perjalanan penyakit
-
Upload
mhya-karmila-opct -
Category
Documents
-
view
16 -
download
7
description
Transcript of perjalanan penyakit
BAB II
Riwayat Alamiah Penyakit Poliomyelitis
1. A. Fase Rentan
Fase rentan adalah tahap berlangsungnya proses etiologi, dimana faktor ”penyebab
pertama” untuk pertama kalinya bertemu dengan penjamu. Faktor penyebab utama
yang disini adalah faktor risiko. Faktor risiko adalah faktor yang kehadirannya
meningkatkan probabilitas kejadian penyakit sebelum fase ireversibilitas. Suatu faktor
yang mempunyai hubungan kausal dapat dikatakan faktor risiko, meski hubungan itu
tidak langsung atau belum diketahui mekanismenya.
Seseorang yang tinggal bersama dengan penderita poliomyelitis akan rentan tertular
penyakit tersebut karena penyakit ini menular melalui kontak antar manusia baik
makanan atau minuman yang terkontaminasi virus,maupun air liur penderita.
1. B. Fase Presimtomatis
Fase pre simtomatis adalah tahap berlangsungnya proses perubahan patologis yang
diakhiri dengan keadaan ireversibel yaitu manifestasi penyakit tak dapat dihindari lagi.
Seseorang yang telah mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi
maka virus tersebut masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi usus.
1. C. Fase Klinis
Fase klinis merupakan tahap dimana perubahan patologis pada organ telah cukup
banyak, sehingga tanda dan gejala penyakit mulai dapat dideteksi. Disini telah terjadi
manifestasi klinis penyakit.
1. Masa Inkubasi
Masa inkubasi adalah waktu masuknya agen sampai timbulnya gejala.
Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.
1. Tahap penyakit dini
Dihitung dari munculnya gejala penyakit. Tahap ini pejamu sudah merasa sakit (masih
ringan)namun penderita masih dapat melakukan aktifitas (tidak berobat).
Gejala yang timbul setelah virus berkembang melalui peredaran darah ke seluruh tubuh
antara lain demam, muntah, sakit perut, lesu, kram otot pada leher serta punggung,
sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare.
1. Tahap penyakit lanjut
Penyakit makin bertambah hebat. Penderita tidak dapat melakukan pekerjaan. Jika
berobat umumnya telah memerlukan perawatan (bad rest).
Setelah virus berkembang ke seluruh tubuh dan sampai ke sistem syaraf pusat
menyebabkan melemahnya otot serta terkadang mengakibatkan kelumpuhan.
1. D. Fase Terminal
Fase terminal merupakan tahap dimana mulai terlihat akibat dari penyakit: sembuh
spontan, sembuh dengan terapi, kambuh, perubahan berat ringanya penyakit, cacat
atau kematian.
Sebagian besar akibat penyakit ini sembuh dengan cacat atau kelumpuhan. Namun jika
pada tahap penyakit dini segera dilakukan pengobatan secara intensif maka penderita
dalam jangka waktu 2-10 hari dapat sembuh dengan sempurna.
BAB III
TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT
1. A. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah upaya memodifikasi faktor risiko atau mencegah
berkembangnya faktor risiko, sebelum dimulainya perubahan patologis, dilakukan pada
tahap suseptibel dan induksi penyakit, dengan tujuan mencegah atau menunda
terjadinya kasus baru penyakit (AHA Task Force, 1998).
Pencegahan primer pada penyakit polio yaitu
1. Melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh
2. Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan
1997. Pemberian imunisasi polio yang sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
diberikan sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu. Kemudian
diulang usia 1½ tahun, 5 tahun, dan usia 15 tahun
3. Survailance Acute Flaccid Paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai
lumpuh layuh pada usia di bawah 15 tahun harus diperiksa tinjanya untuk
memastikan karena polio atau bukan.
4. Melakukan Mopping Up, artinya pemberian vaksinasi massal di daerah yang
ditemukan penderita polio terhadap anak di bawah 5 tahun tanpa melihat status
imunisasi polio sebelumnya.
1. B. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan pada fase penyakit asimtomatis,
tepatnya pada tahap preklinis, terhadap timbulnya gejala-gejala penyakit secara klinis
melalui deteksi dini (early detection). Jika deteksi tidak dilakukan dini dan terapi tidak
diberikan segera maka akan terjadi gejala klinis yang merugikan. Deteksi dini penyakit
sering disebut “skrining”. Skrining adalah identifikasi yang menduga adanya penyakit
atau kecacatan yang belum diketahui dengan menerapkan suatu tes, pemeriksaan,
atau prosedur lainnya, yang dapat dilakukan dengan cepat. Tes skrining memilah
orang-orang yang tampaknya mengalami penyakit dari orangorang yang tampaknya
tidak mengalami penyakit. Tes skrining tidak dimaksudkan sebagai diagnostik. Orang-
orang yang ditemukan positif atau mencurigakan dirujuk ke dokter untuk penentuan
diagnosis dan pemberian pengobatan yang diperlukan (Last, 2001).
Pencegahan sekunder pada penyakit polio : Pengobatan pada penyakit polio sampai
sekarang belum ditemukan cara atau metode yang paling tepat. Sedangkan
penggunaan vaksin yang ada hanya untuk mencegah dan mengurangi rasa sakit pada
penderita.
1. C. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan progresi penyakit ke arah berbagai
akibat penyakit yang lebih buruk, dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup pasien.
Pencegahan tersier biasanya dilakukan oleh para dokter dan sejumlah profesi
kesehatan lainnya (misalnya, fisioterapis).
Pencegahan tersier pada penyakit polio : dilakukan dengan beristirahat dan
menempatkan pasien ke tempat tidur, memungkinkan anggota badan yang terkena
harus benar-benar nyaman. Jika organ pernapasan terkena, alat pernapasa terapi fisik
mungkin diperlukan. Jika kelumpuhan atau kelemahan berhubung pernapasan
diperlukan perawatan intensif.
BAB IV
PENUTUP
1. A. SIMPULAN
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit yang menular melalui kontak manusia
diakibatkan oleh virus poliomyelitis, penyakit ini menyerang sistem saraf dan
menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian dalam hitungan beberapa jam. Ada 2 jenis
polio yaitu polio non-paralisis dan polio paralisis. Gejala-gejala polio seperti: demam,
rasa lelah, muntah-muntah, rasa kaku pada leher, rasa sakit pada kaki atau tangan.
Yang beresiko terjangkit polio yang paling utama adalah anak-anak berusia di bawah 5
tahun.
Riwayat Alamiah Penyakit Polio
1. Fase Rentan
Seseorang yang tinggal bersama dengan penderita poliomyelitis akan rentan tertular
penyakit tersebut karena penyakit ini menular melalui kontak antar manusia baik
makanan atau minuman yang terkontaminasi virus,maupun air liur penderita.
1. Fase Presimptomatis
Seseorang yang telah mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi
maka virus tersebut masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi usus.
1. Fase Klinis
1) Inkubasi
Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.
2) Penyakit Dini
virus berkembang melalui peredaran darah ke seluruh tubuh antara lain demam,
muntah, sakit perut, lesu, kram otot pada leher serta punggung, sulit buang air besar,
nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare.
3) Penyakit lanjut
Setelah virus berkembang ke seluruh tubuh dan sampai ke sistem syaraf pusat
menyebabkan melemahnya otot serta terkadang mengakibatkan kelumpuhan.
1. Fase Terminal
Sebagian besar akibat penyakit ini sembuh dengan cacat atau kelumpuhan. Namun jika
pada tahap penyakit dini segera dilakukan pengobatan secara intensif maka penderita
dalam jangka waktu 2-10 hari dapat sembuh dengan sempurna.
Pencegahan penyakit Polio
1. Melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh
2. Melakukan Mopping Up
3. Tes skrining memilah orang-orang yang tampaknya mengalami penyakit dari
orang-orang yang tampaknya tidak mengalami penyakit.
4. Beristirahat dan menempatkan pasien ke tempat tidur, memungkinkan anggota
badan yang terkena harus benar-benar nyaman. Jika organ pernapasan terkena,
alat pernapasa terapi fisik mungkin diperlukan. Jika kelumpuhan atau kelemahan
berhubung pernapasan diperlukan perawatan intensif.
Masa inkubasi
Biasanya 7 sampai 14 hari, dengan kurun waktu antara 3 sampai 35 har
http://viasofiana29.wordpress.com/2013/05/03/poliomyelitis/