PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD...

107
PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD I KASUS DESA DANG DANG KECAMATAN CISAUK TANGERANG) Oleh: IMIARTI SAHARA 102043224951 PROGRAM STUD! PERBANDINGAN HUKUM JURUSAN PERB.-\.\'DINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM Ull'\ SYARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA 1-tli HI 2006 M

Transcript of PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD...

Page 1: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM

(STUD I KASUS DESA DANG DANG KECAMATAN CISAUK TANGERANG)

Oleh:

IMIARTI SAHARA 102043224951

PROGRAM STUD! PERBANDINGAN HUKUM

JURUSAN PERB.-\.\'DINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM

Ull'\ SYARIF HIDAYATULLAH

.JAKARTA

1-tli HI 2006 M

Page 2: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

PERKA WINAN USIA MUDA PADA MASYARAKA T DESA

DANGDANG KECAMA TAN ClSAUK TANGERANG

· Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Hukwn Islam

Oleh:

L'\HAR'Il SAHARA

NL'\I: 102043224951

Di Bawah Bimbingan :

Pembimbing II

Z----~~-Kamarusdiana MH

:\IP.150 285 972

PROGRAllil STUDI PERBANDINGAN HUKUllil

.JURUSAN PERBA.'.'\DINGAN !\.1AZHA~ DA~ HlfKU.\f

FAKl'LTAS SYARI'AH DAN HUKU1VI

l'Il\' SYARIF HIDA YATl'LLAH

.!.\ K.-\ RT.\

1427 HI 2006 \I

Page 3: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Perkawinan Usia Muda A1enurut Hukum Islam ( studi kasus Desa Dangdang Kecamatan Cisauk Tangerang)" telah di ajukan dalam siding munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh sarjana program Strata I (SI) pada jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum program studi Perbandingan Hukum.

Jakarta, 23 November 2006

l\lengesahkan Dekan,

Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM KIP. 150 210 422

Ketua_

Sekretaris

Panitin Ujian

: DR. H. Ahmad Mukri Aji, MA NIP. 150 220 544

: Muhammad Taufiqi, M.Ag NIP. 150 290 159

Pembimbing I : Yavan Sopvan, M.Ag NIP. 150 227 991

Pembimbing II Kamarusdiana, MH NIP. 150 285 972

Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail NIP. 150 075 192

Pcnguji II : Sri Hidavati, M.Ag NIP. 150 282 403

~------·-·--·--· -----

( ..... , ................... )

-(/,&.?:.. ...... ) -,_~~,_Jff;. -~~

-~ ....................... )

Page 4: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Ilahi Robbi, Tuhan semesta alam, yang telah

menciptakan ilmu pengetahuan kepada manusia, sehingga manusia dapat mencari dan

menemukan segala pengetahuan yang ingin ia cari. Tentunya semua itu tidak lepas dari

izin dan karunia yang diberikan oleh-Nya, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW sang pemberi syafa' at, semoga kelak kita semua

pengikutnya dapat diberikan syafa'atnya padahari kebangkitan nanti, Amiin.

Dalam penulisan skripsi ini, banyak hal yang dapat kita jadikan pelajaran dan

pengalaman yang amat berarti bagi kita. Selain untuk memenuhi persyaratan untuk

mencapai gelar Sarjana Hukum [slam pada Program Studi Perbandingan Hukum,

Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, juga

mernpakan informasi yang mungkin dibutuhkan baei petualang ilmu pengetahuan,

khususnya pengetahuan tentang Perkawinan Usia Muda.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan dapat

terselesaikan begitu saja tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

dengan segala kerendahan hat[ dan sebagai bentuk penghargaan kepada semua pihak

yang telah membantu, men.:iukung, dan mengarahkan dengan tulus dan ikhlas, penulis

ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Berdasarkan hal itu semua, penulis ingin menghaturkan terima kasih yang setulus-

tulusnya kepada:

Page 5: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

L Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma SH.MA. , beserta segenap pembantu Dekan.

2. Ketua Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum UIN Syarif hidayatullah

Jakarta, Bapak DR. H. Ahmad Mukri Adji, M.A., dan Sekretaris Jurusan, Bapak

Kamarusdiana, S.Ag, M.H.

3. Bapak Yayan Sofyan M.Ag dan Bapak Kamarusdiana sebagai dosen pembimbing

skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam

penyusunan dan penulisan skripsi ini.

4. Kepala Perpustakaan Fakultas Syari'ah dan Hukum, Kepala Perpustakaan Utarna

UIN Syarif Hidayatttllah Jakarta dan Kepala Perpustakaan Umum Iman Jama

beserta karyawan-karyawannya, serta ternan-ternan yang telah rnembantu

melengkapi bahan kepustakaan penulis.

5. Kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda, !mun Sahara dan lbrmda, Sanimah,

yang telah berjasa mengasuh, rnendidik dan tak henti-hentinya mendo'akan

anakrnu (penulis), memberikan dorongan baik moril maupun materiil, se'.lingga

penulis dapat menyelesaikan sl..-iipsi ini.

6. Kepala KUA Cisauk, Bapak H. Lukman Hakim HS.BA., beserta staf-stafnya,

serta segenap warga masyarakat Desa Dangdang yang telah membantu dan

memberikan data-data dalam penulisan skripsi ini.

7. Lurah Desa Dangdang beserta staf-stafnya yang telah membantu dan rnr,mberikan

data-data dalarn penulisan skripsi ini.

8. Bapak K.l-l Abdul Rosvid beserta kcluarga vang tdah mernbantu penu.lis dalarn

hal kesediaan memberikan ini"ormasi clan pengarahan da\am penulisan skripsi ini.

Page 6: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

9. Kakak - kakak dan Adik - adik tersayang, Kak Aisyah, Kak Masnah, Abang

lswadi, Ipul, Pe'i, dan Hani, yang telah memberikan motivasinya kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

I 0. Teman - teman yang telah memberikan bantuan yang tak ternilai baik secara

langsung maupun tidak langsung; Nurjannah, Marli, mas bejo, Ida, Bang Oji,

Opi dan sebagainya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas amal baik mereka serta mendapat ridho di sisi-

Nya. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiin.

Jakarta ........................... 1427 H ........................ 2006M

Penulis

Page 7: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

DAFfARISI

Hal am an

KATA PENGANTAR ......... ···········-············--·-·-·····-··················--····-··········---······

DAFfAR ISI ····················-·················································································· II

BABl PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................. 8

D. Metodelogi Penelitian dan Teknik Penulisan ··················-·······--··· 9

E. Sistematika Penulisan ····-·················-····················-·········-············ [3

BAB ll TIN.JAUAN UMUM TENTANG PERI(A \VINAN USL\ MUDA

A. Pengertian Perkawinan Usia Muda ---······-····---···--- ... ··-----·--------- !4

B. Sebab-sebab Terjadinya Perkmvinan Usia Muda ····-·····--······---···· 17

C. Dampak Dari Perkawinan Usia Muda dan Upaya Penanggulangan

Perkavvinan Usia Muda ........... -·---·······-····---·····-····--·--···-····----·····--· 27

D. Pandangan Hukum Islam Tentang Perkawinan Usia Muda -···-···- 36

BAB III ~ONDISI OBYEI\."flF \VILA YAH DESA DANG DANG

KECAMATAN CJSAUK TANGERANG

A. Kondisi ObyektifWilayah Kecamatan Cisauk Tangerang

I. Letak Geografis .....

2. Kondisi D<:mogratls ..

a_ Ju:nlah Penduduk ..

46

---- -- 46

-l 7

Page 8: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

b. Kondisi Ekonomi ................................................................. 47

c. Tingkat Pendidikan .............................................................. 48

d. Sarana Umum .................................................................... 48

B. Kondisi ObyektifWilayah Desa Dangdang

l. Letak Geografis .......................................................................... 49

2. Kondisi Demografis ................................................................... 50

a. Jumlah Pnduduk ................................................................... 50

b. Kondisi Ekonomi ................................................................. 51

c. Tingkat Pndidikan ................................................................ 5 l

d. Sarana Um um ...................................................................... 52

BAB N PERKA \VINAN USIA MUDA PADA MASYARAKAT DESA DANG

DANG KECAl\lA TAl'J CI<;; AUK

A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perkawinan

di Usia Muda ................................................................................. 55

B. Pemberian Izin Orang Tua Bagi Anaknya Dalam Perkawinan

di Usia Muda ................................................................................ 64

C. Analisa Tentang Perkawinan Usia Muda Pada

Masyarakat Desa Dang Dang Kecamatan Cisauk Tangerang ...... 71

BAB V PENUTlJP

A. Kesimpulan. ········ 79

£~. Saran-saran ....

Page 9: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

DAFTAR PUSTAKA

LAMP IRAN

Page 10: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah akad yang sangat knat (mitsaqan ghalidzan) yang

dilakukan secara sadar oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk

membentuk keluarga yang pelaksanaannya didasarkan pada kerelaan dan kesempatan

kedua belah pihak. Oleh karena itu, perkawinan bukanlah ibadah dalam arti

kewajiban, melainkan hanya hubungan sosial kemanusiaan semata. Perkawinan akan

bemilai ibadah, jika diniatkan untuk mencari keridhaan Allah SWT1• Perkmvinan

salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada semua makhluk Tuhan, baik pada

manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Perkawinan suatu eara vang dipilih

Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak, berkembang biak dan kelestarian

hidupnya, setelah masing-masing pasangan siap melakukan perantaranya yang positif

dalam mewujudkan tujuan perkawinan2. Hal ini sebagaimana terca!ltum di dalam Al-

Qur'an surat Al-Hujuraat ayat 13:

1 t..1uhammad Zain dan Mukhtar Al Shodiq. Afe111hu1t~'Ull K.J/uarga flt1111a11is (('ounter Lcf!al /)rc?fl A:o111jJi/cz~-j Huk11111 lrlan1 Yang Kontro1·ersial flu}, (Jakarta, Grahacipta. 2005), cet_ ke-l, h~23

2 Say)'id Sabiq. Fikih S1mnah, ctlih Bahasa Ors. Moh Thalib. (Bandung, Al-Ma'arif !9%! cet. kc-2. h.9

Page 11: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

2

Artinya:

"Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang re/ah me1!iadikan kamu dari satu sisi, lafu fa jadikan dari padanya jodol11~va, kemudian Dia kembang-biakkan menjadi Iaki-laki dan perempuan yang banyak sekali ". (Q.S. Al-Hujuraat: 13)

Tujuau perkawinan menurut Islam untuk membentuk suatu keluarga yang

bahagia dan ham1onis yaitu suatu keluarga yang hidup tenang, rukun dan damai, serta

diliputi oleh rasa kasih sayang untuk mendapatkan keturunan yang sah, yang akan

melanjutkan cita-cita orang tuanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah surat ar-Rmn

ayat 21:

} "' ,. J 0 ,..-~- ~- - ~' -~J 0 -:>...,;,., • , \ I . -("-' -- '-' . ../ -- -

' - -01 ..;G'1 '.,..-. - ...... .../

Artinya:

'Dan di antara tanda kebesaran Allah adalah Dia menciptakan pasangan­pasangan untukmu dari dirimu supaya kamu hidup tenang dan Dia men/adikan antara kamu kecintaan dan kesantunan ". (Q.S. ar-Rum: 21)

Kecintaan manusia terhadap lawan jenisnya adalah salah satu bukti kekuasaan

Allah, sekaligus menunjukkan keesaan-Nya dalam wujud-Nya. Di da!am perkawinan

itu Allah memberi tiga anugerah kepada manusia; pertama, \vanita atau istri adalah

manusia yang mulia yang diciptakan oleh Allah dari tanah sebagaimana laKi lab.

Anugerah perkawinan ycng kedua ialah ketentraman jiwa yang dirasakan seorang

Page 12: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

3

laki-laki ketika didampingi seorang istri yang mulia dalam naungan rumah tangga

yang bahagia. Anugerah perkawinan yang ketiga ialah ikatan cinta kasih suami istri.3

Keluarga yang dibentuk melalui perkawinan adalah unit yang terkecil dan

fundementalis bagi pembinaan masyarakat. Berhubungan dengan akibat yang sangat

penting inilah dari kehidupan bersama, maka masyarakat membutuhkan suatu

peraturan dari hidup bersama ini yaitu mengenai syarat-syarat untuk peresmian,

pelaksanaan dan terhentinya hidup bersama itu. 4

Mengingat tujuan perkawinan yang sangat luliur itu, sebagaimana yang

disyaratkan oleh Allah dalam ayat itu, dan mengingat pula hikmah dan tujuan lain

perkawinan, antara lain ialah untuk memenuhi fitrah manusia dengan cara yang halal,

sehat dan terhormat, untuk memenuhi seksual instingnya, yang tidak mungkin

dibunuh atau dilenyapkan dengan cara apa pun, untuk mcnjaga kelangsungan dan

kemurnian nasabnya, dan sekaligus untuk menghindari perbuatan zina yang dapat

merusak kesehatan dan dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat5.

Perkawinan merupakan suatu hal yang dilakukan d~ngan serius yang

mengakibatkan seseorang akan terikat seumur hidup dengan pasangannya. Oleh

karena itu, perkawinan membutuhka:: persiapan yang rnatang, yaitu kematangan fisik

.serta kedewasaan mental. Pada dasarnya kematangan jiwa sangat besar artinya untuk

·' Muham1nad Ali As Shabuni. f 1er11ikaha11 I>tni Yan~.;; lslan1i, Penerjemah: /\;1ashuri lkhwani, (Jakarta, Pustaka Amani, 1996). cet ke-l, h.2

'1 Wirjono Prodjodikoro, Ff11k11111 f)erkm1·i11a11 di Indonesia, (Bandung. \ .. orkik Van lloeve, 1959), h.7

'MasjJi1k 7uhdi, S111di ls/am: Muama/a/J. (Jakarta, PT RajaGrnfindo. 1993). cet. ke-2. Jilid Ill. h 16

Page 13: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

4

memasuki gerbang rumah tangga. Perkawinan pada usia muda di mana seseorang

belum siap mental maupun fisik., sering menimbulkan masalah di belakang hari,

bahkan tidak sedikit berantakan di tengah jalan6 Para psikolog mengkhawatirkan

perkawinan di usia muda akan menemui kegagalan karena sangat tergantung pada

keadaan jiwa seseorang. Hal itu juga dikuatkan oleh pendapat para dokter, bahwa

sebelum melangsungkan perkawinan hendaknya calon suami istri benar-benar

berpikir secara matang terutama kesiapan jasmaninya. Dari sini dapat diketahui

bahwa perkawinan di usia mi;da punya resiko tinggi, apalagi kalau sampai menemui

kegagalan dan kehancuran dalam meniti kehidupan rumah tang,,oa7. Akan tetapi

sungguh sangat disayangkan kebanyakan orang tidak memperhatikan hal ini, bahkan

ada sebagian orang yang dipaksakan menikah pada usia muda karena dorongan tradisi

atau kebiasaan masyarakat yang telah mengakar dalam kehidupannya, dan ada pula

karena terbentur faktor ekonomi.

Undang-undang No. J Tahun 1974 tentang perkawinan mengatur batas umur

seorang laki-laki maupun wanita yang akan melangsungkan perkawinan. Di dalam

pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa "Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah

mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun·'. Adanya

batasan minimal usia perkawinan bagi calon suami tersebut adalah karena keluarga

J) A. Zuhdi J\fuhdlor, AfeJT1a11a111i Hukurn l'erkm1·111an (1\rika/J, JlJ/ak. C'erai dan J\u}11k.1. (Bandung, Al-Bay•n. l 995 ), eel ke-2, h. l 8

7 Syaikh Abdul Aziz bin Abdurrahman Al Musnad Khalid bin Ali Al-Anbari. Perkawinan dan Masa/ahnya, Penerjemah DRS Musifin As'ad dkk, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar. 1995). cet. ke­~. h. 30

Page 14: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

5

menuntut adanya peran dan tanggtmg jawab yang besar antara lali-Jaki dan

perempuan, sehingga usia tersebut dipandang matang untuk menjalankan tugas dan

tanggung jawabnya sebagai seorang suami dalam keluarga, baik secara psikologis

maupun biologis untuk mengemban fungsi-fungsinya. Sedangkan adanya batasan

minimal usia perkawinan bagi calon isteri adalah karena kawin pada usia muda bagi

wanita rentan menimbulkan berbagai resiko, baik bersifat biologis seperti kerusakan

organ-organ reproduksi kehamilan dan resiko psikologis berupa ketida1'1mmpuan

mengemban tugas-tugas rumah tangga dengan baik.

Di samping itu perkawinan di usia muda juga mempunyai hubungan dengan

masalah kependudukan.Ternyata bahwa batas umur yang lebih muda bagi seorang

wanita untuk menikah, mengakibatkan laju kelahiran yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan batas umur yang Iebih dewasa. Berhubungan dengan itu maka

Undang-undang Perkawinan menentukan batas umur untuk menikah baik bai,>i

seorang laki-laki maupun wanita.

Berangkat dari kondisi masyarakat yang. d;!mikian, . banyak dijumpai

perkawinan yang tidak bahagia clikalangan pasanga.n muda tersebut dan tingginya

angka perceraian, khususnya di daerah pedesaan, Gadis-gadis desa yang sederhana

banyak yang kawin dalam usia muda dan kadang-kadang bagi mereka kawin cerai

berkali-kali tidak menjadi soal, hingga dalam usia 25 tahun banyak di antara mereka

yang sudah dua atau tiga kali menikah8. Selain itu sering dijumpai kelahiran

8 Dadang l":Ia•vari dkk, 1~ersia/Jt111 Ale111y11 J>er/an1·ina11 Jl1n~({ Lestari, (Jakarta, Pustaka .~\ntara. 1996).h.9

Page 15: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

6

abnormal, seperti bayi lahir cacat atau meninggal dan ibu sakit bahkan juga

meninggal akibat kehamilan terjadi pada wanita yang masih remaja.

Kompleksitas masalah dalam perkawinan yang terjadi pada masa kini banyak

menyentak perhatian dari berbagai kalangan. lmplikasi-implikasi dari persoalan

dalam perkawinan bukan hanya tidak tercapainya tujuan perkawinan tetapi sudah

mencapai pada kondisi yang sangat memprihatinkan seperti banyaknya kasus

perceraian. Kenyataan ini seharusnya dapat dijadikan sebagai masukau berharga yang

dapat menggugah kesadaran semua pihak. Oleh karenanya kematangan .fisik dan

kedewasaan jiwa dipandang perlu, karena diharapkan buah dari perkawinan

menghasilakan keturunan atau generasi yang sehat lahir dan batin untuk

memperkokoh pertumbuhan bangsa di masa mendatang.

Islam tidak mengenal batas usia untuk menikah. Hal -ini dimaksudkan untuk

menekan rasio nafsu sahwat serendah mungkin serta meninggikan nilai keperawanan

dan kemurnian seksual. Akan tetapi akad perkawinan yang sebenamya haruslah

ditunda sampai kedua belah pihak ( calon suami istri) betul-betul m.emasuki usia yang

siap mengikat hubungan perkawinan. 9

Menurut Abdullah al-Maraghi, pengarang kitab al-Zawaj al-Tha/aq Ji Jami 'ii

.Adyan, pada umumnya seorang pria yang mencapai usia 18 tahun dan seorang wanita

yang mencapai umur 16 tahun baru mericapai kematangan fisik., psik1s, dan mental.

Ali Akbar juga menegaskan bahwa umur yang baik untuk mulai menikah ialah 18

9 Han1n1udah Abd. A1 · Ati, f{eluarga .~1us/iJn 0·11e fOJJ1i~r S'truclure in [,·/0111), .J\.Jih Bahasa: Anshan Thayib, (Surabaya. PT. Bina llmu. 1984). cet. ke-1. h. 96-97

Page 16: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

7

sampai dengan 20 tahun bagi \vanita dan 25 tahun ke atas bagi laki-laki. 10

Kematangan usia tersebut idealnya berupa hasil akumulasi kesiapan fisik, ekonomi,

sosial, mental dan kejiwaan, agan1a dan budaya. Perkawinan membutuhkan

kematangan yang bukan sekedar bersifat biologis, tetapi juga kematangan psikologis

dan sosial 11•

Mengenai masalah perkawinan di usia muda, penulis mengambil cuplikan dari

beberapa kasus yang terjadi di Desa Dangdang. Desa Da:igdang adalah salah satu

desa yang berada di wilayah Kecan1atan Cisauk Tangerang yang mayoritas penduduk

aslinya beragama Islam.

Dari berbagai informasi secara formal maupun informal, bahwa di daerah

Kecamatan Cisauk, Khususnya Desa Dangdang banyak terjadi perkawinan di usia

muda. Hal ini bisa terlaksana dengan berbagai alasan yang bersifat subyektif dan

kondisional. Alasan yang bersifat subye1.1:if seperti karena si perempuan itu takut

kalau nanti ia dibilang perawan tua. Sedangkan alasan yang bersifat kondisional ialah

karena fak'tor pendidikan dan desakan ekonomi, selain itu karena _kawin di usir: muda

memang sudah menjadi tradisi atau kebiasaan di Desa Dangdang kh;;susnya untuk

anak perempuan. Oleh karena itu dalam kesempatan penulisan skripsi ini, penulis

. mencoba meneliti lebih jauh untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya

perkm\~nan di usia muda serta resiko yang mengancam eksisitensi dan keutuhim

10 Masjfuk Zuhdi, Studi Islam: Muamalah, Op.Cit., h. 31 11 ~1uhan1n1ad Zain dan Muhl'1.ar A.I Shodiq, 1\.fe11rl1<.Tl1,'5U1l Keluarga Htunanis ((~ounter Legal

f)rafl Ko1ur1i!asi lluk11111 Jshnu Yng Kontrovt!1:,-ial !tu), Op.Cit, h. 33

Page 17: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

8

rwnah tangga tersebut, sehingga dapat diketahui dengan jelas benang merah antara

perkawian tersebut dan dampaknya terhadap keutuhan rumah tangga.

Lebih dari itu, penuJis juga mencoba untuk mengetahui upaya

penanggulangan perkawinan di usia muda. Kemudian penulis juga mencoba untuk

mengetahui berapa batasan usia yang baik untuk menikah.

Berangkat dari Iatar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penulisan skripsi dengan judul: Perkawinan lf.5ia Muda Menurut Hukum l5/am (Studi

Kasus Desa Dangdang Kecamatm1 Cisauk Tangerang).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini terbatas hanya pada faktor-faktor utama yang

menyebabkan terjadinya perkawinan di usia muda, khususnya yang dilakukan u1eh

anak perempuan saja.

Adapun pokok masalah yang akan dibahas dalam skripsi 1m, dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa fak"tor-faktor penyebab terjadinya perkawfoan di usia ~uda?

2. Apa saja dampak perkawinan di usia rr.uda?

3. Bagaimana pandangan hukum Islam tentang perkawinan usia muda di Desa

Dangdang?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

I. Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini adalah:

Page 18: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

9

a. Untuk mengetahui faktor-fak-tor penyebab terjadinya perkawinan di usia

muda

b. Untuk mengetahui dampak perkawinan di usia muda

c. Untuk mengetahui pandangan hukum Islan1 tentang perkawinan usia muda

di Desa Dangdang

2. Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah diharapkan dapat berguna

dalam memberikan sumbangan yang berharga bagi khaz.anah ilmu

pengetahuan, yaitu sebagai berikut:

a. Bagi Penulis sendiri, dapat menambah pengetahuan yang berharga

mengenai dampak-dampak yang ditimbuikan dari perkawinan usia muda

dan upaya penanggulangannya

b. Sebagai bahan bacaan tambahan di kalangan akademis dan sumber

referensi untuk mendalami pengetahuan mengenai masalah-masalah

dalam perkawinan.

D. 1\/fetodologi Penelitian

I. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang ditempuh penulis dalam menyusun skripsi

mi adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif Metode kualitatif

adalah suatu tata earn penelitian yang menghasilkan data deskripti[ yaitu apa

yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga prilakunya

Page 19: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

10

yang nyata. Kemudian metode kualitatif digunakan untuk mengutamakan segi

kualitas data.

2. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Dangdang. Desa Dangdang adalah

salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Cisauk. Di mana mayoritas

penduduknya beragama Islam.

Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di desa Dangdang adalah

karena desa tersebut merupakan salah satu desa diantara 11 (sebelas) desa

lainnya yang ada di Kecamatan Cisauk yang tingkat perkawinan usia

mudanya relatiftinggi. Selain itujuga karena desa Dangdang merupakan desa

yang letaknya terpencil atau jauh dmi kota dibandingkan dengan desa yang

lainnya.

Selain penentuan lokasi, peneliti juga menentukan subyek penelitian.

Dalam hal menentukan subyek penelitian ini ditunjuk beberapa infom1an dan

beberepa responden untuk mendapatkan data ·atau keteran~an yang betul-betul

re!evan dengan masalah yang diangkat dahm penelitian ini.

Adapun para informan tersebut adalah kepala KUA Cisauk dan ketua

RT setempat maupun tokoh masyarakat yang ada di desa tersebut.

Sedangkan yang menjadi responden adalah para istri yang melakukan

perkawinan di usia muda.

Selain itu pengumpulan data primer dari informan peneliti lakukan

dengan melakukan pendekatan Snowball, yaitu suatu proses menyebarnya

Page 20: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

l l

infom1an yang seibarat bola salju, yang pada mulanya kecil kemudian

semakin membesar ( Sanapiah l 990 ). Dalam konteks ini peneliti setelah

mendapatkan informasi dari informan tersebut, kemudian menanyakan

kepada informan yang bersangkutan untuk memberikan ganbaran kepada

siapa Jagi informan yang dapat peneliti mintai data yang berkaitan dengan

penelitian ini, demikian seterusnya ke infonnan Jainnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalani penelitian ini teknik pengumpulan datanya adalah sebagai

berikut:

a. Wawancara mendalam, yaitu metode pengumpulan data dengan jalan

memberikan pertanyaan-per<anyaan yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti. Adapun jenis wawancara yang peneliti lakukan adalah

wawancara terbuka, yaitu peneliti memberikan kebebasan diri kepada

responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mendorongnya

untuk berbicara secara luas dan mendalam. Wawancara tersebut

dilakukan kepada para informa11 maupun responden guna mendapatkan

data atau keterangan yang diharapkan sebagai data primer. Selain itu,

wawancara dilakukan dengan tidak berstruktur dan tidak terlalu fonnal

karena untuk menghindari kekakuan antara peneliti dengan pihak

responden dengan wawancara bersifat pribadi.

b. Pengamatan langsung. yaitu pengamatan yang bertujuan untuk manelaah

sebanyak mungkin proses sosial dan prilaku dalam masyarakat. Selain

Page 21: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

12

itu, secara Jangsung ak:an dapat memperoleh data yang dikehendald pada

. . I" saat itu Juga. -

Untuk penyempumaan data dari hasil penelitian ini khususnya data

lapangan dilakukan pula penelitian pustaka sebagai data sekunder, seperti

buku-buku yang menyangkut tentang perkawinan, peraturan perundang-

undangan dalam ha! ini Undang-undang Perkawinan No. I Tahun 1974, serta

bahan-bahan pustaka lainnya yang berkaitan erat dengan masalah yang sedang

penulis teliti.

4. Analisa Data

Setelah data terkumpul kemudian penulis menganalisanya dengan

menggunakan metode content analisys (analisis isi). Dalam penelitian

kualitatif, penggunaan analisis isi lebih banyak ditekankan pada bagaimana

simbol-simbol yang ada pada komunikasi itu terbaca dalam interaksi sosial,

dan bagaimana simbol-simbol itu terbaca dan dianalisis oleh penelitiB

Sedangkan dalam penulisan, penulis ditlam menyl!Sun skripsi im

menggunakan huku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan DiseHasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

12 Soerjono Soekanto .. l)enganu1r l)e11ehtia11 f/11k11n1, (Jakarta~ Penerbit Universitas Indonesia, 1986), h. o7

JJ Burhan Bungin~ Afet{)(,fologi J>eueli1ia11 K11a/i1a1{f· A1auu/isasi Alet0tfo/of.iis ke Aarah I<a,t;an1 I ·arian Ko11te111r1otf!r. (Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada. 2004). cet Ke-3. h. l 76

Page 22: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

13

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, dan disusun dengan sistematika sebagai

berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah., pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan kegunan penelitian, metodologi penelitian dan

teknik penulisaan, serta sistematika penulisan.

BAB II: Dalam bab ini dibahas mengenai pengertian perkawinan usia muda,

sebab-sebab terjadinya perkawinan usia muda, dampak dan upaya penanggulangan

perkawinan usia muda, pandangan hukum Islam tentang perkawinan usia muda

BAB III : Dalam bab ini diperkenalkan kondisi obyektif wilayah Kecamatan

Cisauk yang meliputi letak geografis dan kondisi demografis, yang terd1ri darijumlah

penduduk, kondisi ekonorni, tingkat pendidikan, dan sarana urnum. Dan juga tentang

kondisi obyektif wilayah Desa Dangdang yang rneliputi letak geografis dan kondisi

demoi,>rafis, yang terdiri dari jumlah penduduk, kondisi ekonomi, tingkat pendidikan,

dan sarana umurn.

BAB IV : Dalam bab ini dibahas tentang perkawinan usia muda pada

rnasyarakat Desa Dangdang Kecamatan Cisauk, yang meliputi faktor-faktor penyebab

terjadinya perkawinan di usia muda, pemberian izin orang tua bagi anaknya dalam

perka1vinan di usii: muda, dampak terjadinya perkawinan di usia muda dan analisa

tentang perkawinan usia muda pada masyarakat Desa Dangdang Kecarnatan Cisauk.

BAB V: Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.

Page 23: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

BABU

TINJAUAN UMUM TENT ANG PERKA \VINAN USIA MUDA

A. Pengertian Perkawinan Usia Muda

Perkawinan usia muda terdiri dari dua kata yaitu perkawinan dan usia

muda. Pernikahan berasal dari bahasa arab yaitu ti.s,u1 artinya menghimpun dan

mengumpul. Dalam pengertian fiqh nikah adalah akad yang mengandung

kebolehan melakukan hubungan suami isteri dengan lafal nikah atau kawin atau

yang sesuai dengan itu. 1

Nikah adalah salah satu asa pokok hidup yang paling utama dalam

pergaulan atau t!;_itG IS~ masyarakat yang sempuma. Pernikahan itu bukan saja

merupakan suatu jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga

dan keturunan, tetapi juga dapat dipandang sebagai satu jalan menuju pintu

perkenalan antara suatu kaum dengan !mum lain.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nil:a!i &dalafi suatu perjanjian

antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami isteri (secara resmi), dan jika

perkawinan tidak dihadiri oleh saksi maka perkawinan (hidup sebagai suami

isteri) itu tidak sah. 2

1 Ei1siklopec/i fs/a111../, (Jakarta: Ichtiar Banr Van Hove, 1994), Cet.ke-3, h. 32

2 Departe111en i"'en<lidika1~ dan Kebudayaan, Kan111s Besar /Jahasa fntio11esia, (Jakarta: BaJaj Pustaka. 1989), Cet.ke-2, h 614

Page 24: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

15

Menurut Sulaiman Rasjid di dalam bukunya yang berjudul "fiqh Islam",

mengartikan nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam

pergaulan atau masyarakat 3

Sedangkan dalam kitab Al-Fiqh al-Jslami Wa 'adillatuh karangan Wahbah

az-Zuhaily, menyebutkan bahwa definisi nikah menu rut bahasa adalah

berkumpul, sedangkan menurut hukum syara' definisi nikah adalah suatu akad

perkawinan, dan perkawinan menurut istilah yaitu suatu akad yang mengandung

maJ..'Ila untuk diperbolehkannya bersenang-senang antara seorang Jaki-laki dengan

seorang perempuan.4

Di dalam pasal I Undang-undang Perkawinan Tahun 1974, perkawinan

adalah ikatan Jahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

isteri.dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 5

Dengan perkataan ikatan lahir batin itu dimaksudkan bahwa baik suami

isteri tidak boleh semata-mata !Janya berupa ikatan lahiria1! saja dalam makna

3eorang pria dan wanita l<idup bersama sebagai suami isteri dalam ikatan formal,

tetapi juga kedua-duanya harus membina ikatan batin. Dari uraian tersebut bahwa

perkawinan menurut Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 ini tidak

3 Sulaiman Rasjid, Fiqh hlam, (Jakarta: Attariyah. 1996), h. 355

'Wahbah Al-Zuhaily, Al-Fiqh Al-fslami Wa'ad1/la111/1t1h. (Beinit. Dar al-Fikr, 1989), Cet.ke-3, Juz Vll, h.29

5 Pasa1 1 lJndang-undang Pcrka\vinan No_ 1 l"ahun I 974

Page 25: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

16

semata-mata hubungan hukum saja antara seorang pria dengan seorang \vanita,

tetapi juga mengandung aspek-aspek lainya, yaitu agama, biologis, sosial, dan

juga adat istiadat. 6

Sedangkan yang dimaksud perkawinan usia muda adalah perkawinan yang

dilangsungkan oleh satu calon mempelai atau keduanya belum memenuhi syarat

umur yang ditentukan dalam Undang-undang Perkawinan No.l Tahun 1974

terutama pasal 7 ayat (I): "Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah

mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun".

Apabila dihubungkan antara pasal l ayat ( l) Undang-undang Perkawinan

No. l Tahun 1974 dengan pasal 7 ayat (I), maka pengertian tersebut mengandung

beberapa unsur:

L. Perkawinan merupakan ikatan antara seorang pria dengan seorang wanita

2. Perkawinan merupakan ikatan lahir dan batin

3. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga (mmah tan&,oa) yang kekal

dan bahagia

4. Perkawinan itu d;,pat dilangsungkan setelah berusia 16 tahun bagi calon

mempelai wanita dan 19 tahun bagi calon mempelai pria.

5. Dispensasi kawin dari pengadilan

Dari unsur di atas dapat diambil pengertian bahwa perka\vinan di usia

muda adalah perkawinan yang dilangsungkan oleh salah satu pihak atau kedua

(, rvf. Daud Ali, H11k11n1 Jslarn dan J-'eradilm1 .4ga111a, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002), Cet.ke-2, h. 27

Page 26: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

l7

calon mempelai yang belum mencapai wnur 16 tahun bagi calon mempelai

wanita dan bagi calon mempelai pria belum mencapai umur 19 tahun.

Yang dimaksud dispensasi kawin di sini adalah suatu penetapan dari

Pengadilan Agama bagi mereka yang beragama Islam dan Pengadilan Negeri

selain yang beragama Islam.

B. Sebab-sebab Terjadinya Perkawinan Usia Muda

Perkawinan disyariatkan sebagai ibadah kepada Allah dan mengikuti

sunnah rasul, untuk membangun rumah tangga atau keluarga bahagia dan kekal

dengan jalinan mawaddah dan rahmah, menuju keluarga sakinah guna

melahirkan generasi manusia yang baik dan berkualitas.

U ntuk mencapai tujuan lersebut diperlukan persyaratan-persyaratan

tertentu dan kesiapan yang cukup bagi kedua calon mempelai seperti kedewasaan

fisik dan mental, kesamaan pandangan hidup dan agama serta berbagai aspek lain

seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.

Adapun tujuan pembatasan umur yang teicantum dalai_n Undang-undang

dalan1 hal melangsungkan perkaw1nan sangatlah penting. Karena suatu

perkawinan di samping menghendaki kematangan biologis juga ps:kologis. Maka

dalam Penjelasan Umum Undang-undang Perka\\~nan No I Tahun 1974

dinyatakan, bahwa calon suami isteri itu hams telah masak jiwa raganya untuk

dapat melangsungkan perka\~nan, agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan

secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat keturunan yang baik

Page 27: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

l8

dan sehat. Untuk itu harus dicegah adanya perkawinan antara calon suami isteri

yang masih di bawah umur. Di samping itu, perkawinan mempunyai hubungan

masalah kependudukan. Ternyata bahwa batas umur yang lebih rendah bagi

seorang wanita untuk kawin, mengakibatkan laju kelahiran yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan batas nmur yang lebih tinggi. Selain itn pembatasan umur

ini penting pula artinya untuk mencegah prak1:ek kawin yang "terlampau muda",

seperti banyak terjadi di desa-desa yang mempunyai berbagai akibat yang negatif

Lebih dari itu, adanya pembatasan umur bertujuan demi untuk menjaga

kesehatan, keturunan maupun kemantapan dalam mengarungi rumah tangga kelak

di kemudian hari. Berhubungan dengan itu, maka Undang-undang Perkawinan

menentnkan batas umur untuk kawin baik bagi pria maupun wanita

Pasal 7 ayat (I) Undang-undang Perkawinan menetapkan pria harus sudah

mencapai umur 19 ( sembilan be las) talmn dan wanita harus sud ah mencapai umur

6 (enam belas) tahun, barn diizinkan untuk melangsungkan perkawinan. Apabila

belnm mencapai umur tersebut, untuk melangsungkan perk~winan diperlukan

suatu dispensasi dari Pengadilw atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang

tna pihak pria maupun pihak wanita. 7 Dan jika salah satt: dari calon mempelai

atau keduanya belum mencapai umur 21 tahun, maka harus mendapat izin dari

kedua orang tua sabagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 2,3,4 dan 5 Undang­

undang Perkm\~nan No.] Tahun J 974.

7 K. \Vantjik Saleh. fl11la1111 11erka11·n1a11 J1u/011esia, (Jakarta: Ghalia Indonesia. l (JJS7). C et ke-8, h. 26

Page 28: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

19

Pada intinya agama mengajarkan kepada manusia untuk segera menikah

apabila telah sanggup melaksanakannya. Untuk masyarakat perkotaan, batasan

menikah jadi lebih ketat karena harus didukung oleh beberapa faktor kesiapan

mental dan material. Akan tetapi tidak berarti menutup kemungkinan bagi yang

telah membutuhkan pernikahan, maka tidak dilarang untuk melangsungkan

pernikahan tersebut walaupun kesiapannya belum memadai. Masyarakat pedesaan

misalnya, langsung segera menikahkan putra-putrinya bila anak-anak mereka

telah baligh atau dewasa sec.ara lahiriyah. Dapat pula dimaklumi bahwa anak­

anak muda cenderung emosional karena secara psikologis, mental spritualnya

belum stabil dan banyak mengalami perselisihan dalarn rumah tangga hanya

1'arena ha! "sepele".

Perkawinan usia muda yang terjadi di desa-desa yang hampir rata-rata

penduduknya berpendidikan rendah, umumnya dilatar belakangi oleh

ketidakmauan si gadis disebut sebagai perawan tua di desanya, keinginan dari

orang tua si gadis supaya terlepas dari tanggung jawabnya j!ka anala1ya sudah

menikah, adanya prinsip tabu yaitu apabila menentang kehendak orang tua maka

ia disebut sebagai anak durhaka, kemudian perkawinan usia rr.uda bisa terjadi

karena tidak adanya wewenang bagi anak laki-laki maupun anak perempuan

unrnk menentukan pilihannya daJarn mencari jodoh, karena jodoh ditentukan oleh

orang tua.

Page 29: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

20

Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa manusia diciptakan berpasang-

pasangan. Hal yang menjad.i pennasalahan adalah pada usia berapa dan

bagaimana seseorang dipandang layak untuk menikah.

Dewasa ini perkawinan muda masih banyak terjadi. Malahan yang lebih

tragis banyak terjadi pemalsuan umur, yaitu anak gadis yang barn bernsia 14

(empat belas) atau 15 (lima belas) tahun diakui sudah berumur 16 (enam belas)

tahun, atau anak laki-laki yang berusia l7 (tujuh belas) atau 18 (delapan belas)

tahun diakui sudah 19 (sembilan belas) tahun, ha! ini d.ilakukan supaya lolos

sensor untuk kawin. 8

Perkawinan usia muda tidak hanya terjadi di desa-desa tetapi juga di kola-

kota dengan sebab yang sama. Terlebih lagi di kota-kota besar dewasa ini sering

terjadi perkawinan di bawah umur karena sebab kecelakaan atau si gad is dilarikan

pacamya I sudah hamil. Jadi perkawinan hanya sebagai usaha untuk menutup rasa

malu. Kehidupan di kota-kota yang penuh oleh tantangan dan aneka macam

kemesuman karena ekses-ekses pergaulan.9 Menurut Ma'sum Jauhari bahwa jika

seseorang belum mencapai minimal untuk menikah, sebaiknya pernikahan itu

ditunda terlebih dahulu sampai unmr itu mencapai batas miaimal. 10

~ Aisyah Dahlan, /)ersiGj}(JJJ Jfe111~j11 Perkau'illGJI Jang IA!Slari, (Jakarta: PT. Pustaka r\n- tara, 1996). Cet.ke-4. h. 42

';J /hid.

10 Ma'sun1 Jauhari, .. Bunhingan J>erkau·inan d<1n I<1unah J'angga ", (Jakarta. VC. Aji Saktl_ 1993). Cetke-4. h. 9

Page 30: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

21

Akan tetapi jika seandainya tidak dapat ditunda sampai mencapai wnur,

maka melalui orang tua memohon dispensasi ke Pengadilan A1,>ama/Negeri l

daerah di mana pemikahan itu dilaksanakan.

Tujuan mendirikan rumah tangga yang kekal dan harmonis yang diikat

oleh tali pemikahan merupakan hal yang suci. Namun demikian, tidak jarang

terjadi bahwa tujuan yang mulia tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Apabila suami isteri atau salah seorang dari mereka belum memiliki kedewasaa~

baik fisik maupun rohani, maka pembinaan rumah tangga itu akan menjadi sulit.

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, orang muda yang akan menempuh kehidupan

rumah tangga hanya dapat mengartikan cinta sebagai suatu keindahan dan

romantisme belaka. Mereka barn memilild cinta emosi, karena belum diikat oleh

. b JJ rasa tanggung Jawa yang sempuma.

Menurut agama Islam, suatu tindakan dan perilaku harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada AJlah dan masyarakat, termasuk dalam

pembinaan kehidupan rumah tangga. Perilaku yang bertanggung jawab

merupakan salah satu indikasi kedewasaatL Dimana orang yang sudah dewasa,

fisik dan mental, belum tentu bisa membina dan mendirikan rumah tangga secara

sempurna, apalagi orang muda yang belwn dewasa. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa masalah kedewasaan merupakan persoalan penting yang mempunyru

pengaruh tidak kecii terhadap keberhasilan rumah tangga. 12

11 Helmi Karinl. "Kedeli·osa£1n lh1111k A.fenikah", Probien1atika Hukun1 lslan1 Kontemporer, (Jakar<q: Pustaka Firdaus). Cetlce-l. h. 60

12 lbia'.

Page 31: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

22

Di samping itu sahnya perkawinan adalah harus memenuhi ketentuan-

ketentuan agama dan para pihak yang akan me.langsungkan perkawinan itu harus

memenuhi syarat-syarat yang disebutkan dalam Undang-undang Perkawinan

b . I 13 eserta peilJe asannya. ·

Selanjutnya tiap-tiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Pencatatan ini merupakan suatu keharusan

dan diperlukan untuk mendapatkan kepastian hukum. Artinya pencatatan itu

merupakan bukti tertulis bahwa pasangan itu tel ah menikah dengan sah.

Adapun syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan di usia muda

adalah sama dengan perkawinan orang yang telah mencapai umur dewasa. Akan

tetapi dalam hal ini ada penambahan berupa penetapan dispensasi kaw:i;i dari

pengadilan.

Apabila dibandingkan dengan perkawinan-perkawinan di negara-negara

lain, maka di Indonesia secara mnum dapat dikatakan rnempunyai pola

perkawinan muda. Di mana umur perkawinan lebih muda banyak terdapat di

daerah pedesaan dibandingkan dengan daerah perkotaan. 14

Di mana gadis-gadis desa yang sederhana banyak yang kawin dalam usia

muda, dan kadang-kadang bagi mereka kawin cerai berkali-kali tidak menjadi

soal ;,ingga dalaT1J usia 25 tahun banyak diantara mereka yang sudah dua atau tiga

kali menikah.

13 Bakti A. Rahn1at1 dan Alunad Sukarja, Hukunt }'erkaH·'iJKn1 .A4enurut Huk1an .lskuu. (!ndang­u11Jang }'erkmvinan dc111 Huk11111 J>ercla/a (Bff'j, (Jakarta: PT. HJdya Karya Agung., 198 I), h. 31

' ( l\ani Stnvondo, Hukurn }Jerkml'inan clan Ker>e11d11d11kcrn di Jnclonesia, (Bandung: PT Bina Cipta, 1989), Cctke-1. h.1 OS

Page 32: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

23

Kenyataan dewasa ini menunjukkan begitu banyak pasangan usia muda

yang menjalani pernikahan, tidak terkecuali pada penduduk kota apalagi

masyarakat pedesaan. Pemikahan yang berlangsung pada usia muda banyak

membawa dampak positifmaupun negatif.

Sebab-sebab terjadinya perkawinan usia muda itu antara lain masih

kuatnya adat istiadat kawin muda, pendapat orang tua yang ingin anak

perempuannya cepat kawin supaya terlepas dari tanggungannya. 15

Dalam kenyataa;mya mengenai adat kebiasaan kawin muda ini, menurut

Sulasikin Murpratomo bahwa adanya kebiasaan kawin muda tersebut disebabkan

karena sistem nilai dan adat yang masih dipegang penduduk daerah itu. Orang tua

merasa malujika anak perempuannya menjadi "perawan tua".

Di samping itu perkawinan usia muda banyak dilakukan karena.

kekhawatiran orang tua akan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti

kehamilan di luar nikah. 16

Masyarakat yang menganut adat perkawinan usia _muda, mempunya1

prinsip lebih baik kawin hari ini walau hari esok cerai ketimbang disebut sebagai

per::wan tua. Adat dan kebiasaan seperti ini masih dapat dijumpai di daerah

pedesaan yang tingkat pendidikannya rendah. Dalam masyarakat ini biasanya

keberadaan anak didikte oleh orang tuanya dalam memilih suami atau isterinya,

"Ibid

11) Sulasikjn .~lurpraro1110, -sebab-sebab Perkav,,inan Lfsia ~1uda", 1\'1i111har l.rlc11na X\1

, 156. (Januari. I 991). h 8

Page 33: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

24

terutama anak perempuan. Hal ini didorong pula oleh kondisi masyarakat yang

memegang prinsip tabu menentang kehendak orang tua, atau kerabat yang lebih

tua adalah durhaka, dan sebagainya. 17

Dalam hal pendidikan, bagi masyarakat pedesaan ha! itu sangatlah sulit

dijangkau. Kesulitan ini bisa terjadi karena alasan biaya, informasi dan

transportasi yang sangat terbatas, atau karena memang fasilitas umum seperti

sekolah sangat sedikit jumlahnya dan jaraknya yang jauh. Sehingga banyak anak-

anak di pedesaan yang tidak dapat melanjutkan pendidikan atau hanya sempat

menempuh pendidikan di bangku Sekolah Dasar, yaitu rata-rata l-3 talnm. Hal ini

disebabkan karena fahor-faktor tersebut yang akhimya tidak sedikit yang putus

sekolah, bahkan tidak sama sekali. Dengan kondisi yang demikian, maka tidak

lain yang rncreka lak:Jkan kecuali menikah pada usia yang relatif rnuda, karena

antara anak-anak perempuan maupun laki-laki tidak memiliki ketrampilan untuk

melakukan sesuatu.

Selain karena faktor adat kebiasaan dan pendidika!1, perkawinan usia

muda juga disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga dan juga masih terbatasnya

pengetahuan masyarakat pedesaan rnengenai rnakna dan isi Undang-undang No. l

Tahun 1974 tentang Perkawinan. Di rnana arti dari sebuah perkawinan adalah

ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suarni isteri untuk

17 J-Iihnan J-fadikusun1a, Huk11111 f\?rk(n1·ina11 Indonesia A1enurul }Jerundang-11ncianga11. Hukutn _A,fat, f)a11 Huku111 Agcnna, (Bandung· J\fandar Jvfaju, 1990), h 53

Page 34: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

25

membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa. 18

Perkawinan usrn muda yang terjadi karena fal"1or ekonomi, lebih

disebabkan karena ada sebagian orang tua yang lebih mengutamakan kepentingan

sendiri ketimbang kesejahteraan anak-anaknya. Terkadang mereka merasa bahwa

kekayaan danjabatan itulahjembatan untuk memperoleh kebahagiaan dan bukan

karena faktor usia dan potensi yang dimilib seseorang. Selain it11 terkadang ada

orang yang mengatakan, bahwa beberapa orang diantara para ayah biasanya

memaksakan anak-anak gadisnya menikah pada usia yang masih muda karena

mengharapkan kemanfaatan materi yang mereka senangi.

Kemudian disebabkan pula karena kurang adanya pengertian tentang

ajaran-ajaran agama Islam yanf! menekankan bahwa perkawinan adalah sesuatu

yang tinggi dan mulia, dan adanya anggapan bahwa perceraian bukan merupal<!n

hal yang tercela, serta karena banyak orang tua tidak menyadari dampak negatif

dari perkawinan usia muda terhadap kesehatall ibu dan a_nak, kesejal;teraa.11

keluarga dan sebagainya. 19

Faktor lainnya yang menyebabkan terjadinya perkawinan usrn muda

adalah faktor mudahnya mendapatkan dispensasi. Dalam sebuah penelitian

mengenai hokum keluarga dan fertilitas yang dilakukan oleh PKBI dan

18 SuJasikin }v1urpratorno. ··Sebab-sebab Perkavvinan Usia ~fuda"', Loe.Cit

19 Memet Tanumidjaja, '"Dampak Perkawman Usia Muda Dalam Kehictupan Rrnnah Tangga Dan Kesejahteraan Sosial", },,f;111har lfh111u1 XV, 156, (Januari. 1991 ), h, 24

Page 35: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

26

bekerjasama dengan fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Universitas

Brawijaya di Malang tahun 1976, temyata dari beberapa kasus kawin muda yang

diajukan kepada Pengadilan Agama dalam bnlan Mei 1976 tidak ada satu pun

yang ditolak. Dengan demildan, maka timbullah kesan bahwa dispensasi terlalu

mudah diberikart Hal ini tentunya akan mengurangi ketentuan batas umur

minimal, yang justru menurut penjelasan Undang-undang Perkawinan haruslah

seminimal mungkin diusahakan untuk dicegah.

Selain faktor-fal..'tor tersebut ada faktor pendorong kenapa orang tua

merasa terdorong untuk mengawinkan anaknya, Adapun yang meajadi

penyebabnya adalah sebagai berikut :

1. Keinginan orang tua yang ingin cepat-cepat mendapat manta

2. Karena ada larnaran dari orang yang disegani

3. Hara pan orang tua agar anaknya bahagia setelah menikah

4. Sedangkan bagi yang bersangkutan ada keinginan agar terbebas dari

tanggungan orang tua, serta ada anggapan bahwa berk_eluargu merupakan

satu kenikmatan, atau karena malu melihat teman se!Jayanya sudah

. '"'0 memkah:

. C. Dampak Dan Upaya Penanggulangan Dari Perkawinan Usia Muda

Perkawinan yang dilangsungkan pada wahu usia muda memiliki berbagai

dampak, yaitu dampak positif dan negatif.

~0 B_PA, "Nasehat Pcrka\vlnan dan Keluarga", Aicyalah B11/a11an, 139, (Desember, 1983), h_ 12

Page 36: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

27

l . Dampak positif perkawinan usia muda

Dengan melakukan perkawinan di usia muda, di mana perkawinan tersebut

dilakukan sesuai dengan ketentuan syari'at mengandung beberapa manfaat @

positifterhadap individual dan sosial, diantaranya:21

a) Pemikahan di usia muda segera dapat meqjaga diri seseorang, laki-laki

maupun wanita, menjaga kehormatan agar tidak melakukan hal-hal yang

diharamkan. Dengan perkawinan di usia nmda, akan membantu

pencegahan terhadap zina. Karena zina bisa menghancurkan keluarga,

menelantarkan anak., dapat menimbulkan penyakit., dan yang pasti akan

merendahkan martabat dan merusak nilai kemanusiaan

b) Meredam berbagai penyakit kejiwaan yang seringkali melanda para

pemuda dan pemudi yang belum menik-ah. Dengan melakukan perkawinan

yang sesuai dengan syari'at., makajiwa akan menjadi tenang

c) Perka\vinan di usia muda bisa menjauhkan diri dari berbagai tindak

kejahatan, seperti tindak kejahatan zina, rnengkonsum~i minuman keras

dan obat terlarang, mengurangi tindak pencurian dan pembunuhan

d) Melakukan perkawinan di usia muda merupakan salah satu sebab untuk

memperbanyak keturunan

e) Dengan kawin di usia muda, lebih mempercepat pembiasaan individu

untuk memikul tanggungjawab dan memikul beban

21 Butsainah As-Sayyid AJ-Iraqy, (Kathur Suhardi; _terj.), I<.ahasia J>ernikrhan Ya1~g !Jahagia, (Jakana: Pustaka Azzam, 1997). C'ecke-1, h. 91-93

Page 37: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

28

t) Dengan pemikahan usia muda, laki-laki dan \vanita bisa mewujudkan

kebahagiaan yang hakili dalam kehidupan mereka, karena mereh'1l bisa

menikmati indahnya pemikahan

2. Dampak negatif

Tidak dapat diabaikan pula bahwa dengan melakukan perkawinan di us1a

muda memiliki dampak-dampak negatif terhadap ibu dan anak khususnya,

dan tidak menutup kemungkinan akan dapat mengarah kepada perceraian.

Dan diantara dampak-dampak negatif dari perkawinan usia muda adalah

sebagai berikut :

a. Dampak perkawinan usia muda bagi kesehatan ibu dan anak

Menikah pada usia muda kurang baik bagi wanita, karena secara mental

dan intelektual belum siap, sehingga akan mempengaruhi kualitas

keturunannya. Selain itu, wanita yang menikah terlalu muda akan

menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan sewaktn melahirkan.

Perkawinan yang dilangsungk<Ll pada wak'tu wanita rr,iasih sangat muda

membawa berbagai akibat dari segi kesehatan dan pendidikanny:i serta

kernampuannya untuk memelihara dan mendidik anak-anaknya.

Kehamilan yang terjadi pada wanita yang masih muda dapat

menyebabkan rendahnya derajat kesehatan ibu dan anak, serta resiko

kematian yang tinggin Oleh karena itu, masalah kondisi k<:sehatan fisik

wanita yang kawin pada usia muda sangat perlu diperhatikan. Karena

22 Su!asikin iv1urpraton10, "Sebab-sebab Perkawlnan lJsia !\1uda". (Jp.('it, h_ 9

Page 38: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

29

wanita yang berumur di bawah 17-18 tah1m belwn mencapa.1

perkembangan fisik yang mantap. Bila pada wnur 17-18 tahun atau lebih

muda seorang wanita menikah dan menjadi hamil, maka pengaruh kurang

mantapnya kondisi fisik ibu, mau tidak mau, berpengarub kurang baik

terhadap perkembangan janin dalam rahim. Dan akibat-akibatnya di

kemudian hari adalah kelahiran prematur, retardasi mental, dan nasib bayi

yang lahir dari ibu yang masih muda mengalami berat badan yang kurang,

dan angka kematian yang tinggi daripada bayi yang dilahirkan dari ibu

yang lebih tua. Oleh karena itu, usia terbaik untuk hamil antara 20-30

tahun, sementara jarak kehamilan yang baik adalah 3 tahun, karena

dengan jarak kehamilan 3 tahun akau memberi kesempatan bagi organ­

organ reproduksi si ibu untuk mengembalikan fungsinya dengan baik dan

memberi kesempatan bagi si anak yang lahir untuk tumbuh dan

berkembang dengan perhatian yang penuh kasih sayang.

Def.nisi dari kesehatan reproduksi adalah keadaan k~sejahteraan fisik,

m.;ntal dan sosial yang utuh dalam segal'I hal yang berhubungan dengan

sistem reproduksi, fungsi-fungsi dan prosesnya. Oleh karena itu mermrut

Diyah Wara Restiyati bahwa ada hak-hak reproduksi perempuan

berdasarkan basil kesimpulan Konferensi lntenasional tentang Populasi

dan Pembangunan (ICPD) PBB di Kairo tahun 1994 dan Koferensi ke-4

Page 39: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

30

tentang Pennpuan (FWCW) <li Beijing tahun l 995, terdapat beberapa

penjelasan mengenai hak reproduksi:

a) Hak untuk hidup, bebas dari rasa aman

b) Hak untuk bebas dari <liskriminasi berdasarkan gender (pembedaan

peran dan posisi perempuan berdasarkan rekonstrnksi sosial)

c) Hak atas kesehatan, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana

d) Hak untuk mengubah adat kebiasaan diskriminatif terhadap

perempuan

e) Hak untuk menikah dan memulai kehidupan berkeluarga

f) Hak untuk rnemutuskan jurnlah anak dan rentang waktu antar

kelahiran

g) Hak untuk tidak menjadi korban penyiksaan atau perlakuan lainnya

yang kejam, tidak rnanusiawi dan rnerendahkan

h) Hak untuk bebas dari kekerasan dan eksploitasi seksual

i) Hak untuk menikrnati perkembangan sams dan rnelakukan

eksperirnantasi (Vicki J Semler, Hak-hak Asasi Permpuan: Sebuah

Panduan Konvensi-konvensi Utama PBB Tentang Hak Asasi

,, Perempuan_ Y ayasan Jumal Perempuan, 200 l ). ·-

b. Dampak perkawinan usia mucia dalam kehidupan rumah tangga dan

kesejahteraan sosial

23 Diyah Wara Restiyati, "'}'endidikan Seks Sehagai Hak f(eproduksi ", Ka1yanan1edia No.3. ( Oktober. 2004 ), Edisi I, h 21

Page 40: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

31

Dilihat dari segi peran ibu di dalam keluarga dan rumah tangga, maka

seringkali ibu yang masih sangat muda belum mempunyai persiapan yang

cukup untuk melaksanakan perannya sebagai seorang ibu. Kurang adanya

persiapan mental sering mengaJ...'ibatkan perceraian.24 Dan aJ...'ibat dari

perceraian itu adalah berdampak pada anak-anaknya. Akibat-akibat

negatif dari perkawinan usia muda terhadap kesehatan ibu dan anaknya

cukup serius yang dapat mengganggu terbinanya kehidupan rumah tangga

yang sejahtera lahir dan batin. Untuk mencapai kehidupan rumah tangga

yang demikian itu, harus berpangkal pada orang tua, terutama ibu yang

sehat yang siap menjalankan peranannya sebagai seorang ibu yang dan

anak-anaknya yang sehat pula.

c. Dampak perkawinan usia muda pada ekonomi rumah tangga

Di samping secara psikologis, perkawinan pasangan usia rnuda belurn

matang untuk mengemudikan rumah tangga. Sering pula perkawinan itu

menambah beban orang tua atau anggota kduarga yang lain. Karena tidak . .

mudah b11gi seorang ibu yang rnasih rnuda umurnya dan berpenghasilan

rendah untuk mengurus dan mendidik anaknya dengan baik dan memvina

keluarganya. Selain itu karena perkawinan di usia muda pada umurnnya

belum mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup, sehingga

tidak mendapatkan panghasilan yang dapat memenul1i kebutuhan karena

24 !vtemet Tanumidjaja, "Dan1pak Perkawinan Usia Muda Dalan1 Kehidupan Rwnah Tangga Dan Kesejahteraan Sosial ... Op.(11, h. 24

Page 41: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

32

penghasilannya rendah, maka menyebabkan kw-angnya fasilitas kebutuhan

keluarga berupa sandang, pangan dan papan atau perumahan. Dan tidak

jarang terjadi perceraian pada usia muda, dengan akibat bahwa para ibu

muda hams bertanggungjawab atas anak-anaknya.

Dari penjelasan tentang dampak-dampak perkawinan di usia muda, baik

itu yang berdampak positif maupun negatif, maka dapat disimpulkan bahwa

melakukan perkawinan di usia muda lebih banyak dampak negatifnya bila

dibandingkan dampak positifuya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa

dampak negatif dari perkawinan usia muda bukan hanya berdampak dari segi

kesehatan saja akan tetapi lebih dari itu, yaitu dapat mengakibatkan perceraian

karena belmn siapnya ;alah satu pihak yakni isteri atau suami, dalam menjalankan

kehidupan rumah tangga, baik dari segi fisik maupun dari segi kematangan

mental.

Upaya Penanggulangan Perkawinan Usia Muda

Secara wnum baik itu dalam huJ.aun Islam rnaupun Ki.tab Undang-undang

Hukurn Perdata (BW), ke~iapan calon untuk melangsungkan perkawinan sangat

dianjurkan karena bagaimanapun perkawinan yang di]akukan tanpa kematangan

fisik maupun psikis dikhawatirkan akan menemui kegagalan dan kehancuran.

Kematangan fisik maupun psikis itu dapat dicapai dengan umur yang mencukupi

dan memenuhi kriteria-kriteria, sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang

Perkawinan No. l Tahun 1974. Oleh karena itu, perkawinan di usia muda sedjni

Page 42: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

33

mungkin harus diantisipasi. Beberapa cara mengantisipasi terjadinya perkav.1nan

usia muda tersebut antara lain : Pertama, menumbuh kembangkan akan

pentingnya pendidikalL Dengan menempuh pendidikan, setidaknya mnur untuk

melangsungkan perkav.1nan akan tertunda di masa pendidikan tersebut. Kedua.

Mengefektifkan peranan perangkat hukum., seperti pengawasan yang dilakukan

oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN), serta peranan pengadilan atau pejabat selaku

pemberi dispensasi. Ketiga, memberikan penyuluhan-penynluhan mengenai umur

ideal perkawinan serta penjelasan-penjelasan mengenai aspek positif dan

negatifoya perkawinan di usia muda.. Keempat, meningkatkan frekuensi

penasehatan (BP.4) kepada calon mempelai yang kelak nanti akan mempunyai

anak dan berumah tangi,>a.

Dalam ha! mencegah terjadinya perkawinan usia muda, Undang-undang

Perkav.1nan No.I Tahun 1974 telah menentukan pembatasan usia menikah.

Dalam pasal 7 ayat( 1) Undang-undang Perkawinan menetapkan usia nikah yaitu

bagi calon mempelai pria harus telah mencapai umur 19 tahun dan calon

mP.mpelai \vanita harus telah mencapai umur 16 tahun. Jika ada yang ingin

menikal1 di luar batasan usia yang telah ditentukan, maka orang tua yang

bersangkutan harus meminta dispensasi ke Pengadilan Agama sebagaimana telah

tercantum di dalam pasal 7 ayat (2). Dan jika kedua calon mempelai belum

mencapai umur 21 tahun maka yang bersangkutan harus meminta izin ke

Pengadilan Agarna. Adapun earn mengajukan pem10honan dispensasi atau izin

Page 43: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

34

kawin ke Pengadilan ini pun tidak mudah yaitu harus membuat surat pennohonan

tertulis yang berisi identitas para pihak, posita yaitu penjelasan tentang keadaan

atau peristiwa dan penjelasan yang berhubungan dengan lmkum yang dijadikan

dasar atau alasan pennohonan, dan juga di dalam surat permohonan itu harus

memuat petitum yaitu tuntutan yang diminta oleh pemohon agar dikabulkan oleh

hakim. Setelah itu surat permohonan tersehut diaj ukan ke kepaniteraan

Pengadilan Agama yaitu pada Sub Kepaniteraan Pennohonan25. Dan dalam

jangka waJ..."tu tertentu pengadilan akan mernanggil pihak yang mengajukan

pennohonan dispensasi tersebut untuk datang ke pengadilan, jika pennohonan

tersebut dikabulkan oleh pengadilan maka yang bersangkutan ( caion suami isteri)

bisa melangsungkan perkawinannrn dan terdaftar di KUA, akan tetapi jib

pengadilan menolak pennoho1un .lispensasi tersebut maka mereka tidak bis:1

mendaftarkan perkawinannya di KUA.

Selain penentuan batasan umur bagi yang menikah dan berbagai prosedur

yang harus dilewati sebagaimana yang tercantum dalai_n Undang-undang

Perkawinan dengan maksud pencegahan terhadap terjadinya perkawinan usia

muda, maka di dalam Peratciran Pemerintah Republik Indonesia No.9 Tahun 1975

Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. l Tahun Tentang Perkm\inan terutama

pasal 6 ayat (1) menyatakan: "Pegawai pencatat yang menerima pemberitahuan

kehendak melangsungkan perka\\·inan, meneliti apakah syarat-syarat perka\\inan

~s .r\ Mukti Arto. fJcrkara JJerciata f 1alla !1engadila11 AgaJJJt1. ( Yogyakana Pustaka Pela jar. 1996). Cetke-1. h 59

Page 44: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

35

telah dipenuhi dan apakah tidak terdapat halangan perkawinan menurut Undang­

undang Perkawinan". Dengan adanya pemberian mutlak pada Pengadilan I

Pejabat untuk mengeluarkan dispensasi nikah, rnaka seyogyanya pengadilan

rnempertimbangkan secara matang alasan-alasan perrnohonan dispensasi tersebut.

Selain itu, Kantor Umsan Agarna (KUA) juga mernberikan beberapa

persyaratan-persyaratan dalam rnelangsungkan perkawinan hal ini tidak jauh

berbeda dengan Peraturaa Pernerintah tersebut di atas yang bertnjuan agar

pelaksanaan perkawinan sesuai dengan prosedur yang telah tercantum dalarn

Undang-undang Perkawinan. Yaitu bagi yang hendak rnenikah harus sudah

rnencapai urnur 19 tahun bagi calon mempelai pria dan bagi calon mernpelai

wanita sudah rnencapai urnur 16 tahun, dan kedua ca Ion rnernpelai tersebut juga

harus rnembawa beberapa persyaratan-persyaratan diantaranya:

I. Kutipan akte kelahiran

2. Surat keterangan tentang orang tua

3. Surat izin dari Pengadilan Agama basi ca:on wempelai yai;ig belum mencapai

umur 2 l tahun

4. Surat dispensasi dari Pengadilan Agama bagi calon suami yang belum

mencapai umur 19 tahun dan bagi calon isteri yang belum mencapai urnur 16

tahun

5. Surat izin dari pejabat yang berwenang, jika salah seorang calon mempelai

atau keduanva anggota angkatan bersenjata

Page 45: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

36

D. Pandangan Hukum Islam Tentang Perkawinan Usia Muda

Perkawinan disyari 'atkan oleh agama Islam, sebagai ibadah mengikuti

Sunnah Rasul yang bertujuan membangun keluarga sakinah, yaitu keluarga

bahagia dan sejahtera dijalin dengan mawaddah dan rahmah.

Islam membuka pintu pemikahan seluas-luasnya dan menutup pintu

perzinahan serapat-rapatnya. Agar seseorang tidak mudah jatuh ke perzinahan,

maka pemikahan dalam Islam dipermudah. Karena ha! tersebut sesuai dengan

hikmat Ilayat untuk menunjang kelestarian perkembangbiakan manusia secara

wajar dan terhormat.

Lebih dari itu, bahwa pernikahan di dalam Islam mempunyai tujuan yang

sangat agung, tinggi dan mulia. Yaitu selain sebagai ibadah untuk mengikuti

Sunnah Rasul dan membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah,

tetapi juga melahirkan generasi manusia yang baik dan berkualitas agar mampu

memakmurkan kehidupan di dunia ini dengan berlandaskan pada tata aturan dan

nilai-nilai yang diridhoi oleh Allah SWT.

Dcngan melihat tujuan-tujuan daripada perkawinan tersebut, oleh

karenanya maka perkawinan semestinya hams dipersiapkan sedemikian rupa oleh

calon pasangan suami isteri terutama dari segi usia dari kedua pasangan tersebut.

Di mana dalam agama Islam memang tidak ada pembatasan usia untuk menikah.

Hal ini dimaksudkan untuk menekan rasio nafsu syahwat. Dengan demikian

perkawinan yang sebenamya haruslah ditunda sampai kedua belah pihak (calon

suami isteri) betuJ-betuJ memasuki usia siap untuk menikal1.

Page 46: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

37

Dalam soal usia nikah, Islam memberi ancar-ancar dengan kemampuan

(istatho 'ah), yakni kemampuan dalam segala ha!, baik kemampuan memberi

nafkah lahir batin kepada isteri dan anak-anaknya maupun kemampuan dalam

mengendalikan gejolak emosi yang menguasai dirinya. Jika kemampuan telah

ada, ajaran agama mempersilahkan seseorang untuk menikah, namun jika belum

mampu dianjurkan untuk berpuasa terlebih dahultt

Syari'at Islam mengajarkan bahwa salah satu syarat utama keabsahan

suatu perkawinan adalah apabila yang bersangkutan ( calon suami isteri) telah akil

baliqh. Pada laki-laki, baliqh ditandai dengan keluamya sperma (air mani) baik

dalam mimpi maupun dalam keadaan sadar. Sedangkan pada perempuan

ketentuan baliqh ditandai dengan menstru~si atau haidh yang dalam fiqih Syafi'i

minimal dapat terjadi pada usia 9 (sembilan tahun). Baliqh pada perempuan juga

dikenakan karena sudah pemah mengandung (hamil).

Tidak adanya ketentuan agama tentang batas usia minimal dan maksimal

untuk menikah dianggap dapat dianggap sebagai suatu rahmat. Maka kedewasaan

untuk menikah tennasu!~ masalah ijtihadiah, dalam arti kata diberi kesempatan

untuk berijtihad pada usia berapa seseorang dianggap pantas untuk menikah.

Menurut Abu Hanifah bahvm usia baliqh bagi laki-laki adalah J 8 ( delapan belas)

tahun dan untuk perempuan adalah I 7 (tujuh belas) tahun. Sementara Abu Yusuf,

Muhammad bin Hasan, dan al-Syaffi, menyebut 15 (lima belas) tahun baik untuk

laki-laki maupun perempuan. '"

26Husein r..1uha1n1nad, flqh JJere1111111all: l?ejleksi Kia1 {lfas H'acana Aga111a ,fan (]ender, (Yogyakarra, LKiS, 2001), Cet.Ke-1. h.68

Page 47: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

38

Selain umur yang telah dewasa yang harus ada pada pasangan cal on suami

maupun isteri untuk menikah, maka menurut para ulama bahwa calon pasangan

suami isteri itu harus pula cakap bertindak karena perkawinan merupakan

perbuatan hukum yang meminta tanggung jawab dan dibebani kewajiban­

kewajiban tertentu. Maka setiap orang yang akan berumah tangga diminta

kemampuannya secara utuh. Para ulama mendefinisikan kemampuan itu dengan

kepantasan seseorang untuk menerima hak-hak dan memenuhi kewajiban­

kewajiban yang diberikan syari'at (sha/lahiyya tuhu liwujub al-huquq al­

masyru 'ah lahu wa 'alaih ).

Menurut kesepakatan para ulama, yang menjadi dasar kecakapan

bertindak adalah akal. Apabila aka! seeorang masih l-arrang, maka ia belwn

dibebani kewajiban. Sebaliknya, jika akalnya telah sempuma, ta wajib

menunaikan beban tugas yang dipikulkan kepadanya. Kalau hal itu dihubungkan

dengan perkawinan, maka akan ada suatu pertanyaan yaitu: Pada usia berapakah

seseorang dipandang cakap untuk membangun rumah tangga ?_

Dan tefdapat perbedaan pcndapat di antara para ahli, yaitu sebagai berikut:

I. Ulama Syafi' i dan Hanabilah menentukan bahwa batas dewasa itu mulai umur

15 (lima belas) tahun. Dengan alasan bahwa tanda-tanda kedewasaan itu

datangnya tidak sama untuk setiap orang, maka kedewasaan diter:tukan oleh

umur. Disamakannya masa kedewasaan untuk pria dan wanita adalah karena

kedewasaan itu ditentukan oleh aka!. Dengan akallah terjadinya raklif; dan

karena akal pulalah adanya hukum.

Page 48: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

39

2. Abu Hanifah berpendapat bahwa kedewasaan itu datangnya mulai usia 19

(sembilan belas) tahun bagi laki-laki dan 17 (tujuh belas) tahun untuk

perempuan. Sedang Imam Malik menetapkan 18 (delapan belas) tahun, baik

bagi laki-laki maupun perempuan. Mereka beralasan dengan "kctentuan

dewasa menurut syara' adalah mimpi", karenanya mereka menclasarkan

hukum kepacla mimpi itu saja.

3. Yusuf Musa menyatakan bahwa usia clewasa itu setelah seseorang bcrumur 20

(dua puluh) tahun. Hal ini dikarenakan pada zaman modern orang

memerlukan persiapan yang matang.

Kemudian di dalam bukunya Husein Muhammad yang berjuclul "Fiqih

Perempuan: Rejleksi Kiai at as Wacana Agama dan Gender", bahwa mayoritas

ulama fiqih mengesahkan perkawinan di usia muda. Menurut mercka untuk

masalah perkawinan, kriteria baliqh dan berakal bukan merupakan pcrsyaratan

bagi keabsahannya. Beberapa argumen yang dikemukakan antara lain sebagai

berikut:

I. Al-Qur'an st:rat ath-Thalaq ayat 4: I

j ~\ 8f ~.ii Ll r ::;~1 0! ~L ~ ~I ::r ~ j1j <· ~ // ,, / // / / / "f

c£ :0)1w1> ·~ ~ j1 , ,

Artinya:

"Dan mereka yang p11111s haidnya dari isleri-isterimu ka/1111 kamu rngu, 111alw iddah 111ereka iru wla/ah liga bu/an, demikian juga mereka yang tidak berhaidh ". (QS. Ath-Thalaq: 4)

Page 49: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

40

Ayat ini berbicara mengenai masa iddah (masa menunggu) bagi perempuan-

perempuan yang sudah monopouse dan bagi perempuan-perempuan yang

belum haidh. Masa iddah bagi kedua kelompok perempuan ini adalah tiga

bulan. Secara tidak langsung ayat ini juga mengandung pengertian bahwa

perkawinan bisa dilaksanakan pada perempuan belia (usia muda), karena

iddah hanya bisa dikenakan kepada orang-orang yang sudah kawin dan

bercerai.

2. Al-Qur'an surat an-Nur ayat 32:

·~ Artinya:

"Dan nikahkan/ah mereka yang be/um bersuami"

Kata a/-ayama dalam ayat ini meliputi perempuan dewasa dan perempuan

belia atau usia muda. Ayat ini secara eksplisit memperkenankan kepada wali

untuk mengawinkan mereka.

3. Hadits Aisyah r.a. yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim:.

27 l'vtuhan1n1ad 1\ashiruddin Al Abani, (fn1ron Rosadi; teij.), 1\Iukhtashar Shahih A/us/in1, (Jnkarta, Pustaka .-\zzarn. 1003). Cet.ke-1, IL563

Page 50: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

41

A11inya:

"Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW menikahkannya sedang ia masih berumur enam tahun, ia diserahkan kepada Rasul ketika berumur sembilan tahun dan tinggal besama Rasul selama sembilan tahun ".

Hadits ini menunjukkan sahnya perkawinan usia muda. Umur 6 ( enam) tahun

sebagaimana ditunjukkan hadits itu jelas mengutarakan terjadinya perkawinan

usia muda (belum dewasa) yang dilakukan Rasulullah.

4. Di antara para sahabat Nabi Muhammad SAW, ada yang mengawinkan

puteri-puterinya atau keponakarmya. Ali bin Abi Thalib mengawinkan anak

perempuannya yang bernama Ummi Kultsum dengan Umar bin Khaththab.

Ummi Kultsum ketika itu juga masih muda.

Selain dari mayoritas ulama fiqih yang membolehkan perkawinan usia

muda, ada juga yang mengatakan bahwa perkawinan gad is di usia mucla itu tidak

sah. Seperti Ibnu Syubrumah, beliau menyatakan beberapa alasannya, di

antaranya sebagai berikut:

I. Hadits Ab Li Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan l\:fuslim:

.Ji1 J:;.~t; ;\~ .0~k ; J;- ~qi ~J ;l~: .. f J;- ~~\ ~(j ~ , ,

} Q Q ,,

r\~ 3 <.>_;b:01 olJ_;).> Go~~.)~ ~j Artinya:

"Tidak sah dinikahkanjanda sehingga diminla perintahnya dan tidak sah dinikahkan gadis sehingga diminta izinnya. Para sahabat bertanya: "Bagaimana izinnya wahai Rasulu!lah ~" beliau menjawab: "Izinnya adalah dia11111ya ".

'8 -· Ibid.,

Page 51: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

42

Hadits ini mewajibkan wali tennasuk bapak tmtuk meminta izin dari anak

gadisnya sebelum berlangsung akad nikahnya. Oleh karena sahnya akad nikah

tergantung kepada izin sedangkan izin dari orang tua atau gadis yang belum

dewasa tidak dianggap, maka wajiblah atas wali menunggu sampai anak

gadisnya dewasa untuk mendapatkan izinnya.

2. Perkawinan Rasulullah dengan Siti Aisyah yang belum dewasa

kekhususannya bagi Rasulullah. Adapun perkawinan gadis yang belum

dewasa yang dilakukan oleh Qudamah bin Madh'un dengan puteri Zubair

yang barn lahir dan pernikahan yang dilakukan oleh Umar bin Khaththab

dengan puteri Ali bin Abi Thalib tidak dapat dijadikan dasar huktmi.29

Selain daripada pendapat ulama di atas yang tidak memperkenankan

perkawinan usia muda, ada juga dalil-dalil syar'I lainnya yang danat

menunjukkan diperbolehkaunya usaha pendewasaan usia kawin., yaitu sebagai

berikut10

L Saddu al-d:::ari 'ah, artinya menutup jalan yang bisa me~bawa malapetaka.

Karena kawin usia muda bisa membawa malapetaka bagi kel uarga dan akibat-

akibat lain yang negatif, maka wajib menghindari dengan jalan menunda

perkmvinannya.

2')1brahin1 Hosen, Perkawinan lisia .N~uda Menurut Agan1a I slain, A1itnb<"ir (J/mna .,\1'~ (Januari. 1991 ), h.16

'"Masjfok Zuhdi. Swd1 Islam. (Jakaria. PT RajaGrafindo Persada. 1993). Cet.ke-2. h34-36

Page 52: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

43

2. Kaidah-kaidah fiqhiyyah antara lain:

a.

Artinya:

"Mudarat at au malapetaka itu harus dihilangkan ''.

Karena kawin usia muda itu banyak membawa mudarat baik kepada dirinya,

keluarganya maupun kepada masyarakat, maka sudah seharusnya kawin usia

muda itu dihindari.

b. ··~~Wi ~ ~ (~ LWi ~~~ Artinya:

"J\1enghindari mafaadah atau kerusakan harus didahulukan daripada mencari maslahat atau kebaikan ".

Kawin usia muda mungkin ada pula manfaatnya atau mas!ahatnya, namun

mudarat atau resikonya jauh lebih besar daripada manfaat atau maslahatnya.

Oleh karena itu, suduh seharusnya kawin usia muda itu ditunda sampai orang

itu cukup dewasa dan matang fisik, psikis dan mentalnya.

c.

Artinya:

"Pada prinsipnya segala sesualu dan semua perbuatan manusia itv bolclz at au mubah, sehingga ada dalil yang memmjukkan larangannya ''.

'" Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh: Sejarah dan Kaidah-kaidah Asasi, (Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2002), Cet.ke-1, h.105

30 Ibid,

31 Ibid_,

Page 53: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

44

Di dalam Al-Qur'an dan hadits tidak ada satu pun nash (ayat atau hadits) yang

melarang ataupun memerintahkan upaya pendewasaan kawin. Oleh karena itu,

hukum asalnya adalah boleh pendewasaan usia kawin itu.

Dengan memperhatikan argumen-argumen yang telab disampaikan oleh

para ulama tersebut, baik yang memperbolehkan perkawinan seorang gadis yang

belum dewasa (usia muda) dan yang tidak memperbolehkannya, maka penulis

lebih condong kepada ulama yang tidak memperkenankan perkawinan bagi gadis

yang berusia muda dengan alasan babwa perkawinan usia muda dapat mengarah

kepada kegagalan dalam membina keluarga sejahtera. Di mana kegagalan tersebut

bertentangan dengan tuj uan untuk mencapai kemaslabatan sebagaimana yang

didambakan oleh keluarga dari kedua belah pihak (suami isteri) disebabkan

persiapan mental kedua belah pihak belum matang.

Kemudian persoalan yang paling krusial tentang kawin muda adalah

daJam pandangan para ahli fiqih, pertama adalah faktor ada tidaknya unsur

kemaslahatan atau ada tidaknya kekhawatiran terhadap kem~ngkinan terjadinya

hubungan seksual yang tidak dibenarkan oleh agama. Apa~ila perkawinan di usia

muda itu dapat menimbulkan kemudharatan, kerusakan atau keburukan., padahal

pada saat yang sama faktor-faktor kekhawatiran akan terjerumus ke dalam

pergaulan seksual yang dilarang agama tidak dapat dibuktikan, maka perkawinan

usia muda itu tidak dapat dibenarkan.

Page 54: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

45

Dengan demikian, maka perkawinan antara laki-laki dan perempuan

dimaksudkan sebagai upaya memelihara kehonnatan diri (h!fz al-'irdh) agar

mereka tidak terjerumus ke dalam perbuatan terlarang, memelihara kelangsungan

kehidupan manusia atau keturunan (hijz an-nasl) yang sehat, mendirikan

kehidupan rumah tangga yang dipenuhi kasih sayang antara suami isteri dan

saling membantu antara keduanya w1tuk kemaslahatan bersama. Oleh karena itu,

maka pengaturan keluarga (tan::him al-usrah) dan usaha-usaha menjaga kesehatan

reproduksi menjadi suatu ikhtiar yang harus mendapat perhatian yang serius dari

semua pihak., termasuk di dalamnya adalah pengaturan tentang batas us1a

perkawinan yang dapat menjamin terpenuhinya kesehatan reproduksi dan

kemaslahatan.

Page 55: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

BAB III

KONDISI OBYEKTIF

WILAYAH DESA DANGDANG KECAMATAN CISAUK

A. Kondisi Obyektif \Vilayah Kecamatan Cisauk

l. Letak Geografis

Kecamatan Cisauk secara administratif tennasuk ke dalam \~ilayah

Kabupaten Tangerang, terletak di RT 01 RW 03, JI. Raya lapan cisauk No !.

Jumlab penduduk di Kecamatan Cisauk berjumlah 90.413 jiwa dengan dibagi 12

desa dan 53 dusun, dan terdiri dari 53 Rukun Warga (RW) dan 296 Ruln:m

Tetangga (RT) 1•

Adapun Kecamatan Cisauk berbatasan dengan '.Vilayah lainnya sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kecamatan Pagedangan dan Serpong

b. Sebelab Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Kabupaten Bogor

c. Sebelah Barnt: Berbatasan dengan Kecamatan Pagedangan dan Legok

d. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Serpong dan Pamulang

2. Kondisi Demografis

Dalam pemerin'aham,_1·a Kecamatan Cisauk dipimpin oleh seorang camat

dibantu oleh beberapa stafnya dan dibantu pula oleh 53 Rukun Warga dan 269

1 Data dian1bil da1 i f.,,cq_l(>ran !Ju/anan l.l111111n Kec"1111a1a11 ('isauk IJ11k111 ./uni 2006 pada tanggal 3 l .~\gustus 2006

Page 56: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

47

Rukun Tetangga. Sistem administrasi Kecamatan Cisauk cukup baik dan teratur,

ha! ini dapat dilihat dari lengkapnya para stafKecamatan yang ada.

a. J umlah Penduduk

Menurut data statistik yang bersumber dari data Laporan Bulanan Umum

Kecamatan Cisauk Bulan Juni 2006, saat ini jumlah penduduk di Kecamatan

Cisauk sebanyak 90.413 jiwa, yang terdiri dari 44.566 jiwa laki-laki, dan

46.486 jiwa perempuan, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 19.930

jiwa. Jumlah ini merupakan jumlah akumulatif setelah adanya para pendatang

yang tinggal di Kecamatan Cisauk 2

b. Kondisi Ekonomi

Perekonomian masyarakat Kecamatan Cisauk bermacam-macam. Untuk

lebih jelasnya maka penulis akan melihat lintasan singkat dari kondisi

ekonomi masyarakat Kecamatan Cisauk.

Data ten tang jenis pekerjaan yang dimilib penduduk adalah:

l. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 4.270 orang

2. Petani sebanyak 6.920 orang

a) Petani penggarap sebanyak 3.567 orang

b) Buruh petani sebanyak 2.945 orang

3. Buruh industri sebanyak 2.459 orang

-!. Pedagang sebanyak 3.27 l orang

'/hid.

Page 57: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

48

5. Pertukangan sebanyak 2.674 orang3

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk

Kecamatan Cisauk bermata pencaharian sebagai petani.

c. Tingkat Pendidikan

Data tingkat pendidikan warga Kecamatan Cisauk adalah:

I) Taman Kanak-kanak (TK), sebanyak 1.109 orang

2) Sekolah Dasar (SD), sebanyak 10.670 orang

3) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), sebanyak 3.675 orang

4) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), sebanyak 3.903 orang

5) SI, sebanyak 765 orang

6) Sarjana Muda, sebanyak 1.406 orang

7) Buta Hum( sebanyak 4 67 orang

8) Drop Out, sebanyak 396 orang'

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk

Kecamatan Cisauk tingkat pendidikannya adaiah tamatan S_ekolah Dasar (SD).

d. Sarana Umum

Saa'. ini Kecamatan Cisauk memiliki sarana umum sebagai berikut:

I. Sarana pendidikan

) !hid.

"'f/>Jd

a) Taman Kanak-kanak (TK). sebanyak l5 buah

b) Sekolah Dasar (SD), sebanyak 29 buah

Page 58: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

c) Madrasah Ibtidaiyah (Ml), sebanyak 11 buah

d) Madrasah Tsanawiyah (MTS), sebanyak 5 buah

e) Madrasah Aliyah (MA), sebanyak l buah

t) Pondok Pesantren, sebanyak 6 buah5

2. Sarana peribadatan

a) Masjid, sebanyak 53 buah

b) Mushallah, sebanyak 122 buah

c) Vihara, sebanyak 2 buah6

49

Bangunan fisik sarana peribadatan baik masjid, mushallah maupun

pondok pesantren sudah cukup mernadai untuk menarnpung masyarakat

yang akan rnenjalankan aktiritas keagamaan sepe1ti shalat dan kegiatan

yang I ainnya.

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa pada urnurnnya rnasyarakat

Kecarnatan Cisauk tidak buta dalarn memaharni ajaran agama. Hal ini

terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan spiritual y~ng diadakan oleh

masyarakat Kecarnatan Cisauk

B. Kondisi Obyektif\Vilayah Desa Dangdang

1. Letak Geografis

Desa Dangdang secara administratif termasuk ke dalam wilayah

Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang. Desa Dangdang terdiri dari beberapa

~ I hitl

h !bill

Page 59: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

50

kampung di antaranya kampung Cilegong, kampung Dukuh, kampung Dukuh II,

kampung Malapar, kampung Setu dan kampung Kadungmangu, mempunyai

jumlah penduduk sebanyak 4.954 jiwa dengan dibagi 5 Rukun Warga (RW) dan 5

Rukun Tetangga (RT).

Adapun Desa Dangdang berbatasan dengan wilayah lainnya yaitu sebagai

berikut:

a) Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kelurahan Cisauk

b) Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kabupaten Bogor

c) Sebelah Barnt Berbatasan dengan Desa Mekar Wangi

d) Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Suradita7

2. Kondisi Demografis

Dalam pemerintahannya Desa Dangdang dipimpin oleh seorang kepala

desa dan dibantu oleh beberapa stafnya dan dibantu pula oleh 5 Rukun Warga

(RW) dan 14 Rukun Tetangga (RT).

Pemekaran yang terjadi di beberapa wilay.i.h khususnya _di Desa Dangdang

disebabkan karena luas wilayah dan pertambahan penduduk yang kian tahun

makin bertambah.8

a. Jumlah Penduduk

7 Data diambil dari Buku Alo11o~~ra:fi Desa Dangdang T ahun 1006 pada tanggal 09 Oktober 2006

:-; Edi Supena. Kaur Pen1erintahan ·oesa Dangdang., J-f'<,u'ancara F'ribaLli, Tangerang 09 Oktobcr 2006

Page 60: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

St

Memuut data statistik yang bersLUTiber dari buku Monografi Desa Dangdang,

saat ini jumlah penduduk Desa Dangdang sebanyak 4.954 jiwa, yang terdiri

dari 2.437 jiwa laki-laki, dan 2.l 57 jiwa perempuan, dengan jLUTilah kepala

keluarga sebanyak 9.44 jiwa.

b. Kondisi Ekonomi

Perekonomian masyarakat Desa Dangdang bermacam-macam. Untuk lebih

jelasnya maka penulis akan melihat lintasan singkat dari kondisi ekonomi

masyarakat Desa Dangdang.

Data tentangjenis pekerjaan yang dimiliki penduduk adalah:

I) Pegawai Negeri Sipil, sebanyak 11 orang

2) Pedagang, sebanyak 75 orang

3) Petani, sebanyak 3 70 orang

4) Buruh Industri, sebanyak 55 orang

5) Pertu1.-angan, sebanyaklOO orang

6) Pertambangan, sebanyak 150 orang

c. Tingkat Pendidikan

Data tingkat pendidikan waf!,>a Desa Dangdang adalah.:

J) Sekolah Dasar (SD), sebanyak 500 orang

2) Sekolah Lanju1an Tingkat Pertama (SLTP). sebanyak 325 orang

3) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), sebanyak 150 orang

4 J Akademi. sebanyak 8 orang

5) S 1 , sebanyak 8 orang

Page 61: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

52

6) Drop Out, sebanyak 396 orang

7) Buta Huruf, sebanyak 467 orang9

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk:

Desa Dangdang tingkat pendidikannya adalah tamatan Sekolah Dasar (SD).

Hal ini disebabkan karena jarak yang jauh antara rumah penduduk: dengan

gedung sekolah tersebut dan juga disebabkan oleh minimmya jumlah sekolah

yang ada di Desa Dangdang. JO

d. Sa~ana Umum

Saat ini Desa Dangdang memiliki sarana umum sebagai beriln1t:

I ) Sarana pendidikan

a. Sekolah Dasar (SD), seoanyak 3 buah

b. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), sebanyakJ buah

c. Madrasah lbtidaiyah (MI), sebanyak l buah

d. Pondok Pesantren, sebanyak 2 buah

2) Sarana peribadatan

a. Masj1d •. sebanyak 5 buah

b. Musholla, sebanyak I l buah

c. Majelis Ta'lim, sebanyak 5 buah

d. Cetiya, sebaayak 1 buah

9 Buku ,\ fo11uRit{fi Desa ·oangdang l'ahun 2006

lil Edi Supena, ircnra11cara 1-}rib(uli. ()f>.f..'·ir.

Page 62: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

53

Dalam melaksanakan atau merayakan peringatan hari Besar Islam,

masyarakat Desa Dangdang yang mayoritas penduduknya beragama Islam

mengadakan berbagai kegiatan dengan berbagai cara Ada yang

melakukannya dengan cara mengadakan ceramah agama. Kegiatan ini

biasanya dilakukan di masjid atau musholla, bahkan ada juga yang

melakukannya di rwnah yang biasa disebut dengan sedekahan. Dan haI ini

tidak pemah ditinggalkan oleh masyan::kat Desa Dangdang. J J

Dengan adanya gambaran mengenai kondisi geografis maupun

demografis, maka dapat diketahui bahwa perkawinan usia muda yang terjadi di

Desa Dangdang umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya dari segi

pendidikan.

Seperti yang telah penulis jelaskan bahwa dari segi tingkat pendidikan

rata-rata penduduk Desa Dangdang hanya tamatan Sekolah Dasar (SD), ha! ini

terjadi karena dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang rendah, dimana mayoritas

masyarakat Desa Dangdang adalah sebai,>ai petani.' Selain itu di.sebabk1111 juga oleh

fasilitas gedung sekolah yang sangat minim dan ditambah !agi jaraknya yang jauh

dengan tern pat tinggal masyarakat Desa Dangdang.

Kemudian penyebab lainnya adalah karena sebagian rnasyarakat Desa

Dangdang memilih menikahkan anak mereka ke tokoh ma;;yaraka: setempat

ketimbang harus mendaftarkannya ke Kantor Urusan Agama (KUA) 12, karena

11 Ibid 12 Dedi 1--lar;v'adi~ Ketua RT 013 / R\\' 05 Kampung Setu, fVlnt'ancara l)rih(llfi, 25 :\faret 2006

Page 63: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

54

dengan menikahkan anak mereka ke tokoh agama maka umur anak mereka yang

rnasih muda tidaklah menjadi masalah. Lain halnya jika daftamya di KUA, karena

di KUA ada persyaratan umur yang harus dipenuhi jika seseorang hendak menikah.

Page 64: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

.BABIV

PERKA\VINAN USIA MUDA PADA MASYARAKt\.T DESA DANGDANG

KECAMATAN CISAUK TANGERt\.NG

A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perkawinan Usia Mnda Pada

Masyarakat Desa Dangdang Kecamatan Cisauk Tangerang

Untuk mengukur sekaligus mengetahui faktor-fak'tor yang melatar

belakangi terjadinya perkawinan di usia muda, penulis melakukan penelitian pada

sebuah desa yaitu Desa Dangdang yang berada di wilayah Kecamatan Cisauk

Tangerang.

Instrumen penelitian yang penulis gunakan dalam ~al ini adalah dengan

melakukan wawancara sebagai alat pengumpul data. Dalam hal ini penulis

melakukan wawancara ke beberapa responden yaitu ibu-ibu yang menikah di usia

muda, dan beberapa informan seperti Kepala KUA Cisauk dan ketua RT

setempat.

Dari hasil wawancara, mal::a dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang

melakukan perkawinan di usia muda cukup banyak terutama mereka yang

menikah pada tahun \ 990-an, terbukti dari latar pendidikan mereka yang

mayoritas hanya tamatan Sekolah Dasar (SD), dengan demikian berarti umur

pasangan yang menikah terutama si perempuannya masih relatifmuda.

Page 65: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

56

Selanjutnya, berdasarkan data-data yang didapat dari beberapa responden

dan informan yang telah dikonfirmasikan dari hasil wawancara, maka dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya perkawinan di usia muda

pada masyarakat desa Dangdang adalah sebagai berikut:

l. Tradisi daerah atau adat istiadat atau keluarga

Di masa pra Undang-undang Perkawinan No.I Tahun 1974 sering terjadi

perkawinan yang disebut "kawin gantung" (perkawinan yang ditangguhk:an

percampuran suami atau isteri), kawin antara anak-anak, kawin antara anak

perempuan yang belum dewasa dengan pria yang dewasa atau sebaliknya, atau

juga sering terjadi kawin paksa, yaitu wanita dan pria yang tidak saling

mengenal dipaksa untuk menikah. Dengan keadaan demikian, si \vanita atau

pria tidak mempunyai wewenang :mtuk menentukan pilihannya dalam mencari

jodoh. Jodoh ditentukan oleh orang tua atau kerabat, sedangkan menentang

orang tua atau kerabat adalah tabu.

Orang tua yang memaksa anaknya untuk segera menika_h dalam usia yang

relatif muda seperti yang terjadi di desa-desa adalah agar anaknya tidak disebut

sebagai per~wan atau perjaka tua dan tidak menimbulkan aib di keluarga serta

tidak menjadi bahan omongan orang, karena memang di tempat mereka tinggal

seorang anak hams sudah menikah pada umur tertentu yang memang sudah

menjadi kebiasaan di tempat itu.

IM misalnya, ia dipaksa kawin oleh orang tuanya setelah lulus dari

pesantrcn dengan seorang pria yang ia belum kenal sebelurnnya. Padahal ketika

Page 66: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

57

itu umur IM baru 14 tahun, akhimya dengan terpaksa IM menuruti keinginan

orang tuanya. Keadaan demikian dialami juga oleh saudara-saudara IM yang

lainnya. Hal ini terjadi bukan hanya pada IM dan saudara-saudara saja, tetapi

juga gadis-gadis yang ada di tempat tinggalnya juga mengalami ha! yang sama,

menikah di usia muda, yaitu pada usia I 5 (Jima belas) tahun. Hal ini sudah

menjadi tradisi di tempat tinggalnya, dan jika ada anak perempuan yang belum

menikah pada usia yang sama seperti IM atau bahkan usianya lebih, maka si

perempuan itu disebut s.::bagai perawan tua karena anak gadis yang seumur

dengannya sudah menikah.

Hal yang serupa tidak hanya terjadi pada fM saja, tetapi juga pada IY, IU

dan IE. Umumnya alasan mereka sama, yaitu sama-sama menikah pada usia

muda karena kebanyakan ar:ak gadis seusianya yang tinggal di daerahnya sudah

menikah. Dan jika mereka tidak menikah, maka mereka akan disebut sebagai

perawan tua. IY menceritakan:

"Sava menikah di usia muda karena mau melanjutkan sekolah . . sudah tidak ada biaya. Tapi saya pernah bekerja itu pun tidak lama, akhirnya saya memutuskan untuk menikah, usia saya ketika itu baru 15 (lirna belas) tahun. Dan jika saya tid&k menikah saya takut dibilang perawan tua".1

Hal yang sama juga di ungkapkan IE:

"Saya memutw>kan untuk menikah mernang sudah rnenjadi keinginan sava sendiri, karena waktu itu jodoh juga sudah ada, dan . , anak perernpuan lainnya yang sensia saya sudah pada rnenikah"."

2 TE, fVtnrancura f-lrihatli_ I I September 2006

Page 67: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

58

Pertanyaan yang serupa juga penulis ajukan mengenai ha! yang sama kepada

Bapak Dedi Haryadi, ketua RT 013 /RW 05 setempat, beliau mengatakan:

"Di antara 12 desa lainnya yang ada di Kecamatan Cisauk tingkat perkawinan yang paling tinggi adalah berada di desa Dangdang dan desa Mekar Wangi. Penyebabnya selain karena faktor ekonomi dan pendidikan, tetapi juga memang sudah menjadi kebiasaan, menikah pada usia 14 sampai 16 tahun. Akan tetapi untuk tahun sekarang jumlalmya berkurang dibandingkan dengan tahun sebelumnya".3

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya kawin usia

:nuda yang mereka (IM,IY,IU dan IE) lakukan adalah karena sudah menjadi

kebiasaan di tempat tinggalnya_ Walaupun nantinya rumah tangga yang akan

mereka jalani nanti tidak akan semulns seperti yang mereka impikan, yang lebih

disebabkan karena kurangnya kesiapan, baik dari segi fisik maupun psikis,

sehingga perceraian pun dapat te~jadi, dan ha! itu tidak menjadi soal bagi

mereka_ Menurut mereka yang terpenting adalah menikah, sama seperti anak

perempuan lainnya yang seumuran dengan mereka yang umumnya sudah

menikah_

Biasanya, masyarakat yang menganut tradisi kawin di usm muda

mempunyai prinsip lebih baik kawin hari ini walau esok cerai_ Kelimbang

menjadi perawan atau perjaka tua_ Adat yang demikian masih banyak dijumpai

pada masyarakat pedesaan yang masih berlatar belakang pend1dikan rendah_

Dikalangan masyar.akat pedesaan_ masih berlaku tradisi yang hampir

mengamhil hak semua kemerdekaan seorang gadis untuk memilih calon

3 Dedi FJarhadL Ketua RT 013 IR\\" 05 Karnpung Setu, fVaH·ancara J>riht.llli., 25 \1ei 2006

Page 68: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

59

suaminya, dan biasanya anak itu didiJ.."te untuk rnenikah dengan seseorang yang

disenangi oleh orang tuanya.

2. Faktor Ekonorni

Ada sebagian orang tua yang lebih mengutarnakan kepentingan sendiri

ketirnbang kesejahteraan anak-anaknya Terkadang rnereka merasa bahwa

kekayaan dan jabatan itulah jernbatan untuk rnernperoleh kebahagiaan dan

bukan karena faktor usia dan potensi yang dirniliki oleh seseorang. Bahkan

terkadang ada juga orang tua yang rnernaksa anaknya rnenikah pada usia rnuda

karena rnengharapkan materi semata.

Selain itu, banyak juga terjadi perkawinan di usia rnuda karena melihat

kondisi orang tua miskin, sehingga si orang tua tersebut ingin cepat-cepat

mengawinkan anaknya untuk rnengurangi beban hidup.

Seperti halnya yang terjadi pada sebagian rnasyarakat desa Dangdang, di

rnana harnpir rata-rata penduduJ..'1ya bermata pencaharian sebagai petani.

Dengan keadaan yang demikian maka hanya bisa membia)'.ai anaknya sel:o!ah

sampai Sekolah Dasar (SD) saja dan adajuga sebagian rnasyarakat yang !ainnya

yang menyekolahkan anaknya sampai ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP). ltu pun bagi orang tuanya yang berpenghasilan lebih.

Dan bagi mereka yang hanya tamatan SD dan tidak melanjutkan sekolah,

hanya berdiam diri di rumah dan terkadang membantu orang tua mereka

bekerja. Seperti halnya para responden yang penulis wawancarai, di mana

hampir sci uruhya berpendapat bahwa karena sudah tidak sekolah lagi dan j ika

Page 69: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

60

jodoh sudah ada maka mereka atau orang tua mereka menganjurkan mereka

untuk menikah walaupun umur mereka masih muda. Dan menurut orang tua

mereka anak perempuan pasti larinya ke dapur juga meskipun ia sekolahnya

sampai tingkat atas bahkan sampai ke Perguruan Tinggi. Bapak Dedi Haryadi,

ketua RTO 13 I 05 menceritakan:

"Kebanyakan di sini asal sudah lulus SD ya sudah dan tidak melanjutkan sekolah Jagi karena untuk perempuan nantinya larinya ke dapur".4

Dengan kondisi yang demikian, maka perkawinan di usia muda kerap terjadi

di desa Dangdang. Dengan sebab karena sudah tidak ada biaya untuk

melanjutkan sekolah dan orang tua sudah tidak mampu lagi untuk membiayai

sekolah ditambah Jagi dengan adanya mitos bahwa jika seorang anak

perempuan sudah ada yang melamar atau mengajaknya untuk menikah maka ia

tidak boleh menolaknya_

3. Alasan Susila, Norma atau Faham Yang Dianut

Pada umumnya orang tua ingin cepat-cepat rnengav1ink:3n anaknya, karena

takut anaknya berbuat zina yang dilarang oleh ;;gama dan juga menyebabkan

malu keluarga. Jika orang tua melihat prilalo1 anak-anaknya yang sudah sudah

terlalu akrab dengan lamm jenisnya dan orang tua berasumsi bahwa perbuatan

anaknya dianggap melanggar norma agama, maka orang tua te~sebut mengambil

satu solusi dengan mengawinkannya. Di samping itu orang tua ingin

melepaskan tanggung jawab sebagai orang tua, sehingga kalau anaknya sudah

'!bid,

Page 70: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

6l

dikawinkan maka tanggung jawabnya berpindah kepada surum anal..-i1ya

tersebut.

Senada dengan ha\ ini, Undang-undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 telah

mengatur bahwa batas usia minimal untuk menikah adalah J 9 tahun cal on

mempelai laki-laki dan 16 tahun untuk calon perempuan. Seandainya terjadi

hal-hal di luar dugaan, misalnya mereka belum mencapai batas umur yang telah

ditentukan, dan karena akibat dari pergaulan bebas dan sebagainya sehingga si

perempuan sudah hamil sebelum perkawinan, dalam hal ini Undang-undang

Perkawinan memberikan kemungkinan untuk menyimpang dari ketentuan

tersebut. Dengan kondisi darurat seperti itu, penyimpangan boleh dilakukan

dengan meminta dispensasi kepada Pengadilan I Pejabat yang berwenang (pasal

7 ayat 2 Undang-andang Perkawinan No. l Tahun 1974).

Perkavvinan pada usia yang relatif muda yang dilakukan oleh beberapa

responden yang penulis wawancarai adalah karena ketika itu jodoh (teman pria

yang ingin melamarnya) sudah ada. Seperti pemyataan IY kep.ada penulis ketika

diwawancarai:

"Saya menikah karena sudah ada jodoh dan menurnt anggapan orang-orang di sini, jika anak perempuan sudah datang jodohnya tidak boleh menolaknya"5

Selain itu, j ika sudah ada jodohnya rnaka tidak ada a\asan \agi untuk tidak

menikah, hal ini dirnaksudkan agar t:idak terjadi hal-hal yang diin&>inkan, seperti

hamil di \uar nikah.

~ l'{, \\'av..'ancara Pribadi (J11_(~i1

Page 71: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

62

Masyarakat di desa Dangdang mayoritas beragama Islam dan tekun dalam

menjalankan perintah agama, jadi mereka takut kalau sampai melanggar norma-

nom1a agama. Oleh karena itu, orang tua menganjurkan anaJu1ya untuk segera

menikah. Sebagian dari masyarakat desa Dangdang masih beranggapan bahwa

nikah secara agama saja sudah cukup dan tidak perlu lagi ada pencatatan di

KUA Dengan adanya anggapan yang demikian, maka ada sebagian masyarakat

menikah sedang usia mereka masih di luar ketentuan yang telah ditetapkan di

dalam Undang-undang Perkawinan. Dan akhimya banyak yang menikah di usia

muda. Bapak Ahmad Hakim, salah satu staf KUA Cisauk menceritakan:

"Salah satu yang melatar belakangi terjadinya perkawinan di usia muda di desa Dangdang adalah pertama, masih kurangnya rasa percaya terhadap KUA, <lan yang kedna, ka.-ena sebagian dari masyarakat tidak 1nau menerima modernisasi".6

4. Faktor pendidikan

Sejak abad permulaan sampai hari ini, orang tidak pemah selesai

membicarakan masalah pendidikan. Pendidikan merupakan satu sendi yang

paling essensial dalam kehidupan JJJanusia, pada umumnya orang akan

mengetahui potensi yang dimilikinya karena dijembatani oleh pendidikan.

Dapat dikatakan bahwa pendidikai1 adaJah sarana penggaJi potensi dan sumber

daya manusia.

Di satu sisi orang ramai membicarakan pendidikan. akan tetapi di sisi

lainnya masih banyak orang yang tidak memperokh pendidikan secara formal.

6 :\hn1ad l-Iakim~ StafKLiA. Cisauk~ f-Vtnnu1cara l)rihatli, 13 Juli 2006

Page 72: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

63

kalaupun mereka memperolehnya tapi hanya pada tingkatan yang rendah seperti

Sekolah Dasar (SD).

Hal ini banyak terjadi di lingkungan masyarakat pedesaan. Terbukti masih

banyak gadis dan bujang yang barn belasan tahun dan masih sangat belia sudah

tidak bersekolah, terlebih lagi wanita. Karena image mereka tentang wanita

yang bersekolah dipandang hanya merupakan kesia-siaan, karena pada akhirnya

akan kembali ke dapur pula. Dengan demikian, mereka memandang bahwa

wanita lebih baik belajar memasak, mencuci dan sebagainya, selebihnya

menunggu datangnya bujang untuk melamar.

Dengan kondisi masyaralmt yang demikian, maim tak lain yang mereka

lakukan kecuali menikah pada llSia yang relatif muda. Karena antara si gadis

dan si bujang tidak memiliki ketrampilan untuk melakukan sesuatu. Pada

akhimya kehidupan masyarakat semarak dengan perkawinan di usia muda tanpa

memikirkan resiko yang akan dihadapi.

Keadaan yang demikia:i tcrjadi pula pada TM, IY, IU d~n IE. Yang dilatar

belakangi oleh berbag::.i sebab, diantaranya karena sarana sekolah yang ada di

Desa Dangdang sangat sedikit dan juga jaraknya yang jauh, dan juga karena

kondisi ekonomi. Seperti di lingkungan tempat tinggal IY dan IU, hanya ada

sebuah Pondok Pesantren, itu pun !Janya untuk belajar mengaji dan jika ingin

bersekolah atau belajar di Sekolah Dasar harus ke luar kampung, karena sarana

sekolah tersebut ada di luar kampungnya, itu pun jaraln1ya tidak dekat.

Page 73: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

64

Oleh karena sedikitnya gedung sekolah ditambah lagi jaraknya yang jauh,

dan tidak hanya itu, karena kondisi ekonomi keluarga mereka yang rendah.,

maka hanya bisa melanjutkan sekolah hanya san1pai Sekolah Dasar. Demikian

halnya dengan IU, IE. Mereka. hanya sampai kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar (SD).

Seperti pemyataan ID:

"Saya belajar banya sampai kelas 4 (empat) SD dan itu atas kemauan saya sendiri. Saya sudab malas belajar dan tidak mempunyai keiuginan untuk melanjutkan sekolab, kareua tidak ada biaya dan letak sekolabannya jaub dari rumab saya" .1

Alasan yang sama juga diungkapkan IE:

"Saya sekolah SD hanya sampai kelas 5 (lima), karena malas dan orang tua saya tidak ada biaya lagi, dan karena sebab itu saya tidak ingin melanjutkan sekolab lagi".8

B. Pemberian Izin Orang Tua Bagi Anakuya Dalam Perkawinan di Usia Muda

Dalam lmkum Islam terdapat perbedaan pendapat di antarn para ulama

mengenai kedudukan orang tua dalllill hal ini ayah sebagai W'ali, dapat

dikategorikan ke dalam dua macam. Pertama, dalam ha! perwalian terhadap anak

gadis yang sudi:.'i dewasa, maka ayah sebagai wali serta izinnya mutlak

disyaratkan. Tanpa adanya ayah, serta tidak ada izin darinya maka perkawinan

dinyatakan tidaklah sah. Pendapat dinyatakan oleh Jumhur Ulan1a tennasuk Imllill

Syafi' i, Imam Malik dan beberapa ulama lairmya.

Kalau gadis tersebut tersebut tetap memaksa untuk melangsungkan

perkawinan, namun persetujuan ayah berupa pemberian 1z1tmya belumlah

7 fl"_ Jfrnrt111cara }J-rihadi, 25 \iel 2006 'IE. Wawanc.ara Pribadi. Op.Cit.

Page 74: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

65

diperoleh, maim perkawinannya tidaklah dapat dilangsungkan. Para ulama ini

mengemukakan alasannya:

('I' 'i'I': ; .A]I)

Artinya: "Kemudian apabila te!ah habis masa iddahnya, jangan!ah kamu

menghalangi mereka zmtuk kml'in lagi dengna bakal suamimya ". (QS. Al­Baqarah: 232)

Mereka berpendapat bahwa ayat ini ditujukan kepada para wali

termasuk ayah, untuk tidak lagi menghalang-halangi anak gadisnya yang sudah

kawin, untuk melangsungkan perkawin211 lagi. Mereka berpendapat kalaulah

sekiranya para wali tersebut tidak mempunyai hak perwalian terhadap anak

gadisnya, maka tentu mereka tidaklah akan dilarang untuk menghalang-halangi. 9

Dengan demikian, maka anak di bawah umur dapat dikawinkan dengan

persetujuan dan izin dari orang tua apabila mereka menghendakinya. Para ulama

memperbolehkan dan menganggap sah perkawinan mereka berdasarkan pada

interpretasi, riwayat-riwayat baik dari Nabi SAW maupun yang telah terjadi di

masa sahabat, dan ta bi' in.

Ibnu Taimiyah menyatakan pendapatnya bahwa ayah dalam ha! perwalian

boleh memaksa anak gadisnya. lbnu Taimiyah lebih lanjut tidaklah merinci

apakah yang dimaksud anak gadis tersebut yang sudah dewasa ataukah yang

9 Ibnu Rusyid , Hidl~ratu! .l\it{/tahilf, (Bein11. Dar aJ-_Fikri, 1 _th), Juz.2, h. 7

Page 75: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

66

masih di bawah wnur. Namun Abu Bakar dan Imam Ahmad berpendapat bahwa

ayah tidaklah mempunyai hak untuk memaksa. 10

Namun, walaupun terdapat sedikit perbedaan tentang status kewenangan

ayah atau wali atas anak yang masih di bawah mnur, dapatlah secara umum

disimpulkan bahwa dalam pandangan dari sebagian para ulama, perka\vinan di

usia muda dapat diperbolehkan dan dianggap sah. Dengan demikian izin orang

tua dalan1 ha! ini ayah, berkonsekuensi pada kebolehan dan keabsahan

perkawinan anaknya yang masih di bawah umur (usia muda). Secara tegas dapat

dikatakan bahwa izin orang tua yang berarti membolehkan dan mendukung

terjadinya perkawinan di usia muda menjadi faktor utama.

Dalam ha! perkawinan di usia muda, secara teoritis dan ywidis formal

perkawinan tersebut telah menyalahi ketentuan pembatasan umur sebagaimana

diatur dalam Undang-undang Perkawinan No. I Tahunl974 maupun dalam

Kompilasi Hukwn Islam (KHI), yaitu pasal 15 ayat 1. Menurut ketentnan pasal

tersebut, untuk berlakunya suatu perkawinan, maka umur untuk calon mempelai

pria hams mencapai 19 tahun dan calon mempelai wanita hams mencapai 16

tahun. Maka walaupun ayah sebagai walinya dan juga ibunya memi>eri izin bagi

anaknya yang berumur di bawah ketentuan pasal tersebut, untuk melakukan

perka\\~nan, izin tersebut tidak menjadi faktor terjad.inya perkawinan, sebelwn

izin tersebut diwujudkan dengan permohonan dispensasi dari Pengadilan Agama I

rn l\fuhan11nad Ha1nidi, et.al., lf11n11111tc111 lieu/its Jl11x11111 (Surabaya. P'f. Bina fln1u~ 1994). Cetke-1. h 2168

Page 76: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

67

Pejabat yang berwenang. Dengan demikian konsekuensi izin dari orang tua

tidaklah dapat menjadi kebolehan terjadinya perkawinan di bawar umur.

Sedangkan dalam Kitab Undang-undang Hukun1 Perdata (BW) terdapat

dua kelompok yang mempunyai keharusaan meminta izin orang tua, sebelum

melangsungkan perkawimm. Kategori pertama, permintaan izin bagi anak yang

belum dewasa, yaitu yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah kawin.

Hal. ini mengandung pemahaman bahwa bagi anak yang masih di bawah umur 21

tahun, namun sudah pernah menikah, maka tidak lagi memerlukan izin orang tua

untuk melangsungkan perkawinan yang kedua. Kategori kedua, permintaan izin

bagi anak yang sudah berumur 21 tahun dan di atas 21 tahun tapi belum mencapai

39 tahun. Bagi anak dalam kategori ini, maka izin orang tua hanyalah jatuh pada

penekanan moral (graduasi moral) saja, bukan merupakan hal yang mutlak.

Bahkan menurut Subekti, izin orang tua tersebut dapat diganti oleh izin dari

pengadilan, apabila kedua orang tua menolak memberikan izin. I I

Keberadaan izin dari orang tua tidak dapat mendorong kebolehan calon ~.

meI:Jpelai yang berumur di bawah umur, untuk melangsungkan perkawinan tanpa

adanya dispensasi. Hal ini, secara teoritis dikarenakan pula oleb konsepsi hukum

atau perundang-undangan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW) rnengenai

perkawinan yang secara irnplisit rnenekankan pada kecakapan dalarn hidup rumall

11 Subekti, I)okok-.Dokok liu/aun l'er!lata. (Jakarta, PT lntem1as.a, 1992). h. 24

Page 77: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

68

tangga, terutama dalam pengasuhan anak. Oleh karenanya diperlukan

kematani,,>an, baik fisik maupun psikis, (pasal 103-110 BW}. 12

Dengan telah diberlakukannya Undang-undang No.I Tahun 1974 Tentang

Perkawinan, maka pemberian dispensasi kemudian dilimpahkan kepada

Pengadilan I pejabat yang ditunjuk oleh kedua pihak orang tua (pasal 7 ayat 2).

Dengan ketentuan pasal 7 ayat (2) UUP ini, maka pemberian dispensasi semakin

mudah prosesnya.

Walaupun pemberian dispensasi semakin mudah, tidak berarti eksistensi

dari orang tua semakin berkurang keharusannya. Dengan demikian, apabila si

anak di bawah umur tersebut akan melangsungkan perkawinan dengan telah

adanya dispensasi, tetapi setelah dispensasi tersebut kemudian orang tua berubah

pikiran dan tidak mengizinkannya, maka perkawinan tersebut tidaklah dapat

dilangsungkan, dan kemudian mereka berusaha meminta izin ke pengadilan, maka

pengadilan tidak akan mengizinkannya, karena untuk kriteria umur tersebut, izin

orang tua adalah barns ada.

Kemudian kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu dalam

hal pt:mberian izin orang tua kepada anaknya yang bernsia muda. Bahwasannya

orang tua dari para responden yang penulis wawancarai hampir seluruhnya

menyetujui atau mengizinkan anaknya untuk menikah, walaupun umumya

12 Subekti Uan ljitrosudibjo, Ji."itah [_!11tlan,f!-llJJda11g li11k11n1 l'er,fata (BH1), (Jakarta. PT Pradnya Paramitha, J 992), h.23-24

Page 78: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

69

terbilang masih muda. Hal ini disebabkan karena rasa kekhawatinm dari onmg tua

yang takut anaknya melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.

Dengan demikian, maka perkawinan di usia muda itu pun terjadi. Dari

sekian responden yang penulis wawancarai ada salah satunya yang rnengaku telah

memalsukan umur agar perkawinannya bisa dilakukan dan bisa terdaftar di

Kantor Urusan Agama (KUA). Ada beberapa prosedur yang dijelaskan oleh

responden dan dibenarkan pula oleh Ketua RT 11 I RW 04 Karnpung Dukuh Desa

Dangdang, yaitu Bapak Mista, beliau menjelaskan tcntang bagaimana caranya

mernalsukan umur. Per/ama, melaporkannya ke ketua RT setempat bahwa ia

ingin menikah tetapi ia tidak memiliki KTP, dan kemudian ketua RT tersebut

mernbuatkannya KTP. Ada juga yang membuat KTP sementara untuk memenuhi

syarat pendaftaran nikah di KUA. Dalam pembuatan KTP tersebut umur dari si

anak itu pun di manipulasi, ha! ini bisa terjadi karena orang tua lupa berapa umur

anaknya karena ia tidak mempunyai akta kelahiran, dan bahkan ada juga yang

rnernang sengaja memalsukan umur anaknya agar pernikah.annya terdaftar di

KUA, dan dalam pemalsuan wnur itu tidak dipungut biaya. Kedua, setelah KTP

selesai dibuat, maka ia membawa semua persyaratan lainnya, terrnasuk KTP itu,

ke KUA untuk kemudian mendaftarkan pemikahannya. 13

Dengan cara memalsukan umur tersebut, maka mudah bagi seseorang

yang belum mencapai batas umur yang telah ditentukan oleh UUP untuk

u Bapak MJsta, Ketua RT ] l I 04 Kan1pung Dukuh Desa Dangdang, JVmt·ancm·a J>rih<.llif, 25 Juni 2006

Page 79: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

70

menikah. Hal ini membuat pertanyaan bagi kita semua, tennasuk penulis sendiri,

kenapa mereka tidak datang ke pengadilan untuk meminta dispensasi nikah.. Maka

untuk mengetahui hal itu, maka penulis mendatangi Pengadilan Agan1a

Kabupaten Tangerang untuk menanyakan, apakah di wilayah Cisauk khususnya

Desa Dangdang pernah ada yang meminta dispensasi ke pengadilan, dan ternyata

menurut panitera yang ada di pengadilan itu mengatakan bahwa tidak ada satu

pun masyarakat Desa Dangdang yang datang ke pengadilan untuk meminta

dispensasi. 14

Selain adanya upaya memalsukan umur agar dapat me!angsungkan

perkawinan, ada juga yang melakukannya dengan cara kawin sini. Hal ini

dilakukan karena tidak adanya persyaratan-persyaratan yang lengkap untuk

mendaftarkannya ke KUA, maka jalan satu-satunya ad<>lru' deng2:'.l melakukan

kawin sini tersebut.

Pemberian izin orang tua kepada anaknya masih muda untuk dapat

menikah antara lain juga karena disebabkan agar orang tua dari si anak itu dapat

bebas dari segala tanggung jawab, terutama tanggung jawab dari segi materi.

Karena jika anaknya sudah menikah, maka tanggung jawabnya akan berpindah

kepada suami anaknya.

i-~ Bapak Dede Supardi. Panitcra Pengadilan A.ga1na Kabupaten Tangerang, fVcrwancara J>r1batli, 28 r\gnstus 2006

Page 80: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

71

C. Analisa Tentang Perkawinan Usia Mnda Pada Masyarakat Desa Dangdang

Kecamatan Cisauk Tangerang

Berdasarkan pada penelitian yang penulis lakukan di Desa Dangdang

Kecamatan Cisauk Tangerang dan uraian serta penjelasan di atas mengenai

perkawinan di usia muda. Ada beberapa faktor yang melatar belakangi terjadinya

perkwinan usia muda tersebut di antaranya karena faktor pendidikan. Di mana ada

sebagian dari masyarakat Desa Dangdang yang hanya tamatan Sekolah Dasar

(SD). Dan ha! ini disebabkan karena dmi segi tingkat ekonomi masyarakat, bahwa

sebagian masih berekonomi rendah sehingga tidak dapat melanjutkan sekolah,

selain itu., disebabkan juga oleh faktor sarana gedung sekolah yang ada di Desa

Dangdang sendiri yang sangat minim jumlahnya.

Di mana dalam hal faktor pendidikan, di mana pendidikan mempunyai

peranan penting dan strategis untuk menangkal citra masyarakat tentang Perawan

Tua yang akan menjadi aib keluarga. Menurut penulis, semakin tinggi tingkat

pendidikan masyarakat akan semakin tinggi pula tlngkat kesadll;rannya, dan hal ini

akan secara perlahan bahkan dapat menghilangkan budaya malu terhadap sebutan

"Perawaa Tua" tersebut.

Dengan demikian, maka dengan melihat kompleksnya pem1asalahan yang

menyebabkan terjadinya perka\\~nan di usia muda tersebut, sedini mungh.in

haruslah dicarikan soltL~inya agar hal 1111 tidll.k berlanjut di tahun-tahun

mendatang.

Page 81: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

72

Bila dipahami lebih lanjut, maka akan terlihat bahwa terjadinya kontra

diksi antara realitas yang ada di masyarakat dengan ketentuan Undang-undang

Perkawinan. Dan hasil ini diketahui berdasarkan research yang penulis lakukan.

Temyata yang terjadinya perkawinan di usia muda tidak hanya dilatar belakangi

yang tel as penulis jelaskan sebelumnya, akan tetapi ada faktor lainnya juga yang

menurut penulis sangat esensial dan perlu mendapatkan perhatian lebih khusus,

bahwa terjadinya perkawinan di usia muda tersebut karena pada umumnya

mereka kurang mendapatkan informasi tentang Undang-undang Perkawinan. Dan

lebih dari itu, bah'va ada sebagian dari masyarakat yang tidak mengetahui

dampak negatif yang akan timbulkan dari perkawinan muda tersebut di kemudian

hari, terutama dalam ha! keseharan reproduksi.

Dengan demikian, maka perlu adanya upaya untuk mensosialisasikan

perlunya menghindari segala dampak negatif yang ditimbulkan dari perkawinan

usia muda tersebut. Yaitu dengan tidak melakukan perkawinan di usia muda. Dan

dalam ha! ini ketua KUA Cisauk telah berupaya semaksimal mungkin .agar

masyarakat mengetahui segala dampak yang ditimbulkan dari perkawinan muda

tersebut, seperti himbaurmya kepada para mubaligh setempat agar di dalam acara

pengajian-pengajian menyinggung soal usia perkawinan dan juga di setiap

menjelang ijab qabul diberikan ceramah yang isinya menyinggung masalah

perka win an. 15

15 Bapak Lukn1an f{aki111, Ketua Kl1,..\ Keca1natan Cisauk Kabupaten Tangerang, JVaH'OJTcVra fJr1halh, 01 Juni 2006

Page 82: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

73

Setelah di analisis lebih lanjut, terjadinya perkawinan di us1a muda

memiliki alasan-alasan tersendiri, yang sejauh ini pada beberapa sisi penulis

menyetujui perkmvinan tersebut dilakukan oleh sebagian masyarakat, seperti

karena alasan susila atau norma. Masyarakat yang masih menjunjung tinggi

moraJitas akan berusaha semaksimaJ mungldn untuk mempertahankan norma

yang berlaku. Ketika terdapat pelanggaran terhadap norma atau susila sepertinya

terjadinya kehamilan terhadap gadis belia di luar perkawinan, naka hanya ada

satu alternatif sebagai solusinya, yaitu menikahkannya. Pada kondisi seperti ini

tidak mungkin lagi memperdebatkan faktor usia yang masih relatif muda yang

belum mencapai batas minimal menikah, dengan keadaan yang demikian, maka

yang perlu dipertimbangkan adalah masa depan si gadis dan anak yang akan

dilahirkannya.

Selain karena faktor pendidikan dan susila atau norma yang menjadi

penyebab terjadinya perka\vinan di usia muda, ada faktor lainnya yang ikut

mendukung terjadinya perkawinan tersebut, sePt:rti faktor e~onomi dan tradisi

atau kebiasaan. Oleh karenanya, maka penulis setuju dan membenarkan faktor­

faktor tersebut merupakan penyebab terjadinya perkawinan usia muda pada

sebagian masyarakat.

Ke-adaan ekonomi pada sebagian masyarakat yang rata-rata bermata

pencaharian sebagai petani menyebabkan orang tua tidak mampu membiayai

sekolah anaknya ke tingkat yang lebih tinggi, sehngga hanya bisa bersekolah

sampai SD itu pun tidak sarnpai lulus, bahkan ada yang tidak sarnpai sekolah

Page 83: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

74

sama sekali. Hal ini disebabkan karena beberapa hal seperti karena kondisi

ekonomi yang lemah., tempat belajar (sekolah) yang jauh., dan ada juga alasan

yang tidak melanjutkan sekolah karena alasan malas.

Kemudian, terjadinya perkawinan pada sebagian masyarakat Desa

Dangdang disebabkan karena sudah menjadi kebiasaan. Adanya batasan umur

untuk menikah khususnya bagi anak perempuan yaitu di mana antara usia 14

(empat belas) sampai 17 (tujuh belas) tahun seorang anak perempuan harus sudah

menikah dan jika lewat dari usia itu si perempuan belum juga menikah akan

dibilang perawan tua. Hal ini sangat tidak masuk aka!, di mana pada usia tersebut

dianggap sebagai usia yang produktif dan masih terbilang muda bila hams

memkah. Maka dengan semestinya di masa usia tersebut ia dapat

mengembangkan diri dengan memanfatkan waktu atau masa mudanya dengan

berkarya atau melakukan sesuatu lainnya yang lebih berguna dan bermanfaat.

Pada dasarnya agama Islam merupakan agama "rohmatan !ii 'alamin ",

yang mengajarkan kesamaan derajat di antara sesama m~nasia,. baik bagi laki-laki

maupun perempuan.

Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 13:

Artinya:

"Hai 11u11111sia, sesunggu/11~Vll Ka111i n1e11ciptaka11 kart111 £lari sese<ira11g laki-laki danseorang perempuan, dan menfadikan kamu berbangsa-bangsa dan

Page 84: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

75

bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesunggulmya orang yang paling mulia di mntara kamu disisi Allah ta/ah orang yang paling lakwa di antara kamu". (QS.Al-Hujurat: 13)

Islam hadir di dunia tidak Jain kecuali untuk membebaskan manusia dari

berbagai bentuk ketidakadilan, yaitu dalam ha! perkawinan, di mana ada

kebebasan dalam menentukan kapan waktu yang tepat bagi seseorang hams

menikah. Jika ada norma yang dijadikan pegangan oleh masyarakat tetapi t:idak

sejalan dengan prinsip-prinsip keadi!an, maka nonna itu harus ditolak. Demikian

pula bila terjadi pemaksaan nikah karena melihat batasan usia tertentu yang

dianggap oleh sebagian masyarakat yang memegang suatu nomm mengharuskan

seseorang (anak perempuan) harus menikah dengan alasan akan dibilang perawan

tua adalah merupakan alasan yang dicari-cari dan tidak masuk aka!.

Walaupun tidak ada.satu pun ayat atau hadits yang memberikan batasan

atau pendewasaan urnur untuk menikah, maka dalam ha! ini apabila lebih banyak

membawa dampak negatif (mudharat) daripada dampak positif (maslahatnya)nya

perkawinan usia muda itu harus dicegah.

Di mana sebagian dari ulama berpe:idapat bahwa perkawinan bisa

dilangsungkan jika kedua pasangan telah dewasa atau baligh. Menurut Abu

Hanifah bahwa usia baligh bagi laki-laki adalah delapan belas tahun dan untuk

anak perempuan adalah tujuh belas tahun. Dan ulama lainnya seperti Abu Yusuf,

Muhammad bin Hasan dan al-Syafi' i, menyebutkan usia lima belas tahun baik

untuk laki-laki maupun perempuan. Dan menumt Yusuf Musa bahwa usia dewasa

Page 85: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

76

itu setelah seseorang berumur dua puluh satu tahun. Hal 1111 dikarenakan pada

zaman modern orang memerlukan persiapan yang matang.

Lebih lanjut para ulama memberikan pendapatnya bahwa selain umur

yang tel ah de was a yang harus dimiliki seseorang j ika ia hendak menikah, maka

juga harus dimiliki kecakapan bagi kedua pasangan tersebut. Dan menurut

sebagian ulama mengatakan bahwa dasar dari kecakapan itu adalah aka!. Dengan

cakapnya seseorang maka ia akan mampu memikul tanggung jawab yang

dibebankan kepadanya.

Selain pendapat dari sebagian ulama yang menyebutkan adanya syarat

kecakapan yang hams dimiliki seseorang, malrn ada sebuah hadits yang

diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yaitu:

,, ' ,, ),- ..-..-g_ ,, " ",.. i ,, ~o ,, ,,

~),Ji\ J~~( \~JG .0)1~0

; ,_J:;- ~<JI :1) /1~' 7 ~~';/I C:--<:J'j / / /

} ,, ,.. Q

"c~---4J 0_!~\ o\J_!) -~~ Jt:i ~~~ Artinya:

"Tidak sah dinikahkan seorang Janda sehingga diminta perintahnya dan tidak sah dinikahkan scorang gadis sehingga diminta izinnya. Para sahabat bertanya: "Bagaimana i:::innya wahai Rasulullah ? beliau menjawab: "izinnya adalah diamnya ".

Hadits tersebut memerintahkan kepada orang tua, jika ingin menikahkan

anaknya yang masih belia maka ia harus menunggu sampai ar~aknya <lewasa agar

bisa <liminta izinnya (pendapatnya). Selain dari hadits tersebut terdapat beberapa

kaidah-kaidah fiqhiyah sepe11i:

16 Muhan1rnad Nashiruddin Al Abani, (In1ron Rosadi, terj.), k!ukhtashar Shahih A4usliln, Loe.Cit

Page 86: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

77

A1iinya:

"Jvfenghindari mafsadah atau kerusakan harus didahulukan daripada mencari maslahat at au kebaikan ".

Berdasarkan kaidah tersebut jika kawin usia muda akan membawa

dampak atau resiko yang lebih besar daripada manfaat atau maslahatnya, maka

sudah seharusnya kawin usia muda itu ditunda sampai orang itu cukup dewasa

dan telah matang fisik, psikis dan mentalnya.

Pada sebagian masyarakat yang menikah di usia muda akan tetapi

mendapatkan buku nikah, maka ha! ini menimbulkan suatu pertanyaan: "Apakah

mungkin telah te1jadi pemalsuan umur ?".

lv1engenai ha! ini penulis tidak menyetujui perbuatan tersebut, yaitu

pemalsuan umur. Karena di dalam Undang-undang Perkawinan telah disebutkan

bahwa perkawinan bisa dilangsungkan jika telah mencapai umt'f 19 (sembilan

belas) tahun bagi laki-laki dan 16 (enam belas) tahun bagi perempuan. Adanya

pembatasan umur dalam Undang-undang Perkawinan ada!ah karena dalam sebuah

keluarga menuntut adanya peran dan tanggung jawabnya sebagai seorang suami,

baik secara psikologis ataupun biologis untuk menjalankan fungsi-fungsinya.

Sedangkan adanya batasan minimal bagi calon isteri adalah karena kawin usia

rnuda bagi wanita rentan menirnbulkan berbagai resiko, baik bersifat biologis

17 Jaih :v1ubarok, Kaid(:h Fiqh: Sejarah dan Kaidah-kaidah Asasi, Loe.Cit

Page 87: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

78

seperti kerusakan organ-organ reproduksi kehamilan dan juga resiko psikologis

berupa ketidakmampuan mengemban tugas-tugas rumah tangga dengan baik.

Dan jika ingin menikah sedangkan batas umurnya belum mencapai batas

umur minimal, maka ia bisa meminta dispensasi ke pengadilan dengan

mencantumkan alasan-alasan yang bisa diterima dan tidak dibuat-buat

Dengan adaya pembatasan usia dalam perkawinan, baik yang ditetapkan

dalam Undang-undang Perkawinan No. I Talmn 1974 maupun dalam syari'at

Islam yang secara eksplisit tidak ditentukan tentang batasan usia tersebut, tetapi di

dalam hadits ataupun dalil-dalil lainnya seperti kaidah fiqhiyyah disebutkan

tentang kawin usia muda seperti yang telah penulis jelaskan, diharapkan jumlah

dari perkawinan usia rnuda yang terjadi pada sebagian masyarakat Desa

Dangdang khususnya rnaupun entuk masyarakat pada umumnya akan berkurang

bahkan sudah tidak ada lagi untuk tahun-tahun mendatang.

Page 88: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

A. Kesimpulan

BABV

PENUTIJP

79

1. Perkawinan di us1a muda yang terjadi pada sebagian masyarakat Desa

Dangdang, penelitian ini menunjukkan adanya empat faktor penyebab

perkawinan tersebut yaitu: pertama, karena faktor pendidikan; kedua, karena

faktor ekonomi, ketiga, karena faktor tradisi daerah atau kebiasaan keluarga,

keempat, alasan susila atau fahan1 yang dianut.

Perkawinan usia muda yang ditemukan dalam penelitian ini secara umum

merupakan kombinas.i dari fai-tor-faktor tersebut yang satu sama lain saling

terkait dan mendukung akan terjadinya perkawioan usia nrnda. Para pelaku

perka\vinan itu hampir seluruhnya hanya tamatan Sekolal1 Dasar (SD), bahkan

ada juga di antara mereka yang tidak tamat SD. Hal ini terjadi karena

beberapa sebab, yaitu: pertama, karena fas.ilitas gedung sekolah yang minim

jumlahnya dan letaknya yang jauh, kedua, karena faktor ekonomi, di mana

rata-rata penduduknya berrnata pencaharian sebagai petani sehingga

penghasilan dari orang tua mereka tidak seberapa jumlalmya, oleh karenanya

para oarang tua tidak mampu membiayai sekolah anaknya. Ketiga, I.arena

faktor malas. Para responden yang peoulis wawancarai hampir seluruhnya

mcnyatakan ha! yang sama yaitu karena malas, dan malas ini disebabkan oleh

karena tidak ada keinginan untuk bersekolah clan juga karena anak gadis yang

Page 89: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

80

sewnuran dengan merekajuga tidak sampai lulus sekolah. Walaupun adajuga

yang sampai lulus tetapi tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya. Keempat,

karena masih adanya anggapan yang dipegang yaitu bal1wa seorang anak

perempuan meskipun ia sekolahnya sampai ke tingkat atas nantinya larinya

akan ke dapur-dapur juga.

2. Perkawinan usia muda dapat herdampak pada peningkatan jwnlah penduduk,

karena banyaknya angka kelahiran, ancaman eksistensi keutuhan rumah

tangga, meningkatnya angka kematian bayi dan ibu serta mempertinggi

kuantitas perceraian.

3. Untuk dapat membina keluarga atau rumah tangga diperlukan persyaratan

serta kemampuan tertentu, pertimbangan semacam itu perlu didukung oleh

batasan usia untuk menikah, yaitu di atas 2 l tahun baik bagi pria maupun

wanita. Usia demikian ini sebagai batasan minimal untuk ukuran umum usia

yang dipandang pantas nikah dan telah memadai. Karena tujuan yang ingin

dicapai dalam suatu perkawinan adalah agar tercipta ke!uarga yang saki11alr,

mawaddalr dan rahmalr. Oler, karena itu, agama Islam menganjurkan jika

perkaw:inan usia muda membawa dampak negatif yang lebih besar daripada

dampak positifnya, maka perkawinan itu hams ditunda samj)<1i kedua

pasangan calon suami isteri itu dapat benar-benar siap untuk menikah dengan

dibarengi umur yang dianggap cukup dan siap untuk menikah agar tujuan dari

perkawinan tersebut dapat tercapai.

Page 90: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

81

B. Saran-saran

1. Untuk para wanita di Desa Dangdang khususnya, dan untuk semua \vanita

pada umumnya :

a) Agar tidak menikah dalam usia yang relatif muda, sehingga dapat

mengembangkan potensi diri dengan sebaik-baiknya

b) Lebih mengutamakan pendidikan agar masa depan menjadi cerah.

c) Jangan takut akan dibilang perawan tua, karena usia 17 (tujuh belas) tahun

merupakan usia yang produktif untuk lebih meningkatkan kemampuan

diri.

d) Hendaknya para remaja, sebisa mungkin memanfaatkan waktu yang ada

dengan belajar agar hari esok dapat lebih baik dari hari ini.

2. Untuk aparat pemerintahan yaitu :

a) Desa.

Diharapkan kepada aparat pemerintahan wilayah Kecamatan Cisauk

khususnya Desa Dangdang agar memberikan penyuluhan-penyuluhan

mel.:lui pengajian-pengajian, majelis ta'lim, seminar-seminar dan

sebagainya tentang cara penanggulangan dari perka\\~nan usia muda dan

dampak-dampak yang ditimbulkan jika pemikahan itu dilangsungkan pada

usia muda.

b) Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cisauk

Diharapkan kepada pihak KUA Kecamatan Cisauk agar Jehih selektif lagi

dnlam rnemeriksa persyaratan-persyaratan dalam pemikahandan juga

Page 91: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

82

untuk lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan tentang arti clan

maksud dari perkawinan yang terdapat di dalam Undang-undang No. l

Tahun 1974 maupun di dalam agama Islam itu sendiri.

c) Pengadilan Agama

Hendaknya Pengadilan Agama Kabupaten Tangerang khususnya dan

Pengadilan Agama pada umumnya agar lebih tegas lagi dalam

memberikan kriteria dispensasi nikah sehingga tidak ada alasan yang

dibuat-buat (rekayasa) oleh masyarakat.

3. Untuk para ulama

Diharapkan kepada para ulama yang ada di wilayah Desa Dangdang

khususnya dan para ulama pada umumnya agar pada setiap kesempatan yang

ada untuk memberikan ceramah kepada masyarakat tentang pentingnya

pendewasaan umur bagi seseorang yang ingin menikah dan j uga perlu adanya

kesiapan fisik maupun mental agar dapat terciptanya keluarga yang sakim1h,

mawadda!z dan rahmah. Selain itu, diharapkan juga kepada para ulama agar

me:nberikan ketegasan kepada masyarakat tentang hal-hal yang

bagaimanakah seseorang dipandang boleh dan tidak boleh menikah dilihat

dari sisi agama.

Page 92: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

DAFfAR PUSTAKA

Al-Qur'an Al-Karim

Al 'Ati, Hammudah Abd DR, Keluarga Muslim (I71e Family Stmcture in !slam), Alih Bahasa: Anshari Thayib, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984, Cet.ke-l

Ali, Daud M, Hulann ls/am dan Peradilan Agama, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002, Cet.ke-2

Al-lraqy, Sayyid as, Butsainah, penerjemah: Kathur Suhardi, Rahasia Pemikahan Yang Bahagia, Jakarta: Pustaka Azzam, 1997, Cet.ke-l

As Shabuni, Muhammad Ali, Pemilwhan Dini Yang lslami, Penerjemah: Mashuri lkhwani, Jakarta: Pustaka Amani, 1996, Cet.ke-1

Arto, A Mukti, Perkara-perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, Cet.ke-1

Az Zuhaily, Wahbah, al Fiqh al l1-/ami Wa adillatuhuh, Beirut: Dar al Fikri, l 989, J uz VII, Cet. ke-3

Bin Abdurrahman al Musnad Khalid bin Ali al Anbari, Syaikh Abdul Azis, Perkawinan dan Permasa/ahannya, Penerjemah: Drs. Musifin As'ad dkk, Jakarta:Pustaka al-Kautsar, 1995, Cet.ke-4

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi J.,fetodologi ke Arah Ragam Varian Kontenporer, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004, Cet.ke-3

Departemen Ag~ma, Al-Qur 'an dan Terjemahannya, Semarang:· CV. Thoha Putra, 1989

Hadikusuma, Hilman, Hukum Perkawinan Jnd-:mesia Menurut Perkawinan Hukum Adat dan Hukum Agama, Bandung· Mandar Maju, 1990

Hamidi, Muhammad, et.al, Pimpu;,,m Hadits Hulwm, Surabaya, PT. Bina Ilmu, 1994, Cet.ke-1

Hawari, Dadang dkk, Persiapan lvlenuju Perkawinan Yang Lestari, Jakarta: Pustaka Antari, 1996

Hosen, lbr&him, f'erkm.,•n{n ll.1-ia Muda Menurut Agama Islam, Mimbar U\ama XV, 156, Januari, 1991

Page 93: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

Jauhari, Ma'stnn, Bimbingan Perkawtnan dan Rumah Tangga, Jakarta: VC. Aji Sakti, 1993, Cet.ke-4

Karim, Helmi, Kedewasaan Untuk Menikah, Jakarta: Pustaka Firdaus, t.th., Cet.ke-1

Kebudayaan, Departeman Pendidikan., Kmus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989, Cet.ke-2

Keluarga, Nasehat Perkawinan, B.P.4., Majalah Bulan an, 139, Desember, 1983

Muhdlor, A Zuhdi, Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak. Cerai, dan Rujuk), Bandung: al Bayan, 1995, Cet.ke-2

Murpratomo, Sulasikin., Sebab-sebab Perkmvinan Usia Muda, Mimbar Ulama X'J, 156, Januari, 1991

Prodjodikoro, Wirjono, Hulann Perkawinan di Indonesia, Bnadung: Vorkik Van Hoeve, 1959

Rahman, Bakti A, Ahmad Sukarja, Hukum Perkawinan Afenurut Hukum Islam, Undang-w1dang Perkawinan dan Hukum Perdata (BJV), Jakarta: PT. Hidya Karya, 1981

Rasyid, Sulaiman, Fiqih Islam, Jakarta, 1996

Restiyati, Diyah Warn, Pendidikan Seks Sebagai Hak Reproduksi, Kalyanair.edia No.3, Oktober, 2004

Rusyid, lbnu, Bidayatul lvfujtahid, Beirut: Dar al FikTi, tth., Juz 2

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, Alih Bahasa: Ors. Mohammad Tholib, Bandung: Al­Ma'arif, 1996, Cet.ke-2

Saleh, K Wantjik, Hukwn Perkawinan Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, l-:i&7, Cet.ke-8

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986, Cet.ke-3

Subekti, Pokok Hukwn Perdata, Jakarta: PT.lntermasa, 1992,

Page 94: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

Suwondo, Nani, Hukum Perkawinan dan Kependudukan di Indonesia, Bandung: PT. Bina Cipta, 1989, Cetke- l

Tanumidjaja, Mamet, Dampak Perkawinan Usia Muda Dalam Kehidupan Rumah Tangga dan Kesejahteraan Sosial, Mimbar Ulama XV, 156, Januari, 1991

Tjitrosudibyo, Subekti, Kitab Unddng-undang Hukum Perdata (BW), Jakarta: PT. Pradnya Paramitha, l 992

Zain, Muhammad, dan Mukhtar al Shodiq, Membangun Keluarga Humanis (Cozmter Legal Draji Kompilasi Hukum Islam Yang Kontroversial !tu), Jak<rrta: Grahacipta, 2005, Cet.ke-1

Page 95: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

DEPARTEI\11EN AGAJ.VIA RI KA.l"<J'I'()f{ lJllUSA.N AGA.rv.tA KECAMA1"'Al\f CISATJI(

l{/\.BUPATEN TAl'l"l-;ERANG JI. C.sauk - LAPAN

SURAT KETERANGAN Nomor: Kk.122/im.01/456/'IX72CXJ6

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala KUA Kecarnatan Ci~auk Kabupaten

'angerang, dengan ini menernngkan bahwa :

Nama : I1vIIARTI SAHARA

NIM : 102043224951

Fakultas : Syari'ah dan Hc.kum

Jurusan : r·. t1-1 I PH

lvlahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif HiclayatullBh Jakarta. Bahwasany<1

:!ah ·melakukan kunjungan kc KUA Cisauk gur1a melakukan wawancara da:1 menc.lapatkan

ata nikah pada tanggal 0 I Juni 2006. Data terse but dipergunakan untuk mdenekapi bahan

cripsi .. yang betjudul :"Perkawinan • Usia Muda Pada · Masyarakat Desa Dangdang

ecan1atan Cisauk Tangerang".

Dernikru·• surat keterangan mt dibm1t umuk dipergunakan secagairnar:a

1estinp.

Page 96: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG KECAMATAN CISAUK

DESA DANGDANG , JI. Raya Maloko No ................ Telp . ........................ Kode Pos 15342

SURA~-KE~'ERANGAN

Nomor 1 420 / q{;l - 2001/2006.

' fang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Desa Jhngdang !Ceca1J1atan

Cisauk Kabupaten Tangerang, dengan irJ. maneran@can tabwa 1

N ama IMIAH'I'.l SAliARA

NIM l 102043224951 >•:I·';'

Fakul tas Syari' ab dan HUkum

Jurusan Perbandin 15an Madzhab dan Huku:n (FMII)

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarief Hid<JYatullah Jakar':.a

.Bahwasanya tela.l-i melakukan kunjungan k.: I:esa !:1angdar..g Cuna menda;c.tk<:m d~

Ji.a mengenai kondisi obyekc Lf wila.yah Desa Dangdang ~Cec8rnatan Cisauk Kaou-

... paten Iangerang, pada tang;al 9 Oktober 2006. Data to:osGbut dipergunakan

untuk melengka:oi bahan skri.psi, yang berjadul : " Perkawirnm Usia Muda P.'.!

da Masyarakat J iesa Dan5J.a..'1g Kecamatar1 Ciaauk Tw1&rerang ".

Demikic.a surat kete!:angan ini dibuat untuk aipei·gunakan sebagaim.'!

na mestin~a.-

9 O'<tebe 2006,

Page 97: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

DAFfAR \VA WANCARA UNTUK KEPALA KUA CISAllK

1. Sebagai suatu lembaga atau instansi pemerintah yang melayani masyarakat dalam

masalah perkawinan, peran KUA cukup strategis. Menurut pengamatan Bapak

kira-kira berapa jumlah pasangan yang melangsungkan perkawinan tiap bulan?

2. Suatu kenyataan sosial yang terjadi di tengah masyarakat bahwa kawin muda

mengandung banyak resiko dan problem yang bias mengakibatkan kegagalan

suatu poerkawinan. Menurut Bapak:, apa dampakyang akan timbul dari

perkawinan usia muda tersebut?

3. Menurut Bapak, kira-kira faktor apa yang mmelatar belakangi perkawinanusia

muda tersebut?

4. Sejauh d;ni, adakah usaha-usaha KT fA untt>k mananggulangi atau menekan

jumlah pasangan tcrsebut sekaligus memasyarakatkan undang-undang

Perkawinan?

5. Apakah kendala yang untuk merealisasikan usaha tersebut yang dihadapijajaran

KUA?

6. Menurut Bapak:, dari data yang di KUA ini, apakah mungkin bahwa telah terdapat

pemalsuan umur bagi mereka yang ingin rnenikah sedang usia mereka rnasih di

bawah umur '7 lalu konsekuensinya?

7. Dari sekian desa yang ada di wilayah Cisauk ini, desa rnanakah yang tingkat

perka,vinan usia n1udanya cukup tinggi '?

Page 98: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

8. Apakah ada perbedaan-perbedaan yang signifikan antara desa yang satu dengan

desa yang Jainnya ( dari segi Jetak, pendidikan, ekonomi dan sebagainya)?

9. Apakah rata-rata masyarakat desa Dangdang mendaftarkan perkawinannya di

KUA ini?

l 0. Bagaimanakah pandangan Bapak terhadap perempuan khususnya yang menunda

menikah karena alas an pendidikan, karir dan sebagainya ?

11. Apa saran Bapak khususnya untuk remaja dalam rangka mengabdi kepada nusa,

bangsa dan agama ?

Page 99: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

DAFf AR \VA \VANCARA UNTUK RESPONDEN

L Berapakah usia auda ketika menikah ?

2. Apa pendidikan terakhir anda?

3. Pernahkah anda mendengar istilah perkawinan usia muda?

4. Apakah keluarga anda setttju ketika anda memutuskan untuk menikah di usia

' muda? apakah alasannya?

5. Sebelurn anda memutuskan untuk menikah, apakah anda mempunyai keinginan

untuk melanjutkan sekolah? apakah alasannya?

6. Apakah yang melatar belakangi anda menikah di usia muda ?

7. Apakah saudara andajuga menikah di usia muda?

8. Apakah di lingki113an anda mempunyai kebiasaan menikah di usia muda ') apakah

alasannya?

9. Kalau iya, berapakah batasan usia untuk anak perempuan '?

10. Bagaimana dengan anak laki-laki, apakah iajuga mempunyai batasan i;sia, kahu

iya, berapa batasan usianya 'l

J l. Bagaimana caranya pemikahan anda terdaftar di KUA sedangkan usia anda ketika

itu belum mencapai usia 16 tahun? apakah ada kemungkinan melakukan

pemalsuan umur?

l 2. Bagairnana caranya ·1, Siapakah yang rnelakukannya ·1, dan berapakah biayanya ·i

13. Apakah anda mengetahui Undang-undang Perkawinan No. I Talrnn 197.+ ·>

!.+. Menurut anda berapakah usia yang ideal untuk rnenikah '?

Page 100: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

15. Apakah menurut anda pendidikan itu penting?

I 6. Bagaimana menurut anda ten1ang seseorang yang menunda menikah kru-ena

alasan pendidikan, karir, dan sebagainya ?

Page 101: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

Nama Responden (indisial)

Tanggal Wawancara

Lokasi

: IU

: 25Mei 2006

: Desa Dangdang

JAWABAN,VAWANCARA

l. Saya menikah ketika berumur 14 tiliun

2. Saya lulusan Sekolah Dasar (SD) tapi hanya sampai kelas 4 (empat) "'·°"' 3. Tidak

4. Setuju, karena sudah kemauan sendiri

5. Tidak, karena males <Ian sekolahannyajauh

6. Karena kebiasaan

7. !ya

8. lya,

9. rata-rata yang rnenikah usianya 13 (tig.a belas) sampai l 5 (lima belas) tah'm

I 0. Tid<ik

l l. Tidak ada KTP,jadi buat KTP sementara sama ketua RT

I 2. /\mil yang mengurus scnH:anya dan tinggal terima beres

-13. Tdal: tahu

14. ~-o (dua puluh) tahun

I 5. Pcnting

16 Bagus

Page 102: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

Tangerang, l l November 2006

Pewawancara Yang diwawanc:arai

Imiarti Sahara TIJ

Page 103: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

Nama Responden

Tanggal Wawancara

Lokasi

: [E

:.11 September 2006

: Desa Oangdang

JAWABAN WA\VANCARA

L Saya rnenikah ketika berLL~ia 14 (emr.at belas) tahun

2. Saya sekolah hanya sampai kelas 5 (lirna) SD

3. Tidak Pcrnah

4. Setuju

5. Tidak pen gen, karcna rnaies

6. Karena sudah _iodoh

7. !ya

8. Ada, sekarang masih ada

9. 15 (lima belas) sarnpai I 6 (enam belas) tahun

10. Tidak, kalau anak laki-laki i11euikah usia11ya antara 17 (ttijuh'helas) s-Jmpai 20

(du~ puluh) tahun

I I. Saya menikah di rumah dan ada sura: kawinnya

12. Yang ngurus amil, caranya usia saya dilebihkan dan buat :.uratnya Rp 200.000

13. Tidak

14. 20 (dua pLduh) sampai 25 ldua puluh lima) tahun

15. l'enting, untuk masa dcpan

Page 104: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

16. 13agus

Tangerang, 11 September 2006

Pcwawancara Yang wawancarai

j\ -, . ,

lmiarti Sahara

····--..

Page 105: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

Nama Respvnden (indisial)

Tanggal Wawancara

Lokasi

:IM

: 27 A.gustus 2006

: Desa Dangdang

JA \V ABAN \VA W ANCAR.A

1. Saya menikah pada usia 14 (em pat belas) tahun

2. Saya hanya sampai SD kelas 2

3. Tidak Pemah

4. Setuju, karena orang tu.a jadi lepas tang;,>ung jawa~uya

5. Tidak

6. Karena dipaksa kawin sama orang tu.a, dan waktu itu saya lulus pesai•tren jadinya

belum kenal clan 1iciak ada rnsa cinta

7. !ya

8. !ya, di sini banyak yang kawin usia muda dan pendidikanny;1 hanya ;;ampa.i SD

clan kaclang ada juga yang ticlak sekolah

9. Untuk anak perempuan di bawah 16 (enam belas) tahw1

I 0. Ticlak ada

11. !ya

12. Caranya bu.at KTP sementara sarna amil lalu kc Desa <.b1gan pernntara RT,

biayanya untuk buat KTP sementara !\p 25.000

13. Tidak panah

Page 106: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

I 4. Menurut kedewasaanny3.

15. Penting

16. Bagus

Tangerang, l l November 2006

Pewawancara

Imiarti Sahara

Page 107: PERKA WIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM (STUD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16840/1/IMIARTI...perka win an usia muda menurut hukum islam (stud i kasus desa

13. Tidak tahu

14. 18 (delapan betas) sampai 20 (dua puluh)tahun untuk perempuandan untuk anak

laki-laki 25 (dua puluh lima) sampai 27 (dua puluh tujuh) tahun

15. Penting, untuk pengetahuan

16. Bagus

Tangerang, ! I November 2006

Pewawancara

Imiarti Sah:i ra IY