikasi yang efektif antara kepala sekolah dengan guru

bimbingan konseling sehingga kepala sekolah dapat memberikan

kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung sekolah dalam

pengembangan karir para siswa.

2. Bagi Guru Bimbingan Konseling, Hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi bahan petimbangan bagi guru bimbingan dan

konseling dalam memberikan layanan bimbingan terkait dengan karir

yang dapat memberikan aspirasi yang untuk siswa terkait dengan

karir yang ingin dicapai atau diharapkan siswa. Selanjutnya Sebagai

seorang konselor diharapkan dapat merealisasikan dan pelaksanaan

advokasi sehingga anak-anak mendapatkan kemampuan

pengembangan diri dan otonomi perilaku untuk mewujudkan aspirasi

karir.

3. Bagi peneliti selanjutnya, Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan dasar dan landasan dalam penelitian selanjutnya agar

dapat memahami permasalahan lebih mendalam dan lebih

komprehensi tentang perkembangan aspirasi karir siswa.

Page 32: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA

BERFIKIR

1.1 Kajian Pustaka

Kajian hasil penelitian yang relevan merupakan hasil-hasil penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya dan dikaji keterkaitannya dengan penelitian

yang sedang dilaksanakan. Adapun beberapa hasil penelitian yang kajiannya

bisa digunakan untuk mendukung penelitian ini, yaitu :

Nurhayati (2012) dalam penelitiannya mengenai kesenjangana

aspirasi karir, menunjukan terdapat hubungan yang baik antara citaa-cita

remaja dengan orang tua dengan independensi emosi remaja dan orang tua.

Dalam hal ini ada aspek parential idealization yang meningkat dan uga

diikuti dengan interaksi antara remaja dengan orang tua sehingga diiringi

kesenjangana spirasi karir yang menurun.

Pada penelitian yang sama yang dilakukan oleh Marti'ah, Theodora &

Haryanto (2018) mengenai pengaruh lingkungan keluarga terhadap pilihan

karir siswa. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan

kesiapan karir siswa yang memiliki lingkungan keluarga mendukung dengan

lingkungan keluarga kurang mendukung. Sehingga perlu menjadi perhatian

pihak sekolah ketika melakukan bimbingan mengenai pilihan karir siswa agar

mengikut sertakan keluarga siswa menjadi faktor pertimbangan.

Page 33: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

17

Saat ini sebagian besar siswa Sekolah Menengah Pertama mengalami

kebingungan tentang arah studi lanjut. Lebih parahnya lagi, menurut Integrity

Development Flexibility (Harahap, 2014) sebanyak 87% mahasiswa di

Indonesia salah jurusan. Demikian pula dengan alumni Perguruan Tinggi

sebagian besar mengalami kebingungan akan kemana dirinya bekerja.

Walaupun ijazah sudah ada, mereka merasa ada ketidakcocokan antara ilmu

yang dimiliki dengan bidang yang diminati. Hal ini bisa berujung pada

pengangguran dan stres. Selain itu menurut Holland (2011) banyak alumni

tidak memiliki perencanaan karier sehingga pada saat bekerja mengalami

kekecewaan, frustasi dan berkecimpung dalam karier yang menyebabkan

ketidakpuasan terhadap kerjanya. Dampak lain jika siswa tidak mempunyai

perencanaan yang konsisten dengan tujuan pendidikan mereka, maka akan

berakibat negatif pada siswa (Trusty, dkk, 2005). Salah satu penyebab dari

fenomena tersebut karena kurangnya informasi tentang karier khususnya

perencanaan karier pada jenjang pendidikan menengah sehingga memilih

jurusan tanpa ada pertimbangan tanpa melihat bakat dan minat yang dimiliki.

Tanpa ada perencanaan karier berarti tidak ada tujuan karier, karenanya tidak

ada motivasi untuk mencapai kesuksesan (Cassel, 1998).

Selain itu menurut Cheryl (2006) untuk memperoleh pekerjaan yang

bagus siswa membutuhkan pendidikan perencanaan karier dan keahlian yang

bagus pula. Perencanaan karier di Sekolah Menegah Pertama dilakukan untuk

mempersiapkan diri siswa memilih studi lanjut, agar kelak siswa tidak

mengalami kebingungan tentang arah karier. Penelitian yang dilakukan oleh

Page 34: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

18

Creed, Conlon & Gembeck (2007) mengenai aspirasi karir siswa SD,

menunjukkan bahwa anak-anak sekolah dasar sedang mempertimbangkan

arah karier. Penelitian telah menunjukkan anak-anak memiliki aspirasi status

pekerjaan dan harapan status pekerjaan untuk diri mereka sendiri, dan bahwa

persepsi ini berbeda untuk beberapa anak, meskipun minoritas.

Pada penelitian yang di lakukan Rahayu (1999) menunjukkan tidak

ada perbedaan aspirasi karir antara remaja laki-laki dan remaja perempuan

yang mempunyai inteligensi tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain kesempatan pendidikan yang diberikan oleh orang tua

sekarang sama antara anak laki-laki dan anak perempuan, serta adanya

persamaan antara pria dan wanita dalam masyarakat. Dalam penelitian Creed,

Wong dan Hood (2009) tidak ada perbedaan yang signifikan dan kompleks

berdasarkan gender yang ditemukan berkaitan dengan cita-ata atau harapan

pekerjaan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa aspirasi dan harapan karir

siswa tidak sesuai satu sama lain, sementara gender tidak memiliki

keterkaitan dengan aspirasi karir siswa.

Afifah (2013) menyatakan bahwa dalam kurikulum 2013

mengharuskan pemilihan peminatan dilakukan saat mulai masuk Sekolah

Menengah Atas sehingga siswa harus memantapkan rencana karier ketika

mereka di Sekolah Menengah Pertama. Namun dari hasil need asessment di

atas siswa belum matang dalam perencanaan kariernya dan membutuhkan

media yang mempermudah dalam merencanakan karier. Media dipandang

sebagai alat komunikasi dalam memberikan materi kepada siswa,

Page 35: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

19

sebagaimana diungkapkan Sadiman (2002), bahwa pada dasarnya

pembelajaran di kelas merupakan proses komunikasi. Konselor sebagai

pemberi informasi memerlukan perantara agar siswa sebagai penerima

informasi dapat memahami materi yang disampaikan konselor. Bimbingan

perencanaan karier dengan menggunakan modul, bimbingan tidak hanya

berfokus pada konselor tetapi siswa dapat melakukan secara mandiri.

Penggunaan modul juga tidak bergantung lagi pada media pembelajaran lain

atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media yang lain sehingga

lebih efesien.

Widiastuti (2017) pada penelitiannya mengenai aspirasi karir sisiwa

berdasarkan gender, yaitu para Peserta didik kelas XI belum memiliki

aspirasi karier sesuai dengan tahap perkembangan kariernya. Hal ini dapat

dianggap wajar dengan mempertimbangkan perkembangan remaja secara

psikis dan tahap perkembangan kariernya. Untuk mempersiapkan peserta

didik yang mampu mengambil keputusan dalam pemilihan karier nya maka

aspirasi peserta didik harus lebih ditingkatkan pada kategori tinggi dan sangat

tinggi atau dalam hal ini harus meningkatkan aspirasi karier peserta didik

agar lebih realistis.

Lalu pada penelitian yang dilakukan oleh Creed, Patton, dan Prideaux,

(2006) mengungkapkan bahwa sebanyak 50% siswa mengalami kebingungan

dalam pengambilan keputusan. Salah satu faktornya adalah begitu banyak

pilihan jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan yang tersedia, serta kebutuhan

untuk mengetahui nilai-nilai kehidupan serta tujuan apa yang dibutuhkan

Page 36: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

20

dalam pilihan karir tersebut. Selain itu, terbatasnya eksplorasi dan

pengalaman pada role model karir maka minat dan aspirasi siswa berkaitan

dengan bidang karir tertentu sering kali menjadi stereotipe atau sesuatu yang

telah terpolakan dalam fikiranya dan terbatas. Terbatasnya informasi

mengenai karir membuat siswa memilih sesuai apa yang diketahui.

Berdasarkan hasil penelitian Sifah (2015) menunjukkan terdapat

pengaruh efikasi diri terhadap aspirasi karir secara positif dan signifikan,

yang berarti efikasi diri dapat memprediksikan aspirasi karir. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi effikasi peserta didik maka semakin

tinggi pula kesempatan untuk memprediksi aspirasi karir peserta didik

tersebut. Pada pengaruh dan efektivitas pelatihan efikasi diri terhadap

kemampuan pengambilan keputusan karir siswa SMA, mereka telah

melakukan survei di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Sukoharjo

kepada 100 responden untuk mengetahui keputusan karir yang diambil oleh

para siswa. Hasil survei tersebut sesuai dengan keterangan dari guru

Bimbingan dan Konseling (BK) sekolah bahwa ada sebagian siswa belum

memiliki rencana keputusan karir, mereka kurang memperhatikan pentingnya

persiapan keputusan karir sejak awal. Kebanyakan siswa kelas XII baru mulai

mencari informasi karir dan studi lanjut setelah masuk semester kedua dan

setelah selesai UAN. Namun ada sebagian siswa yang sudah mencari

informasi kepada guru Bimbingan dan Konseling untuk menanyakan

mengenai informasi studi lanjut sejak awal kelas XII yaitu siswa yang

berminat untuk mencoba program penelusuran bibit unggul.

Page 37: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

21

Hwa kim, O’Brien, Kim (2015). Pada penelitian ini dilakukan pada

wanita wanita-wanita Korea. Penelitian ini menjelaskan bahwa

perkembangan karir aspirasis wanita di Korea sangat dipengaruhi oleh

dukungan dari keluarga dan juga budaya yang berkembang di Negara korea

dan Juga bagaimana perubahan pilihan aspirasi karir wanita dikorea

dikarenakan pengaruh dari promosi kerja dan juga kepuasan kerja. Lalu pada

penelitian yang dilakukan oleh Bersoto (2015). Penelitian ini menjelaskan

bagaimana cinta dari keluarga dan dukungan dari keluarga bagi anak anak

yatim piatu sangat mempengaruhi bagaimana perkembangan aspirasi karir.

Terbentuknya karir aspirasi karena adanya pengalama-pengalaman baik yang

berhubungan dengan model atau panutan yang mereka lihat dari keluar,

lingkungan tempat tinggal mereka. Selain itu juga dukungan keluarga di

perkuat dengan adanya konsep diri yang mereka punya.

Afriadi Sofyan (2013) dalam penelitiannya mengenai aspirasi karir

siswa ditinjau dari jenis kelamin jurusan dan tempat tinggal, ditemukan

bahwa Secara umum tingkat aspirasi karir siswa jenis kelamin laki-laki dan

perempuan berada pada kategori tinggi; terdapat perbedaan yang signifikan di

mana nilai rerata skor perempuan lebih tinggi dibanding siswa laki-laki.

Secara umum tingkat aspirasi karir siswa jurusan IPA dan IPS berada pada

kategori tinggi, dan terdapat perbedaan yang signifikan di mana nilai rerata

skor siswa jurusan IPS lebih tinggi dibanding siswa IPA. Secara umum

tingkat aspirasi karir siswa di daerah pedesaan (rural) dan perkotaan (urban)

berada pada kategori tinggi, Dan terdapat perbedaan yang signifikan dengan

Page 38: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

22

nilai rerata skor siswa di daerah perkotaan lebih tinggi dibanding siswa

pedesaan. Secara umumtidak terdapat interaksi antar variabel jenis kelamin,

jurusan dan daerah tempat tinggal dalam menjelaskan kondisi tingkat aspirasi

karir siswa.

Dalam penelitian Creed, Wong dan Hood (2009) tidak ada perbedaan

yang signifikan dan kompleks berdasarkan gender yang ditemukan berkaitan

dengan cita-ata atau harapan pekerjaan. Dalam penelitian ini ditemukan

bahwa aspirasi dan harapan karier siswa tidak sesuai satu sama lain,

sementara gender tidak memiliki keterkaitan dengan aspirasi karier siswa.

Shumba dan Naong (2012). Penelitian ini menentukan faktr-faktor yang

mempengaruhi pilihan karir dan aspirasi karir kalangan mahasiswa Afrika

Selatan. Adapun hasil studi ini menemukan bahwa keluarga, kemampuan

peserta didik serta keyakinan diri dan guru merupakan faktor signifikan yang

mempengaruhi pilihan karir dan aspirasi mahasiswa. Penelitian ini

berkontibusi terkait aspirasi karir yang digunakan sebagai variabel utama.\

Penelitian yang dilakukan oleh Anne York (2008), Salah satu sorotan

dari penelitian ini adalah bahwa jurusan bidang ilmu sangat populer untuk

kedua jenis kelamin: tidak ada perbedaan signifikan secara statistik dalam

minat jurusan sains atau bekerja di bidang kesehatan ditemukan. Kerr dan

Colangelo (1988) juga menemukan jurusan ilmu itu populer di kalangan

siswa yang sangat berbakat. Namun, penelitian ini memang menemukan yang

tradisional perbedaan jenis kelamin perempuan menjadi lebih tertarik pada

Page 39: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

23

subjek dalam humaniora dan ilmu sosial dan laki-laki tertarik pada mata

pelajaran matematika, ilmu komputer yang paling kuantitatif, dan teknik.

Pada penelitian Prasetyo tahun 2005 menunjukan bahwa terdapat

hubungan antara aspirasi pendidikan dan karir mahasiswa dengan karakter

mahasiswa, sosialisasi orang tua, pengaruh lainnya dan kehidupan kampus.

Pada penelitian ini dapat melihat adanya faktor-faktor yangberpengaruh pada

tingkat aspirasi karir siswa. Agak dan Odiwuor (2011), penelitian ini adalah

penelitian yang mengeksplorasi perbedaan gender dalam aspirasi karir remaja

dan hambatan pengembangan karir antara siswa sekolah menengah di

Kisumu di kota Kenya. Temuan pada penelitian ini menunjukan bahwa ada

karir tertentu yang disukai olehpria dan wanita yaitu jenis karir investigasi

dan giat namun jenis karir yang realistis sebagian besar dipilih oleh laki-laki

sedangkat tipe karir sosial sebagian besar dipilih oleh perempuan. Kualifikasi

akademik dan kurangnya sumber daya keuangan yang ditemukan menjadi

hambatan utama yang mencegah siswa dari calon untuk karir impian mereka.

Laki-laki menyatakan kurangnya sumber daya keuangan menjadi

penghalangan utama sementara perempuan dianggap kualifikasi akademik

sebagai penghalang utama mereka untuk pengembangan karir mereka.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Elmirawati, Daharnis & Syahniar

mengenai hubungan antara aspirasi siswa dan dukungan orangtua dengan

motivasi belajar, pada penelitian ini menghasilkan bahwa Aspirasi atau cita-

cita merupakan pendorong utama yang menggerakkan seseorang untuk

mencapai apa yang diinginkannya. Apabila seorang siswa memiliki aspirasi

Page 40: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

24

atau cita-cita maka ia akan berusaha dengan serius dan sungguh-sungguh

untuk mencapai apa yang dicita-citanya atau yang menjadi aspirasinya. Jadi

apabila seorang siswa memiliki aspirasi atau cita-cita yang tinggi maka akan

lebih kuat juga motivasi belajar siswa tersebut untuk mencapai cita-cita Jadi

dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aspirasi atau cita-cita dapat

mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Apabila seseorang mempunyai

cita-cita yang tinggi maka ia kan berusaha dengan semaksimal mungkin

untuk mencapai aspirasinya atau cita-citanya melalui proses belajar.

Sebaliknya motivasi belajar tidak akan terbentuk jika seseorang tidak

mempunyai aspirasi atau cita-cita. Selanjutnya faktor lain yang

mempengaruhi motivasi belajar adalah dukungan orangtua.

Penelitian yang dilakukan oleh Plote (2015) Penelitian ini dilakukan

untuk mengungkapkan lebih banyak tentang faktor-faktor seperti

karakteristik orang tua dan anak yang mempengaruhi aspirasi pendidikan dan

pekerjaan remaja. Studi ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan

antara pria dan wanita siswa pada aspirasi pendidikan dan pekerjaan mereka.

Apalagi, Patton dan Creed (2007) menemukan bahwa siswa sekolah

menengah laki-laki lebih cenderung bercita-cita untuk pekerjaan profesional

dan perempuan untuk semi professional pekerjaan. Temuan penelitian ini

juga mengungkapkan bahwa karakteristik orang tua dan anak tidak

berkontribusi signifikan terhadap prediksi aspirasi pendidikan dan pekerjaan

siswa. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya tingkat pendidikan

Page 41: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

25

orang tua yang hamper memberikan kontribusi signifikan terhadap prediksi

aspirasi pendidikan dan pekerjaan siswa.

Chandra, Hidayat dan Adison Joni (2017) menemukan bahwa tingkat

aspirasi karir siswa perempuan berada pada ketgori rendah. Pengukuran

tingkat aspirasi karir yaitu pada aspek sikap dan perilaku. Selan itu

berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari lapangan ditemukan fenomena

terkait aspirasi karir, yaitu siswa perempuan cenderung berkeinginan untuk

bekerja dan memilih pendidikan lanjutan dibidang keguruan dan kesehatan

sedangkan siswa laki-laki lebih cenderung ingin berkerja dan memilih

pendidikan lanjutan seperti dibidang teknik atau terkait dengan bidang

teknologi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ochs & Roessler (2004) Secara khusus

temuan mendokumentasikan hubungan antara dan antara keyakinan self-

efficacy karir dan hasil akademik dan karir harapan, yang semuanya terkait

dengan niat perilaku eksplorasi karier. Mengingat bahwa perilaku eksplorasi

karir menghasilkan kematangan karir yang lebih besar, yaitu terkait dengan

peningkatan hasil transisi pasca sekolah, penilaian dan upaya intervensi

mengikuti model kinerja tugas menjadi prioritas tinggi dalam pendidikan

layanan untuk remaja dengan ketidakmampuan belajar.

J. B, Oluwatimilehin (2009) mengenai aspirasi karir siswa kelas 2

SMA memperlihatkan bahwa kesadaran tentang profil kerja yang cukup

tinggi dan itu merupakan suatu hal yang umum apalagi untuk siswa SMA di

pedesaan dan diperkotaan. Walaupun begitu siswa SMA yang tinggal

Page 42: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

26

diperkotaan lebih besar tingkat kesadarannya dikarenakan mereka memiliki

akses yang lebih besar ke fasilitas komunikasi modern seperti fasilitas

internet yang dapat memudahkan mereka. Sejalan dengan hasil dari

penelitian terlihat bahwa siswa SMA sudah lebih baik menyimpulkan hal-hal

yang berkaitan dengan karir mereka dan hal-hal apa saja yang bisa

mendukung mereka dalam pengembangan karir mereka kedepannya.

Dalam penelitian yang dilakukan mengenai perencanaan career oleh

Tumangor, Sunawan & Purwanto (2018) mengenai Layanan informasi karir

berbantuan website dapat mendukung sepenuhnya pada peningkatan

perencanaan karir siswa di kota Tarakan serta model layanan informasi karir

berbantuan website dapat digeneralisasikan ke seluruh siswa SMA yang ada

di Indonesia dengan berbagai jenjang dan pelaksanaan model layanan

informasi karir berbantuan websitetidak hanya melalui sesi membaca melalui

online, namun model layanan informasi karir berbantuan website dapat

dilakukan secara klasikal atau dengan menggunakan metode blanded

learning. Penelitian ini sangat berhubungan dengan aspirasi karir dalam

aspek educational yang terfokus pada informasi, dan pendidikanyang

berhubungan dan yang dapat mendukung siswa dalam pengembangan karir

mereka.

Aliyah, Sugiarto & Sunawan (2018) dalam penelitian yang dilakukan

pada siswa boarding school itu ,mengenai kekhawatiran karier, kendali

karier, rasa ingin tahu karier, dan keyakinan karier. Aspek keingintahuan

karir diilustrasikan oleh sikap peserta yang enggan mencoba hal-hal baru,

Page 43: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

27

apatis terhadap pembelajaran, antusiasme rendah untuk materi yang

disampaikan oleh guru, ketidakpedulian terhadap tanggung jawab akademik

dapat dilihat pada ujian ada siswa yang bolos, dan mereka sering tidur di

kelas ketika guru mengajar. Aspek kepercayaan karir dapat dilihat dari

kurangnya kepercayaan diri subjek menuju cita-cita mereka, enggan

menyampaikan pendapat, tidak yakin kemampuan mereka untuk muncul

dengan selingkuh perilaku, bahkan ketika melewatkan kelas tidak ada upaya

untuk menemukan informasi tentang materi yang tersisa dibelakang. Adaptasi

karir dibentuk dari pengaruh budaya, pola pengajaran, doktrin diperoleh dari

lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi subjek adalah usia,

pengalaman kerja, keluarga, lembaga pendidikan, dan status sosial ekonomi.

Penelitian mengenai model layanan informasi karir multimedia-

assisted untuk meningkatkan kematangan karir mahasiswa yang dilakukan

oleh Athiyah, Tajri & Purwanto (2014) hasil studi pendahuluan terkait

dengan gambaran kematangan karir siswa menunjukkan bahwa rumusan

layanan informasi karir berbantuan multimedia untuk meningkatkan

kematangan karir disusun terdiri atas rumusan tentang rasional, tujuan,

asumsi dasar, target intervensi, kompetensi konselor, produk, materi, tahap-

tahap pelaksanaan layanan informasi karir, evaluasi dan tindak lanjut dan

model layanan informasi karir berbantuan multimedia untuk meningkatkan

kematangan karir siswa menunjukkan hasil yang efektif pada siswa SMAN 1

Paguyangan tahun pelajaran 2012/2013.

Page 44: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

28

Mengenai pelayanan informasi karir yang dibutuhkan oleh para siswa,

seperti pada penelitian Witko at all (2005) CCNS dikembangkan untuk

memeriksa kebutuhan perencanaan karir siswa di Alberta Selatan, Kanada.

Temuan penelitian dalam perencanaan karier itu ternyata penting bagi

sekolah menengah siswa; mereka mencari informasi dan saran dari berbagai

macam individu; dan mereka mencari bimbingan dan arahan profesional

untuk membantu mereka dengan perencanaan karir mereka. Lalu pada

temuan penelitian ini memahami perencanaan karir sekolah menengah siswa

menginginkan lebih informasi karier spesifik dan dukungan untuk

perencanaan karier mereka.

1.2 Kajian Teoritis

1.2.1 Bimbingan Konseling

1.2.1.1 Bimbingan

Bimbingan menurut Frank Parson adalah bantuan yang

diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan

memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang

dipilihnya. Sedangkan menurut Prayitno dan Erman Amti bimbingan

merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada

seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja

maupun dewasa yang bertujuan agar orang yang dibimbing dapat

mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan

Page 45: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

29

memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan pada individu atau

kelompok dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk

memahami dan mengatasi permasalahan yang dialami oleh individu

atau kelompok tersebut, dengan cara terus menerus dan sistematis.

1.2.1.2 Konseling

Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses

interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli

mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat

keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya

sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. Menurut

Prayitno dan Erman Amti konseling adalah proses pemberian bantuan

yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli

(disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah

(disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang

dihadapi konseli.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh

konselor kepada konseli agar konseli dapat memahami dan

mengarahkan hidupnya sesuai dengan yang diharapkan. Pada

hakikatnya, bimbingan dan konseling merupakan dua rangkaian kata

Page 46: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

30

yang mempunyai pengertian yang berbeda. Namun demikian

mempunyai tujuan akhir yang sama, yaitu berusaha membantu

memecahkan masalah yang dihadapi individu maupun kelompok, agar

terhindar atau mampu mengatasi masalahnya.

1.2.2 Bimbingan konseling karir

Winkel berpendapat bahwa bimbingan karir adalah bimbingan

yang mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih

lapangan pekerjaan atau jabatan (profesi) tertentu serta membekali diri

supaya siap memangku jabatan itu dan dalam menyesuaikan diri dengan

tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki (Winkel,

1991). Bimbingan karir lebih menitik beratkan pada perencaan kehidupan

yang terlebih dahulu haruslah mempertimbangkan potensi diri yang

dimilikinya serta lingkungan sekitar agar mereka memperoleh dan

memiliki pandangan yang cukup luas dari pengaruh terhadap peranan

positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat (Aqip, 2012).

1.2.2.1 Tujuan Bimbingan Karir

W.S. Winkel berpendapat bahwa bimbingan karir memiliki

tujuan agar siswa:

1. Memahami sisi dunia kerja, serta faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan untuk memilih program atau jurusan secara tepat.

2. Memiliki sifat positif terhadap diri sendiri serta pandangan yang

objektif dan maju terhadap dunia kerja.

Page 47: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

31

3. Membuat keputusan yang realistis tentang karir yang dipilih sesuai

dengan kemampuannya.

Bimo Walgito, tujuan dari bimbingan karir adalah untuk

membantu para siswa agar; Pertama, dapat memahami dan menilai

dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang yang ada

dalam dirinya mengenai kemampuan, minat, bakat, dan cita-citanya;

kedua, menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan

yang ada dalam masyarakat; ketiga, mengetahui berbagai jenis

pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya,

mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi

suatu bidang tertentu, serta memahami hubungan usaha dirinya yang

sekarang dengan masa depannya; keempat, menemukan hambatan-

hambatan yang mungkin timbul, yang disebabkan oleh dirinya sendiri

dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi

hambatan-hambatan tersebut; dan kelima para siswa dapat

merencanakan masa depannya, serta menemukan karir dan

kehidupannya yang sesuai ( Walgito, 2010)

1.2.2.2 Fungsi Bimbingan Karir

Bimbingan karir merupakan salah satu aspek dari bimbingan

dan konseling secara menyeluruh, oleh karena itu kurang bijaksana

apabila pelaksanaan bimbingan karir tersebut terlepas dari bimbingan

secara menyeluruh sehingga bimbingan yang lain terbengkalai, saat

ini, bimbingan karir memang sedang mendapatkan tempat tersendiri

Page 48: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

32

sehingga lebih sering dilakukan. Bimbingan karir ini perlu dan penting

diberikan kepada siswa, baik siswa SMP dan terlebih-lebih siswa SMA

dengan alasan sebagai berikut:

1. Para siswa tingkat SMA pada akhir semester dua perlu menjalani

pemilihan program studi atau penjurusan, apakah memilih program

A1, A2, A3 atau A4. Kenyataan menunjukkan bahwa program A5

secara praktis belum atau tidak dapat berlangsung. Walau ada kata

“memilih”, sebenarnya telah ada batas tertentu dalam pengambilan

program, karena ada persyaratan yang terkait dengan prestasi

akademik dari siswa yang bersangkutan. Penjurusan itu jelas akan

menentukan masa depan siswa. Oleh karena itu, dalam pemilihan

ini diperlukan kecermatan dan perhitungan yang matang dan tepat.

Oleh karena itu siswa memerlukan adanya bimbingan.

2. Tidak semua siswa yang tamat SMA akan melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang akan langsung terjun ke

dunia kerja tentu memerlukan bimbingan karir ini agar siswa dapat

bekerja dengan senang dan baik.

3. Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial, merekalah

yang akan menentukan bagaimana keadaan negara yang akan

datang. Mereka merupakan sumber daya manusia dalam

pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang sebaik-

baiknya untuk menghadapi masa depan, serta menyiapkan dengan

baik pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan yang sesuai dengan

Page 49: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

33

potensi yang ada pada diri mereka. Untuk mempersiapkan tersebut

diperlukan bimbingan karir.

4. Pada kenyataan, para siswa SMA sedang dalam masa remaja, yang

merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada

umumnya, mereka belum dapat mandiri sehingga memerlukan

bantuan dari orang lain untuk menuju kemandirian. Sehubungan

dengan itu mereka memerlukan bimbingan, termasuk bimbingan

karir untuk menyiapkan kemandirian dalam hal pekerjaan.

5. Siswa SMP juga membutuhkan Bimbingan, baik untuk

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari

pekerjaan karena suatu sebab tidak dapat melanjutkan sekolahnya.

Dengan demikian jelaslah manfaat bimbingan karir (Walgiot,

2010)

1.2.3 Aspirasi Karir

1.2.3.1 Definisi Aspirasi Karir

Menurut Booth (2005: 78) aspirasi karir umumnya

didefinisikan sebagai salah satu pilihan karir tertentu yang diinginkan

individu pada tahap perkembangan karirnya. Caroline (2005:79)

mendefinisikan bahwa aspirasi karir merupakan tujuan yang ditetapkan

seseorang untuk dirinya sendiri dalam suatu pekerjaan atau tugas yang

memiliki arti penting bagi seseorang, dengan kata lain secara umum

aspirasi karir dapat diartikan sebagai suatu harapan dalam pilihan karir.

Page 50: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

34

Litzky dan Greenhaus (dalam Smulders, 2017) menyatakan

bahwa komponen aspirasi karir adalah komponen dan sikap dan

komponen perilaku. Komponen sikap dapat diartikan sebagai motivasi

untuk mencapai tujuan tertentu sedangkan komponen perilaku aspirasi

karir terdiri dari rencana actual dan strategi untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aspirasi

adalah cita-cita dan harapan individu untuk memperoleh suatu hal

yang lebih baik dan berharga di masa mendatang, sedangkan karir

adalah suatu rangkaian kegiatan pada bidang pekerjaan yang dilakukan

oleh individu pada rentang kehidupannya dalam dunia kerja.

Komponen sikap dan komponen perilaku merupakan aspek yang

terkait dengan aspirasi karir mengenai impian, harapan dan cita-cita,

ambisi juga ide serta perencanaan actual, strategi, kerja keras serta

dedikasi dalam mencapai tujuan.

1.2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aspirasi Karir

Karen M. O’Brien (2016) menjelaskan terdapat 3 aspek yang

mempengaruhi pembentukan aspirasi karir, yaitu (1) Leadership (2)

Achievement (3) Educational. Karen M. O’Brien (1996)

mengungkapkan bahwa individu yang bercita-cita untuk maju dalam

karier mereka sering dikejar peluang untuk kepemimpinan dan

promosi, dan mereka dipilih untuk dilatih atau mengawasi karyawan

baru. Selain itu, kemajuan dalam karir tertentu seringkali

Page 51: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

35

mengharuskan pekerja untuk mendapatkan pelatihan atau pendidikan

tambahan untuk persiapan tanggung jawab kerja meningkat. Jadi,

O'Brien mengusulkan itu sebagai ukuran karir aspirasi harus mencakup

tiga tema yang muncul dalam literatur: (1) bercita-cita untuk

kepemimpinan dan promosi, (2) melatih dan mengelola orang lain, dan

(3) mengejar pendidikan lebih lanjut.

Menurut Herr, Chamer & Niles (2004:398) “levels of paretial

support styles and levels of parental attachment, work salience, gender

and racial background and health and physical development”,

dukungan orang tua, gaya hidup dan kasih saying orag tua, gengsi atau

prestise , jenis kelamin dan ras, serta kondisi fisik. Menurut Jigmi

Dorji (2008:1) orientasi aspirasi seseorang dipengaruhi oleh berbagai

faktor seperti jenis kelamin

Huang (2009) banyak faktor yang ditemukan dapat

mempengaruhi pembentukan dan pengembangan aspirasi karir, yang

berkorelasi dengan kepribadian, minat dan banyak variabel psikologis

dan sosiologis. Berdasarkan hasil studi, telah ditemukan bahwa

perkembangan proses aspirasi karir dijelaskan oleh kombinasi variabel

latar belakang sosial-ekonomi, faktor psikologi pribadi dan pengaruh

sosiologis atau lingkungan.

Menurut Hurlock (1999: 25) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi aspirasi terdiri dari:

Page 52: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

36

1.2.3.2.1 Faktor Pribadi

1) Intelegensi, Status pendidikan amat penting dalam suatu

kelompok. Banyak diantara remaja yang mempunyai tingkat

aspirasi yang tinggi tetapi tidak relaistis. Hal ini disebabkan

karena adanya tuntutan dari kelompok yang tinggi. Namun jika

status pendidikan tidak begitu berarti, maka dapat dilihat bahwa

remaja akan menentukan tingkat aspirasi yang lebih realistik.

2) Minat Pribadi, Minat timbul dari dalam diri individu tergantung

dari beberapa hal seperti jenis kelamin, bakat, lingkungan

keluarga, dan lingkungan sepermainan. Semakin tersedianya

kebutuhan manusia yang serba cepat dan efisien akan mendorong

semakin besar kesempatan untuk memilih sesuatu yang diinginkan

sesuai dengan aspirasinya.

3) Pengalaman Masa Lampau, Perubahan aspirasi pada remaja

dipengaruhi oleh frekuensi kesuksesan dan kegagalan masa lalu.

Kesuksesan pada bidang tertentu akan mengubah harapan umum

(jika siswa sukses dalam bidang tertentu, siswa mengharapkan

sukses pada bidang lainnnya), sehingga dapat dikatakan bahwa

keberhasilan akan memperkuat aspirasi dan kegagalan

melemahkannya.

4) Pola Kepribadian, Dalam hal ini kepribadian individu turut

mempengaruhi penentuan tujuan cita-citanya. Bila bercita-cita

melebihi kemampuannya sebagai bentuk kompensasi, semakin

Page 53: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

37

tidak puas dengan dirinya sendiri, maka semakin tinggi dan tidak

realistis aspirasinya. Biasanya, emosi yang luar biasa merupakan

akhir ketidakpuasan diri. Pribadi yang meyakinkan dan adanya

rasa aman akan menentukan tujuan untuk mencapai cita-citanya.

Para remaja yang dipengaruhi perasaan secara sewajarnya akan

sanggup memelihara keseimbangan yang lebih baik antara

harapan dengan kenyataan, dengan demikan ia akan berangan-

angan secara lebih realistis. Pola kepribadian akan berpengaruh

pada jenis dan kekuatan aspirasi.

5) Nilai Pribadi, Nilai ini menentukan apa saja aspirasi yang penting.

Pada siswa khususnya sesuatu yang diharapkan oleh keluarga,

guru, dan teman-temannya, semakin kuat keinginan untuk diakui

oleh kelompoknya maka aspirasinya semakin meningkat.

6) Jenis Kelamin, Remaja laki-laki mempunyai perbedaan dengan

remaja perempuan dalam hal aspirasi. Remaja perempuan

aspirasinya lebih mengarah pada bidang daya tarik pribadi dan

penerimaan sosial yang dinilai tinggi di kalangan perempuan.

Dalam keluarga dan sekolah, aspirasi remaja laki-laki cenderung

pada bidang pekerjaan, akademik dan olahraga.

7) Kompetisi, Banyak aspirasi yang didasarkan pada keinginan untuk

melebihi orang lain. Semenjak masa kanak-kanak, individu sudah

berkompetisi dengan anak yang lebih tua maupun dengan teman

Page 54: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

38

sebaya. Kebiasaan berkompetisi dengan orang lain ini mempunyai

peran yang penting dalam menentukan perkembangan aspirasi.

8) Latar Belakang Ras, Anak-anak dari kelompok minoritas sering

bercita-cita tinggi yang tidak realistis sebagai bentuk kompensasi.

1.2.3.2.2 Faktor Lingkungan

1) Ambisi Orang Tua, Ambisi yang sering lebih tinggi bagi anak

yang lahir pertama daripada bagi anak yang lahir selanjutnya

berpengaruh pada pola asuh orang tua. Orang tua sangat

berpengaruh dalam menentukan karir anaknya. Keluarga,

terutama orang tua berperan besar sebagai sumber pendorong

untuk mempengaruhi perkembangan anak dan membentuk ciri

karakter dari kepribadiannya sesuai dengan apa yang diinginkan

atau diharapkan. Orang tua secara langsung mengajarkan agar apa

yang dilakukan oleh anak harus mencapai hasil sebaik-baiknya,

karena dengan hasil yang baik akan membawa keberuntungan

bagi aspirasinya.

2) Harapan Sosial, Harapan sosial menekankan bahwa mereka yang

berhasil di satu bidang juga dapat berhasil di semua bidang jika itu

diinginkannya. Harapan individu belum tentu akan tercapai

meskipun telah berusaha semaksimal mungkin. Dengan keinginan

dari sebuah kelompok nantinya harapan tersebut harus tercapai

meskipun telah menggunakan banyak cara karena satu sama lain

mempunyai keinginan yang sama, sehingga semakin kuat

Page 55: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

39

keinginan untuk diakui dalam kelompoknya maka aspirasinya

akan semakin kuat.

3) Dorongan Keluarga, Individu berasal dari keluarga yang

mempunyai keadaan sosial yang stabil cenderung mempunyai

tingkat aspirasi yang lebih tinggi daripada individu yang berasal

dari keluarga yang tidak stabil. Selain itu individu yang berasal

dari keluarga kecil mempunyai orientasi prestasi yang lebih besar

daripada dari keluarga besar, sebab orang tua pada keluarga kecil

tidak sekedar menuntut anak tetapi juga akan mendorongnya

untuk maju.

4) Urutan Kelahiran, Suatu kenyataan menunjukkan bahwa anak

pertama laki-laki akan ditekankan untuk mencapai aspirasi yang

lebih tinggi daripada adiknya. Keadaan ini berlaku terutama pada

keluarga yang mempunyai kelas sosial tinggi dan menengah,

sedangkan pada kelas sosial rendah anak bungsu justru lebih

ditekankan untuk mempunyai aspirasi yang lebih tinggi, baik dari

orang tuanya maupun kakak-kakaknya.

5) Tradisi Budaya, Tradisi budaya yang beranggapan bahwa semua

orang dapat mencapai apa saja yang diinginkannya jika usahanya

cukup keras. Pada masyarakat yang demokratis menganggap

semua orang mempunyai kesempatan yang sama. Seorang siswa

dalam masyarakat yang demokratis di didik bahwa mereka dapat

mencapai hasil yang tinggi dalam masyarakat bila dapat

Page 56: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

40

melakukan hal yang terbaik. Keterbatasan dalam meraih

kesempatan juga dapat berasal dari diri siswa. Misalnya kapasitas

mental, fisik atau temperamen yang tidak memungkinkan untuk

mencapai aspirasinya. Keterbatasan lain adalah karena lingkungan

yang tidak memberikan kesempatan mengembangkan pendidikan

dan keahlian khusus.

6) Nilai Sosial yang Bervariasi dengan Bidang Prestasi, Pada siswa

khususnya sesuatu yang diharapkan oleh keluarga, guru dan

teman-temannya, semakin kuat keinginan untuk diakui oleh

kelompoknya maka aspirasinya semakin meningkat.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi aspirasi adalah faktor pribadi antara lain

intelegensi, minat pribadi, pengalaman masa lampau, pola kepribadian,

nilai pribadi, jenis kelamin, kompetisi, latar belakang ras dan faktor

lingkungan antara lain ambisi orang tua, harapan sosial, dorongan

keluarga, urutan kelahiran, tradisi budaya, dan nilai sosial yang bervariasi

dengan bidang prestasi.

1.2.4 Perkembangan Karir

Teori Tahapan Perkembangan Karir Donald Super Kajian teori

perkembangan aspirasi karir dalam penelitian ini salah satunya adalah

teori yang dikembangkan oleh Donald Super. Super (dalam Tarsidi,

2007: 11-12) mengemukakan formulasi tentang tahapan perkembangan

karir, yakni sebagai berikut:

Page 57: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

41

1) Growth atau fase pengembangan (sejak lahir hingga 14-15 tahun)

Ditandai dengan perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan

kebutuhan yang terkait dengan konsep diri.

2) Exploration atau fase eksplorasi (usia 15-24), ditandai dengan fase

tentatif di mana kisaran pilihan karir dipersempit tetapi belum

final.

3) Establishment atau fase pemantapan (usia 25-44), ditandai dengan

adanya usaha tekun memantapkan diri melalui seluk beluk

pengalaman selama menjalani karir tertenttu.

4) Maintenance atau fase pembinaan (usia 45-64) ditandai dengan

individu yang telah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan

jabatannya

5) Decline atau fase kemunduran (usia 65+) ditandai dengan bila

individu memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola

hidup baru setelah melepaskan jabatannya.

Kelima tahap di atas merupakan acuan bagi munculnya sikap-

sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam karir, yang

nampak dalam tugas perkembangan karir (Vocational development

tasks). Berikut adalah tugas-tugas perkembangan karir yang

dikemukakan oleh Super yang disajikan dalam bentuk tabel:

Page 58: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

42

Tabel 2. 1 Tugas-tugas Perkembangan Karir Menurut Super (1957, dalam Zuker

Vernon, 1986)

Tugas

Perkembangan

Karir

Usia Karakteristik Umum

Kristalisasi 14-18 Periode proses kognitif untuk memformulasikan

sebuah tujuan karir umum melalui kesadaran akan

sumber-sumber yang tersedia, berbagai kemungkinan,

minat, nilai dan perencanaan untuk okupasi yang lebih

disukai

Spesifikasi 18-21 Periode peralihan dari preferensi vokasional tentatif

menuju preferensi vokasional yang spesifik

Implementasi 21-24 Periode menamatkan pendidikan atau pelatihan untuk

pekerjaan yang disukai dan memasuki dunia kerja

Stabilisasi 24-35 Periode mengkonfirmasi karir yang disukai dengan

pengalaman kerja yang sesungguhnya dan

penggunaan bakat untuk menunjukkan bahwa pilihan

karir sudah tepat

Konsolidasi 35+ Periode pembinaan kemapanan karir dengan meraih

kemajuan, status, dan senioritas.

Giznberg, Ginsburg, Axeirad dan Herma (Didi T. 2010) pada

umumnya dipandang sebagai ahli pertama yang melakukan

pendekatan terhadap teori pilihan okupasi dari sudut pandang

perkembangan. Dalam pengembangan teorinya, Giznberg dkk.

Menginvestigasi secara empiric sejumlah sampel yang memiliki

kebebasan memilih suatu okupasi. Sampel tersebut dari laki-laki yang

berasal dari kelas menengah ke atas di daerah perkotaan, dari keluarga

protestan atau katolik keturunan Anglo-Saxon, yang tingkat

pendidikannya berkisar dari kelas enam hingga pascasarjana. Karena

pemilihan sampel tersebut sangat terbatas, maka konklusi hasil

penelitian ini hanya diaplikasikan secara terbatas pula. Secara spesifik,

pola perkembangan karir perempuan dan etnik mioritas ataupun

Page 59: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

43

mereka yang berasal dari pedesaan dan kaum miskin tidak menjadi

bahan pertimbangan. Oleh karena itu konklusi yang dihasilkan belum

tentu dapat diaplisikan pada populasi selain yang diwakili oleh sampel

yang disebutkan.

Kelompok Giznberg menyimpulkan pilihan okupasional

merupakan proses perkembangan, yang pada umumnya mencakup

kurun waktu 6-10 tahun, yang dimulai sekitar usia 11 tahun dan

berakhir sesudah usia 17 tahun atau awal masa dewasa (Didi T, 2010).

Terdapat tiga periode atau tahapan proses pemilihan okupasi yaitu

periode fantasi, teative, dan realistic.

a. Masa Fantasi

Pada masa ini anak usia 10 tahun atau 12 tahun dalam memilih

kariernya mereka masih bersifat sebarangan atau asal pilih.

Pilihannya tidak disadarkan pada pertimbangan yang masak

mengenai kenyataan yang ada, tetapi didasarkan pada kesan atau

khayalan belaka.

b. Masa tentative

Yakni anak berusia lebih kurang lebih 11 sampai 18 tahun. Pada

masa ini dibagi menjadi 4 tahap yaitu :

(1) Tahap berdasarkan minat

Pada tahap ini perkembangan karir hanya berdasarkan

kesenangan, ketertarikan atau minat sedangkan faktor-faktor

lain tidak dipertimbangkan.

Page 60: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

44

(2) Tahap berdasarkan kapasistas

Pada tahap ini anak sudah menyadari bahwa minatnya

berubah-ubah. Maka anak mulai menanyakan pada diri sendiri

apakah dia memiliki kemampuan dalam melakukan suatu

pekerjaan dan apakah kemampuan ini cocok dengan minatnya.

(3) Tahap berdasarkan nilai

Tahap ini bertambah besar dan menyadari bahwa di dalam

pekerjaan yang dilakukan orang terdapat nilai pribadi dan

kemasyarakatan (bahwa kegiatan yang satu lebih mempunyai

nilai dari pada lainnya).

(4) Tahap dalam masa transisi

Dalam masa ini anak memadukan orientasi pilihan yang

dimiliki sebelumnya yaitu orientasi kapasistas dan orientasi

nilai, atau dengan kata lain masa ini sudah mulai pada pilihan

yang realistis.

c. Masa Realistis

Yakni anak berusia lebih 17-15 tahun. Pada masa ini anak mulai

bekerja, masa inipun bertahap yaitu :

(1) Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini anak memberikan penilaian atas pengalaman

kerjanya dalam kaitannya dengan tuntutan sebenarnya.

Page 61: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

45

(2) Tahap Kristalisasi

Yaitu ketika anak mengambil keputusan pokok dengan

menggabungkan faktor-faktor yang ada baik dalam diri sendiri

(internal) maupun dari luar (eksternal) misalnya tekanan

waktu ikut memaksa anak untuk harus mengambil keputusan.

(3) Tahap Spesifikasi

Yaitu tahap dimana anak dalam memilih pekerjaan di bidang

pendidikan maka ia akan mengkhususkan pilihannya pada

pekerjaan guru dan bukan pekerjaan lain.

Tiga periode perkembangan karir menurut Giznberg tersebut di

atas dapat dilihat pad atabel 4 di bawah ini.

Tabel 2. 2 Tahapan-tahapan atau Periode dalam Studi Giznberg

Tahap Periode Karakteristik

Fantasi

Masa kanak-kanak

(sebelum usia 11 tahun) • Murni berorientasi

bermain pada tahap

awal.

• Menjelang tahap ini

bermain menjadi

berorientasi kerja.

Tentative

Awal masa remaja (usia

11-17 tahun) • Proses transisi yang

ditandai oleh

pengenalan secara

gradual terhadap

persyaratan kerja

• Pengenalan minat,

kemampuan imbalan

kerja, nilai dan

perspektif waktu.

Realistik

Pertengahan masa

remaja (usia 17 tahun)

hingga awal masa

dewasa

• Pengintergrasian

kapasitas dan minat.

• Kelanjutan

perkembangan nilai-

Page 62: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

46

nilai

• Spesifikasi pilihan

okupasi

• Kristalisasi pola-pola

okupasi.

1.2.5 Karakteristik Perkembangan Karir Anak SD

Bimbingan karir di SD diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran

dan pemahaman peserta didik akan ragam kegiatan dan pekerjaan di dunia

sekitarnya, pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan

dan orang lain, dan mengembangkan kebiasaan hidup yang positif.

Bimbingan karir disekolah dasar juga berkaitan erat dengan upaya

membantu peserta didik memahami apa yang disukai dan tidak disukai,

kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan sendiri. Layanan bimbingan

karir amat erat kaitannya dengan tiga layanan bimbingan yang lainnya

karena kecakapan-kecakapan yang dikembangkan di dalam bimbingan

belajar, pribadi, maupun social akan mendukung perkembangan karir

peserta didik.

“Miller (dalam Muro & Kotman, 1995) peranan konselor

dalam bimbingan karir adalah membantu murid agar murid

memiliki kesadaran diri, meningkatkan keterampilan diri, seperti

dalam kerja sama, dan memberikan informasi tentang dunia

kerja.”

Sciarra (2004) berpendapat bahwa, karakteristik perkembangan

karir pada masa anak-anak, bahwa pada usia ini memasuki tahap orientasi

untuk mengenal kemampuan dan kekuatan dalam dirinya sendiri. Menurut

Sciarra (2004) bahwa perkembangan karir sudah mulai dikenalkan dan

Page 63: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

47

dibentuk sejak dini yaitu pada TK/SD. Pengenalan pekerjaan-pekerjaan

untuk siswa TK/SD dilihat berdasarkan dari kehidupan sehari-hari

dilingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, tidak tepat jika pemberian

layanan karir mulai diberikan pada anak memasuki sekolah menengah.

Super (Trasidi : 2007) perkembangan karir anak usia dari usia 0-15 tahun

adalah berada pada tahap pertumbuhan (Grow), kematangan karir anak

usia SD dimulai dari adanya dorongan ingin tahu atau kecurigaan-

kecurigaan yang mendorong anak untuk mengekplorasi

lingkungannya (Curiosity). Tahapan selanjutnya adalah anak melakukan

ekplorasi untuk medaptkan informasi dan sumber informasi, sumbernya

adalah figure-figur yang menadi idolanya (eksploration).

Anak dapat mengekplorasi lingkungannya, anak akan bergantung

pada figure-figur yang menjadi idolanya, pada tahap ini anak belajar

mengontrol diri yang berasal dari nilai-nilai yang berkembang di

lingkungannya (Key Figure), peniruan-peniruan ini akan berkembang

menjadi minat, dalam tahap ini fantasi anak meningkat seiring dengan

informasi yang didapatkan (Developmentl interest), setelah anak memiliki

minat maka anak akan belajar mengambil keputusan berdasarkan

perspektifnya terhadap suatu pekerjaan dan harapannya dimasa

depan (Time Perspektif). Tahapan terakhir pada masa ini ialah tahapan

perkembangan konsep diri, konsep diri ini berasal dari upaya anak

mengeksplorasi lingkungan yang menjadi media pembelajaran kearah

Page 64: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

48

memperoleh informasi karir, peniruan, menemukan figure orang dewasa

yang sesuai dengan pengembangan minat.

1.2.5.1 Tujuan Bimbingan Karir SD

Secara lebih operasional, tujuan layanan bimbingan karir di SD

(Depdikbud, 1994) :

a. Mengenal macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan

yang ada.

b. Merencanakan masa depan.

c. Membantu arah pekerjaan.

d. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis

pekerjaan.

e. Membantu mencapai cita-cita

Bailey dan Nihien (1989), menyarankan program pengembangan

kesadaran karir di tingkat sekolah dasar, khususnya di kelas-kelas tinggi,

hendaknya dikembangkan secara terpadu dan mencakup hal-hal berikut:

a. Informasi yang difokuskan kepada tanggung jawab dan struktur

pekerjaan.

b. Penyediaan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk berbagi

pengetahuan tentang dunia kerja dan pengalaman yang diperolehnya

dari orang-orang sekitar tentang berbagai pekerjaan.

c. Kesempatan bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan orang-orang

yang bekerja di sekitarnya. Interaksi ini akan menjembatani murid SD

dengan dunia kerja.

Page 65: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

49

d. Kesempatan bagi peserta didik untuk mengetahui bagaimana orang

merasakan pekerjaan atau profesi yang dipilihnya.

e. Kesempatan bagi peserta didik untuk mengenali peran faktor jenis

(gender) dalam pekerjaan

1.2.5.2 Tugas-Tugas Perkembangan Karier Anak SD

Berdasarkan teori Super, perkembangan karier anak uia SD berada

pada tahap pertumbuhan (growth). Tahap pertumbuhan karier yang paling

dominan pada anak usia SD adalah berkembangnya fantasi, minat,

dan kemampuan karier. Fantasi karier merupakan imajinasi dan

penghayatan anak terhadap suatu karier. Melalui imajinasinya anak

seolah-olah mampu melakukan suatu karier dan melalui penghayatan

anak mulai memerankan suatu karier sesuai dengan imajinasi mereka. Ini

terjadi terutama pada usia 4 sampai 7 tahun, yang jika dilihat dari usia SD

mereka berada pada kelas-kelas awal. Sayangnya, imajinasi anak usia inni

masih terbatas oleh proses berpikir transduktif sehingga terkadang apa

yang mereka bayangkan tidak sesuai dengan yang sesungguhnya. Ini

berarti guru atau orang tua punya kewajiban moral untuk turut

mengembangkan fantasi karier mereka sesuai dengan karier yang

sesungguhnya, tentu dalam cara yang sederhana.

Anak usia SD mulai berkembang minat-minat karier, yakni

munculnya ketertarikan anak pada bidang karier tertentu. Apa yang

mereka liat,rasakan, dan mereka amati dari lingkungan diluar dirinya

direkam dan membentuk imajinasi karier tersebut. Apabila mereka

Page 66: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

50

menghayati maka lambat laun penghayatan akan imajinasi karier itu

menumbuhkan minat pada karier tertentu. Hanya saja pertumbuhan minat

karier itu teerkadang lebih ditentukan oleh pengaruh luar dari individu.

Penjelasan ini memberi isyaratbahwa dalam kerangka pengembangan

karier anak usia SD, guru atau orang tua berperan sebagai fasilitator

tumbuhnya minat karier dari dalam diri anak dan untuk anak.

Pada anak usia SD sudah mulai tumbuh kapasitas karier, yakni

serangkaian kemampuan dan keterampilan yang mendasari karier masa

depan mereka. Peran guru atau orang tua adalah memfasilitasi kokohnya

dasar kemampuan dan keterampilan karier tersebut.

1.2.6 Karateristik Perkembangan Karir Anak SMP

Linda (Sciarra, 2004) pada periode ini memasuki tahap orientasi

pada evaluasi sosial yaitu dimulainya untuk mengembangkan konsistensi

pilihan-pilihan pekerjaan dengan referensi dari kelompok sosial dan

kemampuan yang dimiliki. Manrihu (1992) juga menjelaskan bahwa dari

seluruh masa pendidikan, pada masa sekolah menengah inilah yang

memiliki rentang taraf-taraf kematangan yang paling panjang.Super

(Sharf, 1992) mengungkapkan khusus untuk bimbingan dan konseling

karir bahwa individu (siswa) berada pada masa transisi dari tahap

pertumbuhan menuju tahap eksplorasi. Pada masa ini remaja siswa SMP

boleh dikatakan berada dalam periode kritis. Mereka mulai bertanya

tentang identitas dan perannya; khawatir dengan keputusan karir yang

akan mereka ambil bagi masa depannya.

Page 67: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

51

Menurut Sciarra (2004:130) menjelaskan bahwa komponen dan

kompetensi yang akan diberikan pada siswa SMP meliputi:

1. Identifikasi minat karir dan menghubungkan minat tersebut dalam

merencanakan di masa depan

2. Pengenalan hubungan antara performansi sekolah dan rencana karir

3. Identifikasi dan menggunakan sumber-sumber untuk informasi dan

eksplorasi karir

4. Menentukan rencana karir dalam membuat pilihan-pilihan pendidikan

5. Menggambarkan tentang keterampilan, kemampuan, dan minat yang

dimilikinya

1.2.6.1 Strategi Layanan Konseling Karir di SMP

Strategi yang digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling

karir adalah dengan konseling kelompok dan diskusi kelompok. Tujuan

dari strategi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Selain strategi tersebut,

strategi pelaksanaan pada layanan dasar dapat berupa klasikal, bimbingan

kelompok, pada layanan responsif meliputi konseling kelompok, konseling

individual, konsultasi, sedangkan pada perencanaan individual dapat

berupa konseling individual.

Menurut Hadiarni (2009) Sebagaimana halnya dalam BK Karir di

SD yang memiliki strategi BK Karir, kegiatan yang sama juga dimiliki

oleh sekolah menengah pertama. Ternik tersebut dikelompokkan kedalam

tiga kelompok besar, yaitu:

Page 68: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

52

1. Curriculum infusion

a. Bagi siswa ke dalam kelompok kecil kemudian dorong mereka

untuk berkompetisi menyebutkan nama-nama pekerjaan yang

menghasilkan barang atau jasa yang paling banyak.

b. Dengan memberikan daftar kegiatan (hobi, olahraga, dll), seluruh

siswa membedakan antaran kegiatan mana yang membutuhkan

keterampilan anatara pribadi dan mana yang bukan.

c. Ajarkan siswa tentang kebiasaan belajar yang baik dan hubungkan

dengan kebiasaan kerja yang baik.

d. Tugaskan siswa mencari iklan lowongan kerja didalam Koran

untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin.

2. Decision-making and Acquistion of Career Information

a. Rekam wawancara simulasi antara konselor dan siswa yang terlibat

dalam proses pengambilan keputusan atau beberapa aspeknya.

Tugaskan siswa untuk menyimak dan mendiskusikan pandangan

mereka terhadap apa yang tengah berlangsung.

b. Melalui konseling individu dan kelompok, tugaskan siswa untuk

mengembangkan kriteria yang digunakan dalam mengeksplorasi

pekerjaan.

c. Ciptakan serangkaian poster yang menggambarkan wanita

melakukan beragam pekerjaan, dan pria dalam pekerjaan sebagai

perawat, sekretaris dan sejenisnya.

Page 69: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

53

d. Tugaskan siswa menuliskan 10 pekerjaan yang memerlukan

keterampilan sosialisasi (misalnya: guru, salesperson).

3. Community Invelvement

a. Tugaskan siswa untuk merekam sebuah wawancara dengan

seorang pekerja yang pekerjaan sudah menunjukkan eksistensi

dalam 10 tahun terakhir sebagai akibat dari berkembangnya

teknologi ilmiah.

b. Tugaskan siswa untuk melibatkan diri dalam sebuah pekerjaan

sukarela untuk pelayanan masyarakat di rumah sakit, dll.

Diskusikan pengalaman mereka dalam menolong orang lain

dikelas dan eksplorasi pekerjaan potensi terkait.

c. Hadirkan konselor untuk pelayanan tenaga kerja setempat untuk

berbicara dengan siswa tentang pekerjaan yang tersedia bagi

mereka dalam masyarakat.

d. Dengan memberikan kesempatan untuk mengamati seorang

individu yang berpengalaman dan seorang peserta pelatihan dalam

suatu kelompok pekerja tertentu, tugaskan siswa membanding

sedikitnya 5 tingkat kemampuan yang berbeda antara dua individu

tersebut ketika mereka melakukan pekerjaannya.

1.2.7 Karakteristi Perkembangan Karir Anak SMA

Esensi dari adanya perkembangan karir adakah bahwa setiap tahap

kehidupan menuntut penguasaan berbagai penekanan yang meliputi

kesadaran akan sifat-sifat dan pilihan-pilihan kehidupan. Pada periode ini

Page 70: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

54

menurut Linda memasuki tahap orientasi pada evaluasi social yaitu

dimulainya untuk mengembangkan eksistensi pilihan-pilihan pekerjaan

dengan referensi dari kelompok social dan kemampuan yang dimiliki.

Menurut Piaget kognitif pada masa remaja masuk pada tahap

proses berfikir formal. Remaja sudah dapat berfikir secara abstrak dan

logis untuk membuat rencana karirnya.

1.2.7.1 Tujuan Bimbingan Konseling Karir di SMA

Herr (1976) mengemukakan tujuan tujuan bimbingan karier di

SLTA yang meliputi membantu siswa siswa belajar untuk:

a. Menunjukkan hubungan antara hasil-hasil belajar, nilai-nilai aspirasi

aspirasi pendidikan.dan kariernya.

b. Menganalisis kompetensi pribadi sekarang dalam keterampilan

keterampilan yang diperlukan untuk pilihan-pilihan karier dan

mengembangkan rencana-rencana untuk memperkuat keterampilan ini

bila di perlukan.

c. Memegang tanggung jawab dalam perencanaan karier dan

konsekuensi- konsekuensinya.

d. Siap untuk memenuhi syarat bagi taraf memasuki pekerjaan-pekerjaan

dengan mengambil mata pelajaran yang sesuai, dengan pendidikan

kooperatif, atau dengan latihan-latihan dalam jabatan.

e. Siap untuk memenuhi syarat bagi pendidikan pasca sekolah lanjutan

dengan mengambil mata pelajaran yang diperlukan oleh tipe program

Page 71: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

55

dan lembaga yang diinginkan (perguruan tinggi, perdagangan,

perusahaan.

f. Pengembangkan pengetahuan dan keterampilan keterampilan yang

berhubungan dengan kehidupan sebagai konsumen.

g. Dengan penggunaan efektif waktu luang.

h. secara sistematis menguji realitas pilihan-pilihan karier dengan

menghubungkannya dengan hasil belajar dalam mata pelajaran.

Program bimbingan konseling karir yang komperhensif di semua

sekolah merupakan salah satu strategi penting untuk membantu remaja

menghadapi transisi kedunia kerja.

1.2.7.2 Materi Layanan Konseling Karir di SMA

Menurut Sciarra (2004) menjelaskan bahwa komponen dan

kompetensi yang akan diberikan kepada siswa SMA adalah :

1. Identifikasi pendidikan da ketrampilan yang dimiliki untuk

memilih karir yang sesuai dengan bidangnya atau yang diminati.

2. Pengenalan dampak-dampak dari pilihan-pilihan karir yang telah

dibuat.

3. Mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk memuat

rencana karir.

4. Memahami potensi, bakat dan minat yang dimilikiya.

5. Memahami bahwa perkembangan karir merupakan suatu proses

yang harus dijalani selama hidup.

Page 72: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

56

1.2.7.3 Strategi Layanan Konseling Karir di SMA

Strategi yang digunakan untuk SMA yaitu adanya pemberian

informasi secara kalsikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok,

konseling individual dan konsultasi. Dalam bimbingan kelompok atau

klasikaldapat disampaikan dengan cara kunjungan-kunjungan ke tepat

industry, sosiodrama, outbond, mengikuti pameran-pameran

pendidikan dan bursa kerja. Sedangkan untuk konseling kelompok

dapat digunakan dengan modelling tokoh-tokoh yang sukses di

bidangnya.

1.3 Kerangka Berfikir

Rancangan penelitian ini berasal dari beberapa temuan-temuan

empiris mengenai aspirasi karir yang dilakukan oleh beberapa peneliti

sebelumnya. Permasalahan karir yang terjadi pada remaja biasanya berkaitan

dengan pemilihan jenis pendidikan, yang mengarah pada pemilihan jenis

pekerjaan dimasa depan. Permasalahan ini penting untuk diperhatikan

sehubungan dengan banyaknya kebingungan yang dialami remaja dalam

menentukan arah karirnya. Tidak hanya itu kebimbangan karir pada remaja

akan berakibat pada tingkat kematangan perkembangan kepribadian (Lestari,

2017).

Sciarra (2004) berpendapat bahwa, karakteristik perkembangan karir

pada masa anak-anak, bahwa pada usia ini memasuki tahap orientasi untuk

mengenal kemampuan dan kekuatan dalam dirinya sendiri. Menurut Sciarra

Page 73: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

57

(2004) bahwa perkembangan karir sudah mulai dikenalkan dan dibentuk sejak

dini yaitu pada TK/SD. Pengenalan pekerjaan-pekerjaan untuk siswa TK/SD

dilihat berdasarkan dari kehidupan sehari-hari dilingkungan sekitarnya. Oleh

karena itu, tidak tepat jika pemberian layanan karir mulai diberikan pada anak

memasuki sekolah menengah.

Siswa sekolah menengah atas yang masih rendah minat melanjutkan

studinya, bahkan ada yang tidak berminat sama sekali. Berkaitan dengan

minat studi lanjut tersebut ada sebagian siswa yang sangat berminat, ada yang

biasa - biasa saja, ada yang kurang atau bahkan tidak berminat. Rendahnya

minat melanjutkan studi, khususnya ke perguruan tinggi justru akan

berdampak nantinya pada pemilihan jurusan atau pekerjaan apa yang cocok

atau sesuai dengan minat dan bakatnya. Di samping itu, apabila siswa

menganggur setelah lulus SMA,justru akan menambah angka pengangguran

di tingkat sekolah menengah atas. Lain halnya jika siswa menempuh

pendidikan tinggi atau melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Derianto &

Purnamasari, 2016).

Adapun kerangka berpikir dalam rancangan peneltian ini adalah

sebagai berikut :

Page 74: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

58

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir Perkembangan Aspirasi Karir Siswa

1.4 Hipotesis Penelitian

Adapun dugaan sementara dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Aspirasi Karir

Identifikasi Masalah

➢ Kebingungan yang dialami oleh siswa siswa dalam memilih karir yang

merek inginkan sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki.

➢ Kurangnya informasi yang dimiliki oleh siswa tentang pendidikan yang

sesuai dengan peminatan karir mereka.

➢ Achievement, leadership dan educational merupakan 3 aspek yang

mempengaruhi perkembangan aspirasi karir.

Landasan Teoritis

Berdasarkan temuan dan temuan penelitian-penelitian

terdahulu mengenai aspirasi karir siswa.

Jenis Kelamin

➢ Laki-laki

➢ Perempuan

Tingkat Pendidikan

➢ SD

➢ SMP

➢ SMA

Hasil

Bagaimana pengaruh Gender dan

tingkat pendidikan terhadap aspirasi

karir siswa SD, SMP dan SMA

Page 75: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

59

1.4.1 Pengaruh gender dalam perkembangan aspirasi karir siswa SD, SMP dan

SMA.

1.4.2 Pengaruh tingkat pendidikan dalam perkembangan aspirasi karir siswa

SD, SMP dan SMA.

Page 76: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

132

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan serangkaian hasil penelitian maka diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pola aspirasi karir siswa SD di kota Semarang berdasarkan pada tahapan

perkembangan karir kelompok Ginzberg berada pada masa fantasi dimana

pada kisaran umur 10 – 12 tahun yaitu masa dimana para siswa dalam

pemilihan karir masih bersifat sembarangan dan asal pilih. Pemilihan karir

yang dilakukan tidak didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai

kenyataan yang ada, tetapi didasarkan pada kesan atau khayalan belaka.

2. Pada siswa SMP dan SMA di kota Semarang kisaran umur 11 sapai 18 tahun

pola spirasi nya berada masa tahapan tentative dimana para siswa pada

perkembangan karir mereka sudah mulai memilih karir berdasarkan minat dan

sudah mulai memepertanya kan pada adiri sendiri mengenai kemampuan yang

dimiliki dan juga bagaimana penilaian pekerjaan yang dia pilih berdasarkan

nilai pribadi dan nilai kemasyarakat dan sudah sampai pada tahap pemilihan

secara realistis.

3. Perbedaan Gender tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

aspirasis karir pada siswa SD, SMP dan SMA di kota Semarang.

4. Dari ketiga aspek utama pada aspirasis karir siswa yaitu Achievement,

Educational dan Leadership bila dilihat perbedaan nya dari tingkat

pendidikan. Tingkat perbedaan paling menonjol terdapat pada aspek

Page 77: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

133

achievement dan leadership. Pada aspek achievement terdapat pola aspirasi

karir berupa motivasi yang dapat mendukung siswa dalam pengembangan

karir mereka. Motivasi merupakan sebuah komponen sikap yang dapat

diartikan untuk mencaai tujuan tertentu. Motivasi ini ternyata telah terbentuk

sejak mereka masih SD dan semakin berkembang ketika mulai memasuki

jenjang SMP dan SMA. Motivasi disini sebagai bentuk dari “pengakuan yang

diberikan oleh orang lain terhadap hasil kinerja” dan juga “Bentuk dari

ekspresi diri terhadap hasil kinerja yang sudah dikerjakan dengan sebaik

mungkin dengan standar yang dimiliki oleh dirinya sendiri dan standar yang

telah ditetapkan”

5.2 Saran

Berdasarkan hasil simpulan diatas pada akhirnya peneliti memberikan

saran berdasarkan hasil penelitian yang diakukan. Saran sebagai berikut:

5.2.1 Bagi konselor pada tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA

Bagi konselor pada tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA dapat melihat

dan memahami bagaimana pola aspirasi karir para siswa sehingga konselor dapat

lebih matang lagi dalam pemberian layanan dalam bidang karir sesuai dengan

kebutuhan para siswa di tiap tingkat pendidikan.

5.2.2 Bagi penelitian Selanjutnya

Saran bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa

dengan penelitian ini. Perlu memperhatiakn beberapa hal (1) perlu menggunakan

ukuran sampel yang lebih besar dalam mengukur tingkat aspirasi karir siswa agar

Page 78: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

134

penelitian ini bisa mencakup sekolah-sekolah lain di kota Semarang; (2) dapat

melakukan pengembangan angket secara pribadi agar lebih sesuai dengan kondisi

dan keadaan para siswa. (4) diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggunakan

model pendekatan selain mixed method seperti model pendekatan eksperimen,

korelasi, dan pengembangan model serta variabel-variabel lain yang belum

dibahas dalam penelitian ini.

Page 79: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

135

DAFTAR PUSTAKA

Afriyadi Sofyan, A. Muri Yusuf & Daharnis. 2013.”Tingkat Aspirasi Karir Siswa

di Tinjau dari Jenis Kelamin, Jurusan dan Daerah Tempat Tinggal”, 1

Nomor 3 (9-27)

DOI: 10.29210/110800

Agak J. & Odiwuor, W. (2011).Career Aspirations and Career Development

Barriers of Adolescents in Kisumu Municipality, Kenya. Journal of

Emerging Trends in Educational Research and Policy Studies

(JETERAPS), 2(5), 320-324. Retrieved from

http://www.jeteraps.scholarlinkresearch.com

Aliyah, Sugiharto & Sunawan. 2018. “Career Adaptability In Islamic Boarding

School Culture”. International Journal of Education and Research, 6 No.

10. Diunduh dari

http://ijern.com/journal

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Azwar, S. (2016). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bakar, A. R., & Mohamed, S. (2004). Academic performance, educational and

occupational aspirations of technical secondary school students. Pertanika

Journal of Social Science and Humanities, 12(1), 31-43. Retrieved from

http://www.pertanika.upm.edu.my

Booth, C. S. (2005). The Relationship Among Career Aspiration, Multiple Role

Planning Attitudes, and Wellness in Africa-America and Caucasian

Undergraduate Women. Dissertation. University of North Carolina.

Retrieved from

https://libres.uncg.edu

Carolyn B. Todd. 2005. An Exploratory Study of a Career Counselling

Intervention With ‘At Risk Youth. Retrieved from

https://research.library.mun.ca

Chandra, Rafiolla, Adison (2007) Stereotype Gender Dan Tingkat Aspirasi Karir

Siswa Berjenis Kelamin Perempuan Serta Upaya Penanganan Dalam

Page 80: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

136

Perspektif Konseling. Internasional Seminar of Education Empowering

Local Wisdomon Education for Global Issue. Retrieved from

http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id

Chemeli, S. P., & Sheldon, S. W. (2013). An Assessment of the Relationship

between Students ’ Personality Types and Career Aspirations in Eldoret

West District , Kenya tool for discovery rather than as a method for

putting. Journal of Emerging Trends in Educational Research and Policy

Studies, 4(2), 383-391. Retrieved from

https://pdfs.semanticscholar.org

Creed, G. Conlon, Gembeck. 2007. “Career barriers and reading ability as

correlates of career aspirations and expectations of parents and their

children” Journal of Vocational Behavior, 70 (242–258)

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2006.11.001

Creed, PA., Patton, W & Prideaux. (2006). Predicting Change Overtime in Career

Planning and Career Exploration for High School Students. Journal of

Adolescence, 30(3), 377-92.

doi: 10.1016/j.adolescence.2006.04.003

Creed, P. A., Wong, O. Y., & Hood, M. (2009). Career decision-making, career

barriers and occupational aspirations in Chinese adolescents. International

Journal for Educational and Vocational Guidance. 9(3), 189-203.

doi:10.1007/s10775-009-9165-0

Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Creswell, J. W. & Vicki, L. P. C. (2011). Mendesain dan Melaksanakan Mixed

Methods Research. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar (GBPP). Depdikbud .Jakarta.

Dorji, J. (2008). Factor Affecting Career Aspiration s of Secondary School

Leavers in Bhutan. Mahidol University. Retireved from

http://mulinet11.li.mahidol.ac.th

Domenico, D. M., & Jones, K. H. (2006). Career Aspirations of Women in the

20th Century. Journal of Career and Technical Education, 22(2), 1-7.

doi: 10.21061/jcte.v22i2.430

E. Anne York. 2008.”Gender Differences in the College and Career Aspirations of

High School Valedictorians. Journal Meredith College, 19 (4). Retrieved

from

https://files.eric.ed.gov

Page 81: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

137

Elmirawati, Daharnis & Syahniar. 2013.”Hubungan Antara Aspirasi Siswa Dan

Dukungan Orangtua Dengan Motivasi Belajar Serta Implikasinya Terhadap

Bimbingan Konseling”. Jurnal Ilmiah Konseling, 2 (1)

DOI: 10.24036/0201321871-0-00

Faridah, N. (2014). Hubungan Antara Aspirasi Karir Dengan Kematangan

Vokasional Pada Siswa SMK Walisongo 1 Gempol Pasuruan (Tesis, UIN

Sunan Ampel Surabaya). Retrieved from

http://digilib.uinsby.ac.id

Hadiarni, Konseling Karir, (Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2009)

Hellenga, K., Aber, M. S., & Rhodes, J. E. (2002). African American Adolescent

Mothers’ Vocational Aspiration-Expectation Gap: Individual, Social and

Environmental Infl uences. Psychology of Woman Quarterly, 26, 200-212.

doi: 10.1111/1471-6402.00059

Herr,E.L dan SH. Cramer.1979, Career Guidance and Counseling Througth The

life Span, Bouston : Brown dan Company.

Huang, L. (2005), Studies in Comparative and International Education, Elitism

and Equality in Chinese Higher Education (Studies of Student Socio-

economic Background, Investment in Education, and Career Aspirations.

Disertasi. Stockholm: Akademitryck AB, Edsbruk. Sweden. Retrieved

from

http://www.diva-portal.org

Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayati & Soedjarwo. Edisi Kelima.

Jakarta: Erlangga.

Kim, Y. W., O’brien, K. M., & Kim, H. (2015). Measuring Career Aspirations

Across Cultures: Using The Career Aspiration Scale With Young Korean

Women. Journal of Career Assesment, 1-13.

doi:10.1177/1069072715599538

Levine, K.J. & Hoffner, C.A. (2006). Adolsecents’ Conception of Work: What Is

Learned From Different Sources During Anticipatory Socialization.

Journal of Adolescent Research, 21, 647-653.

https://doi.org/10.1177/0743558406293963

Magnusson, K., & Bernes, K. 2002. Senior high students’ career plans for the

future: outcomes of the comprehensive career needs survey in Southern

Alberta, Canada. The Alberta Counsellor, 27, 12-15.

Page 82: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

138

DOI 10.1007/s10775-006-9103-3

Marliyah, L, Dewi FJR, Suyasa. 2004. Persepsi Terhadap Dukungan Orang Tua

dan Pembuatan Keputusan Karir Remaja, 1 (1). Retrieved from

http://garuda.ristekdikti.go.id

Marti'ah, Theodora & Haryanto. 2018. “Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap

Pilihan Karir Siswa. Jurnal Sap, 2 No. 3

DOI: 10.30998/sap.v2i3.2448

Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja

Rosdakarya Offset, Bandung

Myra, Bersoto, Development of Career Guidance Advocacy Model for Orphans

and Abandoned Children. Journal Of Multidisciplinary Research, 3(4),

19-32.

E-ISSN 2350-8442

Nurhayati. 2012.”Kesenjangan Aspirasi Karir Antara Remaja Dan Orangtua”.

Jurnal Psikologi Ulayat I (37–44)

Doi: 10.24854/Jpu12012-5

Nurmi, J., Salmela-Aro, K., & Koivisto, P. (2002). Goal importance and related

achievement beliefs and emotions during the transition from vocational

school to work: Antecedents and consequences. Journal of Vocational

Behavior, 60, 241-261.

https://doi.org/10.1006/jvbe.2001.1866

Ochs, Lisa A. &Roessler, Richard T. 2004. “Predictors of Career Exploration

Intentions: A Social Cognitif Career Theory Perspective”. Journal of

Career Assessment. 10 (224-233)

https://doi.org/10.1177/00343552040470040401

Partino, H.R. (2006). Kematangan karir siswa SMA. Psikologika, 21, 37-49.

Retrieved from

https://journal.uii.ac.id/index.php/Psikologika

Patton., Wendy, C., & Peter. (2005). Occupational Aspiration and Expectation of

Australian Adolescent. Australian Journal of Career Development.

Retrivied from

http://www.freepatentsonline.com/article/Australian-journalcareer

P. Gray, O'Brien. 2007. “Advancing the Assessment of Women's Career Choices:

The Career Aspiration Scale” Journal of Career Assessment, 15 (17)

DOI: 10.1177/1069072707301211

Page 83: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

139

Plote. 2015. Students’ Educational and Occupational Aspirations Predicted by

Parents’ and Adolescents’ Characteristics. Journal Clemson University,

South Carolina, USA” - Beder University, 4, Nr. 1

DOI: http://dx.doi.org/10.26417/ejser.v4i1.p207-214

Prasetyo, J. R. 2005. “A Study of Educational and Career Aspirations of

Semarang Freshmen Universities Indonesia”. Disertasi. United States:

University of Pittsburgh. Retrieved from

http://d-scholarship.pitt.edu/10246/

Prayitno dan Erman Amti, 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta:

Renika Cipta

Purwanto, 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Pyne, D., Bernes, K. B., Magnusson, K. C., & Poulsen, J. 2002. A description of

junior high and senior high school students’ perceptions of career and

occupation. Guidance and Counselling, 17(3), 67-72.

Rainey, L. M., & Borders, L. D. 1997. “Influential factors in career orientation

and career aspiration of early adolescent girls”. Journal of Counseling

Psychology, 44(2), 160-172.

DOI: 10.1037//0022-0167.44.2.160

Rina Azhar. 2013. Aspirasi Karir Siswa Smk Negeri 2 Payakumbuh. Jurnal

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 2(3). Retrieved from

http://id.portalgaruda.org

Runcan, P. L., & Cosmin, G. (2013). Career aspirations of social work students

from

romania. Revista de Asistenta Sociala, 12(1), 103-112.

Sarwono, S.W (2005). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo

Santrock. J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup

(edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2003). Perkembangan Remaja. Alih Bahasa : Shinto B. Adelar

dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga. (Edisi keenam)

Sawitri, D.R. (2008). Pengaruh Status Identitas dan Efikasi Diri Keputusan Karir

terhadap Keraguan Mengambil Keputusan Karir pada Siswa SMA Kelas

12. Tesis. Retrieved from

https://core.ac.uk

Page 84: PERKEMBANGAN ASPIRASI KARIR SISWA DAN IMPLIKASINYA …

140

Savickas, M. L. (2001). A Developmental Perspective on Vocational Behaviour:

Career Patterns, Salience, and Themes. International Journal for

Educational and Vocational Guidance, 1, 52-53. Retrieved from

http://citeseerx.ist.psu.edu

Sciarra, Daniel T. (2004). School Counseling ; Foundation and Contemporary

Issue. Belmont USA : Brooks/ Cole – Thomson Learning

Schmitt-Rodermund, E.,&Vondracek, F.W. (2002). Occupational dreams, choices

and aspirations: Adolescents’ entrepreneurial prospects and orientations.

Journal of Adolescence, 25, 65-78.

DOI: 10.1006/jado.2001.0449

Schuette, C. T., Ponton, M. K., & Charlton, M. L. (2012). Middle school children

’ s career aspirations: relationship to adult occupations and gender. Career

Development Quarterly, 36-46.

https://doi.org/10.1002/j.2161-0045.2012.00004.x

Shumba, N. (2012). Factors Influencing Students’ Career Choice and Aspirations

in South Africa. J Soc Sci, 33(2):169-178

DOI: 10.1080/09718923.2012.11893096

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif,

Kualitati dan R&D). Penerbit CV. ALfabeta: Bandung.

Super, D. E., Savickas, M. L., & Super, C. M. (1996). The life-span, life-space

approach to careers. In D. Brown, L. Brooks, & Associates (Eds.), Career

choice and development (3rd ed., pp. 121-178). San Francisco: Jossey-

Bass.

Syamsuddin. A. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Tumanggor, Sunawan, Purwanto. 2018. “Keefektifan Layanan Informasi Karir

Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Perencanaan Karir Siswa Sma

Di Kota Tarakan”. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Ar-Rahman, 4,

Nomor 1,Tahun 2018

DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jbkr.v4i1.1348