perjalanan penyakit

7
BAB II Riwayat Alamiah Penyakit Poliomyelitis 1. A. Fase Rentan Fase rentan adalah tahap berlangsungnya proses etiologi, dimana faktor ”penyebab pertama” untuk pertama kalinya bertemu dengan penjamu. Faktor penyebab utama yang disini adalah faktor risiko. Faktor risiko adalah faktor yang kehadirannya meningkatkan probabilitas kejadian penyakit sebelum fase ireversibilitas. Suatu faktor yang mempunyai hubungan kausal dapat dikatakan faktor risiko, meski hubungan itu tidak langsung atau belum diketahui mekanismenya. Seseorang yang tinggal bersama dengan penderita poliomyelitis akan rentan tertular penyakit tersebut karena penyakit ini menular melalui kontak antar manusia baik makanan atau minuman yang terkontaminasi virus,maupun air liur penderita. 1. B. Fase Presimtomatis Fase pre simtomatis adalah tahap berlangsungnya proses perubahan patologis yang diakhiri dengan keadaan ireversibel yaitu manifestasi penyakit tak dapat dihindari lagi. Seseorang yang telah mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi maka virus tersebut masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi usus. 1. C. Fase Klinis

description

bb

Transcript of perjalanan penyakit

Page 1: perjalanan penyakit

BAB II

Riwayat Alamiah Penyakit Poliomyelitis

 

1. A.    Fase Rentan

Fase rentan adalah tahap berlangsungnya proses etiologi, dimana faktor ”penyebab

pertama” untuk pertama  kalinya bertemu dengan penjamu.  Faktor penyebab utama

yang disini adalah faktor risiko. Faktor risiko adalah faktor yang kehadirannya

meningkatkan probabilitas kejadian penyakit sebelum fase ireversibilitas. Suatu faktor

yang mempunyai hubungan kausal dapat dikatakan faktor risiko, meski hubungan itu

tidak langsung atau belum diketahui mekanismenya. 

Seseorang yang tinggal bersama dengan penderita poliomyelitis akan rentan tertular

penyakit tersebut karena penyakit ini menular melalui kontak antar manusia baik

makanan atau minuman yang terkontaminasi virus,maupun air liur penderita.

 

1. B.     Fase Presimtomatis

Fase pre simtomatis adalah tahap berlangsungnya proses perubahan patologis yang

diakhiri dengan keadaan ireversibel yaitu manifestasi penyakit tak dapat dihindari lagi.

Seseorang yang telah mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi

maka virus tersebut masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi usus.

 

1. C.    Fase Klinis

Fase klinis merupakan tahap dimana perubahan patologis pada organ telah cukup

banyak, sehingga tanda dan gejala penyakit mulai dapat dideteksi. Disini telah terjadi

manifestasi klinis penyakit.

1. Masa Inkubasi

Page 2: perjalanan penyakit

Masa inkubasi adalah waktu masuknya agen sampai timbulnya gejala.

Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.

1. Tahap penyakit dini

Dihitung dari munculnya gejala penyakit. Tahap ini pejamu sudah merasa sakit (masih

ringan)namun penderita masih dapat melakukan aktifitas (tidak berobat).

Gejala yang timbul setelah virus berkembang melalui peredaran darah ke seluruh tubuh

antara lain demam, muntah, sakit perut, lesu,  kram otot pada leher serta punggung,

sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare.

1. Tahap penyakit lanjut

Penyakit makin bertambah hebat. Penderita tidak dapat melakukan pekerjaan. Jika

berobat umumnya telah memerlukan perawatan (bad rest).

Setelah virus berkembang ke seluruh tubuh dan sampai ke sistem syaraf pusat

menyebabkan melemahnya otot serta terkadang mengakibatkan kelumpuhan.

 

1. D.    Fase Terminal

Fase terminal merupakan tahap dimana mulai terlihat akibat dari penyakit: sembuh

spontan, sembuh dengan terapi, kambuh, perubahan berat ringanya penyakit, cacat

atau kematian.

Sebagian besar akibat penyakit ini sembuh dengan cacat atau kelumpuhan. Namun jika

pada tahap penyakit dini segera dilakukan pengobatan secara intensif maka penderita

dalam jangka waktu 2-10 hari dapat sembuh dengan sempurna.

 

 

BAB III

Page 3: perjalanan penyakit

TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT

 

1. A.    Pencegahan primer

Pencegahan primer adalah upaya memodifikasi faktor risiko atau mencegah

berkembangnya faktor risiko, sebelum dimulainya perubahan patologis, dilakukan pada

tahap suseptibel dan  induksi penyakit, dengan tujuan mencegah atau menunda

terjadinya kasus baru penyakit (AHA Task Force, 1998).

Pencegahan primer pada penyakit polio yaitu

1. Melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh 

2. Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan

1997. Pemberian imunisasi polio yang sesuai dengan rekomendasi WHO adalah

diberikan sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu. Kemudian

diulang usia 1½ tahun, 5 tahun, dan usia 15 tahun

3. Survailance Acute Flaccid Paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai

lumpuh layuh pada usia di bawah 15 tahun harus diperiksa tinjanya untuk

memastikan karena polio atau bukan.

4. Melakukan Mopping Up, artinya pemberian vaksinasi massal di daerah yang

ditemukan penderita polio terhadap anak di bawah 5 tahun tanpa melihat status

imunisasi polio sebelumnya.

 

1. B.     Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan pada fase penyakit asimtomatis,

tepatnya pada tahap preklinis, terhadap timbulnya gejala-gejala penyakit secara klinis

melalui deteksi dini (early detection). Jika deteksi tidak dilakukan dini dan terapi tidak

diberikan  segera maka akan terjadi gejala klinis yang merugikan. Deteksi dini penyakit

sering disebut “skrining”. Skrining adalah identifikasi yang menduga adanya penyakit

atau kecacatan yang belum diketahui dengan menerapkan suatu tes, pemeriksaan,

atau prosedur lainnya, yang dapat dilakukan dengan cepat. Tes skrining memilah

orang-orang yang tampaknya mengalami penyakit dari orangorang yang tampaknya

Page 4: perjalanan penyakit

tidak mengalami penyakit. Tes skrining tidak dimaksudkan sebagai diagnostik. Orang-

orang yang ditemukan positif atau mencurigakan dirujuk ke dokter untuk penentuan

diagnosis dan pemberian pengobatan yang diperlukan (Last, 2001).

Pencegahan sekunder pada penyakit polio : Pengobatan pada penyakit polio sampai

sekarang belum ditemukan cara atau metode yang paling tepat. Sedangkan

penggunaan vaksin yang ada hanya untuk mencegah dan mengurangi rasa sakit pada

penderita.

 

1. C.    Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan progresi penyakit ke arah berbagai 

akibat  penyakit  yang lebih buruk, dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup pasien. 

Pencegahan tersier biasanya dilakukan oleh para dokter dan sejumlah profesi

kesehatan lainnya (misalnya, fisioterapis).

Pencegahan tersier pada penyakit polio : dilakukan dengan beristirahat dan

menempatkan pasien ke tempat tidur, memungkinkan anggota badan yang terkena

harus benar-benar nyaman. Jika organ pernapasan terkena, alat pernapasa terapi fisik

mungkin diperlukan. Jika kelumpuhan atau kelemahan berhubung pernapasan

diperlukan perawatan intensif.

 

 

BAB IV

PENUTUP

 

1. A.    SIMPULAN

 

Page 5: perjalanan penyakit

Polio atau poliomyelitis adalah penyakit yang menular melalui kontak manusia

diakibatkan oleh virus poliomyelitis, penyakit ini menyerang sistem saraf dan

menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian dalam hitungan beberapa jam. Ada 2 jenis

polio yaitu polio non-paralisis dan polio paralisis. Gejala-gejala polio seperti: demam,

rasa lelah, muntah-muntah, rasa kaku pada leher, rasa sakit pada kaki atau tangan.

Yang beresiko terjangkit polio yang paling utama adalah anak-anak berusia di bawah 5

tahun.

Riwayat Alamiah Penyakit Polio

1. Fase Rentan

Seseorang yang tinggal bersama dengan penderita poliomyelitis akan rentan tertular

penyakit tersebut karena penyakit ini menular melalui kontak antar manusia baik

makanan atau minuman yang terkontaminasi virus,maupun air liur penderita.

1. Fase Presimptomatis

Seseorang yang telah mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi

maka virus tersebut masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi usus.

1. Fase Klinis

1)      Inkubasi

Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.

2)      Penyakit Dini

virus berkembang melalui peredaran darah ke seluruh tubuh antara lain demam,

muntah, sakit perut, lesu,  kram otot pada leher serta punggung, sulit buang air besar,

nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare.

3)      Penyakit lanjut

Setelah virus berkembang ke seluruh tubuh dan sampai ke sistem syaraf pusat

menyebabkan melemahnya otot serta terkadang mengakibatkan kelumpuhan.

Page 6: perjalanan penyakit

 

 

1. Fase Terminal

Sebagian besar akibat penyakit ini sembuh dengan cacat atau kelumpuhan. Namun jika

pada tahap penyakit dini segera dilakukan pengobatan secara intensif maka penderita

dalam jangka waktu 2-10 hari dapat sembuh dengan sempurna.

Pencegahan penyakit Polio

1. Melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh 

2. Melakukan Mopping Up

3. Tes skrining memilah orang-orang yang tampaknya mengalami penyakit dari

orang-orang yang tampaknya tidak mengalami penyakit.

4. Beristirahat dan menempatkan pasien ke tempat tidur, memungkinkan anggota

badan yang terkena harus benar-benar nyaman. Jika organ pernapasan terkena,

alat pernapasa terapi fisik mungkin diperlukan. Jika kelumpuhan atau kelemahan

berhubung pernapasan diperlukan perawatan intensif.

 

 

Masa inkubasi

Biasanya 7 sampai 14 hari, dengan kurun waktu antara 3 sampai 35 har

http://viasofiana29.wordpress.com/2013/05/03/poliomyelitis/